BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Kata komunikasi berasal dari Bahasa latin communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran pikiran. Jadi, secara garis besar, dalam suatu proses komunikasi haruslah terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima pesan). 1 Proses komunikasi dapat diartikan sebagai transfer informasi atau pesan (message) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima sebagai komunikan. Dalam proses komunikasi tersebut bertujuan untuk mencapai saling pengertian (mutual understanding) antara kedua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi. 2 Komunikasi adalah suatu kebutuhan pokok bagi setiap manusia. Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial dapat mengisyaratkan bahwa komunikasi itu sangat penting untuk membangun konsep dalam diri, untuk mengaktualisasikan diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan dan terhindar dari ketegangan dan tekanan antara lain dengan melalui komunikasi yang menghibur dan juga untuk memupuk hubungan luas dengan orang lain. 3 1 Tommy Suprapto. Pengantar Ilmu Komunikasi. CAPS, Yogyakarta, 2001, hlm 5. 2 Ibid. 3 Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2011, hal 5. 7

2 Kata komunikasi atau communication dalam Bahasa inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti sama, communico, communication, atau cammunicare yang berarti membuat sama (to make common). Istilah communis paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang merupakan akar dari katakata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suat pesan dianut secara sama. Akan tetapi definisi-definisi kontemporer menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada cara berbagi hal-hal tersebut, seperti dalam kalimat Kita berbagi pikiran, Kita mendiskusikan makna,dan Kita mengirimkan pesan. 4 Berdasarkan definisi Lasswell ini dapat diturunkan lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu: Pertama, sumber (source), sering disebut juga pengirim (sender), penyandi (encoder), komunikator (communicator), pembicara (speaker) atau originator. Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber boleh jadi seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu Negara. Kebutuhannya bisa bervariasi, bisa untuk memelihara hubungan yang sudah dibangun, menyampaikan informasi, menghibur, hingga kebutuhan untuk mengubah ideology, keyakinan agama dan perilaku pihak lain. Untuk menyampaikan apa yang ada dalam hatinya (perasaan) atau dalam kepalanya (pikiran), sumber harus mengubah perasaan atau pikiran tersebut kedalam seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal yang 4 Ibid. hlm

3 idealnya dipahami oleh penerima pesan. Proses itulah yang disebu penyandian (encoding). 5 Kedua, pesan, yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. Ketiga, saluran atau media, yakni alat atau wahana yang digunakan untuk menyampaikan pesan tadi. Keempat, penerima (receiver), sering juga disebut komunikan atau decoder yaitu adalah orang yang menerima pesan yang diterima. Kelima, efek yaitu apa yang terjadi pada seorang komunikan berupa perubahan sikap dan sebagainya. 2.2 Komunikasi Visual Menurut definisinya desain komunikasi visual adalah suatu disiplin ilmu yang bertujuan mempelajari konsep-konsep komunikasi, serta ungkapan kreatif melalui berbagai media untuk menyampaikan pesan dengan mengelola elemenelemen grafis yang berupa bentuk dan gambar. Tatanan huruf serta komposisi warna dan layout (tata letak atau perwajahan) dengan demikian, gagasan dapat diterima oleh orang atau kelompok yang menjadi sasaran penerima pesan. 6 Sementara Kata visual sendiri bermakna segala sesuatu yang dapat dilihat dan 5 Ibid. hal Andi Kusrianto, Pengantar Desain Komunikasi Visual, C.V Andi Offset, Yogyakarta, 2007, hal.2. 9

4 direspon oleh indera penglihatan kita yaitu mata. Berasal dari kata Latin videre yang artinya melihat yang kemudian dimasukan ke dalam bahasa Inggris visual. 7 Komunikasi visual termasuk dalam disiplin ilmu yang mempelajari konsep komunikasi menggunakan elemen-elemen visual, serta mempelajari teknik dan media penyampaian pesan sehingga pesan atau informasi dapat diterima pembaca dengan mudah dan menyenangkan. 8 Komunikasi visual juga merupakan payung dari berbagai kegiatan komunikasi yang menggunakan unsur visual pada berbagai media seperti percetakan, iklan luar ruang (papan reklame), televisi, film/video, internet dan lain sebagainya. 9 Metodologi dalam komunikasi visual merupakan sebuah proses kreatif. Berikut istilah-istilah yang berhubungan dengan visual. 1. Visual Language, yakni ilmu yang mempelajari Bahasa visual. Visualisasi, yakni kegiatan menerjemahkan atau mewujudkan informasi dalam bentuk visual. 2. Visualizer, yaitu orang yang pekerjaannya menangani masalah visual atau mewujudkan suatu ide ke dalam bentuk visual dalam proyek desain. 7 A.S. Pudjiastuti Kusmiati & P. Suptandar, Teori Dasar Desain Komunikasi Visual, Jakarta, Hal.6 8 Rakhmat Supriyono, Desain Komunikasi Visual Teori dan Aplikasi, Andi, Yogyakarta, 2010, Hal.56 9 Ana Yuliastanti, Bekerja Sebagai Desainer Grafis, Erlangga, Jakarta, 2008, Hal.12 10

5 3. Visual Effect memmbuat efek-efek tipuan seolah-olah terjadi suatu keadaan atau kejadian yang sulit dilakukan manusia. 4. Visual Information adalah informasi melalui penglihatan, misalnya lambaian tangan, senyuman dll. 5. Visual Litteracy yaitu kumpulan atau daftar karya visual Unsur-Unsur Visual Untuk mewujudkan suatu tampilan visual, ada beberapa unsur yang diperluka, unsur yang diperlukan adalah sebagai berikut : 1. Titik Titik adalah salah satu unsur visual yang wujudnya relatif kecil, dimana dimensi memanjang dan melebarnya dianggap tidak berarti. Titik cenderung ditampilkan dalam bentuk kelompok, dengan variasi jumlah, susunan, dan kepadatan tertentu. 2. Garis Garis dianggap sebagai unsur visual yang banyak berpengaruh terhadap pembentukan suatu objek, sehingga garis selain dikenal sebagai goresan atau coretan, juga menjadi batas limit suatu bidang awat warna. Ciri khas garis adlah terdapatnya arah serta dimensi memanjang. Garis dapat tampil dalam bentuk lurus, lengkung, gelombang, zigzag, dan lainnya. Kualitas garis ditentukan oleh tiga 10 Rakhmat Supriyono, Desain Komunikasi Visual Teori dan Aplikasi, Andi, Yogyakarta, 2010, hal

6 hal, yaitu orang yang membuatnya, alat yang digunakan serta bidang dasar tempat garis digoreskan. 3. Bidang Bidang merupakan unsur visual yang berdimensi panjang dan lebar. Ditinjau dari bentuknya, bidang bias dikelompokkan menjadi dua, yaitu bidang geometri/beraturan dan bidang nongeometri alias tidak beraturan. Bidang geometri adalah bidang yang relatif mudah diukur keluasannya, sedangkan bidang nongeometri merupakan bidang yang relatif sukar diukur keluasannya. Bidang bias dihadirkan dengan menyusun titik maupun garis dalam kependapatan tertentu, dan dapat pula dihadirkan dengan mempertemukan potongan hasil goresan satu garis atau lebih. 4. Ruang Ruang dapat dihadirkan dengan adanya bidang. Pembagian bidang atau jarak antar objek berunsur titik, garis, bidang, dan warna. Ruang lebih mengarah pada perwujudan tiga dimensi sehingga ruang dapat dibagi dua, yaitu nyata dan semu. Keberadaan ruang sebagai salah satu unsur visual sebenarnya tidak dapat diraba tetapi dapat dimengerti. 5. Warna Warna sebagai unsur visual yang berkaitan dengan bahan yang mendukung keberadaannya ditentukkan oleh jenis pigmennya. 12

