BAB III TANGGUNG JAWAB PENANGGUNG DAN TERTANGGUNG DALAM PERJANJIAN ASURANSI APABILA ADA PENGAJUAN KLAIM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III TANGGUNG JAWAB PENANGGUNG DAN TERTANGGUNG DALAM PERJANJIAN ASURANSI APABILA ADA PENGAJUAN KLAIM"

Transkripsi

1 BAB III TANGGUNG JAWAB PENANGGUNG DAN TERTANGGUNG DALAM PERJANJIAN ASURANSI APABILA ADA PENGAJUAN KLAIM 3.1 Tanggung Jawab Dalam Perjanjian Asuransi Apabila Ada Klaim Dalam Perjanjian Asuransi yang melibatkan tertanggung dan penanggung dalam pelaksanaannya tentu memiliki batasan batasan antara apa yang harus dipenuhi dan dilakukan oleh masing masing pihak, apabila demikian tentu tertanggung dan penanggung memiliki kewajiban dan tanggung jawab dalam perjanjian asuransi tersebut apalagi apabila ada pengajuan klaim yang dilakukan oleh tertanggung kepada penanggung terkait dengan hal hal yang diperjanjikan dalam polis asuransi apabila terjadi peristiwa tidak pasti Penanggung Pengertian penanggung secara umum, adalah pihak yang menerima pengalihan risiko dimana dengan mendapat premi, berjanji akan mengganti kerugian atau membayar sejumlah uang yang telah disetujui, jika terjadi peristiwa yang tidak dapat diduga sebelumnya, yang mengakibatkan kerugian bagi tertanggung. Dari pengertian penanggung tersebut di atas, terdapat hak dan kewajiban yang mengikat penanggung.

2 Menurut Man Suparman Sastrawidjaja, hak penanggung antara lain: a. menuntut pembayaran premi kepada tertanggung sesuai dengan perjanjian. b. meminta keterangan yang benar dan lengkap kepada tertanggung yang berkaitan dengan obyek yang diasuransikan kepadanya 26. c. memiliki premi dan bahkan menuntutnya dalam hal peristiwa yang diperjanjikan terjadi tetapi disebabkan oleh kesalahan tertanggung sendiri. 27 d. memiliki premi yang sudah diterima dalam hal asuransi batal atau gugur yang disebabkan oleh perbuatan curang dari tertanggung. 28 e. melakukan asuransi kembali kepada penanggung yang lain dengan maksud untuk membagi risiko yang dihadapinya. 29 Sedangkan kewajiban dari penanggung adalah 30 : a. memberikan ganti kerugian atau memberikan sejumlah uang kepada tertanggung apabila peristiwa yang diperjanjian terjadi, kecuali jika terdapat hal yang dapat menjadi alasan untuk membebaskan dari kewajiban tersebut. b. Menandatangani dan menyerahkan polis kepada tertanggung Man Suparaman Sastrawidjaja; Aspek-Aspek Hukum Asuransi dan Surat Berharga. Alumni; Bandung; 2003; Hal Pasal 276 Kitab Undang Undang Hukum Dagang 28 Pasal 282 Kitab Undang Undang Hukum Dagang 29 Pasal 271 Kitab Undang Undang Hukum Dagang 30 Man Suparman Sastrawidjaja, op.cit. hal Pasal Kitab Undang Undang Hukum Dagang

3 c. Mengembalikan premi kepada tertanggung jika asuransi batal atau gugur, dengan syarat tertanggung belum menanggung risiko sebagian atau seluruhnya. 32 d. Dalam asuransi kebakaran, penanggung harus mengganti biaya yang diperlukan untuk membangun kembali apabila dalam asuransi tersebut diperjanjikan demikian Tertanggung Tertanggung dalam pelaksanaan perjanjian asuransi mempunyai hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan, sehingga apabila terjadi peristiwa yang tidak diharapkan yang terjamin kondisi polis maka penanggung dapat melaksanakan kewajibannya. Menurut Man Suparman Sastrawidjaja, hak tertanggung antara lain 34 : a. menuntut agar polis ditandatangani oleh penanggung. 35 b. menuntut agar polis segera diserahkan oleh penanggung. 36 c. meminta ganti kerugian bila terjadi hal peristiwa yang tidak diharapkan yang terjamin dalam polis. Sedangkan kewajiban tertanggung adalah 37 : a. membayar premi kepada penanggung. 38 b. memberikan keterangan yang benar kepada penanggung mengenai obyek yang diasuransikan Pasal 281 Kitab Undang Undang Hukum Dagang 33 Pasal 289 Kitab Undang Undang Hukum Dagang 34 Man Suparman Sastrawidjaja, op.cit. hal Pasal 259 Kitab Undang Undang Hukum Dagang 36 Pasal 260 Kitab Undang Undang Hukum Dagang 37 Man Suparman Sastrawidjaja, op.cit. hal Pasal 264 Kitab Undang Undang Hukum Dagang

4 c. mencegah atau mengusahakan agar peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian terhadap obyek yang diasuransikan tidak terjadi atau dapat dihindari; apabila dapat dibuktikan oleh penanggung, bahwa tertanggung tidak berusaha untuk mencegah terjadinya peristiwa tersebut dapat menjadi salah satu alasan bagi penanggung untuk menolak memberikan ganti kerugian bahkan sebaliknya menuntut ganti kerugian kepada tertanggung. 40 d. memberitahukan kepada penanggung bahwa telah terjadi peristiwa yang menimpa obyek yang diasuransikan, berikut usaha usaha pencegahannya. Dalam perjanjian asuransi sering dimuat janji janji khusus yang dirumuskan secara tegas dalam polis, yang lazim disebut klausula asuransi. Klausula ini sendiri ada guna mengetahui batas tanggung jawab penanggung dalam pembayaran ganti kerugian apabila terjadi peristiwa tidak pasti yang menyebabkan kerugian pada tertanggung. Jenis jenis klausula tadi ditentukan oleh sifat objek asuransi itu sendiri. Klausula klausula yang dimaksud adalah sebagai berikut : a. Klausula Premier Risk Klausula yang menyatakan bahwa apabila pada asuransi dibawah nilai benda terjadi kerugian, penanggung akan membayar ganti kerugian seluruhnya 39 Pasal 251 Kitab Undang Undang Hukum Dagang 40 Pasal 283 Kitab Undang Undang Hukum Dagang

5 sampai maksimum jumlah yang diasuransikan. 41 Penggunaan asuransi ini lazim ditemukan dalam asuransi pembongkaran dan pencurian. Dalam klausula ini dijelaskan bahwa penanggung bertanggung jawab sepenuhnya sampai jumlah yang diasuransikan dengan ketentuan bahwa kejadian yang menyebabkan kerugian memang benar benar peristiwa tidak pasti. b. Klausula All Risk Klausula ini menentukan bahwa penanggung memikul segala resiko atau benda yang diasuransikan, berarti penanggung akan mengganti semua kerugian yang timbul akibat peristiwa tidak pasti apapun yang terjadi pada tertanggung, kecuali dikarenakan kesalahan dari tertanggung sendiri 42 atau karena cacat dari objek yang diasuransikan itu sendiri. 43 c. Klausula Total Loss Only Klausula ini hanya menanggung kerugian yang merupakan kerugian keseluruhan atau total atas benda yang diasuransikan oleh tertanggung. d. Klausula Sudah Diketahui Klausula ini menentukan bahwa penanggung sudah mengetahui keadaan, kontruksi dan letak dan cara pemakaian bangunan yang diasuransikan. Klausula ini digunakan dalam asuransi kebakaran. e. Klausula Renunsiasi Renunsiasi yang berarti pelepasan hak. Klausula ini berhubungan dengan ketentuan dalam pasal 251 KUHD yang berarti melepaskan hak gugat 41 Pasal 253 ayat 3 Kitab Undang Undang Hukum Dagang 42 Pasal 276 Kitab Undang Undang Hukum Dagang 43 Pasal 249 Kitab Undang Undang Hukum Dagang

6 berdasarkan pasal tersebut. Menurut klausula ini penanggung tidak akan menggugat tertanggung dengan alasan 251 KUHD, kecuali jika hakim menetapkan bahwa pasal tersebut harus diberlakukan secara jujur atau dengan itikad baik dan sesuai dengan kebiasaan. Ini berarti apabila timbul kerugian akibat peristiwa tidak pasti, dan tertanggung tidak memberitahukan keadaan objek asuransi pada penanggung maka penanggung tidak akan mengajukan alasan pasal 251 KUHD dan penanggung akan membayar klaim ganti kerugian kepada tertanggung. Tetapi apabila diperkarakan ke Pengadilan Negeri dan pengadilan memutuskan bahwa pasal 251 KUHD tetap berlaku terhadap kasus ini maka penanggung tidak berkewajiban membayar ganti kerugian walaupun asuransi berklausula renunsiasi. f. Klausula Free Particular Average Klausula ini digunakan dalam asuransi pengangkutan laut. Klausula ini mempunyai arti bahwa penanggung dibebaskan dari kewajiban membayar ganti kerugian yang timbul akibat peristiwa khusus di laut (particular average) seperti ditentukan dalam pasal 709 KUHD. Berdasarkan klausula ini penanggung menolak pembayaran ganti kerugian yang diklaim oleh tertanggung yang sebenarnya timbul akibat peristiwa khusus yang sudah dibebaskan oleh klausula free from particular average. Penanggung hanya berkewajiban membayar ganti rugi yang timbul dari peristiwa laut yang bukan termasuk particular average seperti yang tertulis dalam polis.

