BAB II KAJIAN TEORI. A. Perancangan
|
|
- Leony Indradjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN TEORI A. Perancangan Pengertian perancangan menurut Al-Bahara bin Ladjamudin adalah Tahapan yang memiliki tujuan untuk mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik (Ladjamudin, 2005 : 39). Perancangan menurut Kusrini adalah Proses pengembangan spesifikasi sistem baru berdasarkan hasil rekomendasi analisis sistem (Kusrini, 2007 : 79). Sedangkan pengertian perancangan menurut bahasa (etimologi) : 1. DESIGNOSE, dari bahasa latin yang artinya memotong dengan gergaji atau tindakan menakik atau memberi tanda yang mempunyai maksud memberi citra terhadap suatu obyek. 2. DESIGNARE, dari bahasa Perancis yang mempunyai arti menandai, memisahkan yang maksudnya menghilangkan kesimpangan. 3. DESIGN, dari bahasa Inggris yang artimya memikirkan, menggambar rencana, menyusun bagian-bagian menjadi sesuatu yang baru. Adapun proses perancangan menurur Kotler dan Andreasen (1995 : 73), antara lain : 1. Menentukan obyektif, misi dan tujuan spesifik organisasi secara luas yang memerlukan peran pemasaran strategis. 2. Menilai ancaman dan peluang dari lingkungan luar yang dapat ditunjukkan oleh pemasaran untuk mencapai keberhasilan yang lebih besar. 10
2 11 3. Mengevaluasi sumber daya serta keahlian potensial dan nyata dari organisasi untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada atau menyingkirkan ancaman yang tampak dalam analisi lingkungan eksternal. 4. Menentukan misi, obyektif dan tujuan spesifik pemasaran untuk periode perencanaan yang akan datang. 5. Merumuskan strategi pemasaran pokok untuk mencapai tujuan yang spesifik. 6. Menempatkan sistem dan struktur organisasi yang diperlukan dalam fungsi pemasaran agar pelaksanaan strategi yang telah disusun dapat dipraktikkan. 7. Menetapkan rincian dan taktik untuk melaksanakan strategi pokok dalam masa perencanaan, termasuk jadwal kegiatan dan tugas serta tanggung jawab tertentu. 8. Menetapkan patokan untuk mengukur hasil sementara dan hasil akhir program. 9. Melaksanakan program yang direncanakan. 10. Mengatur kinerja dan strategi pokok, rincian taktis, atau keduanya bila diperlukan. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa perancangan adalah suatu tahapan, rencana atau misi untuk mengubah sesuatu, baik sistem maupun strategi yang berbasis analisis untuk menyelesaikan misi atau untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Perngertian perancangan tersebut memberi penjelasan pada judul yang diambil penulis, yaitu Perancangan Visual
3 12 Novel Bertema Adaptasi Dongeng Ande-Ande Lumut Untuk Anak Usia 9-12 Tahun. B. Visual Novel Visual Novel atau Novel Visual adalah sebuah jenis permainan interaksi fiksi yang dapat dimainkan di perangkat komputer atau PC. Permainan ini berbasis fiksi interaktif yang menampilkan cerita novel dalam bentuk gambargambar statis, dan dilengkapi dengan kotak percakapan untuk menyampaikan narasi dan ucapan setiap karakter, dan terkadang setiap karakter memiliki sound effect sehingga setiap karakter yang ada dalam novel visual seolah hidup dan dapat berbicara. Visual Novel juga termasuk salah satu jenis permainan petualangan, yang difokuskan di bagian penceritaan, sehingga pemain seringkali hanya membaca novel di komputer pribadi yang menampilkan gambar beserta teks dan suara. Seringkali pemain diharuskan untuk memilih di antara pilihan-pilihan yang ada untuk melanjutkan ke jalan cerita selanjutnya, dan setiap pilihan yang diambil dapat memengaruhi jalan cerita dari visual novel yang sedang dimainkan. Media ini dapat dibedakan dari jenis permainan lainnya dengan jenis permainan lain. Biasanya sebagian besar interaksi pemain terbatas untuk mengklik untuk melanjutkan teks, grafik dan suara tetap bergerak (game terbaru menawarkan gameplay untuk "bermain" atau "fast-forward" yang dapat dimatikan). Kebanyakan novel visual yang memiliki beberapa alur cerita dan banyak ujung (akhir cerita), mekanik gameplay dalam kasus ini biasanya terdiri dari poin
