Ancaman Kebebasan Beragama Ahmadiyah Achmad Fanani Rosyidi
|
|
- Indra Hartono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Ancaman Kebebasan Beragama Ahmadiyah Achmad Fanani Rosyidi Pada tahun 2015 SETARA Institute mencatat 196 peristiwa pelanggaran kebebasan beragama/berkeyakinan dengan 236 bentuk tindakan yang tersebar di seluruh Indonesia. Dibandingkan dengan tahun yang lalu, angka ini menunjukkan kenaikan yang cukup signifkan. Pada tahun 2014, jumlah peristiwa pelanggaran yang terjadi hanya 134 peristiwa, sedangkan tindakan pelanggaraan cuma di angka 177 tindakan (Halili, 2016:30). Pada tahun-tahun sebelumnya, angka pelanggaran tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Barat. Jawa Barat menjadi tempat tumbuh suburnya pelanggaran, yaitu dengan 44 peristiwa pada tahun Tingginya angka pelanggaran di Jawa Barat disebabkan oleh akumulasi beberapa faktor (Halili, 2016:34). Beberapa faktor berikut menyebabkan suburnya peristiwa pelanggaran di provinsi yang dipimpin Gubernur Ahmad Heriyawan. Pertama, faktor yuridis legal, keberadaan Peraturan Gubernur Nomor 12 tahun 2011 tentang Larangan Kegiatan Ahmadiyah. Substansi peraturan tersebut dengan sendirinya memancing kelompok-kelompok intoleran yang memang memusuhi dan anti- Ahmadiyah untuk semakin agresif bertindak. Peraturan Gubernur tersebut secara sosiologis dijadikan alat justifikasi oleh kelompok-kelompok masyarakat untuk membenarkan tindakan-tindakan pelanggaran dan intoleransi yang mereka lakukan terhadap jemaat Ahmadiyah di Jawa Barat. Hanya kalau dirunut lebih jauh, Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri tentang Ahmadiyah tentu patut diposisikan sebagai pangkal persoalan, sebab Pergub Jawa Barat tersebut secara eksplisit didasarkan pada ketentuan SKB. Kedua, menjamurnya kelompok-kelompok intoleran. Di Jawa Barat terdapat kelompok-kelompok yang kerap melakukan tindakan- tindakan pelanggaran dan 1
2 intoleransi. Ketiga, lemahnya pengelolaan dinamika masyarakat dengan jumlah yang sangat besar. Jawa Barat secara demografis merupakan daerah yang paling besar di Indonesia. Keempat, kentalnya agama dan budaya Islam di Jawa Barat. Secara faktual, juga secara historis, perkembangan Islam secara sosiologis di Jawa Barat berbeda dengan Islam yang berkembang secara sosial di Jawa Tengah atau Jawa Timur. Pemantauan terhadap Penyegelan Mesjid Ahmadiyah Di akhir tahun 2015, saya melakukan kegiatan penelusuran informasi di lapangan terkait Kondisi Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan Jemaah Ahmadiyah di Jawa Barat (kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, Garut, dan Kota Banjar) sampai dengan tahun Hasilnya menyatakan bahwa kondisi kebebasan beragama di wilayah tersebut masih memprihatinkan. Pasalnya, masih banyak peristiwa intoleransi dan diskriminasi yang dilakukan oleh pihak pemerintah setempat dan kelompok intoleran terhadap aktivitas keagamaan Jemaah Ahmadiyah. Salah satu peristiwa intoleransi yang marak terjadi menimpa Jemaah Ahmadiyah Jawa Barat adalah penyerangan, pengrusakan, dan penyegelan tempat ibadah. saya menyebutkan ada sekitar 6 (enam) mesjid Ahmadiyah di Tasikmalaya, Banjar, dan Garut yang menjadi korban. Sebelumnya di tahun 2013, muncul peristiwa Jemaah Ahmadiyah Indonesia Jawa Barat yang menonjol di kabupaten Tasikmalaya. Terjadi penyerangan oleh kelompok intoleran terhadap JAI di Tenjowaringin Kabupaten Tasikmalaya saat sedang mengadakan kegiatan rutin tahunan Jalsah. Pada pukul 2 pagi sekelompok massa menyerang dan merusak rumah, mesjid, dan kendaraan. Akibatnya Jemaah Ahmadiyah Jawa Barat banyak mengalami kerugian baik materi dan jiwa (Wawancara penulis dengan Hj. Syaiful Uyun, Mubalig 2
