Evaluasi Kinerja Retribusi Parkir Berlangganan Di Kabupaten Lamongan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Evaluasi Kinerja Retribusi Parkir Berlangganan Di Kabupaten Lamongan"

Transkripsi

1 Jurnal Teknika Vol 6 No 1, Tahun Evaluasi Kinerja Retribusi Parkir Berlangganan Di Kabupaten Lamongan Zulkifli Lubis 1, Ariful Bachtiyar 2 1) Dosen dpk pada Fakultas Teknik Prodi Sipil Universitas Islam Lamongan 2) Dosen pada Fakultas Teknik Prodi Sipil Universitas Islam Lamongan ABSTRAK Retribusi parkir merupakan salah satu upaya pemerintah daerah untuk meningkatan pengelolaan parkir secara lebih efektif sehingga mampu mendorong Pendapatan Asli Daerah serta menekan terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam pengelolaan parkir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja bagaimana pelaksanaan retribusi parkir di Kabupaten Lamongan serta untuk mengetahui hambatan dan penyimpangan apa saja yang muncul dalam pelaksanaan tersebut. Lokasi yang diambil dalam penelitian ini adalah parkir di Kabupaten Lamongan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Sedangkan teknik penentuan informan dilakukan secara Puposive sampling yang kemudian berkembang dengan menggunakan teknik snowball. Selain itu permasalahan tentang retribusi parkir juga harus menjadi pengawasan bagi pemerintah Kabupaten Lamongan, karena perbedaan antara sebelum dan sesudah adanya Perda Kabupaten Lamongan tentang jasa parkir masih bisa dikatakan belum bisa efektif. Dan hasil dari penelitian untuk hasil penelitian statistik menunjukan bahwa untuk masyarakat Lamongan mengetahui adanya retribusi parkir, suka dengan adanya retribusi parkir, namun belum bisa berpartisipasi. Karenanya, masih banyak dari masyarakat masih menjumpai pembayaran di jasa parkir. Hasil Survey menunjukan bahwa 26% kendaraan berhasil lolos dari pembayaran parkir di tempat parkir, dan 74% kendaraan didapati masih membayar biaya parkir di tempat parkir. Kata Kunci : Evaluasi, Retribusi, Parkir, Belangganan PENDAHULUAN Meningkatnya kegiatan ekonomi dan pariwisata tersebut juga berpengaruh besar pada permintaan akan fasilitas yang menunjang kegiatan tersebut. Kebutuhan akan tempat pelayanan umum, perkantoran, fasilitas perdagangan, dan pariwisata meningkat. Salah satu dampak dari adanya pembangunan fasilitas-fasilitas tersebut adalah perlunya sarana parkir yang memadai. Hal ini sangat perlu diperhatikan mengingat keberadaan suatu pusat kegiatan harus sebisa mungkin agar tidak menimbulkan gangguan pada arus lalu lintas di sekelilingnya. Di Kabupaten Lamongan, terutama ditempattempat umum seperti pasar, swalayan, dan tempat rekreasi sudah memiliki fasilitas yang cukup memadai. Namun, permasalahan yang ditimbulkan bukan dari ketersediaan, kelayakan, dan keamanan saja. Tetapi, kontribusi pembayaran jasa parkir tersebut. Cukup Aneh bila mengacu pada Perda. Kabupaten Lamongan No. 6 Tahun 2004, pasal 5 ayat ( 1 ) bahwa ; ( Parkir sebagaimana yang dimaksud pasal 4 huruf b, dikenakan bagi kendaraan bermotor yang terdaftar di Kantor Bersama Samsat Lamongan ). Melihat setelah diterbitkan Perda No. 6 Tahun 2004, seharusnya Pemerintah Kabupaten Lamongan membenah diri dalam hal ketersediaan, kelayakan, keamanan, dan menekan angka Pungutan Liar dipelayanan Parkir. Akan tetapi, tempat parkir yang disediakan ditempat umum ini masih bisa dikatakan tidak ada bedannya antara sebelum dan sesudah diterbitkannya Perda. Kabupaten Lamongan No.6 Tahun Justru masyarakat melihat kebijakan ini menambah beban biaya parkir yang harus dikeluarkan oleh masyarakat. Padahal hampir tiap tahun masyarakat Kabupaten Lamongan selalu membayar biaya konstribusi Parkir. Dan mendapatkan bukti label Parkir Berlangganan dari Kantor Samsat Lamongan. Seharusnya mengacu pada Perda Kabupaten Lamongan No. 6 Tahun 2004 tentang Parkir Berlangganan adalah membebaskan biaya kontribusi parkir di tempat umum dan pariwisata untuk pengguna parkir yang memasang label Parkir Berlangganan. Tetapi, pada kenyataan di lapangan saat ini, meskipun label parkir sudah tertempel dan terlihat jelas dibagian kendaraan, seringkali petugas parkir tidak segan untuk meminta uang parkir kepada pengguna jasa parkir. Dari sisi

2 Jurnal Teknika Vol 6 No 1, Tahun inilah bisa dilihat kejanggalan dalam pengumpulan retribusi parkir. Untuk itu, sudah saatnnya Pemerintah Kabupaten Lamongan bekerja lebih maksimal untuk menekan kebocoran saat pengumpulan retribusi parkir. Lebih kongkritnya, yaitu bagaimana peningkatan retribusi Daerah tidak semata-mata hanya bermodal meningkatnya partisipasi pemilik kendaraan bermotor membayar retribusi parkir berlangganna. Akan tetapi, juga disebabkan oleh kinerja aparat pengumpul yang meningkat.. 1. Rumusan Masalah Bagaimana kinerja retribusi parkir di jalan Basuki Rahmat Kabupaten Lamongan 2. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini Untuk mengetahui kinerja retribusi parkir di Jalan Basuki Rahmat Kabupaten Lamongan. TINJAUAN PUSTAKA Setiap perjalanan yang menggunakan kendaraan diawali dan diakhiri ditempat parkir. Oleh karena itu, ruang parkir tersebar ditempat asal perjalanan bisa di garasi mobil, halaman ataupun tepi jalan dan ditujuan perjalanan, depelataran parkir, gedung parkir ataupun ditepi jalan. Karena konsentrasi tujuan perjalanan lebih tinggi dari pada ditempat asal perjalanan, maka biasanya menjadi permasalahan ditujuan perjalanan. Namun, sebelum lebih jauh kita harus mengetahui lebih dahulu definisi parkir dan stop / berhenti. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara, sedang berhenti adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan untuk sementara dengan pengemudi tidak meninggalkan kendaraaannya.( Abubakar Iskandar, Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir, Jakarta : Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas Angkutan Kota Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Maret 1998, hal.2 ) Dan tentunya setiap perjalanan akan sampai pada tempat tujuan yang dikehendaki, dan kendaraan yang dibawa akan di parkir atau bahkan akan ditinggalkan pemiliknya di ruang parkir. Beberapa definisi parkir dari beberapa sumber diantarannya adalah sebagai berikut : 1. Dijelaskan dalam buku peraturan lalu lintas ( 1998 ) pengertian dari parkir yaitu tempat pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu yang lama atau sebentar tergantung kendaraan dan kebutuhan. 2. Parkir adalah tempat menempatkan /memangkal dengan memberhentikan kendaraan angkutan/barang ( bermotor maupun tidak bermotor ) pada suatu tempat dalam jangka waktu tertentu 3. Sedangkan menurut Kepmen Perhub No. 4 Tahun 1994, parkir adalah keadaaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara. Dalam mambahas masalah perparkiran, perlu diketahui beberapa istilah penting, yaitu sebagai berikut : 1. Kapasitas Parkir : kapasitas parkir ( nyata ) / kapasitas yang terpakai dalam satu satuan waktu atau kapasitas parkir yang disediakan ( parkir kolektif ) oleh pihak pengelola. 2. Kapasitas Normal : Kapasitas prkir ( teoristis ) yang dapat digunakan sebagai tempat parkir, yang dinyatakan dalam kendaraan. Kapasitas parkir dalam gedung perkantoran tergantung dalam luas lantai bangunan, maka makin besar luas lantai bangunan, semakin besar pula kapasitas normalnya. 3. Durasi Prkir : lamanya suatu kendaraan parkir pada suatu lokasi. 4. Kawasan Parkir : kawasan pada suatu areal yang memanfaatkan badan jalan sebagai fasilitas dan terdapat pengendalian parkir melalui pintu masuk. 5. Kebutuhan parkir : jumlah ruang parkir yang dibutuhkan yang besarnya dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tingkat pemilikan kendaraan pribadi, tingkat kesulitan menuju daerah yang bersangkutan, ketersediaan angkutan umum, dan tarif parkir. 6. Lama Parkir : jumlah rata-rata waktu parkir pada petak parkir yang tersedia yang dinyatakan dalam ½ jam, 1 jam, 1 hari. 7. Puncak Parkir : akumulasi parkir rata-rata tertinggi dengan satuan kendaraan. 8. Jalur Sirkulasi : tempat yang digunakan untuk pergerakan kendaraan yang masuk dan keluar dari fasilitas parkir. 9. Jalur gang : merupakan jalur dari dua deretan ruang parkir yang berdekatan 10. Retribusi Parkir : pungutan yang dikenakan pada pemakaian kendaraan yang memarkirkan kendaraannya diruang parkir.

