Prestasi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2011 ISSN
|
|
- Yanti Lie
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STUDI PENGAMBILAN KEMBALI ALUMINA DARI LIMBAH PADAT LUMPUR PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) INTAN BANJAR Retno Fitriana Sari, Winda Aryani Prasetyo, Rahmatika Nurmedia, dan Agus Mirwan Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Unlam Jl. A. Yani Km. 36 Banjarbaru Kalimantan Selatan Telepon/Faks: (0511) / ABSTRAK Limbah Padat Lumpur (LPL) PDAM terbentuk dari proses pengendapan partikel padat dalam air yang telah diberi koagulan seperti tawas dan PAC (Poly Alumunium Chloride). LPL PDAM memiliki kandungan alumina (Al 2 O 3 ) yang cukup tinggi, sehingga memungkinkan untuk dilakukannya proses pengambilan kembali (recovery) alumina. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari proses pengambilan kembali alumina dari LPL PDAM dan mengetahui kondisi proses untuk memperoleh alumina secara optimum. Proses pengambilan kembali alumina dari suatu bahan terbagi menjadi tiga proses utama. Pertama LPL dikalsinasi untuk memutus ikatan kompleks aluminosilikat yang sebelum ditambahkan senyawa untuk mengikat alum. Proses kedua merupakan ekstraksi padat-cair (leaching) yang berfungsi memisahkan silika dan alumina. Silika akan mengendap dan alumina akan larut. Proses yang ketiga merupakan dekomposisi hidrolisis, senyawa Al akan dipanaskan dengan penambahan air sehingga terhidrasi membentuk alumina. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap yaitu LPL PDAM ditambahkan CaCl 2 dengan variasi perbandingan CaCl 2 dengan LPL PDAM sebesar 0,5:1, 1:1 dan 1,5:1, kemudian dikalsinasi dengan suhu 800 o C. Hasil kalsinasi dengan ukuran partikel 200 mesh di leaching menggunakan HCl dengan variasi konsentrasi 4 M, 6 M dan 8 M. Larutan yang terbentuk ditambahkan 100 ml air dan dipanaskan sampai tersisa 100 ml. Hasilnya dianalisis %w/w alumina yang terbentuk. Hasil penelitian yang baik menggunakan variasi perbandingan berat CaCl 2 dan LPL PDAM sebesar 1:1 dan konsentrasi HCl proses leaching sebesar 8 M dengan % recovery alumina yang diperoleh sebesar 15,68%. Kata-kata kunci: Limbah lumpur, alumina, kalsinasi, leaching. PENDAHULUAN Latar Belakang Limbah padat lumpur Perusahaan Daerah Air Minum (LPL PDAM) diperoleh melalui pengolahan air baku yang ditambahkan dengan zat kimia (koagulan) seperti tawas (Al 2 (SO 4 ) 3 18H 2 O) dan PAC (Poly Aluminium Cloride). Penambahan koagulan dalam air baku bertujuan mengikat partikel-partikel pengotor dalam air (Kusnaedi, 2000). Pada umumnya LPL PDAM hanya disimpan dalam bak penampungan sementara dan tidak dilakukan proses lanjutan untuk memanfaatkannya, sehingga LPL PDAM hanya menjadi limbah buangan. Menurut 1
2 penelitian lanjutan oleh Isma dan Eka (2009), pengolahan LPL PDAM dapat dimanfaatkan sebagai adsorben logam berat. Selain itu LPL PDAM dapat dimanfaatkan sebagai koagulan dalam bentuk tawas cair seperti yang telah dilakukan oleh Sugiantoro (2009) untuk menjernihkan air sungai Barito dan penelitian yang dilakukan Puput dan Anis (2009) dalam upaya menjernihkan air sungai Martapura. Menurut Suherman (2003), LPL PDAM yang sebagian besar masih mengandung Al(OH) 3, yang dibuang dan ditimbun dalam kolam penampungan sebenarnya dapat diolah kembali menjadi alumina (Al 2 O 3 ). Kandungan alumina LPL PDAM dapat dilihat dari pemanfaatannya sebagai koagulan. Berdasarkan hal ini dapat dilakukan proses pengambilan kembali alumina yang biasanya diaplikasikan pada bahan yang mengandung aluminosilikat seperti bijih tambang bauksit, fly ash (abu terbang batubara) dan lempung kaolin atau clay. Proses pengambilan kembali alumina dilakukan dengan mengekstraksi padatcair (leaching) LPL PDAM yang telah