BAB II URAIAN TEORITIS. panjang yang digunakan oleh perusahaan, sedangkan struktur keuangan
|
|
- Hartanti Budiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II URAIAN TEORITIS A. Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Dalam pengertiannya, struktur modal dibedakan atas struktur modal dan struktur finansial/ keuangan. Struktur modal adalah paduan sumber dana jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan, sedangkan struktur keuangan merupakan paduan semua pos yang muncul di sisi kanan neraca perusahaan. Menurut Sawir (2005:10), struktur modal adalah pendanaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham. Menurut Warsono (2003:238), tujuan manajemen struktur modal adalah membentuk kombinasi sumber pembelanjaan yang dapat memaksimumkan harga saham. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan sehubungan dengan struktur modal. Pertama, risiko bisnis perusahaan. Risiko bisnis merupakan tingkat risiko yang terkandung pada aktiva perusahaan apabila tidak menggunakan hutang. Risiko bisnis yang semakin besar menyebabkan rasio hutang yang optimal semakin rendah. Faktor kedua adalah posisi pajak perusahaan. Perusahaan menggunakan hutang dengan alasan karena dalam perhitungan pajak biaya hutang yang sebenarnya dapat menurun. Hal itu disebabkan oleh karena adanya pengurangan biaya bunga hutang perusahaan. Namun, apabila sebagian besar dari pendapatan perusahaan terhindar dari perhitungan pajak karena penyusutan yang dipercepat. 17
2 Kestabilan operasi perusahaan sangat menentukan bagi keberhasilan jangka panjang. Kemungkinan tersedianya dana di masa mendatang dan konsekuensi akibat kurangnya dana sangat berpengaruh terhadap struktur modal yang ditargetkan. Menurut Astuti (2004:138), struktur modal yang ditargetkan adalah perpaduan antara hutang, saham preferen dan saham biasa yang dikehendaki perusahaan dalam struktur modal, sedangkan struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham. Sesuai dengan pengertian struktur modal, maka struktur modal dapat dinyatakan dalam dua indikator. Indikator pertama adalah rasio hutang (debt ratio). Sedangkan indikator kedua ialah rasio hutang-ekuitas (debt to equity ratio), yaitu perbandingan antara hutang jangka panjang dengan ekuitas saham biasa (stock equity). Rasio hutang-ekuitas dapat diformulasikan sebagai berikut (Warsono, 2003) : Rasio hutang-ekuitas = Hu tan g Jangka Panjang Ekuitas Saham Biasa Semakin tinggi rasio hutang-ekuitas menunjukkan bahwa dengan struktur modal tersebut, risiko keuangan yang ditanggung oleh pemegang saham juga semakin tinggi. 2. Komponen Struktur Modal Dalam penentuan komposisi struktur modal, untuk itu diuraikan sumbersumber dana sebagai berikut : a. Modal Sendiri (Equity Capital) Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, perusahaan tidak terlepas dari modal sebagai sumber pembelanjaan aktivanya, baik yang berasal dari dalam
3 maupun dari luar perusahaan itu. Modal yang berasal dari dalam perusahaan merupakan keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan. Modal tersebut disebut sebagai modal sendiri. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri, berasal dari bagian pengambilan pemilik perusahaan. Sumber modal diklasifikasikan atas dua jenis yaitu modal sendiri dan modal asing Metode pembelanjaan dana yang berasal dari modal sendiri disebut dana pembelanjaan sendiri (equity financing) sedangkan metode pembelanjaan modal asing dalam hal ini hutang disebut sebagai metode debt financing. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan tertanam untuk jangka waktu yang tidak tertentu lamanya. Oleh karena itu, ditinjau dari segi likuiditasnya merupakan dana jangka panjang yang tidak tertentu lamanya. Modal sendiri yang berasal dari sumber intern ialah dalam bentuk keuntungan yang dihasilkan perusahaan sedangkan modal sendiri yang berasal dari sumber ekstern adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan. Modal sendiri dalam suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) terdiri dari : 1. Modal Saham Modal saham ialah bukti pengambilan bagian dalam suatu PT. Bagi perusahaan yang bersangkutan, yang diterima dari hasil penjualan sahamnya akan tetap tertanam di dalam perusahaan tersebut selama hidupnya, meskipun bagi pemegang saham sendiri itu bukanlah penanaman yang permanen karena setiap waktu pemegang saham dapat menjual sahamnya.
