BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN PEMECAHAN MASALAH. Kabupaten Sukabumi terletak pada batas meridian 6057' ' lintang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN PEMECAHAN MASALAH. Kabupaten Sukabumi terletak pada batas meridian 6057' ' lintang"

Transkripsi

1 67 BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN PEMECAHAN MASALAH 4.1 Profil Perusahaan Gambaran Umum Perusahaan Kabupaten Sukabumi terletak pada batas meridian 6057' ' lintang selatan dan ' ' Bujur timur. Secara topografis profil rupa bumi pada umumnya bergelombang di bagian selatan dan bergunung di bagian utara dan wilayah bagian tengah, ketinggian di atas permukaan laut berkisar antara (0-2960m), berjarak tempuh 120 Km dari ibukota negara dan 95 Km dari Ibukota Propinsi Jawa Barat. Secara fisik, wilayah dibatasi oleh 60% daratan dan 40% lautan.luas wilayah Kabupaten Sukabumi adalah ,92 ha yang secara administratif dibagi dalam 45 Kecamatan, 335Desa, 3 Kelurahan.Topografinya ditandai dengan bukit-bukit dan gunung-gunung dengan kemiringan yang terjal. Gunung-gunung yang tinggi adalah gunung-gunung berapi yang terletak di sebelah utara, yaitu: Gunung Gede Pangrango yang tingginya kurang lebih m dpl, Gunung Halimun m dpl dan Gunung Salak m dpl. Kondisi geomorfologi tanah dapat dibagi ke dalam empat kelompok : 1) Pegunungan, 2) Pegunungan Lipatan, 3) Pegunungan Plateau, dan 4) Dataran Pasir dan Sungai Laju pertumbuhan penduduk yang fluktuatif, laju pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 1996 dan 2000 masing-masing 4,27% dan 4,98%. Laju pertumbuhan penduduk rata-rata tahun adalah 2,26%, sedangkan jumlah 67

2 68 penduduk pada tahun 2005 mencapai jiwa. Krisis moneter/ekonomi yang terjadi sejak bulan Juli 1997 memberikan pengaruh yang signifikan terhadap menurunnya penyerapan angkatan kerja / tenaga kerja. Tahun 1998 jumlah angkatan kerja yang bekerja tercatat atau 45,99 persen yang mengalami penurunan dibandingkan tahun 1997 yang tercatat atau 50,74 persen. Disisi lain angkatan kerja yang mencari pekerjaan meningkat menjadi 4,12 persen tahun 1998 dibandingkan tahun 1997 yang mencapai 3,30 persen. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kabupaten Sukabumi menurut hasil Susenas 1998 sebesar 50,50% dan angka ini mengalami penurunan sebesar 3,54 persen dibandingkan TPAK tahun 1997 yang mencapai 54,04 persen. Sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) meningkat tajam dari 6,11 persen tahun 1997 menjadi 8,22 persen tahun 1998 Untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut dan memberikan arahan pembangunan, maka kabupaten Sukabumi telah merencanakan pembangunannya yang dijabarkan dalam Renstra (rencana strategis) Kabupaten Sukabumi , yaitu antara lain: Visi Kabupaten Sukabumi : "Kabupaten Sukabumi yang Damai, Tangguh, Produktif dan Sejahtera Lahir dan Batin yang dijiwai Nilai-nilai Keimanan dan Ketaqwaan". Misi Kabupaten Sukabumi: Pasal 1 : Membangun perekonomian berbasis agrobisnis, pertambangan, perdagangan, industri, pariwisata yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dengan mengoptimalkan Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam yang ada menuju otonomi yang tangguh.

3 Lingkup Taman Nasional Gunung Gede Pangrango TNGGP merupakan salah satu dari 5 taman nasional yang dideklarasi oleh Pemerintah Indonesia tahun 1980, dan sampai tahun 2007 sudah 50 taman nasional dibentuk oleh Pemerintah di seluruh Indonesia. Seperti halnya kawasan konservasi lainnya di Indonesia, pengelolaan kawasan TNGP merupakan tanggungjawab dari Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Departemen Kehutanan. Secara administratif, kawasan TNGP berada di 3 kabupaten (Bogor, Cianjur dan Sukabumi) Propinsi Jawa Barat. Kantor pengelola yaitu Balai Besar TNGGP berada di Cibodas, dan dalam pengelolaannya dibagi menjadi 3 (tiga) Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah (Bidang PTN Wil), yaitu Bidang PTN Wil I di Cianjur, SBidang PTN Wil II di Selabintana-Sukabumi, danbidang PTN Wil III di Bogor, dan 6 (enam) Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah (SPTN Wil) dan 22 (dua puluh dua) resort Pengelolaan Taman Nasional Wilayah dengan tugas dan fungsi melindungi dan mengamankan seluruh kawasan TNGGP dalam mewujudkan pelestarian sumberdaya alam menuju pemanfaatan yang berkelanjutan Budaya Perusahaan Mengutamakan tingkat kepuasan wisatawan. Bekerja dengan budaya kekeluargaan dan keakraban. Menghargai integritas dan profesionalisme yang tinggi. Menunjang kerjasama dan gotong royong dalam mencapai tujuan bersama.

4 Struktur Organisasi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Struktur Organisasi Balai Besar Taman Nasional Gn Gede Pangrango Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan No.P.03/Menhut-II/2007 tanggal 1 Februari 2007 dan SK BB TNGGP No.SK 95/II-TU/2007 tanggal 28 Desember Sumber : Gambar 4.1 Struktur Organisasi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Struktur organisasi merupkan susunan yang terdiri dari fungsi-fungsi dan hubungan yang menyatakan keseluruhan kegiatan untuk mencapai suatu

5 71 tujuan.secara fisik struktur organisasi dapat dinyatakan dalam bentuk garis yang memperlihatkan hubungan unit-unit organisasi dan garis wewenang yang ada. Berikut ini dijelaskan mengenai tugas dan wewenang dari bagan organisasi tersebut, antara lain : 1. Bagian tata usaha Mempunyai tugas melaksanakan pengurusan administrasi persuratan, ketatalaksanaan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan, kearsipan, dan rumah tangga, penyusunan, perencanaan, dan kerjasama, pengumpulan dan analisis data, pemantauan dan evaluasi, pelaporan serta kehumasan, bagian Tata Usaha juga membawahi beberapa sub bagian yaitu : a. Sub Bagian Umum mempunyai tugas melakukan pengelolaan unsur administrasipersuratan,ketatalaksanaan,kepegawaian,keuangan, perlengkapan, kearsipan, kerumahtanggaan. b. Sub Bagian Perencanaan dan Kerja Sama mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan rencana, kegiatan anggaran dan kerja sama. c. Sub Bagian Data Evaluasi, Pelaporan dan Humas mempunyai tugas melakukan pengumpulan dan analisis data, statistic, pemantaun, dan evaluasi pelaporan serta kehumasan. 2. Bidang Teknis Konservasi Taman Nasional Mempunyai tugas penyiapan koordinasi dan rencana kerja di bidang perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan kawasan taman nasional serta

6 72 pelayanan dan promosi taman nasional. Bidang teknis konservasi ini membawahi beberapa seksi, yaitu : a. Seksi Perlindungan, Pengawetan dan Perpetaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi teknis bidang perlindungan dan pengamanan taman nasional, penyiapan pelayanan dan penegakan hukum, pelaksanaan koordinasi teknis bidang pengawetan tumbuhan dan satwa liar, pelaksanaan teknis bidang informasi perpetaan, sistem informasi geografis dan website, dan pelaksanaan pengendalian kebakaran hutan. b. Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan koordinasi teknis bidang pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan, pariwisata alam, pelaksanaan pelayanan dan promosi taman nasional serta pelaksanaan koordinasi teknis bidang penyuluhan, bina cinta alam, pengembangan koperasi dan pemberdayaan. 3. Bidang Pengelolaan Taman Nasional. Mempunyai tugas mengkoordinasikan pelaksanaan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dan pengelolaan kawasan taman nasional di wilayah kerjanya. Bidang pengelolaan taman nasional membawahi beberapa seksi pengelolaan taman nasional di wilayah kerjanya, pengamanan dan pengendalian kebakaran hutan, perlindungan dan pengamanan kawasan, pemberantasan penebangan dan peredaran kayu, melaksanakan kegiatan pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan

7 73 dan wisata alam, penyuluhan, bina cinta alam dan pemberdayaan masyarakat. 4. Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari jabatan fungsional Pengendali Ekosistem Hutan, Polisi Kehutanan, Penyuluh Kehutanan dan fungsional lainnya.masing-masing kelompok jabatan fungsional dikoordinasikan oleh seorang Ketua kelompok yang ditetapkan oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional.Dengan jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. 4.2 Karakteristik Umum Responden Berdasarkan hasil survey dari penyebaran kuesioner terhadap 76 responden pariwisata khususnya pada website Taman Nasional Gunung Gede Pangranggo maka secara deskriptif karakteristik responden menurut penggunaan internet, jenis kelamin, dan usia responden dapat ditunjukkan pada tabel-tabel karakteristik responden. Adapun karakteristik responden menurut jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel berikut ini

