BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Sumber pembiayaan modal perusahaan Menurut Riyanto(2011:209) sumber pembiayaan modal ditinjau dari asalnya, pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) Sumber intern (internal sources). Modal yang berasal dari sumber intern adalah modal atau dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan. Sumber intern atau sumber dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan, yakni sebagai berikut. (1) Laba yang ditahan (retained net profit). Besarnya laba ditahan atau cadangan dipengaruhi oleh besarnya laba yang diperoleh selama periode tertentu. Meskipun jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu besar, namun sebagian dari laba tersebut dibagi sebagai deviden. Bagian laba ditahan yang jumlahnya kecil berarti sumber intern yang berasal dari cadangan berjumlah kecil. (2) Akumulasi penyusutan (depresiasi) perusahaan. Besarnya akumulasi penyusutan setiap tahunnya tergantung pada metode depresiasi yang digunakan oleh perusahaan yang bersangkutan. Sementara sebelum depresiasi tersebut digunakan untuk mengganti aktiva tetap yang akan diganti, dapat digunakan untuk membelanjai perusahaan meskipun waktunya terbatas sampai saat penggantian 13

2 tersebut. Selama waktu itu depresiasi merupakan sumber dana atau modal di dalam perusahaan itu sendiri. 2) Sumber ekstern (external sources). Sumber ekstern adalah sumber yang berasal dari luar perusahaan. Metode pembelanjaan dimana usaha pemenuhan kebutuhan modalnya diambilkan dari sumber-sumber modal yang berada di luar perusahaan disebut external financing. Dana yang berasal dari sumber ekstern adalah dana yang berasal dari para kreditur dan pemilik. Modal yang berasal dari para kreditur merupakan utang bagi perusahaan yang bersangkutan dan modal yang berasal dari para kreditur disebut modal asing. Metode pembelanjaan dengan modal asing disebut pembelanjaan asing atau debt financing. Dana yang berasal dari pemilik dan peserta adalah merupakan dana yang akan tetap ditanamkan dalam perusahaan yang bersangkutan, dan dana ini dalam perusahaan disebut modal sendiri. Metode pembelanjaan dengan menggunakan uang yang berasal dari pemilik disebut equity financing Struktur modal Menurut Fahmi(2009:37), struktur modal merupakan gambaran proporsi antara modal yang dimiliki suatu perusahaan yang berasal dari hutang jangka panjang dan modal sendiri yang merupakan suatu metode pembiayaan permanent suatu perusahaan. Menurut Setiadi(2008:5), struktur modal adalah perbandingan antara modal asing dengan modal sendiri. Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang dapat meminimumkan biaya modal rata-rata. 14

3 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi struktur modal, antara lain: (1) Tingkat bunga (2) Stabilitas pendapatan (3) Susunan aktiva (4) Kadar resiko dari aktiva (5) Besarnya modal yang dibutuhkan (6) Keadaan pasar modal (7) Sifat manajemen (8) Besarnya luas perusahaan Jenis-jenis modal Modal menurut jenisnya dibedakan menjadi dua bagian(riyanto,2011:227), yaitu: 1) Modal asing Modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja di dalam perusahaan dan bagi perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan utang, yang pada saatnya harus dibayar kembali. Pembelanjaan modal asing atau utang dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu: (1) Modal asing jangka pendek (short-term debt), yaitu modal asing (utang) yang jangka waktunya paling lama satu tahun. Adapun jenisjenis dari utang jangka pendek adalah kredit rekening koran, kredit dari penjual, kredit dari pembeli, dan kredit wesel. 15

4 (2) Modal asing jangka menengah (intermediate-term debt), yaitu modal asing (utang) yang memiliki jangka waktu antara 1 sampai 10 tahun. Bentuk-bentuk utama dari kredit jangka menengah adalah: a) Term loan, adalah kredit usaha dengan umur antara 1 sampai 10 tahun. Umumnya term loan dibayar kembali dengan angsuran tetap selama suatu periode tertentu, misalkan pembayaran setiap bulan, setiap kuartal, atau setiap tahun. Terms loans (utang jangka menengah) umumnya juga bersifat self liquiditing. Artinya, utang tersebut lunas pada saat aktiva yang dibiayai dengan utang tersebut tidak lagi diperlukan. Umumnya yang menyediakan term loans adalah bank komersial, perusahaan asuransi, dan kadangkadang dana pensiun. b) Lease financing. Lease adalah persetujuan atasdasar kontrak dimana pemilik dari aktiva (lessor) menginginkan pihak lain (lessee) untuk menggunakan jasa dari aktiva tersebut selama suatu periode tertentu. Hak milik aktiva tetap pada lessor. (3) Modal asing jangka panjang (long-term debt), yaitu modal asing (utang) yang memiliki jangka waktu lebih dari 10 tahun. Umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar. Adapun jenis atau bentuk utama dari utang jangka panjang adalah pinjaman obligasi dan pinjaman hipotek. 16

5 2) Modal sendiri Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tentu lamanya. Modal sendiri yang berasal dari sumber intern ialah dalam bentuk keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Adapun modal sendiri yang berasal dari sumber ekstern ialah modal yang berasal dari pemilik perusahaan. Modal sendiri meliputi: (1) Saham adalah surat tanda bukti pengambil bagian atau peserta. (2) Cadangan adalah sejumlah uang yang dibentuk dari keuangan yang diperoleh perusahaan selama beberapa waktu yang lampau atau dari tahun yang berjalan. (3) Laba ditahan adalah laba yang ditahan oleh perusahaan. Dapat dibayarkan sebagai deviden dan sebagian besar ditahan untuk perusahaan Penganggaran modal (capital budgeting) Capital budgeting sangat penting bagi suatu perusahaan agar pengeluaran investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan tidak menyebabkan risiko yang dipikul perusahaan semakin besar. Adapun pengertian capital budgeting menurut Prawironegoro(2009:103) adalah proses evaluasi dan pemilihan investasi jangka panjang yang bertujuan memaksimumkan kekayaan pemilik perusahaan. Proses evaluasi yaitu menilai berbagai usulan investasi; hasil penilaian itu dipilih investasi yang paling tinggi tingkat hasil internal (internal rate of return) yang 17

6 melebihi biaya investasinya atau biaya modal yang digunakan untuk investasi tersebut. Dalam melakukan analisis capital budgeting harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Aliran kas keluar 2) Nilai waktu uang (time value of money) 3) Bunga majemuk dan nilai tunai Dengan memperhatikan ketiga hal tersebut di atas, maka perusahaan diharapkan dapat menganalisis capital budgeting yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh perusahaan dari pendanaan tersebut. Analisis capital budgeting ini akan memberikan informasi yang diperlukan dalam melakukan investasi, antara lain: risiko yang mungkin terjadi, sumber dana mana yang akan digunakan, berapa lama jangka waktu pengembalian investasi tersebut, dan sebagainya. Dengan memperoleh informasi ini perusahaan akan dapat mengambil keputusan dengan memilih alternatif terbaik, seperti investasi mana yang sebaiknya dilakukan, dan apakah proyek investasi layak dilakukan. Dengan demikian perusahaan akan terhindar dari kesalahan pengambilan keputusan investasi yang berisiko tinggi. Arti penting dari capital budgeting antara lain: 1) Dana yang dikeluarkan terikat untuk jangka waktu panjang. Ini berarti bahwa perusahaan harus menunggu selama waktu panjang atau sampai keseluruhan dana yang tertanam dapat diperoleh kembali oleh perusahaan. Ini akan berpengaruh bagi penyedia dana untuk keperluan lain. 18

7 2) Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap hasil penjualan dimasa yang akan datang. Apabila investasi dalam aktiva tetap terlalu besar melebihi dari yang diperlukan, maka akan memberikan beban tetap yang besar bagi perusahaan. Sebaliknya apabila jumlah investasi dalam aktiva tetap terlalu kecil akan mengakibatkan kekurangan peralatan sehingga mengurangi daya bersaingnya atau kemungkinan lainnya adalah kehilangan sebagian dari pasar produknya. 3) Pengeluaran dana tersebut meliputi jumlah dana yang besar. Jumlah dana yang besar itu mungkin tidak dapat diperoleh dalam jangka waktu yang pendek atau mungkin tidak dapat diperoleh sekaligus. Berhubungan dengan itu maka sebelumnya harus dibuat rencana yang hati-hati dan teliti. Kesalahan dalam pengambilan keputusan tentang pengeluaran modal tersebut mempunyai akibat panjang dan berat. Kesalahan dalam pengambilan keputusan di bidang ini tidak dapat diperbaiki tanpa adanya kerugian Nilai sekarang (present value) Pemahaman nilai sekarang (present value) sangat penting dalam manajemen keuangan. Manajemen seringkali dihadapkan pada persoalan pengambilan keputusan yang tidak lepas dari konsep present value. Metode present value merupakan salah satu metode analisis pemilihan alternatif pembiayaan yang memperhitungkan faktor nilai waktu dari uang (time value of money) yang dapat digunakan untuk mengevaluasi leasing. 19

