BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sidodadi Ramunia dan Desa Baru

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sidodadi Ramunia dan Desa Baru"

Transkripsi

1 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sidodadi Ramunia dan Desa Baru Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara dengan ketinggian 30m dpl mulai bulan Mei 2016 sampai Desember Bahan dan Alat Bahan yang dipakai adalah lahan sawah yang telah dipilih yaitu lahan sawah dengan padi jenis Ciherang yang berumur 30 hari. Desa yang menggunakan burung hantu yaitu Desa Sidodadi Ramunia dan Desa tanpa burung hantu yaitu Desa Baru. Masing-masing 5 petakan lahan, jarak kedua Desa sekitar 22 Km, kertas kuisioner yang telah diisi beberapa pertanyaan dan pernyataan sebagai sumber data sekunder yang akan dibagikan kepada anggota kelompok tani maupun petani yang merupakan responden. Alat yang dipakai antara lain pacak untuk memberi label petakan lahan, meteran sebagai alat ukur, timbangan untuk mengukur hasil produksi, kamera untuk dokumentasi. Metode penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei. Metode penentuan daerah penelitian ditetapkan dengan purposive sampling (sampling dengan maksud dan tujuan tertentu). Luas persawahan yang diamati masing-masing adalah5000 m 2. Total luas lahan keseluruhan m 2. Pengambilan sampel untuk masingmasing desa dilakukan diagonal sampling sehingga terdapat 5 petakan lahan pada satu areal persawahan. Total petak lahan yaitu 10 petakan. Luas 1 petakan sampel 20m X 10 m = 200 m 2. Luas total 2000 m 2

2 Pelaksanaan Penelitian Survei Survei terhadap serangan tikus sawah dilakukan di lahan sawah rakyat di Desa Sidodadi Ramunia Kecamatan Beringin dan Desa Baru Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang. Disamping itu juga dilakukan pengisian kuisioner oleh petani (responden) mengenai persepsi petani terhadap pengendalian tikus sawah. Pengamatan pengendalian tikus sawah diperoleh dengan cara melihat langsung areal di lapangan dan melakukan wawancara terhadap petani. Analisis data Untuk menganalisis data yang di peroleh, digunakan metode dengan analisis kuantitatif korelasi.penelitian ini mencari sebab dan akibat dalam suatu gejala dan mencari hubungan diantara berbagai faktor. Variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel yang lain disebut variabel bebas (X). Variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya disebut variabel tidak bebas (Y). Pemeriksaan korelasi antara variabel dan variabel digunakan koefisien korelasi Rank Spearman`s dan dilakukan uji validitas dan reabilitas angket menggunakan analisis korelasi pearson dengan menggunakan program SPSS 22.0 Parameter pengamatan Jumlah sarang tikus aktif (lubang) Jumlah sarang tikus aktif dihitung dengan mengamati setiap sarang tikus di pematang sawah, dan menghitung sarang tikus yang aktif. Dilakukan 10 hari sekali (interval 10 hari).

3 Persentase serangan (dalam % rumpun / jumlah tanaman )(%) Persentase serangan dapat dihitung dengan menggunakan rumus ISR = Tanaman terserang (rumpun ) X 100% T. terserang + T. tidak terserang Jarak tanam padi 25cm x 25cm, jumlah rumpun padi keseluruhan 3200 rumpun/petak lahan. Dilakukan 2 kali seminggu, interval 3 hari sampai panen. Produksi panen (Kw/Ha) Produksi panen diperoleh dari responden setelah panen. Persepsi Petani terhadap Pengendalian Tikus Sawah Dengan Memanfaatkan Burung Hantu Diambil dari hasil angket yang diberikan kepada responden yang telah ditentukan dari masing-masing desa. Responden untuk angket ini diambil dari petani Dusun Banjarnegoro Desa Sidodadi Ramunia dan Dusun IV Desa Baru. Untuk Dusun Banjarnegoro terdapat 28 petani padi dan untuk Dusun IV terdapat 32 petani padi. Sampel responden diambil secara refresentatif dengan Rumus Slovin (Sugiyono,2007) yaitu sebagai berikut : n = N 1 + Ne 2 Dengan n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi e = tingkat kesalahan Berdasarkan rumus tersebut,dan menggunakan tingkat presesi 90 % (tingkat kesalahan 10%) maka diperoleh jumlah sampel sebagai berikut :

4 n = (0,10) 2 n = 38 Sehingga terdapat 19 responden untuk masing-masing desa. Korelasi Antara Jumlah Sarang Tikus Aktif dengan Persentase Serangan Tikus Sawah Untuk menganalisis korelasi antara sarang aktif dengan persentase serangan tikus sawah ditentukan 2 variabel yaitu jumlah sarang aktif sebagai variabel bebas (x) dan persentase serangan tikus sebagai variabel tidak bebas (y). Korelasi persepsi petani terhadap produksi panen Korelasi antara persepsi petani dalam pengendalian tikus sawah dengan menggunakan burung hantu terhadap produksi panen ditentukan oleh 2 variabel yaitu persepsi petani dalam pengendalian tikus sawah x dan produksi panen sebagai variabel tidak bebas y. Data persepsi petani terhadap pengendalian tikus sawah dengan menggunakan burung hantu di peroleh dari kuesioner di buat secara kuantitatif. dengan bobot nilai 1-3 dengan 3 alternatif jawaban, dimana keseluruhan jawaban terhadap kuisioner diklasifikasikan dalam 3 kategori sebagai berikut: Keterangan Bobot Nilai (a) Jawaban A berarti tinggi 3 (b) Jawaban B berarti sedang 2 (c) Jawaban C berarti rendah 1 (Samosir, 2013)

5 Koefisien korelasi sederhana dilambangkan (r) adalah suatu ukuran arah dan kekuatan hubungan linier antara dua variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y), dengan ketentuan nilai r berkisar dari harga (-1 r +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna (menyatakan arah hubungan antara X dan Y adalah negatif dan sangat kuat), r = 0 artinya tidak ada korelasi, r = 1 berarti korelasinya sangat kuat dengan arah yang positif. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan Tabel 1. Tabel 1.Pedoman tabel interpretasi koefisien korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00-0,199 Sangat rendah 0,20-0,399 Rendah 0,40-0,599 Sedang 0,60-0,799 Kuat 0,80-1,000 Sangat kuat (Sumber: Sugiyono, 2007)

