BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SISTEM PENENTUAN TITIK GANGGUAN
|
|
- Hadi Jayadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SISTEM PENENTUAN TITIK GANGGUAN Perancangan sistem penentuan lokasi gangguan dimaksudkan untuk mempercepat penentuan titik gangguan yang membuat pelayanan kepada masyarakat terganggu dan juga mengakibatkan besarnya angka recovery time, sehingga diharapkan dengan tools ini pasokan listrik yang disalurkan kepada masyarakat dapat segera dipulihkan. 3.1 Analisis Permasalahan Kecepatan pengidentifikasian dan pengisolasian segmen gangguan dan pemulian sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya kesiapan SDM (sumber Daya Manusia), fasilitas operasi dan peralatan, serta kondisi lingkungan. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan diagram RCPS (Root Couse Prolem Solving) sederhana seperti Gambar 3.1 yang merupakan proses identifikasi gangguan dengan tujuan memperkecil waktu recovery time. 29
2 30 Gambar 3.1 RCPS Recovery Time [10] Gambar diatas merupakan proses identifikasi permasalahan gangguan yang dilakukan dengan metode RCPS, dari pemaparan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa penyebab utama lama Recovery Time dibedakan menjadi 2 (dua) bagian yaitu penyebab internal dan penyebab external Penyebab Internal Penyebab Internal terdiri beberapa hal, di antaranya adalah : 1. Life Time GFD, solusi untuk mengatasinya adalah dengan penggantian GFD rusak; 2. GFD RC dan HFD (Homopolary Fault Detector) tidak menunjuk, solusi untuk mengatasinya adalah dengan memperbaiki GFD rusak;
3 31 3. Peralatan RC (Remote Control) tidak berfungsi, solusin untuk mengatasinya adalah dengan memperbaiki fasilitas RC dan menyediakan media komunikasi yang handal; 4. Belum tersedianya fasilitas RC, solusi untuk mengatasinya adalah dengan penambahan fasilitas RC; 5. Banyak proses manual, solusi untuk mengatasinya adalah dengan penyederhanaan proses kerja dispatcher; 6. Kunci pintu sidik jari dispatcher rusak, solusi untuk mengatasinya adalah dengan perbaikan pintu sidik jari Penyebab Eksternal Penyebab internal diatas masih dapat dikendalikan oleh Area Pengatur Distribusi, namun ada pula beberapa penyebab eksternal terhadap lamanya pelaksanaan Recovery Time, antara lain sebagai berikut: 1. Waktu yang habis karena macet, Kemacetan yang terjadi dijakarta bisa dikatakan adalah penyebab paling besar dalam pelaksanaan pemulihan gangguan yang terjadi, kamacetan di jakarta khususnya tidak dapat diprediksi oleh waktu, untuk itu kemacetan adalah musuh terbesar yang harus dihindari oleh petugas lapangan. 2. Waktu yang habis di jalan karena ada kesalahan indikasi GFD; Kesalahan identifikasi titik gangguan merupakan ketidak akuratan dalam pelaksanaan pengusutan yang dilakukan oleh petugas dilapangan, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor salah salah satunya adalah kurang nya informasi terkait data aset yang tersedia untuk melakukan perhitungan manual titik gangguan pada segmen yang terganggu.
4 32 3. Waktu yang habis untuk melepas J/O; Melepaskan J/O pada jaringan distribusi diperlukan beberapa tahapan koordinasi agar pada saat pelaksanaan pelepasan jaringan atau manuver tegangan kondisi jaringan aman, pelaksanaan koordinasi yang dilakukan oleh operator dengan petugas dilapangan dapat diestimasi menghabiskan waktu sekitar 10 (Sepuluh) menit. 4. Waktu yang habis untuk melakukan Megger beberapa segmen. Pelaksanaan Magger dalam pengusutan jaringan pada segmen yang terganggu cukup menyita waktu recovery time, bila diasumsikan pelaksanaan megger dari satu segemen ke segmen yang lain memakan waktu 15 (lima belas) menit maka bisa dibayakkan bila panjang jaringan yang terganggu memiliki 10 segmen. Secara langsung tidak dapat dikendalikan oleh Area Pengatur Distribusi. Maka, munculah ide agar suatu titik gangguan dapat diprediksi. Dalam memprediksi titik lokasi gangguan dapat ditempuh berdasarkan perhitungan konvensional besar arus gangguan menggunakan Relay Fault Locator, namun dalam praktiknya ada beberapa kendala seperti: 1. Membutuhkan data panjang jaringan yang valid; 2. Membutuhkan data impedansi; 3. Membutuhkan data diameter kabel yang valid; 4. Membutuhkan data rasio CT/PT.