3 Ahmadiyah Priangan Timur Kota Tasikmalaya, Senin 13 Juli 2015). Tahun 2015, menurut Ketua Mubaligh Priangan Timur, Hj Maulana Syaeful Uyun, tekanan pada tindak intoleransi terhadap Ahmadiyah di Jawa Barat sedikit menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, masih tetap ada tindakan intoleran seperti yang terjadi di Ciamis pada bulan Juni dan Juli 2015, dimana terjadi pemberhentian renovasi dan penyegelan Mesjid JAI Cabang Kersamaju, dan pelarangan aktivitas ibadah dan penyegelan mesjid Istiqomah JAI Kota Banjar. Pada fenomena tersebut kelompok intoleran ikut berperan aktif dalam tindak intoleransi. Di sisi lain, pemerintah setempat justru tidak tegas menegakkan hukum dalam menjamin kebebasan beragama Jemaah Ahmadiyah. Justru pemerintah dan aparat keamanan setempat cenderung tunduk pada kelompok intoleran. Dari hasil penelusuran saya terjadi peristiwa intoleransi terhadap Jemaah Ahmadiyah Jawa Barat sangat massif sejak tahun 2005 sampai dengan 2015, imbas dari paska peristiwa penyerbuan markas Ahmadiyah di Parung Kabupaten Bogor tahun Artinya, peristiwa penyerbuan markas Ahmadiyah Parung Bogor di tahun 2005 menjadi awal rentetan kekerasan hingga saat ini. Hal tersebut diperparah lagi dengan peraturan diskriminatif dari pihak pemerintah pada tahun 2008 dengan terbitnya SKB (Surat Keputusan Bersama) 3 Menteri, Tahun 2011 SKB 2 Menteri tentang Pendirian Rumah Ibadah dan Surat Keputusan Pergub Jabar Nomor 12 Tahun 2011 tentang kegiatan Jemaah Ahmadiyah Indonesia di Jawa Barat. Padahal sebelumnya, Kehidupan relasi antar umat beragama Jemaah Ahmadiyah dengan masyarakat sekitar sangat harmonis. Terbukti dari fakta sejarah yang menyatakan bahwa Jemaah Ahmadiyah masuk ke Jawa Barat pertama kali pada tahun 1937, tepatnya di wilayah Sukapura Kabupaten Tasikmalaya. Jadi, terhitung sudah 68 tahun (dari semenjak tahun ) Jemaah Ahmadiyah hidup mengekspresikan keagamaannya bersama dengan masyarakat sekitar dengan harmonis dan aman (Wawancara penulis dengan 3
4 Bapak Atep, Ketua JAI Sukapura, di kediaman beliau di Sukapura, Sabtu 11 Juli 2015). Mengenai kebijakan diskriminatif pemerintah dalam pendirian rumah ibadah dengan dikeluarkannya SKB 3 Menteri, SKB 2 Menteri, dan Pergub Jabar, sangat memicu massifnya peristiwa intoleran terkait penyerangan, pengrusakan, dan penyegelan terhadap aktivitas keagamaan Jemaah Ahmadiyah di Jawa Barat. Kelompok intoleran di Jawa Barat yang mengatasnamakan Front Pembela Islam, Laskar Pembela Islam, Majelis Ulama Indonesia, dan lain-lain cenderung memakai aturan tersebut untuk klaim melarang aktivitas keagamaan Ahmadiyah. Bahkan pemerintah daerah dan aparat keamanan pun menafsirkan aturan tersebut yang lebih diskrimanitif terkait pembekuan segala aktivitas Ahmadiyah di daerah setempat. Seperti contoh pada kejadian di kota Banjar dengan keluarnya aturan Surat Keputusan Walikota Banjar Nomor 450/Kpts.11-Huk/2011 tentang pembekuan JAI di Kota Banjar. Efeknya adalah penyegelan dan pengrusakan mesjid Istiqamah JAI kota Banjar. Padahal Konstitusi Republik Indonesia menyatakan bahwa kebebasan ekspresi keagamaan dijamin di dalam Undang Undang Dasar, yang merupakan landasan hukum tertinggi negara. Aturan diskriminatif tersebut juga dipakai oleh pemerintah daerah, aparat keamanan setempat, dan kelompok intoleran lainnya dalam melakukan tindakan penyegelan tempat ibadah Jemaah Ahmadiyah Jawa Barat. ********** Achmad Fanani Rosyidi adalah Peneliti Bidang Hak Asasi Manusia, SETARA Institute dan alumni S1 Program Studi Hubungan Internasional FISIP UIN Syarif 4
5 Hidayatullah Jakarta. Aktif sebagai penggiat HAM sejak tahun Dapat dihubungi melalui kontak dan 5
Polisi Biarkan Ahmadiyah Diserbu
Polisi Biarkan Ahmadiyah Diserbu Saiful Rizal Senin, 06 Mei 2013-14:37:23 WIB JAKARTA - Sikap polisi yang tidak tegas terhadap penyerbuan gerombolan organisasi masyarakat (ormas) berbendera Islam terhadap
Lebih terperinciPengalaman dan Perjuangan Perempuan Minoritas Agama Menghadapi Kekerasan dan Diskriminasi Atas Nama Agama
Laporan Pelapor Khusus Komnas Perempuan Tentang Kekerasan dan Diskriminasi terhadap Perempuan dalam Konteks Pelanggaran Hak Konstitusional Kebebasan Beragama Pengalaman dan Perjuangan Perempuan Minoritas
Lebih terperinciPOLRI KONSITITUSI DAN KEBEBASAN BERAGAMA, BERKEYAKINAN DAN BERIBADAH
SEMINAR Peran Polisi, Masyarakat dan Tokoh Agama dalam Penanggulangan Isu Keamanan: Studi Kasus Kekerasan Bernuansa Keagamaan Jogjakarta Plaza Hotel, 23 September 2013 MAKALAH POLRI KONSITITUSI DAN KEBEBASAN
Lebih terperinciWALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA DI KOTA BANJAR
WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA DI KOTA BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR, Menimbang : a. bahwa hak beragama