7 g. Klausula Riot, Strike dan Civil Commotion Riot atau kerusuhan adalah tindakan sekelompok orang minimal sebanyak 12 orang yang dalam melaksanakan suatu tujuan bersama menimbulkan suasana gangguan ketertiban umum dengan kegaduhan dan menggunakan kekerasan serta pengrusakan harta benda orang lain, yang belum dapat dianggap sebagai huru hara Strike atau pemogokan adalah tindakan pengrusakan yang dilakukan secara sengaja oleh sekelompok pekerja minimal 12 orang pekerja atau separuh dari jumlah pekerja (dalam jumlah pekerja kurang dari 24 orang) yang menolak bekerja sebagaimana mestinya dalam usaha untuk memaksa majikan memenuhi tuntutan dari pekerja atau dalam melakukan protes terhadap peraturan atau persyaratan kerja yang diberlakukan oleh majikan. Civil Commotion atau huru hara adalah keadaan dimana di suatu daerah sejumlah massa secara bersama sama atau berkelompok kelompok menimbulkan suasana gangguan ketertiban dan keamanan masyarakat dengan kegaduhan dan menggunakan kekerasan serta pengrusakan sejumlah harta benda sehingga timbul ketakutan umum, yang ditandai dengan terhentinya lebih dari separuh kegiatan normal perdagangan, pertokoan, perkantoran, sekolah dan atau transportasi umum di daerah tersebut selama minimal 24 jam secara terus menerus yang dimulai sebelum, selama dan atau setelah kejadian tersebut.

8 Pada umumnya batasan batasan tanggung jawab antara penanggung dan tertanggung terletak pada klausula apa yang digunakan dalam perjanjian asuransi tersebut, tanggung jawab penanggung pada perjanjian asuransi adalah memikul segala resiko atas benda yang diasuransikan oleh tertanggung, namun dalam pengaturan berdasarkan Kitab Undang Undang Hukum Dagang menyatakan bahwa ada beberapa yang dikecualikan seperti karena kesalahan dari tertanggung sendiri yang tertuang dalam pasal 276 Kitab Undang Undang Hukum Dagang dan karena cacat bendanya sendiri yaitu dalam pasal 249 Kitab Undang Undang Hukum Dagang. Contohnya adalah sebagai berikut : Dalam membangun rumah A sang mandor menggunakan bahan bangunan yang ukurannya berbeda dengan yang lain atau cacat bendanya sehingga bangunan baru tersebut tidak bertahan lama dan rusak, dan dengan demikian dapat dikatakan karena cacat benda dan kesalahan sendiri karena kelalaiannya sehingga menimbulkan kerugian. 3.2 Prosedur Pengajuan Klaim Klaim adalah tuntutan atas suatu hak, hak yang timbul dikarenakan persyaratan dalam perjanjian yang telah ditentukan sebelumnya dalam suatu polis asuransi. Pada umumnya klaim muncul karena adanya kerugian dari pihak tertanggung karena adanya suatu peristiwa tidak pasti. Kerugian yang diderita tentu merupakan kerugian yang dicover dalam polis asuransi tersebut. Klaim pada umumnya muncul karena adanya kerugian, dalam asuransi kerugian sendiri ada beberapa jenis kerugian diantaranya

9 a) Kerugian Sebagian (partial loss) Merupakan kerugian atas objek yang diasuransikan, dengan nilai kerugian tidak sampai 75% dari harga pertanggungan. Kerugian ini dapat disebabkan oleh partial loss stolen atau kehilangan dan partial loss accident atau tabrakan atau oleh kejadian kejadian lain yang diatur dalam polis yang bersangkutan b) Kerugian Total (total loss) Merupakan kerugian atas objek yang diasuransikan dengan nilai kerugian lebih dari 75% dari harga pertanggungan. Kerugian ini terjadi karena tabrakan atau total loss accident dan kehilangan atau total loss accident. 44 Pada umumnya setelah terjadi kerusakan atau kerugian karena peristiwa tidak pasti maka tertanggung diharuskan melaporkan kerugian kepada penanggung dalam jangka waktu tertentu seperti yang tertera pada polis, umumnya maksimal dibatasi sampai 7 hari setelah kejadian berlangsung. Setelah laporan masuk kepada perusahaan biasanya penanggung menunjuk loss adjuster atau solicitor untuk melakukan investigasi dan memeriksa kerugian atau kerusakan yang terjadi serta menetapkan nilai penggantian. Penelitian meliputi data atau bukti bukti tertulis yang dibawa oleh tertanggung saat melaporkan kerugian. Loss adjuster adalah ahli independen namun biaya biaya yang ditagihkan akan dibayar oleh perusahaan asuransi. Pihak adjuster inilah yang akan melakukan survey. Survey yang dilakukan sendiri meliputi perincian kerusakan yang menggambarkan extent of damages, perincian biaya perbaikan yang akan menjadi dasar untuk perhitungan ganti rugi. Namun loss adjuster tidak hanya melakukan desk analyst, namun juga akan melakukan damage survey terhadap objek 44 uage/id-id/defau lt.aspx diakses pada 30 November 2014 pukul 20.33

10 kerugian, karena dari survey lapangan itulah akan didapat fakta fakta yang diperlukan. Damage survey sendiri dapat dikatakan sebagai fact findings, sehingga loss adjuster dapat mengetahui untuk kemudian menentukan apakah kerusakan yang dilaporkan tertanggung pada data yang ada merupakan casualty connected (yang disebabkan secara langsung oleh peristiwa tidak pasti yang terjadi) atau tidak, setelah itu dapat melakukan adjusment apakah kerusakan tersebut dijamin dalam polis atau tidak. Sehingga semua klaim yang masuk akan dilakukan survey secara langsung pada objek kerugian. Setelah melewati tahapan tadi baru didapat fakta yang nantinya untuk mengetahui seberapa besar ganti rugi yang bisa diberikan pada tertanggung karena peristiwa tidak pasti tadi. Pada umumnya prosedur pengajuan klaim terdapat dalam polis asuransinya, namun ada beberapa pengecualian dimana ada beberapa tertanggung yang prosedur klaimnya tertulis pada perjanjian kerja sama yaitu penutupan asuransi yang melalui tender, dimana pada perjanjian ditentukan demikian. 3.3 Penolakan Pembayaran Klaim Perusahaan Asuransi (Penanggung) tidak membayar klaim tertanggung. Tapi perlu diketahui bahwa setiap penolakan pembayaran klaim selalu disertai dengan dasar hukumnya. Jika demikian maka sebagai tertanggung harus tahu alasan penanggung tidak membayar klaim tersebut. Sementara adapun alasan

11 penolakannya selalu berdasarkan pada polis asuransi yang dimiliki oleh tertanggung. Berikut ini beberapa alasan mengapa Perusahaan Asuransi tidak membayar klaim dari tertanggung : a) Klaim terjadi di luar periode polis. Tentu saja alasan ini cukup jelas karena penanggung tidak akan membayar klaim di luar periode pertanggungan. b) Belum membayar premi asuransi. Sebenarnya penanggung akan membayar klaim meskipun tertanggung belum membayar premi, bahkan sehari setelah terjadinya kesepakatan. Tapi itu hanya jika dalam periode waktu tenggang pembayaran premi. Namun jika tertanggung belum membayar di luar waktu tenggang, maka klaim tersebut bisa dipastikan akan ditolak. c) Terlambat melapor Di dalam polis asuransi sudah ditentukan jangka waktu pelaporan tergantung dari jenis asuransi yang diambil. Terlambat melapor akan berakibat klaim tersebut tidak akan dibayar. d) Klaim dari tertanggung tidak masuk dalam jaminan polis. Kasus inilah yang sering terjadi dan tidak sedikit menimbulkan permasalahan, terutama ketika tertanggung tidak mengetahui jaminan apa yang diambil. Sebaiknya tertanggung mempelajari dulu dengan bertanya

