BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang telah diperoleh sekaligus pembahasannya. Hasil penelitian ini menjawab masalah penelitian pada Bab I yaitu bagaimana penguasaan kompetensi guru di SMP Kristen 2 Salatiga, Jawa Tengah. 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Obyek Penelitian Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kristen 2 Salatiga merupakan salah satu SMP yang ada di Salatiga, terletak di jalan Jendral Sudirman 111B Salatiga. SMP Kristen 2 Salatiga mempunyai 24 karyawan yang terbagi yaitu seorang kepala sekolah, dua staff TU dan dua penjaga sekolah. SMP Kristen 2 Salatiga sebagai lembaga pendidikan kristen yang memegang teguh moto: Melayani dan memberikan yang terbaik bagi peserta didik. Berdiri sejak tahun 1954 yang telah mencetak ribuan generasi intelektual yang tersebar di seluruh wilayah tanah air Karakteristik Responden Karakteristik dalam pembahasan ini adalah gambaran tentang berbagai hal yang berhubungan dengan keberadaan responden yang dapat saja mempengaruhi peningkatan penguasaan kompetensi guru. Dalam tabel berikut akan dipaparkan data guru yang dijadikan responden dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang dijadikan sampel penelitian.

2 Dalam pembahasan ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum 16 responden berdasarkan jenis kelamin, usia dan masa kerja. Pembahasan mengenai gambaran umum responden ini digunakan untuk mendukung serta melengkapi hasil analisis data penelitian. Bagian ini menjelaskan temuan penelitian yang dikemukakan dalam bentuk statistik deskriftif. Distribusi frekuensi untuk jenis kelamin nampak bahwa guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kristen 2 Salatiga yang sudah sertifikasi berjumlah 16 orang yang didominasi oleh guru perempuan, yaitu sebanyak 10 orang (62,5%) sedangkan sisanya untuk guru laki-laki sebanyak 6 orang (37,5%). Distrubusi frekuensi untuk usia membagi data kedalam tiga (3) kelompok, yaitu <40 tahun, tahun, dan >50 tahun. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, diperoleh temuan bahwa berdasarkan usia para guru yang ada di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kristen 2 Salatiga, guru yang berusia kurang dari 40 tahun ada 3 orang (19%), yang berusia tahun ada 4 orang (25%) dan yang mempunyai usia di atas 50 tahun ada 9 orang (56%). Distribusi frekuensi untuk data masa kerja guru membagi data dalam tiga kelompok, yaitu <10 tahun, tahun, dan >20 tahun. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, masa kerja <10 tahun ditemukan sebanyak empat (4) orang guru (25%), masa kerja tahun sebanyak empat (4) orang guru (25%), sedangkan masa kerja >20 tahun yaitu sebanyak 8 orang (50%). 65

3 4.1.3 Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan karakteristik siswa dilihat dari berbagai aspek seperti moral, emosional, dan intelektual. Hal tersebut berimplikasi bahwa seorang guru harus mampu menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip belajar, karena siswa memiliki karakter, sifat, dan interes yang berbeda. Tabel 4.4 berikut menampilkan tingkat kompetensi dari pedagogik guru: 66

4 No Indikator Tabel 4.1 Hasil Analisis Kompetensi Pedagogik Hasil Min Max Mean Std 1 Saya memahami latar belakang dan kemampuan awal peserta didik ,19,750 2 Saya menerapkan teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik ,31,479 3 Saya menggunakan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, 4 5 4,19,403 kompetensi yang akan dicapai dan materi ajar. 4 Saya mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran 4 5 4,19,403 yang diampu 5 Saya melaksanakan pembelajaran yang kondusif 4 5 4,13,342 6 Saya memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan 4 5 4,38,500 kegiatan pengembangan yang mendidik. 7 Saya berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun kepada peserta didik 4 5 4,31,479 8 Saya menyelenggarakan penilaian, ,19 dan evaluasi proses dan hasil belajar Saya memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan 4 5 4,31,479 pembelajaran 10 Saya melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas 3 5 4,06,574 pembelajaran. Total 46,19 *Sumber: Data Primer Yang Diolah Tahun

5 Tabel 4.4 pada instrumen kompetensi pedagogik yang terdiri dari 10 item, terlihat bahwa perolehan mean total sebesar 46,19 atau 83,88%. Dengan demikian kompetensi pedagogik guru bersertifikati masuk dalam kategori sangat baik. Dengan hasil mean tersebut dapat diartikan, secara umum responden yaitu guruguru yang bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga memiliki kompetensi pedagogik sangat baik. Indikator yang mempunyai mean tertinggi adalah indikator nomor 6, yaitu 4,38 hal ini berarti guru-guru bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga memanfaatkan teknologi dan informasi dan komunikasi dengan baik untuk kepentingan penyelengaraan kegiatan pengembangan yang mendidik. Perolehan mean terendah yaitu pada indikator nomor 10 yaitu 4,06. Ini berarti bahwa guru-guru bersertifikasi belum menguasai cara melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran Kompetensi Kepribadian Kompetensi kepribadian mencakup kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Tabel 4.4 berikut menampilkan tingkat kompetensi dari kepribadian guru 68

6 No Tabel 4.2 Hasil Analisis Kompetensi Kepribadian Hasil Indikator Min Max Mean Std 1 Saya menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal dan gender ,31,479 2 Saya bersikap sesuai dengan norma agama, hukum dan norma sosial yang berlaku dimasyarakat serta 4 5 4,50,516 kebudayaan Nasional Indonesia. 3 Saya berperilaku jujur, tegas dan manusiawi ,63,500 4 Saya mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia ,63,500 5 Berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didikdan anggota 4 5 4,44,512 masyarakat 6 Saya konsisten dalam bersikap dan bertindak 4 5 4,25,447 7 Saya memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik ,25,447 8 Dalam mengajar saya menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang 4 5 4,31,479 tinggi 9 Merasa bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri ,44, Saya bekerja mandiri secara profesional ,38, Memehami kode etik profesi guru dan menerapkannya dalam kehidupan 4 5 4,31,479 sehari-hari. Total 48,44 *Sumber: Data Primer Yang Diolah Tahun

