PENGELOLAAN LIMBAH TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN MANGGALA-1 PT. TUNGGAL MITRA PLANTATION, PROVINSI RIAU JAKA RAHMADAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGELOLAAN LIMBAH TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN MANGGALA-1 PT. TUNGGAL MITRA PLANTATION, PROVINSI RIAU JAKA RAHMADAN"

Transkripsi

1 PENGELOLAAN LIMBAH TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN MANGGALA-1 PT. TUNGGAL MITRA PLANTATION, PROVINSI RIAU JAKA RAHMADAN DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengelolaan Limbah Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Manggala-1 PT. Tunggal Mitra Plantation, Provinsi Riau adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan di dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Februari 2015 Jaka Rahmadan NIM A

4

5 ABSTRAK JAKA RAHMADAN. Pengelolaan Limbah Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Manggala-1 PT. Tunggal Mitra Plantation, Minamas Plantation, Provinsi Riau. Dibimbing oleh AHMAD JUNAEDI. Kegiatan magang telah dilaksanakan di Kebun Manggala-1, Minamas Plantation, Provinsi Riau dari tanggal 10 Februari sampai 10 Juni Tujuan dari kegiatan magang ini yaitu meningkatkan kemampuan teknis dan manajerial di perkebunan kelapa sawit. Pelaksanaan magang ini dilakukan dengan menggunakan metode langsung (melakukan semua kegiatan di kebun, observasi lapangan, dan diskusi dengan karyawan dan staf kebun) dan metode tidak langsung (mengumpulkan semua informasi, arsip dan data dari kebun) dengan pengelolaan limbah sebagai aspek khusus. Limbah kelapa sawit yang dihasilkan dari pabrik seperti janjangan kosong (JJK), solid basah, dan Palm Oil Mill Effluent (POME) dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang dapat meningkatkan produksi tanaman. Pada kegiatan magang ini, penulis mengamati efektivitas aplikasi limbah kelapa sawit di Kebun Manggala-1 terutama aplikasi JJK dan POME. Secara keseluruhan pengelolaan limbah kelapa sawit dapat mencegah kerusakan lingkungan dan mengurangi penggunaan pupuk kimia. Kata kunci: janjangan kosong (JJK), pemanfaatan limbah, POME ABSTRACT JAKA RAHMADAN. Waste Management of Palm Oil (Elaeis guineensis Jacq.) in Manggala-1 Estate, Tunggal Mitra Plantation Company, Minamas Plantation, Riau Province. Supervised by AHMAD JUNAEDI The internship was conducted at Manggala-1 Estate, Minamas Plantation, Riau Province from February 10th until June 10th The aim of this internship was to improve technical and managerial skill. It was conducted using direct method (doing all practice in estate, field observation, and discussion with estate employee) and indirect method (collect all information, archives and files from estate) with waste management as a specific topic. The utilization of palm oil waste which produced from mill, such as empty fruit bunch (EFB), wet decanter solid (WDS), and palm oil mill effluent (POME), as an organic fertilizer and mulch could stimulate plant growth. In this internship, writer observed the effectivity of organic waste land application in Manggala Estate especially EFB and POME application. Overall, palm oil waste utilization could prevent environmental damage and also reduce chemical fertilizer used. Key Word: empty fruit bunch, land application, POME

6

7 PENGELOLAAN LIMBAH TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN MANGGALA-1 PT. TUNGGAL MITRA PLANTATION, PROVINSI RIAU JAKA RAHMADAN Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Agronomi dan Hortikultura DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

8

9 Judul Skripsi : Pengelolaan Limbah Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Manggala-1, PT. Tunggal Mitra Plantation, Minamas Plantation, Provinsi Riau Nama : Jaka Rahmadan NIM : A Disetujui oleh Dr Ir Ahmad Junaedi, MSi Dosen Pembimbing Diketahui oleh Dr Ir Agus Purwito, MScAgr Ketua Departemen Tanggal Lulus:

10

11 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-nya sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Judul yang dipilih dalam magang yang dilaksanakan sejak bulan Februari hingga bulan Juni 2014 adalah Pengelolaan Limbah Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Manggala-1, PT. Tunggal Mitra Plantation, Minamas Plantation, Provinsi Riau. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr Ir Ahmad Junaedi selaku dosen pembimbing yang telah memberikan ilmu, arahan, masukan, dan saran. 2. Prof Dr Ir Munif Ghulamahdi selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan motivasi. 3. Kedua orang tua tercinta Tunggul Wibawono dan Istanti atas segala doa dan dukungan yang diberikan. 4. Kebun Manggala-1 sebagai tempat pelaksanaan magang yang telah menerima penulis dengan sangat baik, membantu, dan memberikan masukan. 5. Bapak Wilmar Marpaung selaku manajer Kebun Manggala-1, Bapak Ehen Darman selaku senior asisten, Bapak Ruslan Hidayat selaku mandor 1, dan seluruh mandor di Kebun Manggala-1 Divisi II yang selalu memberikan bantuan selama penulis melaksanakan magang. 6. Indah Apriliya, teman-teman Departemen Agronomi dan Hortikultura angkatan 47, dan seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Februari 2015 Jaka Rahmadan

12

13 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL xii DAFTAR GAMBAR xii DAFTAR LAMPIRAN xiii Latar Belakang 1 Tujuan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Botani Kelapa Sawit 2 Syarat Tumbuh 2 Limbah Pabrik Kelapa Sawit 3 Limbah Padat 3 Limbah Cair 4 Pengolahan Tandan Buah Segar 5 METODE MAGANG 6 Tempat dan Waktu 6 Metode Pelaksanaan 6 Pengamatan dan Pengumpulan Data 7 Analisis Data dan Informasi 8 KEADAAN UMUM 8 Sejarah dan Perkembangan Kebun 8 Letak Wilayah Administratif 8 Keadaan iklim dan Tanah 9 Luas Areal dan Tata Guna Lahan 9 Keadaan Tanaman dan Produksi 10 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan 11 PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 12 Peremajaan 12 Penunasan 16 Leaf Sampling Unit (LSU) 17 Pengendalian Gulma 18 Pengendalian Hama dan Penyakit 21 Pemupukan 22 Pemanenan 23 Aspek Manajerial 25 HASIL DAN PEMBAHASAN 27 Janjangan Kosong (JJK) 27 Limbah Cair (POME) 32 SIMPULAN DAN SARAN 38 Simpulan 38 Saran 38 DAFTAR PUSTAKA 38 LAMPIRAN 40 RIWAYAT HIDUP 58

14 DAFTAR TABEL 1 Jenis, Potensi dan Pemanfaatan Limbah Pabrik Kelapa Sawit 3 2 Kandungan hara limbah kelapa sawit 3 3 Potensi dan Pemanfaatan JJK dari Limbah PKS sebagai Hara dalam Suatu Luasan 4 4 Baku Mutu Limbah Industri Minyak Sawit 4 5 Luas Hak Guna Usaha dan tata guna lahan di Manggala-1 Estate 10 6 Produksi TBS per tahun tanam Kebun Manggala-1 tahun Komposisi Jumlah Tenaga Kerja Manggala 1 Estate 12 8 Jumlah pelepah yang dipertahankan berdasarkan umur tanaman 16 9 Kriteria panen tandan buah segar di Kebun Manggala Dosis aplikasi JJK di MGE Jumlah Janjangan Kosong yang teraplikasikan di Manggala-1 Estate pada periode Perbandingan produktivitas TBS (janjang ha -1 ) dan produktivitas TBS (kg ha -1 ) pada blok aplikasi janjangan kosong dengan blok tanpa aplikasi janjangan kosong Hasil uji-t rata-rata produktivitas TBS (janjang ha -1 ) dan produktivitas TBS (kg ha -1 ) pada blok aplikasi janjangan kosong dengan blok tanpa aplikasi janjangan kosong Dosis setiap jenis pupuk yang diaplikasikan di blok yang diuji-t ratarata produktivitas (janjang ha -1 ) dan produktivitas (kg ha -1 ) Jenis-jenis kolam, masa retensi dan kapasitas masing-masing kolam di Manggala Factory Monitoring baku mutu air limbah Manggala Factory pada tahun Luas blok aplikasi POME yang disertai dengan jumlah flat bed dan kran di Manggala-1 Estate Perbandingan produktivitas TBS (janjang ha -1 ) dan produktivitas TBS (kg ha -1 ) pada blok aplikasi POME dengan blok tanpa aplikasi POME Hasil uji-t rata-rata produktivitas TBS (janjang ha -1 ) dan produktivitas TBS (kg ha -1 ) antara blok aplikasi POME dengan blok tanpa aplikasi POME di Manggala-1 Estate 37 DAFTAR GAMBAR 1 Pelaksanaan Peremajaan di Kebun Manggala Penunasan pelepah kelapa sawit Kebun Manggala Pengambilan LSU di Kebun Manggala Pelaksanaan penyemprotan Kebun Manggala Beneficial plant Kebun Manggala Rotasi Panen 6 Seksi Divisi II 24 7 Penulis saat menjadi pendamping asisten memimpin apel pagi 27 8 Peletakkan JJK 29 9 Kolam Instalasi Pengolahan Air Limbah 34

15 10 Flat bed penampungan air limbah POME 36 DAFTAR LAMPIRAN 1 Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian di Kebun Manggala-1 Divisi II 41 2 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor di Kebun Manggala-1 Divisi II 43 3 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten di Kebun Manggala-1 Divisi II 46 4 Peta Manggala-1 Estate, Tunggal Mitra Plantation 52 5 Informasi Peta Manggala-1 Estate, Tunggal Mitra Plantation 53 6 Data rata-rata curah hujan tahun Kebun Manggala Struktur organisasi Manggala-1 Estate 55 8 Alur distribusi Janjang Kosong (JJK) di Kebun Manggala Sistem Kolam POME 57

16

17 PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman kelapa sawit (Elaeis gueineensis Jacq.) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang sangat unggul. Indonesia menjadi salah satu negara penghasil kelapa sawit terbesar. Berdasarkan Ditjenbun (2012) luas areal perkebunan kelapa sawit pada tahun 2012 mencapai 9 juta ha. Produksi CPO kelapa sawit pada tahun 2012 mencapai kg ha -1. Devisa dari sektor perkebunan mencapai US$ 15.5 miliar (Ditjenbun 2011). Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan tersebut, potensi komoditas kelapa sawit perlu dikembangakan lebih lanjut agar produksi dan keuntungan yang diperoleh semakin meningkat. Posisi Indonesia saat ini harus dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan. Potensi produksi yang tinggi didukung oleh kualitas bahan tanam dan teknik budidaya yang diterapkan. Benih yang digunakan harus berkualitas unggul dan teknik budidaya harus dilakukan dengan baik sehingga produksi optimal akan tercapai. Pengembangan industri kelapa sawit yang diikuti dengan pembangunan pabrik dapat menimbulkan dampak negatif pada lingkungan, baik terhadap kualitas sumber daya alam (berupa pencemaran), kuantitas sumber daya alam (berupa pengurasan) maupun lingkungan hidup (aspek sosial). Hal tersebut disebabkan oleh bobot limbah pabrik kelapa sawit (PKS) yang harus dibuang semakin bertambah. Limbah kelapa sawit pada generasi pertama adalah limbah padat yang terdiri dari janjang kosong, pelepah (JJK), cangkang dan lain-lain, sedangkan limbah cair yang disebut Palm Oil Mill Effluent yang terjadi pada in house keeping. Pertimbangan terhadap pencemaran yang ditimbulkan dari Industri kelapa sawit dan potensi bahan organik yang terkandung dalam limbah kelapa sawit, menuntut suatu perkebunan kelapa sawit untuk mengelola limbahnya. Menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 28 tahun 2003 nilai BOD di bawah mg L -1 dan ph diantara 6-9. Nilai BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk (mengoksidasi) hampir semua zat organis yang terlarut dan sebagian zat-zat organis yang tersuspensi air (Pratiwi 2013). Langkah tersebut merupakan upaya untuk mengurangi dampak negatif demi mewujudkan industri yang berwawasan lingkungan. Salah satu potensi limbah dalam perkebunan kelapa sawit adalah dapat dimanfaatkan sebagai sumber unsur hara yang dapat menggantikan pupuk sintesis (Ditjen PPHP 2006). Hasil sampingan dari industri perkebunan kelapa sawit seluruhnya dapat dimanfaatkan jika para pelaku industri ini mampu mengelolanya dengan baik. Limbah industri pertanian khusunya industri kelapa sawit mempunyai ciri khas berupa kandungan bahan organik yang tinggi. Kandungan bahan organik tersebut merupakan bahan baku potensial bagi produksi bahan-bahan yang menguntungkan atau mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Pada prinsipnya konsep pemakaian limbah ke areal tanaman kelapa sawit adalah pemanfaatan dan bukan pembuangan atau mengalirkan (untuk POME) sewenang-wenang. Pemanfaatan ini meliputi pengawasan terhadap pemakaian limbah di areal, agar diperoleh keuntungan dari segi agronomis dan tidak menimbulkan dampak yang merugikan (Huan 1987).

18 2 Tujuan Tujuan dilakukannya magang ini secara umum adalah menambah pengetahuan tentang perkebunan kelapa sawit, melatih keterampilan dan kemampuan dalam bidang perkebunan, memperoleh pengalaman kerja secara langsung, dan mempelajari teknik budidaya serta manajemen perkebunan kelapa sawit. Tujuan khusus kegiatan magang ini adalah mempelajari pengelolaan limbah kelapa sawit dan pemanfaatannya untuk budidadaya kelapa sawit. TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil yang memiliki akar serabut, batang silindris yang tegak dan tidak bercabang, tulang daun yang sejajar, tergolong tanaman monoecious serta buah memiliki bentuk lonjong (Lubis dan Widanarko 2011). Kelapa sawit memiliki empat jenis akar serabut yang biasa disebut feeder roots. Pertama, akar primer (Ø = 5-10 mm) tumbuh dari pangkal batang pada kedalaman cm. Kedua, akar sekunder (Ø = 2-4 mm) muncul dari akar primer dan tumbuh vertikal kepermukaan. Ketiga, akar tertier (Ø = 1-2 mm) tumbuh horisontal pada akar sekunder yang dekat permukaan tanah dengan panjang cm. Keempat, akar kuarter (Ø = mm) terletak paling dekat permukaan tanah dengan panjang 2 cm yang berfungsi sebagai penyerap unsur hara dan air. Akar-akar tersebut membentuk semacam anyaman (Lubis dan Widanarko 2011). Batang kelapa sawit berbentuk silindris (Ø = cm) dan tingginya mencapai 30 m. Pada pertumbuhan awal, batang kelapa sawit tidak menunjukkan pertambahan panjang (internodia). Tiga fungsi utama batang kelapa sawit: struktur pendukung organ lain (daun, bunga dan tandan), sistem pembuluh (mengangkut air, hara dan fotosintat) dan berfungsi sebagai organ penimbun zat makanan atau karbohidrat (Pahan 2008). Syarat Tumbuh Kelapa sawit (Elaeisguinensis Jacq.) saat ini menjadi tanaman penghasil minyak unggulan untuk tujuan komersil. Produksi minyak kelapa sawit sangat bergantung kepada faktor genetik dan faktor lingkungan (PPKS 2007). Persyaratan tumbuh bagi kelapa sawit antara lain lahan dengan topografi datar, ketebalan solum cm, ketinggian tempat maksimal adalah 400 m di atas permukaan laut, memiliki curah hujan optimal mm/tahun dan terbagi merata sepanjang tahun, suhu optimal 27 C, lama penyinaran 6 jam/hari, kelembaban optimal 80 %, dapat tumbuh pada bermacam-macam jenis tanah yang gembur, aerasi dan

19 drainasenya baik, kaya akan humus dan tidak mempunyai lapisan padat serta ph tanah antara (PPKS 2007) Limbah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Limbah kelapa sawit pada generasi pertama adalah limbah padat yang terdiri dari janjang kosong, pelepah, cangkang dan lain-lain, sedangkan limbah cair yang terjadi pada in house keeping yang berasal dari kondensat, stasiun klarifikasi dan dari hidrosiklon. Selain kedua jenis limbah tersebut, industri kelapa sawit juga menghasilkan limbah gas antara lain gas cerobong dan uap air buangan pabrik kelapa sawit (Ditjen PPHP 2006). Jenis, potensi dan pemanfaatan limbah pabrik kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel 1 Tabel 1 Jenis, Potensi dan Pemanfaatan Limbah Pabrik Kelapa Sawit Jenis Potensi per ton TBS (%) Manfaat Janjang kosong 23.0 Pupuk kompos, pulp kertas, papan partikel, energi Wet Decanter Solid 4.0 Pupuk, kompos, makanan ternak Cangkang 6.5 Arang, karbon aktif, papan partikel Serabut (fiber) 13.0 Energi, pulp kertas, papan partikel Limbah Cair 50.0 Pupuk, air irigasi Air kondesat 4.5 Air umpan boiler Sumber: Ditjen PPHP (2006) Limbah Padat Limbah yang dihasilkan oleh pabrik pengolahan kelapa sawit yaitu limbah padat seperti janjang kosong (JJK), cangkang, serat (serabut) dan lain-lain yang pada umumnya lebih mudah untuk dikendalikan bahkan dapat dimanfaatkan (Lubis 1992). Kandungan hara limbah kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Kandungan hara limbah kelapa sawit Limbah Kelapa Sawit Kandungan berat kering (%) N P K Mg Ca Batang Pohon Pelepah Daun Tandan Kosong Serat Buah Cangkang Janjang kosong dapat dimanfaatkan untuk pupuk, karena limbah ini mempunyai fungsi ganda yaitu selain menambah hara ke dalam tanah juga meningkatkan kandungan bahan organik tanah yang sangat diperlukan bagi perbaikan sifat fisik tanah. Persentase janjang kosong terhadap tandan buah segar

20 4 (TBS) sekitar 20 % dan setiap ton janjang kosong mengandung unsur hara N, P, K dan Mg berturut-turut setara dengan 3 kg Urea, 0.6 kg CIRP, 12 kg MOP dan 2 kg Kieserite (Ditjen PPHP 2006). Melalui kegiatan mikroorganisme tanah atau proses mineralisai, unsur hara yang didapati pada JJK kembali ke dalam tanah. Potensi dan pemanfaatan JJK sebagai hara dalam suatu luasan disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Potensi dan Pemanfaatan JJK dari Limbah PKS sebagai Hara dalam Suatu Luasan Kapasitas Pabrik (ton/jam)* JJK (ton/tahun)** Luasan yang dapat Diaplikasi JJK (ha/tahun)*** Keterangan: * = jam kerja pabrik 2 jam per hari, hari kerja dalam 1 tahun = 260 hari ** = 20% TBS merupakan JJK *** = dosis 40 ton JJK/ha Sumber: Ditjen PPHP (2006) Limbah Cair Pengelolaan tandan buah segar (TBS) di pabrik kelapa sawit menghasilkan POME yang cukup merugikan bagi lingkungan yang dimana pengelolaan limbah cair. POME yang langsung keluar dari fat-pit (saluran akhir pengelolaan TBS) tidak sesuai untuk diaplikasikan ke areal tanaman kelapa sawit, karena menimbulkan masalah terhadap lingkungan seperti timbulnya bau yang tajam, meningkatnya populasi ulat dan lalat, serta tertutupnya pori-pori tanah oleh padatan tersuspensi dan minyak (Ditjen PPHP). Selain itu perlu diketahui bahwa dalam mengantisipasi penurunan kualitas air pemerintah telah mengeluarkan PP No 20/1990 tentang pengendalian pencemaran air. Keputusan Menteri tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan industri disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Baku Mutu Limbah Industri Minyak Sawit Debit limbah maksimum sebesar 2.5 m 3 per ton CPO Parameter Kadar Maksimal (mg l -1 ) Beban Pencemaran Maksimal (kg ton -1 ) BOD COD TSS Minyak & Lemak Total N ph Sumber: Bapedal (1995) Proses pengolahan minyak kelapa sawit akan menghasilkan tiga macam limbah cair yaitu yang berasal dari kondensat rebusan sebanyak 0.21 ton dari setiap ton TBS yang diolah, dari centrifuge sludge 0.50 ton dan dari pencucian hidrosiklon 0.20 ton atau seluruhnya berjumlah 0.91 ton (Lubis 1992).

