SIMULASI KEKUATAN DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN ELEKTROLIT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SIMULASI KEKUATAN DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN ELEKTROLIT"

Transkripsi

1 Jurnal Manajemen Informatika dan Teknik Komputer Volume 1, Nomor 1, April 2015 SIMULASI KEKUATAN DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN ELEKTROLIT William Ramdhan *1, Riki Andri Yusda 2 1,2 Program Studi Teknik Komputer AMIK Royal Kisaran *1 william.ramdhan052@gmail.com Abstrak Pada bidang pendidikan sering sekali mengalami keterbatasan media pembelajaran khususnya penggunaan laboratorium di sekolah sehingga hal yang seharusnya dilakukan secara praktikal hanya dijelaskan secara teori sehingga proses pembelajaran tidak berjalan optimal. Selain itu ada pengunaan media pembelajaran bisa berdampak negatif jika tidak dilakukan dengan benar. Kedua permasalahan tersebut sering sekali terjadi pada studi mata pelajaran kimia. Pada bidang studi kima terdapat sub bab pelajaran elektrolisis, di mana di dalam pelajaran tersebut menjelaskan kekuatan daya hantar larutan. Hal ini tidak begitu jelas dipaparkan nilai dari daya hantar larutan elektrolisis tersebut baik itu didalam kelas maupun didalam laboratorium. Untuk mengatasi hal tersebut kita bisa melakukan secara komputerisasi dengan cara melakukan simulasi. Simulasi adalah suatu teknik dalam pembuatan suatu model dari system nyata sehingga prilaku system tersebut pada kondisi tertentu dapat dipelajari. Selain itu simulasi dapat dikatakan suatu metoda dalam mempelajari atau memprediksi sesuatau yang belum terjadi dengan cara meniru atau membuat model system yang dipelajari dan selanjutnya mengadakan eksperimen secara numeric dengan menggunakan komputer. Sehingga hasil yang didapat dari simulasi dapat digunakan sebagai penunjang dalam pengambilan keputusan. Hasil penelitian ini dibuatlah perangkat lunak dengan menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 sebuah Simulasi dengan menggunkan metoda Monte Carlo ( Bilangan random ). Dimana Setiap larutan kimia yang digunakan mempunyai hubungan antara kepekatan larutan dengan daya yang dihasilkan. Kata kunci Simulasi, Monte Carlo, Molarotas, Daya Hantar Listrik 1. PENDAHULUAN Pada bidang pendidikan sering sekali mengalami keterbatasan media pembelajaran khususnya penggunaan laboratorium di sekolah sehingga hal yang seharusnya dilakukan secara praktikal hanya dijelaskan secara teori yang dikarenakan biaya pengadaan media pembelajaran dilabotarorium, sehingga proses pembelajaran tidak berjalan optimal. Selain itu ada pengunaan media pembelajaran bisa berdampak negatif jika tidak dilakukan dengan benar. Kedua permasalahan tersebut sering sekali terjadi pada studi mata pelajaran kimia. Pada bidang studi kima terdapat sub bab pelajaran elektrolisis, di mana di dalam pelajaran tersebut menjelaskan kekuatan daya hantar larutan. Hal ini tidak begitu jelas dipaparkan nilai dari daya hantar larutan elektrolisis tersebut baik itu didalam kelas maupun didalam laboratorium. Untuk mengatasi hal tersebut kita bisa melakukan secara komputerisasi dengan cara melakukan simulasi. Simulasi adalah suatu teknik dalam pembuatan suatu model dari system nyata sehingga prilaku system tersebut pada kondisi tertentu dapat dipelajari. Selain itu simulasi dapat dikatakan suatu metoda dalam mempelajari atau memprediksi sesuatau yang belum terjadi dengan cara meniru atau membuat model system yang dipelajari dan selanjutnya mengadakan eksperimen secara numerik dengan menggunakan komputer. Sehingga hasil yang didapat dari simulasi dapat digunakan sebagai penunjang dalam pengambilan keputusan. Simulasi dengan metoda Monte Carlo yang digunakan untuk melakukan simulasi pada larutan elaktrolit dengan cara mencari sampling acak pada setiap larutan baik larutan yang bersifat asam,basa maupun garam. 2. METODE PENELITIAN 2.1 Simulasi Simulasi merupakan suatu cara menduplikasikan atau menggambarkan ciri, tampilan dan karakteristik dari sistem nyata. Ide awal dalam menggunakan simulasi adalah untuk meniru situasi dunia nyata secara sistematis, kemudian mempelajari sifat dan karakter operasionalnya dan akhirnya membuat kesimpulan dan membuat keputusan berdasarkan hasil simulasi. Dengan cara ini, sistem di dunia nyata tidak tersentuh atau dirubah sampai keuntungan atau kerugian yang akan menjadi kebijakan yang diambil dari uji coba yang dilakukan. Posisi simulasi dalam studi suatu sistem dapat dilihat pada gambar berikut: 2.2 Langkah-langkah Sistematis Simulasi 9

