BAB 2 TINJAUAN UMUM. 2.1 Lokasi Kegiatan Operasional Stasiun Kereta Api Senen. : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kel. Senen. Luas Lahan : KLB : 6

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN UMUM. 2.1 Lokasi Kegiatan Operasional Stasiun Kereta Api Senen. : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kel. Senen. Luas Lahan : KLB : 6"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN UMUM PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PASAR SENEN 2.1 Lokasi Lokasi : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kel. Senen Luas Lahan : Kategori Proyek Sifat Proyek : Fasilitas Umum : Fiktif KLB : 6 KDB : 60% 3 Ketinggian Lantai: 2 lantai Lokasi stasiun berbatasan dengan jalan Pasar Senen di bagian utara, dan jalan Bungur Besar-kepu selatan di bagian timur. Lokasi setasiun berada di antara jalan keramat bunder, jallan senen flyover, dan jalan letnan jendral suprapto. Bangunan di sekitar kawasan ini sebagian besar merupakan kawasan komersial, kawasan komersial yang ada saat ini lebih berfariasi namun kebanyakan berupa rumah-toko 3-4 lantai selebihnya berupa pasar atau mall 5-6 lantai Kegiatan Operasional Stasiun Kereta Api Senen Stasiun kereta api senen merupakan stasiun kereta api yang melayani berbagai rute perjalanan selain sebagai Stasiun Keberangkatan dan Tujuan Akhir. Stasiun kereta api Senen mengoperasikan berbagai jenis kereta api penumpang diantaranya adalah : a. Jenis kereta api berdasarkan jarak tempuh dan penjualan karcis 1. Ekspress siang terbatas. 3 Dispenda Jakarta Pusat. 7

2 2. Cepat siang tidak terbatas. PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PASAR SENEN 3. Ekspress malam terbatas dan tidak terbatas. b. Jenis kereta api berdasarkan powernya 1. KRL (Kereta Api Listrik). 2. KRD (Kereta Rel Diesel). c. Jenis kereta api berdasarkan kelas karcisnya 1. Kelas ekonomi. 2. Kelas bisnis. 3. Kelas eksekutif. 4. Kelas argo. d. Jenis kereta api barang Jumlah keberangkatan dan kedatangan kereta api penumpang 4 Kereta api jarak jauh = 19 rangkaian KA Kereta api jarak dekat (kereta dari stasiun kota) = 76 rangkaian KA + =95 rangkaian KA Jumlah gerbong dalam setiap rangkaian dengan formasi, yaitu : 8 gerbong penumpang, 1 gerbong makan, 1 gerbong generator. Jumlah penumpang kereta jabotabek per hari di stasiun senen ratarata orang. Sedangkan penumpang kereta jarak jauh per hari di stasiun senen rata-rata 6000 orang Struktur Organisasi Stasiun 4 Terminal Bus dan Stasiun Kereta Api Pasar Senen, Muhammad Hafidz,

3 Stasiun Senen adalah sebuah Fasilitas milik pemerintah, yang di kelola oleh Pengelola Stasiun untuk dapat mengelola dan mengkoordinasikan stasiun tersebut. Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pengelola Stasiun 2.2 Peraturan dan Standar yang Digunakan Peraturan dan rujukan yang dipakai oleh perancang adalah RTRW Pemerintah Kota DKI Jakarta tahun 2010 dan Studi Rencana Induk Transportasi Terpadu Jabodetabek Persyaratan Teknis Bangunan Stasiun Menurut PT KAI 5 Persyaratan leknis bangunan stasiun menurut PT Kereta Api Indonesia: 1. Tinggi lantai terendah, minimum 0,5 m di atas batas permukaan banjir tertinggi yang pernah tercatat dan minimum 0.3 m di atas permukaan jalan akses dan plasa stasiun. 2. Tinggi langit-langit dari permukaan lantai minimal 2,5 m. 3. Tinggi untuk saluran AC minimal 0.5 m. 5 Perpustakaan Kantor Pusat PT. Kereta Api Persero 9

4 4. Tinggi balok dan slab minimal 0.7 m. PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PASAR SENEN 5. Jarak bebas di bawah pada bagian arus listrik searah untuk stasiun over track adalah 6,1m. Beberapa aturan lalnnya sepertl berlkut, Batas bebas kereta Gambar 2.2 Jarak bebas pada kereta api Batas I unluk linlas kereta api Iistritk. Batas II untuk viaduk' dan terowongan dengan kecepatan kereta sampai 60 km/jam dan untuk Jembatan tanpa pembatasan kecepatan. Batas III untuk 'viaduk' baru dan bangunan lama kecuall terowongan dan Jembatan. Batas IV untuk Jembatan dengan kecepatan kereta sampal dengan 60 km/jam. Dimensi Platform Dimensi minimal Platform penting sebagai syarat keamanan bagi penumpang yang hendak menaiki kereta. 10

5 2.3 Passenger shed for site platform 2.4 Passenger shed for site platform Gambar 2.3 & 2.4 Dimensi Pada Pletform Dimensi KRL ( kereta rel listrik ) Dimensi KRL merupakan besaran yang menentukan lebar landasan dan luas yang di perlukan untuk rel kreta api. Gambar 2.5 Dimensi KRL 11

6 2.2.2 Media Sirkulasi Vertikal 1. Eskalator Eskalator merupakan sarana sirkulasi vertikal utama pada bangunan ini. Eskalator dipilih menggantikan tangga konvensional dengan pertimbangan kecepatan angkut yang mengimbangi kecepatan arus pengguna. Biaya perawatan menjadi lebih besar namun memudahkan pergerakan pengguna mengingat stasiun ini adaiah stasiun intermoda. Penggunaan eskalator akan lebih banyak untuk naik, dibandingkan turun. Gambar 2.6 Dimention Eskalator dimention 12