4 13 keputusan pilihan ganda intermiten, di mana pemain memilih sebuah arah di mana untuk mengambil permainan. Gaya gameplay telah dibandingkan dengan Pilih Sendiri Petualanganmu. Namun, sebagian besar berusaha untuk tingkat yang lebih tinggi dari plot dan kedalaman karakter tersebut berdasar dari buku anakanak interaktif ( diakses pada 28 Februari 2016, 19:40 WIB). Dari pengertian-pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa visual novel yang dimaksud penulis dalam judul yang penulis angkat, Perancangan Visual Novel Adaptasi Dongeng Ande-Ande Lumut Untuk Anak Usia 9-12 Tahun, adalah sebuah cerita interaksi fiksi yang dimainkan di perangkat komputer atau PC yang menampilkan cerita yang dapat bercabang sesuai jawaban yang pemain pilih dalam bentuk grafik statis, kotak percakapan yang berisi narasi dan dialog karakter. C. Game Istilah "video game" awalnya disebut jenis jenis perangkat tertentu (sistem komputer yang menciptakan sinyal tampilan video untuk televisi) tetapi sekarang telah menjadi istilah yang mencakup segala. Dalam hal ini, video game dapat diartikan seperti itu, kecuali jika secara spesifik mengacu pada permainan komputer, yang dimainkan hanya pada komputer pribadi (bukan konsol, ponsel, atau perangkat arcade). Video game yang dikendalikan oleh program komputer. Melalui interaksi pengguna dan peredaman audiovisual, video game memungkinkan pemain untuk menanggapi situasi yang menantang di dunia fantasi. Sangat penting untuk dicatat
5 14 bahwa istilah "fantasi" mengacu pada fakta bahwa dunia yang dimaksud adalah virtual, dan tidak nyata. Misalnya, pemain dapat menjelajahi fantasi bermain bisbol liga utama (Heather Maxwell Chandler and Rafael Chandler, 2011 : 1-2). Beberapa pengertian di atas disimpulkan penulis dalam judul yang penulis angkat, Perancangan Visual Novel Adaptasi Dongeng Ande-Ande Lumut Untuk Anak Usia 9-12 Tahun, yaitu bahwa judul ini mengangkat game sebagai media utamanya. Game dalam judul ini sendiri adalah program komputer yang diatur sedemikian rupa dan menempatkan visual novel sebagai genrenya. Game yang angkat diangkat dalam judul ini mengandung unsur fantasi, virtual atau tidak nyata. D. Adaptasi Adaptasi atau menyesuaikan diri bisa di artikan dalam arti yang luas dan dapat berarti mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan, tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan) diri. Penyesuaian diri dalam artinya yang pertama disebut juga penyesuaian diri yang autoplastis (dibentuk sendiri), sedangkan penyesuaian diri yang kedua juga disebut penyesuaian diri aloplastis (alo= yang lain). Jadi, penyesuaian diri ada artinya yang pasif, dimana kita mempengaruhi lingkungan (W.A. Gerungan, 1996 : 29-60). Dari pengertian di atas, adaptasi yang dimaksud penulis dalam judul yang penulis angkat, Perancangan Visual Novel Adaptasi Dongeng Ande-Ande Lumut Untuk Anak Usia 9-12 Tahun adalah penyesuaian cerita dari dongeng Ande-Ande Lumut yang memiliki banyak versi ke dalam visual novel yang akan dibuat.
6 15 Penulis akan mengubah dan memilih versi-versi dari dongeng Ande-Ande Lumut agar pengadaptasian dongeng tersebut dapat dinikmati anak-anak dan dapat menyampaikan pesan yang terkandung dalam dongeng itu sendiri dengan baik. E. Dongeng 1. Pengertian Dongeng Dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi dan dalam banyak hal sering tidak masuk akal (Nurgiyantoro, 2005 : 198). Pendapat lain mengenai dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi, terutama tentang kejadian zaman dulu yang aneh-aneh (KBBI, 2007 : 274). Penulis menyimpulkan bahwa dongeng adalah cerita yang tidak benarbenar terjadi yang berisi tentang petualangan yang penuh dengan imajinasi dan terkadang tidak masuk akal dengan menampilkan situasi dan para tokoh yang luar biasa, sakti maupun ghaib. Dongeng termasuk cerita rakyat dan merupakan bagian dari tradisi lisan. Menurut Brunvard, Carvalho dan Neto (Danadjaja, 2007 : 3-5) dongeng mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : a. Penyebaran dan pewarisannya dilakukan secara lisan, yaitu disebarkan dari mulut ke mulut, melalui kata-kata dan dari generasi ke generasi berikutnya. b. Disebarkan diantara kolektif tertentu dalam waktu yang cukup lama. c. Ada dalam versi yang berbeda-beda. Hal ini diakibatkan oleh cara penyebaran dari mulut ke mulut (lisan). d. Bersifat anonim, yaitu nama penciptanya sudah tidak diketahui lagi.
7 16 e. Biasanya mempunyai bentuk berumus atau berpola seperti kata klise, kata-kata pembuka dan penutup baku. f. Mempunyai kegunaan (function) dalam kehidupan bersama sebagai sesuatu yang kolektif, alat pendidik, pelipur lara, protes sosial dan proyeksi keinginan yang terpendam. g. Bersifat pralogis, yaitu memiliki logika tersendiri yang tidak sesuai dengan logika umum. h. Menjadi milik bersama dari kolektif tertentu. Hal ini disebabkan penciptanya yang pertama sudah tidak diketahui lagi, sehingga setiap anggota kolektif merasa memilikinya. i. Bersifat polos dan lugu, sehingga seringkali kelihatannya kasar dan terlalu spontan. Hal ini dapat dimengerti bahwa dongeng juga merupakan proyeksi emosi manusia yang paling jujur manifestasinya. 2. Jenis-jenis Dongeng Menurut Anti Aarne dan Stith Thompson (Danadjaja, 2007 : 86) telah membagi jenis-jenis dongeng ke dalam empat golongan besar sebagai berikut: a. Dongeng Binatang (Animal Tales/Fabel) Dongeng binatang adalah dongeng yang ditokohi binatang peliharaan dan binatang liar. Binatang-binatang tersebut dalam cerita jenis ini dapat berbicara dan berakal budi seperti manusia. b. Dongeng Biasa (Ordinary Tales)
