METODE TAMBANG BAWAH TANAH METODE PENAMBANGAN BAWAH TANAH OPEN STOPE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE TAMBANG BAWAH TANAH METODE PENAMBANGAN BAWAH TANAH OPEN STOPE"

Transkripsi

1 METODE TAMBANG BAWAH TANAH Ada berbagai macam cara penambangan. ada tambang terbuka, ada tambang bawah tanah, dan ada tambang bawah air. tambang terbuka adalah tambang yang berhubungan langsung dengan udara bebas. sedangkan Tambang bawah tanah adalah, tambang dimana kegiatan penambangnya tidak langsung berkaitan dengan alam terbuka, atau udara bebas. METODE PENAMBANGAN BAWAH TANAH OPEN STOPE Metode open stope merupakan metode penambangan untuk endapanendapan bijih yang mana batuan sekelilingnya kuat, ukuran-ukuran endapan tidak begitu besar. Open Stope Methodes adalah sistem tambang bawah tanah dengan ciri-ciri : Sedikit memakai penyangga, atau hampir tidak tidak ada. Umumnya merupakan cara penambangan sederhana, atau tradisional. Bisa menggunakan buruh-buruh yang tidak terlatih. Cocok untuk endapan bijih dengan ciri-ciri: Endapan bijih dan batuan induk relative keras, sehingga tidak mudah runtuh. Endapan bijih memiliki kemiringan lapisan (dip) lebih dari 70 o. Ukuran bijih tidak terlalu besar. Tebal endapan bijih kurang dari 5 m. Antara batuan induk dan bijih mudah dibedakan atau terlihat jelas. Metode open stope dapat dibedakan menjadi 1. Underground Glory Hole Metode Glory Hole Methode merupakan system penambangan dengan cara bebas membuat lubang bukaan, dikarenakan baik batuan induk maupun endapan bijih relative kuat. mempunyai ciri-ciri: Lebar endapan antara 1 5 m, tetapi dengan arah memanjang ke bawah berbentuk bulat atau elips. Endapan bijih dan batuan induk kuat. Metode ini cocok untuk endapan yang sempit atau relative sedikit. Pada umumnya disini dijaga agar pembukaan tanah tidak longsor, oleh karena itu harus ditinggalkan pilar (bila memungkinkan dipilih sebagai pilar adalah tempat yang mengandung kadar rendah). Atau diadakan pengisian pada daerah yang telah selesai ditambang, sehingga sebisa mungkin tidak terjadi penurunan tanah. Kondisi ini sangat cocok bila kondisi batuan sekitar atau country rock cukup kuat dengan bentuk endapan bijihnya kecil-kecil.

2 Pengembangan memungkinkan jika tergantung kondisi endapan dan bentuk bijih. 2. Gophering Gophering merupakan suatu cara penambangan untuk endapan bijih yang kecil (lebih kecil dari tiga meter tebal atau lebarnya), bentuk tidak teratur tetapi batuannya keras dan bijihnya memiliki kadar yang tinggi. Endapan bijih yang demilikian tidak dapat ditambang seluruhnya tanpa meninggalkan pilar atau penyangga, arah penambangannya menuruti arah pesebaran dari bijih.metode Gophering Coyoting mempunyai ciri-ciri: Arah penambangan hanya mengikuti arah endapan bijih. Cara pengerjaannya tidak sistematis. Alat dan cara penambangnya sangat sederhana. Tanpa perencanaan rinci, karena dalam penambangnya hanya mengikuti arah endapan. 3. Shrinkage Stoping Shrinkage stoping merupakan suatu cara penambangan yang termasuk over hand stoping, dimana tiap-tiap bagian slice dibor dan diledakkan, dari bawah tumpukan hasil ledakkan itu akan dibiarkan di floor (lantai) untuk dipakai sebagai berikut, yaitu: Tempat berpijak untuk pemboran berikutnya Untuk penyangga country rock Semakin lama volume dari peledakan hasil penambangan akan semakin banyak, dan jika penambangan telah selesai maka stope akan kosong karena hasil penambangan akan dikeluarkan semuanya. Metode ini sangat cocok untuk endapan bijih dengan benrtuk vein yang memiliki dip yang terjal dan memanfaatkan gravity flow. Metode Shrinkage Stoping mempunyai syarat atau ciri-ciri: Cocok untuk batuan kuat. Endapan mempunyai kemiringan lebih dari 70 o. Tebal endapan tidak lebih dari 3 m. Endapan bijih memiliki nilai yang tinggi baik kadar maupun harganya. Endapan bijih harus homogen atau uniform. Penambangan tidak selektif. Bukan merupakan endapan Sulfida (Fe), karena endapan Sulfida harus dengan metode selective mining, hal ini guna menghindari pengaruhnya pada asam tambang. Keuntungan metode Shrinkage stoping:

3 Investasi yang kecil terhadap alat-alat/mesin-masin karena membutuhkan sedikit alat-alat. Ore dapat langsung didumping secara langsung ke alat angkut melalui chute. Mengeliminasi hand-loading. Dapat langsung berproduksi. Mining Recovery tinggi. Kerugian metode Shrinkage stoping: Kondisi kerja sulit dan berbahaya. Contoh : Mouska Mine. Canada Diamond Mine. Schwartzwalder Mine Gambar. Shrinkage stoping 4. Sub-level Stoping Penambangan yang dilakukan dengan membuat sub-level diantara level-levelnya, biasanya jarak antar level berkisar antara feet, sedangkan jarak antara sub-level sekitar feet. Cara penambangan ini dilakukan dengan over hand stoping method. Syarat pemakaian metode ini antara lain : Tebal dinding vein harus antara 1 20 meter

4 Dip vein sebaiknya lebih dari 30 derajat, karena semakin miring akan semakin baik dan memudahkan dalam penagangkutannya. Country rock harus keras sehingga tidak memerlukan penyanggaan Agar tidak mudah terjadi dilusi maka country rock harus kuat dan keras Batas antara country rock dan bijih harus terlihat jelas dan bentuknya teratur Kadar bijih sebaiknya merata karena metode ini tidak memungkinkan untuk melakukna selectif mining. Perusahaan yang menggunakan metode ini : Doyon Division Gold Mines, Québec PT.Freeport Indonesia Metode penambangan yang dipakai didaerah DOZ/MLA adalah sublevel open stoping with delayed backfill yang merupakan satu-satunya metode penambangan yang diterapkan di indonesia sampai saat ini METODE PENAMBANGAN BAWAH TANAH SUPPORTED STOPE Supported Stope Methode adalah metode penambangan bawah tanah yang menggunakan penyangga dalam proses penambangannya. Secara umum ciri-ciri Supported Stope Methode antara lain: Cocok untuk endapan bijih serta batuan induk yang lunak. Cara penambangannya secara sistematis. Penyangga dalam tambang bawah tanah dibedakan menjadi dua, antara lain: Penyangga Alamiah Penyangga alamiah adalah penyangga yang menggunakan material yang berada atau dihasilkan dari proses penambangan itu sendiri. Penyangga alamiah dibagi menjadi: Endapan bijih yang ditinggalkan atau tidak ditambang. Endapan bijih kadar rendah. Setelah dinilai tidak ekonomis, endapan bijih ini ditinggalkan sebagai penyangga.