7 2.3 Tinjauan Teori yang Berhubungan Semua jenis transportasi (termasuk kereta) mempunyai dua komponen utama, yaitu benda dan jalur tempat benda tersebut bergerak (Edward K. Morlok, 1995). Benda tersebut menyangkut benda transportasi berupa kereta dan benda yang dapat dipindahkan. baik manusia maupun barang. Sedangkan jalur merupakan lintasan jalan kereta. Aktivitas yang dilakukan oleh manusia, barang dan benda transportasi itu sendiri (kereta) perlu diakomodasi, misalnya terdapat kebutuhan-kebutuhan, seperti: Cara pencapaian dan cara berpindah dari moda tranportasi lain ke kereta. Fungsi administratif seperti pengelolaan kereta. pengaturan lalu lintas kereta, dan pengelolaan penumpang. Fungsi komersial, diperlukan karena terjadi konsentrasi manusia dan barang pada tempat perpindahan tersebut sehingga berpotensi untuk menjadi tempat berniaga. Fasilitas untuk menunggu, baik tempat duduk maupun kios-kios makanan dan minuman Fungsi Stasiun Suatu fungsi yang penting dari sistem transportasi ialah menerima benda yang akan dipindahkan ke dalam sistem dan mengeluarkannya dari sistem pada akhir perjalanan. Juga perjalanan dari asal ke tujuan mungkin menyebabkan terlibatnya beberapa teknoiogi atau cara dan membutuhkan pemindahan dari satu cara ke cara yang lain (Edward K. Morlok. 1995). Fungsi pemindahan tersebut dilakukan oleh terminal. Salah satu jenis terminal adalah stasiun kereta. Menurut Edward K. Morlok fungsi terminal dapat diadakan pada setiap lokasi, di mana terjadi kegiatan menaik-turunkan penumpang dan bongkar muat barang. 7 7 Edward. k. Morlok, 1995 Therminal Fungtion. 13

8 Beberapa fungsi stasiun menurut Edward K. Morlok yaitu: 1. Memuat penumpang atau barang ke atas kendaraan bermotor serta membongkar/menurunkannya. 2. Menampung penumpang atau barang dari waktu tiba sampai waktu berangkat. 3. Menyiapkan dokumen perjalanan. 4. Menyimpan kendaraan (dan komponen lainnya), memelihara, dan menentukan tugas selanjutnya. 5. Mengumpulkan penumpang dan barang dalam kelompok-kelompok berukuran ekonomis untuk di angkut dan menurunkan mereka sesudah tiba di tempat tujuan. 6. Akses lokal dan hubungan rel, termasuk moda-moda antarkota Klasifikasi Stasiun 8 Secara sistematis stasiun dapat dibagi-bagi berdasarkan fungsi, jangkauan, posisi rel terhadap permukaan tanah. perletakan bangunan terhadap platform, tujuan, besaran, tempat dan bentuknya. 1. Berdasarkan fungsi dan letaknya: Stasiun Terminal, adalah tempat kereta api memulai dan mengakhiri perjalanan. Stasiun Peralihan, adalah tempat penumpang melanjutkan perjalanan dengan kereta api atau kendaraan lainnya. Stasiun Antara, adalah stasiun yang berada di antara stasiun terminal. Stasiun Persilangan. adalah tempat pemberhentian kereta api sementara untuk kereta api lain lewat. Gambar 2.7 Stasiun Berdasarkan Fungsi dan Letaknya 8 Perpustakaan Kantor Pusat PT. Kereta Api Persero. 14

9 2. Berdasarkan jangkauan: Commuter Train untuk jarak dekat (dalam kota). Medium Distance, untuk jarak sedang (antar distrik/wilayah) Long Distance, untuk jarak jauh (antar kota). 3. Berdasarkan posisi rel terhadap permukaan tanah: Elevated Station, stasiun dengan jalur kereta api melayang. At-grade Station, stasiun dengan jalur kereta api sejajar tanah. Underground Station, stasiun dengan jalur kereta api di bawah tanah. Gambar 2.8, 2.9 & 2.10 Stasiun Berdasarkan Posisi Rel Terhadap Permukaan Tanah 4. Berdasarkan perletakan bangunan stasiun terhadap Platform: Ground Level, di permukaan tanah bersama dengan platform. Over /track, di atas Platform/jalur kereta api (stasiun KA layang). Under-track, di bawah Platform jalur kereta api. 15

10 5. Berdasarkan tujuan : Stasiun penumpang, untuk menaikan dan menurunkan penumpang, memuat dan membongkar barang bawaan penumpang. Stasiun barang, untuk memuat dan membongkar barang muatan yang dapat dibagi dalam muatan grobak. Stasiun langsiran, untuk menyusun dan mengumpulkan grobakgrobak barang yang berasal dari/diperuntukan untuk berbagai stasiun. 6. Berdasarkan besarnya : Stasiun kecil, juga disebut perhentian, yang biasanya oleh kereta api cepat dilewati saja. Menampung Orang /hari. Stasiun sedang, terdapat ditempat yang sedikit penting dan disinggahi oleh kereta api cepat dan sesekali oleh kereta api kilat, menampung Orang/hari. Stasiun besar, terdapat dalam kota besar dan disinggahi semua kereta api. Menampung Orang/hari. 7. Berdasarkan bentuknya : Stasiun kepala, berakhir pada stasiun Stasiun sejajar/terusan Stasiun Pulau Perkembangan Stasiun Sejarah stasiun kereta dimulai di Inggris pada tahun 1830 dengan dibukanya stasiun kereta api pertama di Liverpool dan Manchester. Pada saat itu kereta api itu digunakan untuk membawa barang atau material yang akan dibawa ke pabrik, dan barang-barang hasil industri. Untuk mendapatkan izin pembangunan, pengelola kereta api juga menawarkan jasa angkutan penumpang. Sejak saat itu stasiun kereta api dibangun di hampir semua kota besar di Inggris. 16