2 Simulasi komputer bukanlah hal yang sudah baru karena simuasi sudah untuk cukup dikenal dibergai dunia, terutama digunakan untuk memecahkan masalah yang kompleks/rumit. Sehingga di dalam pembuatan simulasi mempunyai tahapan-tahapan secara sistematis sehingga pesoalan yang kompleks tersebut dapat dipecahkan. Tahapantahapannya sebagai berikut: Menggunakan atau tidak menggunakan simulasi Didalam menentukan untuk mempergunakan atau tidak mempergunakan simulasi, maka harus suda ditantuka jawabannya. Karena apabila tidak menggunakan simulasi maka kita tidak perlu lagi menentukan cara, metode ataupun metode yang akan digunakan untuk memecahkan maslah tersebut. Namun jika kita menggunakan simulasi sebagai pemecahan masalah maka kita harus melanjutkan ketahapan berikutnya Pemodelan Formulasi Pada tahap ini yang dilakaukan adalah menentukan formulasi yang digunakan. Untuk menentukan formulasi tersebut yaitu dengan menggunakan: a. Fungsi matematis, didalam menyususn model harus diperhatikan. b. Variabel yang menentukan fungsi tersebut. c. Ada atau tidaknya konstanta yang digunakan Persiapan Pengambilan Data Dalam yahap ini yang harus diperhatikan adalah a. pengumpulan data kita harus memeperhatikan ketentuan atau aturan yang berlaku atau yang diwajibkan. b. Menguraikan data yang sudah dikumpulkan dalam bentuk statistik untuk membuat program simulasi c. Menggunakan teori analisis untuk menguraikan data yang telah dikumpulkan d. Meninjau apakah mempergunakan analisis regresi atau analisis lainnya. e. Meninjau computer time untuk simulasi ini sehingga dapat membuat rencana dengan alokasi waktu yang tepat Penulisan Program Pada tahap ini kita harus meninjau dan memperhatikan bahasa pemograman yang dipergunakan dalam simulasi. Biasanya bahasa pemograman yang digunakan adalah FortranIV, SimScript-II, Basic Verifikasi Pada tahap ini meliputi: a. Langkah verivikasi ini merupakan langkah untuk mengetahui apakah program ini benar dan sesuai dengan simulasi yang dikehendaki. b. Melakukan debugging terhadap program yang dimasukkan ke dalam komputer c. Melaksanakan perbaikan pada program simulasi yang sudah dimasukkan ke dalam komputer Validasi a. Langkah validasi merupakan langkah untuk mengawasi atau mengecek apakah model yang sudah diprogramkan itu asli, sudah sesuai dan benar. b. Mengecek model yang sudah diprogramkan apakah dapat berjalan dengan baik. c. Apakah belum memenuhi kebutuhan yang sebenarnya, maka dilakukan peninjauan kembali pada formulasi model (Modelling Formulation) untuk diubah dan diperbaiki. d. Jika telah sesuai maka akan masuk ketahap berikutnya Desain Eksperimen a. Langkah eksperimen ini dilakukan untuk menguji desain dengan menggunakan teori ekspeimental desaign. b. Bagaimana mendapatkan data input untuk dapat melaksanakan percobaan dengan baik c. Perlu juga untuk mencari nilai efektif dari percobaan tersebut, yang dikenal sebagai MOE d. Bila diperlukan, langkah ini merupakna langkah tambahan untuk melakukan percobaan guna mendapatkan ketepatan simulasi Perencanaan yang Taktis a. Langkah ini merupak bentuk studi kelayakan dari tahap desain eksperimen, yakni untuk melihat bagaimana percobaan dapat dikerjakan memalui perencanaan terarah b. Perencanaan dilakukan untuk menetukan berapa lama percobaan dapat dilakukan sehingga kita dapat menegtahui dengan tepat kapan kita akan memulai dan mengakhiri program Percobaan Dilaksanakan a. Langkah ini merupakan pelaksanaan dari percobaan yang sudah didesain b. Percobaan juga dapat dilakukan dengan menggunakan teknik penelitian kimia dan fisika dengan teori yang sudah diketahui dan dikuasai. c. Melakukan interpretasi terhadap hasil percobaan tersebut dengan tetap memungkinkan untuk dikoreksi kembali. d. Membuat laporan yang terperinci mengenai percobaan yang dilaksanakan Model Terpakai Langkah ini merupakan langkah untuk menjawab pertanyaan apakah model yang sudah di desain itu dapat memberikan hasil yang banar dan memadai sesuai yang diharapkan Dokumentasi Langkah terakhir ini merupakan langkah yang menyatakan model simulasi telah dapat diterima dan sesuai dengan yang diharapkan. 10

