BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perusahaan membutuhkan perencanaan strategis untuk pengembangan sumber informasi yang dimiliki. Encarta World English Dictionary mendefinisikan strategi sebagai Perencanaan yang memikirkan dengan hati-hati suatu kegiatan untuk mencapai suatu tujuan, atau seni dalam pengembangan atau pelaksanaan suatu perencanaan (Bloomsbury Publishing Plc/Microsoft Corporation,1999). Definisi lain mengenai strategi adalah Strategi merupakan formula yang memiliki basis sangat luas mengenai bagaimana bisnis dijalankan untuk bersaing, tujuan yang akan dicapai, dan kebijakan apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan ( Porter,1980). Definisi diatas secara jelas memasukkan pemikiran mengenai suatu perencanaan yang memiliki hubungan kuat dengan suatu tujuan, dan juga bagaimana mencapai tujuan menggunakan beberapa perencanaan. Menurut Encarta World English Dictionary, merencanakan adalah Menyusun terlebih dahulu dengan detail bagaimana sesuatu dilaksanakan atau diorganisasikan. Dalam kamus diatas perencanaan didefinisikan Metode untuk mengerjakan sesuatu yang disusun terlebih dahulu dengan detail sebelum dimulai dan dapat dituliskan atau diingat dalam memori. Perencanaan strategis (strategic planning) merupakan kombinasi definisi dari perencanaan dan strategi, sebab dari itu kegiatan dalam perencanaan strategi adalah perencanaan strategis.

2 8 Alasan utama mengapa perencanaan strategis menolong bisnis mencapai tujuan strategisnya, adalah karena suatu rencana yang ditulis dengan baik dapat menjelaskan secara jernih misi bisnis, tujuan strategis, strategi untuk mencapai tujuan (jangka pendek atau jangka panjang) dan manuver taktis yang diperlukan untuk menjalankan strategi dalam organisasi (NextLevel Associates, 2001). Rencana strategis harus diketahui (dan digunakan oleh) keseluruhan organisasi, khususnya key person, yang benar-benar perlu memiliki pemahaman yang baik mengenai tujuan bisnis. Menurut Liberty Systems (2002) rencana strategis yang baik seharusnya : the glue between the day-to-day activities and the organisation s long term vision a guide for decision making and in setting priorities flexible to adapt to a changing business environment a tool for measuring progress according to the organizational objectives 2.1 Perencanaan Strategis Perkembangan bisnis yang pesat telah memaksa hampir semua perusahaan untuk tidak hanya memikirkan lingkungan internal perusahaan saja, tetapi juga lingkungan eksternal. Lingkungan eksternal meliputi pesaing, pemasok, sumber daya yang terbatas, peraturan pemerintah, pelanggan, kondisi sosial ekonomi, dan perkembangan teknologi. Semua faktor tersebut harus terus diantisipasi, dimonitor, diukur dan dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan eksekutif Untuk menangani segala sesuatu yang berhubungan dengan perkembangan dan laba perusahaan secara efektif, eksekutif harus bertanggung jawab terhadap

3 9 proses-proses manajemen yang dapat mempertahankan dan meningkatkan posisi perusahaan yang dipimpinnya dalam mengantisipasi perubahan lingkungan dan kebutuhan yang seringkali tidak dapat diprediksi. Thompson dan Strickland (2004, pp 3) mendefinisikan perencanaan strategi sebagai kumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan implementasi dari rencana yang dirancang untuk mencapai tujuan suatu perusahaan. Strategi mencerminkan pengertian suatu perusahaan atas bagaimana, kapan, dan dimana perusahaan tersebut berkompetisi, terhadap siapa perusahaan tersebut berkompetisi, dan untuk tujuan apa perusahaan tersebut berkompetisi Finkelstein (1989, pp 158) membagi perencanaan strategi menjadi dua bentuk utama, yaitu : 1. Perencanaan strategi perusahaan 2. Perencanaan strategi sistem informasi Perencanaan strategi perusahaan atau dapat disebut sebagai perencanaan perusahaan, dilaksanakan pada tingkat tertinggi dari perusahaan; sedangkan perencanaan strategi sistem informasi, atau dapat disebut sebagai perencanaan sistem, dilakukan di departemen pemrosesan data. Untuk menggabungkan perencanaan sistem dan perencanaan perusahaan, beberapa perusahaan meletakkan fungsi perencanaan sistem tersebut sebagai bagian dari perencanaan perusahaan yang tidak terpisahkan.

4 Sistem Informasi Data ialah kelompok teratur simbol yang mewakili kuantitas, tindakan, benda dan sebagainya. Data terbentuk dari karakter yang berupa alphabet, numerik atau simbol khusus seperti; *,$ dan sebagainya. Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang STMIKMJ (2004). Gambar 2.1 menunjukkan bagaimana mengubah data menjadi informasi. Data Pengolah Informasi Penyimpan Gambar 2.1 Data dan Informasi (STMIKMJ,2004) Menurut STMIKMJ (2004) sifat /atribut Informasi : Tepat waktu (timely) Ketelitian (precision) Ketepatan (accurancy) Dapat dihitung (quantifiable) Dapat diperiksa (verifiable) Dapat diakses ( accessible) Bebas dari bias ( freedom from bias) Kelengkapan ( comprehensive) Kesesuaian ( appropriateness) Kejelasan ( clarity )

5 11 Pengolahan data menurut STMIKMJ (2004 terdiri dari satu atau lebih operasi dibawah ini: Recording Sorting Merging Calculating Accumulating Storing Retrieving Reproduction Displaying Sistem Informasi Manajemen (SIM) menurut STMIKMJ (2004) didefinisikan sebagai : Sistem formal dan informal yang menyediakan informasi yang lalu, saat ini dan perkiraan yang akan datang dalam bentuk lisan maupun tulisan berkenaan dengan operasi internal perusahaan dan lingkungannya. SIM mendukung manajer, karyawan dan unsur lingkungan yang penting dengan meyediakan informasi pada waktu yang tepat untuk membantu pengambilan keputusan. Menurut STMIKMJ (2004) Informasi dapat dianggap sebagai suatu sumber daya, oleh karena itu seperti sumber daya yang lain didalam organisasi (personil, uang, material dan mesin ) dapat di managed.

6 12 Manajemen informasi menurut STMIKMJ (2004) berkenaan dengan aktivitas :! Mengolah data menjadi informasi.! Menyajikan informasi dalam, bentuk dan waktu yang tepat kepada,individu yang tepat didalam organisasi, sehingga dapat membantu proses manajemen.! Menghapus/menghilangkan informasi yang out of date, tidak lengkap, salah, dan menggantinya dengan informasi yang berguna. Davis (1993, pp68) berpendapat bahwa sebuah sistem terdiri dari bagianbagian saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran/maksud. Berarti, sebuah sistem bukanlah seperangkat unsur yang tersusun secara tak teratur, tetapi terdiri dari unsur yang dapat dikenal sebagai saling melengkapi karena satunya maksud, tujuan atau sasaran. Model umum sebuah sistem terdiri dari masukan (input), pengolah (process) dan keluaran (ouput). Menurut Davis (1993, pp28), informasi adalah data yang diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilkan keputusan saat ini atau masa mendatang. Informasi merupakan sesuatu yang nyata atau setengah nyata yang dapat mengurangi derajat ketidakpastian tentang suatu keadaan atau kejadian. Martin (2004, pp316) Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai gabungan dari teknologi informasi, prosedur, dan people, bertanggungjawab untuk memperoleh, memindahkan, mengatur dan mendistribusikan data dan informasi.