7 Kesan yang diterima oleh mata lebih ditentukan oleh cahaya. Permasalahan mendasar dari warna diantaranya adalah Hue (spectrum warna), Saturation (nilai kepekatan), dan Lightness (nilai cahaya dari gelap ke terang). Ketiga unsur tersebut memiliki nilai 0 hingga 100. Hal yang paling menentukan adalah lightness, jika ia bernilai 0, maka seluruh palet warna akan mendai hitam ( gelap cahaya ), sebaliknya jika lightness bernilai 100, warna akan berubah menjadi putih, alias tidak berwarna karena terlalu silau. Pada nilai 40 hingga 40 kita akan dapat melihat warna-warna dengan jelas. 6. Tekstur Tekstur adalah nilai raba dari suatu permukaan, secara fisik tekstur dibagi menjadi tekstur kasar dan halus, degan kesan pantul mengkilat dan kusam. Ditinjau dari efek tampilannya, tekstur digolonhkan menjadi tekstur nyata dan tekstur semu. Disebut tekstur nyata bila ada kesamaan antara hasil raba dan penglihatan. Misalnya, bila suatu permukaan terlihat kasar dan ketika diraba juga terasa kasar. Sementara itu, pada tekstur semu terdapat perbedaan antara hasil penglihatan dan peradaban. Misalnya, bila dilihat tampak kasar tetapi ketika diraba ternyata sebaliknya, yaotu terasa halus. Dalam penerapannya, tekstur dapat berpengaruh terhadap unsur visual lainnya, yaitu kejelasan titik, kualitas garis keluasan bidang dan ruang, serta intensitas warna. 13

8 2.2.2 Fungsi Komunikasi Visual a. Komunikasi visual sebagai sarana identifikasi Fungsi dasar yang utama dari desain komunikasi visual adalah sebagai sarana identifikasi. Identitas seseorang dapat mengatakan tentang siapa orang itu, atau dari mana asalnya. Demikian juga dengan suatu benda atau produk, jika mempunyai identitas akan dapat mencerminkan kualitas produk itu dan mudah dikenali, baik oleh produsennya maupun konsumennya. b. Komunikasi Visual sebagai sarana informasi dan interaksi Sebagai sarana informasi dan interaksi, desain komunikasi visual bertujuan menunjukkan hubungan antara suatu hal dengan hal yang lain dalam petunjuk, arah, posisi, dan skala; contohnya peta, diagram, simbol dan petunjuk arah. Informasi akan berguna apabila dikomunikasikan kepada orang yang tepat, pada waktu dan tempat yang tepat, dalam bentuk yang dapat dimengerti, dan dipresentasikan secara logis dan konsisten. Simbol-simbol yang kita jumpai sehari-hari seperti tanda dan rambu lalu lintas, simbol-simbol ydi tempat umum seperti telepon umum, toilet, restoran dan lain-lain harus bersifat informatif dan komunikatif, dapat dibaca dan dimengerti oleh orang dari berbagai latar belakang dan kalangan. c. Komunikasi Visual sebagai sarana presentasi dan promosi 14

9 Tujuan dari desain komunikasi visual sebagai sarana presentasi dan promosi adalah untuk menyampaikan pesan, mendapatkan perhatian (atensi) dari mata (secara visual) dan membuat pesan tersebut dapat diingat; cotohnya poster, penggunaan gambar dan kata-kata yang diperlukan sangat sedikit, mempunyai satu makna dan mengesankan. Umumnya, untuk mencapai tujuan ini, makna gambar dan kata-kata yang digunakan bersifat persuasive dan menarik, karena tujuan akhirnya adalah menjual suatu produk atau jasa Dongeng Dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi dan dalam banyak hal sering tidak masuk akal. 12 Pendapat lain mengenai dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi, terutama tentang kejadian zaman dulu yang aneh-aneh. 13 Menurut Brunvard, Carvalho, dan Neto 14 dongeng mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Penyebaran dan pewarisannya dilakukan secara lisan, yaitu disebarkan dari mulut ke mulut, melalui kata-kata dan dari generasi ke generasi berikutnya. 11 Cenadi Christine Suharto, Elemen-elemen dalam dalam Desain Komunikasi Visual. Nirmana Vol. 1, Januari 1999:, hal Burhan Nurgiyantoro, Sastra Anak, Gadjah Mada University Press, Yogjakarta, 2005, hal Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007, hal James Danandjaja, Folklor Indonesia: Ilmu gosip, dongeng, dan lain-lain, PT Utama Pustaka graffiti, Jakarta, 2007, hal

10 2. Disebarkan diantara kolektif tertentu dalam waktu yang cukup lama. 3. Ada dalam versi yang berbeda-beda. Hal ini diakibatkan oleh cara penyebaran dari mulut ke mulut (lisan). 4. Bersifat anonim, yaitu nama penciptanya sudah tidak diketahui lagi. 5. Biasanya mempunyai bentuk berumus atau berpola seperti kata klise, kata-kata pembukaan dan penutup baku. 6. Mempunyai kegunaan (function) dalam kehidupan bersama suatu kolektif, sebagai alat pendidik, pelipur lara, protes sosial dan proyeksi keinginan yang terpendam. 7. Bersifat pralogis, yaitu memiliki logika tersendiri yang tidak sesuai dengan logika umum. 8. Menjadi milik bersama dari kolektif tertentu. Hal ini disebabkan penciptanya yang pertama sudah tidak diketahui lagi, sehingga setiap anggota kolektif merasa memilikinya. 9. Bersifat polos dan lugu, sehingga seringkali kelihatannya kasar, terlalu spontan. Hal ini dapat dimengerti bahwa dongeng juga merupakan proyeksi emosi manusia yang paling jujur manifestasinya. 16

11 2.3.1 Jenis Jenis Dongeng Anti Aarne dan Stith Thompson 15 telah membagi jenis-jenis dongeng ke dalam empat golongan besar. Keempat golongan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Dongeng Binatang (Fabel) Dongeng binatang adalah dongeng yang ditokohi binatang peliharaan dan binatang liar. Binatang-binatang tersebut dalam cerita jenis ini dapat berbicara dan berakal budi seperti manusia. 2. Dongeng Biasa (ordinary tales) Dongeng biasa adalah jenis dongeng yang ditokohi manusia dan biasanya adalah kisah suka duka seseorang. 3. Lelucon dan anekdot (jokes and anecdotes) Lelucon dan anekdot adalah dongeng yang dapat menimbulkan rasa menggelikan hati. Ada sedikit perbedaan antara lelucon dan anekdot. Lelucon menyangkut kisah fiktif lucu anggota suatu kolektif, seperti suku bangsa, golongan, bangsa atau ras. Sedangkan anekdot menyangkut kisah fiktif lucu pribadi seorang tokoh atau beberapa tokoh yang benar-benar ada. 4. Dongeng Berumus 15 Ibid. Hal