4 Adapun jenis-jenis dari saham adalah sebagai berikut : a. Saham biasa, merupakan modal saham yang terikat secara permanen dalam perusahaan selama perusahaan beroperasi tersebut beroperasi. Pemegang saham biasa merupakan pemilik perusahaan yang sebenarnya. Pendapatan yang diterima oleh pemilik saham biasa berasal dari kelebihan laba yang diperoleh setelah dikurangi dengan pembayaran pajak. b. Saham preferen (modal saham istimewa), merupakan modal permanen dalam perusahaan dimana para pemegang saham tersebut diprioritaskan dalam pembagian laba dan pengembalian modal sebab pemegang saham preferen merupakan kreditur yang memberikan pinjaman kepada perusahaan. Pemilik saham preferen memperoleh dividen yang tetap setiap tahun. Jika perusahaan dilikuidasi, maka pemilik saham preferen juga diprioritaskan oleh perusahaan dalam hal pembagian kekayaannya. c. Saham kumulatif preferen, merupakan saham preferen yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk mendapat prioritas dalam pembagian dividen yang sifatnya kumulatif dalam persentase atas jumlah tertentu, artinya bahwa kalau ada dividen yang dibayarkan pada tahun tertentu tidak mencukupi atau tidak dibayar sama sekali, maka akan diperhitungkan pada tahun-tahun berikutnya. 2. Cadangan Cadangan dibentuk dari keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan selama beberapa waktu yang lampau dari tahun yang berjalan. Dengan kata lain, cadangan merupakan surplus yang diperoleh dari luar usaha operasional perusahaan. Cadangan yang termasuk dalam modal sendiri adalah :
5 a. Paid in Surplus, terdiri atas : i. Premium on Stock, adalah cadangan yang diperoleh dari kenaikan harga atas penjualan saham, sehingga di neraca kredit timbul cadangan agio saham. ii. Discount Rate, cadangan yang timbul karena perusahaan melakukan penurunan nilai pada saham yang melebihi saldo rugi. b. Unrealized Appreciation, merupakan cadangan yang timbul karena adanya penilaian kembali atas aktiva perusahaan yang bertujuan untuk mengurangi beban pajak. 3. Laba Ditahan Keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan dapat sebagian dibayarkan sebagai dividen dan sebagian ditahan oleh perusahaan. Apabila penahanan keuntungan tersebut sudah dengan tujuan tertentu, maka dibentuklah cadangan sebagaimana diuraikan diatas. Apabila perusahaan belum mempunyai tujuan tertentu tentang penggunaan keuntungan tersebut, maka keuntungan tersebut merupakan keuntungan yang ditahan (retained earning). Adanya keuntungan akan memperbesar retained earning yang berarti akan memperbesar modal sendiri, sebaliknya kerugian yang diderita perusahaan dapat memperkecil retained earning yang berarti memperkecil modal sendiri. b. Modal Pinjaman (Debt Capital) Modal pinjaman adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang untuk sementara ada di dalam perusahaan. Modal pinjaman bersifat hutang dan memiliki waktu yang terbatas, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Pada saat jatuh temponya modal pinjaman ini harus dibayarkan kembali.
6 Bentuk modal pinjaman antara lain : 1. Modal pinjaman jangka pendek, merupakan modal pinjaman yang jangka waktunya paling lama satu tahun. Modal pinjaman ini terdiri atas : i. Kredit Rekening Koran, merupakan kredit yang diberikan oleh perusahaan dengan batas tertentu dimana perusahaan mengambilnya sesuai kebutuhan saja. ii. Kredit dari Penjualan (Trade Credit), yaitu kredit yang berasal dari penjualan secara non-tunai (kredit) iii. Kredit dari Pembeli, adalah kredit yang diberikan oleh perusahaan sebagai pembeli kepada pemasok (supplier) atas bahan mentahnya atau barangbarang lainnya. iv. Kredit dari Wesel, terjadi jika perusahaan mengeluarkan surat perjanjian untuk membayar hutang kepada pihak lain pada waktu tertentu. 2. Modal Pinjaman Jangka Menengah, yaitu : i. Term Loan, yaitu kredit usaha yang berumur lebih dari setahun dan kurang dari 10 tahun. ii. Leasing 3. Modal Pinjaman Jangka Panjang, yaitu modal pinjaman yang memiliki jangka waktu yang cukup panjang, lebih dari satu tahun. Modal ini biasanya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi) atau memornisasi perusahaan. Modal ini terdiri atas : i. Pinjaman Hipotek, merupakan pinjaman jangka panjang, dimana pemilik modal diberikan hak hipotek atas suatu barang tidak bergerak.
7 ii. Pinjaman Obligasi, yaitu pinjaman jangka panjang berupa surat pengakuan hutang oleh debitur yang menyatakan bahwa ia bersedia kembali membayar hutangnya pada saat tertentu di masa mendatang. iii. Maturity Longterm Debt, terjadi jika perusahaan membutuhkan pendanaan berupa hutang dalam jangka waktu yang panjang sehingga dibuat dalam beberapa tahap, biasanya dua tahap. Pada umumnya memiliki masa maturity 20 hingga 30 tahun. 3. Faktor-faktor Keputusan Struktur Modal Ada empat faktor yang mempengaruhi struktur modal, yaitu : a. Risiko bisnis merupakan tingkat risiko yang terkandung dalam operasi perusahaan apabila ia tidak menggunakan hutang. Makin besar risiko perusahaan maka makin rendah rasio hutang yang optimal. Dapat juga didefinisikan sebagai ketidakpastian yang melekat pada proyeksi tingkat pengembalian aktiva (ROA) maupun ekuitas (ROE) masa depan, yang merupakan determinan dari struktur modal, sehingga dapat ditelaah untuk memperkirakan risiko bisnis. Faktor yang mempengaruhi risiko bisnis yaitu variabilitas permintaan, variabilitas harga jual, variabilitas harga masukan, kemampuan menyesuaikan harga keluaran terhadap harga masukan, biaya-biaya bersifat tetap (leverage operasi) b. Posisi pajak perusahaan Alasan perusahaan menggunakan pajak adalah karena biaya bunga dapat dikurangkan dalam perhitungan pajak, sehingga menurunkan biaya hutang yang sesungguhnya. Akan tetapi apabila sebagian besar dari pendapatan
8 perusahaan telah terhindar dari pajak karena perhitungan penyusutan, bunga pada hutang yang beredar saat ini, atau perhitungan pajak yang dikompensasi ke muka, maka tambahan hutang tidak banyak memberi manfaat sebagaimana dirasakan perusahaan dengan tarif pajak efektif lebih tinggi. c. Fleksibilitas keuangan Fleksibilitas keuangan adalah kemampuan perusahaan untuk menambah modal dengan persyaratan yang wajar dalam keadaan memburuk. Para manajer dana perusahaan perlu menyediakan modal untuk operasi yang stabil, yang merupakan faktor keberhasilan jangka panjang. d. Konservatisme atau agresivitas manajemen Sebagian manajer lebih agresif dari yang lain, maka sebagian perusahaan cenderung menggunakan hutang untuk meningkatkan laba. Faktor ini tidak mempengaruhi struktur modal yang optimal, akan tetapi mempengaruhi struktur modal yang ditargetkan oleh manajer. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Masalah struktur modal memiliki pengaruh yang sangat penting bagi setiap perusahaan. Baik buruknya struktur modal suatu perusahaan akan memberikan dampak yang langsung terhadap posisi finansial perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal antara lain : a. Profitabilitas Pada umumnya perusahaan yang sangat menguntungkan tidak memerlukan banyak hutang untuk membiayai operasional perusahaan. Tingkat pengembaliannya yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk dapat membiayai kebutuhan pendanaan mereka dengan dana yang dihasilkan secara internal.