6 DESKRIPSI WILAYAH Desa Sidodadi Ramunia Letak geografis dan luas wilayah Desa Sidodadi Ramunia Desa Sidodadi Ramunia adalah sebuah desa di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. Jarak ke ibukota kecamatan ± 1 km. Jarak ke ibukota kabupaten/kota ± 5 km. Desa Sidodadi Ramunia merupakan desa yang sebagian besar lahannya digunakan untuk lahan usahatani, terutama usaha tani padi. Desa Sidodadi Ramunia mempunyai total luas wilayah sebesar 779 Ha/m². Dengan rincian sebagai berikut : Tabel 2. Pembagian Luas Wilayah Desa Sidodadi Ramunia tahun 2015 No Keterangan Luas wilayah 1 Luas Pemukiman LuasPersawahan Luas Kuburan 3 4 Luas Pekarangan 60 5 Luas Prasaran umum lainnya 22 Sumber : Kantor kepala Desa tahun 2016 Batas-batas desa Sidodadi Ramunia dapat dilihat padatabel berikut : Tabel 3.Batas-Batas Desa Sidodadi Ramunia tahun 2015 No Keterangan Berbatasan 1 Sebelah Utara Desa Karang Anyar 2 sebelah Selatan Desa Kwala namu 3 Sebelah Timur Sungai Ular 4 Sebelah barat Desa Pasar V Kebun Kelapa Sumber : Kantor kepala Desa tahun 2016

7 Keadaan Potensi Areal Pertanian Tabel 4. Keadaan Potensi Areal Pertanian Desa Sidodadi Ramunia Tahun 2015 No Keterangan Luas lahan 1 Sawah Irigasi Teknis Tegal/ladang 24,38 3 Pemukiman 265,62 4 Lahan Kering/ Pekarangan 62 Sumber : Kantor kepala Desa tahun 2016 Keadaan Penduduk Jumlah Penduduk tahun 2010 di WKPP Sidodadi Ramunia berjumlah orang. Mata pencaharian sebagai petani orang, dan buruh tani sebanyak 634 orang, dengan petani pemilik sebanyak 5 orang. Masyarakat desa Sidodadi Ramunia mayoritasnya adalah sebagai petani dengan rincian yang dapat dilihat pada Tabel 5berikut : Tabel 5.Rincian Mata Pencaharian Penduduk Tahun 2015 No Mata Pencaharian Jumlah (orang) 1 Petani Buruh Tani Buruh Migran 53 4 PNS Pedagang Peternak 32 7 Montir Bidan/Perawat 32 9 Asisten Rumah Tangga TNI/POLRI Pengusaha Jasa Pengobatan Alternatif Pensiunan PNS/TNI/POLRI Karyawan 263 Sumber : Kantor kepala Desa tahun 2016

8 Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana Pertanian di Desa Sidodadi Ramunia dapat dilihat pada tabel 6 : Tabel 6.Sarana dan Prasarana Pertanian di Desa Sidodadi Ramunia NO Sarana Jumlah 1 Kios Saprodi Pertanian 3 2 Kilang Padi 3 3 Gapoktan 1 Sumber : Kantor kepala Desa tahun 2016 Tabel 6 menunjukkan bahwa ketersediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh petani di desa Sidodadi Ramunia cukup memadai dibidang pertaniannya. Petani di Desa Sidodadi sudah menerapkan pola tanam Pangan- Pangan-Palawija sejak tahun Pengadaan Burung Hantu Pemanfaatan dan pengembangan tyto alba dalam pengendalian hama tikus pada areal persawahan dimulai ketika adanya kegiatan pengembangan musuh alami tikus di areal perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Deli Serdang oleh BBP2TP Sumut pada tahun Lokasi kegiatan tersebut berada di Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Desa Perkebunan Ramunia, Kecamatan Pantai Labu, Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Hasil kegiatan ini diantaranya ditemukan sarang alami burung hantu yaitu di atap gedung Sekolah Dasar di Kecamatan Percut Sei Tuan dan atap gedung bangunan yang sudah tidak dipakai di Sidodadi Ramunia. Burung hantu yang ditemukan sedang bertelur,bahkan ada yang sudah menetas. Pada tahun 2012 juga ditemukan rubuha yang sudah ditempati di 2 lokasi yaitu: Desa Sidodadi Ramunia (Bapak Sutiman) dan (Bapak Jumadi). Rubuha

9 yang dihuni burung hantu berada di atas pohon besar bertempat di belakang rumah Pak Sutiman dan berjarak sekitar 200m dari areal persawahan sehingga dilakukan kerja sama dengan BPTPH Sumut, untuk mengembangkan burung hantu dalam mengendaikan tikus di areal persawahan. Dilakukan penambahan rubuha, dan pada tahun 2013 rubuha yang ditempati ada 2 buah. Pengembangan burung hantu di Desa Sidodadi Ramunia dilakukan dengan pemindahan anakan yang berumur 3-4 bulan agar burung hantu cepat menempati rubuha. Tahun 2014 dilakukan lagi penambahan rubuhan sebanyak 6 buah. Dan pada tahun 2015 rubuha yang sudah dihuni ada 5 rubuha. Rubuha ditambahi sebanyak 3 buah yang dibuat pada tiang rubuha (tidak diatas pohon) dan dilakukan pembuatan tiang hinggap di tengah sawah yang berguna untuk tempat hinggap burung hantu saat keluar dari sarang dan mengintai mangsa. Dan pada tahun 2016 rubuha yang sudah ditempati burung hantu ada 7 rubuha yang masingmasing dihuni sepasang burung hantu yang telah aktif memangsa. Desa Baru Letak geografis dan luas wilayah Desa Baru Desa Baru adalah sebuah desa di Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang. Jarak ke ibukota kecamatan ± 3 km. Jarak ke ibukota kabupaten/kota ± 5 km. Luas wilayah Desa Baru 4,32 Km 2. Desa Baru merupakan desa yang 40% lahannya digunakan untuk lahan usaha tani, terutama usaha tani padi. Desa Baru memiliki suhu rata-rata berkisar 30ºC dengan curah hujan ratarata berkisar 200 mm/tahun.tanah di desa ini termasuk tanah jenis aluvial dengan tekstur umumnya lempung berpasir.