dikalsinasi. Pada proses pengambilan kembali alumina, sebelum dilakukan kalsinasi dilakukan penambahan CaCl 2 yang berfungsi sebagai pengikat alumina dari aluminosilikat (Al 6 Si 2 O 13 ). Pengaruh perbandingan antara CaCl 2 dengan bahan dasar (raw material) mempengaruhi kuantitas dan kualitas dari alumina yang dihasilkan. Pada umumnya rasio massa antara CaCl 2 dengan bahan dasar mencakup range 0,5:1-2:1 (Nehari dkk, 1997). Proses leaching dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ukuran partikel, pelarut, temperatur dan agitasi fluida (Richardson, 2001). Faktor tersebut mempengaruhi produk yang dihasilkan, namun untuk proses leaching pada pengambilan kembali alumina dari LPL PDAM belum diketahui karena belum adanya penelitian mengenai pengambilan kembali alumina dari LPL PDAM. Keuntungan dari aplikasi proses pengambilan kembali alumina pada LPL PDAM adalah mengurangi jumlah LPL PDAM dan menaikkan nilai ekonomisnya. Alumina yang dihasilkan berguna sebagai koagulan yang dapat digunakan kembali dalam proses pengolahan air baku. Selain itu, alumina juga dapat digunakan adsorben dan katalis untuk proses kimia selanjutnya. Perumusan Masalah Berdasarkan diuraikan tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana cara menghasilkan alumina dari LPL PDAM agar didapat hasil yang optimum?; (2) bagaimana pengaruh banyaknya penambahan CaCl 2 ke dalam limbah lumpur kering terhadap alumina yang dihasilkan? Tujuan Program Tujuan penelitian ini adalah (1) mempelajari pengolahan LPL PDAM Intan Banjar agar diperoleh alumina; (2) mempelajari dan mendapatkan kondisi proses optimum berdasarkan variasi komposisi dan konsentrasi pelarut dalam ekstraksi alumina dari LPL PDAM Intan Banjar. Kegunaan Program Manfaat dilakukannya program penelitian ini adalah sebagai sarana pembelajaran dalam memanfaatan bahan terbuang menggunakan proses ekstraksi 2
3 padat-cair sehingga dapat diaplikasikan sesuai dengan peruntukannya dalam kehidupan sehari-hari, memberikan kontribusi nyata dalam mempelajari proses pemisahan senyawa dari campuran dan proses pengambilan kembali alumina dari LPL PDAM sehingga dapat dijadikan solusi alternatif untuk memanfaatkan limbah hasil pengolahan air. Selain itu, penelitian ini merupakan peran nyata kontribusi mahasiswa bagi lingkungan masyarakat sekitar, akademisi dan industri. METODE PENELITIAN Pengambilan alumina dari LPL PDAM dilakukan dengan dua proses, yaitu proses kalsinasi dengan suhu sebesar 800 o C selama 3 jam menggunakan furnance dan proses ekstraksi padat cair (leaching) dengan variasi konsentrasi 4N, 6N dan 8N. Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari rangkaian alat tangki berpengaduk (Gambar 1), ember, loyang stainless steel, furnace, crucible cover, screen (ayakan) ukuran 500 dan 125 micron, kuas, propipet, pipet volume ukuran 10 dan 25 ml, labu ukur, beaker glass 100, 250, 400 dan 1000 ml, gelas arloji, gelas ukur, sudip, pengaduk gelas, stopwatch, neraca analitik, lumpang dan alu, erlemeyer 250 ml, hot plate stirrer, kasa, buret 50 ml dan corong Keterangan : 1. Motor pengaduk 2. Pengaduk kecepatan 3. Tangki 4. Baffle 5. Pengaduk Gambar 1. Rangkaian alat tangki berpengaduk. Sedangkan bahan yang digunakan terdiri dari limbah padat lumpur (LPL) PDAM Intan Banjar, CaCl 2, larutan HCl 4N, 6N dan 8N, aquadest, hidrogen peroksida (H 2 O 2 ) 30%, amonium hidroksida (NH 4 OH) p.a, NaOH, natrium etilenadiamina tetraasetat (EDTA), seng sulfat (ZnSO 4.2H 2 O), metil merah, etanol 96%, xylenol orange (C 31 H 28 N 2 Na 4 O 13 S), natrium klorida (NaCl), hexametilena tetramina (C 6 H 12 N 4 ) p.a, Na-asetat, asam asetat dan kertas saring jenis Whatman No. 41. Beberapa tahapan proses penelitian yang telah dilaksanakan, yaitu: (1) perlakuan awal penurunan kadar air LPL dilakukan dengan penjemuran dibawah sinar matahari sampai LPL kering, selanjutnya dilakukan penggerusan dan pengayakan hingga didapatkan ukuran lumpur kering sebesar 500 micron; (2) proses kalsinasi campuran CaCl 2 dan lumpur kering dengan variasi perbandingan massa sebesar 0,5:1, 1:1, dan 1,5:1 menggunakan furnace pada suhu 800 o C selama 4 jam. Selanjutnya dilakukan penggerusan dan pengayakan hingga didapat ukuran hasil kalsinasi sebesar 200 mesh; (3) proses ekstraksi padat cair (leaching) dilakukan 3
