Kondisi Geografis Wilayah Kabupaten Kerinci
|
|
- Yenny Budiaman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Kondisi Geografis Wilayah Kabupaten Kerinci Secara geografis Kabupaten Kerinci terletak pada koordinat : 1'40' - 2O26' Lintang Selatan dan 101'08'- 101 "50' Bujur Ti. Kabupaten Kerinci me~pakan salah satu dari sepuluh kabupaten dalam wilayah Provinsi Jambi yang berada di ujung bagian barat wilayah provinsi dan berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Barat dan Pmvinsi Bengkulu. Posisi Kabupaten Kerinci dalam skala dan orientasi Provinsi Jambi disajikan pada Gambar 5. Secara umum wilayah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Kerinci diantaranya adalah : - Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Solok, Pmvinsi Sumatera Barat; - Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Merangin; - Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, dan Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat; - Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Bungo. Administmi Wilayah Kabupaten Kerinci Kabupaten Kerinci memilii luas wilayah Ha, yang terdiri dari 17 wilayah kecamatan dan 278 desa. Setelah keluarnya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2008, Kabupaten Kerinci dimekarkan menjadi dua wilayah administratif, yaitu Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh. %&ai Kabupaten Kerinci memiliki 12 wilayah kecamatan dengan luas wilayah Ha. Sedangkan Kota Sungai Penuh terdii da5 5 wilayah kecamatan dengan luas wilayah Ha. Pada saat ini Kota Sungai Penuh belum menjalankan Mtas pembangunan, dan segala bentuk aset dan data masih didasarkan pada kabupaten induk yaitu Kabupaten Kerinci. Adapun Jumlah kecamatan, luas wilayah, jumlah desa dan kelurahan di Kabupaten Kerinci disajikan pada Tabel 3.
2 Tabel 3 Luas Wilayah per Kecarnatan di Kabupaten Kerinci Kecamatan 1. Gunung Raya 2. Batang Merangin 3. Keliling Danau 4. Danau Kerinci 5. Sitinjau Laut 6. Tanah Kampung 7. Sungai Penuh 8. Hamparan Rawang 9. Pesisir Bukit 10. Kumun Debai 11. Air Hangat 12. Air Hangat Timur 13. Depati VII 14. Gunung Kerinci 15. Siulak 16. Kaw Aro Jumlah Luas (Ha) Desa Kelurahan Total Status Wilayah Kota Sei.Penuh Kota Sei.Penuh Kota Sei.Penuh Kota Sei.Penuh Kota Sei.Penuh 17. ~ uku~g Tujuh Total Luas Sumber : BPS Kabupafen Kerinci, Tahun Topografi dan Morfologi Wilayah Wilayah Kabupaten Kerinci membentang dari Gunung Tujuh sampai Gunung Raya. Sebagian besar (98%) berada pada ketinggian diatas m dpl, dan mcmpakan bagian dari Pegunungan Bukit Barisan. Karakter wilayah bergelombang dan berbukit-bukit tersebut membentuk enclave yang sangat luas dan sebagian ditutupi hutan lebat alami yang mernpakan ciri khas wilayah Kabupaten Kerinci. Secara umum wilayah Kabupaten Kerinci dapat dikelompokkan dalam beberapa satuan morfologi yaitu dataran, perbukitan bergelombang halus sampai perbukitan bergclombang sedang dan pcgunungan. Berdasarkan kondisi geomorfologi dan penyebaran batuannya, pola orientasi ke arah utara, &an dijumpai morfologi yang lcbih tinggi yaitu morfologi perbukitan bergelombang sampai pegunungan, sedangkan pada oricntasi ke arah Selatan akan dijumpai morfologi dataran rendah.