21 Tobing dan Poeloengan (2000) menambahkan bahwa jumlah dan volume limbah cair yang dihasilkan dari beberapa unit proses adalah sebagai berikut: air kondensat antara %, limbah atau air sludge dari stasiun klarifikasi antara % dan air buangan dari hidroksiklon antara 5 10 %. Limbah cair yang akan dihasilkan dari seluruh proses produksi minyak kelapa sawit diperkirakan maksimal ± 60 % dari seluruh tandan buah segar yang diolah (Ditjen PPHP 2006). Keuntungan pemanfaatan POME secara umum adalah memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah (Huan 1987). Pemanfaatan limbah cair sebagai pupuk di pertanaman kelapa sawit dimungkinkan atas dasar adanya kandungan hara dalam limbah tersebut. Kandungan unsur hara limbah cair kelapa sawit per liternya sebelum dilakukan pengelolaan mengandung unsur hara P, N, K, dan Mg berturut-turut mg, mg, mg,dan mg (Pamin et al. 1996). Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) Stasiun Penerimaan Buah. TBS yang diangkut oleh truk pertama kali diterima di stasiun penerimaan buah untuk ditimbang dan ditampung sementara di penampungan buah (loading ramp). Penimbangan TBS dilakukan dua kali untuk setiap angkutan TBS, yaitu pada saat angkutan masuk membawa TBS kemudian menuangkan TBS di loading ramp setelah itu truk kosong ditimbang kembali untuk mengetahui berat bersih TBS yang masuk ke pabrik. Loading ramp yaitu tempat menampung TBS sementara dengan tujuan mempermudah masuknya TBS ke dalam conveyor yang selanjutnya didistribusikan masuk ke Lori, Lori yang telah berisi TBS kemudian ditarik ke stasiun rebusan menggunakan capstand. Sistem yang digunakan dalam loading ramp yaitu sistem VIVO yaitu TBS yang diolah terlebih dahulu adalah TBS yang masuk pertama kali. Kapasitas satu kali loading ramp yaitu 180 ton. Stasiun Perebusan (Sterilizer). Perebusan TBS bertujuan untuk menonaktifkan enzim-enzim penyebab hidrolisis minyak untuk mencegah meningkatnya FFA (Free Fatty Acid) atau ALB (Asam Lemak Bebas), mempermudah pemipilan brondolan pada tresher, mempermudah pengepresan, dan mempermudah pemecahan ripple nut. Perebusan TBS yaitu memanaskan buah dengan sistem uap pada temperatur kurang lebih 145 o C. Sterilizer yang banyak digunakan umumnya yaitu bejana tekan horisontal yang bisa menampung 10 lori per unit (25-27 ton TBS). Stasiun Pembantingan (Threshing). Tandan buah yang sudah direbus dirontokkan atau dipisahkan dari tandannya. Pembantingan buah dilakukan dalam drum putar (rotary drum tresher) dengan kecepatan rpm. Buah yang terpisah ditampung melalui conveyor dan dikirim ke stasiun pencacahan (digester) dan pengempaan (presser). Tandan kosong hasil pembantingan ditampung dalam hopper melalui conveyor untuk dimuat ke truk. Stasiun Pencacahan (digester) dan stasiun pengempaan (presser). Tujuan utama proses pencacahan adalah mempermudah terpisahnya daging buah dari biji. Digester terdiri dari tabung silinder yang berdiri tegak dengan pisau-pisau pengaduk di dalamnya yang terus berputar. Panas yang diperlukan untuk mempermudah proses pencacahan yaitu o C. Proses pencacahan berlangsung selama 30 menit. Brondolan yang telah dicacah akan keluar berupa bubur dan 5

22 6 langsung masuk ke alat pengempaan screw press pada tekanan bar dengan menggunakan air pembilas. Stasiun pembantingan akan menghasilkan minyak kasar, ampas, dan biji. Stasiun Pemurnian (clarifier). Stasiun pemurnian bertujuan melakukan pemurnian minyak kelapa sawit dari kotoran-kotoran seperti padatan, lumpur, dan air. Prinsip pemurnian minyak dalam tangki pemisah adalah melakukan peamisahan berdasarkan berat jenis bahan sehingga campuran minyak kasar dapat terpisah dari air. Pada tahap ini dihasilkan dua jenis bahan yaitu crude oil dan sludge. Minyak kasar yang dihasilkan ditampung sementara dalam oil tank. Minyak kasar dialirkan menuju saringan getar (vibrating screen) untuk menyaring kotoran berupa fiber, lumpur dan pasir. Minyak hasil saringan kemudian ditampung COT (Crude Oil Tank). Minyak kasar yang terkumpul di COT dipanaskan hingga temperatur 95 o C untuk memperbesar perbedaan berat jenis minyak, air, dan sludge. Minyak yang sudah dipanaskan di COT selanjutnya dikirim kedalam tangki pengendap (Continous Setting Tank atau CST). CST berfungsi memisahkan minyak dan sludge dengan proses pengendapan. Minyak dari CST dikirim ke oil tank, sedangkan sludge dikirim ke sludge tank. Minyak kemudian dikirim ke vacuum dryer untuk dipanaskan hingga suhu o C, vacuum dryer dilengkapi dengan vacuum pump yang berfungsi memerangkap butiran air yang terpisah dari minyak murni. Minyak murni yang diperoleh dikirim ke storage tank dan air yang terperangkap ditampung pada hot well tank. Selain itu dilakukan pengutipan kembali minyak yang masih terikut dengan sludge di sludge tank dan minyaknya ditampung di recovery oil tank kemudian dikembalikan ke CST, sedangkan sisa lumpur dan air dibuang ke fat fit dan selanjutnya dialirkan ke kolam limbah. METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang ini dilaksanakan di Perkebunan Kelapa Sawit Manggala-1, PT Tunggal Mitra Plantation, Manggala, Riau mulai dari tanggal 10 Februari 2014 sampai 10 Juni Metode Pelaksanaan Metode yang digunakan pada kegiatan magang adalah metode langsung dan tidak langsung. Metode pelaksanaan magang yang dilakukan secara langsung dengan mengikuti kegiatan di lapangan, penulis turut kerja aktif dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan atas izin perusahaan, pengamatan langsung di lapangan menyangkut efektifitas pemanfaatan limbah dan dampaknya bagi lingkungan, dan diskusi dengan pihak kebun. Metode tidak langsung dilakukan melalui pengumpulan laporan bulanan, laporan tahunan, dan arsip kebun dengan meminta izin kepada manajer kebun. Kegiatan yang dilakukan selama pelaksanaan magang, yaitu kegiatan yang mencakup aspek teknis dan aspek manajerial. Pada aspek teknis

23 penulis diposisikan sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) selama satu bulan dan bekerja di lapangan bersama-sama dengan tenaga kerja sesuai dengan sesuai dengan jenis dan volume pekerjaan yang ada dikebun. Pekerjaan yang diikuti selama menjadi KHL yaitu kegiatan peremajaan tanaman, pembibitan, pengendalian gulma, pengendalian hama, penunasan, Leaf Sampling Unit (LSU), pemupukan, pemanenan, pengelolahan Tandan Buah Segar (TBS), dan kegiatan pengelolaan limbah yaitu aplikasi JJK dan POME. Kegiatan yang akan dilakukan pada aspek manajerial yaitu penulis diposisikan atau bekerja sebagai pendamping supervisi selama empat minggu dengan kegiatan mengawasi seluruh karyawan dan mengecek buku laporan supervisi. Selain menjadi pendamping supervisi, pada kegiatan aspek manajerial penulis juga diposisikan sebagai pendamping asisten selama dua bulan yaitu memberikan pengarahan kepada seluruh mandor 1 dan seluruh mandor mengenai pekerjaan yang akan dilakukan setiap harinya. Perincian kegiatan magang dicatat dalam jurnal harian magang (Lampiran 1, 2, dan 3). Aspek khusus pada kegiatan magang yang dilaksanakan mencakup pengelolaan limbah JJK dan POME. Kegiatan yang dipelajari di kebun dan PKS berkaitan dengan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan penanganan dan pemanfaatan limbah kelapa sawit sebagai pupuk organik, dan dampaknya bagi lingkungan. Pengamatan dan Pengumpulan Data Pengumpulan data selama dilaksanakannya kegiatan magang diperoleh dengan melakukan pengamatan dan pengukuran langsung pada parameter primer dan analisis arsip pada parameter sekunder, untuk menganalisis efektifitas pemanfaatan limbah organik penulis pengamatan di lapang, meliputi: 1. Data primer (pengamatan langsung) dosis aplikasi JJK yang dipakai di lahan untuk setiap satuan tanaman kelapa sawit prestasi kerja aplikasi JJK jumlah dan luasan POME yang diaplikasikan ke lahan tiap harinya. alur distribusi POME yang dihasilkan serta proses pengolahannya sampai diaplikasikan ke lahan 2. Data sekunder (dari kebun dan PKS): jumlah JJK yang dihasilkan PKS tiap bulan. data aplikasi JJK kualitas POME {kandungan Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Total Suspended Solid (TSS), minyak dan lemak, ph, Timbal (Pb), Tembaga (Cu), Kadmium (Cd), dan Seng (Zn)}. data produktivitas TBS (janjang ha -1 ) dan produktivitas TBS (kg ha - 1 ) dari seluruh blok yang diapkasikan JJK (A010, E010, E013,dan E016) dan blok yang tidak diaplikasikan JJK (A009, D010, E014, dan F013) serta pada blok yang diaplikasikan POME (G008, F008, 7

24 8 E008, D008, dan D009) dan blok yang tidak diaplikasikan POME (E009, D007, C007, C008, dan C009) Analisis Data dan Informasi Analisis yang digunakan untuk mengolah data yang diperoleh dari kegiatan di perkebunan kelapa sawit adalah analisis secara deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif digunakan untuk mencari nilai rata-rata dan persentase yang kemudian dideskripsikan dengan pembanding norma baku dan standar yang berlaku di perusahaan ataupun melalui studi pustaka. Analisis kuantitatif digunakan dengan menggunakan analisis statistik uji t-student. Produksi tanaman kelapa sawit yang telah mendapat land application JJK dan POME dibandingkan dengan produksi tanaman yang tidak diaplikasikan JJK dan POME kemudian diuji dengan menggunakan t-student pada taraf 5 % dengan perangkat lunak minitab. KEADAAN UMUM Sejarah dan Perkembangan Kebun Manggala-1 Estate (MGE-1) merupakan salah satu kebun yang dikelola oleh PT Tunggal Mitra Plantations (PT TMP) di bawah PT Minamas Plantation dan merupakan bagian dari Sime Darby Group. Kegiatan usaha perkebunan kelapa sawit yang dilaksanakan oleh PT TMP dimulai pada tahun 1988, dimana saat itu kepemilikannya masih di bawah Salim Group, sebelum Sime Darby Group mengambil alih pada tahun Total area konsesi Perkebunan PT TMP adalah PT TMP terdiri dari tiga kebun yaitu Manggala-1 Estate (MGE-1), Manggala-2 Estate (MGE-2), dan Manggala-3 Estate (MGE-3). PT TMP memiliki satu unit pabrik kelapa sawit yaitu Manggala Factory (MGF) yang beroperasi pada tahun 1995 dengan kapasitas 45 ton jam -1 dan saat ini pabrik telah mencapai kapasitas 60 ton jam -1. Letak Wilayah Administratif Manggala-1 Estate secara administratif berlokasi di wilayah Kecamatan Pujud, Kabupaten Rokan Hilir yang tersebar di dua desa yaitu Desa Sukajadi, dan Desa Pematang Damar. Secara geografis wilayah Manggala-1 Estate antara ,32 BT BT dan LU dengan batas wilayah: sebelah barat berbatasan dengan Manggala-2 Estate PT Tunggal Mitra Plantations, sebelah utara berbatasan dengan Desa Pematang Damar Kecamatan Pujud, sebelah selatan berbatasan dengan Manggala-3 PT Tunggal Mitra Plantations dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Teladan Kecamatan Pujud.

25 Lokasi MGE-1 terletak sekitar 10 km dari jalan lintas Riau-Sumatera Utara dan berjarak 250 km dari Ibukota Provinsi Riau, Pekanbaru. 9 Keadaan iklim dan Tanah Keadaan iklim di Manggala -1 Estate menurut klasifikasi Schmidth-Ferguson termasuk tipe iklim B (basah). Curah hujan selama sepuluh tahun terakhir yaitu mm tahun -1 dengan rata-rata hari hujan hari tahun -1, kondisi tersebut telah termasuk kondisi curah hujan yang optimum untuk pertumbuhan kelapa sawit (Pahan 2008). Suhu rata-rata MGE adalah 29 0 C dengan kisaran suhu C, kelembaban udara rata-rata 56% dan lama penyinaran jam hari -1. MGE-1 mempunyai dua jenis tanah yaitu mineral (ultisol) dan gambut (histosol), dengan persentase dari keseluruhan luas yaitu 32 % mineral dan 64 % gambut. Jenis tanah ultisol berasal dari bahan induk tanah alluvial dengan tekstur tanah liat berpasir atau disebut juga sandy clay.ketinggian tanah yaitu m dpl dan mempunyai dua jenis topografi tanah yaitu datar (flat) kemiringan 0 4 % atau 0 2 0, dan bergelombang (undulating) kemiringan 4 12 % atau Luas masing-masing jenis topografi tanah di MGE-1 yaitu ha untuk jenis flat dan 409 ha untuk jenis undulating. Kebun Manggala-1 memiliki tingkat kesusaian lahan S2 (kesesuaian sedang) dengan tingkat drainase cepat dan terhambat. Luas Areal dan Tata Guna Lahan Luas Hak Guna Usaha (HGU) MGE -1 adalah ha. Saat ini lahan kelapa sawit di MGE -1 diusahakan untuk Pembibitan ha, Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) ha, dan Tanaman Menghasilkan (TM) dengan luas ha. Areal prasana di MGE -1 seluas ha yang diperuntukan untuk emplasemen, pabrik, parit, jalan dan jembatan. Luas areal yang mungkin bisa ditanam seluas ha yang diperuntukkan untuk okupasi. MGE -1 memiliki empat Divisi, yaitu Divisi I seluas ha, Divisi II seluas ha, Divisi III seluas ha, dan Divisi IV seluas ha. Luas areal dan tata guna lahan dapat dilihat pada Tabel 5.

26 10 Tabel 5 Luas Hak Guna Usaha (HGU) dan tata guna lahan di Manggala 1 Estate (MGE -1) Uraian Luas (ha) I. Areal Diusahakan A. Areal yang ditanam Pembibitan Tanaman Tidak Menghasilkan (TBM) Tanaman Menghasilkan (TM) TOTAL AREAL DITANAM B. Areal Prasarana Emplasemen Pabrik Jalan, Jembatan, dan Parit TOTAL AREAL PRASARANA II. Areal mungkin bisa ditanam atau perluasan C. Okupasi TOTAL AREAL MUNGKIN BISA DIUSAHAKAN GRAND TOTAL Sumber: Data MGE -1 (2014) Keadaan Tanaman dan Produksi Varietas kelapa sawit yang ditanam di Manggala 1 Estate adalah varietas Tenera dengan jenis Socfindo, Marihat, Rispa, dan Lonsum. Tanaman yang ada di MGE -1 terdiri dari 8 tahun tanam untuk tanaman menghasilkan (TM) yaitu tahun 1990, 1991, 1992, 1993, 1994, 1998, 2013, dan Jarak tanam yang digunakan untuk tahun tanam 1990, 1991, 1992, 1993, 1994, dan 1998 adalah 9.5 m x 9.5 m x 9.5 m dengan jarak tegak lurus antar baris 8.23 m dan jarak dalam barisan 9.5 m sehingga rata-rata populasi tanaman setiap hektarnya 128 tanaman, sementara untuk tahun tanam 2013 dan 2014 jarak tanam yang digunakan adalah 7.9 m x 7.9 m x 7.9 m dengan jarak tegak lurus antar baris 6.84 m dan jarak dalam barisan 7.9 m sehingga rata-rata populasi tanaman setiap hektarnya 185 tanaman. Keadaan tanaman kelapa sawit di MGE -1 untuk tahun tanam 1990, 1991, 1992, 1993, 1994, dan 1998 saat ini termasuk Tanaman Menghasilkan (TM), dan tahun tanam 2013 dan 2014 saat ini termasuk Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) yang hanya terdiri dari kebun inti. Rencana yang sedang dilakukan oleh MGE-1 seluruh tanaman dengan tahun tanam 1990 akan di-replanting pada tahun ini. Berdasarkan kondisi di lapangan rata-rata populasi tanaman per hektar untuk tahun tanam 1990, 1991, 1992, 1993, 1994, dan 1998 lebih rendah dari populasi yang seharusnya yaitu sebanyak 128 tanaman. Hal tersebut disebabkan adanya tanaman yang mati karena rebah (untuk blok dengan jenis tanah gambut), terserang hama dan penyakit, jarak tanam yang tidak teratur, dan sebagainya.