8 Menurut Riyanto(2011:126) menyatakan bahwa, present value merupakan kombinasi dari dua sisi, yaitu present value penerimaan dan present value pengeluran. Dalam hal ini harus didiskontokan nilai-nilai pengeluaran dan penerimaan tersebut ke dalam penilaian yang sebanding. Pengeluaran dilakukan saat mula-mula (sekarang), sedangkan penerimaan diperoleh dimasa yang akan datang. Padahal nilai uang sekarang tidak sama atau lebih tinggi sekarang dibandingkan pada nilai uang dikemudian hari. Oleh karena itu, jumlah estimasi penerimaan itu harus didiskontokan menjadi jumlah nilai sekarang. Dalam metode ini pertama-tama yang dihitung adalah nilai sekarang (present value) dari proceeds yang diharapkan atas dasar discount rate tertentu. Kemudian jumlah present value (PV) dari keseluruhan proceeds selama usianya dikurangi dengan PV dari jumlah investasinya. Selisih antara PV dari keseluruhan proceeds dengan PV dari pengeluaran modal (capital outlays atau initial investment) dinamakan nilai sekarang neto (Net Present Value/NPV). Apabila jumlah PV dari keseluruhan proceeds yang diharapkan lebih besar daripada PV dari investasinya maka usul investasi tersebut dapat diterima. Sebaliknya kalau jumlah PV dari keseluruhan proceeds lebih kecil daripada PV dari investasinya yang ini berarti bahwa NPVnya negatif maka usul investasi tersebut seharusnya ditolak. Menurut Riyanto(2011:128) formula umum PV arus kas yang akan terjadi selama n tahun adalah. Present Value..(1) 20

9 Keterangan : PV = Present Value Vt = nilai arus kas keluar pada waktu ke-t r n = tingkat bunga = lamanya waktu/periode angsuran Kredit Menurut Fahmi(2009:56) kata kredit berasal dari bahasa latin yaitu credere yang berarti kepercayaan atau credo yang berarti saya percaya. Jadi dalam artian luas kredit berarti kepercayaan. Menurut Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Menurut Kasmir(2008:97) kredit adalah kepercayaan atas kemampuan si peminjam untuk membayar sejumlah uang di masa yang akan datang. Jadi dapat disimpulkan bahwa kredit mencakup dua pihak, yakni pihak yang memberi dan pihak yang menerima. Apa yang diserahkan sekarang merupakan prestasi, sedangkan pembayaran, pengembalian, maupun balas jasa di masa yang akan datang merupakan kontra prestasi. Kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu dengan pemberian bunga (Fahmi,2009:57) 21

10 Menurut Kasmir(2008:131) bunga pinjaman adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Sebagai contoh bunga kredit. Pembebanan besarnya suku bunga kredit dibedakan kepada jenis kreditnya. Pembebanan di sini maksudnya metode perhitungan yang akan digunakan sehingga mempengaruhi jumlah bunga yang akan dibayar. Jumlah bunga yang dibayar akan mempengaruhi jumlah angsuran perbulannya. Jumlah angsuran terdiri dari utang atau pokok pinjaman dan bunga. Metode pembebanan bunga menurut Kasmir(2008:137) adalah sebagai berikut. 1) Sliding rate Pembebanan bunga setiap bulan dihitung dari sisa pinjamannya sehingga jumlah bunga yang dibayar nasabah setiap bulan menurun seiring dengan turunnya pokok pinjaman. Akan tetapi, pembayaran pokok pinjaman setiap bulan sama. PT. Uber Sari Cargo menggunakan metode sliding rate dalam perhitungan tingkat suku bunga bank. Formulanya adalah sebagai berikut: Angsuran pokok per bulan =...(2) Bunga = Keterangan : Pinjaman x (i.n) Bulan selama pinjaman.(3) i = tingkat suku bunga per tahun (%) n = lamanya waktu/periode angsuran 22

11 2) Flat rate Pembebanan bunga setiap bulan tetap dari jumlah pinjamannya, demikian pula pokok pinjaman setiap bulan juga dibayar sama sehingga cicilan setiap bulan sama sampai kredit tersebut lunas. PT. Uber Sari Cargo menggunakan metode flat rate untuk menghitung tingkat suku bunga leasing. Formulanya adalah sebagai berikut: Angsuran pokok per bulan =...(4) Pinjaman x (i. n) Bunga =. (5) Bulan selama pinjaman Keterangan : i = tingkat suku bunga per tahun (%) n = lamanya waktu/periode angsuran 3) Floating rate Jenis ini membebankan bunga dikaitkan dengan bunga yang ada di pasar uang sehingga bunga yang dibayar setiap bulan sangat tergantung dari bunga pasar uang pada bulan tersebut. Jumlah bunga yang dibayarkan dapat lebih tinggi atau lebih rendah dari bulan yang bersangkutan. Pada akhirnya hal ini juga berpengaruh terhadap cicilannya tiap bulan. 23

12 Menurut Kasmir(2008:108) dalam dunia perbankan dikenal adanya pedoman 5C dan 7P dalam pemberian kredit. Pedoman 5C dalam penilaian penggunaan kredit, yaitu: 1) Character. Yaitu suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit adalah benar-benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang si nasabah baik latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi. 2) Capacity. Yaitu untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis dan kemampuannya dalam memahami ketentuan-ketentuan pemerintah. 3) Capital. Yaitu untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat dari laporan keuangan (neraca dan laba/rugi) dengan melakukan pengukuran likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan ukuran lainnya. 4) Collateral. Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. 5) Condition. Yaitu menilai kondisi ekonomi sekarang dan kemungkinan untuk masa akan datang sesuai sektor masing-masing. Usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang bagus. 24

13 Pedoman 7P dalam penilaian kredit adalah: 1) Personality. Menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya 2) Party. Mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. 3) Porpose. Mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit termasuk kredit yang diinginkan nasabah. 4) Prospect. Menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang menguntungkan atau tidak. 5) Payment. Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari mana saja sumber dana untuk pengembalian kredit. 6) Profitability. Menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. 7) Protection. Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi. 25

14 Menurut Fahmi(2009:61), berdasarkan berbagai keperluan usaha serta berbagai sumber ekonomi yang mempengaruhi bidang usaha para nasabah, kredit dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk. Jika dibedakan menurut sifat penggunaannya, kredit dibagi menjadi tiga yaitu: 1) Kredit konsumtif (consumtive credit). Kredit ini adalah kredit yang diajukan oleh seorang debitur kepada kreditur guna memenuhi kebutuhan pribadinya. Seperti untuk membeli sepeda motor, mobil, rumah, peralatan rumah tangga, untuk renovasi rumah dan lain-lainnya. 2) Kredit produktif (productive credit). Kredit ini adalah umumnya dipakai atau diajukan oleh mereka yang bergerak dalam dunia usaha atau mereka yang mempunyai bisnis dan membutuhkan dana dalam usahanya untuk berekspansi bisnis atau bertujuan untuk meningkatkan grafik hasil yang telah diperoleh saat ini menjadi lebih tinggi, seperti ingin menghasilkan produk baru/tambahan, ingin membuka kantor cabang baru (brand office) untuk bidang pemasaran. Umumnya kredit ini dibagi dua, yaitu: (1) Kredit investasi (investment credit) adalah kredit yang saat diajukan oleh seorang debitur ke kreditur dengan tujuan akan di pergunakan untuk membeli barang-barang modal (capital goods). (2) Kredit modal kerja (working capital credit) adalah kredit yang saat diajukan oleh debitur kepada kreditur dengan tujuan akan dipergunakan dananya khusus untuk membeli bahan baku (material) atau kebutuhan suku cadang (spare part). 26

15 3).Kredit Perdagangan (trade credit). Kredit ini adalah umumnya dananya dipergunakan untuk keperluan perdagangan(trade). Kredit perdagangan diajukan dengan maksud untuk membuat agar barang yang telah diproduksi tersebut menjadi lebih berguna dan bisa dipakai oleh banyak orang bukan hanya pada mereka yang berada disatu area tapi diharapkan barang tersebut bisa dipakai oleh banyak orang dari tempat yang berbeda baik daerah, negara, kawasan dan juga budaya, atau ini biasa disebut untuk membuat barang tersebut memiliki peningkatan utility of place dari suatu barang. Umumnya kredit perdagangan ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu: (1) kredit perdagangan dalam negeri (2) kredit perdagangan luar negeri atau ini biasa disebut dengan kredit ekspor dan impor (export and import). Jenis kredit menurut jangka waktunya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: 1) Kredit jangka pendek, yaitu kredit dengan jangka waktu maksimal 1 tahun. 2) Kredit jangka menengah, adalah kredit yang berjangka waktu antara 1 sampai dengan 10 tahun. 3) Kredit jangka panjang, adalah kredit yang berjangka waktu lebih dari 10 tahun. Adapun keunggulan dan kelemahan kredit perbankan adalah sebagai berikut. Keunggulan dari kredit bank adalah: 27

