BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. A. Syarat-syarat dan Prosedur Pengiriman Barang di Aditama Surya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. A. Syarat-syarat dan Prosedur Pengiriman Barang di Aditama Surya"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Syarat-syarat dan Prosedur Pengiriman Barang di Aditama Surya Express 1. Syarat Sahnya Perjanjian Pengiriman Barang di Aditama Surya Express Perjanjian dapat dikatakan sah apabila perjanjian tersebut memenuhi syarat sahnya perjanjian yang telah ditentukan undangundang. Perjanjian pengiriman barang sah didalam hukum apabila telah memenuhi syarat-syarat perjanjian pengiriman barang yang telah ditentukan dari ketentuan Perundang-undangan yang telah dibuat secara khusus untuk mengatur penyelenggaraan pengiriman barang maupun telah ditentukan syarat-syarat perjanjian pengiriman barang oleh perusahaan jasa pengiriman barang. Perjanjian yang sah menurut hukum diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata yang menyatakan untuk sahnya suatu perjanjian harus memenuhi empat syarat, yaitu: 1) Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya; 2) Kecakapan untuk membuat suatu perikatan; 3) Suatu hal tertentu; 4) Suatu sebab yang halal; 1

2 Agar dapat lebih mudah untuk dipahami dan dimengerti, maka akan diperjelas sat persatu syarat-syarat sahnya perjanjian (Agreement) dalam pengiriman barang, yaitu: 1) Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya Sepakat artinya para pihak mengikatkan dirinya, seia sekata antara pihak perusahaan jasa pengiriman barang dengan pengguna jasa tersebut mengenai pokok-pokok Service Level Agreement dalam pengiriman barang. Pokok-pokok Service Level Agreement dalam pengiriman barang berupa objek perjanjian dan syarat-syaratnya, Apa yang dikehendai pihak yang satunya (dalam hal ini pihak perusahaan jasa pengiriman barang) dikehendaik pula oleh pihak lainya (dalam hal ini pihak klien). Artinya kedua belah pihak menghendaki suatu yang sama secara timbal balik. Jadi pihak badan usaha / perusahaan jasa pengiriman barang (Aditama Surya Express) dan pihak pengguna jasa ini sepakat untuk membuat suatu perjanjian. 2) Cakap untuk membuat suatu perjanjian Pada umumnya seseorang dapat dikatakan cakap hukum apabila dia sudah berumur 21 tahun atau sudah pernah menikah walaupun belum berumur 21 tahun. Didalam hukum indonesia, perkataan orang merupakan hak dan kewajiban yang juga disebut sebagai subjek hukum. Yang dapat dikatakan sebagai subjek hukum adalah orang dan badan hukum. Subjek hukum mempunyai hak dan 2

3 kewajiban untuk melakukan perbuatan hukum, namun perbuatan tersebut harus didasari atas kecakapan dan kewenangan dalam melakukan perbuatan hukum. Kewenangan untuk menyandang hak dan kewajiban disebut kewenangan hukum atau kewenangan berhak, karena sejak lahir tidak semua subjek hukum mempunyai kewenangan hukum / cakap hukum dalam bertindak. Kecakapan berbuat adalah kewenangan untuk melakukan perbuatan-perbuatan hukum sendiri. 3) Mengenai suatu hal tertentu Sesuatu hal tertentu merupakan pokok dari Service Level Agreement dalam pengiriman barang, sedangkan prestasi yang harus dipenuhi dalam suatu service level agreement dalam pengiriman barang adalah objek perjanjian pengiriman barang tersebut yaitu barang. Prestasi itu harus tertentu atau sekurangkurangnya barang yang dapat ditentukan. Sesuatu atau barang yang diperjanjikan haru jelas, jumlahnya boleh untuk tidak disebutkan tetapi dapat dihitung beratnya atau ditetapkan dalam perjanjian pengiriman barang. Kejelasan mengenai pokok dari service level agreement dalam pengiriman barang ialah untuk memungkinkan pelaksanaan hak dan kewajiban dari kedua belah pihak (pihak Aditama Surya Express dan pihak pengguna jasa / layanan) 4) Suatu sebab (causa) yang halal 3

4 Service level agreement dalam pengiriman barang, tujuan kedua belah pihak (pihak Aditama Surya Express dengan pengguna jasa / layanan) tersebut harus tidak bertentangan dengan undang-undang. Artinya perjanjian tersebut tidak melanggar undang-undang, melanggar ketertiban umum, serta melanggar kesusilaan, sesuai dengan apa yang diatur dalam Pasal 1337 KUHPerdata. Perjanjian yang sudah memenuhi syarat-syarat sahnya perjanjian sesuai dengan apa yang ditentukan undang-undang maka diakui oleh hukum. Syarat-syarat tersebut dbagi menjadi dua syarat, yaitu syarat subjektif dan syarat objektif. Syarat yang pertama dinamakan sebagai syarat subyektif, karena mengenai para pihaknya atau subyeknya yang mengadakan perjanjian, sedangkan dua syarat yang terakhir merupakan syarat obyektif karena mengenai perjanjianya sendiri oleh obyek dari perbuatan hukum yang dilakukan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Aditya Surya sebagai pimpinan dari Aditama Surya Express, tidak diatur syarat khusus mengenai perjanjian pengiriman barang dalam CV. Aditama Surya Express, tetapi perjanjian didasarkan kepada aturan umum tentang perjanjian yang berlaku di Indonesia yang mengacu kepada KUHPerdata. Syarat dalam perjanjian barang pada perusahaan pengiriman barang Aditama Surya Express adalah dengan mengisi Air Waybill / bukti pengiriman, yaitu form pengisian barang dengan 4

5 disertai Service Level Agreement dibelakangya. Air Waybill yang selanjutnya disebut AWB merupakan dokumen penting yang nantinya akan menjadi bukti pengiriman apabila terjadi wanprestasi antara kedua belah pihak. Air Waybill (AWB) harus diisi dengan nama dan alamat yang benar, jelas, dan lengkap agar barang yang akan dikirim pihak pengiriman barang bisa sampai ke tempat yang dituju. AWB sendiri memiliki fungsi yang cukup penting dalam service level agreement dalam pengiriman barang, diantaranya adalah : 1) Berfungsi sebagai bukti pengiriman 2) Berfungsi sebagai bukti pembayaran (seperti kwitansi) 3) Berfungsi sebagai arsip / file 4) Berfungsi sebagai bukti serah terima Saat pengguna jasa pengiriman barang menyerahkan barang untuk dikirim atau ditransportasikan melalui Aditama Surya Express, Para pengguna jasa ini dianggap telah menerima dan menyetujui persyaratan pengangkutan atau pengiriman barang yang telah ditetapkan oleh Aditama Surya Expressmyang selanjutnya disebut sebagai SPP (Syarat-syarat standar pengiriman). Perjanjian pengiriman barang ini disebut sebagai perjanjian baku. Secara garis besar, perjanjian baku memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Perjanjian dibuat secara sepihak oleh perusahaan pengiriman barang, yang posisinya relatif lebih kuat dibandingkan dengan pengguna jasa pengiriman barang ini 5

6 2) Pemgguna jasa pengiriman barang ini sama sekali tidak dilibatkan dalam menentukan isi perjanjian 3) Perjanjianya dibuat secara tertulis dan dalam jumlah yang banyak 4) Pengguna jasa harus bersedia menerima isi perjanjian karena didorong akan kebutuhanya dalam menggunakan jasa pengiriman barang ini. Air Waybill / bukti pengiriman pada service level agreement dalam pengiriman barang di Aditama Surya Express, terdapat syaratsyarat standar pengiriman (SPP) yang lebih dipersingkat, diantaranya yaitu: 1) Barang-barang harus dipak sesuai dengan peraturan angkutan udara. Didalam bungkusan peti atau kemasan lainya tidak dimasukan uang, barang-barang berharga atau barang-barang yang berbahaya bagi penerbangan dan yang melanggar hukum. 2) Kehilangan barang-barang kiriman diganti sebesar 5 (lima) kali dari biaya pengiriman barang 3) Bilamana terjadi kehilangan, kebakaran karena force majeure, bukan tanggung jawab CV. Aditama Surya Express 4) Barang-barang cair dan pecah belah dirundingkan dengan kami sebelum dikirim 5) Dalam waktu 14 hari (2 minggu) tidak ada pengaduan, kami anggap pengiriman sudah diterima dengan baik. 6