4 % recovery alumina Prestasi, Volume 1, Nomor 1, Desember 2011 ISSN melalui penambahan 200 ml larutan HCl dengan variasi konsentrasi sebesar 4 N, 6 N, dan 8N ke dalam 40 gram lumpur hasil kalsinasi. Selanjutnya proses pengadukan dilakukan selama 2 jam dengan kecepatan sebesar 300 rpm. Kemudian larutan didekantasi selama 24 jam dan difiltrasi. Filtrat yang terbentuk dipanaskan sampai volumenya tersisa sebanyak 50 ml; (4) proses dekomposisi hidrolisis atau pembentukan alumina dilakukan dengan cara memanaskan hasil ekstraksi yang sudah ditambahkan dengan 100 ml aquadest sampai volume larutan tersisa sebesar 100 ml. Analisis kadar alumina dilakukan pada LPL PDAM dan hasil dekomposisi hidrolisis menggunakan metode volumetri yang sesuai dengan SNI tentang penentuan kadar Al 2 O 3, Fe 2 O 3, CaO dan MgO contoh lempung dengan volumetrik. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian sebelumnya yang telah ditunjukkan oleh Isma dan Eka (2009), Sugiantoro (2009) dan Puput dan Anissa (2009), bahwa LPL PDAM dapat dimanfaatkan sebagai koagulan dalam bentuk tawas cair. Kemampuan LPL PDAM sebagai koagulan menunjukkan adanya kandungan alumina. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh ditunjukkan pada Gambar 2 yang menjelaskan kecenderungan berbagai variasi yang digunakan yaitu variasi perbandingan penggunaan CaCl 2 dengan LPL PDAM dan variasi konsentrasi HCl untuk mendapatkan gambaran umum variasi yang optimal dalam proses pengambilan kembali alumina LPL PDAM Variasi perbandingan 0,5:1 Variasi perbandingan 1:1 Variasi perbandingan 1,5: Konsentrasi HCl (M) Gambar 2. Hubungan % recovery alumina dan konsentrasi HCl pada variasi perbandingan CaCl 2 dengan LPL PDAM. Gambar 2. menunjukkan pengaruh konsentrasi HCl pada proses leaching terhadap % recovery alumina yang diperoleh dengan berbagai variasi perbandingan 4
5 berat CaCl 2 dan LPL PDAM. Perbandingan berat CaCl 2 dan LPL PDAM merupakan rasio jumlah CaCl 2 dan LPL PDAM yang dicampurkan pada awal proses. Secara keseluruhan, semakin besar konsentrasi HCl pada proses leaching maka semakin besar pula % recovery alumina yang diperoleh untuk semua variasi perbandingan berat CaCl 2 dan LPL PDAM. Hal ini sesuai dengan Nehari (1997) yang mengatakan bahwa makin besar konsentrasi pelarut pada proses leaching maka makin banyak senyawa Al yang mampu diikat ion Cl - dan makin banyak pula AlCl 3 yang terbentuk sehingga pada proses dekomposisi hidrolisa dengan penambahan H 2 O (aquadest) akan membentuk alumina. Proses leaching campuran senyawa alumino kalsium silikat dan kalsium alumina yang menggunakan larutan HCl akan membentuk campuran AlCl 3 yang ikut larut dan silika & CaCl 2 yang tidak larut. Hasilnya terdiri dari beberapa jenis garam selain AlCl 3 dan CaCl 2, yaitu FeCl 3, MgCl 2 dan logam berat (Nehari, 1997 dan Cho, 1995). Senyawa silika yang dihasilkan berupa padatan dapat dipisahkan dari larutan menggunakan proses dekantasi dan filtrasi. Proses leaching dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ukuran partikel, pelarut (solvent) yang digunakan, temperatur serta adanya pengadukan (Richardson, 2001). Perlakuan yang optimum ditunjukkan pada penggunaan variasi perbandingan berat CaCl 2 dan LPL PDAM