8 74 Tabel 4.1. Frekuensi Responden Menurut Penggunaan Internet No. Pengggunaan Frekuensi Presentase ( %) Internet Responden 1. Setiap Hari 69 91% 2. Seminggu Sekali 1 1% 3. Lain-lain 6 8% Total % Sumber : Hasil Penyebaran Kuesioner (2012) Berdasarkan Tabel 4.1. tersebut, dari 76 responden penelitian diperoleh gambaran bahwa lebih dari separuh yaitu 69 orang (91%) adalah responden menggunakan internet setiap hari, selanjutnya untuk penggunaan internet dalam jangka waktu seminggu 1 kali hanya 1 responden dari 76 siswa sebesar (1%), sedangkan sisanya yaitu 6 orang (8%) adalah responden yang menjawab lain-lain. Secara lebih rinci persentase karakteristik responden menurut pengunaan internet dapat digambarkan dalam diagram pie seperti pada Gambar 4.2 dibawah ini : Sumber : Hasil Penyebaran Kuesioner (2012) Gambar 4.2 Diagram Pie Frekuensi Responden Menurut Penggunaan Intenet

9 75 Sedangkan karakteristik responden menurut jenis kelamin responden maka dapat ditunjukkan pada Tabel 4.2. sebagai berikut : Tabel 4.2. Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Distribusi Presentase (%) Responden 1. Laki-laki 51 67% 2. Perempuan 25 33% Total % Sumber : Hasil Penyebaran Kuesioner (2012) Berdasarkan Tabel 4.3 tersebut, dari 76 responden penelitian diperoleh gambaran bahwa lebih dari separuh yaitu 51 orang (67%) adalah responden laki-laki, sedangkan sisanya yaitu 25 orang (33%) adalah responden perempuan. Secara lebih rinci persentase karakteristik responden menurut jenis kelamin dapat digambarkan dalam diagram pie seperti pada Gambar 4.3 dibawah ini : Sumber : Hasil Penyebaran Kuesioner (2012) Gambar 4.3. Diagram Pie Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin

10 76 Sedangkan karakteristik responden menurut usia maka dapat ditunjukkan pada Tabel 4.3 sebagai berikut : Tabel 4.3. Distribusi Responden Menurut Usia No. Usia Responden Distribusi Presentase (%) Responden Tahun 1 1% Tahun 2 3% Tahun 4 5% Tahun 31 41% Tahun 26 34% Tahun 9 12% Tahun 3 4% Total % Sumber : Hasil Penyebaran Kuesioner (2012) Berdasarkan Tabel 4.3. tersebut, dari 76 responden penelitian diperoleh gambaran bahwa usia responden mulai dari usia 17 tahun yaitu sebanyak 1 orang (1%), kemudian dilanjutkan pada usia antara 18 tahun yaitu sebanyak 2 orang (3%) dan dilanjutkan dari responden dengan usia 19 tahun yaitu sebanyak 4 orang (5%) lalu disusul dari kalangan usia yang memiliki jumlah terbanyak adalah usia 20 tahun yaitu sebanyak 31 orang (41%), dilanjutkan usia 21 tahun sebanyak 26 orang (34%), dan pada usia 22 tahun sebanyak 9 orang (12%), sisanya responden dengan usia 23 tahun yaitu sebanyak 3 orang (4%). Secara lebih rinci persentase

11 77 karakteristikresponden menurut usia dapat digambarkan dalam diagram pie seperti pada Gambar 4.4. sebagai berikut : Sumber : Hasil Penyebaran Kuesioner (2012) Gambar 4.4. Diagram Pie Distribusi Responden Menurut Usia

12 Analisis Konjoin Context Jumlah Card Dalam Analisis Conjoint Dalam analisis conjoint, terlebih dahulu membuat stimulant atau card yang akan dijadikan kombinasi pernyataan pada kuesioner. Untuk menentukan jumlah card didapat dari perhitungan conjoint analysis dengan memasukan syntax sesuai urutan. Hasil card yang dihasilkan dalam atribut context berjumlah 8 card dari 32 kombinasi. Gambar 4.5 Jumlah Cards Context

13 Hasil Kuesioner Analisis Konjoin Secara Aggregate Tabel 4.4 Utilitas dan tingkat kepentingan atribut context secara aggregate No. Atribut Taraf Atribut Bobot Kepentingan Utilitas Relatif (%) 1. Navigasi Vertical 16,4 % -0,271 horizontal 0, Warna Hijau 0,215 Merah 51,5% -0,212 Kuning -0,278 Putih 0, Kecepatan Cepat 16,8% -0,173 Lebih Cepat 0, Layout Statics 15,5% 0,051 Fluid -0,051 Sumber : Hasil Pengolahan Data (2012) Berdasarkan hasil analisis secara aggregate terhadap atribut atribut website pada tabel 4.4 diatas, maka didapat hasil sebagai berikut : 1) Navigasi Untuk atribut navigasi secara umum responden menyukai tampilan navigasi berbentuk horizontal. Dapat dilihat dari nilai utilitasnya yang menunjukan hasil positif dengan angka 0,271 dibandingkan dengan tampilan navigasi vertical yang menunjukan hasil negative.

14 80 2) Warna Untuk atribut warna secara umum responden menyukai tampilan bewarna Putih di bandingan dengan warna lain. Nilai utilitas yang dihasilkan bernilai positif yaitu 0,275. 3) Kecepatan Untuk atribut kecepatan secara umum responden menyukai kecepatan yang lebih cepat dengan nilai utilitasbernilai positif yaitu 0,173. 4) Layout Untuk atribut layout secara umum responden menyukai tampilan layout dengan bentuk statics dibandingkan dengan fluid. Nilai utilitas yang dihasilkan bernilai positif yaitu 0,051. 5) Tingkat Kepentingan Atribut (Importance Values) Pada tabel diatas, secara umum responden menganggap warna merupakan bagian terpenting dalam menilai sebuah website. Hasil yang ditunjukan sebesar 51,5%. Dilanjutkan dengan kecepatan yaitu 16,8%, lalu atribut navigasi yaitu 16,4% dan terakhir yaitu atribut layout sebesar 15,5%.

15 Pengukuran Predictive Accuracy Secara Keseluruhan (Aggregate) Tabel 4.5 Correlations context secara aggregate Correlations a Value Sig. Pearson's R Kendall's tau a. Correlations between observed and estimated preferences Sumber : Hasil Pengolahan Data (2012) Hipotesis Ho3: Tidak ada hubungan yang signifikan antara Estimates preferences dan Actual preferences Ha3: Ada hubungan yang Signifikan antara Estimates preferences dan Actual preferences Dasar Pengambilan Keputusan Sig 0,05 maka Ho diterima Sig < 0,05 maka Ho ditolak Hasil Pearson s R Kendall s tau Sig = 0,005 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Sig = 0,007 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

16 82 Kesimpulan: Jadi melalui uji signifikansi diatas dapat diketahui bahwa memang ada korelasi yang nyata antara hasil konjoin dengan pendapat aktual dari responden secara keseluruhan (aggregate), di mana hubungan tersebut bersifat kuat karena nilai korelasinya lebih besar dari 0,5 yaitu sebesar 0,836dan untuk Pearson s R yaitu sebesar 0,714. Dari hasil analitas diatas karena pendapat responden mempunyai ketepatan akurasi (predictive accuracy) yang tinggi dan pada uji signifikansi korelasi signifikan, maka bisa disimpulkan bahwa Mahasiswa BINUS University dan Mahasiswa Tarumanegara University pada dasarnya dapat dikatakan menginginkan kombinasi website pada context dengan bentuk navigasi berbentuk horizontal, dengan warna latar nya bewarna putih, bentuk layout dari website tersebut berbentu statics, dan kecepatan yang diinginkan adalah lebih cepat Content Jumlah Card Dalam Analisis Conjoint Dalam analisis conjoint, terlebih dahulu membuat stimulant atau card yang akan dijadikan kombinasi pernyataan pada kuesioner. Untuk menentukan jumlah card didapat dari perhitungan conjoint analysis dengan memasukan syntax sesuai urutan. Hasil card yang dihasilkan dalam atribut content berjumlah 9 card dari 81 kombinasi.

17 83 Gambar 4.6 Jumlah Card Content Hasil Kuesioner Analisis Konjoin Secara Aggregate Tabel 4.6 Utilitas dan tingkat kepentingan atribut content secara aggregate No. Atribut Taraf (level) Atribut Bobot Kepentingan Relatif (%) Utilitas 1. Informasi Setiap Hari 21,9% 0,358 1 minggu -0,111 2 hari -0, Layanan 27,7% 0,240 E-formulir 0,218 Contact -0, Teks Size 11 28,6% 0,099 Size 12 0,398

18 84 Size 14-0, Gambar Kecil 22,5% -0,418 Besar 0,082 Sangat Besar 0,332 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012 Berdasarkan hasil analisis secara aggregate terhadap atribut atribut website pada tabel 4.6 diatas, maka didapat hasil sebagai berikut : 1) Informasi Untuk atribut informasi secara umum responden menyukai tampilan informasi dengan insensitas selama setiap hari. Dapat dilihat dari nilai utilitasnya yang menunjukan hasil positif dengan angka 0,385, dibandingkan dengan level atribut lainnya yang selama 1 minggu dan 2 hari. 2) Layanan Untuk atribut layanan secara umum responden menyukai layanan dalam bentuk E- mail dan E-formulir. Namun untuk nilai utilitas angka yang lebih besar ditunjukan oleh yang menghasilkan angka sebesar 0,240 dan bernilai positif. 3) Text Untuk atribut text secara umum responden menyukai tampilan text mempunyai ukuran sebesar 11 dan 12. Sama sama memiliki nilai positif, namun yang menunjukan angka terbesar untuk ukuran 12 dengan nilai utilitas 0,398. Jadi, secara keseluruhan responden menyukai text yang berukuran 12.