16 1) Pinjaman jangka menengah dan panjang memberikan lebih banyak waktu untuk pengembalian walaupun dengan konsekuensi adanya biaya bunga. 2) Membuka kemungkinan pinjaman tambahan di masa datang jika tidak ada keterlambatan pelunasan pinjaman. 3) Untuk rekening koran menyediakan dana untuk keperluan mendadak dengan biaya bunga yang terkendalikan. Kelemahan dari kredit bank adalah: 1) Adanya jaminan yang berbentuk harta tetap, barang bergerak atau suratsurat berharga lainnya. 2) Bias lebih mahal dari sumber dana lainnya. 3) Selain biaya bunga juga ada pembebanan biaya tetap seperti biaya administrasi dan provisi. 4) Hanya dapat diperoleh dalam jumlah terbatas. 5) Biaya untuk pinjaman jangka panjang biasanya lebih tinggi dari pinjaman jangka pendek. Hal ini dilakukan bank untuk menjaga keamanan pinjaman yang diberikan bank. 6) Prosedur yang agak sulit. 7) Risiko pemilik dan pemeliharaan barang menjadi tanggung jawab perusahaan pengambil kredit secara seluruhnya Leasing Sewa Guna Usaha (leasing ) menurut Pepres No.9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan 28

17 barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi untuk digunakan oleh penyewa guna usaha selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara angsuran. Beberapa pengertian sewa guna usaha atau dikenal dengan istilah leasing yang dikemukakan oleh beberapa sumber sebagai berikut. 1) Financial Accounting Standart Board (FASB) Sewa guna usaha adalah suatu perjanjian penyajian barang-barang modal yang digunakan untuk suatu jangka waktu tertentu. 2) The International Accounting Standard (IAS-17) Sewa guna usaha adalah suatu perjanjian dimana lessor menyediakan barang (asset) dengan hak penggunaan oleh lessee dengan imbalan pembayaran sewa untuk suatu jangka waktu tertentu. 3) The Equipmentleasing Asociation (ELA-UK) Sewa guna usaha adalah suatu kontrak antara lessor dengan lessee untuk penyewaan suatu jenis barang (asset) tertentu langsung dari pabrik atau agent penjual oleh lessee. Hak kepemilikan barang tetap berada pada lessor. Lessee memiliki hak pakai atas barang tersebut dengan membayar sewa dengan jumlah dan dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. 4) Sewa guna usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal, baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finace lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan 29

18 pembayaran berkala (Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/KMK.01/1991 tanggal 21 November 1991) tentang kegiatan sewa guna usaha. Menurut Hariyani(2011:69), leasing merupakan suatu cara untuk dapat menggunakan suatu aktiva tanpa harus membeli aktiva tersebut, karena itu leasing merupakan suatu bentuk persewaan dengan jangka waktu tertentu. Leasing dapat juga diartikan sebagai kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan atau menyediakan barang-barang modal untuk digunakan oleh perusahaan lain dalam jangka waktu tertentu. Menurut Severin (2008) jika perusahaan menggunakan leasing maka perusahaan akan memanfaatkan hutang dalam jumlah yang lebih rendah. Perusahaan sewa guna usaha (leasing company), adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan barang modal baik secara Financial Lease (atau biasa disebut capital lease) maupun Operating Lease untuk digunakan oleh penyewa guna usaha selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Secara formal kepemilikan akan aktiva tersebut berada pada pihak yang menyewakan (lessor), tetapi pemanfaatan ekonominya dilakukan oleh pihak yang menyewa (lessee). Financial lease atau capital lease adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna usaha pada akhir masa kontrak memiliki hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama. Perjanjian kontrak ini bersifat non cancelable atau tidak dapat dibatalkan oleh pihak lessee. Perjanjian kontrak tersebut menyatakan bahwa lessee bersedia untuk 30

19 melakukan serangkaian pembayaran uang atas penggunaan suatu asset yang menjadi objek lease, lessee berhak untuk memperoleh manfaat ekonomis dengan mempergunakan barang tersebut sedangkan hak kepemilikannya tetap dipegang lessor. Sedangkan operating lease adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna usaha tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha. Operating lease sama seperti transaksi sewa menyewa biasa, jangka waktu sewanya adalah lebih pendek dari umur ekonomis objek lease. Pada waktu kontrak hak untuk membeli dan pada waktu kontrak lease berakhir tidak terjadi pemindahan hak milik barang dan sifatnya adalah cancelable. Teknik pembiayaan jenis operating lease, lessor membeli barang modal dan disewagunakan pada lessee. Pembayaran periodik yang dilakukan oleh lessee tidak mencakup biaya yang dikeluarkan lessor untuk mendapat barang modal dan bunganya. Lessor menanggung semua pembayaran pajak, asuransi dan pemeliharaan barang/asset tersebut. Sedangkan teknik pembiayaan financial lease, perusahaan leasing sebagai lessor adalah pihak yang membiayai penyediaan barang modal, sedangkan lessee hanya melakukan pemesanan, pemeriksaan serta pemeliharaan barang modal yang menjadi obyek pembiayaan leasing dalam Nur (2007). Kegiatan financial leasing umumnya meliputi langkah-langkah sebagai berikut: 1) Perusahaan yang memerlukan suatu barang modal melakukan negosiasi dengan pabrikan atau distributor barang modal tersebut 31

20 2) Kemudian perusahaan penyewa (lessee) melakukan perundingan dengan perusahaan sewa guna usaha (atau perusahaan pembiayaan) untuk membeli barang modal tersebut dari pabrikan atau distributor yang telah dihubungi, sekaligus membuat perjanjian sewa guna yang berkarakteristik. Dalam financial leasing biasanya dalam kontrak disebut tentang. 1) Periode persewaan. Selama periode tersebut persewaan tidak dapat dibatalkan. 2) Waktu dan jumlah pembayaran sewa selama periode tersebut. 3) Kemudian memperpanjang persewaan atau membeli aktiva tersebut pada saat masa persewaan berakhir. 4) Persyaratan pembayaran biaya pemeliharaan dan reparasi, pajak, asuransi, dan biaya lain-lain. Sedangkan untuk operating lease yang merupakan persewaan jangka pendek, pihak penyewa segera mengembalikan alat yang disewa setelah periode penyewaan berakhir dan tidak mungkin mempunyai opsi untuk membeli aktiva yang disewa tersebut (misalnya kendaraan bermotor untuk satu minggu). Jenis sewa guna ini umumnya mengharuskan lessor melakukan pemeliharaan terhadap aktiva yang disewa. Biaya pemeliharaan mungkin telah dimasukkan dalam perhitungan sewa, mungkin juga diperlakukan secara terpisah. Karena sewanya mungkin bersifat jangka pendek dan lebih pendek dari usia ekonomisnya, kontrak sewanya umumnya tidak menutup harga aktiva yang disewa tersebut. 32

21 Perlakuan akuntansi untuk lease dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) Ditinjau dari pihak lessee, lease ada dua jenis yaitu: (1) Operating lease (service lease), dan (2) Financial lease (capital lease atau full payout lease) 2) Ditinjau dari pihak lessor, lease ada tiga jenis yaitu: (1) Sales type lease. Pada leasing jenis ini, lessor merupakan pabrikan yang menggunakan metode leasing sebagai salah satu jalur pemasaran bagi produknya. Harga yang ditetapkan untuk aktiva tersebut sudah termasuk laba penjualan dan bunga. (2) Direct financing leases. Dalam direct financing lease, lessor bertindak sebagai penyedia dana pembiayaan, sedangkan lessee menentukan sendiri jenis serta spesifikasi aktiva tetap yang dibutuhkan. Lessee mengadakan negosiasi langsung dengan suplier mengenai harga, syarat-syarat perawatan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan pengoprasian aktiva tetap tersebut. Lessee membayar secara berkala yang jumlah seluruhnya mencakup pengembalian jumlah yang dibiayai serta bunganya yang merupakan pendapatan bagi lessor. (3) Leveraged leases. Leveraged leases biasanya melibatkan tiga pihak yaitu lessee, lessor, dan credit provider. Pada lease ini lessor tidak membiayai aktiva tetap 33

22 yang dibutuhkan lessee hingga 100 persen, melainkan hanya 20 persen hingga 40 persen, sedangkan sisanya dibayar oleh credit provider. Pada umumnya lease ini dilakukan pada aktiva yang memiliki nilai tinggi. Kadangkala untuk membiayai aktiva yang sangat tinggi tersebut dilakukan bersama-sama oleh beberapa perusahaan leasing dengan melakukan sindikator. Sewa guna usaha sindikasi (syndicated lease), yaitu beberapa perusahaan sewa guna usaha secara bersama melakukan transaksi sewa guna usaha dengan satu lessee. Dalam hal ini salah satu perusahaan sewa guna usaha akan bertindak sebagai koordinator, sehingga lessee cukup berkomunikasi dengan koordinator ini. Dilihat dari segi pandangan hukum kegiatan leasing mempunyai 4 tahap yang utama yaitu: 1) Perjanjian antara pihak lessor dan pihak lessee 2) Berdasarkan perjanjian sewa guna usaha, lessor mengalihkan hak penggunaan barang pada pihak lessee 3) Lessee mambayar kepada lessor uang sewa atas penggunaan barang (asset) 4) Lessee mengembalikan barang tersebut pada lessor pada akhir periode yang ditetapkan lebih dahulu dan jangka waktunya kurang dari umur ekonomi barang tersebut. 34