3 here to qet your free novapdf Lite registration key Gambar 5 Peta Administrasi Kabupaten Kerinci
4 Penutupan Lahan Berdasarkan peta penutupan Iahan Kabupaten Kerinci tahun 2005 dapat diketahui bahwa kawasan hutan yang mendominasi wilayah ini sebesar 56% atau seluas Ha yang tersebar di bagian barat dan timur wilayah kabupaten. Selanjutnya disusul oleh penggunaan untuk pertanian lahan kering ( Ha), dan hutan budidaya ( Ha). Penutupan lahan berupa pemukiman memiliki luas Ha, yang menyebar di sepanjang jaringan jalan. Perkembangan pemukiman saat ini cukup pesat menyebar sporadis di pusat-pusat kegiatan di setiap wilayah kecamatan. Penutupan lahan berupa lahan perkebunan memiliki luas Ha, atau 1,4% dari luas wilayah, diia jenis komoditas utarnanya adalah perkebunan teh di Kecamatan Kayu Aro. Sedangkan lahan sawah di Kabupaten Kerinci memilii luas Ha atau sebesar 3,6% dari total luas wilayah. Rincian dan gambaran penutupan lahan di Kabupaten Kerinci disajikan pada Tabel 4 dan Gambar 6. Tabel 4 Penutupan Lahan di Kabupaten Kerinci Penutupan Laban Luas (Ha) 1. Badan Air Hutan Hutan Budidaya Kebun Campuran Perkebunan Permukiman Pertanian Tanah Kering Rumpuflanah terbuka ; saw& 15: Semakfbelukar Total Luas Sumber : Bappeda Kabupaten Kerinci, Tahun 2007.
5 bbw -.*a w.- rn he-?= --w"#* wa*l*bn-n -unm*xrm mam-- -inn*-q Gambar 6 Peta Penutupan Lahan here to get your free novapdf Lite registration key
6 Zona Pemanfaatan Ruang Wiiayab Kabupaten Kerinci Berdasarkan karakteristik wilayahnya, Kabupaten Kerinci dibagi dalam empat jenis tipe zona pemanfaatan ruang (Gambar 7) yaitu : 1) zona perlindungan, 2) zona pengendalian ketat, 3) zona pemanfaatan ruang terbatas, dan 4) zona pemanfaatan intensif (RTRW Kabupaten Kerinci Tahun ). Arahan pemanfaatan ruang untuk setiap zona tersebut disajikan dibawah ini. 1) Zona Perlindungan (Zona A) Zona ini merupakan kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) seluas Ha, sesuai dengan SK Menhutbun nomor: 901/KPTS-2AIl99, dm Keppres nomor: 32 Tahun 1990 tentang Penetapan dan Kriteria Kawasan findung. Zona A terdiri dari 13 kecamatan yaitu : Kayu Aro, Gunung Kerinci, Gunung Tujuh, SiuIak, Air Hangat, Air Hangat Timur, Sungai Penuh, Kumun Debai, KeSiing Danau, Batang Merangin, Gunung Raya dan Danau Kerinci. 2) Zona Pengendalian Ketat (Zona B) Zona ini didasarkan pada pertimbangan bahwa daerah ini potensial terhadap bencana gempa bumi clan mwan banjir. Zona ini didominasi oleh pemanfaatan lahan pertartian lahan basah, hutan kemasyarakatan, dan permukiman. Kecamatan yang masuk dalam zona B ini terdii dari 12 kecamatan yaitu : Kecamatan Sungai Penuh, Hamparan Rawang, Kumun Debai, Pesisir Bukit, Tanah Kampung, Sitinjau Laut, Air Hangat Ti, Air Hangat, Danau Kerinci, Depati Tujuh, Siulak dan Keliling Danau. Penetapan fungsi kota utama (Sungai Penuh) di dalam zona ini addah sebagai permukiman terbatas, pertartian lahan basah, pusat Smgkungan pelayanan perdagangan dan jasa tingkat kabupaten dan kecamatan, pekebunan, kawasan penyangga dan pusat 'ngkungan pelayanan bencana. 3) Zona Pemanfaatan Terbatas (Zona C) Zona ini ditentukan berdasar pertimbangan bahwa wilayah ini mendapat pengaruh langsung dari kondisi bencana yang kemungkinan terjadi, mengingat zona ini masih terdapat bebempa patahdsesar. Zona ini merupakan lahan potensi budidaya pertanian yang cukup luas, dapat dikembangkan sebagai kawasan budidaya perkmian lahan basah dan perkebunan, serta pengembangan
7 permukirnan terbatas. Zona C meliputi Kecamatan Gunung Kerinci, Kayu Aro dan Gunung Tujuh. Kota-kota yang terdapat di daiam zona ini ditetapkan fungsinya sebagai pusat pemerintahan serta permllkiman terbatas, pertanian lahan basah, perkebunan teh, hutan kemasyarakatan (pertanian tanaman keras), perdagangan dan jasa skala kecamatan dan lokal, kawasan penyangga, pusat lingkungan pelayanan bencana serta industri berbasis komoditas pertanian. 4) Zona Pemanfaatan Intensif (Zona D) Zona ini ditentukan berdasar pada pertimbangan bahwa daerah ini relatif landai dan merupakan daerah yang berpotensi untuk diiaatkan sebagai kawasan budidaya seperti: perkebunan, sawah, hutan kemasyarakatan, dan pengembangan kawasan permukiman. Zona D meliputi Kmatan Keliling Danau, Gunung Raya dan Batang Merangin. Fungsi kota-kota didalam zona D ini diarahkan untuk pengembangan kawasan permukiman, perdagangan dan jasa skala kecamatan, pertanian lahan kering, perkebunan, hutan kemasymkatan (perkebunan tanaman keras), industri berbasis komoditi perkebunan dan pertanian. Zona ini diarahkan menjadi alternatif alokasi kebutuhan pertumbuhan penduduk di Zona B.