19 85 4) Gambar Untuk atribut gambar secara umum responden menyukai tampilan gambar dengan ukuran yang besar dan sangat besar. Nilai utilitas yang terbesardihasilkan oleh ukuran gambar sangat besar yang bernilai positif dan bernilai 0,332. 5) Tingkat Kepentingan Atribut (Importance Values) Pada tabel diatas, secara umum responden menganggap Text pada website merupakan bagian terpenting dalam sebuah website. Hasil yang ditunjukan sebesar 28,6%. Dilanjutkan dengan layanan yaitu 27,7%, lalu atribut gambar yaitu 22,5% dan terakhir yaitu atribut informasi sebesar 21,9% Pengukuran Predictive Accuracy Secara Keseluruhan (Aggregate) Tabel 4.7 Correlations content secara aggregate Correlations a Value Sig. Pearson's R Kendall's tau Hipotesis Ho3: Tidak ada hubungan yang signifikan antara Estimates preferences dan Actual preferences Ha3: Ada hubungan yang Signifikan antara Estimates preferences dan Actual preferences Dasar Pengambilan Keputusan Sig 0,05 maka Ho diterima

20 86 Sig < 0,05 maka Ho ditolak Hasil Kendall s tau Sig = 0,000< 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan: Jadi melalui uji signifikansi diatas dapat diketahui bahwa memang ada korelasi yang nyata antara hasil konjoin dengan pendapat aktual dari responden secara keseluruhan (aggregate), di mana hubungan tersebut bersifat kuat karena nilai korelasinya lebih besar dari 0,5 yaitu sebesar 1,000dan untuk Pearson s R yaitu sebesar 1,000 Dari hasil analitas diatas karena pendapat responden mempunyai ketepatan akurasi (predictive accuracy) yang tinggi dan pada uji signifikansi korelasi signifikan, maka bisa disimpulkan bahwa Mahasiswa BINUS University dan Mahasiswa Tarumanegara University pada dasarnya dapat dikatakan menginginkan kombinasi website pada context dengan insensitas informasi dalam web adalah setiap hari, ukuran teks yang diinginkan sebesar 12, bentuk gambar sangat besar, dan bentuk layanan dari perusahaan melalui Customization Jumlah Card Dalam Analisis Conjoint Dalam analisis conjoint, terlebih dahulu membuat stimulant atau card yang akan dijadikan kombinasi pernyataan pada kuesioner. Untuk menentukan jumlah card didapat dari perhitungan conjoint analysis dengan memasukan syntax sesuai

21 87 urutan. Hasil card yang dihasilkan dalam atribut Customization berjumlah 4 card dari 4 kombinasi. Gambar 4.7 Jumlah Card Customization Hasil Kuesioner Analisis Konjoin Secara Aggregate Tabel 4.8 Utilitas dan tingkat kepentingan atribut Customization secara aggregate No. Atribut Taraf (level) Atribut Bobot Kepentingan Relatif (%) Utilitas 1. Log-in &password 44,7 % 0,092 Nama & password -0, Content & Layout Edit profil 55,2% -0,408 Dashbor 0,408 Configuration Sumber : Hasil Pengolahan Data (2012)

22 88 Berdasarkan hasil analisis secara aggregate terhadap atribut atribut website pada tabel 4.8 diatas, maka didapat hasil sebagai berikut : 1) Log-in Secara umum, seluruh responden lebih menyukai tampilan log-in menggunakan & password dibandingkan dengan menggunakan nama. Nilai utilitas yang dihasilkan bernilai positif sebesar 0,092. 2) Content & Layout Configuration Secara umum, seluruh responden lebih menyukai tampilan content & layout configuration untuk dapat mengedit dashbor website. Nilai utilitas yang dihasilkan bernilai positif sebesar 0,408. 3) Tingkat Kepentingan Atribut (Important Values) Pada tabel diatas, secara umu responden menganggap Content & Layout Configuration merupakan bagian terpenting dalam sebuah website. Hasil yang di tunjukan sebesar 55,2 %. Lalu dilanjutkan dengan log-in website dengan presentase sebesar 44,7%.

23 Pengukuran Predictive Accuracy Secara Keseluruhan (Aggregate) Tabel 4.9 Correlations Customization secara aggregate Correlations a Value Sig. Pearson's R Kendall's tau a. Correlations between observed and estimated preferences Sumber : Hasil Pengolahan Data (2012) Hipotesis3 Ho3: Tidak ada hubungan yang signifikan antara Estimates preferences dan Actual preferences Ha3: Ada hubungan yang Signifikan antara Estimates preferences dan Actual preferences Dasar Pengambilan Keputusan Sig 0,05 maka Ho diterima Sig < 0,05 maka Ho ditolak Hasil Pearson s R Kendall s tau Sig = 0,009< 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Sig = 0,021< 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

24 90 Kesimpulan: Jadi melalui uji signifikansi diatas dapat diketahui bahwa memang ada korelasi yang nyata antara hasil konjoin dengan pendapat aktual dari responden secara keseluruhan (aggregate), di mana hubungan tersebut bersifat kuat karena nilai korelasinya lebih besar dari 0,5 yaitu sebesar 0,983dan untuk Pearson s R yaitu sebesar 1,000. Dari hasil analitas diatas karena pendapat responden mempunyai ketepatan akurasi (predictive accuracy) yang tinggi dan pada uji signifikansi korelasi signifikan, maka bisa disimpulkan bahwa Mahasiswa BINUS University dan Mahasiswa Tarumanegara University pada dasarnya dapat dikatakan menginginkan kombinasi website pada customization dengan bentuk log-in yang diinginkan oleh wisatawan adalah & password, dan untuk content & layout configuration adalah dashbor Communication Jumlah Card Dalam Analisis Conjoint Dalam analisis conjoint, terlebih dahulu membuat stimulant atau card yang akan dijadikan kombinasi pernyataan pada kuesioner. Untuk menentukan jumlah card didapat dari perhitungan conjoint analysis dengan memasukan syntax sesuai urutan. Hasil card yang dihasilkan dalam atribut Customization berjumlah 8 card dari 12 kombinasi.

25 91 Gambar 4.8 Jumlah Card Communication Hasil Kuesioner Analisis Konjoin Secara Aggregate Tabel 4.10 Utilitas dan tingkat kepentingan atribut Communication secara aggregate No. Atribut Taraf (level) Atribut Bobot Kepentingan Relatif (%) Utilitas 1. News Letters Update Event 26,3 % -0,219 Update Artikel 0, Broadcast Event Web 51,6 % -0,221 0,575 Inbox -0, Contact Kanan Atas 21,9% -0,153 Footer 0,513 Sumber : Hasil Pengolahan Data (2012)

26 92 Berdasarkan hasil analisis secara aggregate terhadap atribut atribut produk website pada tabel 4.10 diatas, maka didapat hasil sebagai berikut : 1) News Letters Secara umum responden menyukai atribut news letter mengenai update artikel di bandingkan dengan update suatu event. Hasil nilai utilitas pada update artikel bernilai positif yaitu 0,219. 2) Broadcast Event Secara umum responden menyukai broadcast event melalui dibandingkan memlalui web maupun inbox. Nilai utilitas yang dihasilkan bernilai positif yaitu 0,575. 3) Contact Secara umum responden menyukai atribut contect dengan tataletak pada bagian footer di bandingkan terletak disebelah kanan atas. Nilai utilitas yang dihasilkan bernilai positif yaitu sebesar 0,513. 4) Tingkat Kepentingan Atribut (Important Values) Secara umum responden lebih menganggap penting broadcast event dengan bobot presentase sebesar 51,6 %, lalu atribut news letters dengan presentase sebesar 26,3%, dan atribut contact dengan presentase sebesar 21,9%.

27 Pengukuran Predictive Accuracy Secara Keseluruhan (Aggregate) Tabel 4.11 Correlations Communication secara aggregate Correlations a Value Sig. Pearson's R Kendall's tau a. Correlations between observed and estimated preferences Sumber : Hasil Pengolahan Data (2012) Hipotesis3 Ho3: Tidak ada hubungan yang signifikan antara Estimates preferences dan Actual preferences Ha3: Ada hubungan yang Signifikan antara Estimates preferences dan Actual preferences Dasar Pengambilan Keputusan Sig 0,05 maka Ho diterima Sig < 0,05 maka Ho ditolak Hasil Pearson s R Kendall s tau Sig = 0,021< 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Sig = 0,031< 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima Kesimpulan: Jadi melalui uji signifikansi diatas dapat diketahui bahwa memang ada korelasi yang nyata antara hasil konjoin dengan pendapat aktual dari responden secara

