IMPLEMENTASI KOOPERATIFJIGSAW 1 UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR SERVICE BOLA VOLI

Transkripsi

1 IMPLEMENTASI KOOPERATIFJIGSAW 1 UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR SERVICE BOLA VOLI oleh I Kadek Artayasa, I Wayan Rai, Ni Made Sri Dewi Lestari. Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Jalan Udayana-Bali Tlp. (0362) {artaceningan@yahoo.co.id,wayan.rai68@yahoo.co.id, gedeagungnara@yahoo.com}@undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar service bola voli melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipejigsaw 1 pada siswa kelas X. Pemasaran SMK PGRI 1 Singaraja tahun pelajaran 2015/2016.Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, dilaksaanakan dalam dua siklus.terdiri dari rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, evaluasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X. Pemasaran SMK PGRI 1 Singaraja, sejumlah 34 orang, yaitu 22 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Hasil analisis data pada siklus I yaitu rata-rataaktivitas belajar7,05 (aktif) dan ketuntasan hasil belajar teknik dasar service bola voli secara klasikal 52,94% (kurang baik). Sedangkan hasil analisis data siklus II yaitu rata-rata aktivitas belajar 8,22 (aktif) dan ketutasan hasil belajar teknik dasar service bola voli secara klasikal 100% (sangat baik).berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar service bola voli meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw 1 pada siswa kelas X. pemasaran SMK PGRI 1 Singaraja tahun pelajaran 2015/2016. Disarankan kepada guru Penjasorkes agar dapat mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw 1. Kata-kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif, jigsaw 1, aktivitas, hasil belajar, dan service bola voli. Abstract This study aimed to improve the activites and results of learning the basic techniques of volleyball service through the implementation of cooperative learning model jigsaw 1 in Class X. Marketing SMK PGRI 1 Singaraja in the academic year 2015/2016. This classroom action research was conducted in two cycles. Those consist of the plan of action, action, evaluation, and reflection. The subjects are 34 students of class X. Marketing SMK PGRI 1 Singaraja, i.e. 22 boys and 12 girls. Data were analyzed by using descriptive statistics. The data analysis result of first cycle of learning volleyball service activity classically is about 7.05 (active), and the final result of the study the basic technique of service in volleyball classically 59,94% (good less). While, the analysis result in second cycle classically is about 8.22 (active) and the final result of of the stdy the basic technique of service in volleyball classically 100% (very good). The results of data analysis and discussion indicated that the activities and achievement of learning volleyball service can be enhanced by the implementation of cooperative learning model jigsaw 1 on tenth grade students of marketing majority of SMK PGRI 1 Singaraja in the academic year 2015/2016. It is recommended to Penjasorkes teachers to implement this cooperative learning model jigsaw 1. Keywords: cooperative learning model, jigsaw 1, activity, achievement of learning, and learning volleyball service

2 PENDAHULUAN Penjasorkes adalah suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan prilaku hidup aktif dan sikap sportif melalui kegiatan jasmani dan merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, dimana tujuannya adalah bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan potensi siswa. Penjasorkes merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang. Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran penjasorkes harus mendapat sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pendidikan (Depdiknas, 2003 : 1). Melalui penjasorkes ini siswa akan dapat meningkatkan serta mengembangkan ketiga ranah yang ada yaitu, kognitif, afektif, serta psikomotor. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada dilingkungan sekitar (Dimyati dan Mudjiono, 2006:7). Walaupun demikian, guru juga memiliki peranan penting sebagai penentu keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran. Peran seorang guru sangatlah penting di dalam menentukan dan menerapkan model pembelajaran yang tepat, karena dengan model pembelajaran yang baik dan tepat, seorang guru dapat memacu keikutsertaan peserta didik secara aktif, kreatif dan inovatif dalam pembelajaran penjasorkes sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Aktivitas belajar adalah suatu kegiatan yang diberikan kepada pembelajar dalam situasi belajar-mengajar, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada tanggal 13 Oktober dan 20 Oktober 2015,di kelas X Pemasaran SMK PGRI 1 Singaraja bahwa dalam proses pembelajaran penjasorkes peneliti menemukan bahwa : ( a) kurangnya aktivitas belajar siswa itu terlihat dari dominasi guru dalam proses pembelajaran masih terlihat, sehingga banyak siswa yang pasif dari pada mencari dan menemukan sikap yang mereka butuhkan,siswa hanya menunggu perintah dari guru, dan siswa tidak mau berusaha menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan dan sikap yang mereka butuhkan untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Berdasarkan hasil observasi dapat dilihat bahwa dari 34 siswa, yang terdiri dari 22 orang siswa putra dan 12 orang siswa putri, khususnya pada materi teknik dasar service bola voli ( service bawah dan service atas). Dilihat dari persentase aktivitas belajar teknik dasar service bola voli (service bawah dan service atas) menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang berada pada kategori sangat aktif tidak ada (0%), kategori aktif 4 orang (11,8%), cukup aktif 16 orang (47%), dan kurang aktif 14 orang (41,2%). Aktivitas belajar teknik dasar service bola voli (service bawah dan service atas) siswa secara klasikal adalah 4,97. Angka ini berada pada kriteria 5 X <7 dengan kategori cukup aktif dilihat dari pedoman penggolongan aktivitas belajar. Ini menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa masih belum memenuhi ketuntasan. Berdasarkan hasil observasi awal data aktivitas ini dikatakan bermasalah karena belum memenuhi kriteria ketuntasan aktivitas belajar, adapun permasalahan yang ditemukan adalah (1) pada kegiatan visual yaitu, siswa masih ada yang kurang mengamati demonstrasi, (2) pada kegiatan lisan yaitu, siswa masih belum berani mengajukan pertanyaan yang jelas sesuai dengan meteri yang dipelajari, (3) pada kegiatan audio yaitu, siswa kurang mendengarkan penjelasan peneliti baik tentang model yang digunakan maupun materi tentang servis bola voli, (4) pada kegiatan metrik yaitu, siswa belum mampu melakukan gerakan-gerakan servis bola voli, (5) pada kegiatan mental yaitu, siswa belum mampu memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran, (6) pada kegiatan emosional yaitu, siswa kurang semangat dalam melakukan servis bola voli. (b) kurangnya tingkat penguasaan materi dari siswa sehingga berdampak pada hasil belajar siswa kurang maksimal. Jika dilihat dari ketuntasan hasil belajar teknik dasar Service bola voli yang meliputi aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor berdasarkan

3 observasi yang dilakukan, siswa yang berada pada kategori sangat baik tidak ada (0%), baik 2 orang (5,9%) cukup baik 30 orang (88,2%), kurang baik 2 orang (5,9%), dan sangat kurang baik tidak ada.jadi siswa yang tuntas terdiri dari 2 orang ( 5,9%) dan yang tidak tuntas 32 orang ( 94,1%). Dengan persentase tersebut, maka dapat diketahui hasil belajar teknik dasar Servis bola voli siswa secara klasikal adalah 5,9%, ini berada pada kategori kurang kurang atau tidak tuntas. Penggolongan tersebut didasarkan pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang digunakan SMK PGRI 1 Singaraja pada mata pelajaran Penjasorkes yaitu 75%. Adapun yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah dilihat dari penilaian aspek