11 walnya stasiun-stasiun utama di Inggris dibangun di pinggiran kota, Jalan masuk dari stasiun-stasiun ini dibuat sejauh mungkin dari tengah kota yang penuh dengan polusi dari industri karena dikhawatirkan akan mempengaruhi kesehatan masyarakat. Bentuk stasiun pun berkembang menjadi bangunan dengan bentang lebar dan struktur baja. Bukaan dibuat pada atap stasiun untuk memasukkan cahaya dan sirkulasi udara sehingga gas-gas dari polusi industri bisa keluar. Perkembangan bentuk stasiun ini juga tidak lepas dari pencapaian teknologi kereta api, dimana teknologi kereta api pada saat itu merupakan sebuah lompatan teknologi yang cukup tinggi yang sebaiknya dipadukan dengan stasiun yang juga berteknologi tinggi, saat itu ditunjukan dengan menggunakan struktur baja bentang lebar untuk struktur stasiun. Dengan bertambahnya jalur kereta api, layanan penumpang pun bekembang. Stasiun tidak hanya terdiri dari platform, tetapi juga terdiri dari beberapa ruang lain, seperti ruang tunggu, tempat barang. tempat pengiriman surat, tempat makan. dan tempat penjualan tiket. Pada awal tahun 1900-an. pengguna kereta api jumlahnya setara dengan jumlah pengguna bandara di kota-kota besar saat ini. Hal ini mendorong perkembangan stasiun menjadi area publik yang sangat besar, contohnya Grand Central Terminal dan Union Station di Kansas City, Missouri (1910). Setelah masa-masa tersebut, stasiun kereta api mulai berkembang di seluruh dunia. kehadirannya memberikan kontribusi yang sangat besar bagi perkembangan dunia, terutama dengan dibangunnya banyak stasiun-stasiun dengan bentuk-bentuk unik yang akan terus digunakan dan diperbaharui untuk menyesuaikan diri dengan sistem transportasi masa depan. 9 Saat ini kebanyakan stasiun menjadi sebuah komponen dari sebuah mixed used building. Jadi, bangunan tersebut tidak hanya saja berfungsi menaikturunkan penumpang atau barang saja, akan tetapi juga menjadi sarana bagi orang-orang untuk melakukan aktivitas lainnya. Beberapa contoh mengenai hal ini dapat diiihat 9 Stasiun 17

12 pada beberapa stasiun baru yang ada di negara-negara maju yang dipadukan dengan pusat perbelanjaan Keberadaan Stasiun Bagi Kota Keberadaan stasiun di sebuah kota cukup penting. Stasiun menjadi sebuah gerbang bagi sebuah kota, pada kasus ini stasiun menjadi gerbang dari suatu daerah di dalam kota. Biasanya di sebuah daerah, stasiun diletakkan pada titik-tik strategis, agar orang mudah mencarinya dan dekat untuk tujuan di daerah tersebut. Menurut Kevin Lynch (1977) citra kota dapat dibagi dalam lima elemen, namun dalam kasus ini elemen yang dipakai adalah : 1. Path (jalur). adalah elemen yang paling penting dalam citra kota. Path merupakan rute-rute sirkulasi yang biasanya digunakan orang untuk melakukan pergerakan secara umum, yaitu jalan, gang, rel kereta, saluran, dan sebagainya. 2. Node (simpul). merupakan simpul atau lingkaran daerah strategis di mana arah atau aktivitasnya saling bertemu dan dapat diubah ke arah atau aktivitas lain, misalnya persimpangan, stasiun, lapangan terbang, jembatan, pasar, dan Iain-Iain. Node memiliki identitas yang lebih baik apabila memiliki bentuk yang jelas, serta berbeda dari lingkungannya. 3. Landmark (tengaran), merupakan titik referensi seperti elemen node. Landmark merupakan elemen eksternal dengan bentuk visual yang menonjol dari kota, misalnya gedung tinggi, menara, terminal, tempat ibadah, dan sebagainya. Landmark adalah elemen penting dari bentuk kota karena membantu orang mengenali suatu daerah. Dapat disimpulkan, stasiun di kota sesuai dengan tingkat kepentingan akan fungsi, bentuk, makna, dan ruang harus mempunyai keutamaan sebagai node kota. Keutamaan ini ditandai dengan aksesibilitas yang mudah. Orientasi yang jelas berupa jalur transportasi. Ruang pengantar yang memadai berupa ruang terbuka, terminal, dan parkir, pedestrian dari bangunan utama, dan sebagainya sehingga menjadi bangunan yang terpadu dengan fasilitas kota. 18

13 2.4 Pemahaman Tipologi Bangunan Stasiun intermoda dikelompokkan ke dalam tipologi bangunan utilitas. Selain itu, dapat pula dimasukkan sebagai fasilitas umum sebagai Infrastruktur pendukung suatu kawasan. Stasiun terpadu digunakan masyarakat untuk pergantian atau perpindahan dan pertemuan pelaku perjalanan antar jenis angkutan sejenis maupun antar jenis transportasi yang berlainan karena adanya perbedaan jalur pelayanan (perpindahan atau pergantian moda transportasi). Pemahaman tipologi bangunan stasiun dapat diperoleh dari studi banding kasus sejenis. Studi banding dilakukan dengan tujuan mengetahui fasilitas yang umumnya terdapat pada setiap stasiun sehingga diperoleh suatu acuan yang dapat digunakan dalam perancangan Kesimpulan dari Studi Beberapa hal yang dapat diambil dari literatur di atas, yaitu: Stasiun dapat menjadi sebuah orientasi di sekitar lingkungannya. Bentuk yang menarik dapat diperoleh dari eksplorasi struktur. Keterbatasan lahan dapat diselesaikan dengan cara pengembangan ke arah vertical. Elemen arsitektural dapat dijadikan sebagai pengarah (signage) atau sebuah sculpture. Transfer area potensial menjadi daerah komersial. Zoning pada beberapa stasiun di atas bisa terlihat perbedaan antara area bayar dan area belum bayar berbeda level. Penggunaan sarana sirkulasi vertikal mekanis seperti lift dan eskalator mempercepat pergerakan pengguna di dalam bangunan dan mengakomodasi pengguna di stasiun. Elevated station dan illuminated building merupakan salah satu solusi untuk menjadikan bangunan stasiun ini 'eyecatchy'dan ikonik. 19

14 2.5 Kriteria Perancangan Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan berkaitan dengan kegiatan dan hubungan antar ruang pada stasiun kereta : Kejelasan sirkulasi penumpang, antara jalur keberangkatan dan kedatangan, antara penumpang, pengantar, dan pengunjung umum. Kejelasan antara ruang publik/fasilitas umum dan ruang privat/ruang-ruang manajerial. Penjelasan pencapaian dari lingkungan sekitar kedalam setasiun dan sebaliknya. Kemudahan pergerakan di dalam bangunan, mengingat stasiun ini sebagai stasiun intermoda yang memfasilitasi pergerakan transit/pertukaran moda transportasi. Keamanan bagi penumpang yang hendak menaiki kereta, berkaitan dengan standar-standar dimensi. Penggunaan struktur yang akan digunakan pada kasus ini adalah bentang lebar hal ini bertujuan untuk meningkatkan daya tarik pada stasiun ini dengan bentuk-bentuk yang unik. Selain itu pemilihan struktur baja ringan ini juga bertujuan untuk melancarkan oprasional stasiun ini. 20