9 b. Tingkat bunga Tingkat bunga yang berlaku pada saat itu sangat mempengaruhi keputusan perencanaan pemenuhan kebutuhan modal perusahaan. Pengaruh tingkat bunga antara lain terdapat pada pemilihan jenis modal yang akan ditarik. Dengan penyesuaian terhadap tingkat bunga yang sedang berlaku, maka perusahaan dapat memutuskan apakah perusahaan akan menerbitkan saham atau obligasi. c. Stabilitas dari earning Untuk menarik modal dengan beban tetap atau tidak, maka perusahaan harus memiliki stabililitas earning. Suatu perusahaan yang mempunyai earning yang stabil akan dapat memenuhi kewajiban finansialnya untuk membayar angsuran hutangnya sebagai akibat penggunaan modal asing. Sebaliknya, perusahaan yang memiliki earning yang tidak stabil akan berisiko tidak mampu membayar kewajibannya atas penggunaan hutang dalam operasi perusahaan. d. Stabilitas penjualan Perusahaan dengan tingkat penjualan yang relatif stabil lebih mudah memperoleh pinjaman dengan jumlah yang lebih banyak dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki tingkat penjualan yang tidak stabil. Perusahaan umum memiliki tingkat penjualan yang stabil dibandingkan dengan perusahaan industri karena permintaan atas produk dan jasanya relatif stabil. e. Susunan dan Aktiva Kebanyakan modal perusahaan industri tertanam dalam aktiva tetap dan mengutamakan pemenuhan kebutuhan modalnya dari modal yang permanen yang berasal dari modal sendiri, sedangkan modal asing hanya sebagai pelengkap. Hal
10 ini berhubungan dengan aturan finansial konservatif yang menyatakan bahwa besarnya modal sendiri hendaknya paling sedikit dapat menutup jumlah aktiva tetap plus aktiva lain yang bersifat permanen. f. Kadar Risiko dari Aktiva Kadar risiko dari setiap aktiva dalam perusahaan tidak sama. Risiko suatu aktiva akan semakin besar apabila jangka waktu penggunaan aktiva tersebut semakin panjang. Dengan adanya risiko yang ada pada aktiva tersebut, maka perusahaan harus lebih banyak membelanjai operasi dengan modal sendiri sebab modal sendiri tahan terhadap risiko dan semaksimal mungkin mengurangi pembelanjaan dengan modal asing agar terhindar dari risiko tersebut. g. Besarnya Jumlah Modal Yang Dibutuhkan Jika kebutuhan akan modal berjumlah besar, maka perusahaan perlu mencari lebih dari satu sumber dana, misalnya dengan mengeluarkan dua golongan sekuritas secara bersama-sama yaitu saham preferen dan obligasi. Sebaliknya jika modal yang dibutuhkan oleh perusahaan dapat dipenuhi dari satu sumber saja, perusahaan cukup hanya mengeluarkan satu golongan sekuritas saja. h. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan yang sedang berkembang pesat lebih banyak mengandalkan modal eksternal. Namun pada saat yang sama, perusahaan tersebut sering menghadapi ketidakpastian yang lebih besar sehingga perusahaan cenderung mengurangi kebutuhan untuk menggunakan hutang. i. Situasi Pasar Modal Situasi pasar modal sering mengalami perubahan yang disebabkan oleh adanya gelombang konjungtur. Pada umumnya jika gelombang meninggi maka
11 para investor cenderung lebih tertarik untuk menanamkan modalnya dalam bentuk saham. Untuk itu, dalam mengeluarkan atau menjual sekuritas perusahaan harus menyesuaikan dengan situasi pasar modal. j. Sifat Manajemen Sifat optimis manajer memberikan keberanian lebih besar bagi manajer tersebut dalam menanggung risiko yang lebih besar. Untuk membiayai pertumbuhan penjualan, manajer harus berani memutuskan untuk menggunakan dana yang bersifat hutang (modal asing) walaupun dengan keputusan ini perusahaan akhirnya dikenai beban finansial yang tetap. k. Skala Perusahaan Suatu perusahaan berskala besar yang sahamnya tersebar sangat luas lebih berani dalam memenuhi kebutuhannya untuk membiayai pertumbuhan penjualan dibandingkan dengan perusahaan kecil. Perusahaan besar hanya akan merasakan pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan hilangnya kendali dari pihak yang dominan dalam perusahaan tersebut. Namun jika penambahan jumlah saham terjadi pada perusahaan kecil, maka akan berpengaruh besar terhadap kemungkinan hilangnya kendali pihak yang dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan. 5. Teori-teori Struktur Modal Teori-teori yang berhubungan dengan struktur modal antara lain teori trade-off, teori keagenan (Agency Theory), Teori Irrelevan, Teori Pecking Order dan teori free cash flow (Keown et all, 2000: ).