27 Keadaan tanaman dengan tahun tanam 2013 dan 2014 yang saat ini masih dikategorikan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) masih terlihat baik dan ratarata populasi tanaman per hektarnya masih 185 tanaman. Hal tersebut dikarenakan tanaman baru ditanam sehingga apabila ada tanaman yang mati akan dilakukan penyisipan. Produksi Tandan buah (TBS) segar MGE -1 PT Tunggal Mitra Plantation enam tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Produksi TBS per tahun tanam Kebun Manggala-1 tahun TT Luas (ha) Produksi ton tahun Total Sumber : Data Kebun MGE-1 (2014), TT = tahun tanam 11 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Manggala 1 Estate PT Tunggal Mitra Plantation merupakan salah satu unit usaha dari Minamas Plantation. MGE -1 dipimpin oleh satu orang Manajer Kebun (Estate Manager) yang dibantu oleh seorang Asisten Kepala/Senior yang merangkap saat ini merangkap sebagai asisten divisi I, asisten replanting, dan asisten pembibitan. Selain Asisten Kepala/ Senior, Manajer Kebun juga dibantu oleh satu orang asisten divisi III, satu orang asisten divisi IV, asisten divisi II pada saat kegiatan magang tugas asisten dipegang olah penanggung jawab sementara yaitu mandor 1 divisi II, dan seorang Kepala Administrasi (Kasie). Struktur organisasi Manggala 1 Estate dapat dilihat dalam Lampiran 6. Manajer Kebun bertugas untuk mengelola, mengorganisasikan, dan mengendalikan semua kegiatan di kebun dalam rangka mencapai produksi dan mutu hasil yang optimal. Asisten kepala bertanggung jawab langsung kepada Manajer Kebun untuk mengelola seluruh aspek kegiatan agronomi dan non agronomi yang mendukung operasional kebun serta transportasi unit (traksi) dengan tujuan untuk mencapai target produksi seluruh divisi, membuat keadaan kebun yang kondusif dan mengelola kelancaran pengangkutan di kebun, baik itu pengangkutan buah atau pengangkutan lain (misal: janjangan kosong) yang sifatnya untuk memperbaiki keadaan kebun. Selain itu, pada saat kegiatan magang Asisten Kepala/ Senior juga mengelola seluruh kegiatan pembibitan dan replanting. Asisten Divisi bertugas dan bertanggung jawab untuk mengelola divisi secara menyeluruh baik dalam hal teknis di lapangan maupun secara administrasi, pembinaan terhadap sumber daya manusia yang dipimpinnya, serta pengendalian biaya yang disetujui

28 12 dan menjadi tanggung jawab divisi. Kepala Administrasi (Kasie) bertugas dan bertanggungjawab dalam bagian administrasi dan keuangan di tingkat kebun. Tenaga kerja di MGE -1 terdiri dari karyawan staf dan non-staf. Tenaga kerja staf terdiri dari manajer kebun, Asisten Kepala/Senior, Asisten Divisi dan Kasie. Karyawan non-staf terdiri dari Serikat Karyawan Utama (SKU) Bulanan dan Harian. Tenaga kerja Buruh Harian Lepas yang bekerja di MGE -1 berjumlah sekitar 10 orang yang digunakan untuk tenaga kerja aplikasi janjangan kosong dan pengendalian gulma manual. Jumlah karyawan di MGE -1 sampai dengan bulan Juni 2014 yaitu 610 orang yang terdiri dari 5 orang staf dan 604 karyawan non-staf. Indeks tenaga kerja (ITK) di MGE -1 sebesar 0.16 HK ha -1 dan hal tersebut termasuk kategori baik karena normal ITK untuk perkebunan kelapa sawit adalah 0.2 HK ha -1 (Pahan, 2008). Komposisi jumlah tenaga kerja di MGE -1 dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Komposisi Jumlah Tenaga Kerja Manggala 1 Estate Jenis Tenaga Kerja Tingkatan Karyawan Jumlah (orang) Karyawan Staf Karyawan non-staf Manajer Kebun Asisten Kepala/Senior Asisten Divisi Kasie SKU Bulanan Kantor SKU Bulanan Traksi SKU Bulanan Divisi SKU Bulanan Keamanan SKU Bulanan Replanting SKU Bulanan Pembibitan SKU Bulanan Guru TK/SD/SMP SKU Bulanan Lain-lain SKU Harian Total 609 Indeks Tenaga Kerja 0.16 Sumber : Data Kebun MGE-1 (2014) PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Peremajaan Peremajaan (replanting) adalah kegiatan penanaman ulang tanaman kelapa sawit dengan tujuan untuk dapat mempertahankan rata-rata umur tanaman tetap optimum bagi perusahaan yaitu 15 tahun. Beberapa pertimbangan untuk melakukan

29 peremajaan adalah rata-rata produksi dalam satu hektar (ha) tanaman yang akan diremajakan, biaya dalam satu hektar (ha) dan harga dalam satu kilogram (kg) tandan buah segar tanaman yang akan diremajakan, pertimbangan harga jual produk Crude Palm Oil (CPO) di pasaran, ketersediaan modal untuk melakukan peremajaan, letak atau areal blok tanaman yang akan diremajakan, dan areal yang di replanting rata-rata 4 % dari total areal dalam perusahaan. Kriteria replanting di Sime Darby Group untuk jenis tanah gambut yaitu tanaman berusia lebih dari 20 tahun dan rata-rata produksi setahun kurang dari 20 ton ha -1 dan atau telah mempunyai rata-rata ketinggian tanaman lebih dari 15.1 meter, sementara untuk jenis tanah mineral yaitu tanaman berusia lebih dari 25 tahun dan rata-rata produksi setahun kurang dari 18 ton ha -1 dan atau mempunyai rata-rata ketinggian tanaman lebih dari 15.1 meter. Persetujuan replanting di Sime Darby Group harus melewati tahap-tahap berikut. Pertama adalah pertemuan di lapangan untuk membahas kriteria penanaman kembali harus sudah disampaikan oleh masing-masing Estate Manager kepada Replanting Commite sesuai kriteria yang ada berdasarkan jenis tanah gambut atau mineral pada tiga tahun sebelum waktu rencana replanting. Replanting Commitee pada Sime Darby Group diketuai oleh Head of Plantation dengan wakilwakil dari General Managers, Plantation Advisory, dan Research & Development and Practice. Selanjutnya apabila keputusan atas rencana replanting disetujui oleh Replanting Committee, lalu Replanting Committee melakukan pemesanan benih dan dilakukannya pembibitan untuk areal replanting yang akan dilaksanakan oleh perusahaan yang merencanakannya. Sensus Pokok. Sensus Pokok adalah kegiatan menghitung kembali jumlah tanaman kelapa sawit, baik tanaman hidup ataupun tanaman mati atau kosong yang ada pada setiap blok yang masuk dalam program replanting atau program penyisipan. Selain itu sensus pokok juga bertujuan untuk mengetahui jumlah tanaman yang terserang ganoderma, karena penanganan penumbangan tanaman tersebut berbeda dengan tanaman yang sehat. Kegiatan sensus pokok berguna dalam inventaris jumlah tanaman guna menentukan jumlah tanaman yang akan ditumbang sehingga MGE -1 dapat menentukan biayanya. Kegiatan penumbangan dikerjakan oleh kontraktor yang dipercaya oleh MGE -1. Tiap divisi di MGE -1 terdapat tim sensus yang beranggotakan satu mantri sensus sebagai kepala dan tiga pekerja sebagai anggota tetap. Pada sensus pokok untuk program replanting, mandor satu replanting meminta tenaga penyensus kepada tiap divisi untuk menyensus blok yang akan di-replanting pada enam bulan kemudian. Satu tim sensus untuk sensus pokok program replanting terdiri dari dua orang, yaitu satu petugas pencatat dan satu petugas pengecat. Petugas sensus berjalan di pasar rintis dan arah berjalan menurut arah barisan. Sekali jalan petugas sensus dapat melakukan sensus terhadap empat barisan tanaman. Petugas pencatat menyensus empat barisan tanaman dan langsung menuliskan hasil perhitungan yang terdiri dari nomor barisan, jumlah tanaman hidup, dan jumlah tanaman yang mati. Penulisan hasil perhitungan tanaman di tulis di pelepah empat pokok terluar dengan tinggi tanda dari permukaan tanah ± 1.5 meter. Petugas pengecat langsung mengecat hasil sensus pada empat tanaman terluar pada empat baris tadi sesuai 13

30 14 dengan tulisan yang dibuat petugas pencatat. Data blok yang telah dilakukan sensus segera dilakukan rekap yang lebih rapi, untuk memudahkan pengecekan. Pemancangan. Terdapat beberapa jenis pemancangan yang dilakukan pada kegiatan replanting, yaitu pemancangan rumpukan, pemancangan jalan, pemancangan HCV (High Conservation Value), pemancangan tanaman baru. Pemancangan rumpukan bertujuan untuk menentukan posisi gawangan mati atau rumpukan potongan tanaman. Pada tiap baris tiang pancang hanya ada tiga buah yaitu pada awal baris, akhir baris, dan tengah baris. Pemancangan dibuat menurut jarak antar barisan dimaksudkan untuk menentukan posisi jalur/baris tanaman dan rumpukan sehingga mempermudah kontraktor membuat posisi tanaman dan rumpukan. Sementara untuk menentukan posisi pasar rintis dilakukan pemancangan jalan. Pemancangan HCV untuk menentukan batas lokasi akhir penumbangan agar area HCV tidak ikut ditumbangkan. HCV adalah kawasan yang mempunyai nilai konservasi yang tinggi. Sementara pemancangan tanaman baru bertujuan untuk menentukan posisi lubang tanaman baru. Pemancangan ini dilakukan setelah kegiatan penumbangan. Pancang tanam dilakukan dengan tetap berpedoman pada pancang utama untuk menentuka arah barisan tanaman. Pancang tanam disesuaikan antara jarak tanam maupun antar barisan sesuai populasi pokok yang dikehendaki. Jarak tanam pada MGE-1 di areal gambut adalah 7.9 m x 7.9 m x 7.9 m dengan jarak tegak lurus 6.9 m dengan populasi tanaman setiap hektarnya 180 pohon. Pancang tanam harus saling berhubungan antara blok lainnya atau selalu jumpa arah mata lima. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui secara pasti jumlah bibit dan pupuk yang akan dialokasikan pada blok tersebut. Pancang tanam dilakukan dengan tali sling baja. Penumbangan dan Chipping. Tumbang/Chipping adalah menumbangkan pokok sawit dan mencincang pokok sawit dari pangkal sampai kepucuk, menjadi bagian-bagian kecil dengan ketebalan cincangan tidak melebihi 10 cm. Tahap pekerjaan menumbang pokok kelapa sawit ada empat tahap. Tahap pertama yaitu membongkar dan menumbang tanaman dengan alat excavator sehingga akar tanaman tercabut dari tanah. Tahap kedua yaitu menyusun batang tanaman tersebut sejajar dengan arah barisan tanaman (timur-barat) dan letak rumpukan (tumpukan batang yang telah dicincang) disesuaikan dengan hasil pancang jalur tanam. Tahap ketiga menggali pangkal pokok (bonggol) tanaman lama dengan ukuran 120 cm x 120 cm x 120 cm, pekerjaan ini bertujuan untuk membasmi serangan cendawan ganoderma. Tahap keempat yaitu mencincang batang tanaman lama dengan alat excavator yang dilengkapi alat khusus sehingga tinggi rumpukan maksimal 1 m.pekerjaan ini bertujuan untuk mempercepat pelapukan batang tanaman kelapa sawit sehingga sumber infeksi ganoderma dapat ditekan. Prestasi kerja menumbang untuk manual yaitu 3 pokok/hk dan untuk penggunaan excavator 20 pokok/hm, sementara untuk prestasi kerja mencincang menggunakan excavator yaitu 10 pokok/hm. Pembuatan (CECT). Closed Ended Conservation Trenchees (CECT) adalah parit yang digali sepanjang blok dengan bentuk trapesium dengan ukuran sisi panjang 2.4 m, sisi pendek 1.2 m, dan tinggi 1.8 m. CECT dibuat dengan fungsi sebagai tempat penimbunan sampah bekas cincangan pokok sawit, bonggol, dan

31 perakaran. CECT yang standart penimbunan sampah bekas cincangan dan galian bonggol dalam satu jalur adalah empat jalur tanam. Pemadatan Tanah. Pemadatan tanah(compacting) merupakan kegiatan pemadatan dan perataan tanah pada jalur yang akan dibuat lubang tanam. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memastikan bahwa kondisi tanah yang akan di tanam sudah stabil, dan meminimalisir terjadinya land subsiden pada lahan gambut. Lebar jalur tanam yang dipadatkan adalah 3.5 m. Mekanisme pemadatan adalah dengan menggunakan alat berat excavator PC 100, berjalan diatas jalur tanam sebanyak dua kali pijakan (bolak-balik) dan memanfaatkan track/bucket untuk memadatkan tanah dipinggir parit. Pembuatan Lubang Tanam dan Pemberian Pupuk Dasar. Lubang tanam adalah tempat yang nantinya akan ditanam bibit. Lubang tanam dibuat sesuai dengan pancang tanam yang telah tersedia. Pembuatan lubang tanam dibuat secara mekanis dengan menggunakan excavator PC 100 yang dimodifikasi bentuk bucketnya. Pada lahan gambut metode pembuatan lubang adalah dengan pola hole in hole dengan tujuan tanaman tidak doyong. Berdasarkan pola hole in hole terdapat dua lubang pada satu lubang tanam. Bentuk lubang pertama adalah kotak dengan ukuran sisi atas dan sisi bawah yang berbeda. Panjang dan lebar sisi atas lubang pertama adalah 80 cm x 80 cm, sementara panjang dan lebar sisi bawah adalah 60 cm x 60 cm. Bentuk lubang kedua adalah tabung dengan diameter 40 cm dan tinggi 60 cm. Pola pembuatan lubang tanam sama dengan pancang tanam yang dimana harus saling berhubungan antara blok yang satu dengan blok lainnya atau selalu jumpa arah mata lima. Setelah lubang tanam dibuat lalu diberi pupuk dasar dengan tujuan menetralisir kondisi tanah. Pupuk yang digunakan adalah pupuk Rock Phospate (RP) dengan dosis 0.5 kg setiap lubang tanam. Posisi letak penaburan pupuk adalah tepat pada lubang hole in hole merata di semua sisi lubang 15 Gambar 1 Pelaksanaan Peremajaan di Kebun Manggala-1 (A) pembuatanlubang tanam, (B) pemberian pupuk dasar Penanaman Kelapa Sawit. Pada saat akan menanam hal yang harus diperhatikan adalah memastikan membuka plastik polibag dengan hati-hati agar bonggol akarnya tidak pecah dan bibit tidak mengalami kerusakan. Lalu hal yang perlu diperhatikan juga pekerja harus senantiasa berhati-hati menjaga agar bibit tidak rusak dan tidak terjadi kecelakaan terhadap pekerja atau terluka karena tertusuk duri pokok kelapa sawit. Selesai menanam pekerja harus menutup permukaan dengan tanah disekitar, memadatkan dan memastikan tegakan pokok

32 16 harus benar-benar tegak lurus, lalu pekerja mendirikan bekas pancang dan menggantungkan polibag bekas sebagai bukti telah dilepas dan bibit telah ditanam dengan baik. Penanaman LCC (Legume Cover Crop). Tanaman penutup berupa kacangan sangat dibutuhkan untuk tanaman belum menghasilkan, tujuannya adalah untuk menjaga kelembaban tanah dan sebagai penyedia unsur hara bagi tanah dilokasi tanaman serta berfungsi untuk menekan pertumbuhan gulma. Jenis kacangan yang digunakan berupa kacangan jenis Pueraria javanica (PJ), Calopogonium muconoides (CM), Calopogonium caeruleum (CC), dan Mucuna bracteata. Komposisi penanaman kacangan di Kebun Manggala-1 adalah PJ 3 kg, CM 3 kg, dan CC 1 kg serta dicampur dengan Pupuk Rock Phospate 1 kg. Sementara untuk kacangan jenis Mucuna bracteata sebaiknya dilakukan pembenihan terlebih dahulu mengingat potensi tumbuhnya sangat kecil (hanya 50 %). Perkembangbiakan kacangan Mucuna bracteata dapat dilakukan dengan melakukan stek batang. Cara menanam dilapangan dapat dilakukan dengan cara dibuat larikan, ditugal maupun disebar di antara baris tanaman. Perawatan dilakukan dengan membumbun, mendangir dan aplikasi pupuk memacu pertumbuhan agar lebih cepat menutup permukaan tanah. Penunasan Penunasan atau pengolaan tajuk adalah memelihara pelepah daun produktif dengan cara mengurangi jumlah pelepah yang kurang produktif sampai batas tertentu yang tidak mengganggu proses fotosintesis daun, sehingga pertumbuhan vegetatif dan generatif menjadi optimal. Tujuan dari penunasan adalah mempermudah pekerjaan potong buah, menghindari tersangkutnya brondolan pada ketiak pelepah, memperlancar proses penyerbukan alami dan untuk sanitasi tanaman sehingga membuat lingkungan tidak sesuai untuk perkembangan hama dan penyakit. Penunasan di Kebun Manggala-1 menggunakan sistem penunasan periodik dan penunasan progresif. Tunas periodik adalah penunasan yang dilakukan pada tanaman kelapa sawit yang telah berumur di atas 4 tahun.tunas periodik dilakukan setiap tahun sesuai dengan rotasi yang disarankan oleh perusahaan yaitu 9 bulan dalam 1 rotasi. Sementara tunas progresif adalah penunasan yang dilakukan bersamaan dengan kegiatan pemanen. Pelepah yang di tunas adalah pelepah yang sengkleh dan pelepah yang menghalangi kegiatan pemanen. Pemanen melakukan penunasan di setiap hancanya dan bertanggung jawab atas kecukupan jumlah pelepah. Jumlah pelepah yang harus dipertahankan berdasarkan umur tanaman disajikan pada Tabel 8. Tabel 8 Jumlah pelepah yang dipertahankan berdasarkan umur tanaman Umur tanaman (tahun) Jumlah pelepah yang dipertahankan Songgo > Sumber : Sop Harvesting and Prunning Minamas

33 17 Teknik penunasan di lapangan harus dipahami oleh setiap pemanen agar tidak terjadi under prunning dan over prunning. Tanaman yang under prunning dan over prunning dapat menurunkan produktivitas kelapa sawit dan kadar minyak sawit yang diperoleh. Efek yang disebabkan oleh penunasan yang tidak baik adalah penurunan pencapaian produksi, jumlah bunga jantan meningkat, jumlah bunga betina yang gugur meningkat, serta penurunan berat rata-rata tandan yang dihasilkan (Pahan 2008). Pemotongan pelepah harus miring dan rapat ke batang sawit, untuk menghindari terjadinya kehilangan brondolan yang tersangkut pada ketiak pelepah. Pelepah yang sudah ditunas, dipotong menjadi dua sampai tiga bagian dan disusun rapi di antara tanaman dengan membentuk huruf U atau yang biasa disebut U- Shaped Frond Stacking. U-Shaped Frond Stacking bertujuan untuk mengurangi terjadinya aliran permukaan, mengurangi penguapan air, dan merangsang pertumbuhan feeding root. Penulis melakukan kegiatan penunasan dengan diawasi oleh mandor panen. Gambar kegiatan penunasan dan U-Shaped Frond Stacking dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 Penunasan pelepah kelapa sawit Kebun Manggala-1 (A) Penurunan pelepah (B) U-Shaped Frond Stacking B Leaf Sampling Unit (LSU) LSU merupakan kegiatan menentukan status hara Tanaman Menghasilkan (TM) kelapa sawit melalui jaringan daun. Hasil pengujian LSU bertujuan untuk penyusunan rekomendasi pemupukan setiap tahun serta dijadikan sebagai tolak ukur penampilan secara visual defisiensi hara dan kandungan hara tanaman kelapa sawit. Pengambilan contoh daun dilakukan dengan sistem terpusat atau tersebar. Pada setiap kebun pengambilan contoh daun dilakukan satu tahun sekali. Pengambilan contoh daun dilakukan mulai pukul WIB hingga pukul WIB. Daun contoh yang diperoleh dikirim ke Minamas Research Center (MRC) yang sebelumnya daun di oven di area kebun. Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan LSU ini adalah egrek, gunting pruning, kuas, cat, plastik bening ukuran 5 cm, blangko LSU, gambar kumpulan daun kelapa sawit yang mengalami defisiensi hara, dan label data LSU

34 18 per blok pengamatan. Kegiatan pengambilan contoh daun diawali dengan menentukan Titik Sampel (TS). TS adalah tanaman kelapa sawit yang diambil sebagai sampel daun. Tanaman TS pertama terletak pada baris ketiga dan tanaman ketiga. Titik awal dimulai dari arah barat- timur (B-T). Pengambilan TS selanjutnya yaitu ditentukan setiap selang 10 tanaman dan 10 baris tanaman. Setelah TS ditentukan TS diberi nomor dengan cat agar supervisi LSU dari MRC dapat memeriksa apakah pekerjaan LSU ini dilakukan dengan baik dan benar. Daun yang diambil adalah daun yang ke-17, diambil sebanyak enam helaian daun (lamina), tiga dari sisi kanan dan tiga dari sisi kiri. Sampel daun yang diambil adalah lamina yang ada di daun tengah, yaitu lamina yang terletak dua jengkal dari mata pancing (bagian tengah rachis muncul terasa jika di raba). Lamina yang akan diuji dipotong menjadi ukuran sekitar 3 cm x 3 cm dengan gunting pruning dan dimasukkan ke dalam kantong plastik transparan. Lamina dipotong dengan ukuran sekitar 3 cm x 3 cm dengan tujuan agar lamina matang merata saat di oven. Tanaman yang akan dijadikan TS harus memenuhi syarat, jika tidak memenuhi syarat TS diambil dari tanaman yang masih sebaris di depan atau dibelakangnya. Tanaman yang tidak memenuhi syarat yaitu, tanaman yang terletak di pinggir blok, tanaman sisipan, tanaman terserang hama dan penyakit, tanaman yang tumbuh miring di lahan datar, dan tanaman abnormal. LSU sebaiknya tidak dilakukan pada musim hujan, musim kemarau berkepanjangan, dan pada saat aplikasi pemupukan di areal tersebut karena akan berpengaruh pada keakuratan hasil analisis. Pengambilan LSU dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3 Pengambilan LSU di Kebun Manggala-1 (A) Pemotongan daun (B) Pemberian Nomor di Titik Sampel Pengendalian Gulma Pengendalian gulma pada prinsipnya merupakan usaha untuk meningkatkan daya saing tanaman pokok dan melemahkan daya saing gulma. Kehadiran gulma dalam perkebunan kelapa sawit tidak dikehendaki karena dapat mengakibatkan antara lain, menurunnya produksi akibat bersaing dalam pengambilan unsur hara, air, sinar matahari, dan ruang hidup, mengganggu pertumbuhan tanaman dengan mengeluarkan senyawa alelopati, dan menjadi inang bagi hama, di samping bersifat patogen yang menyerang tanaman.. Pada dasarnya pengendalian gulma dilakukan