5 33 Keterbatasan data tentu menjadi masalah dalam perhitungan konvensional tersebut. Cara lain yang dapat ditempuh adalah memanfaatkan sistem Jaringan Syaraf Tiruan (JST). Berdasarkan pembahasan RCPS di atas, maka dibuatkan matriks prioritas guna menemukan langkah perbaikan agara dihasilkan solusi yang cepat, efektif, dan efisien. Matriks prioritas berdasarkan solusi yang dihasilkan oleh diagram RCPS, baik secara internal maupun eksternal, di antaranya sebagai berikut: 1. Penggantian GFD rusak dengan kualitas Life Time yang lebih baik; 2. Perbaikan fasilitas RC dan media komunikasi yang andal; 3. Penambahan fasilitas RC; 4. Penyederhanaan proses kerja dispatcher; 5. Perbaikan pintu kunci sidik jari; 6. Aplikasi JST berbasis arus gangguan untuk penentuan lokasi dan segmen terganggu. Gambar 3.2 Matriks Prioritas [10]
6 34 Berdasarkan matriks prioritas, penerapan sistem JST merupakan langkah yang paling mudah dan menghasilkan dampak perbaikan yang cukup tinggi terhadap analisis RCPS. Perancangan aplikasi penentuan lokasi gangguan dimaksudkan untuk mempercepat penentuan titik gangguan, sehingga diharapkan pasokan listrik dapat segera dipulihkan. Aplikasi ini dibuat dengan memanfaatkan tool yang ada pada peranti lunak (software) Matlab. Selanjutnya program ini disebut Aplikasi JST. 3.2 Pengumpulan Data Gangguan Langkah awal untuk membuat aplikasi JST (Jaringan Syaraf Tiruan) adalah dengan melakukan 2 (dua) tahap kegiatan adalah sebagai berikut : 1. Pengumpulan data arus gangguan dan lokasi atau jarak titik gangguan dari Gardu Induk, dengan pola penyulang yang sering terganggu dan durasi padam gangguan penyulang yang terlama. Data yang digunakan sebagai sampling dan uji coba adalah data gangguan SKTM (Saluran Kabel Tegangan Menengah) yang ada pada Area Pengatur Distribusi pada rentang waktu Januari 2015 sampai dengan November Pengolahan data gangguan menggunakan aplikasi matlab dengan memasukkan data gangguan yang telah dipilih, untuk selanjutnya meinputkan I-Fasa tertinggi dan I-O sebagai input serta titik gangguan real ke aplikasi matlab sebagai angka target
7 35 0% 2% 4% 23% 11% 32% 28% GF MGF OC OCM BC NO INDICATION UFR Gambar 3.3 Pareto Gangguan Penyulang Distribusi Jakarta Raya [11] Jumlah gangguan pada siklus periode penelitian terlihat lebih 60% gangguan yang terjadi di daerah Area Pengatur Distribusi Jakarta Raya merupakan gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah. Oleh karena itu maka objek yang digunakan dalam penelitian ini sementara difokuskan pada nilai arus gangguan GF (Ground Floor) & MGF (Moment Ground Floor). Gangguan jenis ini akan lebih mudah dipetakan dan jenis gangguannya berada diseputaran kabel atau jointing.
8 36 START DATA GANGGUAN MENGINPUT DATA I-0 & I-FASA DATA TARGET MEMANGGIL WORK PLACE PADA MATLAB MENGINPUT DATA PADA SYSTEM GUI VALIDASI SIMULASI Tidak Ya PROSES LEARNING HASIL LEARNING PEMBUATAN GUI BARU INTERFACE LEARNING GUI Tidak Tidak SIMULASI Ya SELESAI Gambar 3.4 Flow Chart Perancangan Penentuan Titik Gangguan dengan JST
9 Tahapan Pembuatan Sistem Penentuan Titik Gangguan dengan JST Tahapan pembuatan aplikasi jarangan syaraf tiruan pada matlab dimaksudkan sebagai wadah untuk mengolah data inputan dan data target untuk dilakukan pembelajaran atau pelatihan bagi data yang akan diolah dengan harapan dapat mencerminkan data sesesungguhnya dalam penetapan titik gangguan kabel yang selama ini dihitung secara manual Persiapan MATLAB 2012a. Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan dibangun dengan menggunakan Aplikasi Matlab Versi 2012a, Matlab dipilih karena memiliki fitur yang sangat cocok untuk pengolahan data menggunakan pola pembelajaran data yang diinputkan secara periodik atau terus menerus. JST pada matlab mampu mengolah data sesuai dengan apa yang kita harapkan, asalkan data yang dimasukkan sebagai input dan data target nya ditetapkan sesuai dengan pemilihan learning pada saat network pembelajarn dibuat. Gambar 3.5 Aplikasi Matlab
10 Input data I-Fasa, I-0, dan data Target Inti dari aplikasi JST adalah memasukkan data input dan target, data input diisikan dengan data arus gangguan satu fase tertinggi dan fase nol ke tanah, sedangkan data target disiikan dengan jarak lokasi titik gangguan dari Gardu Induk. Prosesnya dimulai dengan membuat sebuah folder kosong dan mulai inputkan data I-fase, I-Nol dan angka target yang akan digunakan untuk menyimpan semua skrip data yang digunakan untuk membuat Jaringan Syaraf Tiruan. Gambar 3.6 Input data I-Fasa dan I-0 Input-kan data I-fase tertinggi dari arus gangguan dan I-Nol pada folder kosong yang sudah dibuat, setelah seluruh data berhasil di-inputkan maka save sebagai data training.
