BAB II. PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), Tbk CABANG MEDAN. Hindia belanda melakukan Koninkljik Besluit No. 27 tanggal 16 Oktober 1897

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II. PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), Tbk CABANG MEDAN. Hindia belanda melakukan Koninkljik Besluit No. 27 tanggal 16 Oktober 1897"

Transkripsi

1 BAB II PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), Tbk CABANG MEDAN A. Sejarah Ringkas Perusahaan Dengan maksud mendidik masyarakat agar gemar menabung, pemerintah Hindia belanda melakukan Koninkljik Besluit No. 27 tanggal 16 Oktober 1897 mendirikan Posts Paar Bank, yang kemudian terus hidup dan berkembang hingga tahun Pada tahun 1940 kegiatannya terganggu, sebagai akibat penyerbuan Jerman atas Netherland yang mengakibatkan penarikan tabungan besar-besaran dalam waktu yang relatif singkat (rush). Namun kemudian keadaan keuangan Posts Paar Bank pulih kembali pada tahun Tahun 1942, Hindia belanda menyerah tanpa syarat kepada Pemerintah Jepang. Jepang membekukan kegiatan Posts Paar Bank dan mendirikan Tyokin Kyoku yang bertujuan untuk menarik dana dari masyarakat melalui tabungan. Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 telah memberikan inspirasi kepada Bapak Darmosoetanto untuk memprakarsai pengambilalihan Tyokin Kyoku dari pemerintah Jepang ke pemerintah RI dan terjadilah penggantian nama menjadi Kantor Tabungan Pos. Tugas pertamanya adalah melakukan penukaran mata uang Jepang dengan ORI, tetapi kegiatannya tidak berumur panjang karena agresi belanda (Desember 1946) sampai tahun Kantor Tabungan Pos dibuka kembali tahun 1949, dan nama Kantor Tabungan Pos diganti menjadi Bank Tabungan RI.

2 Tanggal 9 Februari 1950, hal yang terpenting bagi sejarah Bank Tabungan Negara (BTN) adalah dikeluarkannya UU darurat No. 9 Tahun 1950 yang mengubah nama Posts Paar Bank Indonesia berdasarkan Staasbalt No. 295 Tahun 1941 menjadi Bank Tabungan Pos dan memindahkan induk kementrian keuangan di bawah menteri urusan Bank Central. Tanggal 9 Februari 1950 ditetapkan sebagai hari dan tanggal BTN. Nama Bank Tabungan Pos menurut UU darurat tersebut dikukuhkan dengan UU No. 36 Tahun Perubahan nama dari Bank Tabungan Pos menjadi BTN didasarkan pada Perpu No.4 Tahun 1964 tanggal 23 Juni 1963 yang kemudian dikuatkan dengan UU No. 2 Tahun 1964 tanggal 25 Mei Penegasan status BTN sebagai Bank Tabungan milik negara ditetapkan dengan UU No. 20 tahun 1968 tanggal 19 Desember 1968 yang sebelumnya (sejak tahun 1964) BTN menjadi BNI unit V (lima). Jika tugas utama saat pendirian Posts Paar Bank (1897) sampai dengan BTN (1968) adalah bergerak dalam lingkup perhimpunan dana masyarakat melalui tabungan, maka sejak tahun 1974 BTN ditambah tugasnya yaitu memberikan pelayanan KPR dan untuk pertamakalinya penyaluran KPR terjadi pada tanggal 10 Desember yang diperinganti sebagai hari KPR bagi BTN. Bentuk hukum BTN mengalami perubahan lagi pada tahun 1992 yaitu dengan dikeluarkannya PP No. 24 tahun 1992 tanggan 29 April 1992 yang merupakan pelaksanaan dari UU No. 7 Tahun 1992 bentuk hukum Bank Tabungan Negara berubah menjadi Perseroan. Sejak nama Bank Tabungan Negara menjadi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) dengan call name Bank

3 BTN (Persero). Berdasarkan kajian konsultan independent, Price Water House Coopers, pemerintah melalui menteri BUMN dalam surat No /MMBU/2002 memutuskan Bank BTN (Persero) sebagai Bank umum dengan fokus bisnis pembiayaan perumahan tanpa subsidi. Visi : Menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan Misi : Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industri terkait, pembiayaan konsumsi, dan usaha kecil menengah Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan produk, jasa, dan jaringan strategis berbasis teknologi terkini. Menyiapkan dan mengembangkan Human Capital yang berkualitas, profesional, dan memiliki integritas tinggi. Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan good corporate governance untuk meningkatkan Shareholder Value Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya

4 B. Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi merupakan landasan kerja bagi seluruh karyawan yang ada dalam suatu perusahaan. Dimana struktur organisasi ini pada dasarnya mengandung penetapan batas-batas tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari masing-masing karyawan perusahaan. Struktur organisasi pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Cabang Medan dapat dilihat pada lampiran. Adapun susunan dan wewenang masingmasing bagian adalah sebagai berikut : 1) Kepala Cabang (Branch Manager) Melakukan kontrol terhadap seluruh pelaksanaan MTSI Melakukan pengawasan melekat terhadap pegawai yang disupervisi Melakukan otorisasi sesuai kewenangan yang diberikan Melakukan service quality level terhadap nasabah-nasabah prima Melakukan supervisi di dalam menjalankan fungsi manajemen 2) Wakil Kepala Cabang Utama Melakukan fungsi otorisasi untuk aktifitas financial dan non financial sesuai ketentuan yang berlaku dan lazim dilakukan serta dapat dipertanggungjawabkan. Melakukan pengawasan melekat terhadap pegawai yang disupervisi Melakukan monitoring dan evaluasi atas strategi serta pencapaian target dana, kredit dan feebased income

5 Melakukan sekaligus mensupervisi pemberian Quality Service Level terhadap nasabah prima 3) Teller Menerima kas awal hari Melakukan permintaan uang ke kas besar dan permintaan uang antar teller Melakukan penyetoran uang ke kas besar Melakukan pencetakan laporan akhir hari 4) Kepala Layanan Nasabah (Customer Service Head) Melakukan aktivitas otorisasi sesuai batas kewenangan Melakukan supervisi untuk terjaganya kualitas pelayanan yang optimal di unit CS bagi nasabah yang datang maupun melalui telepon atau surat Melakukan supervisi terhadap layanan administrasi giro, tabungan, dan deposito. 5) Kepala Layanan Kredit (Loan Service Kredit) Melakukan supervisi dan memastikan terselenggaranya layanan informasi kredit baik melalui telepon, surat maupun debitur/customer yang datang langsung dengan baik Melakukan supervisi dan memastikan terselenggaranya Proses Pelunasan Kredit, pelayanan klaim debitur, dan pelayanan klaim asuransi kredit Melakukan supervisi dan memastikan pelayanan permohonan pembayaran ekstra dan advance payment sesuai dengan ketentuan yang berlaku

6 6) Kepala Operasi (Operation Head) Melakukan supervisi atas kebenaran proses administrasi nasabah giro dan proses transaksi pembayaran angsuran kredit Melakukan supervisi atas kebenaran proses maintenance KPR, Non KPR, Kredit Umum, biaya Pra Realisasi, dan blokir saldo rekening. 7) Kepala Administrasi Kredit (Loan Administration Head) Melakukan supervisi dan memeriksa proses OTS atas permintaan unit terkait dengan baik dan benar sesuai ketentuan bank. Melakukan supervisi dan memeriksa proses permohonan pelaksanaan taksasi nilai dan kehandalan agunan melalui LPA sesuai ketentuan bank. Melakukan supervisi dan memeriksa proses permohonan pelaksanaan taksasi nilai dan kehandalan agunan melalui jasa Appraisal sesuai ketentuan bank. 8) Kepala Umum dan Administrasi (General Branch and Administration Head) Melakukan supervisi atas proses pengelolaan absensi pegawai, penilaian pegawai, dan perencanaan pembangunan pegawai. Melakukan supervisi atas proses pengelolaan administrasi data kepegawaian Melakukan supervisi atas proses pengelolaan gaji, tunjangan pegawai dan pensiunan

7 9) Sekretaris (Secretary) Memproses pembuatan dan pengaturan jadwal kegiatan Kepala Cabang, baik dengan pihak intern maupun ekstern. Memproses administrasi notula rapat (registrasi, pengarsipan), baik dengan pihak intern maupun ekstern. Memproses administrasi surat dan facsimile masuk (registrasi, pengarsipan, pendistribusian sesuai disposisi dan monitoring) untuk Kantor Cabang. Memproses administrasi penyampaian semua surat dan facsimile keluar (registrasi, pengarsipan) yang ditanda tangani oleh Kepala Cabang. Mengatur semua kegiatan protokoler dan perjalanan dinas Kepala Cabang baik dari pihak internal dan eksternal bank. 10) Staf Personalia (Staff Personel) Proses pengelolaan absensi pegawai, penilaian pegawai, dan perencanaan pengembangan pegawai Mengelola administrasi data kepegawaian Mengelola gaji, tunjangan pegawai, dan pensiunan 11) Kepala Akunting dan Kontrol (Accounting and Control Head) Melakukan supervisi atas kebenaran proses administrasi dokumentasi atas transaksi Melakukan supervisi atas kebenaran proses penyelesaian suspense dan rekening selisih lainnya

8 Melakukan supervisi atas entry jurnal GL-GL atas transaksi yang dilakukan oleh unit kerja lain Melakukan supervisi atas pemeriksaan atas kebenaran semua transaksi operasional bank 12) Accounting and Control Supervisor Melakukan supervisi atas kebenaran proses administrasi dokumentasi atas transaksi Melakukan supervisi atas kebenaran proses penyelesaian suspense dan rekening selisih lainnya Melakukan supervisi atas pemeriksaan atas kebenaran semua transaksi operasional bank 13) Internal Control Staff Melakukan pemeriksaan atas kebenaran semua transaksi operasional bank Melakukan koordinator dalam rangka pemeriksaan pihak Intern dan Extern Melakukan pemeriksaan atas penyelesaian suspense dan rekening selisih lainnya sudah diselesaikan 14) Reporting Staff Melakukan penyusunan URAP dan RKAP Melakukan input laporan ke pihak esktern Melakukan perhitungan atas hasil kinerja dan laporan lainnya