afektif, kognitif dan psikomotor yaitu, (1) nilai aspek kognitif siswa rendah karena siswa belum menguasai teori dari materi service bola voli, (2) nilai aspek afektif siswa rendah karena siswa belum berani berdemonstrasi, mengemukakan pendapat, dan belum mampu mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik serta masih banyak siswa yang mengganggu temannya pada saat melakukan gerakan, (3) nilai aspek psikomotor masih rendah karena siswa belum sepenuhnya menguasai gerakan yang diintruksikan oleh guru. Sehubungan dengan penelitian ini, maka salah satu alternatif untuk menyikapi masalah yang diuraikan di atas adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif karena pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif disusun untuk sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok. Dengan bekerja atau belajar secara kolaboratif untuk mencapai sebuah tujuan bersama, maka siswa akan mengembangkan keterampilan berhubungan dengan sesama manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan di sekolah maupun di luar sekolah. Dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw 1, guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok, yang anggotanya terdiri dari 5 atau 6 siswa dengan karakteristik yang berbeda (heterogen). Materi pembelajaran yang disajikan kepada siswa dalam bentuk teks, dan setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagaian materi pembelajaran yang sama dan selanjutnya wakil dari setiap kelompok berkumpul untuk saling membantu mengkaji bagian materi pembelajaran tersebut. Kumpulan siswa yang dimaksud disebut kelompok pakar. Selanjutnya para siswa yang berada dalam kelompok pakar kembali ke kelompok semula untuk mengajari dalam kelompok pakar. Pada akhirnya, para siswa dievaluasi secara individual mengenai materi pembelajaran yang telah dipelajari. Bagi siswa yang memperoleh nilai tinggi akan diberi penghargaan oleh guru. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Sudana (2011) Penerapan model pembelajaran kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa, baik pada aspek keterampilan teknik dasar passing, prilaku passing dan bermain bolavoli, maupun pemahaman tentang teknik dasar passing dan aturan permainan bolavoli.hal ini juga di kuatkan dari hasil penelitian yang di lakukan sugiartana at al. ( 2014) menunjukkan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola voli meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi, Astra, dan Semarayasa (2014) menunjukkan bahwa Aktivitas belajar teknik dasar passing (chest pass dan bounce pass) bola basket meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I pada siswa kelas X 1 SMA Negeri 2 Banjar tahun pelajaran 2013/2014. Sedangkan pada hasil belajar teknik dasar passing (chest pass dan bounce pass) bola basket meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I pada siswa kelas X 1 SMA Negeri 2 Banjar tahun pelajaran 2013/2014. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sugiarta, Budhiarta, dan Satyawan (2014) menunjukkan Aktivitas belajar teknik dasar passing bola voli meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I pada siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Banjar tahun pelajaran 2013/2014. Hasil belajar teknik dasar passing bola voli meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I pada siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 2 Banjar tahun pelajaran 2013/2014. Kemudian hasil penelitian yang dilakukan oleh Sudarsana (2013) menunjukkan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik passing (passing atas dan passing bawah) bola voli meningkat melalui

