PENERAPAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PUSTAKAWAN DALAM MENINGKATKAN KENYAMANAN PEMUSTAKA. *Tabitha **Marsia Sumule G ***Asrul Jaya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PUSTAKAWAN DALAM MENINGKATKAN KENYAMANAN PEMUSTAKA. *Tabitha **Marsia Sumule G ***Asrul Jaya"

Transkripsi

1 PENERAPAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PUSTAKAWAN DALAM MENINGKATKAN KENYAMANAN PEMUSTAKA *Tabitha **Marsia Sumule G ***Asrul Jaya Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Halu Oleo, Kampus Bumi Thridharma Anduonohu, Kendari. Tabitha@gmail.com ABSTRACT The problem in this research is how the role of interpersonan communication librarian in Library and Filing Service of Southeast Sulawesi Province in improving user's convenience. The purpose of this study is to determine the role of interpersonal communication librarians at the Library and Filing Service of Southeast Sulawesi Province in improving the user's convenience.the location of this research was carried out at the Library and Filing Service of Southeast Sulawesi Province. The theory used is Devito's Theory of Liliweri Alo. In this study the number of informants as much as six people to represent pemustaka. The type of data used in this study is the qualitative data and data analysis techniques used in this study qualitative descriptive analysis.the results of this study indicate that the role of Interpersonal Communication in improving the user's convenience in the Library and Filing Service of Southeast Sulawesi Province can not be separated from the Humanistic model and pragmatic model which shows that the quality of effective interpersonal communication is determined by five factors: openness, empathy, Support, Positiveness, and Equality. Of the five factors have not fully run perfectly in the main case of having a positivesense.this research is expected to give benefit and contribution of Science for Librarian especially Librarian which exist in Library and Filing Service of South East Sulawesi Province. This study is also expected to provide benefits in the development of Communication Science, especially on the research role of interpersonal communication librarians in improving the user's convenience. Keywords: Library, Interpersonal Communication, Convenience

2 PENDAHULUAN Perpustakaan sebagai salah satu sumber informasi harus mampu menyediakan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Secara filosofis perpustakaan telah meletakkan tujuan utamanya pada jasa untuk pemakai. Hakekat pelayanan perpustakaan pada dasarnya mencakup pengumpulan, pengolahan, penyimpanan dan penyebarluasan informasi.sebagai subsistem dari sistem perpustakaan, pelayanan perpustakaan adalah suatu proses atau upaya pemberdayaan sumber-sumber informasi yang menjadi koleksi perpustakaan yang disebarluaskan kepada para penggunanya. Pelayanan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipanan Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan suatu barometer dari kegiatan-kegiatan yang ada di perpustakaan karena dalam pelayanan perpustakaan dapat telihat sejauh mana perpustakaan tersebut dapat melaksanakan fungsi-fungsinya. Fungsi-fungsi tersebut yaitu: fungsi pendidikan (educatif), fungsi rekreasi (recreation), fungsi penelitian (research), dan fungsi informasi (information). Tujuan pelayanan perpustakaan menurut Penna (1972) a dalah untuk mengadakan dan mendayagunakan bukubuku dan media lainnya bagi kepentingan pengguna. Dengan kata lain bahwa tujuan pelayanan perpustakaan adalah melayani dan memenuhi kebutuhan pengguna. Pustakawan adalah tenaga profesional yang dalam kehidupan seharihari berkecimpung dengan dunia buku. Pustakawan setiap harinya juga harus bertemu dengan berbagai macam kharakteristik pengguna. Tugas pustakawan adalah melayani dan memenuhi kebutuhan pengguna yang datang ke perpustakaan. Dalam melayani dan memenuhi kebutuhan pemustaka berdasarkan hasil observasi peneliti di Dinas Perpustakaan dan Kearsipanan Provinsi Sulawesi Tenggara pustakawan dituntut untuk memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik dan efektif khususnya Komunikasi interpersonal untuk menciptakaan kenyamanan dalam pelayanan pustakawan terhadap pemustaka atau pencari informasi karena dalam duni pekerjaannya pustakawan berhadapan langsung

3 dengan para pengguna perpustakaan.komunikasi interpersonal yang dimaksudkan adalah dapat mengajak atau melayani para anggota dan juga menjawab segala keluh kesah mereka dengan cara yang baik, efektif dan menyenangkan. Komunikasi interpersonal Komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadi milik bersama. Jika Anda berkomunikasi dengan orang lain berarti Anda berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya. Berikut ini pengertian komunikasi berdasarkan para ahli : 1. Onong Cahyana Effendi, komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik dengan cara lisan ( langsung ) ataupun tidak langsung ( melewati media ) 2. Raymond Ross, komunikasi merupakan proses menyortir, memilih, serta pengiriman simbol - simbol yang sedemikian rupa sehingga membantu pendengar menanggapinya dengan respon atau makna dari pemikiran yang sama dengan yang dimaksudkan oleh komunikator. 3. Harold Laswell, komunikasi merupakan gambaran mengenai siapa, berbicara apa, melewati media apa, terhadap siapa, serta apa dampaknya. Komunikasi dalam terjalinnya tidak hanya berjalan begitu saja akan tetapi memiliki fungsi bagi yang menggunakannya. Menurut Onong Uchajana Effendy fungsi komunikasi adalah : 1. Menginformasikan (To Inform). 2. Mendidik (To Educate). 3. Menghibur (To Entertain) 4. Mempengaruhi (To Influence). (Effendy,2003 :55). Secara khusus komunikasi bertujuan untuk : 1. Menetapkan dan menyebarluaskan tujuan perusahaan 2. Menyusun rencana untuk menyelesaiakan tujuan

4 3. Mengorganisasi SDM serta sumber daya lainnya secara efekti dan efisisen. 4. Menyeleksi, mengembangkan dan menilai anggota organisasi. 5. Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan iklim yang memunculkan keinginan untuk memberikan kontribusi, dan 6. Mengendalikan prestasi. Komunikasi interpersonal oleh Devito dalam Liliweri (2013) didefinisikan sebagai pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik secara langsung. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terkandung dalam tatap muka dan saling mempengaruhi, mendengarkan, menyampaikan pernyataan, keterbukaan, kepekaan yang merupakan cara paling efektif dalam mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang dengan efek dan umpan balik secara langsung.komponenkomponen komunikasi interpersonal yaitu: 1. Sumber/ komunikator Merupakan orang yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi, yakni keinginan untuk membagi keadaan internal sendiri, baik yang bersifat emosional maupun informasional dengan orang lain. Kebutuhan ini dapat berupa keinginan untuk memperoleh pengakuan sosial sampai pada keinginan untuk mempengaruhi sikap dan tingkah laku orang lain. Dalam konteks komunikasi interpersonal komunikator adalah individu yang menciptakan, memformulasikan, dan menyampaikan pesan. 2. Encoding Encoding adalah suatu aktifitas internal pada komunikator dalam menciptakan pesan melalui pemilihan simbol-simbol verbal dan non verbal, yang disusun berdasarkan aturan-aturan tata bahasa, serta disesuaikan dengan karakteristik komunikan. 3. Pesan Merupakan hasil encoding. Pesan adalah seperangkat simbol-simbol baik verbal maupun non verbal, atau gabungan keduanya, yang mewakili keadaan khusus komunikator untuk disampaikan kepada pihak lain. Dalam aktivitas komunikasi, pesan merupakan unsur yang sangat penting. Pesan itulah disampaikan oleh komunikator untuk diterima dan diinterpretasi oleh komunikan.

