BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ukuran: px

Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Liana Setiabudi
6 tahun lalu
Tontonan:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan Kerja yaitu bagian dari ilmu kesehatan atau kedokteran yang mempelajari bagaimana melakukan usaha preventif dan kuratif serta rehabilitatif terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor faktor pekerjaan dan lingkungan kerja maupun penyakit umum dengan tujuan agar pekerja memperoleh derajat kesehatan yang setinggi tingginya baik fisik, mental maupun sosial. (1) Keselamatan secara umum yaitu suatu kebutuhan setiap manusia dan menjadi naluri dari setiap makhluk hidup. (2) Keselamatan Kerja yaitu keselamatan kerja yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara cara melakukan pekerjaan dan proses produksi. (1) Kesehatan kerja dilaksanakan supaya semua pekerja dapat bekerja dalam kondisi kesehatan yang baik tanpa membahayakan diri mereka sendiri atau masyarakat, dan supaya mereka dapat mengoptimalkan produktifitas kerja mereka sesuai dengan program perlindungan tenaga kerja. (1) Ketentuan mengenai kesehatan kerja sudah banyak diatur dalam perundangan-undangan, namun tidak semua industri mampu menerapkan dengan baik. Kemajuan industri di Indonesia yang sangat pesat tanpa diimbangi dengan keselamatan kerja dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan bagi tenaga pekerja dan masyarakat. (3) Penanganan keselamatan dan kesehatan kerja masih terbatas pada kegiatan inspeksi untuk memeriksa kondisi lingkungan kerja. (2) Lingkungan kerja dapat memunculkan penyakit akibat kerja yang disebabkan dari jenis pekerjaan, alat, bahan dan proses yang terjadi di tempat kerja. Penyebab dari penyakit

2 akibat kerja digolongkan menjadi faktor fisik, biologi, kimia, ergonomik dan psikis. (4) Salah satu jenis lingkungan kerja fisik yaitu penerangan. (5) Penerangan yang baik merupakan penerangan yang bisa memberikan dampak positif terhadap para pekerja, sehingga memungkinkan tenaga kerja bisa melihat obyek pekerjaan secara jelas, cepat dan teliti pada saat bekerja. (6) Pencahayaan juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan tingkat ketelitian atau jenis pekerjaan sehingga memelihara kesehatan mata dan kegairahan kerja. (7) Jika buruk akan berdampak negatif langsung terhadap para pekerja, salah satu akibat dari yang buruk yaitu menurunnya ketajaman. (4) Faktor faktor yang mempengaruhi ketajaman yaitu usia, penerangan, silau, ukuran pupil, masa kerja, lama kerja (8,9,10) Penelitian tentang korelasi antara intensitas penerangan dan masa kerja dengan ketajaman pada industri garmen di Kota Semarang, menyatakan ada hubungan antara masa kerja dengan ketajaman. (11) Di Kabupaten Pemalang Kecamatan Taman merupakan sentra industri tenun, di wilayah ini banyak dijumpai home industri yang berskala Bangunan pada umumnya hanya memanfaatkan bangunan rumah yang ada di dekat rumah pemilik, jadi tidak dibangun secara khusus. Ventilasi ini digunakan sebagai penerangan alami yang digunakan oleh pengrajin tenun. Penerangan lainnya yang digunakan adalah lampu, lampu ini terletak di atas kepala sehingga sinar tidak dapat mengenai objek kerja karena sinar terhalang oleh mesin yang berdekatan. Intensitas penerangan yang buruk di tempat kerja mengakibatkan kelelahan mata, rusaknya alat dan tingginya kecelakaan (38). Hasil survei juga menunjukkan bahwa penerangan dalam area kerja kurang baik, terlihat pada waktu siang hari ditambahkan lampu sebagai penerangan. Pekerja juga mengeluhkan tidak dapat melihat dengan jelas jika lampu dipadamkan, Pekerja juga mengalami gangguan mata seperti