7 Tabel 4.5 pada instrumen kompetensi kepribadian yang terdiri dari 11 item, terlihat bahwa perolehan mean total sebesar 48,44 atau 88,06%. Dengan demikian kompetensi kepribadian guru bersertifikati masuk dalam kategori dan termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan hasil mean tersebut dapat diartikan, secara umum responden yaitu guru-guru yang bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga memiliki kompetensi pedagogik sangat baik. Indikator yang mempunyai mean tertinggi adalah indikator nomor 3 dan 4, yaitu 4,63. Item nomor 3 yaitu berperilaku jujur, tegas dan manusiawi. Ini dapat diartikan sebagian besar responden yaitu guru bersertifikasui di SMP Kristen 2 Salatiga berperilaku jujur, tegas dan manusiawi yang sangat tnggi. Sedangkan item nomor 4 yaitu mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia. Ini dapat diartikan sebagian besar responden yaitu guru bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga telah memiliki akhlak mulia yang sangat baik. Adapun indikator yang mempunyai mean terendah bila dibandingkan dengan mean total adalah item nomor 6 yaitu dan 7. Item 6 yaitu saya konsisten dalam bersikap dan bertindak, sedangkan item 7 ialah perilaku yang berpengaruh terhadap peserta didik. Hal ini dapat diartikan bahwa sebagaian besar responden kurang konsisten dalam bersikap, bertindak dan kurang memiliki perilaku yang dapat berpengaruh terhadap peserta didik Kompetensi Profesional Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan subtansi keilmuan yang menaungi materinya, serta 70

8 penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya. Tabel 4.6 berikut menampilkan tingkat kompetensi dari profesional guru: No Tabel 4.3 Hasil Analisis Kompetensi Profesional Indikator Hasil Min Max Mean Std 1 Saya menguasai materi, struktur konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang saya ampu ,12,500 2 Memahami standar kompetensi dan kompetensi mata pelajaran yang saya 3 5 4,25,577 ampu 3 Saya memahami tujuan pembelajaran mata pelajaran 4 5 4,31,479 4 Saya memilih materi sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik 4 5 4,31,479 5 Dalam mengelola materi pelajaran saya secara integratif dan kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik 4 5 4,19,403 6 Saya melakukan tindakan reflektif terhadap kinerja sendiri secara terus menerus 4 5 4,19,403 7 Saya memanfaatkan hasil reflektif dalam rangka peningkatan 4 5 4,31,479 keprofesionalan 8 Saya melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan 3 5 3,44,629 keprofesionalan 9 Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik 4 5 4,19,403 Total 41,63 *Sumber: Data Primer Yang Diolah Tahun

9 Tabel 4.6 pada instrumen kompetensi profesional yang terdiri dari 9 item, terlihat bahwa perolehan mean total sebesar 41,63 atau 83,25%. Dengan demikian kompetensi kepribadian guru bersertifikati masuk dalam kategori sangat baik. Dengan hasil mean tersebut dapat diartikan, secara umum responden yaitu guruguru yang bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga memiliki kompetensi pedagogik sangat baik. Indikator yang mempunyai mean tertinggi adalah indikator nomor 3, 4 dan 7, yaitu 4,63. Item nomor 3 yaitu memahami tujuan pembelajaran mata pelajaran. Ini dapat diartikan sebagian besar responden yaitu guru bersertifikasui di SMP Kristen 2 Salatiga memahami tujuan pembelajaran mata pelajaran yang sangat tnggi. Item nomor 4 yaitu memilih materi sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. ini dapat diartikan sebagian besar respionden dapat memilih materi sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Sedangkan item nomor 7 yaitu memanfaatkan hasil reflektif dalam rangka peningkatan keprofesionalan. Ini dapat diartikan sebagian besar responden yaitu guru bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga mampu memanfaatkan hasil reflektif dalam rangka peningkatan keprofesionalan dengan sangat baik. Adapun indikator yang mempunyai mean terendah bila dibandingkan dengan mean total adalah item nomor 8, yaitu melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan keprofesionalan. Hal ini dapat diartikan bahwa sebagaian besar responden belum melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan keprofesionalan. 72

10 4.1.6 Kompetensi Sosial Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Tabel 4.7 berikut menampilkan tingkat kompetensi dari sosial guru: No Tabel 4.4 Hasil Analisis Kompetensi Sosial Hasil Indikator Min Max Mean Std 1 Saya bertindak objektif terhadap peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran 4 5 4,44,512 2 Saya tidak membeda-bedakan peserta didik, teman sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah 4 5 4,50,516 3 Saya berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya secara santun, empatik dan efektif tentang program pembelajaran dan kemajuan peserta didik ,38,500 4 Saya melibatkan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program pembelajaran dan untuk mengatasi kesulitan belajar 4 5 4,25,447 5 Saya bisa beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka 4 5 4,38,500 meningkatkan efektifitas pendidik 6 Saya bisa beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka 4 5 4,19,403 meningkatkan efektifitas pendidik 7 Saya berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah dan komunitas ilmiah linnya melalui berbagai media 4 5 4,19,403 dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan 8 Saya menyampaikan hasil-hasil inovasi pembelajaran kepada komunitas profes 4 5 4,19,403 Total 34,50 *Sumber: Data Primer Yang Diolah Tahun

11 Tabel 4.7 pada instrumen kompetensi kepribadian yang terdiri dari 8 item, terlihat bahwa perolehan mean total sebesar 34,50 atau 86,44%. Dengan demikian kompetensi kepribadian guru bersertifikati masuk dalam kategori sangat baik. Dengan hasil mean tersebut dapat diartikan, secara umum responden yaitu guruguru yang bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga memiliki kompetensi pedagogik sangat baik. Indikator yang mempunyai mean tertinggi adalah indikator nomor 2, yaitu 4,50. Item nomor 2 yaitu tidak membeda-bedakan peserta didik, teman sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah. Ini dapat diartikan sebagian besar responden yaitu guru bersertifikasui di SMP Kristen 2 Salatiga tidak membedabedakan peserta didik, teman sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah yang sangat baik. Adapun indikator yang mempunyai mean terendah bila dibandingkan dengan mean total adalah item nomor 6,7 dan 8. Item nomor 6 yaitu melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan. Hal ini dapat diartikan bahwa sebagaian besar responden melaksanakan berbagai program dalam lingkungan kerja untk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan masih berada dibawah indikator-indikator yang lainnya dalam sub konsep kompetensi sosial. Item nomor 7 dan 8 dalam indikator yaitu Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain. Hal ini dapat diartikan bahwa sebagain guru bersertifikasi di SMP Krieten 2 Salatiga kurang 74