8 17 Dongeng biasa adalah jenis dongeng yang ditokohi manusia dan biasanya adalah kisah suka duka seseorang, contohnya : 1) Dongeng mengenai ilmu sihir (tales of magic) 2) Dongeng keagamaan (religious tales) 3) Cerita-cerita roman (romantic tales) 4) Dongeng mengenai raksasa bodoh (tales of stupid ogre) c. Lelucon dan Anekdot (Jokes and Anecdotes) Lelucon dan aknedot adalah dongeng yang dapat menimbulkan rasa menggelikan hati. Ada sedikit perbedaan antara lelucon dan anekdot. Lelucon menyangkut kisah fiktif lucu anggota suatu kolektif seperti suku bangsa, golongan, bangsa atau ras. Sedangkan anekdot menyangkut kisah fiktif lucu pribadi seorang tokoh atau beberapa tokoh yang benar-benar ada. d. Dongeng Berumus Dongeng yang strukturnya terdiri dari pengulangan. Dongengdongeng berumus mempunyai beberapa subbentuk, yaitu : dongeng bertimbun banyak, dongeng untuk mempermainkan orang, dan dongeng yang tidak mempunyai akhir (Danandjaja, 2007 : 139). Sedangkan Stewig (Nurgiyantoro, 2005 : 201) membagi jenis dongeng dilihat dari waktu kemunculannya yaitu dongeng klasik dan dongeng modern. Dongeng klasik adalah cerita dongeng yang telah muncul sejak zaman dahulu yang telah mewaris secara turun menurun lewat tradisi lisan. Sedangkan dongeng modern adalah cerita dongeng yang sengaja ditulis untuk maksud bercerita dan agar tulisannya itu dibaca
9 18 oleh orang lain. Jadi dongeng modern secara jelas ditunjukkan pengarang, penerbit dan tahun. 3. Fungsi Dongeng Dongeng sebagai salah satu dari sastra anak, berfungsi untuk memberikan hiburan juga sebagai sarana untuk mewariskan nilai-nilai yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat pada waktu itu dan juga sebagai satusatunya cara. Sesuai dengan keberadaan misi tersebut, dongeng mengandung ajaran moral. Dongeng sering mengisahkan penderitaan tokoh, namun karena kejujuran dan ketahananujiannya, tokoh tersebut mendapat imbalan yang menyenangkan. Sebaliknya tokoh jahat pasti mendapat hukuman (Nurgiyantoro, 2005 : 200). Hal serupa juga dikemukakan oleh ahli lain (Danandjaja, 2007 : 83) bahwa dongeng diceritakan terutama untuk hiburan, walaupun banyak juga yang melukiskan kebenaran, berisikan pelajaran (moral) atau bahkan sindiran. 4. Dongeng Ande-Ande Lumut Dongeng Ande-Ande Lumut adalah dongeng yang berasal dari Jawa Timur. Dongeng ini adalah landasan dari lagu berbahasa Jawa yang berjudul sama, Ande-Ande Lumut. Walaupun banyak sekali versi dari dongeng ini yang telah beredar ke masyarakat, penulis akan merangkum dongeng ini dari dongeng-dongeng yang pernah penulis dengar. Dongeng ini menceritakan bahwa ada seorang janda yang mempunyai tiga orang putri yang cantik namun pemalas, nama mereka adalah Klenthing Merah, Klenthing Biru dan Klenthing Hijau. Suatu
10 19 hari, datanglah seorang gadis yang tersesat dan kelaparan di depan rumah janda tersebut, karena merasa iba, sang janda mengangkat gadis tersebut menjadi anak keempatnya dan menamakannya Klenthing Kuning. Kakakkakak tiri Klenthing Kuning tidak menyukainya karena iri dengan kecantikan Klenthing Kuning. Mereka pun menyerahkan semua pekerjaan rumah tangga kepada Klenthing Kuning, tapi Klenthing Kuning yang baik tetap menerima itu semua dengan ikhlas dan sabar. Suatu hari, terdengar kabar bahwa pemuda paling tampan dan baik hati dari desa sebelah sedang mencari seorang istri, nama pemuda itu adalah Ande-Ande Lumut. Kakak-kakak tiri Klenthing Kuning pun segera berdandan dan memakai pakaian bagus untuk memikat hati Ande-Ande Lumut. Mereka melarang Klenthing Kuning ikut dengan alasan diperbolehkan ikut setelah menyelesaikan semua pekerjaan rumah tangga. Mereka pun berangkat dan menemukan sungai yang besar di tengah perjalanan. Saat mereka kebingungan bagaimana cara untuk menyeberang, datanglah seekor kepiting raksasa bernama Yuyu Kangkang. Yuyu Kangkang berkata bahwa mereka akan diseberangkan melewati sungai dengan imbalan kesediaan mereka untuk dicium kedua pipinya oleh Yuyu Kangkang. Karena tergesa-gesa, ketiga gadis tersebut menyetujuinya. Mereka diseberangkan oleh si kepiting raksasa dan dicium kedua pipinya. Sesampainya di rumah Ande-Ande Lumut, mereka memperkenalkan diri mereka dan menjelaskan maksud dari kedatangan mereka. Ande-Ande Lumut menolak ketiga gadis tersebut karena mengetahui bahwa mereka telah dicium pipinya oleh Yuyu Kangkang. Mereka pun kaget dan malu.