15 2.6 Studi Banding Karya Sejenis Stasiun Gambir Stasiun Gambir adalah stasiun kereta api terbesar di Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia dan terletak di Gambir, Jakarta Pusat. Gambar 2.11 wilayah Gambir Jakarta Pusat Gambar 2.12 site Stasiun Gambir Stasiun gambir berada di kawasan Monumen Nasional, yang merupakan central ataupun Ikon bagi kota jakarta. Stasiun ini dibangun pada dasawarsa 1930-an dan mendapatkan renovasi secara besar-besaran pada 1990-an. Stasiun Gambir melayani transportasi kereta api untuk tujuan-tujuan utama di Pulau Jawa. Di stasiun ini, tersedia pula bus DAMRI untuk menuju Bandara Soekarno Hatta. Stasiun ini berada di Daerah Operasi 1 Jakarta

16 Gambar 2.13 skech map Stasiun Gambir Stasiun Gambir merupakan stasiun antara, karena posisinya berada diantara stasiun therminal. Ada beberapa jenis fasilitas kereta api pada Stasiun Gambir, yaitu : Kereta api Ekonomi Kereta api Bisnis Kereta api Eksekutif Kereta api Argo, dan juga Bus Damri (untuk trayek ke bandara). Fasilitas. Gambar 2.14, 2.15 & 2.16 Drof off, Hall lobby, Tiketing. Gambar 2.17, 2.18 & 2.19 Parkir mobil, parkir motor, Pull bus. 22

17 Gambar 2.20, 2.21 & 2.22 KA Listrik, Peron, Dropoff bus Kyoto Station Gambar 2.23 Peta Jepang Gambar 2.24 Prefektur Kyoto 23

18 Gambar 2.25 Fasad Kyoto Station Stasiun Kyoto adalah fasilitas transportasi terpenting di Kyoto, Jepang. Berdasarkan besar bangunannya, stasiun ini merupakan stasiun kereta api terbesar kedua di Jepang setelah Stasiun Nagoya, dan merupakan salah satu gedung terbesar di Jepang. Bangunan setinggi 15 lantai ini mencakup beberapa fasilitas, yaitu : pusat perbelanjaan. hotel. bioskop, dan kantor pemerintah lokal. Stasiun kyoto dibuka pada tahun 1997, untuk memperingati ulang tahun ke Kyoto. Gedung stasiun ini memiliki tinggi 70 meter dan lebar 470 meter dari barat ke timur, dengan total luas lantai meter persegi. Gaya Arsitektur pada bangunan ini lebih menonjolkan karakteristik futurisme, dengan bentuk fasat yang tidak teratur bermatrialkan kaca dan baja. Bangunan ini di arsiteki oleh Hiroshi Hara. 24

19 a. Fasilitas Gambar 2.26 Fasilitas Stasiun Kyoto 11 Kesimpulan Yang Diambil Dari Studi Banding : Fasilitas-fasilitas yang terdapat didalam studi banding dapat diambil menjadi patokan dalam perancangan fasilitasnya. Ukuran ruang dan persyaratan ruang fasilitas dapat dijadikan pegangan. Hubungan, organisasi dan sifat ruang dapat dijadikan referensi dalam perancangan. Estetika, keidahan bentuk dapat dijadikan tolak ukur pada massa perancangan

BAB 2 TINJAUAN UMUM 2.1. Gambaran Umum Proyek Nama Proyek Kategori Proyek Sifat Proyek Pemilik Luas Lahan : Transportasi Antar Moda : Fasilitas Transportasi : Fiktif : Negri : ± 4 Ha KDB (%) : 60 % KLB

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI DAN DATA PROYEK

BAB II DESKRIPSI DAN DATA PROYEK BAB II DESKRIPSI DAN DATA PROYEK 2.1 Lokasi Gambar 1 Peta Lokasi Lokasi : Dukuh Atas, Jakarta Selatan Luas Lahan : ± 5.900m 2 KLB : 3 KDB : 50% Lokasi stasiun berbatasan dengan jalan Kendal di bagian Utara,

Lebih terperinci

BAB II DATA AWAL PROYEK

BAB II DATA AWAL PROYEK BAB II DATA AWAL PROYEK 2.1 Lokasi 2.1.1 Lokasi Stasiun Lokasi : Kecamatan Manggarai, Jakarta Selatan Luas Lahan : ± 37.700 m² Luas Bangunan : ± 27.179,5 m² Gambar 1 Peta Kawasan Manggarai Sumber : www.cybermap.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta, selain sebagai pusat pemerintahan Indonesia, adalah pusat ekonomi dan sumber kehidupan bagi masyarakat di sekitarnya. Perkembangan ekonomi Jakarta menarik

Lebih terperinci

BAB II DATA AWAL PROYEK

BAB II DATA AWAL PROYEK BAB II DATA AWAL PROYEK 2. 1 Lokasi Utara Gambar 1. Peta lokasi stasiun Gedebage Sumber : BAPPEDA Lokasi Batas Utara Batas Selatan Batas Timur Batas Barat : Gedebage, Bandung,Jawa Barat : Depot Pertamina

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PASAR SENEN 5.1. Ide Awal Ide awal dari stasiun ini adalah Intermoda-Commercial Bridge. Konsep tersebut digunakan berdasarkan pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja BAB II: STUDI 2.1. Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja Berdasarkan pemahaman Kerangka Acuan Kerja yang telah diuraikan diatas, Konsultan memandang perlu untuk menyampaikan tanggapan terhadap Kerangka

Lebih terperinci

S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6

S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Transportasi Sistem didefinisikan sebagai seperangkat objek (komponen, subsistem) dengan interaksi antar objek dan secara keseluruhan mempunyai satu tujuan/fungsi. (Krismas,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal

BAB IV KONSEP. 4.1 Ide Awal BAB IV KONSEP 4.1 Ide Awal Kawasan Manggarai, menurut rencana pemprov DKI Jakarta akan dijadikan sebagai kawasan perekonomian yang baru dengan kelengkapan berbagai fasilitas. Fasilitas utama pada kawasan

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 2.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik RTH Sifat Proyek KLB KDB RTH Ketinggian Maks Fasilitas : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan

Lebih terperinci

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Transportasi kota Jakarta berkembang sangat pesat dikarenakan mobilitas yang tinggi dan masyarakatnya yang membutuhkan kendaraan. Semakin meningkatnya populasi manusia

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Konsep Bangunan Terhadap Tema.