10 Desa Baru berada di Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang. Desa ini terletak 13 km dari Ibukota Kecamatan batang Kuis, 8 km dari Ibukota Kabupaten Deli Serdang dan sekitar 42 km dari Ibukota Propinsi Sumatera Utara. Secara administratif Desa Baru mempunyai batas wilayah sebagai berikut : Tabel 7. Batas-Batas Desa Baru tahun 2015 No. Keterangan Berbatasan 1 Sebelah Utara Desa Paya Gambar 2 Sebelah Selatan Desa Tumpatan Nibung 3 Sebelah Timur Desa Beringin 4 Sebelah Barat Desa Tanjung Sari Sumber : Kantor kepala Desa tahun 2016 Keadaan Penduduk Desa Baru memiliki penduduk sejumlah jiwa dan rumah tangga, dan untuk Dusun IV terdapat 425 jiwa dengan 114 rumah tangga. Tata Guna Lahan Desa Baru mempunyai luas lahan 4,32 Km 2. Sebagian besar lahan digunakan sebagai lahan persawahan. Penggunaan lahan yang paling luas digunakan adalah untuk pertanian sawah, dan yang selebihnya digunakan untuk pertanian bukan sawah non pertanian dan pemukiman. Pola tanam yang dilakukan petani di desa ini adalah menanam padi sepanjang tahun. Sarana dan Prasarana Desa Baru juga memiliki beberapa sarana dan prasarana. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Tabel 8

11 Tabel 8. Sarana Dan Prasarana Desa Baru 2015 No Sarana dan Prasarana Jumlah 1 Kios pupuk dan pestisida 1 2 Kilang padi 1 3 Koperasi 1 4 SD/ Sederajat 2 5 SMP/sederajat 2 6 TK 2 7 Puskesmas Pembantu 1 8 Posyandu 5 9 BKIA 1 10 BPU 1 11 Prasarana Irigasi 2 12 Balai Desa 1 Sumber : Kantor kepala Desa tahun 2016

12 Sarang Tikus Aktif (lubang) HASIL DAN PEMBAHASAN Penggunaan burung hantu dalam mengendalikan tikus sawah menunjukkan hasil yang berbeda dibandingkan tanpa penggunaan burung hantu. Tabel 9 menunjukkan jumlah sarang tikus aktif di Desa Sidodadi Ramunia dan Desa Baru Kabupaten Deli Serdang. Tabel 9. Jumlah sarang tikus aktif (lubang) Waktu Pengamatan Desa Baru (Tanpa burung hantu) Sidodadi Ramunia ( Dengan burung hantu) I II III IV V Total Rataan I II III IV V Total Rataan 20 hst , hst , hst , hst hst , hst , hst , hst , hst , Hasil pengamatan menunjukkan jumlah sarang tikus aktif tertinggi terdapat di Desa yang tidak menggunakan burung hantu yaitu pada lahan IV (40 hst) dan V (30hst) dengan jumlah sarang tikus aktif 18 lubang (Tabel 9). Data ini menunjukkan keberhasilan pengendalian tikus sawah menggunakan burung hantu di Desa Sidodadi Ramunia. Teknik pengendalian menggunakan perangkap yang dilakukan petani di Desa Baru dinilai sudah tidak efektif dalam mengendalikan tikus sawah. Menurut literatur Anggara et al, (2008) indera perasa tikus sawah sangat peka. Ini menyebabkan tikus dapat menilai makanan yang aman dan menolak makanan yang tidak disukainya (beracun). Deteksi juga dapat dilakukan

13 dengan menyentuhkan sensor peraba pada permukaan benda sehingga tikus dapat menentukan arah dan mengetahui ada tidaknya rintangan. Jumlah sarang tikus aktif tertinggi di Desa Baru didapati pada saat tanaman berumur 40hst yakni sebanyak 76hst dan berkurang 6 lubang pada 50hst. Perubahan jumlah sarang tikus aktif ini menunjukkan bahwa umur tanaman padi berpengaruh terhadap serangan tikus sawah. Berdasarkan penelitian Sudarmaji (2007) dinyatakan bahwa tingkat hunian tikus bervariasi tergantung kondisi lingkungan dan tidak semua sarang dihuni (aktif). Pada periode kekurangan pakan, sarang tikus akan ditinggalkan. Pada kondisi ketersediaan pakan padi yang melimpah, populasi tikus sawah akan meningkat. Hal ini disebabkan kecepatan kelahiran yang meningkat dengan ketersediaan pakan padi. Jumlah sarang tikus aktif (lubang) Desa Baru Sidodadi Ramunia Lahan Pengamatan Gambar 5. Histogram jumlah sarang tikus aktif di Deli serdang Jumlah sarang tikus aktif terendah terdapat di Desa Sidodadi Ramunia yaitu 0 lubang. Data tersebut menunjukkan bahwa teknik pengendalian tikus sawah di Desa ini telah berhasil menekan populasi tikus yang ditandai dengan tidak ditemukannya sarang tikus aktif di lahan pengamatan. Pengendalian dengan manipulasi habitat yaitu membentuk pematang sawah dengan ukuran tinggi 15cm

14 dan lebar 20cm ternyata menyebabkan pematang sawah tersebut kurang disenangi tikus sawah untuk membangun sarang. Lam pada tahun 1983 menyebutkan bahwa tikus sawah pada umumnya menyukai habitat pematang sawah yang tinggi dan lebar. Pematang sawah yang dianjurkan dibuat rendah kira-kira tinggi kurang dari 30 cm, agar pematang tersebut tidak digunakan tikus bersarang dan berkembangbiak. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Sudarmaji, 2007) yang menjelaskan bahwa sanitasi dan manipulasi habitat akan menyebabkan tikus kehilangan tempat persembunyian sehingga secara tidak langsung menurunkan populasi tikus di daerah tersebut Jumlah sarang tikus aktif (lubang) Waktu pengamatan (hst) Gambar 6. Histogram jumlah sarang tikus aktif di Desa Baru