11 20 Di saat yang sama, Klenthing Kuning telah menyelesaikan semua pekerjaan rumah tangga dan bergegas menuju desa seberang, karena hari sudah semakin sore, ia pergi tanpa mempedulikan pakaiannya yang sudah kotor dan compang-camping karena habis bekerja. Sesampainya di sungai besar, muncullah Yuyu Kangkang dan menawarkan agar diseberangkan tapi dengan imbalan dicium Yuyu Kangkang di kedua pipi. Banyak versi bagaimana Klenthing Kuning berhasil menyeberang tanpa dicium pipinya oleh Yuyu Kangkang. Versi yang pertama adalah Klenthing Kuning mempunyai lidi ajaib, pemberian dari seekor bangau yang pernah ditolongnya. Lidi tersebut dapat membelah anak sungai yang membuat Yuyu Kangkang takut dan lari. Versi yang kedua, Klenthing Kuning mengoleskan kotoran ayam yang dibawanya pada kedua pipinya, Yuyu Kangkang pun tidak jadi mencium pipi Klenthing Kuning karena bau. Setelah sampai di rumah Ande-Ande Lumut, Klenthing Kuning yang kotor, bau dan berpakaian compang-camping memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan kedatangannya. Ande-Ande Lumut yang terpesona dengan Klenthing Kuning yang dapat menjaga diri dari Yuyu Kangkang pun menerima maksud Klenthing Kuning dan menjadikan Klenthing Kuning istrinya. Dari semua rangkuman tentan teori dongeng diatas, penulis meyimpulkan bahwa dongeng Ande-Ande Lumut adalah dongeng biasa (Ordinary Tales) yang ada secara turun temurun, dengan penyebaran secara lisan. Seperti dalam pengamatan Nurgiyantoro (Nurgiyantoro, 2005 : 200) dongeng Ande-Ande Lumut memiliki fungsi sebagai sarana untuk mewariskan nilai-nilai yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat pada waktu itu dan
12 21 juga sebagai satu-satunya cara. Sesuai dengan keberadaan misi tersebut, dongeng mengandung ajaran moral. Dongeng sering mengisahkan penderitaan tokoh, namun karena kejujuran dan ketahanujiannya, tokoh tersebut mendapat imbalan yang menyenangkan. Sebaliknya tokoh jahat pasti mendapat hukuman. F. Psikologi Perkembangan Anak 1. Psikologi Kognitif Kognitif berarti mempelajari, menalar, mengingat dan berpikir tentang suatu informasi. Kognitif dalam psikologi dapat berarti dua, yaitu bisa diartikan sebagai aktivitas mental (persepsi, memori, atensi, dll) dan juga dapat diartikan sebagai sebuah pendekatan psikologi ( diakses pada 23 Februari 2016, 15:06 WIB). 2. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoodinasi. Pengendalian tersebut berasal dari perkembangan refleksi dan kegiatan massa yang ada pada waktu lahir. Sebelum perkembangan tersebut terjadi, anak akan tetap tidak berdaya (Elizabeth B. Hurlock, 1978 : 150). Sedangkan ahli lain mengatakan, motorik ialah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan tubuh. Dalam perkembangan motoris, unsur-unsur yang menetukan ialan otot, saraf, dan otak. Ketiga unsur itu melaksanakan masing-masing peranannya secara interaksi positif,
13 22 artinya unsur-unsur yang satu saling berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi dengan unsur yang lainnya untuk mencapai kondisi motoris yang lebih sempurna keadaannya. Selain mengandalkan kekuatan otot, rupanya kesempurnaan otak juga menentukan keadaan. Anak yang pertumbuhan otaknya mengalami gangguan tampak kurang terampil menggerak-gerakkan tubuhnya (Zulkifli L, 1938 : 41). 3. Perkembangan Emosi Emosi memainkan peran yang sedemikian penting dalam kehidupan, maka penting diketahui bagaimana perkembangan dan pengaruh emosi terhadap penyesuaian pribadi dan sosial. Banyak perhatian ilmiah tentang emosi anak-anak dipusatkan pada dampak emosi terhadap penyesuaian pribadi dan sosial anak-anak. Penelitian tersebut telah membuktikan bahwa semua emosi, tidak hanya emosi yang menyenangkan, memainkan peran penting dalam kehidupan anak dan bahwa setiap macam emosi mempengaruhi cara penyesuaian pribadi dan sosial yang dilakukan anak (Elizabeth B. Hurlock, 1978 : 210). 4. Fantasi anak-anak Kesanggupan jiwa membentuk tanggapan yang baru dengan pertolongan tanggapan yang telah ada, dinamakan berfantasi. Anak-anak sangat luas dan leluasa fantasinya, artinya dapat membuat gambaran khayal yang banyak dan luar biasa sehingga orang dewasa menganggapnya mustahil, misalkan sapu dan tongkat diciptakan menjadi kuda-kudaan, kursi dibalikkan menjadi kereta-kuda, dan sebagainya. Tetapi mereka belum mampu membedakan antara gambaran pengamata, gambaran ingatan, dengan
14 23 gambaran fantasi karena akal dan pengertian yang mereka miliki masih sederhana, sedangkan perasaan dan keinginannya sangat meluap-luap. Cerita dongeng yang luar biasa isinya, berada di luar alam nyata, sangat menarik perhatian mereka itu. Cerita dongeng itu sangat penting bagi pembentukan kepribadiannya (Zulkifli L, 1938 : 44). 5. Masa Usia Sekolah Dasar Masa usia sekolah dasar sering disebut sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Pada umur 6-7 tahun, biasanya anak telah matang untuk memasuki sekolah dasar. Pada masa keserasian sekolah ini, anak-anak lebih mudah dididik daripada masa sebelum dan sesudahnya. Masa ini diperinci dalam dua fase, yaitu : a. Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar (6-7 tahun dan 9-10 tahun). Anak-anak dalam masa ini memiliki hubungan positif antara keadaan jasmani dan prestasi. Sikap tunduk pada peraturan permainan tradisional, kecenderungan memuji diri sendiri dan membandingkan diri sendiri dengan anak lain. b. Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar (9-10 tahun dan tahun). Anak-anak dalam masa ini realistis, dan rasa penasarannya tinggi. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari, mempunyai bakat khusus, dan gemar membentuk kelompok. Fase-fase inilah yang membedakan dan membentuk anak-anak sesuai dengan usia dan faktor-faktor yang cukup menonjol dalam membedakannya (Syamsu, 2000 : 24-26).