12 a. Teori Trade-off (Trade-off Theory) Kebijakan struktur modal melibatkan perimbangan trade-off antara risiko dengan tingkat pengembalian. Teori trade-off menjelaskan bahwa struktur modal yang optimal ditentukan dengan menyeimbangkan keuntungan pajak dengan biaya tekanan finansial (the cost of financial distress) dari penambahan hutang. Dalam teori ini diterangkan bahwa setiap perusahaan harus menetapkan target struktur modalnya, yaitu pada posisi keseimbangan biaya dan keuntungan dari pendanaan dengan hutang, sebab pada posisi tersebut nilai perusahaan menjadi maksimal. Jika jumlah hutang semakin banyak berarti memperbesar risiko yang ditanggung oleh pemegang saham (ekuitas) dan juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan. Akibat risiko yang semakin tinggi, harga saham cenderung turun dan tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return) semakin besar. Meningkatnya expected rate of return akan menaikkan harga saham tersebut. Oleh sebab itu struktur modal yang optimal harus berada pada keseimbangan antara risiko dengan pengembalian yang dapat memaksimumkan harga saham (Brigham & Houston, 2001:5-6). b. Teori Keagenan (Agency Theory) Dalam perusahaan-perusahaan besar tidak jarang terjadi konflik antara pemegang saham dengan kreditor. Kreditor memiliki hak atas sebagian laba yang diperoleh perusahaan dan sebagian asset perusahaan terutama jika perusahaan bangkrut. Sementara itu, pemegang saham memegang pengendalian perusahaan yang dapat menentukan profitabilitas dan risiko perusahaan. Kendali itu misalnya terdapat dalam ekspansi perusahaan yang menyebabkan risiko perusahaan menjadi lebih besar.
13 Apabila ekspansi ini berhasil, maka sebagian besar keuntungan akan menjadi hak para pemegang saham. Tetapi jika ekspansi gagal, maka kreditor harus ikut menanggung risiko kerugian tersebut. c. Teori Irrelevan Teori ini dinyatakan oleh Modigliani & Miller (1958) yang selanjutnya disebut dengan teori MM. Berdasarkan pada serangkaian asumsi, MM membuktikan bahwa nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh struktur modalnya dan selama pembayaran bunga dapat dipergunakan untuk mengurangi beban pajak, maka penggunaan hutang akan memberikan manfaat bagi pemilik perusahaan. Dengan kata lain, teori MM menyatakan bahwa struktur modal tidak relevan. Studi Modigliani & Miller didasarkan pada beberapa asumsi, antara lain : a) tidak ada biaya pialang (broker) b) tidak ada pajak c) tidak ada biaya kebangkrutan d) para investor dapat meminjam dengan tingkat suku bunga yang sama dengan perseroan e) semua investor memperoleh informasi yang sama seperti manajemen mengenai peluang investasi perusahaan di masa mendatang f) EBIT tidak dipengaruhi oleh penggunaan hutang Asumsi-asumsi yang digunakan dalam studi MM tidak realistis. Namun meskipun demikian, teori MM juga memberikan petunjuk-petunjuk mengenai apa yang diperlukan bagi struktur modal agar menjadi relevan sehingga akan mempengaruhi nilai suatu perusahaan.