sebesar 1:1. Hal ini dikarenakan bahwa proses recovery alumina tergantung pada komposisi fase material dan kadar alumina relatifnya. Pada penelitian ini, bahan baku yang digunakan yakni LPL PDAM yang telah diuji kandungan awal aluminanya sebesar 11,71%. Hal ini menunjukkan persen massa alumina yang terdapat dalam LPL PDAM cukup besar jumlahnya. Kadar alumina yang tinggi menyebabkan CaCl 2 yang digunakan pada variasi 1:1 menghasilkan % recovery massa alumina terbesar dan sedikit lebih kecil dengan penggunaan variasi perbandingan massa CaCl 2 dan LPL PDAM sebesar 1,5:1. Hal tersebut menunjukkan CaCl 2 pada perbandingan 1:1 sudah cukup untuk mengambil kembali alumina secara optimal pada LPL PDAM. Hal ini sesuai dengan Nehari (1997) dan Ziegenhain (1975) dalam patennya yang menyatakan CaCl 2 yang ditambahkan pada suatu senyawa aluminosilikat dengan perbandingan berat 0,5:1-3:1 tergantung pada komposisi fase dari material dan kandungan alumina relatifnya serta konsentrasi mulite dan silika yang merupakan impurities. Secara umum perbandingan berat 0,5:1-2:1 merupakan perbandingan terbaik. Berdasarkan hasil tersebut maka variasi yang terbaik untuk recovery alumina pada penelitian ini menggunakan variasi perbandingan berat CaCl 2 dan LPL PDAM sebesar 1:1 dengan konsentrasi HCl pada proses leaching sebesar 8M sehingga diperoleh % recovery alumina sebesar 15,68%. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah LPL PDAM mengandung senyawa aluminosilikat yang dapat menghasilkan alumina menggunakan proses recovery dan persen perolehan recovery alumina yang besar adalah 1,84% yang diperoleh pada variasi perbandingan berat CaCl 2 dan LPL PDAM sebesar 1:1 dengan konsentrasi HCl proses leaching sebesar 8M. 5
6 Saran Saran yang ingin disampaikan pada penelitian ini adalah sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai recovery alumina dari LPL PDAM dengan proses leaching menggunakan pelarut basa agar diperoleh recovery alumina yang lebih besar dengan cara yang lebih mudah dan ekonomis. DAFTAR PUSTAKA Cho, Jung-Hyun, dkk, 1995, Extraction of Al Component from Kaolin by the Hydrochloric Acid Leaching, Korea Research Institute of Chemical Technology: Kangweon Farah, Isma dan Eka R, 2009, Laporan Penelitian: Studi Awal Penurunan Kadar Besi (Fe) Dan Mangan (Mn) Air Sumur Kota Banjarbaru Memanfaatkan Limbah Lumpur Pdam Sebagai Adsorben. Universitas Lambung Mangkurat: Banjarbaru. Nehari, S., dkk, 1997, Process Recovery of Alumina and Silika, United State Patent: USA No.WO Richardson, J.F.,dkk.,2001,Chemical Engineering Particle Technology and Separation Processes, Butterworth-Heinemann : Oxford. SNI Penentuan Kadar Al 2 O 3, Fe 2 O 3, CaO dan MgO Contoh Lempung dengan Volumetri. Badan Standardisasi Nasional. Sugiantoro, 2009, Laporan Penelitian: Upaya Penjernihan Air Dari Sungai Barito Dengan Memanfaatkan Limbah Padat Lumpur Pdam Sebagai Tawas Cair Menggunakan Metode Koagulasi Dan Flokulasi, Universitas Lambung Mangkurat : Banjarbaru. Sukanta, dkk, 2009, Pemecahan Senyawa Kompleks dalam Kaolin dan Pengambilan Alumina dengan Metode Kalsinasi dan Elutriasi, Universitas Gajah Mada: Yogyakarta. Wulandari, Puput dan Nor Anissa, 2009, Laporan Penelitian: Upaya Penjernihan Air Dari Sungai Martapura Dengan Memanfaatkan Limbah Padat Lumpur Pdam Sebagai Tawas Cair Menggunakan Metode Koagulasi Dan Flokulasi, Universitas Lambung Mangkurat : Banjarbaru. Ziegenhain, W.C., dkk, 1975, Calcining Method for Alumina, United State Patent: USA No.3,979,504 6
ALUMINA RECOVERY FROM SOLID WASTE SLUDGE (SWS) PDAM INTAN BANJAR
ALUMINA RECOVERY FROM SOLID WASTE SLUDGE (SWS) PDAM INTAN BANJAR Agus Mirwan *), Retno Fitriana Sari, Winda Aryani Prasetyo Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat Jl.