9 C. Pengertian dan Jenis-Jenis Kredit yang Disalurkan 1. Pengertian Kredit Istilah kredit bukanlah hal yang asing dalam kehidupan sehari-hari dimasyarakat, sebab sering dijumpai ada anggota masyarakat yang jual beli barang dengan kreditan. Jual beli tersebut tidak dilakukan secara tunai tetapi dengan cara mengangsur. Disini jelas tergambar bahwa pengertian kredit dalam hal ini adalah dalam arti ekonomi, yaitu Suatu Penundaan Ekonomi artinya uang atau barang diterima sekarang dan dikembalikan pada masa yang akan datang. (Simorangkir, 2000 : 10) Kata kredit berasal dari bahasa Latin yaitu credere yang berarti kepercayaan (Simorangkir, 2000 : 100). Bila dihubungkan dengan bank, maka terkandung pengertian bahwa bank selaku kreditur percaya meminjamkan sejumlah uang kepada nasabah/debitur, karena debitur dapat dipercaya, mampu untuk membayar lunas pinjamannya, setelah jangka waktu yang telah ditentukan. Menurut Undang Undang Perbankan No. 7 Tahun 1992 tentang Pokok pokok Perbankan : Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan (Simorangkir, 2000 : 100) Pemberian kredit menaruh kepercayaan bahwa penerima kredit akan memenuhi pembayarannya kembali dari pinjamannya tersebut pada waktu

10 yang telah ditentukan dan dengan syarat-syarat yang disepakati bersama. Adapun faktor-faktor kepercayaan dapat dilihat dari dua sudut, yaitu : Dari Segi Kreditur, Yaitu si peminjam dana yang akan membayar pinjaman setelah sampai jangka waktu yang telah ditetapkan. Dari Segi Debitur Yaitu si pemberi dana yang akan menerima pembayaran atas kredit yang diberinya, jika telah sampai masa yang ditetapkan. 2. Jenis-Jenis Kredit Yang Disalurkan Dalam operasinya PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Cabang Medan memberikan jasa-jasa bank kepada nasabah atau masyarakat yang memerlukan modal dari bank melalui kredit yang diberikan untuk memperluas usahanya dalam rangka meningkatkan pendapatan dan taraf hidupnya. Dengan menyediakan dana bank melalui kredit para nasabah atau masyarakat, maka pemerataan pendapatan dan kesempatan berusaha serta kesempatan kerja akan lebih tercipta. Berdasarkan hal tersebut, jenis-jenis kredit yang disalurkan oleh PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Cabang Medan diantaranya, yaitu :

11 I. Kredit Perorangan a. KPR Bersubsidi KPR Bersubsidi diberikan kepada keluarga/rumah tangga yang baru pertama kali memiliki rumah dan termasuk ke dalam kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah. Ketentuan Umum KPR Bersubsidi : KPR Bersubsidi disediakan oleh bank dalam rangka memfasilitasi pemilikan atau pembelian rumah sederhana sehat (Rs Sehat/ RSH) oleh masyarakat berpenghasilan rendah sesuai kelompok sasaran. Jenis rumah yang dapat dibeli atau dibangun/diperbaiki oleh masing masing kelompok sasaran mencakup seluruh pilihan jenis Rs Sehat/RSH dan sesuai dengan batas harga rumah yang dapat dibeli melalui KPR Bersubsidi. Ketentuan Khusus : Kelompok sasaran dengan penghasilan lebih tinggi diperbolehkan memiliki/membeli rumah dengan batas harga lebih rendah, atau membangun/memperbaiki rumah dengan total dana pembangunan yang diperlukan lebih rendah sepanjang tetap menggunakan skim dan nilai subsidi maksimum yang diperuntukkan bagi masing masing kelompok sasaran.

12 Kelompok sasaran dengan penghasilan lebih rendah diperbolehkan memiliki/membeli rumah dengan batas harga lebih tinggi dengan ketentuan nilai subsidi yang diterima mengikuti nilai subsidi kelompok sasaran di atasnya. Masa subsidi KPR untuk setiap kelompok sasaran dihitung mulai saat realisasi KPR hingga berakhirnya masa subsidi yang berlaku untuk masing masing kelompok sasaran. b. Kredit Griya Utama Fasilitas kredit dengan peruntukan membeli rumah (baru/lama), rumah belum jadi ( KGU Indent ), atau rumah take over. Persyaratan Pemohon diantaranya adalah : Warga Negara Indonesia, telah berusia 21 tahun atau telah menikah, telah memiliki masa kerja atau telah menjalankan usaha minimal 1 (satu) tahun, memiliki NPWP pribadi untuk nilai kredit > Rp. 100 juta atau SPT Pasal 21 Form A1 untuk pemohon dengan nilai kredit > Rp 50 juta s/d < Rp. 100 juta. Keunggulan dari Kredit Griya Utama adalah : Suku bunga bersaing, nilai kredit bebas, lokasi marketable, uang muka ringan, jangka waktu kredit sampai dengan 15 tahun, proses cepat dan mudah, kredit di-cover dengan Asuransi Jiwa Kredit dan Asuransi Kebakaran.

13 c. KPR BTN Platinum Fasilitas kredit yang diperuntukkan bagi pemohon / calon debitur untuk membiayai pembelian tanah dan bangunan rumah tinggal (baru/lama) dengan maksimal kredit > 150 juta. Persyaratan Pemohon diantaranya adalah : Warga Negara Indonesia, telah berusia 21 tahun atau telah menikah, telah memiliki masa kerja atau telah menjalankan usaha minimal selama 1 (satu) tahun, memiliki NPWP Pribadi. Keunggulan KPR BTN Platinum adalah suku bunga bersaing, nilai kredit bebas, lokasi marketable, uang muka ringan, jangka waktu kredit sampai dengan 15 tahun, proses cepat dan mudah, kredit di-cover dengan Asuransi Jiwa Kredit dan Asuransi Kebakaran d. Kredit Pemilikan Apartemen Fasilitas kredit yang diperuntukkan bagi pemohon/calon untuk membiayai pembelian apartement (baru/lama), apartemen belum jadi (KPA Indent), atau apartemen takeover. Persyaratan Pemohon diantaranya adalah : Warga Negara Indonesia, telah berusia 21 tahun atau telah menikah, telah memiliki masa kerja atau telah menjalankan usaha minimal selama 1 (satu) tahun, memiliki NPWP pribadi untuk nilai kredit > Rp. 100 juta atau SPT Pasal 21

14 Form A1 untuk pemohon dengan nilai kredit > Rp 50 juta s/d < Rp. 100 juta. Keunggulan dari Kredit Pemilikan Apartemen adalah suku bunga bersaing, nilai kredit bebas, lokasi marketable, untuk rumah baru/lama, uang muka ringan, jangka waktu kredit sampai dengan 15 tahun, proses cepat dan mudah, kredit di-cover dengan Asuransi Jiwa Kredit dan Asuransi Kebakaran e. Kredit Griya Multi Fasilitas kredit yang diperuntukan bagi pemohon/calon debitur perorangan untuk berbagai keperluan. Persyaratan Tanah dan Bangunan : Sertifikat Hak Milik (SHM) atau Hak Guna Bangunan (HGB) Izin Mendirikan bangunan (IMB) Persyaratan Pemohon diantaranya adalah : Warga Negara Indonesia, Surat Keterangan Berkewarganegaraan Indonesia bagi WNI keturunan, usia minimal 21 tahun atau telah menikah, usia pemohon tidak lebih dari 65 tahun, mempunyai pekerjaan tetap atau usaha minimal 1 (satu) tahun, memiliki NPWP pribadi untuk nilai kredit > Rp 100 juta atau SPT Pasal 21 Form A1 untuk nilai kredit > Rp 50 juta s/d Rp 100 juta. Keunggulan dari Kredit Griya Multi adalah nilai kredit bebas, penggunaan bebas sepanjang tidak bertentangan dengan hukum yang

15 berlaku, jangka waktu kredit sampai dengan 10 tahun, kredit di-cover dengan Asuransi Jiwa Kredit dan Asuransi Kebakaran. f. Kredit Ringan Batara Fasilitas kredit kepada karyawan perusahaan/instansi dengan agunan gaji karyawan. Persyaratan Pemohon diantaranya adalah : Warga Negara Indonesia, telah berusia 21 tahun atau telah menikah dan pada saat kredit lunas usia pemohon tidak lebih dari 65 tahun, karyawan dengan status pegawai tetap minimal 1 (satu) tahun dan masa aktif bekerja pada perusahaan Penggunan Jasa Batara Payroll Bank BTN, mendapat rekomendasi dari manajemen perusahaan/pimpinan instansi, mempunyai penghasilan yang dapat menjamin kelancaran pembayaran angsuran selama jangka waktu kredit, ada perjanjian kerja sama dengan perusahaan/instansi tempat bekerja. Keunggulan dari Kredit Ringan Batara adalah proses cepat dan persyaratan ringan, suku bunga bersaing, maksimal kredit sampai dengan Rp 100 juta, jangka waktu kredit sampai dengan 5 tahun. g. Kredit Pemilikan Ruko Fasilitas kredit yang diberikan oleh Bank untuk membeli Rumah Toko guna dihuni dan digunakan sebagai toko.

16 Persyaratan Pemohon diantaranya adalah : Warga Negara Indonesia, telah berusia 21 tahun atau telah menikah, telah memiliki masa kerja atau telah menjalankan usaha minimal selama 1 (satu) tahun, memiliki NPWP pribadi untuk nilai kredit > Rp. 100 juta atau SPT Pasal 21 Form A1 untuk pemohon dengan nilai kredit > Rp 50 juta s/d < Rp. 100 juta. Persyaratan Ruko : Terletak di areal komersial dan merupakan bangunan permanen Bangunan sedikitnya dua lantai, dimana lantai dasar digunakan sebagai tempat usaha/toko sedangkan lantai kedua digunakan sebagai tempat hunian Harga jual bebas Bangunan terletak diwilayah permukiman marketable yang sudah dilengkapi sarana dan prasarana lingkungan serta bebas banjir Sertifikat Hak Milik (SHM) atau Hak Guna Bangunan (HGB) Izin Mendirikan bangunan (IMB) Ketentuan Kredit : Penetapan Maksimum Kredit Maksimal Jangka Waktu : 70 % dari nilai agunan : 15 tahun

17 h. Kredit Sewa Griya (KSG) Fasilitas kredit yang diberikan untuk membiayai pembangunan rumah di atas tanah yang telah dimiliki oleh pemohon. Persyaratan Tanah dan Bangunan : Luas tanah bebas Bangunan terletak diwilayah pemukiman marketable yang sudah dilengkapi sarana dan prasarana lingkungan serta bebas banjir Legalitas Tanah : minimal Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) Bangunan : (i) Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dan (ii) Rencana Anggaran Biaya (RAB) pembangunan rumah Ketentuan Kredit : Penetapan Maksimum Kredit : 70 % dari nilai taksasi bank atas RAB Maksimal Jangka Waktu Suku bunga : 10 Tahun : Mengikuti bunga pasar i. Kredit Swadana Fasilitas kredit yang diberikan kepada nasabah dengan jaminan berupa sebagian atau seluruh simpanan (baik berupa tabungan maupun deposito) yang disimpan di bank.