15 24 6. Masa Analisis Menurut Meuman : 8 s/d 12 tahun Dalam masa ini anak telah mampu membeda-bedakan sifat dan mengenal bagian-bagiannya, walaupun hubungan antara bagian itu belum tampak seluruhnya. Fantasi mulai berkurang, diganti dengan pengamatan yang nyata (realitas = yang nyata) (Zulkifli L., 1938 : 74-75). Dari teori-teori di atas, penulis pun menyimpulkan bahwa media untuk perancangan yang digunakan penulis, visual novel, adalah sebuah aplikasi interaksi fiksi yang dimainkan di perangkat komputer atau PC yang menampilkan cerita yang dapat bercabang sesuai jawaban yang pemain pilih dalam bentuk grafik statis, kotak percakapan yang berisi narasi dan dialog karakter. Seperti membaca sebuah cerita, pemain akan diajak untuk mengikuti alur cerita atau naskah yang ada di dalam visual novel dan akan menentukan akhir cerita tersebut sesuai dengan opsi yang bisa pemain pilih. Selain itu, pengadaptasian dongeng dalam visual novel yang diangkat penulis pun dapat merangsang psikologi kognitif, perkembangan motorik, perkembangan emosi dan pengembangan fantasi pada anak-anak usia 9-12 tahun. Selain mengingatkan betapa pentingnya dongeng lokal tradisional Indonesia, dongeng mengambil peranan penting dalam pembentukan karakter anak sejak dini dan juga menjadi salah satu mediator yang baik dalam mengajarkan moral sekaligus menarik empati anak-anak agar bisa berbuat baik.
BAB II GAMBARAN UMUM CERITA RAKYAT LUTUNG KASARUNG. lampau yang menjadi ciri khas setiap bangsa dengan kultur budaya dan
BAB II GAMBARAN UMUM CERITA RAKYAT LUTUNG KASARUNG 2.1 Cerita Rakyat Cerita rakyat adalah cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang dalam masyarakat. Cerita rakyat atau legenda adalah cerita pada
Lebih terperinciILUSTRASI DONGENG KLASIK LITTLE RED RIDING HOOD
BAB II ILUSTRASI DONGENG KLASIK LITTLE RED RIDING HOOD II.1. Pengertian Dongeng Dongeng menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) merupakan cerita yang tidak benar-benar terjadi, terutama tentang kejadian
Lebih terperinci1.1 Mob Papua dalam Penelitian Sastra Lisan
Bab I Pendahuluan 1.1 Mob Papua dalam Penelitian Sastra Lisan Bagian ini memuat alasan ilmiah penulis untuk mengkaji mob Papua sebagai bagian dari karya sastra lisan. Kajian karya sastra lisan berarti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dongeng merupakan bentuk sastra lama yang bercerita tentang suatu kejadian yang luar biasa yang penuh khayalan (fiksi) yang dianggap oleh masyarakat suatu hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Produk 2.1.1 Buku Dongeng / Cerita Rakyat Indonesia Berdasarkan pada kajian dari wikipedia bahasa Indonesia dijelaskan bahwa Definisi Dongeng adalah suatu kisah yang diangkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cerita rakyat adalah salah satu budaya Indonesia yang menambah keragaman budaya di negeri kita dan patut dilestarikan. Setiap daerah di Indonesia pada umumnya mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki berbagai macam budaya. Kebudayaan ini haruslah dilestarikan dan dijaga, karena merupakan warisan yang telah diwariskan turun-temurun oleh bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seseorang maka semakin besar kesempatan untuk meraih sukses hidup di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah pendidikan merupakan masalah yang sangat penting, karena pendidikan itu akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan hidup manusia. Dengan semakin
Lebih terperinciMEMBENTUK KARAKTER BERSAHABAT ANAK USIA DINI MELALUI DONGENG DENGAN MEDIA GAMBAR
MEMBENTUK KARAKTER BERSAHABAT ANAK USIA DINI MELALUI DONGENG DENGAN MEDIA GAMBAR OLEH ABDUL RAHMAN LUBIS S.HI PAUD ALFIA KIDS JL LANGGAM II KM 07 PKL KERINCI PELALAWAN RIAU TAHUN 2016 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah karya lisan atau tertulis yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinilan, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sudjiman,
Lebih terperinciMonolog/Dongeng PERTEMUAN KE-5. > Berbicara dalam kegiatan monolog/dongeng - Konsep monolog/dongeng - Persiapan monolog/dongeng
Monolog/Dongeng PERTEMUAN KE-5 > Berbicara dalam kegiatan monolog/dongeng - Konsep monolog/dongeng - Persiapan monolog/dongeng Definisi Dongeng Dongeng adalah cerita sederhana yang tidak benar-benar terjadi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini banyak kebudayaan yang sudah mulai ditinggalkan, baik kebudayaan daerah dan luar negeri. Karena
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai objeknya dan bahasa sebagai mediumnya. Menurut Esten (2000: 9), sastra merupakan pengungkapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penciptaan Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu untuk browsing internet atau menonton televisi dan film-film yang cenderung menampilkan
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya
4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Perkembangan Balita Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya mengetahui sekelumit pertumbuhan fisik dan sisi psikologinya. Ada beberapa aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. juga didefinisikan sebagai kesusastraan dari rakyat, yang penyebarannya
BAB II LANDASAN TEORI A. Cerita Rakyat 1. Pengertian Cerita Rakyat Pengertian cerita rakyat itu sendiri menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah sastra cerita dari zaman dahulu yang hidup dikalangan rakyat
Lebih terperinciBAB 7. Standar Kompetensi. Memahami kesamaan dan keberagaman Bahasa dan Dialek. Kompetensi Dasar. Tujuan Pembelajaran