11 39 Gambar 3.7 Input data target Inputkan data titik gangguan real sebagai angka target pada folder kosong yang sudah dibuat, setelah seluruh data berhasil di-inputkan maka save sebagai data training, untuk melakukan pemeriksaan dan evaluasi data yang sudah diinputkan pada aplikasi agar hasil learning data sesuai dengan yang diharapkan Pemanggilan fungsi Neural Network pada MATLAB Panggil fungsi neural network pada matlab, dengan mengetikkan fungsi nntool pada command window Gambar 3.8 Pemanggilan Command Window
12 40 Pemanggilan fungsi nntool pada matlab berfungsi untuk memanggil neural network data manager sebagai wadah melakukan input data masukan dan data target yang akan dilakukan pembelajaran pada aplikasi matlab dengan metode pembelajaran melalui network jaringan yang dibuat secara otomatis pada jaringan syaraf tiruan Import data dalam workspace MATLAB Import data dalam workspace MATLAB, dimana data arus gangguan tertinggi I-Fase dan I-Nol sebagai data input, dan jarak gangguan sebagai data targetnya sebagai dasar pengolahan di-aplikasi matlab. Dengan metode pengolahan data di-aplikasi jarangan syaraf tiruan pada matlab maka data akan diolah secara otomatis oleh system untuk selanjutnya membentuk network yang akan digunakan sebagai data pembelaaran dan nantinya di singkronisasi dengan system GUI
13 41 Gambar 3.9 Import data pada workspace Matlab Gambar 3.10 Import data input pada network
14 42 Setelah melakukan creat data pada aplikasi maka tahap selanjutnya adalah mengimport data input yang sebelumnya sudah dilakukan kedalam network untuk dilakukan pembelajaran pada system jaringan syaraf tiruan. Gambar 3.11 Import data target pada network Lakuakan hal yang sama pada aplikasi untuk mengimport data target yang sebelumnya sudah dilakukan kedalam network untuk dilakukan pembelajaran pada system jaringan syaraf tiruan.
15 Pembuatan Network Buat network baru, kemudian pilih metode JST yang diinginkan serta masukkan data input dan targetnya dalam neural network manager. Gambar Pembuatan Network baru
16 44 Pembuatan Network adalah tahapan yang paling penting untuk memberikan pembelajaran pada data yang sudah di inputkan pada system, tahapan ini juga memerlukan inputan besaran neurons dan layer network yang akan digunakan sebagai dasar pengolahan data yang sudah di-inputkan untuk selanjutnya dilakukan traning pada data untuk melihat hasil output yang dihasilkan oleh system Pemodelan Pada Network Setelah melakukan input pada settingan network, maka akan muncul pemodelan artifial neural network yang telah dipilih pemodelan artifial neural network yang telah dipilih. Gambar 3.13 Pemodelan Network baru
17 Learning Data Proses pembelajaran atau training merupakan tahapan terpenting dalam melakukan simulasi dengan metode jaringan syaraf tiruan. Dengan proses training ini diharapkan output yang diinginkan nilainya mendekati dengan data target yang dimasukkan agar angka validitas yang dihasilkan oleh aplikasi jaringan syaraf tiruan mendekati angka real yang sudah ditetapkan sebagai target. Gambar 3.14 Penyimpanan data hasil learning network
18 46 Pembelajaran atau training ini dapat dilakukan beberapa tahap sesuai dengan kebutuhan, apabila dalam tahapan pembelajaran ditemukan ketidak sesuaian atau angka eror yang dianggap masih terlalu besar, maka penulis melakukan uji petik dengan angka yang dihasilkan oleh ouput untuk dilakukan percobaan ditahap berikutnya sampai dengan mendekati angka target yang sudah ditetapkan. Pada pelaksanaan uji petik di-system memerlukan waktu yang cukup lama, karena untuk mendapatkan validitas angka yang diolah oleh aplikasi jaringan syarat tiruan.
19 Training Data Network Proses training dilakukan beberapa kali sehingga didapatkan network yang memiliki akurasi tinggi dan error yang kecil. Indikasi nilai output sesuai harapan adalah dengan memperhatikan nilai gradient dan performance. Gambar 3.15 Hasil Learning Network
20 Langkah-langkah Membuat GUI Pembuatan GUI pada matlab berfungsi sebagai wadah untuk mengoperasikan data learning yang sudah dilakukan dan validasi untuk selanjutnya dilakukakan interface data, adapaun cara pembuatan GUI pada matlab adalah sebagai berikut : 1. Pertama dilakukan perintah >> guide pada commandwindow MATLAB untuk memunculkan window GUI. Pilih Blank GUI Gambar 3.16 Menu awal pada GUI Matlab
21 49 2. Kemudian akan muncul jendela kosong GUI, bentuk GUI seperti dibawah dengan cara menggunakan perintah edit text, push buttom, static text secukupnya Gambar 3.17 Tampilan GUI Kosong Gambar 3.18 Pembuatan fitur aplikasi JST
22 50 Gambar 3.19 Pembuatan fitur aplikasi JST Gambar 3.20 Pembuatan fitur aplikasi JST
23 51 3. Beri nama pada tag edit text dengan cara klik dua kali pada edit text, beri nama dengan nama yang mudah untuk dimengerti. Ambil contoh pada edit text i-fase diberi nama i-fase, kemudian pada i-nol diberi nama i-nol, pada push button diberi nama locator, dan pada edit text disamping push button diberi nama tempat Gambar 3.21 Pembuatan fitur aplikasi JST 4. Jika sudah selesai, Klik File Save, kemudian View Ediot, maka akan muncul jendela editor.m untuk GUI yang akan dikerjakan
24 52 5. Klik lambang f () untuk mencari fungsi yang akan diedit, untuk fungsi yang penting adalah pada ifase_callback, inol_callback, locator_callback Gambar 3.22 Interface network dengan GUI 6. Klik pada fungsi () dan pilih ifasa_callback, kemudian isikan script berikut : ifasa=str2double(get(hobject,'string')); handles.ifasa=ifasa; guidata(hobject,handles) Scrip tersebut bertujuan untuk memanggil hasil ketik pada bagian edit text fase, kemudian disimpan pada handle.ifase agar bisa dikerjakan pada fungsi MATLAB selanjutnya