18 II. Kredit Umum/Korporasi a. Kredit Yasa Griya/Kredit Konstruksi (KYG) Kredit Modal Kerja yang diberikan oleh Bank BTN kepada developer untuk membantu modal kerja pembiayaan pembangunan proyek perumahan mulai dari : Biaya pembangunan konstruksi rumah sampai dengan finishing; dan Biaya prasarana dan sarana Persyaratan Pemohon diantaranya adalah : pemohon adalah badan usaha yang berbadan hukum dalam bentuk Perseroan Terbatas (PT., PT. Tbk.), atau Koperasi yang mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia yang ditentukan dalam Anggaran Dasar dan/atau perubahannya, telah memiliki semua perizinan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan pembangunan proyek, dan telah menjadi pemegang rekening giro di Kantor Cabang Bank Tabungan Negara. Ketentuan Kredit : Maksimal kredit yang dapat diberikan maksimal 80% dari kebutuhan modal kerja konstruksi.

19 Jangka waktu maksimal 24 bulan dan dapat diperpanjang dengan mempertimbangkan past performance debitur dan setelah dianalisa kelayakannya oleh Bank Provisi 1% dari maksimal kredit (eenmalig) Biaya-biaya lain : Biaya Notaris, penilaian barang agunan, biaya asuransi. Agunan berupa lokasi proyek yang dibiayai b. Kredit Modal Kerja-Kontraktor (KMK-Kontraktor) Kredit Modal Kerja yang diberikan oleh Bank BTN kepada kontraktor atau pemborong untuk membantu modal kerja didalam menyelesaikan pekerjaan borongan sesuai dengan kontrak kerja. Persyaratan Pemohon diantaranya adalah : pemohon adalah badan usaha yang berbentuk PT, Koperasi, CV, Firma/Perorangan, telah memiliki semua perijinan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan jasa pemborongan, dan telah menjadi pemegang rekening giro di Kantor Cabang Bank Tabungan Negara. Check List : a. Data Perusahaan, seperti : Surat Permohonan Kredit dari Direksi, Akte pendirian sampai perubahan terakhir, pengesahan badan usaha dari instansi yang berwenang (a.l. Departemen Kehakiman/Departemen Koperasi, dll.), surat-surat izin (Tanda

20 Daftar Perusahaan, NPWP, Surat Ijin Usaha Perdagangan/Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi, ijin lain yang diperlukan), pengalaman kerja perusahaan, data grup perusahaan (jika ada) b. Data Personil Perusahaan, seperti : struktur organisasi dan nama pengurus, Curiculum Vitae Pengurus c. Data Keuangan, seperti ; laporan keuangan 2 (dua) tahun terakhir dan tahun berjalan, laporan penilaian agunan oleh penilai independen untuk permohonan kredit 2,5 milyar, rencana aliran kas proyek (cash flow), Rencana Anggaran Biaya Proyek (RAB) secara keseluruhan, daftar harga satuan upah, bahan baku, dan peralatan, daftar analisa harga satuan. d. Data Proyek, seperti : Surat Perjanjian Borongan Pekerjaan, Surat Perintah Kerja (SPK) yang dikeluarkan oleh pemimpin proyek, aspek-aspek teknis proyek tersebut, rencana jadwal waktu pembangunan proyek (time schedule), daftar peralatan yang digunakan dalam proyek dan status kepemilikannya (milik sendiri atau sewa), daftar jumlah manajer/staf dan pekerja proyek. e. Data Lainnya, seperti : surat pernyataan dari pimpinan proyek dengan tembusan kepada bendaharawan proyek, yang menyatakan bahwa pembayaran akan disalurkan melalui BTN untuk keuntungan debitur yang bersangkutan, Pra-kualifikasi dari Kepala Proyek/Panitia Pra-Kualifikasi Daerah atau Daftar

21 Rekanan Mampu (DRM) dari instansi yang berwenang misalnya Bina Marga, Departemen PU; Keterangan Barang Agunan/Jaminan (Agunan tambahan) dan bukti penguasaannya; Bukti Pemegang Giro Bank BTN; referensi pihak bank/pihak lain. Ketentuan Kredit : Maksimal kredit yang dapat diberikan maksimal 60% dari nilai kontrak Jangka waktu maksimal sama dengan jangka waktu penyelesaian proyek sesuai SPK Provisi 1% dari maksimal kredit (enmalig) Biaya-biaya lain : Biaya Notaris, pengikatan barang agunan/jaminan, biaya asuransi Agunan pokok berupa cessie atas tagihan pembayaran yang akan diterima dari bouwheer sebesar nilai kontrak dan agunan tambahan yang dipersyaratkan oleh bank c. Kredit Modal Kerja-Industri Terkait Perumahan Kredit Modal Kerja yang diberikan oleh Bank BTN dalam rangka pembiayaan kebutuhan modal kerja khususnya bagi sektor-sektor industri yang terkait dengan perumahan dan atau usaha-usaha yang dapat menunjang sektor-sektor dimaksud.

22 Persyaratan Pemohon adalah : pemohon adalah badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas baik Tertutup/PT maupun Terbuka/PT Tbk, Koperasi, Perseroan Komanditer/CV, dan Perorangan, mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia yang ditentukan dalam Anggaran Dasar dan/atau perubahannya, memiliki perijinan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan usaha/produksi, sesuai ketentuan yang berlaku, dan telah menjadi pemegang rekening giro di Kantor Cabang Bank Tabungan Negara. Ketentuan Kredit : Untuk Kredit Modal Kerja dapat diberikan maksimal sebesar 70% dari dari kebutuhan Modal Kerja. Khusus untuk pemohon CV / Perorangan, maksimal kredit yang dapat diberikan sebesar Rp 500 juta. Jangka waktu maksimal 18 bulan. Provisi 1% dari maksimal kredit (eenmalig) Biaya-biaya : Biaya Notaris, pengikatan barang agunan/jaminan, biaya asuransi. Agunan pokok berupa proyek/usaha yang dibiayai dengan Kredit Modal Kerja dan agunan tambahan yang ditentukan oleh bank.

23 d. Kredit Investasi Kredit investasi merupakan fasilitas pinjaman yang diberikan dalam jangka pendek, menengah, dan panjang untuk membiayai capital goods, seperti pendirian pabrik, peluasan, perbaikan perusahaan, dan pembelian mesin serta pembelian barang modal lainnya. Sektor yang dibiayai adalah : industri terkait perumahan, infrastruktur/prasarana, jalan, irigasi, jembatan, listrik, air &gas, telekomunikasi, pendidikan, kesehatan, lainlain sesuai dengan perkembangan dunia usaha dan kemampuan bank. Tujuan kredit investasi adalah : 1. Memberikan kelonggaran cash flow pada nasabah sehingga dapat lebih leluasa dalam mengelola usahanya atau mengembangkan tingkat penjualan 2. Memberikan jangka waktu kredit yang cukup panjang 3. Memberikan kemungkinan diterapkan suatu grace period dan pencicilannya Persyaratan Pemohon diantaranya adalah : pemohon adalah badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas baik Tertutup/PT maupun Terbuka/PT. Tbk., Koperasi, Perseroan Komanditer/CV, dan Perorangan, mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia yang ditentukan dalam Anggaran Dasar dan/atau perubahannya.memiliki perijinan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan usaha/produksi, sesuai ketentuan yang berlaku, dan telah

24 menjadi pemegang rekening giro di Kantor Cabang Bank Tabungan Negara. Ketentuan Kredit : Maksimal sebesar 75% dari dari total biaya investasi. Jangka waktu maksimal 15 tahun. Provisi 1% dari maksimal kredit (eenmalig) Jaminan diasuransikan secara all risk dengan Banker Clause BTN Biaya-biaya : Biaya Notaris, pengikatan barang agunan/jaminan, biaya asuransi. Agunan pokok berupa proyek yang dibiayai dengan Kredit Investasi dan agunan tambahan yang ditentukan oleh bank. e. Kredit Investasi-Industri Terkait Perumahan Kredit Investasi yang disediakan oleh Bank dalam rangka pembiayaan investasi khususnya bagi sektor-sektor industri yang terkait dengan perumahan dan atau usaha-usaha yang dapat menunjang sektor-sektor dimaksud. Persyaratan Pemohon diantaranya adalah : pemohon adalah badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas baik Tertutup/PT maupun Terbuka/PT. Tbk., Koperasi, Perseroan Komanditer/CV, dan Perorangan, mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia yang ditentukan dalam Anggaran Dasar dan/atau

25 perubahannya, memiliki perijinan yang diperlukan untuk melakukan kegiatan usaha/produksi, sesuai ketentuan yang berlaku, dan telah menjadi pemegang rekening giro di Kantor Cabang Bank Tabungan Negara. Ketentuan Kredit : Maksimal sebesar 65% dari dari total biaya investasi. Jangka waktu maksimal 15 tahun. Provisi 1% dari maksimal kredit (eenmalig) Biaya-biaya : Biaya Notaris, pengikatan barang agunan/jaminan, biaya asuransi. Agunan pokok berupa proyek yang dibiayai dengan Kredit Investasi dan agunan tambahan yang ditentukan oleh bank. f. Kredit Usaha Rakyat (KUR) Kredit modal kerja atau investasi kepada debitur yang bergerak dalam bidang usaha yang menurut skalanya berstatus sebagai usaha mikro, kecil dan menengah guna pembiayaan usaha produktif. Sektor usaha yang dapat dibiayai : Industri, Dagang, dan Jasa. Ketentuan Kredit : Maksimal kredit s/d Rp 500 juta Jangka waktu : KUR Modal Kerja maksimal 3 (tiga) tahun dan KUR Investasi maksimal 5 (lima) tahun