7 Adapun prosedur yang ditetapkan oleh Aditama Surya Express dalam perjanjian pengiriman barang adalah: 1) Tata cara pengangkutan a. Aditama Surya Expres bukan perusahaan angkutan umum, tetapi hanya mengangkut barang-barang yang mengacu pada persyaratan dan ketentuan yang tersirat dalam SPP. Aditama Surya Express mempunyai hak untuk menolak ataupun menerima untuk mengirim barang dari pengguna jasa tersebut dengan mengacu kepada kebijakan dan SOP Aditama Surya Express. b. Aditama Surya Express berhak memilih angkutan yang akan digunakan untuk mengangkut barang baik itu secara darat, udara, dan laut dengan persetujuan dari pengguna jasa tersebut. c. Pengepakan barang yang akan dikirim menjadi tanggung jawab konsumen, termasuk penempatan barang-barang tertentu kedalam wadah / container / box yang disediakan pihak Aditama Surya Express. d. Aditama Surya Express tidak bertanggung jawab untuk berbagai/ setiap kerusakan atau kehelangan pada barang sebagai akibat dari ketidaksempurnaan pengepakan atau pembungkusan oleh pengguna jasa ini. 7

8 e. Pengguna jasa Aditama Surya Express bertanggung jawab dalam menyatakan alamat yang jelas, benar dan lengkap dengan tujuan agar pengiriman dapat diangkut dengan baik. f. Aditama Surya Express tidak bertanggung jawab atas keterlambatan dan kerusakan ringan yang diakibatkan kelalaian dan kesalahan pengguna jasa dalam memenuhi kewajiban-kewajiban diatas. 2) Pemeriksaan barang kiriman a. Aditama Surya Express mempunyai aturan dimana tanpa seizin atau permintaan dari pengirim berhak untuk memeriksa barang yang akan dikirim, untuk memastikan bahwa barang tersebut tidak melanggar Bea Cukai dan undang-undang yang telah diatur hukum di Indonesia. b. Aditama Surya Express tidak bertanggung jawab terhadap barang kiriman yang isinya tidak sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh pengguna jasa ini kepada Aditama Surya Express. c. Aditama Surya Express tidak bertanggung jawab atas denda kehilangan atau kerusakan selama dalam penahanan Bea Cukai atau petugas yang berwenang lainya, artinya pengguna jasa pengguna ini harus memberikan pernyataan 8

9 bahwa Aditama Surya Express bebas dari kewajiban dan denda atas kehilangan barang tersebut. 3) Larangan Kiriman a. Aditama Surya Express tidak menerima barang-barang yang berbahaya yang dapat mudah terbakar dan meledak, obatobatan terlarang, uang, bahan-bahan kimia yang dilarang, barang curian, binatang, ataupun tanaman hidup lainya. b. Untuk penggunaan transportasi udara, Aditama Surya Expres menggunakan ketentuan sesuai dengan Undangundang No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. c. Untuk penggunaan transportasi darat, Aditama Surya Expres menggunakan ketentuan sesuai dengan Undangundang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. d. Untuk penggunaan transportasi laut, Aditama Surya Expres menggunakan ketentuan sesuai dengan Undang-undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran. 4) Jaminan terhadap pemilik barang kiriman a. Pengguna layanan dengan ini menjamin bahwa yang bersangkutan adalah pemilik yang sah dan menandatangani perjanjian bahwa barang yang akan dikirim oleh Aditama 9

10 Surya Express sesuai dengai SPP, tidak hanya atas nama diri dari pengirim itu sendiri tetapi untuk dan atas nama semua pihak yang berkepentingan atas barang tersebut. b. Apabila ada pelanggaran hukum yang dilakukan oleh pengirim, maka tanggung jawab sepenuhnya ada pada pengirim. 5) Biaya Kirim a. Aditama Surya Express akan memungut biaya sesuai tarif yang tersedia untuk pengiriman barang atas persetujuan pengguna layanan. b. Aditama Surya Express akan menghitung dengan menimbang dan menghitung volume barang yang akan dikirim untuk menentukan biaya yang akan diperlukan oleh pengirim barang. c. Tarif yang ditentukan Aditama Surya Express termasuk biaya airport tax (pajak airport) setempat, tetapi tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Bea Masuk sehubungan dengan pengangkutan barang milik Shipper. 10

11 6) Ganti Rugi a. Aditama Surya Express hanya bertanggung jawab pada kerusakan dan kehilangan yang dialami oleh pengirim barang sebagai akibat kerusakan atau kehilangan dalam pengiriman barang oleh Aditama Surya Express dengan syarat-syarat yang telah ditentukan dan ketika terjadi kerusakan atau kehilangan barang tersebut masih dalam kendali Aditama Surya Express. b. Aditama Surya Express tidak bertanggung jawab atas penyebab kerusakan yang timbul dalam pelaksanaan kejadian yang diantaranya kehilangan yang dikategorikan sebagai tidak terbatas pada perdagangan keuangan atau kehilangan tidak langsung termasuk kehilangan yang disebabkan oleh beberapa hal dibawah dari kendali pihak Aditama Surya Express sebagai akibat kerusakan alami atau Force Mejure (Kehendak Tuhan) c. Nilai pertanggung jawaban Aditama Surya Express sesuai syarat dan kondisi pada klausula huruf a di atas adalah dalam bentuk ganti rugi atas kerusakan atau kehilangan dokumen atau barang yang nilainya tidak melebihi 5 kali biaya kirim. Penentuan nilai pertanggung jawaban Aditama Surya Express ditetapkan dengan mempertimbangkan nilai barang penggantinya pada waktu dan tempat pengiriman, 11

12 tanpa menghubungkannya dengan nilai komersial dan kerugian konsekuensi seperti yang diatur dalam klausula huruf b di atas. 7) Prosedur Klaim a. Setiap klaim atas kehilangan, kerusakan, atau kebakaran yang disebabkan oleh pihak Aditama Surya Expres, pengirim barang (pengguna layanan) dengan permintaan terhadap kewajiban dan tanggung jawab Aditama Surya Express, harus sudah disampaikan oleh pengirim dalam tulisan dan telah diterima di kantor Adita Surya Express selambat-lambatnya 2 minggu (14 hari) setelah tanggal ketika barang tersebut seharusnya sudah diterima / tiba ditujuan. b. Besarnya Jumlah klaim tidak dapat diperhitungkan dengan jumlah tagihan dari Aditama Surya Express. Sesuai dengan prosuder yang telah ditentukan oleh pihak Aditama Surya Express, apabila terdapat barang yang tidak mengacu dengan ketentuan yang berlaku, sehingga pihak Aditama Surya Express berhak menolak untuk tidak mengirimkan barang tersebut. Adapun barang yang dilarang untuk dikirim melalui Aditama Surya Express: 12