3 2.3 Monte Carlo Simulasi Monte Carlo adalah metoda pengambilan sampel pada mesin atau komputer dengan menggunakan bilangan-biangan acak (random number). Prinsip kerja dari Simulasi Monte Carlo adalah membangkitkan bilangan-bilangan acak atau sampel dari suatu variabel acak yang telah diketahui distribusinya. Oleh karena itu, dengan simulasi Monte Carlo seolah-olah dapat diperoleh data dari lapangan. Simulasi Monte Carlo merupakan alat rekayasa untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang rumit ddalam bidang probabilitas dan statistika. Pada hakekatnya simulasi monte carlo merupakan suatu metode numeric sehingga membutuhkan banyak sekali iterasi dan pehitungan. Ada tiga batasan dasar yang harus diperhatikan pada simulasi Monte Carlo yaitu a. Apabila suatu persoalan sudah dapat diselesaikan atau dihitung jawabanya secara sistematis dengan tuntas maka hendaknya jangan menggunakan simulasi ini. Itu berarti apabila persoalan dapat diselesaikan dengan pro gram ataupun teori dalam operation research (quening theory, integer programming dan lainlain)simulasi ini tidak perlu digunakan lagi, kecuali perancangan-perancangan memerlukan perkiraaan. b. Apabila sebagian persoalan tersebut dapat diuraikan secara analitis dengan baik, maka penyelasiannya lebih baik dilakukan secara terpisah. Yaitu sebagian dengan cara analitis dan sebagianya dengan simulasi Monte Carlo untuk kemudian disusun kembali keseluruhannya sebagai penyelesaian akhir. Ini berarti tenik sampling dari simulasi Monte Carlo ini hanya digunakan apabila betul-betul dibutuhkan. c. Apabila mungkin maka dapat digunakan simulasian perbandingan. Kadangkala simulasi ini dibutuhkan apabila dua system dengan perbedaan-perbedaan parameter, distribusi, cara-cara pelaksanaannya. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Conteks Diagram Untuk memperjelas bentuk rancangan sistem dan mempermudah menganalisa sistem yang dirancang, harus ada gambaran lebih detail tentang elemanelaman dan hubungannya serta pembahasan disetiap ruang lingkup sistem. Salah satu media yang dapat digunakan untuk memperjelas hal tersebut adalah conteks diagram yang dapat dilihat pada gambar Data Flow Diagram Sistem yang akan dirancang menggunakan software Microsoft visual basic 6.0. Di dalam sistem tersebut daya hantar listrik yang disimulasikan berdasarkan nilai variabel volume dan massa. Maka output dari sistem tersebut adalah besaran daya yang dihantarkan oleh larutan kimia tersebut. Untuk memulai sistem simulasi tersebut, user diharuskan untuk memilih jenis atau sifat dari larutan tersebut. Setelah menentukan sifat larutan yang akan disimulasikan, maka kita akan mendapatkan beberapa jenis larutan yang memiliki sifat yang sama. Maka hal yang akan dilakukan, kita menetukan nilai input larutan tersebut yaitu nilai volume dan nilai berat (massa) larutan sehingga kita mendapatkan nilai output. Nilai volume dan berat yang berfungsi sebagai penentu nilai molaritas. Karena dari input tersebut akan menghasilkan nilai daya hantar arus listrik yang berbeda-beda. 3.3 Interface Simulasi Larutan Elektrolit Pada Gambar diatas merupakan interface simulasi, di mana dalam memulai simulasi kita diharuskan untuk memilih sifat/jenis larutan terlebih dahulu. Jika kita memilih salah satunya misalkan jenis larutan asam. Maka akan terbentuk frame baru yang berisikan larutan yang bersifat larutan. Setelah memilih salah satu larutan yang bersifat asam, Maka kita diharuskan mengisi nilai volume dan berat massa larutan tersebut dengan tujuan hasil dari volume dan berat massa larutan akan menentukan nilai molaritas larutan. Sehingga perubahan dari molaritas tersebut akan berpengaruh terhadap nilai daya hantar arus listrik. Pada saat user atau siswa menginputkan nilai volume maka secara otomatis animasi simulasi larutan kimia terjadi 11

4 3.4 Analisa Data Sistem yang dirancang akan digunakan untuk menentukan kekuatan daya hantar arus listrik dari larutan elektrolit. Dalam melakukan perancangan sistem tersebut, harus ditentukan terlebih dahulu data yang akan digunakan. Data yang akan digunakan didapat dari hasil percobaan yang dilakukan di dalam laboratorium kimia dan mengambil beberapa sampel dari larutan kimia tersebut. Di mana larutan elektrolit dikategorikan menjadi 3 golongan yaitu larutan yang bersifat asam, basa dan garam. Larutan asam yang disimulasikan terdiri atas H 2SO 4, C 3COOH, HCl, H 2C 2O 4.2H 2O, sedangkan larutan basa yang akan disimulasikan terdiri dari NH 3, NaOH, KOH, Ca(OH) 2. Untuk larutan yang bersifat garam yang akan disimulasikan terdiri dari NaCl, MgSO 4.2H 2O, KCl, dan K 2SO 4. Dari data-data sampel yang telah diambil, akan digunakan untuk membuat bilangan random sehingga simulasi monte carlo/simulasi sampling dapat dilakukan. Variabel yang digunakan adalah kuat arus, volt dari larutan yang diuji kekuatan daya hantar listriknya, daya hantar larutan elektrolit dan molaritas larutan. Analisa Data dan Hasil Pengukuran Laboratorium Larutan yang dipakai pada kondisi awal/ dijadikan sample memilki volume 4ml dengan konsentrasi 2 Molar (M). Hal ini berlaku untuk semua jenis larutan yang akan disimulasikan. Kegiatan yang dilakukan adalah melakukan pengujian terhadap 40 ml larutan dengan mengukur tegangan dan kuat arus yang dihasilkan oleh larutan sebagai larutan elektrolit. Maka larutan akan ditambah dengan aquades (air) menjadi 50 ml, 80 ml dan 100 ml. Di mana kegiatan yang dilakukan sama dengan kegiatan pada volume 40 ml dengan perlakuan yang sama. Sehingga dapat dikatakan titik sampel yang diambil untuk simulasi adalah pada 40 ml, 50 ml, 80 ml dan 100 ml HCl ( Asam Klorida ) Tabel 4.1 Hasil Pengujian Laboratorium Volume (ml) Tegangan (V) Arus (A) Daya (Watt) 40 ml ml ml ml Data sampel yang diambil sebanyak 40 ml larutan HCl dengan konsentrasi molaritas 2 Molar. Sehingga kita dapat memisahkan tabel diatas menjadi 3 tabel untuk mendapatkan bilangan random dari larutan HCl. Karena kita akan membuktikan hubungan molaritas dengan daya yang dihantarkan oleh larutan. 1. Tabel molaritas Untuk mendapatkan nilai molaritas pada setiap volume sampel maka dilakukanlah perhitungan dengan menggunakan rumus pengenceran. M1 x V1 = M2 x V ( II ) Tabel molaritas mempunyai peranan penting untuk menciptakan/mensimulasikan daya hantar larutan elektrolisis. Pada tabel 4.2 menjelaskan hubungan volume dengan molaritas. Tabel 4.2 Hubungan Volume dengan Molaritas Volume (ml) Molaritas (M) Pengujian sampel bertujuan untuk mengetahui nilai molaritas pada volume 40 ml yaitu 2M. Maka untuk mendapatkan nilai molaritas untuk setiap sampel. Maka dilakukan perhitungan dengan metoda pengenceran. Sehingga untuk mendapatkan nilai molaritas dari 50 ml adalah : M1 x V1 = M2 x V2 40 x 2 = M2 x 50 M2 = 1.6 Begitu juga halnya untuk mendapatkan nilai molaritas pada volume 80 ml dan 100 ml. Maka hal yang dilakukan selanjutnya menentukan nilai range molaritas. Untuk hal itu diambil sampel pada volume 40 ml dan 50 ml. Untuk mendapatkan range molaritas dari 40 sampai dengan 50 ml dilakukan perhitungan sebagai berikut : (Molaritas1- Molaritas 2)/jarak volume2- volume 1, sehingga kita dapat memasukkan nilainya menjadi : (2 1.6) / 10 sehingga kita mendapatkan nilai range molaritas 0,04 2. Tabel tegangan Di mana sebagai tolak ukurnya adalah nilai molaritas yang telah kita dapat pada tabel pertama. Untuk membuat tabel tegangan kita harus menghubungkan nilai molaritas dengan nilai tegangan yang telah kita dapatkan pada percobaan laboratorium seperti tabel dibawah ini. Tabel 4.3 Tabel Hubungan Molaritas dengan Tegangan Molaritas (M) Tegangan (V) Dan kita juga menentukan nilai range pada tegangan dengan menggunakan perhitungan(nilai tegangan 1- Nilai tegangan 2) / molaritas 1- molaritas 12