7 Perencanaan Strategis Sistem Informasi Informasi telah mucul sebagai agen integrasi dan enabler keunggulan baru untuk perusahaan-perusahaan pada saat ini di dunia bisnis global. Untuk waktu yang cukup lama hubungan antara fungsi sistem informasi dan strategi perusahaan tidak begitu menarik bagi pimpinan puncak suatu perusahaan. Sistem informasi dianggap sebagai sesuatu yang sama dengan pemrosesan data dan diperlakukan sebagai operasi pendukung kegiatan biasa sehari hari. Pada era 1980-an dan 1990-an mulai timbul kesadaran akan kebutuhan untuk menjadikan sistem informasi sebagai kepentingan strategis untuk suatu perusahaan. Konsekuensinya, perencanaan strategis sistem informasi, strategic information systems planning (SISP) menjadi suatu isu yang bersifat kritis/penting, Pant (1995). Menurut Pant (1995) perencanaan sistem informasi dimulai dengan identifikasi kebutuhan. Agar efektif, pengembangan suatu sistem yang berbasiskan komputer harusnya merupakan response atau tanggapan terhadap kebutuhan mulai pada tingkatan pemrosesan transaksi maupun tingkatan sistem informasi dan pendukung sistem yang lebih rumit atau kompleks. Perencanaan sistem informasi yang demikian memiliki banyak kemiripan dengan perencanaan strategis manajemen. Tujuan, prioritas dan otorisasi untuk proyek sistem informasi perlu di formalisasikan. Menurut Battaglia (1991), SISP merupakan analisa mengenai informasi dan prosesnya dalam suatu perusahaan menggunakan model bisnis informasi bersama dengan evaluasi resiko, kebutuhan dan keperluan saat ini. Hasilnya adalah kegiatan perencanaan yang menunjukkan adanya keinginan membahas peristiwa atau kejadian

8 14 penting untuk menyelaraskan penggunaan informasi dan kebutuhan dengan arah strategis perusahaan. Pada artikel yang sama menekankan pentingnya untuk mengingat bahwa SISP merupakan fungsi manajemen, bukan fungsi teknis. Menurut Gantthead (2004), Tujuan fundamental SISP adalah mengembangkan suatu rencana mengimplementasikan sistem yang mendukung kebutuhan bisnis. Tujuan dari tahapan SISP adalah : 1. Membuat strategi informasi berdasarkan evaluasi terhadap strategi bisnis 2. Membuat rencana pengembangan sistem berorientasi pada user untuk memenuhi kebutuhan informasi dan prioritas bisnis. 3. Mendefinisikan arsitektur untuk pengembangan sistem data-sharing yang sesuai dimasa yang akan datang. 4. Membuat suatu strategi teknis untuk memperoleh yang terbaik dari teknologi informasi yang baru. 5. Mendefinisikan organisasi fungsi sistem informasi yang paling efektif dalam perusahaan. 6. Mengevaluasi keefektivan sistem yang ada. 7. Mengidentifikasi data sebagai sumberdaya perusahaan dan membuat basis untuk menganalisa dan mengontrolnya. 8. Menilai pengaruh dari penggunaan efektif teknologi informasi pada keseluruhan organisasi dari perusahaan 9. Meningkatkan awareness manajemen mengenai pengembangan dan peluang teknologi informasi

9 15 Dalam rangka menempatkan perencanaan strategis sistem informasi dalam perspektif, berikut ini ditampilkan tahapan evolusi dari sistem informasi sesuai dengan model tiga era dari John Ward (1990) dalam Tabel 2.1 Tabel 2.1 Tiga Era Model Sistem Informasi (Ward,1990) ERA Data Processing (DP) Management Information Systems (MIS) Strategic Information Systems (SIS) KARAKTERISTIK Standalone computers, remote from users, cost reduction Distibuted process, interconnected, regulated by management service, supporting the business, user driven Networked, integrated systems, available and supportive to users, relate to business strategy, enable the business-business driven Aplikasi pada kesemuanya, yaitu era Data Processing (DP), Management Information Systems (MIS) dan Strategic Information Systems (SIS) perlu direncanakan dan dimanage sesuai dengan keberadaan dan kontribusi masa depannya terhadap bisnis. Tugas perencanaan strategis sistem informasi sulit dan sering suatu organisasi tidak mengetahui bagaimana cara untuk melaksanakannya. Perencanaan strategis sistem informasi merupakan perubahan utama untuk suatu organisasi, dari perencanaan sistem informasi berdasarkan kebutuhan user sampai pada yang berdasarkan strategi bisnis. Penekanan utama dari perencanaan strategi sistem informasi adalah bagaimana menggunakan teknologi untuk membantu supaya perusahaan mendapatkan laba lebih banyak, mendorong pertumbuhan perusahaan dan memenangkan persaingan dengan para pesaingnya.

10 16 Martin (1990, pp13) membagi perencanaan strategis sistem informasi ke dalam dua bagian : A. yang langsung menarik perhatian dari manajemen puncak (top management), terdiri dari : 1. Analisa tujuan dan masalah (analysis of goals and problems) 2. Analisis critical success factor (critical success factor analyisis) 3. Analisis dampak teknologi (technology impact analysis) 4. Visi sitem strategis (strategic system vision) B. yang menarik perhatian perancana puncak MIS (top MIS planner) terdiri dari : 5. Model keseluruhan dari fungsi-sungsi dalam perusahaan (the overview model of the functions in the enterprise) 6. Model Relasi-Entitas (entity-relationship modeling) Analisa tujuan dan masalah menciptakan suatu representasi terstruktur dari tujuan dan masalah dalam suatu perusahaan dan menghubungkan kedua hal ini dengan unit organisasi dan dengan kebutuhan informasi dan sistem. Analisa critical success factor (critical success factor analyisis) berkonsentrasi pada area-area tempat dimana things must go right, jika perusahaan tersebut harus sukses. Analisis dampak teknologi dilakukan untuk mengidentifikasi perkembangan teknologi yang pesat serta kesempatan dan ancaman bisnis yang ditimbulkannya. Jika manajemen puncak tidak baik-baik memperhatikan hal ini, maka kesempatan bisnis tidak dapat dimanfaatkan dengan baik dan bahkan dimanfaatkan oleh para pesaing. Visi sistem strategis berkonsentrasi pada kesempatan strategis untuk menciptakann sistem baru.