23 Adapun ciri-ciri leasing adalah sebagai berikut: 1) Merupakan suatu cara pembiayaan 2) Pembayaran sewa dilakukan secara berkala 3) Biasanya ada hubungkan jangka waktu lease dan dan masa kegunaan objek lease 4) Masa sewa guna usaha ditentukan minimal 2 tahun untuk barang modal golongan I, minimal 3 tahun untuk barang modal golongan II dan III, dan minimal 7 tahun untuk barang modal bangunan. Golongan jenis barang modal tersebut sesuai ketentuan tentang Pajak Penghasilan 5) Hak milik obyek lease ada pada lessor. Benda yang menjadi obyek leasing merupakan benda yang digunakan untuk menjalankan suatu perusahaan. Jadi tidak hanya mesin-mesin yang digunakan untuk berproduksi tetapi bias juga komputer dan kendaraan. Beberapa pihak yang terlibat dalam leasing adalah sebagai berikut: 1) Lessee, yaitu perusahaan pengguna barang. Lessee dilarang menyewaguna-usahakan kembali barang modal yang disewa-guna-usaha kepada pihak lain, kecuali lessee yang memang bergerak di bidang usaha persewaan 2) Lessor, yaitu perusahaan lembaga pembiayaan atau penyandang dana yang telah memperoleh izin usaha dari Mentri Keuangan dan melakukan kegiatan sewa guna usaha. Lessor hanya diperkenakan memberikan pembiayaan barang modal kepada lessee yang telah memiliki NPWP, mempunyai kegiatan usaha dan atau pekerjaan bebas 35

24 3) Supplier, perusahaan penyedia barang. Untuk lebih jelasnya adapun mekanisme transaksi leasing dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini. Gambar 2.1 Mekanisme Transaksi Leasing 9 4 Perusahaan pembiayaan(lessor) Konsumen/ penyewa (Lessee) 1 6 Pemasok barang modal (Supplier) Sumber : (Hariyani,2011:67) Mekanisme transaksi leasing dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Lessee menghubungi supplier untuk pemilihan dan penentuan jenis barang, spesifikasi harga, jangka waktu pengiriman, jaminan purna jual atas barang yang akan disewa guna usahakan, 2) Lessee melakukan negoisasi dengan lessor mengenai kebutuhan pembiayaan barang modal. 3) Lessor mengirimkan letter of credit atau commitment letter kepada lessee yang berisi syarat-syarat pokok persetujuan lessor untuk membiayai barang modal yang dibutuhkan lessee tersebut. 36

25 4) Penandatanganan kontrak leasing setelah semua persyaratan dipenuhi lessee 5) Pengiriman order beli supplier disertai instruksi pengiriman barang kepada lessee sesuai dengan tipe dan spesifikasi barang yang telah disetujui 6) Pengiriman barang dan pengecekan barang oleh lessee sesuai pesanan 7) Penyerahan dokumen supplier kepada lessor termasuk faktur dan buktibukti kepemilikan barang lainnya. 8) Pembayaran yang dilakukan lessor kepada supplier 9) Pembayaran angsuran (lease payment) secara berkala oleh lessee kepada lessor selama masa sewa guna usaha yang seluruhnya mancakup pengembalian jumlah dibiayai serta bunganya Leasing jika dilaksanankan dengan baik sesuai dengan mekanisme yang berlaku maka sistem leasing memberikan peluang menarik bagi pengusaha. Leasing mempunyai keunggulan-keunggulan yang memudahkan perusahaan, yaitu: 1) Proses pengadaan peralatan modal relatif lebih cepat dan tidak memerlukan jaminan kebendaan, prosedurnya sederhana dan tidak ada keharusan melakukan studi kelayakan yang memakan waktu lama. 2) Menghemat modal. Pemanfaatan sistem leasing memungkinkan pihak lessee menghemat modal kerja, karena untuk memulai produksinya, lessee tidak harus menyediakan kas dalam jumlah besar untuk membeli mesin- 37

26 mesin dan sebagainya. Dengan demikian kas tersebut dapat dimanfaatkan untuk keperluan lainnya. 3) Menghindari risiko kepemilikan. Ada banyak resiko yang menyertai kepemilikan dari suatu asset. Ini mencakup kerugian karena bencana, perubahan kondisi ekonomi dan kerusakan fisik. 4) Sangat luwes (flexible). Keluwesan ini menyangkut berbagai aspek yaitu : struktur kontrak, besarnya sewa, jangka waktu kontrak, serta nilai sisa atau residu. 5) Meningkatkan penjualan. Lessor dapat menawarkan produknya melalui leasing kepada pelanggan potensial, pabrik atau penyalur dapat meningkatkan penjualan dalam jumlah besar. 6) Kelangsungan hubungan. Apabila harta dijual, pembeli sering kali tidak mengadakan transaksi lagi dengan penjualan. Dengan leasing, lessor dan lessee tetap berhubungan selama periode tertentu dan hubungan jangka panjang seringkali dapat dibina melalui leasing. 7) Keringanan pajak. Transaksi leasing cukup menarik, terutama karena adanya keringanan pajak. Disamping keunggulan-keunggulan yang telah disebutkan, leasing juga memiliki beberapa kelemahan, seperti: 1) Biaya bunga yang tinggi. Karena lessor juga dikenakan biaya dari bank, maka lessor akan memungut mesin tertentu, konsekuensinya kompensasi dalam transaksi leasing menjadi lebih tinggi. 38

27 2) Kurangnya perlindungan hukum. Leasing termasuk bisnis yang loosely regulated tidak seperti faktor perbankan. Sehingga perlindungan para pihak hanya sebatas pada itikad dari para pihak yang bertransaksi. 3) Proses eksekusi leasing macet yang sulit. Tidak ada prosedur khusus terhadap eksekusi leasing yang macet pembayaran cicilannya. Jika terjadi sengketa harus beracara melalui pengadilan dengan prosedur biasa. Disamping hasilnya yang unpredictable juga akan memakan waktu yang lama Pengambilan keputusan antara leasing dan kredit bank Kriteria yang digunakan untuk memilih alternatif leasing atau kredit bank adalah mencari nilai sekarang yang lebih rendah dari pengeluaran kas yang diperlukan dalam masing-masing alternatif pendanaan tersebut. Untuk keperluan tersebut perlu diketahui dua hal yaitu: 1) Pengeluaran kas Terdapat dua macam pengeluaran kas yang terbagi sehubungan dengan pengeluaran kas pada pendanaan leasing dan kredit bank yaitu pengeluaran kas yang merupakan biaya dan bukan biaya. Security deposit adalah uang yang diberikan kepada lessor oleh lessee sebagai jaminan bila sewaktu-waktu lessee terlambat membayar sewa. Security deposit adalah salah satu contoh pengeluaran bukan biaya. 39

28 2) Tingkat bunga Tingkat bunga diskonto yang dipergunakan adalah tingkat bunga perusahaan karena aliran kas keluar dinyatakan atas dasar setelah pajak. Penghematan pajak dalam pendanaan kredit bank dihitung dengan mengalikan persentase Pph badan dengan jumlah bunga yang dibayarkan dan besarnya depresiasi. Sedangkan penghematan pajak dalam pendanaan leasing dihitung dengan mengalikan persentase Pph badan dengan jumlah angsuran pokok dan bunga (biaya sewa). Sehingga tingkat bunga pinjaman perusahaan harus dinyatakan pula atas dasar pajak. 2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi dasar penelitian ini adalah: 1) Sudibya Sukmaadi (2010), dengan judul Alternatif Pembiayaan Untuk Pengadaan Aktiva Tetap Pada UD. Flamboyan di Denpasar-Bali. Penelitian ini mengambil obyek penambahan aktiva tetap berupa dua unit mesin cetak offset dan satu unit mesin potong kertas pada UD. Flamboyan. Teknik analisis yang digunakan yaitu teknik analisis capital budgeting dengan metode Present Value of Cash out flow dengan membandingkan antara Leasing dan Kredit Bank. Dari hasil penelitian dinyatakan bahwa pembiayaan dengan menggunakan alternatif leasing lebih menguntungkan dibanding kredit bank. 2) Anne Beatty, Scott Liao, Joseph Weber (2010), dengan judul Financial Reporting Quality, Private Information, Monitoring, and the Leaseversus-Buy Decission. Penelitian ini menyatakan bahwa perusahaan 40

29 dengan kualitas akuntansi yang rendah memiliki akses terbatas terhadap modal untuk investasi. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki apakah perusahaan ini lebih cenderung memperoleh asset dengan cara menyewa. Dalam penelitian menyatakan bahwa hubungan antara kualitas akuntansi dan leasing menurun ketika bank memiliki insentif pemantauan yang lebih tinggi dan pada saat kredit memuat ketentuan-ketentuan belanja modal. Secara keseluruhan penelitian ini menyoroti pentingnya mempertimbangkan leasing ketika mempelajari efek kualitas pelaporan keuangan pada investasi. 3) Maria Widyastuti (2009), dengan judul Kredit Bank dan Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi Sebagai Sumber Pendanaan Alternatif Atas Perolehan Aktiva Tetap Dalam Rangka Penghematan Pajak. Penelitian ini mengambil objek penambahan aktiva Web Server Mainframe Machine pada CV. Hasta Corporation. Alat analisis yang digunakan adalah metode present value dari arus kas keluar. Pada penelitian ini dinyatakan bahwa walaupun tingkat suku bunga leasing lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat suku bunga kredit bank, alternatif pendanaan dengan leasing lebih murah dibandingkan dengan alternatif pendanaan dengan pinjaman bank yang ditunjukkan dengan present value dari pengeluaran aliran kas bersih kedua alternatif dimana terdapat selisih sebesar Rp ,00. 4) R.B. Chrisdianto dan Andrianto (2009), dengan judul Penerapan Tax Planning dalam Pengambilan Keputusan Terhadap Pilihan Alternatif Pembelian Truc Secara Tunai, Kredit Bank, dan Leasing dengan Hak 41