5 2. Maka tabel nya adalah sebagi berikut Untuk mendapatkan range tersebut kita juga mengambil sampel nilai molaritas dari valume 40 dan 50. Maka range yang didapat adalah 0,02 3. Tabel Kuat Arus Tabel selanjutnya yang digunakan adalah tabel kuat arus. Hal yang dilakukan sama dengan tabeltabel sebelumnya di mana kita menentukan range kuat arus, di mana kita masih menggunakan nilai molaritas volume 40 dan volume 50 sebagai sampel untuk menentukan range kuat arus. Maka tabel kuat arus adalah Tabel 4.4 Tabel Hubungan Molaritas dengan Kuat arus Molaritas (M) Kuat Arus (A) Sehingga didapakan range kuat arus dengan melakukan perhitungan (Nilai kuat arus 1- Nilai kuat arus 2) / molaritas 1 molaritas 2. Maka didapatkan range kuat arus = 0,00075 Dari ketiga tabel tersebut kita bisa mensimulasikan hubungan molaritas terhadap kekuatan daya hantar larutan elektrolit di mana seperti tabel berikut Untuk mendapatkan nilai tegangan, kuat arus dan bilangan random daya elektrolisis seperti tabel 4.5 maka dilakukan sebagai berikut: Pada molaritas, kita telah memiliki range yang telah kita dapatkan pada tabel molaritas. Maka untuk menghasilkan nilai molaritas diatas dapat dilakukan sebagai berikut: a. Molaritas awal adalah 2 M, sehingga 2 M merupakan titik awal kita dalam membentuk nilai molaritas yang lainnya. Maka jika kita merujuk pada tabel percobaan laboratorium dan tabel molaritas, di mana setiap menambahkan nilai volume larutan maka nilai moaritasnya berkurang. b. Pada kolom tegangan kita mendapatkan nilainilai seperti tabel diatas. Kita masih berpatokan pada molaritas 2 M yang merupakan nilai awal waktu melakukan percobaan. Maka kita akan mendapatkan nilai tegangan pada setiap molaritas seperti pada tabel tegangan, sehingga kita akan mendapatkan nilai tegangan awal yang mewakili 2M. untuk mendapatkan nilai tegangan lainnya. c. arus hal yang dilakukan masih sama dengan tahap-tahap sebelumnya. Di mana kiat berpatokan pada tabel kuat arus yang menentukan nilai awal kuat arus larutan. 13