35 dengan tiga cara, yaitu kimia, mekanis, dan biologi. Kegiatan pengendalian gulma diawali dengan kegiatan identifikasi gulma untuk mengetahui jenis gulma dominan di areal kebun. Pengendalian gulma di Kebun Manggala-1 difokuskan pada piringan kelapa sawit dan pengendalian gulma selektif di gawangan, tempat pengumpulan hasil (TPH) maupun areal kebun yang lain. Piringan kelapa sawit harus bebas dari gulma (W0) hal ini dikarenakan piringan berfungsi sebagai tempat untuk menyebarkan pupuk. Selain itu, piringan juga merupakan daerah jatuhnya brondolan yang menandakan buah di tanaman tersebut telah matang apabila brondolan yang jatuh sama dengan atau lebih dari 10 brondolan. Pengendalian gulma selektif dikhususkan untuk gulma yang berbahaya seperti Imperata cylindrica, Stenochlaena palustris, Clidemia hirta, dan Melastoma malababratichum. Pengendalian gulma di Kebun Manggala-1 tidak menggunakan konsep bersih total dari gulma karena selain gulma ada beberapa tumbuhan yang bermanfaat tumbuh di areal kebun antara lain sebagai tempat hidup dan cadangan makanan bagi pertumbuhan musuh alami hama kelapa sawit, menjaga kelembaban tanah, serta mengurangi laju air(run off). Pengendalian gulma secara kimia. Pengendalian gulma secara kimia di Kebun Manggala-1 memakai sistem pengorganisasian unit semprot yang disebut di Kebun Manggala-1 yaitu BSS (block spraying system). Sistem pengendalian gulma dengan BSS terkonsentrasi pada satu blok dengan keuntungan pengawasan yang terpusat sehingga dapat menghemat tenaga supervisi, dan kualitas semprotan akan lebih baik. Sistem penyemprotan dengan BSS di Kebun Manggala-1 menjadi tanggung jawab dari divisi IV. Sistem BSS di Kebun Manggala-1 mempunyai tempat untuk menyimpan alat-alat penyemprotan dan perlengkapan safety bagi karyawan dalam pelaksanaan penyemprotan. Tujuan di bangun rumah BSS adalah untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja karyawan karena mereka bekerja dengan racun. Kebun Manggala-1 juga memiliki 1 truk dengan tangki untuk membawa air dan juga alat semprot serta karyawan untuk mendukung kegiatan BSS. Penyemprotan dengan sistem BSS dimulai dari jalan koleksi sampai ke pasar tengah setelah itu pindah sisi dari pasar tengah sampai ke jalan koleksi awal. Saat penulis melakukan kegiatan magang, sistem BSS tidak berfungsi untuk mengendalikan gulma tetapi untuk perawatan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dengan melakukan pemupukan daun dan pengendalian hama. Sementara untuk pengendalian gulma dilakukan oleh divisi masing-masing. Saat penulis melakukan kegiatan magang pengendalian gulma secara kimia di Kebun Manggala-1 ada tiga tempat yang menjadi fokusnya yaitu gawangan (selektif weeding), piringan TM, dan piringan TBM. Pengendalian gulma gawangan (selektif weeding) hanya mengendalikan gulma-gulma tertentu saja seperti Imperata cylindrica, Stenochlaena palustris, Clidemia hirta, dan Melastoma malababratichum. Standar prestasi kerja kerja karyawan dalam selektif weeding 2 ha HK -1 apabila kondisi blok sulit atau 3 ha HK -1 apabila kondisi blok mudah. Pengendalian menggunakan alat semprot RB 15 dengan kapasitas tangki 15 L. Herbisida yang digunakan berbahan aktif glyphosate dengan dosis 440 cc ha -1 dan methyl metsufuron 0.03 kg ha -1 dengan jumlah racun kedalam kap penuh yaitu 19

36 20 sebanyak 17 L yaitu masing-masing 110 cc dan 75 cc. Volume semprot gawangan adalah 68 L ha -1 Sementara untuk pengendalian gulma piringan TM starndar prestasi kerja karyawan yaitu 2 ha HK -1. Pengendalian menggunakan alat semprot RB 15 dengan kapasitas tangki 15 L. Herbisida yang digunakan berbahan aktif glyphosate dengan dosis 250 cc ha -1 dan methyl metsufuron 0.03 kg ha -1 dengan jumlah racun kedalam kap penuh yaitu sebanyak 17 L yaitu masing-masing 250 cc dan 300 cc. Volume semprot piringan adalah 17 L ha -1 Saat penulis melakukan kegiatan magang dilakukan juga pengendalian gulma piringan untuk TBM. Standar prestasi kerja kerja karyawan dalam selektif weeding 2 ha HK -1. Pengendalian menggunakan alat semprot solo dengan kapasitas tangki 15 L. Herbisida yang digunakan berbahan aktif amonium glifosinat dengan dosis 100 cc ha -1 dengan jumlah racun kedalam kap yaitu sebanyak 15 L yaitu 25 cc. Volume semprot piringan TBM adalah 60 L ha -1 gambar pengendalian gulma dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4 Pelaksanaan penyemprotan Kebun Manggala-1 (A) semprot gawangan (B) semprot piringan TM (C) semprot piringan TBM Pengendalian gulma secara manual. Pengendalian gulma secara manual terdiri dari rawat piringan manual, gawangan manual, dan Dongkel Anak Kayu (DAK). Pengendalian gulma secara manual dilakukan menggunakan parang, cangkul, babat, dan cados. Pengendalian rawat piringan manual dilakukan oleh tenaga borongan yang biasanya dilakukan oleh pemanen dengan mengendalikan gulma pada hancaknya sendiri. Rawat piringan manual dilakukan setelah dilakukan semprot piringan TM. Piringan di sekitar tanaman kelapa sawit harus bebas gulma atau dikenal dengan zona W0 sehingga mudah dalam menentukan buah masak, pengutipan brondolan, dan mengurangi kompetisi unsur hara dan air karena akar halus tanaman masih berada di sekitar pokok. Pengendalian gulma di gawangan bertujuan mengurangi kompetisi hara, air, dan sinar matahari, mempermudah kontrol pekerjaan, dan menekan populasi hama. Pekerjaan yang dilakukan yaitu membabat tanaman pakis yang biasanya terdiri dari tiga jenis pakis, yaitu pakis kawat (Dicrapnoteris linearis, pakis (Nephrolepis bisserata), dan pakis udang (Stenoclaena palustris). Pekerjaan

37 membabat hanya dilakukan pada pakis yang tumbuh tinggi dan semak serta membabatnya tidak dilakukan seluruhya. Hal ini dikarenakan tumbuhan pakis dapat menjaga kelembaban tanah dan mengurangi laju air (run off). Pengendalian gulma di gawangan juga melakukan kegiatan mencabut kentosan yang tumbuh di gawangan, piringan, dan parit di sekitar TPH. Kentosan adalah bibit kelapa sawit yang tumbuh tidak diinginkan di areal TM. Prestasi kerja untuk pengendalian gawangan manual yaitu 0.5 ha HK -1. Sementara untuk dongkel anak kayu dikhususkan untuk gulma yang berkayu yang tumbuh besar. Jenis-jenis gulma berkayu di Kebun Manggala-1 adalah Chromolena odorata, Melastoma malabathricum, dan Clidemia hirta. Teknik pengendalian manual dilakukan dengan alat cados, yaitu cangkul kecil (lebar ±14 cm). Dengan alat ini, gulma bisa dibongkar hingga ke perakarannya. Dalam pengendalian gulma berkayu tidak dibenarkan menggunakan parang babat (slashing). 21 Pengendalian Hama dan Penyakit Pengendalian hama dan penyakit tanaman pada hakikatnya merupakan upaya untuk mengendalikan suatu kehidupan. Oleh karena itu, konsep pengendaliannya dimulai dari pengenalan dan pemahaman terhadap siklus hama dan penyakit itu sendiri. Pemilihan jenis, metode (biologi, mekanik, kimia, dan terpadu), serta waktu pengendalian yang diaanggap paling cocok akan dilatarbelakangi oleh pemahaman atas siklus hidup hama/penyakit tersebut. Pengendalian hama di Kebun Manggala-1 menggunakan sistem biologis. Pengendalian ulat api dan ulat kantong pengendaliannya menggunakan pengembangan beneficial plant, pengendalian tikus dengan nmembangun kandang burung hantu, dan pengendalian kumbang tanduk dengan fero trap. Pengendalian ulat api dan ulat kantong. Serangan hama ulat api dan ulat kantong menyebabkan kehilangan daun (defoliasi) tanaman yang berdampak langsung terhadap penurunan produksi Pengendalian ulat api dan ulat kantong di Kebun Manggala-1 adalah dengan menanam beneficial plant. Jenis beneficial plant yang digunakan adalah Casia cobanensis, Turnera subulata, Antigonon leptopus (Gambar 5). Beneficial plant biasanya ditanam di pinggir jalan Main Road (MR) dan Collection Road (CR). Standar Penanamn beneficial plant di kebun Manggala- 1 adalah 10 m mewakili 1 ha dengan komposisi penanamn Casia cobasinensis : Antigonon leptopus : Turnera subulata adalah 60% : 20% : 20%. Perawatan beneficial plant hanya disiram ketika musim kemarau.

38 22 Gambar 5 Beneficial plant kebun Manggala-1 (A) Casia cobasinensis, (B) Turnera subulata, (C) Antigonon leptopus Pengendalian hama tikus. Hama tikus menyerang bunga betina, bunga jantan, mesocarp baik pada tandan muda maupun yang sudah matang. Pengendalian hama tikus di kebun Manggala-1 menggunakan predator alami tikus yaitu burung hantu (Tyto alba), dengan melakukan pemasangan kandang burung hantu di dalam blok tanaman kelapa sawit, dimana terdapat 1 kandang burung hantu dalam areal 20 ha. Pengendalian kumbang tanduk (Oryctesn rhinoceros). Pengendalian hama kumbang tanduk adalah menggunakan perangkap yang mengandung feromon atau dikenal dengan istilah fero trap. Pengendalian kumbang tanduk dengan fero trap dilakukan pada TBM. Prinsip kerja fero trap adalah merangsang datangnya kumbang tanduk masuk ke dalam perangkap. Feromon dimasukkan ke dalam ember kemudian digantung dengan konsep tiang penyangga yang digunakan lebih tinggi dari tanaman kelapa sawit. Perangkap feromon cukup efektif untuk mengendalikan hama kumbang tanduk karena bau yang dikeluarkan feromon cukup mampu merangsang datangnya kumbang tanduk. Pemupukan Kegiatan pemupukan adalah upaya menambahkan unsur hara ke tanaman sesuai dosis yang dibutuhkan oleh tanaman. Kebun Manggala-1 selalu membuat rencana kegiatan pemupukan terlebih dahulu sebelum aplikasi untuk mencapai pemupukan yang efisien. Rencana kegiatan disusun oleh asisten bersama dengaan kerani. Kebun Manggala-1 mengaplikasikan pemupukan organik dan anorganik yang mengacu pada 4 T, yaitu tepat waktu, tepat cara, tepat dosis dan tepat jenis (unsur).. Tenaga kerja pemupukan. Jumlah tenaga kerja pemupuk yang terdapat di Divisi II adalah 20 orang terdiri dari 3 mandoran yang masing-masing memiliki 4 penabur dan 1 pelangsir, sisanya adalah petugas yang bertanggung jawab dalam pengangkutan pupuk dari gudang ke lapangan. Adapun tugas tambahan bagi pelangsir setelah melangsir pupuk yaitu mengumpulkan karung pupuk dan mengembalikannya ke gudang pupuk. Pengangkutan dan pelangsiran pupuk. Pupuk diambil di gudang besar tempat penyimpanan pupuk setelah sebelumnya melalui surat dari divisi ke kantor bagian tanaman kebun yang diurusi oleh 2 orang koordinator pengangkutan pupuk

39 secara bergantian. Pengambilan pupuk ke gudang, harus disertai dengan surat pengajuan alat dan bahan yang dibuat oleh kerani. Surat tersebut telah disetujui dan ditandatangani oleh manajer kebun. Jadi tidak boleh sembarangan mengajukan permintaan bahan tanpa sepengetahuan pimpinan kebun. Dari gudang, pupuk diangkut ke supply point kemudian selanjutnya diecer oleh pelangsir ke lahan. Jumlah pupuk yang diangkut ditetapkan oleh Mandor pupuk berdasarkan perhitungan dosis per pokok dan jumlah karyawan penabur pupuk dan diketahui oleh asisten kebun atau mandor satu. Setiap goni akan diberi nama agar tidak terjadi kesalahpahaman antar penabur pupuk. Penaburan pupuk. Pengaplikasian pupuk dilakukan dengan mengacu kepada prinsip 4-T, yaitu tepat waktu, tepat cara, tepat dosis dan tepat jenis (unsur). Aplikasi untuk pupuk anorganik seperti ZA (kandungan 21 % N dan 24 % S) dan pupuk Rock phosphate (kandungan 28 % P2O5) dilakukan dengan cara menabur pupuk di sekeliling pinggiran piringan tanaman dengan jarak m dari pohon tanaman kelapa sawit. Adapun dosis yang dipakai bagi tanaman tahun tanam 1995 untuk pupuk ZA adalah 1.25 kg pokok -1, dan untuk pupuk RP 1.50 kg pokok -1, sedangkan bagi tanaman berumur kurang dari 10 tahun untuk pupuk ZA dipakai dosis 1.00 kg pokok -1, dan untuk pupuk RP dipakai dosis 1.25 kg pokok Pengawasan kualitas pemupukan. Pengawasan kegiatan pemupukan dilakukan oleh mandor pupuk. Seorang mandor pupuk di Divisi II mengawasi dan bertanggung jawab terhadap 24 pekerja. Setelah selesi penaburan, karung pupuk selalu dikumpulkan sesuai dengan jumlah yang diambil dari gudang. Sesuai pengamatan yang dilakukan oleh penulis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pihak kebun dalam hal aplikasi pemupukan, seperti cara penaburan yang belum sesuai dengan instruksi kerja sehingga belum tercapai kegiatan pemupukan yang efisien. Penulis juga melakukan kegiatan pemupukan ZA dengan dosis 1 kg per pokok. Pemanenan Kegiatan pemanenan bagi perkebunan kelapa sawit adalah proses memotong buah dari pohonnya yang sesuai SOP kebun sawit serta mengumpulkan berondolan sawit yang berada disekitar piringan atau gawangan dan mengangkutnya sehingga sampai di pabrik ataupun pasaran. Rotasi panen (interval/umur pusingan). Rotasi panen adalah selang waktu antara panen yang satu dengan panen berikutnya pada satu hanca. Rotasi panen yang normal adalah antara 6 hari sampai 9 hari, jika kurang dari 6 tau lebih dari 9 hari maka rotasi panen di kebun tersebut diindikasikan bermasalah karena percepatan ataupun terlambatnya rotasi panen dapat menganggu proses operasonal lainnya. Kebun Manggala-1 menerapkan rotasi panen 6 per 7 (dalam satu minggu dilakukan panen enam hari) dan Kebun Manggala-1 membagi enam seksi panen. Rotasi panen Divisi II Manggala-1 dapat dilihat pada Gambar 6. 23

40 24 Gambar 6 Rotasi Panen 6 Seksi Divisi II AKP (Angka Kerapatan Panen). Penentuan AKP dinamakan taksasi produksi dilakukan sehari sebelum dilaksanakan panen pada blok yang akan dipanen. Adapun manfaat dari penentuan AKP adalah untuk mengetahui jumlah tandan yang akan di panen, jumlah pemanen yang dibutuhkan serta kebutuhan alat transportasi serta alat dan bahan untuk panen yang dibutuhkan. Berikut cara perhitungan untuk mengetahui angka kerapatan panen: Jumlah pokok sampel = 100 Jumlah tandan buah matang = 25 AKP = Jumlah buah matang Jumlah pokok sampel x100% = x 100% = 25% Kriteria matang panen. Kriteria matang panen TBS dapat diketahui berdasarkan jumlah berondolan yang jatuh disekitar piringan atau di sekitaran pokok. Menurut Sastrosayono (2003) buah yang membrondol dapat terjadi pada saat buah mulai masak, sehingga kandungan minyak dalam daging buah (mesokarp) meningkat cepat. Hal ini disebabkan adanya proses konversi karbohidrat menjadi lemak dalam buah. Kebun Kebun Manggala-1 menyepakati untuk buah yang memenuhi kriteria panen ketika 10 berondolan per tandan di piringan. Berikut kriteria matang tandan buah segar dicantumkan pada Tabel 9. Tabel 9 Kriteria matang tandan buah segar di kebun Kebun Manggala-1 Tingkat kematangan Kategori Toleransi Unripe 0-4 brondolan 0% Under ripe 5-9 brondolan <5% Ripe 10 atau lebih brondolan >95% Empty bunch Brondolan yang lepas per janjang> 95 % 0% Longstalk Panjang gagang lebih dari 5 cm 0% Old bunch Lebih dari 48 jam 0% Sumber: Pedoman Budidaya Kelapa Sawit, Minamas Plantation

41 25 Pelaksanaan panen. Pelaksanaan panen dilaksanakan ketika tandan yang di pokok telah memenuhi syarat matang buah sesuai SOP kebun yang berlaku. Dalam teknis panen, untuk tanaman dewasa harus terlebih dahulu memotong pelepah yang terletak dibawah buah. Sistem yang diterapkan di kebun Manggala-1 adalah setiap satu orang pemanen memiliki satu nomor potong, terlepas dari pemanen tersebut mengerjakan penurunan buah dan mengutip berondol lalu melangsirnya ke TPH dengan bantuan orang lain. Basis dan premi panen. Premi potong buah di kebun Manggala-1 menerapkan basis borong. Basis borong adalah batas minimum TBS yang harus diperoleh oleh seorang pemanen dalam satu seksi panen untuk mendapatkan premi panen Basis borong yang digunakan di Kebun Manggala-1 adalah jumlah janjang TBS bukan kilogram TBS. Pemeriksaan mutu buah dan hanca panen. Pemeriksaan mutu buah dan hancak panen bertujuan untuk evaluasi dan meningkatkan disiplin pelaksanaan panen sesuai dengan norma yang telah dit.erapkan oleh perusahaan. Pemeriksaan dilakukan oleh Manajer (diwakili oleh cop control) dan juga oleh mandor panen divisi itu sendiri. Alat panen. Dalam kegiatan panen membutuhkan alat-alat panen seperti alat pelindung diri (APD), yang disediakan oleh pihak kebun, alat operasional; dodos, kampak, kereta sorong, gancu, karung goni, egrek, tali, dan serta alat transportasi truk untuk mengangkut buah ke pabrik. Aspek Manajerial Kegiatan Manajerial yang diikuti penulis dalam pelaksanaan kegiatan magang meliputi pengawasan di lapangan dan penyusunan administrasi di kebun. Selama berstatus pendamping mandor dan pendamping asisten divisi penulis beberapa kali diminta membantu pengawasan dalam kegiatan-kegiatan teknis seperti; pemanenan, pengendalian gulma, pemeliharaan, pemberantasan hama, serta kegiatan-kegiatan teknis manual perawatan jalan. Mandor I. Mandor I bertugas membantu asisten divisi mengkoordinir mandor-mandor dalam pembagian tugas kemandorannya masing-masing, sehingga seluruh mandor nantinya dapat bersinergi dalam hal pengerjaan pekerjaan dilapangan. Selama menjadi pendamping mandor I, penulis sering kali mendapat tugas dari mandor I untuk mengawasi di beberapa kemandoran seperti mengawasi kegiatan panen di kemandoran panen, mengawasi pengambilan bahan ke gudang di kemandoran perawatan dan juga membantu mandor I mengawasi kegiatan perbaikan sarana di kebun. Divisi II selalu melakukan apel pagi oleh mandor I yang bertujuan untuk koordinasi pemecahan pekerjaan di lapangan bersama seluruh mandor di divisi serta sebagai wadah mandor I untuk mengevaluasi kegiatan di kebun, menerima laporan dari mandor perawatan dan mandor panen. Adapun kewajiban administrasi yang dilaksanakan opleh mandor I di Divisi II adalah membuat buku mandor (absensi), membuat buku laporan mandor serta melaporkan hasil pekerjaan rutin kepada asisten divisi.