14 d. Teori Pecking Order Teori ini menyatakan bahwa perusahaan cenderung memilih pendanaan yang berasal dari sumber internal daripada eksternal. Teori ini juga menjelaskan alasan mengapa perusahaan-perusahaan yang profitable umumnya meminjam dalam jumlah sedikit, yaitu bukan karena perusahaan tersebut memiliki target debt ratio yang rendah melainkan karena memerlukan external financing yang sedikit. Perusahaan akan menentukan hierarki dana yang paling disukai. Jika dalam pemenuhan dana perusahaan lebih mengutamakan dari sumber ekstern yang berupa hutang saja, maka ketergantungan pada pihak luar akan semakin besar dan risiko finansialnya ikut menjadi besar. Sebaliknya, jika perusahaan hanya menggunakan saham sebagai sumber modal, maka biaya modal yang timbul akan semakin mahal. Oleh karena itu, harus ada keseimbangan yang optimal antara kedua sumber dana tersebut. 6. Rasio-rasio Struktur Modal Rasio struktur modal mengaitkan komponen struktur modal satu sama lain atau dengan totalnya. Rasio-rasio struktur modal yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : a. Debt to Equity Ratio (DER) Debt to Equity Ratio (DER) merupakan perbandingan antara hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan yang menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Makin tinggi rasio ini, maka risiko yang harus dihadapi perusahaan juga semakin besar. Rumus : DER = Total Liabilities Total Equity Syahyunan, 2004:84
15 b. Debt to Asset Ratio (DAR) Debt to Asset Ratio (DAR) mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin hutangnya dengan sejumlah aktiva yang dimiliki. Semakin tinggi DAR berarti semakin besar jumlah modal pinjaman (hutang) yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan dibanding dengan aktiva yang dimiliki dan risikonya juga akan semakin besar. Dengan kata lain, semakin tinggi DAR, artinya proporsi modal sendiri yang digunakan untuk membiayai aktiva semakin kecil. DAR dihitung dengan rumus : DAR = Total Debt Total Asset. Abdullah, 2005:51 c. Longterm Debt to Equity Ratio (LDER) Longterm Debt to Equity Ratio (LDER) mengukur hubungan antara hutang jangka panjang (biasanya disebut kewajiban tidak lancar) dengan modal ekuitas. Semakin tinggi LDER menunjukkan semakin besar hutang jangka panjang perusahaan dibanding dengan modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan. Adapun rumus untuk menghitung LDER adalah sebagai berikut : LDER = Longterm Debt Total Equity Abdullah, 2005:52 B. Pengukuran Tingkat Rentabilitas 1. Pengertian Rentabilitas Menurut Riyanto (2001:35), rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba dalam periode tertentu. Laba yang dimaksud perlu dilihat efisiensinya dengan membandingkan laba tersebut dengan modal yang dipergunakan untuk menghitung rentabilitasnya. Rentabilitas merupakan
16 hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan kepentingan manajemen (Sawir, 2005:17). Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam periode tertentu. Ada beberapa pengukuran terhadap rentabilitas perusahaan dimana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total aktiva, dan modal sendiri. Secara keseluruhan ketiga pengukuran ini akan memungkinkan seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya dengan volume penjualan, jumlah aktiva, dan investasi tertentu dari pemilik perusahaan. Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Secara umum rentabilitas diformulasikan sebagai berikut : Keterangan : L X 100% M L = jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu M = modal yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut Pengukuran tingkat rentabilitas perusahaan dalam penelitian ini merujuk pada rentabilitas perusahaan yang menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal sendiri untuk menghasilkan laba atau disebut dengan rentabilitas modal sendiri. Rentabilitas modal sendiri atau disebut juga rentabilitas usaha adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri di satu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut di lain pihak. Dengan kata lain, rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan. Laba untuk menghitung rentabilitas modal
17 sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi dengan bunga modal asing dan pajak perseroan. 2. Rasio rasio Rentabilitas a. Rasio margin laba kotor (Gross Profit Margin Ratio), yang diperoleh dengan membandingkan laba kotor dengan penjualan bersih. Rasio Margin Laba Kotor = Laba kotor Penjualan bersih b. Rasio margin laba bersih (Net Profit Margin Ratio), diperoleh dengan membandingkan laba bersih dengan penjualan bersih. Rasio Margin Laba Bersih = Laba bersih Penjualan bersih c. Rasio pengembalian aktiva (ROA/ Return on Asset), adalah perbandingan antara laba bersih operasi perusahaan dengan total aktiva. Rasio ini menghitung bagaimana perusahaan menggunakan modal perusahaan yang berada di dalam aktiva maupun dalam ekuitas dan pinjaman. ROA = Laba bersih Total aktiva d. Rasio pengembalian atas ekuitas (ROE/ Return on Equity), adalah perbandingan antara laba bersih dan ekuitas. Yang dimaksud dengan ekuitas adalah modal pemegang saham dan laba ditahan. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan Return on Equity (rasio pengembalian ekuitas) untuk mewakili hubungan rentabilitas dengan rasio Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Longterm Debt to Equity Ratio.
18 ROE = Net Pr ofit Net Worth e. Earning per share, merupakan rasio yang menggambarkan besarnya pengembalian modal dari setiap satu lembar saham. EPS = Laba bersih Jumlah saham yang beredar f. Basic Earning Power menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga dan pajak dibandingkan dengan total aktiva. Basic Earning Power = Laba sebelum bunga dan Jumlah aktiva pajak g. Contribution Margin, yaitu menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang akan menutupi biaya-biaya tetap atau biaya operasi lainnya. Rumus : Laba kotor Contribution Margin = Penjualan h. Productivity Ratio, yaitu menggambarkan kemampuan operasional perusahaan dalam menjual dan menggunakan aktiva yang dimiliki. Productivity Ratio = Penjualan bersih Rata rata aktiva 3. Return on Equity (ROE) Rasio rentabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Equity (ROE). ROE mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan laba (Purba, 2002:118).
19 Menurut Agus Sartono (2001:124) : Return on Equity atau Return on Net Worth mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham. Return on Equity (ROE) merupakan salah satu cara untuk menghitung efisiensi perusahaan dengan membandingkan antara laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut. Laba yang diperhitungkan adalash laba usaha setelah dikurangi bunga modal asing dan pajak (earning after tax/ EAT), sedangkan modal yang digunakan dalam perhitungannya adalah modal sendiri (equity) yang digunakan dalam pemenuhan kebutuhan dana perusahaan. Semakin besar rasio ini maka semakin besar pula kemampuan modal sendiri untuk menghasilkan laba bersih bagi para pemilik modal/ pemegang saham..