12 berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain. Hasil pengolahan data statistik yang menggambarkan kompetensi guru bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga yang diabagi dalam empat sub kompetensi seperti yang sudah dibahas sebelumnya, maka dapat dirangkum kompetensi guru secara total sebagai berikut: Tabel 4.5 Mean Total Kompetensi Guru Descriptive Statistics N Mean (%) Std. Deviation Kompetensi Pedagogik Kompetensi kepribadian Kompetensi profesional Kompetensi sosial Valid N (listwise) 16 *Sumber: Data Primer Yang Diolah Tahun 2014 Tabel 4.5 menunjukkan bahwa mean total rata-rata untuk kompetensi guru bersertifikasi adalah 4,49 sehingga dapat dikategirikan sangat baik. Dengan hasil mean tersebut dapat diartikan bahwa secara umum responden dalam hal ini adalah guru yang sudah bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga memiliki kompetensi profesional sangat baik. Jika gambar dalam bentuk diagram batang, akan ditemukan data seperti pada gambar 4.1 berikut: 75

13 Gambar 4.1 Perbandingan Penguasaan Kompetensi Guru Sertifikasi di SMP Krisren 2 Salatiga kompetensi pedagogik kompetensi kepribadian kompetensi profesional kompetensi sosial *Sumber: data Primer Pengukuran Penguasaan Kompetensi Guru sertifikasi Tahun 2014 Berdasarkan gambar diagram 4.1 dapat disimpulkan bahwa tingkat penguasaan keempat kompetensi guru sangat baik. 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian Pembahasan Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru berkenaan dengan karakteristik siswa dilihat dari berbagai aspek seperti moral, emosional, dan intelektual. Hal tersebut berimplikasi bahwa seorang guru harus mampu menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip belajar, karena siswa memiliki karakter, sifat, dan interes yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik dari guruguru bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga berada pada kategori sangat baik 76

14 dengan mean 46,19 atau 83,88%. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa kompetensi guru bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga memiliki kompetensi pedagogik yang sangat baik. Guru sertifikasi mengaku memahami peserta didiknya, memahami tingkat kecerdasan dan pengembangan kognitif siswa. Artinya sebagian guru bersertifikasi sudah memahami ciri-ciri peserta didiknya. Memahami potensi anak didiknya, dapat merancang proses belajar mengajar (PBM) yang komprehensip dan dapat menguasai prinsip dan proses PBM. Berdasarkan data dari hasil kuesioner, guru-guru bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga sudah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik untuk kepentingan penyelengaraan kegiatan pengembangan yang mendidik. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bersertifikasi di sekolah SMP Kristen Salatiga, guru-guru dapat memanfaatkan teknologi dan komunikasi dalam proses belajar mengajar karena telah didukung oleh fasilitas sekolah yang sudah memadai, dan sebagian besar guru mengembangkan berbagai model atau metode pembelajaran yang selalu berubah menyesuaikan dengan kondisi kelas, karena kondisi setiap kelas mempengaruhi metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Menurut James D. Finn salah seorang tokoh teknologi pendidikan yang dikutip oleh Marselus (2011:38) pernah mengatakan, masa depan pendidikan akan berada ditangan mereka yang menghayati arti penting teknologi dan memanfaatkannya dalam pembelajaran. Karena itu jika para guru ingin berperan 77

15 lebih di abad ini, mereka juga harus menguasai teknologi, termasuk teknologi informasi dan komputer. Ketika peran pendidik dari orang tua digantikan dengan peran guru di sekolah maka tuntutan kemampuan pisikologis juga beralih pada guru. Karena itu guru tidak hanya sebagai pengajar yang menstransfer ilmu, pengetahuan dan keterampilan kepada siswa tetapi juga merupakan pendidik dan pembimbing yang membantu siswa untuk mengembangkan segala potensisnya terkait dengan potensi akademis maupun non akademis. Sebagaian besar guru bersertifikasi sudah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan peserta didik dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru sertifikasi penggunaan teknologi dan informasi dalam pembelajaran yang dilakukan adalah dalam kegiatan belajar mengajar guru menggunakan power point, pemanfaatan akses internet. Pemanfaatan teknologi dan komunikasi ini dapat terlaksana dengan baik karena fasilitas dari sekolah yang memadai sehingga sanggat mendukung pengembangan kegiatan belajar mengajar. Penggunaan teknologi dalam pendidikan dan pembelajaran dimaksudkan untuk memudahkan atau mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Guru bisa memanfaatkan teknologi komputer ini memudahkan pembelajaran atau mengemas pesan-pesan pembelajaran secara menarik, sehingga menggugah minat dan motivasi belajar siswa. Disisi lain masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan oleh sebagaiann guru bersertifikasi yaitu melaksanakan pembelajaran yang kondusif. Pembelajaran 78

16 dalam hal ini, adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan. Pembelajaran yang kondusif berarti kondisi yang benar-benar sesuai dan mendukung keberlangsungan pembelajaran. Lingkungan belajar dapat merefleksikan ekspektasi yang tinggi bagi kesuksesan seluruh anak secara individual. Dalam upaya menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif bagi peserta didik, guru harus dapat memberikan kemudahan belajar kepada siswa, menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar yang memadai, menyampaikan materi pembelajaran, dan strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar. Oleh karena itu, peran guru selayaknya membiasakan pengaturan peran dan tanggung jawab bagi setiap anak terhadap terciptanya lingkungan fisik kelas yang diharapkan dan suasana lingkungan sosial kelas yang menjadikan proses pembelajaran dapat berlangsung secara bermakna. Dengan terciptanya tanggung jawab bersama antara anak dan guru, maka akan tercipta situasi pembelajaran yang kondusif dan bersinergi bagi semua anak. Menurut Naim (2009), ada dua aspek penting yang perlu dikembangkan oleh seorang guru sehingga mampu menciptakan pembelajaran yang kondusif bagi siswa, yaitu pribadi guru dan suasana pembelajaran. Perpaduan kedua aspek tersebut akan menjadikan dimensi inspiratif semakin emakin menemukan momentum untuk mengkristal dan membangun energi perubahan posotif dalam diri siswa. Kepribadian guru sebagai orang dewasa dapat menjadi model sekaligus pengarah dan fasilitator belajar yang tercermin dari suasana atau iklim pembelajaran yang diciptakan di dalam kelas. Kedua aspek ini, pada gilirannya 79