Lebih terperinciRECOVERY ALUMINA (Al 2 O 3 ) DARI COAL FLY ASH (CFA) MENJADI POLYALUMINUM CHLORIDE (PAC)
RECOVERY ALUMINA (Al 2 O 3 ) DARI COAL FLY ASH (CFA) MENJADI POLYALUMINUM CHLORIDE (PAC) Ninik Lintang Edi Wahyuni Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung Jl. Gegerkalong Hilir Ds Ciwaruga, Bandung 40012
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini didahului dengan perlakuan awal bahan baku untuk mengurangi pengotor yang terkandung dalam abu batubara. Penentuan pengaruh parameter proses dilakukan dengan cara
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERCOBAAN
BAB 3 METODE PERCOBAAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan Analisis dilaksanakan di Laboratorium PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan dan Pengendalian Pembangkitan Ombilin yang dilakukan mulai
Lebih terperinciJurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Penelitian yang sudah ada Pirometalurgi Hidrometalurgi Pelindian Sulfat Pelindian Pelindian Klorida Penelitian
Lebih terperinciPupuk dolomit SNI
Standar Nasional Indonesia Pupuk dolomit ICS 65.080 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Syarat mutu... 1 4 Pengambilan contoh...
Lebih terperinciEKSTRAKSI ALUMINA DALAM LUMPUR LAPINDO MENGGUNAKAN PELARUT ASAM KLORIDA
EKSTRAKSI ALUMINA DALAM LUMPUR LAPINDO MENGGUNAKAN PELARUT ASAM KLORIDA Riska Yudhistia A 1), Rachmat Triandi T 2), Danar Purwonugoho 3) 1) D-III Anafarma, Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan
dan kemudian ditimbang. Penimbangan dilakukan sampai diperoleh bobot konstan. Rumus untuk perhitungan TSS adalah sebagai berikut: TSS = bobot residu pada kertas saring volume contoh Pengukuran absorbans
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemakaian batubara sebagai sumber energi telah menjadi salah satu pilihan di Indonesia sejak harga bahan bakar minyak (BBM) berfluktuasi dan cenderung semakin mahal.
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan tahapan isolasi selulosa dan sintesis CMC di Laboratorium Kimia Organik
Lebih terperinciEkstraksi Silika Dari Fly Ash Batubara (Studi Pengaruh Variasi Waktu Ekstraksi, Jenis Asam Dan ph)
Ekstraksi Silika Dari Fly Ash Batubara (Studi Pengaruh Variasi Waktu Ekstraksi, Jenis Asam Dan ph) M. H. A. Fatony *, T. Haryati, M. Mintadi Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Lebih terperinci3 Metodologi Penelitian
3 Metodologi Penelitian 3.1 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium
23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik FMIPA Universitas Lampung. Penyiapan alga Tetraselmis sp
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian III.1 Metodologi Seperti yang telah diungkapkan pada Bab I, bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat katalis asam heterogen dari lempung jenis montmorillonite
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung untuk pengambilan biomassa alga porphyridium
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Magnesium klorida Salah satu kegunaan yang paling penting dari MgCl 2, selain dalam pembuatan logam magnesium, adalah pembuatan semen magnesium oksiklorida, dimana dibuat melalui
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI ALUMINIUM
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI ALUMINIUM DISUSUN OLEH FITRI RAMADHIANI KELOMPOK 4 1. DITA KHOERUNNISA 2. DINI WULANDARI 3. AISAH 4. AHMAD YANDI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
Lebih terperinciMETODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel
METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku Bahan baku yang digunakan untuk penelitian ini adalah gliserol kasar (crude glycerol) yang merupakan hasil samping dari pembuatan biodiesel. Adsorben
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang
32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas
Lebih terperinciAir dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri
Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar Isi Daftar isi...i Prakata....ii 1 Ruang lingkup...