4 implemntasi model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I pada siswa kelas XB SMA Negeri 1 Amlapura tahun pelajaran 2013/2014. Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa terdorong untuk melakukan penelitian yang berjudul Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw 1 untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Teknik dasar Service Bola Voli pada Siswa Kelas X Pemasaran SMK PGRI 1 Singaraja Tahun Pelajaran 2015/2016. Adapun tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah : Untuk meningkatkan aktivitas belajar teknik dasar service bola voli melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw 1pada siswa kelas X Pemasaran SMK PGRI 1 Singaraja Tahun Pelajaran 2015/2016. Untuk meningkatkan hasil belajar teknik dasar service bola voli melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw 1pada siswa kelas X Pemasaran SMK PGRI 1 Singaraja Tahun Pelajaran 2015/2016. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), dengan bentuk guru bertindak peneliti sebagai peneliti (Kanca, 2010: 115).Jenis penelitian ini bertujuan memperbaiki kualitas pembelajaran yang bermuara pada peningkatan kualitas kinerja guru dan peningkatan aktivitas serta hasil belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SMK PGRI 1 Singaraja tahun pelajaran 2015/2016. Subjek penelitian adalah siswa kelas X Pemasaran sebanyak 34 orang siswa terdiri dari 22 orang siswa putra dan 12 orang siswa putri. Sedangkan perlakuan dilaksanakan di lapangan bola voli Bhuana Patra. Penelitian dilaksanakan sebanyak 2 siklus dengan 2 kali pertemuan setiap siklus. Masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu: rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi /evaluasi dan refleksi tindakan (Kanca, 2010:139). Adapun prosedur PTK adalah sebagai berikut: a) observasi awal, b) refleksi awal, c) identifikasi masalah, d) analisis masalah, e) perumusan masalah, f) pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus I dan II (1. Tahap perencanaan, 2.Pelaksanaan tindakan, 3.Observasi/evaluasi, 4. Refleksi) (Kanca, 2010:136). Teknik pengumpulan data aktivitas belajar teknik dasar service bola voli dinilai oleh 2 orang guru penjasorkes SMK PGRI 1 Singaraja dengan menggunakan lembar observasi aktivitas belajar teknik service bola voli. Caranya dengan mengamati secara langsung kegiatan yang dilakukan siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Penilaiannya dilakukan dengan melihat deskripsi dari lembar observasi aktivitas belajar teknik dasar service bola voli. Data hasil belajar aspek kognitif dinilai pada pertemuan pertama pada setiap siklus yang dinilai oleh peneliti.data hasil belajar aspek afektif dinilai pada pertemuan pertama pada setiap siklus yang dinilai oleh peneliti menggunakan lembar observasi.data hasil belajar aspek psikomotor dinilai pada pertemuan kedua setiap siklus yang dinilai 2 orang dari guru penjasorkes di sekolah menggunakan lembar asesmen. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus. Siklus 1 dilaksanakan untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar teknik dasar Service Bola Voli (Service bawah dan Service atas)yang dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan, yaitu pertemuan 1 pada hari rabu, 2 Maret 2016 pada pukul wita yaitu: (1) Pengamatan aktivitas, (2) Memperkenalkan cara pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw 1, (3) Membentuk kelompok belajar, (4) Memulai pembelajaran dengan sintaks pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw 1, (5) Observasi aktivitas belajar yang d lakukan oleh 2 orang obsever yaitu guru penjasorkes SMK PGRI 1 Singaraja (6) Refleksi dan pertemuan 2 pada hari rabu,16 Maret 2016 pada pukul Wita yaitu: (1) Pemberian materi secara ulang/memberikan materi yang sama, (2) Melakukan evaluasi hasil belajar yang di lakukan oleh 2 orang evaluator yaitu guru penjasorkes SMK PGRI 1 Singaraja. Di lapanganbola Voli GOR Bhuana Patra. Siklus 2 dilaksanakan untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar teknik dasar Service Bola Voli (Service bawah dan Service atas) yang dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan, yaitu pada pertemuan 1 pada hari rabu, 23 Maret 2016 pada pukul Wita yaitu: (1) Pengamatan aktivitas, (2) Observasi aktivitas belajar yang dilakukan