17 akan mampu mengakumulasi potensi dari pada siswa untuk semakin meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya Pembahasan Kompetensi Kepribadian Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan perilaku pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga tepancar dalam perilaku sehari-hari. Hasil penelitian kompetensi kepribadian dari guru-guru bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga masuk kategori sangat baik dengan mean 48,44 atau 88,07%. Ini artinya kompetensi guru-guru bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga memiliki kompetensi kepribadian sangat baik. Hal tersebut tercermin dari prilaku jujur, tegas dan manusiawi serta guruguru mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia. Guru harus berakhlak mulia, karena ia adalah seorang penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua (Mulyasa, 2009). Tuntutan untuk menjadi pribadi yang jujur sebetulnya harus dimulai dari diri sendiri. Jujur tehadap diri sendiri adalah kunci bagi keberhasilan hidup dan juga kenyamanan dalam berkarya. Selain bertindak jujur, guru harus menampilkan diri sebagai pribadi yang memiliki akhlak mulia sehingga dapat menjadi sumber teladan bagi siswa maupun masyarakat. Guru menjadi model yang memperlihatkan sikap dan perilaku yang pantas dicontoh. Menurut Marselus (2011:54), nilai-nilai yang diajarkan oleh guru tidak hanya sekedar berwujud kata-kata kosong tetapi lebih dari itu harus menggema 80

18 dan terpancar dalam sikap dan cara hidup guru itu sendiri. Itu sebabnya guru itu dikatakan diguguh dan ditiru karena karakternya sebagai pemberi teladan. Meskipun telah memperoleh kategori sangat baik, kompetensi kepribadian tetap perlu adanya peningkatan. Guru harus dapat mengembangkan diri secara berkelanjutan. Guru harus terus mengimbangi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian pesat dengan memutahirkan kemampuan diri. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut semua orang untuk terus belajar. Kenyataan di lapangan kompetensi guru yang telah bersertifikasi telah memiliki komitmen dan kemampuan yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru profesional. Hal ini terbukti dengan kinerja para guru dan prestasi yang diperoleh di sekolah baik bidang akademik maupun bidang non akademik. Sehingga sekolah, pribadi guru mempunyai andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan, Pribadi guru yang mempunyai andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pendidikan, khususnya dalam kegiatan pembelajaran. Komptensi kepribadian sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan pribadi peserta didik. Berdasarkan hasil kuisioner mengenai kompetensi kepribadian guru menggambarkan bahwa para guru memiliki kompetensi kepribadian yang sangat baik. Guru-guru mengaku berperilaku sesuai dengan norma keguruan dan menjunjung kode etik profesi guru. Guru meyakini bahwa perilaku mereka berpenagaruh positif terhadap kepribadian siswa. 81

19 Kompetensi kepribadian guru berhubungan dengan hal yang menyangkut kebiasaan, tingkah laku, disiplin dan lain sebagainya yang menyangkut pribadi guru itu sendiri. Kepribadian guru yang baik akan menimbulkan suatu hal yang mungkin ingin diikuti oleh siswa. Salah satu cerminan kepribadian guru yang baik adalah kedisiplinan, apabila guru tidak melanggar peraturan yang telah disepakati di dalam kelas dengan sendirinya siswa juga akan merasa enggan untuk melanggar. Guru tidak hanya dituntut untuk mampu memaknai pembelajaran, tetapi bagaimana seorang guru menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik. kompetensi kepribadian ini memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian peserta didik Pembahasan Kompetensi Profesional Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaan secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Hasil penelitian kompetensi profesional dari guru-guru bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga masuk kategori baik dengan mean 41,63 atau 83,25%. Dengan demikian dapat diartikan bahwa kompetensi guru-guru bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga memiliki kompetensi profesional baik. Kompetensi profesional yang masih perlu untuk ditingkatkan oleh guruguru bersertifikasi adalah kemampuan guru-guru untuk menguasai materi, struktur 82

20 konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Guru harus selalu meng-update, dan menguasai materi pelajaran yang disajikan. Menurut Mulyasa (2007:139) dalam mengembangkan materi, guru perlu meperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1) validitas artinya ketepatan materi terkait dengan konsep keilmuannya; 2) keberartiannya artinya signifikansi dari materi tersebut terhadap kebutuhan peserta didik; 3) relevansi artinya bahwa materi yang dikembangkan harus sesuai dengan kemampuan siswa untuk menerimanya; 4) kemenarikan artinya hendaknya materi juga dapat mendorong siswa untuk mendalami lebih jauh atau menimbulkan rasa ingin tahu; 5) kepuasan artinya materi yang diberikan dapat menimbulkan perasaan senang dan puas dalam diri siswa karena kebutuhan atau keinginannya terpenuhi. Kompetensi profesional yang baik tentunya guru mampu merencanakan proses pembelajaran yang akan dilakukan baik berupa program tahunan maupun program semester. Hal ini yang akan menjadi patokan agar materi yang disampaikan menjadi berurutan, sehingga memudahkan siswa untuk memperkaya pengetahuannya dengan mencari reverensi diluar jam pelajaran Pembahasan Kompetensi Sosial Kompetensi sosial guru adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga pendidik, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Hasil penelitian kompetensi guru bersetifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga untuk kompetensi sosial termasuk dalam kategori sangat baik dengan mean 34,50 83

21 atau 86,44%. Hal ini berarti sebagaian besar kompetensi guru-guru bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga memiliki kompetensi sosial sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan guru dalam memahami nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dan dijunjung tinggi oleh masyarakat, hal ini berpengaruh terhadap proses pendidikan anak di sekolah, dan guru dalam hubungannya dengan orang tua peserta didik dan masyarakat. Kompetensi sosial dari guru bersertifikasi yang harus ditingkatkan yaitu kemampuan beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka meningkatkan efektifitas pendidik, berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah dan komunitas ilmiah linnya melalui berbagai media dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan dan menyampaikan hasil-hasil inovasi pembelajaran kepada komunitas profesi. Dari hasil penelitian kompetensi guru yang meliputi empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang telah dibahas, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru bersertifikasi di SMP Kristen 2 Salatiga sangat baik. 4.3 Pembahasan Penguasaan Kompetensi Guru Yang Sudah Bersertifikasi Menurut Surya (2005:56), guru yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode. Seorang guru yang profesional dituntut dengan sejumlah persayaratan minimal, antara lain: memiliki kualifikasi pendidik profesi memadai, memiliki kompetensi keilmuan sesuai dengan bidang yang ditekuninya, memiliki 84