5 4. Saluran Merupakan sarana fisik penyampaian pesan dari sumber ke penerima atau yang menghubungkan orang ke oranglain secara umum. Dalam konteks komunikasi interpersonal, penggunaan saluran atau media semata-mata karena situasi dan kondisi tidak memungkinkan dilakukan komunikasi secara tatap muka. 5. Penerima/ komunikan Adalah seseorang yang menerima, memahami, dan menginterpretasi pesan. Dalam proses komunikasi interpersonal, penerima bersifat aktif, selain menerima pesan melakukan pula proses interpretasi dan memberikan umpan balik. Berdasarkan umpan balik dari komunikan inilah seorang komunikator akan dapat mengetahui keefektifan komunikasi yang telah dilakukan, apakah makna pesan dapat dipahami secara bersama oleh kedua belah pihak yakni komunikator dan komunikan. 6. Decoding Decoding merupakan kegiatan internal dalam diri penerima. Melaui indera, penerima mendapatkan macammacam data dalam bentuk mentah, berupa kata-kata dan simbol-simbol yang harus diubah kedalam pengalamanpengalaman yang mengandung makna. Secara bertahap dimulai dari proses sensasi, yaitu proses di mana indera menangkap stimuli. Pada dasarnya komunikasi adalah proses pertukaran informasi dari dua belah pihak atau lebih. Komunikasi antar pribadi adalah hanya melibatkan dua orang secara tatap muka sehingga pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung. Pelayanan publik Istilah pelayanan berasal dari kata layan yang artinya menolong menyediakan segala apa yang diperlukan oleh orang lain untuk perbuatan melayani. Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan, bahkan secaraekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui

6 aktivitas orang lain yang langsung. Membicarakan pelayanan berarti membicarakan suatu proses kegiatan yang konotasinya lebih kepada hal yang abstrak (Intangible). Pelayanan adalah merupakan suatu prose s, proses tersebut menghasilkan suatu produk yang berupa pelayanan, yang kemudian diberikan kepada pelanggan. Layanan melalui tulisan merupakan bentuk layanan yang paling menonjol dalam melaksanakan tugas. Sistem layanan pada abad Informasi ini menggunakan sistem layanan jarak jauh dalam bentuk tulisan. Layanan tulisan ini terdiri dari 2 (dua) golongan yaitu, berupa petunjuk Informasi dan yang sejenis ditujukan kepada orang - orang yang berkepentingan, agar memudahkan mereka dalam berurusan dengan instansi atau lembaga pemerintah. Kedua, layanan berupa reaksi tertulis atau permohonan laporan, pemberian/ penyerahan, pemberitahuan dan sebagainya.pada umumnya layanan dalam bentuk perbuatan dilakukan oleh petugas petugas yang memiliki faktor keahlian dan keterampilan. Dalam kenyataan sehari - sehari layanan ini memang tidak terhindar dari layanan lisan jadi antara layanan perbuatan dan lisan sering digabung. Hal ini disebabkan karena hubungan pelayanan secara umum banyak dilakukan secara lisan kecuali khusus melalui hubungan tulis yang disebabkan oleh faktor jarak. Pelayanan adalah kunci keberhasilan dalam berbagai usaha atau kegiatan yang bersifat jasa. Perannya akan lebih besar dan bersifat menetukan mana kala dalam kegiatan - kegaiatan jasa di masyarakatitu terdapat kompetisi dalam usaha merebut pasaran atau langganan.pelayanan pada hakekatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu merupakan suatu proses, pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan manusia. Perpustakaan, pustakawan, dan pemustaka Perpustakaan bertujuan untuk membantu masyarakat pemakainya dalam mendapatkan informasi, tambahan ilmu pengetahuan dan ketrampilan, belajar secara mandiri dan berkreasi secara rohaniah. Dapat dikatakan bahwa seseorang yang mengunjungi perpustakaan mempunyai tujuan antara lain: (a) dapat

7 mengikuti peristiwa dan perkembangan dunia terakhir, (b) secara tidak langsung mendapatkan pengajaran dan pendidikan, (c) mendapatkan hiburan yang sehat dan kreatif Tujuan khusus perpustakaan dibedakan oleh jenis/macam perpustakaan, karena setiap jenis perpustakaan melayani kelompok masyarakat yang berbeda satu sama lain Perpustakaan dibedakan menurut jenis dan macam-macam perpustakaan, dalam hal ini melayani dari kelompok masyarakat yang berbeda yaitu kelompok dari usia, tentunya untuk anak-anak bacaan di perpustakaan berbeda dengan bacaan remaja atau dewasa, sehingga perpustakaan harus dapat membedakan antara bacaan untuk anak-anak dan bacaan untuk remaja atau dewasa. Perpustakaan merupakan salah satu unit kerja yang memberikan jasa layanan kepada pengguna, sehingga memerlukan sumber daya manusia, dalam hal ini pustakawan, yang benar-benar memiliki kemampuan memadai dalam memberikan pelayanan kepada pengguna. Pustakawan adalah seorang yang memiliki kompotensi yang diperoleh melalui pendidikan dan atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpusakaan. Pustakawan mempunyai tugas memberi informasi yang cocok dan tepat waktu bagi pihak yang memerlukan dengan memberikan bimbingan akses pada sumberdaya informasi, baik yang berada didalam perpustakaan tempat dia bekerja maupun di luar perpustakaan dengan memanfaatkan beragam basis data, fasilitas jaringan telkomunikasi, serta kerjasama antar perpustakaan maupun dengan lembaga lainnya dengan demikian pustakawan memiliki tanggung jawab untuk mampu menyediakan berbagai sumber informasi sesuai kebutuhan pengguna.istilah pengguna perpustakaan atau pemakai perpustakaan lebih dahulu digunakan sebelum istilah pemustaka muncul. Menurut Sulistyo-Basuki pengguna perpustakaan adalah orang yang ditemuinya tatkala orang tersebut memerlukan data primer atau menghendaki penelusuran bibiliografi. Sedangkan menurut Sutarno mendefinisikan pemakai perpustakaan ialah orang atau kelompok masyarakat yang memakai dan memanfaatkan layanan perpustakaan, baik anggota maupun bukan anggota. Dalam pengertian, semua anggota masyarakat memiliki kebebasan dan kesempatan yang sama untuk

8 menggunakan perpustakaan, namun perpustakaan di bawah lembaga tertentu, mendefinisikan pengguna sesuai dengan misi dan tujuan masing-masing. Setelah Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan disahkan, istilah pengguna atau pemakai perpustakaan diubah menjadi pemustaka, dimana pengertian pemustaka menurut UU no 43 tahun 2007 tentang perpustakaan pasal 1 ayat 9 ialah pengguna perpustakaan, yaitu perseorangan, kelompok orang, masyarakat atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan. Sedangkan menurut Suwarno pemustaka ialah pengguna fasilitas yang disediakan perpustakaan, baik koleksi maupun buku (bahan pustaka maupun fasilitas lainnya). Ada berbagai jenis pemustaka seperti pelajar, mahasiswa, guru, dosen, karyawan dan masyarakat umum, tergantung dengan jenis perpustakaan tersebut. KERANGKA BERPIKIR Komunikasi adalah sesuatu yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia sejak pertama manusia itu dilahirkan sudah melakukan kegiatan komunikasi dan sampai kapanpun manusia akan tetap melakukan kegiatan komunikasi. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok, karena setiap sendi kehidupan manusia selalu membutuhkan komunikasi. Komunikasi interpersonal terjadi karena pada hakikatnya setiap manusia suka berkomunikasi dengan manusia lain, karena itu tiap-tiap orang selalu berusaha agar mereka lebih dekat satu sama lain. Komunikasi interpersonal sangat penting bagi kebahagiaan hidup manusia. Kegiatan komunikasi tersebut dilakukan sebagai upaya memenuhi kebutuhan bersekutu dengan orang lain. Pada umumnya komunikasi interpersonal terjadi karena pada hakikatnya setiap manusia suka berkomunikasi dengan manusia lain, karena itu tiap-tiap orang selalu berusaha agar mereka lebih dekat satu sama lain. Komunikasi interpersonal sangat penting bagi kebahagiaan hidup manusia. Pemenuhan kebutuhan ini guna mengembangkan diri menjadi makhluk sosial dan pribadi yang lengkap serta untuk menjamin kelangsungan hidupnya yang memerlukan banyak hal, seperti

9 kebutuhan sandang, pangan, papan, hiburan, pendidikan dan kebutuhankebutuhan lainnya. Dalam berkomunikasi khususnya ketika kita akan melakukan komunikasi interpersonal kita membuat rencana-rencana untuk mencapai tujuan kita dengan menggunakan komponen komunikasi yang efektif diantaranya Keterbukaan (Opennes), Positif (Positiveness), Kesamaan (Equality), Empati (Empathy), Dukungan (Supportiveness).Dari hal tersebut dapat dipahami bahwa keberhasilan berkomunikasi khususnya komunikasi interpersonal untuk merubah sikap seseorang dalam meningkatkan kenyamanan dalam berinteraksi dengan setiap orang tentunya kita harus mampu berkomunikasi. METODE Penelitian ini dilaksanakan padabdinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara. Pengambilan lokasi tersebut berdasarkan kondisi perpustakaan yang memadai karena dalam melakukan pelayanan pustakawan menggunakan komunikasi interpersonal baik dalam mengajak atau melayani para anggota dan juga menjawab segala keluh kesah pemustaka. Subjek alam penelitian ini adalah seluruh anggota perpustakaan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara yang berjumlah 323 Orang. Dalam penelitian ini informan di pilih sebanyak 6 orang yang mewakili pemustaka yang berkunjung di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara diantaranya 2 orang mahasiswa Universitas Halu Oleo, 1 Orang Mahasiswa Universitas Sulawesi Tenggara, 1 orang mahasiswa Politeknik Kesehatan Kendari, 1 orang mahasiswa AVICENA dan 1 Orang Masyarakat Umum. Penentuan informan dilakukan dengan cara purposive sampling (secara sengaja), penelitian ini menggunakan empat jenis Teknik pengumpulan data, yaitu observasi (penelitian lapangan), wawancara, studi pustaka dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data dan informasi dari penelitian ini akan diolah dan dianalisis secara deskriptif kualitatif yaitu memberikan gambaran menyeluruh tentang permasalahan penelitian