15 Persentase serangan (% ) Persentase serangan tikus sawah di lahan penelitian dilihat dari jumlah rumpun padi yang terserang tikus sawah. Persentase serangan tikus sawah di Desa Baru lebih tinggi dibandingkan di Desa Sidodadi Ramunia (tabel 10). Tabel 10. Persentase serangan tikus sawah di Deli Serdang (%) Waktu Pengamatan Desa Baru (Tanpa burung hantu) Desa Sidoadi Ramunia ( Dengan burung hantu) Ratarata I II III IV V Total I II III IV V Total 20 hst 0,69 1,50 0,97 1,31 1,19 5,66 1, hst 3,78 4,44 4,50 6,81 7,16 26,69 5, hst 3,81 5,81 5,38 8,00 6,81 29,81 5, hst 3,56 3,78 3,50 4,50 5,53 20,88 4, hst 2,84 2,75 2,44 3,06 3,19 14,28 2, hst 1,72 1,44 1,31 1,91 2,25 8,63 1, hst 0,44 0,44 0,38 0,25 0,88 2,59 0, hst 0,31 0,13 0,13 0,06 0,25 0,88 0, hst 0,19 0,13 0,13 0,19 0,25 0,88 0, Total 17,3 20,4 18,7 27,5 26, Rata Rata Persentase serangan tikus sawah di Desa Baru bearada dalam kategori ringan sampai sedang. Serangan sedang terjadi di Lahan 4 dan 5 yaitu 27,5 %, dan 26,3% kemudian lahan 1, 2, 3, berada dalam kategori ringan yakni < 25%. Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura dalam Pertemuan Koordinasi Percepatan Data UPSUS Tanaman Pangan Tahun 2015, menyatakan kriteria serangan hama yaitu serangan ringan jika 25%, serangan s edang jika >25-50% dan serangan berat >50% - 85% dan puso jika > 85%. Persentase serangan tikus di Desa Baru (tabel 4) tertinggi terjadi pada saat padi berumur 40 hst (fase bunting-matang susu) dengan persentase serangan 29,81% dan terendah pada saat berumur hari yaitu 0,18%. Data ini menunjukkan bahwa umur padi mempengaruhi serangan tikus sawah.

16 Rochman & Toto (1976) menyebutkan bahwa ternyata tikus sawah lebih suka menyerang tanaman padi yang sedang bunting, sehingga pada umumnya padi stadium bunting akan mengalami kerusakan yang paling tinggi. Solikhin dan Purnomo (2008) pada saat primordial kemungkinan tanaman padi mengeluarkan senyawa-senyawa tertentu, misalnya senyawa yang mudah menguap atau berupa gas (volatil) yang disukai tikus sawah. 3,50 Persentase serangan tikus (%) 3,00 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 0, Lahan pengamatan Desa Baru Sidodadi Ramunia Gambar 7. Histogram persentase serangan tikus sawah (%) Persentase serangan tikus sawah terendah terdapat di Desa Sidodadi Ramunia yaitu 0%. Data tersebut menunjukkan keberhasi;an teknik pengendalian tikus sawah yang dilakukan oleh petani di Desa Sidodadi Ramunia diantaranya pemanfaatan burung hantu dan manipulasi habittat. Pemanfaatan burung hantu yang dilaksanakan di areal perkebunan kelapa sawit mampu menekan serangan tikus dari 20 30% menjadi 5% (Erik,2008) dan menjadi alternatif yang berkesinambungan yang mampu mengendalikan tikus sawah hingga di batas ambang ekonomi (kerusakan buah digigit <5%) (Rajagukguk, 2014)

17 Persentase serangan (%) 9,00 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0, Waktu Pengamatan (hst) Gambar 8. Histogram intensitas serangan tikus sawah (%) di Desa Baru Produksi Panen (Kw/Ha) Produksi panen responden dapat dilihat pada tabel 11. Tabel 11. Produksi Panen Resonden Produksi Panen Responden Sidodadi Desa Baru Total Rata-rata Total Rataan

18 Hasil pengamatan produksi padi di Desa Sidodadi Ramunia dan Desa Baru dapat dilihat pada tabel. Produksi tertinggi terdapat di Desa Sidodadi Ramunia yaitu 57,14Kw/Ha dan produksi terendah terdapat di Desa Baru yaitu 31,18Kw/Ha. Hal ini dikarenakan adanya tingkat serangan tikus sawah yang berbeda pada masing-masing Desa dan perbedaan teknik pengendalian yang dilakukan petani. Serangan tikus sawah dapat menurunkan produksi padi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kementerian Pertanian (2013) yang menyatakan bahwa Indonesia kehilangan hasil produksi padi akibat serangan tikus sawah diperkirakan dapat mencapai ton per tahun. Usaha pengendalian yang intensif sering terlambat, karena baru dilaksanakan setelah terjadi kerusakan yang luas dan berat. Oleh karena itu, usaha pengendalian tikus sawah perlu memperhatikan perilaku dan habitatnya, sehingga dapat mencapai sasaran. Tinggi rendahnya tingkat kerusakan tergantung pada stadium tanaman dan tinggi rendahnya populasi tikus sawah yang ada. 60 Produksi panen (Kw/Ha) Sidodadi Desa Baru Responden Gambar 9. Histogram rataan produksi panen responden di lokasi pengamatan

19 Persepsi Petani terhadap Pengendalian Tikus Sawah Dengan Memanfaatkan Burung Hantu Survei menunjukkan bahwa di Desa Sidodadi Ramunia 100% responden telah mengetahui pengendalian tikus sawah dengan menggunakan burung hantu sedangkan di Desa Baru hanya 31% responden yang mengetahui pengendalian tikus sawah dengan menggunakan burung hantu 31% kurang mengetahui dan 38% tidak mengetahui (Lampiran 1). Survei menunjukkan bahwa di Desa Sidodadi Ramunia 63% responden mengetahui pengendalian tikus sawah dengan menggunakan burung hantu dari pelatihan yang pernah dilakukan di Desa tersebut oleh (BPTPH) Medan dan BBP2TP Medan, 25 % mengetahui dari PPL setempat dan 12% mengetahui dari tetangga maupun kerabat sedangkan di Desa Baru 10 % responden yang mengetahui dan kurang mengetahui mendapat informasi dari pelatihan, 20 % dari PPL dan 60 % dari tetangga maupun kerabat (Lampiran 1 ). Survei menunjukkan bahwa peran penyuluh maupun lembaga pendukung di bidang pertanian seperti GAPOKTAN sangat penting untuk petani, hal ini disebabkan masih rendahnya tingkat pendidikan petani, hampir 66 % responden di Desa Baru hanya tamat SMP /SLTA Sederajat sehingga penyuluh pertanian maupun GAPOKTAN merupakan sumber informasi yang paling dikenal petani. Sismanto (1994) memaparkan bahwa kelompok tani merupakan kelompok belajar yang bertujuan untuk saling bertukar informasi serta berbagi pengalaman tentang berbagai kemajuan di bidang pertanian. Dalam kelompok tersebut biasanya terjadi dialog dan diskusi antar anggota kelompok menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan yang mendukung usaha pertanian.

