BAB IX TEORI ANTRIAN DAN APLIKASINYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IX TEORI ANTRIAN DAN APLIKASINYA"

Transkripsi

1 BAB IX TEORI ANTRIAN DAN APLIKASINYA PENDAHULUAN Dalam kehidupan sehari-hari kata antrian yang dalam bahasa Inggris disebut queuing atau waiting line sangat sering kita jumpai sebab memang kita lakukan bilamana kita menunggu giliran untuk menerima pelayanan (services), misalnya antri untuk membeli karcis kereta api di Stasiun Gambir, membeli karcis bioskop di Ratu Theater, membeli karcis untuk menonton pertandingan sepak bola di Senayan, membayar tol di Jagorawi atau antri untuk menyebrang Selat Bali dengan ferry di Gilimanuk. Yang antri belum tentu orang tetapi bias juga barang, misalnya bahan mentah yang akan diproses dijadikan produksi, komoditi ekspor yang akan dimuat di kapal di Tanjung Priok, data yang akan diolah di pusat komputer, atau mobil yang akan diperbaiki di bengkel. Antrian yang sangat panjang dan terlalu lama untuk memperoleh giliran pelayanan sangat menjengkelkan. Rata-rata lamanya waktu menunggu (waiting time) sangat tergantung kepada rata-rata tingkat kecepatan pelayanan (rate of services). Teori tentang antrian ditemukan dan dikembangkan oleh A.K. Erlang, seorang insinyur dari Denmark yang bekerja pada perusahaan telepon di Kopenhagen pada tahun dia melakukan eksperimen tentang fluktuasi permintaan fasilitas telepon yang berhubungan dengan automatic dialing equipment, yaitu peralatan penyambungan telepon secara otomatis. Dalam waktu-waktu yang sibuk operator sangat kewalahan untuk melayani para penelepon secepatnya, sehingga para penelepon harus antri menunggu giliran, mungkin cukup lama. Persoalan aslinya adalah Erlang hanya memperlakukan perhitungan keterlambatan (delay) dari seorang operator. Kemudian, pada tahun 1917 studi atau penelitian dilanjutkan untuk menghitung kesibukan beberapa operator. Dalam periode ini dia menerbitkan bukunya yang terkenal berjudul Solution of some problems in the theory of probabilities of significance in Automatic Telephone Exchange. Baru setelah perang dunia kedua, hasil penelitian Erlang diperluas penggunaannya, antara lain dalam teori antrian (queus or waiting line).

2 Situasi keputusan sering kali timbul dimana unit atau satuan yang dating untuk memperoleh pelayanan (orang, barang) harus menunggu sebelum memperoleh pelayanan yang diinginkan. Apabila aturan yang mengatur kedatangan (arrival) unit penerima pelayanan, waktu pelayanan (service time) dan urutan kedatangan satuan penerima pelayanan (spp) diketahui (mungkin berdasarkan pengalaman atau hasil penelitian), maka sifat-sifat atau cirri-ciri dari situasi antrian dapat dipelajari dengan menggunakan peralatan matematika dengan mudah. Kedatangan spp mungkin dari satu barisan dan dilayani melalui satu loket seperti dalam klinik, atau dari satu barisan akan tetapi dilayani oleh beberapa pemberi pelayanan (pp), atau datang dari beberapa barisan dilayani oleh beberapa pp seperti di bank. Prosedur studi yang dibicarakan disini ialah bahwa kedatangan spp melalui sauatu barisan membentuk antrian, dan dilayani berdasarkan prinsip datang pertama menerima pelayana pertama (FIFO = first in in first out). Di dalam hal lain bisa LIFO = last in first out, yaitu datang terakhir menerima pelayanan terlebih dulu, seperti pembongkaran barang dari dalam truk atau kereta api, pasien yang gawat di rumah sakit atau memperoleh giliran pelayanan secara acak (random), seperti dalam pengawasan mutu barang (quality control). Kedatangan spp dapat seragam (uniform) selama dalam periode tertentu atau secara acak, tidak teratur. Rata-rata kedatangan (arrival rate), dingkat rrk merupakan banyaknya atau jumlah kedatangan spp per satuan waktu, misalnya dalam 1 menit, 1 hari, 1 minggu, 1 bulan dan lain sebagainya. Arrival rate merupakan rata-rata, sebab dari waktu ke waktu banyaknya kedatangan spp berubah-ubah. Kalau kedatangan bersifat acak, seperti kedatangan langganan atau nasabah misalnya, sangat tidak teratur, tidak mengikuti pola tertentu. Hal ini merupakan hal yang paling sering terjdi dalam dunia usaha (misalnya datang pesanan atau order). Di dalam situasi dimana kedtaangan dapat dipergunakan untuk menggantikan arrival rate, asal datanya cukup banyak atau sudah terjadi berkali-kali. Rata-rata pelayanan (service rate), disingkat rrpp, merupakan banyaknya pelayanan yang dapat diberikan dalam waktu tertentu. Lamanya waktu pelayanan (service time) bisa juga acak sifatya atau seragam. Pada umumnya waktu pelayanan dalam dunia usaha seragam (uniform service rate).

3 Perlu ditegaskan sekali lagi satuan penerima pelayanan (spp) sering disebut customer bisa berupa orang (siswa lulusan SLTA mendaftarkan masu FE-UI, pasien akan diperiksa dokter, orang yang selesai belanja di pasar Swalayan akan membayar di kas, penonton, penumpang, orang yang diadili) atau barang (komoditi ekspor akan diangkut oleh kapal, bahan mentah akan diproses, produk diteliti mutunya, mobil antri untuk diparkir, kapal terbang akan mendarat, kapal akan berlabuh). Pemberi pelayanan (pp) sering disebut server bisa berupa orang, misalnya kasir, dokter, penjual karcis, hakim atau barang seperti mesin otomatis (untuk meringankan tangan dengan uap panas yang keluar dari mesin, alat pencuci mobil otomatis). STRUKTUR DASAR MODEL ANTRIAN Proses dasar yang dianggap oleh model antrian ialah bahwa spp (customer) yang memerlukan pelayanan berasal dari suatu populasi yang disebut sumber masukan (input source). Spp memasuki sistem antrian (queuing system) dan menggabungkan diri atau nenbentuk suatu antrian. Pada waktu tertentu, anggota dalam antrian dipilih untuk memperoleh pelayanan dengan menggunakan aturan tertentu yang disebut disiplin pelayanan (service discipline). Pelayanan yang diperlukan oleh spp kemudian dilakukan oleh mekanisme pelayanan (service mechanism), setelah pelayanan diperoleh spp meninggalkan sistem. Proses ini dapat dilihat pada Gambar 9.1. Salah satu karakteristik dari populasi atau input source ialah besarnya (size) atau banyaknya spp. Besarnya populasi (population size) ialah banyaknya spp, mungkin langganan, yang memmerlukan pelayanan dari waktu ke waktu. Populasi ini bisa terbatas (finite) bisa juga tidak terbatas (infinite). Mengingat perhitungan akan dipermudah kalau populasi tidak terbatas, maka biasanya populasi dianggap tidak terbatas, di dalam membahas model antrian. Akan tetapi asumsi mengenai populasi yang terbatas perlu dibuat, seandainya rata-rata (rate) pada saat populasi melahirkan spp baru sangat dipengaruhi oleh beberapa spp dalam sistem. Pola statistik yang diikuti oleh kedatangan spp dalam suatu periode tertentu harus secara spesifik disebutkan, maksudnya mengikuti fungsi apa? Asumsi yang sering dipergunakan ialah bahwa kedatangan spp mengikuti proses Poisson artinya banyaknya spp atau langganan yang datang (untuk memperoleh

4 pelayanan) sampai pada waktu tertentu mengikuti distribusi Poisson. Distribusi Poisson berkenaan dengan probabilita terjadinya suatu kedatangan (arrival) yang bebas (independent) terhadap kedatangan sebelumnya atau sesudahnya. Asumsi tentang Poisson menunjukkan bahwa kedatangan spp sifatnya acak dan mempunyai rata-rata kedatangan (mean arrival rate) sebesar χ (lamda). Panjangnya interval waktu antara dua kedatangan spp sebesar 1/ χ disebut interarrival time. Disiplin pelayanan (service discipline) merupakan urutan (order) anggota dalam antrian (para spp yang dipilih untuk menerima pelayanan), merupakan aturan permainan, misalnya FIFO, berdasarkan prioritas (pasien yang sakit keras didahulukan memeriksanya), secara acak atau LIFO. Pada umumnya yang digunakan adalah FIFO, kecuali kalau disebutkan cara lainnya selain FIFO, di dalam model antrian. Mekanisme pelayanan (service mechanism) terdiri dari satu atau lebih fasilitas pelayanan (fp), masing-masing fasilitas mempunyai satu atau lebih saluran pelayanan (service channels), yang disbeut servers. Apabila terdapat lebih dari satu fasilitas pelayanan, spp atau langganan mungkin menerima pelayanan melalui suatu urutan-urutan (service in phase) atau fase-fase tertentu. Pada suatu fasilitas tertentu, spp masuk dalam salah satu saluran pelayanan paralel dan menerima pelayanan secara tuntas dari pemberi pelayanan (pp) atau server. Proses pelayanan seperti ini, lihat pada gambar 9.2. Gambar 9.2. suatu sistem antrian elementer Spp = satuan penerima pelayanan disebut customer disingkat c Pp = pemberi pelayanan disebut server disingkat s Fp = fasilitas pelayanan disebut server fasility untuk lebih jelasnya perhatikan beberapa gambar yang menunjukkan fasilitas pelayanan sebagai berikut : 1. Struktur kedatangan satuan penerima pelayanan a. Satu barisan (antrian) dan satu fase pelayanan (single channel single phase). Sebagai contoh adalah seorang pelayan toko (tunggal), seorang tukang cukur, dan sebagainya. Secara skematis digambarkan sebagai berikut :