5 Waste Batuan samping, atau material lain yang tidak ditambang. Penyangga Buatan (Artificial Support) Artificial support adalah penyangga buatan yang dimasukan ke dalam tamang bawah tanah, agar tidak runtuh. Bahan penyangga buatan ini disebut juga Material Filling, dapat berupa tailing, pasir, tanah, semen, baja, kayu, maupun baut batuan. Metode penambangan bawah tanah supported stope dibagi atas: 1. Shrink and Fill Stoping Merupakan metode penambangan dengan cara membuat level-level, dimana level-level tersebut merupakan endapan bijih yang ditambang. Di dalam level-level tersebut dibuat Stope-stope atau ruangan-ruangan. Setelah selesai menambang dalam satu level, maka level tersebut diisi kembali dengan material lalu dilanjutkan dengan membuat level baru. Arah tambang pada metode ini relative horizontal. 2. Cut and Fill Merupakan metode penambangan dengan cara memotong batuan untuk membuat stope dalam level. Setelah selesai menambang dalam satu stope, maka stope tersebut diisi kembali tanpa menunggu selesai dalam satu level. Ini yang membedakan dengan Shrink and Fill Stoping. Sedangkan syarat dari pemakai methode ini adalah : Untuk penambangan dengan country rock agak lunak Untuk endapan berbentuk vien harus memiliki dip kurang dari 45 derajat Ketebalan bijih antara 1 6 meter Memiliki batas yang kurang jalas antara ore body dan country rock Memiliki kadar tinggi agar pembelian material pengisi seimbang dengan penambangan.

6 Perusahaan yang menggunakan metode ini salah satunya adalah PT.Antam. Produksi utama emas dan perak Antam berasal dari tambang bawah tanah Pongkor, Jawa Barat dan Cibaliung, Banten. Tambang emas Pongkor memiliki tiga urat emas utama yakni Ciguha, Kubang Cicau dan Ciurug. Metode penambangan menggunakan conventional cut and fill stoping pada urat emas Ciguha dan Kubang Cicau. Pada urat emas Ciurug Antam menggunakan metode penambangan mechanised cut and fill dengan peralatan hydraulic jumbo drill dan load haul dump (LHD) sejak tahun Stull Stoping Stull stoping merupakan suatu cara dimana tempat penggalian disanggah dengan menggunakan kayu dari foot wall sampai hanging wall. Pengaruh kayu yang demikian disebut dengan stull yang dapay dipasang dengan jarak yang konstan atau dengan jarak yang sembarang mengingat pemasangan hanya pada tempat-tempat tertentu saja. Syarat dari pemakaian metode ini antara lain : Country rock cukup kuat namun mudah pecah berbongkah-bongkah, untuk material yang lunak stull kurang cocok mengingat ini digunakan bukan untuk menahan beban yang besar. Ketebalan dari ore berkisar antara 1 3 meter Memiliki mining recovery yang tinggi dan kadar yang tinggi. 4. Square Setting Square setting merupakan suatu cara penambangan dengan menyangga secara sistematis disetiap bagian-bagian yang telah selesai ditambang, dengan menggunakan kayu yang bebentuk empat persegi panjang atau bujur sangkar. Pemakaian metode ini memiliki syarat antara lain : Bijih sangat mudah runtuh sehingga perlu suatu penyangga yang sistematis pada setiap bagian yang telah selesai ditambang. Sedangkan country rocknya sendiri juga mudah runtuh. Mudah runtuhnya suatu

7 endapan bijih disebabkan oleh beberapa hal antara lain : penyisipan batuan lunak diantara bijih, jika pembentu bijih merupakan mineralmineral sulfida biasanya gampang rapuh, adanya perubahan-perubahan struktur geologi disekitarnya. Kemiringan harus lebih dari 45 derajat. Ketebalan endapan minimal 3,5 meter. Memiliki kadar d n minin recovery yang tinggi. Memiliki batas-batas yang kurang jelas antara badan bijih dan country rocknya. METODEPENAMBANGAN BAWAH TANAH "CAVING" 1. Top Slicing Top slicing digunakan pada penambangan bawah tanah yang memiliki badan bijih dan country rock yang lunak. Dimana penambangan dilakukan selapis demi selapis dari bawah ke atas atau dari atas kebawah pada stope yang disangga. Penambangan model ini biasanya untuk keadaan sebagai berikut : Untuk endapan yang memiliki overburden yang lemah sehingga saat dilakukan penggalian dibawahnya maka akan secara perlahan-lahan turun menutu lubang bukaan.. Memilik ukuran endapan yang cukup besar Batas endapan dengan country rock cukup jelasa sehingga tidak memerlukan selectif mining

8 Dipermukaan tidak diperbolehkan adanya bangunan karena akan ada penurunan permukaan. 2. Sub Level Caving Sub-level caving adalah cara penambangan yang memulai penggaliannya dari atas kebawah dimana pengalian dilakukan selapis demi selapis dan penambangannya dilakukan secara lateral. Seluruh ketebalan endapan bijih diantara kedua sub-level diambil dengan cara meruntuhkan suatu tumpukan bekas penyangga atau timber material akn terjadi pada bagian atas sehingga memisahkan bijih dengan overburden. Sistem ini biasanya dignakan untuk menambang bijih dengan kriteria sebagai berikut : Endapan memiliki ketebalan yang sedang, artinya batuan akan runtuh dengan sendirinya secara beraturan atau tidak akan runtuh dengan penyanggaan seperlunya. Kemiringan endapan untuk metode ini tidak terlalau berpengaruh Ketebalan endapan lebih kurang 30 meter Karena menyebabkan subsidence pada permukaan tanah, maka permukaan tidak boleh terdapat bangunan Memiliki kadar dan mining recovery yang tinggi Cara penambangan ini dapat dikatakan merupakan suatu penambangan transisi antara top slicing dengan penyanggaan block caving tetapi penambangan dengan cara ini juga dapat dianggap sebagai shsft level stoping dengan block caving. Walaupun demikian terdapat persyaratan dalam melakukan penambangan dengan menggunakan metode ini yaitu over burden harus dapat dipecah-pecah dalam ukuran besar atau block-block, dan ini merupakan suatu syarat yang khas dari penambangan dengan metode ini. 3. Block Caving Block caving merupakan suatu cara penambangan dengan melakukan under cutting terhadap suatu blok dari pada badan bijih, dengan ketinggian antara 2,5 6 meter. Blok akan runtuh secara perlahan-lahan jika pilar tersebut diambil. Kemudian bijih yang telah ditambang dikeluarkan melalui

9 drow point yang telah dibuat dengan interval tertentu. Pengambilan bijih melalui drow point harus bersama-sama agar bijih tidak tercampur dengan country rock. Pemakai metode ini cocok untuk endapan dengan criteria sebagai berikut : Untuk endapan bijih yang mudah runtuh, dan dapat dipisahkan dari blok sebelumnya (country rock), dimana material caving juga harus mudah pecah dalam ukuran yang kecil atau jangan menjadi blok-blok, dan penekanan akan membantu pemecahan ijih yang ada dibawahnya. Dan antara material bijih dan caving terlihat jelas perbedaannya sehingga pada saat berada di drow point dilusi dapat dihindari Kemiringan dalam system ini tidak masalah, kecuali jika endapan bijih tersebut berbentuk vien dimana kemiringannya harus 65 derajat Memiliki cadangan yang cukup besar dengan ketebalan 30 meter dan tebal vertikalnya 35 meter Tidak memerlukan selectif mining Dapat menimbulkan subsidence

10 Collapsed craters from underground mining by block caving Perusahaan yang menggunakan metode ini salah satunya adalah PT. Freeport. Metode penambangan yang diterapkan oleh PT. Freeport Indonesia Company ditambang bijih timur adalah metode block caving dengan metode trench undercuting/drawbell yang menggunakan peralatan angkut Load Haul Dump (LHD).

