Kontrak Asuransi DOKUMENTASI ASURANSI FUNGSI PROPOSAL FORM :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kontrak Asuransi DOKUMENTASI ASURANSI FUNGSI PROPOSAL FORM :"

Transkripsi

1 DOKUMENTASI ASURANSI Kontrak Asuransi 1. SURAT PERMOHONAN PENUTUPAN ASURANSI (S.P.P.A.) 2. POLIS (BUKTI PERJANJIAN ASURANSI) 3. ENDORSEMENT 4. COVER NOTE 5. RENEWAL NOTICE 1. SURAT PERMOHONAN PENUTUPAN ASURANSI (S.P.P.A.) APPLICATION / PROPOSAL FORM adalah suatu dokumen yang disiapkan oleh Asuradur untuk digunakan oleh calon Tertanggung bila ingin mengajukan suatu penutupan asuransi/pertanggungan. Dalam dokumen ini calon Tertanggung diharuskan memberikan berbagai informasi yang pada umumnya merupakan fakta-fakta penting (Material Fact) tentang objek pertanggungan yang diperlukan oleh Asuradur dalam proses Akseptasi. Kebenaran dan kelengkapan pengisian suatu Application Form (S.P.P.A.) dapat merupakan suatu ukuran dipenuhinya prinsip Duty of Disclosure yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari prinsip Utmost good Faith. Atas dasar keterangan-keterangan dalam SPPA yang telah diisi dan ditanda-tangani oleh calon Tertanggung tersebut, bisalah ditentukan batas-batas hak dan kewajiban yang dapat disetujui oleh kedua belah pihak, dan atas dasar itulah kemudian diterbitkan Cover Note atau Polis. Sebagaimana diketahui bahwa suatu perjanjian pada umumnya baru dianggap sah apabila telah ditanda-tangani oleh kedua belah pihak yang mengadakan perjanjian tersebut. Application atau Proposal form diisi dan ditanda-tangani oleh Tertanggung dan harus dianggap sebagai dasar dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Cover Note atau Polis Application atau Proposal form ditanda-tangani oleh Tertanggung sedangkan Cover Note atau Polis ditandatangani oleh Penanggung, maka perjanjian tersebut dapat dianggap telah ditanda-tangani oleh kedua belah pihak (Tertanggung dan Penanggung). FUNGSI PROPOSAL FORM : 1. Untuk mengetahui data-data lengkap atas risiko yang akan dialihkan tersebut 2. Untuk seorang Underwriter memutuskan menerima atau menolak risiko yang akan dialihkan tersebut dengan cepat dan akurat. 3. Untuk menetapkan besaran suku premi yang yang dibebankan Page 1 of 11

2 4. Untuk memberikan masukan-masukan atau saran kepada calan Tertanggung guna untuk perbaikan risiko MODEL PROPOSAL FORM Model atau methode dari Proposal Form atau SPPA ini tergantung pada Jenis polis Asuransi yang dikehendaki. Proposal form untuk asuransi Kebakaran berbeda dengan Proposal form untuk Asuransi Kendaraan Bermotor Setiap Proposal Form (SPPA) berisikan antara lain : 1. Umum : -. Nama calon Tertanggung -. Alamat (Tertanggung dan Letak risiko yang dipertanggungkan) -. Penggunaan / Okupasi 2. Khusus : tergantung pada Jenis Asuransi yang akan dipertanggungkan, berisikan : Data lengkap mengenai Obyek yang akan dipertanggungkan. Data-data mengenai obyek di sekitarnya Data-data mengenai pengalaman kerugian yang pernah dialami. Data-data mengenai adanya Asuransi lain yang juga menutup obyek pertanggungan yang sama. Data-data menganai adanya Perusahaan Asuransi yang telah menolak atau mengenakan persyaratan yang berat atas penutupan tersebut. Dan data-data lain yang diperlukan. Setelah data-data tersebut diatas diisi lengkap dan akurat dengan Itikad yang sangat baik (Utmost Good Faith) maka di bagian akhir Proposal Form ditandatangani oleh Calon Tertanggung PENILAIAN RESIKO Berdasarkan Informasi informasi yang diperoleh dari Tertanggung oleh surveyor dan tertuang dalam Proposal Form diberikan kepada underwriter untuk dilakukan penilaian risiko, apakah resiko tersebut dapat diterima atau ditolak atau diberikan syarat-syarat tertentu. Menilai apakah Nilai Pertanggungan yang dikehendaki sudah sesuai dengan Nilai obyek pertanggungan yang sebenarnya, sehingga tidak terjadi Under / Over Insurance. Tinggi rendahnya risiko tsb sangat ditentukan oleh faktor Hazard, baik Moral Hazard maupun Physical Hazard. Apabila diperlukan maka Underwriter akan menetapkan persyaratan (term and condition) polis, antara lain : Page 2 of 11

3 Own Risk / Excess / Deductible: Adalah suatu jumlah tertentu yang menjadi tanggungan Tertanggung dalam setiap kali terjadi kerugian. Dalam arti kata bahwa Penanggung akan menanggung kerugian yang terjadi apabila nilai kerugian tersebut diatas dari nilai Risiko sendiri / Excess / Deductible yang telah ditetapkan. Fungsinya : 1. Agar Tertanggung bersikap lebih berhati-hati atas obyek yang dipertanggungkan 2. Menghindari kerugian yang kecil-kecil, dalam hal mana biaya pengurusan bisa lebih besar dari nilai kerugian yang terjadi. 3. Mengurangi pembebanan suku premi, dalam hal mana : Deductible / Risiko sendiri kecil Suku premi besar Deductible / Risiko Sendiri besar Suku premi rendah. Warranty Suatu warranty dalam kontrak asuransi adalah suatu janji yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab oleh si tertangung bahwa suatu hal tertentu akan atau tidak akan dilakukannya, atau suatu keadaan atau fakta tertentu ada atau tidak ada. Warranty adalah jaminan bahwa : -. Sesuatu akan dilakukan, atau -. Sesuatu tidak akan dilakukan, atau -. Suatu fakta tertentu ada, atau -. Suatu fakta tertentu tidak ada. Oleh sebab itu, Warranty dalam kontrak asuransi merupakan syarat fundamental terhadap kontrak yang bersangkutan dan memberi pihak Penanggung hak untuk menolak kontrak tersebut. Apabila Warranty ini dilanggar atau tidak dilakukan oleh Tertanggung, maka Penanggung dapat menolak tanggung jawab atas suatu kerugian yang terjadi. Tujuan Penanggung menetapkan / memberlakukan Warranties: a. Untuk menjamin bahwa Tertanggung menjaga atau mengelola dengan baik pokok pertanggungan. contoh : Dalam Asuransi Kebakaran dapat diberlakukan Warranty bahwa sampah-sampah harus dibersihkan/disingkirkan setiap lepas jam kerja. b. Untuk menjamin bahwa risiko-risiko lebih besar tertentu tidak akan ditimbulkan tanpa sepengetahuan atau tanpa seizin Penanggung, karena premi yang telah diperhitungkan / dibebankan berdasarkan pada fakta bahwa risiko-risiko lebih besar tidak ada Page 3 of 11