12 kepada pihak penanggung perihal apa yang dijamin dan apa yang dikecualikan dalam polis. e) Jumlah klaim masih di bawah Risiko Sendiri Yang maksud dengan Risiko Sendiri adalah jumlah yang menjadi tanggungan tertanggung ketika terjadi klaim. f) Arson Tertanggung melakukan penipuan klaim untuk menguntungkan diri sendiri. g) Tertanggung melanggar warranty. Warranty merupakan ketentuan/persyaratan tambahan yang perlu diperhatikan dan dipatuhi tertanggung, sehingga jika melanggarnya maka penanggung tidak akan membayar klaimnya. h) Tertanggung tidak memiliki Insurable Interest. Ini tertanggung tidak memunyai hubungan dengan objek yang diasuransikannya. Misalnya dalam asuransi marine cargo, tertanggung sudah menjual barangnya. Selain karena faktor diatas juga terjadi penolakan apabila dalam barang yang diasuransikan terdapat kecacatan pada benda tersebut dan apabila kerugian yang dialami merupakan kesalahan dari tertanggung itu sendiri, sehingga perusahaan asuransi atau penanggung menolak memberikan ganti rugi atas kerugian yang dialami oleh tertanggung karena evenemen tadi.

13 3.4 Beberapa Kasus Pelanggaran Indemnitas Kasus Pertama Tenggelamnya kapal di wilayah perairan Jakarta. Kapal beserta isinya itu telah diasuransikan. Menurut keterangan pemilik kargo, kapal itu berisi barang-barang berharga. Di antaranya sepeda motor. Namun, saat kapal di-refloating (diapungkan), muatannya ternyata tidak sesuai dengan yang dilaporkan perusahaan. Ternyata isinya cuma karpet-karpet bekas yang digulung-gulung. Ada juga ban-ban bekas yang dimasukkan ke dalam peti. Kasus Kedua Kebakaran sebuah pabrik tripleks. Menurut pihak perusahaan, bahan baku tripleks terbakar habis. Namun, pihak asuransi tidak langsung percaya. Mereka lalu menyewa jasa pengacara untuk menyelidikinya. Langkah pertama, memeriksa pembukuan perusahaan tersebut untuk mengetahui apakah mereka membeli bahan baku sejumlah yang dilaporkan. Selanjutnya, dia mengecek berat abu dari bahan baku yang terbakar. Ada perhitungan tertentu antara berat abu yang ditimbang dan jumlah bahan baku yang terbakar. Kalau berat abunya 100 kilogram, sementara perusahaan mengklaim bahan baku tripleks yang terbakar mencapai ton, itu sudah kelihatan bohongnya. Benar, setelah kami telusuri, ternyata yang dibakar bahan baku bekas dan tidak terpakai. 45 Dalam dua kasus diatas dapat dikatakan bahwa terjadi pelanggaran terhadap asas indemnitas dalam asuransi dimana kerugian yang diderita oleh tertanggung ternyata tidak real sebesar itu namun ternyata hanya merupakan kasus fiktif yang bertujuan untuk mendapat ganti rugi dari perusahaan asuransi. Dalam kasus tersebut diatas tentu perusahaan asuransi tidak akan mengganti kerugian yang dialami karena bukan merupakan peristiwa tidak pasti namun merupakan perbuatan yang secara nyata dan disengaja oleh tertanggung untuk 45 Spesialis-Kejahatan-Asuransi- diakses pada 28 November 2014 pukul 18.34

14 mendapatkan ganti rugi. Tanggung jawab asuransi sendiri juga tidak akan sampai memberikan ganti rugi berdasarkan klaim, dikarenakan pada dasarnya asuransi memberikan ganti rugi karena adanya peristiwa tidak pasti yag menimbulkan kerugian, bukan karena perbuatan yang disengaja. Walaupun dikenal adanya asuransi pengangkutan laut yang objeknya mencakup barang kargo di kapal dan kapal lautnya namun berdasarkan keterkaitan asas indemnitas dengan asas itikad baik maka pihak tertanggung dapat dikatakan memiliki tujuan buruk untuk mendapat keuntungan berlebih yang melanggar asas indemnitas, sehingga keterangan palsu berupa isi kargo ataupun isi gudang yang musnah akibat peristiwa tersebut dapat menjadi dasar dari penanggung untuk membatalkan perjanjian asuransi yang telah ada tersebut. Dalam prinsip asuransi kerugian dimana semua penggantian yang diberikan pada tertanggung tidak lebih besar dari barang yang diasuransikan. Namun dalam kasus diatas pihak asuransi tidak perlu mengambil keputusan berdasarkan hal ini, pelanggaran asas itikad baik saja sudah dapat membatalkan perjanjian asuransi. Dalam kasus ini tertanggung juga memberikan keterangan palsu dan meminta ganti rugi yang lebih besar dari kerugian yang benar benar dialami, maka perusahaan asuransi tidak perlu memberikan ganti rugi. Dalam kasus tersebut juga dapat dikatakan terjadi Insurance Fraud. Apakah yang dimaksud dengan Insurance Fraud? Fraud atau fraudulent merupakan kecurangan, dalam hukum antarnegara atau antar wilayah memiliki pengertian yang berbeda mengenai fraud itu sendiri. Namun secara garis besar fraudulent

15 memiliki tiga elemen untuk dapat dikategorikan sebagai fraudulent yakni sebagai berikut : 1. Memalsukan atau memanipulasi data data atau informasi perihal materi kejadian yang ada. 2. Mempunyai maksud atau intensi untuk menipu atau mengelabui. 3. Bertujuan untuk mendapat keuntungan yang lebih. Apabila dalam suatu peristiwa tidak pasti ada dari elemen diatas yang tidak terpenuhi maka bisa dikategorikan sebagai abuse of insurance, yaitu penggunaan asuransi dengan cara cara yang bertentangan dengan hukum yang berlaku dan dengan tujuan pokok dari asuransi itu sendiri. Terlepas dari batasan batasan mengenai fraud insurance tadi motif pemalsuaan klaim atau klaim klaim yang hanya fiktif belaka tadi umumnya berupa ekonomi yakni untuk memperoleh ganti rugi yang sebesar besarnya dengan kerugian yang dibuat seminimal mungkin. Pada dasarnya kecurangan asuransi bisa dideskripsikan dengan tiga dimensi pokok seperti yang tertulis dibawah ini yaitu 46 : No.Dimensi Tipe Deskripsi Contoh Kejadian 1 Pelaku Internal Fraud External Fraud Dilakukan oleh pihak dalam (insiders) industri asuransi Dilakukan oleh pihak luar, kadangkala Menjual asuransi tanpa lisensi - seperti menerbitkan polis sendiri - Penggelapan dana Asuransi Sengaja memberi infomasi yang - keliru (berdusta) 46 diakses pada 28 November 2014 pukul 20.55

16 disertai kolusi dengan pihak dalam maupun pihak ketiga - Memperbesar Klaim - Mengajukan klaim fiktif Berkongkalikong dengan penyedia jasa profesional untuk -membebani pihak asuransi dengan jasa atau prosedur yang tidak perlu Underwritting untuk risiko -fiktif Perbedaan Terms & Conditions Terjadi pada saat -antara polis dan hasil aksestasi 2 Waktu (Timing) underwrittingdan Underwritt perpanjangan ing Fraud kontrak asuransi (policy renewal) atau reinsurance placement Manipulasi informasi selama - aplikasi (application fraud) Memberi informasi yang keliru dalam rangka mendapatkan -premium lebih murah atau supaya kontraknya disetujui (premium fraud) Claim Fraud Terjadi pada saat klaim asuransi Sengaja menaikan nilai klaim - secara tidak sah - Mengajukan klaim fiktif