11 METODE PENAMBANGAN BAWAH TANAH COAL MINING Bord-and-pillar Bord-and-pillar, or room-and-pillar, is the oldest underground mining technique and was used widely in NSW prior to the introduction of longwall mining in the 1960s. The bord-and-pillar method uses a regular grid of mining tunnels and involves progressively cutting panels into the coal seam whilst leaving behind pillars of coal to support the mine. The bord-and-pillar method is still used in some mining operations however this mining method is in steady decline, as newer, more efficient technologies are introduced. Longwall mining Longwall mining revolutionised underground coal mining with its capacity for safe, cost effective and efficient large-scale extraction. Longwall mining involves using mechanised shearers to cut coal away whilst hydraulic-powered supports hold up the roof of the mine. Following the removal of each slice of coal the hydraulic-powered supports are progressively moved forward and the roof is collapsed behind them. Longwall mining is more efficient than the bord-and-pillar method as it does not leave behind pillars of coal, thereby allowing for a higher rate of extraction of the mineral resource. Longwall mining is used extensively in coal mines in the Hunter Valley, the Southern Coalfield in the Illawarra region and the Western coalfield. Various movements of the ground surface, called subsidence, is planned for and managed by each mining operation through extensive management plans drawn up in consultation with the State Government and the local community before mining commences. Mine subsidence, as with other environmental impacts, is tightly regulated by the NSW Government. The Longwall operation at Centennial Coal s Mandalong Mine

Gophering Adalah metode penambangan yang tidak sistematis, umumnya dilakukan secara tradisional / manual. Dipakai untuk endapan tersebar dengan nilai

Gophering Adalah metode penambangan yang tidak sistematis, umumnya dilakukan secara tradisional / manual. Dipakai untuk endapan tersebar dengan nilai Gophering Adalah metode penambangan yang tidak sistematis, umumnya dilakukan secara tradisional / manual. Dipakai untuk endapan tersebar dengan nilai sedang-tinggi Bijih dan batuan samping cukup kuat,

Lebih terperinci

METODE TAMBANG BAWAH TANAH : SHRINKAGE STOPING. Rochsyid Anggara, ST. Balai Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah

METODE TAMBANG BAWAH TANAH : SHRINKAGE STOPING. Rochsyid Anggara, ST. Balai Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah 1. Penjelasan Umum METODE TAMBANG BAWAH TANAH : SHRINKAGE STOPING Rochsyid Anggara, ST Balai Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah Shrikage stoping adalah sistem penggaliannya dilakukan secara over

Lebih terperinci

Sistem Penambangan Bawah Tanah (Edisi I) Rochsyid Anggara, ST. Balai Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah

Sistem Penambangan Bawah Tanah (Edisi I) Rochsyid Anggara, ST. Balai Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah Sistem Penambangan Bawah Tanah (Edisi I) Rochsyid Anggara, ST Balai Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah Ditinjau dari sistem penyanggaannya, maka metode penambangan bawah tanah (Underground mining)

Lebih terperinci

METODE TAMBANG BAWAH TANAH

METODE TAMBANG BAWAH TANAH METODE PENAMBANGAN METODE TAMBANG BAWAH TANAH SHRINKAGE STOPING PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN GOWA 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur

Lebih terperinci

SISTEM PENAMBANGAN BAWAH TANAH (Edisi II) Rochsyid Anggara, ST. Balai Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah

SISTEM PENAMBANGAN BAWAH TANAH (Edisi II) Rochsyid Anggara, ST. Balai Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah SISTEM PENAMBANGAN BAWAH TANAH (Edisi II) Rochsyid Anggara, ST Balai Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah B. SUPORTED STOPE METHOD 1. Cut and Fill Adalah suatu metode penambangan dengan jalan mengambil

Lebih terperinci

ISTILAH-ISTILAH PERTAMBANGAN BAWAH TANAH

ISTILAH-ISTILAH PERTAMBANGAN BAWAH TANAH ISTILAH-ISTILAH PERTAMBANGAN BAWAH TANAH DISUSUN OLEH : HENGKY RIZKY ROMADHONA Pengertian Tambang Bawah Tanah O Secara umum pengertian tambang bawah tanah adalah suatu sistim penambangan mineral atau batubara

Lebih terperinci

Tambang Terbuka (013)

Tambang Terbuka (013) Tambang Terbuka (013) Abdullah 13.31.1.350 Fakultas Teknik Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Pejuang Republik Indonesia Makassar 2013 Pendahuluan Aturan utama dari eksploitasi tambang adalah memilih

Lebih terperinci

Metode Tambang Batubara

Metode Tambang Batubara Metode Tambang Batubara Sistem Penambangan Batubara Sistem penambangan batubara ada 3, yaitu: - Penambangan Terbuka (Open Pit Mining) - Penambangan Bawah Tanah (Underground Mining) - Penambangan dengan

Lebih terperinci

Istilah-istilah dalam Tambang Bawah Tanah

Istilah-istilah dalam Tambang Bawah Tanah Istilah-istilah dalam Tambang Bawah Tanah 1.Shaft Shaft adalah suatu lubang bukaan vertical atau miring yang menghubungkan tambang bawah tanah dengan permukaan bumi dan berfungsi sebagai jalan pengangkutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Potensi ketidakstabilan yang terjadi pada batuan di sekitar lubang bukaan tambang bawah tanah biasanya akan selalu membutuhkan penanganan khusus terutama atas

Lebih terperinci

DISAIN TAMBANG BATUBARA BAWAH TANAH DENGAN CAD

DISAIN TAMBANG BATUBARA BAWAH TANAH DENGAN CAD DISAIN TAMBANG BATUBARA BAWAH TANAH DENGAN CAD Ketut Gunawan Jurusan T. Pertambangan, FTM, UPN Veteran Yogyakarta, Email : ketutgunawan@yahoo.com Abstract Over time the amount of coal reserves in Indonesia

Lebih terperinci

1. Tambang terbuka. Untuk

1. Tambang terbuka. Untuk 1. Tambang terbuka Untuk menganalisa apakah suatu endapan mineral atau batubara akan ditambang dengan metoda tambang terbuka atau tambang dalam, beberapa faktor yang menjadi pertimbangan yaitu : 1. Ketebalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Kajian Umum Secara umum, metode penambangan dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. A. Kajian Umum Secara umum, metode penambangan dibagi menjadi 3 kelompok yaitu : BAB I PENDAHULUAN A. Kajian Umum Secara umum, metode penambangan dibagi menjadi 3 kelompok yaitu : 1. Tambang Terbuka/Surface Mining adalah metode penambangan yang segala kegiatan atau aktivitas penambangannya