Lebih terperinciPENINGKATAN KUALITAS MINYAK DAUN CENGKEH DENGAN METODE ADSORBSI
PENINGKATAN KUALITAS MINYAK DAUN CENGKEH DENGAN METODE ADSORBSI Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang Abstrak.Teknik penyulingan yang dilakukan pengrajin minyak atsiri belum benar, sehingga minyak
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT 1. Waktu Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013 2. Tempat Laboratorium Patologi, Entomologi, & Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Fisher Indicator Universal Hotplate Stirrer Thermilyte Difraktometer Sinar-X Rigaku 600 Miniflex Peralatan Gelas Pyrex
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium kimia mineral / laboratorium geoteknologi, analisis proksimat dilakukan di laboratorium instrumen Pusat Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat di Jl. Dr. Setiabudhi No.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perlakuan Awal dan Karakteristik Abu Batubara Abu batubara yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari 2 jenis, yaitu abu batubara hasil pembakaran di boiler tungku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai secara umum memiliki tingkat turbiditas yang lebih tinggi dibandingkan dengan air
Lebih terperinciPulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason
Standar Nasional Indonesia ICS 85.040 Pulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian eksperimental. Sepuluh sampel mie basah diuji secara kualitatif untuk
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA
PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA H.Abdullah Saleh,, Meilina M. D. Pakpahan, Nowra Angelina Jurusan
Lebih terperinciPRODUKSI KOAGULAN CAIR DARI LEMPUNG ALAM DAN APLIKASINYA DALAM PENGOLAHAN AIR GAMBUT: KALSINASI 700 o C/2 JAM
PRODUKSI KOAGULAN CAIR DARI LEMPUNG ALAM DAN APLIKASINYA DALAM PENGOLAHAN AIR GAMBUT: KALSINASI 700 o C/2 JAM Riza Marsesa 1, Muhdarina 2, Nurhayati 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Kimia FMIPA-Universitas
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU
PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Drs. Syamsu herman,mt Nip : 19601003 198803 1 003 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004,
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa
II. DESKRIPSI PROSES A. Macam - Macam Proses Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses sebagai berikut: 1. Proses Calcium Chloride-Sodium Carbonate Double Decomposition
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMBUATAN TAWAS. Penyusun : Muhammad Fadli ( ) Kelompok 3 ( Tiga) : Pinta Rida.
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMBUATAN TAWAS Penyusun : Muhammad Fadli (1301782) Kelompok 3 ( Tiga) : Pinta Rida Serlin Oktavia Ade Amelia NST Dosen :1.Dra. Bayharti, M.Sc 2. Miftahul Khair, S.si
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES. Pembuatan kalsium klorida dihidrat dapat dilakukan dengan beberapa macam proses:
II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis Proses Pembuatan kalsium klorida dihidrat dapat dilakukan dengan beberapa macam proses: 1. Proses Recovery reaksi samping pembuatan soda ash ( proses solvay ) Proses solvay
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 LOKASI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analisa dan Laboratorium Proses Industri Kimia, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) Banyumas 53171
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) 6844576 Banyumas 53171 ULANGAN KENAIKAN KELAS TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011 Mata Pelajaran : Kimia
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian berikut: Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir Mulai Persiapan alat dan bahan Meshing 100 + AAS Kalsinasi + AAS
Lebih terperinciSOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014
Hak Cipta Dilindungi Undang-undang SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 CALON PESERTA INTERNATIONAL CHEMISTRY OLYMPIAD (IChO) 2015 Mataram, Lombok 1-7 September 2014 Kimia Praktikum A Waktu: 120 menit
Lebih terperinciMn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut
Pengolahan Aerasi Aerasi adalah salah satu pengolahan air dengan cara penambahan oksigen kedalam air. Penambahan oksigen dilakukan sebagai salah satu usaha pengambilan zat pencemar yang tergantung di dalam
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan lokasi penelitian di analisis di Laboratorium Kimia Universitas Medan Area,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat-alat yang digunakan Ayakan ukuran 120 mesh, automatic sieve shaker D406, muffle furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat titrasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014. 2. Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Teknik Pengolahan
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian III.1 Tahapan Penelitian Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap pelaksanaan yang secara umum digambarkan oleh bagan alir di bawah ini: MULAI Pengambilan sample Lumpur Sidoardjo
Lebih terperinciPENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION
PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION 1. Latar Belakang Kesadahan didefinisikan sebagai kemampuan air dalam mengkonsumsi sejumlah sabun secara berlebihan serta mengakibatkan pengerakan pada pemanas
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH ABU SEKAM PADI MENJADI NATRIUM SILIKAT
PEMANFAATAN LIMBAH ABU SEKAM PADI MENJADI NATRIUM SILIKAT Bambang Soeswanto, Ninik Lintang Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung Jl. Gegerkalong Hilir Ds Ciwaruga, Bandung 40012 Telp/fax : (022) 2016
Lebih terperinciPendahuluan BAB I PENDAHULUAN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Indonesia merupakan suatu negara yang sangat subur dan kaya akan hasil pertanian serta perikanannya, selain hal tersebut Indonesia memiliki aset
Lebih terperinciLAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL
LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL KELOMPOK : 3 NAMA NIM APRIANSYAH 06111010020 FERI SETIAWAN 06111010018 ZULKANDRI 06111010019 AMALIAH AGUSTINA 06111010021 BERLY DWIKARYANI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Tahapan penelitian secara umum tentang pemanfaatan daun matoa sebagai adsorben untuk menyerap logam Pb dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1. Preparasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia banyak memerlukan berbagai macam bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya tersebut manusia melakukan
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH
PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : 19630504 198903 2 001 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004, tanggal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahap Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan berbagai tahap yaitu penyiapan serbuk DYT, optimasi ph ekstraksi DYT dengan pelarut aquades, dan uji efek garam pada ekstraksi
Lebih terperinciPemurnian Garam Lokal Untuk Konsumsi Industri Syafruddin dan Munawar ABSTRAK
Pemurnian Garam Lokal Untuk Konsumsi Industri Syafruddin dan Munawar ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemurnian produk garam lokal, sehingga memenuhi standar sebagai garam untuk konsumsi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium kimia mineral Puslit Geoteknologi LIPI Bandung. Analisis proksimat dan bilangan organik dilaksanakan di laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen laboratorium yang meliputi dua tahap. Tahap pertama dilakukan identifikasi terhadap komposis kimia dan fase kristalin
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian. Sintesis CaCu(CH 3 COO) 4.xH 2 O. Karakterisasi. Penentuan Rumus kimia
Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu sintesis dan karakterisasi garam rangkap CaCu(CH 3 COO) 4.6H 2 O. Pada sintesis garam rangkap tersebut dilakukan variasi perbandingan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).