11 Porter s Five Forces Model Five comepetitive forces melambangkan kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi kompetisi dalam suatu industri,thompson (2004, pp80). Porter s five forces model dapat digunakan secara sistematis untuk mendiagnosa peta persaingan pada suatu pasar dan mengadakan penilaian seberapa kuat dan penting masingmasing bagian. Pada Gambar 2.2 dapat dilihat lima kekuatan : 1. Competitive rivalry melambangkan persaingan yang terjadi pada suatu industri. Persaingan ini secara garis besar dapat dikelompokkan dalam tiga bagian : a. Konsentrasi pasar ; megukur berapa banyak organisasi pada suatu pasar atau industri tertentu, dan berapa pangsa pasar yang dikuasai., Jika hanya sedikit organisasi atau perusahaan yang menguasai sebagian besar pangsa pasar maka konsentrasi pasar adalah tinggi dan pasar cenderung di monopoli. Dalam kasus seperti ini sangat sering dibutuhkan regulasi dan pengawasan dari pemerintah untuk mengurangi kartel dan price fixing. Jika pangsa pasar tersebar relatif merata diantara organisasi yang bersaing, maka pasar terfragmentasi, maka dalam hal ini pasar kompetitif. b. Competitive Advantage atau keunggulan bersaing terhadap pesaing dapat diperoleh dengan cara : merubah harga (menaikkan atau menurunkan), Diferensiasi produk (meningkatkan fitur produk, menambahkan fitur baru, atau mengubah cara memproduksi suatu produk), Saluran distribusi (menggunakan saluran distribusi baru), meningkatkan hubungan dengan suppliers

12 18 c. Intensitas Persaingan di pasar dipengaruhi sepuluh faktor utama ; banyaknya organisasi atau perusahaan (semakin banyak organisasi semakin meningkatkan persaingan karena banyak perusahaan yang berkompetisi dalam bisnis yang sama, persaingan juga meningkat apabila organisasi memiliki pangsa pasar yang sama); lambatnya pertumbuhan pasar ; high fixed cost, high storage cost, low switching cost, low levels of product differentiation, strategic stakes are high, high exit barrier, a diversity of rivals, market shakeout. 2. Supplier dan Buyers (customer) dalam value chain perusahaan ; suatu perusahaan memmbutuhkan bahan mentah, raw materials ( tenaga kerja/ labor, komponen, dan lainnya). Keadaan yang tidak terelakkan ini membuat terjadinya hubungan buyersupplier antar perusahaan. Suppliers berada pada posisi kuat ketika; supplier berada di pasar yang terkonsentrasi (pangsa pasar yang besar dikuasi sejumlah kecil perusahaan) ; tingginya biaya switching cost untuk buyers ; Pelanggan sangat kuat. Suppliers berada pada posisi lemah ketika ; banyak supplier dan product services standar atau produk yang dihasilkan komoditas; adanya ancaman backward integration, buyers terkonsentrasi. 3. Substitute adalah resiko ketika suatu produk baru masuk pasar yang dapat membuat produk organisasi sekarang ini menjadi usang atau kurang kompetitif. Pada model five forces, produk atau jasa substitusi mengacu pada produk dalam industri yang lain namun melayani kebutuhan yang sama dari pelanggan. 4. Potential entrants, bukan hanya pesaing dalam industri yang sama menjadi ancaman terhadap keberadaan suatu perusahaan, perusahaan baru yang masuk kedalam suatu industri juga menjadi suatu ancaman. Suatu perusahaan menjadi suatu

13 19 ancaman apabila perusahaan baru memiliki infrastruktur dan dasar kemampuan atau skill base yang mirip atau kompatibel. Kebanyakan perusahaan menghalangi masuknya perusahaan baru masuk dalam industri atau pasar yang sama dengan barriers to entry (pemerintah memberikan monopoli pada perusahaan tertentu untuk kepentiangan nasional, paten, skala ekonomi). Model Five competitive force berfokus pada persaingan dinamis di dunia industri, model ini mengingatkan bahwa kompetisi bukan hanya mengenai pesaing, tapi juga memberikan kerangka sederhana untuk terjadinya diskusi mengenai pengaruh kekuatan kekuatan yang ada pada five forces model terhadap organisasi. Gambar 2.2 menunjukkan five forces model New entrants threat New entrants Bargaining Power Suppliers Organisation Bargaining Power Buyers Value Chain Rivalry Subtitutes Substitution threat Gambar 2.2 Porter s Five Competitive Forces (Earl,1989)

14 Analisa Value Chain Menurut Thompson (2004,pp129), value chain suatu perusahaan adalah identifikasi kegiatan utama (primary activities) yang menciptakan nilai tambah bagi pelanggan dan kegiatan pendukung (support activities) yang berhubungan dengan proses terciptanya nilai tambah suatu produk atau jasa. Value chain mengidentifikasi beberapa kegiatan, fungsi, dan proses bisnis yang terpisah dimana kegiatan, fungsi dan proses bisnis tersebut digunakan untuk mendisain, memproduksi, memasarkan, mendistribusikan, dan mendukung suatu produk atau jasa. Gambar 2.3 menunjukkan value chain secara umum. PRIMARY ACTIVITIES Inbound Logistic Operations Outbound Logistics Marketing and Sales Services $ SUPPORT ACTIVITES Firm Infrastructures Human Resources Management Technology development Procurement Gambar 2.3 Porter s Value Chain (Porter,1985) Menurut Porter (1985), teknologi informasi merupakan salah satu kegiatan pendukung utama untuk value chain, information system technology is particularly pervasive in the value chain, since every value activity creates and uses information. Menurut Porter, perusahaan yang mampu memanfaatkan teknologi

15 21 lebih baik dari pesaingnya untuk menunjang kegiatannya akan memperoleh keunggulan bersaing. 2.6 Analisa SWOT Untuk mengetahui kekuatan atau kelemahan sumberdaya suatu perusahaan, kesempatan dan ancaman umumnya dikenal sebagai analisa SWOT, memberikan gambaran mengenai posisi bisnis suatu perusahaan secara fundamental apakah sehat atau tidak sehat. Analisa SWOT berdasarkan pada prinsip dasar bahwa usaha untuk menciptakan strategi harus ditujukan untuk menciptakan kesesuaian yang baik antara kapabilitas sumberdaya dan keadaan eksternal perusahaan, Thompson (2004,pp117). Gambar 2.4 menunjukkan analisa SWOT secara umum dalam bentuk matriks. Strengths Weaknesses Internal Opportunities Threats Eksternal Gambar 2.4 Analisa SWOT (Porter,1985) Analisa SWOT menurut Thompson (2004,pp127) bukan sekedar menuliskan daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Bagian yang paling bernilai dari analisa SWOT adalah menentukan apa yang dapat diceritakan oleh daftar tersebut mengenai keadaan perusahaan dan memikirkan tindakan yang diperlukan terhadap keadaan yang ada. Dari analisa SWOT diharapkan dapat diperoleh gambaran dan kesimpulan mengenai bagaimana strategi perusahaan dapat sejalan dengan kapabilitas

16 22 sumberdaya dan peluang pangsa pasar, serta bagaimana perusahaan mengantisipasi peluang dan ancaman yang ada. 2.7 Formulasi Strategis Sistem Informasi Michael Earl (1989) menyarankan untuk membangun strategi perusahaan, maka perlu melakukan tiga macam kegiatan (McTernan & McTernan, 2001). Earl menyatakan bahwa beberapa kelompok orang yang berbeda perlu untuk melakukan ini, dan dia menamakannya Earl s Multiple Methodology. Metodologi ini terdiri dari melaksanakan suatu analisa top down, analisa bottom up dan analisa inside out. Gambar 2.5 menjelaskan formulasi strategi sistem informasi Analytical Evaluative Creative Business goals and plans Current Systems IT opportunities Clarify, articulate, Find Key success factor Where are we now Techniques process and environment Senior Management User Socialists Brightsparks Product champions Strategic Planning Gambar 2.5 Earl s Multiple Methodology ( McTernan&Mc