10 sehingga dapat menjadi suatu kesimpulan umum untuk menjawab permasalahan dalam penelitan ini. Desain Operasional NO Unit Analisis Struktur KerangkaAnalisis Teknik Pengumpulan Data 1 Komponen komunikasi pustakawan - Menganalisis Keterbukaan (Opennes) - MenganalisisPositif (Positiveness) - MenganalisisKesamaan (Equality) - MenganalisisEmpati (Empathy) - MenganalisisDukungan (Supportiveness) - Observasi - Wawancaramendalam - Dokumentasi - Observasi - Wawancara mendalam - Dokumentasi - Observasi - Wawancara mendalam - Dokumentasi - Observasi - Wawancara mendalam - Dokumentasi - Observasi - Wawancara mendalam - Dokumentasi HASIL PENELITIAN Sesuai dengan keputusan Mentri dan Kebudayaan Nomor : 0301/81 Tahun 1981 tentang Pokok-pokok Kebijakan Pembinaan Perpustakaan si Indonesia, Perpustakaan Wilayah Sulawesi Tenggara sebagai perpanjangan tangan dari Pusat Pembinaan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebnudayaan mempunyai Tugas Membina Semua Jenis Perpustakaan di Daerah. Berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor : 11 Tahun 1989 tanggal 6 Maret 1989 tentang Perpustakaan Nasional RI, maka Perpustakaan Wilayah

11 seluruh Indonesia termasuk Perpustakaan Wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara diintegrasikan kepada Unit Perpustakaan Nasional RI sehingga berubah nama menjadi Perpustakaan Daerah Sulawesi Tenggara (Eselon IIIa). Beberapa tahun kemudian Berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor : 50 Tahun 1997 tanggal 29 Desember 1997 tentang Perpustakaan Nasional RI dan Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional RI Nomor : 44 Tahun 1998 tanggal 23 Juli 1998 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI, maka Perpustakaan Daerah Sulawesi Tenggara berubah nama menjadi Perpustakaan Nasional Provinsi Sulawesi Tenggara Eselon II/b. Seiring dengan keluranya Undang-Undang Nomor : 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, Perpustakaan Nasional Provinsi Sulawesi Tenggara yang semula merupakan Lembaga Pemereintah Non Departemen, beralih menjadi perangkat Daerah pada jajaran Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara. Seiring dengan pelaksanaan Otonomi Daerah dengan diundangkannya Peraturan Daerah Nomor : 2 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor : 5 Tahun 2000 tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara dan melalui Keputusan Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor : 153 Tahun 2001 tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Kantor Perpustakaan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, maka Perpustakaan Nasional Provinsi Sulawesi Tenggara berubah nama dan status eselonisasi menjadi Kantor Perpustakaan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Eselon II turun menjadi eselon III/a. Dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor : 41 Tahun 2007 tentang Perangkat Daerah, maka Kantor Perpustakaan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, digabung dengan Kantor Arsip Derah Provinsi Sulawesi Tenggara Menjadi satu Lembaga yang bernama Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara. Dengan dasar itu, kemudian Pemerintah menerbitkan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor : 5 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda dan Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, maka Kantor Perpustakaaan Daerah Provinsi

12 Sulawesi Tenggara digabung dengan Kantor Arsip Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara pada tanggal 16 Februari 2009 menjadi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara dengan Eselon II/a. Kemudian keluarlah peraturan Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor : 71 Tahun 2016 tentang kedudukan, susunan tugas dan fungsi serta Tata Kerja Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara. maka Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara berubah menjadi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara dengan tipe A. Pembentukan struktur organisasi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara oleh Pemerintah, didasarkan pada beberapa pertimbangan antara lain: 1. Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara menilai pentingnya pembentukan struktur organisasi yang jelas pada instansi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara dalam melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing; 2. Pembentukan struktur organisasi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara dimaksudkan agar setiap unit atau bidang kerja dapat berkoordinasi dengan baik dalam mengembangkan tugasnya; 3. Struktur organisasi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara dibentuk untuk melakukan fungsinya sebagai instansi teknis yang menangani tugas pengadaan, pengolahan, pelayanan, dan pelestarian bahan pustaka serta melakukan pembinaan semua jenis Perpustakaan di Daerah Sulawesi Tenggara. Sarana dan Prasarana memegang peranan penting dalam menunjang suksesnya pelaksanaan kegiatan kantor karena sarana dan prasarana merupakan komponen penting dalam suatu kantor. Semakin besar dan luas suatu kantor, semakin banyak pula sarana dan prasarana serta fasilitas yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan Organisasi.Adapun yang dimaksud sarana dan prasarana

13 dalam hal ini adalah Gedung, Ruangan, Peralatan atau perlengkapan, dan berbagai fasilitas lainnya untuk menunjang pelaksanaan berbagai tugas/fungsi bidang perpustakaan dan kearsipan bagi masyarakat Sulawesi Tenggara digunakan pada dua gedung yang berbeda tempat yaitu di gedung Dines Perpustakaan yang beralamat di Jalan Drs. H. Abdullah Silondae No. 133 Kendari, dan di gedung Kearsipan yang beralamat di Jalan Balai Kota Kendari. Tabel 4.1 Koleksi Deposit Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara Desember Tahun 2016 No Koleksi Judul Eks 1 Buku Majalah Buletin Surat kabar Audio Visual Terbitan Pemerintah Sumber Data : Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Tahun Sulawesi Tenggara Pemustaka adalah pengguna fasilitas yang disediakan perpustakaan baik koleksi non buku maupun buku (bahan pustaka maupun fasilitas lainnya). Ada berbagai jenis pemustaka seperti siswa, mahasiswa, guru, dosen dan masyarakat yang membutuhkan informasi di Perpustakaan sebagai berikut : Tabel 4.2 Jumlah Pemustaka Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016

14 No. Pemustaka Laki-laki Perempuan 1 TK/SD SLTP SLTA Mahasiswa TNI/Polri PNS Umum Jumlah Total Sumber Data : Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Desember Tahun 2016 Sulawesi Tenggara 1. Empati (Empthy) Maksudnya adalah pustakawan harus mampu untuk merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain dalam hal ini pencari informasi yang sedang dilayaninya. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Marliati, sebagai anggota perpustakaan dan Kearrsipan Provinsi Sulawesi Tenggara saat ditanya mengenai pelayanan pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara saat peminjaman buku, yaitu sebagai berikut : Pustakawan sudah cukup baik karena pustakawan terkadang juga ikut bantu mencarikan buku yang diinginkan.(wawancara 15 Maret 2017) Hal serupa juga diungkapkan Yuanita :

15 Saya yang sering datang berkunjung bersama dengan teman-temann di perpustakaan ini terkadang kami sering merasa kesulitan mencari buku yang diinginkan, tetapi pustakawan yang bertugas sering membantu kami mencarinya.(wawancara 29 Maret 2017) Pustakawan yang berempati akan membantu orang yang bersangkutan dengan segera dan berusaha untuk bekerja dengan lebih cepat, karena dia ikut merasakan bahwa informasi tersebut sangat dibutuhkan dan harus diperoleh secepat mungkin. Berdasarkan pendekatan pragmatis untuk komunikasi interpersonal yang efektif, empathy disebut sebagai other orientation. 2. Dukungan (Supportiveness) Maksudnya adalah pustakawan harus berusaha menciptakan suasana yang nyaman dan aman dengan menciptakan aturan-aturan yang fleksibel untuk menumbuhkan rasa memiliki ( sense of belonging) antara pustakawan dengan peminjam atau anggota di perpustakaan daerah, dan mendukung para pencari informasi untuk berkomunikasi dengan dia. Tunjukkan sikap bahwa pustakawan siap membantu para tamunya agar merasa nyaman dengan keadaan perpustakaan karena situasi ruangan yang membuat nyaman dan pustakawan yang ramah dalam melayani perpustakaan. Seperti yang dikatakan oleh Nur Rahmat : Pustakawan daerah lebih ramah. Lebih dekat dengan para member. Makanya saya senang datang berkunjung di perpustakaan ini karena ramahnya. Kalau pustakawan di kampus jutek. Kurang menghargai kita. (Wawancara 3 April 2017) Hal serupa juga diungkapkan Marliati Mahasiswi Universitas Halu Oleo yang sering berkunjung ke Perpustakaan dan Kearsipanrsip Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu : Pustakawan lebih ramah dan nyaman di Perpustakaan Daerah Ini kemudian perpustakaan Daerah juga terus meningkatkan pelayanan kepada anggotanya sehingga pelayanan di perpustakaan daerah itu berjalan dengan baik dan kita sebagai pengunjung teratur dan disiplin ketika berkunjung di perpustakaan daerah. (Wawancara 11 April 2017)