12 Dongeng yang strukturnya terdiri dari pengulangan. Dongengdongeng berumus mempunyai beberapa subbentuk, yakni: dongeng bertimbun banyak, dongeng untuk mempermainkan orang, dongeng yang tidak mempunyai akhir Manfaat Dongeng Dongeng juga merupakan cerita yang berfungsi untuk menghibur pembaca atau pendengarnya. Oleh karena itu dongeng sebaiknya disampaikan kepada anak-anak dalam suasana yang penuh kehangatan, pada kesempatan yang tepat, dan dengan mengintegrasikan sebuah media dalam penyampaiannnya. 16 Secara umum mendongeng bermanfaat bagi perkembangan emosional, kognitif, dan sosial anak, terutama dalam perkembangan bahasanya, yaitu : 1. Mempererat Hubungan Orangtua-anak. Mendongeng adalah sarana untuk orangtua-anak berkomunikasi dan bertukar pikiran. Jika dilakukan secara rutin, mendongeng dapat mendekatkan orangtua-anak dan membangun kedekatan emosi karena ia tahu bahwa ia memiliki waktu khusus bersama orangtua. 2. Memperkaya Kosakata Anak. Anak yang lebih banyak dibacakan dongeng, maka akan lebih 16 di akses pada tanggal 22 Oktober 2015, pukul 19:13 dari 18

13 banyak mendengar berbagai kosakata. Hal ini akan berpengaruh pada ragam kosakata yang dipilihnya saat berbicara. 3. Mempengaruhi Perkembangan Anak, Yaitu Dalam Membaca dan Menulis. Saat dibacakan dongeng, anak akan lebih sering melihat hurufhuruf. Hal ini akan berpengaruh dan mempercepat anak ketika mereka belajar membaca dan menulis, karena mereka sudah terbiasa melihat kumpulan huruf tersebut. Hal ini dapat dipercepat, jika orangtua juga bermain tebak- tebakan kata dan huruf selama kegiatan mendongeng. 4. Melatih Anak Untuk Menjadi Public Speaker Yang Handal. Ketika anak didongengkan dan diminta untuk menceritakan kembali, misalnya dalam metode dongeng tipe 4. Anak akan belajar untuk berbicara di depan orang lain, hal ini akan berpengaruh pada kemampuannya untuk berbicara di depan orang depan kelak. Apalagi jika orangtua juga mendorong, memuji, dan memberikan respon positif saat anak bercerita ulang atau menjawab pertanyaan seputar dongeng. 5. Memperkaya Imajinasi Anak. Dongeng tidak seperti buku komik yang hanya memuat gambar untuk beberapa adegan cerita. Cerita yang diceritakan oleh orangtua dan disertai sedikit gambar di buku dongeng, akan 19

14 membuat anak mengembangkan imajinasinya sendiri. Hal ini berguna dalam mengembangkan ide dan berpikir kreatifnya. 6. Melatih Kemampuan Sosial Anak. Ketika anak dibacakan cerita, ia akan menjalin komunikasi dua arah dengan orangtuanya, hal ini sangat berguna dalam mengembangkan kemampuan sosial anak, yaitu saat nantinya ia harus berkomunikasi dengan orang lain di luar keluarganya. 2.4 Fabel Dunia sastra mengenal cerita yang lakonnya binatang tapi berperangai manusia itu dengan nama fabel. Beberapa referensi mendefenisikan fabel (bahasa latinnya adalah fabulla) sebagai cerita fiksi atau hasil reka imajinasi dan menggunakan binatang sebagai tokoh dalam cerita tersebut. Binatang-binatang ini berpikir dan bertindak layaknya manusia. 17 Dongeng binatang (fabel) adalah dongeng yang ditokohi binatang peliharaan dan binatang liar, seperti binatang menyusui, burung, binatang melata (reptillia), ikan, dan serangga. 18 Fabel adalah dongeng binatang yang mengandung ajaran moral, yakni ajaran baik buruk perbuatan dan kelakuan. 19 Biasanya cerita ini mengandung unsur pendidikan bagi anak- anak dan petuah-petuah mengenai hal baik dan buruk. 17 Diakses pada tanggal 19 May 20116, pukul 22:00 dari 18 James Danandjaja, Folklor Indonesia: Ilmu gosip, dongeng, dan lain-lain, PT Utama Pustaka graffiti, Jakarta, 2007, hal Ibid. hal

15 Teks fabel merupakan teks persuasif. Melalui tokoh binatang, pengarang ingin mempengaruhi pembaca agar mencontoh yang baik dan tidak mencontoh yang tidak baik. 20 Umumnya bersifat universal artinya dapat diterima di daerah mana pun tanpa menghiraukan batas-batas geografis, politik dan sebagainya. Indonesia terdapat banyak dongeng fabel disetiap provinsi. Tak terhitung jumlahnya, karena fabel bisa dibuat oleh siapa saja. Secara sederhana, fabel didefinisikan sebagai cerita dengan hewan sebagai tokohnya. Dalam fabel, tokoh hewan itu digambarkan dapat bicara dan berpikir layaknya manusia. Biasanya ada seekor binatang yang memegang peranan penting yang pada umumnya binatang yang kecil dan lemah, tetapi dengan kecerdasannya ia mampu memperdaya binatang-binatang lain yang lebih besar dan lebih kuat darinya. Cerita binatang adalah salah satu cerita yang sangat populer. Tiap-tiap bangsa di dunia mempunyai cerita binatang. Kepopulerannya ini menggambarkan bahwa fabel merupakan salah satu bentuk cerita yang digemari oleh masyarakat Nilai Dongeng Binatang (Fabel) Dongeng binatang (fabel) termasuk dalam sebuah karya sastra. Sebuah karya sastra tidak terlepas dari nilai-nilai yang terkandung didalamnya. 21 yaitu : 1. Nilai Moral, sebuah karya sastra secara umum membawa pesan 20 Sugihastuti, Serba-Serbi Cerita Anak-Anak, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1996 hlm Jati Atmaja, Buku Lengkap Bahasa Indonesia dan Peribahasa SD-SMP-SMA, Pustaka Widyatama, Yogyakarta, 2010, hal

16 dan amanat, pesan moral dapat disampaikan langsung atau tidak langsung oleh seorang pengarang, dan pesan moral dapat diketahui dari perilaku tokoh-tokohnya. 2. Nilai Estetis, nilai estetis merupakan nilai keindahan yang melekat pada dongeng tersebut, seperti rima, diksi, atau gaya. 3. Nilai Budaya, nilai budaya dan sosial tidak terlepas dari karya sastra tersebut bercerita tentang daerah tertentu. Aspek budaya tersebut dapat diketahui dari latar atau setting, tokoh, corak masyarakat, kesenian ataupun kebudayaan Dongeng Fabel Si Kancil Dongeng termasuk prosa rakyat tradisional atau sastra lama, dimana pada masa itu karya-karya tidak mempunyai judul dan pengarang, maka setiap orang berhak merubah atau mengambil karya itu. 22 Akibatnya, cerita yang sama dapat saja mempunyai judul yang berbeda ditempat lain, seperti cerita dongeng Cinderella diluar mempunyai versi judul yang berbeda. Di Indonesia dongeng dengan judul Bawang Merah dan Bawang Putih. 23 Keunikan cerita si Kancil ini adalah memiliki ragam cerita yang berbeda - beda pada setiap latar belakang budaya, meskipun jalan cerita 22 Sugiarto, Mengenal Dongeng dan Prosa Lama: Fabel, Legenda, Mite, Sage, Hikayat, Cerita Berbingkai, Cerita Pelipur Lara, Epos, Pustaka Widyatama, Yogyakarta, 2009, hal James Danandjaja, Folklor Indonesia: Ilmu gosip, dongeng, dan lain-lain, PT Utama Pustaka graffiti, Jakarta, 2007, hal