30 Opsi pada PT. Rajawali Dwi Putra Indonesia. Dalam penelitian ini menggunakan metode present value interest factor annuity (PVIFA). Hasil penelitian ini menyatakan bahwa sebaiknya perusahaan menggunaka leasing dengan hak opsi sebagai alternatif sumber pandanaan dalam pembelian truc pada PT. Rajawali Dwi Putra Indonesia. 5) Marie Christine Filareto-Deghaye (2009) dalam judulnya Determinants Of The Choiceleasing Vs Bank Loan: Evidence From The French Sme By Kacm mengemukakan bahwa Dari sudut pandang empiris dasarnya mempertimbangkan "keuangan" dimensi, penelitian mengenai kebijakan pembiayaan sewa guna usaha memiliki kesulitan memperhitungkan keuangan empiris keuntungan yang diperoleh dengan sewa guna usaha: menganalisis di satu sisi, dasar biaya nyata dari pembiayaan sumber, tetapi juga dalam fungsi keuntungan yang terkait dengan penggunaan leasing seperti pembiayaan fleksibilitas pembiayaan, seluruh investasi atau keuntungan fiskal bagi perusahaan. 6) Brîndusa Covaci (2009), dengan judul Comparative Analysis Betweenleasing and Credit Bank Operations. Dalam penelitian ini disajikan beberapa pro kontra mengenai leasing lebih baik dari kredit bank. Oleh karena itu perusahaan mempunyai strategi sebagai berikut. Pertama, dapat menggunakan kredit bank akan mempertimbangkan durasi dari kredit bank, bunga, kebutuhan untuk menjamin pinjaman tersebut. Kedua, dengan sewa guna usaha. Dan penelitian ini menyatakan leasing lebih baik dari kredit bank. 42

31 7) Hiras Pasaribu (2008), dengan judul Keputusan Pembiayaan Aktiva Tetap Melalui Leasing dan Bank Kaitannya dengan Penghematan Pajak. Penelitian ini mengambil objek penambahan aktiva di PT Mobilindo Aksesoris. Alat analisis yang digunakan adalah metode present value of cash out flows. Berdasarkan analisis yang digunakan, diperoleh kesimpulan bahwa apabila tingkat bunga yang ditentukan antara lessor dan bank adalah sama, ternyata kebijaksanaan pembiayaan aktiva tetap masih lebih baik menggunakan pembiayaan dari bank dibanding melalui leasing. 8) Manik (2008) dengan judul Perbandingan Leasing dan Utang Bank Dalam Pengadaan Aktiva Tetap pada PT. Intraco Penta. Penelitian ini mengambil obyek penambahan aktiva tetap yang berupa sepeda motor. Teknok analisis yang digunakan yakni teknik analisis kebaikan dan keburukan dengan metode Net Advantage of Leasing dan Present Value kas yang keluar. Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa pembiayaan melalui leasing lebih menguntungkan disbanding dengan utang bank. 9) Credit Risk and the Term Structure of Lease Rates : A Reduced Form Approach, Oleh: Brent W. Ambrose dan Yildiray Yildirim (2008). Dalam makalah ini, penulis mengembangkan model risiko kredit bentuk dikurangi untuk menganalisis struktur masa sewa harga. Didapat hasil bahwa risiko kredit penyewa dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap struktur masa sewa harga. 43

32 10) Valuation of Lease Contract and Credit Risk, Zhiqing Wan (2008), Dalamjurnalini, penulis telah menyajikan penilaian kontrak sewa dan risiko kredit. Model untuk valuate pembayaran sewa untuk kontrak sewa T-tahun. Selanjutnya, dengan asumsi bahwa nilai aset sewa menggunakan mengikuti proses stokastik, sebuah waktu penilaian berkelanjutan pembayaran sewa telah diperkenalkan. Bagian yang paling penting dalam adalah presentasi pendekatan untuk menentukan subjek sewa ekuilibrium tingkat risiko kredit. Model ini cukup fleksibel untuk dapat diperpanjang berbagai struktur penyewaan realistis. Seperti struktur termasuk setoran keamanan, up-fiont muka, sewa dan asuransi kredit. Beberapa ekstensi mode lakan membuatnya lebih adaptif dengan dunia nyata. pertama, yang fiee risiko tingkat bunga bisa stokastik. Kontrak leasing biasanya panjang komitmen. Suku bunga akan berubah dalam jangka panjang. Sejumlah besar literatur telah dianggap tingkat bunga stokastik ke dalam valuasi obligasi korporasi. Metode yang sama dapat digunakan dalam penilaian kontrak leasing. 11) Muhammad Fuad (2007) dengan judul Analisis Keputusan lease-or-buy dalam Pembiayaan Barang Modal (Studi Pada PT. Narwastu). Alat analisis yang digunakan adalah present value of cash out flow dan net advantage of leasing. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa jenis pembiayaan leasing atau sewa guna usaha bagi tujuan kepemilikan barang modal dapat memberikan penghematan kas dibandingkan jenis pembiayaan melalui kredit perbankan. 44

33 12) Rahmat Agus Santoso (2007), dengan judul Evaluasi Pemilihan Sumber Dana Untuk Pengadaan Komputer Antara Pembelian Sendiri Dengan Sewa Guna Usaha Pada Science and Art Computer Surabaya. Dalam penelitian ini menggunakan metode NPV dan NAL. Adapun hasil penelitian ini menyatakan bahwa sebaikknya perusahaan dalam pemilihan sumber dana untuk pengadaan komputer memilih sewa guna usaha karena lebih menguntungkan disbanding pembelian sendiri. 13) Fajar Ardianur Ramli (2007), dengan judul Analisis Pengadaan Aktiva Tetap Antara Leasing Dengan Pembiayaan Kredit Bank. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis kelayakan investasi, yaitu dengan mengukur COC, CCOC, NPV, IRR dan NBCR. Dimana hasil penelitian ini menyatakan bahwa alternatif pembiayaan mesin produksi rokok pada Perusahaan Rokok Sumber Djaya yang paling menguntungkan adalah dengan kredit bank. 14) Yuniyanti (2007), dengan judul Analisis Komparatif Sumber Pendanaan Melalui Leasing atau Kredit Bank Untuk Pengadaan Mesin Cetak Moza 52 Hedelberg 2 Warna Pada PT. Percetakan Bali. Pokok permasalahannya adalah sumber pembiayaan manakah yang akan digunakan untuk mengadakan mesin cetak moza 52 hedelberg 2 warna apakah leasing atau kredit bank. Teknik analisis data adalah teknik analisis capital budgeting dengan metode nilai sekarang aliran kas keluar. Pada penelitian ini desimpulkan bahwa pembiayaan melalui kredit bank lebih menguntungkan bagi perusahaan 45

34 15) Leasing, Ability To Repossess, And Debt Capacity oleh Andrea L. Eisfeldt dan Adriano A. Rampini (2007) dalam Jurnalnya mereka berpendapat bahwa Pentingnya kendala pembiayaan untuk sewa guna usaha memiliki implikasi untuk beberapa kunci aspek keuangan perusahaan. Dalam mengukur mempertimbangkan memanfaatkan utang implisit karena tampaknya penyewaan kritis perbedaan antara perlakuan leasing dan pinjaman diamankan di AS menyediakan perusahaanperusahaan yang kebutuhan pembiayaan dengan pilihan mengenai kemampuan pemodal untuk menarik kembali aset yang mungkin berharga.dalam studi perusahaan investasi,dan khususnya dalam studi tentang pengaruh kendala pembiayaan pada perusahaan investasi,perhatian tidak harus dibatasi pada pengeluaran modal tetapi modal yang disewagunausahakan juga harus dipertimbangkan. 16) Eric Severin and Marie-Chrisrine Filareto-Deghaye (2007), dengan judul Determinants of the Choiseleasing VS Bank Loan : Evidence From the French SME By KACM. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti tentang kredit leasing sebagai pengganti atau pelengkap dari kredit perbankan yang sampai saat ini masih belum terselesaikan dalam bidang keuangan. Dalam penelitian ini menunjukkan hasil bahwa hamper semua UKM di Perancis menggunkan leasing,sehingga ketika mereka masih baru, laveraged, kekurangan modal dan menghasilkan produk dalam jumlah kecil dan probabilitas kegagalan menjadi sangat penting. Dengan 46