16 Oleh karena itu di perpustakaan Daerah selalu ada penyampaian aturanaturan di Perpustakaan tentang batas waktu peminjaman atau penggunaan fasilitas untuk mengatur sirkulasi peminjaman dan pengembalian buku yang erat kaitannya dengan anggota. 3. Positif (Positiveness) Maksudnya adalah pustakawan harus memulai komunikasi dengan para pengunjung perpustakaan dengan sikap yang positif dan menganggap mereka sebagai orang penting yang harus diperlakukan dengan baik. Menyapa pengunjung dengan kata-kata yang baik disertai dengan senyuman yang manis akan membuat mereka merasa dihargai dan sebaliknya mereka juga akan menghargai pustakawan sebagai profesional yang dapat diandalkan. Seperti yang disampaikan Rian bahwa : Selama saya berkunjung diperpustakan daerah setiap pustakawan selalu menyambut kita dengan baik, tetapi saya melihat kekurangan pustakawan yaitu ketika dalam menyambut pengunjungnya mereka kurang senyum jadi kita pengunjung merasa takut dan segan untuk bertanya kepada mereka apalagi pustakawannya rata-rata orang tua. (Wawancara 13 April 2017) Senada yang disampaikan oleh Yunita : Pegawai perpustakan dalam menyambut pengunjung suda bagus hanya saja mereka kurang senyum sehingga kita pengunjung merasa takut dan segan apalagi penjaga perpustakaan di perpustakaan daerah itu rata-rata orang tua. (Wawancara 29 Maret 2017) Oleh karena itu sebagai pustakawan harus memulai komunikasi dengan para pengunjung perpustakaan dengan sikap yang positif dan menganggap mereka sebagai orang penting yang harus diperlakukan dengan baik dan secara personal mengajak anggota berkomunikasi Menyapa pengunjung dengan kata-kata yang baik disertai dengan senyuman yang manis saat melakukan aktifitas peminjaman maupun pengembalian buku. Begitu juga saat ada anggota baru mendaftar. Hal ini dilakukan untuk mengenal anggota-anggotanya lebih baik. 4. Kesamaan (Equality)

17 Maksudnya adalah pustakawan harus memandang semua yang mengunjungi perpustakaannya merupakan orang-orang penting yang harus dihormati tanpa syarat. Jangan membeda-bedakan perlakuan pada pengunjung hanya karena penampilannya atau karena gelar akademisnya. Semua pengunjung perpustakaan merupakan pencari informasi yang harus dibantu secara proporsional, sehingga mereka puas atas layanan informasi yang diberikan. Seperti yang dikatakan Ridwan bahwa : Saya sebagai pengunjung merasa diperlakukan dengan ramah dan dibantu selama meminjam di perpustakaan daerah ini meskipun saya sebagai seorang mahasiswa tetapi saya tetap diperlakukan dengan baik sebagai seorang pengunjung. Senada yang disampaikan bapak Yohanis bahwa : Ketika saya berkunjung keperpustakaan daerah saya dilayani dengan baik dan ramah, lepas dari persoalan karena saya orang tua, karena saya juga sering liat kalau saya berkunjung kesana jika seorang mahasiswa yang datang berkunjung mereka dilayani juga dengan baik seperti yang dilakukan terhadap saya. (Wawancara 26 Maret 2017) Oleh karena itu pustakawan mampu memberikan layanan yang memuaskan tanpa memandang status setiap pengunjung karena semua yang mengunjungi perpustakaannya merupakan orang-orang penting yang harus dihormati tanpa syarat, sehingga pengunjung merasa senang dan akan kembali lagi mengunjungi perpustakaan tersebut. 5. Keterbukaan (Openness) Maksudnya adalah bahwa komunikasi interpersonal akan efektif apabila terdapat keinginan untuk membuka diri terhadap lawan bicara kita, keinginan untuk bereaksi dengan jujur pada pesan yang disampaikan oleh lawan bicara kita, keinginan untuk menghargai bahwa perasaan dan pemikiran yang disampaikan selama proses komunikasi berlangsung adalah kepunyaan kita sendiri (owning of feels and thought). Dalam situasi seperti ini diantara pelaku komunikasi akan tercipta keterbukaan perasaan dan pemikiran, serta masingmasing pihak

18 bertanggungjawab atas apa yang disampaikannya. Seperti yang dikatakan Bapak Yohanis bahwa : Saya selaku anggota perpustakaan Daerah sangat senang dengan sikap pelayanan pustakawan yang ada disini karena mereka selalu melayani dengan sepenu hati terhadap pengunjungnya, sebagai contoh ketika saya mau membaca Koran atau majalah mereka selalu mengarahkan saya ketempat penyimpanan Koran dan Majalah itu. (Wawancara 26 Maret 2017) Seperti juga yang dikatakan oleh Nur Rahma : Saya sebagai anggota perpustakaan Daerah yang sering melakukan peminjaman buku merasa senang karena pustakawan disini selalu terbuka sebagai contoh ketika kita mau meminjam buku dan buku yang kita mau pinjam itu tidak ada mereka langsung mengatakan tidak ada, tanpa menyuruh lagi kita untuk mencarinya, dan saya juga perna melakukan peminjaman buku dan saya terlambat mengembalikan buku itu dan dendanya sudah melebihi harga buku yang saya pinjam, dan pustakawan itu menyampaikan kepada saya,lalu pustakawan itu menawarkan kepada saya, apakah saya mau membayar dgn uang atau membeli buku baru saja yang sejenis buku yang saya pinjam. (Wawancara 3 April 2017) Pustakawan harus memiliki sikap keterbukaan melalui proses komunikasi yang berlangsung antara dia dengan pencari informasi secara efektif. Membuat percakapan berjalan lancar, sehingga pencari informasi bisa menyampaikan dengan jelas apa yang dibutuhkannya, dan pustakawan pun memahaminya dengan penuh keterbukaan sehingga dapat memberikan layanan yang memuaskan, agar pengunjung merasa senang dan akan kembali lagi mengunjungi perpustakaan tersebut. Studi mengenai peran komunikasi interpersonal pustakawan dalam meningkatkan kenyamanan pemustaka untuk menciptakan situasi komunikasi yang menyenangkan yang akan memuaskan kedua belah pihak. Komunikasi interpersonal terjadi karena pada hakikatnya setiap manusia suka berkomunikasi dengan manusia lain, karena itu tiap-tiap orang selalu berusaha agar mereka lebih dekat satu sama lain. Komunikasi interpersonal sangat penting bagi kebahagiaan hidup manusia. Kegiatan komunikasi tersebut dilakukan sebagai upaya memenuhi kebutuhan bersekutu dengan orang lain. Pada umumnya komunikasi interpersonal