28 94 keseluruhan (aggregate), di mana hubungan tersebut bersifat kuat karena nilai korelasinya lebih besar dari 0,5 yaitu sebesar 0,727dan untuk Pearson s R yaitu sebesar 0,546. Dari hasil analitas diatas karena pendapat responden mempunyai ketepatan akurasi (predictive accuracy) yang tinggi dan pada uji signifikansi korelasi signifikan, maka bisa disimpulkan bahwa Mahasiswa BINUS University dan Mahasiswa Tarumanegara University pada dasarnya dapat dikatakan menginginkan kombinasi website pada communication dengan bentuk news letter yang ada untuk Update artikel, untuk Broadcast Event melalui , dan contact perusahaan terletak pada bagian footer website. 4.4 Analisis Menggunakan Perhitungan Exel Dalam atribut community, analisis ini tidak menggunakan conjoint analysis. Dikarenakan tidak adanya kombinasi atribut yang harus dibandingkan, maka analisis menggunakan perhitungan melalui Exel. Dalam perhitungan ini menggunakan IF yang berfungsi sebagai pengandaian data menjadi sebuah nilai. Lalu data tersebut di jumlahkan dalam setiap atribut, hasil yang ditunjukan mempunyai nilai yang besar merupakan jenis atribut yang paling diminati oleh responden. Berikut penjelasannya disetiap atribut yang menjadi preferensi responden, yaitu:

29 Community Pada bagian community menunjukan hanya artibut , dikarenakan tidak adanya atribut yang dapat di kombinasikan sehingga pada atribut , terdiri dari level atribut berupa Yahoo, Gmail, dan Hotmail pada atribut community. Dalam mengisi kuesioner, responden di minta untuk mengisi angka rangking 1 hingga 3. Dimana, maksud angka 1 atribut yang paling disukai dan seterusnya. berikut tabulasi data pada bagian community. Gambar 4.9 Tabulasi Data Community Hasil responden untuk atribut Yahoo diberi angka rengking 1, untuk atribut Gmail diberi angka rengking 2 dan untuk atribut Hotmail diberi angka rengking 3 dan begitu seterusnya seperti yang terlihat digambar 4.9. Setelah dilakukan tabulasi data, data diolah dengan cara menggunakan Function IF pada exel. Fungsi menggunakan IF disini adalah untuk pengandaian dalam memberikan

30 96 nilai 3 pada responden yang menjawab dengan angka 1 dikarenakan angka 1 mempunyai nilai bobot yang lebih besar, nilai 2 untuk angka ke 2 dan nilai 1 untuk menjawab dengan angka 3. Contoh rumus IF yang digunakan untuk tiap atribut adalah =IF(B2=1,3,IF(B2=2,2,IF(B2=3,1))), rumus tersebut dilakukan hingga responden ke 76. Maka hasil yang akan di dapat seperti pada gambar 4.10 Gambar 4.10 Table Hasil Tabulasi Data Atribut Community Pada gambar 4.10, menunjukan hasil data atribut community yang di tunjukan dalam tabel bewarna ungu. Langkah selanjutnya, menjumlahkan data dari masing-masing atribut menggunakan function SUM. Maka hasil yang didapat akan dibandingkan. Total nilai yang menghasilkan angka paling besar, merupakan atribut yang paling disukai oleh wisatawan.

31 97 Gambar 4.11Hasil Penjumlahan Data Atribut Community Pada gambar 4.11 menunjukan data yang sudah diolah menggunakan SUM. Dapat dilihat, hasil angka yang di tunjukan untuk level atribut Yahoo sebesar 192, untuk level atribut Gmail sebesar 137, dan untuk level atribut Hotmail sebesar 127. Dari totalan angka tersebut, berarti responden lebih menyukai atribut menggunakan dari Yahoo, di bandingkan dengan Gmail dan Hotmail. Kesimpulan: Jadi melalui perhitungan melalui exel menggunakan perhitungan Function IF dan SUM, didapatkan hasil perhitungan nilai angka terkahir perhitungan SUM, yang menunjukan hasil yang terbesar merupakan level atribut yang disukai oleh wisatawan. Hasil perhitungan di atas menunjukan hasil untuk level atribut Yahoo nilainya sebesar 192, untuk level atribut Gmail nilainya sebesar 137, dan untuk level atribut Hotmail nilainya sebesar 127. Dari totalan angka tersebut

32 98 menggunakan SUM, berarti responden lebih menyukai level atribut menggunakan menggunakan Yahoo, di bandingkan dengan menggunakan Gmail dan Hotmail Connection Pada bagian community menunjukan hanya artibut connection, dikarenakan tidak adanya atribut yang dapat di kombinasikan sehingga pada atribut connection, terdiri dari beberapa penyataan seperti 1) Pernyataan satu : Pengelola swasta pada destinasi. Misalnya: Raptor Indonesia (RAIN), Telapak, Matoa 2) Pernyataan dua : Institusi Pemerintah. Misalnya: Departemen Kehutanan, Ditjen PHKA Dephut, Dit Pemanfaatan Jasa Lingkungan KK&HL, Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor, Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur, Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi 3) Pernyataan tiga : LSM, Misalnya: Volcano Lovers in Indonesia, The Environmental Service Program (ESP), Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo, Internasional Animar Rescue Indonesia 4) Pernyataan empat : Lembaga Swasta terkait. Misalnya: Green Radio 89.2, Boogie Advino, Avtech 5) Pernyataan lima : Komunitas. Misalnya: Birdwatching in Gunung Gede Pangrango National Park Java, Pendakian Indonesia, Tjiliwoeng Dreams & aksi Mulung Ciliwung.

33 99 6) Pernyataan enam : Prasarana Terkait. Misalnya: Puncak Pass Resort, Novus Puncak Resort & Spa, Hotel Sangga Buana Dalam mengisi kuesioner, 76 responden di minta untuk mengisi angka rangking 1 hingga 6. Dimana, maksud angka 1 pernyataan yang paling disukai hingga angka 6 penyataan yang paling tidak disukai. Berikut tabulasi data connection pada gambar Gambar 4.12 Tabulasi Data Connection Hasil jawaban responden pertama untuk pernyataan ke 1 adalah 6, untuk pernyataan ke 2 adalah 3, untuk penyataan 3 adalah 4, untuk pernyataan 4 adalah 5, untuk pernyataan 5 adalah 1, untuk pernyataan 6 adalah 2, dan begitu seterusnya untuk responden kedua hingga 76 seperti yang terlihat digambar Setelah

34 100 dilakukan tabulasi data, data diolah dengan cara menggunakan Function IF pada exel. Fungsi menggunakan IF disini adalah untuk pengandaian dalam memberikan nilai 6 pada responden yang menjawab dengan angka 1 dikarenakan angka 1 mempunyai nilai bobot yang lebih besar, nilai 5 untuk angka ke 2, nilai 4 untuk menjawab dengan angka 3, nilai 3 untuk menjawab dengan angka 4, nilai 2 untuk menjawab dengan angka 5, dan nilai 1 untuk menjawab dengan angka 6. Berikut Rumus IF yang digunakan untuk tiap atribut adalah =IF(B2=1,6,IF(B2=2,5,IF(B2=3,4,IF(B2=4,3,IF(B2=5,2,IF(B2=6,1))))). Rumus IF tersebut dilakukan hingga responden ke 76. Maka hasil tersebut ditunjukan seperti pada gambar 4.13 Gambar 4.13 Table Hasil Tabulasi Data Connection Pada gambar 4.13, menunjukan hasil data connection yang di tunjukan dalam tabel bewarna ungu. Langkah selanjutnya, menjumlahkan data dari masingmasing atribut menggunakan function SUM. Maka hasil yang didapat akan

35 101 dibandingkan. Total nilai yang menghasilkan angka paling besar, merupakan atribut yang paling disukai oleh wisatawan. Gambar 4.14 Hasil Penjumlahan Data Connection Pada gambar 4.14 menunjukan data yang sudah diolah menggunakan SUM. Dapat dilihat, hasil angka yang di tunjukan untuk penyataan ke-3 adalah yang paling diminati dengan menunjukan angka sebesar 292 yaitu LSM, Misalnya: Volcano Lovers in Indonesia, The Environmental Service Program (ESP), Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo, Internasional Animar Rescue Indonesia, lalu diikuti dengan pernyataan ke-2 yaitu sebesar 278, lalu pernyataan ke-5 sebesar 274, lalu penyataan ke-1 sebesar 266, selanjutnya pernyataan ke-4 yaitu 251, dan yang terakhir yaitu penyataan 6 sebesar 214.

36 102 Kesimpulan: Jadi melalui perhitungan melalui exel menggunakan perhitungan Function IF dan SUM, didapatkan hasil perhitungan nilai angka terkahir perhitungan SUM, yang menunjukan hasil yang terbesar merupakan level atribut yang disukai oleh wisatawan. Hasil perhitungan di atas menunjukan hasil untuk penyataan ke- 3 adalah yang paling diminati dengan menunjukan angka sebesar 292 yaitu LSM, Misalnya: Volcano Lovers in Indonesia, The Environmental Service Program (ESP), Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo, Internasional Animar Rescue Indonesia, lalu diikuti dengan pernyataan ke-2 yaitu sebesar 278 yaitu Institusi Pemerintah. Misalnya: Departemen Kehutanan, Ditjen PHKA Dephut, Dit Pemanfaatan Jasa Lingkungan KK&HL, Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor, Pemerintah Daerah Kabupaten Cianjur, Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi., lalu pernyataan ke- 5 sebesar 274 yaitu Komunitas. Misalnya: Birdwatching in Gunung Gede Pangrango National Park Java, Pendakian Indonesia, Tjiliwoeng Dreams & aksi Mulung Ciliwung., lalu penyataan 1 sebesar 266 yaitu Pengelola swasta pada destinasi. Misalnya: Raptor Indonesia (RAIN), Telapak, Matoa, selanjutnya pernyataan ke-4 sebesar 251 yaitu Lembaga Swasta terkait. Misalnya: Green Radio 89.2, Boogie Advino, Avtech, dan yang terakhir yaitu penyataan ke-6 sebesar 214yaitu Prasarana Terkait. Misalnya: Puncak Pass Resort, Novus Puncak Resort & Spa, Hotel Sangga Buana

37 Commerce Pada bagian commerce menunjukan hanya ada artibut registation, dikarenakan tidak adanya atribut yang dapat di kombinasikan sehingga pada atribut commerce, terdiri dari beberapa penyataan seperti: 1) Pernyataan satu : data lengkap wisatawan 2) Pernyataan dua : hanya memerlukan nama dan kombinasi password wisatawan 3) Pernyataan tiga : hanya memerlukan alamat dan kombinasi password dari wisatawan 4) Pernyataan empat : hanya memerlukan nama dan alamat wisatawan yang nanti nya akan dikirimkan password dari pengelolah website ke alamat wisatawan. Dalam mengisi kuesioner, 76 responden di minta untuk mengisi angka rangking 1 hingga 4. Dimana, maksud angka 1 pernyataan yang paling disukai hingga angka 4 penyataan yang paling tidak disukai. Berikut tabulasi data connection pada gambar 4.15.