26 Agunan pokok adalah proyek yang dibiayai oleh bank Bank dapat meminta agunan tambahan bila dianggap perlu sesuai pertimbangan bank. g. Non Cash Loan (Garansi Bank) Persyaratan Pemohon diantaranya adalah : pemohon Garansi Bank adalah Badan Usaha yang berbadan hukum Indonesia / tidak berbadan hukum yang berdomisili di Indonesia atau berbentuk Koperasi; telah menjadi nasabah Bank BTN baik pemegang rekening Giro/Tabungan/Deposito maupun sebagai nasabah kredit; serta permohonan Garansi Bank yang diajukan harus jelas memuat penerima garansi, keperluan Garansi, jumlah/nilai garansi, jangka waktu garansi, dan perincian jaminan (kontra garansi) yang akan diberikan. Ketentuan Kredit : Maksimal nilai Garansi Bank : jumlah yang dibayarkan dikurangi kontra garansi (berupa setoran tunai / deposito) Jangka waktu garansi bank paling lama 12 bulan, terhitung sejak tanggal realisasi Garansi Bank. Provisi sebesar 1% dari nilai garansi (eenmalig)

27 D. Prosedur Pemberian Kredit Prosedur merupakan tata cara/persyaratan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Prosedur pemberian kredit pada Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Cabang Medan meliputi beberapa tahapan, meliputi : 1) Memeriksa Kelengkapan Berkas Permohonan Kredit dan Legalitas Dokumen Langkah pertama yang dilakukan analis setelah menerima berkas permohonan kredit calon debitur adalah memeriksa kelengkapan surat permohonan kredit sesuai kebutuhan yang diperlukan serta meneliti keabsahannya. Untuk permohonan kredit perorangan, seperti KPR Bersubsidi, Kredit Griya Utama, KPR BTN Platinum, Kredit Pemilikan Apartemen, dan Kredit Ringan Batara, maka dokumen yang harus dilengkapi diantaranya adalah Surat Permohonan Kredit yang diajukan kepada Kantor Cabang/Kepala Cabang yang bersangkutan, KTP (Identitas suami dan istri), Surat Nikah/Cerai, Kartu Keluarga, Riwayat Hidup, pendapatan tetap setiap bulan/surat keterangan gaji dari tempat bekerja, copy rekening giro, deposito, atau tabungan dan No.NPWP Untuk Kredit Griya Multi dan Kredit Pemilikan Ruko selain berkas-berkas yang tersebut di atas yang harus dilengkapi juga harus dilengkapi Sertifikat Hak Milik (SHM) atau Hak Guna Bangunan (HGB) dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

28 Untuk Kredit Swa Griya selain berkas-berkas seperti di atas, dokumen lain yang harus dilengkapi adalah Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB), Izin Mendirikan Bangunan (IMB), dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) pembangunan rumah. Sedangkan untuk jenis Kredit Umum/Korporasi seperti Kredit Yasa Griya, Kredit Modal Kerja-Kontraktor, Kredit Modal Kerja-Industri Terkait Perumahan, Kredit Investasi, Kredit Investasi-Industri Terkait Perumahan, dan Kredit Usaha Rakyat, maka dokumen yang harus dilengkapi adalah Surat Permohonan Kredit dari Direksi/Kuasa Direksi, Bukti Pemegang Giro BTN, Akte Pendirian dan Akte Perubahan, Pengesahan Badan Usaha dari instansi yang berwenang, surat-surat izin perusahaan yang masih berlaku, copy Pemilikan Jaminan, Surat Kontrak, Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan, Riwayat Hidup Pimpinan dan Pengurus, Neraca Laba dan Rugi, Laporan Arus Kas, Rencana Anggaran Biaya Proyek secara keseluruhan, serta data-data keuangan lainnya. Dan jika telah dibuktikan dengan keaslian dokumen-dokumen tersebut, maka beberapa dokumen dapat difoto copy sebagai pertinggal buat bank. 2) Wawancara (Interview) Interview atau wawancara dengan pemohon kredit atau calon debitur dilakukan oleh pejabat bank (analis, kepala cabang, atau direksi bank) sebelum permohonan kredit diajukan, dalam bentuk interview pendahuluan. Melalui interview ini analis atau pejabat bank dapat

29 mengetahui kebenaran dokumen-dokumen perusahaan yang diberikan melalui keterangan-keterangan yang dijelaskan oleh calon debitur, serta disini analis juga dapat membuat kesimpulan pendahuluan, apakah kredit yang diajukan itu layak diproses atau tidak, sehingga dalam pengambilan keputusan benar-benar akan dapat dipertanggungjawabkan. Setelah proses wawancara, maka bank akan menyediakan formulir permohonan kredit yang harus dilengkapi oleh calon debitur. Formulir tersebut diisi dengan data dan informasi perusahaan secara singkat, antara lain meliputi : tanda bukti pendirian perusahaan, lokasi, bidang usaha, manajemen, uraian singkat aspek teknis, produksi, pemasaran, laporan keuangan beberapa tahun terakhir, pemegang saham, barang jaminan yang ditawarkan, dan lain-lain. 3) Investigasi/Analisis Kredit Dalam hal ini analisis kredit yang dilakukan mencakup beberapa hal, seperti : BI checking/pemeriksaan kredit macet di bank lain, penilaian calon debitur, analisis keuangan, penilaian jaringan bisnis calon debitur, analisis jaminan, dan sebagainya. a. BI Checking / Pemeriksaan Kredit Macet di Bank Lain Informasi ini diperoleh dari Bank Indonesia. Melalui BI Checking kita dapat mengetahui kualitas kredit calon debitur di bank lain. Jika calon debitur memiliki kemampuan yang sangat kuat untuk memiliki banyak fasilitas di bank lain, hal ini tidak menjadi

30 masalah. Namun kebalikannya, jika keuangan debitur tidak mencukupi untuk membayar kewajiban kreditnya di bebarapa bank, maka permohonan kredit dapat ditolak. Selain itu juga untuk mengetahui karakter calon debitur dalam memaintenance keuangannya untuk memenuhi kewajibannya di bank lain. Jika kwalitas kreditnya di baik lain buruk, maka permohonan wajib ditolak. b. Penilaian Calon Debitur dan Usaha Calon Debitur pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero),Tbk Cabang Medan menggunakan 5 C, yaitu : Character (Karakter), yaitu tabiat serta kemauan si pemohon untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang telah dijanjikan. Penilaian ini dapat dilakukan dengan interview langsung calon debitur, interview dengan rekan-rekan bisnisnya, masyarakat lingkungan tempat tinggal debitur, serta melalui relasi lainnya. Capacity yaitu penilaian yang sifatnya subyektif tentang kemampuan perusaan untuk melunasi hutang dan kewajiban lainnya tepat pada waktunya, sesuai perjanjian, dan hasil usaha yang diperoleh. Capital (Modal) yaitu penilaian atas kemampuan keuangan perusahaan jumlah dana atau modal yang dimiliki oleh calon debitur dalam artian kemampuan untuk menyertakan dana atau

31 modal sendiri. Hal ini dapat dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan, akta pendirian, dan akta perubahan. Collateral yaitu jaminan atau kemampuan perusahaan untuk menyerahkan barang jaminan/aktiva perusahaan sehubungan dengan fasilitas kredit yang diajukan. Condition of Economy yaitu menganalisis kondisi ekonomi makro yang meliputi kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya, dan lainlain yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada periode tertentu, termasuk peraturan pemerintah setempat. c. Analisa Keuangan Laporan keuangan yang dibutuhkan meliputi : Neraca dan laba rugi 3 tahun terakhir dan rekening koran bank lain 3 bulan terakhir, hal ini dimaksudkan untuk melihat: perkembangan usaha dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, ratioratio keuangan, kebutuhan permodalan, hutang dan piutang, kemampuan memperoleh laba, kondisi cash flow 3 bulan terakhir, volume transaksi. d. Penilaian Jaringan Bisnis Calon Debitur Petugas credit support akan melakukan analisa terhadap jaringan bisnis calon debitur, ini dikenal dengan Trade Cheking. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana bisnis yang dijalankan calon debitur. Kejelasan atas trade cheking dimaksud

32 untuk lebih memudahkan pihak bank mengetahui omzet atau volume transaksi dari calon debitur. e. Analisis/Penilaian Jaminan Petugas appraisal akan melakukan penilaian jaminan langsung ke lapangan karena jaminan yang berlaku di Bank Tabungan Negara adalah tanah dan bangunan. Analisis jaminan ini difokuskan kepada kemampuan calon debitur untuk menyerahkan barang jaminan baik dari segi nilai ekonomis maupun nilai yuridis. 4) On The Spot Dari data-data permohonan kredit dan wawancara yang telah dilakukan, maka akan dicek kebenarannya melalui peninjauan ke lapangan. Dalam hal ini akan dilakukan peninjauan atas berbagai objek usaha calon debitur dan jaminan yang ditawarkan oleh debitur. Selanjutnya dalam melakukan on the spot ini juga dilakukan penggalian informasi melalui interview di lapangan tentang berbagai hal positif maupun negatif calon debitur tersebut. 5) Resiko Perkreditan Di dalam persetujuan pemberian kredit terkandung resiko yang perlu dipahami terlebih dahulu dalam proses perencanaan kredit, apakah resiko tersebut tergolong resiko yang dapat dikendalikan atau resiko liar. Adapun resiko-resiko yang perlu dipahami dan dipertimbangkan dalam proses persetujuan pemberian kredit adalah resiko sifat usaha,

33 resiko geografis, resiko politik, resiko ketidakpastian, resiko inflasi, dan resiko persaingan. 6) Keputusan Kredit Dari hasil analisis lengkap yang disajikan oleh para analis kredit dan setelah melalui proses rekomendasi dan pendapat dari pejabat-pejabat bank yang terkait melalui komite kredit, maka akan ada keputusan kredit disetujui atau ditolak. Jika permohonan kredit disetujui, maka dipersiapkan administrasinya, biasanya keputusan kredit akan mencakup : jenis dan maksud kredit; limit dan jangka waktu kredit; suku bunga dan provisi; jaminan kredit; dan ketentuan lainnya; biayabiaya yang harus dibayar. 7) Perjanjian Kredit Kegiatan ini merupakan lanjutan dari diputuskannya persetujuan kredit, maka sebelum kredit dicairkan terlebih dahulu calon debitur menandatangani perjanjian kredit, mengikat jaminan dengan hipotek dan surat perjanjian atau pernyataan yang dibutuhkan, melengkapi laporan-laporan yang disyaratkan, dan diperlukan juga persetujuan pencairan kredit oleh pejabat yang berwenang. Penandatanganan dilaksanakan antara bank dengan debitur secara langsung atau juga dapat dilakukan melalui notaris. Biaya yang timbul atas pengikatan ini menjadi beban calon debitur.