22 kemampuan berkomunikasi yang baik dengan anak didiknya, mempunyai jiwa kreatif dan produktif, dan selalu melakukan pengembangan diri terus-menerus melalui organisasi profesi, internat, buku, seminar, dan semacamnya. Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan profesional, keilmuan, tekhnologi, sosial dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik,pengembangan pribadi, dan profesionalisme (Mulyasa, 2007:26). Pengakuan guru sebagai tenaga yang profesional dibuktikan dengan sertifikasi pendidik. Sertifikasi pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan kualifikasi akademik minimal S1/D-IV, pengalaman mengajar minimal empat tahun, dan berbagai syarat lain melalui uji sertifikasi pendidik. Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, menuntut guru untuk menguasai empat kompetensi, yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Guru yang memiliki penguasaan yang baik terhadap empat kompetensi tersebut layak untuk mendapatkan sertifikat profesi pendidik, yang merupakan bukti fisik dari guru profesional. Hasil yang diperoleh berdasarkan pengolahan data deskriptif menunjukkan bahwa guru yang sudah bersertifikasi mempunyai penguasaan 85

23 kompetensi yang terdiri dari kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial guru sangat baik. sebanyak 85,34% guru yang sudah bersertifikast di SMP Kristen 2 Salatiga sudah baik dalam penguasaan kompetensi. Kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Didalam pelaksanaan proses sertifikasi kompetensi ini akan menjadi penilaian dan tolak ukur keberhasilan seorang guru. Artinya, hanya guru yang kompeten dan terampillah yang akan lolos dalam sertifikasi. 86

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kountur (Wiwid, 2006:48) Penelitian deskriftif adalah jenis penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kountur (Wiwid, 2006:48) Penelitian deskriftif adalah jenis penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Ronny Kountur (Wiwid, 2006:48) Penelitian deskriftif adalah jenis

Lebih terperinci

Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru

Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru DIREKTORAT PEMBINAAN SMA DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL KUALIFIKASI AKADEMIK

Lebih terperinci

2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P

2 Menetapkan : Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas P BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1314, 2014 KEMENDIKBUD. Instruktur. Kursus Dan Pelatihan. Kompetensi. Kualifikasi. Standar. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN

Lebih terperinci

No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik

No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik STANDAR KOMPETENSI GURU PAUD/TK/RA No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik Menguasai karakteristik peserta 1. Memahami karakteristik peserta didik usia didik dari aspek fisik,

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI GURU (Permendiknas No. 16 Tahun 2007)

STANDAR KOMPETENSI GURU (Permendiknas No. 16 Tahun 2007) STANDAR KOMPETENSI (Permendiknas No. 16 Tahun 2007) Standar Kompetensi Guru Mata Pelajaran di SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK* KOMPETENSI INTI Kompetensi Pedagodik 1. Menguasai karakteristik peserta

Lebih terperinci

STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR

STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 90 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI INSTRUKTUR PADA KURSUS DAN PELATIHAN STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP)

Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP) Standar Guru Penjas Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP) 1. Kompetensi Pedagogik 2. Kompetensi Kepribadian 3. Kompetensi Sosial 4. Kompetensi Profesional Kompetensi Pedagogik Menguasai karakteristik

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROFESI GURU SD/MI. Udin S. Sa ud, Ph.D

PENGEMBANGAN PROFESI GURU SD/MI. Udin S. Sa ud, Ph.D PENGEMBANGAN PROFESI GURU SD/MI Oleh: Udin S. Sa ud, Ph.D UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA PENGERTIAN PROFESI Suatu pekerjaan tertentu (a particular business) yang menuntut persyaratan khusus dan istimewa

Lebih terperinci

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar Profesi Keguruan Rulam Ahmadi BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU A. Kompetensi Dasar Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar kompetensi guru yang meliputi guru PAUD/TK/RA, guru SD/MI,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki empat kompetensi yaitu pertama kompetensi paedagogik yaitu menguasai karakteristik peserta didik

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI

STANDAR KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI STANDAR KOMPETENSI GURU KELAS SD/MI Disajikan pada kegiatan PPM Di UPTD BALEENDAH KAB BANDUNG Oleh BABANG ROBANDI JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Makna Kompetensi

Lebih terperinci

A. KUALIFIKASI PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN

A. KUALIFIKASI PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 40 TAHUN 2009 TANGGAL 30 JULI 2009 STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN A. KUALIFIKASI PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN 1. Kualifikasi Penguji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia merupakan perguruan tinggi yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia merupakan perguruan tinggi yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Universitas Pendidikan Indonesia merupakan perguruan tinggi yang menghasilkan tenaga pendidik profesional yaitu guru. Guru memiliki tugas utama mendidik,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Guru Guru memiliki peran penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Pendapat Slameto (2012) bahwa kualitas pendidikan, terutama ditentukan oleh proses belajar mengajar

Lebih terperinci

kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Kompetensi Guru Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang

Lebih terperinci

MATA KULIAH PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU. Dr. Ali Mustadi, M. Pd NIP

MATA KULIAH PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU. Dr. Ali Mustadi, M. Pd NIP MATA KULIAH PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU Dr. Ali Mustadi, M. Pd NIP 19780710 200801 1 012 CAKUPAN KAJIAN Pengertian dan cakupan kompetensi guru Kebijakan pemerintah tentang kompetensi guru Analisis berbagai

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. kinerja guru. Dengan adanya setifikasi guru, kinerja guru menjadi lebih baik

BAB l PENDAHULUAN. kinerja guru. Dengan adanya setifikasi guru, kinerja guru menjadi lebih baik BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sertifikasi guru banyak dibicarakan oleh masyarakat Indonesia saat ini, banyak yang menulis tentang bagaimana pengaruh sertifikasi guru terhadap kinerja guru.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah berdasarkan kurikulum yang disusun oleh lembaga pendidikan. Menurut undang-undang sistem pendidikan

Lebih terperinci

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar Sasaran dan Pengembangan Sikap Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Sasaran dan Pengembangan Sikap Indikator: Pengertian Sikap Guru Pengertian Kinerja Guru Sasaran Sikap Guru Pengembangan Sikap Kinerja

Lebih terperinci

A. KUALIFIKASI PEMBIMBING

A. KUALIFIKASI PEMBIMBING LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 41 TAHUN 2009 TANGGAL 30 JULI 2009 A. KUALIFIKASI PEMBIMBING STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN Standar kualifikasi pembimbing pada kursus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kerangka dan tujuan organisasi.masalah kompetensi itu menjadi penting,

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kerangka dan tujuan organisasi.masalah kompetensi itu menjadi penting, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Kompetensi atau competency adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas/pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PEMBIMBING PADA KURSUS DAN PELATIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa salah satunya ditentukan dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka akan memberikan output

Lebih terperinci

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar Sasaran dan Pengembangan Sikap Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Sasaran dan Pengembangan Sikap Indikator: Pengertian Sikap Guru Pengertian Kinerja Guru Sasaran Sikap Guru Pengembangan Sikap Kinerja