Lebih terperinci

[TAMBANG TERBUKA ] February 28, Tambang Terbuka

[TAMBANG TERBUKA ] February 28, Tambang Terbuka Tambang Terbuka I. Pengertian Tambang Terbuka Tambang Terbuka (open pit mine) adalah bukaan yang dibuat dipermukaan tanah, betujuan untuk mengambil bijih dan akan dibiarkan tetap terbuka (tidak ditimbun

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR EVALUASI FAKTOR KEBISINGAN YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DAN MEMPENGARUHI PERFORMANSI KERJA

TUGAS AKHIR EVALUASI FAKTOR KEBISINGAN YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DAN MEMPENGARUHI PERFORMANSI KERJA TUGAS AKHIR EVALUASI FAKTOR KEBISINGAN YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DAN MEMPENGARUHI PERFORMANSI KERJA (Studi Kasus: PT. ANEKA TAMBANG EMAS PONGKOR Tbk) Diajukan Sebagai Salah Satu

Lebih terperinci

METODE CUT AND FILL DAN SHRINKAGE FULL STOPING PADA PEMBANGUNAN TAMBANG BAWAH TANAH ( UNDERGROUND ACCESS LEVEL)

METODE CUT AND FILL DAN SHRINKAGE FULL STOPING PADA PEMBANGUNAN TAMBANG BAWAH TANAH ( UNDERGROUND ACCESS LEVEL) METODE CUT AND FILL DAN SHRINKAGE FULL STOPING PADA PEMBANGUNAN TAMBANG BAWAH TANAH ( UNDERGROUND ACCESS LEVEL) GERIE MUNGGARAN Gerie_munggaran@yahoo.com Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA BLASTING DESIGN & GROUND SUPPORT

BAB IV ANALISA BLASTING DESIGN & GROUND SUPPORT BAB IV ANALISA BLASTING DESIGN & GROUND SUPPORT 4.1 ANALISA GROUND SUPPORT Ground support merupakan perkuatan dinding terowongan meliputi salah satu atau atau lebih yaitu Rib, wiremesh, bolting dan shotcrete

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. Karet, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, Daerah ini

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. Karet, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, Daerah ini BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Sejarah Perusahaan Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor terletak di desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, Daerah ini dapat

Lebih terperinci

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Rencana Produksi Bijih Emas Blok Ckn_1035_Xc08 dan Ckn_1040_Xc08 di PT Cibaliung Sumberdaya, Desa Mangkualam Padasuka, Kecamatan Cimanggu Kabupaten Pandeglang,

Lebih terperinci

KAJIAN PEMANFAATAN LIMBAH PENAMBANGAN EMAS (STUDI KASUS: PEMANFAATAN TAILING DI PT. ANTAM UBPE PONGKOR)

KAJIAN PEMANFAATAN LIMBAH PENAMBANGAN EMAS (STUDI KASUS: PEMANFAATAN TAILING DI PT. ANTAM UBPE PONGKOR) UNIVERSITAS INDONESIA KAJIAN PEMANFAATAN LIMBAH PENAMBANGAN EMAS (STUDI KASUS: PEMANFAATAN TAILING DI PT. ANTAM UBPE PONGKOR) Tesis ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar MAGISTER

Lebih terperinci

Metode Perhitungan Cadangan. Konsep Dasar

Metode Perhitungan Cadangan. Konsep Dasar Metode Perhitungan Cadangan Konsep Dasar Konversi Unit 1 inch = 2,54 cm 1 karat = 200 mgram 1 m = 3,281 feet 1 mile = 1.609 km 1 ha = 10.000 m 2 1 acre = 0,404686 ha 1 cc = 0,061 cinch 1 kg = 2,2046 pound

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN DAN HASIL PEMODELAN

BAB III PEMODELAN DAN HASIL PEMODELAN BAB III PEMODELAN DAN HASIL PEMODELAN Data-data yang telah didapatkan melalui studi literatur dan pencarian data di lokasi penambangan emas pongkor adalah : 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud Tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam bahan galian, yang kemudian bahan galian tersebut dimanfaatkan oleh industry pertambangan untuk memnuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II I S I Kecepatan pemboran suatu alat bor juga dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain :

BAB II I S I Kecepatan pemboran suatu alat bor juga dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain : BAB I PENDAHULUAN Pemboran produksi (eksploitasi) merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan peledakan, karena dengan melakukan kegiatan peledakan tersebut terlebih dahulu batuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Lokasi penambangan batubara PT Milagro Indonesia Mining secara administratif terletak di Desa Merdeka Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara,

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Proses Pembentukan Batubara

Gambar 1.1 Proses Pembentukan Batubara 1. Bagaimana terbentuknya? Gas metana batubara terbentuk selama proses coalification, yaitu proses perubahan material tumbuhan menjadi batubara. Bahan organik menumpuk di rawa-rawa sebagai tumbuhan mati

Lebih terperinci

SISTEM TAMBANG TERBUKA

SISTEM TAMBANG TERBUKA SISTEM TAMBANG TERBUKA A. JENIS-JENIS METODE PENAMBANGAN Secara garis besar metode penambangan dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu : 1) Tambang terbuka (surface mining). 2) Tambang dalam/tambang bawah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT Cibaliung Sumberdaya (PT CSD) merupakan salah satu Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. PT Cibaliung Sumberdaya (PT CSD) merupakan salah satu Perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Cibaliung Sumberdaya (PT CSD) merupakan salah satu Perusahaan tambang yang bergerak pada bidang pertambangan emas yang terletak pada wilayah administrasi Desa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ir. D. Aditya Sumanagara, Direktur Utama PT. Antam Tbk, Laporan Keberlanjutan, 2005, hal 20.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ir. D. Aditya Sumanagara, Direktur Utama PT. Antam Tbk, Laporan Keberlanjutan, 2005, hal 20. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penambangan Emas merupakan kegiatan yang sangat rentan terjadinya resiko kecelakaan, terutama pada penambangan bawah tanah (Underground Mining). Salah satu tempat penambangan

Lebih terperinci

RANCANGAN POLA DAN ARAH PENGUPASAN LAPISAN TANAH PADA PENAMBANGAN NIKEL LATERITE DI PULAU GE.

RANCANGAN POLA DAN ARAH PENGUPASAN LAPISAN TANAH PADA PENAMBANGAN NIKEL LATERITE DI PULAU GE. RANCANGAN POLA DAN ARAH PENGUPASAN LAPSAN TANAH PADA PENAMBANGAN NKEL LATERTE D PULAU GE. Herry Djainal Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Maluku Utara Email ; herrydjainal@yahoo.co.id; herrydjainal21@gmail.com

Lebih terperinci

Analisis Kinematik untuk Mengetahui Potensi Ambrukan Baji di Blok Cikoneng PT. CSD Kabupaten Pandeglang Propinsi Banten

Analisis Kinematik untuk Mengetahui Potensi Ambrukan Baji di Blok Cikoneng PT. CSD Kabupaten Pandeglang Propinsi Banten Analisis Kinematik untuk Mengetahui Potensi Ambrukan Baji di Blok Cikoneng PT. CSD Kabupaten Pandeglang Propinsi Banten Thresna Adeliana 1, Asan Pasintik 2, Risanto Panjaitan 3 Mahasiswa Magister Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses ini berlangsung selama jutaan tahun dimulai ketika batuan ultramafik