4 contoh : Dalam asuransi Kebakaran dapat diberlakukan Warranty bahwa tidak ada minyak-minyak yang berbahaya disimpan melebihi jumlah tertentu pada bangunan/pabrik yang dipertanggungkan. Warranty dibagi dalam 2(dua) jenis, yaitu : a. Express Warranty. adalah suatu warranty atau ketentuan yang secara tegas dicantumkan atau dinyatakan didalam polis. misal : Dalam polis Ass. Marine Hull dicantumkan Warranty sebagai berikut : Warranted that the insured Vessel shall not be towed, expect as is customary or to the first safe port or place when in need of assistance Artinya : Tertanggung menjanjikan dengan benar bahwa kapal yang dipertanggungkan tidak akan ditarik atau ditunda, kecuali karena sudah menjadi kebiasaannya ditarik atau ditunda atau kecuali ke pelabuhan atau ke tempat aman terdekat pada saat kapal itu memerlukan pertolongan b. Implied Warranty. adalah suatu warranty atau ketentuan yang tidak secara tegas tertulis atau dinyatakan dalam polis. misal : kapal harus dalam keadaan laik laut (seaworthy) 2. POLIS (BUKTI PERJANJIAN ASURANSI) Sebagaimana halnya suatu perjanjian yang pada umumnya baru dianggap sah apabila sudah tertulis, maka perjanjian asuransipun baru dianggap sah kalau sudah dinyatakan dalam sebuah perjanjian tertulis, perjanjian mana disebut POLIS. Pasal 255 Kitab Undang-undang Hukum Dagang menyebutkan : Suatu pertanggungan harus dibuat secara tertulis dalam suatu akta yang di namakan polis Pasal 22 Marine Insurance Act 1906, menyebutkan : Kecuali dinyatakan lain didalam suatu ketentuan hukum, suatu kontrak asuransi pengangkutan laut dapat dianggap sah sebelum dibuatkan suatu polis yang sesuai dengan undang-undang ini, Polis tersebut dapat dikeluarkan pada saat persetujuan asuransi diadakan atau dapat juga sesudahnya. Dengan adanya ketentuan bahwa suatu perjanjian asuransi baru dianggap sah kalau polisnya sudah dikeluarkan, hal ini bukan berarti bahwa persetujuan asuransi tersebut belum berlaku sebelum polis dikeluarkan. Persetujuan asuransi sendiri sudah mulai berlaku (walaupun polisnya belum ada) apabila sudah ada bukti-bukti tertulis mengenai persetujuan termaksud, halmana dinyatakan juga dalam pasal 257 KUHD dan pasal 258 KUHD sebagai berikut : Page 4 of 11

5 Pasal 257 Kitab Undang-undang Hukum Dagang menyebutkan : Perjanjian pertanggungan diterbitkan seketika setelah ia ditutup, hak-hak dan kewajiban timbal balik dari si Penanggung mulai berlaku semenjak saat itu, bahkan sebelum polisnya ditandatangani. Pasal 258 Kitab Undang-undang Hukum Dagang menyebutkan Untuk membuktikan hal ditutupnya perjanjian tersebut diperlukan pembuktian dengan tulisan, namun demikian bolehlah lain-lain alat pembuktian dipergunakan juga manakala sudah ada sesuatu permulaan pembuktian dengan tulisan. Jadi POLIS adalah suatu bukti otentik adanya suatu persetujuan pertanggungan antara Tertanggung dan Penangung dimana Polis ditandatangani oleh Penanggung sedangkan SPPA ditandatangani oleh Tertanggung. Bentuk-bentuk polis : 1. BOURSE POLICY (POLIS MASKAPAI / POLIS BURSA). Adalah suatu polis dimana seluruh kondisi & persyaratan (Terms & Conditions) berdasarkan pada suatu bursa tertentu, dan perusahaan asuransi bebas untuk menentukan polis bursa mana yang akan dipakai. Di Indonesia sebelum tahun 1982, Polis Asuransi Kebakaran terdapat 2(dua) macam Polis Bursa yaitu Bourse Amsterdam dan Bourse Rotterdam, maka ada yang menggunakan polis Bursa Amsterdam dan ada juga yang menggunakan polis Bursa Rotterdam. 2. STANDARD POLICY (POLIS STANDAR). Adalah suatu polis dimana seluruh kondisi & persyaratan (Terms & Conditions) diberlakukan secara standard untuk seluruh perusahaan asuransi yang bergerak dibidang asuransi tersebut, didalam suatu negara. Bagi Seluruh Perusahaan Asuransi wajib untuk menggunakan polis tersebut. Misal : POLIS STANDAR ASURANSI KEBAKARAN INDONESIA POLIS STANDAR ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR INDONESIA POLIS STANDAR ASURANSI KECELAKAAN DIRI INDONESIA 3. CONSORTIUM POLICY (POLIS KONSORSIUM / POLIS POOL). Adalah suatu polis dimana seluruh kondisi & persyaratan (Terms & Conditions) berdasarkan kesepakatan bersama antara seluruh anggota Pool/Konsorsium dan hanya diberlakukan bagi para anggota saja. Jadi bagi Perusahaan Asuransi yang bukan merupakan anggota dari Pool atau Konsorsium tersebut, tidak diperkenankan atau dilarang untuk menggunakan polis tersebut. misal : POLIS KONSORSIUM RISIKO KHUSUS PASAR. Page 5 of 11

6 4. COMPANY POLICY (POLIS COMPANY). Adalah suatu polis dimana seluruh kondisi & persyaratan (Terms & Conditions) berdasarkan kebijakan dari Company atau Perusahaan yang menerbitkan polis tersebut, dan hanya dipergunakan oleh Perusahaan yang bersangkutan saja. Isi Polis: 1. The Heading (Kepala Polis) Adalah identitas dari polis yang diterbitkan dan berfungsi untuk menunjukan jenis jaminan yang diberikan oleh polis serta identitas dari Perush. Asuransi yang menerbitkan polis tersebut. Judul polis terdiri dari : a. Data-data Penanggung, yaitu : Nama & Alamat perush. Asuransi penerbitkan polis. b. Jenis polis, Misal : Polis Standard Kebakaran Indonesia. 2. Pembukaan (Preambule & Operative Clause) Pada umumnya Preambule polis berisi uraian tentang keterangan bahwa dengan syarat adanya pembayaran premi yang dilakukan oleh pihak Tertanggung dan keterangan yang diberikan merupakan dasar dari terbentuknya perjanjian asuransi dan berlakunya jaminan yang akan diberikan. Sedangkan Operative Clause umumnya berisi uraian tentang jenis-jenis risiko yang dijamin oleh polis. Dalam PSKI dapat dikatakan bahwa bagian pembukaannya berisi Preambule dan Operative Clause, walaupun risiko-risiko yang dijamin disebutkan dalam bagian yang terpisah. Pembukaan dalam PSKI secara lengkap berbunyi sebagai berikut : Yang bertandatangan dibawah ini, menanggung atas dasar pembayaran premi dan keterangan-keterangan tertulis yang diberikan oleh tertanggung, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari polis ini - harta benda dan/atau kepentingan seba-gaimana yang diurai dibawah ini, terhadap kerugian yang disebabkan oleh bahaya-bahaya yang disebutkan dan ditegaskan dalam syaratsyarat dan kondisi-kondisi yang tercetak dan/atau dilekatkan dan/atau dicantumkan pada polis ini." 3. Ikhtisar Pertanggungan (Schedule) Ikhtisar pertanggungan merupakan bagian dari polis yang berisi keterangan rinci dari perjanjian yang dibuat, antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut: a. Keterangan Polis, berisi tentang : Nomor Polis & Nomor Kwetansi : merupakan nomor registrasi polis yang dibuat oleh Perush. Asuransi untuk mempermudah proses penyimpanan dan pencarian apabila diperlukan. Keterangan tentang penutupan yang dilakukan apakah penutupan baru atau perpanjangan. b. Data Tertanggung, mencakup : Nama Tertanggung, dapat berupa perorangan atau Badan hukum. Page 6 of 11