13 a) Barang-barang berbahaya yang dapat atau mudah meledak, menyala atau terbakar sendiri (dapat dikirim dengan pembicaraan secara pribadi dengan pihak Aditama Surya Express dengan handling khusus melalui kargo) b) Narkotika atau obat terlarang c) Benda lainya yang mengandung pornografi dan menyinggung kesusilaan d) Alkohol dan minuman keras. e) Tanaman dan hewan yang dilindungi. f) Senjata api, petasan, dan benda berbahaya lainya. g) Perlengkapan dan peralatan judi. Apabila pengguna layanan (pengirim barang) diketahui melanggar ketentuan syarat dan prosedur yang telah ditentukan atau ditetapkan oleh pihak Aditama Surya Express, maka Pihak Aditama Surya Express tidak akan memproses pengiriman barang yang akan dikirim. Aditama Surya Express akan memproses pengiriman barang tersebut apabila konsumen telah sepakan terhadap SPP (syarat standar pengiriman) yang telah diajukan oleh Aditama Surya Express. Sebagaimana yang tercantum dalam SPP yang merupakan ketentuan pokok yang mengikat dan ketetapan yang tidak terpisahkan antara Aditama Surya Express dengan 13

14 pengguna layanan, apakah tertulis atau bentuk agreement (perjanjian) lainya. Menurut service level agreement dalam pengiriman barang, dengan dibayarnya biaya pengiriman oleh pengguna jasa, dan pengguna tersebut telah menerima bukti pengiriman yaitu Air Waybill, maka telah terjadi persetujuan kehendak antara pengguna jasa dengan pihak Aditama Surya Expres selaku perusahaan yang menjalankan usaha pengiriman barang. Dalam hal ini pengguna setuju (sepakat) jika barang dikirim oleh pihak Aditama Surya Express dan Aditama Surya Express setuju untuk mengantarkan barang milik pengguna jasa ini sampai ketempat yang dituju. Menurut pihak Aditama Surya Express, terpenuhinya syarat subjektif dari service level agreement dalam pengiriman barang adalah bahwa dalam service level agreement dalam pengiriman barang adanya persetujuan kehendak antara pengguna jasa dengan Aditama Surya Express mengenai pengiriman barang dan kecakapan antara kedua belah pihak. Kecakapan yang dimaksud dalam hal ini adalah Aditama Surya Express tidak menentukan batas kedewasaan seorang yang akan menggunakan jasanya (pengguna), tetapi pengguna jasa yang belum dewasa dianggap cakap melakukan perjanjian pengiriman barang karena ia dapat diwakili yang bertanggung jawab. Dalam pengiriman barang, yang terpenting yaitu adanya nama dan alamat 14

15 yang lengkap, jelas, benar dan lengkap agar barang yang akan dikirim oleh Aditama Surya Express bisa sampai ketempat tujuan dengan selamat tanpa adanya kerusakan dan tepat waktu. Sedangkan terpenuhinya syarat objektif adalah adanya prestasi yang terpenuhi dalam service level agreement dalam pengiriman barang berupa objek perjanjian yaitu pengiriman barang dan pembayaran biaya pengiriman barang. Barang yang akan dikirim melalui Aditama Surya Express tidak boleh berupa barang-barang yang dilarang oleh undang-undang, sehingga tujuan dari service level agreement dalam pengiriman barang menjadi halal karena tidak bertentangan dengan isi pasal 1337 KUHPerdata yang menyatakan suatu sebab adalah terlarang apabila dilarang oleh undang-undang, atau apabila berlawanan dengan kesusilaan atau ketertiban umum. Berdasarkan penjelasan diatas, Aditama Surya Express mengungkapkan bahwa persetujuan kehendak yang dimaksud adalah kesepakatan antara pihak pengguna jasa denga Aditama Surya Express sebagai penyedia jasa pengiriman barang mengenai objek perjanjian dan syarat-syarat perjanjian. Pada saat pengguna jasa Aditama Surya Express menyerahkan barang dan menandatangani service level agreement dalam pengiriman barang untuk dikirim ketempat yang dituju melalui Aditama Surya Express, pengguna jasa dianggap telah menerima dan menyetujui 15

16 persyaratan dan ketentuan standar yang telah ditetapkan oleh Aditama Surya Express. B. Hak dan Kewajiban Para Pihak dalam Perjanjian Pengiriman Barang di Aditama Surya Express Hak dan kewajiban para pihak dalam pengiriman barang, sudah jelas diterangkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan maupun perjanjian pengiriman barang atau perjanjian lainya yang dibuat atau berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Setiap kesepakatan yang terjadi diantara para pihak akan timbul hak dan kewajiban, karena semua hal yang menjadi hak dan kewajiban salah satu pihak akan ditimpali dengan hak dan kewajiban bagi pihak lainya. Segala hal yang menjadi hak bagi perusahaan pengiriman barang akan akan menjadi kewajiban bagi pengirim barang (pengguna layanan), begitu sebaliknya segala hal yang menjadi hak bagi pengirim barang akan menjadi kewajiban bagi perusahaan pengiriman barang. Hak dan kewajiban antara para pihak adalah segala hal yang harus dipenuhi ataupun yang harus diterima oleh kedua belah pihak yang timbul akibat dari perjanjian yang telah dibuat secara sah. Berikut adalah hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian pengiriman barang : 1. Hak dan Kewajiban Perusahaan Pengiriman (Aditama Surya Express) Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Aditya Surya sebagai Pimpinan CV. Aditama Surya Express diperoleh informasi mengenai 16

17 hak dan kewajiban Aditama Surya Express sebagai perusahaan pengiriman barang, yang diantaranya adalah sebagai berikut: a. Hak CV. Aditama Surya Express adalah: a) Aditama Surya Express berhak memperoleh keterangan yang lengkap mengenai sifat dan keadaan barang yang akan dikirim. b) Aditama Surya Express berhak untuk menolak permintaan pengiriman barang terlarang atau yang dilarang menurut undang-undang seperti bahan yang mudah meledak, obatobatan terlarang, alkohol, serta hewan. c) Aditama Surya Express berhak menerima atau menagih biaya pengiriman barang. b. Kewajiban CV. Adiama Surya Express adalah: a) Aditama Surya Express berkewajiban untuk mempersiapkan barang yang dikirim dengan baik dan rapi. b) Aditama Surya Express berkewajiban mengantarkan barang sampai ketempat yang dituju atau ditunjuk oleh pengirim. c) Aditama Surya Express berkewajiban melindungi, menjaga keselamatan barang yang akan dikirim agar tidak terjadi kerusakan atau hilangnya barang. 17

18 2. Hak dan Kewajiban Pengirim (Pengguna Layanan) Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Aditya Surya sebagai Pimpinan CV. Aditama Surya Express diperoleh informasi mengenai hak dan kewajiban pengirim atau pengguna layanan pengiriman barang, yang diantaranya adalah sebagai berikut: a. Hak Pengirim (Pengguna Layanan) adalah: a) Pengirim barang berhak meminta atau mendapatkan tanda bukti pengiriman (Air Waybill) yang digunakan untuk penerimaan atau penyerahan barang dari perusahaan pengiriman barang Aditama Surya Expres sebagai bukti pengiriman. b) Pengirim barang berhak menuntut agar barang yang akan dikirim oleh perusahaan pengiriman barang Aditama Surya Express sampai pada tempat yang dituju dengan selamat tanpa terjadi kerusakan c) Pengirim barang berhak menuntut ganti rugi jika terjadi kehilangan atau kerusakan pada barang pengirim yang disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian pihak aditama surya express sebagai perusahaan pengiriman barang. 18

19 b. Kewajiban Pengirim Barang (Pengguna Layanan) adalah: a) Pengirim barang berkewajiban membungkus barang yang akan dikirim dengan benar dan rapi. b) Pengirim barang berkewajiban memberikan keterangan mengenai keadaan dan sifat barang yang akan dikirimkan melalui perusahaan pengiriman barang Aditama Surya Express. c) Pengirim barang berkewajiban membayar biaya pengiriman barang dan biaya lain yang apabila diperlukan dalam pengiriman baranag atas persetujuan dari pengirim barang (pengguna layanan) C. Tanggung Jawab Aditama Surya Express Terkait Service Level Agreement dalam Pengiriman Barang Bila Terjadi Wanprestasi Tanggung jawab adalah keadaan wajib dimana yang menanggung segala sesuatunya apabila terjadi suatu hal, boleh dituntut, dipermasalahkan, diperkarakan dan lain-lainya. Sebagai pihak yang menjalakan usaha pengiriman barang, CV. Aditama Surya Express memilki kewajiban untuk menyelenggarakan proses pengiriman dan menjaga keselamatan atas barang-barang yang akan dikirim. Apabila dalam proses pengangkutanya terjadi hal-hal diluar dugaan atau diluar kendali dari pihak pengirim Aditama Surya Express yang 19