BAB I PENDAHULUAN. Proses ini berlangsung selama jutaan tahun dimulai ketika batuan ultramafik 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Nikel laterit adalah produk residual pelapukan kimia pada batuan ultramafik. Proses ini berlangsung selama jutaan tahun dimulai ketika batuan ultramafik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penambangan bawah tanah dengan cara Cut and Fill (C & F) yang terletak di

BAB I PENDAHULUAN. penambangan bawah tanah dengan cara Cut and Fill (C & F) yang terletak di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT CSD merupakan perusahaan tambang emas yang menerapkan metode penambangan bawah tanah dengan cara Cut and Fill (C & F) yang terletak di daerah Kabupaten Pandeglang.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Antam merupakan perusahaan pertambangan yang terdivers fikasi dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Antam merupakan perusahaan pertambangan yang terdivers fikasi dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan Antam merupakan perusahaan pertambangan yang terdivers fikasi dan terintegrasi secara vertikal yang berorientasi ekspor. Melalui wilayah operasi

Lebih terperinci

POLA PEMBORAN & PELEDAKAN

POLA PEMBORAN & PELEDAKAN POLA PEMBORAN & PELEDAKAN Faktor-Faktor yang mempengaruhi kemampuan pemboran dan peledakan : 1. Arah Pemboran 2. Pola pemboran dan Peledakan 3. Waktu daur dan jam kerja efektif alat bor 4. Geometri Peledakan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Klasifikasi Sumberdaya Dan Cadangan Batubara Badan Standarisasi Nasional (BSN) telah menetapkan pembakuan mengenai Klasifikasi Sumberdaya Mineral dan Cadangan SNI No. 13-6011-1999.

Lebih terperinci

PENENTUAN TEGANGAN TERINDUKSI DAN PENILAIAN RISIKO KERUNTUHAN ATAP PADA TAMBANG BATUBARA BAWAH TANAH METODE ROOM AND PILLAR

PENENTUAN TEGANGAN TERINDUKSI DAN PENILAIAN RISIKO KERUNTUHAN ATAP PADA TAMBANG BATUBARA BAWAH TANAH METODE ROOM AND PILLAR PENENTUAN TEGANGAN TERINDUKSI DAN PENILAIAN RISIKO KERUNTUHAN ATAP PADA TAMBANG BATUBARA BAWAH TANAH METODE ROOM AND PILLAR Sari Melati Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Lambung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT Freeport Indonesia merupakan salah satu industri pertambangan tembaga

BAB I PENDAHULUAN. PT Freeport Indonesia merupakan salah satu industri pertambangan tembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Freeport Indonesia merupakan salah satu industri pertambangan tembaga dan emas terbesar di Indonesia saat ini. PT Freeport Indonesia menerapkan dua sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tailing yang dihasilkan dari industri pertambangan menjadi perdebatan karena volume

BAB 1 PENDAHULUAN. Tailing yang dihasilkan dari industri pertambangan menjadi perdebatan karena volume BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertambangan adalah industri ekstraktif yang mengambil mineral berharga dari batuan bijih kemudian diolah untuk menghasilkan produk konsentrat, suatu produk yang ekonomis

Lebih terperinci

Metode Tambang Batubara

Metode Tambang Batubara Metode Tambang Batubara 1. SISTEM PENAMBANGAN BATUBARA Sistem penambangan batubara ada 3, yaitu: - Penambangan Terbuka - Penambangan Bawah Tanah - Penambangan dengan Auger 1.1 Penambangan batubara terbuka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Maksud dan Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Maksud dan Tujuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geoteknik merupakan suatu ilmu terapan yang peranannya sangat penting, tidak hanya dalam dunia pertambangan akan tetapi dalam berbagai bidang seperti teknik sipil

Lebih terperinci

STUDI TEKNIS PENGEBORAN 3 STEEL DAN 4 STEEL UNTUK PENYEDIAAN LUBANG LEDAK DI PT SEMEN TONASA KABUPATEN PANGKEP PROVINSI SULAWESI SELATAN

STUDI TEKNIS PENGEBORAN 3 STEEL DAN 4 STEEL UNTUK PENYEDIAAN LUBANG LEDAK DI PT SEMEN TONASA KABUPATEN PANGKEP PROVINSI SULAWESI SELATAN STUDI TEKNIS PENGEBORAN 3 STEEL DAN 4 STEEL UNTUK PENYEDIAAN LUBANG LEDAK DI PT SEMEN TONASA KABUPATEN PANGKEP PROVINSI SULAWESI SELATAN Ramadhani Febrian Malta 1, Nurhakim 2, Riswan 2, Basri 3 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

PEMAKAIAN RAMBU-RAMBU TAMBANG. Untung Uzealani, SE Project Manager

PEMAKAIAN RAMBU-RAMBU TAMBANG. Untung Uzealani, SE Project Manager Dibuat Diperiksa Disetujui M. Yasin, ST SCH Survey M. Yunan. I, ST Dept. Engineering Untung Uzealani, SE Project Manager Halaman : 01/18 Revisi : Distibusi Departement Produksi Departement HO Tanggal Efektif

Lebih terperinci

KAJIAN GEOTEKNIK UNTUK TAMBANG BATUBARA BAWAH TANAH DI KABUPATEN TAPIN, KALIMANTAN SELATAN

KAJIAN GEOTEKNIK UNTUK TAMBANG BATUBARA BAWAH TANAH DI KABUPATEN TAPIN, KALIMANTAN SELATAN RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN GEOTEKNIK UNTUK TAMBANG BATUBARA BAWAH TANAH DI KABUPATEN TAPIN, KALIMANTAN SELATAN Oleh : Ir. Endri O Erlangga M.Sc Ir. Masri Rifin Ir. Ahmad Syofyan Wiroto W Prihono, ST Gunawan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Metode Penambangan 5.2 Perancangan Tambang Perancangan Batas Awal Penambangan

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Metode Penambangan 5.2 Perancangan Tambang Perancangan Batas Awal Penambangan BAB V PEMBAHASAN 5.1 Metode Penambangan Pemilihan metode penambangan Block Cut Open Pit Mining dikarenakan seam batubara mempunyai kemiringan yang cukup signifikan yaitu sebesar 10-15 sehingga batas akhir

Lebih terperinci

PENANGANAN DAERAH ALIRAN SUNGAI. Kementerian Pekerjaan Umum

PENANGANAN DAERAH ALIRAN SUNGAI. Kementerian Pekerjaan Umum PENANGANAN DAERAH ALIRAN SUNGAI Kementerian Pekerjaan Umum 1 KERUSAKAN 501 Pengendapan/Pendangkalan Pengendapan atau pendangkalan : Alur sungai menjadi sempit maka dapat mengakibatkan terjadinya afflux

Lebih terperinci

STUDI TARGET PEMBONGKARAN OVERBURDEN BERDASARKAN KAJIAN PEMBORAN UNTUK LUBANG LEDAK DI PT BUKIT MAKMUR MANDIRI UTAMA JOBSITE

STUDI TARGET PEMBONGKARAN OVERBURDEN BERDASARKAN KAJIAN PEMBORAN UNTUK LUBANG LEDAK DI PT BUKIT MAKMUR MANDIRI UTAMA JOBSITE STUDI TARGET PEMBONGKARAN OVERBURDEN BERDASARKAN KAJIAN PEMBORAN UNTUK LUBANG LEDAK DI PT BUKIT MAKMUR MANDIRI UTAMA JOBSITE ADARO KABUPATEN TABALONG PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Farida Kesumawati 1, Nurhakim