25 53 7. Lakukan juga pada edit textinol. Isi script hampir sama hanya berbeda pada tulisan inol inol=str2double(get(hobject,'string')); handles.inol=inol; guidata(hobject,handles) 8. Kemudian pada jarak_callback diisi skrip berikut untuk memanggil kerja Jaringan Syaraf Tiruan test=[handles.ifasa; handles.inol]; myfilename='network23_3.mat'; load(myfilename) hasil=sim(network_23,test); handles.hasil=hasil; set(handles.meter,'string',handles.hasil); guidata(hobject,handles) 9. Kemudian Klik Debug Save and Run, maka seketika program GUI akan muncul dan bisa dijalankan. Kemudian dilakukan uji coba menggunakan inputan, sebagai contoh : I fase = 1057 A I Nol = 935A
26 54 Gambar 3.23 Inputan Skrip Kodingan pada GUI Matlab aplikasi JST Gambar 3.24 Hasil interface Network hasil learning dengan GUI Matlab
27 Perumusan Data Hasil Perbandingan Setelah perencanaan dan perancangan system jaringan syaraf tiruan dibangun, seluruh data target dan data hasil simulasi sudah dimiliki langkah selanjutnya untuk menentukan validitas angka yang didapatkan maka dibuatlah penetapan mekanisme perhitungan agar angka yang sudah dimiliki dapat diukur tingkat kewajarannya dan dapat diketahui tingkat error pada data yang dihasilkan oleh system. Mekanisme yang digunakan adalah dengan membandingkan angka real dengan angka simulasi dengan ketetapan sebagai berikut : (...(3.1) Dimana R = data real pada titik gangguan S = data hasil simulasi Dengan menetapkan standar untuk data yang digunakan pada hasil simulasi system jaringan syaraf tiruan maka akan memudahkan dalam melakukan validitas angka hasil simulasi dan mengetahui tingkat kewajaran dan error pada system JST.
BAB III PERANCANGAN SISTEM. dimulai dengan pengambilan data secara langsung dari kendaraan yang akan
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Secara Umum Pada permodelan dinamika dengan jaringan Syaraf tiruan, penelitian dimulai dengan pengambilan data secara langsung dari kendaraan yang akan
Lebih terperinciPERANCANGAN SOFTSENSOR KADAR GAS BUANG PADA STACK HASIL KELUARAN HRSG (HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR) DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN
PERANCANGAN SOFTSENSOR KADAR GAS BUANG PADA STACK HASIL KELUARAN HRSG (HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR) DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN Oleh : Hera Firdhausa Katili 2409100073 Dosen Pembimbing : Dr.
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN UMUM SISTEM SCADA DALAM KOMUNIKASI RADIO
BAB III TINJAUAN UMUM SISTEM SCADA DALAM KOMUNIKASI RADIO 3.1 Tinjauan Umum Sistem Scada Sistem integrasi adalah jaringan tenaga listrik yang terpadu yang meliputi pembangkit-pembangkit tenaga listrik,
Lebih terperinciPOLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam operasi pelayanan penyediaan energi listrik khususnya di GI Bungaran, sistem tenaga listrik dapat mengalami berbagai macam gangguan, misal gangguan dari hubung
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini, memerlukan banyak hal yang harus
BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Diagram Alur (Flowchart) Pelaksanaan penelitian ini, memerlukan banyak hal yang harus diperhatikan sebagai persiapan dalam melakukan penelitian. Tujuannya agar memperkecil
Lebih terperinciPraktikum Sistem Pakar Jumat 16 Desember 2013 Pertemuan 12. Tabel 1. Rancangan Variabel fuzzy Fungsi Nama Variabel Rentang Nilai Keterangan
Praktikum Sistem Pakar Jumat 16 Desember 2013 Pertemuan 12 Studi Kasus : Studi Permasalahan: Suatu Perusahaan akan melakukan perkiraan terhadap produksi suatu barang tiap bulan. Untuk menentukan jumlah
Lebih terperinciJurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN :
STUDI ANALISA PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN GROUND FAULT DETECTOR (GFD) PADA JARINGAN 20 KV PLN DISJAYA TANGERANG Badaruddin 1, Achmad Basofi 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Data-data historis beban harian yang akan diambil sebagai evaluasi yaitu
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pengumpulan Data Beban Listrik dari PLN Data-data historis beban harian yang akan diambil sebagai evaluasi yaitu selama lima tahun pada periode 2006-2010, selanjutnya data
Lebih terperinciOleh : Alif Tober Rachmawati
Perancangan softsensor steam quality pada steam generator dengan optimasi nilai spesifik volume dengan metode jaringan syaraf tiruan (JST) Oleh : Alif Tober Rachmawati 2410105022 Latar Belakang Steam generator
Lebih terperinciBAB III Metodologi Penelitian
BAB III Metodologi Penelitian 3.1 Metode Penelitian Untuk mendapatkan perumusan, analisis dan pemecahan masalah, penulis perlu melakukan pengumpulan data dan fakta yang lengkap, relevan dan objektif, serta
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Simulasi 2.1.1 Pengertian Simulasi Simulasi merupakan salah satu cara untuk memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi di dunia nyata (real world). Banyak metode yang dibangun
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI GROUND FAULT DETECTOR
BAB II LANDASAN TEORI GROUND FAULT DETECTOR 2.1.FUNGSI ALAT GROUND FAULT DETECTOR (GFD) Ground Fault Detector (GFD) adalah alat yang berfungsi untuk mendeteksi adanya arus lebih atau gangguan hubung singkat