17 23 Ternan,2001) Bagi Earl (1989, pp70), formulasi strategi sistem informasi harus mencakup tiga hal yaitu : 1. Kejelasan dari kebutuhan dan strategi bisnis dalam terminologi sistem informasi 2. Evaluasi dari sitem informasi yang sedang berjalan 3. Inovasi dari kesempatan strategis baru yang disediakan oleh teknologi informasi Pendekatan top-down pada intinya adalah untuk menempatkan bisnis kedalam sistem informasi. Oleh karena itu, formulasi strategi bisnis yang jelas dan terarah sangat membantu dalam hal ini. Hal ini dapat dilakukan dengan menanalisa semua strateegi bisnis dan melakukan cross check dengan sekelompok eksekutif/manajer dengan metodolgoi yang sistematis, dimulai dengan misi, tujuan, critical success factor, dan seterusnya, yang akhirnya akan menurunkan sistem informasi yang dibutuhkan Top down Analisis top down atau top down clarification menurut Earl, adalah analisa dimana senior manajemen mendefinisikan strategi bisnis dengan mengidentifikasi dan menyepakati suatu tujuan bisnis melalui interview, tukar pikiran, debat dan kebijakan yang digunakan saat ini (McTernan & McTernan, 2001;Earl,1989). Ketika tujuan telah diuraikan, saatnya untuk mengidentifikasi critical success factor untuk strategi, yaitu faktor-faktor yang mutlak diperlukan untuk mencapai kesuksesan sesuai dengan

18 24 tujuan bisnis untuk strategi (Earl,1989). Mengidentifikasi critica factor tersebut untuk kesuksesan adalah sangat penting. Akhirnya sistem informasi yang mendukung critical success factor teridentifikasi (Earl,1989). Gambar 2.6 menunjukkan proses penjelasan bagaimana diperoleh critical success factor Business objectives Raise earnings per share Increase market share Improve Productivity Develop new businesses Develop Internationally Critical Success Factors Create new Find new Automate Focus on Develop an Maintain Improve quality markets products factories profit image corporate and customer worldwide wide control response Information Systems needs Develop Install new Investigate Develop Enhance Explore CAD Develop a customer products and FMS profit financial links with worldwide intelligence patent analysis controls customers products systems database systems database Gambar 2.6 Dari Business Objectives menuju Critical Success Factor dan Sistem Informasi (Mc Ternan& Mc Ternan,2001)

19 25 Ketika critical success factors telah teridentifikasi, hal ini memungkinkan untuk melihat dimana penggunaan sistem informasi yang memberikan keuntungan untuk bisnis. Sebagai contoh, jika meningkatkan earning per share adalah salah satu tujuan bisnis, perusahaan akan memfokuskan kegiatan pada profit (sebagai factor kristis). Sistem informasi yang dapat meningkatkan financial control akan menolong tercapainya fokus yang lebih baik terhadap profit, dan karenanya menjadi pendukung factor kritis focus on profit. Hal ini adalah cara yang baik untuk menerapkan sistem informasi untuk mendukung strategi organisasi Bottom-up Analisa Bottom-up adalah analisa mengenai keadaan sekarang. Dalam evaluasi ini pertanyaan- pertanyaan berikut perlu di pertanyakan : Bagaimana tingkat reliable sistem? Bagaimana tingkat kemudahan (easy) untuk dipelihara (maintain)? Bagaimana tingkat cost effective nya? Bagaimana pengaruhnya terhadap bisnis? Bagaiamana mudah (easy) penggunaannya? Seberapa sering digunakan? Bagaimana kondisi hubungan antara user specialist? Hal yang perlu menjadi perhatian adalah hubungan atau interaksi antar sistem. Interaksi ini dan evaluasi dapat ditunjukkan secara grafis menggunakan sistem pemetaan atau cara lain. Sistem yang ada sekarang dapat diuji mengenai kekuatan dan

20 26 kelemahannya. Ide nya adalah untuk menganalisa bagaimana kinerja organisasi atau perusahaan pada saat sekarang, dan menemukan potensi kesenjangan antara kegiatan yang dilaksanakan dan strategi bisnis. Alasan menamakan aktifitas ini bottom up adalah karena pada proses ini user dan specialists merupakan key players, bukan manajemen. Users dan specialists melaporkan bagaimana mempersepsikan keadaan sekarang, kemudian laporan ini dikumpulkan dan dianalisa. Suatu tool untuk melakukan ini dinamakan System Audit Grid. Gambar 2.7 menunjukkan system audit grid High Technical Quality Renew Maintain Business Value Divest Reasses Low High Gambar 2.7 System Audit Grid (Applegate, 2004) Pada sudut kiri bagian atas dari grid : jika keduanya, yakni user dan technician memberikan penilaian pada suatu sistem dengan nilai yang rendah, sarannya adalah lepaskan sistem tersebut. Jika tidak berguna bagi siapapun, kenapa harus dipertahankan? Jika user menilai sistem dengan baik namum technician

21 27 sebaliknya (sudut kiri bagian bawah pada grid), sarannya adalah update sistem. Pada sudut kanan bagian atas, jika users menilai sistem tidak baik, namun technician menilai baik, sarannya adalah re-asses atau mengadakan peninjauan kembali terhadap sistem. Pada sudut kanan bagian bawah dari grid, sarannya adalah mempertahankan dan meningkatkan sistem Inside out Dalam proses ini organisasi harus melihat keluar; mencari peluang yang terdapat dalam IT untuk meningkatkan bisnis dan organisasi menjadi suatu keunggulan kompetitif (Earl,1989). Untuk mencapai inovasi baru, diperlukan penelitian. Dalam bahasan mengenai inside out Earl(1989) menyebutkan bagaimana cara yang tepat memanfaatkan brightsparks (umumnya manejer muda dengan ide-ide inovatif) dan produk champion dalam perusahaan yang memungkinkan inovasi kreatif baru dalam strategi sistem informasi. Pendekatan bottom up dilakukan untuk mempelajari sistem informasi yang telah ada dan menempatkanya pada sistem audit grid yang berfungsi untuk mengevaluasi sistem informasi tersebut baik secara kualitas teknis maupun secara nilai bisnis. Oleh karena itulah diperlukan survey serta mengajak partisipasi dari pengguna dan spesialis sangat dibutuhkan untuk mengevaluasi sistem informasi yang telah ada tersebut Pendektan inside-out pada dasarnya dilakukan untuk mengidentifikasikan kesempatan-kesempatan bisnis yang disediakan oleh perkembangan teknologi

22 28 informasi sehingga dapat menghasilkan keuntungan kompetitif atau menciptakan alternatif strategi yang baru. 2.8 Asuransi Asuransi pada dasarnya juga adalah suatu mekanisme untuk mengalihkan resiko (ekonomi) perorangan menjadi resiko kelompok. Datangnya suatu resiko, termasuk resiko sakit, seringkali tidak dapat diperhitungkan, sehingga apabila resiko itu ditanggung masing-masing orang yang terkena resiko, beban resiko (ekonomi) adalah berat. Tetapi, apabila resiko perorangan itu dialihkan menjadi resiko kelompok (Risk-Sharing) maka resiko itu dapat diperhitungkan. Sulastomo (1995, pp9). Hukum bilangan banyak (TheLaw of Large Numbers), mengatakan, semakin besar jumlah anggota kelompok, maka semakin pasti resiko yang diperkirakan akan menjadi beban perorangan. Maka dapat dikatakan, bahwa mekanisme asuransi adalah suatu alat untuk merubah resiko perorangan yang tidak pasti menjadi pasti. Dari ketidakpastian menjadi suatu kepastian. Manifestasinya adalah bahwa peserta asuransi diwajibkan membayar iuran/premi yang jumlahnya kecil untuk dapat melindungi diri, apabila terkena suatu resiko yang mungkin besar. Karena itu, didalam prinsip asuransi, menghitung resiko (risk) adalah sangat penting. Teori untuk menghitung resiko dikenal sebagai suatu ilmu tersendiri, yaitu aktuaris. Untuk menentukan/menghitung resiko memerlukan analisa actuarial (actuarial analysis) dari suatu kelompok masyarakat atas suatu kejadian, misalnya kecelakaan, kebakaran, jiwa dan lain-lain.