Lebih terperinci

= specific gravity batuan yang diledakkan

= specific gravity batuan yang diledakkan Rumus Perhitungan Geometri Peledakan Peledakan Geometri peledakan terdiri dari burden, spacing, sub-drilling, stemming, dan kedalaman lubang bor. 1. urden Jarak burden sangat erat hubungannya dengan besar

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR. aktivitas yang kerjanya tidak berhubungan langsung dengan udara luar dan seluruh

BAB III TEORI DASAR. aktivitas yang kerjanya tidak berhubungan langsung dengan udara luar dan seluruh 28 BAB III TEORI DASAR 3.1 Sistem Penambangan Bawah Tanah Tambang bawah tanah adalah siste m penambangan dimana seluruh aktivitas yang kerjanya tidak berhubungan langsung dengan udara luar dan seluruh

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Kompas Geologi Brunton 5008

Gambar 4.1 Kompas Geologi Brunton 5008 4.1. Geoteknik Tambang Bawah Tanah Geoteknik adalah salah satu dari banyak alat dalam perencanaan atau design tambang. Data geoteknik harus digunakan secara benar dengan kewaspadaan dan dengan asumsiasumsi

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT FRAGMENTASI

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT FRAGMENTASI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT FRAGMENTASI Tingkat fragmentasi batuan hasil peledakan merupakan suatu petunjuk yang sangat penting dalam menilai keberhasilan dari suatu kegiatan peledakan, dimana

Lebih terperinci

EKSPLORASI ENDAPAN BIJIH NIKEL LATERIT

EKSPLORASI ENDAPAN BIJIH NIKEL LATERIT EKSPLORASI ENDAPAN BIJIH NIKEL LATERIT I. PENDAHULUAN Latar Belakang Bahan galian merupakan salah satu sumber daya alam non hayati yang keterjadiannya disebabkan oleh proses proses geologi. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Blok pertambangan bawah tanah Deep Ore Zone (DOZ) PT. Freeport Indonesia (PTFI) merupakan pertambangan bijih mineral logam dengan produk utama berupa tembaga (Cu) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PT. Freeport Indonesia merupakan perusahaan tambang tembaga dan emas terbesar di Indonesia dengan kapasitas produksi kurang lebih sebesar 1,7 miliar pon tembaga dan

Lebih terperinci

(Studi Kasus : Pertambangan Emas Pongkor) VALUASI EKONOMI PERTAMBANGAN SELARAS LINGKUNGAN LESTARI. Widyaiswara Madya LAN-RI & Dosen PPs UNJ

(Studi Kasus : Pertambangan Emas Pongkor) VALUASI EKONOMI PERTAMBANGAN SELARAS LINGKUNGAN LESTARI. Widyaiswara Madya LAN-RI & Dosen PPs UNJ VALUASI EKONOMI PERTAMBANGAN SELARAS LINGKUNGAN LESTARI (Studi Kasus : Pertambangan Emas Pongkor) Dr. Susy Setiawati P. Widyaiswara Madya LAN-RI & Dosen PPs UNJ Abstract Penentuan nilai atau harga terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS PELEDAKAN DAN KEMAJUAN FRONT BUKAAN PADA TAMBANG BAWAH TANAH BIJIH EMAS PT CIBALIUNG SUMBERDAYA, PANDEGLANG-BANTEN

ANALISIS PELEDAKAN DAN KEMAJUAN FRONT BUKAAN PADA TAMBANG BAWAH TANAH BIJIH EMAS PT CIBALIUNG SUMBERDAYA, PANDEGLANG-BANTEN ANALISIS PELEDAKAN DAN KEMAJUAN FRONT BUKAAN PADA TAMBANG BAWAH TANAH BIJIH EMAS PT CIBALIUNG SUMBERDAYA, PANDEGLANG-BANTEN Hazzaliandiah 1, M. Taufik Toha 2, Bochori 3 1,2,3 Jurusan Teknik Pertambangan,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Penentuan dan Pemilihan Pit Potensial Penentuan dan pemilihan pit potensial merupakan langkah awal dalam melakukan evaluasi cadangan batubara. Penentuan pit potensial ini diperlukan

Lebih terperinci

PENYANGGAAN TAMBANG BAWAH TANAH

PENYANGGAAN TAMBANG BAWAH TANAH PENYANGGAAN TAMBANG BAWAH TANAH PENYANGGAAN Fungsi 1.Menyangga batuan yang potensial untuk runtuh 2.Menahan / menghentikan perpindahan lubang bukaan Tujuan Mempertahankan luas dan bentuk bidang penampang

Lebih terperinci

TEMPAT PENIMBUNAN STOCK PILE AND WASTE DUMP

TEMPAT PENIMBUNAN STOCK PILE AND WASTE DUMP TEMPAT PENIMBUNAN STOCK PILE AND WASTE DUMP Jenis tempat penimbunan STOCK PILE AND WASTE DUMP TEMPAT PENIMBUNAN 1. WASTE DUMP LOKASI PEMBUANGAN OVERBURDEN ATAU MATERIAL KADAR RENDAH DAN ATAU MATERIAL BUKAN

Lebih terperinci

Proposal Kerja Praktek Teknik Pertambangan Universitas Halu Oleo

Proposal Kerja Praktek Teknik Pertambangan Universitas Halu Oleo A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi sumber daya alam khususnya sumber daya mineral. Dalam pekembangannya, telah berbagai macam teknik dan teknologi yang dipergunakan

Lebih terperinci

Laporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi PT Toba Bara Sejahtra Tbk

Laporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi PT Toba Bara Sejahtra Tbk Laporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi PT Toba Bara Sejahtra Tbk Februari 2018 KATA PENGANTAR PT Toba Bara Sejahtra Tbk adalah perusahaan pertambangan batubara yang melakukan kegiatan penambangan di daerah

Lebih terperinci

KAJIAN PENATAAN LAHAN PT. ANTAM (PERSERO) TBK UNIT BISNIS PERTAMBANGAN BAUKSIT TAYAN KECAMATAN TAYAN HILIR KABUPATEN SANGGAU KALIMANTAN BARAT SKRIPSI

KAJIAN PENATAAN LAHAN PT. ANTAM (PERSERO) TBK UNIT BISNIS PERTAMBANGAN BAUKSIT TAYAN KECAMATAN TAYAN HILIR KABUPATEN SANGGAU KALIMANTAN BARAT SKRIPSI KAJIAN PENATAAN LAHAN PT. ANTAM (PERSERO) TBK UNIT BISNIS PERTAMBANGAN BAUKSIT TAYAN KECAMATAN TAYAN HILIR KABUPATEN SANGGAU KALIMANTAN BARAT SKRIPSI Oleh : PRAMUDANU ANDITYAPUTRA 112100054 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PERMODELAN DAN PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA PADA PIT 2 BLOK 31 PT. PQRS SUMBER SUPLAI BATUBARA PLTU ASAM-ASAM KALIMANTAN SELATAN

PERMODELAN DAN PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA PADA PIT 2 BLOK 31 PT. PQRS SUMBER SUPLAI BATUBARA PLTU ASAM-ASAM KALIMANTAN SELATAN PERMODELAN DAN PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA PADA PIT 2 BLOK 31 PT. PQRS SUMBER SUPLAI BATUBARA PLTU ASAM-ASAM KALIMANTAN SELATAN RISWAN 1, UYU SAISMANA 2 1,2 Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN PEMELIHARAAN RUTIN JALAN DAN JEMBATAN PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN UPR. 02 UPR. 02.4 PEMELIHARAAN RUTIN TALUD & DINDING PENAHAN TANAH AGUSTUS 1992 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