Lebih terperinciBAB V ANALISIS SK GUBERNUR NO. 188/94/KPTS/013/2011 DALAM TEORI PERLINDUNGAN EKSTERNAL DAN PEMBATASAN INTERNAL PERSPEKTIF WILL KYMLICKA
BAB V ANALISIS SK GUBERNUR NO. 188/94/KPTS/013/2011 DALAM TEORI PERLINDUNGAN EKSTERNAL DAN PEMBATASAN INTERNAL PERSPEKTIF WILL KYMLICKA A. SK Gubernur dalam Perlindungan Eksternal (External Protection)
Lebih terperinciKebebasan Beragama dan Berkeyakinan Januari-Juni Pemerintah
Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan Januari-Juni No Waktu Nama korban/komunitas /kelompok 1 Januari 17 Januari Jemaat Gereja Pantekosta, Sumedang dan Sang pemilik Bangunan (Corry Maukar) Jemaah Salafiah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Negara Indonesia sejak berdiri adalah negara hukum, bukan negara yang mendasarkan kepada satu jenis agama secara khusus dalam menjalankan sistem kehidupan
Lebih terperinciEXECUTIVE SUMMARY PENOLAKAN PENCANTUMAN ISLAM PADA E-KTP BAGI PENGANUT JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA (JAI) DI MANISLOR KUNINGAN
EXECUTIVE SUMMARY PENOLAKAN PENCANTUMAN ISLAM PADA E-KTP BAGI PENGANUT JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA (JAI) DI MANISLOR KUNINGAN Pasca terbitnya SKB 3 Menteri Tahun 2008 terkait Ahmadiyah, kasus terkait Ahmadiyah
Lebih terperinciLEGAL OPINI: PROBLEM HUKUM DALAM SK NO: 188/94/KPTS/013/2011 TENTANG LARANGAN AKTIVITAS JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA (JAI) DI JAWA TIMUR
LEGAL OPINI: PROBLEM HUKUM DALAM SK NO: 188/94/KPTS/013/2011 TENTANG LARANGAN AKTIVITAS JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA (JAI) DI JAWA TIMUR A. FAKTA HUKUM 1. Bahwa Keputusan Bersama Menteri Agama, Jaksa Agung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bersifat material atau sosiologi, dan/atau juga unsur-unsur yang bersifat. Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Konghuchu.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang terdiri dari beberapa macam suku, adat istiadat, dan juga agama. Kemajemukan bangsa Indonesia ini secara positif dapat
Lebih terperinciSURAT TERBUKA TENTANG PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA TERHADAP KOMUNITAS AHMADIYAH DI JAWA BARAT
Ref: TG ASA 21/2011.034 Indeks: ASA 21/032/2011 Gamawan Fauzi Menteri Dalam Negeri Kementerian Dalam Negeri Jl. Medan Merdeka Utara No.7 Jakarta 10110 Indonesia 14 Oktober 2011 AMNESTY INTERNATIONAL INTERNATIONAL
Lebih terperinciMaret Dipublikasi oleh: Desk KBB Komnas HAM dan HRWG. Pembaca Ahli: M. Imdadun Rahmat. Penulis: Jayadi Damanik
RINGKASAN EKSEKUTIF PENELITIAN PELAKSANAAN KEWAJIBAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERLINDUNGAN HAK ATAS KEBEBASAN BERAGAMA DAN BERKEYAKINAN DI JAWA BARAT DAN ACEH SINGKIL Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Republik
Lebih terperinciMemutus Rantai Pelanggaran Kebebasan Beragama Oleh Zainal Abidin
Memutus Rantai Pelanggaran Kebebasan Beragama Oleh Zainal Abidin Saat ini, jaminan hak asasi manusia di Indonesia dalam tataran normatif pada satu sisi semakin maju yang ditandai dengan semakin lengkapnya
Lebih terperinciAhmadiyah selalu mencari kesempatan untuk bisa melakukan aktivitasnya.
Ahmadiyah selalu mencari kesempatan untuk bisa melakukan aktivitasnya. Tasikmalaya kembali terusik dengan sikap bandel Jemaat Ahmadiyah. Dari sikap bandel Jemaat Ahmadiyah itu ratusan warga, Jumat (24/4)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harmoni kehidupan umat beragama di Indonesia. 1. Syiah di Sampang pada tahun 2012 yang lalu.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tanggal 30 Mei 2013, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendapatkan penghargaan World Statesman Award dari Appeal of Conscience Foundation yang berkedudukan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini penyimpangan sosial di Indonesia marak terjadi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini penyimpangan sosial di Indonesia marak terjadi dengan munculnya berbagai konflik yang berujung kekerasan karena berbagai aspek seperti politik,
Lebih terperinciMinggu lalu tepatnya Rabu (25/05) saya berkunjung ke Ahmadiyah Depok ditemani ketua Pemuda Ahmadiyah Kersamaju, Tasikmalaya.