20 Korelasi Jumlah Sarang Aktif dengan Persentase Serangan Tikus Sawah Korelasi jumlah sarang tikus aktif dengan persentase serangan tikus sawah didasarkan pada hipotesis operasional sebagai berikut Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah sarang tikus aktif dengan persentase serangan tikus sawah Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah sarang tikus aktif dengan persentase serangan tikus sawah Untuk mengetahui korelasi antara julah sarang tikus aktif dengan persentase serangan tikus sawah dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 12. Analisis korelasi jumlah sarang tikus aktif dengan persentase serangan tikus sawah Hubungan antar variabel Korelasi Nilai Jumlah sarang tikus aktif (x) dengan persentase serangan (y) R xy 0,917** Korelasi signifikan pada taraf 0,01 Jumlah sarang tikus aktif (x) bersifat signifikan terhadap persentase serangan tikus sawah (y) dengan koefisien korelasi adalah 0, 917 (Ha diterima dan Ho ditolak) dengan tingkat korelasi sangat kuat. Pada pengamatan dapat diketahui bahwa tinggi rendahnya jumlah sarang tikus aktif diikuti dengan tinggi rendahnya tingkat persentase serangan tikus sawah. Hal ini disebabkan oleh sifat alami tikus yang memilih habitat yang memberikan perlindungan dan aman dari gangguan predator serta dekat dengan sumber pakan dan air. Soedarmaji (2007) yang mengatakan bahwa sarang tikus berfungsi sebagai tempat berlindung, memelihara anak dan menimbun pakan. Pada stadium fase vegetatif,konstruksi sarang masih dangkal, pendek dan belum banyak cabang. Setelah pertumbuhan tanaman padi mencapai stadium generatif, konstruksi sarang menjadi lebih dalam dan bercabang cabang serta memiliki pintu keluar lebih dari satu.

21 Korelasi Persepsi Petani Terhadap Produksi Panen Untuk mengetahui hubungan persepsi petani dalam pengendalian tikus sawah terhadap produksi panen dapat dilihat pada tabel 13. Tabel 13. Analisis korelasi persepsi petani terhadap pengendalian tikus sawah dengan produksi panen Hubungan antar variabel Korelasi Nilai Jumlah persepsi petani (x) dengan produksi panen (y) R xy 0,810** Korelasi signifikan pada taraf 0,01 % Persepsi petani dalam mengendalikan tikus sawah (x) bersifat signifikan terhadap produksi panen (y) dengan koefisien korelasi adalah 0,810 (korelasi kuat) sehingga Ha diterima dan Ho ditolak (Tabel 13). Pada pengamatan dapat diketahui bahwa pemahaman pengendalian tikus sawah diikuti dengan tinggi rendahnya produksi. Persepsi petani terhadap pengendalian organisme pengganggu tanaman (termasuk tikus sawah) mempengaruhi produktivitas lahan petani. Dengan tingkat kesadaran ramah lingkungan yang petani terapkan, misalnya pengguanaan musuh alami dan penekanan pemakaian pestisida, meningkatkan produksi lahan karena mengurangi residu pestisida lahan, sedangkan persepsi penaganan OPT dengan penggunaan pestisida akan mengakibatkan penurunan produktivitas lahan petani akibat residu yang ditimbulkan. Dari pengamatan di Desa Sidodadi Ramunia tingkat keberhasilan penggunaan burung hantu dianggap efektif karena berhasil menekan populasi tikus sawah. Hal ini dilihat dari data sekunder pengamat di Desa Sidodadi Ramunia pada tahun 2010 dari 328 Ha areal persawahan yang ditanami padi terdapat sekitar 8,2 Ha lahan padi yang terserang hama tikus dengan intensitas

22 ringan sampai dengan sedang, sedangkan pada tahun 2011 jumlah lahan yang terserang hama tikus naik menjadi 9,6 Ha dengan intensitas ringan sampai dengan berat. Pada tahun 2012, tanaman padi yang terserang hama tikus mencapai 11,2 Ha pada intensitas ringan sampai dengan sedang. Tingginya serangan hama yang mengakibatkan kerugian besar bagi petani tersebut mendorong penyuluh dari BPTPH SUMUT untuk melakukan pengenalan program pengendalian tikus menggunakan musuh alami burung hantu Menurut Widodo (2000), hasil penelitian menunjukkan bahwa kotoran burung hantu Tyto alba 99% adalah jenis tikus, sedangkan yang 1% adalah serangga. Keberhasilan pemanfaatan burung hantu ini didukung oleh persepsi dan perilaku petani dalam mengendalikan tikus sawah, yang pada umumnya merupakan anggota dari kelompok tani. Sehingga penyuluh di Desa ini memanfaatkan Kelompok tani tersebut sebagai sarana dalam pengenalan dan pengembangan burung hantu. Seperti yang dinyatakan oleh Sismanto (1994), kelompok tani merupakan kelompok belajar yang bertujuan untuk saling bertukar informasi serta berbagi pengalaman tentang berbagai kemajuan di bidang pertanian. Dalam kelompok tersebut biasanya terjadi dialog dan diskusi antar anggota kelompok menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan yang mendukung usaha pertanian. Peran kelompok sendiri dibagi menjadi unit belajar, unit kerjasama, unit produksi, dan unit bisnis. Dengan melihat peranan kelompok tani, maka prospek, perkembangan, dan keberhasilan program pengendalian hama tikus menggunakan burung hantu sebagai musuh alami akan sangat tergantung pada peranan kelompok tani yang bersangkutan.

23 Peranan kelompok tani yang merupakan wadah bagi petani untuk saling berbagi pengalaman, bertukar informasi, teknologi serta inovasi di bidang pertanian akan mepengaruhi keberhasilan kegiatan-kegiatan yang diprogramkan. Dalam pengembangan program pengendalian hama tikus menggunakan burung hantu di Desa Sidodadi Ramunia, sudah mulai muncul kesadaran masyarakat petani akan keunggulan burung hantu dalam mengatasi hama tikus. Hal ini terlihat dari ketua kelompok tani maupun perangkat desa yang mulai mencari informasi dan mengajukan proposal-proposal untuk memperoleh bantuan karantina, rubuha, maupun burung hantu kepada Dinas Pertanian. Semangat yang dimiliki pemerintah desa maupun pengurus kelompok tani menjadikan anggota kelompok tani terlibat dan berpartisipasi secara aktif dalam pelaksanaan kegiatan, hal ini terlihat dari kerjasama, koordinasi, serta peranan kelompok tani yang sudah memulai program pengendalian tikus menggunakan burung hantu.