BAB IV: KONSEP Konsep Bangunan Terhadap Tema. BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Bangunan Terhadap Tema Kawasan Manggarai, menurut rencana pemprov DKI Jakarta akan dijadikan sebagai kawasan perekonomian terpadu dengan berbagai kelengkapan fasilitas. Fasilitas

Lebih terperinci

Dukuh Atas Interchange Station BAB III DATA 3.1 TINJAUAN UMUM DUKUH ATAS

Dukuh Atas Interchange Station BAB III DATA 3.1 TINJAUAN UMUM DUKUH ATAS BAB III DATA 3.1 TINJAUAN UMUM DUKUH ATAS Dukuh Atas adalah nama perkampungan yang terletak di sudut barat daya Kecamatan Menteng. Lokasinya sangat strategis, berada di dekat pusat bisnis Jakarta, di selatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Hampir semua orang di dunia bergantung pada transportasi untuk melangsungkan hidupnya, seperti

Lebih terperinci

Dukuh Atas Interchange Station BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Dukuh Atas Interchange Station BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pertambahan jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi industri dan perdagangan merupakan unsur utama perkembangan kota. Kota Jakarta merupakan pusat pemerintahan, perekonomian,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4. 1 Ide awal (conceptual idea) Ide awal dari perancangan stasiun ini muncul dari prinsip-prinsip perancangan yang pada umumnya diterapkan pada desain bangunan-bangunan transportasi.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KAWASAN STASIUN KERETA API PASAR SENEN, JAKARTA PUSAT

BAB III TINJAUAN KAWASAN STASIUN KERETA API PASAR SENEN, JAKARTA PUSAT BAB III TINJAUAN KAWASAN STASIUN KERETA API PASAR SENEN, JAKARTA PUSAT 3.1. Tinjauan Umum Kota Administrasi Jakarta Pusat 3.1.1. Kondisi Administrasi Potensi Jakarta Pusat secara administratif terdiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional Kereta api merupakan salah satu dari moda transportasi nasional yang ada sejak masa kolonial sampai dengan sekarang dan masa

Lebih terperinci

BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja BAB II: STUDI 2.1. Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja Berdasarkan uraian KAK yang telah diberikan sebagai pedoman awal dalam perencanaan dan perancangan kawasan stasiun terpadu Manggarai yang berada

Lebih terperinci

Pelabuhan Teluk Bayur

Pelabuhan Teluk Bayur dfe Jb MWmw BAB IV KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Aksesibilitas A. Pencapaian pengelola 1. Pencapaian langsung dan bersifat linier dari jalan primer ke bangunan. 2. Pencapaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia sedang memasuki era globalisasi, dimana pada era ini tidak lagi memandang batas-batas kawasan, dan diharapkan semua sektor pembangunan dapat bersaing dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA

BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA BAB III ANALISIS 3.1 Analisis tapak Stasiun Gedebage terletak di Bandung Timur, di daerah pengembangan pusat primer baru Gedebage. Lahan ini terletak diantara terminal bis antar kota (terminal terpadu),

Lebih terperinci

STASIUN KERETA API PENUMPANG GEDEBAGE BANDUNG

STASIUN KERETA API PENUMPANG GEDEBAGE BANDUNG STASIUN KERETA API PENUMPANG GEDEBAGE BANDUNG LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER I TAHUN 2007/2008 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Oleh : KHAERANI

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 1.1.1. Data Non Fisik Sebagai stasiun yang berdekatan dengan terminal bus dalam dan luar kota, jalur Busway, pusat ekonomi dan pemukiman penduduk,

Lebih terperinci

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG 5.1 KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan dari uraian bab sebelumnya mengenai analisis dan pemikiran didasarkan

Lebih terperinci

Rancangan Sirkulasi Pada Terminal Intermoda Bekasi Timur

Rancangan Sirkulasi Pada Terminal Intermoda Bekasi Timur JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No.2, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) G 368 Rancangan Sirkulasi Pada Terminal Intermoda Bekasi Timur Fahrani Widya Iswara dan Hari Purnomo Departemen Arsitektur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan, ibukota propinsi Sumatera Utara, merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia. Dengan posisi strategis sebagai pintu gerbang utama Indonesia di wilayah

Lebih terperinci

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PERANCANGAN STASIUN TOD TERPADU MANGGARAI PERANCANG: FAIZAL (NIM: 41210110018) PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK PERENCANAAN DAN DESAIN UNIVERSITAS MERCU BUANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun KA Bandara Internasional Soekarno-Hatta Penekanan Desain High Tech Architecture

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun KA Bandara Internasional Soekarno-Hatta Penekanan Desain High Tech Architecture BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta atau Soekarno-Hatta International Airport (SHIA) merupakan bandara terbesar dan utama Indonesia. Secara administratif bandara

Lebih terperinci

S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6

S K R I P S I & T U G A S A K H I R 6 6 BAB IV ANALISA PERANCANGAN 4. Analisa Tapak Luas Tapak : ± 7.840 m² KDB : 60 % ( 60 % x 7.840 m² = 4.704 m² ) KLB :.5 (.5 x 7.840 m² =.760 m² ) GSB : 5 meter Peruntukan : Fasilitas Transportasi 4.. Analisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya perkembangan kota dipengaruhi oleh faktor daya tarik kota yang kemudian menyebabkan pertambahan penduduk dan akhirnya bermuara pada perubahan fisik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan I.1. Pergub DI Yogyakarta No. 62 Tahun 2013 Tentang Pelestarian Cagar Budaya 2. Kamus Besar Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan I.1. Pergub DI Yogyakarta No. 62 Tahun 2013 Tentang Pelestarian Cagar Budaya 2. Kamus Besar Bahasa Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL Revitalisasi Stasiun Besar Yogyakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual B. DEFINISI JUDUL DAN PEMAHAMAN DALAM LINGKUP ARSITEKTUR 1. Definisi 1. Revitalisasi Revitalisasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