BAB II URAIAN TEORITIS. Studi empiris yang menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Studi empiris yang menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas dan struktur modal sudah banyak dilakukan oleh berbagai pihak. Hasil penulisan
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. minuman yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Pengambilan sampel dan purposive
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Tobing (2006) mengenai Pengaruh Struktur Modal terhadap Profitabilitas pada Industri Makanan dan Minuman yang Tercatat di Bursa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori trade-off (trade-off theory) Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko dengan tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk tetap berjalan dengan baik suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan didirikan pada umumnya dengan tujuan untuk memperoleh laba yang optimal dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan dengan baik agar perusahaan dapat
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang diperoleh menggunakan
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Struktur Modal (DER) adalah proporsi dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terdapat di neraca. Menurut Munawir (2004:32) solvabilitas menunjukkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Solvabilitas 1. Pengertian Solvabilitas Solvabilitas merupakan perbandingan antara kewajiban terhadap akun lain yang terdapat di neraca. Menurut Munawir (2004:32) solvabilitas
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing (jangka panjang)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Tingkat pertumbuhan perusahaan akan menunjukkan sampai seberapa besar perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Manajemen Keuangan Definisi manajemen keuangan menurut Martono (2007:4) yaitu : Manajemen Keuangan(Financial Management), atau dalam literatur lain disebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan menjalankan operasional usahanya. Ketika menjalankan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini dunia usaha baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil melakukan pengembangan usahanya untuk mengantisipasi persaingan yang semakin tajam dalam
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal 2.1.1.1 Pengertian Struktur Modal Struktur modal merupakan suatu pilihan pendanaan perusahaan antar hutang dan ekuitas (Theresia,2007).
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Struktur Modal Struktur Modal merupakan pilihan pendanaan antara utang dan ekuitas. Struktur modal (yang ditargetkan) adalah bauran utang, saham preferen, dan saham
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal merupakan perimbangan antara penggunaan modal pinjaman yang terdiri dari: utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal 1. Modal Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya tentu memerlukan modal, tersedianya modal yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Struktur Modal Struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan Copeland,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
21 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Struktur Modal Husnan (2000:275) mendefinisikan struktur modal sebagai perbandingan antara sumber jangka panjang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Modal 2.1.1 Pengertian Modal Modal merupakan sejumlah dana yang menjadi dasar untuk mendirikan suatu perusahaan. Setiap perusahaan tentu akan membutuhkan modal untuk
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pembaca dalam memahami maksud dari variabel-variabel yang akan diteliti.
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis Guna memudahkan pemahaman atas bahasan mengenai penelitian ini, maka diperlukan tinjauan teoretis. Hal tersebut perlu untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Harjito dan Martono (2011:4) menyatakan:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Manajemen Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Manajamen Keuangan Menurut Harjito dan Martono (2011:4) menyatakan: Manajemen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Ayu (2011), pada perusahaan makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan data
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Struktur Modal Ketika sebuah perusahaan berkembang, perusahaan tentunya akan membutuhkan modal dan modal tersebut
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Struktur modal Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal maupun sumber eksternal secara teoritis didasarkan pada dua kerangka
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang mendasari dilakukannya penelitian ini antara lain : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian
Lebih terperincimengelola modal sendiri untuk menghasilkan laba. BAB II TINJAUAN PUSTAKA adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham
3. Bagi perusahaan, sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam mengelola modal sendiri untuk menghasilkan laba. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian Struktur Modal Struktur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori ini menjabarkan teori-teori mengenai struktur modal yang diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada dalam penelitian. Serta argumen yang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Menurut Harjito dan Martono (2013:256) struktur modal (capital structure) adalah perbandingan atau imbangan pendanaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Finansial 2.1.1 Pengertian Struktur Finansial Pendapat mengenai struktur finansial berbeda-beda. Dalam beberapa sumber pengertian struktur finansial kurang dijabarkan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Struktur modal berkaitan dengan pembelanjaan jangka panjang suatu perusahaan yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau keuntungan perusahaan. Profitability menggambarkan kemampuan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitability (ROE) Profitability adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan perusahaan. Profitability menggambarkan kemampuan badan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pengertian manajemen keuangan mengalami perubahan sesuai dengan
BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan mengalami perubahan sesuai dengan perkembabangan jaman. Secara umum manajemen keuangan dapat diartikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peluang yang akan dihadapi oleh Indonesia dengan adanya AFTA. AFTA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asean Free Trade Area (AFTA) 2015 telah berlangsung. Banyak tantangan dan peluang yang akan dihadapi oleh Indonesia dengan adanya AFTA. AFTA merupakan kerja sama antara
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Myes dan Majluf Disebut sebagai pecking order theory karena teori ini
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pecking Order Theory Pecking order theory adalah teori struktur modal yang di rumuskan oleh Myes dan Majluf 1984. Disebut sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan perusahaan dalam upaya untuk mengantisipasi persaingan yang semakin tajam dalam pasar yang semakin global seperti sekarang ini akan selalu dilakukan baik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan untuk digunakan dalam operasinya. Suatu perusahaan pada umumnya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Aktiva 2.1.1 Pengertian Struktur Aktiva Aktiva atau aset adalah segala sumber daya dan harta yang dimiliki perusahaan untuk digunakan dalam operasinya. Suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perkembangan bisnis properti di Indonesia mengalami kenaikan yang cukup pesat pada dekade terakhir ini. Banyak indikator yang dapat dilihat di dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Dalam setiap perusahaan peranan ilmu manajemen sangat penting sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kreditur, serta pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Selain itu pendanaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendanaan merupakan masalah yang sangat penting bagi suatu perusahaan, karena melibatkan banyak pihak, seperti pemegang saham, kreditur, serta pihak manajemen
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian pasar modal Secara umum, pasar modal adalah sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. seluruh sumber pendanaan jangka panjang (ekuitas dan utang) yang digunakan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Struktur Modal Menurut Kodrat (2009:107) struktur modal perusahaan adalah kombinasi dari saham-saham yang berbeda (saham biasa dan saham preferen) atau
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. Octavianus Hendratmo (2004) meneliti dengan judul Analisis Pengaruh
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Octavianus Hendratmo (2004) meneliti dengan judul Analisis Pengaruh Tingkat Aktivitas, Likuiditas, dan Leverage Keuangan terhadap Earnings Per Share (EPS)
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya pasti membutuhkan dana
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka. 2.1.1 Sumber Dana. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya pasti membutuhkan dana yang cukup besar. Dana tersebut dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Struktur Modal a. Pengertian Pemenuhan dana perusahaan untuk kebutuhan operasi sehari-hari maupun untuk mengembangkan perusahaan dapat berasal dari modal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Januarino Aditya (2006) dengan judul Studi Empiris Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. (yang lebih baik) mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki investor.