3 Jurnal Teknika Vol 6 No 1, Tahun FLOWCHART Mulai Pengumpulan Data : Dasar hukum penyelenggaraan parkir Perda no 15 tahun 2010 tgl 11 Nov 2010 tentang retribusi pelayanan parkir di tepi jalan Perjanjian kerjasama Pemkab Lamongan, Pempop Jatim, dan Polres Lamongan Perda Lamongan no 06 tahun 2004 tanggal 2 Desember 2004 tentang Perhitungan Statistik Ada retribusi Penentuan Teori : Teori Statistik Angket kesimpulan Selesai Tidak ada retribusi Gambar 3 Diagram Alur Penelitian ANALISA PERHITUNGAN Perhitungan kapasitas sebelum dan sesudah adanya Perda Kab. lamongan Karakteristik fisik ruas jalan terdiri dari kondisi geometri ruas jalan dan profil ruas jalan. Dan dijelaskan tentang profil ruas jalan adalah ketersediaan lahan parkir, serta pola pemanfaatan lahan diruas Jalan Raya Basuki rahmat. Berdasarkan hal tersebut, maka objek penelitian dilakukan di objek awal yaitu di Ruas Jalan Basuki Rahmat. Jalan Basuki Rahmat memiliki karakteristik dengan lalu lintas padat karena pada ruas Jalan tersebut terdapat aktivitas pasar. Dan letak dari Parkir Berlangganan yang disedian Pemerintah tersedia di pinggir jalan atau bahu jalan yang akhirnya menimbulkan kemacetan lalu lintas. Secara umum karakteristik ruas jalan Basuki Rahmatadalah sebagai berikut : a) Panjang ruas jalan 140 meter dengan lebar jalan 9,5 meter. b) Lebar efektif jalan adalah 6,1 meter. c) Tipe ruas jalan Basuki Rahmatadalah dua Lajur terbagi dua arus. d) Pemanfaatan lahan sekitar ruas jalanan sebagian besar adalah untuk lahan parkir e) Tipe Alingmen datar. f) Kelas fungsional jalan : jalan primer g) Hambatan samping tinggi Data Karakteristik Parkir 1. Pola Parkir Dari hasil survey lapangan pada ruas jalan raya Ahmad Yani, sisi bahu jalan yang digunakan adalah dua sisi sepanjang 50 meter. Kondisi parkir ini secara langsung mengurangi kapasitas jalan dan lebar jalan dari 9,5 meter tanpa adanya parkir menjadi 6 meter dengan parkir yang diman pola parkir yang digunakan adalah 0 0. Dan hasil survey kedua adalah pada ruas Jalan Hasyim Ashary, sisi bahu jalan yang digunakan adalah satu sisi sepanjang 90 meter. Kondisi parkir ini secara langsung mengurangi kapasitas jalan dan lebar jalan dari 9,2 meter tanpa adannya parkir menjadi 7,4 meter dengan parkir dimana pola parkir yang digunakan adalah Kapasitas Parkir Karakteristik parkir di ruas Jalan Basuki Rahmat yang digunakan untuk parkir yang ditinjau dari jalan Basuki Rahmat yaitu sepanjang 90 meter. Dan ini untuk parkir jalan Basuki Rahmat terbagi menjadi 3 pola. Yaitu masing-masing menjadi 30 meter. Sampai 90 meter. 3 Akumulasi Parkir Akumulasi parkir adalah informasi yang dibutuhkan untuk mengetahui jumlah kendaraan yang sedang berada di lahan parkir dalam selang waktu tertentu. Informasi ini dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan kendaraan yang telah menggunakan lahan parkir ditambah dengan kendaraan yang masuk serta dikurangi dengan kendaraan yang keluar. Pada studi ini akumulasi parkir dihitung berdasarkan setiap jam. Akumulasi parkir tersebut dapat dilihat pada tabel 1. Akumulasi parkir tertinggi terjadi pada pukul pada jalan Basuki Rahmat. Tabel 1 Akumulasi Parkir Per jam Jalan BasukiRahmatTanggal 12 Bulan Juni Tahun 2012 No Waktu Masuk Keluar Akumulasi Parkir

4 Jurnal Teknika Vol 6 No 1, Tahun Sumber : Sumber Analisis Fluktuasi keluar masuk kendaraan dan akumulasi parkir dapat dilihat pada Grafik 4.1berikut: Grafik 1. Flluktuasi keluar masuk Kendaraan dan Akumulasi Parkir Jalan Basuki Rahmat 44% 56% Laki-Laki Perempuan masuk keluar akumulasi Berdasarkan gambar 4.1 tersebut dapat diketahui bahwa jumlah responden laki-laki sebanyak 56 % dari total responden sebanyak 50 responden. Dan responden perempuan sebanyak 44 % dari total responden sebanyak 50 responden. Gambar 4.4Identitas Responden Berdasarkan Umur 4 Volume Parkir Volume parkir adalah jumlah kendaraan yang telah menggunakan ruang parkir pada suatu lahan parkir dalam waktu tertentu dalam satu hari. Secara lengkap hasil survey dapat dilihat dalam tabel 4.1 dan 4.2 volume parkir pada peleksanaan survey 10 jam di ruas jalan Basuki Rahmatadalah 633 kendaraan dan untuk ruas Jalan Hasyim Ashari adalah 477 kendaraan. Tabel 4.7 volume parkir selama 10 jam penelitian di Jalan Basuki RahmatTanggal 12 Bulan Juni Tahun 2012 No. Waktu Masuk Keluar Jumlah Sumber : Hasil Analisa 40% 30% 20% 10% 0% Berdasarkan Gambar 4.2 diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden penelitian adalah berusia antara tahun dan tahun yaitu masingamasing memiliki jumlah yang sama sebanyak 34 % dari total responden 50 orang.. Gambar 4.5Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% 22% 34% 34% 6% 4% tahun tahun tahun tahun tahun 34% 24% 8% 10% 16% 8% Analisa Distribusi Frekuensi 1. Identitas Responden Penelitian Berikut ini adalah penjelasan mengenai identitas responden dan frekuensi masyarakat Lamongan : Gambar 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. Berdasarkan Gambar 4.3 di atas deketahui bahwa mayoritas pendidikan terakhir responden adalah Strata I/II/III yaitu sebanyak 34 % responden yang tidak atau belum pernah sekolah atau belum tamat SD dan lulusan SD sebanyak 8% Sedangkan