STUDI KINERJA PELAYANAN SISTEM ANGKUTAN KERETA REL LISTRIK JABODETABEK TUGAS AKHIR

STUDI KINERJA PELAYANAN SISTEM ANGKUTAN KERETA REL LISTRIK JABODETABEK TUGAS AKHIR STUDI KINERJA PELAYANAN SISTEM ANGKUTAN KERETA REL LISTRIK JABODETABEK TUGAS AKHIR Oleh: MUHAMMAD AVIV KURNIAWAN L2D 302 384 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam perancangan desain Transportasi Antarmoda ini saya menggunakan konsep dimana bangunan ini memfokuskan pada kemudahan bagi penderita cacat. Bangunan

Lebih terperinci

LOKASI Lokasi berada di Jl. Stasiun Kota 9, dan di Jl. Semut Kali, Bongkaran, Pabean Cantikan.

LOKASI Lokasi berada di Jl. Stasiun Kota 9, dan di Jl. Semut Kali, Bongkaran, Pabean Cantikan. PENGENALAN OBYEK LATAR BELAKANG Stasiun Semut merupakan salah satu bangunan bersejarah yang memiliki peranan penting dalam perkembangan kota Surabaya dalam hal penyediaan layanan transportasi massal. Pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM II.1 GAMBARAN UMUM PROYEK Judul Proyek : Terminal Bus dan Stasiun Kereta Api Terpadu. Tema : Sirkulasi Sebagai Penentu Way Finding Lokasi : Stasiun Pasar Senen Sifat Proyek : Fiktif.

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN VI.1 KONSEP BANGUNAN VI.1.1 Konsep Massa Bangunan Pada konsep terminal dan stasiun kereta api senen ditetapkan memakai masa gubahan tunggal memanjang atau linier. Hal ini dengan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) 5.1 Sirkulasi Kendaraan Pribadi Pembuatan akses baru menuju jalan yang selama ini belum berfungsi secara optimal, bertujuan untuk mengurangi kepadatan

Lebih terperinci

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PERANCANGAN STASIUN TERPADU MANGGARAI JAKARTA SELATAN CONTEXTUAL ARCHITECTURE

LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PERANCANGAN STASIUN TERPADU MANGGARAI JAKARTA SELATAN CONTEXTUAL ARCHITECTURE LAPORAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR PERANCANGAN STASIUN TERPADU MANGGARAI JAKARTA SELATAN CONTEXTUAL ARCHITECTURE DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR

Lebih terperinci

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI TERMINAL Terminal merupakan titik dimana penumpang dan barang masuk atau keluar dari sistem jaringan transportasi. Ditinjau dari sistem jaringan transportasi secara keseluruhan, terminal merupakan simpul

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandar Udara Adisucipto yang berada di Kabupaten Sleman, Yogyakarta merupakan bandar udara yang digunakan sebagai bandara militer dan bandara komersial untuk penerbangan

Lebih terperinci

MODEL PEMILIHAN MODA KERETA REL LISTRIK DENGAN JALAN TOL JAKARTA BANDARA SOEKARNO-HATTA

MODEL PEMILIHAN MODA KERETA REL LISTRIK DENGAN JALAN TOL JAKARTA BANDARA SOEKARNO-HATTA MODEL PEMILIHAN MODA KERETA REL LISTRIK DENGAN JALAN TOL JAKARTA BANDARA SOEKARNO-HATTA Kevin Harrison 1 dan Najid 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara, Jl. Let. Jend S. Parman No.1 Jakarta

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu

BAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Redevelopment Salah satu pengertian redevelopment menurut Prof. Danisworo merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu melakukan pembongkaran

Lebih terperinci

Transportasi Masa Depan Straddling Bus. Solusi untuk Mengatasi Kemacetan

Transportasi Masa Depan Straddling Bus. Solusi untuk Mengatasi Kemacetan Transportasi Masa Depan Straddling Bus Solusi untuk Mengatasi Kemacetan Tessa Talitha 15410072 PL4008 Seminar Studi Futuristik Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Bandung Abstrak Pada kota-kota

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Simpulan dalam laporan ini berupa konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil analisa pada bab sebelumnya. Pemikiran yang melandasi proyek peremajaan

Lebih terperinci

STASIUN INTERCHANGE MASS RAPID TRANSIT BLOK M DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK DI JAKARTA

STASIUN INTERCHANGE MASS RAPID TRANSIT BLOK M DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK DI JAKARTA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STASIUN INTERCHANGE MASS RAPID TRANSIT BLOK M DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOKLIMATIK DI JAKARTA Tugas Akhir Diajukan sebagai syarat untuk mencapai Gelar Sarjana teknik

Lebih terperinci

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang. BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Jakarta sebagai ibukota negara merupakan pusat bagi seluruh kegiatan ekonomi Indonesia. Seluruh pihak-pihak yang berkepentingan di Indonesiamenempatkan kantor utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern.

BAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern. BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern. B. PENGERTIAN JUDUL v Terminal : Perhentian (bus, kereta api, dan sebagainya) penghabisan,

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA Perancangan Kawasan Stasiun Terpadu Manggarai BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29 Stasiun Manggarai Sumber : Google Image, diunduh 20 Februari 2015 3.1.1. Data Kawasan 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kehidupan manusia di seluruh dunia tidak terlepas dari yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kehidupan manusia di seluruh dunia tidak terlepas dari yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan kehidupan manusia di seluruh dunia tidak terlepas dari yang namanya transportasi, transportasi sudah lama ada dan cukup memiliki peranannya dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Relokasi Stasiun Merak 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Relokasi Stasiun Merak 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarana transportasi dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dalam jumlah pelayanan kepada masyarakat, terutama tranportasi darat. Kereta api merupakan transportasi darat

Lebih terperinci

STASIUN MRT BLOK M JAKARTA DENGAN KONSEP HEMAT ENERGI BAB I PENDAHULUAN

STASIUN MRT BLOK M JAKARTA DENGAN KONSEP HEMAT ENERGI BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN STASIUN MRT BLOK M JAKARTA 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota Jakarta sebagai ibu kota dan pusat perekonomian di Indonesia sudah seharusnya sejajar dengan kota-kota di dunia. Dengan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Simpulan dalam laporan ini berupa konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil analisa pada bab sebelumnya. Pemikiran yang melandasi proyek kawasan transit