24 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Sarang tikus aktif terbanyak terdapat di Desa Baru dengan jumlah 18 sarang aktif dan terendah di Desa Sidodadi Ramunia yaitu 0 sarang aktif. 2. Persentase serangan tikus tertinggi terjadi di Desa Baru pada berumur 40hst dengan persentase serangan 29,81% 3. Produksi tertinggi terdapat di Desa Sidodadi Ramunia yaitu 57,14 Kw/Ha dan produksi terendah terdapat di Desa Baru yaitu 31,18 Kw/Ha.. 4. Di Desa Sidodadi Ramunia pengendalian tikus sawah dengan menggunakan burung hantu telah diketahui oleh seluruh responden sedangkan di Desa Baru hanya 31% yang mengetahui, 31% kurang mengetahui dan 38% tidak mengetahui 5. Jumlah sarang tikus aktif memiliki korelasi searah yang kuat dengan intensitas serangan tikus sawah dengan nilai 0, Persepsi petani terhadap pengendalian tikus sawah memiliki korelasi searah yang kuat dengan produksi panen dengan nilai 0,810 Saran Sebaiknya dilakukan pengamatan serangan tikus sawah di lahan yang masih kurang dari 1 tahun menggunakan burung hantu dalam mengendalikan tikus sawah dengan lahan yang sama sekali belum menggunakan burung hantu.

I. PENDAHULUAN. D.I.Yogyakarta tahun mengalami penurunan. Pada tahun 2013

I. PENDAHULUAN. D.I.Yogyakarta tahun mengalami penurunan. Pada tahun 2013 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta (D.I.Yogyakarta) masih memiliki areal pertanian yang cukup luas dan merupakan salah satu daerah pemasok beras dan kebutuhan pangan lainnya di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada kegiatan industri yang rumit sekalipun. Di bidang pertanian air atau yang

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada kegiatan industri yang rumit sekalipun. Di bidang pertanian air atau yang 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Air sangat penting bagi kehidupan manusia, hampir semua kegiatan makhluk hidup dimuka bumi memerlukan air, mulai dari kegiatan rumah tangga sehari-hari sampai

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

Mengenal Tikus Sawah

Mengenal Tikus Sawah AgroinovasI Mengenal Tikus Sawah Tikus sawah (Rattus argentiventer Rob & Kloss) merupakan hama utama tanaman padi dari golongan mammalia (binatang menyusui), yang mempunyai sifat-sifat yang sangat berbeda

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive (sengaja), karena Desa

III. METODE PENELITIAN. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive (sengaja), karena Desa III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penetuan Daerah Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di desa Paluh Sibaji, Kecamatan Pantai Labu. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive (sengaja), karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010). BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Air merupakan salah satu komponen penting untuk kehidupan semua makhluk hidup di bumi. Air juga merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kebutuhan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM. dan berpenduduk jiwa dengan luas wilayah 90,58 km 2. Kecamatan Raman. Utara memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

GAMBARAN UMUM. dan berpenduduk jiwa dengan luas wilayah 90,58 km 2. Kecamatan Raman. Utara memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut : 44 IV. GAMBARAN UMUM A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Raman Utara Kecamatan Raman Utara merupakan bagian wilayah Kabupaten Lampung Timur dan berpenduduk 35.420 jiwa dengan luas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Lampung Tengah. Kecamatan Bangun Rejo merupakan pemekaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Padi adalah salah satu bahan makanan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis Kabupaten Subang merupakan kabupaten yang terletak di kawasan utara Jawa Barat. Luas wilayah Kabupaten Subang yaitu 2.051.76 hektar atau 6,34% dari

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Pulorejo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Batas-batas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sebagai penyedia pangan yang cukup bagi penduduknya dan pendukung

I. PENDAHULUAN. sebagai penyedia pangan yang cukup bagi penduduknya dan pendukung I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kerangka pembangunan nasional, mandat utama sektor pertanian adalah sebagai penyedia pangan yang cukup bagi penduduknya dan pendukung perkembangan sektor-sektor

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Wilayah 1. Kecamatan Sekampung Udik Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan Sekampung Udik merupakan bagian wilayah Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar

Lebih terperinci

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian BAB II Deskripsi Lokasi Penelitian Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian di setiap bagian yang diperlukan dalam penelitian ini. Kita dapat mulai untuk meneliti apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Sumatra Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Sumatra Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memberikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sumatra Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Indonesia di sektor pertanian. Pertanian tersebut menyebar

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13 V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Kondisi Umum Desa Kemukten 5.1.1 Letak Geografis Desa Kemukten secara administratif terletak di Kecamatan Kersana, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi 4.1.1 Keadaan Geografis Desa Oluhuta Utara merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Luas

Lebih terperinci

Pengendalian Hama Tikus Terpadu Tikus memiliki karakter biologi

Pengendalian Hama Tikus Terpadu Tikus memiliki karakter biologi Pengendalian Hama Tikus Terpadu Tikus memiliki karakter biologi yang berbeda dibanding hama padi yang lain seperti serangga dan moluska (bangsa siput). Oleh karena itu, penanganan hama tikus di lapangan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Desa Pesawaran Indah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2007 tanggal 10 Agustus 2007 tentang Pembentukan Kabupaten

Lebih terperinci

P R O F I L DESA DANUREJO

P R O F I L DESA DANUREJO P R O F I L DESA DANUREJO PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG KECAMATAN MERTOYUDAN DESA DANUREJO ALAMAT :DANUREJO MERTOYUDAN MAGELANG TELP (0293) 325590 Website : danurejomty.wordpress.com Email : desadanurejo@yahoo.co.id

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian 60 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian Daerah penelitian terletak di Desa Fajar Asri Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah. Desa Fajar Asri

Lebih terperinci

MENGIDENTIFIKASI dan MENGENDALIKAN HAMA PADA PADI. Oleh : M Mundir BP3K Nglegok

MENGIDENTIFIKASI dan MENGENDALIKAN HAMA PADA PADI. Oleh : M Mundir BP3K Nglegok MENGIDENTIFIKASI dan MENGENDALIKAN HAMA PADA PADI Oleh : M Mundir BP3K Nglegok I. LATAR BELAKANG Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) adalah semua organisme yang menggangu pertumbuhan tanaman pokok dalam

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan 24 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak dan Luas Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Desa Merak Belantung

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. lebih baik (better farming), berusahatani lebih baik (better bussines), hidup lebih