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI & EVALUASI
BAB IV IMPLEMENTASI & EVALUASI Pada bab ini akan dibahas cara implementasi sistem absensi otomatis yang telah kami buat, cara implementasi sistem ini dengan melakukan simulasi absensi yang dilakukan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaringan syaraf tiruan merupakan bidang ilmu yang banyak digunakan dalam melakukan pengenalan pola suatu obyek. Banyak obyek yang dapat digunakan untuk pengenalan pola
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Laptop/PC yang di dalamnya terinstal software aplikasi ETAP 12.6 (Electric
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Penelitian Alat yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah berupa Laptop/PC yang di dalamnya terinstal software aplikasi ETAP 12.6 (Electric
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian III.1 Umum Agar penelitian ini dapat dilakukan secara terstruktur dan sistematis, maka penelitian ini dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut: 1. Identifikasi masalah
Lebih terperinciGUI Matlab untuk membuat grafik fungsi
GUI Matlab untuk membuat grafik fungsi Memulai GUI Matlab Panggil program MATLAB, Start program Matlab. Melalui editor window Matlab, ketiklah >> guide. Akan ditampilkan kotak dialog seperti tampak dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini di lakukan di PG. Kebon Agung. Tbk, Desa Kebon Agung Kec. Pakisaji, Kab. Malang, Jawa Timur. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem proteksi sangat dibutuhkan untuk meningkatkan TMP (Tingkat Mutu Pelayanan) sehingga dapat mencegah atau membatasi kerusakan peralatan akibat gangguan, dan kelangsungan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Aplikasi Program aplikasi merupakan suatu bentuk rancangan program yang dibuat sedemikian rupa dalam mencapai suatu tujuan tertentu dengan mengikuti prosedur serta memiliki
Lebih terperinciSTMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011
STMIK GI MDP Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011 APLIKASI SISTEM KEAMANAN PADA RUMAH BERBASIS CITRA WAJAH DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN Hendra 2007250083
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Definisi Masalah Dalam beberapa tahun terakhir perkembangan Computer Vision terutama dalam bidang pengenalan wajah berkembang pesat, hal ini tidak terlepas dari pesatnya
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa latin computere yang berarti
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa latin computere yang berarti menghitung. Dalam bahasa Inggris komputer berasal dari kata to compute yang artinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu sistem pada proses di industri sudah semakin kompleks, hal ini dikarenakan tuntutan hasil produksi yang dibutuhkan oleh masyarakat harus memenuhi kualitas yang
Lebih terperinciBAB III DASAR TEORI. pembangkit-pembangkit tenaga listrik, jaringan transmisi dan jaringan distribusi
18 BAB III DASAR TEORI 3.1 Tinjauan Umum Sistem SCADATEL Sistem integrasi adalah jaringan tenaga listrik yang terpadu yang meliputi pembangkit-pembangkit tenaga listrik, jaringan transmisi dan jaringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kelistrikan berkembang pesat di semua sektor seperti pembangkit, transmisi dan distribusi sistem. Jenis gangguan seperti kondisi hubung singkat dalam sistem
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini, terlihat perkembangan penelitian yang pesat pada berbagai bidang ilmu komputer, dan penggunaan ilmu komputer pada kendaraan telah mencapai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran BAB III METODE PENELITIAN Permasalahan yang akan dijawab atau tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk melakukan prakiraan beban listrik jangka pendek atau untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Prosedur penelitian Pelayanan listrik yang aman dan handal sangat diharapkan oleh konsumen. oleh karena itu, pelayanan listrik harus didukung dengan sistem proteksi yang
Lebih terperinciBAB IV GROUND FAULT DETECTOR (GFD)
BAB IV GROUND FAULT DETECTOR (GFD) 4.1 Umum Dengan meningkatnya tingkat pertumbuhan penggunaan energi listrik yang smakin hari semakin meningkat maka pasokan listrik harus meningkat pula Tingkat kehandalan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Perusahaan dalam era globalisasi pada saat ini, banyak tumbuh dan berkembang, baik dalam bidang perdagangan, jasa maupun industri manufaktur. Perusahaan
Lebih terperinciPRAKTIKUM SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
MODUL V DREAMWEAVER 5.1 Tujuan Praktikum Setelah menyelesaikan modul ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Mengenal komponen aplikasi Macromedia Dreamweaver 2. Membuat template website offline sederhana
Lebih terperinciJika kecepatan mobil adalah : 50 km/jam dan jaraknya adalah 0,75 m berapa posisi pedal yang harus di injak? Denganketentuan aturan sebagai berikut :
SOAL : Suatu sistem pengendali kecepatan mobil dengan dengan logika fuzzy digunakan untuk mengendalikan kecepatannya, mobil ini memiliki sensor jarak, sensor kecepatan dan situasi dari sistem pengendali
Lebih terperinciPercobaan 1. setelah muncul jendela kaya gini, pilih yang atas sendiri (GUI default) jika ingin yang kosongan, kemudian langsung aja klik OK.