23 29 Meskipun demikian, aplikasi prinsip asuransi didalam pelayanan kesehatan asuransi kesehatan, diwarnai oleh sifat pelayanan kesehatan, dimana sifat pelayanan kesehatan yang bersifat sosial selalu terkait pada nilai suatu bangsa tanpa mengurangi aspek ekonomi dari pelayanan kesehatannya sendiri. Program asuransi kesehatan, mengenal bentuk hubungan tiga pihak (Tripartite-relationship), antara Badan Penyelenggara Asuransi Kesehatan-Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK/Health-Provider), yaitu RS/Dokter/Apotik dan peserta asuransi kesehatan (konsumen). Dalam bentuk hubungan seperti ini, peserta asuransi akan memperoleh pelayanan kesehatan dari PPK dan kemudian PPK mengklaim pada Badan Penyelenggara Asuransi Kesehatan sesuai dengan perjanjian, sedangkan Badan Penyelenggara Asuransi Kesehatan menerima pembayaran premi peserta asuransi kesehatan. Pada hubungan ini, peserta dapat juga membayar terlebih dahulu pada PPK dan kemudian memperoleh penggantian dari Badan Penyelenggara Asuransi Kesehatan, sesuai kontrak (indemnity). PT.XYZ menganut prinsip-prinsip asuransi kesehatan social (Social Health Insurance). Konsep asuransi kesehatan sosial merupakan konsep asuransi dimana prinsip kesehatan sebagai suatu pelayanan sosial masih dijunjung tinggi. Ada suatu prinsip bahwa untuk memperoleh pelayanan kesehatan tidak boleh semata-mata berdasar status sosial, sehingga masyarakat lapisan. bawah terhambat untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Prinsip ini, agaknya universal, yang membedakan pelayanan kesehatan dengan komoditi jasa lainnya

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Strategis Perkembangan bisnis yang pesat telah memaksa hampir semua perusahaan untuk tidak hanya memikirkan lingkungan internal perusahaan saja, tetapi juga lingkungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. tetapi juga harus didukung oleh lingkungan internal yang baik. Lingkungan internal

BAB 2 LANDASAN TEORI. tetapi juga harus didukung oleh lingkungan internal yang baik. Lingkungan internal BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan Strategi Lingkungan dunia usaha yang terus berkembang menuntut hampir semua perusahaan untuk tidak hanya memikirkan lingkungan eksternal perusahaan saja, tetapi juga

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Dasar Enterprise Arsitektur 3.1.1. Enterprise Architecture Enterprise Architecture atau dikenal dengan arsitektur enterprise adalah deskripsi yang didalamnya termasuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Strategic Strategy dalam sebuah perusahaan terdiri dari beberapa pergerakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang manager lakukan untuk mengembangkan bisnis, menarik dan melayani

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satunya adalah penelitian yang melakukan analisa lingkungan internal dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satunya adalah penelitian yang melakukan analisa lingkungan internal dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian yang dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan kajian. Berikut ini adalah pemaparan secara singkat yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani strategos yang dapat diterjemahkan sebagai komandan militer. Pada awalnya kata ini dipergunakan untuk kepentingan militer saja, tetapi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain

BAB II LANDASAN TEORI. semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Rekayasa Informasi Saat ini banyak perusahaan-perusahaan yang sudah memanfaatkan sistem informasi untuk mendukung aktivitas perusahaan. Sebagian besar pemanfaatan sistem

Lebih terperinci

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS Prentice Hall, 2002 8-1 PENTINGNYA MANAJEMEN STRATEGIS APA YANG DIMAKSUD MANAJEMEN STRATEGIS? Sekumpulnan keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja organisasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Menurut Robbins dan Coulter dalam Tisnawatisule dan Saifullah (2005), perencanaan sebagai sebuah proses yang dimulai dari penerapan tujuan organisasi, menentukan strategi

Lebih terperinci

BAB III Landasan Teori

BAB III Landasan Teori BAB III Landasan Teori 3.1 Sistem Informasi Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial

Lebih terperinci

Tinjauan Umum Functional Strategy Riri Satria

Tinjauan Umum Functional Strategy Riri Satria Tinjauan Umum Functional Strategy Riri Satria Konsultan manajemen stratejik dan pengembangan organisasi ririsatria@yahoo.com Topik hari ini Review tentang strategi. Pengenalan strategi pemasaran. Pengenalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan sistem dan teknologi informasi berkembang sangat pesat dalam berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka dimungkinkan penerapan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang didisain untuk dapat menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Business Model Menurut Alan Afuah business model adalah kumpulan aktivitas yang telah dilakukan sebuah perusahaan, bagaimana hal tersebut dilakukan, dan

Lebih terperinci

Diskusi mengenai topik minggu lalu.

Diskusi mengenai topik minggu lalu. Topik hari ini Diskusi mengenai topik minggu lalu. Review tentang strategi. Pengenalan strategi pemasaran. Pengenalan strategi produksi / operasi. Pengenalan strategi sumber daya manusia. Pengenalan strategi

Lebih terperinci

BAB 3 PENTINGNYA TEKNOLOGI INFORMASI

BAB 3 PENTINGNYA TEKNOLOGI INFORMASI BAB 3 PENTINGNYA TEKNOLOGI INFORMASI A. Keunggulan Kompetitif Keunggulan kompetitif adalah kemampuan perusahaan untuk memformulasi strategi pencapaian peluang profit melalui maksimisasi penerimaan dari

Lebih terperinci

STRATEGI DAN PELUANG YANG KOMPETITIF. Pertemuan 03 3 SKS

STRATEGI DAN PELUANG YANG KOMPETITIF. Pertemuan 03 3 SKS Materi 1. Era Informasi 2. Strategi dan Peluang Yang Kompetitif 3. Database dan Database Warehouse 4. Desain Database 5. Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas 6. E-Commerce STRATEGI DAN PELUANG

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RUMAH Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan pangan. Rumah biasanya digunakan manusia sebagai tempat berlindung dari panas matahari dan hujan. Selain

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Informasi. dikerjakan di masa yang akan datang (Sukarno, 2002, p129).