PENDAHULUAN. lebih baik (better farming), berusahatani lebih baik (better bussines), hidup lebih PENDAHULUAN Latar Belakang Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan luar sekolah (non formal) bagi petani dan keluarganya agar berubah sikap dan perilakunya untuk bertani lebih baik (better farming),

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki 65 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wialayah Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan yang berlokasi pada dua Desa yaitu Desa Bumi Restu dan

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR Gambar 2. Areal Tanaman Padi Sawah di Desa Sei Beras Sekata Gambar 3. Areal Tanaman Padi Sawah di Desa Tanjung Selamat

DAFTAR GAMBAR Gambar 2. Areal Tanaman Padi Sawah di Desa Sei Beras Sekata Gambar 3. Areal Tanaman Padi Sawah di Desa Tanjung Selamat DAFTAR GAMBAR Gambar 2. Areal Tanaman Padi Sawah di Desa Sei Beras Sekata Gambar 3. Areal Tanaman Padi Sawah di Desa Tanjung Selamat 4000 3214,78 3240,21 2870,94 3107,57 3189,76 Produksi/Production 2000

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administrasi menjadi wilayah bagian dari Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis dan Demografis Desa Petir merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Jumlah penduduk Desa

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum dan Geografis Penelitian dilakukan di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Desa Lebak Muncang ini memiliki potensi yang baik dalam

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Alam 1. Letak geografis dan batas administrasi Desa Banjararum merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah

Lebih terperinci

Si Pengerat Musuh Petani Tebu..

Si Pengerat Musuh Petani Tebu.. Si Pengerat Musuh Petani Tebu.. Embriani BBPPTP Surabaya Gambar. Tanaman Tebu Yang Terserang Tikus Hama/pest diartikan sebagai jasad pengganggu bisa berupa jasad renik, tumbuhan, dan hewan. Hama Tanaman

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : 54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kecamatan Kretek

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kecamatan Kretek III. KARAKTERISTIK WILAYAH A. Kecamatan Kretek Kecamatan Kretek merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Bantul. Gambar 5. Peta Administrasi Kecamatan Kretek 17 18 Secara geografis Kecamatan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana mata pencaharian mayoritas penduduknya adalah melakukan budidaya berbagai komoditas pertanian. Secara geografis Indonesia merupakan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber matapencaharian dari mayoritas penduduknya, sehingga sebagian besar penduduknya menggantungkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk 35 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data penelitian yang selanjutnya akan dianalisis dan di uji sesuai dengan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tata Guna Lahan Tata guna lahan merupakan upaya dalam merencanakan penyebaran penggunaan lahan dalam suatu kawasan yang meliputi pembagian wilayah untuk pengkhususan fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan sektor pertanian selalu dikaitkan dengan kondisi kehidupan para

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan sektor pertanian selalu dikaitkan dengan kondisi kehidupan para BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian selalu dikaitkan dengan kondisi kehidupan para petani di daerah pedesaan dimana tempat mayoritas para petani menjalani kehidupannya sehari-hari,

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kecamatan Conggeang 4.1.1 Letak geografis dan administrasi pemerintahan Secara geografis, Kecamatan Conggeang terletak di sebelah utara Kabupaten Sumedang. Kecamatan

Lebih terperinci

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : Usaha tani Padi dan Jagung Manis pada Lahan Tadah Hujan untuk Mendukung Ketahanan Pangan di Kalimantan Selatan ( Kasus di Kec. Landasan Ulin Kotamadya Banjarbaru ) Rismarini Zuraida Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode yang sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua Desa dengan pola hutan rakyat yang berbeda dimana, desa tersebut terletak di kecamatan yang berbeda juga, yaitu:

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah 52 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kecamatan Pagelaran Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah Ripah Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu. Desa Pagelaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel).

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Indonesia sebagai Negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49 29 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan 78 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan UU No.33 Tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 Agustus

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bahwa kabupaten ini adalah sentra produksi padi di Provinsi Sumatera Utara.

III. METODE PENELITIAN. bahwa kabupaten ini adalah sentra produksi padi di Provinsi Sumatera Utara. 45 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian yaitu di Kabupaten Deli Serdang, dengan pertimbangan bahwa kabupaten ini adalah sentra produksi padi di Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

DAMPAK SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SLPHT) TERHADAP TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) PADA USAHATANI PADI SAWAH

DAMPAK SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SLPHT) TERHADAP TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) PADA USAHATANI PADI SAWAH DAMPAK SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SLPHT) TERHADAP TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) PADA USAHATANI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) (Studi Kasus Pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Kabupaten Banyuasin Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Selatan.

Lebih terperinci

ANALISIS PENCAPAIAN SWASEMBADA PANGAN BERAS DAN UPAYA-UPAYA YANG DILAKUKAN DI KABUPATEN SAMOSIR SKRIPSI

ANALISIS PENCAPAIAN SWASEMBADA PANGAN BERAS DAN UPAYA-UPAYA YANG DILAKUKAN DI KABUPATEN SAMOSIR SKRIPSI ANALISIS PENCAPAIAN SWASEMBADA PANGAN BERAS DAN UPAYA-UPAYA YANG DILAKUKAN DI KABUPATEN SAMOSIR SKRIPSI Oleh : DEASY CH SAGALA 070304067 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Daerah penelitian ditentukan secara secara sengaja (purposive sampling), yaitu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Daerah penelitian ditentukan secara secara sengaja (purposive sampling), yaitu III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian ditentukan secara secara sengaja (purposive sampling), yaitu Desa Parbuluan I Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi, dengan pertimbangan

Lebih terperinci

ARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI

ARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI Preview Sidang 3 Tugas Akhir ARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI DI KECAMATAN BANGOREJO, KABUPATEN BANYUWANGI Disusun: Nyimas Martha Olfiana 3609.100.049

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009 33 BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16 4.1 Keadaan Wilayah Desa Sedari merupakan salah satu desa di Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang. Luas wilayah Desa Sedari adalah 3.899,5 hektar (Ha). Batas

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Profil Kecamatan Cisarua 5.1.1. Letak dan Keadaan Geografis Secara Geografis, Kecamatan Cisarua terletak di Selatan wilayah Bogor pada 06 42 LS dan 106 56 BB. Kecamatan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG A. Letak Geografis Wilayah Kecamatan Srumbung terletak di di seputaran kaki gunung Merapi tepatnya di bagian timur wilayah Kabupaten Magelang. Kecamatan Srumbung memiliki

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DESA GEDANGAN. A. Letak Geografis, Batas dan Kondisi Wilayah. Purwodadi. Kabupaten Grobogan terletak pada sampai Bujur

IV. KEADAAN UMUM DESA GEDANGAN. A. Letak Geografis, Batas dan Kondisi Wilayah. Purwodadi. Kabupaten Grobogan terletak pada sampai Bujur IV. KEADAAN UMUM DESA GEDANGAN A. Letak Geografis, Batas dan Kondisi Wilayah Kabupaten grobogan salah satu wilayah yang secara terletak di Provinsi Jawa Tengah. Secara administratif Kabupaten Grobogan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di 38 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Lampung. Secara geografis Kabupaten Pesawaran terletak antara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Luas tanam, produksi, dan produktivitas tanaman padi dan jagung per Kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan, Tahun 2008.