6 d. Pada kolom daya merupakan bilangan random yang didapat dari nilai tegangan dikalika dengan nilai kuat arus. Nilai daya inilah merupakan nilai tegangan yang akan disimulasikan oleh sistem. Hal yang sama dilakukan terhadap larutan H 2SO 4, C 3COOH, H 2C 2O 4.2H 2O, NH 3 NaOH, KOH, Ca(OH) 2, NaCl, Na 2SO 4, MgSO 4.2H 2O, dan KCl. 4. KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa sistem simulasi kekuatan daya hantar listrik larutan elektrolit, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Dengan menggunakan simulasi dapat dilihat dengan jelas kekuatan daya hantar listrik. Di mana dengan konsebtrasi larutan yang berbeda maka menghasilkan daya hantar listrik larutan yang berbeda pula. 2. Pada jenis larutan yang berbeda dengan memiliki konsentrasi yang sama menghasilkan kekuatan daya hantar listrik yang berbeda. 3. Penggunaan metoda Monte Carlo pada penelitian laboratorium sangat tepat digunakan karena di dalam metoda Monte Carlo menggunakan sistem sampel untuk menentukan pola yang akan disimulasikan dan hal ini juga diterapkan di dalam laboratorium pada penggunaan larutan kimia. Selain itu hasil simulasi dapat digunakan lagi dengan menggunakan metode Monte Carlo untuk mendapatkan pola yang baru dalam penyempurnaan hasil simulasi. 4. Bahasa pemograman Microsoft Visual basic 6.0 dapat digunakan sebagai media perancangan adan pengontrol simulasi. 5. Simulasi merupakan media alternatif bagi sekolah dalam pembelajaran dan lebih khususnya media yang sangat cocok bagi sekolah yang mengalami kekurangan fasilitas laboratorium. 3. Untuk bahan-bahan berbahaya dan membutuhkan biaya yang sangat besar dapat disimulasikan agar lebih efektif. 4. Volume larutan yang akan disimulasikan sebaiknya lebih rinci sehingga akan menghasilkan simulasi yang sempurna dan memiliki data yang lebih akurat. 5. Pada animasi kekuatan daya hantar listik sebaiknya diberikan nilai agar lembih mudah dalam pembacaan kekuatan daya hantar larutan yang disimulasikan. 6. Diharapkan dalam pengembangan selanjutnya, simulasi tersebut bisa membandingkan 2 larutan secara bersamaan. Sehingga tampak dengan jelas larutan yang baik menghantarkan arus listrik. DAFTAR PUSTAKA Arifin MIftahol ( 2009 ). Simulasi Sistem Industri Graha Ilmu Kakiay.Thomas J ( 2004 ). Sistem Simulasi Andi Oktafri ( 2001 ). Aplikasi Metode Simulasi Monte Carlo Untuk Menduga Debit Aliran Sungai Vol 15 No 2 Agustus Sridadi H Bambang,M.Sc, Perkembangan Teknologi Informasi Komputer Saifudin Toha,S.si.,M.Si. Beberapa Contoh Penerapan Simulasi Monte Carlo Tirta I Made,M.Sc,Ph.D ( 2003 ). Pengantar Metode Statistika Dengan Aplikasi R Dan S + Unisi-Ilyas, Simulasi Dan Pemodelan Cahyo Winda Nur ( 2008 ). Pendekatan Simulasi Monte Carlo Untuk Pemilihan Alternatif Dengan Decision Tree Pada Nilai Outcome Yang Probabilistik, Vol 13 No 2 Desember 5. SARAN Berdasarkan dalam pembuatan sistem, ada beberapa kendala yang dihadapi dan disini akan disampaikan beberapa saran yang bermanfaat untuk mengembangkan dan menyempurnakan hasil karya berikutnya : 1. Data yang akan disimulasikan sebaiknya ditambah karena masih banyak larutan kimia yang belum disimulasikan. 2. Untuk kedepannya simulasi lebih baik menggunakan software macromedia flash sehingga memberikan daya tarik tersendiri dalam bidang pembelajaran. 14

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA HANTAR LISTRIK

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA HANTAR LISTRIK Nama : Ririn Vidiastuti NIM : 06111010015 Shift : A Kelompok : 5 (Lima) FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA HANTAR LISTRIK A. Jumlah Ion yang Ada Daya hantar listrik larutan elektrolit dipengaruhi oleh banyaknya

Lebih terperinci

STOIKIOMETRI LARUTAN. Andian Ari Anggraeni, M.Sc

STOIKIOMETRI LARUTAN. Andian Ari Anggraeni, M.Sc STOIKIOMETRI LARUTAN Andian Ari Anggraeni, M.Sc A.1. MASSA ATOM RELATIF (A r ) DAN MASSA MOLEKUL RELATIF (M r ) Dari percobaan diketahui bahwa perbandingan massa hidrogen dan oksigen dalam air adalah 1

Lebih terperinci

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SATIN Sains dan Teknologi Informasi SATIN - Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No. 1, Juni 2016 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Optimasi Persediaan Sparepart Menggunakan Model

Lebih terperinci

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

SATIN Sains dan Teknologi Informasi SATIN Sains dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No. 2, Desember 2016 SATIN Sains dan Teknologi Informasi journal homepage : http://jurnal.stmik-amik-riau.ac.id Simulasi Monte Carlo dan Animasi Operasinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kalkulus memiliki aturan aturan penyelesaian fungsi integral untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kalkulus memiliki aturan aturan penyelesaian fungsi integral untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu kalkulus memiliki aturan aturan penyelesaian fungsi integral untuk memperoleh solusi analitik (dan eksak) dari fungsi integral tentu. Namun, dalam praktek rekayasa,

Lebih terperinci

TOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET

TOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET TOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET 1) Benny Santoso 2) Liliana 3) Imelda Yapitro Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Surabaya Raya Kalirungkut Surabaya 60293 (031) 298 1395 email

Lebih terperinci

CH 3 COONa 0,1 M K a CH 3 COOH = 10 5

CH 3 COONa 0,1 M K a CH 3 COOH = 10 5 Soal No. 1 Dari beberapa larutan berikut ini yang tidak mengalami hidrolisis adalah... A. NH 4 Cl C. K 2 SO 4 D. CH 3 COONa E. CH 3 COOK Yang tidak mengalami peristiwa hidrolisis adalah garam yang berasal

Lebih terperinci

Larutan Penyangga XI MIA

Larutan Penyangga XI MIA Larutan Penyangga XI MIA Komponen Larutan Penyangga Larutan Penyangga Asam Terdiri dari Asam lemah dan basa konjugasinya (Contoh : CH 3 COOH dan CH 3 COO -, HF dan F - ) Cara membuatnya : 1. Mencampurkan

Lebih terperinci

Bab III Metodologi. Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan pada Bab I. Waktu dan Tempat Penelitian

Bab III Metodologi. Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan pada Bab I. Waktu dan Tempat Penelitian Bab III Metodologi Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan pada Bab I. III.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam rentang waktu

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Masalah yang ingin penulis angkat dalam perancangan aplikasi simulasi perakitan laptop berbasis multimedia adalah bagaimana merancang aplikasi