17 Membubung atau menambahi Dikarenakan perilaku nilai kerugian melebihi nilai Opportunis oportunistik orang -sesungguhnya dalam sebuah tic Fraud yang biasanya jujur klaim sah (claim padding atau claim build-up) Mengajukan klaim atas cedera, -luka, kecelakaan, kebakaran, dan kemalingan fiktif Konspirasi melibatkan dokter, 3 Perilaku pengacara, dan pasien dalam - menipu asuransi kompensasi Planned Fraud Dilakukan oleh kriminal individual dan kelompok karyawan Insurance intermediary tidak jujur yang dengan sengaja tidak - menyetor premi ke perusahaan asuransi Penanggung menegosiasikan -kontrak atau kalaim tanpa itikad baik Tidak mendeklarasi sesuai - kontrak dalam open cover

18 Dengan demikian kecurangan kecurangan yang dilakukan oleh tertanggung dapat diketahui batasan batasannya, sehingga lebih mudah dalam penggolongan dan pencarian akar permasalahan dalam kejadian klaim klaim yang diajukan kepada perusahaan asuransi yang merupakan penanggung atas peristiwa tidak pasti yang dapat menimbulkan kerugian kepada tertanggung. Dalam masalah klaim klaim yang fiktif tadi dapat dengan menggunakan metode pengelolaan klain dengan tujuan utama dari pengelolaan klaim (claims management) adalah untuk memastikan bahwa semua pembayaran yang dibuat oleh perusahaan asuransi adalah untuk klaim yang valid atau layak untuk dibayarkan dalam artian benar benar terjadi dengan angka kerugian yang nyata dan bukan merupakan kejadian yang disengaja untuk memperoleh keuntungan dari pembayaran ganti rugi. Karena itu klaim harus secara pasti memenuhi persyaratan dan definisi yang ditetapkan dalam polis. Pengelolaan klaim wajib bersifat konsisten dari waktu ke waktu dan efektif dalam pelaksanaannya. Selain itu juga harus mengambil peranan untuk menyempurnakan persyaratan yang telah ditentukan dalam underwritting sesuai dengan kontrak polis untuk menghindari kecenderungan terjadinya klaim-klaim yang digugat oleh penerima manfaat atau ahli waris bahkan berakibat kepada tuntutan pengadilan atau litigasi. Pengelolaan klaim harus menciptakan suatu prosedur yang wajib diikuti oleh seluruh karyawan yang bekerja dibagian klaim sebagai suatu pedoman kerja (guidelines) pada saat menerima pengajuan klaim dan menetapkan persyaratan bukti-bukti yang harus diajukan sebagai pendukung klaim agar ganti rugi dapat dibayarkan.

Dokumen Perjanjian Asuransi

Dokumen Perjanjian Asuransi 1 Dokumen Perjanjian Asuransi Pada prinsipnya setiap perbuatan hukum yang dilakukan para pihak dalam perjanjian asuransi perlu dilandasi dokumen perjanjian. Dari dokumen tersebut akan dapat diketahui berbagai

Lebih terperinci

ABSTRACT Keywords: the key points of the insurance, insurance law Kata kunci : poin-poin penting dalam asuransi, hukum asuransi A.

ABSTRACT Keywords: the key points of the insurance, insurance law Kata kunci : poin-poin penting dalam asuransi, hukum asuransi A. Deny Guntara ASURANSI DAN KETENTUAN-KETENTUAN HUKUM YANG MENGATURNYA Oleh: Deny Guntara Universitas Buana Perjuangan Karawang Email : deny.guntara@ubpkarawang.ac.id ABSTRACT In this paper outlined the

Lebih terperinci

BAB VI POLIS ASURANSI

BAB VI POLIS ASURANSI BAB VI POLIS ASURANSI A. Pengertian Polis Untuk setiap perjanjian perlu dibuat bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihak yang mengadakan perjanjian. Bukti tertulis untuk perjanjian asuransi disebut:

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perjanjian adalah peristiwa seseorang berjanji kepada seorang lain atau dua orang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perjanjian adalah peristiwa seseorang berjanji kepada seorang lain atau dua orang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perjanjian Asuransi 1. Pengertian Perjanjian Perjanjian adalah peristiwa seseorang berjanji kepada seorang lain atau dua orang itu berjanji untuk melaksanakan suatu hal. Menurut

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan terhadap identifikasi masalah, dapat dirumuskan beberapa kesimpulan di antaranya : 1. Kedudukan para pihak : a. Hubungan hukum antara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Asuransi Kerugian Dalam perkembangan dunia usaha tidak seorang pun yang dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang secara tepat, setiap ramalan

Lebih terperinci

ASURANSI. Created by Lizza Suzanti 1

ASURANSI. Created by Lizza Suzanti 1 ASURANSI 1 Pengertian Asuransi adalah mekanisme proteksi atau perlindungan dari risiko kerugian keuangan dengan cara mengalihkan risiko kepada pihak lain. Asuransi adalah suatu perjanjian dimana seseorang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Asuransi dan Pengaturan Asuransi. sehingga kerugian itu tidak akan pernah terjadi.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Asuransi dan Pengaturan Asuransi. sehingga kerugian itu tidak akan pernah terjadi. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Asuransi dan Pengaturan Asuransi 1. Pengertian Asuransi Apabila seseorang menginginkan supaya sebuah resiko tidak terjadi, maka seharusnyalah orang tersebut mengusahakan

Lebih terperinci

PERUSAHAAN ASURANSI ATA 2014/2015 M6/IT /NICKY/

PERUSAHAAN ASURANSI ATA 2014/2015 M6/IT /NICKY/ PERUSAHAAN ASURANSI 1. PENGERTIAN USAHA DAN KARAKTERISTIK ASURANSI Definisi (UU no. 2 tahun 1992) Perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan nama penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TERTANGGUNG ASURANSI MIKRO KETIKA TERJADI PERISTIWA TIDAK PASTI

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TERTANGGUNG ASURANSI MIKRO KETIKA TERJADI PERISTIWA TIDAK PASTI BAB III PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TERTANGGUNG ASURANSI MIKRO KETIKA TERJADI PERISTIWA TIDAK PASTI 3.1 Tanggung Jawab Para Pihak Dalam Asuransi Mikro Asuransi adalah perjanjian timbal balik yang menimbulkan

Lebih terperinci

BAB IV PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR. A. Pelaksanaan Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor

BAB IV PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR. A. Pelaksanaan Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor BAB IV PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR A. Pelaksanaan Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor Menurut sistem terbuka yang mengenal adanya asas kebebasan berkontrak

Lebih terperinci

BAB X ASURANSI A. DEFINISI ASURANSI

BAB X ASURANSI A. DEFINISI ASURANSI BAB X ASURANSI Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada saat ini sangat memberikan manfaat dan kemudahan bagi kehidupan manusia, dampak positif yang ada sangat mendukung manusia modern

Lebih terperinci

Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI. 02-Dec-17

Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI. 02-Dec-17 Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI - Menurut Pasal 246 KUHD, asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian di mana seorang penanggung dengan menikmati suatu premi mengikatkan dirinya kepada

Lebih terperinci

A. Perlindungan Hukum yang dapat Diperoleh Konsumen Terhadap Cacat. Tersembunyi yang Terdapat Pada Mobil Bergaransi yang Diketahui Pada

A. Perlindungan Hukum yang dapat Diperoleh Konsumen Terhadap Cacat. Tersembunyi yang Terdapat Pada Mobil Bergaransi yang Diketahui Pada BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PERLINDUNGAN KONSUMEN ATAS CACAT TERSEMBUNYI PADA OBJEK PERJANJIAN JUAL BELI MOBIL YANG MEMBERIKAN FASILITAS GARANSI DIHUBUNGKAN DENGAN BUKU III BURGERLIJK WETBOEK JUNCTO

Lebih terperinci

POLIS ASURANSI KREDIT MULTIGUNA

POLIS ASURANSI KREDIT MULTIGUNA POLIS ASURANSI KREDIT MULTIGUNA Bahwa Tertanggung melalui Pemegang Polis yang disebutkan dalam ikhtisar polis ini telah mengajukan kepada Penanggung suatu permohonan tertulis yang dilengkapi dengan keterangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASAS SUBROGASI DAN PERJANJIANASURANSI

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASAS SUBROGASI DAN PERJANJIANASURANSI BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASAS SUBROGASI DAN PERJANJIANASURANSI 2.1 Asas Subrogasi 2.1.1 Pengertian asas subrogasi Subrogasi ini terkandung dalam ketentuan Pasal 284 Kitab Undang- Undang Hukum Dagang

Lebih terperinci

ASURANSI. Prepared by Ari Raharjo

ASURANSI. Prepared by Ari Raharjo ASURANSI Prepared by Ari Raharjo Email: ariraharjo2013@gmail.com Definisi Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada

Lebih terperinci

LAMPIRAN SK NO. 422/AAUI/06

LAMPIRAN SK NO. 422/AAUI/06 KLAUSUL KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DAN ATAU RODA TIGA Dengan ini dicatat dan disepakati, bahwa : 1. Menyimpang dari definisi kendaraan bermotor yang dicantumkan dalam Polis, kata kendaraan bermotor harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan, kehilangan atau resiko lainnya. Oleh karena itu setiap resiko yang

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan, kehilangan atau resiko lainnya. Oleh karena itu setiap resiko yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Resiko di masa datang dapat terjadi terhadap kehidupan seseorang misalnya kematian, sakit, atau resiko dipecat dari pekerjaannya. Dalam dunia bisnis, resiko

Lebih terperinci

6. RENEWAL AND CANCELLATION

6. RENEWAL AND CANCELLATION 6. RENEWAL AND CANCELLATION A. Renewal B. Cancellation Terjemahan dari The Principles & Practices of Insurance 6. RENEWAL AND CANCELLATION A. Renewal B. Cancellation Pertanyaan (Questions) Tujuan Pembelajaran

Lebih terperinci

Premi Asuransi BAB V PREMI ASURANSI

Premi Asuransi BAB V PREMI ASURANSI BAB V PREMI ASURANSI A. Pengertian Premi Asuransi Pengertian Premi adalah pembayaran dari tertanggung kepada penanggung, sebagai imbalan jasa atas pengalihan resiko kepada penanggung. Menurut pengertian

Lebih terperinci

MAKALAH HUKUM KOMERSIAL HUKUM ASURANSI. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Komersial Dosen Pembimbing : Disusun oleh : Kelompok 8

MAKALAH HUKUM KOMERSIAL HUKUM ASURANSI. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Komersial Dosen Pembimbing : Disusun oleh : Kelompok 8 MAKALAH HUKUM KOMERSIAL HUKUM ASURANSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Komersial Dosen Pembimbing : ------- Disusun oleh : Kelompok 8 Dickxie Audiyanto (125020305111001) Gatra Bagus Sanubari

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perjanjian merupakan sumber terpenting yang melahirkan perikatan, perikatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perjanjian merupakan sumber terpenting yang melahirkan perikatan, perikatan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perjanjian Pada Umumnya 1. Pengertian Perjanjian Perjanjian merupakan sumber terpenting yang melahirkan perikatan, perikatan yang berasal dari perjanjian dikehendaki

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI ASURANSI. Materi 1 PENGENALAN ASURANSI

SISTEM INFORMASI ASURANSI. Materi 1 PENGENALAN ASURANSI SISTEM INFORMASI ASURANSI Materi 1 PENGENALAN ASURANSI Dr. Kartika Sari U niversitas G unadarma Materi 1-1 Pengertian Asuransi Asuransi adalah: Suatu mekanisme pemindahan risiko dari tertanggung (nasabah)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan dirinya dalam perkembangan yang sangat pesat, seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan dirinya dalam perkembangan yang sangat pesat, seiring dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan yang dilakukan bangsa Indonesia meliputi berbagai bidang kehidupan diantaranya idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah dimaklumi, bahwa dalam mengarungi hidup dan

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah dimaklumi, bahwa dalam mengarungi hidup dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN Asuransi atau pertanggungan timbul karena adanya kebutuhan manusia. Seperti telah dimaklumi, bahwa dalam mengarungi hidup dan kehidupan ini manusia selalu dihadapan kepada suatu masalah

Lebih terperinci

Asuransi Jiwa

Asuransi Jiwa Bab 1: Pengantar Asuransi Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Asuransi Jiwa Asuransi Jiwa Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian risiko yang berupa perjanjian antara nasabah asuransi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya selalu dipenuhi dengan risiko. Risiko adalah kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya selalu dipenuhi dengan risiko. Risiko adalah kemungkinan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap keputusan yang diambil manusia dalam menjalani kehidupannya selalu dipenuhi dengan risiko. Risiko adalah kemungkinan kerugian yang akan dialami, yang

Lebih terperinci

Minggu Ke III ASURANSI JIWA

Minggu Ke III ASURANSI JIWA Minggu Ke III ASURANSI JIWA A. PENGERTIAN A. Abbas Salim dalam buku Dasar-Dasar Asuransi (Principles of Insurance) memberi definisi tentang asuransi jiwa, bahwa : Asuransi Jiwa adalah asuransi yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI

BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI BAB IV RISIKO DALAM ASURANSI A. Definisi Risiko RISIKO adalah : a. Risiko adalah kans kerugian b. Risiko adalah kemungkinan kerugian c. Risiko adalah ketidak pastian d. Risiko adalah penyimpangan kenyataan

Lebih terperinci

PERJANJIAN SEWA MENYEWA MOBIL No... Perjanjian ini dibuat pada hari... tanggal... bulan... tahun... ( ) oleh dan antara :

PERJANJIAN SEWA MENYEWA MOBIL No... Perjanjian ini dibuat pada hari... tanggal... bulan... tahun... ( ) oleh dan antara : PERJANJIAN SEWA MENYEWA MOBIL No.... Perjanjian ini dibuat pada hari... tanggal... bulan... tahun... (...-...-...) oleh dan antara : I. PT...., sebuah perusahaan yang diatur dan didirikan berdasarkan dan

Lebih terperinci

MOTOR VEHICLE INSURANCE No. Pencatatan Produk OJK : S-932/NB.11/2013

MOTOR VEHICLE INSURANCE No. Pencatatan Produk OJK : S-932/NB.11/2013 MOTOR VEHICLE INSURANCE No. Pencatatan Produk OJK : S-932/NB.11/2013 I. Nama Produk : Motor Vehicle Insurance II. Jenis Produk : Asuransi Kendaraan Bermotor III. Nama Penerbit : IV. Data Ringkas Asuransi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Verzekering (bahasa Belanda) berarti pertanggungan dalam suatu asuransi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Verzekering (bahasa Belanda) berarti pertanggungan dalam suatu asuransi 29 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis Asuransi Verzekering (bahasa Belanda) berarti pertanggungan dalam suatu asuransi terlibat dua pihak, yaitu orang yang satu sanggup menanggung atau menjamin,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN A. Pengertian Perjanjian Di dalam Buku III KUH Perdata mengenai hukum perjanjian terdapat dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA 31 CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA SURAT PERJANJIAN KERJA Nomer: ---------------------------------- Yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama : Jabatan : Alamat : Dalam hal ini bertindak atas nama direksi

Lebih terperinci

BAB II KARAKTERISTIK ASAS INDEMNITAS DALAM PERJANJIAN ASURANSI. yang dilakukan oleh tertanggung. Asas asas dalam asuransi adalah: ganti kerugian.

BAB II KARAKTERISTIK ASAS INDEMNITAS DALAM PERJANJIAN ASURANSI. yang dilakukan oleh tertanggung. Asas asas dalam asuransi adalah: ganti kerugian. BAB II KARAKTERISTIK ASAS INDEMNITAS DALAM PERJANJIAN ASURANSI 2.1 Asas Asas Dalam Perjanjian Asuransi Dalam asuransi kita mengenal beberapa prinsip atau asas. Asas asas dalam asuransi tersebut diciptakan

Lebih terperinci

Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI. Hubungan antara Risiko dengan Asuransi 11/8/2014

Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI. Hubungan antara Risiko dengan Asuransi 11/8/2014 Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI - Menurut Pasal 246 KUHD, asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian di mana seorang penanggung dengan menikmati suatu premi mengikatkan dirinya kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit atau terluka atau bahkan meninggal dunia karena suatu kecelakaan. Bangunan atau pabrik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Risiko ini dapat timbul dalam berbagai bentuk, seperti kerusakan alat-alat,

BAB I PENDAHULUAN. Risiko ini dapat timbul dalam berbagai bentuk, seperti kerusakan alat-alat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin meningkat dan diikuti oleh majunya pemikiran masyarakat dalam usaha perniagaan membuat maraknya usaha asuransi akhir-akhir

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia di dalam hidupnya selalu berada dalam ketidakpastian dan selalu

I. PENDAHULUAN. Manusia di dalam hidupnya selalu berada dalam ketidakpastian dan selalu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia di dalam hidupnya selalu berada dalam ketidakpastian dan selalu mengalami risiko, yaitu suatu peristiwa yang belum dapat dipastikan terjadinya dan bila terjadi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Istilah asuransi berasal dari bahasa Belanda Verzekering atau Assurantie. Oleh