19 terjadi karena pada hakikatnya setiap manusia suka berkomunikasi dengan manusia lain, karena itu tiap-tiap orang selalu berusaha agar mereka lebih dekat satu sama lain. Komunikasi Interpersonal yakni kegiatan komunikasi yang dilakukan secara langsung antara seseorang dengan orang lainnya. Misalnya percakapan tatap muka, korespondensi, percakapan melalui telepon, dan sebagainya. Pentingnya situasi komunikasi interpersonal ialah karena prosesnya memungkinkan berlangsung secara dialogis dimana komunikasi interpersonal ialah proses penyampaian dan penerimaan pesan diantara dua orang atau kelompok kecil dengan efek dan feed back langsung karena komunikasi yang berlangsung secara dialogis selalu lebih baik dan efektif untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang. Komunikasi interpersonal yang efektif berdasarkan humanistic model dan pragmatic model. Humanistic model (soft approach) menunjukkan bahwa kualitas komunikasi interpersonal yang efektif ditentukan oleh 5 faktor. Peran komunikasi interpersonan pustakawan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daeran Provinsi Sulawesi Tenggara dalam meningkatkan kenyamanan pemustaka tak terlepas dari kelima faktor tersebut yang telah dilaksanakan oleh pustakawan dalam layanan perpustakaan di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara namun kelima faktor tersebut belum sepenuhnya berjalan dengan sempurna utamanya dalam hal memiliki Rasa Positif (positiveness). Ada pun kelima faktor tersebut yaitu : Keterbukaan (openness), Empati (empathy), Dukungan (supportiveness), Rasa Positif (positiveness), dan Kesetaraan (equality). Komunikasi interpersonal sangat penting bagi kebahagiaan hidup manusia, dengan demikian pengetahuan akan komunikasi interpersonal yang baik dan efektif sangat penting bagi para pustakawan, agar mereka dapat menjadi pustakawan professional yang dapat memberikan layanan prima pada para pencari informasi. Oleh karenan Komunikasi interpersonal sangat penting bagi

20 pustakawan khususnya pustakawan di Kantor Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara untuk membantu dalam mengenali karakteristik dari pengguna, sehingga pustakawan dapat menentukan langkah yang tepat dalam melayani kebutuhan pengguna tersebut. KESIMPULAN Mengacu pada karakteristik keterampilan komunikasi interpersonal pustakawan harus memiliki keterampilan komunikasi interpersonal yang meliputi, empathy, supportiveness, positiveness, equality, openness. Kemampuan komunikasi interpersonal yang efektif yang dimiliki oleh pustakawan yang berarti meningkatkan kualitas layanan perpustakaan. Hal ini sangat penting dalam rangka menciptakan layanan prima (eccelent service) perpustakaan yang pada akhirnya akan menciptakan kenyamanan kepada anggota perpustakaan. Saat anggota sudah merasa nyaman dengan kondisi dan situasi, tentu akan merasa puas dengan pelayanan yang telah diberikan oleh pustakawan di Kantor Perustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara. SARAN Pelayanan dan kinerjanya pustakawan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara kepada anggota menjadi ujung tombak pelayanan utamanya dalam penerapan komunikasi Interpersonal, oleh karena itu berdasarkan hasil penelitian ini maka diberikan beberapa saran diantaranya: 1. Disarankan kepada instansi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara agar memberikan pelatihan etika pelayanan kepada setiap pustakawan. 2. Disarankan kepada pustakawan agar lebih meningkatkan rasa percaya diri sehingga pustakawan tidak perlu merasa sungkan untuk berkomunikasi atau menegur anggota jika tidak mematuhi peraturan. Hal ini dilakukan untuk menciptakan rasa memiliki antara pustakawan dengan anggotanya. 3. Disarankan Kepada Anggota/pemustaka ketika berkunjung di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara agar mematuhi

21 setiap aturan yang berlaku dan menghargai pustakawan yang bertugas agar komunikasi interpersonal antara pustakawan dan pemustaka dapat berjalan dengan baik.

22 DAFTAR PUSTAKA Cangara, Hafied Pengantar Ilmu Komunikasi (edisi revisi). Jakarta: PT Raja grafindo Persada. Mulyana, Deddy. (2005). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosda Karya. Efendy, Onong Uchana Dinamika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Rakhmad, Jalaluddin Metode Penelitian Komunikasi. PT. Remaja RosdaKarya Bandung. SupraptoDrs, Tommy Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi.PT. Buku Kita. Jakarta. Undang-Undang RI No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan Umum. Perpustakaan Nasional RI Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum. Jakarta:Perpustakaan Nasional RI. Lasa HS. (1994). Jenis-jenis Pelayanan Informasi Perpustakaan. Yogyakarta: Gama Media. Sutarno NS Perpustakaan Dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto. Suwarno, Wiji Pengetahuan Dasar Kepustakaan; Sisi Penting Perpustakaan dan Pustakawan. Bogor: Ghalia Indonesia. Ibrahim Bafadal, (2009). Pengelolaan Aksara. Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi SulistyoBasuki, (1991). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Yogyakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

STRATEGI KOMUNIKASI PUSTAKAWAN DALAM MENINGKATKAN LAYANAN SIRKULASI. (Studi pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara)

STRATEGI KOMUNIKASI PUSTAKAWAN DALAM MENINGKATKAN LAYANAN SIRKULASI. (Studi pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara) STRATEGI KOMUNIKASI PUSTAKAWAN DALAM MENINGKATKAN LAYANAN SIRKULASI (Studi pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara) *Paulina Palin**Marsia Sumule G. ***Asrul Jaya Jurusan Ilmu

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI PUSTAKAWAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN. (study kasus : pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara)

POLA KOMUNIKASI PUSTAKAWAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN. (study kasus : pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara) POLA KOMUNIKASI PUSTAKAWAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN (study kasus : pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tenggara) *Elisabeth Manga**Marsia Sumule G. ***Asrul Jaya Jurusan Ilmu Komunikasi

Lebih terperinci

MODEL KOMUNIKASI PELAYANAN PUSTAKAWAN TERHADAP PEMUSTAKA DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA.

MODEL KOMUNIKASI PELAYANAN PUSTAKAWAN TERHADAP PEMUSTAKA DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA. MODEL KOMUNIKASI PELAYANAN PUSTAKAWAN TERHADAP PEMUSTAKA DI DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA. *Siska Yulianti ** Sitti Harmin *** Hasriany Amin Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas

Lebih terperinci

PENDEKATAN KOMUNIKASI ANTAR PERSONAL GURU PADA ANAK USIA DINI DALAM PEMAHAMAN BACA IQRO (STUDI PADA TK ISLAM KEMARAYA KENDARI) Oleh :

PENDEKATAN KOMUNIKASI ANTAR PERSONAL GURU PADA ANAK USIA DINI DALAM PEMAHAMAN BACA IQRO (STUDI PADA TK ISLAM KEMARAYA KENDARI) Oleh : PENDEKATAN KOMUNIKASI ANTAR PERSONAL GURU PADA ANAK USIA DINI DALAM PEMAHAMAN BACA IQRO (STUDI PADA TK ISLAM KEMARAYA KENDARI) Oleh : *Asri Wati **Masrul *** Harnina Ridwan Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PUSTAKAWAN PADA BAGIAN PELAYANAN SIRKULASI (STUDI PADA PERPUSTAKAAN MTS NEGERI 2 KONAWE) Oleh :

ANALISIS KINERJA PUSTAKAWAN PADA BAGIAN PELAYANAN SIRKULASI (STUDI PADA PERPUSTAKAAN MTS NEGERI 2 KONAWE) Oleh : ANALISIS KINERJA PUSTAKAWAN PADA BAGIAN PELAYANAN SIRKULASI (STUDI PADA PERPUSTAKAAN MTS NEGERI 2 KONAWE) Oleh : *Wa Oha **M. Najib Husain*** Muh. Zein Abdullah Jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Ilmu

Lebih terperinci

Pengertian Komunikasi

Pengertian Komunikasi Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadi milik bersama. Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI PEMUSTAKA DAN PUSTAKAWAN DI SMA NEGERI 1 WAKORUMBA SELATAN KABUPATEN MUNA

POLA KOMUNIKASI PEMUSTAKA DAN PUSTAKAWAN DI SMA NEGERI 1 WAKORUMBA SELATAN KABUPATEN MUNA POLA KOMUNIKASI PEMUSTAKA DAN PUSTAKAWAN DI SMA NEGERI 1 WAKORUMBA SELATAN KABUPATEN MUNA * Ikzal, **Muh. Najib Husain, ***Jumrana Jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Perpustakaan FISIP Universitas Halu

Lebih terperinci

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN PERPUSTAKAAN DI PERPUSTAKAAN PROKLAMATOR BUNG HATTA BUKITTINGGI

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN PERPUSTAKAAN DI PERPUSTAKAAN PROKLAMATOR BUNG HATTA BUKITTINGGI PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN PERPUSTAKAAN DI PERPUSTAKAAN PROKLAMATOR BUNG HATTA BUKITTINGGI Norilda Effendi 1, Malta Nelisa 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas

Lebih terperinci

TEKNIK KOMUNIKASI PUSTAKAWAN DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN TERHADAP PEMUSTAKA (STUDI PADA PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH SULAWESI TENGGARA)

TEKNIK KOMUNIKASI PUSTAKAWAN DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN TERHADAP PEMUSTAKA (STUDI PADA PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH SULAWESI TENGGARA) TEKNIK KOMUNIKASI PUSTAKAWAN DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN TERHADAP PEMUSTAKA (STUDI PADA PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH SULAWESI TENGGARA) *Jainal **H. La Ode Muh. Umran ***Joko Jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi

Lebih terperinci

MEDIA KOMUNIKASI DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA SMAN 9 KENDARI. *Muh. Isnaeni**C1D **Sitti Harmin**Marsia Sumule G.