Minggu lalu tepatnya Rabu (25/05) saya berkunjung ke Ahmadiyah Depok ditemani ketua Pemuda Ahmadiyah Kersamaju, Tasikmalaya. Kamis pagi kami tiba di sana, turun dari angkot tepat di depan Masjid yang bertuliskan
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR.. TAHUN. TENTANG PERLINDUNGAN UMAT BERAGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR.. TAHUN. TENTANG PERLINDUNGAN UMAT BERAGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. Bahwa setiap manusia,
Lebih terperinciPENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA
PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA Disajikan dalam kegiatan pembelajaran untuk Australian Defence Force Staff di Balai Bahasa Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung, Indonesia 10 September 2007
Lebih terperinciDisampaikan dalam TRAINING POLMAS DAN HAM BAGI TARUNA AKADEMI KEPOLISIAN DEN 47 TAHUN 2015 oleh PUSHAM UII Yogyakarta bekerjasama dengan AKPOL
Disampaikan dalam TRAINING POLMAS DAN HAM BAGI TARUNA AKADEMI KEPOLISIAN DEN 47 TAHUN 2015 oleh PUSHAM UII Yogyakarta bekerjasama dengan AKPOL Semarang, di AKPOL Semarang, 25 April 2015 Sejarah kepolisian
Lebih terperinciProgram Kekhususan Hukum Internasional dan Hukum Bisnis Internasional Fakultas Hukum Universitas Udayana
PENYELESAIAN KASUS KEKERASAN TERHADAP JEMAAT AHMADIYAH DI WILAYAH CIKEUSIK INDONESIA DALAM PERSPEKTIF KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK- HAK SIPIL DAN POLITIK Oleh: I Made Juli Untung Pratama I Gede Pasek
Lebih terperinciKerangka Acuan Pelatihan HAM bagi Hakim PN : Toleransi dalam Kebhinekaan sebagai Paradigma Peradilan
Kerangka Acuan Pelatihan HAM bagi Hakim PN : Toleransi dalam Kebhinekaan sebagai Paradigma Peradilan A. LATAR BELAKANG Toleransi sebagai suatu sikap atau pendirian individu akan selalu didasarkan pada
Lebih terperinciSeolah umat Islam itu jahat dan tidak ada baiknya sedikit pun terhadap mereka. Ini tidak fair.
Seolah umat Islam itu jahat dan tidak ada baiknya sedikit pun terhadap mereka. Ini tidak fair. Nama Gereja Kristen Indonesia (GKI) Taman Yasmin tiba-tiba mencuat ke permukaan. Seolah-alah ada masalah besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ahmadiyah merupakan suatu gerakan keagamaan yang didirikan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ahmadiyah merupakan suatu gerakan keagamaan yang didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad pada tahun 1891 di Asia Selatan (sekarang India). Gerakan ini mempunyai dasar pemikiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk Muslim dunia (Top ten largest with muslim population, 2012). Muslim
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk Muslim terbanyak di dunia. Penduduk muslimnya berjumlah 209.120.000 orang atau 13% dari jumlah penduduk Muslim
Lebih terperinciINDEKS KINERJA HAM SETARA INSTITUTE, 12 DESEMBER 2016
INDEKS KINERJA HAM SETARA INSTITUTE, 12 DESEMBER 2016 PENDAHULUAN Latar Belakang Pada 10 Desember 2016, warga dunia merayakan Hari Internasional Hak Asasi Manusia. Tepatnya 68 tahun yang lalu, 10 Desember
Lebih terperinciMAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 56/PUU-XV/2017
MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 56/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1/PNPS/1965 TENTANG PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN DAN/ATAU PENODAAN
Lebih terperinciGubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 12 TAHUN 2011 TENTANG LARANGAN KEGIATAN JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA DI JAWA BARAT
1 Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 12 TAHUN 2011 TENTANG LARANGAN KEGIATAN JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA DI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa hak beragama adalah
Lebih terperinciKEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA, JAKSA AGUNG, DAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA, JAKSA AGUNG, DAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 3 Tahun 2008 NOMOR : KEP-033/A/JA/6/2008 NOMOR : 199 Tahun 2008 TENTANG PERINGATAN DAN PERINTAH KEPADA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup hangat yang dihidangkan media massa ke hadapan khalayak, terutama berita seputar
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Di awal tahun baru 2011, berita seputar konflik antar pemeluk agama menjadi topik yang cukup hangat yang dihidangkan media massa ke hadapan khalayak, terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. etnis, agama, dan kelompok dengan ideologi 1 masing-masing yang mungkin
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Konflik antar kelompok telah menjadi sebuah fenomena yang tidak dapat terhindarkan dalam suatu negara plural. Hal ini dapat terjadi karena beragamnya etnis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu unsur yang penting dalam kehidupan manusia adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu unsur yang penting dalam kehidupan manusia adalah agama, agama adalah salah satu kebutuhan vital manusia, dengan alasan itulah maka hak kebebasan
Lebih terperinciPerkawinan Anak dan Kekerasan terhadap Perempuan di Indonesia
Perkawinan Anak dan Kekerasan terhadap Perempuan di Indonesia Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Komnas Perempuan Respon negara terhadap tuntutan masyarakat anti kekerasan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Undang Dasar 1945 Pasal 29 Ayat (2) disebutkan, bahwa Negara menjamin
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama berfungsi sangat penting dalam kehidupan manusia, baik manusia pribadi, maupun manusia sebagai penduduk suatu Negara. Secara konstitutif, jaminan kebebasan kehidupan
Lebih terperinciPak Presiden, Mohon Bapak Turun Tangan Langsung!