35 demikian leasing menjadi pilihan yang lebih baik bagi UKM dibanding kredit bank. 17) Artana (2006), dengan judul Analisis Sumber Pendanaan Alternatif Untuk Pengadaan Kendaraan Pada Bali Happy Rent Car. Obyek dari penelitian ini adalah alternatif pembiayaan untuk membeli 4 unit Kijang Inova tipe G dengan total harga sebesar Rp ,00. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis capital budgeting dengan metode nilai sekarang aliran kas keluar. Pada penelitian ini dinyatakan bahwa pembiayaan melalui kredit bank lebih menguntungkan bagi perusahaan. 18) Vasantha Rao Chigurupati (2006), dengan judul Capital Market Frinction,leasing And Investment. Dalam penelitian ini peneliti ingin menguji peran leasing dalam peningkatan investasi dan mengurangi sensitivitas investasi arus kas perusahaan penyewa. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa leasing mampu meringankan masalah kurangnya investasi dan mampu mengurangi pengeluaran dana internal perusahaan untuk ketersediaan dana internal perusahaan. 19) Desmantara (2004), dengan judul Alternatif Pembiayaan Melalui Leasing atau Kredit Bank Dalam Penambahan Aktiva Tetap di CV. Garda Tegak Pedidi Denpasar. Penelitian ini mengambil obyek penambahan aktiva tetap berupa 1 unit mesin cetak HP Indigo. Alat analisis yang digunakan adalah metode Present Value dan Net Advantage of Leasing. Berdasarkan analisis yang digunakan, simpulan yang 47

36 diperoleh adalah alternatif pendanaan kredit bank lebih menguntungkan bagi perusahaan. 20) Jennifer L. M. Altamuro (2004) Dalam The Determinants Of Synthetic Lease Financing And The Impact On The Cost Of Future Debt. Tulisan ini menyelidiki dua argumen, dan peran direksi dalam proses pengambilan keputusan pembiayaan. Saya menemukan bukti yang konsisten dengan kedua argumen. Hasil penelitian ini harus berguna untuk regulator karena mereka menilai kesesuaian perlakuan akuntansi untuk transaksi off-balance sheet, dan bagaimana akuntansi efek pengobatan para manajer membuat keputusan ketika dihadapkan dengan kontrak insentif. Makalah ini juga memberikan informasi tentang peran dewan direksi ketika perusahaan membuat keputusan tentang transaksi besar, dan kemampuan papan untuk tetap manajer dari menggunakan transaksi buram untuk terlibat dalam perilaku oportunistik. Terdapat persamaan penelitian ini dengan penelitan sebelumnya yaitu membandingkan dua variabel antara kredit bank dan sewa guna usaha (leasing ) sebagai alternatif pendanaan aktiva tetap perusahaan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah perusahaan yang dijadikan sampel yakni PT. Uber Sari Cargo yang bergerak dalam bidang jasa cargo. 48

BAB II KAJIAN PUSTAKA. asalnya pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu. (1) Akumulasi penyusutan (depresiasi) perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. asalnya pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu. (1) Akumulasi penyusutan (depresiasi) perusahaan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini dilandasi dengan berbagai teori yang relevan, khususnya mengenai sumber pembiayaan perusahaan. 2.1.1 Sumber pembiayaan modal perusahaan Menurut Riyanto

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2001 : 209), sumber pembiayaan modal ditinjau dari. asalnya pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2001 : 209), sumber pembiayaan modal ditinjau dari. asalnya pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini dilandasi dengan berbagai teori yang relevan, khususnya mengenai sumber pembiayaan perusahaan. 2.1.1 Sumber pembiayaan modal perusahaan Menurut Riyanto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masuknya era globalisasi atau era dimana tidak adanya pembatasan antar

BAB I PENDAHULUAN. Masuknya era globalisasi atau era dimana tidak adanya pembatasan antar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masuknya era globalisasi atau era dimana tidak adanya pembatasan antar negara yang berhubungan dengan kegiatan sosial, keuangan maupun perdagangan yang membuat masyarakat

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK

KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 2, 2008 ISSN : 1907-9958 KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK Hiras Pasaribu (Staf Pengajar Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

ANALISIS PEMILIHAN SUMBER DANA DALAM PENAMBAHAN AKTIVA TETAP ANTARA LEASING DENGAN KREDIT BANK PADA PENTA MEDICA

ANALISIS PEMILIHAN SUMBER DANA DALAM PENAMBAHAN AKTIVA TETAP ANTARA LEASING DENGAN KREDIT BANK PADA PENTA MEDICA 579 ANALISIS PEMILIHAN SUMBER DANA DALAM PENAMBAHAN AKTIVA TETAP ANTARA LEASING DENGAN KREDIT BANK PADA PENTA MEDICA Ketut Wijaya Artana 1 A.A Gede Suarjaya 2 1,2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PAJAK ATAS PEROLEHAN ALAT BERAT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPh TERUTANG (STUDI KASUS PADA PT APMS)

ANALISIS PERENCANAAN PAJAK ATAS PEROLEHAN ALAT BERAT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPh TERUTANG (STUDI KASUS PADA PT APMS) ANALISIS PERENCANAAN PAJAK ATAS PEROLEHAN ALAT BERAT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPh TERUTANG (STUDI KASUS PADA PT APMS) Dian Aulia Ulhusna Jurusan Akuntansi, Fakulktas Ekonomi dan Bisnis,

Lebih terperinci

MAKALAH HUKUM PERIKATAN

MAKALAH HUKUM PERIKATAN MAKALAH HUKUM PERIKATAN LEASING DAN BEBERAPA HAL MENGENAINYA Disusun Oleh: Hafizh Furqonul Amrullah 8111412280 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013-2014 A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Untuk

Lebih terperinci

BAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN

BAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN BAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN A. Tujuan Kompetensi Khusus Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu: Memahami pengertian modal asing Mengetahui penggolongan modal asing Memahami pengertian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pengguna

BAB II LANDASAN TEORI. suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pengguna BAB II LANDASAN TEORI A. Sewa Guna Usaha 1. Definisi Sewa Guna Usaha Leasing Definisi sewa guna usaha (Suandy, 2008), yakni "Sewa guna usaha adalah suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu bisa mengantisipasi situasi dan kemauan pasar. Menghadapi tuntutan pasar yang semakin kompleks

Lebih terperinci

AKUNTANSI UNTUK LEASING

AKUNTANSI UNTUK LEASING AKUNTANSI UNTUK LEASING Lease Lessor Lessee : Suatu perjanjian kontraktual antara Lessor dengan Lessee, yang memberikan hak kepada Lessee untuk menggunakan harta tertentu yang dimiliki oleh Lessor selama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredit Usaha Mikro Pasal 1 angka (1) Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menyebutkan: Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

Lebih terperinci

a. Mencapai volume penjualan tertentu. b. Mendapat laba tertentu. c. Menunjang pertumbuhan perusahaan.

a. Mencapai volume penjualan tertentu. b. Mendapat laba tertentu. c. Menunjang pertumbuhan perusahaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjualan 2.1.1 Pengertian Penjualan Menurut Swastha (2009) penjualan adalah interaksi antara individu saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 17 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Aktiva Tetap 2.1.1. Pengertian Aktiva Tetap Berwujud "Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

Lebih terperinci

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan) Materi 3 Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan) Subpokok bahasan : Pengertian Kredit & Pembiayaan (Produk Lending) Jenis-jenis kredit Prinsip-prinsip pemberian kredit Jenis-jenis pembebanan suku

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 6 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Aktiva Tetap Menurut Kusnadi et al. (1998:342) dalam bukunya mengatakan bahwa, Aktiva tetap adalah semua benda yang dimiliki oleh perusahaan

Lebih terperinci

ALTERNATIF PEMBIAYAAN UNTUK PENGADAAN KENDARAAN OPERASIONAL ANTARA LEASING DAN KREDIT BANK

ALTERNATIF PEMBIAYAAN UNTUK PENGADAAN KENDARAAN OPERASIONAL ANTARA LEASING DAN KREDIT BANK 35 ALTERNATIF PEMBIAYAAN UNTUK PENGADAAN KENDARAAN OPERASIONAL ANTARA LEASING DAN KREDIT BANK I Kadek Putra Negara Ni Ketut Purnawati Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Bali-Indonesia email: putra_inks@yahoo.com

Lebih terperinci

http://www.hadiborneo.wordpress.com/ PENGERTIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN (CONSUMERS FINANCE) Lembaga pembiayaan konsumen (consumers finance) adalah suatu lembaga atau badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan

Lebih terperinci

PINJAMAN BERJANGKA DAN SEWA GUNA USAHA

PINJAMAN BERJANGKA DAN SEWA GUNA USAHA Modul ke: PINJAMAN BERJANGKA DAN SEWA GUNA USAHA Fakultas FEB Agus Herta Sumarto, S.P., M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN LEASING : FASB-13: (Financial Accounting Standard Board)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat dilakukan melalui

BAB II LANDASAN TEORI. Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat dilakukan melalui 8 BAB II LANDASAN TEORI 1. Perencanaan Pajak Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat dilakukan melalui manajemen pajak. Manajemen pajak sendiri merupakan sarana untuk memenuhi kewajiban

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pecking Order Theory menurut Myers (1984), menyatakan bahwa perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pecking Order Theory menurut Myers (1984), menyatakan bahwa perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Packing Order Theory Pecking Order Theory menurut Myers (1984), menyatakan bahwa perusahaan lebih menyukai internal financing yaitu perusahaan lebih cenderung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Kredit Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam latar belakang, kegiatan bank ialah menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito)