17 kadang sebenarnya sama. Pada umumnya fabel yang ditokohi kancil menggambarkan seekor binatang cerdik dan nakal. McKean telah mencoba mengulas dongeng kancil dengan mempergunakan dua macam pendekatan, yakni pertama historisdifusionis, dan strukturalis. Menurut McKean metode ini dapat mengungkapkan hipotesis watak bangsa Indonesia. Metode difusionis dapat menerangkan asal dongeng si Kancil, tetapi tidak dapat menerangkan bagaimana dongeng-dongeng itu berhubungan dengan kebudayaan setempat. 24 Dongeng binatang si Kancil memiliki banyak manfaat dan pesan moral yang dimaksudkan agar anak anak mendapatkan pengalaman dan pemahaman tentang bagaimana moral yang baik yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari - hari untuk menolong dan membantu orang lain dan juga diri sendiri. Walaupun beberapa dongeng si Kancil juga diceritakan tentang kelicikan si Kancil dalam hal menipu dan juga mencuri, untuk itu diperlukan peran penting orang tua dan guru dalam hal mengajarkan anak untuk menanamkan kesadaran akan sosok si Kancil dimana disatu sisi mengambarkan sifat baik namun di sisi yang lain menggambarkan sifat buruk. Untuk menggambarkan ciri sifat kewajaran manusia, mengingat si Kancil merupakan representasi manusia yang memiliki kekurangan dan kelebihan. Hal ini sangat penting agar anak-anak 24 Ibid. Hlm

18 tidak mencontoh sifat atau perilaku si Kancil yang buruk namun hanya mengambil sifat positif dari dongeng si Kancil tersebut Manfaat Dongeng Fabel Dongeng fabel merupakan karya sastra yang dekat dengan dunia anak. Hal ini dikarena isi dongeng fabel yang menarik dan tentunya bermanfaat bagi anak. Pada umumnya dongeng fabel merupakan cerita khayalan sehingga mampu mengajak anak untuk berimajinasi. Anak akan berkhayal seolah-olah mereka ada di dunia hewan dan bercakapcakap dengan hewan yang ada dalam cerita tersebut. Namun memiliki pesan moral, petuah-petuah mengenai hal baik dan buruk. Sehingga sangat mendidik bagi khususnya bagi anak-anak. Dilain pihak, fabel dimanfaatkan untuk pengajaran anak-anak dalam upaya pengembangan dasar meliputi daya cipta, bahasa, daya fikir, keterampilan dan jasmani. Karena anak-anak dapat menunjuk dan mengenal binatang yang bersifat baik dan kurang baik. Selain itu fabel merupakan salah satu media pengenalan lingkungan dan alam sekitar. Seperti habitat Si Kancil itu berada. Manfaat mendongeng diantaranya adalah mampu mengembangkan daya pikir dan imajinasi anak, mengembangkan kemampuan berbicara anak, mengembangkan daya sosialisasi anak dan yang terutama adalah sarana komunikasi anak dengan orang tuanya. 25 Pentingnya berdongeng 25 Jasmin Hana Terapi Kecerdasan Anak Dengan Dongeng. Berlian Media, Yogyakarta, 2011, hal

19 sebagai kebutuhan pembelajaran tentu membutuhkan dongeng yang benarbenar dapat diterima oleh anak secara maksimal agar terjadinya dampak yang baik bagi anak. Terdapat lima segi positif dari sebuah dongeng (fabel). 26 yaitu: 1. Merupakan alat pendidikan budi pekerti yang paling mudah dicerna anak 2. Metode dan materi yang dapat diintegrasikan dengan keterampilan lain, yakni berbicara, membaca, dan menulis. 3. Memberikan pelajaran budaya dan budi pekerti yang memiliki efek lebih kuat daripada pelajaran budi pekerti yang diberikan melalui penuturan atau perintah langsung. 4. Memberi ruang lingkup yang bebas pada anak untuk mengembangkan kemampuan bersimpati dan berempati. 5. Memberikan contoh pada anak bagaimana menyikapi suatu permasalahan dengan baik sekaligus memberi pelajaran tentang cara mengendalikan keinginan-keinginan yang dinilai negatif. 2.6 Buku Cergam (Picture Book) Dari berbagai media, buku cerita bergambar atau yang lebih dikenal dengan sebutan picture book sebagai salah satu media alternatif pewarisan cerita rakyat. 26 Ibid. hal

20 Picture book merupakan sebuah media ilustratif yang menggabungkan narasi visual dan verbal dalam format buku, dan paling sering ditujukan pada anak. Picture book umumnya memiliki bahasa yang sangat dasar dan dirancang untuk tujuan membantu anak-anak mengembangkan kemampuan membaca & berimajinasi Sebagian besar ditulis dengan kosakata yang sangat sederhana agar anak bisa mengerti. Menurut Bambang Trim yang seorang praktisi perbukuan di Indonesia, dalam tulisan pada laman blog pribadinya, setidaknya terdapat dua jenis picture book yang beredar di masyarakat. Pertama ada yang disebut wordless picture book yang kerap diidentikkan dengan buku bergambar mini kata (biasanya hanya terdiri atas satu kalimat) atau buku bergambar minus kata (hanya gambar yang ada). Contoh pertama, A Day in the Garden karya Bettina Stietencron yang merupakan terjemahan dari buku anak Jerman berjudul Ein Tag im Garten. Selain itu, buku Kyoko Sakai berjudul Ofuroya-San karya Shigeo Nishimura yang menceritakan kegiatan mandi bersama di kamar mandi umum di Jepang juga merupakan buku bergambar mini kata. Kedua adalah picture book berteks yang dalam hal ini kekuatan ilustrasi/gambar hampir seimbang dengan teks, bahkan boleh dikatakan kekuatan gambarlah yang lebih banyak bicara dibandingkan teks. Begitulah, sebuah picture book terkadang hanya mengandung kata atau kurang Diakses pada tanggal 22 Oktober 2015, pukul 16:

21 2.7 Anatomi Buku Sebelum menerbitkan sebuah buku, sebaiknya kita mengetahui anatomi buku, bagian-bagian yang menjadi kelengkapan buku. Pengetahuan ini perlu, karena setiap naskah buku yang akan diterbitkan harus diperlakukan secara berbeda, sesuai dengan isi dan kegunaannya Kover Buku (Sampul Buku) a. Cover depan Cover sangat memengaruhi daya tarik sebuah buku, sebab persepsi awal terhadap buku ada di sini. Setiap datang ke toko atau sebuah pameran buku, yang terlebih pertama kali oleh pandangan kita adalah pajangan buku berbentuk kover buku yang menarik. Kover depan biasanya berisi judul, nama penulis, nama pemberi pengantar atau sambutan, serta logo dan nama penerbit. b. Cover belakang Biasanya berisi judul buku, sinopsis, biografi penulis, ISBN (International Standard Book Number) berserta barcode-nya, dan alamat penerbit sekaligus logonya. c. Punggung buku: Buku yang memiliki ketebalan tertentu biasanya memiliki punggung buku (khusus untuk buku tebal). Punggung buku berisi nama pengarang, nama penerbit, dan logo penerbit. 28 Iyan Wb, Anatomi Buku, Kolbu, Bandung, 2007, hal.5 27

22 d. Endorsement: Semacam dukungan atau pujian terhadap buku dari pembaca atau ahli atau orang terkenal untuk menambah daya pikat buku yang ditulis di kover buku atau kover belakang. e. Lidah Cover Lidah cover jarang ada, hanya di buku tertentu saja. Biasanya berisi foto beserta riwayat hidup pengarang dan atau ringkasan buku yang dihadirkan untuk kepentingan estetika dan keeksklusifan buku. 2. Perwajahan Buku a. Ukuran buku Masalah ukuran buku sangat berhubungan dengan materi (isi). Sebuah novel biasanya memiliki ukuran yang berbeda dengan buku pelajaran. Buku pelajaran biasanya lebih panjang dan lebih lebar. b. Bidang cetak Dalam setiap halaman isi buku, kita melihat bagian yang kosong di setiap pinggir-pinggirnya, atau biasa disebut margin. Selain untuk keindahan, bagian tersebut berfungsi mengamankan materi dari kesalahan cetak (misalnya terpotong). Sedangkan bagian yang berisi tulisan (materi) biasa dinamakan bidang cetak. c. Pemilihan huruf Jenis huruf (font), ukuran huruf (size), dan jarak antarbaris (lead) sangat penting dalam pembuatan buku. Ketiga hal tersebut selain untuk kepentingan estetika, akan menentukan enak tidaknya buku dibaca. 28