BAB 7 Standar Kompetensi Memahami kesamaan dan keberagaman Bahasa dan Dialek Kompetensi Dasar 1. Menjelaskan keberadaan dan perkembangan tradisi lisan dalam masyarakat setempat. 2. Mengembangkan sikap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas. Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kajian mengenai bahasa adalah kajian yang tidak akan pernah habis untuk dibahas. Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan ide
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam buku Fiksi Populer: Teori dan Metode Kajian, sastra dalam bahasa Inggris literature sehingga popular literature dapat diterjemahkan sebagai sastra populer. Banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini game telah menjadi hal yang biasa di keseharian kita. Awalnya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini game telah menjadi hal yang biasa di keseharian kita. Awalnya, game hanya dijadikan sebagai sarana hiburan dan mengisi waktu luang, tapi sekarang semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam kebudayaannya. Situmorang (1995: 3) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah jaringan makna yang dianyam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lirik dan drama. Karya sastra yang termasuk ke dalam prosa antara lain
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teori sastra modern membagi jenis sastra menjadi tiga, yaitu prosa, lirik dan drama. Karya sastra yang termasuk ke dalam prosa antara lain novel, cerita pendek,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan seni dan karya yang sangat berhubungan erat dengan ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka karya sastra
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan menggunakan kajian
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Sepanjang pengamatan peneliti, tidak ditemukan penelitian yang membahas nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan
Lebih terperinciPenerapan Visual Novel Dari Cerita Rakyat Asal Usul Kota Pontianak
Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 1, No. 1, (015) 1 Penerapan Dari Cerita Rakyat Asal Usul Kota Pontianak Irwan Adhi Prasetya 1, Tursina, Novi Safriadi. Program Studi Teknik Informatika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang kaya akan cerita dongeng. Dongeng merupakan bentuk sastra lama yang bercerita tentang suatu kejadian yang luar biasa yang penuh khayalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan arus informasi yang menyajikan kebudayaan barat sudah mulai banyak. Sehingga masyarakat pada umumnya
Lebih terperinciPenerapan Visual Novel Dari Cerita Rakyat Asal Usul Kota Pontianak
Jurnal Sistem dan Teknologi Informasi (JUSTIN) Vol. 1, No. 1, (015) 1 Penerapan Dari Cerita Rakyat Asal Usul Kota Pontianak Irwan Adhi Prasetya 1, Tursina, Novi Safriadi. Program Studi Teknik Informatika
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Umum Indonesia adalah negara yang memiliki banyak suku bangsa dan kebudayaan yang tentunya diikuti dengan berbagai ragam cerita rakyat dan cerita daerah, dan salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki budaya yang sangat beraneka ragam. Keberagaman budaya yang dimiliki oleh setiap suku atau masyarakat di tanah air
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (tradisional) yang banyak ditemukan dalam masyarakat Bali. Satua atau dongeng
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Satua merupakan salah satu karya sastra dari kesusastraan Bali purwa (tradisional) yang banyak ditemukan dalam masyarakat Bali. Satua atau dongeng (bahasa Indonesia)
Lebih terperinciDongeng Sebagai Media Edukatif bagi Kepribadian Anak
Dongeng Sebagai Media Edukatif bagi Kepribadian Anak Latar Belakang Masalah Anak Anak merupakan subjek-subjek dengan dunianya sendiri yang melingkupi diri sendiri saja. Sedikit demi sedkit anak belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini tampaknya komik merupakan bacaan yang digemari oleh para anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun tempat persewaan buku
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin berkembang pesat dengan adanya sarana media pendidikan dan hiburan yang lebih banyak menggunakan media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelajaran atau moral atau bahkan sindiran (James Danandjaja, 1984:83).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zaman sekarang ini dongeng seakan hanya tinggal kenangan indah yang membekas dibenak kita pada masa kecil dahulu. Berbagai kesibukan yang menyita banyak waktu
Lebih terperinciTOKOH, PENOKOHAN CERITA DONGENG PUTRI CINDERELLA DENGAN BAWANG MERAH BAWANG PUTIH DAN PERBANDINGANNYA (SUATU TINJAUAN STRUKTURAL DAN DIDAKTIS) OLEH
TOKOH, PENOKOHAN CERITA DONGENG PUTRI CINDERELLA DENGAN BAWANG MERAH BAWANG PUTIH DAN PERBANDINGANNYA (SUATU TINJAUAN STRUKTURAL DAN DIDAKTIS) OLEH Nuryana Huna Dr. Ellyana G. Hinta, M. Hum Dr. Sance A.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bercerita memang mengasyikkan untuk semua orang. Kegiatan bercerita dapat dijadikan sebagai wahana untuk membangun karakter seseorang terutama anak kecil. Bercerita
Lebih terperinciMEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK DENGAN MENDONGENG. Hetilaniar, M.Pd. FKIP, Universitas PGRI Palembang
MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK DENGAN MENDONGENG Hetilaniar, M.Pd. FKIP, Universitas PGRI Palembang heti_ardesya@yahoo.co.id Abstrak Pembentukan karakter positif peserta didik tidak terlepas dari peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selain sebagai negara dengan jumlah pulau terbanyak di dunia, Indonesia juga merupakan negara dengan jumlah suku bangsa terbanyak di dunia, yaitu terdapat lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya sebuah karya sastra tentu tidak akan terlepas dari kehidupan pengarang baik karya sastra yang berbentuk novel, cerpen, drama, maupun puisi. Latar belakang