Lebih terperinci

SESI 4 MODAL DAN JENIS MODAL

SESI 4 MODAL DAN JENIS MODAL SESI 4 MODAL DAN JENIS MODAL ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN KEUANGAN MODAL Modal adalah sesuatu yang diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan mulai dari berdiri sampai beroperasi Untuk mendirikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : Permberian prestasi oleh

Lebih terperinci

BAB 8 JENIS JENIS MODAL

BAB 8 JENIS JENIS MODAL BAB 8 JENIS JENIS MODAL Sejalan dengan perkembangan teknologi dan makin jauhnya spesialisasi dalam perusahaan serta makin banyaknya perusahaanperusahaan yang menjadi besar, maka masalah modal dalam perusahaan

Lebih terperinci

Pembelanjaan Jangka Panjang 1 BAB 14 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG

Pembelanjaan Jangka Panjang 1 BAB 14 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG Pembelanjaan Jangka Panjang 1 BAB 14 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG Pembelanjaan Jangka Panjang 2 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG Terdapat beberapa alternatif sumber dana jangka panjang yang tersedia bagi suatu

Lebih terperinci

(lessee). Penyewa mempunyai hak untuk menggunakan aset

(lessee). Penyewa mempunyai hak untuk menggunakan aset XV. Sewa Guna (Leasing) Leasing adalah perjanjian kontrak antara pihak yang menyewakan (lessor) dengan pihak yang menyewa aset tertentu (lessee). Penyewa mempunyai hak untuk menggunakan aset tertentu,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pembiayaan Aktiva Tetap Yang Digunakan Perusahaan PT. Mustika Ratubuana Internasional yang mempunyai usaha di bidang distributor dan perdagangan sangat memerlukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aktiva tetap sering disebut dengan fixed assets merupakan aktiva

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aktiva tetap sering disebut dengan fixed assets merupakan aktiva BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap sering disebut dengan fixed assets merupakan aktiva berwujud yang bersifat jangka panjang dan digunakan dalam aktivitas

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing : NINNASI MUTTAQIN,S.M.B,M.SM

Dosen Pembimbing : NINNASI MUTTAQIN,S.M.B,M.SM MANAJEMEN KEUANGAN II PEMBELANJAAN DENGAN LEASING Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan II Semester IV Program Studi S1 Manajemen Dosen Pembimbing : NINNASI MUTTAQIN,S.M.B,M.SM Disusun

Lebih terperinci

BAB II AKUNTANSI SEWA

BAB II AKUNTANSI SEWA BAB II AKUNTANSI SEWA 2.1. PENGERTIAN SEWA Pada awalnya sewa lebih dikenal dengan istilah leasing, leasing itu sendiri berasal dari kata lease yang berarti sewa atau yang lebih umum diartikan sebagai sewa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam kedaan siap dipakai atau dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Putra (2012), melakukan penelitian pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Pakraman Kedewatan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembiayaan atau Kredit BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Definisi Pembiayaan dan Kredit Menurut Hasibuan (2007:87) pengertian pembiayaan adalah jenis-jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bagi

Lebih terperinci

MAKALAH LEASING. Diajukan dan dipersentasikan. pada mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan. Di bawah bimbingan : Wahyu Indah Mursalini, SE, MM

MAKALAH LEASING. Diajukan dan dipersentasikan. pada mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan. Di bawah bimbingan : Wahyu Indah Mursalini, SE, MM MAKALAH LEASING Diajukan dan dipersentasikan pada mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan Di bawah bimbingan : Wahyu Indah Mursalini, SE, MM Di Susun Oleh : Turmudi UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelian aktiva tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat meminimalkan pengeluaran perusahaan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional agar

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah organisasi yang umumnya mempunyai kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan yang dibebankan kepadanya. Biasanya di samping mencari laba, tujuan

Lebih terperinci

SUMBER-SUMBER PEMBELANJAAN

SUMBER-SUMBER PEMBELANJAAN SUMBER-SUMBER PEMBELANJAAN PERTEMUAN 11 MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M. JENIS-JENIS 1. Sumber dana jangka pendek 2. Sumber dana jangka menengah 3. Sumber dana jangka panjang Sumber

Lebih terperinci

SEWA GUNA USAHA. Statement of Financial Accounting Standards No. 13 mengelompokkan sewa guna usaha menjadi :

SEWA GUNA USAHA. Statement of Financial Accounting Standards No. 13 mengelompokkan sewa guna usaha menjadi : SEWA GUNA USAHA LITERATUR :! US GAAP : FASB s Statement of Financial Accounting Standards No. 13, Accounting for Leases! IAI : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 30 (Revisi 2007), Sewa! IFRS

Lebih terperinci

PENGALOKASIAN DANA BANK

PENGALOKASIAN DANA BANK PENGALOKASIAN DANA BANK Alokasi Dana : menjual kembali dana yang diperoleh dari penghimpunan dana dalam bentuk simpanan. Wujud dari pengalokasian dana adalah kredit atau aset yang dianggap menguntungkan

Lebih terperinci

Lembaga Keuangan: Leasing dan Factoring

Lembaga Keuangan: Leasing dan Factoring Pasar dan Lembaga Keuangan Lembaga Keuangan: Leasing dan Factoring Leasing/Sewa Guna Usaha: Kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kredit berasal dari bahasa yunani (credere) yang berarti. disepakati yaitu dapat berupa barang, uang, atau jasa.

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kredit berasal dari bahasa yunani (credere) yang berarti. disepakati yaitu dapat berupa barang, uang, atau jasa. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kredit Istilah kredit berasal dari bahasa yunani (credere) yang berarti kepercayaan. Oleh karena itu dasar dari kredit ialah kepercayaan. Seseorang atau suatu badan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Suatu penelitian kaitan antara landasan teori dan fakta empirik sangat penting. Menghindari kesalahan pengertian dalam pemahaman dan untuk memperoleh kesatuan pandangan terhadap beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tentang Lembaga Pembiayaan Pada tanggal 20 Desember 1988 (PakDes 20, 1988) memperkenalkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tentang Lembaga Pembiayaan Pada tanggal 20 Desember 1988 (PakDes 20, 1988) memperkenalkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tentang Lembaga Pembiayaan Pada tanggal 20 Desember 1988 (PakDes 20, 1988) memperkenalkan istilah lembaga pembiayaan yakni badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Harjito dan Martono (2011:4) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Harjito dan Martono (2011:4) menyatakan: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Manajemen Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Manajamen Keuangan Menurut Harjito dan Martono (2011:4) menyatakan: Manajemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Menurut Noeng (2007:3) metodologi penelitian berbeda dengan metode penelitian. Metodologi penelitian membahas konsep teoritik berbagai metode, kelebihan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredit 2.1.1 Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti kepercayaan, atau credo yang berarti saya percaya (Firdaus dan Ariyanti, 2009).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengambilan Keputusan Kredit 2.1.1 Teori Pengambilan keputusan kredit adalah semacam studi kelayakan atas perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk

Lebih terperinci

sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu). pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya jumlah kewajiban

sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu). pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya jumlah kewajiban kemampuan untuk membayar kewajiban yang sudah waktunya dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu). 2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perekonomian suatu negara.anggapan ini ternyata tidak sepenuhnya salah karena. bank sebagai lembaga keuangan yang sangat vital.

BAB II LANDASAN TEORI. perekonomian suatu negara.anggapan ini ternyata tidak sepenuhnya salah karena. bank sebagai lembaga keuangan yang sangat vital. 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Dalam dunia modern ini, peranan perbankan dalam kemajuan perekonomian suatu Negara sangatlah besar.begitu pentingnya dunia perbankan, sehingga ada anggapan bahwa

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. panjang yang digunakan oleh perusahaan, sedangkan struktur keuangan

BAB II URAIAN TEORITIS. panjang yang digunakan oleh perusahaan, sedangkan struktur keuangan BAB II URAIAN TEORITIS A. Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Dalam pengertiannya, struktur modal dibedakan atas struktur modal dan struktur finansial/ keuangan. Struktur modal adalah paduan sumber

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Akuntansi Defenisi akuntansi menurut : American Accounting Association mendefenisikan akuntansi sebagai berikut : Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan

Lebih terperinci

NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD

NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD Jenis-jenis sewa menurut PSAK 30 1. Finance lease Lessor : Pihak yang membiayai penyediaan barang modal. Lessee : Lessee : - memilih barang modal yang

Lebih terperinci

Bab 7 Manajemen Piutang

Bab 7 Manajemen Piutang Dasar Manajemen Keuangan 97 Bab 7 Manajemen Piutang Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang manajemen piutang dan kredit, analisa perputaran dan anggaran pengumpulan piutang. D alam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian manajemen keuangan mengalami perubahan sesuai dengan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian manajemen keuangan mengalami perubahan sesuai dengan BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan mengalami perubahan sesuai dengan perkembabangan jaman. Secara umum manajemen keuangan dapat diartikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk

Lebih terperinci

JENIS-JENIS MODAL DALAM PERUSAHAAN

JENIS-JENIS MODAL DALAM PERUSAHAAN JENIS-JENIS MODAL DALAM PERUSAHAAN Handout Manajemen Keuangan 1 JENIS-JENIS MODAL Modal Asing (Hutang) Hutang Jangka Pendek Hutang Jangka Menengah) Hutang Jangka Panjang Modal Sendiri Modal Saham Cadangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