23 d. Teknik penomoran halaman Masalah halaman berkaitan dengan kemudahan pembaca dalam menandai materi (isi). e. Pemilihan warna Beberapa buku terkadang membutuhkan pewarnaan pada bagian gambar-gamber tertentu yang memang dibutuhkan, untuk penegasan atau sekadar keindahan. f. Keindahan dan kesesuaian ilustrasi Beberapa buku, terutama yang dipruntukkan anak-anak banyak membutuhkan ilustrasi yang berfungsi menggambarkan materi, sehingga membantu imajinasi pembaca memahami pesan di dalam buku. g. Kualitas kertas dan penjilidan Tidak semua buku dicetak dengan menggunakan kertas yang sama. Untuk buku anak-anak yang mengandung banyak ilustrasi dan berwarna, biasanya membutuhkan kertas yang lebih tebal. Hal ini mempengaruhi penjilidan di akhir proses penerbitan buku. 29

BAB I PENDAHULUAN. budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa. Pada umumnya, cerita

BAB I PENDAHULUAN. budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa. Pada umumnya, cerita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia memiliki banyak cerita rakyat atau dongeng berbentuk fabel. Cerita rakyat adalah cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang dalam masyarakat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM CERITA RAKYAT LUTUNG KASARUNG. lampau yang menjadi ciri khas setiap bangsa dengan kultur budaya dan

BAB II GAMBARAN UMUM CERITA RAKYAT LUTUNG KASARUNG. lampau yang menjadi ciri khas setiap bangsa dengan kultur budaya dan BAB II GAMBARAN UMUM CERITA RAKYAT LUTUNG KASARUNG 2.1 Cerita Rakyat Cerita rakyat adalah cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang dalam masyarakat. Cerita rakyat atau legenda adalah cerita pada

Lebih terperinci

BAB II BUKU DONGENG FABEL JAWA BARAT. Menurut buku Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi-iii bahwa Fabel itu

BAB II BUKU DONGENG FABEL JAWA BARAT. Menurut buku Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi-iii bahwa Fabel itu BAB II BUKU DONGENG FABEL JAWA BARAT 2.1 Pengertian Fabel Menurut buku Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi-iii bahwa Fabel itu adalah cerita yang mengambarkan watak dan budi manusia yang pelakunya diperankan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Komunikasi Persuasif

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Komunikasi Persuasif BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi Persuasif Komunikasi Persuasif merupakan proses komunikasi yang bertujuan untuk mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku seseorang, baik secara verbal maupun nonverbal.

Lebih terperinci

1. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SD/MI

1. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SD/MI SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG KOMPETENSI INTI DAN PELAJARAN PADA KURIKULUM 2013 PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH 1. KOMPETENSI INTI

Lebih terperinci

Menggambar Unsur Unsur Tata Letak / Stefanus Y. A. D / 2013

Menggambar Unsur Unsur Tata Letak / Stefanus Y. A. D / 2013 1 KATA PENGANTAR Bahan ajar ini mempelajari tentang unsur unsur tata letak yang akan menjiwai rancangan desain komunikasi visual, agar hasil rancangan dapat berkualitas dan secara visual sedap dipandang.

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA YANG BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK 1.Nozzle Nozzle merupakan perangkat yang tidak kalah penting dalam pemadaman, fungsi nozzle ini adalah mempermudah

Lebih terperinci

Elemen Elemen Desain Grafis

Elemen Elemen Desain Grafis Elemen Elemen Desain Grafis Desain grafis sebagai seni dekat dengan apa yang kita sebut sebagai keindahan (estetika). Keindahan sebagai kebutuhan setiap orang, mengandung nilai nilai subyektivisme. Oleh

Lebih terperinci

BAB 7. Standar Kompetensi. Memahami kesamaan dan keberagaman Bahasa dan Dialek. Kompetensi Dasar. Tujuan Pembelajaran

BAB 7. Standar Kompetensi. Memahami kesamaan dan keberagaman Bahasa dan Dialek. Kompetensi Dasar. Tujuan Pembelajaran BAB 7 Standar Kompetensi Memahami kesamaan dan keberagaman Bahasa dan Dialek Kompetensi Dasar 1. Menjelaskan keberadaan dan perkembangan tradisi lisan dalam masyarakat setempat. 2. Mengembangkan sikap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekilas Sejarah Istilah Desain Komunikasi Visual di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sekilas Sejarah Istilah Desain Komunikasi Visual di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era modern sekarang ini, kita sering mendengar istilah Desain Komunikasi Visual, tetapi banyak orang masih kurang memahami peranan dari Desain Komunikasi

Lebih terperinci

MEMBENTUK KARAKTER BERSAHABAT ANAK USIA DINI MELALUI DONGENG DENGAN MEDIA GAMBAR

MEMBENTUK KARAKTER BERSAHABAT ANAK USIA DINI MELALUI DONGENG DENGAN MEDIA GAMBAR MEMBENTUK KARAKTER BERSAHABAT ANAK USIA DINI MELALUI DONGENG DENGAN MEDIA GAMBAR OLEH ABDUL RAHMAN LUBIS S.HI PAUD ALFIA KIDS JL LANGGAM II KM 07 PKL KERINCI PELALAWAN RIAU TAHUN 2016 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu

BAB I PENDAHULUAN. Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penciptaan Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu untuk browsing internet atau menonton televisi dan film-film yang cenderung menampilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam dunia publikasi, fotografi, video dan juga bidang berorientasi visual

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam dunia publikasi, fotografi, video dan juga bidang berorientasi visual BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Photoshop Photoshop merupakan salah satu software yang paling banyak dipakai dalam dunia publikasi, fotografi, video dan juga bidang berorientasi visual lainnya,

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB II DATA DAN ANALISA BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Data dan Literatur 2.1.1 Pengertian Cerita Rakyat Berdasarkan definisi Folklore dari Wikipedia.org, (2012) cerita rakyat merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah cerita fiksi atau rekaan yang dihasilkan lewat proses kreatif dan imajinasi pengarang. Tetapi, dalam proses kreatif penciptaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Perancangan. sebuah perancangan (design) sebagai dasar untuk melakukan penelitian ini.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Perancangan. sebuah perancangan (design) sebagai dasar untuk melakukan penelitian ini. BAB II KAJIAN TEORI A. Perancangan Untuk merancang sebuah promosi, penulis membutuhkan landasan teori dari sebuah perancangan (design) sebagai dasar untuk melakukan penelitian ini. Dalam Kamus Besar Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra

BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra saja. Karena perkembangan teknologi bahkan sudah masuk ke dunia multimedia (diantaranya

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah 14 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori/Metode 4.1.1 Teori membuat Komik Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah Gambar-gambar dan lambing-lambang yang terjukstaposisi dalam turutan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA TEORI

BAB III KERANGKA TEORI BAB III KERANGKA TEORI 3.1 Pengertian Desainer Grafis Pekerjaan desain grafis menuntut pemahaman terhadap esensi dunia visual dan seni (estetika). Sebab desain grafis menerapkan elemen-elemen dan prinsipprinsip