34 8) Realisasi Kredit Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di Bank Tabungan Negara. Pihak bank mempersiapkan formulir Permohonan Pembukaan Fasilitas (PPF) dan formulir Permohonan Pencairan Kredit. Formulir Persetujuan Kredit dari Komite Kredit beserta PPF dan PPK diserahkan kepada Kredit Support untuk dibukakan Fasilitas, dan untuk selanjutnya kepada Bagian Administrasi Kredit untuk dapat dicairkan pinjaman ke rekening nasabah. Dalam hal ini Bank Tabungan Negara menerbitkan SP3K (Surat Penegasan Persetujuan Penyediaan Kredit). 9) Penyaluran/pencairan dana Adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit. Pencairan kredit dilakukan ke rekening debitur masingmasing. Sedangkan pembayaran angsuran pinjaman dilakukan oleh masing-masing instansi dimana debitur bekerja atau instansi pengelola dana pensiun setiap bulannya yang langsung disetorkan Bank Tabungan Negara atau ditransfer melalui bank lain. E. Jaminan yang Disyaratkan Jaminan adalah aktiva yang diserahkan kepada bank oleh calon debitur sebagai jaminan atas limit kredit yang diajukan. Untuk melindungi

35 uang yang dicairkan lewat kredit resiko kerugian, maka pihak bank membuat pagar pengamanan. Pagar pengamanan yang dibuat berupa jaminan yang harus disediakan debitur, tujuannya adalah untuk melindungi kredit dari risiko kerugian. Persyaratan untuk jaminan kredit adalah : Jaminan kredit harus memiliki nilai ekonomis yang memadai, yaitu dapat diperjualbelikan secara bebas, memiliki nilai lebih besar dari limit kredit, mudah dipasarkan tanpa mengeluarkan biaya pemasaran yang berarti, memiliki prospek nilai yang baik, dan memiliki manfaat ekonomis yang lebih panjang dari jangka waktu kredit; Jaminan kredit harus memiliki syarat atau nilai yuridis, yaitu milik perusahaan calon debitur, ada dalam kekuasaan calon debitur, tidak berada dalam persengketaan, memiliki bukti-bukti kepemilikan yang sah, dan memenuhi persyaratn untuk diadakan pengikatan secara yuridis. Adapun bentuk jaminan yang disyaratkan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Cabang Medan adalah berupa benda tak bergerak seperti tanah dan bangunan. Tanah harus disertai dengan Sertifikat Hak Milik (SHM), sedangkan bangunan harus disertai dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

36 F. Upaya Penanggulangan Kredit Bermasalah Setiap bank pasti menghadapi kredit bermasalah sekalipun bank telah melakukan pemeriksaan terhadap calon debitur. Petugas credit support akan melakukan analisa terhadap jaringan bisnis calon debitur, yang dikenal dengan Trade Cheking. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana bisnis yang dijalankan calon debitur. Apakah data penjualan atau pembelian yang dilakukan adalah benar atau fiktif belaka. Dan selain itu, pihak bank harus melakukan pemeriksaan kredit macet di bank lain atau di Bank Tabungan Negara sendiri. Apabila kredit sudah bermasalah maka bank akan memikirkan dan mencari upaya untuk menyelamatkannya melalui program penyelamatan kredit sebelum akhirnya menempuh upaya-upaya penyelamatan kredit bermasalah yang dilakukan oleh PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Cabang Medan, yaitu : 1. Penjadwalan kembali (Rescheduling) yaitu melakukan perubahan atau penjadwalan kembali jangka waktu pelunasan kredit. Upaya penyelamatan kredit dengan jalan penjadwalan kembali pelunasan kredit terutama dilakukan apabila debitur tidak dapat melunasi angsuran kredit yang telah jatuh tempo, namun dari hasil evaluasi bank mengetahui bahwa prospek kondisi keuangan debitur di masa depan tidak mengkhawatirkan.

37 2. Persyaratan kembali (Reconditioning) yaitu melakukan perubahan atas sebagian atas sebagian atau seluruh syarat-syarat perjanjian kredit yang tidak terbatas hanya pada perubahan jadwal jangka waktu kreditnya. 3. Penataan kembali (Restructuring) yaitu melakukan peninjauan kembali atas perjanjian kredit dan bila perlu perjanjian kredit tersebut ditambahkan atau dikurangi. 4. Kombinasi yaitu merupakan kombinasi dari ketiga jenis yang diatas. Seorang nasabah dapat saja diselamatkan dengan kombinasi antara rescheduling dengan restructuring, misalnya jangka waktu diperpanjang modal ditambah. 5. Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah benar-benar tidak punya itikad baik ataupun sudah tidak mampu lagi untuk membayar semua utang-utangnya, tindakan bank adalah menyita jaminan yang telah digunakan oleh nasabah. G. Sistem Pengawasan Intern Terhadap Pemberian Kredit Setelah melakukan analisis kredit dengan baik, maka kegiatan yang harus dilakukan oleh bank adalah kegiatan pengelolaan dan pengawasan kredit baik yang dilakukan secara administratif maupun langsung. Pengawasan kredit sebelum pencairan telah dilakukan pada saat pemeriksaan dokumen kredit, analisa keuangan, kualitas kredit di bank

38 lain, karakter calon debitur, dan sebagainya pada prosedur pemberian kredit. Ketatnya pemeriksaan sebelum pencairan kredit dilakukan bukan berarti setelah pencairan kredit pengawasan tidak perlu dilakukan lagi, bahkan lebih ketat dari sebelum pencairan kredit dilakukan. Hal ini mengingat dana telah diterima oleh debitur, sehingga monitoring ketat terhadap kemampuan bayar debitur menjadi perhatian yang sangat khusus. Secara khusus, prosedur pengawasan kredit dilakukan oleh Unit Penyalur Kredit (Mortgage and Consumer Lending Unit), Accounting and Control, Deputy Branch Manager, dan Internal Audit Division, namun secara moral kewajiban pengawasan tersebut juga melekat pada bagian lainnya, sehingga meningkatkan kualitas pengawasan kredit secara berkesinambungan. Secara umum dalam pengawasan kredit di Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Cabang Medan dilakukan oleh bagian : a) Unit Penyalur Kredit (Mortgage and Consumer Lending Unit ) Setiap kredit yang telah dicairkan harus dilakukan pengawasan oleh pihak-pihak yang terkait dalam pengawasan termasuk di dalamnya Unit Penyalur Kredit. Unit Penyalur Kredit ini melakukan pengawasan berupa : Ketepatan jumlah pencairan, suku bunga, jangka waktu, jenis kredit yang dicairkan

39 Monitoring terhadap ketepatan pembayaran kewajiban nasabah, berikut dendanya jika ada Konsisten terhadap standard prosedur pencairan kredit, prosedur penetapan bunga kredit, prosedur pemberlakuan denda, dan prosedur penanganan kredit bermasalah Jika ditemukan penyimpangan dalam pencairan dan penyelesaian kredit, maka Unit Penyalur Kredit melaporkan kepada Pimpinan Cabang untuk diambil langkah perbaikan dengan tembusan ke Satuan Kerja Audit Intern Kantor Pusat b) Accounting and Control Pengawasan yang dilakukan oleh Unit Accounting and Control dalam memaintenance debiturnya setelah dilakukan pencairan adalah : Memastikan bahwa tidak terjadi penyalahgunaan dana kredit yang diberikan. Sehingga tujuan utama pemberian kredit tercapai dan secara keuangan debitur tidak terganggu. Monitoring waktu bayar dan kemampuan bayar debitur setiap bulannya. Accounting and Control harus memiliki catatan tersendiri mengenai kondisi debiturnya, sehingga dapat dilihat perkembangan kualitas debitur

40 Jika waktu bayar dan kemampuan bayar menunjukkan gejala, maka secara dini Accounting and Control harus melakukan pendekatan dan menganalisa debitur secara mendalam. Mengeluarkan Surat Peringatan 1, 2, atau 3 jika jadwal pembayaran kewajiban sudah menunjukkan kualitas yang buruk. Melakukan kunjungan ke nasabah atau usaha nasabah secara periodik untuk memastikan bahwa usaha masih berjalan dan prospek. Jika dalam proses peninjauan ini terdeteksi debitur memperlihatkan usaha yang mulai memburuk, maka Accounting and Control harus membuat action plan untuk menindaklanjuti kondisi ini. Memintakan laporan keuangan secara periodik untuk memastikan kemampuan usahanya menghasilkan laba, sebagai kelanjutan dari pemenuhan kelancaran pembayaran kewajiban kepada bank. Sesering mungkin memonitoring dana debitur di rekening jika mendekati jatuh tempo pembayaran. Dan sesering mungkin pula memintakan debitur untuk menyediakan dana di rekeningnya jika ternyata dana yang dimaksud tidak tersedia untuk membayar kewajiban bulanannya.

41 Memonitoring kualitas nasabah dari kondisi kolektibilitasnya di Bank Tabungan Negara setiap bulannya. Jika kondisi kualitas kreditnya menurun segera dilakukan investigasi dari sisi keuangan, usaha dan prospeknya, cash flow usahanya, karakter debitur, dan sebagainya. c) Deputy Branch Manager Pengawasan yang dilakukan pada bagian Deputy Branch Manager adalah untuk menjaga kualitas debitur. Di unit ini pengawasan dilakukan secara tidak langsung, melainkan pengawasan dilakukan dengan memonitoring pengawasan kredit pada divisi lain, apakah kredit berjalan dengan baik atau tidak. Pada unit Deputy Branch Manager ini, pengawasan intern dilakukan dengan data-data atau laporan-laporan yang diperoleh dari unit pengawasan kredit lainnya tentang kualitas kredit tersebut. Sehingga di unit ini akan diambil plan action terkait dengan kualitas kredit tersebut. Jika debitur memiliki pinjaman di bank lain khususnya pinjaman yang bernilai relative besar, maka secara rutin memonitoring kualitas pinjaman tersebut, apakah mengalami penurunan kualitas atau tidak. Unit ini secara periodik akan meninjau jaminan debitur yang dijaminkan ke bank. Perlakuan ini dimaksudkan untuk memastikan kondisi apakah jaminan masih dalam kondisi baik, atau tidak dialihkan kepada pihak lain dsb. sehingga memberi keyakinan

42 kepada bank bahwa kondisi jaminan aman untuk mengkover kredit yang diberikan. Memeriksa dokumen akte pendirian perusahaan debitur. Apakah terdapat pergantian pengurus yang berakibat kepada kebijakan perusahaan debitur dalam menjalankan bisnisnya. Jika terdapat hal demikian maka, maka wajib dimintakan dokumen akte terbaru, sebagai penanggung jawab jalannya bisnis dan kewajibannya kepada Bank Tabungan Negara. Memintakan laporan keuangan debitur kepada marketing setiap 3 bulan sekali. Untuk kredit > 5 milyar rupiah, laporan keuangan harus diperiksa oleh Auditor independent. Sedangkan pinjaman lebih kecil dari 5 milyar rupiah laporan keuangan cukup bersifat internal. Jika kredit telah dalam kondisi buruk atau macet, maka disiapkan rencana pelelangan atau penjualan jaminan kepada pihak lain. d) Internal Audit Division Keterlibatan Unit Internal Audit Division dalam pengawasan kredit di Bank Tabungan Negara Cabang Medan tidak bersifat langsung. Unit ini menganalisa atau melakukan review atas kredit yang telah dicairkan melalui : Meriview dan mengaudit proses pencairan kredit dari permohonan awal sampai dengan pencairannya

43 Meriview dan mengaudit dokumen-dokumen kredit yang dipersyaratkan Meriview dan mengaudit usaha debitur keterkaitannya dengan kemampuan bayar Meriview dan mengaudit kualitas kredit debitur untuk jangka waktu tertentu Meriview dan mengaudit kebijakan yang diambil manajemen cabang dalam mengantisipasi risiko kredit dan mengatisipasi kredit bermasalah Memprediksi risiko yang timbul atas penyimpangan yang terjadi terhadap proses pencairan kredit Memprediksi risiko yang timbul atas kesalahan dalam penyelesaian kredit bermasalah di Bank Tabungan Negara Cabang Medan.