Bab 5 Penganggaran Modal

Bab 5 Penganggaran Modal M a n a j e m e n K e u a n g a n 90 Bab 5 Penganggaran Modal Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan mengenai teori dan perhitungan dalam investasi penganggaran modal dalam penentuan keputusan

Lebih terperinci

Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA

Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 2 PENGERTIAN DAN PENTINGNYA MODAL KERJA Terdapat dua konsep tentang modal kerja yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal 1. Modal Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya tentu memerlukan modal, tersedianya modal yang

Lebih terperinci

MID TERM INVESTMENT LEASING. By : NETTI TINAPRILLA

MID TERM INVESTMENT LEASING. By : NETTI TINAPRILLA MID TERM INVESTMENT LEASING By : NETTI TINAPRILLA Short Term Financing Trade credit Supplier credit Informal credit Formal credit (short term bank) Factoring (account receivable) menjual wesel tagih Sumber

Lebih terperinci

PERUSAHAAN SEWAGUNAUSAHA (PerlakuanAkuntansi dan Pajak)

PERUSAHAAN SEWAGUNAUSAHA (PerlakuanAkuntansi dan Pajak) PERUSAHAAN SEWAGUNAUSAHA (PerlakuanAkuntansi dan Pajak) Rosita, SE., MM.,Ak. Abstrak Di Indonesia perusahaan sewa guna usaha berkembang sangat pesat. Hal ini membuat pemerintah berusaha untuk dapat menjaring

Lebih terperinci

Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barangbarang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, dengan jangka

Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barangbarang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, dengan jangka LEASING Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barangbarang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, dengan jangka waktu berdasarkan pembayaran-pembayaran berkala

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB 6 ASPEK KEUANGAN

BAB 6 ASPEK KEUANGAN BAB 6 ASPEK KEUANGAN 6.1. Kebutuhan Investasi Tahun ke-0 Dalam menjalankan usaha ini, FVN melakukan investasi awal sebesar Rp 100.000.000,- sebelum masuk ke tahun pertama. FVN perlu membeli semua kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II BANK DAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN. Keuangan Republik Indonesia Nomor: 1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan

BAB II BANK DAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN. Keuangan Republik Indonesia Nomor: 1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan BAB II BANK DAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN 2.1 Pengertian Lembaga Pembiayaan Di Indonesia, walaupun telah ada pranata penyaluran dana yang dilakukan oleh bank maupun lembaga keuangan non bank, secara institusional

Lebih terperinci

Analisis Aktivitas Pendanaan

Analisis Aktivitas Pendanaan TUGAS ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Prilly Viliariezta Sutanto 1013044 / Akuntansi C Analisis Aktivitas Pendanaan Tinjauan Kewajiban Kewajiban lancar, adalah kewajiban yang pelunasannya diharapkan dapat diselesaikan

Lebih terperinci

ANALISIS ALTERNATIF PENDANAAN LEASING

ANALISIS ALTERNATIF PENDANAAN LEASING ANALISIS ALTERNATIF PENDANAAN LEASING ATAU HUTANG JANGKA PANJANG DALAM PENGADAAN AKTIVA TETAP PERUSAHAAN (STUDI PADA PT. CITRA PERDANA KENDEDES MALANG) Ika Fauzia Topowijono Zahroh Z.A Fakultas Ilmu Administrasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat, serta memberikan jasa-jasa bank

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat, serta memberikan jasa-jasa bank BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2008:2) Bank merupakan Lembaga Keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan kemudian menyalurkan

Lebih terperinci

Leasing. Bahan Ajar : Manajemen Keuangan Bisnis II Digunakan untuk melengkapi buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula

Leasing. Bahan Ajar : Manajemen Keuangan Bisnis II Digunakan untuk melengkapi buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Bahan Ajar : Manajemen Keuangan Bisnis II Digunakan untuk melengkapi buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Leasing Pendahuluan Salah satu cara untuk mengelola kepemilikan aktiva tetap dalam suatu

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN. ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN (Skripsi) OLEH Nama : Veronica Ratna Damayanti NPM : 0641031138 No Telp :

Lebih terperinci

BAB II INVESTASI. Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu

BAB II INVESTASI. Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu BAB II INVESTASI II.1. Definisi Investasi Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu mempunyai harapan bahwa perusahaan akan dapat memperoleh kembali dana yang ditanamkan dalam aktiva

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat meminimalkan pengeluaran perusahaan dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Kredit Pengertian kredit menurut Undang-undang RI No. 10 tentang perbankan (1998) adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini banyak perusahaan membutuhkan dana yang cukup besar untuk memulai investasi atau memperbesar usahanya. Untuk memperoleh dana tersebut perusahaan

Lebih terperinci

MENTORING PMKP UTS Mufida Sekardhani Maret, 2016

MENTORING PMKP UTS Mufida Sekardhani Maret, 2016 MENTORING PMKP UTS 2014-2015 Mufida Sekardhani Maret, 2016 JAWABAN SOAL 1(a) Project Financing vs Conventional Direct Financing Criterion Direct Financing Project Financing 1. Organization Biasanya berbentuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan kegitan atau aktivitas, sehingga dapat tercapainya tujuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Leasing berasal dari kata lease yang berarti sewa atau lebih umum sebagai

BAB II LANDASAN TEORITIS. Leasing berasal dari kata lease yang berarti sewa atau lebih umum sebagai BAB II LANDASAN TEORITIS A. Sewa Guna Usaha 1. Pengertian Sewa Guna Usaha Leasing berasal dari kata lease yang berarti sewa atau lebih umum sebagai sewa-menyewa. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam PSAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis Berbagai teori yang berhubungan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam penjelasan di bawah ini. 1. Pengertian Kredit Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu periode tertentu. Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu periode tertentu. Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Profitabilitas 2.1.1. Pengertian Profitabilitas Profitabilitas sebagai kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba dengan total aktiva, penjualan, maupun hutang jangka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam suatu penelitian kaitan antara landasan teori dan fakta empirik sangat penting. Menghindari kesalahan pengertian dalam pemahaman dan untuk memperoleh kesatuan pandangan terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) 2.1.1 Pengertian UMKM Ada beberapa pengertian UMKM menurut para ahli atau pihak yang langsung berhubungan dengan UMKM, antara lain: 1.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat diperlukan dalam menjalankan kegiatan usaha. Setiap perusahaan tentunya membutuhkan modal kerja dalam melakukan kegiatan operasional

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Pembiayaan Pengertian sewa guna secara umum menurut Kasmir, 2002 adalah perjanjian pihak lessor (perusahaan leassing) dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan seperti mesin Photo Copy merupakan hal yang harus

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan seperti mesin Photo Copy merupakan hal yang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengadaan barang untuk perlengkapan kegiatan pendukung dalam suatu perusahaan seperti mesin Photo Copy merupakan hal yang harus dipenuhi.dokumen merupakan hal

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Prosedural deposito sebagai jaminan pembiayaan pada PT. Bank. a. Dana aman dan terjamin dikelola secara syariah.

BAB IV PEMBAHASAN. A. Prosedural deposito sebagai jaminan pembiayaan pada PT. Bank. a. Dana aman dan terjamin dikelola secara syariah. BAB IV PEMBAHASAN A. Prosedural deposito sebagai jaminan pembiayaan pada PT. Bank Syariah Mandiri KC Pariaman Manfaat deposito yaitu: a. Dana aman dan terjamin dikelola secara syariah. b. Bagi hasil yang

Lebih terperinci

Gerson Philipi Rianto F

Gerson Philipi Rianto F Gerson Philipi Rianto F3312065 Kegiatan sewa guna usaha (leasing) diperkenalkan untuk pertama kalinya di Indonesia pada tahun 1974 dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Menteri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peluang yang akan dihadapi oleh Indonesia dengan adanya AFTA. AFTA

BAB I PENDAHULUAN. peluang yang akan dihadapi oleh Indonesia dengan adanya AFTA. AFTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asean Free Trade Area (AFTA) 2015 telah berlangsung. Banyak tantangan dan peluang yang akan dihadapi oleh Indonesia dengan adanya AFTA. AFTA merupakan kerja sama antara

Lebih terperinci

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 75

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 75 A. PENGERTIAN Pengertian sewa guna usaha menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/KMK.01/1991 tanggal 21 Nopember 1991 tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha: Sewa guna usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori trade-off (trade-off theory) Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko dengan tingkat

Lebih terperinci

Tabel 5.1. Daftar Jenis Kendaraan CV. METROPOLITAN HOME. Umur Manfaat. B. Perbandingan Perolehan Kendaraan melalui Pembelian Tunai, Kredit

Tabel 5.1. Daftar Jenis Kendaraan CV. METROPOLITAN HOME. Umur Manfaat. B. Perbandingan Perolehan Kendaraan melalui Pembelian Tunai, Kredit 78 Tabel 5.1 Daftar Jenis Kendaraan CV. METROPOLITAN HOME Jenis Kendaraan Tgl. Perolehan Umur Manfaat Harga Perolehan (Rp) Nilai Sisa Buku (Rp) Isuzu Panther 16 Juni 2006 8 tahun 59.000.000 39.947.916,69

Lebih terperinci

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA A. Pengertian Pengalokasian Dana Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk tabungan, simpanan giro dan deposito adalah menyalurkan

Lebih terperinci