38 104 Gambar 4.15 Tabulasi Data Commerce Hasil jawaban responden pertama untuk pernyataan 1 adalah bobot nilanya 4, untuk pernyataan ke 2 adalah bobot nilanya 3, untuk penyataan 3 adalah bobot nilanya 2, untuk pernyataan 4 adalah bobot nilanya 1, hingga 76 seperti yang terlihat digambar Setelah dilakukan tabulasi data, data diolah dengan cara menggunakan Function IF pada exel. Fungsi menggunakan IF disini adalah untuk pengandaian dalam memberikan nilai 4 pada responden yang menjawab dengan angka 1 dikarenakan angka 1 mempunyai nilai bobot yang lebih besar, nilai 3 untuk angka ke 2, nilai 2 untuk menjawab dengan angka 3, nilai 1 untuk menjawab dengan

39 105 angka 4. Berikut rumus IF yang digunakan : =IF(B2=1,4,IF(B2=2,3,IF(B2=3,2,IF(B2=4,1)))). Rumus Function IF diatas, dilakukan hingga ke responden 76 untuk setiap atribut. Maka hasil tersebut ditunjukan seperti pada gambar 4.16 Gambar 4.16 Table Hasil Tabulasi Data Commerce Pada gambar 4.16, menunjukan hasil data connection yang di tunjukan dalam tabel bewarna ungu. Langkah selanjutnya, menjumlahkan data dari masingmasing atribut menggunakan function SUM. Maka hasil yang didapat akan dibandingkan. Total nilai yang menghasilkan angka paling besar, merupakan atribut yang paling disukai oleh wisatawan.

40 106 Gambar 4.17 Hasil Penjumlahan Data Commerce Pada gambar 4.17, menunjukan data yang sudah diolah menggunakan SUM. Dapat dilihat, hasil angka yang di tunjukan untuk penyataan ke-2 adalah yang paling diminati dengan menunjukan angka sebesar 214 yaitu wisatawan sangat menyukai prosedur registrasi hanya menggunakan nama responden dan kombinasi password. Lalu diikuti dengan pernyataan ke-3 yaitu sebesar 210 yaitu respoden menyukai prosedur registrasi hanya menggunakan dan kombinasi password, lalu pernyataan ke-1 sebesar 177 yaitu responden menyukai prosedur resgistrasi menggunakan data lengkap wisatawan, lalu penyataan terakhir yaitu penyataan ke- 4sebesar 149 yaitu responden hanya menyuikai prosedur registrasi hanya menggunakan nama dan alamat wisatawan.

41 107 Kesimpulan: Jadi melalui perhitungan melalui exel menggunakan perhitungan Function IF dan SUM, didapatkan hasil perhitungan nilai angka terkahir perhitungan SUM, yang menunjukan hasil yang terbesar merupakan level atribut yang disukai oleh wisatawan. Hasil perhitungan di atas menunjukan hasil untuk tunjukan untuk penyataan ke-2 adalah yang paling diminati dengan menunjukan angka sebesar 214 yaitu wisatawan sangat menyukai prosedur registrasi hanya menggunakan nama responden dan kombinasi password. Lalu diikuti dengan pernyataan ke-1 yaitu sebesar 210 yaitu respoden menyukai prosedur regisgtrasi hanya menggunakan dan kombinasi password, lalu pernyataan ke-3 sebesar 177 yaitu responden menyukai prosedur resgistrasi menggunakan data lengkap wisatawan, lalu penyataan terakhir yaitu penyataan ke-4 sebesar 149 yaitu responden hanya menyuikai prosedur registrasi hanya menggunakan nama dan alamat wisatawan.

42 Implikasi Hasil Penelitian Taman Nasional Gunung Gede Pangrango merupakan suatu destinasi pegunungan yang sedang berkembang dan menarik minat banyak pengunjung saat ini sehingga perlunya dilakukan perubahan perubahan kecil didalam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Dilihat dari semakin majunya perkembangan teknologi sekarang, merubah perilaku manusia menjadi serba praktis.hal tersebut juga di jadikan kesempatan bagi perusahaan dalam mengembangkan bisnis usahanya, yaitu dengan membuat website yang menghubungan langsung dengan wisatawan kapan saja dan di mana saja. Website ini juga menjadi sumber informasi pertama bagi wisatawan sebelum berkunjung ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Dengan berkaitannya hal tersebut dan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, berikut peneliti akan membahas hasil hasil yang ditemukan untuk menjawab indentifikasi masalah dari penelitian ini, dimana pembahasan akan disesuaikan dengan ruang lingkup penelitian. Website merupakan salah satu wadah yang digunakan oleh TNGGP untuk menghubungkan dengan wisatawan, sehingga TNGGP selaku pemilik website harus menetahui preferensi yang disukai oleh para wisatawan. Untuk mengetahui atribut atribut apa saja yang dianggap penting oleh konsumen untuk dipertimbangkan dalam mengunjungi website pariwisata, dilakukan dengan menggunakan metode analisis langung dari pengamatan website pariwisata untuk mencari level atribut dan menggunaka Conjoint Analysis dalam mengelolah data yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kepentingan

43 109 atribut dari masing masing wisatawan ataupun secara keseluruhan (aggregate) dan nilai utilitas dari tiap tiap atribut website. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan conjoint analysis, diketahui preferensi wisatawan menyatakan bahwa wisatawan pada bagian context, menyukai kombinasi atribut warna dengan tingkat kepentingan sebesar 51,1 %, dan secara umum responden menyukai atribut context dengan kombinasi bentuk navigasi berbentuk horizontal dengan tingkat kepentingan sebesar 16,48%, warna dasar dari website bewarna putih, kecepatan yang didapat lebih cepat dengan tingkat kepentingan sebesar 16,8%, dan layout untuk website tersebut adalah statics dengan tingkat kepentingan sebesar 15,5%. Yang dimaksud statics di sini adalah web desain memiliki ukuran tetap pada semua resolusi browser. Lebar layout static ini menggunakan satuan pixel (px) sehingga akan menghasilkan layout yang statis. Untuk website pada bagian content, wisatawan lebih menyukai atribut text dengan tingkat kepentingan sebesar 28,2 %. Dan secara umum responden menyukai atribut content dengan kombinasi insensitas informasi yaitu setiap hari dengan tingkat kepentingan 21,9%, layanan yang digunakan menggunakan emai dengan tingkat kepentingan sebesar 27,2 %, lalu ukuran teks digunakan berukuran size 12 dengan tingkat kepentingan sebesar 28,2%, dan tampilan gambar berukuran sangat besar dengan tingkat kepentingan sebesar 22,5 %. Untuk website pada bagian communication, wisatawan lebih menyukai atribut broadcast dengan tingkat kepentingan sebesar 51,6%. Dan secara umum responden menyukai atribut communication dengan kombinasi news letter digunakan untuk update artikel terbaru, tingkat kepentingan sebesar 26,39, lalu broadcast event yang paling efektif

44 110 melalui dengan tingkat kepentingan sebesar 51,6, dan untuk tata letak contact TNGGP berada di footer dengan tingkat kepentingan sebesar 21,9%. Untuk website customization, wisatawan lebih menyukai atribut content & layout configuration dengan tingkat kepentingan sebesar 55,2%. Dan secara umum responden menyukai atribut customization dengan kombinasi log-in menggunakan dan password dengan tingkat kepentingan sebesar 44,7 % dan pada bagian content & layout Configuration dengan pilihannya dashbor dan tingkat kepentingannya sebesar 55,2% Pada bagian community, connection, dan commerce tidak menggunakan conjoint analysis dikarenakan tidak adanya atribut yang di kombinasikan dan tidak adanya atribut di dalam website TNGGP. Sehingga untuk ke tiga atribut tersebut menggunakan perhitungan pada Exel menggunakan Function IF dan di jumlahkan keseluruhan data per-atribut menggunakan function Sum. Tiap atribut menghasilkan nilai yang berbeda, semakin besar nilai nya semakin disukai atribut tersebut. Pada bagian community, terdapat atribut dan terdapat level atribut yaitu Yahoo, Gmail, dan Hotmail. Hasil perhitungan menunjukan nilai Yahoo sebesar 192, nilai Gmail sebesar 137, dan nilai Hotmail sebesar 127. Dapat di simpulan responden menyukai menggunakan Yahoo di bandingak dengan Gmail dan Hotmail. Pada bagian connection terdapat atribut connection dan terdapat 6 level atribut yang terdapat di Website TNGGP. Hasil nilai yang di tunjukan untuk pernyataan ke- 1 adalah 266, pernyataan ke-2 adalah 278, pernyataan ke-3 adalah 292, pernyataan ke-4 adalah 251, pernyataan ke-5 adalah 274, dan pernyataan ke-6 adalah 214. Dari hasil perhitungan responden menyukai pernyataan ke-3 dengan hasil LSM, Misalnya: Volcano Lovers in Indonesia, The Environmental Service Program (ESP), Yayasan Penyelamatan