20 ditimbulkan selama proses penyelenggaraan pengiriman tersebut, maka Aditama Surya Express terikat untuk bertanggung jawab atas segala kerugian dari kerugian yang timbul dalam proses penyelenggaraan pengiriman yang dilakukanya, sehingga jika pihak Aditama Surya Express dapat membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah, maka ia dapat dibebaskan dari kewajiban untuk membayar ganti kerugianyang dibebankan kepadanya. Yang dimaksud tidak bersalah disini adalah karena adanya hal-hal yang terjadi diluar kemampuanya, seperti karena adanya bencana alam (force mejure) atau dikarenakan sifat dari barang-barang itu sendiri. Apabila dalam proses pengirimanya terjadi klaim atau tuntutan dari pihak pengirim barang yang mengakibatkan rusaknya atau hilangya barang-barang milik pengguna jasa, pihak Aditama Surya Express harus bertanggung jawab kepada pihak pengguna jasa tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Aditya Surya sebagai pimpinan Aditama Surya Express, menerangkan bahwa tanggung jawab dalam hal wanprestasi dalam pengiriman barang adalah bilamana terjadi kerusakan atau kehilangan atas barang titipan atau kiriman, maka pihak Aditama Surya Express bertanggung jawab untuk kerugian dengan penggantian maksimum 5 (lima) kali lipat biaya pengiriman. Barang yang masuk dalam kategori bernilai tinggi, pihak Aditama Surya Express akan menyarankan pengirim barang (pengguna jasa / layanan) untuk mengansurasikan barangnya. Untuk pengiriman barang yang diasuransikan, penggantian kerugian barang dibayar penuh sesuai dengan 20

21 besarnya nominal barang yang tertera / dicantumkan dalam polis asuransi dengan menunjukan nota pembelian atau penggantian kerugian dibayar dengan barang yang sama berdasarkan persetujuan kedua belah pihak. Premi asuransi dibayar sendiri oleh pengirim ketika barang yang bernilai tinggi tersebut setuju untuk diasuransikan dan dikirimkan melalui jasa Aditama Surya Express dengan perjanjian asuransi, sebagai perjanjian tambahan. Apabila CV. Aditama Surya Express dapat membuktikan secara benar dan jelas bahwa kesalahan yang terjadi bukan kesalahan dari CV. Aditama Surya Express, melainkan akibat kelalaian dan kesalahan dari pihak pengirim barang atau karena terdapat keadaan memaksa (force majeur) yang mengakibatkan barang muatan tersebut tidak sampai di tangan pihak penerima barang, maka hal tersebut dapat membebaskan CV. Aditama Surya Express dari tuntutan yang diajukan oleh pihak pengirim barang (pengguna jasa), sebagaimana yang telah diuraikan di dalam Pasal 468 ayat (2) dan (3) KUHD yang menyatakan bahwa Si pengangkut diwajibkan mengganti segala kerugian, yang disebabkan karena barang tersebut seluruhnya atau sebagian tidak dapat diserahkanya, atau karena terjadi kerusakan pada barang itu, kecuali apabila dibuktikanya bahwa tidak diserahkanya barang tersebut atau kerusakan tadi disebabkan oleh suatu malapetaka yang selayaknya tidak dapat dicegah maupundihindarkanya, atau cacat dari barang tersebut, atau oleh kesalahan dari si yang mengirimkanya dan ia bertanggung jawab untuk perbuatan 21

22 dari segala mereka yang dipekerjakannya, dan untuk segala benda yang dipakainya dalam menyelenggarakan pengangkutan tersebut. Pada service level agreement dalam pengiriman barang di Aditama Surya Express antara pihak pengangkut dan mengirim barang (pengguna jasa), Aditama Surya Express hanya bertanggung jawab dalam hal : 1) Barang-barang harus dipak sesuai dengan peraturan angkutan udara. Didalam bungkusan peti atau kemasan lainya tidak dimasukan uang, barang-barang berharga atau barang-barang yang berbahaya bagi penerbangan dan yang melanggar hukum. 2) Kehilangan barang-barang kiriman diganti sebesar 5 (lima) kali dari biaya pengiriman barang 3) Bilamana terjadi kehilangan, kebakaran karena force majeure, bukan tanggung jawab CV. Aditama Surya Express 4) Barang-barang cair dan pecah belah dirundingkan dengan kami sebelum dikirim Dengan demikian apabila prinsip tanggung jawab dari pihak pengangkut pengiriman barang dikaitkan dengan Pasal 468 ayat (2) KUHD dan service level agreemen dalam pengiriman barang, maka pihak pengangkut dianggap bertanggung jawab secara praduga (Presumptions Liability) atas segala kerugian seperti diatas yang timbul dalam proses penyelenggaran pengangkutan. Begitu sebaliknya apabila perusahaan pengiriman barang ini berhasil membuktikan bahwa dia tidak bersalah, 22

23 maka perusahaan tersebut dibebaskan dari tanggung jawab atas wanprestasi. Yang dimaksud dengan tidak bersalah yaitu tidak melakukanya kelalaian dan telah mengambil tindakan yang perlu untuk menghindari kerugian atau peristiwa yang menimbulkan kerugian itu tidak mungkin untuk dihindari. Dalam hal ini, beban pembuktian ada pada pihak Aditama Surya Express dan bukan pada pihak yang dirugikan (pengirim barang), artinya pihak yang dirugikan (pengirim barang) cukup menunjukan adanya kerugian yang diderita dalam pengiriman barang terkait service level agreemen dalam pengiriman barang yang diselanggarakan oleh Aditama Surya Express. 23

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengirim. Dimana ekspeditur mengikatkan diri untuk mencarikan pengangkut

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengirim. Dimana ekspeditur mengikatkan diri untuk mencarikan pengangkut 1 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perjanjian Ekspedisi Perjanjian ekspedisi adalah perjanjian timbal balik antara ekspeditur dengan pengirim. Dimana ekspeditur mengikatkan diri untuk mencarikan pengangkut yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perjanjian merupakan sumber terpenting yang melahirkan perikatan, perikatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perjanjian merupakan sumber terpenting yang melahirkan perikatan, perikatan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perjanjian Pada Umumnya 1. Pengertian Perjanjian Perjanjian merupakan sumber terpenting yang melahirkan perikatan, perikatan yang berasal dari perjanjian dikehendaki

Lebih terperinci

Dengan adanya pengusaha swasta saja belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini antara lain karena perusahaan swasta hanya melayani jalur-jalur

Dengan adanya pengusaha swasta saja belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini antara lain karena perusahaan swasta hanya melayani jalur-jalur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia pembangunan meningkat setiap harinya, masyarakat pun menganggap kebutuhan yang ada baik diri maupun hubungan dengan orang lain tidak dapat dihindarkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas masyarakat yang semakin tinggi di era globalisasi sekarang ini. mengakibatkan kerugian pada konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas masyarakat yang semakin tinggi di era globalisasi sekarang ini. mengakibatkan kerugian pada konsumen. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dari perekonomian yang modern dapat dilihat dari kebutuhan hidup manusia yang semakin meningkat. Salah satu kebutuhan itu adalah tentang kebutuhan akan