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Informasi. dikerjakan di masa yang akan datang (Sukarno, 2002, p129). BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Perencanaan adalah proses untuk mengkaji apa yang hendak dikerjakan di masa yang akan datang (Sukarno, 2002,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peranan Teknologi informasi Dengan semakin meningkatnya perkembangan teknologi dan persaingan bisnis sampai dengan saat ini, membuat organisasi atau perusahaan membutuhkan keberadaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Strategic Company Strategy merupakan kombinasi dari pergerakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang manager lakukan untuk melayani pelanggan, dapat memenangkan

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen dan Perencanaan Strategis SI/TI (Pertemuan Pertama) Perencanaan Strategis Sistem Informasi (Ward-Peppard)

Sistem Informasi Manajemen dan Perencanaan Strategis SI/TI (Pertemuan Pertama) Perencanaan Strategis Sistem Informasi (Ward-Peppard) Sistem Informasi Manajemen dan Perencanaan Strategis SI/TI (Pertemuan Pertama) Perencanaan Strategis Sistem Informasi (Ward-Peppard) 1 Pokok Bahasan dalam Perencanaan Strategis Sistem Informasi (Ward-Peppard)

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Business Plan Kerangka pikir penulis untuk model bisnis ini terdiri dari delapan langkah yaitu diantaranya berupa : 1. Identifikasi business model saat ini : dimana

Lebih terperinci

Membangun Strategi SI/TI

Membangun Strategi SI/TI Pendahuluan Membangun Strategi SI/TI Hendri Sopryadi, M.T.I Informasi telah menjadi agen integrasi dan enabler bagi kompetensi baru untuk perusahaan dalam persaingan saat in Namun apakah paradigma perencanaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Apabila mengharapkan penerapan TI yang optimal, dibutuhkan strategi

BAB II LANDASAN TEORI. Apabila mengharapkan penerapan TI yang optimal, dibutuhkan strategi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Strategi STI Apabila mengharapkan penerapan TI yang optimal, dibutuhkan strategi STI yang selaras dengan strategi bisnis perusahaan. Hal ini sangat diperlukan agar investasi yang

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI PADA LEMBAGA PENDIDIKAN GILLAND GANESHA PALEMBANG

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI PADA LEMBAGA PENDIDIKAN GILLAND GANESHA PALEMBANG PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI PADA LEMBAGA PENDIDIKAN GILLAND GANESHA PALEMBANG Dina Widiana (Dyna_Chuby@yahoo.com), Gesy Varadiba (gvaradiba@yahoo.com) Hendri Sopryadi (Hendri@mdp.ac.id) STMIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis dalam era informasi ini sangat kompetitif.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis dalam era informasi ini sangat kompetitif. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis dalam era informasi ini sangat kompetitif. Informasi merupakan kekuatan vital dalam menentukan jalannya suatu perusahaan, karena informasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Informasi 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Perencanaan adalah proses untuk mengkaji apa yang hendak dikerjakan di masa yang akan datang (Sukarno,

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Langkah-langkah penelitian 3.1.1 Observasi di PT Pertamina Gas Pada tahap ini, dilakukan pengamatan langsung ke Departemen Sumber daya manusia PT Pertamina Gas yang

Lebih terperinci

Sistem Informasi Pendidikan

Sistem Informasi Pendidikan Sistem Informasi Pendidikan.:: Analisis dan Penyusunan Portofolio ::. Asep Wahyudin, S.Kom, M.T. Ilmu Komputer FPMIFA - Universitas Pendidikan Indonesia Inbound Logistics Operations Outbound Logistics

Lebih terperinci

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI Titien S. Sukamto Pengantar Dalam proses mencapai keselarasan dan dampaknya, diperlukan adanya pemahaman akan lingkungan bisnis dan teknologi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

BAB III METODOLOGI PENILITIAN BB III METODOLOGI PENILITIN Metodologi penelitian adalah cara yang digunakan untuk memperoleh berbagai data yang akan diproses menjadi informasi yang selanjutnya akan digunakan dalam penelitian. dapun

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Landasan Teori 3.1.1. Program Studi Sarjana Program ram studi merupakan penataan program akademik bagi bidang studi tertentu entu didedikasikan k untuk menguasai, memanfaatkan,

Lebih terperinci

ANALISA PROSES BISNIS

ANALISA PROSES BISNIS ANALISA PROSES BISNIS Pertemuan 2: Manajemen Proses Bisnis Credit to. Mahendrawati ER, Ph.D. Outline Materi 1 1. Konsep Proses Bisnis 2. Peningkatan Kinerja 3. Dokumentasi Proses Pikirkan sebuah produk/jasa

Lebih terperinci

Information Systems. Sistem Informasi untuk Keuntungan Kompetitif 16/10/2012 8:56

Information Systems. Sistem Informasi untuk Keuntungan Kompetitif 16/10/2012 8:56 Information Systems for Competitive Advantage Sistem Informasi untuk Keuntungan Kompetitif Tujuan Mengetahui model sistem umum (general system) perusahaan Memahami model lingkungan delapan elemen (eightelements

Lebih terperinci

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE Petunjuk: Berilah skor antara dimana: Tidak berhubungan sama sekali Sangat sedikit hubungannya Sedikit berhubungan Cukup berhubungan Memiliki hubungan

Lebih terperinci

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENENTUKAN POTENSI DI MASA DEPAN. Titien S. Sukamto

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENENTUKAN POTENSI DI MASA DEPAN. Titien S. Sukamto ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENENTUKAN POTENSI DI MASA DEPAN Titien S. Sukamto Mengembangkan Portofolio Aplikasi dari Perspektif Strategis Setelah memahami kondisi organisasi saat ini, langkah selanjutnya

Lebih terperinci

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana:

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana: LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE Petunjuk: Berilah nilai bobot antara - dimana: Tidak berhubungan sama sekali. Sangat sedikit hubungannya. Sedikit hubungannya Cukup berhubungan. Memiliki

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi. mengkoordinasikan kegiatan (Coulter, 1999, p200).

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi. mengkoordinasikan kegiatan (Coulter, 1999, p200). 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Definisi Perencanaan Perencanaan adalah suatu proses yang melibatkan penentuan sasaran atau tujuan organisasi, menyusun

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom. Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Keunggulan Kompetitif

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom. Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Keunggulan Kompetitif Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Edi Sugiarto, M.Kom - Supply Chain Management dan Supply Chain Management pada hakekatnya adalah jaringan organisasi yang menyangkut hubungan ke hulu (upstream) dan ke

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS LINGKUNGAN

BAB II ANALISIS LINGKUNGAN BAB II ANALISIS LINGKUNGAN Tujuan Analisis Lingkungan : untuk menilai lingkungan organisasi secara keseluruhan. Baik faktor-faktor yang berada diluar organisasi maupun yang berada didalam organisasi yang

Lebih terperinci

: Yan Ardiansyah NIM : STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

: Yan Ardiansyah NIM : STMIK AMIKOM YOGYAKARTA KARYA ILMIAH E-BUSSINESS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT disusun oleh : Nama : Yan Ardiansyah NIM : 08.11.2024 Kelas : S1TI-6C JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN

Lebih terperinci

MINGGU#3. Sistem Informasi, Organisasi, dan Strategi

MINGGU#3. Sistem Informasi, Organisasi, dan Strategi MINGGU#3 SIM Pokok Bahasan: Sistem Informasi, Organisasi, dan Strategi Tujuan Instruksional Khusus: Referensi: 1. Bab 3 : Kenneth C.Laudon & Jane P.Laudon, Management Information System, 13 rd edition,

Lebih terperinci

MENETAPKAN STRATEGI SISTEM INFORMASI BISNIS Titien S. Sukamto

MENETAPKAN STRATEGI SISTEM INFORMASI BISNIS Titien S. Sukamto MENETAPKAN STRATEGI SISTEM INFORMASI BISNIS Titien S. Sukamto Menetapkan Strategi SI Sistem dan informasi sudah ada dan dijalankan secara normal Strategi harus mengidentifikasi apa yang sebenarnya diperlukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Strategi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Berdasarkan John Ward dan Joe Peppard (2002, hal 44), strategi sistem informasi adalah suatu kebutuhan organisasi