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Pelaku Kegiatan Pengguna bangunan terminal adalah mereka yang secara langsung melakukan ativitas di dalam terminal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. JUDUL : Terminal Bus Induk Tipe A di Kabupaten Klaten

BAB I PENDAHULUAN. JUDUL : Terminal Bus Induk Tipe A di Kabupaten Klaten BB I PENDHULUN JUDUL : Terminal Bus Induk Tipe di Kabupaten Klaten 1.1 Pengertian Judul Terminal : Prasarana untuk angkutan jalan raya guna mengatur kedatangan, pemberangkatan, dan pangkalannya kendaraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP RI NO 70 Tahun 2001 Tentang Kebandarudaraan Pasal 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP RI NO 70 Tahun 2001 Tentang Kebandarudaraan Pasal 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Umum 2. 1. 1. Bandar udara Menurut PP RI NO 70 Tahun 2001 Tentang Kebandarudaraan Pasal 1 Ayat 1, bandar udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH 1.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu provinsi yang ada di Indonesia yang terletak di Pulau Jawa. Aktivitas ekonomi

Lebih terperinci

Pengembangan Stasiun Kereta Api Pemalang di Kabupaten Pemalang BAB I PENDAHULUAN. commit to user

Pengembangan Stasiun Kereta Api Pemalang di Kabupaten Pemalang BAB I PENDAHULUAN. commit to user BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini, akan dibahas mengenai, pengertian dan esensi judul, latar belakang munculnya gagasan atau ide dan judul, tujuan dan sasaran perencanaan dan perancangan, permasalahan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU Program perencanaan dan perancangan Terminal Tipe B di Kawasan Stasiun Depok Baru merupakan hasil analisa dari pendekatan-pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Transportasi Massal di Kota Bandung Salah satu kriteria suatu kota dikatakan kota modern adalah tersedianya sarana dan prasarana transportasi yang memadai bagi

Lebih terperinci

DUKUH ATAS COMMUTER CENTER 2019

DUKUH ATAS COMMUTER CENTER 2019 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR DUKUH ATAS COMMUTER CENTER 2019 Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh : TINGGA PRADANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang proyek

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang proyek BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang proyek Di ibukota Jakarta, penduduknya lebih banyak adalah para pendatang dari luar daerah Jakarta untuk mencari pekerjaan. Mereka berasal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar belakang Indonesia merupakan sebuah negara dengan penduduk terpadat keempat di dunia yaitu 215,8 juta jiwa(tahun 2003). Sebuah negara yang memiliki penduduk padat tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Kemacetan jalan-jalan di DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Kemacetan jalan-jalan di DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemacetan jalan-jalan di DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) merupakan salah satu masalah terbesar pemerintah pusat dan daerah hingga

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Program Tabel 6.1 Program Redesain Terminal Terboyo KELOMPOK RUANG LUASAN Zona Parkir Bus AKDP-AKAP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sarana dan Prasarana Transportasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sarana dan Prasarana Transportasi di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Sarana dan Prasarana Transportasi di Indonesia Karakteristik transportasi Indonesia dihadapkan pada kualitas pelayanan yang rendah, dan kuantitas atau cakupan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional Peran kereta api dalam tataran transportasi nasional telah disebutkan dalam Peraturan Menteri Perhubungan No. 43 Tahun 2011

Lebih terperinci

L E B A K B U L U S BAB 1 PENDAHULUAN

L E B A K B U L U S BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan Jakarta sebagai Ibukota negara Indonesia sudah sepantasnya sejajar dengan berbagai kota-kota lain di dunia dengan indeks pertumbuhan penduduk dan ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bandara Adisucipto adalah bandar udara yang terletak di Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Semula Bandara Adisucipto

Lebih terperinci

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API SOLO- BALAPAN DENGAN FASILITAS PENDUKUNG SHOPPING MALL DAN HOTEL BINTANG TIGA DI SURAKARTA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR

Lebih terperinci

BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja

BAB II: STUDI Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja BAB II: STUDI 2.1. Pemahaman Terhadap Kerangka Acuan Kerja Target perancangan yang telah dipelajari dari KAK adalah bagaimana desain gedung Stasiun Pasar Senen Jakarta Pusat ini dapat menjadi bangunan

Lebih terperinci

TERMINAL TIPE A KOTA BANDUNG

TERMINAL TIPE A KOTA BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Bandung merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang menjadi tujuan wisata perekonomian, perdagangan, pariwisata, pendidikan khususnya di Provinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival. : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung. : Jl. Astana Anyar

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival. : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung. : Jl. Astana Anyar BAB III DESKRIPSI PROYEK 3.1. Gambaran Umum Nama Proyek Astana Anyar Sifat Proyek Pemilik Lokasi Luas Lahan : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival : Fiktif : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung : Jl.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK

BAB II TINJAUAN OBJEK 18 BAB II TINJAUAN OBJEK 2.1. Tinjauan Umum Stasiun Kereta Api Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 9 dan 43 Tahun 2011, perkeretaapian terdiri dari sarana dan prasarana, sumber daya manusia, norma,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Bandar Udara Menurut PP RI NO 70 Tahun 2001 Tentang Kebandarudaraan Pasal 1 Ayat 1, bandar udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG

PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG DI KABUPATEN PEMALANG TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung berada pada ketinggian sekitar 791 meter di atas permukaan laut (dpl). Morfologi tanahnya terbagi dalam dua hamparan, di sebelah utara relatif berbukit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Angkutan umum merupakan sarana untuk memindahkan barang dan orang

BAB I PENDAHULUAN. Angkutan umum merupakan sarana untuk memindahkan barang dan orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Angkutan umum merupakan sarana untuk memindahkan barang dan orang dari satu tempat ke tempat yang lain. Tujuan dari sarana ini adalah untuk membantu orang atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Stasiun, Commuter Line, Transportasi. Stasiun Kereta Api Tambun Bekasi TA 136