Herian Sudarman Hemes *, Heru Sigit Purwanto **, Barlian Dwinagara ***

Herian Sudarman Hemes *, Heru Sigit Purwanto **, Barlian Dwinagara *** ANALISIS BEBAN MATERIAL FILLING DALAM PENENTUAN TEBAL SILL PILLAR BERDASARKAN NILAI FAKTOR KEAMANAN (FK) BLOK 4 SELATAN TAMBANG CIURUG GUNUNG PONGKOR BOGOR, JAWA BARAT Herian Sudarman Hemes *, Heru Sigit

Lebih terperinci

Persyaratan agar Pondasi Sumuran dapat digunakan adalah sebagai berikut:

Persyaratan agar Pondasi Sumuran dapat digunakan adalah sebagai berikut: Pondasi Caisson atau Pondasi Sumuran Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang dan digunakan apabila tanah dasar (tanah keras) terletak pada kedalaman yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi di bidang pertambangan memerlukan jumlah dana yang sangat besar agar investasi yang akan dikeluarkan tersebut menguntungkan. Komoditas endapan mineral yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Investasi di bidang pertambangan memerlukan jumlah dana yang sangat besar. Agar investasi yang akan dikeluarkan tersebut menguntungkan, maka komoditas endapan bahan

Lebih terperinci

KAJIAN ZONASI DAERAH POTENSI BATUBARA UNTUK TAMBANG DALAM PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BAGIAN TENGAH

KAJIAN ZONASI DAERAH POTENSI BATUBARA UNTUK TAMBANG DALAM PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BAGIAN TENGAH KAJIAN ZONASI DAERAH POTENSI BATUBARA UNTUK TAMBANG DALAM PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BAGIAN TENGAH O l e h : Ssiti Sumilah Rita SS Subdit Batubara, DIM S A R I Eksploitasi batubara di Indonesia saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proyek pembangunan gedung Laboratorium Akademi Teknik Keselamatan

BAB I PENDAHULUAN. Proyek pembangunan gedung Laboratorium Akademi Teknik Keselamatan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Proyek pembangunan gedung Laboratorium Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan Medan terdiri dari 3 lantai. Dalam pembangunan gedung laboratorium tersebut diperlukan

Lebih terperinci

BAB III. KONDISI UMUM PT. INCO SOROWAKO

BAB III. KONDISI UMUM PT. INCO SOROWAKO 11 BAB III. KONDISI UMUM PT. INCO SOROWAKO 3.1. Letak Daerah Penelitian Sorowako merupakan daerah yang dikelilingi oleh tiga buah danau, yaitu Danau Matano, Danau Towuti dan Danau Mahalona. Sorowako terletak

Lebih terperinci

RANCANGAN GEOMETRI WEB PILAR DAN BARRIER PILAR PADA METODE PENAMBANGAN DENGAN SISTEM AUGER

RANCANGAN GEOMETRI WEB PILAR DAN BARRIER PILAR PADA METODE PENAMBANGAN DENGAN SISTEM AUGER RANCANGAN GEOMETRI WEB PILAR DAN BARRIER PILAR PADA METODE PENAMBANGAN DENGAN SISTEM AUGER Tommy Trides 1, Muhammad Fitra 1, Desi Anggriani 1 1 Program Studi S1 Teknik Pertambangan, Universitas Mulawarman,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pondasi Dalam Pondasi dalam adalah pondasi yang dipakai pada bangunan di atas tanah yang lembek. Pondasi ini umumnya dipakai pada bangunan dengan bentangan yang cukup lebar, salah

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional XI Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2016 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Prosiding Seminar Nasional XI Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2016 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta Rancangan Teknis Penyanggaan Berdasarkan Kelas Massa Batuan Dengan Menggunakan Metode RMR dan Q-System di Terowongan Gudang Handak dan Pasir Jawa UBPE Pongkor PT. Aneka Tambang Persero Tbk Ambar Sutanti

Lebih terperinci

SARI ABSTRACT PENDAHULUAN

SARI ABSTRACT PENDAHULUAN ESTIMASI SUMBERDAYA NIKEL LATERIT DENGAN METODE INVERSE DISTANCE WEIGHTING (IDW) PADA PT. VALE INDONESIA, Tbk. KECAMATAN NUHA PROVINSI SULAWESI SELATAN Rima Mustika 1, Sri Widodo 2, Nurliah Jafar 1 1.

Lebih terperinci

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Sistem Stabilitas Lubang Bukaan Pengembangan dengan Menggunakan Baut Batuan (Rockbolt) dan Beton Tembak (Shotcrete) di Blok Cikoneng PT Cibaliung Sumberdaya,

Lebih terperinci

RANCANGAN GEOMETRI LUBANG BUKAAN VERTIKAL (VERTICAL SHAFT OPENING) PADA PEKERJAAN UNDERGROUND MINE DEVELOPMENT

RANCANGAN GEOMETRI LUBANG BUKAAN VERTIKAL (VERTICAL SHAFT OPENING) PADA PEKERJAAN UNDERGROUND MINE DEVELOPMENT RANCANGAN GEOMETRI LUBANG BUKAAN VERTIKAL (VERTICAL SHAFT OPENING) PADA PEKERJAAN UNDERGROUND MINE DEVELOPMENT Nurkhamim Program Studi Teknik Pertambangan - FTM - UPN Veteran Yogyakarta Jl. SWK 104 Condong

Lebih terperinci

MEKANIKA TANAH (CIV -205)

MEKANIKA TANAH (CIV -205) MEKANIKA TANAH (CIV -205) OUTLINE : Tipe lereng, yaitu alami, buatan Dasar teori stabilitas lereng Gaya yang bekerja pada bidang runtuh lereng Profil tanah bawah permukaan Gaya gaya yang menahan keruntuhan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SEQUENCE PENAMBANGAN BATUBARA UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI BULANAN (Studi Kasus: Bara 14 Seam C PT. Fajar Bumi Sakti, Kalimantan Timur)

PERANCANGAN SEQUENCE PENAMBANGAN BATUBARA UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI BULANAN (Studi Kasus: Bara 14 Seam C PT. Fajar Bumi Sakti, Kalimantan Timur) PERANCANGAN SEQUENCE PENAMBANGAN BATUBARA UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI BULANAN (Studi Kasus: Bara 14 Seam C PT. Fajar Bumi Sakti, Kalimantan Timur) Dadang Aryanda*, Muhammad Ramli*, H. Djamaluddin* *)

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN ANTARA METODE POLIGON DAN INVERSE DISTANCE PADA PERHITUNGAN CADANGAN Ni PT. CIPTA MANDIRI PUTRA PERKASA KABUPATEN MOROWALI

STUDI PERBANDINGAN ANTARA METODE POLIGON DAN INVERSE DISTANCE PADA PERHITUNGAN CADANGAN Ni PT. CIPTA MANDIRI PUTRA PERKASA KABUPATEN MOROWALI STUDI PERBANDINGAN ANTARA METODE POLIGON DAN INVERSE DISTANCE PADA PERHITUNGAN CADANGAN Ni PT. CIPTA MANDIRI PUTRA PERKASA KABUPATEN MOROWALI Sri Widodo 1, Anshariah 2, Fajar Astaman Masulili 2 1. P ro