5 Jurnal Teknika Vol 6 No 1, Tahun responden yang berpendidikan terakhir di jenjang SD dan SLTP masing-masing sebanyak 10% dan 8% Sedangkan responden yang berpendidikan terakhir di jenjang SLTA sebanyak 24% Dan responden yang berpendidikan terakhir di jenjang Diploma I/II/III/Akademi sebanyak 16% dari total responden sebanyak 50 responden. Gambar 4.6Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan 30% 20% 10% 0% 10% 26% 8% 30% 12% 14% Anda tahu aktivitas adalah jukir tidak memungut biaya parkir Anda tahu pesan yang disampaikan melalui adalah mengurangi jumlah parkir liar di Lamongan Anda tahu pesan yang disampaikan melalui adalah mengajak warga Lamongan untuk parkir di tempatnya Anda tahu bahwa dapat dimiliki pada saat pengurusan STNK Anda tahu bahwa pelaksanaan melibatkan Pemprov Jatim (Dispenda Prov) dan Pemkab Lamongan Sikap Responden a. Kognitif Berikut analisis distribusi frekuensi untuk beberapa komponen dari sikap kognitif masyarakat Lamongan terhadap : Keterangan : STT : Sangat Tidak Tahu TT : Tidak Tahu T : Tahu ST : Sangat Tahu Tabel 4.16Frekuensi Variabel Kognitif Pertanyaan STT TT T ST Anda tahu adanya Anda tahu tujuan adalah untuk memperlancar arus lalu lintas karena parkir dapat ditata oleh petugas parkir yang ditunjuk Anda tahu tujuan dari adalah untuk memperkecil munculnya petugas parkir liar Anda tahu peserta dari program parkir adalah warga wilayah kabupaten Lamongan Anda tahu pesan yang disampaikan melalui adalah dapat menciptakan lapangan pekerjaan, bagi warga masyarakat sebagai Juru Parkir (Jukir), yang pada akhirnya dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi di Jatim b. Afektif Berikut analisis distribusi frekuensi untuk beberapa komponen dari sikap afektif masyarakat Lamongan terhadap : Keterangan : STS : Sangat Tidak Suka TS : Tidak Suka S : Suka SS : Sangat Suka Tabel 4.17Frekuensi Variabel Afektif No Pertanyaan STS TS S SS Anda suka dengan adanya Anda suka tujuan dari adalah untuk memperlancar arus lalu lintas karena parkir dapat ditata dengan baik oleh petugas parkir yang ditunjuk Anda suka dengan tujuan dari program parkir adalah untuk memperkecil munculnya petugas parkir liar Anda suka peserta dari adalah warga wilayah kabupaten Lamongan Anda suka dengan pesan yang disampaikan melalui adalah dapat menciptakan lapangan pekerjaan, bagi warga masyarakat sebagai Juru Parkir (Jukir), yang pada akhirnya dapat mendorong laju

6 Jurnal Teknika Vol 6 No 1, Tahun pertumbuhan di Jatim ekonomi Anda suka dengan aktivitas adalah jukir tidak memungut biaya parkir Anda suka pesan yang disampaikan melalui adalah mengurangi jumlah parkir liar di Lamongan Anda suka pesan yang disampaikan melalui adalah mengajak warga Lamongan untuk parkir di tempatnya Anda suka program parkir dapat dimiliki pada saat pengurusan STNK Anda suka pelaksanaan melibatkan Pemprov Jatim (Dispenda Prov) dan Pemkab Lamongan c. Konatif Berikut analisis distribusi frekuensi untuk beberapa komponen dari sikap konatif masyarakat Lamongan terhadap : Keterangan : STB : Sangat Tidak Bersedia TB : Tidak Bersedia B : Bersedia SB : Sangat Bersedia Tabel 4.18Frekuensi Variabel Konatif No Pertanyaan STB TB B SB setelah mengetahui akan adanya setelah mengetahui tujuan dari adalah untuk memperlancar arus lalu lintas karena parkir dapat ditata dengan baik oleh petugas parkir yang ditunjuk setelah mengetahui tujuan dari adalah untuk memperkecil munculnya petugas parkir liar setelah mengetahui peserta dari adalah warga wilayah kabupaten Lamongan setelah mengetahui pesan yang disampaikan melalui program parkir adalah dapat menciptakan lapangan pekerjaan, bagi warga masyarakat sebagai Juru Parkir (Jukir), yang pada akhirnya dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi di Jatim setelah mengetahui aktivitas adalah jukir tidak memungut biaya parkir setelah mengetahui pesan yang disampaikan melalui program parkir adalah mengurangi jumlah parkir liar di Lamongan setelah mengetahui pesan yang disampaikan melalui program parkir adalah mengajak warga Lamongan untuk parkir di tempatnya setelah mengetahui dapat dimiliki pada saat pengurusan STNK setelah mengetahui pelaksanaan melibatkan Pemprov Jatim (Dispenda Prov) dan Pemkab Lamongan Kategori Sikap Masyarakat Lamongan Terhadap Parkir Berlangganan Untuk menentukan bagaimana sikap masyarakat Lamongan terhadap secara keseluruhan maka dilakukan penghitungan rata-rata item pernyataan pada masing-masing komponen secara keseluruhan dan digunakan interval kelas. Dengan interval kelas 2 kemudian disusun kriteria penilaian rata-rata jawaban responden yang disajikan pada Tabel di bawah ini: Tabel 4.19Kategori Mean Dari Skor Interval Interval Kategori 1,00 a 2,50 Tidak Puas 2,50 < a 4 Puas Berikut analisis kategori untuk masing-masing sikap masyarakat Lamongan terhadap :