42 26 Mandor panen. Mandor panen bertugas mengawasi kegiatan panen di lapangan, mengevaluasi panen harian berdasarkan, membagi tugas para pemanen di kebun serta melaporkan hasil kegiatan panen dan kinerja dari para pemanen setiap harinya di buku laporan pekerjaan mandor. Divisi II memiliki 3 mandor panen. Karena sistem panen di Divisi II menggunakan sistem hanca giring tetap, yaitu tiap pemanen memiliki hanca tetap di tiap blok dan kegiatan panen digiring oleh mandor dari satu blok ke blok selanjutnya sesuai dengan hanca panen. Selama menjadi pendamping mandor panen, penulis bertugas mengawasi dan mengerjakan buku mandor serta memberi solusi terhadap pekerjaan yang mendesak. Penulis juga pernah mendampingi kedua mandor panen di Divisi II. Mandor pemeliharaan. Mandor pemeliharaan di Kebun Manggala-1 bertanggung jawab atas mutu dan output pekerjaan. Tugas dari mandor perawatan adalah membantu asisten dalam merencanakan, memarahkan dan membagi hanca karyawan sesuai lokasi yang akan dikerjakan. Serta memastikan alat-alat dan bahan yang digunakan lengkap dan siap digunakan di lapangan. Setelah itu mengontrol dan mengawasi pekerjaan dari karyawan dan terakhir mengisi buku laporan realisasi kerja di kantor divisi/divisi. Kemandoran ini selain mengerjakan perawatan terhadap tanaman seperti pembersihan piringan, pengendalian gulma, penunasan mandor juga bertanggung jawab dengan hal-hal yang mencangkup terhadap sarana dan prasarana yang ada di kebun, khususnya jalan-jalan untuk mengangkut tandan kelapa sawit. Selama menjadi pendamping mandor pemeliharaan, penulis pernah mengawasi kegiatan seperti babat gawangan, rayutan, pemupukan, penyemprotan gulma, mengawasi perbaikan jalan serta mengerjakan buku mandor. Kerani produksi. Kerani produksi bertugas untuk mengadakan grading /sortasi terhadap buah di setiap TPH sebelum diangkut ke PKS. Selain itu, kerani produksi menghitung jumlah TBS dan brondolan di TPH yang nantinya setelah dicek oleh kerani langsung diangkut ke sehingga tidak ada buah yang restan/tertinggal di lapangan. Kerani produksi harus membuat laporan produksi harian ke kantor divisi. Selama menjadi pendamping kerani produksi, penulis membantu kerani produksi dalam hal mencatat dan menghitung serta mensortasi buah mentah yang terpanen dan juga membantu pencatatan LM (Laporan Manajemen). Kerani divisi. Tugas bulanan kerani divisi adalah membuat laporan bulanan tingkat divisi, membuat rekapitulasi daftar premi dan borongan dalam sebulan, membuat laporan berita acara serah terima pekerjaan (BASTP), membagikan beras catu karyawan, dan mengisi mading bulanan. Laporan bulanan divisi berisi rekapitulasi seluruh jenis pekerjaan dalam sebulan. Kerani divisi bertanggung jawab terhadap keakuratan dan kerapihan seluruh arsip data divisi sehingga mudah dicari apabila sewaktu-waktu dibutuhkan. Selama menjadi pendamping kerani divisi, penulis belajar untuk melakukan input data transaksi kegiatan operasional kebun, mengisi buku mandor, kumpulan laporan kerja harian (KLKH), dan menghitung premi. Asisten divisi. Asisten kebun betugas dan bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan divisi baik mulai dari kegiatan perawatan tanaman, produksi, dan paling utama manajemen kegiatan di kebun divisi. Asisten bertugas memimpin lingkaran pagi bersama dengan mandor, menjelaskan rencana kerja harian dan evaluasi pekerjaan sebelumnya seperti terlihat pada Gambar 7. Selain bertugas

43 menjalankan fungsi pengelolaan di lapangan. Asisten juga bertugas untuk mengelola administrasi divisi, membuat rencana kerja anggaran per tahun (RKAP), rencana kerja operasional (RKO) dan renccana kerja harian (RKH). Asisten mengatur pengeluaran biaya divisi sesuai dengan RKAP, RKO, dan RKH agar efektif dan efisien dalam penggunaannya, sehingga tidak terjadi over budget. Asisten juga bertanggung jawab di bidang operasional kebun, yaitu melakukan pembinaan terhadap seluruh sumber daya manusia yang ada untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tanamanan kelapa sawit. 27 Gambar 7 Penulis saat menjadi pendamping asisten memimpin apel pagi. HASIL DAN PEMBAHASAN Janjangan Kosong (JJK) JJK merupakan salah satu produk sampingan yang berasal dari stasiun bantingan (tresher). JJK yang dihasilkan MF sebesar 21.4% dari jumlah TBS yang diolah atau sekitar 214 kg dari setiap 1 ton TBS yang diolah. Pemanfaatan JJK dilihat dari segi ekonomis dapat meningkatkan keuntungan perusahaan melalui peningkatan produksi dan dari segi efektivitas dapat mengurangi pencemaran lingkungan. Limbah JJK dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos, pupuk kalium, dan bahan serat (Pardamean 2011). JJK yang dihasilkan MF didistribusikan ke kebun-kebun yang ada di PT TMP seperti Manggala-1 Estate (MGE-1), Manggala-2 Estate (MGE-2), dan Manggala-3 Estate (MGE-3). MF juga mendistribusikan JJK ke kebun yang ada di PT Lahan Tani Sakti (LTS) yaitu Alur Dumai Estate (ADE) mulai oktober 2013 sampai penulis selesai magang. Hal ini dikarenakan PKS Alur Dumai Factory (ADF) sedang dalam perbaikan sehingga kebun ADE mengirimkan TBS untuk diolah ke MF. Setiap kebun memperoleh JJK sesuai dengan jumlah TBS yang dikirim ke PKS yaitu 23% dari jumlah TBS atau sekitar 230 kg dari setiap 1 ton TBS yang dikirim kebun tersebut. Menurut Pahan (2008), rata-rata potensi kandungan unsur hara per ton JJK adalah 0.37% N (8 kg Urea), 0.04 % P (2.9 kg RP), 0.91% K (18.30 kg MOP), dan

44 % Mg (5 kg Kieserite). Aplikasi JJK dapat meningkatkan proses dekomposisi sehingga kandungan fisik, biologi, dan kimia tanah meningkat. Aplikasi JJK ke tanah bukan saja dapat memenuhi kebutuhan hara tanaman dalam jangka pendek, tetapi dalam jangka panjang akan meningkatkan kesuburan tanah sehingga meningkatkan produktivitas tanah. Selain itu, aplikasi JJK juga bermanfaat sebagai mulsa untuk meminimalkan erosi pada areal lereng serta dapat menekan pertumbuhan gulma. Aplikasi JJK dilakukan dengan rotasi 1 kali per tahun, JJK diaplikasikan secara manual, untuk TBM di piringan sedangkan TM di gawangan mati masing-masing satu lapis. Pada umur tanaman 3 tahun tidak perlu dilakukan aplikasi JJK, karena aplikasinya akan memakan waktu yang lama dan biaya aplikasi akan menjadi lebih tinggi. Aplikasi JJK di gawangan tidak akan memberikan manfaat ekonomis karena akar tanaman belum melewati areal piringan. Dosis aplikasi JJK di MGE-1 disajikan pada Tabel 10. Tabel 10 Dosis aplikasi JJK di MGE-1 Umur Tanaman kg/pohon/tahun Aplikasi JJK JJK Tempat Waktu 1 tahun 200 kg Piringan Segera setelah tanam 2 tahun 225 kg Piringan 1 tahun setelah aplikasi pertama 3 tahun tahun 275 kg Gawangan Mati Setiap tahun Sumber: Kantor Besar MGE-1 (2014) Alur distribusi JJK yaitu JJK dari penampungan sementara dimuat ke kendaraan pengangkut dengan menyalurkan JJK dari terminal penampungan sementara yang berada diatas kendaraan pengangkut sehingga JJK akan terisi dengan sendirinya ke kendaraan pengangkut atau dimuat ke kendaraan pengangkut menggunakan loader PKS. Kendaraan pengangkut yang dibutuhkan adalah dump truck dengan kapasitas angkut 5.5 ton. Jumlah unit aplikasi JJK dapat juga menggunakan kontraktor, jika unit yang ada digunakan untuk mengangkut TBS ke PKS. JJK diangkut ke lahan dengan menggunakan dump truck dan diletakkan diletakkan di pinggir collection road didepan baris yang ingin diaplikasikan, setiap tumpukan jumlahnya rata-rata 6 ton. Aplikasi JJK ke lahan harus dilakukan sebaik mungkin sehingga manfaat JJK sebagai pupuk organik dapat maksimal dan biaya aplikasi tidak terlalu mahal. JJK yang diangkut dari PKS ke lapangan harus segera diaplikasikan. JJK maksimal menumpuk di collection road selama satu minggu setelah diangkut, apabila dibiarkan terlalu lama maka dapat merusak kondisi jalan dan kandungan unsur hara akan berkurang terutama unsur K. Metode aplikasi JJK di MGE-1 dengan tekhnik mulching yang diaplikasikan dipiringan pada tanaman belum mengahasilkan (TBM) dan diaplikasikan diantara dua pokok untuk satu titik pada tanaman menghasilkan. JJK diaplikasikan di piringan dengan dosis 200 kg/pokok pada tahun pertama dan 225kg/pokok sehingga dibutuhkan JJK sebanyak 8 ton/ha pada tahun pertama TBM dan 9 ton/ha pada tahun kedua TBM. Sementara JJK yang diaplikasikan pada TM diaplikasikan

45 diantara dua pokok dengan dosis 250 kg/pokok sehingga dalam satu titik ada 250 kg JJK dan dibutuhkan JJK sebanyak 8.5 ton/ha dengan rotasi aplikasi satu kali setahun. Peletakkan JJK di lahan dapat dilihat pada Gambar Gambar 8 Peletakkan JJK (A) di TM, (B) di TBM Pratiwi (2013) menyatakan bahwa kandungan K2O pada JJK sebesar 2.25% dengan kandungan air sebesar 29.42% sehingga dapat meningkatkan massa akar yang berpengaruh pada efektivitas penyerapan hara. Jumlah JJK yang teraplikasikan pada masing-masing blok di Kebun MGE-1 dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Jumlah Janjangan Kosong yang teraplikasikan di Manggala-1 Estate pada periode Blok Aplikasi JJK Tahun Tanam Luas blok (ha) Luas aplikasi JJK (ha) Total aplikasi JJK (ton) B A B G G E E E E E G Total Sumber: Kantor Besar MGE-1 (2014) Berdasarkan data pada tabel 11, luas blok yang teraplikasi JJK pada periode yaitu 421 ha dengan total JJK yang teraplikasikan JJK ton. Jumlah JJK yang dihasilkan MF periode yaitu ton sedangkan JJK yang diaplikasikan ke MGE-1 hanya ton. Sisa JJK yang dihasilkan MF didistribusikan ke kebun lain seperti MGE-2, MGE-3, dan ADE dengan total

46 30 JJK yang diterima yaitu 23% dari jumlah TBS atau sekitar 230 kg dari setiap 1 ton TBS yang dikirim kebun tersebut. Tandan buah segar yang dikirim MGE-1 ke MF pada periode adalah sehingga JJK yang diterima MGE-1 yaitu hanya 18% dari jumlah TBS yang dikirim. Hal ini dikarenakan MGE-3 membutuhkan JJK yang lebih banyak untuk aplikasi di areal TBM (Tanaman Belum Menghasilkan. Perbandingan produktivitas (janjang ha -1 ) dan produktivitas (kg ha -1 ) blok aplikasi JJK (A010, E010, E013, dan E016) dengan blok tanpa aplikasi JJK (B010, E009, E014,dan D015) dapat dilihat pada tabel 12 dan hasil uji-t pada tabel 13. Tabel 12 Perbandingan produktivitas TBS (janjang ha -1 ) dan produktivitas TBS (kg ha -1 ) pada blok aplikasi janjangan kosong dengan blok tanpa aplikasi janjangan kosong Blok Tahun Tanam Luas blok (ha) Produktivitas TBS (Janjang ha -1 ) Produktivitas TBS (Kg ha -1 ) Aplikasi JJK A E E E Tanpa Aplikasi JJK A D E F Sumber: Kantor Besar MGE-1 (2014) Tabel 13 Hasil uji-t rata-rata produktivitas (janjang ha -1 ) dan produktivitas (kg ha -1 ) pada blok aplikasi janjangan kosong dengan blok tanpa aplikasi janjangan kosong Parameter Blok aplikasi JJK Blok tanpa aplikasi JJK Produktivitas TBS (janjang ha -1 ) b a Produktivitas TBS (kg ha -1 ) a a *angka-angka diikuti huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% Berdasarkan hasil analisis produksi TBS yang disajikan pada Tabel 12 menunjukkan bahwa produktivitas TBS (kg ha -1 ) pada blok yang diaplikasikan JJK tidak berbeda nyata dengan produktivitas TBS (kg ha -1 ) pada blok yang tidak diaplikasikan JJK. Hal ini dikarenakan pemberian JJK tidak diaplikasikan pada seluruh blok aplikasi baik dalam jumlah janjang dan massa TBS. Hal ini mengindikasikan bahwa pemberian JJK hanya berfungsi sebagai penambah kelembaban tanah pada blok yang diaplikasikan JJK. Namun, hasil produktivitas TBS (janjang ha -1 ) berbeda nyata antara blok aplikasi JJK dengan blok tanpa

47 aplikasi JJK. Hal ini menunjukkan bahwa aplikasi JJK sudah dilakukan secara kontinyu, sehingga jumlah produktivitas TBS (janjang ha -1 ) dan produktivitas TBS (kg ha -1 ) lebih tinggi di blok aplikasi JJK di bandingkan di blok tanpa aplikasi JJK. Sementara untuk pemberian pupuk, berikut adalah dosis setiap jenis pupuk yang diaplikasikan di blok yang diuji-t rata-rata produktivitas (janjang ha -1 ) dan produktivitas (kg ha -1 ) yang dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14 Dosis setiap jenis pupuk yang diaplikasikan di blok yang diuji-t rata-rata produktivitas (janjang ha -1 ) dan produktivitas (kg ha -1 ) 31 Blok Tahun Tanam Luas blok (ha) Urea (kg pohon -1 ) Dosis Setiap Jenis Pupuk MOP (kg pohon -1 ) RP (kg poho n -1 ) Kies erite (kg poho n -1 ) Berdasarkan data pada Tabel 14, rata-rata pada dosis pemupukan (kg pohon - 1 ) urea kg pada semester 1 dan 2, MOP pada semester 2, RP, dan HGFB pada blok yang diuji-t rata-rata terlihat bahwa nilai blok tanpa aplikasi JJK lebih besar daripada blok aplikasi JJK. Hal ini mengindikasikan bahwa pemberian JJK cukup efektif. Pemberian JJK yang ditambah pupuk anorganik dengan dosis lebih sedikit daripada dosis standar memberikan produktivitas (janjang ha -1 ) dan produktivitas (kg ha -1 ) lebih baik dibandingkan hanya pemakaian dosis standar dengan menghemat kg pohon -1 semua pupuk yang digunakan. Organisasi pekerjaan aplikasi JJK di MGE-1 dilakukan oleh karyawan SKU. Prestasi kerja yang ditetapkan dilapangan yaitu 6 ton/hk (dosis aplikasi 37.5 ton JJK/ha atau 275 kg JJK/pokok untuk tanaman menghasilkan {TM}) dengan upah per HK Rp (per ton Rp untuk tanaman menghasilkan), sementara untuk tanaman belum menghasilkan(tbm) upah per HK Rp (per ton Rp 6.500). HGF B (kg poho n -1 ) SM1 SM2 SM1 SM2 Aplikasi JJK A E E E Rata-rata Tanpa Aplikasi JJK A D E F Rata-rata

48 32 Tenaga kerja aplikasi JJK yang ada di MGE-1 belum secara khusus bekerja mengaplikasikan JJK. Tenaga kerja tersebut dapat mengerjakan pekerjaan lain yang lebih diutamakan dan dibutuhkan, sehingga aplikasi JJK tidak dapat dilakukan setiap hari. Kurangnya tenaga kerja aplikasi dan belum adanya tenaga kerja khusus menyebabkan JJK menumpuk di collection road karena tidak dapat langsung diaplikasikan ke lahan sehingga unsur hara yang terkandung pada JJK akan berkurang. Limbah Cair (POME) POME (Palm Oil Mill Effluent) hasil sampingan (by product) dari pengolahan TBS di PKS berasal dari proses rebusan (sterilizer), dan pemurnian (clarifier) yang seluruhnya di tampung sementara di fat pit (kolam effluent treatment) dan akan melalui beberapa perlakuan sebelum diaplikasikan ke areal pertanaman. Perlakuan tersebut bertujuan untuk mengurangi kandungan BOD (Biological Oxygen Demand) menggunakan metode kolam pendingin dengan memanfaatkan bakteri pengurai yang bekerja secara anaerob maupun aerob. Aplikasi POME direkomendasikan hanya untuk tanaman menghasilkan dan tidak direkomendasikan untuk tanaman belum menghasilkan. Umumnya areal-areal yang memiliki kesediaan air cukup tinggi yaitu disekitar sungai, jalur aliran air, dan anak sungai tidak direkomendasikan untuk aplikasi POME. Limbah POME yang dihasilkan MF pada periode 2013/2014 yaitu sebesar ton atau sekitar 50% dari setiap ton TBS yang diolah. Limbah yang dihasilkan MF pada periode 2013/2014 memiliki rata-rata BOD mg l -1 dan rata-rata ph 4. Standar BOD yang ditetapkan untuk aplikasi ke perkebunan adalah mg l -1 dan ph 6 (Sutarta et al.2003). Oleh karena itu, air limbah yang dihasilkan MF diolah terlebih dahulu dengan sistem kolam. Sistem kolam sampai saat ini dianggap sebagai metode pengolahan yang efektif karena dapat menurunkan BOD hingga dibawah mg l -1 (Silalahi. 2011). Limbah cair yang dihasilkan pabrik seluruhnya ditampung pada sistem IPAL (Instalasi Pembuangan Air Limbah) di MF untuk diolah (diturunkan kadar BOD dan menaikkan nilai ph) dan diaplikasikan ke blok-blok aplikasi.spesifikasi kolam limbah di MF dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15 Jenis-jenis kolam, masa retensi dan kapasitas masing-masing kolam di Manggala Factory Jenis Kolam Masa Retensi (hari) Kapasitas (m 3 ) Colling Pond Primary Anaerobic Pond 1A Secondary Anaerobic Pond 2A Secondary Anaerobic Pond 3A Primary Anaerobic 1B Secondary Anaerobic Pond 2A Secondary Anaerobic Pond 3A Aerobic Pond A Kolam Pengendapan Sumber: Manggala Factory (2014)