BAB II. PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), Tbk CABANG MEDAN. Hindia belanda melakukan Koninkljik Besluit no. 27 tanggal 16 Oktober 1897

BAB II. PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), Tbk CABANG MEDAN. Hindia belanda melakukan Koninkljik Besluit no. 27 tanggal 16 Oktober 1897 BAB II PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO), Tbk CABANG MEDAN A. Sejarah Ringkas Perusahaan Dengan maksud mendidik masyarakat agar gemar menabung, pemerintah Hindia belanda melakukan Koninkljik Besluit no.

Lebih terperinci

BAB II PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. Pemerintah Hindia belanda melakukan Koninkljik Besluit no. 27 tanggal

BAB II PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. Pemerintah Hindia belanda melakukan Koninkljik Besluit no. 27 tanggal BAB II PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK A. Sejarah Ringkas Perusahaan Pemerintah Hindia belanda melakukan Koninkljik Besluit no. 27 tanggal 16 Oktober 1897 mendirikan Posts Paar Bank, dengan maksud

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 3.1 Sejarah Singkat PT BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 3.1 Sejarah Singkat PT BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk. BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Singkat PT BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk. Dengan maksud mendidik masyarakat agar gemar menabung, Pemerintah Hindia Belanda melalui Koninklijk Besluit Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat dalam bentuk tabungan. Visi dan Misi Bank Tabungan Negara (Persero) Adapun Misi bank BTN adalah:

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat dalam bentuk tabungan. Visi dan Misi Bank Tabungan Negara (Persero) Adapun Misi bank BTN adalah: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT. Bank Tabungan Negara adalah sebuah perusahaan persero dengan dikeluarkannya PP No. 24 Tahun 1992 tanggal 29 April 1992 yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha Bentuk Usaha. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk merupakan badan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha Bentuk Usaha. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk merupakan badan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk merupakan badan usaha milik negara yang berbentuk perseroan terbatas dan bergerak di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dengan maksud mendidik masyarakat agar gemar menabung. Pemerintah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dengan maksud mendidik masyarakat agar gemar menabung. Pemerintah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Perusahaan Dengan maksud mendidik masyarakat agar gemar menabung. Pemerintah Hindia Belanda melalui Koninklijk Besluit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Visi & Misi PT Bank Tabungan Negara (Persero) tbk: Mengembangkan human capital yang berkualitas dan memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Visi & Misi PT Bank Tabungan Negara (Persero) tbk: Mengembangkan human capital yang berkualitas dan memiliki BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT Bank Tabungan Negara (Persero) tbk adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang berbentuk perseroan terbatas. Sejak

Lebih terperinci

Kesimpulan dan Saran 47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dan Saran 47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dan Saran 47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan dari bab sebelumnya, mengenai Studi Tentang Analisis Keuangan untuk Menilai Kelayakan Pemberian Kredit

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. prosedur juga dapat memudahkan para pekerja dalam menyelesaikan suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. prosedur juga dapat memudahkan para pekerja dalam menyelesaikan suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Prosedur Prosedur merupakan rangkaian atau langkah-langkah yang dilaksanakan untuk menyelesaikan kegiatan atau aktivitas, sehingga dapat tercapainya tujuan yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Pemerintah Hindia Belanda melalui Koninklijk Besluit nomor 27 tanggal 16 Oktober 1897 mendirikan Postpaaarbank, dengan tujuan mendidik masyarakat agar

Lebih terperinci

INTERNAL CONTROL QUESTIONNAIRES PADA PENGENDALIAN INTERN ATAS PEMBERIAN KREDIT PADA KOPERERASI PATRA. Pemberian Kredit

INTERNAL CONTROL QUESTIONNAIRES PADA PENGENDALIAN INTERN ATAS PEMBERIAN KREDIT PADA KOPERERASI PATRA. Pemberian Kredit L1 INTERNAL CONTROL QUESTIONNAIRES PADA PENGENDALIAN INTERN ATAS PEMBERIAN KREDIT PADA KOPERERASI PATRA Pemberian Kredit No Pertanyaan Ya Tidak Keterangan 1 Apakah koperasi memiliki standar operasional

Lebih terperinci

: MARINA RUMONDANG P. TAMPUBOLON NPM :

: MARINA RUMONDANG P. TAMPUBOLON NPM : PROSEDUR KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)Tbk CABANG BEKASI Nama : MARINA RUMONDANG P. TAMPUBOLON NPM : 46209934 Kelas : 3DA04 Dosen Pembimbing : Toto Sugiharto, PhD

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan untuk beragam keperluan, baik produktif (investasi dan modal

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan untuk beragam keperluan, baik produktif (investasi dan modal BAB IV PEMBAHASAN A. Prosedur Pembiayan BSM Oto di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Batusangkar Perbankan syariah menjalankan fungsi yang sama dengan perbankan konvensional, yaitu sebagai lembaga intermediasi

Lebih terperinci

Prosedur Pengajuan Kredit Pemilikan Rumah dan Pengendalian Internal KPR di PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Kantor Cabang Bekasi

Prosedur Pengajuan Kredit Pemilikan Rumah dan Pengendalian Internal KPR di PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Kantor Cabang Bekasi Prosedur Pengajuan Kredit Pemilikan Rumah dan Pengendalian Internal KPR di PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Kantor Cabang Bekasi Nama : Aulia Kurniasari NPM : 51213499 Program Studi Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian bank menurut UU Perbankan No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan

Lebih terperinci

Analisis Sistem Pengendalian Intern atas Pemberian Kredit Pemilikan Rumah. (Studi Kasus pada PT. Bank Central Asia, Tbk Cabang Tulungagung) Oleh:

Analisis Sistem Pengendalian Intern atas Pemberian Kredit Pemilikan Rumah. (Studi Kasus pada PT. Bank Central Asia, Tbk Cabang Tulungagung) Oleh: Analisis Sistem Pengendalian Intern atas Pemberian Kredit Pemilikan Rumah (Studi Kasus pada PT. Bank Central Asia, Tbk Cabang Tulungagung) Oleh: Rizka Maulidhia Enanto (0610233175) Dosen Pembimbing: Lutfi

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI. Bank Agroniaga pada mulanya didirikan atas pemahaman sepenuhnya dari

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI. Bank Agroniaga pada mulanya didirikan atas pemahaman sepenuhnya dari BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI A. Sejarah Ringkas Bank Agroniaga pada mulanya didirikan atas pemahaman sepenuhnya dari Dana Pensiun Perkebunan (DAPENBUN) sebagai pengelola dana pensiun karyawan seluruh

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Dana Berputar (PDB) pada Bank Syariah. Dalam menyalurkan dana pembiayaan, Bank Syariah Mandiri memiliki

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Dana Berputar (PDB) pada Bank Syariah. Dalam menyalurkan dana pembiayaan, Bank Syariah Mandiri memiliki BAB IV PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Pembiayaan Dana Berputar (PDB) pada Bank Syariah Mandiri KC Lubuk Sikaping Dalam menyalurkan dana pembiayaan, Bank Syariah Mandiri memiliki prosedur pembiayaan yang meliputi

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Dengan maksud memasyarakatkan giat menabung, Pemerintah Hindia

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Dengan maksud memasyarakatkan giat menabung, Pemerintah Hindia BAB II PROFIL PERUSAHAAN A.Sejarah PT.Bank BTN Cabang Medan Dengan maksud memasyarakatkan giat menabung, Pemerintah Hindia Belanda melalui Koninklijk Besluit No. 27 Tanggal 16 Oktober 1897 mendirikan POSTPAARBANK,

Lebih terperinci

PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT SWADANA PADA BANK TABUNGAN NEGARA CABANG BEKASI

PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT SWADANA PADA BANK TABUNGAN NEGARA CABANG BEKASI PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT SWADANA PADA BANK TABUNGAN NEGARA CABANG BEKASI Nama : Nurul Fiqih Budianti NPM : 56213721 Program Studi : DIII Manajemen Keuangan Pembimbing : Dr. Ir. Rina Sugiarti, MM. LATAR

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. prosedur pembiayaan griya di BSM Kantor Area Padang dapat diuraikan. 1. Tahap permohonan dan pengajuan persyaratan.