7 Alamat Tertanggung. Letak Risiko yang dipertanggungkan c. Jangka Waktu Pertanggungan Lamanya jangka waktu pertanggungan : umumnya untuk jangka waktu 1 tahun atau 12 bulan, namun dapat juga untuk jangka waktu lebih dari 1 tahun (pertanggungan jangka panjang) atau kurang dari 1 tahun (pertanggungan jangka pendek). Tanggal mulai dan berakhirnya pertanggungan : masing-masing pada jam waktu setempat dimana objek pertanggungan tersebut berada. d. Keterangan tentang obyek pertanggungan, luas jaminan, suku premi perhitungan pembebanan premi, Contoh : Asuransi Kebakaran, mencakup data-data mengenai : Penerangan yang digunakan dalam obyek pertanggungan. Kelas konstruksi dari obyek pertanggungan. Jenis risiko/okupasi dari obyek pertanggungan. Nomor kode Okupasi Suku premi Jaminan tambahan Nomor kode jaminan tambahan Suku premi jaminan tambahan Perhitungan premi e. Lampiran/syarat-syarat tambahan Merupakan kolom yang digunakan untuk menguraikan lampiran-lampiran atau syarat-syarat tambahan (Warranty dan atau Klausula) yang digunakan dalam polis yang bersangkutan. f. Uraian tentang Obyek pertanggungan Merupakan bagian akhtisar polis yang menguraikan obyek yang dipertanggungkan baik jumlah unit, jenis, macam berikut Nilai pertanggungan masing-masing. Contoh: Atas bangunan Rumah tinggal berkontruksi kls I, terletak di Jl. X No. 15, sebesar... Rp ,-- Atas Perabot R.T. berikut pakaian, sebesar.rp ,-- Jumlah : Rp ,-- g. Tanda tangan & cap Perusahaan Asuransi Merupakan bagian yang menunjukan sah-nya suatu perjanjian yang dibuat antara pihak Penanggung (menanda-tangani polis) dan pihak Tertanggung (menanda-tangani SPPA). 4. Luas Jaminan (Risk Covered) Risiko-risiko yang dijamin dalam suatu pertanggungan pada umumnya disebutkan atau ditegaskan didalam polis dengan jelas, terkecuali untuk polispolis dengan kondisi jaminan All Risk, maka Risiko yang dijamin tidak ditegaskan didalam polis. Page 7 of 11

8 5. Pengecualian Polis (Exclusion) Risiko-risiko yang dikecualikan dari pertanggungan dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu: 1. Risiko-risiko yang dikecualikan. 2. Harta Benda dan Kepentingan yang dikecualikan. 1. RISIKO-RISIKO YANG DIKECUALIKAN. Didalam polis dinyatakan bahwa segala kerusakan dan/atau kerugian pada harta benda dan/atau kepentingan yang dipertanggungkan yang disebabkan oleh risiko-risiko yang dikecualikan, tidak dijamin oleh polis. Pengecualian Risiko dapat dikelompokan menjadi 2(dua) bagian, yaitu : a. General Exclusion (Pengecualian umum) yaitu pengecualian risiko yang berlaku bagi semua jenis penutupan Asuransi, yaitu : Risiko Cacat Sendiri (Self Combustion and/or Inherent vice). Polis Ini tidak menjamin segala kerusakan dan/atau kerugian pada harta benda dan/atau kepentingan yang dipertanggungkan yang disebabkan oleh karena suatu cacad, kebusukan sendiri atau yang langsung ditimbulkan dari sifat dan macam barang itu sendiri. Risiko Perang (War Risk) Polis ini tidak menjamin segala kerusakan dan/atau kerugian pada harta benda dan/atau kepentingan yang dipertanggungkan, sebagai akibat baik langsung maupun tidak langsung yang disebabkan oleh risiko perang, penyerbuan, aksi musuh asing, perang saudara, pemberontakan, revolusi, pembangkitan, kekuatan militer dan sejenisnya. Apabila ada tuntutan ganti-rugi yang diajukan oleh pihak Tertanggung dan ditolak oleh Penanggung karena dianggap disebabkan oleh risiko-risiko perang ini, maka Tertanggung harus dapat membuktikan bahwa kerusakan atau kerugian yang dialami disebabkan oleh risiko lain yang dijamin oleh polis, apabila tuntutannya ingin tetap diganti. Hal ini disebut juga sebagai Klausula Pembuktian terbalik (Onus proof Clause) Risiko kerusuhan, Bencana alam, Gangguan Usaha dan lain-lain Polis ini tidak menjamin segala kerusakan dan/atau kerugian pada harta benda dan/atau kepentingan yang dipertanggungkan yang disebabkan baik langsung maupun tidak langsung adanya Kerusuhan, Bencana alam, Gangguan Usaha dan lain-lain. Apabila risiko-risiko tersebut diatas ingin juga turut dijamin, maka dapat dilakukan dengan jalan melekatkan endorsement perluasan jaminan dan dengan adanya tambahan premi. Page 8 of 11

9 Reaksi Inti Atom dan atau Nuclear (Nuclear Reaction) Segala kerusakan atau kerugian pada harta benda dan/atau kepentingan yang dipertanggungkan yang disebabkan baik langsung maupun tidak langsung oleh adanya reaksi nuklir, Radiasi Nuklir atau pencemaran Radio Aktif. b. Special Exclusion (Pengecualian Khusus) Pengecualian terhadap risiko-risiko tertentu yang berlaku secara khusus disesuaikan dengan jenis pertanggungannya. 2. HARTA BENDA DAN KEPENTINGKAN YANG DIKECUALIKAN. Disamping adanya risiko-risiko yang dikecualikan, beberapa jenis asuransi/ pertanggungan juga mengecualikan beberapa jenis obyek pertanggungan tertentu, antara lain : a. Barang-barang milik pihak lain yang disimpan dan atau dititipkan atas dasar kepercayaan atau atas dasar komisi. b. Logam mulia, perhiasan, batu permata atau batu mulia.. c. Barang antik / barang-barang seni. d. Naskah-naskah, rencana-rencana, gambar-gambar atau disain-disain, polapola, model-model atau tuangan-tuangan. e. Efek-efek, Obligasi, atau segala macam dokumen, Perangko, Cek, Buku-buku akuntansi atau Buku-buku usaha lainnya, dan Catatan-catatan sistem komputer. f. Pohon kayu, tanaman, hewan dan atau binatang. g. Segala macam bahan peledak, dll. Namun demikian, khusus untuk item c diatas dapat ditutup juga dengan syarat bahwa obyek-obyek tersebut dinyatakan secara tegas (jenis, ukuran dan masingmasing harga pertanggungan) dalam polis yaitu dengan mencantumkan secara rinci dalam ikhtisar pertanggungan. 6. Syarat-syarat Polis. (Terms & Conditions) Adalah suatu persyaratan yang mengatur berbagai hal yang berkaitan dengan perjanjian Asuransi yang dibuat,: Conditions: 1. Implied Conditions adalah kondisi polis yang tidak dinyatakan atau diuraikan secara tegas atau tertulis dalam polis Misal : (Insurable Interest, Utmost good faith) 2. Express Conditions adalah Kondisi polis yang dinyatakan secara tegas atau tertulis dalam polis (General Conditions, Particular Conditions) Page 9 of 11

10 Klasifikasi Kondisi Polis: 1. Conditions Precedent to The Contract adalah persyaratan atau kondisi polis yang harus dipenuhi agar kontrak asuransi berlaku sah (Implied Conditions) 2. Conditions Subsequent to The Contract adalah persyaratan polis yang dinyatakan secara tegas dalam polis (Express Conditions) 3. Conditions Precedent to Liability adalah suatu persyaratan polis yang tertera dalam polis, harus dipenuhi sebelum adanya tanggung jawab (liability) atas suatu klaim (Syarat Prosedur klaim) 3. ENDORSEMENTS Dalam hal adanya suatu perubahan dalam polis yang telah diterbitkan, misal perubahan alamat risiko, kenaikkan atau penurunan limit pertanggungan, penggunaan (Okupasi) dll. maka Tertanggung harus dengan segera memberitahukan adanya perubahan tersebut kepada Penanggung dan Penanggung akan menuangkan perubahan-perubahan tersebut dalam suatu Endorsement atau Amendment yang merupakan tambahan dan tidak terpisahkan dari polis induknya. 4. COVER NOTE Sebagai bukti tertulis bahwa persetujuan asuransi telah diadakan, serta hak-hak dan kewajiban kedua belah pihak sudah mulai berlaku, maka pihak Penanggung biasanya mengeluarkan Cover Note. Maksud dari Cover Note hanya sebagai bukti bahwa persetujuan asuransi sudah mulai berlaku, maka keterangan yang ada didalamnya hanyalah berisikan pokok-pokok persetujuan saja, sedangkan penjelasan secara terperinci mengenai hal itu akan didapatkan dalam polis yang akan dibuatkan kemudian sebagai pengganti Cover Note. Penerbitan Cover Note mendahului polis bukanlah suatu keharusan, cover-note hanya dibuat sebagai bukti tertulis sambil menunggu selesainya pembuatan polis, oleh karena itu kalau polis dapat segera diterbitkan, maka pembuatan cover note tidak diperlukan. Pada umumnya Cover Note berlaku dalam waktu 30 hari setelah adanya kesepakatan dan akan berakhir setelah Polis diterbitkan dan diterima oleh Tertanggung, mana saja yang lebih dahulu terjadi. 5. RENEWAL NOTICE Adalah suatu pemberitahuan bahwasanya polis asuransi yang bersangkutan akan segera berakhir. Formulir ini disiapkan oleh Penanggung dan dikirimkan kepada Tertanggung dalam waktu paling lambat 1(satu) bulan sebelum pertanggungan tersebut berakhir, dan Page 10 of 11