45 111 Orangutan Borneo, Internasional Animar Rescue Indonesia. Pada bagian commerce terdapat atribut registration dengan level atribut ada 4. Hasil perhitungan menunjukan data lengkap sebesar 177, nama & password sebesar 214, dan password sebesar 210, dan nama & sebesar 149. Dari hasil di atas menunjukan bahwa responden lebih menyukai nama & password sebagai syarat registration. Taraf atribut yang memiliki nilai kepentingan tertinggi menunjukkan tingkat kepuasan konsumen relatif terhadap atribut tersebut. Dengan adanya paparan ini, pihak Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dapat mengetahui apa yang menjadi kemauan dan keinginan dari wisatawan pada suatu produk wisata dan dapat dijadikan masukan dalam mengembangkan struktur website yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan wisatawan.

ANALISIS PREFERENSI MAHASISWA TERHADAP WEBSITE TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO DENGAN PENDEKATAN CONJOINT ANALYSIS *)

ANALISIS PREFERENSI MAHASISWA TERHADAP WEBSITE TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO DENGAN PENDEKATAN CONJOINT ANALYSIS *) ANALISIS PREFERENSI MAHASISWA TERHADAP WEBSITE TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO DENGAN PENDEKATAN CONJOINT ANALYSIS *) Trisnasari, Rudy Aryanto Universitas Bina Nusantara ABSTRAK Tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern seperti ini, internet telah menjadi sesuatu hal yang tidak asing

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern seperti ini, internet telah menjadi sesuatu hal yang tidak asing 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman modern seperti ini, internet telah menjadi sesuatu hal yang tidak asing lagi. Teknologi informasi yang semakin maju pula berdampak pada perilaku pengguna

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 03/Menhut-II/2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS TAMAN NASIONAL MENTERI KEHUTANAN,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 03/Menhut-II/2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS TAMAN NASIONAL MENTERI KEHUTANAN, PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 03/Menhut-II/2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS TAMAN NASIONAL MENTERI KEHUTANAN, Menimbang : a. bahwa Keputusan Menteri Kehutanan Nomor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat

BAB III METODE PENELITIAN. nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat 53 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang digunakan Penelitian deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN PEMECAHAN MASALAH. Remco Lupker pada tanggal 9 Juni Mereka mendirikan TokoBagus karena

BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN PEMECAHAN MASALAH. Remco Lupker pada tanggal 9 Juni Mereka mendirikan TokoBagus karena BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN DAN PEMECAHAN MASALAH IV.1 Sejarah Singkat Tokobagus Tokobagus didirikan oleh 2 orang pemuda asal Belanda, Arnold Sebastian Egg dan Remco Lupker pada tanggal 9 Juni

Lebih terperinci

TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM MENTERI KEHUTANAN,

TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM MENTERI KEHUTANAN, PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 02/Menhut-II/2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM MENTERI KEHUTANAN, Menimbang : a. bahwa Keputusan Menteri Kehutanan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN UNTUK MEMBELI PRODUK PERUMAHAN DENGAN PENDEKATAN ANALISIS KONJOIN (STUDI KASUS PADA PERUMAHAN PAMULANG LESTARI)

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN UNTUK MEMBELI PRODUK PERUMAHAN DENGAN PENDEKATAN ANALISIS KONJOIN (STUDI KASUS PADA PERUMAHAN PAMULANG LESTARI) ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN UNTUK MEMBELI PRODUK PERUMAHAN DENGAN PENDEKATAN ANALISIS KONJOIN (STUDI KASUS PADA PERUMAHAN PAMULANG LESTARI) Andrie Setiawan & Kevin Sucipta, Iskandar Putong Binus University,

Lebih terperinci

ANALISIS PREFERENSI MAHASISWA TERHADAP MULTI ATRIBUT PRODUK MOBIL SUZUKI DENGAN PENDEKATAN ANALISIS KONJOIN (STUDI KASUS MAHASISWA BINUS UNIVERSITY)

ANALISIS PREFERENSI MAHASISWA TERHADAP MULTI ATRIBUT PRODUK MOBIL SUZUKI DENGAN PENDEKATAN ANALISIS KONJOIN (STUDI KASUS MAHASISWA BINUS UNIVERSITY) ANALISIS PREFERENSI MAHASISWA TERHADAP MULTI ATRIBUT PRODUK MOBIL SUZUKI DENGAN PENDEKATAN ANALISIS KONJOIN (STUDI KASUS MAHASISWA BINUS UNIVERSITY) Himawan Sentosa Binus University, Jakarta, DKI Jakarta,

Lebih terperinci

ANALISIS CONJOINT PADA ANTARMUKA PELANGGAN DAN PERANCANGAN ELECTRONIC MARKETING RUMAH MAKAN

ANALISIS CONJOINT PADA ANTARMUKA PELANGGAN DAN PERANCANGAN ELECTRONIC MARKETING RUMAH MAKAN ANALISIS CONJOINT PADA ANTARMUKA PELANGGAN DAN PERANCANGAN ELECTRONIC MARKETING RUMAH MAKAN Vani Utari AB Mart Jln. Adam BB, No. 8, Balai-Balai, Padang Panjang, Sumatera Barat, 27122 vaniutari@yahoo.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. individual tourism/small group tourism, dari tren sebelumnya tahun 1980-an yang

I. PENDAHULUAN. individual tourism/small group tourism, dari tren sebelumnya tahun 1980-an yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pergeseran tren kepariwisataan di dunia saat ini lebih mengarah pada individual tourism/small group tourism, dari tren sebelumnya tahun 1980-an yang didominasi oleh mass

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM BALAI TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT RAYA

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM BALAI TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT RAYA KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM BALAI TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT RAYA Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 75 Telp. / Fax ( 0565 ) 23521 Sintang 78611

Lebih terperinci

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PRODUK PARFUM THE BODY SHOP DENGAN PENDEKATAN ANALISIS KONJOIN

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PRODUK PARFUM THE BODY SHOP DENGAN PENDEKATAN ANALISIS KONJOIN ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PRODUK PARFUM THE BODY SHOP DENGAN PENDEKATAN ANALISIS KONJOIN Rassya Karlita Anindiaty, Iskandar Putong Binus University Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia ABSTRAK The

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI Administrasi Secara administrasi pemerintahan Kabupaten Sukabumi dibagi ke dalam 45 kecamatan, 345 desa dan tiga kelurahan. Ibukota Kabupaten terletak di Kecamatan

Lebih terperinci

2016, No d. bahwa Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional sebagaimana dimaksud dalam huruf a, sudah tidak sesuai dengan

2016, No d. bahwa Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional sebagaimana dimaksud dalam huruf a, sudah tidak sesuai dengan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.204, 2016 KEMEN-LHK. UPT Taman Nasional. Orta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.7/MENLHK/SETJEN/OTL.0/1/2016 TENTANG

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pergeseran tren kepariwisataan di dunia saat ini lebih mengarah pada

I. PENDAHULUAN. Pergeseran tren kepariwisataan di dunia saat ini lebih mengarah pada I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pergeseran tren kepariwisataan di dunia saat ini lebih mengarah pada individual tourism/small group tourism, dari tren sebelumnya tahun 1980-an yang didominasi oleh mass

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Analisis konjoin menghasilkan nilai kegunaan (utility) dan nilai kepentingan

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Analisis konjoin menghasilkan nilai kegunaan (utility) dan nilai kepentingan BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisis Konjoin Analisis konjoin menghasilkan nilai kegunaan (utility) dan nilai kepentingan (average importance score) pada masing-masing level tiap atribut

Lebih terperinci

LAMPIRAN I KUESIONER 1

LAMPIRAN I KUESIONER 1 LAMPIRAN I KUESIONER 1 Saya mahasiswa Universitas Bina Nusantara saat ini sedang melakukan penelitian untuk melengkapi proses penulisan skripsi. Bersama ini saya memohon kesedian Bapak/Ibu/Saudara/i meluangkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM MENTERI KEHUTANAN, Menimbang

Lebih terperinci

(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Balai Pengelolaan Taman Hutan Raya Banten mempunyai fungsi sebagai berik

(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Balai Pengelolaan Taman Hutan Raya Banten mempunyai fungsi sebagai berik BAB XXXVIII BALAI PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BANTEN PADA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI BANTEN Pasal 173 Susunan Organisasi Balai Pengelolaan Taman Hutan Raya Banten terdiri dari : a. Kepala

