BAB V KONSEP DIRI COSPLAYER KOMUNITAS COSPLAY JAICO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V KONSEP DIRI COSPLAYER KOMUNITAS COSPLAY JAICO"

Transkripsi

1 BAB V KONSEP DIRI COSPLAYER KOMUNITAS COSPLAY JAICO Pada bagian ini peneliti telah menganalisa hasil dari penelitian yang dilakukan. Setelah melihat permasalahan yang ada, mencari teori yang sesuai dengan permasalahan, kemudian menentukan metodologi atau strategi yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian, dalam bab ini peneliti akan memaparkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui konsep diri cosplayer berdasarkan komunikasi simbolik Pemahaman tentang cosplay sebelum jadi cosplayer Sebelum masuk menjadi anggota dan menjadi cosplayer, anggota lama komunitas Jaico yang menjadi informan dalam penelitian ini memiliki latar belakang dan alasannya kemudian memutuskan untuk bergabung menjadi anggota komunitas Jaico dan menjadi cosplayer. Pada waktu sebelum menjadi cosplayer, mereka memiliki pemahaman menurut versi mereka sendiri tentang apa itu kegiatan cosplay, sehingga membuat mereka tertarik untuk melakukan kegiatan tersebut. Berikut penjelasan tentang apa itu cosplay, menurut informan dalam penelitian ini yaitu pandangan mereka sebelum menjadi cosplayer. Bagi seorang Henky, yang pada saat itu belum menekuni kegiatan cosplay, menurutnya cosplay adalah kegiatan dimana kita dapat memakai kostum dan memainkan peran dari tokoh atau karakter yang kita sukai di dalam anime atau film Jepang, khususnya film tokusatsu. Perkembangan kegiatan yang ada di dalam komunitas yang di bentuk membawa dia juga ikut tertarik dan terlibat juga dalam kegiatan cosplay, menjadi cosplayer sampai sekarang. Selama ini, karakter yang

2 dicosplaykan oleh Henky adalah karakter yang pendiam, dingin, dan tidak banyak bicara. Hal tersebut menurutnya karena karakter yang cenderung banyak bicara tidak cocok dengan sifat asli dirinya. Baik cosplay individu dan cosplay cabaret sudah pernah dimainkan oleh Henky. Di dalam cosplay kabaret Henky banyak belajar untuk mengembangkan kemampuannya dalam memainkan peran yang dia cosplaykan. Karena dalam cosplay kabaret yang dilakukan secara berkelompok, tentunya harus tampil bersama orang lain, maka harus ada kerja sama yang baik agar setiap karakter dapat diperankan dengan baik. Sebelum aktif menjadi cosplayer, Reyra memiliki pandangan terhadap apa itu cosplay, menurutnya cosplay adalah bagian dari cita-cita yang ingin dia penuhi, dan dia menjadi tertarik dengan cosplay, karena dengan cosplay dia dapat memakai kostum sesuai dengan karakter yang dia sukai dalam anime. Ketertarikannya itu yang membuat Reyra ingin menjadikan cosplay sebagai hobby, ditambah karena ketertarikannya pada anime Jepang sudah sejak dia masih kecil, dan membuat dia menjadi cosplayer dan terhitung menjadi anggota yang aktif di Jaico. Sebelum bergabung dalam komunitas cosplay, baik yang berada di Kudus ataupun Semarang, pandangan Tora mengenai apa itu cosplay adalah hobby yang bisa jadi sesuatu yang serius dan bisa jadi sebuah cita-cita. Karena dari kecil Tora sudah suka dengan tokoh-tokoh dalam anime dan film tokusatsu, dan ingin menjadi seperti tokoh yang disukai, dengan begitu, ketika sudah menjadi seorang cosplayer, baginya itu adalah cita-cita masa kecil yang sudah tercapai. Sebelum aktif menjadi seorang cosplayer yang sering menampilkan kostum Kamen Rider, menurut Adi kegiatan cosplay adalah kegiatan memainkan peran dengan menggunakan ksotum kemudian tampil di atas panggung menampilkan karakter sesuai dengan kostum yang dibawakan. Menurut Bety yang belum terlibat dalam komunitas cosplay atau menjadi cosplayer, kegiatan cosplay menurutnya adalah kegiatan memainkan peran dengan kostum, kemudian tampil di atas panggung dan menampilkan karakter sesuai dengan kostum yang dibawakan.

3 5.2. Panggung Belakang (Back Stage) Kegiatan di Panggung Belakang (back stage) Pertunjukan Cosplay, seperti yang telah dijelaskan pada pendahuluan dalam penelitian ini, merupakan kegiatan memerankan tokoh seperti yang ada dalam animasi dan tokusastu Jepang dengan menggunakan kostum seperti tokoh tersebut. Sebelum melakukan pertunjukan Cosplay, tentu ada beberapa hal yang harus Cosplayer persiapkan agar pertunjukan mereka berjalan dengan baik, dan supaya dapat membawakan kostum dan karakter yang mereka bawakan sesuai karakter yang ada di dalam anime dan tokusatsu.berikut akan dijelaskan tentang proses persiapan yang dilakukan oleh cosplayer dalam mempersiapkan pertunjukan cosplay. Sebelum memutuskan untuk membawakan sebuah karakter untuk dicosplaykan, terlebih dahulu ada hal penting yang harus diperhatikan. Informan dalam penelitian ini sepakat mengatakan dalam wawancara yang kami lakukan, bahwa yang paling penting dalam melakukan pertunjukan Cosplay adalah menyukai dan mengetahui dengan baik karakter yang akan mereka bawakan. Masing-masing cosplayer yang menjadi informan dari penelitian ini memiliki tokoh dan karakter favorit dalam anime dan tokusatsu.mereka mengatakan bahwa mereka menyukai tokoh tertentu dalam anime atau tokusatsu karena sifat dari karakter tersebut ataupun karena kostumnya yang bagus.seperti yang dikatakan oleh Maulida, dia menyukai salah satu tokoh yang ada dalam anime yang berjudul Fate Stay Night, yaitu Saber. Maulida mengatakan dia sangat suka dengan tokoh yang memiliki sifat kudere, yang dalam istilah bahasa Jepang berarti perempuan yag memiliki sifat lembut, kalem dan tenang. Sama hal nya dengan Maulida, Henky juga berpendapat sama saat ditanya tentang tokoh favoritnya, dia mengatakan bahwa dia menyukai tokoh laki-laki yang memiliki sifat kalem dan tenang seperti tokoh Siryuu dalam anime Saint Seiya, hal tersebut karena menurut dia karakter tersebut juga sesuai dengan karakternya dalam kehidupan sehari-hari, dan memang dia tidak cocok untuk membawakan tokoh laki-laki yang lucu dan banyak tingkah.

4 Setelah memilih dan memutuskan karakter yang akan dibawakan, persiapan selanjutnya adalah menyiapkan bahan-bahan yang akan dipakai untuk membuat kostum. Bagian utama dari pertunjukan cosplay adalah kostum, maka segala sesuatu yang berkaitan dengan pembuatan kostum harus dipersiapkan dan dikerjakan dengan baik. Untuk kostum yang berbahan kain, biasanya cosplayer membeli kainnya terlebih dahulu dan mempercayakan pembuatan kostum pada penjahit langganan mereka. Tetapi jika kostum yang akan dibuat adalah kostum armor, seperti karakter yang ada di dalam film tokusatsu, maka mereka membeli spon ati sebagai bahan dasar pembuatan armortersebut, karena untuk pembuatan armor memerlukan bahan yang kuat dan kaku, sedangkan ketebalan kostum dapat disesuaikan dengan tebal spon ati yang bervariasi. Proses pembuatan kostum harus mengikuti seperti kostum asli nya seperti yang ada dalam anime atau tokusatsu. Gambar 9 Pembuatan Kostum Cosplay Tokusatsu Kamen Rider Sumber :

5 Cara yang paling mudah adalah dengan mencetak gambar kostum yang mereka dapat dari internet, supaya dapat menjadi contoh dan panduan mereka dalam membuat kostum.setelah itu spon ati dibentuk sesuai pola, di cat dan dibuat sesuai dengan gambar yang menjadi panduan.selain kostum yang dipakai dalam pertunjukan cosplay, properti yang dipakai saat pertunjukan di atas panggung juga harus dipersiapkan supaya pertunjukan cosplay dapat ditampilkan dengan maksimal. Sambil menyelesaikan pembuatan kostum, yang dilakukan untuk mempersiapkan pertunjukan Cosplay adalah membuat skenario pertunjukan dan juga musik latar yang akan dipakai saat pertunjukan nantinya. Sekenario dibuat dapat mengambil salah satu adegan yang ada dalam anime atau tokusatsu sesuai dengan karakter yang dibawakan. Dalam sekenario yang dibuat, cosplayer merancang percakapan dan koreografer yang akan ditampilkan. Dalam pertunjukan cosplay, terdapat dua macam pertunjukan, yaitu pertunjukan individu dan pertunjukan tim atau bersama-sama atau yang biasa disebut dengan Cosplay Kabaret.Persiapan pertunjukan Cosplay Kabaret tentu saja lebih kompleks dan lebih sulit dibandingkan dengan Cosplay Individu. Yang membuat Cosplay Kabaret lebih sulit dan lebih kompleks adalah karena dalam pertunjukannya, Cosplay Kabaret menampilkan alur cerita yang lebih panjang sekitar menit dan didalamnya terdapat 3 atau lebih Cosplayer yang memerankan tokoh dalam sebuah cerita atau sekenario tertentu dalam anime atau tokusatsu. Baik cosplay individu atau Cosplay Kabaret memerlukan musik lattar yang sesuai dan mendukung pertunjukan mereka. Kemudian ada hal lain yang kadang dibutuhkan juga dalam pertunjukan Cosplay, yaitu dubbing untuk mengisi suara pada percakapan dalam pertunjukan cosplay. Dubbing dipakai untuk mendukung pertunjukan cosplay agar semakin memperkuat karakter yang ditampilkan. Dubbing atau pengisian suara pada sekenario atau musik lattar, dibuat semirip mungkin dengan karakter asli yang di cosplay-kan dan dalam anime atau tokusatsu sesuai dengan karakter yang dibawakan. Setelah kostum dan properti sudah jadi, sekenario, koreografi, musik lattar dan dubbing suara telah dilakukan, persiapan yang tidak boleh dilewatkan juga adalah proses pendalaman karakter dan latihan.