11 Tertanggung wajib memberitahukan kepada penanggung mengenai perpanjangan tersebut dalam waktu 7 (tujuh) hari sebelum periode pertanggungan tersebut berakhir. Apabila Tertanggung menyetujui untuk memperpanjang pertanggungan tersebut dan apabila telah ada perubahan-perubahan atas pertanggungan tersebut, maka perubahanperubahan tersebut dicantumkan didalam Renewal Notice dan ditanda-tangani oleh Tertanggung serta dikembalikan kepada Penanggung untuk segera dibuatkan polis perpanjangannya. ---ooo0oo--- Page 11 of 11

BAB VI POLIS ASURANSI

BAB VI POLIS ASURANSI BAB VI POLIS ASURANSI A. Pengertian Polis Untuk setiap perjanjian perlu dibuat bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihak yang mengadakan perjanjian. Bukti tertulis untuk perjanjian asuransi disebut:

Lebih terperinci

6. RENEWAL AND CANCELLATION

6. RENEWAL AND CANCELLATION 6. RENEWAL AND CANCELLATION A. Renewal B. Cancellation Terjemahan dari The Principles & Practices of Insurance 6. RENEWAL AND CANCELLATION A. Renewal B. Cancellation Pertanyaan (Questions) Tujuan Pembelajaran

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK RaksaEarthquake Insurance Asuransi Gempa Bumi

RINGKASAN INFORMASI PRODUK RaksaEarthquake Insurance Asuransi Gempa Bumi RINGKASAN INFORMASI PRODUK RaksaEarthquake Insurance Asuransi Gempa Bumi Nama Produk : RaksaEarthquake Insurance / Asuransi Gempa Bumi Jenis Produk : Asuransi Harta Benda Nama Penerbit : PT. Asuransi Raksa

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK

RINGKASAN INFORMASI PRODUK RINGKASAN INFORMASI PRODUK a Nama dan Jenis Produk Asuransi b Nama Penerbit (Perusahaan Asuransi) c Data Ringkas : Polis Standar Asuransi Kebakaran Indonesia : PT. KSK Insurance Indonesia : PT. KSK Insurance

Lebih terperinci

ASURANSI INTER ISLAND - MARINE CARGO No. Pencatatan Produk OJK : S-2319/NB.11/2013. I. Nama Produk : Asuransi Inter Island - Marine Cargo

ASURANSI INTER ISLAND - MARINE CARGO No. Pencatatan Produk OJK : S-2319/NB.11/2013. I. Nama Produk : Asuransi Inter Island - Marine Cargo ASURANSI INTER ISLAND - MARINE CARGO No. Pencatatan Produk OJK : S-2319/NB.11/2013 I. Nama Produk : Asuransi Inter Island - Marine Cargo II. Jenis Produk : Asuransi Marine Cargo III. Nama Penerbit : IV.

Lebih terperinci

SISTEM PERUSAHAAN ASURANSI

SISTEM PERUSAHAAN ASURANSI SISTEM PERUSAHAAN ASURANSI Dalam suatu Perusahaan Asuransi sebagai Penanggung risiko, secara umum pembagian tugas, wewenang dan tanggung-jawab para fungsionarisnya dalam struktur Organisasi, dengan pembagian

Lebih terperinci

Dokumen Perjanjian Asuransi

Dokumen Perjanjian Asuransi 1 Dokumen Perjanjian Asuransi Pada prinsipnya setiap perbuatan hukum yang dilakukan para pihak dalam perjanjian asuransi perlu dilandasi dokumen perjanjian. Dari dokumen tersebut akan dapat diketahui berbagai

Lebih terperinci

4. DOKUMEN ASURANSI. Terjemahan dari The Principles & Practices of Insurance. Facilitator: Imam MUSJAB, SE, AAIK, QIP

4. DOKUMEN ASURANSI. Terjemahan dari The Principles & Practices of Insurance. Facilitator: Imam MUSJAB, SE, AAIK, QIP 4. DOKUMEN ASURANSI A. Proposal Form (SPPA) B. Policy (Polis) C. Cover Note (Nota Penutupan) D. Insurance Certificate (Sertifikat Asuransi) E. Construction of Policy (Konstruksi Polis) Terjemahan dari

Lebih terperinci

MOTOR VEHICLE INSURANCE No. Pencatatan Produk OJK : S-932/NB.11/2013

MOTOR VEHICLE INSURANCE No. Pencatatan Produk OJK : S-932/NB.11/2013 MOTOR VEHICLE INSURANCE No. Pencatatan Produk OJK : S-932/NB.11/2013 I. Nama Produk : Motor Vehicle Insurance II. Jenis Produk : Asuransi Kendaraan Bermotor III. Nama Penerbit : IV. Data Ringkas Asuransi

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 K e s i m p u l a n Dari hasil studi literatur, analisa dan evaluasi masalah dalam tugas akhir ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Risiko-risiko yang terdapat didalam

Lebih terperinci

SYARAT-SYARAT UMUM POLIS ASURANSI JIWA 5000. Pasal 1 ARTI BEBERAPA ISTILAH

SYARAT-SYARAT UMUM POLIS ASURANSI JIWA 5000. Pasal 1 ARTI BEBERAPA ISTILAH SYARAT-SYARAT UMUM POLIS ASURANSI JIWA 5000 Pasal 1 ARTI BEBERAPA ISTILAH Dalam Syarat-syarat Umum Polis Asuransi Jiwa Perorangan ini yang dimaksud dengan : 1. Asuransi : adalah Asuransi Jiwa 5000. 2.

Lebih terperinci

PERUSAHAAN ASURANSI ATA 2014/2015 M6/IT /NICKY/

PERUSAHAAN ASURANSI ATA 2014/2015 M6/IT /NICKY/ PERUSAHAAN ASURANSI 1. PENGERTIAN USAHA DAN KARAKTERISTIK ASURANSI Definisi (UU no. 2 tahun 1992) Perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan nama penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan

Lebih terperinci

Prinsip ini dirumuskan dalam kasus Carter v. Boehm (1766) dan ditegaskan kembali dalam kasus Rozannes v. Bowen (1928)

Prinsip ini dirumuskan dalam kasus Carter v. Boehm (1766) dan ditegaskan kembali dalam kasus Rozannes v. Bowen (1928) CHAPTER 2 THE APPLICATION OF LEGAL PRINCIPLES A. UTMOST GOOD FAITH General Rule dalam Hukum Perjanjian Inggris, tidak ada kewajiban bagi tiap pihak yang terkait dalam suatu kontrak untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

Asuransi Jiwa

Asuransi Jiwa Bab 1: Pengantar Asuransi Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Asuransi Jiwa Asuransi Jiwa Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian risiko yang berupa perjanjian antara nasabah asuransi

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN SESI STATISTIK BADAN PENGELOLA PUSAT DATA ASURANSI NASIONAL (BPPDAN) TAHUN 2013