Lebih terperinci

II. METODOLOGI A. KERANGKA BERFIKIR

II. METODOLOGI A. KERANGKA BERFIKIR II. METODOLOGI A. KERANGKA BERFIKIR Dalam desain, terdapat beberapa sistem tanda yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah desain komunikasi visual lingkungan, berupa Sign

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. juga didefinisikan sebagai kesusastraan dari rakyat, yang penyebarannya

BAB II LANDASAN TEORI. juga didefinisikan sebagai kesusastraan dari rakyat, yang penyebarannya BAB II LANDASAN TEORI A. Cerita Rakyat 1. Pengertian Cerita Rakyat Pengertian cerita rakyat itu sendiri menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah sastra cerita dari zaman dahulu yang hidup dikalangan rakyat

Lebih terperinci

ILUSTRASI DONGENG KLASIK LITTLE RED RIDING HOOD

ILUSTRASI DONGENG KLASIK LITTLE RED RIDING HOOD BAB II ILUSTRASI DONGENG KLASIK LITTLE RED RIDING HOOD II.1. Pengertian Dongeng Dongeng menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) merupakan cerita yang tidak benar-benar terjadi, terutama tentang kejadian

Lebih terperinci

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Latar Belakang. Disajikan dengan menggunakan teks dan ilustrasi gambar, biasanya

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Latar Belakang. Disajikan dengan menggunakan teks dan ilustrasi gambar, biasanya BAB II IDENTIFIKASI DATA A. Latar Belakang Disajikan dengan menggunakan teks dan ilustrasi gambar, biasanya ditujukan untuk anak-anak usia sekolah dasar. Gambar berperan penting dalam proses belajar membaca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah karya lisan atau tertulis yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinilan, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sudjiman,

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1. Tujuan Perancangan Beberapa tujuan hasil perancangan dari sign system ini, yaitu memudahkan pengunjung untuk mendapatkan informasi yang diberikan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan mengekspresikan gagasan

Lebih terperinci

1.1 Mob Papua dalam Penelitian Sastra Lisan

1.1 Mob Papua dalam Penelitian Sastra Lisan Bab I Pendahuluan 1.1 Mob Papua dalam Penelitian Sastra Lisan Bagian ini memuat alasan ilmiah penulis untuk mengkaji mob Papua sebagai bagian dari karya sastra lisan. Kajian karya sastra lisan berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bumi merupakan tempat tinggal seluruh makhluk di dunia. Makhluk hidup di bumi memiliki berbagai macam bentuk dan jenis yang dipengaruhi oleh tempat tinggal masing-masing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dua kata lainnya communion dan community berasal dari kata Latin Communicare

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dua kata lainnya communion dan community berasal dari kata Latin Communicare BAB II 2.1 Pengertian Komunikasi TINJAUAN PUSTAKA Kata komunikasi atau Communication secara etimologis berkaitan dengan dua kata lainnya communion dan community berasal dari kata Latin Communicare yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.

Lebih terperinci

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA A. Tahap Produksi Media Pada tahap produksi media promosi ini penulis melakukan beberapa tahapan mulai dari sebelum produksi hingga proses produksi media. Adapun ltahapan

Lebih terperinci

BAB IV Desain Scrapbook

BAB IV Desain Scrapbook BAB IV Desain Scrapbook A. Tema "Tema dapat diartikan sebagai pengungkapan maksud dan tujuan, tujuan yang dirumuskan secara singkat dan wujudnya berupa satu kalimat. Tema sebenarnya berada didalam pikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra Indonesia telah bermula sejak abad 20 dan menjadi salah satu bagian dari kekayaan kebudayaan Indonesia. Sastra Indonesia telah mengalami perjalanan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kemampuan Menurut Moeliono (2002:701) kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Selanjutnya Menurut Moenir (2001:16) kemampuan berasal dari kata dasar mampu yang jika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan generasi masa depan bangsa. Pedidikan anak adalah sesuatu hal penting yang tidak bisa diabaikan. Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh pendidikan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan induk dari seluruh disiplin ilmu. Pengetahuan sebagai hasil proses belajar manusia baru tampak nyata apabila dikatakan, artinya diungkapkan

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

Bab I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada awalnya sebelum muncul huruf, peradaban manusia lebih dulu mengenal herogliph (simbol) di dinding goa - goa. Bahkan bangsa Mesir pun yang dikenal sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang kaya akan cerita dongeng. Dongeng merupakan bentuk sastra lama yang bercerita tentang suatu kejadian yang luar biasa yang penuh khayalan

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN

A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN Pendidikan karakter di Indonesia sedang marak dibicarakan dan menjadi sebuah tanggung jawab kita semua. Pendidikan di Indonesia saat ini sedang dihadapkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL KOMIK ASAL-USUL API

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL KOMIK ASAL-USUL API PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL KOMIK ASAL-USUL API Kevin Immanuel Jalan Gambir Anom G4/18 021-4517324 immanuelkevin@yahoo.co.id ABSTRAK Tujuan penelitian ialah untuk membuat visualisasi dalam bentuk komik

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PE A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK 1. Keramik Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani Keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah

Lebih terperinci

Monolog/Dongeng PERTEMUAN KE-5. > Berbicara dalam kegiatan monolog/dongeng - Konsep monolog/dongeng - Persiapan monolog/dongeng

Monolog/Dongeng PERTEMUAN KE-5. > Berbicara dalam kegiatan monolog/dongeng - Konsep monolog/dongeng - Persiapan monolog/dongeng Monolog/Dongeng PERTEMUAN KE-5 > Berbicara dalam kegiatan monolog/dongeng - Konsep monolog/dongeng - Persiapan monolog/dongeng Definisi Dongeng Dongeng adalah cerita sederhana yang tidak benar-benar terjadi,

Lebih terperinci

MODUL SENI RUPA KELAS X TAHUN AJARAN BERKARYA SENI RUPA TIGA DIMENSI

MODUL SENI RUPA KELAS X TAHUN AJARAN BERKARYA SENI RUPA TIGA DIMENSI YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 MODUL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yakni prosa (fiksi), puisi, dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yakni prosa (fiksi), puisi, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan sebuah karya seni yang dapat memikat hati dan bersifat mendidik. Berbagai jenis karya sastra yang telah hadir dalam lingkungan masyarakat dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu cerita bohong, cerita bualan, cerita khayalan, atau cerita mengada-ada

BAB II LANDASAN TEORI. suatu cerita bohong, cerita bualan, cerita khayalan, atau cerita mengada-ada 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Dongeng Menurut Priyono (2006 : 9) dongeng sering diidentikan sebagai suatu cerita bohong, cerita bualan, cerita khayalan, atau cerita mengada-ada yang menganggap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bercerita memang mengasyikkan untuk semua orang. Kegiatan bercerita dapat dijadikan sebagai wahana untuk membangun karakter seseorang terutama anak kecil. Bercerita

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Perancangan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Perancangan BAB II KAJIAN TEORI A. Perancangan Pengertian perancangan menurut Al-Bahara bin Ladjamudin adalah Tahapan yang memiliki tujuan untuk mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang

Lebih terperinci

MENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI. Nurmina 1*) ABSTRAK

MENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI. Nurmina 1*) ABSTRAK MENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI Nurmina 1*) 1 Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Almuslim, Bireuen *) Email: minabahasa1885@gmail.com