6 Kostum yang baik, harus didukung dengan pembawaan karakter yang baik juga, untuk membuat pertunjukan Cosplay yang baik, karena segala sesuatu yang telah dipersiapkan tersebut akan sangat berpengaruh pada tersampaikannya pesan pada pertunjukan cosplay Cosplayer ketika sedang di Panggung Belakang (Back Stage) Anggota Komunitas Cosplay Jaico, hampir seluruhnya adalah dari keturunan Jawa. Sebelum menjadi cosplayer dan bergabung dalam Komunitas Cosplay Jaico, dalam kehidupan sehari-hari, tentunya sangat dekat dan mencerminkan budaya Jawa. Dalam hal ini kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga maupun saat bergaul dengan masyarakat sekitar, cosplayer tersebut berada dalam komunitas alamiahnya. Karena dari kecil mereka sudah dibesarkan dengan dalam lingkungan budaya Jawa, dan melakukan aktifitas ataupun bertindak sesuai dengan budayanya. Sebelum membentuk Komunitas Jaico bersama teman-teman dan aktif sebagai seorang cosplayer, Henky melakukan kegiatan mahasiswa seperti pada umumnya, berkumpul bersama teman-teman kuliah, membicarakan tentang perkuliahan, mengerjakan tugas dan lain sebagainya. Dalam berkomunikasi dengan teman-teman, Henky terbiasa menggunakan bahasa Jawa, karena sebagian besar teman yang akrab dengannya adalah orang Jawa. Gaya berpakaian yang biasa dia gunakan untuk pergi sangat casual, menurut Henky dirinya adalah orang yang tidak terlalu memusingkan tentang penampilan. Saat pergi kuliah dia akan menggunakan pakaian casual dan rapi, ketika sedang pergi dengan teman-teman dalam acara santai dia terbiasa hanya menggunakan kaos, celana pendek dan juga sandal. Tidak seperti sekarang, sebelum terlibat dan mulai menekuni dunia cosplay, Henky tidak pernah tahu tentang makeup, baginya adalah hal yang aneh jika ada laki-laki yang memakai make-up, terutama pada kehidupan sehari-hari. Seperti halnya dengan gaya rambutnya, sebelum sering cosplay, sejak waktu masih duduk di bangku sekolah, Henky terbiasa dengan rambut pendek, tetapi ketika mulai mengenal band-band Jepang semenjak kuliah dan sering tampil di panggung, maka Henky jadi sering memanjangkan rambutnya.

7 Sebelum mengenal dan terlibat aktif dalam cosplay, Reyra adalah orang yang pendiam, hanya kepada orang yang sudah akrab saja dia merasa bisa mengobrol dan berbicara bebas. Walaupun belum aktif dalam kegiatan cosplay, Reyra sudah memiliki teman yang juga suka dengan anime Jepang yang dia kenal, yaitu teman sekolah dan juga teman kuliah yang satu Jurusan dengan dia yaitu, pendidikan bahasa Jepang. Dengan teman-temannya, diluar pembicaraan tentang sekolah, kuliah dan tugas-tugas, Reyra juga sering membicarakan tentang anime yang dia sukai dan bertukar informasi dengan teman-teman tentang anime yang baru rilis dan tayang di Jepang. Dalam hal berpakaian, sebelum aktif dalam kegiatan cosplay, Reyra mengatakan bahwa dia setiap hari hanya memakai baju yang standar, jika pergi kuliah dia mengenakan baju berkerah, celana Jeans dan juga sepatu karena di kampus memang tidak diperbolehkan menggunakan sandal. Reyra juga tidak pernah menggunakan aksesoris lain selain jam tangan. Selain cara berpakaian yang menurutnya biasa saja, dalam hal make-up Reyra setiap harinya hanya menggunakan pelembab dan bedak, hanya dalam acara tertentu, dia baru memakai make-up yang agak tebal. Dalam kehidupan sehari-hari dia tidak suka memakai make-up terlalu tebal karena akan terlihat menor, dan Reyra paling tidak suka dengan perempuan yang memakai make-up terlalu tebal apalagi yang memakainya setiap saat. Dan tentang gaya rambutnya, Reyra mengatakan hanya suka dengan rambut panjang dan hanya memotongnya sesekali saja supaya tidak terlalu panjang, karena jika terlalu panjang menurutnya akan mengganggu aktifitas dan juga susah dalam perawatannya. Ketertarikannya terhadap Cosplay sudah muncul sejak dia masih kecil, hobinya menonton anime dan film tokusatsu dari Jepang membuat dia memiliki keinginan untuk menjadi seperti tokoh-tokoh yang dia sukai dari anime dan film tokusatsu. Sebelum mengenal tentang cosplay, kesukaannya pada anime dan film tokusatsu dari Jepang dilakukan dengan mengumpulkan action figure, gundam, tamiya, dan lain sebagainya. Gaya berpakaiannya sebelum mengenal cosplay adalah

8 gaya berpakaian standar, baginya setiap pakaian yang dia beli yang penting harus awet. Jika bepergian, memakai pakaian yang rapi, sopan dan tahu pada tempatnya sudah lebih dari cukup. Sehari-hari Tora menggunakan bahasa Indonesia kepada teman yang belum akrab, kepada teman yang sudah akrab dia biasa menggunakan bahasa Jawa, dan berbeda lagi ketika berbicara dengan orang yang lebih tua, biasanya menggunakan bahasa Jawa halus sebagai tanda hormat. Saat berkumpul bersama dengan teman-teman selain anggota komunitas cosplay, biasanya Tora dan temanteman membicarakan tentang kuliah. Selain menyukai anime dan film tokusatsu, Tora juga memiliki hobi yang lain, yaitu mendaki gunung. Jadi selain memiliki teman yang sama-sama menyukai anime dan film tokusatsu, Tora juga memiliki beberapa teman dekat yang biasanya mendaki gunung bersama-sama. Tentang make-up dan gaya rambut, Tora tidak pernah memakai make-up, baginya aneh kalo laki-laki memakai make-up. Kalau gaya rambut, Tora lebih senang dengan rambut pendek, walaupun di kampus diijinkan untuk memanjangkan rambut tetapi dia memang sudah terbiasa dengan rambut pendek. Sebelum terlibat dan aktif menjadi cosplayer, Adi tidak pernah memperhatikan masalah penampilan, baik gaya berpakaian, atau gaya rambutnya. Setiap hari untuk pergi ke kantor dia memakai seragam, dan memakai sepatu. Sepulang kantor, jika akan bepergian dengan teman kantor, Adi hanya menggunakan kaos, celana Jeans dan juga sandal. Untuk gaya rambut, karena Adi memiliki rambut yang tidak lurus, maka harus rajin di potong supaya tetap rapi. Dan tuntutan pekerjaan membuat Adi harus selalu tampil rapi. Selama ini Bety merasa tidak ada teman yang bisa di ajak mengobrol dan membicarakan tentang anime dan berbagai hal tentang Jepang. Setelah menjadi mahasiswa di UNNES, dan mengetahui kalau ada Komunitas Cosplay Jaico maka Bety memutuskan untuk bergabung supaya mendapatkan teman yang bisa di ajak membicarakan tentang anime dan berbagai hal tentang Jepang. Bety mengatakan sudah suka dengan berbagai hal dengan Jepang sejak lama, dan menjadi inspirasi untuknya baik dalam gaya berbicara, gaya berpakaian, make-up

9 dan gaya rambut. Menurutnya, dia adalah orang yang tidak banyak bicara, terutama dengan orang yang belum begitu dikenalnya, atau tidak akrab dengannya. Tetapi jika sedang berkumpul dan mengobrol dengan orang yang sudah akrab dan dekat dengannya maka dia akan banyak berbicara dan bisa membicarakan berbagai hal. Harajuku adalah style fashion anak muda di Jepang, Bety sangat senang dengan Harajuku karena sangat berani dalam menadukan warna, memakai banyak aksesoris dan make-up yang tebal. Ketertarikannya dengan harajuku, tidak membuat Bety dalam kesehariannya menggunakan gaya berpakaian tersebut, karena merasa masih malu dan takut terlihat aneh jika dilihat oleh orang lain. Sehari-hari Bety hanya menggunakan sedikit make-up, yaitu menggunakan cream, pelembab, bedak dan eyeliner tipis. Dan untuk gaya rambut, Bety lebih suka dengan rambut hitam yang panjang. Karena menurutnya perempuan bagus dengan rambut hitam dan panjang Proses Komunikasi selama berada di Panggung Belakang (back stage) Dibesarkan dalam lingkungan dengan kebudayaan Jawa tidak menutup kemungkinan para cosplayer ini tidak terpengaruh dengan kebudayaan lain. Pada era globalisasi pada saat ini, teknologi informasi dan komunikasi sudah semakin maju dan berkembang. Hal tersebut membuat setiap orang, tidak terkecuali para cosplayer untuk menerima budaya dari luar selain budayanya sendiri. Seperti contohnya, pada masa anak-anak, para cosplayer sangat suka menonton tayangan televisi yang mengandung nilai-nilai budaya dari negara lain, yaitu film kartun dari Jepang, yang viasa disebut dengan istilah anime dan juga tokusatsu. Kesenangan akan anime atau tokusatsu buatan Jepang ternyata bagi sebagian orang terlebih bagi para cosplayer ini tidak berhenti pada saat anak-anak saja, tetapi sampai dewasa dan sudah menjadi mahasiswa. Bermula dari melihat dan mendapatkan informasi dari internet, mereka menjadi tertarik dengan budaya pop Jepang yaitu cosplay. Bagi mereka, cosplay menjadi kegiatan atau hobi yang bisa

10 merealisasikan impian atau keinginan mereka pada waktu kecil untuk menjadi seperti tokoh dalam anime atau film tokusatsu favorit mereka. Pada saat persiapan pertunjukan cosplay atau dalam kehidupan sehari-hari cosplayer secara keseluruhan, cosplayer melakukan komunikasi dan interaksi dengan orang lain di sekitarnya. Di panggung belakang ini cosplayer menjadi dirinya sendiri untuk berkomunikasi, dan tidak perlu memainkan peran sebagai orang lain seperti pada saat cosplay. Topik yang menjadi bahan pembicaraan dalam komunikasi seharihari adalah tergantung dengan siapa cosplayer tersebut berkomunikasi, jika mengobrol dengan teman kuliah atau teman di luar komunitas Cosplay, mereka akan membicarakan hal-hal yang bersifat umum, misalnya kepada teman kuliah mereka akan membicarakan tentang hal-hal yang berhubungan dengan kuliah, tetapi kepada teman-teman dalam komunitas atau dari komunitas Cosplay yang lain cosplayer akan membicarakan tentang berbagai hal yang berhubungan dengan budaya pop Jepang yang mereka sukai dan saling berbagi informasi tentang perkembangan yang ada khususnya dalam hal cosplay. Kegiatan Cosplay masih belum dikenal dengan baik oleh masyarakat pada umumnya, sehingga masih banyak stigma negatif yang melekat pada kegiatan cosplay. Masih banyak yang menempatkan cosplay sebagai kegiatan yang mencerminkan tidak cinta tanah air dan lebih mengembangkan budaya dari negara lain daripada budaya dari negara sendiri. Karena hal tersebut anggota komunitas cosplay atau komunitas pecinta Budaya Pop Jepang yang lain membicarakan tentang cosplay atau budaya Jepang hanya kepada orang-orang yang tahu saja dan jarang membicarakan atau membahas tentang budaya pop Jepang khususnya cosplay kepada orang lain di luar komunitas. Stigma negatif tentang cosplay dan juga cosplayer tidak jarang juga dimiliki oleh orang tua cosplayer itu sendiri. Orang tua masih ada yang menganggap kegiatan cosplay ini adalah kegiatan yang tidak penting atau hanya akan mengganggu kegiatan utama seperti kuliah atau sekolah. Dengan hasil observasi dan pengamatan yang penulis lakukan kepada cosplayer, khususnya cosplayer Jaico yang menjadi informan