49 Produksi POME rata-rata mencapai 50% dari TBS diolah. Untuk MF setiap harinya diproduksi POME rata-rata sebanyak 300 ton. Tahap awal penanganan limbah adalah dengan cara mengalirkan limbah ke bak fat-pit. Dalam bak ini, minyak yang terbawa limbah dihisap kembali sehingga kadar minyak dalam air limbah maksimal hanya 5%. Limbah dengan minyak yang sangat rendah ini dialirkan ke colling pond Limbah POME yang dihasilkan MF dari fat pit ditampung pada colling pond. Komposisi limbah yang ada di colling pond berupa sekam (60%), limbah (35%), dan sisa minyak (5%). Pada colling pond terjadi perubahan kimia yaitu pencairan sekam dan penurunan suhu air limbah. Perubahan kimia tersebut terjadi dilakukannya penyuntikan bakteri dari aerobic pond A dan B. Pada colling pond temperatur limbah akan turun dari 85 o C menjadi o C. Masa retensi di colling pond yaitu 7 hari. Air limbah selanjutnya dialirkan ke Primary Anaerobic Pond 1A dan 1B melalui proses under flow. Hal ini dilakukan karena limbah yang tertampung pada colling pond masih mengandung minyak. Proses under flow bertujuan agar minyak tidak ikut dialirkan ke primary anaerobic Pond, karena massa jenis minyak lebih kecil maka minyak akan cenderung berada diatas. Campuran minyak yang masih mungkin diambil, segera dipisahkan. Pada primary anaerobic Pond terjadi proses penguraian sekam, limbah dan minyak oleh bakteri anaerob. Masa retensi di primary anaerobic pond yaitu 13 hari. Setelah terjadi penguraian oleh bakteri, limbah kemudian dialirkan melalui pipa under flow ke kolam secondary anaerobic pond. Kondisi sekam pada secondary anaerobic pond sudah berkurang, namun belum terurai 100%. Pada kolam ini terjadi pengaliran bakteri dari aerobic pond untuk menurunkan ph. Pada anaerobic pond bakteri yang aktif sebesar 75%. Masa retensi di secondary anaerobic pond selama 14 hari. Selanjutnya air limbah dialirkan ke aerobic pond A, dengan bakteri yang aktif sebesar 80%. Derajat kemasaman (ph) yang terdapat pada aerobic pond yaitu 7, tetapi belum layak diaplikasikan ke land application karena kandungan BOD yang masih tinggi. Masa retensi di aerobic pond A yaitu 10 hari. Pengaliran air limbah terakhir ditampung dalam kolam pengendapan. Kolam endapan merupakan kolam yang menghasilkan limbah cair yang siap untuk diaplikasikan. Pada kolam endapan terdapat pompa aplikasi dengan kapasitas 60 ton jam -1 Pipa untuk mengalirkan POME diletakkan di dalam tanah agar tidak mudah bocor. Pengolahan air limbah di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dilakukan dengan monitoring air limbah setiap bulan. Monitoring baku mutu air limbah Pabrik Manggala pada tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel

50 34 Tabel 16 Monitoring baku mutu air limbah Manggala Factory pada tahun 2014 Parameter Satuan KEPMENLH No 28 Tahun 2003 (kadar maksimum) SNI Rata-rata hasil pengujian air limbah aplikasi BOD mg L COD mg L -1 * Pb mg L -1 * * Cu mg L -1 * * Cd mg L -1 * * <0.001 ph TSS mg L -1 * Sumber : Laboratorium Pengujian Komoditi dan Lingkungan (2014); *angka-angka tidak dipersyaratkan. Berdasarkan Tabel 16, semua parameter limbah masih berada di bawah baku mutu yang ditetapkan. Hal ini ditandai dengan nilai BOD tidak melebihi mg L -1 dan nilai ph masih berada di antara ph 6-9. Hasil semua parameter monitoring baku mutu limbah POME di Pabrik Manggala sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 28 tahun 2003, sehingga aktivitas Instalasi Pengolahan Air Limbah Pabrik Manggala tidak berdampak negatif bagi manusia dan lingkungan sekitar. Nilai BOD dengan nilai mg L -1 (nilai BOD rendah) cukup baik bagi keamanan lingkungan apabila akan diaplikasikan karena air limbah yang dihasilkan sudah sangat cair (dengan standar kepekatan lebih kecil dari mg L -1 ) sehingga cocok untuk air irigasi. Apabila dilihat dari segi kandungan bahan organiknya, limbah dengan nilai BOD mg L -1 sangat miskin senyawa organik dan unsur hara bagi tanaman karena nilai BOD menunjukkan banyaknya bahan organik yang terkandung dalam limbah. Kolam Instalasi Pengolahan Air Limbah di Pabrik SAGM dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9 Kolam Instalasi Pengolahan Air Limbah Metode aplikasi limbah POME di MGE-1 menggunakan sistem land application pada flat bed. POME yang akan diaplikasikan dipompakan melalui pipa-pipa kemudian dialirkan ke flat bed dan saluran penghubung. POME mengalir antar flat bed secara gravitasi. Flat bed dibuat sesuai dengan kondisi topografi areal, untuk itu perlu dilakukan survei topografi untuk membuat perencanaan penempatan pipa-pipa pembagi POME dan flat bed. Syarat-syarat blok aplikasi POME adalah

51 jenis tanah yaitu tanah mineral bertekstur lempung hingga berliat ringan dan drainase baik, areal aplikasi POME berada dalam radius m dari PKS, topografi tidak terlalu curam/berbukit dan tidak terlalu banyak areal rendahan sehingga penyebaran aplikasi dalam satu blok maksimal, dan diaplikasikan pada tanaman kelapa sawit yang sudah menghasilkan. Blok untuk aplikasi limbah POME terletak di divisi I dan divisi II MGE-1 yang letaknya sekitar 300 m m dari MF yaitu blok G008, F008, E008, D008, dan D009. Luas lahan aplikasi POME saat ini seluas 180 ha, jumlah flat bed buah dan jumlah kran 239 dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17 Luas blok aplikasi POME yang disertai dengan jumlah flat bed dan kran di Manggala Estate Blok aplikasi POME Tahun tanam Luas blok (ha) Luas yang teraplikasi POME (ha) Jumlah flat bed Volume (m 3 flat bed -1 ) Jumlah kran G F E D D Total Sumber : Kantor Besar MGE-1 (2014) 35 Berdasarkan Tabel 17, luas blok yang diaplikasikan limbah POME adalah 180 ha atau sekitar 54.6% dari luas keseluruhan blok aplikasi dengan volume tampung flat bed m 3. Debit POME pada masing-masing flat bed berbeda beda tergantung topografi lahan, kandungan TSS POME, dan jarak dari pompa aplikasi. Rata-rata aplikasi POME untuk pengisian flat bed yaitu 16 jam hari -1 dan rata-rata debit limbah yang diaplikasikan 46 m 3 jam -1 sehingga banyaknya POME yang diaplikasikan yaitu 736 m 3 hari -1 atau m 3 bulan -1 ( ton bulan - 1 ). Luas total lahan yang diaplikasikan POME yaitu 180 ha sehingga dosis aplikasi yang diperoleh yaitu 98.1 m 3 ha -1 bulan -1 (88.3 ton ha -1 bulan -1 ) atau sekitar m 3 ha -1 tahun -1 ( ton ha -1 tahun -1 ). Aplikasi limbah cair dilakukan pada hari kerja dengan pembagian seksi aplikasi, setiap seksi mendapatkan tiga kali aplikasi dalam satu tahun. Seksi A yaitu blok G008, dan F008, seksi B blok E008, seksi C blok D008, dan seksi D blok D009. Pada satu kali aplikasi POME yang dapat ditampung dalam setiap flat bed yaitu sekitar 0.3 m 3 POME atau setinggi 4.5 cm dari permukaan flat bed. Flat bed yang digunakan untuk menampung air limbah di blok aplikasi dapat dilihat pada Gambar 10.

52 36 Gambar 10 Flat bed penampungan air limbah POME Dosis aplikasi POME yang ditetapkan yaitu 750 ton/ha/tahun dengan rotasi 3-4 kali setahun, dosis tersebut digunakan untuk POME dengan nilai BOD mg/l yang masih mengandung banyak bahan organik (Hutabarat et al., 2005). Aplikasi POME di MGE-1 dilakukan dengan rotasi tiga kali setahun dan menggunakan dosis yang lebih tinggi dikarenakan nilai BOD POME yang rendah yaitu mg L -1 sehingga limbah tersebut sudah sangat cair dan hanya berfungsi sebagai air irigasi. Dampak Aplikasi Limbah POME terhadap Produksi Aplikasi POME di lahan diharapkan memberikan dampak positif bagi tanaman terutama meningkatkan produksi Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit. Perbandingan produksi antara blok aplikasi limbah POME (G008, F008, E008,D008 dan D009) dengan blok tanpa aplikasi limbah POME (E009, D007, C007, C008, dan C009) dapat dilihat pada Tabel 18 dan hasil uji-t pada Tabel 19.

53 37 Tabel 18 Perbandingan produktivitas TBS (janjang ha -1 ) dan produktivitas TBS (kg ha -1 ) blok aplikasi POME dengan blok tanpa aplikasi POME Blok Tahun Tanam Luas blok (ha) Produktivitas (Janjang ha -1 ) Produktivitas (Kg ha -1 ) Aplikasi POME G F E D D Tanpa Aplikasi POME E D C C C Sumber : Kantor Besar MGE-1 (2014) Tabel 19 Hasil uji-t rata-rata produktivitas TBS (janjang ha -1 ) dan produktivitas TBS (kg ha -1 ) antara blok aplikasi POME dengan blok tanpa aplikasi POME di Manggala-1 Estate Parameter Blok aplikasi Blok tanpa aplikasi POME POME Produktivitas TBS (janjang ha -1 ) a 1 322a Produktivitas TBS (kg ha -1 ) a a *angka-angka diikuti huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% Berdasarkan hasil analisis terhadap produksi TBS yang disajikan pada tabel 19 produksi dan produktivitas TBS pada blok yang diaplikasikan limbah POME tidak berbeda nyata dengan blok yang tidak diaplikasikan limbah POME. Hal tersebut disebabkan oleh aplikasi limbah tidak diaplikasikan pada keseluruhan blok. Luas blok yang diaplikasikan limbah POME hanya 54.6% dari luas keseluruhan blok aplikasi. Hal ini dikarenakan aplikasi limbah POME membutuhkan biaya yang mahal dalam pembuatan pipa dan pengolahan air limbah di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Selain itu, hal ini juga disebabkan oleh nilai BOD air limbah yang rendah yaitu mg L -1 yang mengindikasikan bahwa kandungan bahan organik limbah tersebut miskin bahan organik dan unsur hara bagi tanaman karena nilai BOD menunjukkan banyaknya bahan organik yang terkandung di dalam limbah. Rendahnya nilai BOD dan sempitnya luas lahan yang teraplikasi limbah POME berdampak pada produksi Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit yang dihasilkan. Sementara untuk pemakaian pupuk, blok yang diaplikasikan POME tidak diberi pupuk anorganik.

54 38 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Kegiatan magang telah mampu meningkatkan kemampuan mahasiswa baik teknis maupun manajerial di lapang, menambah pengalaman dan keterampilan kerja di lapang, serta menambah wawasan mengenai pengelolaan kebun kelapa sawit khususnya limbah kelapa sawit. Produksi samping limbah yang dihasilkan Pabrik Manggala dimanfaatkan kembali ke lahan sebagai pupuk organik. Berdasarkan hasil analisis produksi TBS menunjukkan bahwa produktivitas TBS (kg ha -1 ) pada blok yang diaplikasikan JJK tidak berbeda nyata dengan blok yang tidak diaplikasikan JJK. Namun, hasil produktivitas TBS (janjang ha -1 ) berbeda nyata antara blok aplikasi JJK dengan blok tanpa aplikasi JJK. Selain itu, produktivitas TBS (janjang ha -1 ) dan produktivitas TBS (kg ha -1 ) pada blok yang diaplikasikan limbah POME tidak berbeda nyata dengan blok yang tidak diaplikasikan limbah POME. Saran Aplikasi JJK sebaiknya dilakukan secara merata di blok yang mempunyai produksi rendah, sehingga JJK dapat berpengaruh nyata terhadap produksi dan mampu mengurangi pemberian pupuk anorganik. Pengelolaan limbah POME di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) harus ditingkatkan sehingga dapat meningkatkan nilai BOD ( mg L -1 ). Langkah yang dilakukan adalah perbaikan pengelolaan limbah POME mulai dari pengelolaan di kolam IPAL, perawatan kolam IPAL, perawatan flat bed secara kontinyu, dan perawatan pipa aliran POME. DAFTAR PUSTAKA [Bapedal] Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (ID) Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51/Kep-MenLH/-10/1999. Lampiran B.IV. Jakarta (ID): Menlh. [Ditjen PPHP] Direktorat Pengelolaan Hasil Pertanian (ID) Pedoman Pengelolaan Limbah Industri Kelapa Sawit. Jakarta (ID): Departemen Pertanian. 81 hlm. [PPKS] Pusat Penelitian Kelapa Sawit Budidaya Kelapa Sawit. Medan (ID): PPKS. 184 hlm. [Ditjenbun] Direktorat Jenderal Perkebunan (ID) Peranan perkebunan tetap penting. [Internet]. [diunduh 2013 Jan 14]. Tersedia pada:

55 [Ditjenbun] Direktorat Jenderal Perkebunan (ID) Karet dan Kelapa Sawit Masih Menjadi Andalan Devisa Subsektor Perkebunan. [Internet]. [diunduh 2013 jan 14]. Tersedia pada: Darnoko, Erningpraja L Pengelolaan Limbah Pabrik Kelapa Sawit: Ramah Lingkungan.. Medan (ID): Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 46 hlm. Huan LK Trial on Longterm effects of application of POME on soil properties, oil palm nutrition and yields. Di dalam: Proc. Of the 1987 International Oil Palm/Palm Oil Conference PORIM; 1987; [Tempat pertemuan tidak diketahui]. Lubis AU Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia. Medan (ID): Pusat Penelitian Perkebunan Marihat-Bandar Kuala. 435 hlm. Lubis RE, Widanarko A Buku Pintar Kelapa Sawit. Edisi I.. Jakarta (ID): Agomedia Pustaka. 296 hlm. Pahan I Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. 411 hlm. Pamin K, Sihaan MM, Tobing PL Pemanfaatan limbah cair PKS pada perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Di dalam: Lokakarya Nasional Pemanfaatan Limbah Cair cara Land Application; [Waktu dan tempat tidak diketahui]. Pardamean M Sukses Membuka Kebun dan Pabrik Kelapa Sawit. Jakarta (ID) : Penerbit Swadaya. 300 hlm. Pratiwi D Pengelolaan Limbah Kelapa Sawit (Elais guineensis Jacq.) di Sungai Bahaur Estate, Bumitama Gunajaya Agro, Kalimantan Tengah [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Sastrosayono S Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka: Jakarta. Silalahi BM Pengelolaan Limbah Kelapa Sawit (Elais guineensis Jacq.) di Angsana Estate, PT Ladangrumpun Suburabadi, Minamas Plantation Group, Kalimantan Selatan [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Sutarta ES, Darmosarkoro W, Purba P, Fadli L, Rahutomo S, dan Winarna Teknologi pemupukan. Dalam Buana L, Siahaan D, dan Adiputra S (Eds.). Medan (ID). Tobing PL, Poeloengan Z Pengendalian Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit secara Biologis di Indonesia. Medan (ID): Warta PPKS hlm

56 40 LAMPIRAN

57 Lampiran 1 Jurnal harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian di Kebun Manggala 1 PT Tunggal Mitra Plantation Rokan Hilir, Riau Tanggal 10 Februari 2014 Uraian Kegiatan Orientasi Kebun dan Pengamatan Limbah Cair Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standart Lokasi div.1 MGE-1 blok D Februari 2014 Pemanenan 1 ha/hk 3.2 ha/hk 3 ha/hk 12 Februari Februari 2014 Bertemu Bapak Ahmad Zamani Zainuddin (General Manager Minamas Plantation daerah Riau Utara) Pengendalian Gulma Manual (Gawangan TM) div.2 MGE -1 blok E007,E008,E009 Kantor General Manager Minamas Plantation daerah Riau Utara 0.25 ha/hk 0.25 ha/hk 0.25 ha/hk div.2 MGE -1 blok E Februari 2014 Pemupukan TBM (NPK) 50 kg/hk 214 kg/hk 214 kg/hk div.2 MGE -1 blok F Februari 2014 Pemupukan TBM (NPK) dan bertemu Manager Manggala- 50 kg/hk 375 kg/hk 300 kg/hk div. 2 MGE -1 blok F006 1 Bapak Wilmar Marpaung 16 Februari 2014 Libur 17 Februari 2014 Pemupukan TBM (NPK) 50 kg/hk 351 kg/hk 300 kg/hk div.2 MGE -1 blok F Februari 2014 Pemupukan TBM (ZnSO4) 120 kg/hk 120 kg/hk 120 kg/hk div.2 MGE -1 blok F Februari 2014 Pengendalian Gulma (Gawangan Chemist) 1 ha/hk 1.5 ha/hk 1.5 ha/hk div.2 MGE -1 blok E Februari 2014 Pengendalian Gulma (Gawangan Chemist) 0.5 ha/hk 1.5 ha/hk 1.5 ha/hk div.2 MGE -1 blok E Februari 2014 Pemupukan TBM (CuSO4) 45 kg/hk 90 kg/hk 90 kg/hk div.2 MGE -1 blok F Februari 2014 Pengendalian Gulma Manual (TBM) 0.25 ha/hk 0.4 ha /HK 0.5 ha/hk div.2 MGE -1 blok F006 41

58 42 Lampiran 1 (lanjutan) Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standart Lokasi 23 Februari 2014 Libur 24 Februari 2014 Pelangsiran JJK (TBM) 1.5 ton/hk 4 ton/hk 5.5 ton/hk div.2 MGE -1 blok F Februari 2014 Pelangsiran JJK (TBM) 2.5 ton/hk 3 ton/hk 5.5 ton/hk div.2 MGE -1 blok F Februari 2014 Sensus Produksi 1 ha/hk 1.25 ha/hk 1.25 ha/hk div.2 MGE -1 blok F007-F009, E007-E Februari 2014 Sensus Produksi 0.5 ha/hk 1 ha/hk 1.25 ha/hk div.2 MGE -1 blok G007-G Februari 2014 Transport Buah 1 ton/hk 4 ton/hk 4 ton/hk div.2 MGE -1 blok G007,G008,G Maret 2014 Transport Buah 1 ton/hk 4 ton/hk 4 ton/hk div.2 MGE -1 blok G009,G Maret 2014 Libur 03 Maret 2014 Pemanenan 3 janjang/hk 89 janjang/hk 89 janjang/hk div.2 MGE -1 blok E007,E008 div.2 MGE -1 blok 04 Maret 2014 Pemanenan 2 ha/hk 3.5 ha/hk 3 ha/hk E008,E009,E Maret 2014 Pemanenan 2 ha/hk 2.5 ha/hk 3 ha/hk div.2 MGE -1 blok F009,F Maret 2014 Pemanenan 2 ha/hk 3 ha/hk 3 ha/hk div.2 MGE -1 blok F008,F Maret 2014 Pemanenan 5 janjang/hk 53 janjang/hk 57 janjang/hk div.2 MGE -1 blok F009,F Maret 2014 Penanaman LCC 1 ha/hk 2 ha/hk 2 ha/hk div.2 MGE -1 blok F008,F Maret 2014 Libur

59 Lampiran 2 Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Pendamping Mandor/Mandor Satu di Kebun Manggala 1 PT Tunggal Mitra Plantation Rokan Hilir, Riau Tanggal Uraian Kegiatan Mengawasi Kegiatan 10 Maret 2014 Pemanenan Mengawasi Kegiatan 11 Maret 2014 Pemanenan Kemandoran Panen 02 Mengawasi Kegiatan 12 Maret 2014 Pemanenan Mengawasi Kegiatan 13 Maret 2014 Pemanenan Mengawasi Kegiatan 14 Maret 2014 Pemanenan dan melakukan kegiatan Field day MGE-1 Mengawasi Kegiatan 15 Maret 2014 Pemanenan Kemandoran Panen Maret 2014 Libur Mengawasi Kegiatan 17 Maret 2014 Pengendalian Gulma Manual (Gawangan TBM) Mengawasi Kegiatan 18 Maret 2014 Pengendalian Gulma Manual (Gawangan TBM) Jumlah KH yang Diawasi (orang) Prestasi Kerja Penulis Luas Areal yang Lama Diawasi (ha) Kegiatan (jam) Lokasi div.2 MGE -1 blok G007,G008,G009 div.2 MGE -1 blok G009,G010 div.2 MGE -1 blok E007,E008,E009 div.2 MGE-1 blok E009,E010,F009,F008 div.2 MGE-1 blok F008,F007, F012,G007 div.2 MGE-1 blok G007,G008,G div.2 MGE -1 blok G div.2 MGE -1 blok G006 43