3 mata berair, mata perih, silau dan pandangan kabur, hal ini karena pekerjaan ini membutuhkan ketelitian. Ketelitian sangat dibutuhkan dalam menenun karena jika terjadi kesalahan maka hasil tenun yang dijual akan dikembalikan kepada produsen. Lampu untuk pekerja berada tepat diatas kepala selama bekerja baik siang maupun malam sehingga menyebabkan kesilauan. Masa kerja pekerjanya yaitu lebih dari 6 tahun. Beberapa pekerja melakukan pekerjaannya dimulai pada jam WIB sampai dengan pukul WIB, dan untuk waktu istirahat tidak ditentukan tetapi untuk makan siang sudah disediakan. Penggunaan lampu untuk waktu yang lama merupakan salah satu penyebab terjadinya kelelahan mata. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis ingin mengetahui tentang hubungan intensitas penerangan, masa kerja dan lama kerja dengan ketajaman pengrajin tenun tradisional di Desa Wanarejan Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, maka dirumuskan masalahnya yaitu : Adakah hubungan intensitas penerangan, masa kerja dan lama kerja dengan ketajaman pengrajin tenun tradisional sektor C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan intensitas penerangan, masa kerja dan lama kerja dengan ketajaman pengrajin tenun tradisional sektor 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan intenitas penerangan pengrajin tenun tradisional sektor b. Mendeskripsikan masa kerja pengrajin tenun tradisional sektor

4 c. Mendeskripsikan lama kerja pengrajin tenun tradisional sektor d. Mendeskripsikan ketajaman pengrajin tenun tradisional sektor e. Menganalisis hubungan intenitas penerangan dengan ketajaman f. Menganalisis hubungan masa kerja dengan ketajaman g. Menganalisis hubungan lama kerja dengan ketajaman D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis Penelitian tentang hubungan intensitas penerangan, masa kerja dan lama kerja dengan ketajaman pada pengrajin tenun, diharapkan dapat membantu meningkatkan kesadaran pekerja akan pentingnya K3 dalam pekerjaan, dan bisa menjadi salah satu panduan pengrajin tenun serta mencegah penyakit akibat kerja (PAK) khususnya ketajaman. 2. Manfaat Teoritis dan Metodologis Penelitian tentang hubungan intensitas penerangan, masa kerja dan lama kerja dengan ketajaman pada pengrajin tenun, diharapkan bisa bermanfaat untuk penelitian selanjutnya mengenai penyakit akibat kerja (PAK) khususnya ketajaman di tempat kerja. E. Keaslian/Originalitas No Penelitian (Tahun) 1 Riza Wijayanti (2012) (12) Judul Hubungan intensitas dengan ketajaman pada pengrajin batik di pabrik Plentong Tabel 1.1Keaslian Penelitian Desain Studi Variabel Bebas dan Terikat - Intensitas - Ketajaman Hasil -Tidak ada hubungan intensitas dengan ketajaman mata kanan dan mata kiri pengrajin batik di

5 dan pabrik Indah Rara Djongrang Yogyakarta Pabrik Plentong, Pabrik Indah Rara Djongrang(A) dan Pabrik Indah Rara Djongrang(B) Yogyakarta Korelasi antar 2 Sri Sumarni (2002) (11) intensitas penerangan dan masa kerja dengan ketajaman tenaga kerja pada industri garmen CV. Hidup Sehat di Kota Semarang - Intensitas penerangan - masa kerja - ketajaman - Ada hubungan antara intensitas penerangan, masa kerja dengan ketajaman 3 Hengki Ditya Eko Nugroho (2009) (13) Pengaruh Intensitas Penerangan Terhadap Kelelahan Mata Pada Tenaga Kerja di Laboratorium PT. Polypet Karya Persada Cilegon - Intensitas penerangan - Kelelahan Mata - Ada pengaruh yang signifikan antara intensitas penerangan terhadap kelelahan mata Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dilakukan terhadap beberapa perbedaan. Perbedaan tersebut yaitu pekerjaan responden, lokasi penelitian dan variabel bebas. a. Jenis pekerjaan ini adalah pengrajin tenun tradisional. b. Lokasi penelitian di Desa Wanarejan Utara Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang. c. Variabel bebas pada penelitian sebelumnya adalah intensitas, masa kerja. Perbedaan penelitian ini adalah adanya lama kerja. Penelitian ini akan diketahui apakah ada hubungan antara lama kerja dengan ketajaman, dimana pada penelitian sebelumnya belum dijelaskan.

dokumen-dokumen yang mirip

HUBUNGAN INTENSITAS PENERANGAN, MASA KERJA DAN LAMA KERJA DENGAN KETAJAMAN PENGLIHATAN

J. Kesehat. Masy. Indones. 10(2): 2015 ISSN 1693-3443 HUBUNGAN INTENSITAS PENERANGAN, MASA KERJA DAN LAMA KERJA DENGAN KETAJAMAN PENGLIHATAN Agus Suherman, 1 Ulfa Nurulita 1, Rahayu Astuti 1 1 Fakultas