Lebih terperinci

SYARAT & KETENTUAN LAYANAN TITIPSHOPPING.COM

SYARAT & KETENTUAN LAYANAN TITIPSHOPPING.COM SYARAT & KETENTUAN LAYANAN TITIPSHOPPING.COM Titipshopping.com, yang berkedudukan di Amerika Serikat, adalah perusahaan yang menyediakan layanan pembelian barang, layanan pengiriman barang, layanan pencarian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perjanjian adalah peristiwa seseorang berjanji kepada seorang lain atau dua orang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perjanjian adalah peristiwa seseorang berjanji kepada seorang lain atau dua orang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perjanjian Asuransi 1. Pengertian Perjanjian Perjanjian adalah peristiwa seseorang berjanji kepada seorang lain atau dua orang itu berjanji untuk melaksanakan suatu hal. Menurut

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi 142 PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT Deny Slamet Pribadi Dosen Fakultas Hukum Universitas Mulawarman Samarinda ABSTRAK Dalam perjanjian keagenan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua belah pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua belah pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perjanjian Asuransi Kendaraan Bermotor Berdasarkan Pasal 1 sub (1) UU No. 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, dinyatakan bahwa pengertian asuransi atau pertanggungan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu alat transportasi yang banyak dibutuhkan oleh manusia adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini menjadi salah satu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Perjanjian merupakan sumber terpenting yang melahirkan perikatan. Perjanjian

TINJAUAN PUSTAKA. Perjanjian merupakan sumber terpenting yang melahirkan perikatan. Perjanjian 1 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perjanjian Secara Umum 1. Pengertian dan Dasar Hukum Perjanjian Perjanjian merupakan sumber terpenting yang melahirkan perikatan. Perjanjian menerbitkan suatu perikatan antara

Lebih terperinci

BAB III FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KERUGIAN BAGI PENGGUNA JASA POS EXPRESS DI PT. POS INDONESIA (PERSERO) MEDAN

BAB III FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KERUGIAN BAGI PENGGUNA JASA POS EXPRESS DI PT. POS INDONESIA (PERSERO) MEDAN BAB III FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KERUGIAN BAGI PENGGUNA JASA POS EXPRESS DI PT. POS INDONESIA (PERSERO) MEDAN D. Pengertian Kerugian Penggunaan jasa Pos Express sebagai layanan pengiriman barang disatu pihak

Lebih terperinci

SYARAT & KETENTUAN LAYANAN TSC

SYARAT & KETENTUAN LAYANAN TSC SYARAT & KETENTUAN LAYANAN TSC Dengan meminta dan menggunakan Layanan TSC (selanjutnya disingkat TSC ), Anda sebagai Pelanggan, menyetujui atas nama Anda sendiri atau atas nama orang lain yang berkepentingan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan terhadap identifikasi masalah, dapat dirumuskan beberapa kesimpulan di antaranya : 1. Kedudukan para pihak : a. Hubungan hukum antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia terdapat berbagai jenis jasa pengiriman. Jasa pengiriman tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia terdapat berbagai jenis jasa pengiriman. Jasa pengiriman tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia terdapat berbagai jenis jasa pengiriman. Jasa pengiriman tersebut dapat berupa jenis jasa pengiriman barang, tumbuhan maupun hewan. Fungsi jasa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berlaku pada manusia tetapi juga pada benda atau barang. Perpindahan barang

I. PENDAHULUAN. berlaku pada manusia tetapi juga pada benda atau barang. Perpindahan barang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia saat ini ditandai dengan arus globalisasi di segala bidang yang membawa dampak cukup pesat bagi perkembangan perekonomian Indonesia. Salah satu kebutuhan

Lebih terperinci

A. Perlindungan Hukum yang dapat Diperoleh Konsumen Terhadap Cacat. Tersembunyi yang Terdapat Pada Mobil Bergaransi yang Diketahui Pada

A. Perlindungan Hukum yang dapat Diperoleh Konsumen Terhadap Cacat. Tersembunyi yang Terdapat Pada Mobil Bergaransi yang Diketahui Pada BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PERLINDUNGAN KONSUMEN ATAS CACAT TERSEMBUNYI PADA OBJEK PERJANJIAN JUAL BELI MOBIL YANG MEMBERIKAN FASILITAS GARANSI DIHUBUNGKAN DENGAN BUKU III BURGERLIJK WETBOEK JUNCTO

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. tertulis atau dengan lisan yang dibuat oleh dua pihak atau lebih, masing-masing

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. tertulis atau dengan lisan yang dibuat oleh dua pihak atau lebih, masing-masing BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN A. Pengertian Perjanjian Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, perjanjian adalah persetujuan tertulis atau dengan lisan yang dibuat oleh dua pihak atau lebih, masing-masing

Lebih terperinci

Dokumen Perjanjian Asuransi

Dokumen Perjanjian Asuransi 1 Dokumen Perjanjian Asuransi Pada prinsipnya setiap perbuatan hukum yang dilakukan para pihak dalam perjanjian asuransi perlu dilandasi dokumen perjanjian. Dari dokumen tersebut akan dapat diketahui berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN. Menurut R. Djatmiko Pengangkutan berasal dari kata angkut yang berarti

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN. Menurut R. Djatmiko Pengangkutan berasal dari kata angkut yang berarti 17 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PENGANGKUTAN 2.1 Pengertian Perjanjian Pengangkutan Istilah pengangkutan belum didefinisikan dalam peraturan perundangundangan, namun banyak sarjana yang mengemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan kesatuan dan kesatuan serta mempengaruhi

Lebih terperinci

2001 Fanny Kurniawan, S.H. PERJANJIAN JUAL BELI

2001 Fanny Kurniawan, S.H. PERJANJIAN JUAL BELI PERJANJIAN JUAL BELI Pada hari ini, Senin 19 November 2001, Kami yang bertanda tangan di bawah ini 1. Fanny Kurniawan, swasta, beralamat di jalan Kaliurang km 5,6; Pandega Duta III No.8, Sleman, Daerah

Lebih terperinci

[FIKA ASHARINA KARKHAM,SH]

[FIKA ASHARINA KARKHAM,SH] BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan arus globalisasi ekonomi dunia dan kerjasama di bidang perdagangan dan jasa berkembang sangat pesat. Masyarakat semakin banyak mengikatkan

Lebih terperinci

Wawancara dengan Ibu Nurhayati selaku Legal Staff di JNE Cabang Medan. 1. Bagaimana proses pengiriman barang yang dilakukan JNE

Wawancara dengan Ibu Nurhayati selaku Legal Staff di JNE Cabang Medan. 1. Bagaimana proses pengiriman barang yang dilakukan JNE Lampiran WAWANCARA Wawancara dengan Ibu Nurhayati selaku Legal Staff di JNE Cabang Medan 1. Bagaimana proses pengiriman barang yang dilakukan JNE Jawaban : Proses pengiriman pertama kali dilakukan iyalah

Lebih terperinci

2001 Fanny Kurniawan, S.H. PERJANJIAN JUAL BELI

2001 Fanny Kurniawan, S.H. PERJANJIAN JUAL BELI PERJANJIAN JUAL BELI Pada hari ini, Senin 19 November 2001, Kami yang bertanda tangan di bawah ini 1. Fanny Kurniawan, swasta, beralamat di jalan Kaliurang km 5,6; Pandega Duta III No.8, Sleman, Daerah

Lebih terperinci

KETENTUAN DAN SYARAT PENGANGKUTAN DHL EXPRESS ( Ketentuan dan Syarat ) PEMBERITAHUAN PENTING

KETENTUAN DAN SYARAT PENGANGKUTAN DHL EXPRESS ( Ketentuan dan Syarat ) PEMBERITAHUAN PENTING KETENTUAN DAN SYARAT PENGANGKUTAN DHL EXPRESS ( Ketentuan dan Syarat ) PEMBERITAHUAN PENTING Ketika memesan layanan DHL, anda sebagai Pengirim, menyetujui, atas nama anda dan atas nama orang lain yang