5 b. Satu barisan dan beberapa fase pelayanan (single channel multiphase). Proses pelayanan merupakan squencing/urutan pekerjaan. Proses pelayanan semacam inin misalnya mengurus izin usaha melalui beberapa orang pejabat Pemerintah. Secara skematis akan kelihatan sebagai berikut : c. Beberapa barisan dan satu fase pelayanan (multi channel single phase). Sebagai contoh dari proses pelayanan seperti ini adalah pelayanan pembelian tiket yang dilayani lebih dari satu loket, pelayanan potong rambut yang memiliki lebih dari satu tukang potong, pelayanan di suatu bank yang memiliki beberapa loket. Secara skematis digambarkan sebagai berikut : d. Beberapa barisan dan beberapa fase pelayanan (multi channel multi phase). Contoh dari struktur pelayanan semcam ini adalah pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Di dalam rumah sakit tersebut, beberapa perawat akan mendatangi pasien secara teratur dan memberikan pelayanan dengan kontinu (sebagai suatu urutan pekerjaan). Secara skematis akan kelihatan sebagai berikut: e. Campuran. Struktur campuran ini merupakan campuran dari dua atau lebih struktur fasilitas pelayanan tersebut di atas. Struktur ini dipergunakan misalnya oleh toko-toko besar, yang memiliki beberapa pelayan toko untuk melayani pembeli (multu channel), namun pembayaran hanya kepada seorang kasir saja (single channel). Ada pula yang mempergunakan struktur campuran yang lain, misalnya pelayanan (service) terhadap pengunjung rumah makan, dan lain sebagainya. 2. Tingkat Pelayanan Tingkat pelayanan bisa konstan/ajek dari waktu ke waktu sama, mengikuti distribusi exponential atau mempunyai bentuk yang lain. Waktu pelayanan (service time) ialah lamanya waktu sejak pelayanan diberikan kepada seorang spp sampai selesai, pada fasilitas pelayanan. Model antrian harus secara khusus menyebutkan distribusi probabilita waktu pelayanan bagi setiap pp (server), kalau mungkin untuk berbagai spp, walaupun dalam praktiknya dianggap setiap pp mempunyai probabilita yang sama. Rata-rata pelayanan (mean server rate) diberi simbol u merupakan banyaknya spp atau langganan yang dapat dilayani dalam satuan (unit) waktu, sedangkan rata-rata waktu

6 pelayanan (average service time) ialah rata-rata waktu yang dipergunakan untuk melayani per spp atau langganan, diberi simbol I/u unit (satuan). Misalnya dalam waktu 5 menit dapat dilayani 10 langganan. Dalam 1 menit dapat dilayani 10/5 = 2 orang. Jadi, u = 2 merupakan jumlah orang yang dilayani dalam 1 menit, 1 orang dilayani ½ menit. Jadi, I/u merupakan rata-rata waktu pelayanan. KEDATANGAN MENURUT SALURAN TUNGGAL POISSOM DENGAN RATA- RATA PELAYANAN EKSPONENSIAL Dalam hal kedatangan menurut saluran tunggal Poisson dengan pelayanan mengikuti fungsi eksponensial, hanya ada satu unit pp (pp = pemberi pelayanan) yang melayani. Masukan (input) seperti langganan atau pekerjaan, kedatangannya mengikuti fungsi Poisson. Rata-rata pelayanan yang mengikuti fungsi ekaponensial bebas terhadap banyaknya spp yang berada dalam barisan (antrian). Kedatangan spp diperlakukan atas dasar FIFO, siapa yang datang dahulu akan memperoleh pelayanan terlebih dahulu. Asumsi lainnya yang diperlukan di dalam pengembangan model antrian ialah bahwa rata-rata kedatangan (rate of arrival) lebih kecil dari rata-rata pelayanan (rate of service) artinya χ < u, dengan demikian semua spp akan dapat dilayani. Di dalam model antrian akan dipergunakan notasi (simbol) dan istilah-istilah berikut. Catatan: Kata antrian atau barisan mempunyai arti yang sama. Untuk menyederhanakan simbol Pn(t) = Pn asal kita tahu bahwa yang kita bicarakan waktu t. Agar dapat menghitung Pn(t) atau Pn kita harus mencari rumusnya, artinya menyatakan Pn(t) dalam χ dan u serta P o. Perhatikan uraian berikut. Apabila n > 0, kejadian (event) bahwa akan ada n spp dalam sistem antrian pada waktu (t + t) dapat terjadi di dalam emapat cara yang mutually exclusive and exchaustive, artinya saling meniadakan, kalau yang satu sudah terjadi, lainnya pasti tidak akan terjadi, perhatikan tabel berikut:

7 Oleh karena hanya ada satu kejadian dari kemungkinan empat kejadian yang harus terjadi, kita memperoleh ekspresi untuk Pn (t + t), dimana n > 0, dengan jalan menjumlahkan nilai probabailita untuk setiap kejadian yang terpisah tersebut di atas, yaitu: Di dalam ekspresi ini, merupakan suku-suku dengan pangkat yang tinggi bagi t. Apabila t mendekati nol, suku-suku ini nilainya kecil sekali sehingga diabaikan. Dengan demikian ekspresi di atas menjadi lebih sederhana yaitu menjadi :, setelah dibagi dengan t, kita peroleh bentuk: Ini merupakan persamaan diferensial yang menghubungkan Pn P n+1 dan P n-1 pada waktu t, rata-rata tingkat kedatangan dan rata-rata tingkat pelayanan U. Apabila n = 0, akan terjadi dua kejadian yang saling meniadakan (mutually exclusive), yaitu sebagai berikut. Kejadian I : Nol spp pada waktu t, tidak ada kedatangan selama waktu t sampai dengan t + t dan nol spp dalam waktu t sampai dengan t + t dan nol spp dalam waktu t sampai dengan t + t (spp = satuan penerima pelayanan). Kejadian II : Satu spp pada waktu t, tidak ada kedatanagn selama waktu t sampai dengan t + t dan satu spp dilayani dalam waktu t sampai dengan t + t dan nol spp dalam waktu t sampai dengan t + t. Dinyatakan dalam probabilita, ekspresi dapat ditulis sebagai berikut.

8 Tanpa menghiraukan suku berpangkat tinggi dari t, persaman menjadi: Persamaan diferensial ini menghubungkan P0, P1, χ dan U, untuk n = 0. Persamaan (9.1) dan (9.2) memberikan hubungan untuk fungsi kepadatan probabilita (probability density function) Pn(t) untuk semua nilai n. Sekarang, mari kita anggap bahwa Pn(t) bebas terhadap t, sebab kita sebenarnya tidak tertarik pada keadaan mengenai apa yang terjadi ketika antrian disebut settles down atau steady state. Persamaan 9.1 menjadi: Untuk n = 0, menjadi 0 = -χp0 + up1 Hubungan yang berikut dapat diperoleh dari persamaan (9.3) dengan mengganti n = 1, 2,..., n. Kalau n = 1.

9 Kalau n = 2 Pada umumnya, kalau n = n, kita peroleh persamaan Selanjutnya oleh karena Ingat rumus jumlah dari deret geometris yang tidak terbatas (infinite geometric series). Merupakan probabilitas bahwa fasilitas pelayanan sedang menganggur, tidak ada yang dilayani. Memasukkan nilai P0 dalam persamaan (9.5), diperoleh bentuk persammaan berikut: Sekarang kita dapat menuliskan rumus tentang rata-rata banyaknya spp (langganan) yang harus dilayani dan menunggu dalam barisan atau antrian atau sistem dengan menggunakan nilai harapan (expected value) E(n), sebagai berikut. Urutan suku-suku dari (9.8) mempunyai bentuuk 0, a, 2a2, 3a3,..., xax,.... dalam hal a konstan dan kurang dari I, deret ini akan converge menjadi suatu jumlah, dengan rumus: Rata-rata Banyaknya spp dalam Sistem = E(n) Agar dapat menentukan rata-rata banyaknya spp yang harus menunggu untuk memperoleh pelayanan, perlu dibedakan dengan E(n). Misalkan E(m) = rata-rata banyaknya spp dalam sistem sebelum memasuki tempat pelayanan (misalnya masih di luar loket). Oleh karena hanya ada satu spp di dalam tempat pelayanan pada setiap saat, maka

10 Rata-rata panjangnya antrian (average queue length) = rata-rata banyaknya spp dalam antrian = E(m), di mana E(m) sebagai berikut. E(n) = Rata-rata banyaknya spp dalam sistem, meliputi spp (langganan) yang sedang antri menunggu untuk menerima pelayanan = E(m) dan satu spp yang sedang dilayani di tempat pelayanan (χ/u). Jadi E(m) = E (n) - χ/u. Sekarang kita ingin mendefinisikan rata-rata waktu satu spp (seorang langganan) harus menunggu dalam sistem = E(C). Selama periode (Ev), rata-rata spp atau langganan yang datang sebesar E(v), ini juga merupakan rata-rata spp dalam sistem E(n). Jadi χ E(v) = E(n) E(v) = rata-rata waktu seorang langganan (spp) menunggu dalam sistem (meliputi waktu sebelum dan sesudah menerima pelayanan). E(w) = rata-rata waktu tunggu sebelum menerima pelayanan (average waiting time) = rata-rata waktu menunggu dalam sistem = E(v) dikurangi rata-rata waktu pelayanan satu spp (average service time)= 1/u. ρ (Rho) = χ/u = faktor utilisasi fasilitas pelayanan, menunjukkan secara rata-rtaa bagian waktu pemberi pelayanan (pp) atau server sibuk. Dengan perkataan lain, χ/u merupakan bagian waktu dari kapasitas pelayanan dalam sistem yang secara rata-rata dipergunakan (utilized) oleh spp atau langganan yang datang (arriving customers). Dua rumus berikut disajikan tanpa bukti. 1. E(m / m > 0) = = average length of non-emty queue. 2. E(W / w > 0) = = average waiting time of an arrival to wait. Contoh 9.1. Rata-rata kedatangan (mean arrival rate) satu langganan setiap 4 menit (dalam waktu 4 menit ada satu langganan yang datang), rata-rata waktu pelayanan (1/u) = 2 ½ menit (untuk melayani seorang langganan diperlukan waktu 2 ½ menit). Hitung (1) ratarata langganan (spp = satuan penerima pelayanan) dalam sistem (termasuk yang belum

11 menerima dan yang sedang menerima pelayanan), (2) rata-rata panjangnya antrian (yang belum menerima pelayanan), (3) rata-rtaa waktu menunggu per langganan dalam sistem (sebelum + sedang menerima pelayanan), (4) rtaa-rata waktu menunggu per langganan sebelum menerima pelayanan (dalam antrian). Pemecahan: χ = ¼ = 0,25 = rata-rata banyaknya kedatangan per menit. Dalam 1 jam (60 menit) = 0,25 X 60 = 15 kedatangan. Jadi rata-rata per menit ada 0,25 kedatangan dan rata-rata per jam ada 15 kedatangan ( χ = ¼ = 0,25). Dengan perkataan lain secara ratarata ada 0,25 langganan per menit atau 15 langganan er jam, dalam sistem 1/u = 2,5 = u = = 0,4 = rata-rata banyaknya pelayanan per menit. Jadi pelayanan per jam (60 menit) secara rata-rata = 0,4 X 60 = 24 pelayanan. Artinya secara rata-rata ada 0,4 langganan yang dapat dilayani dalam 1 menit atau ada 24 langganann dalam 1 jam. 1) Rata-rata banyaknya langganan (spp) dalam sistem: 2) Rata-rata banyaknya langganan yang enunggu dalam antrian sebelum menerima pelayanan: 3) Rata-rata waktu seorang langganan menunggu dalam sistem antrian: (termasuk sebelum menerima pelayanan dan yang sedang menerima pelayanan). 4) Rata-rata waktu seorang langganan menunggu sebelum menerima pelayanan: Contoh 9.2 Kedatangan penelepon pada telepon umum mengikuti fungsi Poisson dengan ratarata waktu sebesar 10 menit antara satu kedatangan dengan kedatangan berikutnya. Lamanya satu pembicaraan telepon (a phone call) dianggap mengikuti distribusi eksponensial dengan rata-rata 3 menit. a) Berapakah probabilitanya bahwa seorang penelepon yang datang ke telepon umum harus menunggu? b) Berpa rata-rata panjangnya antrian yang tidak kosong (average length of non-empty queues). c) Perusahaan telepon akan mendirikan tempat telepon umum yang kedua apabila pihak pimpinan diyakinkan bahwa suatu kedatangan penelepon harus

12 menunggu memperoleh giliran paling sedikit 3 menit (bisa lebih, yaitu harus menunggu 3 menit atau lebih). Berapa seharusnya banyaknya kedatangan sehingga keputusan untuk mendirikan tempat telepon umum kedua cukup mempunyai alasan yang kuat. Pemecahan χ = 0,1 = rata-rata kedatangn per menit (10 menit 1 kedatangan, jadi 1 menit =1/10 = 0,1 kedatangan) = 0,33 = rata-rata pelayanan per menit (3 menit 1 pembicaraan telepon, jadi 1 menit 1/3 = 0,33 pembicaraan telepon. 1. Prob. (satu kedatangan harus menunggu) = 1 Prob. (fasilitas pelayanan menganggur): 1 P0 = 1 (1 χ/u) = χ/u = χ/u = = 0,3 2. Rata-rata panjangnya antrian yang tidak kosong (average length of non-empty queue): E(m / m > 0) = = = 1,43 spp atau langganan. 3. Rata-rata waktu tunggu untuk satu kedatangan sebelum menerima pelayanan. E(w) = Kalau kita pergunakan nilai u = 0,33, kita ingin mencari nilai χ yang baru, katakan χ (= χ aksen), dimana E(w) = 3 menit. Kemudian kita mempunyai persamaan berikut: χ = 0,1 artinya ada 0,1 kedatangan per menit. Jadi 1 jam = (0,1) (60) = 6 kedatangan. χ = 0,16 artinya ada 0,16 kedatangan per menit. Jadi 1 jam = (0,16) (60) = 9,6 = 10 kedatangan.

13 Agar pimpinan perusahaan telepon mau memutuskan apakah perlu menambah telepon yang kedua, jumlah kedatangan rata-rata harus mencapai 10 orang penelepon per jam. Saluran tunggal dengan biaya pelayanan yang minimum Suatu sistem antrian menjadi topik yang menarik sebab dalam beerapa hal sering terjadi ketidakseimbangan. Mungkin terjadi suatu antrian yang panjang (long queue) yang mengakibatkan spp (langganan) harus menunggu lama untuk memperoleh giliran dilayanai atau mungkin tersedia fasilitas pelayanan yang berlebihan (melebihi daripada seharusnya), yang mengakibatkan fasilitas tersebut tidak dapat dimanfaatkan sepenuhnya (under utilized). Bagaimanapun juga kita lebih tertarik kepada keseimbangan ekonomi (economic balance) dalam sistem antrian, yaitu keseimbangan antara jumlah biaya untuk memberikan pelayanan dan biaya yang harus ditanggung oleh langganan (spp = satuan penerima pelayanan) berupa waktu yang terbuang karena harus menunggu lama untuk menerima pelayanan. Apabila proses antrian sifatnya internal dalam suatu organisasi, misalnya seorang ahli mesin menunggu untuk melayani mesin yang rusak dalam suatu toko. Kalau seandainya biaya yang ditanggung langganan dan biaya yang diperlukan untuk pemberian pelayanan, semuanya ditanggung oleh perusahaan (organisasi), tujuan dari perusahaan mungkin membuat biaya total hrus minimum (minimize cost), lihat Gambar 9.3. Jumlah biaya yang diharapkan merupakan penjumlahan dari biaya tnggu yang diharapkan bagi kedatangan per periode (WC = waiting cost) dan biaya fasilitas yang diharapkan (FC = facility cost) untuk pemberian pelayanan per periode. Ungkapan ini bisa dirumuskan secara matematis, dimana m = mean = rata-rata, yaitu sebagai berikut: Gambar 9.3. Tingkah laku biaya dalam sistem antrian TC m = WC m + FC m Biaya tunggu yang diharapkan (WC m ) per periode merupakan hasil kali biaya dalam unit (CW) untuk satu kedatangan per periode dan rata-rata banyaknya spp (satuan penerima pelayanan) dalam sistem periode yaitu WC m = C w E(n) Biaya pelayanan yang diharapkan per periode (FCm) merupakan hasil kali biaya pelayanan satu unit (C f ) dan tingkat pelayanan (service rate) dalam unit per periode (u).

14 FC m = C f.u Jadi kita mempunyai: TC m = C w Tingkat biaya pelayanan yang minimum dapat diperoleh dengan menurunkan jumlah biaya (total cost) terhadap u, menyamakannya dengan nol dan memecahkannya untuk mencari u sebagai berikut: (yang berlaku hanya nilai u yang positif) Contoh 9.3 Dalam contoh 9.1, kita ketahui χ = 0,25 kedatangan per menit dan u = 0,4 orang yang dilayani per menit. Misalnya biaya tunggu per spp dan per menit Rp 5 ribu dan biaya untuk melayani per spp Rp 4 ribu. Kemudian kita mempunyai: u = χ ± jadi tingkat biaya pelayanan yang minimum sebesar 0,81 x Rp 1000 = Rp 810 per menit MODEL ANTRIAN SALURAN GANDA Teori antrian saluran ganda (multi channel queuing theory) ialah teori dimana beberapa tempat pelayanan sebanyak k dipasang secara paralel (misalnya ada 5 loket), dan setiap elemen atau spp dalam antrian atau barisan dapat dilayani oleh lebih dari satu tempat pelayanan. Setiap fasilitas pelayanan mempunyai mutu pelayanan yang sama, dilengkapi dengan fasilitas yang sama pula. Spp atau satuan penerima pelayanan memilih satu tempat pelayanan (loket tertentu) tanpa adanya tekanan dari luar (external pressure). Kalau suatu antrian atau barisan (queuing or waiting line) sudah dibentuk, antrian yang mula-mula panjang pecah menjadi beberapa antrian yang pendek berdiri berjejer di depan tempat pelayanan. Kedatangan mengikuti Poisson dalam Saluran Ganda dengan Tingkat Pelayanan Eksponensial

15 Di dalam sistem antrian saluran ganda, ada beberapa tempat pelayanan yang paralel sebanyak k, dimana keadaan sistem, khususnya ada n spp dalam sistem pada suatu waktu tertentu, dapat mengasumsikan untuk mengambil dua nilai: (1) tidak ada antrian sebab semua spp yang berdatangan sedang menerima pelayanan di tempat pelayanan (di depan loket), dalam hal ini (n k), atau (2) terjadi pembentukan suatu antrian sebab pelayanan yang diminta oleh spp yang berdatangan lebih besar dari kemampuan tempat pelayanan untuk melayani, dlaam hal ini (n > k ). Dalam hal (1) tidak ada persoalan, sedangkan dalam hal (2) terjadi persoalan. Faktor utilisasi = ρk untuk seluruh sistem merupakan probabilita bahwa suatu tempat pelayanan tertentu sedang melayani spp, yaitu merupakan rasio antara rata-rata tingkat kedatangan (mean arrival rate) dan tingkat kemungkinan pelayanan yang maksimum u, untuk semua saluran sebanyak k, dinyatakan dalam rumus sebagai berikut: χ ρk = ku sekarang kita definisikan, suatu sistem dalam keadaan E n kalau n adalah banyaknya spp yang sedang dilayani dan yang sedang menunggu giliran untuk dilayani. Antrian atau barisan akan terbentuk kalau sistem dalam keadaan E n dengan n > k dan ada (n k) spp atau langganan yang sedang menunggu. Dalam keadaan En dimana n > k, maka hanya ada k spp atau langganan yang dilayani, jadi u n = k u untuk n k dan u n = n u untuk n < k. Sistem persamaan diferensial yang berikut sangat cocok dengan situasi ini. Pemecahan persamaan ini sangat ruwet, maka dari itu perlu kita tentukan probabilita sebagai batas, sewaktu t ~. Dapat ditunjukkan bahwa limit yang unik yaitu: Limit Pn(t) = Pn Memang ada untuk semua n. Jadi persamaan diferensial untuk probabilita sebagai batas menjadi:

16 Dan Probabilita bahwa tidak ada spp atau langganan di dalam sistem saluran ganda adalah seperti berikut: Rumus diatas hanya berlaku untuk ku > χ atau ρk < 1. Pada umumnya untuk tempat pelayanan sebanyak k, probabilita bahwa satu spp atau seorang langganan yang datang harus menunggu sama dengan probabilita bahwa tidak ada tempat pelayanan yang masih menganggur dalam sistem, nilai probabilita itu adalah sebagai berikut: Rumus-rumus untuk rata-rata panjangnya antrian (average queue length), ratarata banyaknya spp (langganan) dalam sistem (average number of customers in the system), rata-rata waktu menunggu untuk pelayanan (the average waiting time for service) dan rata-rata waktu menunggu dalam sistem dapat dilihat di bawah ini dan tidak disertai pembuktian.*) 1) Rata-rata panjangnya antrian 2) Rata-rata banyaknya spp atau langganan dalam sistem 3) Rata-rata menunggu bagi spp (langganan) 4) Rata-rata waktu menunggu bagi spp (langganan) dalam sistem Contoh 9.4 Suatu kantor Konsultan Perpajakan mempunyai 4 loket (service station or counter) guna melayani para langganan yang mempunyai persoalan-persoalan dan keluhan mengenai pendapatan mereka, kekayaan dan pajak penjualan. Rata-rata

17 kedatangan sebanyak 80 orang selama 8 jam pelayanan dalam sehari. Setiap penasihat pajak menghabiskan sejumlah waktu pelayanan yang mengikuti distribusi eksponensial. Rata-rata waktu pelayanan 20 menit. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut. 1) Hitung rata-rata banyaknya langganan dalam sistem (baik yang sedang menunggu maupun yang sedang dilayani). 2) Rata-rata banykanya langganan (spp) yang harus menunggu untuk dilayani (panjangnya antrian). 3) Rata-rata waktu seorang langganan menunggu dalam sistem. 4) Rata-rata waktu menunggu bagi seorang langganan (spp) yaitu menunggu sebelum dilayani. 5) Hitung berapa jam setiap minggunya seorang penasihat perpajakan menghabiskan waktunya untuk melayani langganan. 6) Berapakah probabilitanya, seorang langganan harus menunggu sebelum menerima giliran untuk dilayani? 7) Berapakah rata-rata penasihat pajak yang menganggur, karena tidak ada langganan datang untuk dilayani, pada waktu yang telah ditetapkan. Jawaban Mula-mula perlu dihitung nilai P o yaitu probabilita bahwa tidak ada langganan yang datang (n = 0) dalam sistem: Ingat, 8 jam = 80 orang langganan, 1 jam 80/8 = 10 orang. Jadi χ = 10 orang/jam; 20 menit melayani 1 orang; 1 jam = 60 menit melayani = 3 orang, jadi u = 3 orang/jam; ada 4 loket atau tempat pelayanan k = 4 dan P o = 0, Berdasarkan apa yang telah diketahui ini, kita peroleh jawaban beriku. 1) Rata-rata banyaknya langganan dalam sistem: 2) Rata-rata banyaknya langganan yang harus menunggu untuk dilayani (rata-rata panjangnya antrian) atau average queue length. 3) Rata-rata waktuu seorang langganan menunggu dalam sistem: 4) Rata-rata menunggu seorang langganan sebelum dilayani:

18 5) Jumlah waktu yang diperlukan oleh penasihat perpajakan untuk melayani langganan, setiap minggunya dihitung sebagai berikut. Faktor utilisasi ρk diperoleh dengan rumus: ρk = Rata-rata waktu yang diperlukan untuk melayani langganan selama 8 jam pelayanan per hari = 8 x 0,8333 = 6,66 jam. Kalau 1 minggu ada 5 hari kerja yaitu dari Senin sampai dengan Jum at, maka secara rata-rata penasihat pajak akan sibuk 5 x 6,66 jam = 33,3 jam setiap minggunya. 6) Probabilita bahwa langganan harus menunggu sebelum dilayani: 7) Rata-rata banyaknya penasihat pajak yang menganggur pada waktu yang telah ditentukan. Kita mengetahui bahwa probabilita tidak ada langganan dalam sistem adalah P o berarti 4 loket, tempat pelayanan, kosong, menganggur. Kita harus menentukan P 1, P 2 dan P 3 yaitu probabilita bahwa 3 penasihat pajak menganggur, 2 menganggur dan 1 menganggur (4 loket, langganan yang datang hanya ada 3, jadi satu menganggur). Rata-rata banyaknya penasihat perpajakan yang menganggur: = 4 P o + 3 P P P 3 = 4(0,0213) + 3(0,0709) + 2(0,1182) + 0,1314 = 0,666 (kurang dari 1) Jadi kurang dari 1 orang, secara rata-rata penasihat perpajakan setiap waktu menganggur. Model Antrian yang Lain Dalam hal ini hanya akan dibahas satu model yaitu model dengan kedatangan menurut Poisson dan waktu pelayanan distribusi Erlang. Model kedatangan Menurut Poisson dan waktu Pelayanan Menurut Distribusi Erlang

19 Distribusi Erlang g(t; u, k) didefinisikan sebagai berikut: g(t; u, 1) = C 1 e -1 ut g(t; u, 2) = C 2 t e -2 ut g(t; u, 3) = C 3 t 2 e -3 ut dan pada umumnya: g(t; u, k) = C k t k-1 e -k ut Oleh karena setiap anggota famili merupakan fungsi kepadatan (density function) dalam range 0 < t < ~, bilangan konstan C k harus ditentukan sedemikian rupa sehingga integral dari fungsi yang bersangkutan sebesar satu (unity). Nilai C k ialah: C 1 = u C 2 = 4u 2 C 3 = u 3 dan pada umumnya C k = Distribusi Erlang mempunyai sifat-sifat yang sangat menarik. Rata-ratanya (mean) sebesar 1/u. Nilai modus (mode) terletak pada t = 0 untuk k =1, yaitu pada t = 1/2 u untuk k = 2 dan pada umumnya nilai modus terletak pada t, dimana t sebagai berikut: t = Varian untuk anggota famili yang ke k =. Dengan menentukan k = 1, kita dapat memperoleh satu parameter dari distribusi eksponensial ketika k meningkat nilainya, mode bergerak ke kanan menuju dan varian mengecil menuju nol. Untuk k = ~, mode terletak pada t = 1/u dan varian sebesar 0 (nol), sehingga kitabisa menginterpretasikan g(t; u, ~) sebagai situasi untuk mana waktu pelayanan konstan dan mempunyai nilai 1/u. Distribusi Erlang dapat dilihat pada Gambar 9.4 dan mempunyai hubungan yang dekat sekali dengan distribusi eksponensial. Kalau kita mempunyai variabel acak (random variables) x1, x2,..., xs yang bebas (independent) dan mempunyai distribusi eksponensial yang sama dengan rata-rata (mean) 1/su, maka variabel acak x1 + x xs mengikuti distribusi Erlang ke s dengan parameter u. Jadi suatu tempat pelayanan melalui s fase atau tahapan yang bebas, setiap

20 eksponensial dengan rata-rata waktu 1/su, akan mempunyai waktu pelayanan yang mengikuti distribusi Erlang ke s dengan parameter u. Penguraian sifat-sifat antrian untuk kasus pelayanan yang mengikuti Erlang, berdasarkan pada penggunaan state probability dimana setiap individu state didefinisikan sebagai banyaknya spp dalam sistem bersama dengan fase pelayanan yang sedang berjalan dari unit yang seharusnya menerima pelayanan, kalau ada. Gambar 9.4. Famili Erlang untuk distribusi waktu pelayanan Akan kita bahas kasus kedatangan yang mengikuti Poisson dengan rata-rata tingkat kedatangan sebesar χ, dan waktu pelayanna mengikuti distribusi Erlang yang ke s dengan rata-rata tingkat pelayanan sebesar u. Hasilnya, tanpa dibuktikan, dapat dilihat di bawah ini. Rata-rata panjang antrian (average queue length) Rata-rata banyaknya langganan dalam sistem Rata-rata waktu menunggu oleh seorang langganan dalam antrian Rata-rata waktu menunggu oleh seorang langganan dalam sistem Contoh 9.5 Perbaikan suatu jenis mesin bubut memerlukan 4 tahapan. Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan setiap tahapan mengikuti distribusi eksponensial dnegan suatu ratarata sebesar 10 menit dan independen atau bebas terhadap tahapan lainnya. Kerusakan mesin mengikuti proses Poisson, dengan rata-rata terjadi 3 kerusakan per jam. 1) Berapa rata-rata waktu menganggur (expected idle time) dari mesin rusak ynag memerlukan perbaikan, dengan anggapan bahwa hanya 1 tenaga mekanis dalam bengkel. 2) Berapa rata-rata waktu menunggu dalam antrian bagi mesin rusak yang memerlukan perbaikan. 3) Berapa rata-rata banyaknya mesin rusak dalam antrian.

21 Jawaban χ = 3 per jam, u = 6 per jam, sebab ada 1 dalam 10 menit. s = 4, sebab ada 4 tahapan yang harus diselesaikan. Dengan menggunakan model dari Erlang. 1) Rata-rata waktu mesin rusak yang perlu perbaikan harus menunggu dalam sistem (average idle time): E(v) = (average time spent by a customer in the system) 2) Rata-rata waktu menunggu dalam antrian bagi mesin rusak yang memerlukan perbaikan: E(w) = (average waiting time of the machine in the queue) 3) Rata-rata banyaknya mesin rusak dalam antrian: E(m) = Contoh 9.6 Seorang penjahit ternama memerlukan 1 hari penuh untuk menjahit 1 stel pakaian. Kedatangan langganan mengikuti distribusi Poisson dengan rata-rata kedatangan sebanyak 1 orang setiap dua hari. Secara rata-rata berapa lama seorang langganan diharapkan menunggu untuk dilayani (dalam antrian). Jawaban χ = ½, sebab 2 hari 1 orang, jadi 1 hari ½ orang, secara rata-rata. u = 1, satu hari selesai 1 stel. s = ~, waktu pelayanan konstan. Jadi:

22 Jadi seorang langganan secara rata-rata harus menunggu ½ hari. Contoh 9.7 Seorang tukang cukur dapat menyelesaikan seorang langganan dalam waktu 15 menit. Distribusi waktu pelayana mengikuti distribusi Erlang dengan s = 3. Apabila kedatangan langganan pada umumnya adalah 3 orang per jam, maka ditanyakan: 1) Rata-rata banyaknya langganan dalam antrian (panjangnya antrian). 2) Rata-rata banyaknya langganan dalam sistem. 3) Rata-rata lamanya waktu menunggu dalam antrian. 4) Rata-rata lamanya waktu menunggu dalam sistem. Jawaban χ = 3 = rata-rata kedatangan dan s = 3; 15 menit melayani 1 orang. Jadi, 1 jam melayani 4 orang, maka u = 4 = rata-rata tingkat pelayanan. 1) Rata-rata panjang antrian (banyaknya langganan) E(m) = 2) Rata-rata banyaknya langganan dalam sistem: E(n) = 3) Rata-rata lamanya waktu menunggu dalam antrian: E(w) = 4) Rata-rata lamanya waktu menunggu dalam sistem: E(v) =

23 SOAL-SOAL UNTUK LATIHAN 1. a) Berikan contoh antrian dengan menyebutkan satuan penerimaan pelayanan (spp) dan pemberian pelayanan (pp). b) Bilamana kita harus antri? Apa yang di maksud dengan rata-rata panjangnya antrian (average of queue lenght) dan rata-rata banyaknya spp dalam sistem? c) Bagaimana struktur keadaan spp dan tingkat pelayanan? 2. a) Apa yang d maksud dengan disiplin pelayanan (service dicipline), rata-rata tingkat kedatangan (mean arival rate) rata-rata waktu pelayanan (mean service time). b) jelaskan arti rata-rata bnyaknya spp dalam sistem dan dalam antrian c) jelaskan arti rata-rata lamanya waktu menunggu bagi spp dalam sistem dan dalam antrian. 3. Dalam satu warung yang kecil, setiap 5 menit ada seorang pembeli yang datang. Untuk melayani seorang pembeli, pemilik warung memerlukan waktu 3 menit. Kemudian : a) Berapa rata-rata banyaknya pembeli yang harus menunggu dalam sistem antrian? b) Berapa rata-rata banyaknya pembeli yang harus menunggu dalam antrian (ratarata panjangnya antrian)? c) Berapa rata-rata lamanya waktu seorang pembeli harus menunggu dalam sistem antrian? d) Berapa rata-rata lamanya waktu seorang pembeli harus menunggu dalam barisan (antrian)? 4. Seorang usahwan yang mempunyai pompa bensin di jalan sudirman di kota X, mengatakan berdasarkan data yang dikumpulkan bahwa akan datang 10 mobil untuk diisi bensin setiap jam. Petugas yang hanya seorang bisa melayani 1 mobil dalam 4 menit. Hitung: a) Rata-rata banyaknya mobil dalam sistem. b) Rata-rata banyaknya mobil dalam antian. c) Rata-rata lamanya waktu menunggu dalam sistem. d) Rata-rata lamanya waktu menunggu dalam antrian. e) Tingkat kegunaan potensial dari peralatan (pompa) atau faktor utilisasi fasilitas pelayanan.

24 5. Dari soal no. 3, seandainya biaya untuk menunggu sebesar Rp 50 per pembeli per menit dan biaya untuk melayani per spp sebesar Rp 40. Berapa tingkat biaya pelayanan yang minimum? (ingat C w = Rp 50 dan C f = Rp 40). 6. Untuk mengambil komponen produk, seorang karyawan harus datang ke bagian pengeluaran komponen produk di dalam perusahaan tersebut. Karyawan akan datang ke bagian pengeluaran komponen dengan mengikuti distribusi poisson, rata-rata 40 orang per jam. Apabila upah karyawan Rp 90,- per jam sedangkn upah penjaga loket dari bagian pengeluaran kompinen produk sebesar Rp 40 per jam maka berapa banyaknya loket atau jalur pelayanan harus diselenggarakan? Petunjuk : lihat contoh soal 9.4. a. Pergunakan 3 jalur (k=3), hitung P o dan E (m). Dalam 1 hari ada 8 jam kerja, kerugian karyawan = E(m) x 8 x Rp 90 (*) b. Pergunakan 4 jalur (k=4) hitung P o dan E (m). kerugian karyawan = E(m) x 8 x Rp 90 (**) penghemat kerugian karyawan = (*)-(**) = (x). penambahan biaya penjaga loket = 8 x Rp 40 = (y). Total penghematan = (X)-(Y) = (A). c. Pergunakan jalur 5 (k=s). hitung P o dan E (m). Kerugian karyawan = E(m) x 8 x Rp 90 (***) Penghematan kerugian karyawan (**)-(***) = (X*). Penambahan biaya penjaga loket = 8 x Rp 40 = (Y). Total penghematan = (X*) - (Y) = B Ternyata kalau dihitung B = negatif. Jadi, banayaknya jalur pelayanan harus 4 saja. 7. Toko swalayan mempunyai dua tempat untuk melayani pembayaran para pembeli. Tingkat kedatangan pembeli untuk membayar ada 8 orang per jam dan kecepatan melayani 6 menit lamanya. a. Hitung probilita bahwa pembeli harus menunggu untuk dilayani. b. Rata-rata banyaknya pembeli dalam sistem c. Rata-rata banyaknya pembeli dalam barisan (antrian)

25 d. Rata-rata lamanya waktu menunggu dalam sistem. e. Rata-rata lamanya waktu menunggu dalam antrian (ingat k=2). 8. Seorang tukang cukur dapat melayani (selesai mencukur) seorang langganan dalam 25 menit. Langganan yang datang mengikuti distribusi poisson dengan rata-rata sebanyak 1 orang dalam 40 menit. a) Berapa rata-rata lamanya waktu seorang langganan harus menunggu dalam antrian = E(w)? b) Berapa rata-rata banyaknya orang menunggu dalam antrian = E(m)? 9. Di bandara sukarno-hatta, cengkareng, jakarta suatu kapa terbang memerlukan 5 menit untuk mendarat, setelah tanda mendarat sudah diberikan. Walaupun sudah ada penjadwalan, kedatangan kapal sering tidak teratur dan mengikuti distribusi poisson di mana rata-rata kedatangan ada 6 kapal terbang per jam. a) Hitung rata-rata lamanya waktu kapal terbang harus menunggu, berputar-putar di udara, sampai memperoleh izin mendarat! b) Berapa rata-rata banyaknya kapal terbang harus menunggu di udara sebelum mendarat? 10. Di kantin suatu kantor, para karyawan harus antri untuk makan siang. Kedatangan para karyawan mengikuti distribusi poisson, sedangkan waktu pelayanan mengikuti distribusi eksponensial. Rata-rata kedatangan karyawan sebanyak 45 orang per jam, kecepatan melayani sebanyak 50 orang per jam, setiap karyawan di bayar Rp 8 ribu per jam dan petugasnya Rp 5 ribu per jam. Jadi kalau karyawan menunggu terlalu lama, dia akan rugi dan minta ganti rugi kepada pengurus kantin. a) Berapa panjangnya antrian? b) Berapa rata-rata lamanyawaktu karyawan harus menunggu mendafat giliran makan? c) Berapa banyak petugas kantin yang optimum.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Antrian 2.1.1. Sejarah Teori Antrian. Teori antrian adalah teori yang menyangkut studi matematis dari antrian atau baris-baris penungguan. Teori antrian berkenaan dengan

Lebih terperinci

Antrian Orang (antri mengambil uang di atm, antri beli karcis, dll.) Barang (dokumen lamaran kerja, mobil yang akan dicuci, dll) Lamanya waktu

Antrian Orang (antri mengambil uang di atm, antri beli karcis, dll.) Barang (dokumen lamaran kerja, mobil yang akan dicuci, dll) Lamanya waktu TEORI ANTRIAN Antrian Orang (antri mengambil uang di atm, antri beli karcis, dll.) Barang (dokumen lamaran kerja, mobil yang akan dicuci, dll) Lamanya waktu menunggu tergantung kecepatan pelayanan Teori

Lebih terperinci

Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method)

Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method) Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method) e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Pendahuluan Teori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen operasional adalah the term operation management

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen operasional adalah the term operation management BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Manajemen Operasional Krajewski dan Ritzman (2002:6) mengemukakan bahwa manajemen operasional adalah the term operation management refers to the direction

Lebih terperinci

MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM

MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM MODEL ANTRIAN YULIATI, SE, MM Model Antrian Teori antrian pertama kali diciptakan oleh A.K. Erlang seorang ahli matematik Denmark pada tahun 1909. Sejak itu penggunaan model antrian mengalami perkembangan

Lebih terperinci

Riset Operasional. Tahun Ajaran 2014/2015 ~ 1 ~ STIE WIDYA PRAJA TANA PASER

Riset Operasional. Tahun Ajaran 2014/2015  ~ 1 ~ STIE WIDYA PRAJA TANA PASER Dari sebuah artikel BUDAYA ANTRI MEMBERI BANYAK MANFAAT, kalimat pembuka dari kata seorang guru di Australia menyatakan, Kami tidak terlalu khawatir jika anak-anak sekolah dasar kami tidak pandai matematika

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management Operations Management OPERATIONS RESEARCH William J. Stevenson 8 th edition Pendahuluan Analisis antrian pertama kali diperkenalkan oleh A.K Erlang (1913) yang mempelajari fluktuasi permintaan fasilitas

Lebih terperinci

Modul 13. PENELITIAN OPERASIONAL TEORI ANTRIAN. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Modul 13. PENELITIAN OPERASIONAL TEORI ANTRIAN. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI Modul 13. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2007 1. PENGANTAR Antri adalah kejadian yang biasa dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Teori antrian pertama kali disusun oleh Agner Krarup Erlang yang hidup pada periode 1878-1929. Dia merupakan seorang insinyur Demark yang bekerja di industri telepon.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang sering terjadi adalah menunggu dalam sebuah pelayanan. Fenomena menunggu tersebut sering disebut antrian.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Metode Pengambilan Sampling 2.1.1. Populasi Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 14 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pendahuluan Antrian adalah kejadian yang sering dijumpai dalam kehidupan seharihari. Menunggu di depan loket untuk mendapatakan tiket kereta api, menunggu pengisian bahan bakar,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Antrian 2.1.1 Definisi Antrian Antrian adalah suatu garis tunggu dari nasabah yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayanan. Kejadian garis tunggu timbul disebabkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Herjanto (2008:2) mengemukakan bahwa manajemen operasi merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Herjanto (2008:2) mengemukakan bahwa manajemen operasi merupakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Manajemen Operasi 2.1.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Herjanto (2008:2) mengemukakan bahwa manajemen operasi merupakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Teori antrian adalah teori yang menyangkut studi sistematis dari antrian atau baris-baris penungguan. Formasi baris-baris penungguan ini tentu saja merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1. Teori Antrian Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Teori Antrian (Queueing Theory), meliputi studi matematika dari antrian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population) BAB I PENDAHULUAN Antrian yang panjang sering kali kita lihat di bank saat nasabah mengantri di teller untuk melakukan transaksi, airport saat para calon penumpang melakukan check-in, di super market saat

Lebih terperinci

MAKALAH REKAYASA TRAFIK TEORI ANTRI

MAKALAH REKAYASA TRAFIK TEORI ANTRI MAKALAH REKAYASA TRAFIK TEORI ANTRI Oleh TT 2D Bibba Nur Aristya 1231130009 Dewi Sekar Putih 1231130042 Dinari Gustiana Cita D. 1231130006 D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI POLITEKNIK NEGERI MALANG 2014 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Model Antrian. Queuing Theory

Model Antrian. Queuing Theory Model Antrian Queuing Theory Ada tiga komponen dasar dalam model antrian, yaitu kedatangan, fasilitas pelayanan, dan antrian actual. Permasalahan deret tunggu kebanyakan dipusatkan pada pertanyaan untuk

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

TEORI ANTRIAN PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI TEORI ANTRIAN PERTEMUAN #10 TKT101 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mampu membandingkan

Lebih terperinci

Metode Kuantitatif. Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 23 April 2009

Metode Kuantitatif. Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 23 April 2009 Metode Kuantitatif Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 3 April 009. Pendahuluan. Struktur Model Antrian (The Structure of Queuing Model) 3. Single-Channel Model 4. Multiple-Channel

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam pelayanan ada beberapa faktor penting pada sistem antrian yaitu pelanggan dan pelayan, dimana ada periode waktu sibuk maupun periode dimana pelayan menganggur. Dan waktu dimana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB ANDASAN TEORI. Teori Antrian Sistim ekonomi dan dunia usaha (bisnis) sebagian besar beroperasi dengan sumber daya yang relatif terbatas.sering terjadi pada orang, barang, dan komponen harus menunggu

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN (QUEUING THEORY) Teknik Riset Operasi Fitri Yulianti Universitas Gunadarma

TEORI ANTRIAN (QUEUING THEORY) Teknik Riset Operasi Fitri Yulianti Universitas Gunadarma TEORI ANTRIAN (QUEUING THEORY) Teknik Riset Operasi Fitri Yulianti Universitas Gunadarma Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari Siapapun yang pergi

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN SISTEM ANTRIAN MODEL M/M/S PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO)

ANALISIS PENERAPAN SISTEM ANTRIAN MODEL M/M/S PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 2 (2015), hal 111 118. ANALISIS PENERAPAN SISTEM ANTRIAN MODEL M/M/S PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR CABANG PONTIANAK

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management Operations Management OPERATIONS RESEARCH William J. Stevenson 8 th edition Proses Antrian Suatu proses yang berhubungan dengan kedatangan pelanggan pada suatu fasilitas pelayanan, menunggu dalam baris

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Manajemen Operasi Menurut Heinzer dan Render (2011;4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan

Lebih terperinci

Tujuan penggunaan teori antrian

Tujuan penggunaan teori antrian SISTEM ANTRIAN Antri (queue)adalah kejadian yang biasa dalam kehidupan sehari-hari. Menunggu di depan loket untuk mendapatkan tiket kereta api, menunggu pada SPBU, pada pintu jalan tol, ketika akan keluar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Antrian Sistem antrian adalah merupakan keseluruhan dari proses para pelanggan atau barang yang berdatangan dan memasuki barisan antrian yang seterusnya memerlukan pelayanan

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia TEORI ANTRIAN MATA KULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-13 Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Pendahuluan (1) Pertamakali dipublikasikan pada tahun 1909 oleh Agner

Lebih terperinci

11/1/2016 Azwar Anas, M. Kom - STIE-GK Muara Bulian 1 TEORI ANTRIAN

11/1/2016 Azwar Anas, M. Kom - STIE-GK Muara Bulian 1 TEORI ANTRIAN 11/1/2016 Azwar Anas, M. Kom - STIE-GK Muara Bulian 1 TEORI ANTRIAN 11/1/2016 Azwar Anas, M. Kom - STIE-GK Muara Bulian 2 Pendahuluan Perhatikan beberapa situasi berikut ini: Kendaraan berhenti berderet-deret

Lebih terperinci

BAB 8 TEORI ANTRIAN (QUEUEING THEORY)

BAB 8 TEORI ANTRIAN (QUEUEING THEORY) BAB 8 TEORI ANTRIAN (QUEUEING THEORY) Analisis pertama kali diperkenalkan oleh A.K. Erlang (93) yang mempelajari fluktuasi permintaan fasilitas telepon dan keterlambatan annya. Saat ini analisis banyak

Lebih terperinci

BAB. Teori Antrian PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB. Teori Antrian PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN BAB 10 Teori Antrian PENDAHULUAN ntrian yang panjang sering kali kita lihat di bank saat nasabah mengantri di teller untuk melakukan transaksi, airport saat para calon penumpang melakukan checkin,

Lebih terperinci

Model Antrian. Tito Adi Dewanto S.TP LOGO. tito math s blog

Model Antrian. Tito Adi Dewanto S.TP LOGO. tito math s blog Model Antrian Tito Adi Dewanto S.TP tito math s blog titodewanto@yahoo.com LOGO Intro Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari Intro Siapapun yang

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN. Riset Operasional 2, Anisah SE., MM 1

TEORI ANTRIAN. Riset Operasional 2, Anisah SE., MM 1 TEORI ANTRIAN Riset Operasional 2, Anisah SE., MM 1 Riset Operasional Riset operasional merupakan cabang interdisiplin dari matematika terapan dan sains formal yang menggunakan model-model seperti model

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Antrian dalam kehidupan sehari-hari sering ditemui, misalnya antrian di

BAB I PENDAHULUAN. Antrian dalam kehidupan sehari-hari sering ditemui, misalnya antrian di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Antrian dalam kehidupan sehari-hari sering ditemui, misalnya antrian di kasir supermarket, antrian di pom bensin, antrian saat bayar parkir, antrian pasien

Lebih terperinci

Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang

Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang Pendahuluan Antrian Antrian adalah garis tunggu dan pelanggan (satuan) yang membutuhkan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas pelayanan). Masalah yang timbul dalam antrian adalah bagaimana mengusahakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Antrian Siapapun yang pernah pergi berbelanja ke supermarket atau ke bioskop mengalami ketidaknyamanan dalam mengantri. Dalam hal mengantri, tidak hanya manusia saja

Lebih terperinci

MODEL ANTRIAN RISET OPERASIONAL 2

MODEL ANTRIAN RISET OPERASIONAL 2 MODEL ANTRIAN RISET OPERASIONAL 2 Dengan memperhatikan hal ini, banyak perusahaan mengusahakan untuk mengurangi waktu menunggu sebagai komponen utama dari perbaikan kualitas. Umumnya, perusahaan dapat

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL ANTRIAN BUS ANTAR KOTA DI TERMINAL MANGKANG. Dwi Ispriyanti 1, Sugito 1. Abstract

PENENTUAN MODEL ANTRIAN BUS ANTAR KOTA DI TERMINAL MANGKANG. Dwi Ispriyanti 1, Sugito 1. Abstract PENENTUAN MODEL ANTRIAN BUS ANTAR KOTA DI TERMINAL MANGKANG Dwi Ispriyanti 1, Sugito 1 1 Staf Pengajar Jurusan Statistika FMIPA UNDIP Abstract In daily activities, we often face in a situation of queueing.

Lebih terperinci

MODEL SISTEM ANTRIAN

MODEL SISTEM ANTRIAN MODEL SISTEM ANTRIAN Pendahuluan Teori antrian ditemukan oleh AK Erlang seorang ahli matematika Denmark tahun 1909 Sistem antrian berkembang karena fasilitas pelayanan (server) yang semakin mahal dan terbatas

Lebih terperinci

Teori Antrian. Prihantoosa Pendahuluan. Teori Antrian : Intro p : 1

Teori Antrian. Prihantoosa  Pendahuluan.  Teori Antrian : Intro p : 1 Pendahuluan Teori Antrian Prihantoosa pht854@yahoo.com toosa@staff.gunadarma.ac.id Last update : 14 November 2009 version 1.0 http://openstat.wordpress.com Teori Antrian : Intro p : 1 Tujuan Tujuan : Meneliti

Lebih terperinci

Teori Antrian. Riset Operasi TIP FTP UB Mas ud Effendi

Teori Antrian. Riset Operasi TIP FTP UB Mas ud Effendi Teori Antrian Riset Operasi TIP FTP UB Mas ud Effendi Bentuk Umum Teori Antrian Pelayanan Tunggal Pelayanan Multipel Pendahuluan Banyak waktu dihabiskan untuk menunggu oleh manusia, produk, dll Penyediaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Suatu antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah yang memerlukan layanan dari satu atau lebih fasilitas pelayanan. Kejadian garis tunggu timbul disebabkan oleh

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK SISTEM ANTRIAN

KARAKTERISTIK SISTEM ANTRIAN KARAKTERISTIK SISTEM ANTRIAN Terdapat tiga komponen dalam sebuah sistem antrian : 1. Kedatangan. Kedatangan memiliki karakteristik seperti ukuran populasi, perilaku dan sebuah distribusi statistik 2. Disiplin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar Teori Antrian Dalam kehidupan sehari-hari, antrian (queueing) sangat sering ditemukan. Mengantri sering harus dilakukan jika kita menunggu giliran misalnya mengambil

Lebih terperinci

SIMULASI PROGRAM ANTRIAN BANK

SIMULASI PROGRAM ANTRIAN BANK TEKNIK SIMULASI SIMULASI PROGRAM ANTRIAN BANK Nama : Heni Indrawati NPM : 10 411 130 Kelas : C Jurusan : Teknik Informatika S 1 FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN MANAJEMEN UNIVERSITAS SAINS DAN TEKNOLOGI JAYAPURA

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RISET OPERASIONAL 2

MODUL PRAKTIKUM RISET OPERASIONAL 2 MODUL PRAKTIKUM RISET OPERASIONAL 2 Versi 3.1 Tahun Penyusunan 2012 1. Muhammad Yunanto, SE., MM. 2. Iman Murtono Soenhadji, Ph.D. Tim Penyusun 3. Darmadi, SE.,MM. 4. Ririn Yuliyanti, SE. 5. Padyan Khatimi,

Lebih terperinci

PRAKTIKUM STOKASTIK MODUL TEORI ANTRIAN

PRAKTIKUM STOKASTIK MODUL TEORI ANTRIAN PRAKTIKUM TOKATIK MODUL TEORI ANTRIAN.. Tujuan Praktikum Dari kegiatan praktikum ini, praktikan diharapkan :. Dapat memahami fungsi dan manfaat dari teori antrian.. Dapat memahami konsep dasar dari teori

Lebih terperinci

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menggunakan teori dan model antrian untuk menganalisa operasi 1. Penggunaan teori antrian 2. Struktur masalah antrian 3. Distribusi

Lebih terperinci

Analisis Sistem Antriam Multi Channel Multi Phase Pada Kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Regional I Medan

Analisis Sistem Antriam Multi Channel Multi Phase Pada Kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Regional I Medan Analisis Sistem Antriam Multi Channel Multi Phase Pada Kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Regional I Medan Firdaus Tarigan 1, Susiana 2 1 Mahasiswa Jurusan Matematika, UNIMED E-mail: f_trg@ymail.com

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN PADA MCDONALD PUSAT GROSIR CILILITAN (PGC) (Untuk Memenuhi Tugas Operational Research)

ANALISIS ANTRIAN PADA MCDONALD PUSAT GROSIR CILILITAN (PGC) (Untuk Memenuhi Tugas Operational Research) 2013 ANALISIS ANTRIAN PADA MCDONALD PUSAT GROSIR CILILITAN (PGC) (Untuk Memenuhi Tugas Operational Research) Disusun oleh: Dian Fitriana Arthati (09.5934), Dede Firmansyah (09.5918), Eka Fauziah Rahmawati

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Antrian Ilmu pengetahuan tentang bentuk antrian yang sering disebut dengan teori antrian (queuing theory), merupakan sebuah bagian penting dan juga alat yang sangat berharga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini diuraikan dua subbab yaitu tinjauan pustaka dan landasan teori. Subbab tinjauan pustaka memuat hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan. Subbab landasan teori memuat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Operasi 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Manajemen operasi merupakan salah satu fungsi utama dari sebuah organisasi dan secara utuh berhubungan dengan

Lebih terperinci

DESKRIPSI SISTEM ANTRIAN PADA KLINIK DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM

DESKRIPSI SISTEM ANTRIAN PADA KLINIK DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM DESKRIPSI SISTEM ANTRIAN PADA KLINIK DOKTER SPESIALIS PENYAKIT DALAM Deiby T. Salaki 1) 1) Program Studi Matematika FMIPA Universitas Sam Ratulangi Jl. Kampus Unsrat Manado, 95115 e-mail: deibytineke@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Teori Antrian. Aminudin, Prinsip-prinsip Riset Operasi

Teori Antrian. Aminudin, Prinsip-prinsip Riset Operasi Teori Antrian Aminudin, Prinsip-prinsip Riset Operasi Contoh Kendaraan berhenti berderet-deret menunggu di traffic light. Pesawat menunggu lepas landas di bandara. Surat antri untuk diketik oleh sekretaris.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam sebuah sistem pelayanan tertentu. Dalam pelaksanaan pelayanan pelaku utama dalam

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):( )

ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):( ) Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 2 (2015), hal 127-134 ANALISIS ANTRIAN MULTI CHANNEL MULTI PHASE PADA ANTRIAN PEMBUATAN SURAT IZIN MENGEMUDI DENGAN MODEL ANTRIAN (M/M/c):(

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PELAYANAN DI STASIUN TAWANG SEMARANG DENGAN METODE ANTRIAN

ANALISIS SISTEM PELAYANAN DI STASIUN TAWANG SEMARANG DENGAN METODE ANTRIAN ANALISIS SISTEM PELAYANAN DI STASIUN TAWANG SEMARANG DENGAN METODE ANTRIAN SKRIPSI Oleh: NURSIHAN 24010210110001 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015 ANALISIS

Lebih terperinci

Model Antrian 02/28/2014. Ratih Wulandari, ST.,MT 1. Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari

Model Antrian 02/28/2014. Ratih Wulandari, ST.,MT 1. Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari Model Antrian M E T O D E S T O K A S T I K Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari Siapaun yang pergi berbelanja atau ke bioskop telah mengalami

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dalam pembahasan model antrean dengan disiplin pelayanan Preemptive,

BAB II KAJIAN TEORI. dalam pembahasan model antrean dengan disiplin pelayanan Preemptive, BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini akan dijabarkan tentang dasar-dasar yang digunakan dalam pembahasan model antrean dengan disiplin pelayanan Preemptive, mencangkup tentang teori antrean, pola kedatangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 17 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Fenomena menunggu untuk kemudian mendapatkan pelayanan, seperti halnya nasabah yang menunggu pada loket bank, kendaraan yang menunggu pada lampu merah, produk yang

Lebih terperinci

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi

Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi MODEL ANTRIAN Mata Kuliah Pemodelan & Simulasi Pertemuan Ke- 11 Riani L. JurusanTeknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Pendahuluan Teori antrian merupakan teori yang menyangkut studi matematis

Lebih terperinci

Sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan program strata satu (S1), selain. sarana untuk menerapkan teori yang diterima di bangku kuliah dengan

Sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan program strata satu (S1), selain. sarana untuk menerapkan teori yang diterima di bangku kuliah dengan 5 Sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan program strata satu (S1), selain itu penelitian ini akan menambah pengetahuan dan dapat dipakai sebagai sarana untuk menerapkan teori yang diterima di bangku kuliah

Lebih terperinci

Analisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Poli Kandungan Dan Ibu Hamil Di Rumah Sakit X Surabaya

Analisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Poli Kandungan Dan Ibu Hamil Di Rumah Sakit X Surabaya Analisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Poli Kandungan Dan Ibu Hamil Di Rumah Sakit X Surabaya Zarah Ayu Annisa 1308030058 Dosen Pembimbing : Dra. Sri Mumpuni R., MT PENDAHULUAN Antrian Meningkatnya kebutuhan

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management Operations Management TEKNIK RISET OPERASI William J. Stevenson 8 th edition CONTOH ANTRIAN Pelanggan menunggu pelayanan di kasir Mahasiswa menunggu konsultasi dengan pembimbing Mahasiswa menunggu registrasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu : 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)

BAB II LANDASAN TEORI. Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu : 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Karakteristik Sistem Antrian Ada tiga komponen dalam sistim antrian yaitu : 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population) 2. Antrian 3. pelayanan Masing-masing

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 24 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Ilmu pengetahuan tentang bentuk antrian, yang sering disebut sebagai teori antrian (queueing theory) merupakan sebuah bagian penting operasi dan juga alat yang sangat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. probabilitas, teori antrean, model-model antrean, analisis biaya antrean, uji

BAB II KAJIAN TEORI. probabilitas, teori antrean, model-model antrean, analisis biaya antrean, uji BAB II KAJIAN TEORI Bab ini menjabarkan beberapa kajian literatur yang digunakan untuk analisis sistem antrean. Beberapa hal yang akan dibahas berkaitan dengan teori probabilitas, teori antrean, model-model

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu fenomena dalam kehidupan sehari-hari yang sering terjadi adalah fenomena penungguan. Fenomena ini biasa terjadi apabila kebutuhan akan suatu pelayanan melebihi

Lebih terperinci

Model Antrian pada Sistem Pembayaran di Golden Pasar Swalayan Manado. A Model Queue at The Payment System at Golden Supermarket Manado

Model Antrian pada Sistem Pembayaran di Golden Pasar Swalayan Manado. A Model Queue at The Payment System at Golden Supermarket Manado Model Antrian pada Sistem Pembayaran di Golden Pasar Swalayan Manado Marni Sumarno 1, Yohanes Langi 2, Luther Latumakulita 3 1 Program Studi Matematika, FMIPA, UNSRAT Manado, marnisumarno93@gmail.com 2

Lebih terperinci

BAB II. Landasan Teori

BAB II. Landasan Teori BAB II Landasan Teori Antrian merupakan waktu tunggu yang dialami pelanggan untuk mencapai tujuan, dikarenakan jumlah pelanggan melebihi kapasitas layanan yang tersedia. Waktu tunggu yang terlalu lama

Lebih terperinci

JASA 2 [BAB V MENGELOLA ANTRIAN DAN RESERVASI] (BAGIAN I)

JASA 2 [BAB V MENGELOLA ANTRIAN DAN RESERVASI] (BAGIAN I) Apakah yang dimaksud dengan antrian? Antrian adalah barisan orang, kendaraan, objek fisik lainnya, atau hal-hal yang tidak berwujud lainnya yang menunggu giliran untuk dilayani atau untuk bergerak kedepan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pembahasan model antrian dengan working vacation pada pola kedatangan

BAB II LANDASAN TEORI. pembahasan model antrian dengan working vacation pada pola kedatangan BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini diuraikan tentang dasar-dasar yang diperlukan dalam pembahasan model antrian dengan working vacation pada pola kedatangan berkelompok (batch arrival) satu server, mencakup

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Antrian merupakan kejadian yang sering dijumpai dalam kehidupan seharihari. Menunggu di depan kasir untuk membayar barang yang kita beli, menunggu pengisian bahan

Lebih terperinci

Simulasi Model Sistem Jasa. DosenPengampu: Ratih Setyaningrum,MT Hanna Lestari, M.Eng

Simulasi Model Sistem Jasa. DosenPengampu: Ratih Setyaningrum,MT Hanna Lestari, M.Eng Simulasi Model Sistem Jasa DosenPengampu: Ratih Setyaningrum,MT Hanna Lestari, M.Eng Pendahuluan Sistem jasa Sebuah sistem pemrosesan dimana didalamnya disediakan satu atau lebih jasa bagi pelanggan Karakter

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Teori tentang antrian ditemukan dan dikembangkan oleh A. K. Erlang,

BAB II LANDASAN TEORI. Teori tentang antrian ditemukan dan dikembangkan oleh A. K. Erlang, BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Teori tentang antrian ditemukan dan dikembangkan oleh A. K. Erlang, seorang insinyur dari Denmark yang bekerja pada perusahaan telepon di Kopenhagen pada tahun 1910. Erlang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Jasa Menurut Saladin (2007:71) pengertian jasa yaitu Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain

Lebih terperinci

Queuing Models. Deskripsi. Sumber. Deskripsi. Service Systems

Queuing Models. Deskripsi. Sumber. Deskripsi. Service Systems Queuing Models Sistem Antrian Deskripsi matematis dari sistem antrian: The arrival process of customers The behaviour of customers The service times The service discipline The service capacity The waiting

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang tahapan penelitian serta penentuan variabel. Diharapkan bab ini dapat memberikan gambaran bagaimana penelitian ini dilakukan dalam upaya untuk memecahkan

Lebih terperinci

Lecture 2 : Teori Antrian

Lecture 2 : Teori Antrian Lecture 2 : Teori Antrian hanna.udinus@gmail.com Teknik industri 2015 If you leave the queue for any reason, of course you can rejoin the queue. At the back. Three miles away the great british pastime

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi, Karakteristik, dan Kualitas Jasa

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi, Karakteristik, dan Kualitas Jasa II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi, Karakteristik, dan Kualitas Jasa Menurut Kotler (1993), jasa adalah kegiatan atau manfaat yang bisa ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan sehari-hari, antrian, queuing atau waiting line sangat sering dijumpai. Dalam hal ini antrian terjadi pada saat ada pihak yang harus menunggu

Lebih terperinci

Riska Sismetha, Marisi Aritonang, Mariatul Kiftiah INTISARI

Riska Sismetha, Marisi Aritonang, Mariatul Kiftiah INTISARI Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 6, No. 01 (2017), hal 51-60. ANALISIS MODEL DISTRIBUSI JUMLAH KEDATANGAN DAN WAKTU PELAYANAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT IBU DAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. PENGERTIAN TEORI ANTRIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. PENGERTIAN TEORI ANTRIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TEORI ANTRIAN 1. PENGERTIAN TEORI ANTRIAN Semua jenis bisnis terutama bisnis jasa menginginkan pelanggan untuk menunggu di beberapa titik proses layanan (Dickson et al., 2005).

Lebih terperinci

Metoda Analisa Antrian Loket Parkir Mercu Buana

Metoda Analisa Antrian Loket Parkir Mercu Buana Metoda Analisa Antrian Loket Parkir Mercu Buana Muhamar kadaffi Jurusan Teknik Elektro,Universitas Mercu Buana JL. Raya Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta, 11650 E-mail : muhamar10@yahoo.com Abstrak --

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. harus menunggu dalam sebuah proses manufaktur untuk diproses ke tahap

BAB 2 LANDASAN TEORI. harus menunggu dalam sebuah proses manufaktur untuk diproses ke tahap BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Antrian Siapapun yang pernah pergi berbelanja ke supermarket atau ke bioskop mengalami ketidaknyamanan dalam mengantri. Dalam hal mengantri, tidak hanya manusia saja

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelayanan Yang dimaksud pelayanan pada area anti karat adalah banyaknya output pallet yang dapat dihasilkan per hari pada area tersebut. Peningkatan pelayanan dapat dilihat dari

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. Tabel 3.1 Data Jumlah dan Rata-Rata Waktu Pelayanan Pasien (menit) Waktu Pengamatan

BAB 3 PEMBAHASAN. Tabel 3.1 Data Jumlah dan Rata-Rata Waktu Pelayanan Pasien (menit) Waktu Pengamatan BAB 3 PEMBAHASAN 3.1. Uji Kesesuaian Distribusi Dalam penelitian ini kedatangan pasien diasumsikan berdistribusi Poisson dan waktu pelayanan diasumsikan berdistribusi Eksponensial. Untuk menguji kebenarannya

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL ANTRIAN PADA LOKET PEMBAYARAN

IMPLEMENTASI MODEL ANTRIAN PADA LOKET PEMBAYARAN IMPLEMENTASI MODEL ANTRIAN PADA LOKET PEMBAYARAN (Hasil Riset pada Perusahaan Jasa X ) (tulisan ini dipersembahkan untuk mahasiswa FE yang akan menulis tugas akhir) Servive adalah modal yang utama bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada Bab 1, permasalahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada Bab 1, permasalahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendahuluan Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada Bab 1, permasalahan yang teridentifikasi adalah bagaimana melihat performansi antrian hauler pada jalan 7F. Oleh

Lebih terperinci

SIMULASI ANTRIAN : SUATU TINJAUAN KONSEP PUSTAKA

SIMULASI ANTRIAN : SUATU TINJAUAN KONSEP PUSTAKA Simulasi Antrian: Suatu Tinjauan Konsep... SIMULASI ANTRIAN : SUATU TINJAUAN KONSEP PUSTAKA Hendy Tannady, ST., MT E-mail: htannady@bundamulia.ac.id Penulis Hendy Tannady adalah dosen tetap program studi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PENELITIAN BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PENELITIAN 2.1 Manajemen Operasi/ Produksi 2.1.1 Pengertian Manajemen Secara etimologis kata manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno yaitu management, yang berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Siapa pun yang pergi berbelanja atau ke bioskop telah mengalami

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN POLIKLINIK LANTAI 1 DAN 2 RSUD CENGKARENG, JAKARTA

ANALISIS ANTRIAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN POLIKLINIK LANTAI 1 DAN 2 RSUD CENGKARENG, JAKARTA ANALISIS ANTRIAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN POLIKLINIK LANTAI 1 DAN 2 RSUD CENGKARENG, JAKARTA SKRIPSI Disusun Oleh: SANI TORIA NADEAK 24010211140079 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN DENGAN MODEL SINGLE CHANNEL SINGLE PHASE SERVICE PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) I GUSTI NGURAHRAI PALU

ANALISIS ANTRIAN DENGAN MODEL SINGLE CHANNEL SINGLE PHASE SERVICE PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) I GUSTI NGURAHRAI PALU JIMT Vol. 12 No. 2 Desember 2016 (Hal 125-138) ISSN : 2450 766X ANALISIS ANTRIAN DENGAN MODEL SINGLE CHANNEL SINGLE PHASE SERVICE PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) I GUSTI NGURAHRAI PALU 1

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL WAKTU ANTAR KEDATANGAN DAN WAKTU PELAYANAN PADA BAGIAN PENDAFTARAN INSTALASI RAWAT JALAN RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

ANALISIS MODEL WAKTU ANTAR KEDATANGAN DAN WAKTU PELAYANAN PADA BAGIAN PENDAFTARAN INSTALASI RAWAT JALAN RSUP Dr. KARIADI SEMARANG ANALISIS MODEL WAKTU ANTAR KEDATANGAN DAN WAKTU PELAYANAN PADA BAGIAN PENDAFTARAN INSTALASI RAWAT JALAN RSUP Dr. KARIADI SEMARANG Vita Dwi Rachmawati 1, Sugito 2, Hasbi Yasin 3 1 Alumni Jurusan Statistika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena antrian menjadi hal yang sudah tidak asing terlihat di tempat umum, seperti pusat perbelanjaan, stasiun kereta api, rumah sakit, bank, dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut James A.F. Stonner adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut James A.F. Stonner adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stonner adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi sera penggunaan

Lebih terperinci