Lebih terperinci

SUB STUKTUR PONDASI, RETAINING WALL, DAN BASEMENT

SUB STUKTUR PONDASI, RETAINING WALL, DAN BASEMENT I. PONDASI A. Pengertian SUB STUKTUR PONDASI, RETAINING WALL, DAN BASEMENT Pondasi adalah suatu kontruksi pada bagian dasar stuktur yang berfungsi untuk memikul beban bangunan termasuk beban pondasi itu

Lebih terperinci

Studi Kualitas Batubara Secara Umum

Studi Kualitas Batubara Secara Umum Rencana Pengolahan Studi Kualitas Batubara Secara Umum Hasil analisis batubara PT JFL-X dengan menitik beratkan pada parameter nilai panas dan carbon tertambat didaerah Kungkilan (Blok 1) memiliki nilai

Lebih terperinci

BIJIH BESI OLEH : YUAN JAYA PRATAMA ( ) KEOMPOK : IV (EMPAT) GENESA BIJIH BESI

BIJIH BESI OLEH : YUAN JAYA PRATAMA ( ) KEOMPOK : IV (EMPAT) GENESA BIJIH BESI BIJIH BESI OLEH : YUAN JAYA PRATAMA (12 02 0034) KEOMPOK : IV (EMPAT) GENESA BIJIH BESI Proses terjadinya cebakan bahan galian bijih besi berhubungan erat dengan adanya peristiwa tektonik pra-mineralisasi.

Lebih terperinci

PROSES PENAMBANGAN BATUBARA

PROSES PENAMBANGAN BATUBARA PROSES PENAMBANGAN BATUBARA 1. Pembersihan lahan (land clearing). Kegiatan yang dilakukan untuk membersihkan daerah yang akan ditambang mulai dari semak belukar hingga pepohonan yang berukuran besar. Alat

Lebih terperinci

Laporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi PT Toba Bara Sejahtra Tbk

Laporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi PT Toba Bara Sejahtra Tbk Laporan Bulanan Kegiatan Eksplorasi PT Toba Bara Sejahtra Tbk Januari 2013 KATA PENGANTAR PT Toba Bara Sejahtra Tbk adalah perusahaan pertambangan batubara yang melakukan kegiatan penambangan di daerah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Team ilmu sipil dalam websitenya mengartikan pile cap sebagai bagian dari pondasi bangunan yang digunakan untuk mengikat tiang pancang yang sudah terpasang dengan struktur diatasnya

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penambangan Batubara

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penambangan Batubara 4 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penambangan Batubara Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009, pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan

Lebih terperinci

struktur dinding diafragma adalah dengan menjaga agar jangan sampai

struktur dinding diafragma adalah dengan menjaga agar jangan sampai BABV PEMBAHASAN 5.1 Stabilitas Parit Dengan melihat metoda pelaksanaan struktur dinding diafragma, jelas bahwa pada prinsipnya untuk menjaga keamanan pelaksanaan struktur dinding diafragma adalah dengan

Lebih terperinci

Bab III Gas Metana Batubara

Bab III Gas Metana Batubara BAB III GAS METANA BATUBARA 3.1. Gas Metana Batubara Gas metana batubara adalah gas metana (CH 4 ) yang terbentuk secara alami pada lapisan batubara sebagai hasil dari proses kimia dan fisika yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perhitungan cadangan merupakan sebuah langkah kuantifikasi terhadap suatu sumberdaya alam. Perhitungan dilakukan dengan berbagai prosedur/metode yang didasarkan pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Keadaan Umum 2.1.1 Lokasi Kesampaian Daerah Lokasi CV JBP secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Malingping, Kabupaten Lebak. Provinsi Banten. Secara geografis lokasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB vi vii ix xi xiii I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang.... 1 1.2 Perumusan Masalah... 2 1.3 Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

DINDING PENAHAN TANAH ( Retaining Wall )

DINDING PENAHAN TANAH ( Retaining Wall ) DINDING PENAHAN TANAH ( Retaining Wall ) A. PENGERTIAN Dinding penahan tanah (DPT) adalah suatu bangunan yang dibangun untuk mencegah keruntuhan tanah yang curam atau lereng yang dibangun di tempat di

Lebih terperinci

PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK

PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK A. DEFINISI - Pengangkutan Pekerjaan pemindahan pipa dari lokasi penumpukan ke

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN STUDI KELAYAKAN, EKSPLOITASI DAN PRODUKSI

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN STUDI KELAYAKAN, EKSPLOITASI DAN PRODUKSI LAMPIRAN XIII b KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR :1453 K/29/MEM/2000 TANGGAL : 3 November 2000 PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN STUDI KELAYAKAN, EKSPLOITASI DAN PRODUKSI A. FORMAT LAPORAN

Lebih terperinci

MAKALAH PENGEBORAN DAN PENGGALIAN EKSPLORASI

MAKALAH PENGEBORAN DAN PENGGALIAN EKSPLORASI MAKALAH PENGEBORAN DAN PENGGALIAN EKSPLORASI Disusun Oleh : ERWINSYAH F1B3 13 125 TEKNIK JURUSAN PERTAMBANGAN FAKULTAS ILMU TEKNOLOGI KEBUMIAN UNIVERSITAS HALUOLEO 2017 KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perubahan perekonomian secara global dapat mempengaruhi kondisi ekonomi pada suatu negara. Salah satunya adalah nilai tukar uang yang tidak stabil, hal tersebut dapat

Lebih terperinci

3.1 KLASIFIKASI SUMBERDAYA DAN CADANGAN BATUBARA

3.1 KLASIFIKASI SUMBERDAYA DAN CADANGAN BATUBARA BAB III DASAR TEORI 3.1 KLASIFIKASI SUMBERDAYA DAN CADANGAN BATUBARA Klasifikasi sumberdaya dan cadangan batubara berdasarkan BSN, 1999 : Sumberdaya batubara hipotetik (hypothetical coal resource): jumlah

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAJUAN PENAMBANGAN BATUBARA MENGGUNAKAN SOFTWARE DAN PRISMOIDAL DI KALIMANTAN TIMUR

ANALISIS KEMAJUAN PENAMBANGAN BATUBARA MENGGUNAKAN SOFTWARE DAN PRISMOIDAL DI KALIMANTAN TIMUR ANALISIS KEMAJUAN PENAMBANGAN BATUBARA MENGGUNAKAN SOFTWARE DAN PRISMOIDAL DI KALIMANTAN TIMUR Arifuddin Ramli 1, Sri Widodo 2 *, Arif Nurwaskito 1 1. Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Muslim Indonesia

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN. 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebihdahulu, lalu kemudian diisi

BAB V METODE PELAKSANAAN. 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) ke dalam tanah dengan cara mengebor tanah terlebihdahulu, lalu kemudian diisi BAB V METODE PELAKSANAAN 5.1 Pekerjaan Pondasi Tiang Bor (Bored Pile) Pondasi tiang bor (bored pile) adalah pondasi tiang yang pemasangannya dilakukan dengan mengebor tanah pada awal pengerjaannya. Bored

Lebih terperinci