BAB IV PEMBAHASAN. prosedur pembiayaan griya di BSM Kantor Area Padang dapat diuraikan. 1. Tahap permohonan dan pengajuan persyaratan. BAB IV PEMBAHASAN A. Prosedur Pemberian Pembiayaan Griya Menurut Ibuk Silvany selaku Area Consumer Banking Manager, prosedur pembiayaan griya di BSM Kantor Area Padang dapat diuraikan sebagai berikut:

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. 1. Apa Visi, Misi PT.Bank BRI Cabang Krakatau Medan? Visi BRI : Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. 1. Apa Visi, Misi PT.Bank BRI Cabang Krakatau Medan? Visi BRI : Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA 1. Apa Visi, Misi PT.Bank BRI Cabang Krakatau Medan? Visi BRI : Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah. Misi BRI : 1. Melakukan kegiatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredit 2.1.1 Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti kepercayaan, atau credo yang berarti saya percaya (Firdaus dan Ariyanti, 2009).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sama pemerintah jepang membekukan Postspaar Bank dan menggantinya

BAB I PENDAHULUAN. sama pemerintah jepang membekukan Postspaar Bank dan menggantinya BAB I PENDAHULUAN Bentuk Usaha 1.1 Sejarah Perusahaan Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, dimulai pada tahun 1897 dengan mendirikan perseroan yang di beri nama Postspaar Bank, lalu pada tahun yang sama

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT SKALA MIKRO PADA BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT SKALA MIKRO PADA BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT SKALA MIKRO PADA BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR Oleh : YENI RAHMA MEI SAPUTRI NIM : 2012110486 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Konsumer-unit pemasaran di Kantor Cabang Bank BJB Tasikmalaya yang beralamat

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Konsumer-unit pemasaran di Kantor Cabang Bank BJB Tasikmalaya yang beralamat BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Bidang pelaksanaan kuliah kerja praktek, penulis ditempatkan dibagian Konsumer-unit pemasaran di Kantor Cabang Bank BJB Tasikmalaya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PT BANK TABUNGAN NEGARA. A. Sejarah Perusahaan PT. Bank Tabungan Negara

BAB II GAMBARAN UMUM PT BANK TABUNGAN NEGARA. A. Sejarah Perusahaan PT. Bank Tabungan Negara BAB II GAMBARAN UMUM PT BANK TABUNGAN NEGARA A. Sejarah Perusahaan PT. Bank Tabungan Negara Dengan maksud mendidik masyarakat agar gemar menabung, Pemerintah Hindia Belanda melalui Koninklijk Besluit No.27

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN. Dari PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR CABANG PONOROGO

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN. Dari PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR CABANG PONOROGO LAMPIRAN LAMPIRAN 1 SURAT IJIN PENELITIAN Dari PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR CABANG PONOROGO LAMPIRAN 2 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA PT. Bank Negara Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Perusahaan memerlukan sistem untuk menunjang kegiatan perusahaan dengan kata lain sistem merupakan rangkaian dari prosedur yang saling berkaitan dan secara

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat menyimpulkan beberapa hal. Selain itu juga memberikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat menyimpulkan beberapa hal. Selain itu juga memberikan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan serangkaian penelitian yang telah dijelaskan di dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat menyimpulkan beberapa hal. Selain itu juga memberikan saran untuk Bank BTN Cabang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Proses Pembiayaan Murabahah Modal Kerja

BAB IV PEMBAHASAN. A. Proses Pembiayaan Murabahah Modal Kerja BAB IV PEMBAHASAN A. Proses Pembiayaan Murabahah Modal Kerja 1. Permohonan Nasabah datang ke bank untuk mengajukan permohonan pembiayaan murabahah modal kerja, maka nasabah harus mengisi formulir (lampiran

Lebih terperinci

VI. MEKANISME PENYALURAN KREDIT BNI TUNAS USAHA (BTU) PADA UKC CABANG KARAWANG

VI. MEKANISME PENYALURAN KREDIT BNI TUNAS USAHA (BTU) PADA UKC CABANG KARAWANG VI. MEKANISME PENYALURAN KREDIT BNI TUNAS USAHA (BTU) PADA UKC CABANG KARAWANG Latar belakang diluncurkannya fasilitas kredit BNI Tunas Usaha (BTU) adalah Inpres Presiden No. 6 Tahun 2007 tentang Kebijakan

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PD.BPR BKK TAMAN. KAB.PEMALANG penulis ditempatkan pada Bagian Kredit pada aspek

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PD.BPR BKK TAMAN. KAB.PEMALANG penulis ditempatkan pada Bagian Kredit pada aspek BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PD.BPR BKK TAMAN KAB.PEMALANG penulis ditempatkan pada Bagian Kredit pada aspek penyaluran kredit,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI Menimbang : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical), BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN STANDARD OPERATING PROCEDURE ADMINISTRASI KREDIT PEMILIKAN RUMAH DALAM RANGKA SEKURITISASI

PEDOMAN PENYUSUNAN STANDARD OPERATING PROCEDURE ADMINISTRASI KREDIT PEMILIKAN RUMAH DALAM RANGKA SEKURITISASI Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/ 38 /DPNP tanggal 31 Desember 2010 PEDOMAN PENYUSUNAN STANDARD OPERATING PROCEDURE ADMINISTRASI KREDIT PEMILIKAN RUMAH DALAM RANGKA SEKURITISASI Lampiran Surat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. lembaga keuangan yang kegiatannya adalah dalam bidang jual beli uang.

BAB II LANDASAN TEORI. lembaga keuangan yang kegiatannya adalah dalam bidang jual beli uang. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sumber Dana Bank Sumber dana bank merupakan usaha bank dalam menghimpun dana untuk membiayai kegiatan operasinya. Hal ini sesuai dengan fungsi bank dalam lembaga keuangan yang

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil kajian penulis selama kegiatan Kuliah Kerja

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil kajian penulis selama kegiatan Kuliah Kerja BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil kajian penulis selama kegiatan Kuliah Kerja Praktek berlangsung, baik hasil kajian dari data primer yang merupakan hasil wawancara, maupun dari

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Dalam pelaksanaan kerja praktek pada Bank Jabar Banten (PT Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten) cabang utama Bandung, penulis

Lebih terperinci

SISTEM PERHITUNGAN BUNGA KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH BTN SUBSIDI (RUMAH SEJAHTERA TAPAK FLPP) PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk.

SISTEM PERHITUNGAN BUNGA KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH BTN SUBSIDI (RUMAH SEJAHTERA TAPAK FLPP) PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. SISTEM PERHITUNGAN BUNGA KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH BTN SUBSIDI (RUMAH SEJAHTERA TAPAK FLPP) PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. CABANG BOGOR Anisa Usnul Fatimah dan Widhi Ariyo Bimo Universitas

Lebih terperinci

BAB IV. PEMBIAYAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) MIKRO ib PADA BRISYARIAH KANTOR CABANG PADANG

BAB IV. PEMBIAYAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) MIKRO ib PADA BRISYARIAH KANTOR CABANG PADANG BAB IV PEMBIAYAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) MIKRO ib PADA BRISYARIAH KANTOR CABANG PADANG A. Pengertian Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro ib pada Bank BRISyariah Kantor Cabang Padang 1. Pengertian

Lebih terperinci

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA A. Pengertian Pengalokasian Dana Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk tabungan, simpanan giro dan deposito adalah menyalurkan

Lebih terperinci

By : Angga Hapsila, SE.MM

By : Angga Hapsila, SE.MM By : Angga Hapsila, SE.MM BAB VI MANAJEMEN KREDIT 1. PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN KREDIT 2. PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT 3. KUALITAS KREDIT 4. TEKNIK PENYELESAIAN KREDIT MACET PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN KREDIT

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kasmir (2010:11) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan. kemasyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Kasmir (2010:11) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan. kemasyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2010:11) Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dan menyalurkannya kembali dana tersebut kemasyarakat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pengajuan Pembiayaan Murabahah di PT BPRS PNM Binama Semarang Dalam proses pengajuan pembiayaan murabahah di PT BPRS PNM Binama Semarang, terdapat beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha. sejak tahun 1897 dengan nama Postspaarbank. Di era kemerdekaan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha. sejak tahun 1897 dengan nama Postspaarbank. Di era kemerdekaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau yang lebih dikenal dengan nama Bank BTN memiliki sejarah yang sangat panjang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Prosedural deposito sebagai jaminan pembiayaan pada PT. Bank. a. Dana aman dan terjamin dikelola secara syariah.

BAB IV PEMBAHASAN. A. Prosedural deposito sebagai jaminan pembiayaan pada PT. Bank. a. Dana aman dan terjamin dikelola secara syariah. BAB IV PEMBAHASAN A. Prosedural deposito sebagai jaminan pembiayaan pada PT. Bank Syariah Mandiri KC Pariaman Manfaat deposito yaitu: a. Dana aman dan terjamin dikelola secara syariah. b. Bagi hasil yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Mekanisme Pelaksanaan Produk Pembiayaan KPR pada Bank Jateng Syariah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah suatu fasilitas kredit yang diberikan oleh perbankan kepada

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dengan melihat uraian diatas maka penulis menyusun laporan kerja

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dengan melihat uraian diatas maka penulis menyusun laporan kerja BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Dengan melihat uraian diatas maka penulis menyusun laporan kerja praktek dan menuangkannya dengan judul PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. didirikannya Postspaarbank di Batavia (sekarang Jakarta) pada tahun 1897.

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. didirikannya Postspaarbank di Batavia (sekarang Jakarta) pada tahun 1897. 22 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Berdirinya Bank Tabungan Negara Menurut www.wikipedia.com sejarah Bank BTN dimulai dengan didirikannya Postspaarbank di Batavia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibandingkan anggota lembaga keuangan lainnya (Mangani, K.S:2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibandingkan anggota lembaga keuangan lainnya (Mangani, K.S:2009). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Pengertian bank Bank adalah anggota lembaga keuangan yang paling dominan, mampu memobilisasi dana, mengumpulkan dan mengalokasikan dana dalam jumlah besar dibandingkan

Lebih terperinci

BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA SEKTOR PERTANIAN A.

BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA SEKTOR PERTANIAN A. BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA SEKTOR PERTANIAN A. Mekanisme Pembiayaan Murabahah 1. Prosedur Pembiayaan Murabahah Dalam melaksanakan fungsinya sebagai lembaga keuangan mikro syariah,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kredit 2.1.1 Pengertian Kredit Pengertian kredit secara umum, kredit adalah sesuatu yang mempunyai nilai ekonomis pada saat sekarang ini atas dasar kepercayaan sebagai pengganti

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN SUBSIDI PERUMAHAN MELALUI KPRS/KPRS MIKRO BERSUBSIDI Nomor : 17 Tahun 2011 Tanggal : 5 Agustus 2011 BAB I PENGERTIAN Dalam

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Bank Tabungan Negara (BTN) Syariah Bank BTN adalah suatu lembaga yang bergerak sebagai sarana penghimpun dana dari masyarakat serta menyalurkan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA digilib.uns.ac.id BAB III DESKRIPSI LEMBAGA A. Sejarah PD. Bank Perkreditan Rakyat BKK Boyolali Perusahaan Daerah BPR BKK Boyolali Kota Kabupaten Boyolali merupakan hasil dari merger 18 PD.BPR BKK se Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 9 BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Gambaran Umum Perusahaan Pendirian Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dilatar belakangi oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 33 tahun 1960 tentang penentuan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN SUBSIDI PERUMAHAN MELALUI KPRS/KPRS MIKRO SYARIAH BERSUBSIDI Nomor : 18 Tahun 2011 Tanggal : 5 Agustus 2011 BAB I PENGERTIAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Murabahah bil Wakalah pada Produk ib Investasi Line Facility di Bank Jateng Cabang Syariah Semarang Produk Pembiayaan ib Investasi adalah salah

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT.BANK SUMUT CAPEM MANDALA BY PASS. Terbatas. Berdasarkan Undang-undang 13 Tahun 1962 tentang ketentuan Pokok

BAB II PROFIL PT.BANK SUMUT CAPEM MANDALA BY PASS. Terbatas. Berdasarkan Undang-undang 13 Tahun 1962 tentang ketentuan Pokok BAB II PROFIL PT.BANK SUMUT CAPEM MANDALA BY PASS A. Sejarah Singkat PT. Bank SUMUT Bank pembangunan Daerah Sumatera Utara didirikan pada tanggal 04 November 1961 dengan Akte Notaris Rusli Nomor 22 dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia seperti sektor perdagangan,

Lebih terperinci

: FEBRINA GINTING NPM : PEMBIMBING : Dr. SRI SUPADMINI, SE., MM

: FEBRINA GINTING NPM : PEMBIMBING : Dr. SRI SUPADMINI, SE., MM SISTEM AKUNTANSI PEMBERIAN KREDIT USAHA MIKRO PADA PT BANK MANDIRI (PERSERO), TBK CABANG MMU JAKARTA PULOGADUNG NAMA : FEBRINA GINTING NPM : 42211783 PEMBIMBING : Dr. SRI SUPADMINI, SE., MM LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredit Usaha Mikro Pasal 1 angka (1) Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menyebutkan: Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

Lebih terperinci

2. Bagaimanakah pelaksanaan (di Kantor Pusat dan Kantor Cabang) kebijakan perkreditan tersebut?

2. Bagaimanakah pelaksanaan (di Kantor Pusat dan Kantor Cabang) kebijakan perkreditan tersebut? Questioner 1. Apakah Bank BTN memiliki kebijakan perkreditan Bank? Ya, Bank BTN memiliki kebijakan perkreditan bank. Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia melalui SK Direktur BI No.27/162/KEP./Dir. tgl

Lebih terperinci

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. mengetahui bagaimanakan sistem pengendalian kredit Gambaran Singkat Koperasi Simpan Pinjam TABITA

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. mengetahui bagaimanakan sistem pengendalian kredit Gambaran Singkat Koperasi Simpan Pinjam TABITA BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan data yang diperoleh melalui penelitian, maka bab ini akan dijelaskan hasil pengolahan data beserta pembahasannya. Hasil penelitian tersebut untuk menjawab

Lebih terperinci

KUALITAS ASET PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN ASET PRODUKTIF BPR

KUALITAS ASET PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN ASET PRODUKTIF BPR LAMPIRAN I PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR XX/POJK.03/2018 TENTANG KUALITAS ASET PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN ASET PRODUKTIF BPR PEDOMAN STANDAR KEBIJAKAN PERKREDITAN BANK PERKREDITAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Suatu penelitian kaitan antara landasan teori dan fakta empirik sangat penting. Menghindari kesalahan pengertian dalam pemahaman dan untuk memperoleh kesatuan pandangan terhadap beberapa

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI -1- SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI Sehubungan dengan amanat Pasal 51 Peraturan Otoritas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : Permberian prestasi oleh

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Loan Service. Tugas tugas yang dilaksanakan antara lain : sesuai dengan prosedur pemberian kredit yang benar.

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Loan Service. Tugas tugas yang dilaksanakan antara lain : sesuai dengan prosedur pemberian kredit yang benar. BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 1.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Selama penulis melaksanakan kerja praktek, penulis ditempatkan pada bagian Loan Service. Tugas tugas yang dilaksanakan antara lain

Lebih terperinci

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT A. Sejarah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Perkreditan Rakyat atau BPR memiliki sejarah yang panjang didalam timeline industri perbankan di Indonesia. Awalnya BPR dibentuk

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)  36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tahapan Proses Pembiayaan Istishna Berikut ini adalah tahapan proses pembiayaan istishna yang diterapkan oleh PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk terhadap para calon

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kredit 2.1.1 Pengertian Kredit Menurut Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Kredit adalah penyediaan uang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Fungsi Bank Umum dalam Pemberian Kredit. bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Fungsi Bank Umum dalam Pemberian Kredit. bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Fungsi Bank Umum dalam Pemberian Kredit Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

Lebih terperinci

Financial Check List. Definisi Pembiayaan. Mengapa Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan? Kapan Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan?

Financial Check List. Definisi Pembiayaan. Mengapa Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan? Kapan Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan? Daftar Isi Financial Check List 1 01 Definisi Pembiayaan 3 02 Mengapa Masyarakat Memerlukan Jasa Pembiayaan? 5 5 03 Kapan Masyarakat Memerlukan Jasa Pembiayaan? 6 6 04 Siapa Saja Nasabah 8 Jasa Pembiayaan?

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. nasabahnya. Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal tentang pembiayaan

BAB IV HASIL PENELITIAN. nasabahnya. Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal tentang pembiayaan 60 BAB IV HASIL PENELITIAN Pembiayaan merupakan salah satu diantara produk yang ditawarkan pada bank syariah. Di Bank Syariah Mandiri Cabang Solok, pembiayaan warung mikro syariah merupakan diantara produk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Akuntansi Pengertian sistem akuntansi (Mulyadi:2010) adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Proses Pemberian Pembiayaan Oleh Account Officer Kepada Nasabah

BAB IV PEMBAHASAN. A. Proses Pemberian Pembiayaan Oleh Account Officer Kepada Nasabah BAB IV PEMBAHASAN A. Proses Pemberian Pembiayaan Oleh Account Officer Kepada Nasabah Saat memberikan pembiayaan, Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah Kantor Cabang Pembantu Payakumbuh menggunakan prinsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring berkembangnya kebutuhan masyarakat dalam mencapai suatu kebutuhan, maka terjadi peningkatan kebutuhan dari segi finansial. Untuk mendapatkan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI. Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang didirikan berdasarkan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI. Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang didirikan berdasarkan BAB II PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI A. Sejarah Ringkas Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang didirikan berdasarkan Syari ah. Bank ini didirikan karena masih banyak terdapat umat islam yang belum

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBERIAN KREDIT AGUNAN RUMAH PADA BANK TABUNGAN NEGARA

ANALISIS PEMBERIAN KREDIT AGUNAN RUMAH PADA BANK TABUNGAN NEGARA ANALISIS PEMBERIAN KREDIT AGUNAN RUMAH PADA BANK TABUNGAN NEGARA Nama : GITA FALINI NPM : 24214583 Kelas : 3EB30 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Silvia Avira, SE., MM PENDAHULUAN Latar Belakang Kredit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS BAB IV HASIL PENELITIAN A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS SURIYAH Kc Kudus Sebagai lembaga keuangan syariah aktivitas yang tidak kalah penting adalah melakkukan penyaluran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 10 November 1998 tentang perbankan, menyatakan bahwa yang dimaksud

BAB II LANDASAN TEORI. 10 November 1998 tentang perbankan, menyatakan bahwa yang dimaksud 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, menyatakan bahwa yang dimaksud dengan bank adalah badan

Lebih terperinci

BAB II. PT. BANK AGRONIAGA,Tbk. CABANG MEDAN

BAB II. PT. BANK AGRONIAGA,Tbk. CABANG MEDAN BAB II PT. BANK AGRONIAGA,Tbk. CABANG MEDAN A. Sejarah Ringkas Perusahaan Bank Agroniaga pada mulanya didirikan atas pemahaman sepenuhnya dari Dana Pensiun Perkebunan (DAPENBUN) sebagai pengelola dana

Lebih terperinci

DAFTAR ISI 1. BAB I KEBIJAKAN UMUM BAB II PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PERKREDITAN ATAU PEMBIAYAAN... 14

DAFTAR ISI 1. BAB I KEBIJAKAN UMUM BAB II PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PERKREDITAN ATAU PEMBIAYAAN... 14 -8- LAMPIRAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 42 /POJK.03/2017 TENTANG KEWAJIBAN PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN PERKREDITAN ATAU PEMBIAYAAN BANK BAGI BANK UMUM -9- DAFTAR ISI 1. BAB I KEBIJAKAN

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Prosedur pemberian pembiayaan murabahah pada Bank Syariah

BAB IV PEMBAHASAN. A. Prosedur pemberian pembiayaan murabahah pada Bank Syariah BAB IV PEMBAHASAN A. Prosedur pemberian pembiayaan murabahah pada Bank Syariah Bukopin Cabang Bukittinggi Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Oundrey Kurnia Pryatma selaku Account Officer di bank

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA A. Mekanisme Akad Murabahah Dalam Pembiayaan Kendaraan Pembiayaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara seragam.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara seragam. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Kata Prosedur Kredit terdiri dari 2 (dua) kata yaitu Prosedur dan Kredit. Menurut Ardiyos (2004:73) arti dari Prosedur adalah suatu bagian

Lebih terperinci

VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 6.1. Mekanisme Penyaluran KUR di BRI Unit Tongkol Dalam menyalurkan KUR kepada debitur, ada beberapa tahap atau prosedur yang harus dilaksanakan

Lebih terperinci

February 09, 2010 KLASIFIKASI KREDIT PERBANKAN

February 09, 2010 KLASIFIKASI KREDIT PERBANKAN KLASIFIKASI KREDIT PERBANKAN 1 KREDIT MENURUT UU NO. 10/1998 TENTANG POKOK-POKOK PERBANKAN Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA,

BUPATI PENAJAM PASER UTARA, BUPATI PENAJAM PASER UTARA 11 PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN PROGRAM PENINGKATAN EKONOMI KERAKYATAN MELALUI PINJAMAN MODAL USAHA DENGAN DANA POLA BERGULIR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Mengenai Bank 2.1.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.24, 2016 KEUANGAN OJK. BPR. Badan Kredit Desa. Transformasi. Status. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5847) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian atau pengamatan mengenai Prosedur Pemberian Kredit Usaha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian atau pengamatan mengenai Prosedur Pemberian Kredit Usaha 99 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian atau pengamatan mengenai Prosedur Pemberian Kredit Usaha Rakyat Di Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Kantor Cabang Surabaya Bukit Darmo

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Kredit Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam latar belakang, kegiatan bank ialah menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha. panjang di industri perbankan di Indonesia. Bank BTN telah berdiri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha. panjang di industri perbankan di Indonesia. Bank BTN telah berdiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau yang lebih dikenal dengan nama Bank BTN memiliki sejarah yang sangat panjang

Lebih terperinci