http://www.sinarharapan.co.id/content/read/pak-presiden-mohon-bapak-turun-tangan-langsung/ 31.12.2011 12:07 Pak Presiden, Mohon Bapak Turun Tangan Langsung! Penulis : Gomar Gultom* Salah satu persoalan
Lebih terperinciJurnal Kebebasan Vol. 1 No. 2, April 2015
Jurnal Kebebasan Vol. 1 No. 2, April 2015 Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terdiri dari berbagai macam suku, agama, ras, dan etnik. Ditambah lagi jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah 237
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hak Asasi Manusia (HAM) dan demokrasi merupakan konsepsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hak Asasi Manusia (HAM) dan demokrasi merupakan konsepsi kemanusiaan dan relasi sosial yang dilahirkan dari sejarah peradaban manusia di seluruh penjuru dunia. Konsepsi
Lebih terperinciSekitar 200-an orang dengan membawa serta anak-anak, melakukan orasi menolak keberadaan GBKP Bandung Timur. Padahal syarat administratif telah tuntas.
Sekitar 200-an orang dengan membawa serta anak-anak, melakukan orasi menolak keberadaan GBKP Bandung Timur. Padahal syarat administratif telah tuntas. Ibadah pagi pukul 07.30 WIB di Gereja Batak Karo Protestan
Lebih terperinciKonflik Antar Agama dan Intra Agama di Indonesia
Konflik Antar Agama dan Intra Agama di Indonesia Konflik Antar Agama dan Intra Agama di Indonesia Judul : Pemolisian Konflik Keagamaan di Indonesia Penulis : Rizal Pangabean & Ihsan Ali Fauzi Penerbit
Lebih terperinciJakarta, 6 Agustus Kepada Yang Terhormat:
Jakarta, 6 Agustus 2008 Kepada Yang Terhormat: 1. Gubernur 2. Kepala Kejaksaan Tinggi 3. Kepala Kanwil Departemen Agama Provinsi 4. Bupati/Walikota Di Seluruh Indonesia SURAT EDARAN BERSAMA SEKRETARIS
Lebih terperinciDawam Rahardjo: Saya Muslim dan Saya Pluralis
http://www.sinarharapan.co/news/read/31850/dawam-rahardjo-saya-muslim-dan-saya-pluralis- Dawam Rahardjo: Saya Muslim dan Saya Pluralis 03 February 2014 Ruhut Ambarita Politik dibaca: 279 Dawam Rahardjo.
Lebih terperinciLarangan Aktivitas Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) di Jawa Timur dalam Perspektif External Protection dan Internal Restriction Will Kymlicka
Religió: Jurnal Studi Agama-agama Larangan Aktivitas Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) di Jawa Timur dalam Perspektif External Protection dan Internal Restriction Will Kymlicka Aimmatul Alawiyah Center
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beberapa persoalan yang bersinggungan dengan masalah itu.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia selama ini dikenal sebagai bangsa yang menjunjung tinggi kebebasan beragama.namun demikian menjaga reputasi itu tidaklah mudah.meski secara umum kerukunan
Lebih terperinciPerihal : Replik Penggugat dalam Perkara Perdata Nomor 168/ Pdt. G/ 2013/ PN.Jkt.Pst [REPLIK ATAS EKSEPSI DAN JAWABAN PERTAMA TERGUGAT I]
Perihal : Replik Penggugat dalam Perkara Perdata Nomor 168/ Pdt. G/ 2013/ PN.Jkt.Pst [REPLIK ATAS EKSEPSI DAN JAWABAN PERTAMA TERGUGAT I] Antara TEGUH SUGIHARTO, SE ----------------------------------------------------------------
Lebih terperinciKAJIAN PENAFSIRAN UU ORMAS. Disusun Oleh: KOALISI KEBEBASAN BERSERIKAT [KKB]
KAJIAN PENAFSIRAN UU ORMAS Disusun Oleh: KOALISI KEBEBASAN BERSERIKAT [KKB] Dok per 8 September 2013 TUJUAN DAN SASARAN Tujuan a. Merupakan instrumen untuk mengetahui dan mendalami konteks kelahiran dan
Lebih terperinciKEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 93 Tahun 2016 NOMOR : KEP-043/A/JA/02/2016 NOMOR : 223-865 Tahun 2016 TENTANG
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. merumuskannya dalam UUD 1945 Pasal 29 ayat 2 negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
BAB V PENUTUP V.1. Kesimpulan Konteks kemajemukan beragama di Indonesia menjadikan prinsip kebebasan beragama begitu penting. Para pendiri bangsa telah menyadari akan pentingnya hal ini yang kemudian merumuskannya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan dengan merujuk pada
189 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan dengan merujuk pada beberapa pertanyaan penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Tokoh masyarakat
Lebih terperinciTitle? Author Riendra Primadina. Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov :10:06 GMT
Title? Author Riendra Primadina Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov 2010 14:10:06 GMT Author Comment Hafizhan Lutfan Ali Comments Jawaban nya...