PETUNJUK PELAKSANAAN SESI STATISTIK BADAN PENGELOLA PUSAT DATA ASURANSI NASIONAL (BPPDAN) TAHUN 2013 PETUNJUK PELAKSANAAN SESI STATISTIK BADAN PENGELOLA PUSAT DATA ASURANSI NASIONAL () TAHUN 2013 Agar pelaksanaan sesi statistik dapat berjalan dengan baik, mencapai sasaran secara efektif dan efisien, ReINDO

Lebih terperinci

BADAN PENGELOLA PUSAT DATA ASURANSI NASIONAL (BPPDAN) TAHUN 2015

BADAN PENGELOLA PUSAT DATA ASURANSI NASIONAL (BPPDAN) TAHUN 2015 PETUNJUK PELAKSANAAN SESI STATISTIK BADAN PENGELOLA PUSAT DATA ASURANSI NASIONAL () TAHUN 2015 Agar pelaksanaan sesi statistik dapat berjalan dengan baik, mencapai sasaran secara efektif dan efisien, ReINDO

Lebih terperinci

KONSORSIUM ASURANSI PENYINGKIRAN KERANGKA KAPAL TERMASUK TANGGUNG JAWAB POLUSI

KONSORSIUM ASURANSI PENYINGKIRAN KERANGKA KAPAL TERMASUK TANGGUNG JAWAB POLUSI Halaman 1 dari 7 I. DASAR HUKUM: 1. Perjanjian Kerjasama antara PT TUGU PRATAMA INDONESIA dengan Perusahaan Asuransi Anggota Konsorsium tentang KONSORSIUM KERANGKA KAPAL (WRECK REMOVAL INSURANCE) No. 022/PK/CGS-TPI/III/2015

Lebih terperinci

Premi Asuransi BAB V PREMI ASURANSI

Premi Asuransi BAB V PREMI ASURANSI BAB V PREMI ASURANSI A. Pengertian Premi Asuransi Pengertian Premi adalah pembayaran dari tertanggung kepada penanggung, sebagai imbalan jasa atas pengalihan resiko kepada penanggung. Menurut pengertian

Lebih terperinci

KONSORSIUM ASURANSI PENYINGKIRAN KERANGKA KAPAL

KONSORSIUM ASURANSI PENYINGKIRAN KERANGKA KAPAL Halaman 1 dari 6 I. DASAR HUKUM: 1. Perjanjian Kerjasama antara PT TUGU PRATAMA INDONESIA dengan Perusahaan Asuransi Anggota Konsorsium tentang KONSORSIUM (WRECK REMOVAL INSURANCE) No. 022/PK/CGS-TPI/III/2015

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Selama melaksanakan kerja praktek di PT Asuransi Jasaraharja Putera,

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Selama melaksanakan kerja praktek di PT Asuransi Jasaraharja Putera, BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1. Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Selama melaksanakan kerja praktek di PT Asuransi Jasaraharja Putera, penulis ditempatkan di bagian seksi Ritel / Underwriting. Unit

Lebih terperinci

UTMOST GOOD FAITH. 3. Material facts

UTMOST GOOD FAITH. 3. Material facts UTMOST GOOD FAITH 1. Non insurance contracts: Pada umumnya kontrak perdagangan/komersial mengacu pada doktrin caveat emptor (pembeli bebas mengetahui kondisi barang/jasa yang akan dibelinya). Dalam kontrak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perjanjian adalah peristiwa seseorang berjanji kepada seorang lain atau dua orang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perjanjian adalah peristiwa seseorang berjanji kepada seorang lain atau dua orang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perjanjian Asuransi 1. Pengertian Perjanjian Perjanjian adalah peristiwa seseorang berjanji kepada seorang lain atau dua orang itu berjanji untuk melaksanakan suatu hal. Menurut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Asuransi Kerugian Dalam perkembangan dunia usaha tidak seorang pun yang dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang secara tepat, setiap ramalan

Lebih terperinci

SURAT PERMOHONAN PENUTUPAN ASURANSI (SPPA)

SURAT PERMOHONAN PENUTUPAN ASURANSI (SPPA) SURAT PERMOHONAN PENUTUPAN ASURANSI (SPPA Sesuai peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. PER-01/BL/2011 INFORMASI UMUM Untuk Nasabah Perorangan 1 Nama : 2 NPWP : 3 Alamat (sesuai

Lebih terperinci

http://www.hadiborneo.wordpress.com/ Secara bahasa Berasal dari kata assurantie dari bahasa Belanda yang berakar dari bahasa latin yaitu assecurare yang berarti meyakinkan orang. Menurut UU No. 2 Tahun

Lebih terperinci

PRINSIP - ASURANSI 1. PENTINGNYA INSURABLE INTEREST 2. DEFINISI

PRINSIP - ASURANSI 1. PENTINGNYA INSURABLE INTEREST 2. DEFINISI PRINSIP - ASURANSI Dalam suatu pertanggungan/asuransi terdapat 5 (lima) prinsip yang mendasari suatu pertanggungan (Five Basic Principle Of Insurance), hal mana kelima prinsip tersebut berlaku mutlak dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Risiko Risiko adalah bahaya, akibat, atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau

Lebih terperinci

ASURANSI. Prepared by Ari Raharjo

ASURANSI. Prepared by Ari Raharjo ASURANSI Prepared by Ari Raharjo Email: ariraharjo2013@gmail.com Definisi Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada

Lebih terperinci

Ringkasan Informasi Produk

Ringkasan Informasi Produk Ringkasan Informasi Produk Selamat! Anda telah mengambil langkah tepat untuk mencapai hidup yang lebih berkualitas. Untuk membantu Anda semakin memahami produk asuransi yang Anda miliki, berikut adalah

Lebih terperinci

RINGKASAN PRODUK ASURANSI RUMAH TINGGAL ( RAKSA ESTATECARE )

RINGKASAN PRODUK ASURANSI RUMAH TINGGAL ( RAKSA ESTATECARE ) RINGKASAN PRODUK ASURANSI RUMAH TINGGAL ( RAKSA ESTATECARE ) Asuransi Raksa Pratikara didirikan pada tahun 1975 dan menjalankan usahanya berdasarkan semboyan "BIJAKSANA DAN TEPERCAYA. Kami siap memberikan

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN ULTIMATE HARVEST ASSURANCE

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN ULTIMATE HARVEST ASSURANCE Ultimate Harvest Assurance merupakan produk asuransi tradisional dari PT. AIA FINANCIAL. Berikut ini adalah ringkasan informasi mengenai produk dan/atau layanan Ultimate Harvest Assurance. Harap dibaca

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ASURANSI. Inhouse Training Jakarta, 10 November 2015

DASAR-DASAR ASURANSI. Inhouse Training Jakarta, 10 November 2015 DASAR-DASAR ASURANSI Inhouse Training Jakarta, 10 November 2015 RESIKO & PERIL Resiko adalah : Sesuatu yang datangnya tidak terduga dan berdampak pada timbulnya suatu kerugian. Peril adalah : Penyebab

Lebih terperinci

KONSORSIUM ASURANSI PENYINGKIRAN KERANGKA KAPAL

KONSORSIUM ASURANSI PENYINGKIRAN KERANGKA KAPAL Tanggal Pembuatan Halaman 1 dari 6 I. DASAR HUKUM: 1. Perjanjian Kerjasama antara PT TUGU PRATAMA INDONESIA dengan Perusahaan Asuransi Anggota Konsorsium tentang KONSORSIUM (WRECK REMOVAL INSURANCE) No.