11 dalam penelitian ini, kegiatan cosplay tidak berpengaruh buruk apalagi sampai menggangu kegiatan lain yang lebih penting. Hal tersebut membuat penulis melihat bahwa negatif atau tidaknya kegiatan cosplay adalah tergantung dari pribadi cosplayer itu sendiri agar kegiatan cosplay tidak mengganggu kegiatan lain yang lebih penting seperti sekolah atau kuliah, bahkan pekerjaan sekalipun. Untuk mendapatkan ijin dari orang tua dalam mengikuti kegiatan cosplay, cosplayer harus dapat menjelaskan kepada orang tua tentang bagaimana kegiatan cosplay ini dilakukan dan dapat meyakinkan orang tua kalau kegiatan ini tidak mengganggu hal lain yang lebih penting, tidak menjerumuskan ke dalam pergaulan yang tidak baik, dan juga tidak membawa pengaruh atau kebiasaan buruk. Konsep diri adalah pandangan kita tentang siapa diri kita, dan bagaimana kita mengetahui konsep diri, dapat kita peroleh lewat informasi dari komunikasi dengan orang lain yang ada di sekitar kita. Orang lain berpengaruh pada konsep diri karena bagaimana persepsi maupun sikap orang lain terhadap kita sering menjadi ukuran kita menilai diri kita sendiri. Bagian selanjutnya dari penelitian ini proses interaksi simbolik di dalam komunikasi yang dilakukan oleh Cosplayer (anggota lama) komunitas Jaico, baik dengan anggota baru dalam komunitas sebagai reference group dan anggota keluarga sebagai significant other, sebagai pihak yang berkomunikasi atau berinterkasi dengan cosplayer dengan intensitas yang lebih banyak. Anggota keluarga merupakan orang yang mempunyai hubungan emosional dengan cosplayer anggota lama Komunitas Cosplay Jaico, dengan anggota keluarga cosplayer juga melakukan komunikasi dan berinteraksi. Untuk melihat bagaimana cosplayer saat berada di rumah atau sebelum bergabung dengan komunitas Jaico, anggota keluarga adalah informan yang tepat untuk memperoleh informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan konsep diri cosplayer. Cosplayer anggota lama Komunitas Jaico menjadi seorang anak di dalam keluarga. Anggota keluarga sebagai orang terdekat yang selalu bersama dengan cosplayer sejak masih kecil, membuat terjalinnya hubungan emosional antara anggota keluarga dengan cosplayer. Ketika sedang berada di rumah cosplayer melakukan

12 interaksi dengan anggota keluarga. Melalui interaksi tersebut cosplayer memberikan pesan verbal maupun non-verbal kepada anggota keluarga, kemudian dari pesan tersebut anggota keluarga dapat melakukan penilaian tentang diri cosplayer saat berada di rumah. Anggota keluarga yang menjadi informan dalam penelitian ini sebagai significant other adalah orang tua. Selama sudah menjadi cosplayer, orang tua mengatakan belum pernah melihat pertunjukan cosplay yang dilakukan oleh anakanak mereka. Informasi mengenai kegiatan cosplay yang dilakukan oleh cosplayer diterima oleh orang tua melalui penjelasan yang diberikan oleh cosplayer. Saat berada di rumah cosplayer sering bercerita kepada orang tua tentang kegiatan cosplay yang mereka lakukan, tentang apa itu cosplay, bagaimana dan apa saja persiapan yang dilakukan untuk mempersiapkan pertunjukan cosplay, dan jika mendapatkan juara dalam kompetisi cosplay maka cosplayer akan bercerita dengan orang tua mereka. Anggota baru yang menjadi informan dalam penelitian ini mengatakan bahwa mereka bertemu dan berkumpul dengan cosplayer anggota lama Jaico secara rutin setiap hari kamis malam di gedung B4 UNNES, secara khusus untuk membicarakan tentang rencana cosplay mereka berikutnya. Pertemuan tersebut merupakan pertemuan rutin merek sejak komunitas Jaico terbentuk. Di luar pertemuan rutin tersebut hampir setiap hari, karena mereka kuliah di tempat yang sama dan tempat kost mereka berdekatan. Tidak harus selalu dalam event atau acara khusus, baik anggota lama atau anggota baru sering bertemu dan berkumpul hanya untuk sekedar pergi makan bersama, karaoke bersama, atau menonton film Jepang bersama-sama. Intensitas bertemu antara anaggota baru dan anggota lama dalam komunitas Cosplay Jaico, membuat mereka dapat berkomunikasi setiap hari dan saling mengenal satu sama lain. Tiap anggota baru memberikan informasi tentang cosplayer anggota lama Komunitas Jaico berkaitan dengan simbol-simbol yang mereka terima dalam komunikasi yang terjadi antara anggota baru dan cosplayer anggota lama komunitas Cosplay Jaico. Pesan berupa simbol yang diterima anggota baru melalui komunikasi

13 dengan cosplayer, adalah komunikasi yang terjadi pada saat cosplayer sedang melakukan pertunjukan cosplay, dan juga komunikasi pada saat dalam kehidupan sehari-hari. Pada saat pertunjukan cosplay, para cosplayer anggota lama Komunitas Cosplay Jaico memakai kostum, make-up, gaya rambut, sesuai dengan karakter yang dibawakan, dan juga menampilkan sifat-sifat karakter yang dibawakan melalui ekspresi wajah, gaya bicara, dan juga gerakan-gerakan khas dari karakter tersebut. Saat pertunjukan berlangsung anggota baru melihat penampilan cosplayer anggota Komunitas Cosplay Jaico dan memperhatikan simbol-simbol yang ditampilkan seperti yang sudah disebutkan. Dalam kehidupan sehari-hari, cosplayer anggota lama Jaico menjadi mahasiswa biasa seperti yang lain sama hal-nya dengan anggota baru komunitas Jaico. Pada saat tersebut anggota yang baru melakukan interaksi dengan cosplayer anggota lama Komunitas Jaico. Melalui komunikasi tersebut anggota baru menerima pesan berupa simbol-simbol yang akan merujuk pada konsep diri cosplayer. Ketika ditanya dalam wawancara dengan peneliti tentang bagaimana cosplayer anggota lama Komunitas Jaico dalam kehidupan sehari-hari, semua informan mengatakan bahwa cosplayer anggota lama Komunitas Jaico adalah teman yang baik, suka bercanda dan dengan senang hati membantu dan membimbing anggota baru yang sedang belajar untuk membuat kostum dan juga mempersiapkan pertunjukan cosplay. Meskipun saat pertunjukan cosplay para cosplayer tersebut memainkan peran seperti karakter yang dibawakan, tetapi hal tersebut tidak merubah sifat-sifat awal cosplayer sebelum melakukan cosplay. Yang berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam hal gaya bicara, setelah menjadi cosplayer, sekarang anggota lama dengan sengaja sering memakai ungkapan-ungkapan dalam bahasa Jepang dalam komunikasi sehari-hari dengan anggota baru. Selain gaya bicara, yang biasanya berubah adalah cara berpakaian, dan make-up. Setelah menjadi cosplayer biasanya mereka memakai pakaian dengan harajuku stlye, atau seperti gaya berpakaian yang sedang menjadi tren di Jepang, dan dengan pengalaman mengikuti

14 kompetisi di Semarang dan sekitarnya kemampuan make-up, khususnya bagi cosplayer perempuan, pasti akan berkembang, yang membuat cosplayer perempuan memakai make-up juga dalam kehidupan sehari-hari walaupun tidak terlalu banyak seperti pada saat cosplay Panggung Depan (Front Stage) Kegiatan Cosplay dalam sebuah event Festival Jepang Festival Jepang atau biasa disebut dengan istilah dalam bahasa Jepang yaitu Bunkasai, adalah sebuat event berisi pertunjukan budaya Jepang yang didalamnya ada kegiatan atau kompetisi Cosplay.Bunkasai atau kompetsisi cosplay yang sudah banyak dikenal karena mengumpulkan cosplayer dari berbagai belahan dunia berkumpul dalam sebuah kompetisi cosplay yaitu event World Cosplay Summit. Acara yang secara rutin diadakan di berbagai Negara. Gambar 10 Event World Cosplay Summit 2013 Sumber : Pertunjukan Cosplay pada umumnya dapat dinikmati oleh para pecinta Cosplay dan orang umum pada saat berlangsungnya sebuah event yang biasa disebut dengan festival budaya Jepang.Sampai saat ini di Indonesia sudah banyak pihak yang menyelenggarakan event tersebut.event atau Festival Budaya Jepang saat ini hampir tiap bulan diadakan dari berbagai daerah, tidak jarang event tersebut menjadi event rutin tahunan yang diselanggarakan. Hal ini dapat dilihat di wilayah Semarang, Solo,

15 Yogyakarta dan sekitarnya, sampai dalam satu bulan kita dapat mengetahui ada beberapa event yang diselenggarakan pada bulan yang sama. Di dalam event atau Festival Budaya Jepang tersebut memang tidak hanya ada kegiatan Cosplay saja, namun ada beberapa kegiatan lainnya seperti, penampilan band yang membawakan lagu-lagu Jepang, Lomba menggambar Manga, Lomba Karaoke lagu Jepang dan masih banyak lagi. dari banyaknya event yang ada, membuat intensitas pertemuan Cosplayer dari berbagai Komunitas dan dari berbagai daerah menjadi lebih sering terjadi. Kompetisi Cosplay ini menjadi ajang bersaing dari para Cosplayer untuk menunjukkan kemampuannya dalam bidang Cosplay.Dalam pertunjukan Cosplay, khususnya Cosplay individu, setiap peserta diberi waktu selama maksimal 3 menit untuk melakukan pertunjukannya di atas panggung. Dalam waktu yang termasuk singkat tersebut cosplayer harus dapat menampilkan pertunjukan Cosplay mereka dengan baik dan menampilkan apa yang sudah mereka persiapkan. Penilaian untuk cosplay pada umumnya dinilai dari beberapa hal antara lain penilaian Kostum, penilaian penampilan dan penilaian pendalaman karakter. Hal tersebut menjadi ukuran dan juga pedoman bagi cosplayer untuk mempersiapkan pertunjukannya agar dapat menampilkan kostum, pertunjukan dan pendalaman karakter yang baik. Dalam pertunjukan cosplay, ada beberapa hal yang ditampilkan untuk dapat menampilkan karakter dari tokoh yang mereka bawakan. Yang paling penting dalam pertunjukan Cosplay tentu saja adalah kostum. Semakin detail kostum akan semakin baik. Karena karakter yang ditampilkan dalam pertunjukan cosplay akan dikenal dan diketahui oleh penonton dan yang melihat adalah dari kostumnya, semakin terkenal tokohnya dan bagaimana kostumnya maka akan semakin mudah dikenali. Selanjutnya adalah penampilan saat pertunjukan cosplay. Seperti karakter Saber yang ditampilkan oleh Maulida, kostum yang dipakai dibuat semirip mungkin dengan aslinya, dari mulai wig dengan warna yang sesuai, detail kostum, dan juga aksesoris yang dipakai. Yang masuk dalam penampilan dalam pertunjukan cosplay adalah gerakan, ekspresi