Lebih terperinci

KETENTUAN PENGIRIMAN Pengiriman yang Dilarang :

KETENTUAN PENGIRIMAN Pengiriman yang Dilarang : KETENTUAN PENGIRIMAN Pengiriman yang Dilarang : 1. Warkat Pos dan atau Kartu Pos (atau alamat tujuan yang berbentuk PO BOX) 2. Barang yang dapat dan atau mudah meledak, menyala atau terbakar sendiri, seperti

Lebih terperinci

BAB IV KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM PERJANJIAN BERDASARKAN BUKU III BURGERLIJKE WETBOEK

BAB IV KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM PERJANJIAN BERDASARKAN BUKU III BURGERLIJKE WETBOEK BAB IV KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM PERJANJIAN BERDASARKAN BUKU III BURGERLIJKE WETBOEK A. Kekuatan Hukum Memorandum Of Understanding dalam Perjanjian Berdasarkan Buku III Burgerlijke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurut Pasal 1338 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Perdata (selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. menurut Pasal 1338 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Perdata (selanjutnya BAB I PENDAHULUAN Setiap orang pada dasarnya bebas dalam membuat suatu perjanjian, menurut Pasal 1338 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Perdata (selanjutnya ditulis KUHPerdata) menyatakan bahwa Semua

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PENGANGKUTAN, TANGGUNG JAWAB HUKUM DAN PENGIRIMAN BARANG

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PENGANGKUTAN, TANGGUNG JAWAB HUKUM DAN PENGIRIMAN BARANG BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PENGANGKUTAN, TANGGUNG JAWAB HUKUM DAN PENGIRIMAN BARANG 1.1 Hukum Pengangkutan 2.1.1 Pengertian Pengangkutan Dalam dunia perniagaan masalah pengangkutan memegang peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat vital dalam kehidupan masyarakat, hal ini didasari beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. sangat vital dalam kehidupan masyarakat, hal ini didasari beberapa faktor BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Negara Indonesia merupakan daratan yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil serta berupa perairan yang terdiri dari sebagian besar laut dan sungai,

Lebih terperinci

Menimbang : Mengingat :

Menimbang : Mengingat : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/KMK.05/1997 TENTANG TATALAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING

BAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING BAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING A. Pelaksanaan Jual Beli Sistem Jual beli Pre Order dalam Usaha Clothing Pelaksanaan jual beli sistem pre order

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jasa pengiriman paket dewasa ini sudah menjadi salah satu kebutuhan hidup. Jasa pengiriman paket dibutuhkan oleh perusahaan, distributor, toko, para wiraswastawan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN JASA PENGIRIMAN BARANG DALAM PENGANGKUTAN DI DARAT

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN JASA PENGIRIMAN BARANG DALAM PENGANGKUTAN DI DARAT BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN JASA PENGIRIMAN BARANG DALAM PENGANGKUTAN DI DARAT A. Pengirim Barang dan Hubungannya dengan Pengguna Jasa. Pengangkutan merupakan salah satu hal

Lebih terperinci

1 of 6 3/17/2011 3:59 PM

1 of 6 3/17/2011 3:59 PM UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2009 TENTANG POS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin hak setiap warga negara untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

KONTRAK PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN/RENOVASI RUMAH TINGGAL. Pada hari ini,., tanggal.. kami yang bertanda tangan di bawah ini : :..

KONTRAK PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN/RENOVASI RUMAH TINGGAL. Pada hari ini,., tanggal.. kami yang bertanda tangan di bawah ini : :.. KONTRAK PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN/RENOVASI RUMAH TINGGAL Pada hari ini,., tanggal.. kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Alamat No. /HP No. KTP :...... Dan; Dalam hal ini bertindak sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1995 TENTANG ANGKUTAN UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1995 TENTANG ANGKUTAN UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1995 TENTANG ANGKUTAN UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa undang-undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan telah mengatur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUT, PENUMPANG DAN KECELAKAAN. menyelenggarakan pengangkutan barang semua atau sebagian secara time charter

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUT, PENUMPANG DAN KECELAKAAN. menyelenggarakan pengangkutan barang semua atau sebagian secara time charter BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUT, PENUMPANG DAN KECELAKAAN 2.1. Pengangkut 2.1.1. Pengertian pengangkut. Orang yang melakukan pengangkutan disebut pengangkut. Menurut Pasal 466 KUHD, pengangkut

Lebih terperinci

Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015 PEMBERLAKUAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK MENURUT HUKUM PERDATA TERHADAP PELAKSANAANNYA DALAM PRAKTEK 1 Oleh : Suryono Suwikromo 2 A. Latar Belakang Didalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia akan selalu

Lebih terperinci

Bab IV PEMBAHASAN. A. Hubungan Hukum dalam Perjanjian Penyimpanan Barang di SDB pada

Bab IV PEMBAHASAN. A. Hubungan Hukum dalam Perjanjian Penyimpanan Barang di SDB pada Bab IV PEMBAHASAN A. Hubungan Hukum dalam Perjanjian Penyimpanan Barang di SDB pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Yogyakarta Safe Deposit Box yaitu merupakan suatu jasa pelayanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN, WANPRESTASI DAN LEMBAGA PEMBIAYAAN KONSUMEN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN, WANPRESTASI DAN LEMBAGA PEMBIAYAAN KONSUMEN BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN, WANPRESTASI DAN LEMBAGA PEMBIAYAAN KONSUMEN 2.1 Perjanjian 2.1.1 Pengertian Perjanjian Definisi perjanjian diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Selanjutnya

Lebih terperinci

Hukum Perjanjian menurut KUHPerdata(BW)

Hukum Perjanjian menurut KUHPerdata(BW) Hukum Perjanjian menurut KUHPerdata(BW) Pengertian Perjanjian Pasal 1313 KUHPerdata: Suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Oleh: Nama

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.118, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Penyelenggaraan. Pengusahaan. Angkutan Multimoda. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 8 TAHUN 2012 TENTANG

Lebih terperinci

TEKNIK PENYUSUNAN KONTRAK

TEKNIK PENYUSUNAN KONTRAK TEKNIK PENYUSUNAN KONTRAK Sularto MHBK UGM PERISTILAHAN Kontrak sama dengan perjanjian obligatoir Kontrak sama dengan perjanjian tertulis Perjanjian tertulis sama dengan akta Jadi antara istilah kontrak,

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. maka pihak EMKL atau Pengangkut akan bertanggungjawab. barang harus melampirkan Berita Acara yang di tanda tangani Penerima Paket

BAB III PENUTUP. maka pihak EMKL atau Pengangkut akan bertanggungjawab. barang harus melampirkan Berita Acara yang di tanda tangani Penerima Paket 46 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Ekspedisi Muatan Kapal Laut bertanggungjawab atas kerusakan barang apabila barang yang dikirim tersebut mengalami kerusakan yang di sebabkan oleh kelalain dari EMKL

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA A. Pengertian Perjanjian Jual Beli Menurut Black s Law Dictionary, perjanjian adalah suatu persetujuan antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh manusia. Salah satu cara untuk mengurangi risiko tersebut di

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh manusia. Salah satu cara untuk mengurangi risiko tersebut di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan dan kegiatan manusia, pada hakikatnya mengandung berbagai hal yang menunjukkan sifat hakiki dari kehidupan itu sendiri. Sifatsifat hakiki yang dimaksud di

Lebih terperinci

UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Lalu lintas adalah gerak kendaraan, orang, dan hewan di jalan;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Dalam memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Dalam memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya salah

Lebih terperinci

LEMBAGA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN

LEMBAGA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN LEMBAGA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN ST., S.H.,M.H Universitas Islam Negeri Alauddin (UIN) Makassar Abstract Vehicle financing agreement was made as the embodiment of the financing