Lebih terperinci

BAB IV SIMULASI MONTE CARLO

BAB IV SIMULASI MONTE CARLO BAB IV SIMULASI MONTE CARLO Monte Carlo adalah algoritma komputasi untuk mensimulasikan berbagai perilaku sistem fisika dan matematika. Penggunaan klasik metode ini adalah untuk mengevaluasi integral definit,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan urutan langkah-langkah yang dibuat secara sistematis dan logis sehingga dapat dijadikan pedoman yang jelas dan mudah untuk menyelesaikan permasalahan. Tiap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Sukmadinata (2009) penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian

Lebih terperinci

1/14/2010. Riani L. Jurusan Teknik Informatika

1/14/2010. Riani L. Jurusan Teknik Informatika Riani L. Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 PreTest 1. Apa yang dimaksud dengan simulasi? 2. Berikan contoh simulasi yang saudara ketahui (minimal i 3)! 2 2 Definisi Simulasi (1)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi informasi sekarang ini sudah semakin berkembang, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi informasi sekarang ini sudah semakin berkembang, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi informasi sekarang ini sudah semakin berkembang, dan perkembangan itu membutuhkan sumber daya manusia dengan pemikiran yang maju, sehingga dapat memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 2.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 2.1 Latar Belakang 67 BAB 1 PENDAHULUAN 2.1 Latar Belakang Pengendalian dengan pengukuran didalam operasional pabrik bahan bakar minyak secara konvensional memiliki banyak keterbatasan terutama menyangkut masalah mutu dan

Lebih terperinci

ILKOM Jurnal Ilmiah Volume 10 Nomor 1 April Ricky Zulfiandry Universitas Dehasen Bengkulu

ILKOM Jurnal Ilmiah Volume 10 Nomor 1 April Ricky Zulfiandry Universitas Dehasen Bengkulu OPTIMASI KEGIATAN PELATIHAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO (STUDI KASUS DI BALAI LATIHAN KERJA DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI BENGKULU) Ricky Zulfiandry ricky.zulfiandry@unived.ac.id

Lebih terperinci

Hanif Fakhrurroja, MT

Hanif Fakhrurroja, MT Pertemuan 2 Model-Model Riset Operasional Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2013 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Pendahuluan Pendahuluan Model Dalam Riset Operasional Sebuah model keputusan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 19 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan meliputi semua barang dan bahan yang dimiliki oleh perusahaan dan dipergunakan dalam proses produksi atau dalam memberikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan ilmu yang sangat dekat dengan manusia.

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan ilmu yang sangat dekat dengan manusia. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan ilmu yang sangat dekat dengan manusia. Ilmu ini mempelajari alam sekitar beserta isinya, mulai dari benda-benda yang berada di alam

Lebih terperinci

Journal of Informatics and Technology, Vol 1, No 4, Tahun 2012, p 1-8

Journal of Informatics and Technology, Vol 1, No 4, Tahun 2012, p 1-8 PREDIKSI PENDAPATAN PEMERINTAH INDONESIA MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO Afry Rachmat, Sukmawati Nur Endah, Aris Sugiharto Program Studi Teknik Informatika, Universitas Diponegoro afry.rachmat27@gmail.com,

Lebih terperinci

KIMIa ASAM-BASA II. K e l a s. A. Kesetimbangan Air. Kurikulum 2006/2013

KIMIa ASAM-BASA II. K e l a s. A. Kesetimbangan Air. Kurikulum 2006/2013 Kurikulum 2006/2013 KIMIa K e l a s XI ASAM-BASA II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami kesetimbangan air. 2. Memahami pengaruh asam

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROGRAM PENJUALAN SEPATU

PERANCANGAN PROGRAM PENJUALAN SEPATU Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2013, pp. 323~327 PERANCANGAN PROGRAM PENJUALAN SEPATU Marlina 1, Oky Irnawati 2, Ida Darwati 3 1 AMIK BSI Tangerang e-mail: marlina.mln@bsi.ac.id

Lebih terperinci

Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA.

Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA. Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang hidrolisis larutan garam dan menentukan ph atau poh larutan garam, kimia SMA kelas 11 IPA. Soal No. 1 Dari beberapa larutan berikut ini yang tidak

Lebih terperinci

Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa

Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa Sumber: James Mapple, Chemistry an Enquiry-Based Approach Pengukuran ph selama titrasi akan lebih akurat dengan menggunakan alat ph-meter. TUJUAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran

kimia ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran KTSP K-13 kimia K e l a s XI ASAM-BASA III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami mekanisme reaksi asam-basa. 2. Memahami stoikiometri

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA ABSENSI KARYAWAN PADA PTPN II PATUMBAK

SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA ABSENSI KARYAWAN PADA PTPN II PATUMBAK SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA ABSENSI KARYAWAN PADA PTPN II PATUMBAK Jijon Raphita Sagala Program Studi Teknik Informatika STMIK Pelita Nusantara Medan, Jl. Iskandar Muda No 1 Medan, Sumatera Utara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman, perkembangan teknologi pun semakin pesat. Berbicara

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman, perkembangan teknologi pun semakin pesat. Berbicara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, perkembangan teknologi pun semakin pesat. Berbicara tentang teknologi dan informasi, komputer merupakan salah satu bentuk teknologi yang

Lebih terperinci

Konduktimeter dan Analisis Konduktometri

Konduktimeter dan Analisis Konduktometri Konduktimeter dan Analisis Konduktometri Pemicu : 1. Jelaskan bagian bagian yang dibutuhkan dari alat konduktometri secara umum! 2. Jelaskan pengertian dari analisis konduktometri, konduktivitas, konduktansi,