Lebih terperinci

KOMPETENSI PENDIDIK (GURU PAUD, GURU PENDAMPING, GURU PENDAMPING MUDA) 1 KOMPETENSI GURU PAUD

KOMPETENSI PENDIDIK (GURU PAUD, GURU PENDAMPING, GURU PENDAMPING MUDA) 1 KOMPETENSI GURU PAUD LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KOMPETENSI PENDIDIK (GURU PAUD, GURU PENDAMPING, GURU

Lebih terperinci

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG)

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) MATA PELAJARAN JENJANG PENDIDIKAN : BIOLOGI : SMK Standar Guru Standar Isi Indikator Esensial Inti Guru Mapel Standar Pedagodik 1. Menguasai karakteristik peserta didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Guru memiliki peran dan tanggung jawab yang besar dalam proses pendidikan, di mana tugas seorang guru bukan hanya memberikan transfer ilmu dan seperangkat

Lebih terperinci

Analisis Kebutuhan Pelatihan Kompetensi Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang

Analisis Kebutuhan Pelatihan Kompetensi Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang Analisis Kebutuhan Pelatihan Kompetensi Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang Aah Ahmad Syahid, M.Pd. Universitas Pendidikan Indonesia Email: syahid@upi.edu ABSTRAK Analisis kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kependidikan kompetensi merupakan pengetahuan, sikap-perilaku dan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kependidikan kompetensi merupakan pengetahuan, sikap-perilaku dan BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Kompetensi Guru Istilah kompetensi merupakan istilah turunan dari bahasa inggris competence yang berarti kecakapan, kemampuan dan wewenang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung atau tidak langsung dipersiapkan untuk menopang dan

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung atau tidak langsung dipersiapkan untuk menopang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas setiap individu, baik secara langsung atau tidak langsung dipersiapkan untuk menopang dan mengikuti laju

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR 1 KOMPETENSI GURU

KEGIATAN BELAJAR 1 KOMPETENSI GURU KEGIATAN BELAJAR 1 KOMPETENSI GURU Capaian Pembelajaran Setelah mempelajari kegiatan belajar ini diharapkan anda memiliki pemahaman kompetensi guru secara utuh, membedakan kompetensi pedogogik, kepribadian,

Lebih terperinci

PERAN PENDIDIK DALAM SISTEM PENDIDIKAN

PERAN PENDIDIK DALAM SISTEM PENDIDIKAN PERAN PENDIDIK DALAM SISTEM PENDIDIKAN Fahmawati Isnita Rahma dan Ma arif Jamuin Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jl. Ahmad Yani, Tromol Pos I, Pabelan Kartasura, Surakarta 57102

Lebih terperinci

KARTU BIMBINGAN PPL DI SEKOLAH MITRA TAHUN AKADEMIK 2014/2015

KARTU BIMBINGAN PPL DI SEKOLAH MITRA TAHUN AKADEMIK 2014/2015 KARTU BIMBINGAN PPL DI SEKOLAH MITRA TAHUN AKADEMIK 2014/2015 No Hari, tanggal Materi Bimbingan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. Tanda tangan Pembimbing LEMBAR OBSERVASI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kontekstual dan relevan. Peran baru guru ini harus ditemukan karena

BAB 1 PENDAHULUAN. kontekstual dan relevan. Peran baru guru ini harus ditemukan karena BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad ke-21 yang ditandai dengan globalisasi teknologi dan informasi, telah membawa dampak yang luar biasa bagi peran guru dalam proses pendidikan dan pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto, yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto, yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto, yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut

Lebih terperinci

KOMPETENSI ALUMNI PG PAUD FIP UNNES DI LEMBAGA PENDIDIKAN

KOMPETENSI ALUMNI PG PAUD FIP UNNES DI LEMBAGA PENDIDIKAN Penelitian KOMPETENSI ALUMNI PG PAUD FIP UNNES DI LEMBAGA PENDIDIKAN Edi Waluyo, Lita Latiana, & Decik Dian Pratiwi e-mail: waluyowulan@gmail.com PG PAUD FIP Universitas Negeri Semarang Abstrak: Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. unggul dalam suatu pekerjaan dan situasi tertentu.menurut (Farida

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. unggul dalam suatu pekerjaan dan situasi tertentu.menurut (Farida BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Guru 2.1.1. Pengertian Guru (Rastodio, 2009, h. 40) adalah karakteristik dasar seseorang yang berkaitan dengan kinerja berkriteria efektif dan atau unggul

Lebih terperinci

DEVELOPPING OF TEACHERS HP

DEVELOPPING OF TEACHERS HP DEVELOPPING OF TEACHERS PROFESSIONALLITY By R. Gunawan S. Drs., S.E., M.M. M HP 08127922967 Tujuan Pembelajaran 1. Mengetahui pengertian guru, profesional, kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikasi

Lebih terperinci

PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU

PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU 5 PROSEDUR DAN MEKANISME SERTIFIKASI GURU 1. Bagaimana mekanisme pelaksanaan sertifikasi guru? Ada dua macam pelaksanaan sertifikasi guru, yaitu: a. melalui penilaian portofolio bagi guru dalam jabatan,

Lebih terperinci

KODE ETIK GURU INDONESIA

KODE ETIK GURU INDONESIA KODE ETIK GURU INDONESIA MUKADIMAH Guru Indonesia tampil secara profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan

Lebih terperinci

PEMETAAN PROFIL DAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN TINGKAT SEKOLAH DASAR DI KOTA BENGKULU

PEMETAAN PROFIL DAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN TINGKAT SEKOLAH DASAR DI KOTA BENGKULU Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia Volume 10, Nomor 1, April 2014 Dian Pujianto & Bayu Insanistyo Diterbitkan Oleh: Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Moral merupakan suatu peraturan yang sangat penting ditegakkan pada suatu masyarakat karena dapat menjadi suatu rambu-rambu dalam kehidupan serta pelindung bagi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sumberdaya manusia Indonesia masih sangat lemah untuk mendukung perkembangan industri dan ekonomi. Penyebabnya karena pemerintah selama ini tidak pernah menempatkan pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Persiapan Penelitian Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan persiapan penelitian sebagai berikut : 1. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Le

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Le No.1685, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Kualifikasi Akademik. Pamong Belajar. Kompetensi. Standar. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152 TAHUN 2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guru merupakan sosok pribadi yang tugas utamanya adalah mendidik dan mengajar. Oleh karena itu sebagai pendidik dan pengajar guru harus mampu untuk menyesuaikan antara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan Explanatory Survey Method dimana penelitian ini dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak

Lebih terperinci

Kode Etik Guru Indonesia

Kode Etik Guru Indonesia Kode Etik Guru Indonesia Peranan guru semakin penting dalam era global. Hanya melalui bimbingan guru yang profesional, setiap siswa dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas, kompetitif dan produktif

Lebih terperinci

Persepsi Guru Pamong Tentang Kemampuan Mahasiswa S1 Tata Boga dalam Kegiatan Program Pengalaman Lapangan Kependidikan di SMK Pariwisata Sumbar

Persepsi Guru Pamong Tentang Kemampuan Mahasiswa S1 Tata Boga dalam Kegiatan Program Pengalaman Lapangan Kependidikan di SMK Pariwisata Sumbar 2 3 Persepsi Guru Pamong Tentang Kemampuan Mahasiswa S1 Tata Boga dalam Kegiatan Program Pengalaman Lapangan Kependidikan di SMK Pariwisata Sumbar Ayu Prastika Dewi 1, Elida 2, Wiwik Gusnita 2 Program

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Guru Profesional a. Pengertian Guru Definisi guru menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 ayat (1) bahwa Guru adalah pendidik profesional

Lebih terperinci

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan. 1. Visi, Misi, Strategi dan Tujuan Universitas Dhyana Pura Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan. Misi Bertolak dari visi tersebut, maka misi universitas adalah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI GURU. Oleh Jaja Jahidi Abstrak

KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI GURU. Oleh Jaja Jahidi Abstrak KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI GURU Oleh Jaja Jahidi 82351112026 Abstrak Kualifikasi adalah keahlian yang diperlukan untuk melakukan sesuatu, atau menduduki jabatan. Dimensi kualifikasi antra lain Kualifikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan meningkatkan pelayanan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu. Apalagi dengan adanya deregulasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di bidang pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan tuntutan dunia kerja yang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan tuntutan dunia kerja yang tidak hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kebutuhan masyarakat atas sumber daya manusia yang berkualitas, perlahan namun pasti semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini sejalan dengan

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA MAHASISWA PADA KEGIATAN WORKSHOP SSP DAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) PROGRAM PPG SM3T

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA MAHASISWA PADA KEGIATAN WORKSHOP SSP DAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) PROGRAM PPG SM3T Pengantar INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA MAHASISWA PADA KEGIATAN WORKSHOP SSP DAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) PROGRAM PPG SM3T A. Instrumen penilaian kinerja mahasiswa PPG SM3T pada kegiatan Praktik

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

JENIS-JENIS KOMPETENSI GURU TK

JENIS-JENIS KOMPETENSI GURU TK JENIS-JENIS KOMPETENSI GURU TK NO KOMPETENSI SUB KOMPETENSI INDIKATOR 1. Kompetensi a. Memahami wawasan dan landasan 1) Mengetahui wawasan kependidikan TK Pedagogik kependidikan. 2) Mengetahui landasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi. Supervisi sebagai fungsi administrasi pendidikan berarti aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI TAMAN KANAK-KANAK/RAUDHATUL ATHFAL (TK/RA)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI TAMAN KANAK-KANAK/RAUDHATUL ATHFAL (TK/RA) SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 009 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI TAMAN KANAK-KANAK/RAUDHATUL ATHFAL (TK/RA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

INSTRUMEN D PENILAIAN BUKU PANDUAN PENDIDIK. Bobot (B)

INSTRUMEN D PENILAIAN BUKU PANDUAN PENDIDIK. Bobot (B) KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN INSTRUMEN D PENILAIAN BUKU PANDUAN PENDIDIK Kode Buku: NO. KOMPONEN DAN ASPEK Skor (S) A. MATERI/ISI 1. 2.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut: Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Pekerjaan ini tidak bisa di lakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian

Lebih terperinci

PEMBINAAN PROFESIONALISME GURU MELALUI KEGIATAN PPL KEPENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN LESSON STUDY. ( As ari Djohar )

PEMBINAAN PROFESIONALISME GURU MELALUI KEGIATAN PPL KEPENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN LESSON STUDY. ( As ari Djohar ) PEMBINAAN PROFESIONALISME GURU MELALUI KEGIATAN PPL KEPENDIDIKAN DENGAN PENDEKATAN LESSON STUDY. ( As ari Djohar ) 1. Permasalahan Guru Permasalahan yang dihadapi guru pada umumnya : a. Tingkat kesejahteraan

Lebih terperinci

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK Oleh : Rita Mariyana, M.Pd UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 APA ITU KOMPETENSI? Istilah kompetensi (competence) dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai kecakapan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketakwaan, kecerdasan, dan keterampilan. Untuk dapat menghasilkan produk

BAB I PENDAHULUAN. ketakwaan, kecerdasan, dan keterampilan. Untuk dapat menghasilkan produk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar di sekolah yang bertujuan untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar sehingga siswa memiliki ketakwaan, kecerdasan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan mengalami perubahan yang sangat cepat yang memberikan dampak sangat signifikan terhadap kehidupan masyarakat. Perubahan tersebut menuntut

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian sebagai pedoman dan cara-cara (metode) berkaitan dengan kegiatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian sebagai pedoman dan cara-cara (metode) berkaitan dengan kegiatan 59 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dikemukakan beberapa hal berkaitan dengan metode penelitian sebagai pedoman dan cara-cara (metode) berkaitan dengan kegiatan penelitian hingga dapat di peroleh

Lebih terperinci

KOMPETENSI GURU SOSIOLOGI DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH. Ulpah SMAN Negeri 1 Barabai

KOMPETENSI GURU SOSIOLOGI DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH. Ulpah SMAN Negeri 1 Barabai KOMPETENSI GURU SOSIOLOGI DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH Ulpah SMAN Negeri 1 Barabai dewisri1048@yahoo.com Abstract: Teachers competence consists of pedagogical competence, personality competence,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang diharapkan, hal ini dikarenakan oleh banyak komponen yang mempengaruhi mutu tersebut. Komponen-komponen

Lebih terperinci

DASAR PROFESIONALITAS GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

DASAR PROFESIONALITAS GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DASAR PROFESIONALITAS GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN Andreas Budi Setyawan (Pendidikan Olahraga, Pascasarjana, Universitas Negeri Malang) andreasbs85@gmail.com Abstrak: Pendidikan jasmani