Percobaan 1 buka MATLAB kalian, di sini saya memakai yang versi 7.8 atau R2009a. Kalau sudah terbuka, lanjutkan dengan membuka GUI yang di MATLAB dengan cara klik FILE kemudian NEW dan klik GUI, penampakannya
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa Latin Computare yang berarti
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Istilah komputer mempunyai arti yang luas dan berbeda untuk orang yang berbeda. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa Latin Computare yang berarti
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada suatu sistem tenaga listrik dibutuhkan suatu sistem proteksi handal yang mampu mendeteksi gangguan dan kesalahan yang terjadi pada sistem. Hal ini diperlukan agar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. saham harus memperhatikan dengan baik keadaan ekonomi yang sedang berlangsung.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cepatnya perubahan fluktuasi harga index saham membuat para pemegang saham harus memperhatikan dengan baik keadaan ekonomi yang sedang berlangsung. Saham yang mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak
BAB I PENDAHULUAN 1-1. Latar Belakang Masalah Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak sering terjadi, karena hal ini akan mengganggu suatu proses produksi yang terjadi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa konsep dasar yang akan digunakan sebagai landasan berpikir seperti beberapa literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. Dengan begitu akan mempermudah
Lebih terperinciKLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION. Dhita Azzahra Pancorowati
KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION Dhita Azzahra Pancorowati 1110100053 Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan melihat peringkat
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan melihat peringkat komposit bank tersebut. Menurut peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat seperti publik, bisnis, industri maupun sosial. Hampir disemua sektor,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini kebutuhan listrik adalah kebutuhan utama bagi semua lapisan masyarakat seperti publik, bisnis, industri maupun sosial. Hampir disemua sektor, masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai dengan pertumbuhan kelistrikan di Indonesia, maka kebutuhan proteksi listrik semakin di butuhkan. Begitu pula keandalan sistem tenaga listrik dari pembangkitan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
32 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN Pada bab ini akan dibahas tentang analisis sistem melalui pendekatan secara terstruktur dan perancangan yang akan dibangun dengan tujuan menghasilkan model atau representasi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer ( computer ) berasal dari bahasa latin computere yang berarti
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Istilah komputer ( computer ) berasal dari bahasa latin computere yang berarti menghitung. Dalam bahasa Inggris berasal dari kata computer yang artinya menghitung.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Waktu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dalam kurun waktu enam bulan terhitung mulai februari 2012 sampai juli 2012. Tempat yang digunakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. untuk bersosialisasi didalam kehidupan sehari-hari dalam kehidupan mereka. Sarana
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang menggunakan komunikasi sebagai cara untuk bersosialisasi didalam kehidupan sehari-hari dalam kehidupan mereka. Sarana komunikasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Proses Penyaluran Tenaga Listrik Gambar 2.1. Proses Tenaga Listrik Energi listrik dihasilkan dari pusat pembangkitan yang menggunakan energi potensi mekanik (air, uap, gas, panas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hal yang sangat penting karena data yang sudah dikumpulkan dari percobaan tidak untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengolahan data dalam statistik khususnya dalam rancangan percobaan adalah hal yang sangat penting karena data yang sudah dikumpulkan dari percobaan tidak untuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan tentang gangguan pada sistem tenaga listrik, sistem proteksi tenaga listrik, dan metoda proteksi pada transformator daya. 2.1 Gangguan dalam Sistem Tenaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tegangan Rendah. Peran aset trafo distribusi sangatlah dominan. Dimana, pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Trafo Distribusi merupakan salah satu komponen utama pada suatu sistem distribusi tenaga listrik yang digunakan untuk menurunkan tegangan menengah 20 kv ke tegangan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. ANALISIS 3.1.1 Analisis Masalah Berdasarkan permasalahan yang dijelaskan oleh penulis sebelumnya, bahwa dengan perkembangan kemajuan kehidupan manusia di tuntut untuk
Lebih terperinciANALISIS DAN PENINGKATAN KUALITAS SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)
ANALISIS DAN PENINGKATAN KUALITAS SISTEM INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Luluk Suryani 1), Daniel O. Siahaan 2), dan Indung Sudarso 3) 1) dan 3) Magister
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 ANALISA PERANGKAT LUNAK BASIS DATA MULTIMEDIA
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 ANALISA PERANGKAT LUNAK BASIS DATA MULTIMEDIA Dalam bagian ini akan dianalisis berbagai hal yang berkaitan dengan perancangan dan implementasi aplikasi multimedia. Analisis
Lebih terperinciKLASIFIKASI GERAK ATLET JALAN CEPAT MENGGUNAKAN METODE KNN
KLASIFIKASI GERAK ATLET JALAN CEPAT MENGGUNAKAN METODE KNN Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap pengujian ini adalah : Pertama membuka Matlab, lalu membuka file yang ingin diujikan dengan memilih
Lebih terperinciBAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo. Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current
BAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current Relay) dan Recloser yang dipasang pada gardu induk atau
Lebih terperinciR Commander - Rcmdr. A. Instalasi & Menu dalam Rcmdr 1. Instalasi
+ R Commander - Rcmdr Seperti kita telah pelajari dan lihat sebelumnya, R adalah perangkat lunak statistik berbasiskan perintah (command driven), yang sepertinya dapat memberi kesulitan bagi pengguna pemula