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pelaksanaan fungsi dan tujuan PT. Jasaraharja Putera sebagai salah satu

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pelaksanaan fungsi dan tujuan PT. Jasaraharja Putera sebagai salah satu BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Pelaksanaan fungsi dan tujuan PT. Jasaraharja Putera sebagai salah satu perusahaan asuransi yang bergerak di bidang jasa memiliki

Lebih terperinci

CERTIFIED GENERAL INSURANCE 002 HUKUM ASURANSI

CERTIFIED GENERAL INSURANCE 002 HUKUM ASURANSI CERTIFIED GENERAL INSURANCE 002 HUKUM ASURANSI SOAL - JAWABAN MAR. 2014 SEPT. 2015 Disusun oleh : Ir. Sudarno Hardjo Saparto AAIK, QIP, ICPU, Ahli K3 Ir.Sudarnohs@Yahoo.com www.sudarnopustaka.site11.com

Lebih terperinci

BAB 4 METODE REASURANSI QUOTA SHARE TREATY DITINJAU DARI HUKUM PERJANJIAN

BAB 4 METODE REASURANSI QUOTA SHARE TREATY DITINJAU DARI HUKUM PERJANJIAN 55 BAB 4 METODE REASURANSI QUOTA SHARE TREATY DITINJAU DARI HUKUM PERJANJIAN 4.1. PERJANJIAN ASURANSI Asuransi dalam pengertian hukum mengandung arti sebagai suatu jenis perjanjian. Meskipun demikian,

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Teori Prosedur Polis Asuransi

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Teori Prosedur Polis Asuransi BAB III PEMBAHASAN 3.1. Tinjauan Teori 3.1.1. Prosedur Prosedur merupakan komponen dari sistem informasi baik itu sistem informasi manajemen maupun sistem informasi akuntansi yang sering dilupakan, padahal

Lebih terperinci

HUKUM ASURANSI. Lecture: Andri B Santosa

HUKUM ASURANSI. Lecture: Andri B Santosa HUKUM ASURANSI Lecture: Andri B Santosa 1 Pengaturan Asuransi O KUHPerdata O KUHD (Ps. 246 s/d 308) O UU Nomor 2 Th 1992 tentang Usaha Perasuransian O Keppres RI No. 40 Th ttg Usaha di Bidang Asuransi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjadi informasi keuangan. Proses akuntansi meliputi kegiatan mengidentifikasi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjadi informasi keuangan. Proses akuntansi meliputi kegiatan mengidentifikasi, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Samryn (2014 : 3) berpendapat bahwa secara umum akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang digunakan untuk mengubah data dari transaksi menjadi informasi

Lebih terperinci

RINGKASAN PRODUK ASURANSI PENGANGKUTAN ( MARINE CARGO )

RINGKASAN PRODUK ASURANSI PENGANGKUTAN ( MARINE CARGO ) RINGKASAN PRODUK ASURANSI PENGANGKUTAN ( MARINE CARGO ) Asuransi Raksa Pratikara didirikan pada tahun 1975 dan menjalankan usahanya berdasarkan semboyan "BIJAKSANA DAN TEPERCAYA. Kami siap memberikan layanan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI ASURANSI. Materi 1 PENGENALAN ASURANSI

SISTEM INFORMASI ASURANSI. Materi 1 PENGENALAN ASURANSI SISTEM INFORMASI ASURANSI Materi 1 PENGENALAN ASURANSI Dr. Kartika Sari U niversitas G unadarma Materi 1-1 Pengertian Asuransi Asuransi adalah: Suatu mekanisme pemindahan risiko dari tertanggung (nasabah)

Lebih terperinci

BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI

BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI A. Definisi Risiko RISIKO adalah : a. Risiko adalah kans kerugian b. Risiko adalah kemungkinan kerugian c. Risiko adalah ketidak pastian d. Risiko adalah penyimpangan kenyataan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Asuransi 1. Pengertian Asuransi Risiko merupakan suatu konsep dengan berbagai makna tergantung pada konsep disiplin ilmu yang menggunakannya. Menurut Siamat (1995:275) risiko

Lebih terperinci

STIE DEWANTARA Manajemen Asuransi, Pegadaian & Anjak Piutang

STIE DEWANTARA Manajemen Asuransi, Pegadaian & Anjak Piutang Manajemen Asuransi, Pegadaian & Anjak Piutang Manajemen Lembaga Keuangan, Sesi 5 Pengertian Asuransi Asuransi Assurantie (B. Belanda) = Pertanggungan Assecurare (B. Latin) = Meyakinkan orang Asuransi Bahasa

Lebih terperinci

Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI. 02-Dec-17

Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI. 02-Dec-17 Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI - Menurut Pasal 246 KUHD, asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian di mana seorang penanggung dengan menikmati suatu premi mengikatkan dirinya kepada

Lebih terperinci

ASURANSI. Created by Lizza Suzanti 1

ASURANSI. Created by Lizza Suzanti 1 ASURANSI 1 Pengertian Asuransi adalah mekanisme proteksi atau perlindungan dari risiko kerugian keuangan dengan cara mengalihkan risiko kepada pihak lain. Asuransi adalah suatu perjanjian dimana seseorang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua belah pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua belah pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perjanjian Asuransi Kendaraan Bermotor Berdasarkan Pasal 1 sub (1) UU No. 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, dinyatakan bahwa pengertian asuransi atau pertanggungan adalah

Lebih terperinci

Informasi Produk Asuransi Allianz

Informasi Produk Asuransi Allianz Informasi Produk Asuransi Allianz Nama Produk Permata Proteksi Ku Permata Proteksi Plus Permata KTA Proteksi Jenis Produk Asuransi jiwa berjangka untuk perlindungan tagihan kartu kredit Asuransi jiwa berjangka

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN ASURANSI DAN BENTUK-BENTUK PENYELESAIAN SENGKETA DALAM PERJANJIAN ASURANSI

BAB II PERJANJIAN ASURANSI DAN BENTUK-BENTUK PENYELESAIAN SENGKETA DALAM PERJANJIAN ASURANSI 15 BAB II PERJANJIAN ASURANSI DAN BENTUK-BENTUK PENYELESAIAN SENGKETA DALAM PERJANJIAN ASURANSI A. Perjanjian Asuransi Asuransi merupakan salah satu jenis perjanjian khusus yang diatur dalam KUHD, sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan, kehilangan atau resiko lainnya. Oleh karena itu setiap resiko yang

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan, kehilangan atau resiko lainnya. Oleh karena itu setiap resiko yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Resiko di masa datang dapat terjadi terhadap kehidupan seseorang misalnya kematian, sakit, atau resiko dipecat dari pekerjaannya. Dalam dunia bisnis, resiko

Lebih terperinci

BAB II RUANG LINGKUP HUKUM ASURANSI Oleh : SURAJIMAN

BAB II RUANG LINGKUP HUKUM ASURANSI Oleh : SURAJIMAN BAB II RUANG LINGKUP HUKUM ASURANSI Oleh : SURAJIMAN A. PENGERTIAN ASURANSI Asuransi atau dalam bahasa Indonesianya disebut pertanggungan, dalam bahasa inggris disebut insurance,sedangkan dalam bahasa

Lebih terperinci

KONSORSIUM ASURANSI PENYINGKIRAN KERANGKA KAPAL TERMASUK TANGGUNG JAWAB POLUSI

KONSORSIUM ASURANSI PENYINGKIRAN KERANGKA KAPAL TERMASUK TANGGUNG JAWAB POLUSI Halaman 1 dari 8 I. DASAR HUKUM: 1. Perjanjian Kerjasama antara PT TUGU PRATAMA INDONESIA dengan Perusahaan Asuransi Anggota Konsorsium tentang KONSORSIUM KERANGKA KAPAL (WRECK REMOVAL INSURANCE) No. 022/PK/CGS-TPI/III/2015

Lebih terperinci

Polis Standar Kendaraan Bermotor Indonesia

Polis Standar Kendaraan Bermotor Indonesia Tri Haryanto PT Jasa Raharja (Persero) Phone 021 5203454 ex. 204 Jl. HR Rasuna Said Kav. C-2 Fax 021 5203410 Jakarta Selatan E-mail tri@jasaraharja.com Polis Standar Kendaraan Bermotor Indonesia Soal soal

Lebih terperinci

EVALUASI ASURANSI CONTRACTOR S ALL RISK (CAR) PADA PROYEK CIRCULAR CULVERT

EVALUASI ASURANSI CONTRACTOR S ALL RISK (CAR) PADA PROYEK CIRCULAR CULVERT EVALUASI ASURANSI CONTRACTOR S ALL RISK (CAR) PADA PROYEK CIRCULAR CULVERT Dida Cahyadiana NRP : 8721008 NIRM : 41077011910198 Pembimbing : Sonny Siti Sondari, Ir.MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN FAMILY IN CARE