8 -- W>V,"S -.I- Z- m n h m Ruang -ParnbraaRmrn, a--xau,-a, --T-mC> --h*nr(e-l)) Gambar 7 Peta Zonasi Pemanfaatan Ruang here to get vour free novapdf Lite registration key
9 Kependudukan Pada tahun 1997 penduduk Kabupaten Kerinci bejumlah jiwa dan tahun 2007 meningkat menjadi jiwa, selama kurun waktu sepuluh tahun tersebut Kabupaten Kerinci mengalami pertumbuhan penduduk sebesar 0,77%. Mata Pencaharian Perduduk Kabupaten Kerinci pada tahun 2007 sebagian besar adalah pada sektor pertanian (62,27%) dm sektor perdagangan (14,46%), dan selanjutnya jasa kemasyarakatan (12,01%), dm perdagangan (8,56%). Kepadatan penduduk Kabupaten Kerinci yakni 74,67 JiwaIKm2. Kecamatan terpadat penduduknya adalah Kecamatan Hamparan Rawang dengan kepadatan JiwaJKm2 dan kepadatan terendah Kecamatan Gunung Raya 20 JiwalKm2. Rincian kepadatan penduduk per kecamatan disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Kerinci Tahun 2007 Kecamatan Luas Jumlah Penduduk Kepadatan Tahun 2007 (Jiwa) (Jiial~m~) 1. Gunung Raya Batann Merangin ~elilig ~anai 4. Danau Kerinci 5. Sitinjau Laut 6. TanahKampung 7. Sungai Penuh 8. Hamparan Rawang 9. Pesisir Bukit 10; Kumun Debai 11. Aii Hangat 12. Air Hangat Tmur 13. Depati W 14. Gunung Kerinci 15. Siulak 16. Kavu Aro 17. ~&ung Tujuh Total ,67 Sumber : BPS Kabupaten Kerinci Tahun Perekonomian Pada tahun 2007 nilai PDRB Kabupaten Kerinci atas dasar harga berlaku rnencapai 3.03 Triliun. Sumbangan PDRB terbesar berasal dari sektor pertanian
10 yang mencapai 1.5 Triliun atau 50,50% dari total PDRB Kabupaten Kerinci. Struktur perekonomian di Kabupaten Kerinci disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 PDRB Kabupaten Kerinci Atas Harga Berlaku Tahun Tahun SektorILapangan Usaha Rp. (000) 1. Perkmian Pertambangan dan Penggalian 3. Indushi Pengolahan 4. Listrik dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdarrangan - - Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan, Pos dan Telekomunikasi ;68 8. Keuangan, - - Persewaan & Jasa Perusahaan , ,64 9. Jasa , ,19 Total ,SS Surnber : BPS Kabupaten Kerinci Tahun 2008 Kontribusi sektor pertanian tetap mendominasi dari tahun ke tahun, walaupun pada tahun 2007 ini mengalami penman dari tahun sebelumnya. Sub sektor yang memilii kontribusi terbesar dalam pembentukan nilai sektor pertanian hi adalah sub sektor tanaman bahan makanan dan tanaman perkebunan, diia masing-masing sub sektor ini memiliki sumbangan sebesar 26,51% dan 19,08%. Kontribusi sektor dan sub sektor perkmian dalam PDRB Kabupaten Kerinci disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 Distribusi PDRB Atas Harga Berlaku Menurut Sektor Pertanian dan Non Pertanian Tahun Tahun Sektor , Pertanian 48,Ol 47,73 50,237 50,237 50,48 Tanaman Bahan Makanan 24,30 24,86 26,42 26,47 26,51 Tanaman Perkebunan 18,83 18,OO 9,48 19,54 19,08 Petemakan dan Hasil-hasilnya 3,69 3,62 3, ,79 Kehutanan 0,05 0,04 0,04 0,03 0,03 Perikanan 1,14 1,21 1,19 1, Non Pertanian ,13 48, Total Sumber : Bappeda Kabupaten Kerinci Tahurl 2008.