Lebih terperinciGambar 2. front panel dan block diagram
MODUL 2 : Simulasi Pengendalian Laju Aliran Air (Flow) Dengan LABVIEW 2012 I. Tujuan: 1. Praktikan dapat mengetahui konfigurasi hardware Labview DAQ 6009 yang digunakan untuk mengendalikan besarnya Laju
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI Bab ini berisi analisis pengembangan program aplikasi pengenalan karakter mandarin, meliputi analisis kebutuhan sistem, gambaran umum program aplikasi yang
Lebih terperinci1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pasar valuta asing telah mengalami perkembangan yang tak terduga selama beberapa dekade terakhir, dunia bergerak ke konsep "desa global" dan telah menjadi salah satu pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga informasi yang diharapkan cepat didapat. di kontraktor pengeboran minyak. Berkantor pusat di Kota Sidoarjo, PT MU
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem atau aplikasi telah menjadi bagian di dalam kehidupan manusia modern saat ini. Berbagai macam sistem baik untuk keperluan permainan, bekerja dan pendidikan
Lebih terperinciPEMULIHAN ARUS GANGGUAN PADA SKTM 20 KV DENGAN MENGGUNAKAN FASILITAS GROUND FAULT DETECTOR (GFD) 3G
PEMULIHAN ARUS GANGGUAN PADA SKTM 20 KV DENGAN MENGGUNAKAN FASILITAS GROUND FAULT DETECTOR (GFD) 3G Jecklin Praspa Dewi & Syamsir Abduh Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa latin computere yang berarti menghitung. Dalam bahasa inggris dari kata computer yang berarti menghitung. Dapat
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER Dalam analisis dan perancangan sistem program aplikasi ini, disajikan mengenai analisis kebutuhan sistem yang digunakan, diagram
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini akan menjelaskan masalah-masalah teoretis yang berkaitan dalam pembuatan animasi kinematika gerak lurus. Pembahasan pada bab ini meliputi perangkat lunak yang digunakan yaitu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RPL RPL (Rekayasa Perangkat Lunak) adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari semua aspek produksi dalam suatu proses perancangan suatu perangkat lunak / sistem dengan tujuan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 205 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 205 IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Prosesor : Intel Core i5-6198du (4 CPUs), ~2.
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Hardware a. Prosesor : Intel Core i5-6198du CPU @2.30GHz (4 CPUs), ~2.40GHz b.
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Studi Kasus Gambar 4.1 Ilustrasi studi kasus Pada tahun 2014 telah terjadi gangguan di sisi pelanggan gardu JTU5 yang menyebabkan proteksi feeder Arsitek GI Maximangando
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan proses pengolahan citra digital (digital image processing), dimana data berupa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awalnya, komputer hanya dapat digunakan untuk melakukan pemrosesan terhadap data numerik. Tetapi pada sekarang ini, komputer telah membawa banyak perubahan dan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DAN INSTRUMENTASI KENDALI. M-File dan Simulink
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DAN INSTRUMENTASI KENDALI M-File dan Simulink Disusun Oleh Nama : Yudi Irwanto NIM : 021500456 Prodi Jurusan : Elektronika Instrumentasi : Teknofisika Nuklir SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI
Lebih terperinciBAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
57 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Di dalam bab ini disajikan hasil dari perancangan program aplikasi yang telah dirancang pada bab sebelumnya. Pada bab ini juga ditampilkan hasil percobaan dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Terdapat beberapa pendapat yang menjelaskan mengenai definisi dari pengembangan sistem, diantaranya : 1. Menurut Jogiyanto (2005:2), sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA
4.1 Training JST BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA Dalam penelitian ini menggunakan metode penentuan bobot pada training jaringan syaraf tiruan yaitu Levenberg Marquad dengan struktur JST menggunakan MLP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dewasa ini penciptaan video game tidak hanya ditujukan untuk media hiburan saja melainkan juga diperuntukan sebagai media pendidikan bagi berbagai kalangan khususnya
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Gardu Induk Godean berada di jalan Godean Yogyakarta, ditinjau dari
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gardu Induk Godean Gardu Induk Godean berada di jalan Godean Yogyakarta, ditinjau dari peralatannya, Gardu Induk ini merupakan gardu induk pasangan luar, gardu induk godean memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah dapat merusak peralatan-peralatan produksi yang terhubung dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam operasi produksi pada pabrik setingkat PT Semen Padang, sistem tenaga listrik dapat mengalami berbagai macam gangguan, misal gangguan dari hubung singkat yang
Lebih terperinciMenerapkan pembuatan antar muka (User Intreface) pada aplikasi
Menerapkan pembuatan antar muka (User Intreface) pada aplikasi Menerapkan pembuatan antar muka (User Intreface) pada aplikasi Definisi dan Karakteristik Antar Muka ( Interface) Prinsip Perancangan Antar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bertambahnya jumlah mahasiswa dari tahun ke tahun di IT Telkom mengakibatkan semakin banyak buku buku Tugas Akhir yang dibuat. Dengan semakin banyaknya buku
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi dan evaluasi pada saat melakukan perancangan prototipe aplikasi mikrokontroller dengan smart card pada Stasiun Kereta
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Curah hujan merupakan faktor yang berpengaruh langsung terhadap perubahan cuaca yang semakin memburuk. Curah hujan merupakan total air hujan yang terjatuh pada permukaan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SIMULATOR PROTEKSI ARUS HUBUNG SINGKAT FASA KE TANAH PADA SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN RELAI TIPE MCGG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan distribusi. Oleh sebab itu jaringan distribusi merupakan bagian jaringan listrik yang paling dekat dengan masyarakat.