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN FAMILY IN CARE Family In Care merupakan produk asuransi kecelakaan yang diterbitkan oleh PT AIA FINANCIAL. Berikut ini adalah ringkasan informasi mengenai produk dan/atau layanan Family In Care. Harap dibaca dan dipelajari

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN B SIAGA BERKAH

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN B SIAGA BERKAH B Siaga Berkah merupakan produk asuransi unit link berbasis syariah dari PT AIA FINANCIAL. Berikut ini adalah ringkasan informasi mengenai produk dan/atau layanan B Siaga Berkah. Harap dibaca dan dipelajari

Lebih terperinci

BAB III TANGGUNG JAWAB PENANGGUNG DAN TERTANGGUNG DALAM PERJANJIAN ASURANSI APABILA ADA PENGAJUAN KLAIM

BAB III TANGGUNG JAWAB PENANGGUNG DAN TERTANGGUNG DALAM PERJANJIAN ASURANSI APABILA ADA PENGAJUAN KLAIM BAB III TANGGUNG JAWAB PENANGGUNG DAN TERTANGGUNG DALAM PERJANJIAN ASURANSI APABILA ADA PENGAJUAN KLAIM 3.1 Tanggung Jawab Dalam Perjanjian Asuransi Apabila Ada Klaim Dalam Perjanjian Asuransi yang melibatkan

Lebih terperinci

POLIS STANDAR KENDARAAN BERMOTOR INDONESIA

POLIS STANDAR KENDARAAN BERMOTOR INDONESIA POLIS STANDAR KENDARAAN BERMOTOR INDONESIA Penanggung yang bertanda tangan pada Polis ini, berdasarkan permintaan pertanggungan secara tertulis dari Tertanggung melalui Surat Permohonan Pertanggungan Kendaraan

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI ATAS PEMBATALAN PERJANJIAN BAKU PADA POLIS ASURANSI JIWA di KOTA DENPASAR

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI ATAS PEMBATALAN PERJANJIAN BAKU PADA POLIS ASURANSI JIWA di KOTA DENPASAR TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI ATAS PEMBATALAN PERJANJIAN BAKU PADA POLIS ASURANSI JIWA di KOTA DENPASAR ABSTRAKSI Oleh: Kadek Hita Kartika Sari I Gusti Nyoman Agung I Ketut Markeling Hukum Bisnis

Lebih terperinci

LAMPIRAN SK NO. 422/AAUI/06

LAMPIRAN SK NO. 422/AAUI/06 KLAUSUL KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DAN ATAU RODA TIGA Dengan ini dicatat dan disepakati, bahwa : 1. Menyimpang dari definisi kendaraan bermotor yang dicantumkan dalam Polis, kata kendaraan bermotor harus

Lebih terperinci

CERTIFIED GENERAL INSURANCE 001 PRINSIP ASURANSI

CERTIFIED GENERAL INSURANCE 001 PRINSIP ASURANSI CERTIFIED GENERAL INSURANCE 001 PRINSIP ASURANSI SOAL - JAWABAN MAR. 2014 SEPT. 2015 Disusun oleh : Ir. Sudarno Hardjo Saparto AAIK, QIP, ICPU, Ahli K3 Ir.Sudarnohs@Yahoo.com www.sudarnopustaka.site11.com

Lebih terperinci

POLIS STANDAR ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG INDONESIA

POLIS STANDAR ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG INDONESIA POLIS STANDAR ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG INDONESIA (Berlaku untuk pengangkutan laut antar pulau dan atau pengangkutan darat di Indonesia ) Bahwa Tertanggung telah mengajukan suatu permohonan tertulis

Lebih terperinci

SOAL JAWAB 110 : HUKUM DAN ASURANSI 26 SEPTEMBER 2000

SOAL JAWAB 110 : HUKUM DAN ASURANSI 26 SEPTEMBER 2000 SOAL JAWAB 110 : HUKUM DAN ASURANSI 26 SEPTEMBER 2000 BAGIAN I 1. Uraikan 2 (dua) bidang usaha perasuransian menurut UU No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian. Dalam Bab II yang berjudul Bidang Usaha

Lebih terperinci

POLIS STANDAR ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG INDONESIA (Berlaku untuk pengangkutan laut antar pulau dan atau pengangkutan darat di Indonesia )

POLIS STANDAR ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG INDONESIA (Berlaku untuk pengangkutan laut antar pulau dan atau pengangkutan darat di Indonesia ) POLIS STANDAR ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG INDONESIA (Berlaku untuk pengangkutan laut antar pulau dan atau pengangkutan darat di Indonesia ) Bahwa Tertanggung telah mengajukan suatu permohonan tertulis

Lebih terperinci

KONTRIBUSI. 3. Timbulnya kontribusi

KONTRIBUSI. 3. Timbulnya kontribusi KONTRIBUSI 1. Definisi Contribution: Contribution is a right of an insurer to call upon others, similarly, but neccesarily equally liable to the same insured, to share the cost of an indemnity payment.

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 69 /POJK.05/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN REASURANSI,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. A. Syarat-syarat dan Prosedur Pengiriman Barang di Aditama Surya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. A. Syarat-syarat dan Prosedur Pengiriman Barang di Aditama Surya BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Syarat-syarat dan Prosedur Pengiriman Barang di Aditama Surya Express 1. Syarat Sahnya Perjanjian Pengiriman Barang di Aditama Surya Express Perjanjian dapat dikatakan

Lebih terperinci

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. Secara khusus badan usaha Perseroan Terbatas diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. Secara khusus badan usaha Perseroan Terbatas diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 B A B II TINJAUAN PUSTAKA A. Perseroan Terbatas 1. Dasar Hukum Perseroan Terbatas Secara khusus badan usaha Perseroan Terbatas diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT),

Lebih terperinci

Ringkasan Informasi Produk

Ringkasan Informasi Produk Ringkasan Informasi Produk Selamat! Anda telah mengambil langkah tepat untuk mencapai hidup yang lebih berkualitas. Untuk membantu Anda semakin memahami produk asuransi yang Anda miliki, berikut adalah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan

Lebih terperinci

BAB X ASURANSI A. DEFINISI ASURANSI

BAB X ASURANSI A. DEFINISI ASURANSI BAB X ASURANSI Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada saat ini sangat memberikan manfaat dan kemudahan bagi kehidupan manusia, dampak positif yang ada sangat mendukung manusia modern

Lebih terperinci

PENGENALAN ASURANSI. Sistem Informasi Asuransi dan Keuangan

PENGENALAN ASURANSI. Sistem Informasi Asuransi dan Keuangan PENGENALAN ASURANSI Sistem Informasi Asuransi dan Keuangan APAKAH ASURANSI ITU? Asuransi adalah: Suatu mekanisme pemindahan risiko dari tertanggung (nasabah) kepada penanggung (pihak asuransi). Dengan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

01. Tujuan Pernyataan ini adalah melengkapi pengaturan dalam PSAK 62: Kontrak Asuransi.

01. Tujuan Pernyataan ini adalah melengkapi pengaturan dalam PSAK 62: Kontrak Asuransi. Berikut adalah isi dari PSAK 28 Revisi 2012 dan PSAK 36 Revisi 2012 berikut Dasar Kesimpulan yang disadur dari website IAI: www.iaiglobal.or.id. PT Padma Radya Aktuaria tidak bertanggung jawab terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. garis khatulistiwa, oleh karenanya angkutan laut sangat dibutuhkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. garis khatulistiwa, oleh karenanya angkutan laut sangat dibutuhkan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terbentang sepanjang garis khatulistiwa, oleh karenanya angkutan laut sangat dibutuhkan untuk memperlancar roda ekonomi regional

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

Ringkasan Informasi Produk

Ringkasan Informasi Produk Ringkasan Informasi Produk Selamat! Anda telah mengambil langkah tepat untuk mencapai hidup yang lebih berkualitas. Untuk membantu Anda semakin memahami produk asuransi yang Anda miliki, berikut adalah