5 oleh 2 orang obsever yaitu guru penjasorkes SMK PGRI 1 Singaraja dan pertemuan 2 pada hari rabu, 30 Maret 2016 pada pukul Wita yaitu: (1) Pemberian materi secara ulang/memberikan materi yang sama, (2) Melakukan evaluasi hasil belajar yang di lakukan oleh 2 orang evaluator yaitu guru penjasorkes SMK PGRI 1 Singaraja, di lapanganbola Voli GOR Bhuana Patra. Siklus 2 merupakan perbaikan dari siklus 1 dengan materi yang sama. Pada siswa kelas X Pemasaran SMK PGRI 1 Singaraja tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 34 siswa yang terdiri dari 22 siswa putra dan 12 siswa putri. Dari hasil observasi awal aktivitas dan hasil belajar bola voli masih tergolong cukup aktif atau belum tuntas. Untuk hasil belajar disebabkan karena masih banyak siswa yang nilainya belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75. Data aktivitas belajar pada siklus I dapat dijelaskan tidak ada siswa yang yang berada pada kategori sangat aktif, aktif sebanyak 22 orang (64,71%), cukup aktif sebanyak 12 orang (35,29%), kurang aktif tidak ada, dan sangat kurang aktif tidak ada. Siswa yang sudah aktif sebanyak 22 orang (64,71%) dan yang belum aktif sebanyak 12 orang (35,29%).Dengan persentase secara klasikal 7,05 dengan kategori aktif. Tabel 01 Persentase Aktivitas Belajar Teknik Dasar Service Bola Voli padasiklus I No Kriteria Jumlah Siswa (orang) Persentase (%) Kategori Sangat aktif 2 7 < ,71 Aktif 3 5 < ,29 Cukup Aktif 4 3 < Kurang Aktif 5 < Jumlah Sangat Kurang Aktif Keterangan 22 orang (64,71%) Sudah Aktif 12 orang (35,29%) Belum Aktif Untuk analisis data hasil belajar service bola voli siklus I dapat disampaikan bahwasiswa dengan kategori sangat baik tidak ada, kategori baik 18 orang (52,94%), kategori cukup baik 16 orang ( 47,06%), kurang baik tidak ada, dan sangat kurang baik tidak ada. Siswa yang sudah tuntas sebanyak 18 orang (52,94%) dan yang belum tuntas sebanyak 16 orang (47%).Persentase secara klasikal 52,94% dengan kategori kurang baik. Tabel 02 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Teknik Dasar Service Bola Voli pada Siklus I Rentang Nilai Predikat Jumlah Siswa (orang) Persentase (%) Ketuntasan Sangat Baik orang (52,94%) Baik 18 52, Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik 0 0 Jumlah orang (47%) Tidak Hasil analisis data aktivitas belajar siswa pada siklus II siswa yang berada pada kategori sangat aktif sebanyak 9 orang (26,47%), aktif sebanyak 25 orang (73.53%),

6 cukup aktif tidak ada, kurang aktif tidak ada, dan sangat kurang aktif tidak ada. Siswa yang sudah aktif sebanyak 34 orang (100%) dan yang belum aktif tidak ada. Aktivitas belajar siswa secara klasikal sebesar 8,22 berada dalam kategori aktif. Tabel 03 Persentase Aktivitas Belajar Teknik Dasar Service Bola Voli Pada Siklus II No Kriteria Jumlah Siswa (orang) Persentae (%) Kategori ,47 Sangat aktif 2 7 < Aktif 3 5 < Cukup Aktif 4 3 < Kurang Aktif 5 < Sangat Kurang Aktif Jumlah Keterangan 34 orang (100%) Aktif Belum Aktif Penelitian hasil belajar pada siklus II sebagai berikut adalah siswa dengan kategori sangat baik 12 orang (35,29%), kategori baik 22 orang ( 64,71%), kategori cukup baik tidak ada, tidak ada siswa dalam kategori kurang dan sangat kurang. Siswa yang tuntas sebanyak 34 orang (100%) dan yang belum tuntas sebanyak tidak ada. Tabel 04 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Teknik Dasar Service Bola Voli pada Siklus II Rentang Nilai Predikat Jumlah Siswa (orang) Persentase (%) Ketuntasan Sangat Baik 12 35,29 34 Siswa (100%) Baik 22 64, Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik 0 0 Jumlah Tidak Dari hasil penelitian yang dilakukan pada siklus I dan siklus II dan juga dilakukan refleksi melalui diskusi dengan guru. Sehingga pada penelitian ini ditemukan adanya peningkatan aktvitas dan hasil belajar servicebola voli pada siswa kelas X Pemasaran SMK PGRI 1 Singaraja tahun pelajaran 2015/2016 disetiap siklus. Peningkatan tersebut terjadi secara bertahap dan akhirnya sesuai dengan tujuan pembelajaran dan mampu memenuhi KKM di sekolah.