Lebih terperinci

Analisis Proses Bisnis. Mia Fitriawati M.Kom

Analisis Proses Bisnis. Mia Fitriawati M.Kom Analisis Proses Bisnis Mia Fitriawati M.Kom Pendahuluan Paradigma bisnis dari comparative advantage menjadi competitive advantage, yang memaksa kegiatan bisnis/perusahaan memilih strategi yang tepat. Konsep

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap

LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap strategi di dalam perusahaan. Petunjuk Bobot : Berilah bobot antara 0-1 dengan

Lebih terperinci

2 Sistem Informasi untuk Keunggulan Strategis

2 Sistem Informasi untuk Keunggulan Strategis Information System Strategic Design 2 Sistem Informasi untuk Keunggulan Strategis Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom dahlia.widhyaestoeti@gmail.com dahlia74march.wordpress.com Pengertian Sistem Informasi dapat

Lebih terperinci

TINJAUAN UMUM SISTEM INFORMASI BISNIS

TINJAUAN UMUM SISTEM INFORMASI BISNIS TINJAUAN UMUM SISTEM INFORMASI BISNIS Pengolahan Informasi merupakan aktivitas utama masyarakat... MEREKAM MENCARI MENYERAP INFORMASI 80 persen waktu para eksekutif digunakan untuk berkomunikasi dan mengolah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut di bawah ini: 1. Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang pesat. Seiring dengan berjalannya perkembangan ilmu pengetahuan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang pesat. Seiring dengan berjalannya perkembangan ilmu pengetahuan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan globalisasi yang semakin berkembang pesat memberikan dampak hampir pada semua bidang usaha, hal ini mendorong perusahaan untuk harus mampu beradaptasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dikoordinasikan untuk mencapai sebuah tujuan organisasi/perusahaan.

BAB II LANDASAN TEORI. dikoordinasikan untuk mencapai sebuah tujuan organisasi/perusahaan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Strategis SI/TI Menurut Cassidy (2006), perencanaan adalah suatu harapan dalam penetapan tujuan organisasi/perusahaan dan membuat sebuah rumusan sistem perencanaan

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE WARD AND PEPPARD

LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE WARD AND PEPPARD LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE WARD AND PEPPARD Ari Wedhasmara Jurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya E-mail: a_wedhasmara@ilkom.unsri.ac.id,

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS

LAMPIRAN 1. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS LAMPIRAN. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS Kuesioner ini dibuat untuk mengevaluasi nilai dan Risiko dalam investasi teknologi informasi (TI) yang diterapkan di PT TELKOM. Petunjuk:

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS 2.1 Pemikiran Konseptual Pemikiran konseptual pada penelitian ini didasarkan pada pencarian dan pemecahan masalah yang dihadapi oleh Jatis Mobile dalam menghadapi persaingan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Analisis Keuangan Metode analisis keuangan yang digunakan dalam pengukuran pngembalian investasi bisnis SPBG adalah sebagai berikut : a. Sensitivity Analysis Pada perhitungan

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

Referensi. Buku : Systems Analysis & Design Methods (SADM), Whitten Jeffrey L, Leonny B., Kevin D., McGraw-Hill, 2004,ISBN :

Referensi. Buku : Systems Analysis & Design Methods (SADM), Whitten Jeffrey L, Leonny B., Kevin D., McGraw-Hill, 2004,ISBN : Buku : Referensi Systems Analysis & Design Methods (SADM), Whitten Jeffrey L, Leonny B., Kevin D., McGraw-Hill, 2004,ISBN : 0-07-121521-2 Analisa dan Perancangan Sistem, Keneth E. Kendall, Julie E.Kendall,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

Kotler Keller. Marketing Management. Donald Picauly, S.E., M.M.

Kotler Keller. Marketing Management. Donald Picauly, S.E., M.M. Phillip Kevin Lane Kotler Keller Marketing Management Donald Picauly, S.E., M.M. donald_pic4uly@yahoo.com Mengembangkan Strategi dan Rencana Pemasaran Pertanyaan pada bab ini 1. Bagaimana pemasaran mempengaruhi

Lebih terperinci

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS Kiki Alibasah Dosen Jurusan Sistem Informasi STMIK Sumedang Email : kikialibasah78@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. instansi pelayanan kesehatan masyarakat. Dalam hal ini pelayanan kesehatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. instansi pelayanan kesehatan masyarakat. Dalam hal ini pelayanan kesehatan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Tinjauan Pustaka Dalam dunia kesehatan pelayanan merupakan hal terpenting dalam suatu instansi pelayanan kesehatan masyarakat. Dalam hal ini pelayanan kesehatan yang tidak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perspektif Strategic Management Pendekatan strategi yang baik belum tentu dapat langsung diterapkan pada sebuah perusahaan, dan sukar menentukan formula yang tepat untuk menghitung

Lebih terperinci

Bab 2 Keputusan Perencanaan Strategi

Bab 2 Keputusan Perencanaan Strategi Bab 2 Keputusan Perencanaan Strategi Formulasi Strategi 1. Tentukan tugas utama 2. Menilai kompetensi inti 3. Menentukan urutan pemenang & urutan kualifikasi 4. Posisi perusahaan Persaingan pada Biaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2009:22), manajemen adalah proses pengkoordinasian dan pengintegrasian kegiatan-kegiatan kerja agar terselesaikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Strategis STI Cassidy (2006:41) mendefinisikan perencanaan adalah suatu proses penetapan tujuan organisasi/perusahaan, menentukan strategi untuk pencapaian tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan di PT Goldfindo Intikayu Pratama merupakan penelitian yang menggunakan metode pengumpulan data untuk menganalisis permasalahan di suatu perusahaan dengan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan L1 LAMPIRAN 1 Kuesioner Domain Bisnis Kuesioner ini dibuat dan disebarkan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan Menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Definisi Perencanaan Dalam proses manajemen, yang menjadi titik awalnya adalah perencanaan. Jadi perencanaan sebagai awal

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGI SISTEM INFORMASI PEREKRUTAN KARYAWAN PT. PRIMA KARYA SARANA SEJAHTERA STUDI KASUS KANTOR CABANG BANDUNG

PERENCANAAN STRATEGI SISTEM INFORMASI PEREKRUTAN KARYAWAN PT. PRIMA KARYA SARANA SEJAHTERA STUDI KASUS KANTOR CABANG BANDUNG JURNAL LAPORAN TUGAS AKHIR SEKRIPSI LPKIA, Vol.1 No.1, September 2017 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM INFORMASI PEREKRUTAN KARYAWAN PT. PRIMA KARYA SARANA SEJAHTERA STUDI KASUS KANTOR CABANG BANDUNG Rizal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan perencanaan strategis sistem informasi. Perencanaan strategis sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan perencanaan strategis sistem informasi. Perencanaan strategis sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang pesat menjelang abad 21 tidak hanya membutuhkan informasi yang cepat, akurat dan terpercaya, tetapi juga informasi yang dapat mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi Informasi atau Information Technology (IT) dalam bisnis telah mengalami perubahan dan perkembangan yang lumayan cepat sejak TI pertama kali di perkenalkan

Lebih terperinci

PEMBUATAN PORTOFOLIO APLIKASI DINAS XYZ

PEMBUATAN PORTOFOLIO APLIKASI DINAS XYZ PEMBUATAN PORTOFOLIO APLIKASI DINAS XYZ Khakim Ghozali, Achmad Holil Noor Ali Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember khakim@its-sby.edu, holil@its-sby.edu ABSTRAK