16 wajah, gaya bicara dan intonasi suara. Beberapa hal tersebut harus ditampilkan dengan baik sesuai dengan karakter yang ada di dalam anime atau tokusatsu. Pada saat melakukan pertunjukan di atas panggung setiap cosplayer menampilkan cerita atau skenario tertentu, yang telah dipersiapkan.didukung oleh musik latar, aksesoris dan properti, cosplayer memainkan peran sesuai cerita.dengan kostum, musik latar dan properti yang ditampilkan sangat berpengaruh pada berhasilnya pertunjukan cosplay Cosplayer Ketika berada di Panggung Depan (Front Stage) Ketika berada di panggung depan (front stage) yaitu pada saat melakukan pertunjukan cosplay, cosplayer sudah memakai kostum, menampilkan karakter sesuai dengan yang dibawakan, kemudian menampilkan sebuah pertunjukan di atas panggung dengan property, music lattar dan sekenario yang sudah disiapkan. Sebagai anggota komunitas cosplay, para cosplayer berusaha menunjukkan prestasi mereka dalam kegiatan cosplay dan mengikuti event. Untuk menjadi cosplayer yang baik dan menampilkan pertunjukan cosplay yang benar, komunikasi dalam komunitas harus baik. Hal tersebut dikarenakan, antar anggota dalam komunitas harus saling membantu dan membimbing satu sama lain, untuk dapat menampilkan dan membuat pertunjukan cosplay yang baik dan benar. Menampilkan pertujukan cosplay yang baik akan membuat terpenuhinya harapan dalam komunitas. Untuk dapat diterima dan dilihat sebagai cosplayer yang baik dan tidak hanya asalasalan, maka cosplayer tersebut harus menampilkan cosplay yang benar yaitu kostum yang baik, atribut dan music yang mendukung, dan juga pembawaan dari tokoh yang dicosplaykan. Saat bercosplay, untuk dapat menampilkan yang terbaik sesuai dengan karakter yang dimainkan, maka harus benar-benar memperhatikan berbagai aspek, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu kostum sebagai aspek yang paling utama dari cosplay, properti dan aksesoris saat cosplay, make-up, ekspresi wajah, dan juga intonasi suara. Setiap aspek harus diperhatikan dan dimunculkan dengan baik.

17 Semakin lama, hasil kostum yang dibuat harus lebih baik dan makin mirip dengan yang ada di dalam anime dan film tokusatsu-nya, begitu menurut pendapat Henky. Dalam hal make-up dan ekspresi wajah, Henky sebenarnya sudah mulai belajar melalui grup band kesukaannya yang kebanyakan beraliran v-kei, demikian orang menyebut band asal Jepang yang menggunakan make-up tebal dan pakaian dominan berwarna hitam. Kemudian apa yang sudah dia lihat dan pelajari dari band kesukaannya dia praktekkan pada saat cosplay, paling tidak sudah memberikan referensi tentang make-up yang cocok untuk laki-laki, tentunya harus sesuai dengan karakter yang dibawakan. Selebihnya mengenai ekspresi wajah dan intonasi suara yang juga harus seuai dengan karakter asli nya, terlebih dahulu harus melalui proses pendalaman karakter. Menurut pendapat Henky pendalaman karakter tidak akan terlalu sulit jika memlilih karakter yang tidak jauh beda dengan sifat kita dalam kehidupan kita sehari-hari. Gambar 12 Cosplayer Henky pada saat tidak sedang cosplay, pada saat cosplay sebagai Siryuu, dan gambar karakter yang dibawakan dalam Anime Sant Seiya Selama menjadi cosplayer di Jaico, informan yang bernama Reyra lebih banyak memilih meng-cosplay-kan karakter perempuan dalam anime yang memiliki sifat

18 kudere, yang merupakan istilah yang populer di kalangan remaja di Jepang, yang berarti memiliki sifat yang kalem, lembut dan tenang. Dan karakter yang paling dia sukai, kuat dengan sifat kudere dan berkesan ketika cosplay adalah karakter Saber dalam anime Fate/Stay Night dan Fate/Zero yang juga merupakan anime yang paling dia sukai. Menurut Reyra, untuk membuat sebuah pertunjukan cosplay berhasil, yang paling utama pada awalnya adalah menyukai dulu karakter yang akan ditampilkan dalam cosplay. Jika sudah menyukai karakter yang akan ditampilkan, maka pendalaman karakter, pembuatan kostum dan properti akan mudah karena kita sudah menyukai karakternya, dan menyukai karakternya berarti kita sudah tahu dengan baik bagaimana karakter tersebut, sifat-sifatnya dan bagaimana pembawaannya. Bukan berarti properti dan hal lain tidak penting dalam menentukan baiknya pertunjukan cosplay. Ketika mampu mendalami karakter dengan baik, tentunya cosplay akan dinilai baik jika kostum, make-up, properti, dan musik lattar juga dapat dibuat dengan baik dan saling mendukung untuk dapat memunculkan karakter sesuai dengan yang ada dalam anime. Gambar 13

19 Cosplayer Maulida berpose pada saat cosplay bersama dengan partner sebagai Saber dan Archer, dan gambar karakter yang dibawakan dalam Anime Fate/Stay Night Sudah menjadi tanggung jawab cosplayer untuk dapat menjaga karakter yang dia bawakan, karena saat cosplay, cosplayer harus memperhatikan setiap aspek, agar tetap menampilkan karakter yang dia cosplaykan, dan tidak menampilkan sifatsifatnya sendiri saat sedang cosplay. Selama menjadi cosplayer, sejak saat tergabung dalam Komunitas Cosplay Kuji yang ada di Kudus, dan mulai bergabung dengan Komunitas Cosplay Jaico di Semarang, cosplayer yang biasa dipanggil dengan nama Tora sudah banyak mengikuti kompetisi cosplay yang diadakan baik di Kudus, maupun di Semarang dan kota-kota disekitarnya. Sudah banyak karakter dari anime dan film tokusatsu yang di cosplay-kan, dan dari semua karakter yang di cosplay-kan merupakan karakter kesukaannya, yaitu karakter yang memiliki sifat tenang, dan kalem. Diantara karakter tersebut adalah karakter Kakashi dari anime Naruto dan juga karakter Ikki Phoenix dari anime Saint Seiya, yang merupakan karakter yang paling berkesan di antara karakter-karakter lain yang dicosplaykan. Dalam mempersiapkan pertunjukan cosplay, pendalaman karakter sangat penting dilakukan, apalagi jika harus menampilkan karakter dengan sifat yang berbeda jauh dengan sifat asli dalam kehidupan sehari-hari.

20 Gambar 14 Cosplayer Reza pada saat tidak sedang cosplay, pada saat cosplay sebagai Hitsugaya Toushiro, dan gambar karakter yang dibawakan dalam Anime Bleach Film tokusatsu yang menjadi favorit dari informan kita yang berikutnya yaitu Adi adalah serial Kamen Rider, atau yang dulu pernah masuk dan di tayangkan di salah satu stasiun televisi Indonesia, dikenal dengan serial Ksatria Baja Hitam dan Ksatria Baja Hitam RX. Ketertarikannya pada serial Tokusatsu Kamen Rider ini membuat dia tertarik untuk cosplay, dan memakai kostum kemudian tampil membawakan karakter favoritnya di atas panggung. Karena sebagian besar kostum cosplay yang pernah dibuat dan ditampilkan adalah kostum Kamen Rider, julukan atau panggilan Adi Rider diberikan padanya. Sejak kecil Adi merasa dirinya memang anak yang hyperaktif, tidak bisa diam, dan senang menjahili teman-temannya. Berbeda dengan cosplayer kebanyakan yang memilih untuk cosplay karakter yang baik atau tokoh utama dalam sebuah anime atau film, Adi justru tertarik juga untuk menampilkan karakter antagonis dalam serial Kamen Rider melalui cosplay. Cosplay tokusatsu memiliki tingkat kesulitannya sendiri, dibandingkan dengan cosplay anime. Cosplay Tokusatsu sebagian besar dari kostumnya adalah kostum berarmor yang bisa dibuat dengan menggunakan spon hati. Dibentuk sedemikian rupa agar dapat menyerupai bentuk aslinya seperti yang ada di daam film. Penampilan Cosplay Tokusatsu di atas panggung juga sulit, karena wajah tertutup oleh helm yang menutupi seluruh wajah, sehingga raut wajah, dan ekspresi wajah tidak terlihat, sehingga karakter dalam cosplay tokusatsu harus dimunculkan hanya

21 dengan suara dan musik latar dan juga gerakan tubuh. Karakter dalam film tokusastu khususnya dalam Serial Kamn Rider digambarkan sebagai pahlawan pembela kebenaran yang sangat kuat, maka saat cosplay, cosplayer harus mampu menampilkan karakter tersebut, bahkan dengan sedikit gerakan bela diri untuk dapat sesuai dengan yang ada di dalam film. Gambar 15 Cosplayer Adi pada saat tidak sedang cosplay, pada saat cosplay sebagai Shadow Moon, dan gambar karakter yang dibawakan dalam Film Tokusatsu Kamen Rider Black RX Kemudian untuk informan yang terakhir yaitu cosplayer perempuan yang bernama Bety. Cosplayer yang juga adalah mahasiswa Jurusan Seni Rupa ini sangat menikmati ketika menjadi cosplayer dan memakai kostum, karena karakter yang dibawakan dalam cosplay adalah karakter idolanya. Saat cosplay dan memakai

22 kostum, Bety berusaha tidak menampilkan sifat aslinya. Seperti saat dia cosplay dan membawakan karakter Kapten Hina dari anime One Piece. Karakter yang dibawakan ini merupakan karakter antagonis yang dingin dan kejam.tentu saja sifat dan karakter tersebut berbeda dengan sifat asli Bety dalam kehidupan sehari-hari yang ceria dan mudah bergaul.karakter Hina ini juga diperlihatkan sering merokok.saat cosplay Bety juga membawa rokok tetapi tidak dinyalakan karena hanya berfungsi sebagai property dan juga karena pada kehidupan sehari-hari Bety bukan perokok. Gambar 16 Cosplayer Bety pada saat tidak sedang cosplay, pada saat cosplay sebagai Kapten Marine Hina, dan gambar karakter yang dibawakan dalam Anime One Piece Selain membawakan karakter dalam Anime, Bety juga merupakan cosplayer perempuan yang membawakan kostum Tokusatsu, yang pada umumnya disukai oleh kalangan laki-laki. Karakter yang dibawakan oleh Bety adalah Geki Yellow dalam film Tokusatsu Gekiranger. Karakter yang dibawakan ini karena merupakan karakter dalam film tokusatsu maka walaupun perempuan, Bety harus

23 belajar sedikit banyak tentang bela diri dan gerakan yang sesuai dengan karakter yang ada di dalam Film Gekiranger. Mampu menampilkan karakter yang enerjik dan siap membela kebenaran bersama dengan anggota tim yang lain. Gambar 17 Cosplayer Bety berpose pada saat cosplay sebagai Geki Yellow, dan gambar karakter yang dibawakan dalam Film Tokusatsu Gekiranger Pertunjukan cosplay tidak dapat terlepas dari penonton, dalam sebuah kompetisi cosplay yang pada umumnya berlangsung dalam sebuah Festival Budaya Jepang, atau yang biasa disebut dengan Bunkasai. Penonton bisa datang dari kalangan masyarakat umum yang tertarik sekedar untuk menikmati budaya Jepang dan makanan khas dari Jepang, dan juga dari penggemar budaya Jepang baik yang bergabung dalam komunitas ataupun yang tidak.