0.45 µm, ph meter HM-20S, spektrofotometer serapan atom (AAS) Analytic Jena Nova 300, spektrofotometer DR 2000 Hach, SEM-EDS EVO 50, oven, neraca analitik, corong, pompa vakum, dan peralatan kaca yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah dilakukan. Sub bab pertama diuraikan mengenai waktu dan lokasi penelitian, desain penelitian, alat dan bahan
Lebih terperinciILMU KIMIA ANALIT. Dr. Ir. Dwiyati Pujimulyani, MP
ILMU KIMIA ANALIT Dr. Ir. Dwiyati Pujimulyani, MP 2011 Lanjutan.. METODE ANALISIS KUANTITATIF SECARA GRAVIMETRI Cara-cara Analisis Gravimetri Presipitasi (pengendapan) Senyawa/ ion yang akan dianalisis
Lebih terperinci3 Metodologi Penelitian
3 Metodologi Penelitian 3.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi dan peningkatan jumlah industri di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penurunan kualitas air merupakan salah satu bentuk penurunan kualitas lingkungan sebagai akibat dari tingkat pertambahan penduduk yang semakin tinggi dan peningkatan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia Riset Material dan Makanan serta di Laboratorium
Lebih terperinciPerancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai
Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai Air yang digunakan meliputi : 1. Air pendingin, digunakan untuk mendinginkan alat penukar panas. 2. Air Proses,
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA 1113016200027 ABSTRAK Larutan yang terdiri dari dua bahan atau lebih disebut campuran. Pemisahan kimia
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Keadaan Lokasi Pengambilan Sampel Sampel yang digunakan adalah sampel bermerek dan tidak bermerek yang diambil dibeberapa tempat pasar
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses
II. DESKRIPSI PROSES A. Macam- Macam Proses Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses sebagai berikut: 1. Proses Calcium Chloride-Sodium Carbonate Double Decomposition
Lebih terperinciJurnal Kimia Anorganik 2 26 Maret 2014 PEMBUATAN TAWAS. Eka Yulli Kartika. Kelompok 3: Eka Noviana N.A,Masfufatul Ilma, Nina Afria Damayanti
PEMBUATAN TAWAS Eka Yulli Kartika 1112016200031 Kelompok 3: Eka Noviana N.A,Masfufatul Ilma, Nina Afria Damayanti Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Kampus 1
Lebih terperinciPRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II
PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II PENENTUAN KADAR KLORIDA Selasa, 1 April 2014 EKA NOVIANA NINDI ASTUTY 1112016200016 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PEDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari bonggol nanas dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 ALAT DAN BAHAN Pada penelitian ini alat-alat yang digunakan meliputi: 1. Lemari oven. 2. Pulverizing (alat penggerus). 3. Spatula/sendok. 4. Timbangan. 5. Kaca arloji
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya
Lebih terperinciPELINDIAN PASIR BESI MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS
PELINDIAN PASIR BESI MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS Rizky Prananda(1410100005) Dosen Pembimbing Dosen Penguji : Suprapto, M.Si, Ph.D : Ita Ulfin S.Si, M.Si Djoko Hartanto, S.Si, M.Si Drs. Eko Santoso,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel
III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah saus sambal dan minuman dalam kemasan untuk analisis kualitatif, sedangkan untuk analisis kuantitatif digunakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Alumina banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti digunakan sebagai. bahan refraktori dan bahan dalam bidang otomotif.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alumina banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti digunakan sebagai bahan refraktori dan bahan dalam bidang otomotif. Hal ini karena alumina memiliki sifat fisis
Lebih terperinci3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).