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Asimetri Informasi Teori asimetri informasi atau ketidaksamaan informasi menurut Brighman dan Houston (1999:35) adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pendanaan ini bisa bersumber dari dalam perusahaan (internal financing) maupun
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis di era globalisasi ini sangat pesat. Banyak perusahaan yang tumbuh dan berkembang dimasing-masing bidang usaha yang mereka jalani.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pecking Order Theory menurut Myers (1984), menyatakan bahwa perusahaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Packing Order Theory Pecking Order Theory menurut Myers (1984), menyatakan bahwa perusahaan lebih menyukai internal financing yaitu perusahaan lebih cenderung
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2. TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
23 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2. TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Asimetri Informasi Teori asimetri informasi atau ketidaksamaan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendanaan adalah fondasi utama dalam dunia usaha dan perekonomian. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai kegiatan operasionalnya atau
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan antara total utang dan modal sendiri. Menurut Sartono (2001) yang dimaksud dengan struktur modal merupakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Struktur Modal 2.1.1 Pengertian Struktur Modal Keputusan untuk memilih sumber pembiayaan merupakan keputusan bidang keuangan yang paling penting bagi perusahaan. Rasio hutang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis yang sedang memasuki era globalisasi mengakibatkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia bisnis yang sedang memasuki era globalisasi mengakibatkan persaingan semakin tajam, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk senantiasa berproduksi secara
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham (Sawir, 2009:10).
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teoretis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah pendanaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. struktur modal perusahaan yang akhirnya akan mempengaruhi suatu kinerja
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam setiap perusahaan, keputusan dalam pemilihan sumber dana merupakan hal yang penting karena hal tersebut akan berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori Teori Modigliani Miller (MM) Teori struktur modal modern dimulai pada tahun 1958, ketika Profesor Franco Modigliani dan Merton Miller (MM) menerbitkan apa yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Bambang Riyanto (2008:35) menyatakan bahwa profitabilitas adalah :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Sartono (2010:122) menyatakan bahwa profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Sumber Pendanaan Keputusan pendanaan suatu perusahaan merupakan keputusan yang dilakukan oleh manajer keuangan yang berkaitan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal sendiri dalam perusahaan. Keputusan struktur modal berkaitan dengan pemilihan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Struktur Modal Struktur modal merupakan perbandingan atau proporsi dari total hutang dengan modal sendiri dalam perusahaan. Keputusan struktur modal berkaitan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, ukuran, dan pertumbuhan perusahaan
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian terdahulu Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan berhubungan dengan topik pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, ukuran, dan pertumbuhan perusahaan terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Keputusan finansial merupakan hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial yang diambil oleh manajer
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitabilitas Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba melalui operasional usahanya dengan menggunakan dana aset yang dimiliki oleh perusahaan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan yang terdiri dari neraca, perhitungan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal
BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengertian Modal dan Strukur Modal a. Pengertian Modal Menurut Munawir (2001) dalam Prabansari dan Kusuma (2005), modal adalah hak atau bagian yang dimiliki perusahaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pasar Modal Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, semakin baik investor menilai sebuah perusahaan maka investor tidak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
8 BAB II LANDASAN TEORI A. Struktur Modal 1. Definisi Struktur Modal Menurut Bambang (2008:22), Struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan perimbangan antara hutang dengan modal sendiri.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian dari struktur keuangan dimana struktur keuangan mencerminkan kebijakan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Modal dan Leverage Keuangan Struktur modal merupakan komposisi pendanaan permanen perusahaan, yaitu bauran pendanaan jangka panjang perusahaan. Struktur modal merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan utang menggambarkan keputusan yang diambil oleh
16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebijakan Utang Kebijakan utang menggambarkan keputusan yang diambil oleh manajemen dalam menentukan sumber pendanaannya. Kreditor dan pemegang saham tertarik pada kemampuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen perusahaan dalam mendanai aktivanya (Sawir, 2004:2).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Struktur Modal dan Leverage Keuangan Struktur modal merupakan komposisi pendanaan permanen perusahaan, yaitu bauran pendanaan jangka panjang perusahaan. Struktur modal merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi operasional perusahaan yang berkaitan dengan pendanaan atau pengelolaan
Lebih terperinciTEORI STRUKTUR MODAL. A. Pengertian Modal dan Struktur Modal
TEORI STRUKTUR MODAL A. Pengertian Modal dan Struktur Modal Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos modal (modal saham), keuntungan atau laba yang ditahan atau kelebihan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Landasan Teori 2.1.1. Sumber-sumber Pendanaan Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari internal perusahaan (pendanaan dari dalam perusahaan) dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. aktiva, baik langsung maupun tidak langsung dengan harapan mendapatkan
8 BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Investasi di Pasar Modal Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal pada satu atau lebih aktiva, baik langsung maupun tidak langsung
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyertaan kepemilikan perusahaan. Struktur modal yang optimal adalah struktur
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Modal Struktur Modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing dengan modal sendiri. Modal asing dalam hal ini adalah hutang jangka panjang maupun jangka
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Modal dan Struktur Modal a. Pengertian Struktur Modal Keputusan untuk memilih sumber pembiayaan merupakan keputusan bidang keuangan yang sangat penting bagi perusahaan.