Lebih terperinciSIARAN PERS. Catatan Akhir Tahun 2011: Arus Balik Penikmatan HAM
SIARAN PERS Catatan Akhir Tahun 2011: Arus Balik Penikmatan HAM Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Desember 2011 1 Catatan Akhir Tahun 2011: Arus Balik Penikmatan HAM Pengantar 1. Komisi Nasional Hak Asasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penderitaan. Manusia diciptakan bersuku suku dan berbangsa bangsa untuk saling
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya semua manusia mendambakan untuk hidup dalam suasana damai, tenteram, dan sejahtera, bahkan tak satupun makhluk hidup ini yang suka akan penderitaan.
Lebih terperinciPENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-3
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-3 Pelanggaran HAM Menurut Undang-Undang No.39 tahun 1999 pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Selama ini, Indonesia mengklaim dirinya sebagai negara yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama ini, Indonesia mengklaim dirinya sebagai negara yang berpenduduk muslim terbesar di dunia. Indonesia juga menyatakan bahwa mereka tetap melindungi para kelompok
Lebih terperinciSKB GAFATAR & SKB AHMADIYAH (TINJUAN TEOLOGIS ) Oleh: Prof. H. Abd. Rahman Mas ud, Ph.D Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama
SKB GAFATAR & SKB AHMADIYAH (TINJUAN TEOLOGIS ) Oleh: Prof. H. Abd. Rahman Mas ud, Ph.D Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama A. LATAR BELAKANG SOSIOLOGIS & TEOLOGIS LAHIRNYA SKB GAFATAR PENOLAKAN
Lebih terperinciJakarta, 3 Maret Disampaikan kepada Presiden Republik Indonesia Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono
Pertimbangan dan Saran tentang Isu-Isu Krusial dan Langkah Strategis Penegakan Hak-Hak Konstitusional Warga Negara Indonesia, khususnya terkait Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi dan Kekerasan terhadap
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 40 2011 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 40 TAHUN 2011 T E N T A N G LARANGAN AKTIVITAS AHMADIYAH DI KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI,
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN. tentang kebebasan umat beragama dalam melaksanakan ibadahnya. Dasar hukum
1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara dengan berbagai macam suku, ras, bahasa dan agama mengutamakan asas Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Indonesia
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 032 TAHUN 2016 TENTANG
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 032 TAHUN 2016 TENTANG PEMBINAAN KEGIATAN KEAGAMAAN DAN PENGAWASAN ALIRAN SESAT DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN
Lebih terperinciINDEKS KOTA TOLERAN (IKT) 2015
RINGKASAN LAPORAN INDEKS KOTA TOLERAN (IKT) 2015 SETARA Institute, 16 November 2015 Tentang Laporan Dalam rangka memperingati Hari Toleransi Internasional yang diperingati setiap tanggal 16 November, SETARA
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI PAPUA
PEMERINTAH PROVINSI PAPUA PERATURAN DAERAH KHUSUS PAPUA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG PERADILAN ADAT DI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI PAPUA, Menimbang : a. bahwa pemberian Otonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Setiap permasalahan berangkat dari suatu pengamatan terhadap konteks tertentu yang melahirkan berbagai pertanyaan oleh sang pengamat. Dalam hal ini, Aloysius
Lebih terperinciMODAL DASAR PD.BPR/PD.PK HASIL KONSOLIDISASI ATAU MERGER
LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 30 Tahun 2010 TANGGAL : 31 Desember 2010 TENTANG : PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH
Lebih terperinciSUAMI DAN ISTERI SEBAGAI PENDIRI C.V. P.T.