11 Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kerinci pada tahun 2007 mencapai 5,93%, meningkat dibandingkan dari tahun sebelumnya yang mencapai tingkat pertumbuhan 5,81%. Peningkatan ini diantaranya terkait dengan pertumbuhan sektor pertanian sebesar 6,69%, sektor perdagangan sebesar 7,16% dan sektor keuangan sebesar 4,87%. Secara umum pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kerinci dalam tahun 2003 sampai 2007 rata-rata tumbuh sebesar 5,43%. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kerinci disajikan pada Gambar 8 dan Tabel 8. Gambar 8 Grafik Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Kerinci Tahun
12 Tabel 8 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kerinci Atas Harga Konstan Tahun SektorILapangan Usaha Tahun % 1. Pertanian 4, ,660 5,23 6,69 a. Tanaman bahan makanan 4,72 6,09 6,81 5,52 7,12 b. Tanaman perkebunan 4,14 3,34 4,02 4,60 6,52 c. Petemakan dan basil-hasilnya 0,40 4,89 6,36 6,92 5,62 d. Kehutanan 6,50-5,25-20,20-20,55-0,23 e. Perikanan 0,OO 4,67 4,04 3,82 2,97 2. Pertambangan dan Penggalian 3,72 3, O,72 3,15 a. Miyak dan gas bumi 0,OO 0,OO 0,OO 0,OO 400 b. Pertambangan tanpa migas 0,OO 0,OO 0,OO 0,OO 0,OO c. Penggalian 3,72 3,78 1,89 0, Industri Pengolahan 2,18 3,Ol 3,64 7,42 5,79 a. Induslximigas 0,OO 0,OO 0,OO 0,OO 0,OO b. Industri tanpa migas 2,18 3,Ol 3,64 7,42 5,79 4. Liitrik dan Air Benih 17, a. Listrik 19,12 10,06 5,05 8,55 3,72 b. Air bersih 13,67 11,05 5,64 1,28 2,32 5. Bangunan 22,74 14, Perdagangan, Hotel & Restoran 393 3, ,16 a. Perdagangan besar & ecem 3,81 3,12 6,75 6,19 7,78 b. Hotel 4,91 5,27 6,07 6,98 3,19 c. Resfom 4,51 4,98 5,62 6,33 3,92 7. Pengangkutan, Pos & Telekom 5, , ,65 a. Pengangkutan 5,66 6,40 3,79 7,49 3,39 b. Pos dm telekomunikwi 7,03 5,61 6,06 8,85 10,55 8. Keoanpn, sewa & Jam Pnhn ,73 5,73 3,86 4,237 a. Bank 8,37 24,8 15,65 8,98 10,53 b. Lembaga keuangaa 1,25 1,39 1,65 2,73 3,73 c. Sewa bangunan 0,81 0,82 3,78 2,44 3,27 d. Jasapemsahaan 4,24 4,42 4,93 4,67 3,15 9. Jasa 5, ,48 a. Pemerintahan dan pertahanan 5,71 5,50 2,46 5,54 3,78 b. Swasta 5,53 5,53 4,61 6,46 2,43 PDRB 430 5,12 5, ,93 Sumber : BPS Kabupaten Kerinci Tahun Industri Pertanian di Kabupaten Kerinci Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian clan Perdagangan Kabupaten Kerinci pada tahun 2007, diketahui bahwa Kabupaten Kerinci memiliki 9 sentra indusiri kecil pengolaban hail pertanian yang terdiri dari. 1) industri gula teby 2) industri gula merah aren, 3) keripik ubi dan keladi, 4) industri kerajinan anyaman,
13 5) industri tembakau iris, 6) sentra pengolahan opak, 7) sentra dodol kentang, 8) sentra sirup kayu manis, dan 9) sentra pengolahan tempe. Sentra industri di Kabupaten Kerinci ini terdiri dari 648 unit usaha dengan total jumlah tenaga kerja orang. Nilai investasi dari seluruh indud tersebut pada tahun 2007 sebesar 1,6 Milyar rupiah, dengan nilai produksi sebesar 14,9 Milyar rupiah. Industri-industri pertanian di Kabupaten Kerinci sebagian besar berlokasi di Kecamatan Sungai Penuh, Kayu Aro dan Gunung Kerinci, karena potensi wilayah cukup mendukung aktivitas industri pengolahan tersebut untuk saat ini. Sebaran lokasi industri pengolahan dan lokasi sen- industri di Kabupaten Kerinci disajikan pada Gambar 9.