7 Jurnal Teknika Vol 6 No 1, Tahun Tabel 4.20Sikap Kognitif Kategori Frekuensi Persentase Puas 44 88,0 Tidak Puas 6 12,0 Total ,0 Pada Tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak 44 responden atau 88% dari total responden memiliki sikap kognitif puas. Dan sebanyak 6 responden atau 12% dari total responden memiliki sikap kognitif tidak puas. Sehingga dapat disimpulkan secara keseluruhan sikap kognitif masyarakat Lamongan terhadap adalah puas dengan kata lain masyarakat Lamongan mengetahui dengan baik adanya. Tabel 4.21.Sikap Afektif Kategori Frekuensi Persentase Puas 40 88,0 Tidak Puas 10 12,0 Total ,0 Pada Tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak 40 responden atau 88% dari total responden memiliki sikap afektif puas. Dan sebanyak 10 responden atau 12% dari total responden memiliki sikap afektif tidak puas. Sehingga dapat disimpulkan secara keseluruhan sikap afektif masyarakat Lamongan terhadap puas dengan kata lain masyarakat Lamongan menyukai ini. Tabel 4.22Sikap Konatif Kategori Frekuensi Persentase Puas 4 8,0 Tidak Puas 46 92,0 Total ,0 Pada Tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak 4 responden atau 8% dari total responden memiliki sikap konatif puas dan sebanyak 46 responden atau 92% dari total responden memiliki sikap konatif tidak puas. Sehingga dapat disimpulkan secara keseluruhan sikap konatif masyarakat Lamongan terhadap puas adalah tidak puas atau dengan kata lain masyarakat Lamongan tidak bersedia menggunakan Tabel 4.23Keseluruhan Kategori Frekuensi Persentase Puas 37 74,0 Tidak Puas 13 26,0 Total ,0 Pada Tabel tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak 37 responden atau 74% dari total responden memiliki sikap secara keseluruhan puas. Dan sebanyak 13 responden atau 26% dari total responden memiliki sikap secara keseluruhan tidak puas. Sehingga dapat disimpulkan secara keseluruhan sikap secara keseluruhan masyarakat Lamongan terhadap adalah puas. Dilihat dari data tabel 4.16 bahwa frekuensi nilai puas dalam kuisioner yang diadakan. Bahwa masyarakat Lamongan puas dengan kinerja retribusi parkir akan tetapi nilai ketidak puasan masyarakat Lamongan ini lebih cendering sikap Konatifnya. Yang mana masyarakat suka dan tahu tentang retribusi parkir. Akan tetapi kesediaan untuk menjalani dan berpartisipasi melaksanaan retribusi parkir masih tidak puas. Ini dikarenakan ada ketidak puasan di dalam masyarakat lamongan, yang mana sudah tahu tentang pelaksanaan retribusi parkir dan suka dengan adanya parkir di Kabupaten Lamongan, tetapi dalam pelaksanaannya di lapangan masyarakat masih dibebankan dan ditidak puaskan oleh pelaksanaan retribusi parkir tentang pelayanan, fasilitas, dan tarif yang haus dikenakan oleh masyarakan lamongan yang menggunakan jasa parkir. Ini yang mempengaruhi mengapa masyarakat Lamongan masih ada nilai ketidakpuasan dalam satu sikap atau kategori dari ketiga sikap atau kategori tersebut. Menentukan Tingkat Kebocoran Retribusi Parkir Dari hasil kuisioner ke dua tentang seberapa besar tingkat kebocoran. Didapat hasil sebagai berikut : Tabel Kuisioner Kebocoran No Pertanyaan Ya Tidak 1. Apakah tiap tahun bapak/ibu membayar retribusi parkir Setelah membayar apakah bapak ibu mendapatkan bukti label striker parkir Apakah Bapak/Ibu pernah parkir ditempat parkir dan mengetahui rembu-rembu parkir Apakah masih ditarik oleh petugas parkir 37 13

8 Jurnal Teknika Vol 6 No 1, Tahun Sebagai pengguna jasa parkir, apakah Bapak / Ibu merasa dirugikan dengan adanya parkir tiap tahun Prosentase dari hasil jumlah kuisioner diatas dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel Jumlah Prosentase No Pertanyaan Ya Tidak Apakah tiap tahun bapak/ibu membayar retribusi parkir 0 % % Setelah membayar apakah bapak ibu mendapatkan bukti label striker parkir Apakah Bapak/Ibu pernah parkir ditempat parkir dan mengetahui rembu-rembu parkir 100 % 100 % 0 % 0 % Apakah masih ditarik oleh petugas parkir 74 % 26 % Sebagai pengguna jasa parkir, apakah Bapak / Ibu merasa dirugikan dengan adanya parkir tiap tahun 50 % 50 % Dari pertanyaan no 4 dapat dilihat bahwasanya untuk pengguna jasa parkir untuk respoden yang menjawab Ya adalah sebesar 74 % dan untuk responden yang menjawab Tidak sebesar 26 %. Dari populasi tersebut bisa dikalikan dengan jumlah kendaraan parkir tiap harinya. Dari total kedua jalan tersebut didapatkan bahwa untuk volume parkir masuk sebanyak 635 kendaraan dan keluar sebanyak 635 kendaraan. Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa : Jumlah obsen = jumlah parkir tertinggi x prosentase obsen Jumlah yang menjawab obsen Ya Jumlah obsen = jumlah parkir tertinggi x prosentase obsen = 1112 x 74 % = 822,88 = 823 kendaraan Jumlah yang menjawab obsen Tidak Jumlah obsen = jumlah parkir tertinggi x prosentase obsen = 1112 x 26 % = 289,12 = 289 kendaraan Jadi, tingkat kebocoran tentang retribusi parkir yaitu 823 telah terjadi penarikan biaya parkir, dan 289 tidak mengalami penarikan retribusi parkir. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan faktor yang ditimbulkan kinerja parkir yaitu : 1. Parkir di bahu jalan atau badan jalan bisa menyebabkan kemacetan jalan raya yang mana dibuktikan oleh kurangnya nilai kapasitas jalan raya pada masing-masing jalan tersebut 2. Ditemukan bahwa untuk nilai kebocoran pengenaan biaya parkir terdapat 74 % dari seluruh pengguna jasa parkir masih dikenakan biaya pengguna jasa parkir di parkir khusus, dan 26 % lolos dari pembebanan biaya jasa parkir di parkir khusus 2. Saran a) Untuk pelaksanakan retribusi parkir lebih efektif dan berjalan dengan mestinya, sebaiknya pemerintah Kabupaten Lamongan melaksanakan pemantauan dan pengawasan secara rutin dan maksimal agar tidak ada yang memanfaatkan atau mengambil keuntungan dari retribusi parkir tersebut. b) Untuk pemerintah Lamogan juga agar bisa lebih bisa memikirkan masyarakat yang tinggal di daerah yang jauh dari perkotaan yang notabene jarang menggunakan jasa retribusi parkir dan juga masih harus membayar retribusi parkir sebesar Rp ,- / tahun. DAFTAR PUSTAKA Berupa Text Book : Iskandar, Abubakar Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir, Jakarta : Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas Angkutan Kota Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Marihot, Siahaan Pajak daerah dan retribusi daerah. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hal 6. Azwar, Saifuddin Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya.Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Berupa Jurnal : Bungin, Burhan Metodologi Penelitian Sosial ( Format-format Kuantitatifdan Kualitatif ). Airlangga UniversityPress, Surabaya.

9 Jurnal Teknika Vol 6 No 1, Tahun Berupa Jurnal : -gdl-s nurfajriat-6906-bab-ii.pdf) , 15:14:20 WIB +retribusi+parkir&source=web&cd=6&ved= 0CFkQFjAF&url=http%3A%2F%2Fk12008.wi dyagama.ac.id%2frl%bab7_parkir ), , 15:15:17 WIB.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik masing-masing kendaraan dengan disain dan lokasi parkir. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik masing-masing kendaraan dengan disain dan lokasi parkir. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Umum Setiap perjalanan yang menggunakan kendaraan diawali dan diakhiri di tempat parkir. Kebutuhan tempat parkir untuk kendaraan, baik kendaraan pribadi, angkutan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Parkir Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara. Sementara itu fasilitas parkir di luar badan jalan (off street parking)

Lebih terperinci

ANALISIS KAPASITAS PARKIR KENDARAAN PADA RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH METRO

ANALISIS KAPASITAS PARKIR KENDARAAN PADA RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH METRO ANALISIS KAPASITAS PARKIR KENDARAAN PADA RUMAH SAKIT UMUM MUHAMMADIYAH METRO Agus Surandono 1, Ardinal Putra Ariya 2 Jurusan Teknik Sipil Universitas Jl. Ki Hajar Dewantara 15 A Metro, Lampung. Email:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Lalu lintas berjalan menuju suatu tempat tujuan dan setelah mencapai tempat tersebut kendaraan harus diparkir, sementara pengendaranya melakukan berbagai urusan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Parkir Parkir adalah tempat pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu pendek atau lama, sesuai dengan kebutuhan pengendara. Parkir merupakan salah satu unsur prasarana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan menjelaskan mengenai pengertian umum yang berhubungan dengan parkir, cara dan jenis parkir, pengaturan parkir, metode-metode parkir, kebijakan parkir, serta standar

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PARKIR DI KABUPATEN JEMBRANA (Studi Kasus Parkir Tepi Jalan Pasar Umum Negara) TUGAS AKHIR BAB II