3 Percobaan 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Bahan yang digunakan untuk menyerap ion logam adalah zeolit alam yang diperoleh dari daerah Tasikmalaya, sedangkan ion logam yang diserap oleh zeolit adalah berasal
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian III.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan januari hingga maret 2008 percobaan skala 500 mililiter di laboratorium kimia analitik Institut Teknologi Bandung. III.2
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012 sampai April 2012 di Laboratorium Fisika Material, Laboratorium Kimia
Lebih terperinciLOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION
LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION BY : Djadjat Tisnadjaja Golongan ketiga Besi (II) dan (III), Alumunium, Kromium (III) dan (VI), nikel, kobalt, Mangan (II) dan (VII) serta Zink Djadjat Tisnadjaja,
Lebih terperinciHubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan
STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober
24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2011 di Laboratorium Biomassa Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reaksi-reaksi kimia berlangsung antara dua campuran zat, bukannya antara dua zat murni. Salah satu bentuk yang umum dari campuran ialah larutan. Larutan memainkan peran
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah
BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan bahan yang digunakan 5.1.1 Alat Tabel 4. Alat yang digunakan No. Alat Ukuran Jumlah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 5.1.2 Bahan Sendok Pipet
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan eksperimental. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1 berikut ini; Latar Belakang: Sebelum air limbah domestik maupun non domestik
Lebih terperinci: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan
AIR Sumber Air 1. Air laut 2. Air tawar a. Air hujan b. Air permukaan Impurities (Pengotor) air permukaan akan sangat tergantung kepada lingkungannya, seperti - Peptisida - Herbisida - Limbah industry
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian dilaksanakan mulai 1 Agustus 2009 sampai dengan 18 Januari 2010 di Laboratorium SBRC (Surfactant and Bioenergy Research Center) LPPM IPB dan Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Riset (Research Laboratory),
27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Riset (Research Laboratory), Karakterisasi FTIR dan Karakterisasi UV-Vis dilakukan di laboratorium Kimia Instrumen,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Riset Jurusan Pendidikann Kimia UPI. Karakterisasi dengan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai Juli 2010 di Laboratorium Riset Jurusan Pendidikann Kimia UPI. Karakterisasi dengan menggunakan spektrofotometer
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Molekul-molekul pada permukaan zat padat atau zat cair mempunyai gaya tarik kearah dalam, karena tidak ada gaya-gaya lain yang mengimbangi. Adanya gayagaya ini
Lebih terperinciRANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960
RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR Oleh DEDY BAHAR 5960 PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 (STM PEMBANGUNAN) TEMANGGUNG PROGRAM STUDY KEAHLIAN TEKNIK KIMIA KOPETENSI KEAHLIAN KIMIA
Lebih terperinciBAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN
BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN 3.1 Percobaan Percobaan tabling merupakan percobaan konsentrasi gravitasi berdasarkan perbedaan berat jenis dari mineral berharga dan pengotornya. Sampel bijih dipersiapkan
Lebih terperinciCatatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N.
Lampiran 1 Prosedur uji asam basa dan Net Acid Generation (Badan Standardisasi Nasional, 2001) A. Prinsip kerja : Analisis perhitungan asam-basa meliputi penentuan potensi kemasaman maksimum (MPA) yakni
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,
24 BAB III METODA PENELITIAN A. Alat dan Bahan 1. Alat Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah semua alat gelas yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui metode yang paling efisien untuk mengekstrak kandungan lipid dari mikroalga Botryococcus braunii.adapun metode yang digunakan adalah
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS JUMAT, 28 MARET 2014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha 1112016200028 KELOMPOK 4 1. Annisa Etika Arum 1112016200009 2. Aini Nadhokhotani Herpi 1112016200016
Lebih terperinciPenetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O
Penetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O Dody H. Dwi Tiara Tanjung Laode F. Nidya Denaya Tembaga dalam bahasa latin yaitu Cuprum, dalam bahasa Inggris yaitu Copper adalah unsur kimia yang mempunyai simbol
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Organik Universitas Lampung.
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERCOBAAN Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) a. Gelas ukur pyrex. b. Pipet volume pyrex. c.
BAB 3 METODE PERCOBAAN Pada analisis yang dilakukan terhadap penentuan kadar dari beberapa parameter pada limbah cair pengolahan kelapa sawit menggunakan beberapa perbedaan alat dan metode, adapun beberapa
Lebih terperinci