BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh Families and Work Institute menunjukkan bahwa 26% sedikit atau sangat stres di tempat kerja (NIOSH, 1999).

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan berorganisasi, stres kerja akan membawa dampak negatif terhadap kinerja pegawainya. Semakin tinggi stres kerja yang dirasakan pegawai akan semakin buruk kinerja yang dihasilkan sehingga produktivitas kerjanyapun menjadi turun (Chaidir dan Wajdi, 2011). Survei yang dilakukan oleh Families and Work Institute menunjukkan bahwa 26% pekerja sering dan sangat sering dibuat stres oleh pekerjaannya. Sedangkan pada Universitas Yale, 29% pekerja melaporkan bahwa mereka merasa sedikit atau sangat stres di tempat kerja (NIOSH, 1999). Prevalensi distres psikologik penduduk Indonesia berdasarkan Riskesdas 2007 adalah 11,6% dan bervariasi di antara provinsi dan kabupaten/kota. Pada Riskesdas tahun 2013, prevalensi distres psikologik dinilai kembali dengan menggunakan alat ukur serta metode yang sama, dan di Jawa Tengah sendiri prevalensinya sebesar 4,7 % (Depkes, 2013). Setiap aspek di pekerjaan dapat menjadi pembangkit stres, namun hanya diri pekerja sendiri yang mampu menentukan dan merasakan kondisi stresnya (Munandar, 2001). Keadaan seperti suara gaduh, suhu udara tinggi atau rendah, dan beban kerja yang berat berperan sebagai penyebab stres di lingkungan kerja. Jika terdapat kondisi demikian, stres akan muncul, dan pada gilirannya perasaan tidak puas akan mempengaruhi produktivitas dan 1

2 prestasi kerja (Anoraga, 2009). Hasil penelitian Lisa Rose Widiana pada tahun 2011 tentang stres dan produktivitas diperoleh hasil ada hubungan yang sangat signifikan antara stres kerja dengan produktivitas kerja. Seperti keadaan yang terjadi di salah satu pabrik di wilayah Sukoharjo. CV. X Sukoharjo merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri garment dan sudah berdiri sejak tahun Para pekerja bekerja selama 5 hari penuh dari hari senin sampai sabtu dan setiap harinya dimulai dari pukul wib dengan jeda istirahat pukul wib. Jika terdapat hari libur nasional, perusahaan juga turut meliburkan pekerjanya. Di pabrik tersebut terdapat 7 bagian produksi yaitu bagian cutting, sewing, lubang kancing, pasang kancing, ironing, quality control, dan packing. Dari ketujuh bagian tersebut bagian sewing merupakan salah satu bagian pekerjaan yang memiliki beban kerja paling berat serta memerlukan keterampilan dan ketelitian yang lebih dibandingkan bagian-bagian yang lainnya. Dari hasil survey awal pada pekerja bagian sewing, didapat informasi bahwa 40% pekerja mengeluhkan pusing, lelah, lesu, panik karena target kerja, dan ada pekerja yang pernah pingsan ketika bekerja. Keadaan-keadaan tersebut merupakan gejala terjadinya stres kerja. Adapun faktor-faktor yang dapat menimbulkan gejala stres kerja di bagian sewing yaitu seperti jenis pekerjaan yang monoton, tidak adanya rotasi kerja, target sebanyak 700 pakaian jadi dari perusahaan yang harus dipenuhi setiap hari, dan banyak pula

3 pekerja yang melakukan lembur kerja sampai pukul wib untuk menyelesaikan target yang telah ditetapkan perusahaan. Masalah stres kerja merupakan masalah yang cukup penting didalam organisasi, sehingga diperlukan metode untuk mengelola stres kerja guna mempertahankan kinerja para karyawan. Musik pengiring kerja merupakan salah satu intervensi yang cukup mudah diaplikasikan dalam setting organisasi (Sabrina, 2014). Musik memiliki beberapa manfaat bagi terapi dan penyembuhan. Selain itu, musik juga diketahui dapat mengurangi kelelahan serta meningkatkan produktivitas (Wulandari, 2013). Penelitian yang dilakukan oleh Miladdesila Elfa Sabrina tahun 2014 menunjukkan bahwa musik pengiring kerja dan konseling keperilakuan kognitif efektif menurunkan stres kerja pada perawat rumah sakit. Sementara penelitian Puspitaratna dan Dwiyanti tahun 2013 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan produktivitas sebelum dan sesudah pemberian musik pengiring kerja. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul pengaruh jenis musik terhadap stres kerja dan produktivitas kerja pada pekerja bagian sewing di CV. X Sukoharjo, (X = Maju Abadi Garment). B. Rumusan Masalah Apakah ada pengaruh jenis musik pengiring kerja terhadap stres kerja dan produktivitas kerja pada pekerja bagian sewing di CV. X Sukoharjo?

4 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui perbedaan jenis musik pengiring kerja terhadap stres kerja dan produktivitas kerja pada pekerja bagian sewing di CV. X Sukoharjo. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui stres kerja pada pekerja bagian sewing di CV. X Sukoharjo. b. Untuk mengetahui produktivitas kerja pekerja bagian Sewing di CV. X Sukoharjo. c. Untuk mengetahui jenis musik pengiring kerja yang menghasilkan presentase responden paling tinggi mengalami stres kerja pada pekerja d. Untuk mengetahui jenis musik pengiring kerja yang menghasilkan presentase responden paling tinggi mengalami penurunan produktivitas kerja pada pekerja D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Diharapkan sebagai pembuktian bahwa ada pengaruh jenis musik pengiring kerja dengan stres kerja dan produktivitas kerja pada pekerja

5 2. Manfaat Praktis a. Bagi Ilmu Pengetahuan Menambah wacana kepustakaan tentang teori-teori stres kerja, produktivitas kerja, dan musik pengiring kerja khususnya perbedaan jenis musik terhadap stres kerja dan produktivitas kerja pada pekerja b. Bagi Peneliti Meningkatkan wawasan dan pengetahuan perbedaan jenis musik pekerja c. Bagi Program D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Menambah referensi, data, dan informasi di kepustakaan Program D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja khususnya perbedaan jenis musik pekerja d. Bagi CV. X Sukoharjo. 1) Menambah pengetahuan dan pengertian perbedaan jenis musik pekerja bagian sewing di CV. X Sukoharjo 2) Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi perusahaan untuk mengambil tindakan pengendalian, sehingga dapat meningkatkan efisiensi kerja, produktivitas kerja, derajat kesehatan pekerja secara optimal serta kesejahteraan pekerja.