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PARKIR DI KABUPATEN JEMBRANA (Studi Kasus Parkir Tepi Jalan Pasar Umum Negara) TUGAS AKHIR BAB II ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PARKIR DI KABUPATEN JEMBRANA (Studi Kasus Parkir Tepi Jalan Pasar Umum Negara) TUGAS AKHIR BAB II TINJAUAN PUSTAKA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kendaraan itu harus berhenti, baik itu bersifat sementara maupun bersifat lama atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kendaraan itu harus berhenti, baik itu bersifat sementara maupun bersifat lama atau 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Parkir Kendaraan tidak mungkin bergerak terus-menerus, akan ada waktunya kendaraan itu harus berhenti, baik itu bersifat sementara maupun bersifat lama atau biasa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Parkir adalah menghentikan mobil beberapa saat lamanya (Departemen

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Parkir adalah menghentikan mobil beberapa saat lamanya (Departemen BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Parkir Beberapa pengertian tentang parkir antara lain : 1. Parkir adalah menghentikan mobil beberapa saat lamanya (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1991). 2. Parkir

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA PARKIR DI RSU HAJI SURABAYA

EVALUASI KINERJA PARKIR DI RSU HAJI SURABAYA EVALUASI KINERJA PARKIR DI RSU HAJI SURABAYA Joko Suprianto 1,Sri Wiwoho Mudjanarko 2 1 Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Narotama josun_umb@yahoo.com 2 Dosen Teknik Sipil Universitas Narotama sriwiwoho.ubraw@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Satuan Ruang Parkir (SRP) Satuan ruang parkir disingkat SRP adalah ukuran luas efektif untuk meletakkan kendaraan dalam hal ini mobil penumpang, bus/truk, atau sepeda motor,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara sedang berhenti dengan pengemudi tidak meninggalkan kendaraannya (Direktorat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Satuan Ruang Parkir 2.1.1. Dimensi Ruang Suatu Satuan Ruang Parkir (SRP) adalah tempat untuk satu kendaraan. Dimensi ruang parkir menurut Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Parkir Menurut Direktur Jendral Darat (1998), keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara, sedang berhenti adalah keadaan tidak bergerak suatu

Lebih terperinci

Studi Pemindahan Lokasi Parkir dari On-street parking menjadi Off-street parking (Studi Kasus Jalan Dhoho Kediri)

Studi Pemindahan Lokasi Parkir dari On-street parking menjadi Off-street parking (Studi Kasus Jalan Dhoho Kediri) 1 Studi Pemindahan Lokasi Parkir dari On-street parking menjadi Off-street parking (Studi Kasus Jalan Dhoho Kediri) Deka Agrapradhana, Ir. Ervina Ahyudanari ME, Ph.D. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998). Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998). Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara sedang berhenti dengan pengemudi tidak meninggalkan kendaraannya (Direktorat Jendral

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Departemen Jendral Perhubungan Darat (1998), Satuan ruang

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Departemen Jendral Perhubungan Darat (1998), Satuan ruang BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Satuan Ruang Parkir Menurut Departemen Jendral Perhubungan Darat (1998), Satuan ruang parkir adalah ukuran luas efektif untuk meletakkan suatu kendaraan (mobil penumpang, bus/truk,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melewati suatu ruas jalan berhenti dalam waktu yang singkat maupun lama. Kemacetan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melewati suatu ruas jalan berhenti dalam waktu yang singkat maupun lama. Kemacetan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Kemacetan lalu lintas Kemacetan adalah keadaan dimana pada saat tertentu kendaraan yang sedang berjalan melewati suatu ruas jalan berhenti dalam waktu yang singkat maupun lama.

Lebih terperinci

PENATAAN DAN PENANGANAN PARKIR PADA BADAN JALAN SEPANJANG RUAS JALAN CIMANUK KABUPATEN GARUT

PENATAAN DAN PENANGANAN PARKIR PADA BADAN JALAN SEPANJANG RUAS JALAN CIMANUK KABUPATEN GARUT PENATAAN DAN PENANGANAN PARKIR PADA BADAN JALAN SEPANJANG RUAS JALAN CIMANUK KABUPATEN GARUT Angga Jurista 1, Ida Farida 2 Jurnal Konstruksi Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No.1 Jayaraga

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Parkir Berdasarkan dari definisi-definisi parkir maka dapat ditarik kesimpulan bahwa parkir adalah suatu keadaan tidak bergerak suatu kendaraan bermotor atau tidak bermotor yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jendral Perhubungan Darat (1996), ada beberapa pengertian tentang perparkiran.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jendral Perhubungan Darat (1996), ada beberapa pengertian tentang perparkiran. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Umum Dalam Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir, Direktorat Jendral Perhubungan Darat (1996), ada beberapa pengertian tentang perparkiran. a. Parkir adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Parkir Berdasarkan Keputusan Dirjen Perhubungan Darat Nomor : 272/HK.105/DJRD/96 Tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir menyebutkan parkir adalah

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 15 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Satuan Ruang Parkir (SRP) Satuan Ruang Parkir (SRP) adalah ukuran luas efektif untuk meletakan kendaraan (mobil penumpang, bus / truk, sepeda motor), termasuk ruang bebas

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI III.1. DEFINISI PARKIR Parkir adalah keadaan tidak bergerak dari suatu kendaraan yang bersifat sementara (Direktorat Perhubungan Darat, 1998). Lalu lintas berjalan menuju suatu tempat

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Sistem Pola Parkir

BAB III LANDASAN TEORI. A. Sistem Pola Parkir BAB III LANDASAN TEORI A. Sistem Pola Parkir Secara konseptual pola parkir di badan jalan dapat berupa : 1. Pola parkir pada satu sisi Pola Parkir ini ditetapkan apabila ketersediaan lebar jalan sempit.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Parkir Menurut Direktur Jenderal Perhubungan Darat (1996), parkir merupakan keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara sedangkan berhenti adalah

Lebih terperinci

PERHITUNGAN DAYA TAMPUNG KAWASAN PARKIR BANK SUMSEL BABEL JAKABARING DI KOTA PALEMBANG

PERHITUNGAN DAYA TAMPUNG KAWASAN PARKIR BANK SUMSEL BABEL JAKABARING DI KOTA PALEMBANG PERHITUNGAN DAYA TAMPUNG KAWASAN PARKIR BANK SUMSEL BABEL JAKABARING DI KOTA PALEMBANG Noto Royan Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas MuhammadiyahPalembang INTISARI Parkir

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 11 (Sebelas)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 11 (Sebelas) SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 11 (Sebelas) A. Tujuan Instruksional 1. Umum Mahasiswa dapat memahami

Lebih terperinci

PENGARUH PARKIR BADAN JALAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ( Studi Kasus Jalan Brigjen Katamso Tanjung Karang Pusat )

PENGARUH PARKIR BADAN JALAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ( Studi Kasus Jalan Brigjen Katamso Tanjung Karang Pusat ) PENGARUH PARKIR BADAN JALAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ( Studi Kasus Jalan Brigjen Katamso Tanjung Karang Pusat ) Leni Sriharyani 1) Wahyu Ari Saputra 2) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR PADA BADAN JALAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP LALU LINTAS (STUDI KASUS: JALAN SILIWANGI KABUPATEN GARUT)

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR PADA BADAN JALAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP LALU LINTAS (STUDI KASUS: JALAN SILIWANGI KABUPATEN GARUT) ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR PADA BADAN JALAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP LALU LINTAS (STUDI KASUS: JALAN SILIWANGI KABUPATEN GARUT) Yaumil Wahdan 1, Ida Farida 2, Sulwan Permana 3 Jurnal Konstruksi Sekolah