14 here to get your free novapdf Lite registration key KABUI'ATEN KERlNCl
15 Kebijakan Pengembangan Sektor Industri di Kabupaten Kerinci Kebijakan daemh dalam pengembangan sektor industri di Kabupaten Kerinci tertuang dalam rencana kerja dan arah kebijakan umum Dinas Perindustrim dan Perdagangan Kabupaten Kerinci Tahun Kebijakan tersebut diantaranya adalah: 1) pelaksanaan pembinaan dan pengembangan industri yang berbasis agro, 2) pelaksanaan kebijakan biibingan teknis, manajemen dan pemasaran industri kecil dan menengah serta pelaku dunia usaha, 3) optimalisasi dalam mgka peningkatan, pemasaran hail komoditi pertanian, perkebunan, sektor industri melalui hformasi dan promosi keja sama dengan berbagai pihak, 4) peningkatan sarana dan prasarana indh perdagangan, serta inventatisasi peluang investasi dan penanaman modal, 5) pengawasan clan pengendalian standarisasi industri dan menciptakan iklii usaha yang sehat, 6) identifikasi dan evaluasi pennasalahan dan perkembangan industri dan perdagangan, 7) fasilitasi dunia usaha dalam mendapatkan kepastian hukum berusaha melalui perizinan sesuai peram dan perundang- undangan yang berlaku, 8) upaya terciptanya kondisi yang kondusif bagi pelaku usaha maupun masyarakat, dan 9) upaya perluasan pangsa pasar hasil pertanian, perkebunan dan hasil industri yang berorientasi ekspor. Kebijakan Pembangunan Daerah Kabupaten Kerinci Kebijakan daerah Kabupaten Kerinci dalam pelaksanaan pembangunan terkait dengan pengembangan industri pertanian dan pembangunan berkelanjutan, terhmg dalam misi daerah. Kebijakan tersebut diantaranya adalah: 1) peningkatan dan pengembangan sistim agribisnis yang berbasis ekonomi kerakyatan dengan memanfaatkan potensi daerah yang berdaya saing dan berorientasi pasar, 2) pengembangan usaha kecil, menengah dan koperasi serta usaha informal, dan 3) peningkatan konservasi dm rehabilitasi sumberdaya dam dan lingkungan hidup.
IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak
IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI 4.1 Keadaan Umum Provinsi Jambi secara resmi dibentuk pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang No. 61 tahun 1958. Secara geografis Provinsi Jambi terletak antara 0º 45
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3
Lebih terperinciKEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA
31 KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA Administrasi Secara administratif pemerintahan Kabupaten Katingan dibagi ke dalam 11 kecamatan dengan ibukota kabupaten terletak di Kecamatan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO
IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO 4.1. Keadaan Geografis Kabupaten Karo terletak diantara 02o50 s/d 03o19 LU dan 97o55 s/d 98 o 38 BT. Dengan luas wilayah 2.127,25 Km2 atau 212.725 Ha terletak pada ketinggian
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat
51 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pesisir barat Pulau Sumatera dengan ibukota
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berkaitan dengan sektor-sektor lain karena sektor pertanian merupakan sektor
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki peran besar dalam perekonomian di Indonesia. Hal ini dikarenakan pertanian merupakan penghasil bahan makanan yang dibutuhkan
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK
34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1 Geografis dan Administratif Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 0 50 7 0 50 Lintang Selatan dan 104 0 48 108 0 48 Bujur Timur, dengan batas-batas
Lebih terperinciKONDISI UMUM WILAYAH STUDI
16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi
IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI Cimahi berasal dari status Kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Bandung sesuai dengan perkembangan dan kemajuannya berdasarkan Undangundang Republik Indonesia Nomor
Lebih terperinciBAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;
BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; A. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi (economic growth) merupakan salah satu indikator yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Kabupaten Kerinci menerapkan visi dan misi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Pemerintah Kabupaten Kerinci menerapkan visi dan misi yang berbasis ekonomi kerakyatan. Ekonomi rakyat sendiri adalah sebagai kegiatan ekonomi atau usaha yang dilakukan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi
69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
63 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2011) Provinsi Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km 2 termasuk pulau-pulau yang
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KERINCI per 31 Desember 2009 Kode Rekening : 1. 1. 1. 03 Nama Rekening : Kas di Bendahara Pengeluaran Lampiran I 1 3 KODE Satuan Kerja Perangkat Daerah NILAI 1. 01 Urusan Wajib Pendidikan
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU
IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU
75 GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU Sumatera Barat dikenal sebagai salah satu propinsi yang masih memiliki tutupan hutan yang baik dan kaya akan sumberdaya air serta memiliki banyak sungai. Untuk kemudahan dalam
Lebih terperinci2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis
2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik A. Kondsi Geografis Kabupaten Bolaang Mongondow adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Utara. Ibukota Kabupaten Bolaang Mongondow adalah Lolak,
Lebih terperinci4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR
4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada 104 35-105
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Lampung Barat yang didiikan berdasarkan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1991 memiliki luas wilayah 4.550,4 ~m'. Sebagian besar wilayah Kabupaten Lampung Barat memiliki
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1. Keadaan Geografis. Kabupaten Kerinci terletak di daerah bukit barisan, dengan ketinggian 5001500 mdpl. Wilayah ini membentang
Lebih terperinci2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah
2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang
Lebih terperinciKEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi
KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI Administrasi Secara administrasi pemerintahan Kabupaten Sukabumi dibagi ke dalam 45 kecamatan, 345 desa dan tiga kelurahan. Ibukota Kabupaten terletak di Kecamatan
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dan pengembangan wilayah merupakan dinamika daerah menuju kemajuan yang diinginkan masyarakat. Hal tersebut merupakan konsekuensi logis dalam memajukan kondisi sosial,
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan dititikberatkan pada pertumbuhan sektor-sektor yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Tujuan pembangunan pada dasarnya mencakup beberapa
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
53 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan
Lebih terperinciKAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar
BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas
29 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan salah satu kabupaten/kota yang berada di wilayah
Lebih terperinciSTUDI ARAHAN WILAYAH PENGEMBANGAN INDUSTRI PERTANIAN SEBAGAI STRATEGI PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN KERINCI 1)
STUDI ARAHAN WILAYAH PENGEMBANGAN INDUSTRI PERTANIAN SEBAGAI STRATEGI PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN KERINCI 1) (A Guidance Study of Agro-Industry Development Region as Regional Development Strategy in
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN BUNGO
BAB IV TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN BUNGO 1. PERKEMBANGAN KABUPATEN BUNGO merupakan penghitungan atas nilai tambah yang timbul akibat adanya berbagai aktifitas ekonomi dalam suatu daerah/wilayah. Data
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM 4.1. Regulasi Penataan Ruang
IV. KEADAAN UMUM 4.1. Regulasi Penataan Ruang Hasil inventarisasi peraturan perundangan yang paling berkaitan dengan tata ruang ditemukan tiga undang-undang, lima peraturan pemerintah, dan empat keputusan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -
IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM WILAYAH
29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi
BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota
66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah
Lebih terperinciKAJIAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Kondisi Geografis
43 KAJIAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Geografis Provinsi Banten dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 Tentang Pembentukan Provinsi Banten. Wilayah Provinsi Banten berasal dari sebagian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki lautan yang lebih luas dari daratan, tiga per empat wilayah Indonesia (5,8 juta km 2 ) berupa laut. Indonesia memiliki lebih dari 17.500 pulau dengan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.. Luas Wilayah Kota Tasikmalaya berada di wilayah Priangan Timur Provinsi Jawa Barat, letaknya cukup stratgis berada diantara kabupaten Ciamis dan kabupaten Garut.