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. jumlah modal kerja bersih yang layak diterima, serta menjamin tingkat likuiditas
II. LANDASAN TEORI 2.1 Modal 2.1.1 Pengertian Setiap perusahaan atau badan usaha membutuhkan modal kerja untuk membiayai operasinya sehari-hari. Pengelolaan modal kerja yang baik harus dapat menjamin jumlah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal menurut Riyanto (2011:22) merupakan pembelanjaan permanen yang mencerminkan pertimbangan
Lebih terperinciUnlevered firm Perusahaan yang hanya menggunakan ekuitas. Levered firm Perusahaan yang menggunakan bauran ekuitas dan berbagai macam.
Struktur Modal : Merupakan pilihan pendanaan antara hutang dan ekuitas. Bauran modal yang optimal dapat menekan biaya modal, yang dapat meningkatkan kembalian ekonomi neto dan meningkatkan nilai perusahaan
Lebih terperincidaya yang dimiliki perusahaan sehingga perusahaan memilki motivasi untuk sangat penting, karena modal sangat dibutuhkan dalam menjalankan kegiatan
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Modal 2.1.1.1 Pengertian Modal Setiap perusahaan harus mampu membangun manajemennya secara konsepsional dan sistematis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Struktur Keuangan 2.1.1 Pengertian Struktur Keuangan Desain struktur keuangan suatu perusahaan, berhubungan dengan komposisi jatuh tempo sumber-sumber pendanaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Harahap (2003) menganalisis pengaruh struktur modal terhadap
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Harahap (2003) menganalisis pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas pada Industri Pulp and Paper yang masuk Pasar Modal. Hasil penelitian in menunjukkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Trade-Off Theory Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan hutang sebanyak banyaknya. Suatu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Struktur Modal Berbagai macam teori mengenai struktur modal sudah ada sejak lama dan muncul dari berbagai sudut pandang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Modal dan struktur modal perusahaan Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos modal (modal saham), surplus
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan melihat efisiensi dari penggunaan modalnya. Perhitungan profitabilitas
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Profitabilitas. Profitabilitas merupakan suatu ukuran dari keberhasilan suatu perusahaan dengan melihat efisiensi dari penggunaan modalnya. Perhitungan profitabilitas dimaksudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan perusahaan menjadi faktor yang sangat penting didalam kegiatan bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai laba
Lebih terperinciII. TIN JAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi
17 II. TIN JAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi keuangan dari perusahaan. Laporan keuangan yang merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan global dimulai dengan kasus subprime mortgage dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian Indonesia mendapat pengaruh negatif dari krisis keuangan global pada awal tahun 2008 yaitu berupa krisis energi dan krisis komoditas. Krisis keuangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitabilitas Tujuan utama perusahaan ialah untuk memperoleh laba guna menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya dilihat dari seberapa
Lebih terperinciI. LANDASAN TEORI. Menurut Munawir ( 2004 : 2 ) pengertian laporan keuangan yaitu hasil dari proses akuntansi
I. LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan Menurut Munawir ( 2004 : 2 ) pengertian laporan keuangan yaitu hasil dari proses akuntansi yang dapat dugunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Brigham dan Houston (2001) struktur modal adalah bauran dari hutang,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Struktur Modal Menurut Brigham dan Houston (2001) struktur modal adalah bauran dari hutang, saham preferen dan saham biasa. Sedangkan Husnan (2000) struktur modal adalah perimbangan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing (jangka panjang) dengan modal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Modal 2.1.1 Pengertian Struktur Modal Investor menanamkan sejumlah dana pada suatu perusahaan dengan harapan memperoleh pengembalian yang menguntungkan. Menurut Brigham
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berjudul Factors Determining the Capital Structure of Pharmaceutical
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pendanaan telah dilakakukan oleh: 1. T Mallikarjunappa dan Carmelita Goveas (2007) telah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi lain
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Return Saham Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
10 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Struktur Modal 1. Pengertian Modal Perusahaan membutuhkan modal untuk menjalankan aktivitasnya. Modal merupakan faktor yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku. Hal ini diperlukan agar laporan keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis dewasa ini cenderung semakin pesat. Tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis dewasa ini cenderung semakin pesat. Tingkat persaingan yang sudah semakin tinggi menuntut setiap perusahaan agar mampu menerapkan
Lebih terperinciII. LANDASAN TEORI. laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan
II. LANDASAN TEORI 2.1.Dividen 2.1.1 Pengertian Dividen Dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan bagi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. masalah dari mana dana diperoleh dan untuk apa dana tersebut digunakan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Struktur Modal Dalam menjalankan kegiatan operasinya, setiap perusahaan menghadapi masalah dari mana dana diperoleh dan untuk apa dana tersebut digunakan.
Lebih terperinci