SUAMI DAN ISTERI SEBAGAI PENDIRI C.V. P.T. Ketika datang seorang lelaki dan seorang wanita ke kantor Notaris, setelah kita ajak bicara atau mengutarakan maksudnya ternyata akan mendirikan perseroan komanditer
Lebih terperinciNo ekonomi. Akhir-akhir ini di Indonesia sering muncul konflik antar ras dan etnis yang diikuti dengan pelecehan, perusakan, pembakaran, perkel
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 4919 DISKRIMINASI.Ras dan Etnis. Penghapusan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 170) PENJELASAN A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciMATRIKS 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN K/L TAHUN 2011
MATRIKS 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN K/L TAHUN 2011 KEMENTERIAN/LEMBAGA : KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA 1 PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS KOMNAS HAM Meningkatnya dukungan
Lebih terperinciBAB III FAKTOR-FAKTOR PENERBITAN SURAT KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NO.188/94/KPTS/013/2011 TENTANG LARANGAN AKTIVITAS JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA
BAB III FAKTOR-FAKTOR PENERBITAN SURAT KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NO.188/94/KPTS/013/2011 TENTANG LARANGAN AKTIVITAS JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA A. Pendahuluan Surat Keputusan Gubernur No. 188/94/KPTS/013/2011
Lebih terperinciKonflik Komunal Mengatasnamakan Agama di Indonesia: Analisis terhadap Konflik Ahmadiyah dalam Pemberitaan Media,
Konflik Komunal Mengatasnamakan Agama di Indonesia: Analisis terhadap Konflik Ahmadiyah dalam Pemberitaan Media, 2005-2011 Bakhtiar Hasan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Lebih terperinciBAB 9 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK
BAB 9 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK A. KONDISI UMUM Dalam rangka mewujudkan persamaan di depan hukum, penghapusan praktik diskriminasi terus menerus dilakukan, namun tindakan pembedaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sebagai negara yang telah meratifikasi konvensi hak anak (United
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai negara yang telah meratifikasi konvensi hak anak (United Nations Convention on the Right of the Child), Indonesia terikat secara yuridis dan politis
Lebih terperinciPenghormatan dan Penegakan Hukum dan Hak Asasi Manusia
XVIII Penghormatan dan Penegakan Hukum dan Hak Asasi Manusia Pasal 1 ayat (3) Bab I, Amandemen Ketiga Undang-Undang Dasar 1945, menegaskan kembali: Negara Indonesia adalah Negara Hukum. Artinya, Negara
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.789, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPT. Kerjasama. Penegak Hukum. Penanganan Tindak Pidana. Terorisme PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN TERORISME REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/K.BNPT/11/2013
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hak merupakan semua hal yang harus kalian peroleh atau dapatkan. Hak bisa berbentuk kewenangan atau kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Hak yang diperoleh merupakan akibat
Lebih terperinciLaporan Penelitian INFID No. 2 / Kebebasan Beragama di Indonesia
Laporan Penelitian INFID No. 2 / 2013 Kebebasan Beragama di Indonesia 2010 2012 i Laporan Penelitian INFID No. 2/2013 Kebebasan Beragama di Indonesia 2010 2012 ii Diterbitkan oleh : =========================================
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai bangsa yang lekat dengan primordialisme, agama menjadi salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai bangsa yang lekat dengan primordialisme, agama menjadi salah satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan bernegara. Kepercayaan agama tidak hanya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. setelah China, India, dan USA. Kondisi ini menyebabkan jumlah pencari kerja
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbesar ke empat di dunia setelah China, India, dan USA. Kondisi ini menyebabkan jumlah pencari kerja atau angkatan
Lebih terperinciAssalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI PADA SOSIALISASI PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 9 TAHUN 2006/NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEPALA DAERAH/WAKIL KEPALA DAERAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang kerap digunakan dalam konteks politik di Indonesia. Aksi saling serang antar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan) merupakan isu publik yang kerap digunakan dalam konteks politik di Indonesia. Aksi saling serang antar politisi
Lebih terperinciKewarganegaraan dan Hak Asasi Manusia
Kewarganegaraan dan Hak Asasi Manusia Oleh: R. Herlambang Perdana Wiratraman Dosen Hukum Tata Negara dan Hak Asasi Manusia Fakultas Hukum Universitas Airlangga Email: herlambang@unair.ac.id atau HP. 081332809123
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian, dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep
Lebih terperinciPerbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia
3 Perbedaan dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia Bagaimana Ketentuan Mengenai dalam tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia? Menurut hukum internasional, kejahatan
Lebih terperinciBAB V ANALISIS PERSPEKTIF JOHN RAWLS DAN UU NO. 1/PNPS/1965 BERDASARKAN IDE NALAR PUBLIK JOHN RAWLS
BAB V ANALISIS PERSPEKTIF JOHN RAWLS DAN UU NO. 1/PNPS/1965 BERDASARKAN IDE NALAR PUBLIK JOHN RAWLS A. Relevansi Pemikiran John Rawls terhadap Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan di Indonesia Hak beragama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK DAN PERKEMBANGAN JEMAAT AHMADIYAH DI INDONESIA
BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK DAN PERKEMBANGAN JEMAAT AHMADIYAH DI INDONESIA Bab ini menjelaskan bagaimana perkembangan HAM bidang hak sipil dan
Lebih terperinciBudaya Kekerasan Aparat
Sejak 12 Desember 1997, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) telah menetapkan tanggal 26 Juni sebagai peringatan anti kekerasan atau The International Day In Support of Victims of Torture (hari internasional
Lebih terperinciRingkasan Putusan.