Lebih terperinci

Studi Pemindahan Lokasi Parkir dari On-street Parking Menjadi Offstreet. (Studi Kasus Jalan Dhoho Kediri)

Studi Pemindahan Lokasi Parkir dari On-street Parking Menjadi Offstreet. (Studi Kasus Jalan Dhoho Kediri) JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Studi Pemindahan Lokasi Parkir dari On-street Parking Menjadi Offstreet Parking (Studi Kasus Jalan Dhoho Kediri)

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Umum Menurut Departemen Perhubungan Darat dalam Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir tahun 1996, pengertian parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Parkir Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara karena ditnggal oleh pengemudinya. Menurut Hobbs (1995), parkir diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil survey dan analisis parkir yang telah dilakukan pada pusat

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil survey dan analisis parkir yang telah dilakukan pada pusat BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil survey dan analisis parkir yang telah dilakukan pada pusat perbelanjaan Mega Bekasi Hypermarket, maka diperoleh hasil sebagai berikut: A. Analisis kondisi

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Parkir Menurut Direktur Jendral Darat (1998), keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara, sedang berhenti adalah keadaan tidak bergerak suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Parkir Kendaraan yang bergerak suatu saat akan berhenti dan pada saat berhenti dibutuhkan tempat untuk memarkir kendaraan tersebut. Dari hubungan ini memperjelas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Parkir Pengamatan mengenai lalu lintas tidak dapat lepas dari persoalan kendaraan yang bergerak maupun tidak bergerak (berhenti). Kedua hal ini sangat pengaruh terhadap

Lebih terperinci

TINGKAT PEMANFAATAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMAKAIAN JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG DI DEPAN MEGA MALL JALAN A.YANI KOTA PONTIANAK

TINGKAT PEMANFAATAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMAKAIAN JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG DI DEPAN MEGA MALL JALAN A.YANI KOTA PONTIANAK TINGKAT PEMANFAATAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMAKAIAN JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG DI DEPAN MEGA MALL JALAN A.YANI KOTA PONTIANAK Eka Agus Sugito 1 )., Syafaruddin As 2 ).,Siti Nurlaily 2 ) madridgito@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN PARKIR MOBIL DI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN PARKIR MOBIL DI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA ANALISIS KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN PARKIR MOBIL DI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA Petrick Yoshuel 1, Rudy Setiawan 2 ABSTRAK : Sebuah universitas seharusnya memiliki fasilitas kampus yang baik yang dapat menunjang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. durasi parkir, akumulasi parkir, angka pergantian parkir (turnover), dan indeks parkir. 3.2. Penentuan Kebutuhan Ruang Parkir

BAB III LANDASAN TEORI. durasi parkir, akumulasi parkir, angka pergantian parkir (turnover), dan indeks parkir. 3.2. Penentuan Kebutuhan Ruang Parkir BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Uraian Umum Maksud dari pelaksanaan studi inventarisasi ruang parkir yaitu untuk mengetahui fasilitas ruang parkir yang tersedia. Dalam studi tersebut dapat diperoleh informasi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 9 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 9 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 9 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CILEGON, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Parkir Parkir adalah keadaan tidak bergeraknya suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara, termasuk dalam pengertian parkir adalah setiap kendaraan yang berhenti pada tempat-tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangya suatu kota, tentu saja semakin meningkatnya kebutuhan akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangya suatu kota, tentu saja semakin meningkatnya kebutuhan akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangya suatu kota, tentu saja semakin meningkatnya kebutuhan akan fasilitas fasilitas yang menunjang perkembangan kota tersebut. Seperti halnya dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Parkir ialah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Parkir ialah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Parkir Parkir ialah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara karena ditinggalkan oleh pengemudinya. Fasilitas parkir dibangun bersamaan dengan pembangunan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sementara (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1996, 1). Pengertian

II. TINJAUAN PUSTAKA. sementara (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1996, 1). Pengertian 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Parkir Parkir adalah keadaan tidak bergerak dari suatu kendaraan yang bersifat sementara (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1996, 1). Pengertian lain parkir yaitu suatu keadaan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Definisi Parkir Parkir berasal dari kata park yang berarti taman. Menurut undangundang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan anggkutan Jalan pada pasal 1 ayang (15), parkir

Lebih terperinci

TINJAUAN KAPASITAS PARKIR TERHADAP VOLUME PARKIR PADA AREAL DINAS BINA MARGA DAN CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT.

TINJAUAN KAPASITAS PARKIR TERHADAP VOLUME PARKIR PADA AREAL DINAS BINA MARGA DAN CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT. TINJAUAN KAPASITAS PARKIR TERHADAP VOLUME PARKIR PADA AREAL DINAS BINA MARGA DAN CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT Suatu Tugas Akhir Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Yang Diperlukan untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Parkir Kata parkir berasal dari kata park yang berarti taman. Menurut kamus bahasa Indonesia, parkir diartikan sebagai tempat menyimpan. Menurut Hobbs (1995), parkir

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. karakteristik-karakteristik parkir seperti kebutuhan parkir, volume parkir, durasi

BAB III LANDASAN TEORI. karakteristik-karakteristik parkir seperti kebutuhan parkir, volume parkir, durasi BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Studi Parkir Studi ini dilaksanakan dengan maksud agar memperoleh informasi tentang fasilitas ruang parkir yang ada. Adapun informasi yang diperoleh berupa karakteristik-karakteristik

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI. Cicurug memiliki luas sebesar hektar. Kecamatan Cicurug terletak pada

V. GAMBARAN UMUM LOKASI. Cicurug memiliki luas sebesar hektar. Kecamatan Cicurug terletak pada V. GAMBARAN UMUM LOKASI 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Keadaan Umum Kecamatan Cicurug Kecamatan Cicurug berada di bagian Sukabumi Utara. Kecamatan Cicurug memiliki luas sebesar 4.637 hektar.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. memperkirakan kebutuhan parkir di masa yang akan datang.

BAB III LANDASAN TEORI. memperkirakan kebutuhan parkir di masa yang akan datang. BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Studi Parkir Studi ini dilaksanakan dengan maksud agar memperoleh informasi tentang fasilitas ruang parkir yang ada. Adapun informasi yang diperoleh berupa karakteristik-karekteristik

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN TENTANG PELAKSANAAN RETRIBUSI PERPARKIRAN. Dasar Hukum Pengeloal Perparkiran Kota Medan meliputi:

BAB III GAMBARAN TENTANG PELAKSANAAN RETRIBUSI PERPARKIRAN. Dasar Hukum Pengeloal Perparkiran Kota Medan meliputi: BAB III GAMBARAN TENTANG PELAKSANAAN RETRIBUSI PERPARKIRAN A. Dasar Hukum Dasar Hukum Pengeloal Perparkiran Kota Medan meliputi: 1. Keputusan Mendagri RI No.43 Tahun 1980 tentang pedoman pengelolaan perparkiran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu keadaan tidak bergerak dari suatu kendaraan yang tidak bersifat

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu keadaan tidak bergerak dari suatu kendaraan yang tidak bersifat II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Parkir dan Pedestrian Menurut Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (1996) yang menyatakan bahwa parkir adalah suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian yang berkaitan dengan parkir, diantaranya yaitu : atau tidak tetap disebut parkir.

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian yang berkaitan dengan parkir, diantaranya yaitu : atau tidak tetap disebut parkir. 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Parkir 1. Tinjauan Umum Perparkiran Menurut Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, terdapat beberapa pengertian yang berkaitan dengan parkir, diantaranya yaitu : a. Keadaan tidak

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN A.