ABSTRAK. Kata kunci : Stasiun, Commuter Line, Transportasi. Stasiun Kereta Api Tambun Bekasi TA 136 ABSTRAK Peningkatan jumlah penduduk yang bermukim dan beraktifitas di Ibu Kota Jakarta terjadi setiap tahunnya. Sebagian besar dari mereka adalah penduduk yang merantau dan bekerja di Jakarta tetapi bermukim

Lebih terperinci

ELEMEN FISIK PERANCANGAN ARSITEKTUR KOTA

ELEMEN FISIK PERANCANGAN ARSITEKTUR KOTA ELEMEN FISIK PERANCANGAN ARSITEKTUR KOTA Tataguna Lahan Aktivitas Pendukung Bentuk & Massa Bangunan Linkage System Ruang Terbuka Kota Tata Informasi Preservasi & Konservasi Bentuk dan tatanan massa bangunan

Lebih terperinci

SUDIMARA STATION INTERCHANGE DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN

SUDIMARA STATION INTERCHANGE DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN SUDIMARA STATION INTERCHANGE DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN Oleh : Puti Laras Kinanti Hadita, Indriastjario,Agung Dwiyanto Stasiun Sudimara (SDM) adalah stasiun kereta api kelas III yang terletak

Lebih terperinci

BAB III ANALISA. Gambar 20 Fungsi bangunan sekitar lahan

BAB III ANALISA. Gambar 20 Fungsi bangunan sekitar lahan BAB III ANALISA 3.1 Analisa Tapak 3.1.1 Batas Tapak Gambar 20 Fungsi bangunan sekitar lahan Batas-batas tapak antara lain sebelah barat merupakan JL.Jend.Sudirman dengan kondisi berupa perbedaan level

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

KAJIAN MANAJEMEN SIRKULASI TERMINAL BUS ( Studi Kasus : Terminal Bus Tirtonadi Surakarta )

KAJIAN MANAJEMEN SIRKULASI TERMINAL BUS ( Studi Kasus : Terminal Bus Tirtonadi Surakarta ) KAJIAN MANAJEMEN SIRKULASI TERMINAL BUS ( Studi Kasus : Terminal Bus Tirtonadi Surakarta ) Gatot Nursetyo Abstrak Terminal merupakan bagian dari jaringan pelayanan transportasi sebagai simpul dari suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi sudah menjadi kebutuhan manusia yang mendasar saat ini. Tanpa adanya transportasi manusia dapat terisolasi dan tidak dapat melakukan suatu mobilisasi

Lebih terperinci

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan dewasa ini merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia yang mengalami perkembangan dan peningkatan di segala aspek kehidupan, mencakup bagian dari

Lebih terperinci

KAWASAN TERPADU STASIUN PASAR SENEN

KAWASAN TERPADU STASIUN PASAR SENEN LAPORAN TUGAS AKHIR PERANCANGAN ARSITEKTUR AKHIR KAWASAN TERPADU STASIUN PASAR SENEN MAHASISWA: AMELIA LESTARI (NIM: 41211010044) PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK PERENCANAAN DAN DESAIN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK 2. 1. Deskripsi Umum Nama proyek : Bandung Automotif center Status : Proyek Fiktif Fungsi bangunan : Bangunan komersil bidang otomotif Sumber dana : Pemerintah daerah (BPD) Lokasi

Lebih terperinci

PENGENALAN OBJEK. SIDANG TUGAS AKHIR SEKOLAH TINGGI MODE SURABAYA Tema HAUTE COUTURE Cherry Candsevia Difarissa

PENGENALAN OBJEK. SIDANG TUGAS AKHIR SEKOLAH TINGGI MODE SURABAYA Tema HAUTE COUTURE Cherry Candsevia Difarissa PENGENALAN OBJEK LATAR BELAKANG PEMILIHAN OBJEK Perkembangan dunia mode yang begitu pesat, kompetitif dan selalu berubah Mode menjadi salah satu gaya hidup (lifestyle) Antusiasme masyarakat terhadap mode

Lebih terperinci

moda udara darat laut

moda udara darat laut BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Pengertian Moda Moda adalah pengelompokan berbagai jenis transportasi dengan memperhatikan medium (tempat berjalan) serta kesamaan sifat-sifat fisiknya. Dengan adanya pengelompokan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Gambar simulasi rancangan 5.30 : Area makan lantai satu bangunan komersial di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan 5.6.3 Jalur Pedestrian Jalur

Lebih terperinci

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan tempat pusat pemerintahan Indonesia, dan juga merupakan pusat bisnis dan perdagangan, hal ini merupakan salah satu penyebab banyaknya penduduk Indonesia

Lebih terperinci

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung 5. HASIL RANCANGAN 5.1 Hasil Rancangan pada Tapak Perletakan massa bangunan pada tapak dipengaruhi oleh massa eksisting yang sudah ada pada lahan tersebut. Di lahan tersebut telah terdapat 3 (tiga) gedung

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI STUDI DALAM PENGEMBANGAN KA BANDARA SOEKARNO-HATTA

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI STUDI DALAM PENGEMBANGAN KA BANDARA SOEKARNO-HATTA BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI STUDI DALAM PENGEMBANGAN KA BANDARA SOEKARNO-HATTA Pada bab sebelumnya telah dilakukan analisis-analisis mengenai karakteristik responden, karakteristik pergerakan responden,

Lebih terperinci

Menurut buku Kementrian Perhubungan Ditjen Perkeretaapian. (2011:h.6), dijelaskan secara umum sejarah perkertaapian yaitu

Menurut buku Kementrian Perhubungan Ditjen Perkeretaapian. (2011:h.6), dijelaskan secara umum sejarah perkertaapian yaitu BAB II TINJAUAN TEORI DAN DATA 2.1 Sejarah Perkeretaapian Indonesia Menurut buku Kementrian Perhubungan Ditjen Perkeretaapian (2011:h.6), dijelaskan secara umum sejarah perkertaapian yaitu perjalanan panjang

Lebih terperinci

2015 STASIUN TRANSIT MONORELBERBASIS SISTEMTRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT

2015 STASIUN TRANSIT MONORELBERBASIS SISTEMTRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung telah mengalami perkembangan pesat sebagai kota dengan berbagai aktivitas yang dapat menunjang pertumbuhan

Lebih terperinci