24 Saat pertunjukan cosplay, cosplayer menyajikan pertunjukan sesuai yang telah dipersiapkan sebelumnya. Cosplayer sudah menggunakan kostum dan atribut serta kelengkapan lainya untuk pertunjukan cosplay. Saat sudah memakai kostum dengan segala kelengkapannya, cosplayer harus dapat menampilkan karakter sesuai dengan tokoh yang dibawakan. Setiap karakter yang dibawakan oleh cosplayer tersebut tentunya ada yang sangat dikenal oleh masyarakat, dan hanya dikenal oleh orang-orang tertentu saja. Oleh karena itu setiap cosplayer harus dapay meng-cosplay-kan dengan baik, agar bagaimana karakter tokoh tersebut dan pesan yang disampaikan saat pertunjukan cosplay dapar tersampaikan kepada penonton, terutama penonton yang berasal dari masyarakat pada umumnya, yang tidak banyak mengetahui tentang budaya pop Jepang Konsep Diri Cosplayer Cosplayer dalam Kehidupan Sehari-hari Anggota komunitas Cosplay Jaico setelah bergabung menjadi cosplayer tentunya membawa pengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Bagian selanjutnya dari penelitian ini adalah menjelaskan tentang konsep diri cosplayer, yaitu penampilan, kebiasaan, dan juga pemahaman cosplayer terhadap dirinya. Setelah menjadi seorang cosplayer, cosplayer Jaico yaitu Henky, saat ini sudah mulai merubah cara berpakaiannya, yang dulunya hanya memakai pakaian yang kasual, sekarang sudah mulai memakai pakaian bertema harajuku, seperti yang sedang tren di Jepang misalnya, pakaian dengan warna yang agak mencolok ditambah beberapa aksesoris, dan sudah sering memakai sepatu dobel sol, walaupun tidak di setiap kesempatan, dan tetap melihat situasi dan juga kondisi. Seringnya bertemu dan mengobrol dengan teman-teman sesama anggota komunitas, membuat topik pembicaraan sekarang lebih banyak tentang cosplay, film atau anime yang baru, tetapi tentu saja tetap saling mendukung supaya tetap memikirkan masa depan walaupun waktu, tenaga dan pikiran sudah terbagi untuk melakukan kegiatan cosplay.

25 Walaupun sudah tahu tentang bagaimana make-up, melalui cosplay, dalam kehidupan sehari-hari, tentu saja Henky tetap tidak memakai make-up, karena menurutnya masyarakat kita pada saat ini belum terbiasa dan belum bisa menerima laki-laki yang memakai make-up, kembali lagi, semuanya harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Kemudian dalam hal gaya rambut, sekarang Henky mengatakan tidak harus selalu pendek atau panjang, tergantung bagaimana suasana hati saja, begitu pernyataannya. Beralih kepada cosplayer selanjutnya, setelah menjadi cosplayer dan bergabung bersama teman-teman yang menyukai budaya populer Jepang selain cosplay juga, Reyra sudah mulai terbiasa pada saat datang ke Festival Jepang mengenakan pakaian bertema harajuku, mengenakan sepatu boots dan berbagai macam aksesoris. Dan juga sekarang sudah banyak mengkoleksi kaos dengan gambar karakter yang dia sukai dalam anime, yang tidak jarang dipakainya saat pergi ke kampus atau sekedar pergi bersama dengan teman-teman. Seringnya bertemu dengan teman-teman sesama pecinta budaya Jepang dalam komunitas, maupun dalam lingkup semarang, membuat topik pembicaraan lebih kepada membahas cosplay, dan merencanakan cosplay bersama dengan teman-teman untuk mengikuti kompetisi pada event yang berlangsung dalam waktu dekat. Karena sudah banyak mengikuti kompetisi dan aktif dalam cosplay, kemampuan Reyra dalam hal make-up sudah jauh berkembang, dari yang awalnya tidak bisa, sekarang menjadi lebih baik dalam menampilkan make-up saat cosplay dengan belajar memakai make-up yang sesuai dengan karakter yang dia bawakan seperti yang ada di dalam anime. Kemampuan yang menjadi lebih baik tidak begitu saja didapatkan, yang dilakukan oleh Reyra untuk meningkatkan kemampuannya dalam hal make-up adalah dengan mencari sebanyak-banyaknya referensi tentang make-up, khususnya make-up pada cosplay dengan melihat artikel-artikel dan videovideo tutorial make-up yang ada di internet. Dengan banyak referensi yang dimiliki dan latihan secara rutin, lama-kelamaan akan mengembangkan kemampuannya dalam hal make-up untuk cosplay. dalam kehidupan sehari-hari, setelah menjadi cosplayer,

26 sekarang Reyra lebih memilih untuk memiliki rambut yang tidak terlalu panjang, dengan alasan karena saat cosplay, sekarang lebih banyak menggunakan wig, karena akan mudah memakai wig dengan warna yang bermacam-macam, tidak perlu mewarnai rambut, jadi ketika selesai cosplay, tinggal melepas wig. Berikutnya adalah cosplayer infrman ketiga dalam penelitian ini. Dalam kehidupan sehari-hari, setelah aktif menjadi cosplayer, Tora sudah mulai merubah penampilannya, sekarang dia mulai mengikuti perkembangan atau tren pakaian yang sedang populer di Jepang. Selain itu, dia juga mulai mengumpulkan kaos-kaos bergambar anime atau tokoh film tokusatsu. Baginya memakai kaos yang bergambar anime atau tokoh dalam film tokusatsu, akan menunjukkan identitas nya sebagai orang yang menyukai anime atau film tokusatsu. Tentang make-up, pada saat cosplay sering dibantu oleh teman perempuan sesama anggota komunitas, tetapi dalam kehidupan sehari-hari tetap tidak memakai make-up. Lain halnya dengan gaya rambut, semenjak cosplay Tora sudah sering memanjangkan rambut dan mewarnai rambut untuk kepentingan cosplay. Setelah sering berkumpul bersama teman-teman sesama anggota komunitas, sekarang Tora sudah terbiasa mendengar dan mengatakan istilah-istilah atau ungkapan-ungkapan dalam bahasa Jepang yang tidak jarang juga digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selebihnya tetap sama, masih tetap menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Intensitas pertemuan hampir setiap hari dengan temanteman sesama anggota komunitas, dan dalam setiap pertemuannya kadang mereka dapat menonton anime atau film tokusatsu bersama-sama, merencanakan pertunjukan cosplay yang akan dilakukan dalam waktu dekat, dan juga berbagi informasi tentang perkembangan cosplay, anime dan juga film tokusatsu. Selanjutnya adalah Adi. Cosplayer yang menjadi informan pada penelitian ini sudah bekerja, bebeda dengan informan yang lain yang masih kuliah. Setelah ikut dan aktif menjadi cosplayer, gaya berpakaian, dan juga gaya rambut tidak banyak berubah. Dalam gaya berpakaian, Adi mulai tertarik membeli pakaian seperti yang dipakai oleh tokoh favoritnya dalam film tokusatsu, seperti Jaket. Dan untuk gaya

27 rambut tidak ada perubahan, karena cosplay tokusatsu tidak memperlihatkan wajah atau rambut, jadi kegiatan cosplay tidak mengganggu pekerjaan terutama dalam hal penampilan. Dari film tokusatsu yang dia sukai, muncul kebiasaan menirukan kata-kata yang biasa diucapkan oleh tokoh dalam film Tokusatsu, seperti misalnya henshin, yaitu kata yang sring diucapkan oleh tokoh dalam film sebelum berubah menjadi pahlawan pembela kebenaran. Dan setelah bergabung bersama dengan teman-teman dalam Komunitas Cosplay Jaico, ketika sedang bosan dengan suasana kantor dan sedang ingin menyegarkan pikiran, maka Adi meluangkan waktu untuk bisa berkumpul dan bertemu dengan teman-teman sesama anggota komunitas dan membicarakan tentang event yang akan berlangsung adalam waktu dekat, kabarkabar baru tentang komunitas cosplay yang lain yang ada di Semarang, dan juga membicarakan tentang rencana cosplay selanjutnya. Informan yang terakhir yaitu Bety, sampai sekarang dikenal sebagai orang yang pendiam oleh orang-orang yang tidak begitu dekat dan tidak akrab dengannya. Tetapi dengan teman-teman yang sudah akrab dan menjadi sahabatnya, Bety menjadi orang yang sangat bersahabat, dan banyak berbicara mulai dari membicarakan anime, film Jepang, dance, dan rencana cosplay untuk event selanjutnya. Gaya berpakaian harajuku yang diminatinya sekarang semakin disukai dan sudah mulai dia terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Jika awalnya Bety takut memakai style Harajuku karena takut terlihat aneh, maka sekarang dengan banyaknya datang ke Festival Jepang, maka Bety sudah mulai bisa memakai pakaian bertema Harajuku, meski dalam kehidupan sehari-hari, dan sudah semakin pintar memadupadankan pakaian bergaya harajuku supaya tidak terlihat aneh jika dipakai sehari-hari. Statusnya sebagai mahasiswa Jurusan Seni Rupa membuat dia tidak harus selalu memakai pakaian yang terlalu formal, bahkan untuk pergi ke kampus. Karena sudah banyak ikut dalam kegiatan cosplay di Semarang dan beberapa kota di sekitarnya seperti Yogyakarta dan Solo, maka kemampuan Bety dalam makeup wajah semakin baik dan mengalami perkembangan. Sampai sekarang Bety

28 menjadi orang yang perfeksionis dalam hal make-up, terutama make-up saat cosplay. Bety dapat menghabiskan waktu yang sangat lama untuk menyelesaikan make-up nya sebelum melakukan pertunjukan cosplay untuk mendapatkan make-up yang paling baik dan semirip mungkin dengan karakter yang akan ditampilkan dalam cosplay. Tidak jarang hal tersebut mempengaruhi Bety dalam make-up di kehidupan sehariharinya, yang sekarang Bety sudah mulai memakai make-up juga dalam kehidupan sehari-hari, tapi berusaha untuk tidak memakai make-up secara berlebihan. Untuk gaya rambut Bety yang sekarang sudah aktif menjadi cosplayer, Bety lebih memilih untuk memiliki rambut dengan panjang sebahu, dengan alasan kenyamanan menghadapi suhu udara di Semarang yang panas. Selain itu Bety mengatakan lebih enak memiliki rambut pendek sebagai seorang cosplayer, karena sudah sering memakai wig saat cosplay, dan akan lebih mudah memakai wig jika memiliki rambut pendek. Saat ini Bety juga sudah mulai senang mewarnai rambutnya, tetapi dengan warna yang tidak terlalu terang, misalnya merah tua, atau coklat tua Pemahaman Cosplayer tentang Cosplay Setelah aktif menjadi cosplayer dan banyak mengikuti kompetisi, cosplayer anggota komunitas Jaico khususnya yang menjadi informan dalam penelitian ini sudah mendapatkan banyak pengalaman. Dalam pengalamannya mengikuti berbagai kompetisi cosplay, mereka bertemu dengan cosplayer lain dari berbagai komunitas cosplay dari berbagai daerah. Cosplayer yang mereka temui ada yang labih senior dari mereka dan ada juga yang masih baru menjadi cosplayer atau sering disebut dengan istilah newbi. Pada bagian ini penulis akan memaparkan pendapat cosplayer yang menjadi informan tentang apa itu Cosplay, sebagai kegiatan yang selama ini mereka lakukan sebagai anggota dari Komunitas Cosplay Jaico. a. Henky Setelah terlibat secara langsung dalam kegiatan cosplay dan menjadi cosplayer, pandangannya tentang apa itu cosplay adalah hobi yang