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

5 Kekuatan Kompetisi Dalam Strategi Industri Menurut Michael E Porter

5 Kekuatan Kompetisi Dalam Strategi Industri Menurut Michael E Porter 5 Kekuatan Kompetisi Dalam Strategi Industri Menurut Michael E Porter 8:34 PM No comments dada Dalam buku " Competitive Strategy " disebutkan bahwa terdapat 5 kekuatan strateri bisnis yang merupakan kerangka

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Kuesioner Portfolio Domain Bisnis

LAMPIRAN 1. Kuesioner Portfolio Domain Bisnis L1 LAMPIRAN 1 Kuesioner Portfolio Domain Bisnis Kuesioner ini dibuat dan disebarkan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan skripsi dengan judul Evaluasi Investasi Sistem dan Teknologi

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL

ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL 1 STRATEGI OPERASI DALAM LINGKUNGAN GLOBAL Manajemen Operasional di lingkungan global dan pencapaian keunggulan kompetitif melalui operasional 2 APA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan pada area analisis, karena bisnis-bisnis saat ini dihadapkan pada jumlah

BAB I PENDAHULUAN. persaingan pada area analisis, karena bisnis-bisnis saat ini dihadapkan pada jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan saat ini disadari atau tidak telah masuk dan melakukan persaingan pada area analisis, karena bisnis-bisnis saat ini dihadapkan pada jumlah informasi yang

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN METODE WARD AND PEPPARD DI BAGIAN POS INTERNASIONAL (Studi Kasus : PT POS PPC Bandung)

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN METODE WARD AND PEPPARD DI BAGIAN POS INTERNASIONAL (Studi Kasus : PT POS PPC Bandung) PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN METODE WARD AND PEPPARD DI BAGIAN POS INTERNASIONAL (Studi Kasus : PT POS PPC Bandung) Charel Samuel Matulessy, S.T.,M.Kom. 1 Frans Mathias P Sihombing

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto Pengembangan Strategi SI/TI Mengembangkan sebuah strategi SI/TI berarti berpikir secara strategis dan merencanakan manajemen yang efektif untuk jangka waktu

Lebih terperinci

CHAPTER 3: ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL

CHAPTER 3: ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL CHAPTER 3: ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL LINGKUNGAN EKSTERNAL Lingkungan di luar perusahaan Sifat uncontrollable Identifikasi Peluang dan Ancaman Jenis: 1. Lingkungan Jauh 2. Lingkungan Dekat FUNGSI ALE

Lebih terperinci

E-Marketing dalam E-Business

E-Marketing dalam E-Business 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang e-marketing di dalam Dalam e-business terdapat E-Marketing dimana e-marketing juga berperan dalam penyusunan sistem e- business.berikut ini adalah beberapa definisi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Pelayanan akademik dalam pekerjaan teknis administrasi, Menurut (Kotler

BAB III LANDASAN TEORI. Pelayanan akademik dalam pekerjaan teknis administrasi, Menurut (Kotler BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pelayanan Akademik Pelayanan akademik dalam pekerjaan teknis administrasi, Menurut (Kotler & Lee, 2008) setiap kegiatan yang ditawarkan dan dilakukan baik secara fisik maupun

Lebih terperinci

Pemodelan Proses Bisnis. Mia Fitriawati M.Kom

Pemodelan Proses Bisnis. Mia Fitriawati M.Kom Pemodelan Proses Bisnis Mia Fitriawati M.Kom Pemodelan Proses Bisnis Pemodelan Proses Bisnis Pemodelan Proses (process modelling) merupakan pusat dari berbagai macam bentuk pemodelan, karena pemodelan

Lebih terperinci

Peranan Pimpinan dalam Manajemen Sistem Informasi

Peranan Pimpinan dalam Manajemen Sistem Informasi Peranan Pimpinan dalam Manajemen Sistem Informasi N. Tri Suswanto Saptadi 1 sim/nts/ftiuajm Tujuan Pembahasan Menjelaskan organisasi dari Unit Layanan Informasi (Information Services Unit) Menunjukkan

Lebih terperinci

Strategic Human Resources Management and Planning Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik dan Perencanaan. Pertemuan ke-2

Strategic Human Resources Management and Planning Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik dan Perencanaan. Pertemuan ke-2 Strategic Human Resources Management and Planning Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik dan Perencanaan Pertemuan ke-2 Sumber: Mathis, R.L. and J.H. Jackson, 2010. Human Resources Management, 13th ed.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan berkembang. Tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan

Lebih terperinci

ASPEK LINGKUNGAN INDUSTRI. Lecture Note : Ir. M. Yamin Siregar, MM

ASPEK LINGKUNGAN INDUSTRI. Lecture Note : Ir. M. Yamin Siregar, MM ASPEK LINGKUNGAN INDUSTRI Lecture Note : Ir. M. Yamin Siregar, MM Analisis Lingkungan Industri Five Competitive Forces by Michael E. Porter (Model 5 Kekuatan Persaingan) Porter s Five Competitive Forces/Model

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Informasi Sistem informasi merupakan sekumpulan orang, prosedur, dan sumber daya dalam mengumpulkan, melakukan proses, dan menghasilkan informasi dalam suatu organisasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT

LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT Faktor Domain Bisnis 1. Strategic Values 1.1. Strategic Match Dititikberatkan pada tingkat/derajat dimana semua proyek teknologi informasi atau sistem informasi

Lebih terperinci

Perencanaan Kebutuhan Pengembangan Sistem Informasi

Perencanaan Kebutuhan Pengembangan Sistem Informasi Perencanaan Kebutuhan Pengembangan Sistem Informasi (Studi Kasus : Perpustakaan Daerah Kota XYZ) Paramita Mayadewi Program Studi Manajemen Informatika Fakultas Ilmu Terapan Universitas Telkom Jalam Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Melalui fungsi transformasi sumberdaya manusia, iptek dan sosial, perguruan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Melalui fungsi transformasi sumberdaya manusia, iptek dan sosial, perguruan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melalui fungsi transformasi sumberdaya manusia, iptek dan sosial, perguruan tinggi menempati posisi yang strategis dalam pembangunan masyarakat. Perkembangan masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Konsep Strategis Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan dalam perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu Bab 1 PENDAHULUAN negara yang mulai berkembang. Hal itu di buktikan berdasarkan data dari Bappenas untuk tahun 2011, Indonesia berada di peringkat 82 sebagai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN.. KATA PENGANTAR.. iv DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL.. xi DAFTAR GRAFIK..

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN.. KATA PENGANTAR.. iv DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL.. xi DAFTAR GRAFIK.. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN.. i ii iii KATA PENGANTAR.. iv DAFTAR ISI.. DAFTAR GAMBAR... vi x DAFTAR TABEL.. xi DAFTAR GRAFIK.. xii DAFTAR LAMPIRAN.. xiii

Lebih terperinci

Minggu 01 Sistem Informasi

Minggu 01 Sistem Informasi Minggu 01 Sistem Informasi Sistem Informasi (IS) adalah susunan dari orang, data, proses, dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan sebagai output

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion 40 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Market Assessment SWOT Porter s Five Forces Marketing Strategy Business Plan Conclusion Gambar 3.1 Kerangka Pikir 41 3.2. Penjelasan Kerangka Pikir Pertama-tama,

Lebih terperinci