60

61 44 Lampiran 2 (lanjutan) Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi Kerja Penulis Jumlah KH yang Luas Areal yang Diawasi (orang) Diawasi (ha) Lama Kegiatan (jam) 19 Maret 2014 Mengawasi Kegiatan Pemupukan ZnSO4 (TBM) div.2 MGE -1 blok G Maret 2014 Mengawasi Kegiatan div.2 MGE-1 blok Pemupukan NPK (TBM) E009,E010,F009,F Maret 2014 Mengawasi Kegiatan Pengendalian Gulma Manual (Gawangan TBM) div.2 MGE -1 blok G Maret 2014 Mengawasi Kegiatan div.2 MGE -1 blok Penanaman LCC F Maret 2014 Libur 24 Maret 2014 Mengawasi Kegiatan Penanaman LCC div.2 MGE-1 blok F Maret 2014 Mengawasi Sensus Produksi div.2 MGE-1 blok E007,E008,E009,E Maret 2014 Mengawasi Sensus Produksi div.2 MGE-1 blok F007,F008,F Maret 2014 Mengawasi Sensus Produksi div.2 MGE -1 blok G Maret 2014 Mengawasi Kegiatan LSU div.2 MGE -1 blok G Maret Maret 2014 Libur 31 Maret 2014 Libur Mengawasi Kegiatan Penanaman LCC Lokasi div.2 MGE -1 blok E006

62

63 Lampiran 2 (lanjutan) Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi Kerja Penulis Jumlah KH yang Luas Areal yang Diawasi (orang) Diawasi (ha) Lama Kegiatan (jam) 01 April 2014 Krani Panen dan Pengamatan div.2 MGE-1 blok E009, JJK E010,F009,G April 2014 Krani Panen dan Pengamatan div.2 MGE-1 blok POME F009,F008,F April 2014 Mengawasi Pengendalian Gulma Chemist div.2 MGE-1 blok F April 2014 Mengawasi Pengendalian Gulma Chemist div.2 MGE-1 blok F April 2014 Pembuatan Laporan dan Jurnal Kantor Besar MGE April 2014 Pengamatan JJK div.2 MGE -1 blok E006,F006 Lokasi 45

64

65 46 Lampiran 3. Jurnal harian kegiatan magang sebagai Pedamping Asisten di Kebun Manggala 1 PT Tunggal Mitra Plantation Rokan Hilir, Riau Tanggal 7 April April April 2014 Libur Uraian Kegiatan Mengawasi Pemanenan Kemandoran 2, Pengendalian Gulma Chemist (Gawangan TM) Menngawasi Pemanenan Kemandoran 1 dan 2 Mengawasi Pengendalian Gulma 10 April 2014 Manual (Gawangan TBM), dan mengamati pembuatan flat bed Mengawasi Pemanenan 11 April 2014 Kemandoran 1, Pengelolaan limbah cair, dan Mengamati Aplikasi JJK Mengawasi Pemanenan 12 April 2014 Kemandoran 2, Pengelolaan POME, dan Mengamati Slit Pit 13 April 2014 Libur Mengawasi Pemanenan 14 April 2014 Kemandoran 2 dan Kerani Panen Mengawasi Pengendalian Gulma 15 April 2014 (Gawangan Chemist), dan Kerani Panen Jumlah Mandor yang Diawasi (orang) Prestasi Kerja Penulis Luas Areal yang Diawasi (ha) Lama Kegiatan (jam) Lokasi div.2 MGE-1 blok E007,E008,F007 div.2 MGE -1 blok E008,E009,E010,F009 div2 MGE-1 blok G005 div.2 MGE-1 blok F007,F008 dan div.3 MGE-1 blok D012 div.2 MGE-1 blok G007,G008 E010 div.2 MGE-1 blok G008,G009, G010 div.2 MGE-1 blok E008

66

67 Lampiran 3 (lanjutan) Tanggal Uraian Kegiatan Mengawasi Pemanenan 16 April 2014 Kemandoran 1 dan 2 dan Kerani Panen Mengawasi Kegiatan Pengendalian Gulma Manual (Gawangan TBM), 17 April 2014 Pemanenan, dan mengamati water management di divisi 2 serta pembuatan laporan 18 April 2014 Libur Mengawasi Kegiatan Pengendalian 19 April 2014 Hama (TBM) 20 April 2014 Libur 21 April April April 2014 Mengawasi Kegiatan Pengendalian Hama (TBM) dan melakukan kalibrasi penyemprotan Mengawasi Kegiatan Pemanenan, melakukan kegiatan Pengecekan Hancak Panen dan mengamati transport JJK Mengawasi Kegiatan Pemanenan, mengamati Nephrolepis biserrata Jumlah Mandor yang Diawasi (orang) Prestasi Kerja Penulis Luas Areal yang Diawasi (ha) Lama Kegiatan (jam) ,14 7 Lokasi div.2 MGE-1 blok E009, E010, F008,F009 div.2 MGE-1 blok, F007, F008, G005, G007 div.2 MGE-1 blok G006 div.1 MGE-1 blok C006 div.2 MGE-1 blok E008, E009, E010, F009 div.2 MGE-1 blok F007, F008, G007,G008 47

68

69 48 Lampiran 3 (lanjutan) Tanggal 24 April April April April 2014 Libur 28 April April 2014 Uraian Kegiatan Mengawasi Kegiatan Pemanenan dan mengamati aplikasi JJK TBM Mengawasi Kegiatan Pemanenan dan mengawasi pengendalian gulma Gawangan (Chemist) Mengawasi Pengendalian Gulma Gawangan (Chemist), dan kalibrasi penyemprotan Mengawasi Kegiatan Pemanenan dan melakukan kegiatan Pengecekan Hancak Panen Melakukan pengecekan ancak panen kemarin, mendampingi asisten PSQM untuk melakukan pengecekan ancak panen,dan mengawasi Kerani Panen Prestasi Kerja Penulis Jumlah Mandor Luas Areal yang Diawasi yang Diawasi (orang) (ha) Lama Kegiatan (jam) , Lokasi div.2 MGE-1 blok F007, G006, G007, G008, div.2 MGE-1 blok G008, G009, G010 div.2 MGE-1 blok F007,G007,G008 div 2 MGE-1 blok E009, E010 div 2 MGE-1 blok E010, F007, F008, F009

70

71 Lampiran 3 (lanjutan) Tanggal Uraian Kegiatan Mengawasi Kegiatan Pemanenan, Pengendalian Gulma Manual TBM, dan Pengendalian Gulma Chemist 30 April 2014 TM, serta melakukan pengamatan penanaman beneficial plant dan pengamatan kondisi blok TBM 1 Mei 2014 Libur Jumlah Mandor yang Diawasi (orang) Prestasi Kerja Penulis Luas Areal yang Diawasi (ha) Lama Kegiatan (jam) 6 155, Mei 2014 Mengawasi Kegiatan Pemanenan Mei 2014 Mengawasi Kegiatan Pemanenan Mei 2014 Libur 5 Mei 2014 Pengamatan aplikasi POME Mei 2014 Pengamatan aplikasi POME Mei 2014 Pengamatan aplikasi POME Mei 2014 Mengawasi kegiatan aplikasi JJK Mei 2014 Mengawasi Kegiatan Pemanenan Lokasi div 2 MGE-1 blok F006, F007, F008, F009 G006, G007, div 2 MGE-1 blok G008, G009, G010 div 2 MGE-1 blok E007, E008 div 2 MGE-1 blok G008, E008 div 2 MGE-1 blok F008, D008 div 2 MGE-1 blok G008, E008 div 3 MGE-1 blok D012 div 2 MGE-1 blok G008, G009, G010 49

72

73 50 Lampiran 3 (lanjutan) Tanggal Uraian Kegiatan Mengawasi kegiatan pemanenan 10 Mei 2014 Kemandoran 2 dan transport panen 11 Mei 2014 Libur Mengawasi Kegiatan Penanaman 12 Mei 2014 Beneficial Plant, dan pengamatan kondisi blok TBM Mengawasi Kegiatan Penanaman 13 Mei 2014 Beneficial Plant, dan pengamatan kondisi blok TBM Mengawasi Kegiatan Pemanenan 14 Mei 2014 dan perawatan ancak 15 Mei 2014 Libur Melakukan pengecekan ancak panen kemarin,dan mendampingi 16 Mei 2014 asisten PSQM untuk melakukan pengecekan ancak panen Jumlah Mandor yang Diawasi (orang) Prestasi Kerja Penulis Luas Areal yang Diawasi (ha) Lama Kegiatan (jam) Mei 2014 Pengamatan distribusi JJK TM Mei 2014 Pengamatan JJK TBM Lokasi div 2 MGE-1 blok E007, E008 div 2 MGE-1 blok E006, F006, G006 div 2 MGE-1 blok E005, F005, G005 div 2 MGE-1 blok G007, G008 div 2 MGE-1 blok F007 div 3 MGE-1 blok D012 div 2 MGE-1 blok F006

74

75 Lampiran 3 (lanjutan) Tanggal 19 Mei Mei Mei 2014 Uraian Kegiatan Mengawasi Penanaman Benecifial Plant, mengamati kondisi blok TBM, mengamati kondisi buah panen, dan mengamati hama ulat kantong (Mahasena corbbetti) Pembuatan laporan, mengawasi pengendalian gulma manual TBM, dan mengamati water management Mengawasi Kegiatan Penanaman Beneficial Plant, dan pengamatan kondisi blok TBM Jumlah Mandor yang Diawasi (orang) Prestasi Kerja Penulis Luas Areal yang Diawasi (ha) Lama Kegiatan (jam) Lokasi div 2 MGE-1 blok E009, G005,G006 dan div 3 MGE-1 blok C014 kantor divisi 2 MGE-1 div 2 MGE-1 blok G005, dan div 1 MGE-1 blok B005 div 2 MGE-1 blok E006, F006, G Mei 2014 Aplikasi JJK TM div 3 MGE-1 blok D Mei 2014 Pengamatan distribusi JJK TM div 3 MGE-1 blok D Mei 2014 Pengamatan peletakan JJK TM div 3 MGE-1 blok D Mei 2014 Mengawasi Kegiatan Pengendalian gulma manual,pengamatan aplikasi JJK TBM div 2 MGE-1 blok E Mei 2014 Pengamatan aplikasi JJK TBM div 2 MGE-1 blok E Mei 2014 Libur 28 Mei 2014 Mengikuti pelatihan semprot piringan TBM div 2 MGE-1 blok G006 51

76

77 52 Lampiran 3 (lanjutan) Tanggal Uraian Kegiatan Jumlah Mandor yang Diawasi (orang) Prestasi Kerja Penulis Luas Areal yang Diawasi (ha) Lama Kegiatan (jam) Lokasi 29 Mei 2014 Libur 30 Mei 2014 Mengawasi kegiatan pengendalian gulma Chemist TM (Selektif Weeding) Juni 2014 Libur 2 Juni 2014 Kunjungan ke Kebun Manggala MGE-2 Kunjungan ke Kebun Manggala 2, 3 Juni 2014 dan mengamati kondisi tanaman TBM 4 Juni 2014 Culling Pembibitan PT TMP MGE-1 5 Juni 2014 Presentasi Magang Juni 2014 Kunjungan ke Manggala Factory MGF 7 Juni 2014 Kunjungan ke Manggala Factory, dan melakukan pengamatan aplikasi POME MGF div 2 MGE-1 blok G009 div 1 MGE-2 blok H024 8 Juni 2014 Libur 9 Juni 2014 Perpisahan Kantor Div. 2 MGE-1 10 Juni 2014 Pulang Ke Bogor - - -

78 52 Lampiran 4 Peta Manggala-1 Estate, Tunggal Mitra Plantation

79 Lampiran 5 Informasi Peta Manggala-1 Estate, Tunggal Mitra Plantation 53

80 Lampiran 6 Data curah hujan tahun kebun MGE 1 54 Tahun Bulan HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH MM Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Rata-rata 9,75 139,08 8, , ,08 150,16 9,25 137,17 10,75 186,92 8,33 131,42 9, ,08 210,67 9,25 147,33 BB BK Sumber : Kantor besar kebun MGE 1(2013) Keterangan : HH = Hari Hujan, CH = Curah Hujan, BK = Bulan Kering (< 60 mm), BB = Bulan Basah (> 100 mm) Rata rata bulan kering 1.3 Q = X 100% Q = X 100% = 15.4 Rata rata bulan basah Rata rata curah hujan tahun 1 = mm 10 tahun = mm tahun 1 Klasifikasi Iklim Schmith-Fergusson 0 < Q < 14.3 =Tipe A (sangat basah), 14.3 < Q < 33.3 = Tipe B (basah) 33.3 < Q < 60 = Tipe C (agak basah), 60 < Q < 100 = Tipe D (sedang) 100 < Q <167 = Tipe E (agak kering), 167 < Q < 300 = Tipe F (kering) 300 < Q < 700 = Tipe G (sangat kering), Q < 700 = Tipe H (ekstrim)

81 55 Lampiran 7 Struktur organisasi Manggala-1 Estate Manajer Kebun Senior Asisten merangkap Asisten Divisi II Asisten Divisi I Asisten Divisi III Asisten Divisi IV Kasie Mandor 1 Mandor Panen Mandor Pupuk Mandor Perawatan Krani Divisi Krani Cek Sawit Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan

82 56 Lampiran 8 Alur distribusi Janjang Kosong (JJK) di Kebun Manggala-1 (MGE-1) Pengambilan JJK dari stasiun JJK Pengukuran bobot JJK yang ingin diaplikasikan Transport JJK dengan Dump truck kapasitas angkut 5.5 ton 4 5 Aplikasi JJK di TM teknik Aplikasi JJK di TBM Penumpukan JJK di Collection Road Aplikasi JJK dengan teknik mulching

83 57 Lampiran 9. Sistem Kolam POME Colling Pond Masa retensi : 7 hari Kapasitas : m 3 Primer Anaerobic Pond 1A Masa retensi : 13 hari Kapasitas : m 3 Secondary Anaerobic Pond 3A Masa retensi : 7 hari Kapasitas : m 3 POME yang diaplikasikan di lahan Kolam Pengendapan Masa retensi : - Kapasitas : m 3 Aerobic Pond A Masa retensi : 10 hari Kapasitas : m 3

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah 12 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Teluk Siak Estate PT Aneka Intipersada secara geografis terletak di Desa Tualang Perawang, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Konsep pengembangan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LIMBAH KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN LIMBAH KELAPA SAWIT PENGELOLAAN LIMBAH KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI SUNGAI PINANG ESTATE, PT. BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION, SIME DARBY GROUP, MUSI RAWAS, SUMATERA SELATAN oleh HULMAN IRVAN A24052646

Lebih terperinci

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA BAB2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Secara umum pengolahan kelapa sawit terbagi menjadi dua hasil akhir, yaitu pengolahan minyak kelapa sawit (CPO) dan pengolahan inti sawit (kernel).

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI MAGANG

KONDISI UMUM LOKASI MAGANG KONDISI UMUM LOKASI MAGANG PT Windu Nabatindo Abadi adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang mengelola tiga unit usaha, yaitu Sungai Bahaur Estate (SBHE), Sungai Cempaga Estate (SCME), Bangun Koling

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Tanaman kelapa sawit berakar serabut. Perakarannya sangat kuat

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Lokasi kebun PT JAW terletak di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Wilayah kebun dapat diakses dalam perjalanan darat dengan waktu tempuh sekitar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit berasal dari Afrika dan Amerika Selatan, tepatnya dari Brasilia. Di Brasilia tanaman ini tumbuh secara liar atau setengah liar

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT AGROWIYANA, TUNGKAL ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT AGROWIYANA, TUNGKAL ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT AGROWIYANA, TUNGKAL ULU, TANJUNG JABUNG BARAT, JAMBI Oleh PUGUH SANTOSO A34103058 PROGRAM STUDI AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU

VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU VII. FAKTOR-FAKTOR DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP MUTU Faktor-faktor dominan yang mempengaruhi mutu komoditas dan produk sawit ditentukan berdasarkan urutan rantai pasok dan produk yang dihasilkan. Faktor-faktor

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika. Tanaman yang merupakan subkelas dari monokotil ini mempunyai habitus yang paling besar. Klasifikasi

Lebih terperinci

Teknis Penanaman Baru dan Replanting. PT. Bumitama Gunajaya Agro, Februari 2017 Suroso Rahutomo

Teknis Penanaman Baru dan Replanting. PT. Bumitama Gunajaya Agro, Februari 2017 Suroso Rahutomo Teknis Penanaman Baru dan Replanting PT. Bumitama Gunajaya Agro, Februari 2017 Suroso Rahutomo Pendahuluan Kelapa Sawit 2015 Negara Swasta Rakyat Luas (juta ha) CPO (juta ton) Produktivitas (ton CPO/ ha

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate 48 PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate Dalam kegiatan agribisnis kelapa sawit dibutuhkan keterampilan manajemen yang baik agar segala aset perusahaan baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan-hutan maupun daerah semak belukar tetapi kemudian dibudidayakan. Sebagai tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit yang dikutip dari Pahan (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermeae Ordo : Monocotyledonae

Lebih terperinci

PENGELOLAAN RESIKO PANEN KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN RESIKO PANEN KELAPA SAWIT PENGELOLAAN RESIKO PANEN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PERKEBUNAN PANTAI BUNATI ESTATE PT. SAJANG HEULANG MINAMAS PLANTATION KALIMANTAN SELATAN Oleh Camellia Kusumaning Tyas A34104031 PROGRAM

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG. Lokasi Kebun

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG. Lokasi Kebun 12 KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Lokasi Kebun PT Aneka Intipersada (PT AIP) merupakan suatu perseroan terbatas yang didirikan pada tanggal 30 Agustus 1989. Dalam manajemen Unit PT Aneka Intipersada Estate

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LIMBAH ORGANIK INDUSTRI KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN LIMBAH ORGANIK INDUSTRI KELAPA SAWIT PENGELOLAAN LIMBAH ORGANIK INDUSTRI KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. SOCFIN INDONESIA, KEBUN TANAH GAMBUS, LIMA PULUH, BATU BARA, SUMATERA UTARA Oleh : GUNTUR SYAHPUTRA PURBA A 34104049 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Setyamidjaja (2006) menjelasakan taksonomi tanaman kelapa sawit (palm oil) sebagai berikut. Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili

Lebih terperinci

Pengelolaan Limbah Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan Kelapa Sawit, Riau

Pengelolaan Limbah Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan Kelapa Sawit, Riau Bul. Agrohorti 3 (2): 203-212 (2015) Pengelolaan Limbah Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Perkebunan Kelapa Sawit, Riau Waste Management of Palm Oil (Elaeis guineensis Jacq.) in Oil Palm Plantation,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN 8 DAFTAR PUSTAKA...9 PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG PT Bina Sains Cemerlang merupakan perusahaan yang mengelola tiga unit usaha, yaitu Bukit Pinang Estate (BPE), Sungai Pinang Estate (SPE), dan Sungai Pinang Factory (SPF). Masing-masing

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu dimulai dari tanggal 13 Februari 2012 sampai 12 Mei 2012 di Teluk Siak Estate (TSE) PT. Aneka Intipersada, Minamas Plantation,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk 62 HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan kandungan dan menjaga keseimbangan hara di dalam tanah. Upaya peningkatan efisiensi pemupukan dapat dilakukan dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. sumber devisa negara melalui produk-produk primer perkebunan maupun

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. sumber devisa negara melalui produk-produk primer perkebunan maupun I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai sumber devisa negara melalui produk-produk primer perkebunan maupun produk hasil olahannya. Berdasarkan data triwulan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI BUKIT PINANG ESTATE, PT. BINA SAINS CEMERLANG, MINAMAS PLANTATION, SUMATERA SELATAN OLEH RIZA EKACITRA PUTRIANI RACHMAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

KATA PENGANTAR. memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan i KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. produksi dan mutu kelapa sawit mengingat tanaman kelapa sawit baru akan

TINJAUAN PUSTAKA. produksi dan mutu kelapa sawit mengingat tanaman kelapa sawit baru akan TINJAUAN PUSTAKA Bahan Tanaman (Bibit ) Faktor bibit memegang peranan penting dalam upaya peningkatan produksi dan mutu kelapa sawit mengingat tanaman kelapa sawit baru akan menghasilkan pada 3 4 tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak

I. PENDAHULUAN. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak dibidang pengolahan bahan baku Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dengan tujuan memproduksi

Lebih terperinci

= pemanen. Sistem Penunasan

= pemanen. Sistem Penunasan PEMBAHASAN Kebijakan penunasan di PT Inti Indosawit Subur adalah mempergunakan sistem penunasan progresif. Penunasan progresif adalah penunasan yang dilakukan oleh pemanen dengan bersamaan dengan panen.