MEDIA KOMUNIKASI DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA SMAN 9 KENDARI. *Muh. Isnaeni**C1D **Sitti Harmin**Marsia Sumule G. 1 MEDIA KOMUNIKASI DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA SMAN 9 KENDARI *Muh. Isnaeni**C1D1 14191**Sitti Harmin**Marsia Sumule G. Jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan

Lebih terperinci

PERAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PUSTAKAWAN DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN LAYANAN ANGGOTA PERPUSTAKAAN GANESA

PERAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PUSTAKAWAN DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN LAYANAN ANGGOTA PERPUSTAKAAN GANESA PERAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PUSTAKAWAN DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN LAYANAN ANGGOTA PERPUSTAKAAN GANESA A.Anditha Sari, S.Sos, M.I.Kom POLITEKNIK INDONUSA SURAKARTA andythawinnie@gmail.com ABSTRAK Perpustakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka hampir dipastikan semua sektor akan berdampak kemacetan, oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. maka hampir dipastikan semua sektor akan berdampak kemacetan, oleh sebab itu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelayanan publik merupakan salah satu tugas penting yang tidak dapat diabaikan oleh pemerintah daerah sebab jika komponen pelayanan terjadi stagnasi maka hampir

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN PERPUSTAKAAN TERHADAP KEPUASAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PENGARUH LAYANAN PERPUSTAKAAN TERHADAP KEPUASAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG PENGARUH LAYANAN PERPUSTAKAAN TERHADAP KEPUASAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG Reihan Zaharani 1, Yona Primadesi 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X Andriko Firma 1, Elva Rahmah 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi secara umum (Uchjana, 1992:3) dapat dilihat dari dua sebagai: 1. Pengertian komunikasi secara etimologis Komunikasi berasal dari

Lebih terperinci

PROBLEMATIKA KINERJA PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PROBLEMATIKA KINERJA PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG PROBLEMATIKA KINERJA PUSTAKAWAN DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG Fitra Febri Annisa 1, Desriyeni 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang Email:

Lebih terperinci

Proses Komunikasi Di Perpustakaan

Proses Komunikasi Di Perpustakaan Proses Komunikasi Di Perpustakaan Pengertian Perpustakaan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat mempengaruhi aktivitas kehidupan manusia. Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran globalisasi membawa pengaruh bagi kehidupan suatu bangsa, termasuk di Indonesia. Pengaruh globalisasi dirasakan diberbagai bidang kehidupan seperti

Lebih terperinci

Salsabila Khairani 1 ABSTRAK

Salsabila Khairani 1 ABSTRAK KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI ORANG TUA ANAK PENDERITA AUTIS DENGAN TERAPIS DALAM MASA TERAPI SERTA EFEKNYA TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK (Studi Pada Orang Tua Dan Terapis Siswa Autis Di SLB Dharma Bhakti Dharma

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Matematika Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari masalah belajar. Pada dasarnya, prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai

Lebih terperinci

Materi Minggu 1. Komunikasi

Materi Minggu 1. Komunikasi T e o r i O r g a n i s a s i U m u m 2 1 Materi Minggu 1 Komunikasi 1.1. Pengertian dan Arti Penting Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mengenai Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara estimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yakni Communicare. Artinya berbicara, menyampaikan pesan,

Lebih terperinci

PERAN PUSTAKAWAN DALAM UPAYA PROMOSI PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN MANGGARAI

PERAN PUSTAKAWAN DALAM UPAYA PROMOSI PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN MANGGARAI PERAN PUSTAKAWAN DALAM UPAYA PROMOSI PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN DI BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN MANGGARAI Angelda Lastriyanti Pantur, Richard Togaranta Ginting, Made Kastawa Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Rakhmat (1992) menjelaskan bahwa komunikasi berasal dari bahasa latin communicare, yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Thoha (1983) selanjutnya

Lebih terperinci

PERSEPSI PEMUSTAKA PADA LAYANAN SIRKULASI (UMUM ATAU DEWASA) DI PERPUSTAKAAN DAERAH JAWA TENGAH

PERSEPSI PEMUSTAKA PADA LAYANAN SIRKULASI (UMUM ATAU DEWASA) DI PERPUSTAKAAN DAERAH JAWA TENGAH PERSEPSI PEMUSTAKA PADA LAYANAN SIRKULASI (UMUM ATAU DEWASA) DI PERPUSTAKAAN DAERAH JAWA TENGAH Dian Rizqi Amalia Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Skripsi ini berjudul

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Komunikasi 2.1.1. Pengertian Komunikasi Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi dalam Teori dan Praktek. Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris Communications

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang

Lebih terperinci

Strategi Pengembangan Perpustakaan Instansi

Strategi Pengembangan Perpustakaan Instansi PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Jl. Tentara Rakyat Mataram No. 29 Yogyakarta. website: bpad.jogjaprov.go.id e-mail: bpad_diy@yahoo.com Jogja Istimewa, Jogja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pustakawan adalah mitra intelektual yang memberikan jasanya kepada pemustaka. Pustakawan harus dapat memberikan pelayanan yang baik kepada pemustaka. Salah

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI PIMPINAN DEPARTEMEN KOMUNIKASI PT. DIRGANTARA INDONESIA. ( Studi Deskriptif Tentang Pola Komunikasi Pimpinan Departemen

POLA KOMUNIKASI PIMPINAN DEPARTEMEN KOMUNIKASI PT. DIRGANTARA INDONESIA. ( Studi Deskriptif Tentang Pola Komunikasi Pimpinan Departemen POLA KOMUNIKASI PIMPINAN DEPARTEMEN KOMUNIKASI PT. DIRGANTARA INDONESIA ( Studi Deskriptif Tentang Pola Komunikasi Pimpinan Departemen Komunikasi Dalam Memotivasi Karyawan PT. Dirgantara Indonesia ) Ricky

Lebih terperinci

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN SIRKULASI DI BADAN ARSIP DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI JAWA TENGAH

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN SIRKULASI DI BADAN ARSIP DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI JAWA TENGAH Jurnal Ilmu Perpustakaan Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1 PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN SIRKULASI DI BADAN ARSIP DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI JAWA TENGAH Sigit Heri S, Sri Ati 1 Jurusan Ilmu

Lebih terperinci

Peranan User Education Dalam Memahami. Karakteristik dan Kebutuhan Pemustaka

Peranan User Education Dalam Memahami. Karakteristik dan Kebutuhan Pemustaka Peranan User Education Dalam Memahami Karakteristik dan Kebutuhan Pemustaka Abstrak : Pendidikan pemustaka adalah salah satu faktor dominan untuk membantu pemustaka melakukan penelusuran secara cepat,

Lebih terperinci

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya DEFINISI KBBI, Pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami Effendy, proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada

Lebih terperinci

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30). Komunikasi I. PENGERTIAN Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang

Lebih terperinci

e-journal Acta Diurna Volume IV. No.5. Tahun 2015

e-journal Acta Diurna Volume IV. No.5. Tahun 2015 PERSEPSI PUSTAKAWAN TERHADAP KODE ETIK PUSTAKAWAN INDONESIA DI BADAN PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVINSI SULAWESI UTARA Oleh: Sutina Kusnan Tirayoh Sylvia Posumah Rogi Stevi S. Sumendap e-mail:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Perpustakaan sebagai pusat informasi dan pengetahuan diharapkan mampu

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Perpustakaan sebagai pusat informasi dan pengetahuan diharapkan mampu BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Perpustakaan Perpustakaan sebagai pusat informasi dan pengetahuan diharapkan mampu menjadi tempat pembelajaran seumur hidup (long life education) untuk masyarakat. Pengertian

Lebih terperinci

BENTUK KOMUNIKASI. By : Lastry. P, SST

BENTUK KOMUNIKASI. By : Lastry. P, SST BENTUK KOMUNIKASI By : Lastry. P, SST 1. KOMUNIKASI INTRAPERSONAL Komunikasi yang terjadi dalam diri individu. Berfungsi : 1. Untuk mengembangkan kreativitas imajinasi, mamahami dan mengendalikan diri,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani kehidupannya manusia tidak dapat hidup sendiri. Setiap individu membutuhkan orang lain untuk