Lebih terperinci

No.14/ 29 /DPU Jakarta, 16 Oktober 2012 SURAT EDARAN

No.14/ 29 /DPU Jakarta, 16 Oktober 2012 SURAT EDARAN No.14/ 29 /DPU Jakarta, 16 Oktober 2012 SURAT EDARAN Perihal : Tata Cara Penitipan Sementara Surat yang Berharga dan Barang Berharga pada Bank Indonesia Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia

Lebih terperinci

eran Asuransi Erection All isk (EAR) sebagai Salah atu Jaminan dalam Proyek sa Konstruksi Natasha Anagi

eran Asuransi Erection All isk (EAR) sebagai Salah atu Jaminan dalam Proyek sa Konstruksi Natasha Anagi eran Asuransi Erection All isk (EAR) sebagai Salah atu Jaminan dalam Proyek sa Konstruksi Natasha Anagi - 1206241640 BAB I : PENDAHULUAN Latar Belakang Jaminan dalam suatu proyek konstruksi merupakan suatu

Lebih terperinci

Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI. Hubungan antara Risiko dengan Asuransi 11/8/2014

Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI. Hubungan antara Risiko dengan Asuransi 11/8/2014 Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI - Menurut Pasal 246 KUHD, asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian di mana seorang penanggung dengan menikmati suatu premi mengikatkan dirinya kepada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bahaya kebakaran pada kehidupan manusia banyak yang mengancam. keselamatan harta kekayaan, jiwa, dan raga manusia.

I. PENDAHULUAN. Bahaya kebakaran pada kehidupan manusia banyak yang mengancam. keselamatan harta kekayaan, jiwa, dan raga manusia. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahaya kebakaran pada kehidupan manusia banyak yang mengancam keselamatan harta kekayaan, jiwa, dan raga manusia. Bagi orang yang berkepentingan, dia merasa perlu untuk

Lebih terperinci

Nama Githa Maharani Sembiring NPM : Mata kuliah : hukum asuransi ASURANSI KEBAKARAN. Menurut Undang-Undang No.2 Tahun 1992 Pasal 1 :

Nama Githa Maharani Sembiring NPM : Mata kuliah : hukum asuransi ASURANSI KEBAKARAN. Menurut Undang-Undang No.2 Tahun 1992 Pasal 1 : Nama Githa Maharani Sembiring NPM : 093112330050065 Mata kuliah : hukum asuransi ASURANSI KEBAKARAN Menurut Undang-Undang No.2 Tahun 1992 Pasal 1 : Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.118, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Penyelenggaraan. Pengusahaan. Angkutan Multimoda. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 8 TAHUN 2012 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang serius ialah lembaga jaminan. Karena perkembangan ekonomi akan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang serius ialah lembaga jaminan. Karena perkembangan ekonomi akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berkembangnya jumlah populasi manusia semakin meningkatkan kebutuhan. Untuk itu mereka melakukan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian yang mendasari dalam prosedur penebusan polis asuransi, kajian pustaka

Lebih terperinci

INDEMNITY. - Cash Payment:

INDEMNITY. - Cash Payment: INDEMNITY 1. Definisi Indemnity as a mechanism by which the insurer provide financial compensation in an attempt to place the insured in the same pecuniary position after the loss as he enjoyed immediately

Lebih terperinci

Setiap istilah di bawah ini, kecuali dengan tegas ditentukan lain dalam Syarat dan Ketentuan ini mempunyai arti dan pengertian sebagai berikut:

Setiap istilah di bawah ini, kecuali dengan tegas ditentukan lain dalam Syarat dan Ketentuan ini mempunyai arti dan pengertian sebagai berikut: SYARAT & KETENTUAN Safe Deposit Box A. DEFINISI Setiap istilah di bawah ini, kecuali dengan tegas ditentukan lain dalam Syarat dan Ketentuan ini mempunyai arti dan pengertian sebagai berikut: 1. Anak Kunci

Lebih terperinci

SYARAT & KETENTUAN LAYANAN TITIPSHOPPING.COM

SYARAT & KETENTUAN LAYANAN TITIPSHOPPING.COM SYARAT & KETENTUAN LAYANAN TITIPSHOPPING.COM Titipshopping.com, yang berkedudukan di Amerika Serikat, adalah perusahaan yang menyediakan layanan pembelian barang, layanan pengiriman barang, layanan pencarian

Lebih terperinci

POLIS ASURANSI KREDIT MULTIGUNA

POLIS ASURANSI KREDIT MULTIGUNA POLIS ASURANSI KREDIT MULTIGUNA Bahwa Tertanggung melalui Pemegang Polis yang disebutkan dalam ikhtisar polis ini telah mengajukan kepada Penanggung suatu permohonan tertulis yang dilengkapi dengan keterangan

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN Q OPTIMA LINK

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN Q OPTIMA LINK Q Optima Link merupakan produk asuransi unit link yang diterbitkan oleh PT AIA FINANCIAL. Berikut ini adalah ringkasan informasi mengenai produk dan/atau layanan Q Optima Link. Harap dibaca dan dipelajari

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN KREDIT

CONTOH SURAT PERJANJIAN KREDIT CONTOH SURAT PERJANJIAN KREDIT PERJANJIAN KREDIT Yang bertanda tangan di bawah ini : I. ------------------------------------- dalam hal ini bertindak dalam kedudukan selaku ( ------ jabatan ------- ) dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penggunaan Asuransi Pembiayaan Pada Bank Syariah Mandiri Pasar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penggunaan Asuransi Pembiayaan Pada Bank Syariah Mandiri Pasar BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penggunaan Asuransi Pembiayaan Pada Bank Syariah Mandiri Pasar Aur Kuning Bukittinggi Sejak berdirinya Bank Syariah Mandiri Pasar Aur Kuning bersaing dengan Bank

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan terhadap identifikasi masalah, dapat dirumuskan beberapa kesimpulan di antaranya : 1. Kedudukan para pihak : a. Hubungan hukum antara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan sudut pandang yang mereka gunakan dalam asuransi. Adapun definisi

BAB II LANDASAN TEORI. dengan sudut pandang yang mereka gunakan dalam asuransi. Adapun definisi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Asuransi Banyak definisi yang telah diberikan kepada istilah asuransi. Dimana secara sepintas tidak ada kesamaan antara definisi yang satu dengan yang lainnya. Hal

Lebih terperinci

Minggu Ke III ASURANSI JIWA

Minggu Ke III ASURANSI JIWA Minggu Ke III ASURANSI JIWA A. PENGERTIAN A. Abbas Salim dalam buku Dasar-Dasar Asuransi (Principles of Insurance) memberi definisi tentang asuransi jiwa, bahwa : Asuransi Jiwa adalah asuransi yang bertujuan

Lebih terperinci

Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah, di tempat.

Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah, di tempat. Yth. 1. Direksi Perusahaan Asuransi; dan 2. Direksi Perusahaan Asuransi Syariah, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.05/2016 TENTANG SALURAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN FORTUNA INFINITE ASSURANCE

RINGKASAN INFORMASI PRODUK DAN/ATAU LAYANAN FORTUNA INFINITE ASSURANCE Fortuna Infinite Assurance merupakan produk asuransi unit link yang diterbitkan oleh PT. AIA FINANCIAL yang merupakan salah satu perusahaan asuransi jiwa terkemuka di Indonesia yang terdaftar di dan diawasi

Lebih terperinci

We Take Care of Your Risk with The Best Possible Solution MEKANISME PENGAJUAN KLAIM ASURANSI USAHA TANI PADI (AUTP)

We Take Care of Your Risk with The Best Possible Solution MEKANISME PENGAJUAN KLAIM ASURANSI USAHA TANI PADI (AUTP) We Take Care of Your Risk with The Best Possible Solution MEKANISME PENGAJUAN KLAIM ASURANSI USAHA TANI PADI (AUTP) PENGERTIAN KLAIM Klaim asuransi adalah tuntutan dari pihak tertanggung sehubungan dengan

Lebih terperinci