Lebih terperinci

Tabel 4.1. Durasi Parkir (Survei 1, kamis 4 Juni 2009)

Tabel 4.1. Durasi Parkir (Survei 1, kamis 4 Juni 2009) DATA HASIL SURVEY Tabel 4.1. Durasi Parkir (Survei 1, kamis 4 Juni 2009) Durasi Parkir Nama Jalan 0-15 15-30 30-45 45-60 60-75 75-90 90-105 105-120 Total Kertajaya parkir Ruas 1 85 12 6 10 2 5 2 1 123

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Menurut UU no.22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, parkir adalah keadaan kendaraan berhenti atau tidak bergerak untuk beberapa saat dan ditinggalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. raya adalah untuk melayani pergerakan lalu lintas, perpindahan manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. raya adalah untuk melayani pergerakan lalu lintas, perpindahan manusia dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah transportasi darat yang menyangkut dengan masalah lalu lintas merupakan masalah yang sulit dipecahkan, baik di kota - kota besar maupun yang termasuk dalam

Lebih terperinci

KEBUTUHAN KAPASITAS LAHAN PARKIR ANGKUTAN PUPUK PT.PUPUK SRIWIJAYA PALEMBANG

KEBUTUHAN KAPASITAS LAHAN PARKIR ANGKUTAN PUPUK PT.PUPUK SRIWIJAYA PALEMBANG KEBUTUHAN KAPASITAS LAHAN PARKIR ANGKUTAN PUPUK PT.PUPUK SRIWIJAYA PALEMBANG Noto Royan Dosen Fakultas Teknik UM Palembang Abstrak PT.PUSRI merupakan salah satu intansi Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR KHUSUS TERHADAP INTENSITAS PARKIR DI KAWASAN SIMPANG LIMA TUGAS AKHIR

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR KHUSUS TERHADAP INTENSITAS PARKIR DI KAWASAN SIMPANG LIMA TUGAS AKHIR ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR KHUSUS TERHADAP INTENSITAS PARKIR DI KAWASAN SIMPANG LIMA TUGAS AKHIR Oleh: YUNI SRI HANDAYANI L2D 097 490 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Parkir Kebutuhan orang untuk melakukan perjalanan dengan cepat dan efisien tentu saja memerlukan transportasi yang dimaksud salah satunya adalah dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998). menginginkan kendaraannya parkir ditempat, dimana tempat tersebut mudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998). menginginkan kendaraannya parkir ditempat, dimana tempat tersebut mudah 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Parkir Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara. Sedangkan defenisi berhenti adalah kendaraan tidak bergerak suatu kendaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan pembangunan di segala bidang. Pelaksanaan pembangunan tersebut bertujuan untuk mewujudkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Parkir Parkir adalah lalu lintas berhenti yang ditinggal pengemudi saat mencapai suatu tempat tujuan dengan jangka waktu tertentu. Perilaku pengendara kendaraan bermotor memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Parkir Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara karena ditinggalkan oleh pengemudinya. Setiap pengendara kendaraan bermotor memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Parkir Jika melihat lalu lintas tidak lepas dari kendaraan yang berjalan dan kendaraan yang berhenti, dapat diketahui bahwa kendaraan tidak mungkin bergerak terus

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK PERPARKIRAN DI KABUPATEN KENDAL. A. Keadaan Sosial, Ekonomi, Budaya dan Keagamaan serta Letak

BAB III PRAKTEK PERPARKIRAN DI KABUPATEN KENDAL. A. Keadaan Sosial, Ekonomi, Budaya dan Keagamaan serta Letak 35 BAB III PRAKTEK PERPARKIRAN DI KABUPATEN KENDAL A. Keadaan Sosial, Ekonomi, Budaya dan Keagamaan serta Letak Geografis Keadaan sosial budaya di daerah Kaliwungu tepatnya di Pasar Sore Kaliwungu desa

Lebih terperinci

KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KECAMATAN GLAGAH KABUPATEN LAMONGAN ABSTRAK

KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KECAMATAN GLAGAH KABUPATEN LAMONGAN ABSTRAK KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KECAMATAN GLAGAH KABUPATEN LAMONGAN Zulkifli Lubis, Nur Azizah Affandy 1) Dosen dpk pada Fakultas Teknik Prodi Sipil Universitas Islam Lamongan ABSTRAK Kebutuhan akan air oleh manusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perparkiran Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara karena ditinggalkan oleh pengemudinya. Secara hukum dilarang untuk parkir di tengah

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PARKIR SEPANJANG JALAN WALIKOTA MUSTAJAB SURABAYA

ANALISIS KINERJA PARKIR SEPANJANG JALAN WALIKOTA MUSTAJAB SURABAYA U k a r s t - V o l. 1 N o. 1 A p r i l 2 0 1 7 39 ANALISIS KINERJA PARKIR SEPANJANG JALAN WALIKOTA MUSTAJAB SURABAYA Damarta AnugrahYulmida 1, Sri Wiwoho Mudjanarko 2*, M Ikhsan Setiawan 3, Arthur Daniel

Lebih terperinci

V. PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN TEMPAT KHUSUS PARKIR (TKP)

V. PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN TEMPAT KHUSUS PARKIR (TKP) 113 V. PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN TEMPAT KHUSUS PARKIR (TKP) Penyelenggaraan dan pengelolaan parkir di Kabupaten Bogor sesuai dengan Peraturan Bupati Bogor Nomor 24 Tahun 2006. Berdasarkan Peraturan

Lebih terperinci

yaitu apabila bangkitan parkir tidak dapat tertampung oleh fasilitas parkir di luar

yaitu apabila bangkitan parkir tidak dapat tertampung oleh fasilitas parkir di luar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Parkir Asal kata parkir dari park yang berarti taman, dan menurut Kamus Besar Indonesia sebagai tempat penyimpanan. Menurut Keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan

Lebih terperinci

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Landasan Teori

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Landasan Teori BAB 2 STUDI PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Parkir merupakan salah satu bagian dari sistem transportasi dan juga merupakan suatu kebutuhan. Oleh karena itu perlu suatu penataan dan pemenuhan fasilitas pakir

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Metodologi penelitian adalah suatu cara bagi peneliti untuk mendapatkan data yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga memperoleh

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Data Hotel Malioboro. yang menampung sebanyak 12 unit kendaraan mobil penumpang. Luas lahan. B. Data Geometri Jalan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Data Hotel Malioboro. yang menampung sebanyak 12 unit kendaraan mobil penumpang. Luas lahan. B. Data Geometri Jalan 29 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Data Hotel Malioboro Hotel direncanakan memliki kamar sebanyak 30 unit dan fasilitas parkir yang menampung sebanyak 12 unit kendaraan mobil penumpang. Luas lahan sekitar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu keadaan tidak bergerak dari suatu kendaraan yang tidak bersifat

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu keadaan tidak bergerak dari suatu kendaraan yang tidak bersifat II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Parkir Menurut Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (1996) yang menyatakan bahwa parkir adalah suatu keadaan tidak

Lebih terperinci

KAJIAN STANDARISASI KEBUTUHAN SATUAN RUANG PARKIR (SRP) UNTUK APARTEMEN DI SURABAYA

KAJIAN STANDARISASI KEBUTUHAN SATUAN RUANG PARKIR (SRP) UNTUK APARTEMEN DI SURABAYA KAJIAN STANDARISASI KEBUTUHAN SATUAN RUANG PARKIR (SRP) UNTUK APARTEMEN DI SURABAYA Anik Budiati Fakultas Teknik Universitas Bhayangkara Surabaya Nurul Imamah Fakultas Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang besar dan penduduk yang padat. Untuk mengatur dan menjalankan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. yang besar dan penduduk yang padat. Untuk mengatur dan menjalankan sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang memiliki wilayah yang besar dan penduduk yang padat. Untuk mengatur dan menjalankan sebuah pemerintahan yang mengatur