7 Tabel 05Peningkatan Aktivitas Belajar Teknik Dasar Service Bola Voli Tiap siklus pada Siswa Kelas X Pemasaran SMK PGRI 1 Singaraja. No Tahapan 1. Observa si Awal 2. Siklus I 3. Siklus II Aktivitas Belajar Klasikal 4,97 kurang Aktif 7,05 Aktif 8,22 Aktif Keaktifan Siswa 4 siswa (11,8%) sudah aktif 22 siswa (64,71%) sudah aktif 34 siswa (100%) sudah aktif Peningkatan Aktivitas Belajar Observasi Awal ke Siklus I Siklus I ke Siklus II Observasi Awal ke Siklus II 18 siswa (53%) 30 siswa 12 siswa (88,3%) (35,3%) Tabel 06 Peningkatan Hasil Belajar Teknik Dasar Service Bola Voli Tiap Siklus pada Siswa Kelas X Pemasaran SMK PGRI 1 Singaraja No Tahapan 1. Observ asi Awal 2. Siklus I 3. Siklus II Ketuntas an Siswa Tidak Tidak Ketuntasan Siswa (orang) 2 Siswa (5,8%) 18 Siswa (52,94%) 34 Siswa (100%) Peningkatan Hasil Belajar Siklus I ke Siklus II Observasi Awal ke Siklus I Observasi Awal ke Siklus II 16 siswa (47%) 32 siswa 16 siswa (94,1%) (47%) Setelah diberi tindakan pada siklus I, berdasarkan hasil refleksi aktivitas belajar pada siklus I, aktivitas mengalami peningkatan dari observasi awal yaitu 22 siswa (64,71%) sudah aktif, namun masih ada 12 siswa (35,29%) yang belum aktif. Peneliti mengkaji dan mempertimbangkan dampak dari tindakan yang diberkan dan melakukan perbaikan atas kekurangan-kekurangan dan hambatan yang ditemui pada siklus I. permasalahan yang ditemukan yaitu: (1) Dari segi lisan, siswa kurang berani mengajukan pertanyaan dan mengemukakan pendapat dalam proses pembelajaran, (2) dari segi mental, siswa masih kesulitan dalam memecahkan masalah yang dihadapin pada saat proses pembelajaran, (3) dari segi metrik siswa kurang melakukan percobaan gerakan-gerakan baru yang mendukung penyempurnaan gerakanteknik dasar Service Bola Voli, dan (4) dari segi emosional, siswa kurang bersungguhsungguh dalam melakukan gerakan teknik dasar service bola voli. Dari hasil refleksi siklus I, tindakan perbaikan yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah (1) menyuruh siswa agar lebih berani untuk mengajukan pertanyaan dan mengemukakan pendapat sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien, (2) memberikan solusi bagaimana siswa agar mampu memecahkan masalah yang dihadapi saat proses pembelajaran, (3) menyuruh siswa agar lebih berani mencoba gerakan-gerakan baru untuk mendukung penyempurnaan materi pembelajaran, dan (4) memberikan m otivasi kepada siswa agar lebih bersungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Setelah diberi tindakan kembali pada siklus II, berdasarkan hasil analisis data aktivitas belajar pada siklus II diketahui bahwa

8 aktivitas belajar service (service bawah dan service atas) bola voli sudah mengalami peningkatan dari siklus I yaitu 22 siswa (64,71%) sudah aktif, jadi dari observasi awal ke siklus II mengalami peningkatan yaitu 30 siswa (88,3%) sudah aktif. Karena seluruh siswa sudah aktif sehingga penelitian tidak dilanjutkan lagi dan hasil yang diperoleh direkomendasikan kepada guru penjasorkes yang bersangkutan. Setelah diberi tindakan pada siklus I, berdasarkan hasil observasi dan evaluasi untuk hasil belajar service bola voli meski sudah mengalami peningkatan sebesar 16 siswa (47%) dari observasi awal namun hasil belajar siswa belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal KKM sebesar 75%. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal baru mencapai 18 siswa (52,94%) yang tuntas. Adapun maslah yang dihadapi dari aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor. Pada aspek kognitif, beberapa siswa masih belum memahami materi pembelajaran teknik dasar service (service bawah dan service atas) bola voli baik sikap awal, sikap pelaksanaan dan sikap akhir. Pada aspek afektif, terlihat banyak siswa yang masih belum mau membantu teman yang belum mengerti dan belum dapat menjaga kekompakan kelompoknya dalam melakukan gerakan teknik dasar service bola voli, masih ada siswa yang kurangnya disiplin, kurang menghargai teman, kurang bersemangat, bertanggung jawab dan kurang berani dalam melakukan gerakan sambil