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN BARANG. A. Sejarah dan Pengertian Pengangkutan Barang

BAB II KAJIAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN BARANG. A. Sejarah dan Pengertian Pengangkutan Barang 16 BAB II KAJIAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN BARANG A. Sejarah dan Pengertian Pengangkutan Barang 1. Sejarah Pengangkutan Barang Keberadaan kegiatan pengangkutan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan atau

Lebih terperinci

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X Prosiding Ilmu Hukum ISSN: 2460-643X Akibat Hukum dari Wanprestasi yang Timbul dari Perjanjian Kredit Nomor 047/PK-UKM/GAR/11 Berdasarkan Buku III KUHPERDATA Dihubungkan dengan Putusan Pengadilan Nomor

Lebih terperinci

ABSTRAK. Keywords: Tanggung Jawab, Pengangkutan Barang LATAR BELAKANG

ABSTRAK. Keywords: Tanggung Jawab, Pengangkutan Barang LATAR BELAKANG 35 TANGGUNGJAWAB PERUSAHAAN PENGANGKUTAN BARANG ATAS BARANG YANG DIKIRIM MELALUI PERUSAHAAN JASA PENITIPAN BARANG TITIPAN KILAT (TIKI) DI BANDAR LAMPUNG Oleh: Sri Zanariyah Dosen Tetap pada Fakultas Hukum

Lebih terperinci

HUKUM PENGANGKUTAN LAUT DI INDONESIA

HUKUM PENGANGKUTAN LAUT DI INDONESIA HUKUM PENGANGKUTAN LAUT DI INDONESIA Pengangkutan Transportasi yang semakin maju dan lancarnya pengangkutan, sudah pasti akan menunjang pelaksanaan pembangunan yaitu berupa penyebaran kebutuhan pembangunan,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1995 TENTANG ANGKUTAN UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1995 TENTANG ANGKUTAN UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1995 TENTANG ANGKUTAN UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa undang-undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan telah mengatur

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 203/PMK.04/2017 TENTANG KETENTUAN EKSPOR DAN IMPOR

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 203/PMK.04/2017 TENTANG KETENTUAN EKSPOR DAN IMPOR PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 203/PMK.04/2017 TENTANG KETENTUAN EKSPOR DAN IMPOR BARANG YANG DIBAWA OLEH PENUMPANG DAN AWAK SARANA PENGANGKUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1975 TENTANG PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1975 TENTANG PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1975 TENTANG PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa zat radioaktif mengandung bahaya radiasi, baik terhadap

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN KREDIT

CONTOH SURAT PERJANJIAN KREDIT CONTOH SURAT PERJANJIAN KREDIT PERJANJIAN KREDIT Yang bertanda tangan di bawah ini : I. ------------------------------------- dalam hal ini bertindak dalam kedudukan selaku ( ------ jabatan ------- ) dari

Lebih terperinci

PERJANJIAN TENTANG REKENING EFEK Nomor: SP- /RE/KSEI/mmyy

PERJANJIAN TENTANG REKENING EFEK Nomor: SP- /RE/KSEI/mmyy PERJANJIAN TENTANG REKENING EFEK Nomor: SP- /RE/KSEI/mmyy Perjanjian ini dibuat pada hari ini, , tanggal , bulan tahun (dd-mm-yyyy), antara: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN A. Pengertian Perjanjian Di dalam Buku III KUH Perdata mengenai hukum perjanjian terdapat dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis

Lebih terperinci

istilah perjanjian dalam hukum perjanjian merupakan kesepadanan Overeenkomst dari bahasa belanda atau Agreement dari bahasa inggris.

istilah perjanjian dalam hukum perjanjian merupakan kesepadanan Overeenkomst dari bahasa belanda atau Agreement dari bahasa inggris. BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN A.Pengertian perjanjian pada umumnya a.1 Pengertian pada umumnya istilah perjanjian dalam hukum perjanjian merupakan kesepadanan dari istilah Overeenkomst

Lebih terperinci

Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI. 02-Dec-17

Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI. 02-Dec-17 Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI - Menurut Pasal 246 KUHD, asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian di mana seorang penanggung dengan menikmati suatu premi mengikatkan dirinya kepada

Lebih terperinci

HUBUNGAN HUKUM PARA PIHAK DALAM PENGIRIMAN PAKET POS MELALUI PT. POS INDONESIA

HUBUNGAN HUKUM PARA PIHAK DALAM PENGIRIMAN PAKET POS MELALUI PT. POS INDONESIA HUBUNGAN HUKUM PARA PIHAK DALAM PENGIRIMAN PAKET POS MELALUI PT. POS INDONESIA Oleh : Puji Wahyumi Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri semarang Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang Semarang,

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN PENGADAAN DAN PENGIRIMAN BUKU

CONTOH SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN PENGADAAN DAN PENGIRIMAN BUKU CONTOH SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN PENGADAAN DAN PENGIRIMAN BUKU SURAT PEMBORONGAN PEKERJAAN PENGADAAN DAN PENGIRIMAN BUKU PELAJARAN DAN BUKU PEGANGAN GURU MATA PELAJARAN --------------------------------------

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Jasa Parkir antara Konsumen pada Chandra Supermarket dan Departement Store Chandra Supermarket dan Departement Store merupakan salah satu pasar swalayan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KREDIT YANG DIBAKUKAN OLEH PT. BANK X

BAB 4 ANALISIS PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KREDIT YANG DIBAKUKAN OLEH PT. BANK X 44 BAB 4 ANALISIS PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KREDIT YANG DIBAKUKAN OLEH PT. BANK X 4.1 Kedudukan Para Pihak dalam Perjanjian Kredit Perjanjian yang akan dianalisis di dalam penulisan skripsi

Lebih terperinci

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 453/KMK

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 453/KMK SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 453/KMK.04/2002 TENTANG TATALAKSANA KEPABEANAN DI BIDANG IMPOR MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa agar pelaksanaan Undang-undang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kerangka Teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kerangka Teori BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teori 1. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian a. Pengertian Umum Perjanjian Perjanjian merupakan sumber terpenting yang melahirkan perikatan. Perikatan yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembayaran biaya tertentu untuk pengangkutan tersebut 2. Kedudukan pengirim dan

BAB I PENDAHULUAN. pembayaran biaya tertentu untuk pengangkutan tersebut 2. Kedudukan pengirim dan BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul Pengangkutan dalam dunia perdagangan, merupakan sarana yang penting dimana dengan adanya angkutan akan memudahkan pendistribusian barang/jasa dari produsen ke

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian 1. Pengertian Perjanjian Pasal 1313 KUH Perdata menyatakan Suatu perjanjian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setelah dikirim barang tersebut mengalami kerusakan. Kalimat yang biasanya

BAB I PENDAHULUAN. setelah dikirim barang tersebut mengalami kerusakan. Kalimat yang biasanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan pengamatan penulis selama ini dalam kenyataannya beberapa perusahaan pengiriman barang/paket di Kota Yogyakarta secara sepihak telah mencantumkan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 39, 1989 (PERDATA, PERINDUSTRIAN, PIDANA, KEHAKIMAN, HAK MILIK, PATEN, TEKNOLOGI. Penjelasan dalam Tambahan

Lebih terperinci

PERTANGGUNGJAWABAN PT. POS INDONESIA ATAS KLAIM TERHADAP PENGIRIMAN PAKET BARANG DI KANTOR POS KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

PERTANGGUNGJAWABAN PT. POS INDONESIA ATAS KLAIM TERHADAP PENGIRIMAN PAKET BARANG DI KANTOR POS KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI PERTANGGUNGJAWABAN PT. POS INDONESIA ATAS KLAIM TERHADAP PENGIRIMAN PAKET BARANG DI KANTOR POS KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70/PMK.04/2007 TENTANG KAWASAN PABEAN DAN TEMPAT PENIMBUNAN SEMENTARA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (4), Pasal 10A