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KOLEKSI TERBITAN BERKALA PADA UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI. *Hasni Lakona **Hasriani Amin **Joko

PEMANFAATAN KOLEKSI TERBITAN BERKALA PADA UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI. *Hasni Lakona **Hasriani Amin **Joko PEMANFAATAN KOLEKSI TERBITAN BERKALA PADA UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI *Hasni Lakona **Hasriani Amin **Joko Jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, banyak dijumpai perubahan maupun perkembangan di bidang usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya

Lebih terperinci

Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kinerja Pustakawan di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa

Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kinerja Pustakawan di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kinerja Pustakawan di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa Ni Putu Ratih Adnyana Putri 1, I Putu Suhartika 2, Richard Togaranta Ginting 3 Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan rekreasi bagi pemustaka. Salah satu perpustakaan umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan rekreasi bagi pemustaka. Salah satu perpustakaan umum BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Salah satu fungsi perpustakaan adalah rekreasi, dengan adanya fungsi tersebut perpustakaan bukan hanya sebagai tempat untuk membaca buku

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi kerja 1. Pengertian motivasi kerja Menurut Anoraga (2009) motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja

Lebih terperinci

Dinn Wahyudin. Vol. 2, No. 2, Desember 2015

Dinn Wahyudin. Vol. 2, No. 2, Desember 2015 HUBUNGAN KUALITAS LAYANAN JURNAL DENGAN KEPUASAN PEMUSTAKA DI PERUSTAKAAN UPT BIT LIPI BANDUNG (Studi Deskriptif Sistem Layanan Tertutup (Close Access) pada Layanan Jurnal di Perpustakaan UPT BIT LIPI

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FISIP USU TERHADAP PROSES KOMUNIKASI DALAM BIMBINGAN SKRIPSI

PERSEPSI MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FISIP USU TERHADAP PROSES KOMUNIKASI DALAM BIMBINGAN SKRIPSI PERSEPSI MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FISIP USU TERHADAP PROSES KOMUNIKASI DALAM BIMBINGAN SKRIPSI (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Persepsi Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris, yaitu, communication berasal dari kata Latin communication dan bersumber dari kata communis yang berarti

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI SALINAN PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Vinna Indahtianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Vinna Indahtianti, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perpustakaan perguruan tinggi merupakan jantung atau urat nadi bagi suatu universitas. Perkembangan ilmu pengetahuan saat ini menyebabkan perpustakaan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi informasi adalah munculnya perkembangan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi informasi adalah munculnya perkembangan informasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era informasi memunculkan dampak- dampak perkembangan baru dalam berbagai macam aspek kehidupan, terlebih dengan adanya kemajuan teknologi informasi. Dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi menjadi salah satu aktivitas yang sangat penting dan kompleks

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi menjadi salah satu aktivitas yang sangat penting dan kompleks BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi menjadi salah satu aktivitas yang sangat penting dan kompleks bagi kehidupan manusia, dimana dapat kita lihat komunikasi dapat terjadi pada setiap gerak

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.699, 2017 PERPUSNAS. Perpustakaan Kabupaten/Kota. Standar Nasional. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL

Lebih terperinci

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki Komunikasi Interpersonal Dwi Kurnia Basuki Definisi Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang

Lebih terperinci

Bernadheta Damaris Mutiara Isya Riska Ardila P Ukhtiani Putri S

Bernadheta Damaris Mutiara Isya Riska Ardila P Ukhtiani Putri S Bernadheta Damaris Mutiara Isya Riska Ardila P Ukhtiani Putri S Komunikasi Interpersonal?? Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sejumlah arti. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sejumlah arti. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis, 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian teori 1. Komunikasi Komunikasi merupakan sebuah kata yang abstrak dan memiliki sejumlah arti. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis, yang berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi adalah tempat orang berinteraksi untuk menimba, berbagi, menerapkan, dan mengembangkan ilmu. Keseluruhan aktifitas ini berkaitan dan diperlukan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DAN ANAK TENTANG PENDIDIKAN KESEHATAN REPDORUKSI

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DAN ANAK TENTANG PENDIDIKAN KESEHATAN REPDORUKSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DAN ANAK TENTANG PENDIDIKAN KESEHATAN REPDORUKSI (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Komunikasi Interpersonal Orang Tua Dan Anak Tentang Pendidikan Kesehatan Reproduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial, artinya keberadaan manusia sangat bergantung kepada individu-individu lain yang berada disekitarnya, hal ini terbukti dengan adanya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perpustakaan nasional, perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perpustakaan nasional, perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan merupakan salah satu sumber yang berperan penting pada lembaga pendidikan. Menurut UU 43 tahun 2007 perpustakaan terdiri dari perpustakaan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan.

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan. Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan Yora Munirah ABSTRAK Penelitian ini berjudul Hubungan Komunikasi Antara

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.

KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb. KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.Sa anin Padang) SKRIPSI Oleh YUKE IRZANI BP. 0810862017 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di tempat bekerja, di pasar, dan sebagainya. Sejalan hal tersebut komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. di tempat bekerja, di pasar, dan sebagainya. Sejalan hal tersebut komunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia setiap hari melakukan komunikasi mulai dari lingkungan keluarga, di tempat bekerja, di pasar, dan sebagainya. Sejalan hal tersebut komunikasi adalah

Lebih terperinci

ANALISIS PELAYANAN PRIMA DENGAN KONSEP A6 PADA PERPUSTAKAAN TINGGI NEGERI DI SURABAYA. Oleh : Deby Julia Laurena ( ))

ANALISIS PELAYANAN PRIMA DENGAN KONSEP A6 PADA PERPUSTAKAAN TINGGI NEGERI DI SURABAYA. Oleh : Deby Julia Laurena ( )) ANALISIS PELAYANAN PRIMA DENGAN KONSEP A6 PADA PERPUSTAKAAN TINGGI NEGERI DI SURABAYA (Studi deskriptif tentang analisis pelayanan prima dengan konsep A6 Ability, Attitude, Appearance, Attention, Action,

Lebih terperinci

PENDAYAGUNAAN KOLEKSI BAHAN PUSTAKA DI BADAN PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI (BPAD) PROVINSI SULAWESI UTARA

PENDAYAGUNAAN KOLEKSI BAHAN PUSTAKA DI BADAN PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI (BPAD) PROVINSI SULAWESI UTARA PENDAYAGUNAAN KOLEKSI BAHAN PUSTAKA DI BADAN PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI (BPAD) PROVINSI SULAWESI UTARA Oleh Nofita Waas e-mail: fhitawaas@yahoo.co.id Abstrak Perpustakaan sebagai salah satu penyedia

Lebih terperinci

Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275 Persepsi Pemustaka terhadap Koleksi Perpustakaan Keliling Kabupaten Semarang Sebagai Penunjang Bimbingan Belajar Studi Kualitatif: Lembaga Bimbingan dan Pelatihan RADHWA Dewi Sulistyowati *), Putut Suharso,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: stakeholder, pelanggan, proses komunikasi interpersonal, tahapan penetrasi sosial

ABSTRAK. Kata kunci: stakeholder, pelanggan, proses komunikasi interpersonal, tahapan penetrasi sosial ABSTRAK Pada dasarnya setiap perusahaan tidak akan pernah terlepas dari stakeholder. Salah satu stakeholder eksternal perusahaan yang berperan penting dalam keberhasilan suatu perusahaan adalah pelanggan,

Lebih terperinci

TINJAUAN KEPUASAN PEMUSTAKA TERHADAP PELAYANAN PUSTAKAWAN PADA BADAN PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVSU. Tugas Akhir

TINJAUAN KEPUASAN PEMUSTAKA TERHADAP PELAYANAN PUSTAKAWAN PADA BADAN PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVSU. Tugas Akhir TINJAUAN KEPUASAN PEMUSTAKA TERHADAP PELAYANAN PUSTAKAWAN PADA BADAN PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVSU Tugas Akhir Disusun Sebagai Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma 3 Oleh ADITA

Lebih terperinci

pengamatan (observasi), wawancara mendalam (indept interview) dan dokumentasi dan Pustakawan Bidang Deposit sebagai informannya.

pengamatan (observasi), wawancara mendalam (indept interview) dan dokumentasi dan Pustakawan Bidang Deposit sebagai informannya. 81 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk mengetahui implementasi/pelaksanaan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1990 Tentang Serah Simpan karya cetak dan karya rekam di Badan Perpustakaan Provinsi Sumatera Selatan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengajar muda dan peserta didik di desa tertinggal dalam meningkatkan motivasi