TINJAUAN PUSTAKA. Istilah asuransi berasal dari bahasa Belanda Verzekering atau Assurantie. Oleh II. TINJAUAN PUSTAKA A. Asuransi dan Jenis-Jenis Asuransi 1. Pengertian Asuransi Istilah asuransi berasal dari bahasa Belanda Verzekering atau Assurantie. Oleh R Sukardono diterjemahkan dengan pertanggungan,

Lebih terperinci

POLIS STANDAR ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG INDONESIA

POLIS STANDAR ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG INDONESIA POLIS STANDAR ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG INDONESIA (Berlaku untuk pengangkutan laut antar pulau dan atau pengangkutan darat di Indonesia ) Bahwa Tertanggung telah mengajukan suatu permohonan tertulis

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK

BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK 44 BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK 3.1 Hubungan Hukum Antara Para Pihak Dalam Perjanjian Kartu Kredit 3.1.1

Lebih terperinci

Kontrak Asuransi DOKUMENTASI ASURANSI FUNGSI PROPOSAL FORM :

Kontrak Asuransi DOKUMENTASI ASURANSI FUNGSI PROPOSAL FORM : DOKUMENTASI ASURANSI Kontrak Asuransi 1. SURAT PERMOHONAN PENUTUPAN ASURANSI (S.P.P.A.) 2. POLIS (BUKTI PERJANJIAN ASURANSI) 3. ENDORSEMENT 4. COVER NOTE 5. RENEWAL NOTICE 1. SURAT PERMOHONAN PENUTUPAN

Lebih terperinci

PENERAPAN GANTI RUGI PADA ASURANSI MOBIL YANG DISEBABKAN OLEH KECELAKAAN DAN PENCURIAN (STUDI KASUS DI PT. ADIRA DINAMIKA SEMARANG)

PENERAPAN GANTI RUGI PADA ASURANSI MOBIL YANG DISEBABKAN OLEH KECELAKAAN DAN PENCURIAN (STUDI KASUS DI PT. ADIRA DINAMIKA SEMARANG) PENERAPAN GANTI RUGI PADA ASURANSI MOBIL YANG DISEBABKAN OLEH KECELAKAAN DAN PENCURIAN (STUDI KASUS DI PT. ADIRA DINAMIKA SEMARANG) SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum Pada Universitas

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam KUHD asuransi jiwa diatur dalam Buku 1 Bab X pasal pasal 308

I. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam KUHD asuransi jiwa diatur dalam Buku 1 Bab X pasal pasal 308 8 I. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Perjanjian Asuransi Jiwa 1. Dasar Hukum dan Pengertian Asuransi Jiwa Dalam KUHD asuransi jiwa diatur dalam Buku 1 Bab X pasal 302 - pasal 308 KUHD. Jadi hanya 7 (tujuh)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bahaya kebakaran pada kehidupan manusia banyak yang mengancam. keselamatan harta kekayaan, jiwa, dan raga manusia.

I. PENDAHULUAN. Bahaya kebakaran pada kehidupan manusia banyak yang mengancam. keselamatan harta kekayaan, jiwa, dan raga manusia. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahaya kebakaran pada kehidupan manusia banyak yang mengancam keselamatan harta kekayaan, jiwa, dan raga manusia. Bagi orang yang berkepentingan, dia merasa perlu untuk

Lebih terperinci

HUKUM ASURANSI. Lecture: Andri B Santosa

HUKUM ASURANSI. Lecture: Andri B Santosa HUKUM ASURANSI Lecture: Andri B Santosa 1 Pengaturan Asuransi O KUHPerdata O KUHD (Ps. 246 s/d 308) O UU Nomor 2 Th 1992 tentang Usaha Perasuransian O Keppres RI No. 40 Th ttg Usaha di Bidang Asuransi

Lebih terperinci

BAB III JENIS ASURANSI

BAB III JENIS ASURANSI BAB III JENIS ASURANSI A. Objek dan Jenis Asuransi Objek Asuransi: Benda dan jasa, jiwa dan raga kesehatan manusia, tanggung jawab hukum, serta semua kepentingan yang dapat hilang, rusak, rugi dan atau

Lebih terperinci

ASURANSI PROFESIONAL INDEMNITY

ASURANSI PROFESIONAL INDEMNITY ASURANSI PROFESIONAL INDEMNITY Disampaikan oleh : Komite Advokasi PII Jakarta, 11 Oktober 2016 Latar Belakang Undang-Undang no 11 tahun 2014 tentang Keinsinyuran mempertegas dampak hukum dari pelaksanaan

Lebih terperinci

RINGKASAN INFORMASI PRODUK RaksaEarthquake Insurance Asuransi Gempa Bumi

RINGKASAN INFORMASI PRODUK RaksaEarthquake Insurance Asuransi Gempa Bumi RINGKASAN INFORMASI PRODUK RaksaEarthquake Insurance Asuransi Gempa Bumi Nama Produk : RaksaEarthquake Insurance / Asuransi Gempa Bumi Jenis Produk : Asuransi Harta Benda Nama Penerbit : PT. Asuransi Raksa

Lebih terperinci

Oleh : Ayu Cholisna 1

Oleh : Ayu Cholisna 1 KAJIAN TENTANG KEDUDUKKAN HUKUM TERTANGGUNG DALAM ASURANSI RANGKAP (Studi Kasus Tentang Tertanggung Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Dalam Kecelakaan Lalu-Lintas) Oleh : Ayu Cholisna 1 ABSTRAK Sejak

Lebih terperinci

ASURANSI INTER ISLAND - MARINE CARGO No. Pencatatan Produk OJK : S-2319/NB.11/2013. I. Nama Produk : Asuransi Inter Island - Marine Cargo

ASURANSI INTER ISLAND - MARINE CARGO No. Pencatatan Produk OJK : S-2319/NB.11/2013. I. Nama Produk : Asuransi Inter Island - Marine Cargo ASURANSI INTER ISLAND - MARINE CARGO No. Pencatatan Produk OJK : S-2319/NB.11/2013 I. Nama Produk : Asuransi Inter Island - Marine Cargo II. Jenis Produk : Asuransi Marine Cargo III. Nama Penerbit : IV.

Lebih terperinci

2 P a g e ( )

2 P a g e ( ) Pendahuluan Pesatnya perekonomian Indonesia saat ini mendukung ekspansi bisnis. Sebagai pimpinan perusahaan, mempekerjakan dan mempertahankan orang-orang terbaik merupakan tugas yang penting. Karyawan

Lebih terperinci

PEMBEBASAN KEWAJIBAN PENANGGUNG ASURANSI MEMBAYAR GANTI RUGI, DISEBABKAN OLEH KELALAIAN TERTANGGUNG*

PEMBEBASAN KEWAJIBAN PENANGGUNG ASURANSI MEMBAYAR GANTI RUGI, DISEBABKAN OLEH KELALAIAN TERTANGGUNG* PEMBEBASAN KEWAJIBAN PENANGGUNG ASURANSI MEMBAYAR GANTI RUGI, DISEBABKAN OLEH KELALAIAN TERTANGGUNG* Oleh : Rika Basa Sabatini** Ida Bagus Putra Atmadja*** A.A Sagung Wiratni Darmadi**** Bagian Hukum Bisnis

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 5.1 Peranan Asuransi Dalam Pengembangan Pengangkutan Udara Nasional

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 5.1 Peranan Asuransi Dalam Pengembangan Pengangkutan Udara Nasional BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Peranan Asuransi Dalam Pengembangan Pengangkutan Udara Nasional Dengan kemajuan teknik pada masa kini, kecelakaan-kecelakaan pesawat udara relatif jarang terjadi.