mengambil keputusan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kurangnya kerjasama dan rasa percaya diri pada diri siswa. Pada aspek psikomotor, permasalahan yang dialami yaitu: (1) pada sikap awal gerkan teknik dasar service(service bawah dan service atas) sikap awal berdiri dengan tegak, kaki dalam posisi melangkah dengan santai, berat badan terbagi dengan seimbang, dan bahu sejajar dengan net tetapi banyak siswa masih merubah posisi badan, (2) Sikap pelaksanaan teknik dasar service (service bawah dan service atas) ayunkan lengan kedepan kemudian pindahkan berat badan ke kaki depan melainkan siswa pada perpindahan berat badan siswa tetap menggunakan berat badan kaki belakang (3) Sikap akhir teknik dasar service (service bawah dan service atas) setelah melakukan service siswa tidak meayunkan lengan kearah bagian atas net melainkan siswa meayunkan lengan kearah samping bagian atas net. Tindakan perbaikan yang dilakukan unuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan lebih menekankan kepada siswa tentang materi teknik dasar service (service bawah dan service atas) bola voli dari sikap awal, sikap pelaksanaan dan sikap akhir, memperbanyak jumlah kelompok, memperkecil jumlah anggota dalam satu kelompok sehingga kesempatan belajar siswa lebih banyak dan diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat. Setelah diberikan tindakan pada siklus II, berdasarkan analisis data hasil belajar service bola voli pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 16 orang (47%) dari 18 siswa (52,94%) yang tuntas pada siklus I menjadi 34 siswa (100%) yang tuntas pada siklus II, peningkatan hasil belajar dari observasi awal ke siklus II yaitu sebesar 32 orang (94,1%). Pada siklus II hasil belajar sudah berhasil karena sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal KKM.Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal yang mencapai 100%.Karena hasil belajar siswa sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Sehingga penelitian tidak dilanjutkan lagi dan hasil yang diperoleh direkomendasikan sebagai bahan laporan kepada guru penjasorkes yang bersangkutan. Berdasarkan data hasil analisis diatas adapun hal-hal yang menyebabkan penelitian yang mengimplementasikan model kooperatif tipe Jigsaw1 pada siswa kelas X Pemasaran SMK PGRI 1 Singaraja bahwa aktivitas dan hasil belajar meningkat dengan adanya: Siswa mampu mempraktekkan tugastugas gerak yang diberikan mulai dari sikap awalan, sikap pelaksanaan hingga sikap akhiran.sehingga semua komponen gerak yang diterapkan dapat dilalui oleh siswa dengan baik sesuai dengan indikatorindikatornya (Sudana, 2011:9, Sugiyanto dan Sujarwo, 1991:234, Lasena, 2015:12,Sudarsana, 2014:8). Siswa mengamati gerakan yang di demonstrasikan oleh peneliti dan mengamati apa yang dilakukan oleh teman didalam proses pembelajaran. Dari menyimak penjelasan serta demonstrasi yang dilakukan oleh guru siswa mampu memahami dan melakukan gerakan yang baik dan benar (Sugiartana 2014: 8, Dimyati dan Mudjiono, 2006:191, Usman, 2015:13, Subiantoro, 2013:9). Rasa percaya diri siswa mendorong keinginan siswa untuk melaksanakan tugas gerak yang diberikan oleh peneliti.dengan percaya diri yang tinggi siswa lebih berani dan

9 tidak ragu-ragu dalam melakukan tugas gerak yang diberikan oleh peneliti.siswa sudah melakukan dengan semangat dan percaya diri (Sugiarta, 2014:10, Trianto, 2007:63, Saleh, S. Firman, 2015:12, Siswanto, 2013:6). Timbulnya rasa unuk saling membantu dan saling berbagi dengan siswa lain dalam proses pembelajaran. memberikan siswa lebih banyak waktu untuk berfikir, merespon, serta saling bantu atau bekerja sama dengan siswa lain (Pratiwi, 2014:10, Ibrahim, 2000:26, Anggara, 2015:10,Umar, 2013:7). Siswa kerjasama dalam kelompok masing-masing sehingga dapat memahami dan menyelesaikan tugas yang diberikan.dengan melakukan kerjasama kelompok dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial (Sudarsana, 2013:7, Santyasa, 2007:30, Prasetyo, 2015:4, Putra, 2014:6). Penelitian yang sudah dilaksanakan ini tidaklah selalu berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapkan dan yang sudah direncanakan.karena ada kendala-kendala yang dihadapi peneliti dalam menjalankan penelitian ini. Adapun kendala-kendala yang dihadapi adalah: (1) siswa sedikit malu -malu melakukan gerakan, (2) respon siswa untuk memahami materi tergolong lambat. Dari kendala-kendala yang dihadapi tersebut maka yang dilakukan peneliti untuk memecahkannya sehingga penelitian yangdilakukan dapat berjalan dengan lancar diantaranya adalah: (1) memberikan arahan dan motivasi tambahan, (2) menjelaskan kembali secara berulang-ulang materi yang belum dimengerti agar siswa lebih memahami materi yang di pelajari. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa : Aktivitas belajar service bola voli secara klasikal pada siklus I mencapai 7,05%, yang berada pada kategori aktif. Pada siklus II aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 8,22% dari siklus I, yaitu menjadi 100% berada pada kategori sangat aktif. Dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar service bola voli meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I pada siswa kelas X Pemasaran SMK PGRI 1 Singaraja tahun pelajaran 2015/2016. Hasil belajar service bola voli secara klasikal pada siklus I mencapai 52,94% berada pada kategori kurang baik. Pada siklus II hasil belajar siswa mencapai 100% yang mengalami peningkatan sebesar 47% dari siklus I, berada pada kategori sangat baik. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar service bola voli meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I pada siswa kelas X Pemasaran SMK PGRI 1 Singaraja tahun pelajaran 2015/2016. Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat peneliti sarankan sebagai berikut. Disarankan kepada guru Penjasorkes, agar dapat mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw Idalam proses pembelajaran, karena model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw Idapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Bagi sekolah dapat dijadikan pedoman dalam pembelajaran penjasorkes, khususnya pada materi permainan bola voli. Bagi para peneliti lain yang akan mengadakan penelitian yang sejenis dengan penelitian ini dapat mengadakan penelitian dengan siswa yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas Kurikulum Berbasis Kompetensi: Kompetensi Dasar Pendidikan Jasmani SD & MI. Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas. Dimyati & Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Ibrahim, M., Rachmadiarti, F., Nur, M., & Ismono Pembelajaran Kooperatif.Cetakan Pertama. Jakarta: Galing Persada Press. Kanca, I N Penelitian Tindakan kelas. Makalah disampaikan pada Pelatihan PTK Guru Penjasorkes SMA/SMK Se-bali, jumat 6 Agustus Undiksha. Diakses 3 Oktober Lasena, J Menigkatkan kemampuan servis bawah pada permainan bola voli dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas viii 8 SMP Negeri 1 Tapa.Tersedia pada Diakses 16 April Prasetyo, W. H Penerapan Model Kooperatig Type Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Bola Voli Passing Atas.Tersedia pada Diakses 16 April 2016.

10 Saleh, F. S Meningkatkan Keterampilan Dasar Servis Atas Dalam Permainan Bola Voli Melalui Model Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Suwawa.Tersedia pada s 16 April Santyasa, I W. dan Sukadi, I W Model-model Pembelajaran Inovatif. Singaraja: Undiksha. Sugianto dan Sudjarwo Materi pokok perkembangan dan belajar gerak buku I modul 1-6. Jakarta: Depdikbud Proyek Penataran Guru SD setara D-II Bagian Proyek Penataran Guru Penjas SD setara D-II. Sugiarta, M., Budhiarta, I M. D., dan Satyawan, I M Penerapan kooperatif jigsaw I untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar passing bola voli. Penjaskesrek, FOK, Undiksha. Diakses 3 Oktober Trianto Model Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Perpustakaan nasioanal. Usman Penerapan Model Pembelajaran Kooperatip Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Pasing Atas Bola Voli Kelas VIII 1 Talaga. Tersedia pada Diakses 16 April 2016.