Lebih terperinci

Detail Tugas Besar Mata Kuliah Pemodelan dan Simulasi

Detail Tugas Besar Mata Kuliah Pemodelan dan Simulasi Detail Tugas Besar Mata Kuliah Pemodelan dan Simulasi Buatlah aplikasi program untuk menyelesaikan kasus permasalahan dibawah ini, dengan menggunakan software aplikasi yang kalian mampu gunakan, interfacing

Lebih terperinci

ASAM -BASA, STOIKIOMETRI LARUTAN DAN TITRASI ASAM-BASA

ASAM -BASA, STOIKIOMETRI LARUTAN DAN TITRASI ASAM-BASA ASAM -BASA, STOIKIOMETRI LARUTAN DAN TITRASI ASAM-BASA Asam merupakan zat yang yang mengion dalam air menghasilkan ion H + dan basa merupakan zat yang mengion dalam air menghasilkan ion OH -. ASAM Asam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah pendidikan merupakan masalah kompleks yang didalam pelaksanaannya menyangkut berbagai unsur pendukung yang saling berkaitan, guna mendukung usaha

Lebih terperinci

AMIK MDP. Program Studi Manajemen Informatika Tugas Akhir Ahli Madya Semester Genap Tahun 2010/2011

AMIK MDP. Program Studi Manajemen Informatika Tugas Akhir Ahli Madya Semester Genap Tahun 2010/2011 AMIK MDP Program Studi Manajemen Informatika Tugas Akhir Ahli Madya Semester Genap Tahun 2010/2011 APLIKASI SISTEM ABSENSI DAN PENGGAJIAN PADA PT BHANDA GHARA REKSA CABANG PALEMBANG Amelia Rosalina 2007110048

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Masalah yang ingin penulis angkat dalam rancang bangun 3 dimensi simulasi pembuatan kapal selam berbasis multimedia adalah bagaimana merancang

Lebih terperinci

Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit

Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit LARUTAN ELEKTROLIT DAN LARUTAN NON ELEKTROLIT LARUTAN ELEKTROLIT 1. Pengertian Larutan Elektrolit Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan

Lebih terperinci

LABORATORIUM ANALITIK INSTRUMEN

LABORATORIUM ANALITIK INSTRUMEN LABORATORIUM ANALITIK INSTRUMEN SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/2013 MODUL PEMBIMBING : Titrasi Konduktometri : Riniati S.Pd., M.Si. Tanggal Praktikum : 25 April 2013 Tanggal Penyerahan : 2 Mei Oleh :

Lebih terperinci

Gambar Rangkaian Alat pengujian larutan

Gambar Rangkaian Alat pengujian larutan LARUTAN ELEKTROLIT DAN BUKAN ELEKTROLIT Selain dari ikatannya, terdapat cara lain untuk mengelompokan senyawa yakni didasarkan pada daya hantar listrik. Jika suatu senyawa dilarutkan dalam air dapat menghantarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Simulasi 2.1.1 Pengertian Simulasi Banyak para ahli yang memberikan definisi tentang simulasi. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut: Emshoff dan Simun (1970), simulasi didefinisikan

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Pencarian Akar Kuadrat Bilangan Positif

Implementasi Algoritma Pencarian Akar Kuadrat Bilangan Positif Implementasi Algoritma Pencarian Akar Kuadrat Bilangan Positif Muhammad Iqbal W. (0510633057) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Dosen Pembimbing: Waru Djuriatno, ST., MT. dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses pengolahan data akuntansi menjadi suatu informasi yang berguna bagi

BAB I PENDAHULUAN. proses pengolahan data akuntansi menjadi suatu informasi yang berguna bagi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Setiap perusahan menerima masukkan masukkan dan mengubah menjadi keluaran keluaran dalam bentuk produk dan jasa. Pada setiap perusahaan, frekuensi terjadinya transaksi

Lebih terperinci

b. Mengubah Warna Indikator Selain rasa asam yang kecut, sifat asam yang lain dapat mengubah warna beberapa zat alami ataupun buatan.

b. Mengubah Warna Indikator Selain rasa asam yang kecut, sifat asam yang lain dapat mengubah warna beberapa zat alami ataupun buatan. ASAM DAN BASA A. Asam Apa yang kamu ketahui tentang asam? Asam berkaitan dengan salah satu tanggapan indra pengecap kita terhadap suatu rasa masam. Kata asam berasal dari bahasa Latin, yaitu acidus yang

Lebih terperinci

ekonomi, serta para pakar yang mendukung diagnosa medis dan sebagainya ( Heizer,

ekonomi, serta para pakar yang mendukung diagnosa medis dan sebagainya ( Heizer, BAB II LANDASANTEORI 2.1 Analisa Keputusan Anafisa keputusan adalah sebuah metode yang menyediakan dukungan metode kuantitatif bagi seorang pengambil keputusan ( decision maker ) di hampir semua area,

Lebih terperinci

Manajemen Sains. Pengenalan Riset Operasi. Eko Prasetyo Teknik Informatika

Manajemen Sains. Pengenalan Riset Operasi. Eko Prasetyo Teknik Informatika Manajemen Sains Pengenalan Riset Operasi Eko Prasetyo Teknik Informatika Univ. Muhammadiyah Gresik 2011 Pendahuluan Riset Operasi (Operations Research/OR) banyak diterapkan dalam menyelesaikan masalahmasalah

Lebih terperinci

LEMBAR SOAL. Mata pelajaran : Kimia. Kelas/Program : XI/IPA Hari, tanggal : Selasa, 8 April 2008 Alokasi waktu : 90 Menit

LEMBAR SOAL. Mata pelajaran : Kimia. Kelas/Program : XI/IPA Hari, tanggal : Selasa, 8 April 2008 Alokasi waktu : 90 Menit DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN KIMIA Gedung D6. Kampus Sekaran Gunungpati Semarang 50229 Telp. 8508035 LEMBAR SOAL Mata