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dan pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur baik material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dan pembangunan

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN DAN WANPRESTASI SECARA UMUM

BAB II PERJANJIAN DAN WANPRESTASI SECARA UMUM BAB II PERJANJIAN DAN WANPRESTASI SECARA UMUM A. Segi-segi Hukum Perjanjian Mengenai ketentuan-ketentuan yang mengatur perjanjian pada umumnya terdapat dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata pada Buku

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Perjanjian Dalam Pasal 1313 KUH Perdata, bahwa suatu persetujuan adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 68, 1995 ( Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3610) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut juga berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut juga berpengaruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi telah mendorong berbagai perubahan pada setiap aspek kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut juga berpengaruh terhadap meningkatnya perdagangan barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman dan meningkatnya tingkat kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman dan meningkatnya tingkat kesejahteraan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman dan meningkatnya tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat, saat ini hampir setiap orang dalam satu ruang lingkup keluarga memiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Asuransi Kerugian Dalam perkembangan dunia usaha tidak seorang pun yang dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang secara tepat, setiap ramalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran arus lalu lintas penduduk dari dan kesuatu daerah tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran arus lalu lintas penduduk dari dan kesuatu daerah tertentu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan karena wilayahnya meliputi ribuan pulau. Kondisi geografis wilayah nusantara tersebut menunjukkan

Lebih terperinci

DHL EXPRESS SYARAT DAN KETENTUAN PENGIRIMAN BARANG. ( Syarat dan Ketentuan )

DHL EXPRESS SYARAT DAN KETENTUAN PENGIRIMAN BARANG. ( Syarat dan Ketentuan ) DHL EXPRESS SYARAT DAN KETENTUAN PENGIRIMAN BARANG ( Syarat dan Ketentuan ) PEMBERITAHUAN PENTING Ketika meminta jasa-jasa DHL, Anda sebagai Pengirim setuju, atas nama Anda sendiri dan atas nama orang

Lebih terperinci

AKIBAT HUKUM DARI PERJANJIAN BAKU (STANDART CONTRACT) BAGI PARA PIHAK PEMBUATNYA (Tinjauan Aspek Ketentuan Kebebasan Berkontrak) Oleh:

AKIBAT HUKUM DARI PERJANJIAN BAKU (STANDART CONTRACT) BAGI PARA PIHAK PEMBUATNYA (Tinjauan Aspek Ketentuan Kebebasan Berkontrak) Oleh: AKIBAT HUKUM DARI PERJANJIAN BAKU (STANDART CONTRACT) BAGI PARA PIHAK PEMBUATNYA (Tinjauan Aspek Ketentuan Kebebasan Berkontrak) Oleh: Abuyazid Bustomi, SH, MH. 1 ABSTRAK Secara umum perjanjian adalah

Lebih terperinci

Hukum Perikatan Pengertian hukum perikatan

Hukum Perikatan Pengertian hukum perikatan Hukum Perikatan Pengertian hukum perikatan Perikatan dalam bahasa Belanda disebut ver bintenis. Istilah perikatan ini lebih umum dipakai dalam literatur hukum di Indonesia. Perikatan dalam hal ini berarti

Lebih terperinci

ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN BAKU 1 Oleh: Dyas Dwi Pratama Potabuga 2

ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN BAKU 1 Oleh: Dyas Dwi Pratama Potabuga 2 ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN BAKU 1 Oleh: Dyas Dwi Pratama Potabuga 2 ABSTRAK Tujuan dilakukannya penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana ketentuan hukum mengenai pembuatan suatu kontrak

Lebih terperinci

HUKUM JASA KONSTRUKSI

HUKUM JASA KONSTRUKSI HUKUM JASA KONSTRUKSI A. LATAR BELAKANG Konstruksi merupakan suatu kegiatan yang melibatkan/ menyangkut berbagai aspek kehidupan masyarakat Kegiatan konstruksi : Risiko tinggi (tidak pasti, mahal, berbahaya)

Lebih terperinci

Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI. Hubungan antara Risiko dengan Asuransi 11/8/2014

Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI. Hubungan antara Risiko dengan Asuransi 11/8/2014 Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI - Menurut Pasal 246 KUHD, asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian di mana seorang penanggung dengan menikmati suatu premi mengikatkan dirinya kepada

Lebih terperinci

KISI-KISI HUKUM KETENAGAKERJAAN

KISI-KISI HUKUM KETENAGAKERJAAN KISI-KISI HUKUM KETENAGAKERJAAN BAB 1 PERJANJIAN KERJA 1.1. DEFINISI Pasal 1 UU No. 13/2003 14. Perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja / buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat

Lebih terperinci

NOMOR 6 TAHUN 1989 TENTANG PATEN

NOMOR 6 TAHUN 1989 TENTANG PATEN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1989 TENTANG PATEN Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan

Lebih terperinci

CONTOH SURAT PERJANJIAN PENGIKATAN JUAL BELI TANAH DAN BANGUNAN (SPPJB)

CONTOH SURAT PERJANJIAN PENGIKATAN JUAL BELI TANAH DAN BANGUNAN (SPPJB) CONTOH SURAT PERJANJIAN PENGIKATAN JUAL BELI TANAH DAN BANGUNAN (SPPJB) Pada hari ini ( ) tanggal [( ) ( tanggal dalam huruf )] ( bulan dalam huruf ) tahun [( ) ( tahun dalam huruf )], kami yang bertanda

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PENCANTUMAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI DIHUBUNGKAN DENGAN BUKU III BURGERLIJK

BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PENCANTUMAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI DIHUBUNGKAN DENGAN BUKU III BURGERLIJK 43 BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PENCANTUMAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI DIHUBUNGKAN DENGAN BUKU III BURGERLIJK WETBOEK JUNCTO UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH UKRAINA PASAL I PENGERTIAN-PENGERTIAN

PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH UKRAINA PASAL I PENGERTIAN-PENGERTIAN PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH DAN PEMERINTAH UKRAINA Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Ukraina di dalam Persetujuan ini disebut sebagai Para Pihak pada Persetujuan; Sebagai peserta

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN A. Perjanjian Dalam istilah perjanjian atau kontrak terkadang masih dipahami secara rancu, banyak pelaku bisnis mencampuradukkan kedua istilah tersebut seolah merupakan

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ANGKUTAN UDARA TERHADAP PENGIRIMAN KARGO MELALUI UDARA

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ANGKUTAN UDARA TERHADAP PENGIRIMAN KARGO MELALUI UDARA TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ANGKUTAN UDARA TERHADAP PENGIRIMAN KARGO MELALUI UDARA Suprapti 1) 1) Program Studi Manajemen Transportasi Udara, STTKD Yogyakarta SUPRAPTI071962@yahoo.co.id Abstrak Pada era

Lebih terperinci

KEPPRES 111/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK UKRAINA

KEPPRES 111/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK UKRAINA Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 111/1998, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK UKRAINA *47919 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES)

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1989 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1989 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1989 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

KETENTUAN-KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT PPJB

KETENTUAN-KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT PPJB KETENTUAN-KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT PPJB Form.# Tgl. R Halaman 1 dari 8 Pasal 1 Letak 1.1. Pengembang dengan ini berjanji dan mengikatkan dirinya sekarang dan untuk kemudian pada waktunya menjual dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENETAPAN TARIF ANGKUTAN PENUMPANG. Adapun dasar hukum penetapan tarif angkutan penumpang yaitu:

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENETAPAN TARIF ANGKUTAN PENUMPANG. Adapun dasar hukum penetapan tarif angkutan penumpang yaitu: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENETAPAN TARIF ANGKUTAN PENUMPANG A. Dasar Hukum Penetapan Tarif Angkutan Penumpang Undang-undang pengangkutan Indonesia menggunakan istilah orang untuk pengangkutan penumpang.

Lebih terperinci