Ringkasan Putusan Sehubungan dengan sidang pembacaan putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 140/PUU-VII/2009 tanggal 19 April 2010 atas Undang- Undang Nomor 1/PNPS/Tahun 1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan
Lebih terperinciBab IV Penutup. A. Kebebasan Berekspresi sebagai Isi Media
Bab IV Penutup A. Kebebasan Berekspresi sebagai Isi Media Keberadaan Pasal 28 dan Pasal 28F UUD 1945 tidak dapat dilepaskan dari peristiwa diratifikasinya Universal Declaration of Human Rights (UDHR) 108
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebaikan. Salah satunya nilai-nilai normatif yang berisi tentang petunjukpetunjuk. dalam menghadapi perkembangan zaman.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan agama yang universal yang memuat banyak nilai-nilai kebaikan. Salah satunya nilai-nilai normatif yang berisi tentang petunjukpetunjuk dan ketentuan-ketentuan
Lebih terperinciBAB II PENGATURAN MENGENAI KAWASAN TANPA ROKOK
BAB II PENGATURAN MENGENAI KAWASAN TANPA ROKOK D. Pengertian Kawasan Tanpa Rokok Kawasan Tanpa Rokok adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk melakukan kegiatan produksi, penjualan, iklan,
Lebih terperinciFKUB, Pilkada Dan Pengelolaan Isu SARA
FKUB, Pilkada Dan Pengelolaan Isu SARA Oleh FKUB Provinsi DKI Jakarta Jakarta, 6 Oktober 2016 Rakornas FKUB Provinsi, Kota dan Kabupaten Tahun 2016 Sekilas FKUB DKI Jakarta Dasar Pelaksanaan Tugas 1. PBM
Lebih terperinciRagam, corak dan masalah kebebasan berekspresi di lima propinsi
30 Mei 2013 Ringkasan hasil survey situasi kebebasan berekspresi: Ragam, corak dan masalah kebebasan berekspresi di lima propinsi Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat [ELSAM] http://elsam.or.id/ @elsamnews
Lebih terperinciMENELISIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA (HAM) BERLATAR BELAKANG AGAMA
MENELISIK PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA (HAM) BERLATAR BELAKANG AGAMA Catatan Hasil Kunjungan ke Kampus Mubarok, Jemaat Ahmadiyah Indonesia Parung, Bogor, 21 November 2015 LAPORAN FIELD TRIP Peningkatan
Lebih terperinciRINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 56/PUU-XV/2017 Kewenangan Pemerintah dalam Menetapkan Aliran Kepercayaan Terlarang
RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 56/PUU-XV/2017 Kewenangan Pemerintah dalam Menetapkan Aliran Kepercayaan Terlarang I. PEMOHON Anisa Dewi, Ary Wijanarko, Asep Saepudin S.Ag., Dedeh Kurniasih, Dikki Shadiq
Lebih terperinciTOLERANSI SOSIAL MASYARAKAT PERKOTAAN
TOLERANSI SOSIAL MASYARAKAT PERKOTAAN Survey Opini Publik di Jakarta, Bogor, Bekasi, dan Tangerang SETARA Institute Jakarta, 29 Nopember 2010 Page 2 I PENGANTAR Dinamika kebebasan beragama/ berkeyakinan
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA JASA PERJALANAN WISATA
SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR USAHA JASA PERJALANAN WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI
Lebih terperinciBAB l PENDAHULUAN. pembangunan bangsa. Pasal 29 ayat (1) dan (2) Undang-undang Dasar 1945
BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah negara yang berdasarkan pancasila menempatkan agama sebagai peranan penting, serta menjadi sasaran dalam mewujudkan pembangunan bangsa. Pasal
Lebih terperinciMAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR XVII /MPR/1998
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA -------------- KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR XVII /MPR/1998 TENTANG HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara empiris Indonesia merupakan negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia. Sebagai masyarakat yang religius, agama di kalangan masyarakat Indonesia sangat penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada. 1. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partisipasi merupakan salah satu hakasasi warga negara dalam menyampaikan pendapat terhadap segala bentuk peristiwa maupun permasalahan yang ada di sekitar
Lebih terperinciPANCASILA DAN INDEKS KOTA TOLERAN. Halili, M.A.
PANCASILA DAN INDEKS KOTA TOLERAN Halili, M.A. Peneliti di Setara Institute dan Akademisi di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta. halili.ysu@gmail.com. 081931752746 PENDAHULUAN Pancasila
Lebih terperinciBAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK
BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk (multi-ethnic society). Kesadaran akan kemajemukan tersebut sebenarnya telah ada sebelum kemerdekaan,
Lebih terperinciAnalisa HAM Peraturan Gubernur Nomor 55 Tahun 2012 tentang Pembinaan Kegiatan Keagamaan dan Pengawasan Aliran Sesat di Jawa Timur
Analisa HAM Peraturan Gubernur Nomor 55 Tahun 2012 tentang Pembinaan Kegiatan Keagamaan dan Pengawasan Aliran Sesat di Jawa Timur Oleh : Aloysia Herawati, Hwian Christianto, Inge Christanti Abstrak Peraturan
Lebih terperinci