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cerita rakyat adalah cerita yang berkembang di suatu daerah dan dianggap sebagai karya khas daerah tersebut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Cerita Rakyat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkrit yang membangkitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa. (Keraf, 2004: 19). Bahasa dan penggunaannya mencakup aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa. (Keraf, 2004: 19). Bahasa dan penggunaannya mencakup aktivitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam kehidupan bermasyarakat manusia membutuhkan alat komunikasi untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Dalam berkomunikasi diperlukan adanya sarana agar

Lebih terperinci

TOKOH, PENOKOHAN CERITA DONGENG PUTRI CINDERELLA DENGAN BAWANG MERAH BAWANG PUTIH DAN PERBANDINGANNYA (SUATU TINJAUAN STRUKTURAL DAN DIDAKTIS) OLEH

TOKOH, PENOKOHAN CERITA DONGENG PUTRI CINDERELLA DENGAN BAWANG MERAH BAWANG PUTIH DAN PERBANDINGANNYA (SUATU TINJAUAN STRUKTURAL DAN DIDAKTIS) OLEH TOKOH, PENOKOHAN CERITA DONGENG PUTRI CINDERELLA DENGAN BAWANG MERAH BAWANG PUTIH DAN PERBANDINGANNYA (SUATU TINJAUAN STRUKTURAL DAN DIDAKTIS) OLEH Nuryana Huna Dr. Ellyana G. Hinta, M. Hum Dr. Sance A.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal masyarakat luas sampai saat ini adalah prosa rakyat. Cerita prosa rakyat

BAB I PENDAHULUAN. dikenal masyarakat luas sampai saat ini adalah prosa rakyat. Cerita prosa rakyat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia memiliki banyak warisan kebudayaan dari berbagai etnik. Warisan kebudayaan yang disampaikan secara turun menurun dari mulut kemulut secara lisan biasa disebut

Lebih terperinci

BAB III Strategi Perancangan dan Konsep Visual

BAB III Strategi Perancangan dan Konsep Visual BAB III Strategi Perancangan dan Konsep Visual 3.1 Strategi Perancangan 3.1.1 Strategi Komunikasi Strategi komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah melalui media gambar. Karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan peradaban manusia tidak pernah terlepas dari apa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan peradaban manusia tidak pernah terlepas dari apa yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan peradaban manusia tidak pernah terlepas dari apa yang disebut karya sastra. Karya sastra merupakan hasil ide atau pemikiran dari anggota masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi 16 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Publikasi Timothy Samara (2005:10) menyatakan publikasi merupakan sebuah perluasan aplikasi dari dua unsur yaitu teks dan gambar. Perluasan aplikasi

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA Dalam penyusunan Tugas Akhir ini dibutuhkan beberapa data yang valid sebagai sumber penelitian untuk konsep pembuatan media CD interaktif dongeng fabel anak. 2.1 Sumber Umum Survey

Lebih terperinci

BAB III GAGASAN BERKARYA

BAB III GAGASAN BERKARYA BAB III GAGASAN BERKARYA 3.1 Tafsiran Tema Karya untuk Tugas Akhir ini mempunyai tema besar Ibu, Kamu dan Jarak. Sebuah karya yang sangat personal dan dilatar belakangi dari pengalaman personal saya. Tema

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. Ungkapan tersebut berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, semangat, dan keyakinan dalam suatu kehidupan, sehingga

Lebih terperinci

SASTRA ANAK SEBAGAI WAHANA MENINGKATKAN KEBERAKSARAAN DAN BUDAYA LITERASI ANAK

SASTRA ANAK SEBAGAI WAHANA MENINGKATKAN KEBERAKSARAAN DAN BUDAYA LITERASI ANAK -Konferensi Nasional Bahasa dan Sastra III- SASTRA ANAK SEBAGAI WAHANA MENINGKATKAN KEBERAKSARAAN DAN BUDAYA LITERASI ANAK Nugraheni Eko Wardani FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstrak Makalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. untuk melakukan pekerjaan antara lain, yaitu: terutama gambar logo dua dimensi.

BAB II LANDASAN TEORI. untuk melakukan pekerjaan antara lain, yaitu: terutama gambar logo dua dimensi. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Corel draw Corel draw adalah editor grafik vector yang dibuat oleh corel, Corel sendiri adalah sebuah perusahaan perangkat lunak yang bermarkas di Ottawa, Kanada. Versi

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori / Metode

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori / Metode BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori / Metode 4.1.1 Teori Komunikasi Visual Komunikasi visual adalah komunikasi yang terjadi melalui indera penglihatan. Komunikasi visual merupakan sebuah rangkaian proses

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dongeng adalah cerita kreatif yang diakui sebagai khayalan yang bertujuan untuk menghibur. Dongeng bukanlah sejarah. Meskipun demikian, dongeng berisi wejangan atau memberi

Lebih terperinci

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI*

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI* METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI* Hartono Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNY e-mail: hartono-fbs@uny.ac.id Pemilihan metode pengenalan bahasa untuk anak usia dini perlu memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Metode keilmuan adalah suatu cara dalam memperoleh pengetahuan yang berupa

BAB I PENDAHULUAN. Metode keilmuan adalah suatu cara dalam memperoleh pengetahuan yang berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah Seni. Dalam seni banyak unsur kemanusiaan yang masuk di dalamnya, khususnya perasaan, sehingga sulit diterapkan untuk metode keilmuan. Metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN EVALUASI. kurang lebih lima minggu yang keseluruhannya dilakukan di bagian redaksi.

BAB IV HASIL DAN EVALUASI. kurang lebih lima minggu yang keseluruhannya dilakukan di bagian redaksi. BAB IV HASIL DAN EVALUASI 4.1 Prosedur Kerja Praktek Pelaksanaan kerja praktek di Majalah Al Falah dilakukan dalam waktu kurang lebih lima minggu yang keseluruhannya dilakukan di bagian redaksi. Waktu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam buku Aplikasi Desain Grafis untuk Periklanan (Suyanto, 2004:5-8), tersebut. Ada empat macam tujuan dari iklan, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam buku Aplikasi Desain Grafis untuk Periklanan (Suyanto, 2004:5-8), tersebut. Ada empat macam tujuan dari iklan, yaitu: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Periklanan Periklanan merupakan salah satu tahap dalam pemasaran. Produk barang atau jasa, baik penamaannya, pengemasannya, penetapan harga, dan distribusinya tercermin dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini. Seperti, majalah, name card, poster dan lain-lainya. dengan keperluannya. Hasil karya desainer grafis digunakan sebagai iklan

BAB I PENDAHULUAN. ini. Seperti, majalah, name card, poster dan lain-lainya. dengan keperluannya. Hasil karya desainer grafis digunakan sebagai iklan 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada saat ini, desain dalam segala bidang usaha sangat dibutuhkan dalam dunia teknologi. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya bidang usaha yang memanfaatkan

Lebih terperinci

Pengaruh Menyimak Cerita terhadap Kemampuan Bercerita Fiksi pada Anak

Pengaruh Menyimak Cerita terhadap Kemampuan Bercerita Fiksi pada Anak Pengaruh Menyimak Cerita terhadap Kemampuan Bercerita Fiksi pada Anak Tri Wahyono Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Abstrak Penulisan makalah ini bertujuan untuk 1) mengetahui apakah menyimak cerita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan kreatif yang objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai medianya (Semi,1989:8).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar salah satu proses penting. Hasil belajar peserta didik turut menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kriteria untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1 Strategi Perancangan 3.1.1 Pendekatan Komunikasi Komunikasi banyak dilakukan melalui media gambar. Karena anak-anak lebih tertarik terhadap gambar dan