Lebih terperinciMENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS II PADA MATERI MENCERITAKAN KEMBALI ISI DONGENG YANG DIDENGARKAN MELALUI KEGIATAN KOMIDI PUTAR DISKUSI
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS II PADA MATERI MENCERITAKAN KEMBALI ISI DONGENG YANG DIDENGARKAN MELALUI KEGIATAN KOMIDI PUTAR DISKUSI SLAMET BASUKI SDN Sukorame 3 Kec. Mojoroto, Kota Kediri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan usia dimana anak memiliki pengaruh dari lingkungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usia dini merupakan usia dimana anak memiliki pengaruh dari lingkungan sekitarnya, sehingga mudah terpengaruh akan suatu hal. Anak usia dini menciptakan hal yang fantastik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari masyarakat pemakainya. Bahasa yang dipakai dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan ide, gagasan, pendapat serta perasaan kepada orang lain. Sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat, bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI 1.1.1. Judul Perancangan Dalam pemberian suatu judul dalam perancangan dapat terjadinya kesalahan dalam penafsiran oleh pembacanya, maka dari itu dibuatlah
Lebih terperinciBAB III DATA DAN TEORY
BAB III DATA DAN TEORY A. Data Perancangan 1. Data Anak Anak adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Di masa ini pendidikan untuk mereka sangatlah penting
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra selalu muncul dari zaman ke zaman di kalangan masyarakat. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan manusia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral, yang mengandung makna
Lebih terperinciROLE PLAY GAME SAYEMBARA KUMALA DEWI Oleh : Purwa Rekaharta Mahasiswa Teknik Informatika, STMIK Amikom Purwokerto ABSTRAK
ROLE PLAY GAME SAYEMBARA KUMALA DEWI Oleh : Purwa Rekaharta Mahasiswa Teknik Informatika, STMIK Amikom Purwokerto ABSTRAK Penelitian ini adalah membuat sebuah Game RPG yang menyentuh tema kerajaan dimana
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. Dari hasil analisis struktural terhadap unsur intrinsik novel Madogiwa no
BAB VI KESIMPULAN Dari hasil analisis struktural terhadap unsur intrinsik novel Madogiwa no Totto-chan khusus analisis tokoh dan penokohan penulis tidak hanya menganalisis tokoh utama dalam novel yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra anak adalah karya sastra yang dari segi isi dan bahasa sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual dan emosional anak. Bahasa yang digunakan dalam
Lebih terperinciINTISARI BAB I PENDAHULUAN
INTISARI Novel teenlit menjadi fenomena menarik dalam perkembangan dunia fiksi di Indonesia. Hal itu terbukti dengan semakin bertambahnya novel-novel teenlit yang beredar di pasaran. Tidak sedikit pula
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari pengabdian perasaan dan pikiran pengarang yang muncul ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sastra dianggap sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan pelbagai
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
BAB 2 DATA DAN ANALISA Dalam penyusunan Tugas Akhir ini dibutuhkan beberapa data yang valid sebagai sumber penelitian untuk konsep pembuatan media CD interaktif dongeng fabel anak. 2.1 Sumber Umum Survey
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permainan modern seperti game on line dan play station. Dongeng dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni budaya merupakan salah satu warisan dari leluhur atau nenek moyang yang menjadi keanekaragaman suatu tradisi dan dimiliki oleh suatu daerah. Seiring dengan berkembangnya
Lebih terperinciII. KAJIAN PUSTAKA. makhluk lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari pasti mengalami apa itu proses. dalam kehidupan sosial (Soekanto, 1996: 140).
II. KAJIAN PUSTAKA 1.1 Interaksi Sosial Manusia merupakan makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia dilahirkan dimuka bumi ini untuk saling bersosialisasi dengan makhluk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan termasuk salah satu dasar pengembangan karakter seseorang. Karakter merupakan sifat alami jiwa manusia yang telah melekat sejak lahir (Wibowo, 2013:
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Membaca 2.1.1 Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah karya seni yang diciptakan tidak lepas dari emosional, tekanan psikologis, kepribadian, bahkan dari pengalaman seseorang yang menciptakan karya seni tersebut. Tekanan-tekanan
Lebih terperinciPENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010
1 PENINGKATAN PEMBELAJARAN APRESIASI DONGENG DENGAN MEDIA VISUAL MANIPULATIF BONEKA PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 1 GATAK, SUKOHARJO Tahun Ajar 2009 / 2010 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan industri perfilman di Indonesia mempunyai sisi kemajuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri perfilman di Indonesia mempunyai sisi kemajuan yang sangat pesat. Saat ini dunia perfilman di Indonesia sudah mampu menunjukkan keberhasilannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru sebagai fasilitator memiliki pengaruh yang besar dalam proses kegiatan pembelajaran. Salah satunya guru juga dituntut untuk lebih kreatif dalam menyampaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah ungkapan pribadi seorang penulis yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan.