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI UTARA

GUBERNUR SULAWESI UTARA GUBERNUR SULAWESI UTARA PERATURAN GUBERNUR SULAWESI UTARA NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN GUBERNUR SULAWESI UTARA NOMOR 94 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Tuban Kabupaten Tuban merupakan kabupaten dari 29 kabupaten dan 9 kota di Propinsi Jawa Timur. Kabupaten Tuban berada di jalur pantai utara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Wilayah Kabupaten Cianjur. : Wilayah Kabupaten Sukabumi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. : Wilayah Kabupaten Cianjur. : Wilayah Kabupaten Sukabumi 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Lokasi Penelitian Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol merupakan suatu kawasan yang terletak di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 19 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 3.. Metode yang digunakan Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menteri Kehutanan No. 134/Menhut-II/2004 tentang Perubahan fungsi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menteri Kehutanan No. 134/Menhut-II/2004 tentang Perubahan fungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Taman Nasional (TN) Gunung Merapi ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 134/Menhut-II/2004 tentang Perubahan fungsi Kawasan Hutan Lindung, Cagar

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografi dan Iklim Kota Madiun Gambar 4.1. Peta Wilayah Kota Madiun Kota Madiun berada di antara 7 o -8 o Lintang Selatan dan 111 o -112 o Bujur Timur. Kota Madiun

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Profil Kecamatan Cisarua 5.1.1. Letak dan Keadaan Geografis Secara Geografis, Kecamatan Cisarua terletak di Selatan wilayah Bogor pada 06 42 LS dan 106 56 BB. Kecamatan

Lebih terperinci

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP MULTIATRIBUT PRODUK MOTOR VESPA PIAGGIO DENGAN PENDEKATAN ANALISIS KONJOIN

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP MULTIATRIBUT PRODUK MOTOR VESPA PIAGGIO DENGAN PENDEKATAN ANALISIS KONJOIN ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP MULTIATRIBUT PRODUK MOTOR VESPA PIAGGIO DENGAN PENDEKATAN ANALISIS KONJOIN Tina Gustandi, Iskandar Putong Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia ABSTRAK

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM BALAI BESAR TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM BALAI BESAR TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM BALAI BESAR TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO KEPUTUSAN KEPALA BALAI BESAR TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO No. SK.

Lebih terperinci

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PADA DINAS KEHUTANAN ACEH GUBERNUR ACEH, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya

Lebih terperinci

APLIKASI ANALISIS KONJOIN UNTUK MENGUKUR PREFERENSI MAHASISWA FMIPA USU DALAM MEMILIH PRODUK PASTA GIGI

APLIKASI ANALISIS KONJOIN UNTUK MENGUKUR PREFERENSI MAHASISWA FMIPA USU DALAM MEMILIH PRODUK PASTA GIGI Saintia Matematika Vol. 1, No. 1 (2013), pp. 63 71. APLIKASI ANALISIS KONJOIN UNTUK MENGUKUR PREFERENSI MAHASISWA FMIPA USU DALAM MEMILIH PRODUK PASTA GIGI Syahfitriani Gim Tarigan, Pengarapen Bangun Abstrak.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki hutan tropis terbesar di dunia. Luas kawasan hutan di Indonesia saat ini mencapai 120,35 juta ha. Tujuh belas persen

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013

KUESIONER PENELITIAN FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013 LAMPIRAN 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013 Dengan Hormat, Dalam rangka melengkapi data yang diperlukan untuk penelitian

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM MENTERI KEHUTANAN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki tanah air yang kaya dengan sumber daya alam dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki tanah air yang kaya dengan sumber daya alam dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia memiliki tanah air yang kaya dengan sumber daya alam dan ekosistemnya. Potensi sumber daya alam tersebut semestinya dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI WILAYAH. wilayah Caruban yang merupakan bagian dari Kecamatan Mejayan. Gedung

BAB III DESKRIPSI WILAYAH. wilayah Caruban yang merupakan bagian dari Kecamatan Mejayan. Gedung BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Gambaran umum Kabupaten Madiun a. Kondisi Geografis Kabupaten Madiun adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukota dari Kabupaten Madiun adalah Kecamatan

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 59 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil 5.1.1 Karakteristik konsumen di RW 11 Muara Angke Penjelasan tentang karakteristik individu konsumen yang diamati dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keindahan alam di Indonesia menjadi salah satu faktor yang menggerakkan naluri wisatawan nusantara untuk menikmati keindahannya. Olahraga alam bebas seperti mendaki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan sumberdaya alam baik hayati maupun non hayati. Negara ini dikenal sebagai negara megabiodiversitas

Lebih terperinci

BAB III Gambaran Umum BAPPEDA Kabupaten Sukabumi. derajat Bujur Timur dan 60 derajat 57 sampai 70 derajat 25 Lintang

BAB III Gambaran Umum BAPPEDA Kabupaten Sukabumi. derajat Bujur Timur dan 60 derajat 57 sampai 70 derajat 25 Lintang 33 BAB III OBYEK LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN 3.1.1 Gambaran Umum BAPPEDA Kabupaten Sukabumi Kabupaten Sukabumi terletak antara 106 derajat 49 sampai 107 derajat Bujur Timur dan 60 derajat 57 sampai 70

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA MENUJU PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL MANDIRI: PENGELOLAAN BERBASIS RESORT, DI TAMAN NASIONAL ALAS PURWO, KABUPATEN BANYUWANGI, JAWA TIMUR Bidang Kegiatan : PKM Artikel Ilmiah

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. Cirebon berada pada posisi ' BT dan 6 4' LS, dari Barat ke Timur 8

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. Cirebon berada pada posisi ' BT dan 6 4' LS, dari Barat ke Timur 8 BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 2.1 Deskripsi Wilayah Kota Cirebon 1. Geografi Kota Cirebon merupakan salah satu Kota bersejarah yang memiliki keunikan yang khas. Kota Cirebon adalah bekas ibu Kota kerajaan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sejarah Organisasi 3.1.1 Latar Belakang Terbentuknya Kementrian Kehutanan Pembangunan kehutanan sebagai suatu rangkaian usaha diarahkan dan direncanakan untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia yang dikenal dengan negara kepulauan memiliki lebih dari 18.000 pulau, memiliki luasan hutan lebih dari 100 juta hektar dan memiliki lebih dari 500 etnik

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Majalengka GAMBAR 4.1. Peta Kabupaten Majalengka Kota angin dikenal sebagai julukan dari Kabupaten Majalengka, secara geografis terletak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGMB) merupakan salah satu dari taman nasional baru di Indonesia, dengan dasar penunjukkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 135/MENHUT-II/2004

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peraturan Pendakian

Lampiran 1. Peraturan Pendakian 93 Lampiran 1. Peraturan Pendakian 1. Semua pengunjung wajib membayar tiket masuk taman dan asuransi. Para wisatawan dapat membelinya di ke empat pintu masuk. Ijin khusus diberlakukan bagi pendaki gunung

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan 118 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Objek wisata Curug Orok yang terletak di Desa Cikandang Kecamatan

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM PEMASARAN BERBASIS WEB. 4.1 Tahap keempat : Membuat interface konsumen

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM PEMASARAN BERBASIS WEB. 4.1 Tahap keempat : Membuat interface konsumen BAB 4 PERANCANGAN SISTEM PEMASARAN BERBASIS WEB 4.1 Tahap keempat : Membuat interface konsumen Customer interface yang ada akan dijelaskan dalam kerangka 7C sebagai berikut : 1. Context Website yang dimiliki

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR Oleh: HERIASMAN L2D300363 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dan terletak di garis khatulistiwa dengan luas daratan 1.910.931,32 km 2 dan memiliki 17.504 pulau (Badan Pusat Statistik 2012). Hal

Lebih terperinci

1 S A L I N A N. No. 150, 2016 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 150 TAHUN 2016 NOMOR 150 TAHUN 2016 TENTANG

1 S A L I N A N. No. 150, 2016 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 150 TAHUN 2016 NOMOR 150 TAHUN 2016 TENTANG 1 S A L I N A N GUBERNUR KALIMANTAN BARAT BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 150 TAHUN 2016 NOMOR 150 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk di dalamnya sektor pariwisata. Pembangunan bidang pariwisata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian inii dilakukan di Kawasan Wisata Ujung Genteng, Sesuai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian inii dilakukan di Kawasan Wisata Ujung Genteng, Sesuai BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian inii dilakukan di Kawasan Wisata Ujung Genteng, Sesuai dengan data Profil Desa Ujung Genteng Tahun 2008, Ujung Genteng merupakan daerah pesisir

Lebih terperinci

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN A. Destinasi Wisata Cibodas 1. Letak dan Luas III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Destinasi Wisata (DW) Cibodas secara administratif termasuk Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat. Lokasi

Lebih terperinci

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR 5.1. Visi dan Misi Pengelolaan Kawasan Konservasi Mengacu pada kecenderungan perubahan global dan kebijakan pembangunan daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2010 (https://id.wikipedia.org/wiki/indonesia, 5 April 2016).

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2010 (https://id.wikipedia.org/wiki/indonesia, 5 April 2016). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia pariwisata saat ini semakin menjadi sorotan bagi masyarakat di dunia, tak terkecuali Indonesia. Sektor pariwisata berpeluang menjadi andalan Indonesia untuk mendulang

Lebih terperinci

ANALISIS ATRIBUT PRODUK GINGER FRESH TERHADAP PREFERENSI KONSUMEN

ANALISIS ATRIBUT PRODUK GINGER FRESH TERHADAP PREFERENSI KONSUMEN Volume 1, Nomor 4, Oktober 2016 ANALISIS ATRIBUT PRODUK GINGER FRESH TERHADAP PREFERENSI KONSUMEN Dimas Rudianto Universitas Ciputra E-mail: drudianto@student.ciputra.ac.id Abstract:. The purpose of this

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 14 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4. 1. Sejarah dan Status Kawasan Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu telah dikunjungi wisatawan sejak 1713. Pengelolaan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Kesimpulan Wawancara 7 C Pada sub bab ini akan diuraikan hasil kesimpulan wawancara mengenai perancangan tampilan (interface) e-crm PT.Prime Freight Indonesia, dengan

Lebih terperinci

MEMBANGUN MODEL DESA KONSERVASI SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PENYELAMATAN KAWASAN KONSERVASI. Oleh : Kusumoantono Widyaiswara Madya BDK Bogor ABSTRACT

MEMBANGUN MODEL DESA KONSERVASI SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PENYELAMATAN KAWASAN KONSERVASI. Oleh : Kusumoantono Widyaiswara Madya BDK Bogor ABSTRACT MEMBANGUN MODEL DESA KONSERVASI SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PENYELAMATAN KAWASAN KONSERVASI Oleh : Kusumoantono Widyaiswara Madya BDK Bogor ABSTRACT The conservation village is a conservation initiative that

Lebih terperinci

ANALISIS PREFERENSI WISATAWAN TERHADAP DESTINASI EKOWISATA KEPULAUAN SERIBU DENGAN PENDEKATAN ANALISIS KONJOIN (STUDI KASUS PULAU PRAMUKA) SKRIPSI

ANALISIS PREFERENSI WISATAWAN TERHADAP DESTINASI EKOWISATA KEPULAUAN SERIBU DENGAN PENDEKATAN ANALISIS KONJOIN (STUDI KASUS PULAU PRAMUKA) SKRIPSI ANALISIS PREFERENSI WISATAWAN TERHADAP DESTINASI EKOWISATA KEPULAUAN SERIBU DENGAN PENDEKATAN ANALISIS KONJOIN (STUDI KASUS PULAU PRAMUKA) Oleh Silvy Fauziah 1201001864 SKRIPSI PROGRAM SARJANA EKONOMI

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah 5.1. Kondisi Geografis BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 o 50 ' - 7 o 50 ' Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan

Lebih terperinci

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional. BAB XVII DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 334 Susunan organisasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI

BAB II DESKRIPSI ORGANISASI BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1. Sejarah Organisasi Kota Serang terbentuk dan menjadi salah satu Kota di Propinsi Banten berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 bulan

Lebih terperinci

NUNUNG NURYARTONO RETNANINGSIH

NUNUNG NURYARTONO RETNANINGSIH RINGKASAN EKSEKUTIF ANITA WIDIYANINGRUM, 2010. Analisis Preferensi dan Segmentasi Pengunjung terhadap Kawasan Wisata Alam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Di bawah bimbingan NUNUNG NURYARTONO dan

Lebih terperinci

BAB II. DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Palembang. Wanua di daerah yang sekarang dikenal sebagai Kota Palembang.

BAB II. DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Palembang. Wanua di daerah yang sekarang dikenal sebagai Kota Palembang. BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Palembang 1. Sejarah Kota Palembang Kota Palembang merupakan Kota tertua di Indonesia berumur setidaknya 1382 tahun jika berdasarkan prasasti Sriwijaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki lebih dari 17.000 pulau dengan panjang garis pantai mencapai 81.000 km, dan membentang antara garis

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN BENGKALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKALIS,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan Lakip BKPPP A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Gambaran Umum 1.1. Geografi Kabupaten Bandung, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat dengan ibukotanya adalah Soreang. Secara geografis letak Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati Indonesia menduduki posisi kedua setelah Columbia

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati Indonesia menduduki posisi kedua setelah Columbia I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan Indonesia seluas 126,8 juta hektar yang merupakan kelompok hutan tropis ketiga terbesar di dunia setelah Brasil dan Zaire, mempunyai fungsi utama sebagai paru-paru

Lebih terperinci

LAMPIRAN KUESIONER. Atas bantuan dan kerja samanya, saya mengucapkan banyak terima kasih.

LAMPIRAN KUESIONER. Atas bantuan dan kerja samanya, saya mengucapkan banyak terima kasih. LAMPIRAN LAMPIRAN 1 KUESIONER Yang Terhormat Bapak/Ibu/Saudara/i sekalian. Saya Mahasiswa Universitas Bina Nusantara saat ini sedang melakukan penelitian untuk melengkapi proses penulisan skripsi. Bersama

Lebih terperinci

serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam (Soemarno, 2009).

serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam (Soemarno, 2009). II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wisata Alam Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1994 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam, pasal

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pemerintah Nomor 3 tahun 1964 yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pemerintah Nomor 3 tahun 1964 yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandar Lampung 1. Sejarah Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota dari Provinsi Lampung. Provinsi Lampung pada awalnya merupakan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam

BAB I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wisata alam oleh Direktorat Jenderal Pariwisata (1998:3) dan Yoeti (2000) dalam Puspitasari (2011:3) disebutkan sebagai kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. Indonesia dan memiliki luas sebesar 2.556,75 km 2 dan memiliki penduduk sebanyak

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. Indonesia dan memiliki luas sebesar 2.556,75 km 2 dan memiliki penduduk sebanyak BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN A. Profil Wilayah Kabupaten Ciamis 1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Ciamis merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia dan memiliki luas sebesar

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 99 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN DAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG 1 PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH KABUPATEN SINTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINTANG,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN A. PROFIL KABUPATEN KULON PROGO Berdasarkan website resmi Pemerintah Kabupaten Kulon Progo (www.kulonprogo.go.id), profil daerah Kabupaten Kulon Progo yaitu: 1. Kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa kekayaan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa kekayaan sumber daya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa kekayaan sumber daya alam hayati yang melimpah. Sumber daya alam hayati di Indonesia dan ekosistemnya mempunyai

Lebih terperinci

Perkembangan Jumlah Pegawai Dinas Kehutanan Propinsi Jawa Barat Berdasarkan Status Kepegawaian Tahun Dinas Kehutanan Propinsi

Perkembangan Jumlah Pegawai Dinas Kehutanan Propinsi Jawa Barat Berdasarkan Status Kepegawaian Tahun Dinas Kehutanan Propinsi Tabel 5.1. Perkembangan Jumlah Pegawai Dinas Kehutanan Propinsi Jawa Barat Berdasarkan Status Kepegawaian Tahun 2005 No Status Pegawai Dinas Kehutanan Propinsi BP3HH Cirebon Balai Tahura Ir. H. Djuanda

Lebih terperinci

TATA CARA MASUK KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM DAN TAMAN BURU

TATA CARA MASUK KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM DAN TAMAN BURU TATA CARA MASUK KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM DAN TAMAN BURU Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Nomor: P.7/IV-Set/2011 Pengertian 1. Kawasan Suaka Alam adalah

Lebih terperinci

KAWASAN KONSERVASI UNTUK PELESTARIAN PRIMATA JURUSAN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

KAWASAN KONSERVASI UNTUK PELESTARIAN PRIMATA JURUSAN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR KAWASAN KONSERVASI UNTUK PELESTARIAN PRIMATA ANI MARDIASTUTI JURUSAN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Kawasan Konservasi Indonesia UURI No 5 Tahun 1990 Konservasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. Barat yang terletak diantara 107º30 107º40 Bujur Timur dan 6º25 6º45

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. Barat yang terletak diantara 107º30 107º40 Bujur Timur dan 6º25 6º45 BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN 2.1. Kondisi Fisik Kabupaten Purwakarta 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Purwakarta merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat yang terletak diantara 107º30

Lebih terperinci

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Oleh karena itu,

BAB IV. GAMBARAN UMUM. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Oleh karena itu, BAB IV. GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Kota Bandar Lampung 1. Profil Wilayah Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan pusat kegiatan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA FORUM ORANGUTAN INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA FORUM ORANGUTAN INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA FORUM ORANGUTAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1 Umum 1. Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar FORINA. 2. Anggaran Rumah Tangga ini merupakan penjabaran dan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Balai Konservasi Sumber Daya Alam sering di singkat dengan Balai KSDA atau BKSDA merupakan unit pelaksanaan teknis di bawah Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) merupakan salah satu dari lima Taman Nasional yang pertama kali diumumkan di Indonesia pada tahun 1980 oleh Menteri Pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor penting untuk meningkatkan devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah yang memiliki industri

Lebih terperinci

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI PROFIL DINAS KABUPATEN WONOGIRI Alamat : Jln. Diponegoro Km 3,5 Bulusari, Bulusulur, Wonogiri Telp : (0273) 321929 Fax : (0273) 323947 Email : dinaslhwonogiri@gmail.com Visi Visi Dinas Lingkungan Hidup

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN APLIKASI E-MARKETING

BAB 4 PERANCANGAN APLIKASI E-MARKETING BAB 4 PERANCANGAN APLIKASI E-MARKETING 4.1. Implementation Plan (Rencana Pelaksanaan) Teknologi internet telah menyebabkan perubahan dalam hal cara pelanggan berinterakasi dengan perusahaan. Saat ini interaksi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Keadaan Geografis Kota Pekanbaru Pekanbaru merupakan Ibukota Provinsi Riau dengan luas wilayah sekitar 632,26 Km² dan jumlah penduduk sekitar 850.000 jiwa dengan

Lebih terperinci