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia kompetensi berarti kewenangan. kuantitatif. Johnson (dalam Usman 2006: 14) menyatakan bahwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia kompetensi berarti kewenangan. kuantitatif. Johnson (dalam Usman 2006: 14) menyatakan bahwa 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kompetensi Guru 1. Pengertian Kompetensi Guru Sebagai pendidik seorang guru harus dibekali kompetensi. Kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan melaksanakan tugas. Menurut

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU A. Rumusan Capaian Pembelajaran Lulusan Program Sarjana

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP)

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP) SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP) UU No. 14/2005 (UUGD) Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dalam pengembangan pendidikan di Indonesia pihak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dalam pengembangan pendidikan di Indonesia pihak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya suatu negara ditentukan oleh peran pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam negara tersebut. Begitu pula negara indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang I.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan

Lebih terperinci

DEFINISI DI ATAS MELIPUTI ASPEK

DEFINISI DI ATAS MELIPUTI ASPEK Nama BIODATA : Bero Usada, S.Kom TTL : Boyolali, 22 Januari 1987 Alamat : Perum Swarna Bsd Blok A 9. Jl. Beringin Pekanbaru Pendidikan : SDN 2 Jeruk lulus tahun 1999 Profesi & Organisasi Email : SMPN 2

Lebih terperinci

KRITERIA PENILAIAN KINERJA GURU PEMULA PADA PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA (PIGP)

KRITERIA PENILAIAN KINERJA GURU PEMULA PADA PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA (PIGP) KRITERIA PENILAIAN KINERJA GURU PEMULA PADA PROGRAM INDUKSI GURU PEMULA (PIGP) Kompetensi Elemen Kompetensi Deskripsi Kompetensi. Pedagogik. Memahami latar belakang siswa Guru memahami karakteristik siswa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Nomor 28 tahun 1990 tentang pendidikan dasar selama 6 tahun. Pendidikan

BAB II LANDASAN TEORI. Nomor 28 tahun 1990 tentang pendidikan dasar selama 6 tahun. Pendidikan BAB II LANDASAN TEORI Dalam penelitian ini diperlukan sebuah kajian mengenai landasan teori yang akan menjadi acuan dalam penelitian. A. Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah Pendidikan dasar di Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI PAMONG BELAJAR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI PAMONG BELAJAR SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI PAMONG BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENGELOLA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR BERBASIS PAIKEM DI SD NEGERI 2 GROBOGAN, KECAMATAN GROBOGAN, KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER I TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap

BAB I PENDAHULUAN. resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah orang yang sangat berpengaruh dalam kegiatan proses belajar mengajar

Lebih terperinci

KODE ETIK GURU INDONESIA PEMBUKAAN

KODE ETIK GURU INDONESIA PEMBUKAAN KODE ETIK GURU INDONESIA PEMBUKAAN Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa guru Indonesia menyadari bahwa jabatan guru adalah suatu profesi yang terhormat dan mulia. Guru mengabdikan diri dan berbakti untuk

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Deskripsi Teoritis Tinjauan tentang Guru, Kompetensi, Kompetensi Pedagogik, dan PAUD

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Deskripsi Teoritis Tinjauan tentang Guru, Kompetensi, Kompetensi Pedagogik, dan PAUD II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teoritis 2.1.1 Tinjauan tentang Guru, Kompetensi, Kompetensi Pedagogik, dan PAUD 2.1.1.1 Pengertian Guru Guru memainkan peranan penting bagi jalannya proses pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan dan menyesuaikan kompetensinya agar mampu. mengembangkan dan menyajikan materi pelajaran yang aktual dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan dan menyesuaikan kompetensinya agar mampu. mengembangkan dan menyajikan materi pelajaran yang aktual dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi baik sebagai substansi materi ajar maupun penyelenggaraan proses pembelajaran menuntut guru untuk dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam membentuk pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatif.

Lebih terperinci

C. Tujuan. D. Profil Lulusan

C. Tujuan. D. Profil Lulusan A. Latar Belakang Upaya perbaikan di bidang pendidikan merupakan suatu keharusan untuk selalu dilaksanakan agar masyarakat dapat maju dan berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu format Undang-Undang 20 Tahun 23 tentang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu format Undang-Undang 20 Tahun 23 tentang sistem pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu format Undang-Undang 20 Tahun 23 tentang sistem pendidikan Nasional, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan peraturan

Lebih terperinci

KODE ETIK GURU INDONESIA. Drs. H. Asep Herry Hernawan, M.Pd. Laksmi Dewi, M.Pd.

KODE ETIK GURU INDONESIA. Drs. H. Asep Herry Hernawan, M.Pd. Laksmi Dewi, M.Pd. KODE ETIK GURU INDONESIA Drs. H. Asep Herry Hernawan, M.Pd. Laksmi Dewi, M.Pd. MUKADIMAH Guru Indonesia tampil secara profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas mampu melahirkan sumber daya. manusia unggul yang dapat menjadi aktor penting di balik semua

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas mampu melahirkan sumber daya. manusia unggul yang dapat menjadi aktor penting di balik semua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan yang berkualitas mampu melahirkan sumber daya manusia unggul yang dapat menjadi aktor penting di balik semua kesuksesan. Guru merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Guru Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1, mengenai ketentuan umum butir 6, pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan sebuah penelitian. Berdasarkan hal tersebut di atas maka pada bab ini

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan sebuah penelitian. Berdasarkan hal tersebut di atas maka pada bab ini BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara yang berkaitan dengan penelitian yang menentukan sebuah penelitian. Berdasarkan hal tersebut di atas maka pada bab ini akan disajikan pembahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya akan sangat dibutuhkan peran serta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan perlu 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan dan perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan perlu direspon oleh kinerja pendidikan yang profesional dan bermutu tinggi. Mutu pendidikan sangat

Lebih terperinci

Bagian Tiga Nilai-nilai Dasar dan Nilai-nilai Operasional Pasal 5

Bagian Tiga Nilai-nilai Dasar dan Nilai-nilai Operasional Pasal 5 PEMBUKAAN Dengan rahmat Tuhan yang Maha Esa guru Indonesia menyadari bahwa jabatan guru adalah suatu profesi yang terhormat dan mulia. Guru mengabdikan diri dan berbakti untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. tentang sesuatu hal seperti orang atau peristiwa, (c) orang -orang yang

BAB II KAJIAN TEORI. tentang sesuatu hal seperti orang atau peristiwa, (c) orang -orang yang BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pendapat Guru Menurut kamus besar bahasa Indonesia pendapat mempunyai arti yaitu: (a) pikiran ataupun tanggapan, (b) buah pikiran atau perkiraan tentang sesuatu

Lebih terperinci