BAB III METODE PENELITIAN. pengajar muda dan peserta didik di desa tertinggal dalam meningkatkan motivasi 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian bersifat deskriptif, yaitu untuk memperoleh deskripsi mengenai Peranan komunikasi antar pribadi antara pengajar

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS SALINAN PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU. Nur Oktapianti NIM :

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU. Nur Oktapianti NIM : PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU Nur Oktapianti NIM : 090563201042 ABSTRACT This research aims to determine the process of interpersonal communication

Lebih terperinci

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN TEMANGGUNG

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN TEMANGGUNG BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

Lebih terperinci

KETERSEDIAAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN TERHADAP KUNJUNGAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN DAERAH SULAWESI TENGGARA

KETERSEDIAAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN TERHADAP KUNJUNGAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN DAERAH SULAWESI TENGGARA KETERSEDIAAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN TERHADAP KUNJUNGAN PEMUSTAKA DI PERPUSTAKAAN DAERAH SULAWESI TENGGARA *Jumal Anse* *Asrul Jaya *** Sutiyana Fachruddin Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Komunikasi 1. Definisi Komunikasi Secara etimologis, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu communication, yang akar katanya adalah communis, tetapi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi yang terjadi di penjuru dunia pada saat ini menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi yang terjadi di penjuru dunia pada saat ini menyebabkan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi yang terjadi di penjuru dunia pada saat ini menyebabkan persaingan di bidang ekonomi semakin meningkat. Hal ini mengakibatkan meningkatnya persaingan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Rakhmat (1992) menjelaskan bahwa komunikasi berasal dari bahasa Latin communicare, yang berarti berpartisipasi untuk memberitahukan. Thoha (1983) selanjutnya

Lebih terperinci

BUPATI TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGUNG,

BUPATI TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGUNG, BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

3. PERILAKU KELOMPOK DAN INTERPERSONAL

3. PERILAKU KELOMPOK DAN INTERPERSONAL 3. PERILAKU KELOMPOK DAN INTERPERSONAL PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI KELOMPOK Pengertian Beberapa Jenis Kelompok 1. Kelompok Kelompok adalah dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantung,

Lebih terperinci

STUDI TENTANG EFEKTIVITAS SISTEM PELAYANAN SIRKULASI PERPUSTAKAAN DI KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP KOTA MOJOKERTO JURNAL PENELITIAN

STUDI TENTANG EFEKTIVITAS SISTEM PELAYANAN SIRKULASI PERPUSTAKAAN DI KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP KOTA MOJOKERTO JURNAL PENELITIAN STUDI TENTANG EFEKTIVITAS SISTEM PELAYANAN SIRKULASI PERPUSTAKAAN DI KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP KOTA MOJOKERTO JURNAL PENELITIAN Oleh YENTA CHOLILAH 098554234 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN SIRKULASI DI DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN SIRKULASI DI DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN PESISIR SELATAN PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN SIRKULASI DI DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN PESISIR SELATAN Mifthahul Jannah 1, Elva Rahmah 2 Program Studi Informasi, Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian komunikasi antar pribadi Komunikasi antar pribadi merupakan proses sosial dimana individu-individu yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo,

Lebih terperinci

PERAN PUSTAKAWAN DALAM MEMOTIVASI SISWA MEMANFAATKAN PERPUSTAKAAN SMK TAMANSISWA PADANG

PERAN PUSTAKAWAN DALAM MEMOTIVASI SISWA MEMANFAATKAN PERPUSTAKAAN SMK TAMANSISWA PADANG PERAN PUSTAKAWAN DALAM MEMOTIVASI SISWA MEMANFAATKAN PERPUSTAKAAN SMK TAMANSISWA PADANG Kristi Elferida 1, Elva Rahmah 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Sebagai makhluk sosial, manusia tentunya perlu berinteraksi dengan sesamanya. Ketika interaksi tersebut berjalan secara terus menerus tanpa menimbulkan suatu

Lebih terperinci

Interpersonal Communication Skill

Interpersonal Communication Skill Modul ke: Interpersonal Communication Skill Perkenalan Mata Kuliah, Kontrak Belajar dan Pemahaman Soft Skill November 2016 Fakultas Ilmu Komunikasi Gadis Octory, S.Ikom, M.Ikom Program Studi Periklanan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI INTERPERSONAL PUSTAKAWAN. Oleh : Sapril (Pustakawan Muda Perpustakaan IAIN-SU)

KOMUNIKASI INTERPERSONAL PUSTAKAWAN. Oleh : Sapril (Pustakawan Muda Perpustakaan IAIN-SU) KOMUNIKASI INTERPERSONAL PUSTAKAWAN Oleh : Sapril (Pustakawan Muda Perpustakaan IAIN-SU) Abstract Things that should be done every library are, the provision of information, provision of specialized information,

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI BAGI PENGEMBANGAN DIRI MAHASISWA

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI BAGI PENGEMBANGAN DIRI MAHASISWA EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI BAGI PENGEMBANGAN DIRI MAHASISWA Indah Wahyu Utami, S.T., M.Si. 1, Margaretha Evi Yuliana, S.S, M.Si Teknik Informatika 1, Sistem Informasi 2 STMIK Duta Bangsa Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi antar pribadi merupakan salah satu bentuk komunikasi. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi antar pribadi merupakan salah satu bentuk komunikasi. Komunikasi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi antar pribadi merupakan salah satu bentuk komunikasi. Komunikasi Antar Pribadi sebenarnya merupakan satu proses sosial dimana orang orang yag terlibat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH Perpustakaan sebagai media sumber belajar peserta didik berperan penting terhadap mutu pendidikan peserta didik. Implementasi manajemen perpustakaan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.221, 2014 KEMEN KP. Perpustakaan Khusus. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8/PERMEN-KP/2014 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. adanya bantuan dari orang lain, bantuan tersebut didapatkan melalui

BAB II URAIAN TEORITIS. adanya bantuan dari orang lain, bantuan tersebut didapatkan melalui BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Pengertian Komunikasi Manusia tercipta sebagai mahkluk social yang tidak dapat hidup tanpa adanya bantuan dari orang lain, bantuan tersebut didapatkan melalui sebuah komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berbagai rancangan penelitian yang akan dilakukan oleh tiap peneliti memiliki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berbagai rancangan penelitian yang akan dilakukan oleh tiap peneliti memiliki BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Berbagai rancangan penelitian yang akan dilakukan oleh tiap peneliti memiliki ciri khas masing-masing, berbeda antara satu dengan yang lain, karena cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bukti bahwa sejarah itu perlu. Sejarah merupakan hasil peradaban manusia. Karena

BAB I PENDAHULUAN. bukti bahwa sejarah itu perlu. Sejarah merupakan hasil peradaban manusia. Karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah adalah rekonstruksi masa lalu. 1 Yang direkonstruksi ialah apa saja yang sudah dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan, dan dialami oleh manusia. Kenyataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, diperlukan suatu penyelenggaraan pendidikan yang dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Dalam Pembukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, maka dibentuklah lembaga yang menyediakan informasi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, maka dibentuklah lembaga yang menyediakan informasi yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era informasi seperti sekarang ini, kebutuhan akan informasi meningkat sesuai dengan perkembangan zaman baik media cetak, elektronik dan sosial media yang telah

Lebih terperinci

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN REFERENSI DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI MANADO

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN REFERENSI DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI MANADO PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN REFERENSI DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI MANADO Oleh: Aprilke M. Loho Ardjunius Tabaga Syane Harinda e-mail: upreal.lovejesus@gmail.com Abstrak Perpustakaan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN KELILING DI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA SUMATERA BARAT

PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN KELILING DI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA SUMATERA BARAT PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN KELILING DI KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA SUMATERA BARAT Riska Dewita 1, Malta Nelisa 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu menemukan masalah-masalah. Namun, berbagai masalah dalam. dalam satu konsep keilmuan human behavior, semua perilaku manusia

BAB I PENDAHULUAN. selalu menemukan masalah-masalah. Namun, berbagai masalah dalam. dalam satu konsep keilmuan human behavior, semua perilaku manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia, sebagai mahluk sosial yang selalu mencoba berinteraksi, akan selalu menemukan masalah-masalah. Namun, berbagai masalah dalam berinteraksi, baik antar individu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Interpersonal Komunikasi Interpersonal merupakan bagian dari ilmu komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam suatu organisasi untuk kelancaran kegiatan yang

Lebih terperinci