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Luas tanam, produksi, dan produktivitas tanaman padi dan jagung per Kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan, Tahun 2008. A. Latar Belakang dan Masalah I. PENDAHULUAN Sektor pertanian di Indonesia memegang peranan strategis karena merupakan sebagai tumpuan hidup sebagian besar penduduk Indonesia, dimana hampir setengah dari

Lebih terperinci

PENGATURAN POPULASI TANAMAN

PENGATURAN POPULASI TANAMAN PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENGATURAN POPULASI TANAMAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 Sesi : PENGATURAN POPULASI

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 34 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Profil Desa Cibunian 4.1.1 Keadaan Alam dan Letak Geografis Desa Cibunian merupakan salah satu desa di Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi 45 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, secara operasional dapat diuraikan tentang definisi operasional,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Kecamatan Leuwiliang Penelitian dilakukan di Desa Pasir Honje Kecamatan Leuwiliang dan Desa Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan pertanian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 31 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survai deskriptif dan korelasionel yang terkait dengan Program Ketahanan Pangan di Kecamatan Gandus. Menurut Singarimbun

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang terletak di Pulau Jawa. Bagian utara

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang terletak di Pulau Jawa. Bagian utara IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Bantul terletak antara 110 12 34 sampai 110 31 08 Bujur Timur dan antara 7 44 04 sampai 8 00 27 Lintang Selatan. Kabupaten Bantul

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS BANTUAN SARANA PRODUKSI DALAM RANGKA ANTISIPASI DAMPAK KEKERINGAN

PEDOMAN TEKNIS BANTUAN SARANA PRODUKSI DALAM RANGKA ANTISIPASI DAMPAK KEKERINGAN PEDOMAN TEKNIS BANTUAN SARANA PRODUKSI DALAM RANGKA ANTISIPASI DAMPAK KEKERINGAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 KATA PENGANTAR Kejadian El Nino Tahun 2015

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Bogor memiliki kuas wilayah 299.428,15 hektar yang terbagi dari 40 kecamatan. 40 kecamatan dibagi menjadi tiga wilayah yaitu wilayah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Purbolinggo merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Lampung Timur.

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Purbolinggo merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Lampung Timur. 57 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Luas dan Tata Guna Lahan Berdasarkan Purbolinggo dalam Angka (2011), diketahui bahwa Kecamatan Purbolinggo merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi Gambaran umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi dalam penelitian ini dihat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Karakteristik Desa 5.1.1. Kondisi Geografis Secara administratif Desa Ringgit terletak di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Letak Desa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian 41 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survei. Terdapat dua peubah yaitu peubah bebas (X) dan peubah tidak bebas (Y). Peubah bebas (independen) yaitu

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 84 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Letak Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 o 14 sampai dengan 105 o 45 Bujur Timur dan 5

Lebih terperinci

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Agroekonomi Kabupaten Garut Kabupaten Garut memiliki 42 kecamatan dengan luas wilayah administratif sebesar 306.519 ha. Sektor pertanian Kabupaten

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Margoluwih memiliki luas

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Margoluwih memiliki luas IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Margoluwih termasuk dalam wilayah Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Margoluwih memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah

III. METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah 25 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah yang dipilih sebagai tempat penelitian mengenai Analisis Usahatani Kelapa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margasari terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margasari terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten 35 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Biofisik dan Tata Guna Lahan Desa Margasari terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur Propinsi Lampung. Desa ini memiliki luas ±.702

Lebih terperinci

KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH

KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH Bab 5 KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH 5.1 Hasil Kajian Daerah Pesisir Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki wilayah

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 26 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Umum Desa Ciaruteun Ilir Desa Ciaruteun Ilir merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor dengan luas wilayah 360 ha,

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang 1. Keadaan Fisik a. Letak 62 Kelurahan Proyonangan Utara merupakan kelurahan salah satu desa pesisir di Kabupaten Batang Provinsi

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Sumatera Selatan memiliki lahan yang cukup luas dan banyaknya sungai-sungai yang cukup besar. Dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan dan untuk mencapai Lumbung

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH. 1. Kondisi Geografis dan Batas-Batas Administrasi

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH. 1. Kondisi Geografis dan Batas-Batas Administrasi IV. KEADAAN UMUM WILAYAH A. Keadaan Alam 1. Kondisi Geografis dan Batas-Batas Administrasi Desa Pendowoharjo terletak di Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul yang merupakan dataran rendah dengan ketinggian

Lebih terperinci

5. PEMBAHASAN 5.1. Penerimaan Kotor Varietas Ciherang, IR-64, Barito Dan Hibrida

5. PEMBAHASAN 5.1. Penerimaan Kotor Varietas Ciherang, IR-64, Barito Dan Hibrida 5. PEMBAHASAN 5.1. Penerimaan Kotor Varietas Ciherang, IR-64, Barito Dan Hibrida Berdasarkan hasil perhitungan terhadap rata-rata penerimaan kotor antar varietas padi terdapat perbedaan, kecuali antara

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Kabupaten Kampar 4.1.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang Selatan, 100º 23' - 101º40' Bujur Timur.

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Besar Penelitian Tanaman Padi, tikus sawah merupakan hama utama penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Besar Penelitian Tanaman Padi, tikus sawah merupakan hama utama penyebab BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tikus sawah (Rattus argentiventer) merupakan salah satu spesies hewan pengerat yang mengganggu aktivitas manusia terutama petani. Menurut Balai Besar Penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan secara bertahap dan tahapan pelaksanaan selengkapnya disajikan pada rancangan penelitian (Gambar 1). A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Petani Responden 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil komposisi umur kepala keluarga

Lebih terperinci