29 membutuhkan uang yang tidak sedikit, membutuhkan banyak waktu, jadi supaya dapat berjalan dengan baik dan seimbang dengan kuliah terutama, maka harus pandai mengatur keuangan dan waktu. b. Mauida Setelah menjadi seorang cosplayer, bagi Reyra, cosplay adalah hobi yang harus dinikmati supaya menyenangkan, jangan dijadikan sebagai beban, karena jika dijadikan sebagai beban, cosplay akan menjadi kegiatan yang terlihat merugikan, khususnya bagi diri sendiri. Karena menurut Reyra, positif atau negatifnya sesuatu hal adalah tergantung dari yang menjalani. c. Reza Setelah memiliki cukup banyak pengalaman dalam bidang cosplay, menurutnya cosplay hobi yang tidak semua orang dapat melakukannya, karenanya untuk bisa menjadi cosplayer, bahkan menjadi cosplayer yang hebat harus mau menerima saran dan kritik yang membangun dari orang lain. Dan jika sudah bisa cosplay, jangan langsung menjadi tinggi hati karena masih banyak cosplayer yang lebih hebat dan lebih baik. d. Adi Bagi Adi yang sudah memiliki banyak pengalaman dalam bidang cosplay, menurutnya untuk menjadi cosplayer yang hebat, tidak hanya hebat karena menang dan mendapat juara dalam kompetisi cosplay karena kostum dan penampilannya yang hebat. Bagi Adi cosplayer yang hebat adalah cosplayer yang mampu berbagi dan sharing tentang ilmu tentang cosplay yang dimiliki, karena dengan berbagi nantinya juga dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada di dalam diri sendiri. e. Bety Menurut pendapat Bety yang sudah menjadi cosplayer, menurutnya cosplay adalah sebuah kegiatan yang menyenangkan dan dari sana dia mandapatkan banyak teman dan pengalaman. Menurut Bety untuk menjadi

Data dari Cosplayer : Alasan keterlibatan dalam komunitas. No. Nama Alasan Keterlibatan dalam komunitas

Data dari Cosplayer : Alasan keterlibatan dalam komunitas. No. Nama Alasan Keterlibatan dalam komunitas Data dari Cosplayer : Alasan keterlibatan dalam komunitas No. Nama Alasan Keterlibatan dalam komunitas Apa alasan bergabung dalam komunitas? Suka Jepang dalam hal apa? 1. Henky Yovika/ Henkyo Awalnya ide

Lebih terperinci

HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO

HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S 1 Psikologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial yang saling berinteraksi dalam masyarakat, banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial yang saling berinteraksi dalam masyarakat, banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial yang saling berinteraksi dalam masyarakat, banyak individu menganggap bahwa tampil menarik di hadapan orang lain merupakan suatu hal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan suatu hal dalam adat istiadat yang menjadi kebiasaan turun temurun yang erat hubungannya dengan masyarakat di setiap negara. Dengan adanya keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas. Budaya populer Jepang beragam, ia mempresentasikan cara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas. Budaya populer Jepang beragam, ia mempresentasikan cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya populer adalah budaya yang bersifat produksi, artistik dan komersial, diciptakan sebagai konsumsi massa dan dapat diproduksi kembali serta dapat digunakan untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial, oleh sebab itu manusia pasti berinteraksi dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu secara langsung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini Korean Wave atau Demam Korea sangat digemari di Indonesia, popularitas budaya Korea di luar negeri dan menawarkan hiburan Korea yang terbaru yang mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini tampaknya komik merupakan bacaan yang digemari oleh para anak-anak, remaja hingga orang dewasa. Kerap kali di toko-toko buku atau pun tempat persewaan buku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave,

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave, berhasil mempengaruhi sebagian besar masyarakat dunia dengan cara memperkenalkan atau menjual produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kabuki merupakan teater asal Jepang yang terkenal dan mendunia, ceritanya didasarkan pada peristiwa sejarah, drama percintaan, konfilk moral, dan kisah kisah tragedi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kartun Jepang atau biasanya disebut anime sangat digemari saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kartun Jepang atau biasanya disebut anime sangat digemari saat ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kartun Jepang atau biasanya disebut anime sangat digemari saat ini. Anime adalah animasi khas Jepang yang biasanya dicirikan melalui gambargambar berwarna-warni yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fashion merupakan hal yang memiliki berbagai macam arti. Fashion sendiri sebenarnya tidak hanya mengacu kepada gaya berbusana saja. Dengan kata lain, fashion merujuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanpa berhubungan dengan orang lain. Semua orang secara alamiah memiliki

BAB I PENDAHULUAN. tanpa berhubungan dengan orang lain. Semua orang secara alamiah memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup seorang diri tanpa berhubungan dengan orang lain. Semua orang secara alamiah memiliki kebutuhan untuk berinteraksi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Representai Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur Di Kota Surakarta

BAB V PENUTUP. 1. Representai Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur Di Kota Surakarta BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai Representasi Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur (Studi Fenomenologi Pada Universe Cover Ease Entry (U-CEE)

Lebih terperinci

TRANSKRIP WAWANCARA PENELITIAN (WAWANCARA DENGAN COSPLAYER) 1. Tempat : Gedung B4 UNNES (Universitas Negeri Semarang) Tanggal : 4 April 2013

TRANSKRIP WAWANCARA PENELITIAN (WAWANCARA DENGAN COSPLAYER) 1. Tempat : Gedung B4 UNNES (Universitas Negeri Semarang) Tanggal : 4 April 2013 TRANSKRIP WAWANCARA PENELITIAN (WAWANCARA DENGAN COSPLAYER) 1. Tempat : Gedung B4 UNNES (Universitas Negeri Semarang) Tanggal : 4 April 2013 Waktu : 18.32 Nama Lengkap : Henky Yovika Tanggal Lahir: Batang,

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama

Bab 5. Ringkasan. suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama Bab 5 Ringkasan Pada dasarnya, Jepang adalah negara yang mudah bagi seseorang untuk menciptakan suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama remaja putri Jepang yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah cara dilakukan peneliti dalam upaya dan strategi untuk mencapai tujuan penelitian. Pada bagian ini peneliti akan memberikan penjelasan mengenai metodologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini banyak kebudayaan yang sudah mulai ditinggalkan, baik kebudayaan daerah dan luar negeri. Karena

Lebih terperinci

: Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi SMART?: SEBUAH TAFSIR SOLUSI IDIOT ATAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI

: Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi SMART?: SEBUAH TAFSIR SOLUSI IDIOT ATAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI Ditulis oleh : Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi Pada 08 November 2015 publikasi film SMART? dalam screening mononton pada rangkaian acara Kampung Seni 2015 pukul 20.30

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini akan membahas mengenai iklim komunikasi organisasi. Tagiuri dalam Masmuh (2010:44) mendefinisikan iklim komunikasi organisasi adalah kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, yaitu pada bagian sales product. Bagian ini terdiri dari beberapa divisi,

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, yaitu pada bagian sales product. Bagian ini terdiri dari beberapa divisi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Pemasaran suatu produk memerlukan beberapa aktivitas yang melibatkan berbagai sumber daya. Sebagai fenomena yang berkembang saat ini, dalam pemasaran terdapat suatu

Lebih terperinci

Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer)

Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer) Karya Bidang Program Tayangan Gitaran Sore-Sore Pro TV sebagai Penulis Naskah (Script Writer) Karya Bidang Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 155 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bab ini, peneliti menyimpulkan hasil penelitian yang berjudul PENGARUH KOREAN WAVE TERHADAP PERUBAHAN GAYA HIDUP REMAJA (Studi Kasus terhadap Grup Cover

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serempak dari berbagai macam belahan dunia. Media massa merupakan saluran resmi untuk

BAB I PENDAHULUAN. serempak dari berbagai macam belahan dunia. Media massa merupakan saluran resmi untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini manusia sudah sangat bergantung pada media massa baik cetak maupun elektronik. Media massa hadir untuk mempermudah arus informasi yang

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS COSPLAY

KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS COSPLAY KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS COSPLAY Disusun oleh: ARIF WICAKSONO NIM : 10.12.4365 S1 SISTEM INFORMASI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Abstrak COSPLAY Cosplay ( コスプレ, Kosupure?) adalah istilah bahasa Inggris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penelitian ini mengambil judul Perancangan Buku Referensi Karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penelitian ini mengambil judul Perancangan Buku Referensi Karakteristik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini mengambil judul Perancangan Buku Referensi Karakteristik Tata Rias Tari Surabaya Dengan Teknik Fotografi Sebagai Sarana Informasi Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI 1.1.1. Judul Perancangan Dalam pemberian suatu judul dalam perancangan dapat terjadinya kesalahan dalam penafsiran oleh pembacanya, maka dari itu dibuatlah

Lebih terperinci

BAB IV PEMECAHAN MASALAH

BAB IV PEMECAHAN MASALAH BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Umum Konsep dari media yang akan dibuat adalah membantu pengajar dalam memberikan pengajaran pada siswa dalam belajar pengetahuan desain. Media pembelajaran yang disebut

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Lokasi penelitian ini berada di kompleks Mulawarman, dilihat dari

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Lokasi penelitian ini berada di kompleks Mulawarman, dilihat dari 33 BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini berada di kompleks Mulawarman, dilihat dari geografisnya terletak di daerah Kelurahan Teluk Dalam Kecamatan Banjarmasin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan arus informasi yang menyajikan kebudayaan barat sudah mulai banyak. Sehingga masyarakat pada umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tentu saja membawa dampak dalam kehidupan manusia, baik dampak

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tentu saja membawa dampak dalam kehidupan manusia, baik dampak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya zaman telah menunjukkan kemajuan yang tinggi dalam berbagai aspek kehidupan. Selain menunjukkan kemajuan juga memunculkan gaya hidup baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sesuatu yang dapat dirasakan, dipikirkan, dan dihayati, dalam seni

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sesuatu yang dapat dirasakan, dipikirkan, dan dihayati, dalam seni BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan hasil karya seni yang mengekspresikan ide, dimana ide merupakan sesuatu yang dapat dirasakan, dipikirkan, dan dihayati, dalam seni musik, bunyi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena pengidolaan Korean pop belakangan ini sedang banyak terjadi, Kpop atau