Lebih terperinci

ANALISA RUANG PARKIR KENDARAAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JENDERAL AHMAD YANI KOTA METRO

ANALISA RUANG PARKIR KENDARAAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JENDERAL AHMAD YANI KOTA METRO ANALISA RUANG PARKIR KENDARAAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JENDERAL AHMAD YANI KOTA METRO Leni Sriharyani 1,a*, Wahyu Pambudi 2,b Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hajar Dewantara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah maka akan bertambah pula taraf hidup masyarakat di daerah tersebut. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah maka akan bertambah pula taraf hidup masyarakat di daerah tersebut. Hal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring bertambahnya populasi manusia dan peningkatan ekonomi suatu daerah maka akan bertambah pula taraf hidup masyarakat di daerah tersebut. Hal ini juga menimbulkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Metode Perbandingan Metode yang digunakan untuk memprediksi kebutuhan ruang parkir adalah dengan menggunakan pembanding terhadap kegiatan sejenis. Untuk kegiatan pembanding,

Lebih terperinci

KAJIAN KEBUTUHAN RUANG PARKIR PADA MALL GALAXY DI KOTA SURABAYA

KAJIAN KEBUTUHAN RUANG PARKIR PADA MALL GALAXY DI KOTA SURABAYA KAJIAN KEBUTUHAN RUANG PARKIR PADA MALL GALAXY DI KOTA SURABAYA Machsus, Mukafi Dosen Program Diploma Teknik Sipil FTSP ITS Mahasiswa Program Diploma IV Teknik Sipil FTSP ITS machsus@ce.its.ac.id, mukafi@ce.its.ac.id

Lebih terperinci

ANGKET PENELITIAN Pelaksanaan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap dalam Pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor pada Kantor SAMSAT Medan Selatan.

ANGKET PENELITIAN Pelaksanaan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap dalam Pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor pada Kantor SAMSAT Medan Selatan. ANGKET PENELITIAN Pelaksanaan Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap dalam Pengurusan Pajak Kendaraan Bermotor pada Kantor SAMSAT Medan Selatan. I. Kata Pengantar Dengan hormat, sehubungan dengan penelitian

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA PARKIR DI GRAHA AMERTA RSUD DR.SOETOMO SURABAYA : Muhammad Usman NIM : Dosen Pembimbing : Dr. H. Sri Wiwoho M., ST., MT.

EVALUASI KINERJA PARKIR DI GRAHA AMERTA RSUD DR.SOETOMO SURABAYA : Muhammad Usman NIM : Dosen Pembimbing : Dr. H. Sri Wiwoho M., ST., MT. EVALUASI KINERJA PARKIR DI GRAHA AMERTA RSUD DR.SOETOMO SURABAYA Nama : Muhammad Usman NIM : 03111094 Fakultas : Teknik Sipil Dosen Pembimbing : Dr. H. Sri Wiwoho M., ST., MT. ABSTRAK Seiring dengan peningkatan

Lebih terperinci

STUDI PERENCANAAN GEDUNG PARKIR TERPUSAT UNIVERSITAS BRAWIJAYA

STUDI PERENCANAAN GEDUNG PARKIR TERPUSAT UNIVERSITAS BRAWIJAYA STUDI PERENCANAAN GEDUNG PARKIR TERPUSAT UNIVERSITAS BRAWIJAYA Samsul Arif Hidayat, Erick Luckita Saputra, Hendi Bowoputro, Rahayu Kusumaningrum Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat II. TINJAUAN PUSTAKA A. Parkir Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara karena ditinggalkan oleh pengemudinya (Nawawi, Sherly Novita Sari, 2015). Secara hukum dilarang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DALAM WILAYAH KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DALAM WILAYAH KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DALAM WILAYAH KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang : a. bahwa untuk tertib dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu tempat dalam jangka waktu tertentu (Taju, 1996). jalan (On Street Parking) dan parkir dipelataran (Off Street Parking),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu tempat dalam jangka waktu tertentu (Taju, 1996). jalan (On Street Parking) dan parkir dipelataran (Off Street Parking), BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Parkir Parkir adalah tempat menempatkan dengan memberhentikan kendaraan angkutan/barang (bermotor maupun tidak bermotor) pada suatu tempat dalam jangka waktu tertentu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LAPORAN TUGAS AKHIR

DAFTAR ISI LAPORAN TUGAS AKHIR DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR ISTILAH... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... I-1

Lebih terperinci

PENGARUH PARKIR BADAN JALAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ( Studi Kasus Jalan Imam Bonjol Kota Metro )

PENGARUH PARKIR BADAN JALAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ( Studi Kasus Jalan Imam Bonjol Kota Metro ) PENGARUH PARKIR BADAN JALAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ( Studi Kasus Jalan Imam Bonjol Kota Metro ) Ida Hadijah 1.a*, Leni Sriharyani 2.b Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hajar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pendekatan yang diambil dalam penyusunan penulisan ini berdasarkan pada metode analisa kinerja ruas jalan yang mengacu kepada Manual Kapasitas Jalan Indonesia tahun 1997 sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mulai PENGUMPULAN DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mulai PENGUMPULAN DATA BAB III METODOLOGI PENELITIAN mulai PENGUMPULAN DATA DATA PRIMER: 1. Survey volume lalu lintas. 2. Survey antrian. 3. Survey kecepatan lalu lintas. 4. Survey geometrik jalan DATA SEKUNDER: 1. Kondisi wilayah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lalu Lintas Lalu lintas dan angkutan jalan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas lalu lintas, angkutan jalan, jaringan lalu lintas, prasarana lalu lintas, kendaraan,

Lebih terperinci

KAJIAN KEBUTUHAN ANGKUTAN SEKOLAH BAGI SISWA SEKOLAH DASAR DI KOTA BEKASI

KAJIAN KEBUTUHAN ANGKUTAN SEKOLAH BAGI SISWA SEKOLAH DASAR DI KOTA BEKASI 46 KAJIAN KEBUTUHAN ANGKUTAN SEKOLAH BAGI SISWA SEKOLAH DASAR DI KOTA BEKASI Dwi Aris Hardani 1), Sabirin Chaniago, M.Eng 2), Sri Nuryati, ST., MT. 3) 1,2,3) Teknik Sipil Universitas Islam 45 Jl. Cut Meutia

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Karakteristik Parkir Dalam buku Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas (Hoobs, 1995). Beberapa parameter karakteristik parkir yang harus diketahui meliputi: 1. Durasi parkir Merupakan

Lebih terperinci

3. Fasilitas parkir adalah lokasi yang ditentukan sebagai tempat

3. Fasilitas parkir adalah lokasi yang ditentukan sebagai tempat BAB in LANDASAN TEORI 3.1 Ketentuan Umum Dalam Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir [3], terdapat beberapa pengertian tentang parkir sebagai berikut ini: 1. Parkir adalah kendaraan tidak bergerak

Lebih terperinci

sementara (Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1996).

sementara (Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 1996). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Ruas jalan Menurut Suwardi (2010) dalam Gea dan Harianto (2011) kinerja ruas jalan adalah kemampuan ruas jalan untuk melayani kebutuhan arus lalu lintas sesuai dengan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 2 Tahun 2002 Seri: B

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 2 Tahun 2002 Seri: B LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 2 Tahun 2002 Seri: B PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 19 TAHUN 2002 (19/2002) TENTANG RETRIBUSI PARKIR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahwa fasilitas parkir menjadi bagian yang sangat penting dari sistem transportasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahwa fasilitas parkir menjadi bagian yang sangat penting dari sistem transportasi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Parkir Kendaraan yang bergerak suatu saat akan berhenti dan pada saat berhenti dibutuhkan tempat untuk memarkir kendaraan tersebut. Dari hubungan ini memperjelas

Lebih terperinci