Lebih terperinciPENGEMBANGAN ASET VISUAL DALAM GAME SIMULASI PERTANIAN ORGANIK ASTRO FARMER DENGAN PENDEKATAN SYMBOLIC ANALOGY
PENGEMBANGAN ASET VISUAL DALAM GAME SIMULASI PERTANIAN ORGANIK ASTRO FARMER DENGAN PENDEKATAN SYMBOLIC ANALOGY Oleh: Wandah Wibawanto Dosen Jurusan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri
Lebih terperinciintrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang
1 PENDAHULUAN Karya sastra adalah salah satu bentuk karya seni yang pada dasarnya merupakan sarana menuangkan ide atau gagasan seorang pengarang. Kehidupan manusia dan berbagai masalah yang dihadapinya
Lebih terperinciBAB II DATA DAN ANALISA
BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Data dan Literatur 2.1.1 Pengertian Cerita Rakyat Berdasarkan definisi Folklore dari Wikipedia.org, (2012) cerita rakyat merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang mempunyai langkah-langkah yang sistematis. Sedangkan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah yang sistematis. Sedangkan metodologi adalah suatu pengkajian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karya sastra tersebut adalah prosa. Prosa sendiri identik dengan sebuah karya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1. Latar Belakang Karya sastra dari awal kemunculannya hingga sampai saat ini mempunyai banyak keragaman jenis dan telah digolongkan dalam beberapa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan Pengembangan (Research and Development). Metode penelitian ini. menggunakan metode penelitian dan pengembangan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Prosedur Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development). Metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Interaksi sosial memainkan peran dalam masyarakat individu atau kelompok. Interaksi diperlukan untuk berkomunikasi satu sama lain. Selain itu, masyarakat membutuhkan
Lebih terperinci6. Sastra Anak, Pengantar Pemahaman Dunia Anak. (Cetakan kedua 2010, cetakan pertama 2005). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
6. Sastra Anak, Pengantar Pemahaman Dunia Anak. (Cetakan kedua 2010, cetakan pertama 2005). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. SASTRA ANAK Pengantar Pemahaman Dunia Anak Burhan Nurgiyantoro KATA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat memberikan tanggapannya dalam membangun karya sastra.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa. Pada umumnya, cerita
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia memiliki banyak cerita rakyat atau dongeng berbentuk fabel. Cerita rakyat adalah cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang dalam masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang
Lebih terperinciPengaruh Menyimak Cerita terhadap Kemampuan Bercerita Fiksi pada Anak
Pengaruh Menyimak Cerita terhadap Kemampuan Bercerita Fiksi pada Anak Tri Wahyono Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Abstrak Penulisan makalah ini bertujuan untuk 1) mengetahui apakah menyimak cerita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan seni yang bermediumkan bahasa dan dalam proses terciptanya melalui intensif, selektif, dan subjektif. Penciptaan suatu karya sastra bermula
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Budaya merupakan suatu kebiasaan masyarakat yang sukar diubah dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya merupakan suatu kebiasaan masyarakat yang sukar diubah dan disampaikan secara turun menurun. Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan hal-hal di luar karya sastra. Faktor sejarah dan lingkungan ikut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan karya imajinatif yang mempunyai hubungan erat dengan hal-hal di luar karya sastra. Faktor sejarah dan lingkungan ikut membentuk karya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata sastra diambil dari bahasa latin dan juga sansekerta yang secara harafiah keduanya diartikan sebagai tulisan. Sastra merupakan seni dan karya yang berkaitan dengan
Lebih terperinciPARADIGMA SASTRA, SEMAKIN MEMUDARKAH...? tentang tanggapannya mengenai dunia sastra. Sastra dianggapnya suatu pekerjaan yang
PARADIGMA SASTRA, SEMAKIN MEMUDARKAH...? Jika sastra ini dinilai privasi (hanya untuk kalangan orang-orang sastra) dan Aku tidak boleh memilikinya, mengapa mereka yang bergelar Dokter dan Insinyur leluasa
Lebih terperinci03FDSK. Folklore. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.
Modul ke: Folklore Fakultas 03FDSK Penjelasan mengenai kontrak perkuliahan yang didalamnya dijelaskan mengenai tata tertib, teknis, serta bahan untuk perkuliahan di Universitas Mercu Buana Denta Mandra
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam Bahasa Indonesia, kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada kesusasteraan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, kesimpulan dalam penelitian ini ialah sebagai
Lebih terperinci05. MEMBUAT CERITA KOMIK. KOMIK 04 MEMBUAT CERITA KOMIK / Hal. 1
05. MEMBUAT CERITA KOMIK KOMIK 04 MEMBUAT CERITA KOMIK / Hal. 1 KOMIK 04 MEMBUAT CERITA KOMIK / Hal. 2 Komik = Cerita + Gambar PENDAHULUAN Komik Intrinsik Ekstrinsik Jiwa Komik Tema Cerita Plot Penokohan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia anak adalah dunia bermain. Bermain merupakan naluri alamiah yang telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia anak adalah dunia bermain. Bermain merupakan naluri alamiah yang telah melekat pada diri anak sejak bayi. Saat bermain sebenarnya anak-anak sedang belajar banyak
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Novel Cinta Brontosaurus karya Raditya Dika belum pernah dijadikan objek penelitian sebelumnya. Oleh karena itu, penulis memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan anak yang berusia antara 0 sampai enam tahun (Masnipal, 2013). Usia dini merupakan usia emas bagi anak. Usia tersebut merupakan usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra daerah merupakan bagian dari suatu kebudayaan yang tumbuh dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra daerah merupakan bagian dari suatu kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan sastra daerah itu dapat dikatakan masih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bumi merupakan tempat tinggal seluruh makhluk di dunia. Makhluk hidup di bumi memiliki berbagai macam bentuk dan jenis yang dipengaruhi oleh tempat tinggal masing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai di dalam Tugas Akhir ini adalah membuat sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tujuan yang ingin dicapai di dalam Tugas Akhir ini adalah membuat sebuah video features yang mengenalkan atau melestarikan permainan tradisional warisan budaya lokal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar, memberi petunjuk atau intruksi, tra artinya alat atau sarana sehingga dapat disimpulkan
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA
2 BAB 2 DATA DAN ANALISA Produk utama yang akan dibuat berbentuk sebuah game interaktif untuk anak anak. Game tersebut mengajarkan sekaligus mendidik anak anak mulai dari usia 7-9 tahun mengenai sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan salah satu bentuk seni yang diciptakan melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan karya sastra merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yakni prosa (fiksi), puisi, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan sebuah karya seni yang dapat memikat hati dan bersifat mendidik. Berbagai jenis karya sastra yang telah hadir dalam lingkungan masyarakat dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Film adalah sarana komunikasi massa yang digunakan untuk menghibur, memberikan informasi, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, komedi, dan sajian teknisnya
Lebih terperinci