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena pengidolaan Korean pop belakangan ini sedang banyak terjadi, Kpop atau BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fenomena pengidolaan Korean pop belakangan ini sedang banyak terjadi, Kpop atau juga dikenal dengan Hallyu atau Korean wave adalah istilah yang diberikan untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tempuh dalam pelaksanaan penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Observasi yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tempuh dalam pelaksanaan penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Observasi yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Sebagaimana dijelaskan pada bab terdahulu bahwa prosedur pengumpulan data yang di tempuh dalam pelaksanaan penelitian ini adalah observasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang L Arc-en-Ciel, manga, anime, Harajuku style, J-Pop, J-Rock mungkin sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia, terutama bagi mereka yang tinggal di kota-kota

Lebih terperinci

PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK Oleh : Lukman Aryo Wibowo, S.Pd.I. 1 Siapa yang tidak kenal dengan televisi atau TV? Hampir semua orang kenal dengan televisi, bahkan mungkin bisa dibilang akrab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Manusia sepanjang rentang kehidupannya memiliki tahap-tahap perkembangan yang harus dilewati. Perkembangan tersebut dapat menyebabkan perubahan-perubahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketika zaman berubah dengan cepat, salah satu kelompok yang rentan

BAB I PENDAHULUAN. Ketika zaman berubah dengan cepat, salah satu kelompok yang rentan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Ketika zaman berubah dengan cepat, salah satu kelompok yang rentan untuk terbawa arus adalah remaja. Remaja memiliki karakteristik tersendiri yang unik, yaitu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi di bidang komunikasi semakin maju pada era globalisasi

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi di bidang komunikasi semakin maju pada era globalisasi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi di bidang komunikasi semakin maju pada era globalisasi saat ini. Kemajuan teknologi komunikasi ditandai dengan semakin luasnya jaringan televisi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Semua orang melalui proses pertumbuhan dari bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa dan tua. Masa kanak-kanak merupakan masa bermain dan umumnya kita memiliki mainan kesukaan

Lebih terperinci

2015 EFEKTIVITAS DRAMA CD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK

2015 EFEKTIVITAS DRAMA CD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan bahasa Jepang di Indonesia cukup pesat dari tahun ke tahun, hal ini bisa dilihat dari survei yang dilakukan oleh The Japan Foundation yang berpusat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur 5-10 tahun. Selain itu dongeng juga

BAB I PENDAHULUAN. SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur 5-10 tahun. Selain itu dongeng juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dongeng merupakan kisah yang disampaikan dengan cara bercerita. Dongeng biasanya disampaikan dan dibacakan oleh guru TK, SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur

Lebih terperinci

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE Komunikasi menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia, setiap hari manusia menghabiskan sebagian besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya sering kali berhasil memukau banyak orang, baik dari negara

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya sering kali berhasil memukau banyak orang, baik dari negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah negara yang terkenal karena banyak hal, salah satunya adalah bidang hiburan. Baik budaya tradisional maupun modern yang dihasilkannya sering kali berhasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. timur dunia. Kebudayaan barat memang sudah tidak asing lagi dan sudah lebih

BAB I PENDAHULUAN. timur dunia. Kebudayaan barat memang sudah tidak asing lagi dan sudah lebih 1 BAB I PENDAHULUAN 1 Latar belakang Banyak kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia dan dijadikan trend bagi masyarakat Indonesia. Kebudayaan yang masuk pun datang dari barat dan timur dunia. Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan industri perfilman di Indonesia mempunyai sisi kemajuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan industri perfilman di Indonesia mempunyai sisi kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri perfilman di Indonesia mempunyai sisi kemajuan yang sangat pesat. Saat ini dunia perfilman di Indonesia sudah mampu menunjukkan keberhasilannya

Lebih terperinci

PERSONAL GROOMING. 1. Kesan Pertama 2. Etiket dan Etika 3. Penampilan Menarik

PERSONAL GROOMING. 1. Kesan Pertama 2. Etiket dan Etika 3. Penampilan Menarik PERSONAL GROOMING 1. Kesan Pertama 2. Etiket dan Etika 3. Penampilan Menarik Apa yang ditangkap oleh customer,adalah sebuah persepsi yang ia anggap adalah benar dan akan melekat di benaknya kemudian mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32 Tentang Kebudayaan ayat 1 bahwa Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan

Lebih terperinci

SEBAGAI JURI LOMBA MENYANYI DI TK ABA BOGORAN, PEPE, TRIRENGGO, BANTUL

SEBAGAI JURI LOMBA MENYANYI DI TK ABA BOGORAN, PEPE, TRIRENGGO, BANTUL LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) SEBAGAI JURI LOMBA MENYANYI DI TK ABA BOGORAN, PEPE, TRIRENGGO, BANTUL Disusun oleh: Fu adi, S.Sn., M.A Disusun oleh: Fu adi, S.Sn., M.A NIP 19781202 200501

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Berbicara di depan umum atau lebih dikenal dengan public speaking adalah

I. PENDAHULUAN. Berbicara di depan umum atau lebih dikenal dengan public speaking adalah I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbicara di depan umum atau lebih dikenal dengan public speaking adalah proses berbicara kepada sekelompok orang dengan cara terstruktur yang disengaja dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bumi merupakan tempat tinggal seluruh makhluk di dunia. Makhluk hidup di bumi memiliki berbagai macam bentuk dan jenis yang dipengaruhi oleh tempat tinggal masing-masing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya jaman, semakin banyak remaja yang mengalami perubahan khususnya dalam segi penampilan dan hal ini mendorong remaja untuk terus memenuhi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 104 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap komunitas Harajuku Style Skoater Akademi, peneliti mendapatkan kesimpulan-kesimpulan yang mengacu pada kajian penilaian

Lebih terperinci

IDENTITAS. Jenis Kelamin : L / P * Merokok A Mild : Ya / Tidak * Terakhir Menonton Even Musik A Mild : Tanggal CARA MENGERJAKAN ALAT UKUR I

IDENTITAS. Jenis Kelamin : L / P * Merokok A Mild : Ya / Tidak * Terakhir Menonton Even Musik A Mild : Tanggal CARA MENGERJAKAN ALAT UKUR I IDENTITAS Usia : Jenis Kelamin : L / P * Merokok A Mild : Ya / Tidak * Terakhir Menonton Even Musik A Mild : Tanggal Dimana * Coret yang tidak perlu CARA MENGERJAKAN ALAT UKUR I Pada halaman berikut ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam rangka 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam rangka penyebarluasan informasi, pendidikan dan hiburan. Hampir setiap rumah tangga saat ini memiliki sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemikiran Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya yaitu : kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi,

Lebih terperinci

GAMBAR 3 TATA RIAS WAJAH PENARI PRIA DAN WANITA

GAMBAR 3 TATA RIAS WAJAH PENARI PRIA DAN WANITA GAMBAR 3 TATA RIAS WAJAH PENARI PRIA DAN WANITA Analisa Penyajian, Properti, dan iringan musik Garapan Goresan Ilusi Kiriman Ngurah Krisna Murti, Mahasiswa PS Seni Tari. ISI Denpasar Analisa Penyajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama melalui produk-produk budaya populer. Anime (Kartun atau Animasi

BAB I PENDAHULUAN. terutama melalui produk-produk budaya populer. Anime (Kartun atau Animasi 1 BAB I PENDAHULUAN B. LATAR BELAKANG Jepang telah menyebarkan pengaruh budayanya ke seluruh dunia terutama melalui produk-produk budaya populer. Anime (Kartun atau Animasi Jepang) dan Manga (Komik Jepang)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebudayaan sebagai warisan leluhur yang dimiliki oleh masyarakat setempat, hal ini memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

Lebih terperinci

Standar Penampilan Pribadi.

Standar Penampilan Pribadi. Standar Penampilan Pribadi Standar dapat diartikan sebagai suatu ukuran yang disepakati Sedangkan penampilan pribadi mempunyai pengertian sebagai penampilan (performance) dari diri seseorang maupun organisasi

Lebih terperinci

II. METODOLOGI. A. Kerangka Berpikir Studi

II. METODOLOGI. A. Kerangka Berpikir Studi II. METODOLOGI A. Kerangka Berpikir Studi Kerangka berpikir studi diatas merupakan tahap dari konsep berpikir penulis, berikut penjelasan secara singkat: 1. Passing note Judul dari film pendek yang diangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting mengenai peran serta posisi seseorang di kehidupan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. penting mengenai peran serta posisi seseorang di kehidupan sosial. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam sebuah lingkungan sosial seorang individu cenderung ingin dilihat dan diterima di tengah eksistensinya individu lain. Menampilkan identitas diri

Lebih terperinci

BAB I GAMBARAN USAHA. India, Cina, Thailand, dan terakhir Malaysia, mengakui bahwa Seni Batik berasal

BAB I GAMBARAN USAHA. India, Cina, Thailand, dan terakhir Malaysia, mengakui bahwa Seni Batik berasal BAB I GAMBARAN USAHA 1.1 Deskripsi Konsep Bisnis Seni batik di Indonesia usianya telah sangat tua, namun belum diketahui secara pasti kapan mulai berkembang di Indonesia, khususnya di Jawa. Banyak negara

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah 14 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori/Metode 4.1.1 Teori membuat Komik Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah Gambar-gambar dan lambing-lambang yang terjukstaposisi dalam turutan

Lebih terperinci

Solidarity: Journal of Education, Society and Culture

Solidarity: Journal of Education, Society and Culture SOLIDARITY 2 (1) (2013) Solidarity: Journal of Education, Society and Culture http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/solidarity GAYA HIDUP KOMUNITAS PENCINTA BUDAYA JEPANG DI KALANGAN MAHASISWA UNNES

Lebih terperinci

Reproduksi Gaya Berkendara Sinetron Anak Jalanan Oleh Remaja (Reception Analysis Siswa SMAN 14 Bekasi ) Muhammad Rheza Fadillah 1B815844

Reproduksi Gaya Berkendara Sinetron Anak Jalanan Oleh Remaja (Reception Analysis Siswa SMAN 14 Bekasi ) Muhammad Rheza Fadillah 1B815844 Reproduksi Gaya Berkendara Sinetron Anak Jalanan Oleh Remaja (Reception Analysis Siswa SMAN 14 Bekasi ) Muhammad Rheza Fadillah 1B815844 BAB 1 LATAR BELAKANG MASALAH RUMUSAN MASALAH Film Sinetron Anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permainan modern seperti game on line dan play station. Dongeng dapat

BAB I PENDAHULUAN. permainan modern seperti game on line dan play station. Dongeng dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni budaya merupakan salah satu warisan dari leluhur atau nenek moyang yang menjadi keanekaragaman suatu tradisi dan dimiliki oleh suatu daerah. Seiring dengan berkembangnya

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama

Bab 1. Pendahuluan. suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya, Jepang adalah negara yang mudah bagi seseorang untuk menciptakan suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Bagian ini memaparkan tentang kesimpulan secara keseluruhan pembahasan

BAB VI PENUTUP. Bagian ini memaparkan tentang kesimpulan secara keseluruhan pembahasan BAB VI PENUTUP Bagian ini memaparkan tentang kesimpulan secara keseluruhan pembahasan yang diperoleh setelah melakukan analisis dan interpretasi terhadap hasil penelitian, serta berisi pula saran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang sangat penting dan menjadi salah satu kebutuhan hidup masyarakat. Televisi memiliki kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang adalah negara maju dan modern, tetapi negara Jepang tidak pernah meninggalkan tradisi dan budaya mereka serta mempertahankan nilai-nilai tradisi yang ada sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi juga dikenal sebagai media hiburan, informasi dan juga media edukasi.