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT PENGELOLAAN PEMUPUKAN PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis, Jacq) DI PERKEBUNAN PT CIPTA FUTURA PLANTATION, KABUPATEN MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN OLEH HARYO PURWANTO A24051955 DEPARTEMEN AGRONOMI

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah

KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah 13 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Angsana Estate (ASE) adalah salah satu kebun kelapa sawit PT Ladangrumpun Suburabadi (LSI). PT LSI merupakan salah satu anak perusahaan dari PT Minamas Gemilang,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari famili Palmae yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit pertama kali diintroduksi ke Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut data yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Perkebunan tahun 2008 di Indonesia terdapat seluas 7.125.331 hektar perkebunan kelapa sawit, lebih dari separuhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan

BAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pasar bebas dipandang sebagai peluang sekaligus ancaman bagi sektor pertanian Indonesia, ditambah dengan lahirnya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 yang diwanti-wanti

Lebih terperinci

Pengelolaan Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Tanjung Jati

Pengelolaan Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Tanjung Jati Bul. Agrohorti 4 (2):132-137 (2016) Pengelolaan Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Tanjung Jati Fertilization Management on Mature Plant Oil Palm in Kebun Tanjung Jati Monica Christina

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu 10 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang ini dilaksanakan di PT Socfindo, Perkebunan Bangun Bandar Medan, Sumatera Utara, dimulai pada tanggal 13 Februari 2012 sampai 12 Mei 2012. Metode Pelaksanaan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen Kebutuhan tenaga panen untuk satu seksi (kadvel) panen dapat direncanakan tiap harinya berdasarkan pengamatan taksasi buah sehari sebelum blok tersebut akan dipanen. Pengamatan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif 12 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Tambusai Estate terletak di antara 100 0 37-100 0 24 Bujur Timur dan 1 0 04-1 0 14 Lintang Utara yang terletak di Desa Tambusai Utara, Kecamatan Tambusai Utara,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Penetapan Target

PEMBAHASAN Penetapan Target 54 PEMBAHASAN Penetapan Target Tanaman kelapa sawit siap dipanen ketika berumur 30 bulan. Apabila memasuki tahap menghasilkan, tanaman akan terus berproduksi hingga umur 25 tahun. Pada periode tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit berasal dari benua Afrika. Delta Nigeria merupakan tempat dimana fosil tepung sari dari kala miosen yang bentuknya sangat mirip dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. perkebunan. Karena Mucuna bracteata memiliki kelebihan dibandingkan dengan

TINJAUAN PUSTAKA. perkebunan. Karena Mucuna bracteata memiliki kelebihan dibandingkan dengan TINJAUAN PUSTAKA Mucuna Bracteata Legum yang berasal dari india ini termasuk tanaman jenis baru yang masuk ke Indonesia untuk digunakan sebagai tanaman penutup tanah di areal perkebunan. Karena Mucuna

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Pengalaman

KATA PENGANTAR. rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Pengalaman iii KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa ( PKPM )

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa Industri Minyak Sawit berpotensi menghasilkan

Lebih terperinci

Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. produk hasil olahannya. Berdasarkan data triwulan yang dikeluarkan

Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. produk hasil olahannya. Berdasarkan data triwulan yang dikeluarkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai sumber devisa negara melalui produk-produk primer perkebunan maupun produk hasil olahannya. Berdasarkan data triwulan

Lebih terperinci

! " # $ % % & # ' # " # ( % $ i

!  # $ % % & # ' #  # ( % $ i ! " $ & ' " ( $ i !" ) " " * ' " ' ' ' ' ' ' + ' ", -, - 1 ) ". * $ /0,1234/004- " 356, " /004 "/7 ",8+- 1/3 /0041/4 /009) /010 400 /6 $:, -,) /007- ' ' ",-* " ' '$ " " ;" " " 2 " < ' == ":,'- ',""" "-

Lebih terperinci

Tabel 6. Hasil Pendugaaan Faktor Penentu Produktivitas Kelapa Sawit

Tabel 6. Hasil Pendugaaan Faktor Penentu Produktivitas Kelapa Sawit 41 PEMBAHASAN Penurunan produktivitas tanaman kelapa sawit dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor lingkungan, faktor tanaman, dan teknik budidaya tanaman. Faktor-faktor tersebut saling berhubungan

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI. Oleh : Nur Fitriyani. (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN

PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI. Oleh : Nur Fitriyani. (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN i PROSES PENGOLAHAN CPO DI PT MURINIWOOD INDAH INDUSTRI Oleh : Nur Fitriyani (Di bawah bimbingan Ir. Hj Evawati, MP) RINGKASAN PT Muriniwood Indah Indurtri merupakan salah satu perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM. Letak Wilayah Administratif 11 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif PT. Panca Surya Agrindo terletak di antara 100 0 36-100 0 24 Bujur Timur dan 100 0 04 100 0 14 Lintang Utara, di Desa Tambusai Utara, Kecamatan Tambusai Utara,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa Industri Minyak Sawit berpotensi menghasilkan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN MUSTIKA PT SAJANG HEULANG MINAMAS PLANTATION KALIMANTAN SELATAN Oleh CINDY CHAIRUNISA

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT MANAJEMEN PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PERKEBUNAN PT. SARI ADITYA LOKA I (PT. ASTRA AGRO LESTARI Tbk) KABUPATEN MERANGIN, PROVINSI JAMBI SILVERIUS SIMATUPANG A24050072 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan Pupuk adalah penyubur tanaman yang ditambahkan ke tanah untuk menyediakan unsur-unsur yang diperlukan tanaman. Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kelapa sawit (Elaesis guineesis Jacq.) merupakan tanaman penghasil utama minyak nabati yang mempunyai produktivitas lebih tinggi dari pada tanaman penghasil minyak nabati

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. A. Jenis atau Varietas Kelapa Sawit Jenis (varietas)

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di PT. BAKRIE PASAMAN

METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di PT. BAKRIE PASAMAN 54 III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Lokasi dan Waktu PKPM Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di PT. BAKRIE PASAMAN PLANTATIONS SUMATERA BARAT. PT. Bakrie Pasaman Plantations ini bernaung dibawah PT. Bakrie

Lebih terperinci

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) I. SYARAT PERTUMBUHAN 1.1. Iklim Lama penyinaran matahari rata rata 5 7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500 4.000 mm. Temperatur optimal 24 280C. Ketinggian tempat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid).

BAB II LANDASAN TEORI. dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid). BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pemurnian Minyak Sawit Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepresan masih berupa minyak sawit kasar karena masih mengandung kotoran berupa partikelpertikel

Lebih terperinci

MANAJEMEN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

MANAJEMEN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT MANAJEMEN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) PANTAI BUNATI ESTATE, PT. SAJANG HEULANG, MINAMAS PLANTATION, TANAH BUMBU, KALIMANTAN SELATAN. Oleh ARDILLES AKBAR A34104058 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Wilayah Administratif

KEADAAN UMUM. Wilayah Administratif KEADAAN UMUM Wilayah Administratif Lokasi PT Sari Aditya Loka 1 terletak di Desa Muara Delang, Kecamatan Tabir Selatan, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Jarak antara perkebunan ini dengan ibukota Kabupaten

Lebih terperinci

METODOLOGI Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Kerja Praktek Langsung di Kebun

METODOLOGI Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Kerja Praktek Langsung di Kebun METODOLOGI Waktu dan Tempat Kegiatan magang ini dilaksanakan sejak tanggal 14 Februari 2008 hingga tanggal 14 Juni 2008 di perkebunan kelapa sawit Gunung Kemasan Estate, PT Bersama Sejahtera Sakti, Minamas

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Umum Perusahaan PT. Salim Ivomas Pratama Tbk Kabupaten Rokan Hilir didirikan pada tahun 1996 oleh PT. Dirga Bratasena Enginering dan resmi beroperasi

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS PERUSAHAAN

BAB II PROSES BISNIS PERUSAHAAN BAB II PROSES BISNIS PERUSAHAAN Bisnis utama PT Paya Pinang saat ini adalah industri agribisnis dengan menitikberatkan pada industri kelapa sawit diikuti dengan karet. Proses bisnis baik tanaman karet

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. BUDIDAYA DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. BAKRIE PASAMAN PLANTATIONS - PASAMAN SUMATRA BARAT

LAPORAN TUGAS AKHIR. BUDIDAYA DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. BAKRIE PASAMAN PLANTATIONS - PASAMAN SUMATRA BARAT i LAPORAN TUGAS AKHIR BUDIDAYA DAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PT. BAKRIE PASAMAN PLANTATIONS - PASAMAN SUMATRA BARAT Disusun oleh : DEDE SARFAWI HARAHAP NBP. 0801111021 Telah

Lebih terperinci

TEKNIK TANAM MIRING KELAPA SAWIT di LAHAN GAMBUT Pengalaman Replanting di PT. Perkebunan Nusantara IV

TEKNIK TANAM MIRING KELAPA SAWIT di LAHAN GAMBUT Pengalaman Replanting di PT. Perkebunan Nusantara IV TEKNIK TANAM MIRING KELAPA SAWIT di LAHAN GAMBUT Pengalaman Replanting di PT. Perkebunan Nusantara IV 1. PENDAHULUAN Karakteristik fisik gambut yang penting dalam pemanfaatannya untuk pertanian meliputi

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di CILIANDRA PERKASA GROUP

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di CILIANDRA PERKASA GROUP 38 III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan PKPM Pelaksanaan kegiatan PKPM berlokasi di CILIANDRA PERKASA GROUP (CLP GROUP) dengan nama P.T. SUBUR ARUM MAKMUR kebun Senamanenek I (PT.

Lebih terperinci

KONDISI UMUM KEBUN Sejarah dan Perkembangan Letak Geografis Kebun Keadaan Iklim dan Tanah

KONDISI UMUM KEBUN Sejarah dan Perkembangan Letak Geografis Kebun Keadaan Iklim dan Tanah 12 KONDISI UMUM KEBUN Sejarah dan Perkembangan Angsana Estate (ASE) merupakan salah satu kebun yang dikelola oleh unit usaha PT Ladangrumpun Suburabadi (LSI) dibawah naungan PT Minamas Plantation (sebelumnya

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Agroindustri kelapa sawit di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Cerahnya prospek komoditi minyak sawit dalam perdagangan minyak nabati di dunia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl, III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jl. Kolam No.1 Medan Estate Kecamatan Medan Percut

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pelaksanaan kegiatan teknis yang dilakukan di PT. National Sago Prima adalah kegiatan pembibitan, persiapan lahan, sensus tanaman, penyulaman, dan pemeliharaan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jack.) merupakan salah satu komoditas yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah. Indonesia merupakan produsen

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili : Arecaceae Sub Famili

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG

KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Letak Geografis Perkebunan kelapa sawit Gunung Sari Estate (GSE) PT. Ladangrumpun Suburabadi (LSI) berada di wilayah Desa Bayansari, Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Prosedur Gudang

PEMBAHASAN Prosedur Gudang 44 PEMBAHASAN Pemupukan merupakan salah satu kegiatan penting di Unit Perkebunan Tambi selain pemetikan. Hal ini terkait dengan tujuan dan manfaat dari pemupukan. Tujuan pemupukan di Unit Perkebunan Tambi

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH : NAMA :HENRIK FRANSISKUS AMBARITA NIM : : BUDIDAYA PERKEBUNAN PEMBIMBING : Ir. P.

SEMINAR TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH : NAMA :HENRIK FRANSISKUS AMBARITA NIM : : BUDIDAYA PERKEBUNAN PEMBIMBING : Ir. P. SEMINAR TUGAS AKHIR DISUSUN OLEH : NAMA :HENRIK FRANSISKUS AMBARITA NIM : 0901618 JURUSAN : BUDIDAYA PERKEBUNAN PEMBIMBING : Ir. P. Sembiring STIP-AP Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebuan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Bahan dan Alat

III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Bahan dan Alat 11 III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November hingga Desember 2009. Pelaksanaan meliputi kegiatan lapang dan pengolahan data. Lokasi penelitian terletak

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan/industri berupa pohon batang lurus dari famili Arecaceae. Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Timbulnya kelangkaan bahan bakar minyak yang disebabkan oleh ketidakstabilan harga minyak dunia, maka pemerintah mengajak masyarakat untuk mengatasi masalah energi

Lebih terperinci

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis PEMBAHASAN Tujuan pemupukan pada areal tanaman kakao yang sudah berproduksi adalah untuk menambahkan unsur hara ke dalam tanah supaya produktivitas tanaman kakao tinggi, lebih tahan terhadap hama dan penyakit,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pada saat jagung berkecambah, akar tumbuh dari calon akar yang berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel, kemudian memanjang dengan diikuti oleh akar-akar samping.

Lebih terperinci

pengusaha mikro, kecil dan menegah, serta (c) mengkaji manfaat ekonomis dari pengolahan limbah kelapa sawit.

pengusaha mikro, kecil dan menegah, serta (c) mengkaji manfaat ekonomis dari pengolahan limbah kelapa sawit. BOKS LAPORAN PENELITIAN: KAJIAN PELUANG INVESTASI PENGOLAHAN LIMBAH KELAPA SAWIT DALAM UPAYA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI PROVINSI JAMBI I. PENDAHULUAN Laju pertumbuhan areal perkebunan

Lebih terperinci

INOVASI TEKNOLOGI KOMPOS PRODUK SAMPING KELAPA SAWIT

INOVASI TEKNOLOGI KOMPOS PRODUK SAMPING KELAPA SAWIT INOVASI TEKNOLOGI KOMPOS PRODUK SAMPING KELAPA SAWIT Lembaga Riset Perkebunan Indonesia Teknologi kompos dari tandan kosong sawit INOVASI TEKNOLOGI Tandan kosong sawit (TKS) merupakan limbah pada pabrik

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Syarat Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Syarat Tumbuh Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Agribisnis kelapa sawit membutuhkan organisasi dan manajemen yang baik mulai dari proses perencanaan bisnis hingga penjualan crude palm oil (CPO) ke

Lebih terperinci

SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)

SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) Jurnal Penelitian STIPAP, 2013, 4 (1) : 1-11 SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) 1 2 Mardiana

Lebih terperinci

PENANAMAN KELAPA SAWIT

PENANAMAN KELAPA SAWIT PENANAMAN KELAPA SAWIT Pundu Learning Centre - 2013 Struktur Penulisan SOP Penanaman Kelapa Sawit Pundu Learning Centre - 2013 STRUKTURISASI SOP Penanaman KS Pedoman Teknis Strukturisasi Filosofi, Kebijakan

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang ini dilaksanakan selama empat bulan yang terhitung mulai dari 14 Februari hingga 14 Juni 2011. Kegiatan ini bertempat di Sungai Bahaur Estate (SBHE), PT Bumitama

Lebih terperinci

SENSUS POKOK DAN IDENTIFIKASI POKOK

SENSUS POKOK DAN IDENTIFIKASI POKOK SENSUS POKOK DAN IDENTIFIKASI POKOK Pundu Learning Centre PENDAHULUAN Pundu Learning Centre PENDAHULUAN Kegiatan Sensus Pokok adalah kegiatan perhitungan seluruh jumlah pokok kelapa sawit (produktif dan

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan PKPM di PT. Minang Agro yang berlokasi di kenegarian Tiku

III. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan PKPM di PT. Minang Agro yang berlokasi di kenegarian Tiku 50 III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Lokasi dan Waktu PKPM 3.1.1. Lokasi PKPM Pelaksanaan PKPM di PT. Minang Agro yang berlokasi di kenegarian Tiku V Jorong, kecematan Tanjung Mutiara, kabupaten Agam, provinsi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas di Divisi III Teluk Siak Estate

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas di Divisi III Teluk Siak Estate LAMPIRAN 59 60 Lampiran 1. Jurnal Harian Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas di Divisi III Teluk Siak Estate Tanggal Uraian Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar...(Satuan/HK)... 11 Februari 2012 Orientasi

Lebih terperinci

DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT

DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT DETAIL PROFIL PROYEK (DETIL PLAN OF INVESTMENT) KOMODITI KELAPA SAWIT DI NAGAN RAYA DISAMPAIKAN PADA FGD KAJIAN INVESTASI KELAPA SAWIT Oleh : Tim Kajian LATAR BELAKANG 1. Kabupaten Nagan Raya memiliki

Lebih terperinci

Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit

Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit Proses Pengolahan CPO (Crude Palm Oil) Minyak Kelapa Sawit 1. LOADING RAMP Setelah buah disortir pihak sortasi, buah dimasukkan kedalam ramp cage yang berada diatas rel lori. Ramp cage mempunyai 30 pintu

Lebih terperinci

TEKNIS PEREMAJAAN TANAMAN KELAPA SAWIT

TEKNIS PEREMAJAAN TANAMAN KELAPA SAWIT TEKNIS PEREMAJAAN TANAMAN KELAPA SAWIT Pusat Penelitian Kelapa Sawit Jl. Brigjend Katamso No.51 Medan Telp : (061) 7862466, (061)7862477, Fax (061)7862488 www.iopri.org Permasalahan lahan o Moratorium

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan

Lebih terperinci

Seminar Nasional BKS PTN Barat Manurung et al.: Implementasi Pemupukan Kelapa Sawit 643 Bandar Lampung, Agustus 2014

Seminar Nasional BKS PTN Barat Manurung et al.: Implementasi Pemupukan Kelapa Sawit 643 Bandar Lampung, Agustus 2014 Seminar Nasional BKS PTN Barat Manurung et al.: Implementasi Pemupukan Kelapa Sawit 643 Bandar Lampung, 19-21 Agustus 2014 IMPLEMENTASI PEMUPUKAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) POLA MASYARAKAT PADA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkebunan sebagai salah satu sub sektor pertanian di Indonesia berpeluang besar dalam peningkatan perekonomian rakyat dan pembangunan perekonomian nasional.adanya

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Tahun 2014 Tanggal :

Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Tahun 2014 Tanggal : Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Tahun 2014 Tanggal : KETENTUAN DAN PERSYARATAN TEKNIS PENGELOLAAN DAN BAKU MUTU AIR LIMBAH I. INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) Penanggung

Lebih terperinci

KONDISI UMUM KEBUN. Letak Geografis Kebun. Keadaan Iklim dan Tanah

KONDISI UMUM KEBUN. Letak Geografis Kebun. Keadaan Iklim dan Tanah 18 KONDISI UMUM KEBUN Letak Geografis Kebun PT. Ladangrumpun Suburabadi merupakan perusahaan yang mengelola tiga unit usaha yaitu : Angsana Estate (ASE), Gunung Sari Estate (GSE), dan Angsana Factory (ASF).

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hampir 100 perusahaan atau pabrik kelapa sawit baik milik

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hampir 100 perusahaan atau pabrik kelapa sawit baik milik 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki hampir 100 perusahaan atau pabrik kelapa sawit baik milik negara maupun swasta. Masing-masing pabrik akan memiliki andil cukup besar dalam

Lebih terperinci