Lebih terperinci

BENTUK SURAT PERINTAH KERJA (SPK) [kop surat K/L/D/I] SATUAN KERJA PPK: NOMOR DAN TANGGAL SPK NOMOR DAN TANGGAL DOKUMEN PENGADAAN :

BENTUK SURAT PERINTAH KERJA (SPK) [kop surat K/L/D/I] SATUAN KERJA PPK: NOMOR DAN TANGGAL SPK NOMOR DAN TANGGAL DOKUMEN PENGADAAN : BENTUK SURAT PERINTAH KERJA (SPK) [kop surat K/L/D/I] SURAT PERINTAH KERJA (SPK) SATUAN KERJA PPK: NOMOR DAN TANGGAL SPK NOMOR DAN TANGGAL SURAT PERMINTAAN PENAWARAN: PAKET PEKERJAAN : NOMOR DAN TANGGAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Surety Bond memiliki konsep sebagai penyedia jaminan, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Surety Bond memiliki konsep sebagai penyedia jaminan, merupakan BAB I PENDAHULUAN Surety Bond memiliki konsep sebagai penyedia jaminan, merupakan alternatif lain dari Bank Garansi. Surety Bond diterbitkan oleh Perusahaan Asuransi ditujukan untuk membantu pengusaha

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN ASURANSI DAN BENTUK-BENTUK PENYELESAIAN SENGKETA DALAM PERJANJIAN ASURANSI

BAB II PERJANJIAN ASURANSI DAN BENTUK-BENTUK PENYELESAIAN SENGKETA DALAM PERJANJIAN ASURANSI 15 BAB II PERJANJIAN ASURANSI DAN BENTUK-BENTUK PENYELESAIAN SENGKETA DALAM PERJANJIAN ASURANSI A. Perjanjian Asuransi Asuransi merupakan salah satu jenis perjanjian khusus yang diatur dalam KUHD, sebagai

Lebih terperinci

SYARAT-SYARAT UMUM POLIS ASURANSI JIWA 5000. Pasal 1 ARTI BEBERAPA ISTILAH

SYARAT-SYARAT UMUM POLIS ASURANSI JIWA 5000. Pasal 1 ARTI BEBERAPA ISTILAH SYARAT-SYARAT UMUM POLIS ASURANSI JIWA 5000 Pasal 1 ARTI BEBERAPA ISTILAH Dalam Syarat-syarat Umum Polis Asuransi Jiwa Perorangan ini yang dimaksud dengan : 1. Asuransi : adalah Asuransi Jiwa 5000. 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selama orang tersebut memiliki kepentingan tanpa memandang status,

BAB I PENDAHULUAN. selama orang tersebut memiliki kepentingan tanpa memandang status, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap hari kita selalu menjumpai risiko, baik dalam pekerjaan maupun aktivtias kecil yang sepele pun risiko akan selalu membayangi kita kapanpun dan dimanapun.

Lebih terperinci

POLIS STANDAR ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR INDONESIA

POLIS STANDAR ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR INDONESIA POLIS STANDAR ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR INDONESIA Bahwa Tertanggung telah mengajukan suatu permohonan tertulis yang menjadi dasar dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari Polis ini, Penanggung akan

Lebih terperinci

POLIS STANDAR ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG INDONESIA (Berlaku untuk pengangkutan laut antar pulau dan atau pengangkutan darat di Indonesia )

POLIS STANDAR ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG INDONESIA (Berlaku untuk pengangkutan laut antar pulau dan atau pengangkutan darat di Indonesia ) POLIS STANDAR ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG INDONESIA (Berlaku untuk pengangkutan laut antar pulau dan atau pengangkutan darat di Indonesia ) Bahwa Tertanggung telah mengajukan suatu permohonan tertulis

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan dengan pengikatan melalui pranata jaminan fidusia.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dilakukan dengan pengikatan melalui pranata jaminan fidusia. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil pembahasan terhadap identifikasi masalah antara lain: 1. Bentuk perikatan dan risiko atas jaminan kebendaan bergerak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asuransi Asuransi atau Pertanggungan menurut Kitab Undang-undang Hukum Dagang (K.U.H.D) Republik Indonesia pasal 246 adalah Suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua belah pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua belah pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perjanjian Asuransi Kendaraan Bermotor Berdasarkan Pasal 1 sub (1) UU No. 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, dinyatakan bahwa pengertian asuransi atau pertanggungan adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUT, PENUMPANG DAN KECELAKAAN. menyelenggarakan pengangkutan barang semua atau sebagian secara time charter

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUT, PENUMPANG DAN KECELAKAAN. menyelenggarakan pengangkutan barang semua atau sebagian secara time charter BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUT, PENUMPANG DAN KECELAKAAN 2.1. Pengangkut 2.1.1. Pengertian pengangkut. Orang yang melakukan pengangkutan disebut pengangkut. Menurut Pasal 466 KUHD, pengangkut

Lebih terperinci

MARINE CARGO INSURANCE

MARINE CARGO INSURANCE MARINE CARGO INSURANCE Asuransi Pengangkutan Barang Perlindungan menyeluruh terhadap risiko kerugian atau kerusakan barang dalam perjalanan laut, udara dan darat MARINE CARGO INSURANCE ASURANSI PENGANGKUTAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu alat transportasi yang banyak dibutuhkan oleh manusia adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini menjadi salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG DAN SYARAT-SYARAT PERJANJIAN ASURANSI BERDASARKAN KUHD

BAB II TINJAUAN MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG DAN SYARAT-SYARAT PERJANJIAN ASURANSI BERDASARKAN KUHD 17 BAB II TINJAUAN MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG DAN SYARAT-SYARAT PERJANJIAN ASURANSI BERDASARKAN KUHD A. Pengertian Asuransi Dalam ketentuan Pasal 1774 KUHPerdata yang sudah dikemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungan timbul karena kebutuhan manusia. Dalam menjalani hidup. keinginan untuk mengatasi ketidakpastian (uncertainty).

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungan timbul karena kebutuhan manusia. Dalam menjalani hidup. keinginan untuk mengatasi ketidakpastian (uncertainty). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan asuransi dalam sektor asuransi jiwa di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Asuransi atau pertanggungan timbul karena kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE REASURANSI QUOTA SHARE TREATY DITINJAU DARI HUKUM PERJANJIAN

BAB 4 METODE REASURANSI QUOTA SHARE TREATY DITINJAU DARI HUKUM PERJANJIAN 55 BAB 4 METODE REASURANSI QUOTA SHARE TREATY DITINJAU DARI HUKUM PERJANJIAN 4.1. PERJANJIAN ASURANSI Asuransi dalam pengertian hukum mengandung arti sebagai suatu jenis perjanjian. Meskipun demikian,

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA A. Pengertian Perjanjian Jual Beli Menurut Black s Law Dictionary, perjanjian adalah suatu persetujuan antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASURANSI. Asuransi atau dalam bahasa Belanda Verzekering yang berarti

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASURANSI. Asuransi atau dalam bahasa Belanda Verzekering yang berarti 26 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASURANSI 2.1. Pengertian dan Unsur unsur Asuransi 2.1.1. Pengertian Asuransi. Asuransi atau dalam bahasa Belanda Verzekering yang berarti pertanggungan. Dalam pasal 246

Lebih terperinci

RINGKASAN PRODUK ASURANSI PENGANGKUTAN ( MARINE CARGO )

RINGKASAN PRODUK ASURANSI PENGANGKUTAN ( MARINE CARGO ) RINGKASAN PRODUK ASURANSI PENGANGKUTAN ( MARINE CARGO ) Asuransi Raksa Pratikara didirikan pada tahun 1975 dan menjalankan usahanya berdasarkan semboyan "BIJAKSANA DAN TEPERCAYA. Kami siap memberikan layanan

Lebih terperinci

BAB IV UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK. A. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami

BAB IV UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK. A. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI ELECTRONIC BILL PRESENTMENT AND PAYMENT DIHUBUNGKAN DENGAN BUKU III BW JUNCTO UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK A. Perlindungan

Lebih terperinci

PROPOSAL KERJASAMA PENUTUPAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR PT ADI SARANA ARMADA Tbk.