BAB I PENDAHULUAN. Televisi juga dikenal sebagai media hiburan, informasi dan juga media edukasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan teknologi yang sudah di kenal akrab oleh masyarakat luas. Televisi juga dikenal sebagai media hiburan, informasi dan juga media edukasi.

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM)

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) SEBAGAI JURI LOMBA MENYANYI LAGU ISLAMI TINGKAT SMP/MTs SE KABUPATEN BANTUL Oleh: Fu adi, S.Sn., M.A JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN E. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN E. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN E. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Fashion sebagai sarana komunikasi, memiliki fungsi penyampaian pesan yang bersifat non-verbal. Fashion

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi 16 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Publikasi Timothy Samara (2005:10) menyatakan publikasi merupakan sebuah perluasan aplikasi dari dua unsur yaitu teks dan gambar. Perluasan aplikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Korea menghasilkan sebuah fenomena demam budaya Korea di tingkat. global, yang biasa disebut Korean wave. Korean wave atau hallyu

BAB I PENDAHULUAN. Korea menghasilkan sebuah fenomena demam budaya Korea di tingkat. global, yang biasa disebut Korean wave. Korean wave atau hallyu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pemerintah Korea Selatan dalam penyebaran budaya Korea menghasilkan sebuah fenomena demam budaya Korea di tingkat global, yang biasa disebut Korean

Lebih terperinci

HOBI COSTUME PLAY (COSPLAY) DAN KONSEP DIRI. (Studi Korelasional Hubungan Antara Hobi Cosplay dengan Konsep Diri Anggota Komunitas Cosplay Medan)

HOBI COSTUME PLAY (COSPLAY) DAN KONSEP DIRI. (Studi Korelasional Hubungan Antara Hobi Cosplay dengan Konsep Diri Anggota Komunitas Cosplay Medan) HOBI COSTUME PLAY (COSPLAY) DAN KONSEP DIRI (Studi Korelasional Hubungan Antara Hobi Cosplay dengan Konsep Diri Anggota Komunitas Cosplay Medan) Oleh : FAROUK BADRI AL BAEHAKI 100904029 ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III VIDEO KLIP DANGDUT SATU JAM SAJA

BAB III VIDEO KLIP DANGDUT SATU JAM SAJA BAB III VIDEO KLIP DANGDUT SATU JAM SAJA 3.1 Video Klip Dangdut Satu Jam saja Video klip satu jam saja ini disutradarai oleh Rizal Mantovani, Rizal Mantovani sudah menyutradai beberapa artis dan group

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KARYA

BAB IV TINJAUAN KARYA BAB IV TINJAUAN KARYA 4. 1 Karya Mirror-mirror on the wall who s the prettiest of them all Gambar 4.1 (Sumber : dokumentasi pribadi) Judul : Mirror- mirror on the wall who s the prettiest of them all Tehnik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada terkadang membawa hal yang positif dan negatif, tergantung dari

BAB I PENDAHULUAN. yang ada terkadang membawa hal yang positif dan negatif, tergantung dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di zaman era globalisasi seperti saat ini keinginan untuk membuat suatu karya bukanlah hal yang mudah untuk dikerjakan butuh kreatifitas dan kesegaran ide

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. bahwa film ini banyak merepresentasikan nilai-nilai Islami yang diperankan oleh

BAB V PENUTUP. bahwa film ini banyak merepresentasikan nilai-nilai Islami yang diperankan oleh BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan Setelah dilakukan penelitian, kajian pustaka dan analisis data film Cinta Subuh mengenai nilai-nilai Islami di dalam film tersebut, maka dapat dikatakan bahwa film ini banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Drama adalah salah satu bentuk sastra yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

Lebih terperinci

Gambar 3 Tata Rias Wajah Penari Pria dan Wanita

Gambar 3 Tata Rias Wajah Penari Pria dan Wanita Analisa Penyajian, Properti, dan iringan musik Garapan Goresan Ilusi Kiriman Ngurah Krisna Murti, Mahasiswa PS Seni Tari. ISI Denpasar Analisa Penyajian Penyajian suatu garapan tari diperlukan cara yang

Lebih terperinci

BAB II DATA ANALISA. 2.1 Serial Animasi Data umum. Serial animasi umumnya ditentukan untuk sebuah program acara

BAB II DATA ANALISA. 2.1 Serial Animasi Data umum. Serial animasi umumnya ditentukan untuk sebuah program acara BAB II DATA ANALISA 2.1 Serial Animasi 2.1.1 Data umum Serial animasi umumnya ditentukan untuk sebuah program acara televisi di mana setiap episodenya saling berhubungan, dengan jadwal tayang yang bervariasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. publik juga merupakan penghubung antara kehidupan sosial dan kehidupan politik

BAB I PENDAHULUAN. publik juga merupakan penghubung antara kehidupan sosial dan kehidupan politik BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah Opini publik merupakan salah satu kekuatan sosial yang secara langsung maupun tidak langsung, dapat menentukan kehidupan sehari-hari suatu bangsa. Opini publik

Lebih terperinci

BAB II SEKILAS TENTANG COSPLAY JEPANG. Cosplay merupakan salah satu budaya pop dari negara Jepang yang

BAB II SEKILAS TENTANG COSPLAY JEPANG. Cosplay merupakan salah satu budaya pop dari negara Jepang yang BAB II SEKILAS TENTANG COSPLAY JEPANG 2.1 Pengertian Cosplay Cosplay merupakan salah satu budaya pop dari negara Jepang yang mendunia selain harajuku style. Istilah cosplay ( コスプレ dalam bahasa Jepang)

Lebih terperinci

2015 PENCIPTAAN KARAKTER SUPERHERO SEBAGAI SUMBER GAGASAN BERKARYA SENI LUKIS

2015 PENCIPTAAN KARAKTER SUPERHERO SEBAGAI SUMBER GAGASAN BERKARYA SENI LUKIS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Tokoh pahlawan atau superhero Indonesia sepertinya sudah lama sekali hilang di dunia perfilman dan media lainnya di tanah air. Tidak bisa dipungkiri, hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa, serta memberikan sikap-sikap atau emosional yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. siswa, serta memberikan sikap-sikap atau emosional yang seimbang. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu sarana pembelajaran anak usia belajar. Pembelajaran merupakan proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Oxford University, 1997), Dieter Mack, Apresiasi Musik Musik Populer (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama,

BAB I PENDAHULUAN. Oxford University, 1997), Dieter Mack, Apresiasi Musik Musik Populer (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu elemen yang tidak bisa dilepaskan dalam keseharian. Musik juga memberi ketenangan ketika seseorang sedang mengalami permasalahan,

Lebih terperinci

Kegemaran 15. Bab 2. Kegemaran

Kegemaran 15. Bab 2. Kegemaran Kegemaran 15 Bab 2 Kegemaran Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) membuat kipas dari kain sisa berdasarkan penjelasan guru; 2) menanggapi cerita pengalaman dengan kalimat

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Jepang dikenal sebagai negara yang maju dalam bidang ekonomi, industri,

Bab 5. Ringkasan. Jepang dikenal sebagai negara yang maju dalam bidang ekonomi, industri, Bab 5 Ringkasan Jepang dikenal sebagai negara yang maju dalam bidang ekonomi, industri, teknologi, seni, dan budaya. Salah satu budaya Jepang yang terkenal di jaman modern ini adalah budaya pop Jepang.

Lebih terperinci

LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN. No Sumber Data / Informasi. Dicapai. 1. Subyek penelitian. Keberagamaan Homoseksual. Mengetahui sikapsikap

LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN. No Sumber Data / Informasi. Dicapai. 1. Subyek penelitian. Keberagamaan Homoseksual. Mengetahui sikapsikap LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN No Sumber Data / Informasi 1. Subyek penelitian adalah homoseksual (melalui wawancara mendalam) Aspek Pengumpulan Data Keberagamaan Homoseksual 1. keyakinan diri

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DISKUSI DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DISKUSI DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DISKUSI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Gambaran Perilaku seksual Perkembangan seksual seorang individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metal yaitu Seringai sebagai bahan untuk penelitian. Kebanyakan lirik pada

BAB I PENDAHULUAN. metal yaitu Seringai sebagai bahan untuk penelitian. Kebanyakan lirik pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peneliti mengambil lirik lagu dari sebuah grup band yang beraliran rock / metal yaitu Seringai sebagai bahan untuk penelitian. Kebanyakan lirik pada Seringai

Lebih terperinci

Berikan tanda pada kolom ya bila anda setuju dan tanda pada kolom tidak bila anda tidak setuju.

Berikan tanda pada kolom ya bila anda setuju dan tanda pada kolom tidak bila anda tidak setuju. Bagian 1 Berikan tanda pada kolom ya bila anda setuju dan tanda pada kolom tidak bila anda tidak setuju. No Pernyataan Ya Tidak 1 Poni panjang dengan rambut spikey di bagian belakang merupakan ciri yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu bagian terpenting dalam kehidupan bermasyarakat adalah interaksi atau komunikasi. Komunikasi memiliki peran yang sangat pnting pada era sekarang

Lebih terperinci

BAB IV. Mahasiswi Berjilbab di FKIP- PGSD UKSW Salatiga

BAB IV. Mahasiswi Berjilbab di FKIP- PGSD UKSW Salatiga BAB IV Mahasiswi Berjilbab di FKIP- PGSD UKSW Salatiga UKSW merupakan satu-satunya Universitas Swasta yang ada di kota Salatiga. Kebanyakan masyarakat mengeanal UKSW sebagai Indonesia mini. Karena didalamnya

Lebih terperinci

KUESIONER SURVEI PERILAKU MENONTON DAN PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM JELAJAH DI TRANS TV. : (diisi oleh peneliti)

KUESIONER SURVEI PERILAKU MENONTON DAN PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM JELAJAH DI TRANS TV. : (diisi oleh peneliti) KUESIONER SURVEI PERILAKU MENONTON DAN PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM JELAJAH DI TRANS TV Peneliti bernama Ruth Elisabeth Silitonga, merupakan mahasiswi Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 5.1 Desain Title Untuk desain title, penulis menggunakan font "Annabelle" yang dianggap mewakili memiliki cita rasa klasik yang diinginkan oleh penulis. Untuk huruf e

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tren fashion yang berkembang tidak selalu baru dalam semua unsurnya, karena tren fashion dapat menggunakan atau menggabungkan dari unsur tren fashion sebelumnya. Sebab

Lebih terperinci