Lebih terperinci

6. Sastra Anak, Pengantar Pemahaman Dunia Anak. (Cetakan kedua 2010, cetakan pertama 2005). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

6. Sastra Anak, Pengantar Pemahaman Dunia Anak. (Cetakan kedua 2010, cetakan pertama 2005). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 6. Sastra Anak, Pengantar Pemahaman Dunia Anak. (Cetakan kedua 2010, cetakan pertama 2005). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. SASTRA ANAK Pengantar Pemahaman Dunia Anak Burhan Nurgiyantoro KATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan sistem nilai yang terkandung dalam sebuah masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh kebudayaan yang membentuk lapis-lapis

Lebih terperinci

SEHAT DAN CERDAS MELALUI CERGAM (CERITA BERGAMBAR)

SEHAT DAN CERDAS MELALUI CERGAM (CERITA BERGAMBAR) SEHAT DAN CERDAS MELALUI CERGAM (CERITA BERGAMBAR) Dian Kristiana Dosen PG PAUD Universitas Muhammadiyah Ponorogo dianrespati@ymail.com Abstrak Cerita bergambar merupakan salah satu cara untuk menarik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan menggunakan kajian

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan menggunakan kajian BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Sepanjang pengamatan peneliti, tidak ditemukan penelitian yang membahas nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan

Lebih terperinci

BAB IV VISUALISASI DAN ANALISIS KARYA. Poster promosi Adhijaya Print telah penulis kerjakan hingga selesai.

BAB IV VISUALISASI DAN ANALISIS KARYA. Poster promosi Adhijaya Print telah penulis kerjakan hingga selesai. BAB IV VISUALISASI DAN ANALISIS KARYA Poster promosi Adhijaya Print telah penulis kerjakan hingga selesai. Walaupun dalam proses pembuatannya mengalami perubahan-perubahan konsep yang sudah dirancang sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. C. Latar Belakang Masalah. Iklan merupakan suatu produk periklanan yang mencakup segala macam

BAB I PENDAHULUAN. C. Latar Belakang Masalah. Iklan merupakan suatu produk periklanan yang mencakup segala macam 1 BAB I PENDAHULUAN C. Latar Belakang Masalah Iklan merupakan suatu produk periklanan yang mencakup segala macam tujuan, baik untuk tujuan perdagangan, mengumumkan kehilangan sesuatu, dan sebagainya. Iklan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan sesamanya dalam kehidupan. Dalam berinteraksi sosial manusia yang satu dengan lainnya akan mengalami proses

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG

BAB III TEORI PENUNJANG BAB III TEORI PENUNJANG 3.1 Desain Grafis dalam Perancangan Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin. Desain

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH *) Oleh : Dr. Agus Mulyana, M.Hum

MENGEMBANGKAN KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH *) Oleh : Dr. Agus Mulyana, M.Hum MENGEMBANGKAN KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH *) Oleh : Dr. Agus Mulyana, M.Hum Pembelajaran sejarah pada umumnya yang terjadi di lapangan mengajarakan materi yang jauh dari realitas kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan investasi masa depan yang perlu distimulasi perkembangannya sejak usia dini. Sel-sel otak yang dimiliki anak sejak lahir tidak akan mampu berkembang

Lebih terperinci

2 Berkarya Seni Rupa. Bab. Tiga Dimensi (3D) Peta Materi. Di unduh dari : Bukupaket.com. Jenis Karya. Berkarya Seni Rupa 3 D.

2 Berkarya Seni Rupa. Bab. Tiga Dimensi (3D) Peta Materi. Di unduh dari : Bukupaket.com. Jenis Karya. Berkarya Seni Rupa 3 D. Bab 2 Berkarya Seni Rupa Tiga Dimensi (3D) Peta Materi Pengertian Jenis Karya Berkarya Seni Rupa 3 D Simbol Karya Nilai Estetis Proses Berkarya 32 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK Setelah mempelajari Bab 2

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Corel Draw Mernurut Rahmat Widiyanto dalam bukunya Teknik Profesional CorelDraw, definisi dari Corel draw adalah editor grafik vector yang dibuat oleh corel, Corel

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Multimedia

Pengembangan Sistem Multimedia Pengembangan Sistem Multimedia Siklus Pengembangan Multimedia Pengembangan sistem multimedia harus mengikuti tahapan pengembangan sistem multimedi, yaitu mendefinisikan masalah, studi kelayakan, melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi, baik komunikasi antar individu yang satu dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi, baik komunikasi antar individu yang satu dengan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia, yaitu sebagai alat komunikasi, baik komunikasi antar individu yang satu dengan yang lain maupun antar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum adalah program kegiatan yang terencana disusun guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Salah satu kurikulum yang pernah berjalan di

Lebih terperinci

BAB III DATA PERANCANGAN Pengertian Desain Grafis & Multimedia.

BAB III DATA PERANCANGAN Pengertian Desain Grafis & Multimedia. BAB III DATA PERANCANGAN 3.1 Tinjauan Teoritis 3.1.1 Pengertian Desain Grafis & Multimedia. Desain adalah gagasan awal, rancangan, perencanaan, pola, susunan, rencana, membuat, mencipta, menyusun, dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1. Batasan Masalah Karya seni mempunyai pengertian sangat luas sehingga setiap individu dapat mengartikannya secara berbeda. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, karya

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN TEORY

BAB III DATA DAN TEORY BAB III DATA DAN TEORY A. Data Perancangan 1. Data Anak Anak adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Di masa ini pendidikan untuk mereka sangatlah penting

Lebih terperinci

Luas Lingkup Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

Luas Lingkup Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Luas Lingkup Komunikasi Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Untuk Apa Kita Berkomunikasi? (Berbagai Kekeliruan dalam Memahami Komunikasi) Tidak ada yang sukar tentang komunikasi. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia secara formal mencakup pengetahuan kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi pembelajaran mengenai asal-usul

Lebih terperinci

KANTOR BAHASA KEPULAUAN RIAU

KANTOR BAHASA KEPULAUAN RIAU Sayembara Penulisan Bahan Bacaan dalam rangka Gerakan Nasional Literasi Bangsa Tahun 017 KANTOR BAHASA KEPULAUAN RIAU A. Bentuk Kegiatan: Sayembara penulisan bahan bacaan ini merupakan salah satu kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang maka semakin besar kesempatan untuk meraih sukses hidup di

BAB I PENDAHULUAN. seseorang maka semakin besar kesempatan untuk meraih sukses hidup di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah pendidikan merupakan masalah yang sangat penting, karena pendidikan itu akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan hidup manusia. Dengan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kurikulum dalam pendidikan di Indonesia terus berkembang dari waktu ke waktu. Tentunya perkembangan ini terjadi untuk terus meningkatkan mutu pendidikan, bahkan perbaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan suatu kebiasaan masyarakat yang sukar diubah dan

BAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan suatu kebiasaan masyarakat yang sukar diubah dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya merupakan suatu kebiasaan masyarakat yang sukar diubah dan disampaikan secara turun menurun. Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya.

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa terlepas dari bahasa. Sebab bahasa merupakan alat bantu bagi manusia dalam berinteraksi dengan sesamanya. Segala aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. calon konsumen membeli atau menggunakan suatu produk atau jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. calon konsumen membeli atau menggunakan suatu produk atau jasa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Iklan telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Iklan merupakan suatu bentuk komunikasi yang menyampaikan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Definisi Publikasi Publikasi berarti penyiaran, pengumuman atau penerbitan suatu karya yang telah diciptakan agar diketahui publik. Pengumuman tersebut dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi 1 BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab 1, peneliti akan memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi operasional. 1.1 Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci