KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN PASCA PENERAPAN KURIKULUM 2013 PADA GURU SMP NEGERI SE-KECAMATAN JOMBANG TAHUN 2016/2017
|
|
- Suparman Jayadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bravo s Jurnal ISSN: KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN PASCA PENERAPAN KURIKULUM 2013 PADA GURU SMP NEGERI SE-KECAMATAN JOMBANG TAHUN 2016/2017 Rendra Wahyu Pradana Dosen Progrram Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan STKIP PGRI Jombang rendrawahyupradanastkipjb@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan pasca penerapan kurikulum 2013 dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajaran pada SMP Negeri Se- Kabupaten Jombang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Sumber data dari penelitian ini adalah guru pendidikan jasmani, kesehatan dan olahraga SMP Negeri Se- Kecamatan Jombang. Perolehan rata-rata persentase skor pada setiap kompetensi ini kemudian dikonversikan dalam skala nilai 100. Kriteria nilai yang didapatkan 0 25 (kurang), (cukup), (baik), dan (baik sekali). Rata -rata hasil perbandingan 14 kompetensi yang sudah diberikan tesebut, maka diperoleh hasil bahwa guru pasca penerapan kurikulum 2013 lebih baik kinerjanya dibandingkan dengan guru sebelum penerapan kurikulum Dapat dilihat dari perolehan skor nilai 2 (dua) pada setiap kompetensi. Terjadi peningkatan sebanyak 22.48% dari kurikulum KTSP ke Kurikulum Simpulan dalam penelitian ini adalah setelah dilakukan penilaian melalui pengisian instrumen PKG, dapat diperoleh hasil guru pasca kurikulum 2013 lebih baik dari pada guru sebelum penerapan kurikulum Kata Kunci: Kinerja, Kurikulum 2013, Guru Pendidikan Jasmani dan Olahraga. ABSTRACT This research aims to determine how the costs review teacher of Physical Education, Sport and Health Curriculum 2013 hearts post implementation plan, implement, and evaluate the learning process on Junior High School Security Jombang. Singer study using quantitative research Operates with descriptive method. Data Source Of Research Singer is professor of Physical Education, Health and Sport Endurance Junior High School District of Jombang. Held average scores on EACH Competence singer then converted hearts of your scale 100. Value Criteria Values were obtained from 0-25 (Less), (Enough), (Good), and (Good once). The average findings 14 comparative Competency Already given proficiency level, then findings that teachers post the implementation of Curriculum 2013 Better performance than teachers with before the application of Curriculum Seen From Owned can score a value of 2 (two) on each Competence. An increase of 22.48% from The curriculum Curriculum KTSP To Conclusions hearts Singer Research is conducted rating taxable income through charging instrument PKG, the results can be postcurriculum teachers 2013 Better From at teacher before the implementation of Curriculum Keywords: Performance, Curriculum 2013, the Teacher of Physical Education and Sports. Bravo s Jurnal Volume 4 No. 4 Tahun
2 ISSN: Bravo s Jurnal PENDAHULUAN Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, serta bertanggung jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat 1 tentang ketentuan umum menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni dan budaya. Perkembangan dan perubahan yang terus menerus ini menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional termasuk penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman. Oleh karena itu, pemerintah berusaha melakukan penyempurnaan dan perubahan yang sangat mendalam demi mencetak sumber daya manusia yang lebih kreatif dan inovatif. Perubahan kurikulum harus diantisipasi dan dipahami oleh berbagai pihak, karena kurikulum sebagai rancangan pembelajaran memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam keseluruhan kagiatan pembelajaran. Kurikulum juga menentukan proses dan hasil pendidikan. Disatu sisi, sebagai tenaga pendidik seorang guru diharuskan untuk mengetahui dan memahami kurikulum pendidikan, karena merupakan sebuah pedoman untuk mencapai pendidikan. Disisi lain, tenaga pendidik atau guru, peserta didik, akan merasakan langsung dampak dari perubahan kurikulum pendidikan. Kurikulum di Indonesia sudah mengalami perkembangan sejak periode sebelum tahun 1945 hingga kurikulum tahun 2006 yang berlaku sampai akhir tahun 2012 lalu. Selama proses pergantian kurikulum tidak ada tujuan lain selain untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran serta rancangan pembelajaran yang ada di sekolah. Menurut beberapa pakar, perubahan kurikulum dari masa ke masa, baik di Indonesia maupun di negara lain, disebabkan karena kebutuhan masyarakat yang setiap tahunnya selalu berkembang dan tuntutan zaman yang cenderung berubah. Perkembangan kurikulum dianggap sebagai penentu masa depan anak bangsa. Oleh karena itu, kurikulum yang baik akan sangat diharapkan dapat dilaksanakan di Indonesia sehingga akan menghasilkan masa depan anak bangsa yang cerah yang berimplikasi pada kemajuan bangsa dan negara. Setiap kurikulum yang telah berlaku di Indonesia dari periode sebelum tahun 1945 hingga kurikulum tahun 2006, memiliki perbedaan pada pelaksanaannya. Perbedaan system yang terjadi merupakan kelebihan maupun kekurangan kurikulum itu sendiri. Kekurangan dan kelebihan tersebut dapat berasal dari landasan, komponen, evaluasi, prinsip, metode, maupun model pengembangan kurikulum. Untuk memperbaiki kekurangan yang ada, maka disusunlah kurikulum yang baru yang diharapkan akan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tuntutan zaman. Oleh karena itu, kurikulum di Indonesia akan senantiasa berkembang sesuai dengan perkembangan dan tututan yang harus dipenuhi oleh masyarakat. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menuntut adanya perubahan manajemen pendidikan dari sentralistik ke desentralistik. Ini berarti bahwa proses pengambilan keputusan yang dahulu terpusat sekarang tergeser ke unit-unit kelembagaan pendidikan yang makin kecil tingkat pemerintah daerah sampai tingkat komunitas sekolah. Pergeseran ini berarti proses pengambilan keputusan pendidikan diharapkan menjadi lebih terbuka, dinamik, dan demokratik. Implikasinya adalah bahwa 172 Bravo s Jurnal Volume 4 No. 4 Tahun 2016
3 Bravo s Jurnal ISSN: peran guru, orangtua, peserta didik, dan masyarakat menjadi sangat penting dalam pengambilan keputusan. Perubahan kurikulum sebelumnya ke kurikulum 2013 guru menjadi kunci sukses keberhasilan dari perubahan kurikulum tersebut. Apabila guru memiliki kesiapan yang memadai, seperti siap dalam segi kualifikasi dan kompetensi serta siap dalam hal kesamaan pemahaman dan paradigma pendidikan yang dijabarkan oleh kurikulum. Standar kualifikasi dan kompetensi guru sangat berpengaruh terhadap keberhasilan kurikulum 2013 untuk membuat manusia Indonesia seutuhnya. Kesiapan kompetensi guru berpengaruh besar menyangkut pemahaman dan implementasi kurikulum 2013 dikarenakan kompetensi guru menyangkut kompetensi: Pedagogik, Kepribadian, Sosial, Profesional. Kompetensi guru dituntut memiliki indikator dari kompetensi kompetensi yang ditentukan. Memaparkan data hasil rata-rata nilai uji kompetensi guru di Indonesia yaitu 4,2 dan sedangkan nilai ujian nasionalnya harus mencapai 5,5. Bedasarkan dari data tersebut berarti masih banyak dari guru belum tuntas dalam mencapai kompetensi guru. Data tersebut harus menjadi bahan acuan pemerintah melakukan evaluasi sehingga dapat mengetahui perkembangan kinerja guru. Implementasi kurikulum 2013 di Kecamatan jombang sudah dilaksanakan dibeberapa sekolah. Data dari dinas pendidikan Kecamatan Jombang, Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kecamatan Jombang yang sudah melaksanakan kurikulum 2013 sebanyak 5 sekolah. Sedangkan penilaian kinerja guru juga belum dilaksanakan melihat penerapan kurikulum 2013 sudah di implementasikan mulai juni Pentingnya evaluasi penilaian kinerja guru disini adalah sebagai acuan pemerintah dalam pengembangan kurikulum yang nantinya sebagai evaluasi dalam pendidikan Indonesia. METODE Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode komparatif deskriptif, yang mendeskripsikan kinerja guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan pasca penerapan kurikulum 2013 di SMP Negeri se-kecamatan Jombang. Subjek dalam penelitian ini adalah guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan SMP Negeri se- Kecamatan Jombang yang sudah melaksanakan kurikulum Jumlah sekolah SMP Negeri yang ada di Kecamatan jombang yang melakukan kurikulum 2013 sebanyak 5 sekolah. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah 16 guru pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Jenis data dalam penelitian ini adalah data nominal atau data berupa angka-angka dalam angket (instrumen penelitian yang akan digunakan) yang nantinya angka -angka tersebut akan di narasikan dalam bentuk kata kata ataupun kalimat. Instrumen penelitian adalah alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Secara garis besar, instrumen ialah alat pengumpulan data ada dua kategori, yaitu tes dan non tes. Tes adalah sebuah prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data atau keterangan yang diinginkan dengan cara yang relatif tepat untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data, sebuah instrumen harus memenuhi kriteria validitas, reliabilitas, dan objektivitas (Maksum, 2012: 111). Data penilaian kinerja guru dikumpulkan melalui observasi yang sesuai dengan pedoman penilaian kinerja guru yang sudah di terbitkan oleh Kementrian Pendidikan Nasional dan Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan tahun 2010 (PKG, 2010: 43). Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif, yaitu memaparkan semua data yang didapatkan dalam bentuk narasi atau kata-kata. Meskipun begitu di dalamnya juga menggunakan operasi hitung sederhana seperti penjumlahan dan juga pencarian rata-rata. Peneliti menggunakan teknik ini karena ingin Bravo s Jurnal Volume 4 No. 4 Tahun
4 ISSN: Bravo s Jurnal mengkaji kinerja guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan pasca penerapan kurikulum di SMP Negeri se- Kecamatan Jombang. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil 14 kompetensi yang telah diberikan terhadap guru pasca penerapan kurikulum 2013 dan sebelum kurikulum 2013 maka diperoleh hasil, sebagai berikut: Tabel 1. Persentase Perbandingan 14 Kompetensi Kompetensi Setelah Kurikulum 2013 Sebelum Kurikulum 2013 Kompetensi % 40.63% Kompetensi % 48.95% Kompetensi % 53.12% Kompetensi % 53.40% Kompetensi % 53.57% Kompetensi % 61.45% Kompetensi % 58.75% Kompetensi % 55.00% Kompetensi % 71.25% Kompetensi % 41.41% Kompetensi % 77.08% Kompetensi % 54.17% Kompetensi % 83.33% Kompetensi % 58.33% Jumlah % % Rata rata 80.37% 57.89% Perolehan rata-rata persentase skor pada setiap kompetensi ini kemudian dikonversikan dalam skala nilai 100. Kriteria nilai yang didapatkan 0 25 (kurang), (cukup), (baik), dan (baik sekali). Rata -rata hasil perbandingan 14 kompetensi yang sudah diberikan tesebut, maka diperoleh hasil bahwa guru pasca penerapan kurikulum 2013 lebih baik kinerjanya dibandingkan dengan guru sebelum penerapan kurikulum Dapat dilihat dari perolehan skor nilai 2 (dua) pada setiap kompetensi. Terjadi peningkatan sebanyak 22.48% dari kurikulum KTSP ke Kurikulum Berdasarkan hasil penilaian kinerja guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan pasca penerapan kurikulum 2013, banyak sekali perbedaan dengan data hasil PKG tahun 2010 atau sebelum penerapan kurikulum Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian tentang bagaimana perbedaan kinerja guru Penjasorkes pasca penerapan kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya pada guru SMP Negeri Se- Kecamatan Jombang. Dari hasil penelitian tentang penilaian kinerja guru pasca penerapan kurikulum 2013 di Kecamatan jombang, terjadi peningkatan sebanyak 22.48%. penelitian diambil dengan prosedur yang ditetapkan, valid, dan dilakukan penilaian secara netral tanpa adanya campur tangan dari pihak manapun. Peningkatan kinerja guru di Kecamatan Jombang mengalami peningkatan setelah dilakukan penilaian. Banyak sekali faktor yang mempengaruhi terjadinya peningkatan kinerja guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Implikasi strategis yang harus ditingkatkan bagi guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di Kecamatan Jombang berdasarkan hasil penelitian adalah kinerja guru. Seorang guru yang berkualitas adalah guru yang memiliki kemampuan mengajar sesuai dengan disiplin ilmunya. Berbicara tentang kinerja guru maka tidak bisa 174 Bravo s Jurnal Volume 4 No. 4 Tahun 2016
5 Bravo s Jurnal ISSN: lepas dari empat kompetensi yang harus dimiliki, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Berdasarkan Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru, tertulis pada tabel 3 halaman 18, standar kompetensi guru mata pelajaran di SD/ MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK terdiri atas : Kompetensi pedagogik Seorang guru harus menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional dan intelektual, menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu, menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran, memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki, berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik, menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran serta melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Kompetensi kepribadian Seorang guru harus bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia, menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berahlak mulia dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat, menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru dan rasa percaya diri dan menjunjung tinggi kode etik profesi guru. Kompetensi sosial Seorang guru harus bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga dan status ekonomi, berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat, beradaptasi di tempat bertugas di seluruh Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya,berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain. Kompetensi profesional Seorang guru harus menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu, mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif, mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif serta memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri. Maka dari itu untuk meningkatkan kinerja maka harus meningkatkan empat kompetensi tersebut. Untuk meningkatkan empat kompetensi tersebut, tentunya memiliki cara atau upaya yang berbeda-beda. Upaya Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Pembinaan dan pengembangan pedagogik guru, termasuk juga tenaga kependidikan pada umumnya, dilaksanakan melalui berbagai strategi dalam bentuk pendidikan dan pelatihan, antara lain seperti berikut ini. Pelatihan dilaksanakan secara internal maupun non internal di kelompok kerja guru, sekolah atau tempat lain yang ditetapkan untuk menyelenggarakan pelatihan. Dalam kaitannya dengan kurikulum 2013 yang diterapkan di Kecamatan Jombang, Dinas Pendidikan melakukan sebuah trobosan baru dengan adanya pelatihan atau pendampingan bagi guru khususnya Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan supaya guru dapat dengan mudah menjalankan implementasi kurikulum 2013 yang tergolong masih baru. Bravo s Jurnal Volume 4 No. 4 Tahun
6 ISSN: Bravo s Jurnal Pendampingan dilakukan secara terus menerus sampai semua guru mampu untuk mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan baik sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Pendampingan disini dilakukan 2 kali dalam seminggu. Intensitas pendampingan yang semakin banyak akan membuat guru yang dibina akan semakin mudah dalam memahami kurikulum 2013, karena disetiap pendampingan guru bebas bertanya atau mengeluh kepada pendamping masing-masing yang sudah ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang. Kegiatan selain pendidikan dan pelatihan misalnya diskusi masalah-masalah pendidikan. Diskusi ini diselenggarakan secara berkala dengan topik diskusi sesuai dengan masalah yang dialami di sekolah. Melalui diskusi berkala diharapkan para guru dapat memecahkan masalah yang dihadapi berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah ataupun masalah peningkatan kompetensi dan pengembangan karirnya. Kemudian kegiatan seminar untuk menunjang inovasi guru. Pengikutsertaan guru di dalam kegiatan seminar dan pembinaan publikasi ilmiah juga dapat menjadi model pembinaan berkelanjutan bagi peningkatan keprofesian guru. Kegiatan ini memberikan peluang kepada guru untuk berinteraksi secara ilmiah dengan kolega seprofesinya berkaitan dengan hal-hal terkini dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan. Banyak hal yang bisa mempengaruhi kepribadian seorang guru baik itu pengaruh baik maupun buruk. Seorang guru yang awalnya berkepribadian baik, ketika dia mendapatkan pengaruh lingkungan yang buruk, bisa saja dia tergoda untuk melakukan halhal yang buruk pula, atau sebaliknya. Salah sat cara untuk meningkatkan kepribadian adalah adanya diklat kepribadian atau pelatihan. Secara garis besar, pendidikan dan pelatihan dapat diartikan sebagai akuisisi dari pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude) yang memampukan manusia untuk mencapai tujuan individual dan organisasi saat ini dan di masa depan. Kompetensi ini dianggap sangat penting dan harus dimiliki oleh seorang guru karena guru itu sendiri merupakan bagian dari sosial (masyarakat) diamana masyarakat sendiri adalah konsumen pendidikan sehingga mau tidak mau baik guru maupun sekolah harus dapat berkomunikasi dengan baik dan efektif dengan masayarakat, jika tidak maka sekolah ataupun guru yang tidak dapat berkomunikasi dengan baik dengan masyarakat cenderung untuk ditinggalkan, mengingat bahwasanya lembaga pendidikan dan guru sebagai wadah untuk dapat mempersiapkan seorang peserta didik sebagai anggota dari masyarakat yang baik dan dapat mengahadapi permasalahan yang akan datang. Mengembangkan kecerdasan sosial merupakan suatu keharusan bagi guru. Hal tersebut bertujuan agar hubungan guru dan siswa berjalan dengan baik. Baik guru maupun siswa memiliki keterbukaan, sehingga masing-masing pihak bebas bertindak dan saling menjaga kejujuran, baik guru maupun siswa memunculkan rasa saling menjaga, saling membutuhkan, dan saling berguna, baik guru maupun siswa merasa saling berguna, baik guru maupun siswa menghargai perbedaan, sehingga berkembang keunikannya, kreativitasnya, dan individualisasinya, baik guru maupun siswa merasa saling membutuhkan dalam pemenuhan kebutuhannya. SIMPULAN Setelah dilakukan penelitian tentang penilaian kinerja guru Pendidikan jasmani, kesehatan dan olahraga pasca penerapan kurikulum 2013, hasilnya adalah guru yang sudah menerapkan kurikulum 2013 kinerjanya dalam kategori baik dibandingkan kinerja guru sebelum penerapan kurikulum Hal ini dibuktikan dengan hasil banyaknya nilai 2 (dua) atau terpenuhi semuanya dan sedikitnya nilai 0 (nol) atau tidak terpenuhi pada14 (empat belas) kompetensi. Dari 14 (empat belas) kompetensi tersebut dapat diperoleh hasil perbedaan yaitu untuk guru pasca penerapan kurikulum 2013 sebanyak 80.37% dan 176 Bravo s Jurnal Volume 4 No. 4 Tahun 2016
7 Bravo s Jurnal ISSN: sebelum kurikulum 2013 sebanyak 57.89%. Terjadi peningkatan kinerja guru sebanyak 22.48% pasca penerapan kurikulum Faktor yang mempengaruhi kinerja guru tidak hanya pada perubahan kurikulum saja, tetapi pada proses implementasi kurikulum juga penting. Guru pendamping memiliki peranan penting dalam proses penerapan kurikulum 2013, dengan adanya pendampingan kurikulum guru kelas dapat berkonsultasi apabila belum memahami kurikulum 2013 sehingga permasalahan yang terjadi dapat teratasi dengan baik. Dalam proses banyak sekali masalah dari beberapa guru dalam penerapan kurikulum Rata-rata mengeluhkan mengenai proses penilaian yang semakin rumit. Ini ditandai dengan hasil survey pada indikator proses penilaian yang nilainya cenderung pada kategori terpenuhi sebagian. Perlu adanya perubahan pada proses penilaian tersebut. Ada juga guru yang sengaja merubah sistem penilaian dengan instrumen guru sendiri sehingga lebih memudahkan guru dalam menilai proses pembelajaran. Kurikulum 2013 memang kurikulum yang sangat baik diantara kurikulum sebelumnya, karena kurikullum 2013 menggabungkan perpaduan antara pembelajaran scientific dengan penilaian otentik bagi peserta didiknya. Proses implementasi yang singkat tidak menutup semangat bagi guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di Kecamatan Jombang untuk berusaha menguasai dan memahami lebih dalam mengenai kurikulum Pada guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan masih banyak yang harus ditingkatkan khususnya aspek aspek yang menjadi problem siswa dalam proses pembelajaran. Guru lebih selektif dalam memilih model pembelajaran agar siswa lebih mudah dalam menerima materi pada proses pembelajaran berlangsung. Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sebuah tolok ukur, seberapa besar kinerja guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan se kabupaten jombang pasca penerapan kurikulum Dapat juga dijadikan sebuah inspirasi untuk proses perubahan yang akan datang. Instansi terkait dengan pendidikan seharusnya lebih selektif dan lebih memperhatikan kinerja guru. Banyak sekali temuan di lapangan yang sekiranya perlu dibina dan diberikan sebuah pelatihan. Dinas pendidikan harus melakukan pendampingan dalam penerapan kurikulun 2013, dan itu dilakukan dengan berkala. Pada penerapannya kurikulum 2013 mengalami berbagai pro dan kontra. Faktanya setelah dilakukan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sudah mampu menguasai kurikulum 2013 walaupun masih banyak kekurangan. Kekurangan itu dapat diatasi dengan berbagai cara, diantaranya adalah dengan adanya pendampingan kurikulum yang sekarang dijalankan oleh dinas pendidikan kabupaten jombang, sehingga keluhan dari berbagai guru akan segera diatasi dengan baik. Kurikulum sangat berpengaruh terhadap kinerja guru dan hasil lulusan dari peserta didik. Perubahan kurikulum juga disesuaikan dengan perkembangan zaman dan potensi sumber daya manusia yang seimbang. Untuk penerapannya kurikulum 2013 sudah semakin membaik, tinggal direvisi sesuai dengan kendala-kendala di lapangan. DAFTAR PUSTAKA Hasbullah, Otonomi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo. Kementerian Pendidikan Nasional Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru. Jakarta: Kemdiknas. Maksum, Ali Metodologi Penelitian dalam Olahraga. Surabaya: Unesa University Press. Mosston, M. & Ashworth, S Teaching Physical Education. 4 th. Ed. Machmillan: College Publishing Company. Bravo s Jurnal Volume 4 No. 4 Tahun
8 ISSN: Bravo s Jurnal Mulyasa, E Pengembangan dan Implementasi Kurikulum Bandung. PT Remaja Rosdakarya Offset. Permendiknas No. 16 tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru. (2007): Jakarta. Sukmadinata, Nana Syaodih Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek. Bandung: PT remaja Rosdakarya. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan Di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung: Citra Umbara. 178 Bravo s Jurnal Volume 4 No. 4 Tahun 2016
Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru
Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru DIREKTORAT PEMBINAAN SMA DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL KUALIFIKASI AKADEMIK
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PROFESI GURU SD/MI. Udin S. Sa ud, Ph.D
PENGEMBANGAN PROFESI GURU SD/MI Oleh: Udin S. Sa ud, Ph.D UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA PENGERTIAN PROFESI Suatu pekerjaan tertentu (a particular business) yang menuntut persyaratan khusus dan istimewa
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI GURU (Permendiknas No. 16 Tahun 2007)
STANDAR KOMPETENSI (Permendiknas No. 16 Tahun 2007) Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK* KOMPETENSI INTI Kompetensi Pedagodik 1. Menguasai karakteristik peserta
Lebih terperinciNo. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik
STANDAR KOMPETENSI GURU PAUD/TK/RA No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik Menguasai karakteristik peserta 1. Memahami karakteristik peserta didik usia didik dari aspek fisik,
Lebih terperinciStandard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP)
Standar Guru Penjas Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP) 1. Kompetensi Pedagogik 2. Kompetensi Kepribadian 3. Kompetensi Sosial 4. Kompetensi Profesional Kompetensi Pedagogik Menguasai karakteristik
Lebih terperinciBAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar
Profesi Keguruan Rulam Ahmadi BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU A. Kompetensi Dasar Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar kompetensi guru yang meliputi guru PAUD/TK/RA, guru SD/MI,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kerangka dan tujuan organisasi.masalah kompetensi itu menjadi penting,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Kompetensi atau competency adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas/pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan
Lebih terperincikompetensi profesional, dan kompetensi sosial.
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Kompetensi Guru Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai
Lebih terperinciPEMETAAN PROFIL DAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN TINGKAT SEKOLAH DASAR DI KOTA BENGKULU
Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia Volume 10, Nomor 1, April 2014 Dian Pujianto & Bayu Insanistyo Diterbitkan Oleh: Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta
Lebih terperinciKata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM
PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENGELOLA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR BERBASIS PAIKEM DI SD NEGERI 2 GROBOGAN, KECAMATAN GROBOGAN, KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER I TAHUN
Lebih terperinciMATA KULIAH PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU. Dr. Ali Mustadi, M. Pd NIP
MATA KULIAH PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU Dr. Ali Mustadi, M. Pd NIP 19780710 200801 1 012 CAKUPAN KAJIAN Pengertian dan cakupan kompetensi guru Kebijakan pemerintah tentang kompetensi guru Analisis berbagai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kependidikan kompetensi merupakan pengetahuan, sikap-perilaku dan
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kompetensi Guru Istilah kompetensi merupakan istilah turunan dari bahasa inggris competence yang berarti kecakapan, kemampuan dan wewenang.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kountur (Wiwid, 2006:48) Penelitian deskriftif adalah jenis penelitian yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Ronny Kountur (Wiwid, 2006:48) Penelitian deskriftif adalah jenis
Lebih terperinciA. KUALIFIKASI PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 40 TAHUN 2009 TANGGAL 30 JULI 2009 STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN A. KUALIFIKASI PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN 1. Kualifikasi Penguji
Lebih terperinciKOMPETENSI ALUMNI PG PAUD FIP UNNES DI LEMBAGA PENDIDIKAN
Penelitian KOMPETENSI ALUMNI PG PAUD FIP UNNES DI LEMBAGA PENDIDIKAN Edi Waluyo, Lita Latiana, & Decik Dian Pratiwi e-mail: waluyowulan@gmail.com PG PAUD FIP Universitas Negeri Semarang Abstrak: Pendidikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki empat kompetensi yaitu pertama kompetensi paedagogik yaitu menguasai karakteristik peserta didik
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI
STANDAR KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI Disajikan pada kegiatan PPM Di UPTD BALEENDAH KAB BANDUNG Oleh BABANG ROBANDI JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Makna Kompetensi
Lebih terperinci2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1314, 2014 KEMENDIKBUD. Instruktur. Kursus Dan Pelatihan. Kompetensi. Kualifikasi. Standar. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN
Lebih terperinciAnalisis Kebutuhan Pelatihan Kompetensi Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang
Analisis Kebutuhan Pelatihan Kompetensi Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang Aah Ahmad Syahid, M.Pd. Universitas Pendidikan Indonesia Email: syahid@upi.edu ABSTRAK Analisis kebutuhan
Lebih terperinciSasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar
Sasaran dan Pengembangan Sikap Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Sasaran dan Pengembangan Sikap Indikator: Pengertian Sikap Guru Pengertian Kinerja Guru Sasaran Sikap Guru Pengembangan Sikap Kinerja
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif memiliki karakteristik natural dan merupakan kerja lapangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa salah satunya ditentukan dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka akan memberikan output
Lebih terperinciSTANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR
SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 90 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR PADA KURSUS DAN PELATIHAN STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI
Lebih terperinciPERAN PENDIDIK DALAM SISTEM PENDIDIKAN
PERAN PENDIDIK DALAM SISTEM PENDIDIKAN Fahmawati Isnita Rahma dan Ma arif Jamuin Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jl. Ahmad Yani, Tromol Pos I, Pabelan Kartasura, Surakarta 57102
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. unggul dalam suatu pekerjaan dan situasi tertentu.menurut (Farida
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Guru 2.1.1. Pengertian Guru (Rastodio, 2009, h. 40) adalah karakteristik dasar seseorang yang berkaitan dengan kinerja berkriteria efektif dan atau unggul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan dan menyesuaikan kompetensinya agar mampu. mengembangkan dan menyajikan materi pelajaran yang aktual dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi baik sebagai substansi materi ajar maupun penyelenggaraan proses pembelajaran menuntut guru untuk dapat meningkatkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru Guru memiliki peran penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Pendapat Slameto (2012) bahwa kualitas pendidikan, terutama ditentukan oleh proses belajar mengajar
Lebih terperinciKISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG)
KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) MATA PELAJARAN JENJANG PENDIDIKAN : BIOLOGI : SMK Standar Guru Standar Isi Indikator Esensial Inti Guru Mapel Standar Pedagodik 1. Menguasai karakteristik peserta didik
Lebih terperinciDASAR PROFESIONALITAS GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN
DASAR PROFESIONALITAS GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN Andreas Budi Setyawan (Pendidikan Olahraga, Pascasarjana, Universitas Negeri Malang) andreasbs85@gmail.com Abstrak: Pendidikan jasmani
Lebih terperinciIDEALISME KUALIFIKASI PENDIDIK DAN TANTANGANNYA
IDEALISME KUALIFIKASI PENDIDIK DAN TANTANGANNYA (disampaikan dalam seminar diselenggarakan oleh Program Studi PGSD UAD, tgl 15 Feb 2013) Oleh Agus wasisto Dwi Doso Warso Widyaiswara LPMP DIY =====================================================================
Lebih terperinciBAB l PENDAHULUAN. kinerja guru. Dengan adanya setifikasi guru, kinerja guru menjadi lebih baik
BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sertifikasi guru banyak dibicarakan oleh masyarakat Indonesia saat ini, banyak yang menulis tentang bagaimana pengaruh sertifikasi guru terhadap kinerja guru.
Lebih terperinciUnnes Physics Education Journal
UPEJ 3 (3) (2014) Unnes Physics Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej STUDI TENTANG KESIAPAN GURU FISIKA SMA DALAM MENERAPKAN KURIKULUM 2013 DI KOTA SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Lebih terperinciA. KUALIFIKASI PEMBIMBING
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 41 TAHUN 2009 TANGGAL 30 JULI 2009 A. KUALIFIKASI PEMBIMBING STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN Standar kualifikasi pembimbing pada kursus
Lebih terperinciSasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar
Sasaran dan Pengembangan Sikap Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Sasaran dan Pengembangan Sikap Indikator: Pengertian Sikap Guru Pengertian Kinerja Guru Sasaran Sikap Guru Pengembangan Sikap Kinerja
Lebih terperinciKOMPETENSI GURU SOSIOLOGI DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH. Ulpah SMAN Negeri 1 Barabai
KOMPETENSI GURU SOSIOLOGI DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH Ulpah SMAN Negeri 1 Barabai dewisri1048@yahoo.com Abstract: Teachers competence consists of pedagogical competence, personality competence,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
Lebih terperinciPEDOMAN PENILAIAN PROFIL KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR
MAKALAH PEDOMAN PENILAIAN PROFIL KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR OLEH: MUHAMMAD NURSA BAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 13-17 OKTOBER, 2011 Makalah disampaikan dalam Bimbingan Teknis
Lebih terperinciKEGIATAN BELAJAR 1 KOMPETENSI GURU
KEGIATAN BELAJAR 1 KOMPETENSI GURU Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar ini diharapkan anda memiliki pemahaman kompetensi guru secara utuh, membedakan kompetensi pedogogik, kepribadian,
Lebih terperinciKARTU BIMBINGAN PPL DI SEKOLAH MITRA TAHUN AKADEMIK 2014/2015
KARTU BIMBINGAN PPL DI SEKOLAH MITRA TAHUN AKADEMIK 2014/2015 No Hari, tanggal Materi Bimbingan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. Tanda tangan Pembimbing LEMBAR OBSERVASI
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN SILABUS DAN RPP MELALUI ON THE JOB TRAINING DI SMP NEGERI 2 RANAH BATAHAN
UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MENYUSUN SILABUS DAN RPP MELALUI ON THE JOB TRAINING DI SMP NEGERI 2 RANAH BATAHAN Harisman SMP Negeri 2 Ranah Batahan Email: harisman@gmail.com ABSTRACT Based on
Lebih terperinciPENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMK NEGERI 4 PEKANBARU JURNAL
PENGARUH SERTIFIKASI TERHADAP KINERJA GURU DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMK NEGERI 4 PEKANBARU JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Ujian Sarjana Guru Memperoleh
Lebih terperinciKOMPETENSI PENDIDIK (GURU PAUD, GURU PENDAMPING, GURU PENDAMPING MUDA) 1 KOMPETENSI GURU PAUD
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KOMPETENSI PENDIDIK (GURU PAUD, GURU PENDAMPING, GURU
Lebih terperinciDEVELOPPING OF TEACHERS HP
DEVELOPPING OF TEACHERS PROFESSIONALLITY By R. Gunawan S. Drs., S.E., M.M. M HP 08127922967 Tujuan Pembelajaran 1. Mengetahui pengertian guru, profesional, kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikasi
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI TAMAN KANAK-KANAK/RAUDHATUL ATHFAL (TK/RA)
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI TAMAN KANAK-KANAK/RAUDHATUL ATHFAL (TK/RA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN
Lebih terperinciOleh: Titis Permatasari Dewi Priyatno, Universitas Negeri
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Penjaskes 2017 PERSEPSI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SD SE-DABIN V KECAMATAN TAMAN KABUPATEN PEMALANG JAWA TENGAH
Lebih terperinciKOMPARASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AKUNTANSI YANG SUDAH DAN BELUM MENGIKUTI SERTIFIKASI. Oleh : Wilis Puspita Dewi ABSTRACT
KOMPARASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AKUNTANSI YANG SUDAH DAN BELUM MENGIKUTI SERTIFIKASI Oleh : Wilis Puspita Dewi ABSTRACT The study was set out to compare analytically the pedagogical competence of the
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia tengah menghadapi suatu masa dimana terjadinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia tengah menghadapi suatu masa dimana terjadinya transformasi struktur ekonomi nasional dari struktur ekonomi agraris ke arah struktur ekonomi
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014,
SURVEI PEMAHAMAN GURU TERHADAP PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 BIDANG STUDI PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMA NEGERI SE KECAMATAN LAMONGAN (Studi Pada Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dalam pengembangan pendidikan di Indonesia pihak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya suatu negara ditentukan oleh peran pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam negara tersebut. Begitu pula negara indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Guru yang profesional, secara ideal, adalah seorang guru yang telah memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan ketentuan Undang-undang
Lebih terperinciWangan Indriyani Hendyat Soetopo Desi Eri Kusumaningrum. Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5 Malang 65145
PERBEDAAN KOMPETENSI GURU YANG SUDAH SERTIFIKASI DAN YANG BELUM SERTIFIKASI DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) SWASTA SE-KABUPATEN SIDOARJO THE DIFFERENCE OF CERTIFIED AND NOT CERTIFIED TEACHER COMPETENCIES
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketakwaan, kecerdasan, dan keterampilan. Untuk dapat menghasilkan produk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar di sekolah yang bertujuan untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar sehingga siswa memiliki ketakwaan, kecerdasan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah berdasarkan kurikulum yang disusun oleh lembaga pendidikan. Menurut undang-undang sistem pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. norma-norma yang berlaku. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah hal terpenting dalam kehidupan seseorang. Melalui pendidikan, seseorang dapat dipandang terhormat, memiliki karir yang baik serta dapat bertingkah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto, yaitu suatu
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto, yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mungkin proses belajar mengajar akan berhasil dengan lancar dan baik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3, Pendidikan Nasional
Lebih terperinci2015 KONTRIBUSI PROGRAM PEMBINAAN KESISWAAN TERHADAP PEMENUHAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan bertujuan untuk mendewasakan dan mengembangkan potensi yang ada pada diri manusia, baik dari segi kecerdasan intelektual, emosional, spiritual.
Lebih terperinciPersepsi Guru Pamong Tentang Kemampuan Mahasiswa S1 Tata Boga dalam Kegiatan Program Pengalaman Lapangan Kependidikan di SMK Pariwisata Sumbar
2 3 Persepsi Guru Pamong Tentang Kemampuan Mahasiswa S1 Tata Boga dalam Kegiatan Program Pengalaman Lapangan Kependidikan di SMK Pariwisata Sumbar Ayu Prastika Dewi 1, Elida 2, Wiwik Gusnita 2 Program
Lebih terperinci2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KREATIVITAS SISWA
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan nasional adalah suatu proses belajar dan pembelajaran yang terencana sehingga peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
Lebih terperinciKINERJA DOSEN DALAM PENGELOLAAN PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, INOVATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN
KINERJA DOSEN DALAM PENGELOLAAN PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, INOVATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN Astina Sumaga Pengawas Pendidikan Kota Gorontalo Abstrak Adapun salah satu prinsip paling penting dari psykologi
Lebih terperinciKOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PENJAS SMA NEGERI SE-KABUPATEN BANTUL HIGH SCHOOL PHYSICAL EDUCATION TEACHER PERSONALITY COMPETENCE OF BANTUL REGENCY
Kompetensi Kepribadian (Isman Wiratmadi) KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PENJAS SMA NEGERI SE-KABUPATEN BANTUL HIGH SCHOOL PHYSICAL EDUCATION TEACHER PERSONALITY COMPETENCE OF BANTUL REGENCY Oleh: Isman Wiratmadi
Lebih terperinciPROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU
5 PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU 1. Bagaimana mekanisme pelaksanaan sertifikasi guru? Ada dua macam pelaksanaan sertifikasi guru, yaitu: a. melalui penilaian portofolio bagi guru dalam jabatan,
Lebih terperinciKOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PENDIDIKAN JASMANI SMP SE- KECAMATAN KROYA KABUPATEN CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH
Kompetensi Kepribadian Guru Pendidikan Jasmani... (Septi Rohini) 1 KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PENDIDIKAN JASMANI SMP SE- KECAMATAN KROYA KABUPATEN CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH THE PERSONAL COMPETENCY
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kunci sukses tidaknya suatu bangsa dalam pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di segala
Lebih terperinciProfil Keterampilan Mengajar Mahasiswa Calon Guru Melalui Kegiatan Induksi Guru Senior
Jurnal Riset Pendidikan ISSN: 2460-1470 Profil Keterampilan Mengajar Mahasiswa Calon Guru Melalui Kegiatan Induksi Guru Senior STKIP Al Hikmah Surabaya e-mail: kurnia.noviartati@gmail.com Abstrak Guru
Lebih terperinciINSTRUMEN D PENILAIAN BUKU PANDUAN PENDIDIK. Bobot (B)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN INSTRUMEN D PENILAIAN BUKU PANDUAN PENDIDIK Kode Buku: NO. KOMPONEN DAN ASPEK Skor (S) A. MATERI/ISI 1. 2.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut: Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi. Supervisi sebagai fungsi administrasi pendidikan berarti aktivitas-aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang diharapkan, hal ini dikarenakan oleh banyak komponen yang mempengaruhi mutu tersebut. Komponen-komponen
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU IPS SMP/MTs DI KECAMATAN PANDAK JURNAL SKRIPSI
Implementasi Kompetensi Pedagogik... (Puji Lestari) 1 IMPLEMENTASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU IPS SMP/MTs DI KECAMATAN PANDAK JURNAL SKRIPSI Disusun oleh: Puji Lestari 11416241048 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pendidikan Guru Agama (PGA) Muhammadiyah Sambi. PGA Muhamadiyah
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian SMP Muhammadiyah 4 Sambi merupakan perubahan dari Pendidikan Guru Agama (PGA) Muhammadiyah Sambi. PGA Muhamadiyah Sambi yang berdiri
Lebih terperinciSALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU
SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU A. Rumusan Capaian Pembelajaran Lulusan Program Sarjana
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sumberdaya manusia Indonesia masih sangat lemah untuk mendukung perkembangan industri dan ekonomi. Penyebabnya karena pemerintah selama ini tidak pernah menempatkan pendidikan
Lebih terperinciUPAYA PENGEMBANGAN BAHASA CIREBON MELALUI PENYIAPAN GURU PROFESIONAL
UPAYA PENGEMBANGAN BAHASA CIREBON MELALUI PENYIAPAN GURU PROFESIONAL H. ABDUL ROZAK GURU BESAR UNSWAGATI CIREBON Disampaikan pada Saresehan Prakongres Basa Cirebon, 3-4 Desember 2012 1. PENGANTAR Pelestarian
Lebih terperinciPERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FISE UNY TERHADAP PROFESIONALITAS GURU BERDASARKAN UNDANG- UNDANG GURU DAN DOSEN NO 14 TAHUN
1 PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FISE UNY TERHADAP PROFESIONALITAS GURU BERDASARKAN UNDANG- UNDANG GURU DAN DOSEN NO 14 TAHUN 2005 Abstraks Oleh Sukanti, Sumarsih, Siswanto, Ani
Lebih terperinciJURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VI. No. 2 Tahun 2008 Hal
JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VI. No. 2 Tahun 2008 Hal. 70-81 PERSEPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FISE UNY TERHADAP PROFESIONALITAS GURU BERDASARKAN UNDANG- UNDANG GURU DAN
Lebih terperinciAnalisis Kompetensi Pedagogik Guru Produktif di SMK Negeri 1 Tarakan
Volume 3, Nomor, Januari 25; -92 Analisis Kompetensi Pedagogik Guru Produktif di SMK Negeri Tarakan Mustari Pengawas SMK pada Dinas Pendidikan Kota Tarakan Email: mus_ari@ymail.com Abstract: This research
Lebih terperinciPosisi Bimbingan dan Konseling dalam Kerangka Ilmu Pendidikan. Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd
Posisi Bimbingan dan Konseling dalam Kerangka Ilmu Pendidikan Siti Fatimah, S.Psi., M.Pd Pendahuluan Pendidikan merupakan dasar bagi kemajuan dan kelangsungan hidup peserta didik. Melalui pendidikan, peserta
Lebih terperinciAnalisis Kompetensi Pedagogik Guru Matematika SMP Negeri di Malang
Volume, Nomor Januari 2, -8 ISSN: 27-762; EISSN: 27-765 Analisis Pedagogik Guru Matematika SMP Negeri di Malang Anik Kurniawati Email: anikkur@yahoo.com Abstract: this study uses a descriptive qualitative
Lebih terperinciKRITERIA PENILAIAN KINERJA GURU PEMULA PADA PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA (PIGP)
KRITERIA PENILAIAN KINERJA GURU PEMULA PADA PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA (PIGP) Kompetensi Elemen Kompetensi Deskripsi Kompetensi. Pedagogik. Memahami latar belakang siswa Guru memahami karakteristik siswa
Lebih terperinciSaiful Bahri, Supervisi Akademik...
SUPERVISI AKADEMIK DALAM PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU Saiful Bahri 11 Abstrak Profesi guru diselenggarakan melalui pengembangan diri yang dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif,
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah...
Lebih terperinciTINGKAT KESEGARAN JASMANI PADA SISWA SMP NEGERI 2 KREMBUNG DAN SMP NEGERI 2 SIDOARJO. Bayu Sri Widodo.
TINGKAT KESEGARAN JASMANI PADA SISWA SMP NEGERI 2 KREMBUNG DAN SMP NEGERI 2 SIDOARJO Bayu Sri Widodo S-1 Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya, bayudasilva@rocketmail.com
Lebih terperinciKTSP DAN IMPLEMENTASINYA
KTSP DAN IMPLEMENTASINYA Disampaikan pada WORKSHOP KURIKULUM KTSP SMA MUHAMMADIYAH PAKEM, SLEMAN, YOGYAKARTA Tanggal 4-5 Agustus 2006 Oleh : Drs. Marsigit MA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KTSP DAN
Lebih terperinciSUPERVISI AKADEMIK DALAM PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU
4 SUPERVISI AKADEMIK DALAM PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU Saiful Bahri, M,Pd Pembantu Ketua Bidang Akademik STKIP Bina Bangsa Meulaboh ABSTRAK Profesi guru diselenggarakan melalui pengembangan diri yang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalampembangunan dan perubahan suatu bangsa. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perubahan adalah pendidikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang telah diperoleh sekaligus pembahasannya. Hasil penelitian ini menjawab masalah penelitian pada Bab I yaitu bagaimana
Lebih terperinciPERSEPSI GURU PENJASORKES TERHADAP PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI GURU DI SMP SE-KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015
PERSEPSI GURU PENJASORKES TERHADAP PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI GURU DI SMP SE-KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015 THE PERCEPTION OF PHYSICAL EDUCATION, SPORT AND HEALTH TEACHERS TOWARD TEACHER COMPETENCY TEST IN
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI MENGGUNAKAN MODEL CONCEPT SENTENCE JURNAL. Oleh ENDANG SRI JAYANTI SUWARJO SITI RACHMAH S
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI MENGGUNAKAN MODEL CONCEPT SENTENCE JURNAL Oleh ENDANG SRI JAYANTI SUWARJO SITI RACHMAH S FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR
Lebih terperinciPENGARUH SERTIFIKASI GURU, LINGKUNGAN KERJA FISIK, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMP SE-KECAMATAN PARIAMAN TIMUR. Oleh:
PENGARUH SERTIFIKASI GURU, LINGKUNGAN KERJA FISIK, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMP SE-KECAMATAN PARIAMAN TIMUR Oleh: Indiana 1, Stevani, M.PdE 2, Yosi Eka Putri, SE, ME 3, 1) Mahasiswa Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia, pendidikan amat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
Lebih terperinciSURVEI KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SEKOLAH MENENGAH ATAS
SURVEI KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SEKOLAH MENENGAH ATAS OktavianusSanturi, Victor G. Simanjuntak, Wiwik Yunitaningrum Program StudiPendidikanJasmaniKesehatandanRekreasi
Lebih terperinci