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur
57 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta Provinsi DKI Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 7 meter diatas permukaan laut dan terletak antara
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI
39 BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI 4.1 KARAKTERISTIK UMUM KABUPATEN SUBANG 4.1.1 Batas Administratif Kabupaten Subang Kabupaten Subang berada dalam wilayah administratif Propinsi Jawa Barat dengan luas wilayah
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah
Lebih terperinciBAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Kabupaten Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat, dengan ibu kota Soreang. Secara geografis, Kabupaten Bandung berada pada 6 41 7 19 Lintang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu kebijakan pembangunan yang dipandang tepat dan strategis dalam rangka pembangunan wilayah di Indonesia sekaligus mengantisipasi dimulainya era perdagangan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah
35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari
Lebih terperinciDisampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016
Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi Jambi, 31 Mei 2016 SUMBER PERTUMBUHAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA 1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Jambi pada Februari 2015 sebesar 4,66
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ketika krisis melanda Indonesia sejak tahun 1997 usaha kecil berperan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketika krisis melanda Indonesia sejak tahun 1997 usaha kecil berperan besar untuk menggerakkan roda perekonomian. Pada saat usaha besar tidak mampu mempertahankan eksistensinya,
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 72/11/35/Th. X, 5 November 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2012 Ekonomi Jawa Timur Triwulan III Tahun 2012 (y-on-y) mencapai 7,24 persen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Dasar Hukum
1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Dasar Hukum Provinsi Jambi merupakan salah satu Provinsi di wilayah Sumatera yang dibentuk berdasakan Undang-Undang Darurat Nomor 19 tahun 1957, tentang Pembentukan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim
IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim Provinsi Banten secara geografis terletak pada batas astronomis 105 o 1 11-106 o 7 12 BT dan 5 o 7 50-7 o 1 1 LS, mempunyai posisi strategis pada lintas
Lebih terperinciKONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia
BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis Daerah Kota Bengkulu merupakan ibukota dari Provinsi Bengkulu dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT
IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT 4.1 Wilayah Kabupaten Lampung Barat dengan Ibukota Liwa terbentuk pada tanggal 24 September 1991 berdasarkan Undang-undang Nomor 06 tahun 1991. Kabupaten Lampung
Lebih terperinciIV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN
92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian sebagai penyedia dan pemenuh kebutuhan pangan di Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan perekonomian nasional. Sektor pertanian
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA SUNGAI PENUH DI PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA SUNGAI PENUH DI PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk memacu
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung.
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung. Kabupaten Tulang Bawang Barat berbatasan langsung dengan Provinsi
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut
Lebih terperinciPERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar
PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Sains dan Teknologi ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciPRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majalengka
Lebih terperinciIII. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
III. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 3.1. Kabupaten Tanjung Jabung Timur 3.1.1. Letak dan Luas Luas Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah 5.445,0 km 2. Ibukota kabupaten berkedudukan di Muara Sabak.
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang
43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008
No. 19/05/31/Th. X, 15 Mei 2008 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan I tahun 2008 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan
Lebih terperinciIII. KEADAAN UMUM LOKASI
III. KEADAAN UMUM LOKASI Penelitian dilakukan di wilayah Jawa Timur dan berdasarkan jenis datanya terbagi menjadi 2 yaitu: data habitat dan morfometri. Data karakteristik habitat diambil di Kabupaten Nganjuk,
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA SUNGAI PENUH DI PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KOTA SUNGAI PENUH DI PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk memacu
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
51 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Keadaan Geografis 1. Keadaan Alam Wilayah Kabupaten Bantul terletak antara 07 o 44 04 08 o 00 27 Lintang Selatan dan 110 o 12 34 110 o 31 08 Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten
Lebih terperinciKONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Kabupaten Purbalingga Kabupaten Purbalingga merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Tengah. Wilayah Kabupaten Purbalingga terdiri dari 18 (delapan belas) kecamatan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI RIAU
No. 24/05/14/Th.XV, 5 Mei 2014 PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU Ekonomi Riau termasuk migas pada triwulan I tahun 2014, yang diukur dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000, mengalami
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.
IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Administrasi Kabupaten Bangka Tengah secara administratif terdiri atas Kecamatan Koba, Kecamatan Lubuk Besar, Kecamatan Namang, Kecamatan Pangkalan Baru, Kecamatan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI JAMBI TAHUN 2009
No. 09/02/15/Th. IV, 10 Februari 2010 PERTUMBUHAN EKONOMI JAMBI TAHUN Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jambi pada tahun meningkat sebesar 6,4 persen dibanding tahun 2008. Peningkatan
Lebih terperinciBPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2012
BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH No. 01/07/1204/Th. XII, 5 Juli 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2012 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2012 sebesar 6,35 persen mengalami
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Secara geografis Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1 0 4 0 Lintang Selatan dan 102 0-106 0 Bujur Timur dengan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007
BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 40/11/31/Th. IX, 15 November 2007 PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007 Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan III tahun 2007 yang diukur berdasarkan PDRB
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKONOMI RIAU
No. 38/08/14/Th.XIV, 2 Agustus 2013 PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU Ekonomi Riau Tanpa Migas Triwulan II Tahun 2013 mencapai 2,68 persen Ekonomi Riau termasuk migas pada triwulan II tahun 2013, yang diukur dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut. Masalah pokok dalam pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses di mana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola setiap sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan
Lebih terperinciBAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
19 3.1 Luas dan Lokasi BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Humbang Hasundutan mempunyai luas wilayah seluas 2.335,33 km 2 (atau 233.533 ha). Terletak pada 2 o l'-2 o 28' Lintang Utara dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari
Lebih terperinci5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai proses kenaikan pendapatan perkapita penduduk dalam suatu daerah karena hal tersebut merupakan kejadian
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM. A. Letak Geografis, Iklim
27 BAB IV KONDISI UMUM A. Letak Geografis, Iklim Kabupaten Bungo terletak di bagian Barat Provinsi Jambidengan luas wilayah sekitar 7.160 km 2. Wilayah ini secara geografis terletak pada posisi 101º 27
Lebih terperinciBUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG DAERAH KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Menimbang : a. bahwa Organisasi dan tata Kerja Dinas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kualitas produk melalui usaha diversifikasi, intensifikasi, ekstensifikasi dan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pertanian terus diarahkan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk melalui usaha diversifikasi, intensifikasi, ekstensifikasi dan rehabilitasi pertanian
Lebih terperinciBAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006
BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006 4.1. Gambaran Umum inerja perekonomian Jawa Barat pada tahun ini nampaknya relatif semakin membaik, hal ini terlihat dari laju pertumbuhan ekonomi Jawa
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonom baru yang sebelumnya merupakan bagian dari Kabupaten Tangerang Provinsi Banten berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Kondisi Geografis dan Persebaran Tanaman Perkebunan Unggulan Provinsi Jambi. Jambi 205,43 0,41% Muaro Jambi 5.
IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Kondisi Geografis dan Persebaran Tanaman Perkebunan Unggulan Provinsi Jambi Provinsi Jambi secara geografis terletak antara 0 0 45 sampai 2 0 45 lintang selatan dan antara 101 0 10
Lebih terperinciKEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG
KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG Geografis dan Administrasi Kabupaten Sintang mempunyai luas 21.635 Km 2 dan di bagi menjadi 14 kecamatan, cakupan wilayah administrasi Kabupaten Sintang disajikan pada Tabel
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Belitung Timur adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Bangka Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak tanggal 25 Februari
Lebih terperinciV. SIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil analisis Tipologi Klassen menunjukkan bahwa:
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil analisis Tipologi Klassen menunjukkan bahwa: a. Sektor ekonomi Kota Bandar Lampung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang melibatkan pembentukan institusi baru, pembangunan industri alternatif, perbaikan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006
KATA PENGANTAR Untuk mencapai pembangunan yang lebih terarah dan terpadu guna meningkatkan pembangunan melalui pemanfaatan sumberdaya secara maksimal, efektif dan efisien perlu dilakukan perencanaan, pelaksanaan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012
BPS KABUPATEN SIMALUNGUN No. 01/08/1209/Th. XII, 1 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Simalungun tahun 2012 sebesar 6,06 persen mengalami percepatan
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus
Lebih terperinci