Lebih terperinci1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang masalah
1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang masalah Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Au (bahasa Latin: 'aurum') dan nomor atom 79. Emas digunakan sebagai standar keuangan di banyak
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada bab terakhir ini, akan diberikan beberapa simpulan guna menjawab rumusan masalah yang telah dikemukakan pada bab terdahulu, dan juga mencoba untuk memberikan
Lebih terperinciAPLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK
APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK [1] Meishytah Eka Aprilianti, [2] Dedi Triyanto, [3] Ilhamsyah [1] [2] [3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN UJI COBA
BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berdasarkan hasil analisa dan perancangan sistem yang telah dilakukan pada bab sebelumnya maka dilanjutkan ke tingkat implementasi, implementasi program aplikasi menggunakan
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN ALAT
BAB 3 PERANCANGAN ALAT 3.1 Deskripsi Alat Pada bab ini penulis akan menjelaskan spesifikasi alat pemodelan sterilisasi ruangan yang akan dibuat dan menjelaskan beberapa blok diagram dan rangkaian yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Perangkat Lunak RPL (Rekayasa Perangkat Lunak) adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari semua aspek produksi dalam suatu proses perancangan suatu perangkat lunak /
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan industri manufaktur menuntut perusahaan untuk untuk memiliki daya saing tinggi, baik itu skala nasional maupun internasional. Kegiatan ekspor dan impor
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. menganimasikannya, serta mudah dipelajari. Flash tidak hanya digunakan dalam
5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Adobe Flash Flash merupakan software yang memiliki kemampuan menggambar sekaligus menganimasikannya, serta mudah dipelajari. Flash tidak hanya digunakan dalam pembuatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram tulang ikan penyebab derating kategori kualitas batu bara rendah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), fluktuasi daya listrik terbangkitkan sangat berhubungan erat dengan kualitas dan kuantitas batu bara yang merupakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN UJICOBA
BAB IV HASIL DAN UJICOBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan mengenai tampilan hasil dari perancangan data mining menggunakan algoritma c4.5 untuk prediksi ketepatan waktu kelulusan mahasiswa pada
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pada bab ini akan di jelaskan tentang tujuan pengujian alat, metode dan hasil pengujian. Selain itu akan dijelaskan juga jenis-jenis komponen elektrik yang terhubung
Lebih terperinci1.1 Multisim pro 8. penambahan menu untuk perancangan timer 555,filter dan amplifier.
SRI SUPATMI,S.KOM 1.1 Multisim pro 8 Multisim 8 adalah salah satu program untuk simulasi dalam bidang elektronika. Selain program tersebut terdapat juga beberapa program simulator yang lain, diantaranya
Lebih terperinciBAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT Bab ini akan membahas tentang pengujian dan simulasi alat pengendali pintu dan kamera yang menggunakan perangkat yang telah di sebutkan pada bab sebelumnya. Terdapat pengujian
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Pada bab ini akan dibahas tentang identifikasi dan analisis permasalahan,
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang identifikasi dan analisis permasalahan, solusi permasalahan dan perancangan sistem dalam Rancang Bangun Aplikasi Analisis Kebutuhan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM
IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM Ayu Trimulya 1, Syaifurrahman 2, Fatma Agus Setyaningsih 3 1,3 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas
Lebih terperinciCARA INSTALL DAN REMOVE APLIKASI. Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman repo.slemankab.go.id
CARA INSTALL DAN REMOVE APLIKASI Pemerintah Daerah Kabupaten Sleman cara menginstal dan remove/uninstall aplikasi ada beberapa cara yang akan dijelaskan dalam panduan ini terutama adalah linux yang menggunakan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. digunakan yaitu Adobe Flash CS3 Profesional serta penjelasan mengenai materi
BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini akan menjelaskan masalah-masalah teoritis yang berkaitan dalam pembuatan animasi Bahasa Arab. Pembahasan pada bab ini meliputi perangkat lunak yang digunakan yaitu Adobe Flash
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Sistem Tenaga listrik di Indonesia tersebar dibeberapa tempat, maka dalam penyaluran tenaga listrik dari tempat yang dibangkitkan sampai ke tempat
Lebih terperinci