PROPOSAL KERJASAMA PENUTUPAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR PT ADI SARANA ARMADA Tbk. PROPOSAL KERJASAMA PENUTUPAN ASURANSI KENDARAAN BERMOTOR PT ADI SARANA ARMADA Tbk. MATRIX PEMENUHAN SERVICE LEVEL AGREEMENT Service Level Agreement sesuai RFP A. Proses Penutupan Unit Penutupan atas unit

Lebih terperinci

SUBROGASI. 1. Definisi subrogasi

SUBROGASI. 1. Definisi subrogasi SUBROGASI 1. Definisi subrogasi Subrogation is a right of one person, having indemnified another under a legal obligation to do so, to stand in the place of that another and avail himself of all rights

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keadaan yang tidak kekal merupakan sifat alamiah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keadaan yang tidak kekal merupakan sifat alamiah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keadaan yang tidak kekal merupakan sifat alamiah yang mengakibatkan adanya suatu keadaan yang tidak dapat di ramalkan lebih dahulu secara tepat, sehingga dengan

Lebih terperinci

Common Law Contract Agreement Agree Pact Covenant Treaty. Civil Law (Indonesia) Kontrak Sewa Perjanjian Persetujuan Perikatan

Common Law Contract Agreement Agree Pact Covenant Treaty. Civil Law (Indonesia) Kontrak Sewa Perjanjian Persetujuan Perikatan Common Law Contract Agreement Agree Pact Covenant Treaty Civil Law (Indonesia) Kontrak Sewa Perjanjian Persetujuan Perikatan 2 Prof. Subekti Perikatan hubungan hukum antara 2 pihak/lebih, dimana satu pihak

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORI. 1. Pengertian Asuransi dan Pengaturannya. a. Pengertian Asuransi

BAB III TINJAUAN TEORI. 1. Pengertian Asuransi dan Pengaturannya. a. Pengertian Asuransi 1 BAB III TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Umum Tentang Asuransi 1. Pengertian Asuransi dan Pengaturannya a. Pengertian Asuransi Dalam kamus Hukum kata Asuransi berasal dari Assurantie yang berarti asuransi,

Lebih terperinci

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 151

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 151 amanitanovi@uny.ac.id A. PENGERTIAN Usaha asuransi merupakan suatu mekanisme yang memberikan perlindungan pada tertanggung apabila terjadi risiko dimasa mendatang. Apabila risiko itu benar-benar terjadi,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA

DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA Bagian I PERATURAN MEDIASI KLRCA Bagian II SKEMA Bagian III UU MEDIASI 2012 Bagian IV PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA 2 Pusat untuk Arbitrase Regional Kuala Lumpur Peraturan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjadi informasi keuangan. Proses akuntansi meliputi kegiatan mengidentifikasi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjadi informasi keuangan. Proses akuntansi meliputi kegiatan mengidentifikasi, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Samryn (2014 : 3) berpendapat bahwa secara umum akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang digunakan untuk mengubah data dari transaksi menjadi informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda-beda. Definisi definisi tersebut antara lain : dapat terjadi dengan cara membayar premi asuransi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda-beda. Definisi definisi tersebut antara lain : dapat terjadi dengan cara membayar premi asuransi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Asuransi dan Premi Asuransi Banyak definisi yang telah diberikan kepada istilah asuransi, sepintas definsi tersebut tidak ada kesamaan antara definisi satu dengan

Lebih terperinci

DASAR & HUKUM ASURANSI KESEHATAN BAB 4

DASAR & HUKUM ASURANSI KESEHATAN BAB 4 DASAR & HUKUM ASURANSI KESEHATAN BAB 4 Oleh : Erlina Puspitaloka Mahadewi, SE, MM, MBL PERBEDAAN ASURANSI KERUGIAN DENGAN JIWA 1. MENGENAI PARA PIHAK a. Asuransi Kerugian Ada 2 pihak yaitu pihak penanggung

Lebih terperinci

BAB II RUANG LINGKUP HUKUM ASURANSI Oleh : SURAJIMAN

BAB II RUANG LINGKUP HUKUM ASURANSI Oleh : SURAJIMAN BAB II RUANG LINGKUP HUKUM ASURANSI Oleh : SURAJIMAN A. PENGERTIAN ASURANSI Asuransi atau dalam bahasa Indonesianya disebut pertanggungan, dalam bahasa inggris disebut insurance,sedangkan dalam bahasa

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN KREDIT

CONTOH SURAT PERJANJIAN KREDIT CONTOH SURAT PERJANJIAN KREDIT PERJANJIAN KREDIT Yang bertanda tangan di bawah ini : I. ------------------------------------- dalam hal ini bertindak dalam kedudukan selaku ( ------ jabatan ------- ) dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, undang-undang yang mengatur asuransi sebagai sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, undang-undang yang mengatur asuransi sebagai sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kendaraan bermotor sebagai sarana transportasi di Indonesia menunjukan pertumbuhan yang cukup pesat karena kebutuhan setiap orang tidak terlepas

Lebih terperinci

Setiap istilah di bawah ini, kecuali dengan tegas ditentukan lain dalam Syarat dan Ketentuan ini mempunyai arti dan pengertian sebagai berikut:

Setiap istilah di bawah ini, kecuali dengan tegas ditentukan lain dalam Syarat dan Ketentuan ini mempunyai arti dan pengertian sebagai berikut: SYARAT & KETENTUAN Safe Deposit Box A. DEFINISI Setiap istilah di bawah ini, kecuali dengan tegas ditentukan lain dalam Syarat dan Ketentuan ini mempunyai arti dan pengertian sebagai berikut: 1. Anak Kunci

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ASURANSI. Inhouse Training Jakarta, 10 November 2015

DASAR-DASAR ASURANSI. Inhouse Training Jakarta, 10 November 2015 DASAR-DASAR ASURANSI Inhouse Training Jakarta, 10 November 2015 RESIKO & PERIL Resiko adalah : Sesuatu yang datangnya tidak terduga dan berdampak pada timbulnya suatu kerugian. Peril adalah : Penyebab

Lebih terperinci

RISIKO KERUSAKAN PROPERTI DAN KEWAJIBAN ( LIABILITIES )

RISIKO KERUSAKAN PROPERTI DAN KEWAJIBAN ( LIABILITIES ) RISIKO KERUSAKAN PROPERTI DAN KEWAJIBAN ( LIABILITIES ) 1. RISIKO PROPERTI 1. Cakupan Properti Risiko yang mungkin terjadi atas properti (harta benda) mencakup banyak hal seperti kebakaran, banjir, perusakan,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN STASIUN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN STASIUN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN SYARAT UMUM SURAT PERINTAH KERJA (SPK) 1. LINGKUP PEKERJAAN Penyedia yang ditunjuk berkewajiban untuk menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu yang ditentukan, sesuai dengan volume, spesifikasi teknis

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KREDIT YANG DIBAKUKAN OLEH PT. BANK X

BAB 4 ANALISIS PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KREDIT YANG DIBAKUKAN OLEH PT. BANK X 44 BAB 4 ANALISIS PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KREDIT YANG DIBAKUKAN OLEH PT. BANK X 4.1 Kedudukan Para Pihak dalam Perjanjian Kredit Perjanjian yang akan dianalisis di dalam penulisan skripsi

Lebih terperinci

RISIKO KERUSAKAN PROPERTY & KEWAJIBAN (LIABILITY)

RISIKO KERUSAKAN PROPERTY & KEWAJIBAN (LIABILITY) RISIKO KERUSAKAN PROPERTY & KEWAJIBAN (LIABILITY) Mata Kuliah : Manajemen Risiko Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Unikom Tahun Akademik 2009-2010 Ilustrasi : Pada hari minggu 26 Desember 2004 jam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dilakukan baik menggunakan sarana pengangkutan laut maupun melalui

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dilakukan baik menggunakan sarana pengangkutan laut maupun melalui 11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri atas beragam suku bangsa dan terdiri dari beribu ribu pulau. Untuk memudahkan hubungan atau interaksi antar

Lebih terperinci

Bab IV PEMBAHASAN. A. Hubungan Hukum dalam Perjanjian Penyimpanan Barang di SDB pada

Bab IV PEMBAHASAN. A. Hubungan Hukum dalam Perjanjian Penyimpanan Barang di SDB pada Bab IV PEMBAHASAN A. Hubungan Hukum dalam Perjanjian Penyimpanan Barang di SDB pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta Safe Deposit Box yaitu merupakan suatu jasa pelayanan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi 142 PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT Deny Slamet Pribadi Dosen Fakultas Hukum Universitas Mulawarman Samarinda ABSTRAK Dalam perjanjian keagenan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pesat saat ini. Peningkatan ini dapat dilihat dari semakin tingginya kebutuhan

I. PENDAHULUAN. pesat saat ini. Peningkatan ini dapat dilihat dari semakin tingginya kebutuhan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian di Indonesia terus mengalami peningkatan yang sangat pesat saat ini. Peningkatan ini dapat dilihat dari semakin tingginya kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum mengenai Hukum Perjanjian. Pengertian perjanjian diatur dalam Pasal 1313 KUHPerdata yang berbunyi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum mengenai Hukum Perjanjian. Pengertian perjanjian diatur dalam Pasal 1313 KUHPerdata yang berbunyi: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum mengenai Hukum Perjanjian 1. Pengertian Perjanjian Pengertian perjanjian diatur dalam Pasal 1313 KUHPerdata yang berbunyi: Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan

Lebih terperinci