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan 32 Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Data Eksperimen dan Perhitungan Eksperimen dilakukan di laboratorium penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia, ITB. Eksperimen dilakukan dalam rentang waktu antara

Lebih terperinci

TEKNIK SIMULASI. Nova Nur Hidayati TI 5F

TEKNIK SIMULASI. Nova Nur Hidayati TI 5F TEKNIK SIMULASI Nova Nur Hidayati TI 5F 10530982 PENDAHULUAN TUJUAN MEMPELAJARI SIMULASI Melalui kuliah ini diharapkan kita dapat mempelajari suatu sistem dengan memanfaatkan komputer untuk meniru (to

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pembuatan Rancang Bangun Aplikasi Perencanaan Stok Barang dengan Menggunakan Teori Trafik dari tahap awal perancangan sampai

Lebih terperinci

Analisis Model dan Simulasi. Hanna Lestari, M.Eng

Analisis Model dan Simulasi. Hanna Lestari, M.Eng Analisis Model dan Simulasi Hanna Lestari, M.Eng Simulasi dan Pemodelan Klasifikasi Model preskriptif deskriptif diskret kontinu probabilistik deterministik statik dinamik loop terbuka - tertutup Simulasi

Lebih terperinci

MATERI HIDROLISIS GARAM KIMIA KELAS XI SEMESTER GENAP

MATERI HIDROLISIS GARAM KIMIA KELAS XI SEMESTER GENAP MATERI HIDROLISIS GARAM KIMIA KELAS XI SEMESTER GENAP PENDAHULUAN Kalian pasti mendengar penyedap makanan. Penyedap makanan yang sering digunakan adalah vitsin. Penyedap ini mengandung monosodium glutamat

Lebih terperinci

Pilihan Ganda Soal dan Jawaban Sifat Koligatif Larutan 20 butir. 5 uraian Soal dan Jawaban Sifat Koligatif Larutan.

Pilihan Ganda Soal dan Jawaban Sifat Koligatif Larutan 20 butir. 5 uraian Soal dan Jawaban Sifat Koligatif Larutan. 1 Pilihan Ganda Soal dan Jawaban Sifat Koligatif Larutan 20 butir. 5 uraian Soal dan Jawaban Sifat Koligatif Larutan. Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, D atau E di depan jawaban yang benar!

Lebih terperinci

Modul 14. PENELITIAN OPERASIONAL I MODEL SIMULASI. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Modul 14. PENELITIAN OPERASIONAL I MODEL SIMULASI. Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI . PENELITIAN OPERASIONAL I MODEL SIMULASI Oleh : Eliyani PROGRAM KELAS KARYAWAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 007 MODEL SIMULASI PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Bandung, 02 Februari Penulis, M.HAM

Bandung, 02 Februari Penulis, M.HAM KATA PENGANTAR Diakui, analisis kimia kini telah beralih dari cara konvensional ke cara instrumentasi. Namun hal ini tidaklah berarti bahwa caracara konvensional telah ditinggalkan sama sekali. Pada dasarnya,

Lebih terperinci

PEMILIHAN KEBIJAKAN SISTEM PENGGANTIAN SPARE PART PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOOD DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI

PEMILIHAN KEBIJAKAN SISTEM PENGGANTIAN SPARE PART PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOOD DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI PEMILIHAN KEBIJAKAN SISTEM PENGGANTIAN SPARE PART PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOOD DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI Asep dan Abdulah Shahab Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

LARUTAN. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah banyak.

LARUTAN. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah banyak. LARUTAN Larutan merupakan campuran yang homogen,yaitu campuran yang memiliki komposisi merata atau serba sama di seluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung dua komponen atau lebih yang disebut

Lebih terperinci

MODEL SIMULASI PERAWATAN SEPEDA MOTOR

MODEL SIMULASI PERAWATAN SEPEDA MOTOR Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Garut ISSN 2302-7339 Vol. 10 No. 01 2013 MODEL SIMULASI PERAWATAN SEPEDA MOTOR Ridwan Munawar 1, Rinda Cahyana 2, Luthfi Nurwandi 3 Jurnal Teknik Informatika

Lebih terperinci

wanibesak.wordpress.com 1

wanibesak.wordpress.com 1 Ringkasan, contoh soal dan pembahasan mengenai asam, basa dan larutan penyangga atau larutan buffer Persamaan ionisasi air H 2O H + + OH Dari reaksi di atas sesuai hukum kesetimbangan, tetapan kesetimbangan

Lebih terperinci

Lampiran Sumber Belajar : Purba, Michael Kimia SMA. Erlangga. Jakarta

Lampiran Sumber Belajar : Purba, Michael Kimia SMA. Erlangga. Jakarta Lampiran 3 95 INTRUKSI 1. Setiap siswa harus membaca penuntun praktikum ini dengan seksama. 2. Setelah alat dan bahan siap tersedia, laksanakanlah percobaan menurut prosedur percobaan. 3. Setelah melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Metodologi Penelitian Metode penelitian merupakan usaha yang harus dilakukan dalam penelitian untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE COMPUTER BASED INSTRUCTION PADA PEMBELAJARAN PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI

PENERAPAN METODE COMPUTER BASED INSTRUCTION PADA PEMBELAJARAN PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI PENERAPAN METODE COMPUTER BASED INSTRUCTION PADA PEMBELAJARAN PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI Basyit Mubarroq Rambe (0911233) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, Stmik Budidarma Medan Jl. Sisimangaraja

Lebih terperinci

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 10

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 10 SMA IPA Kelas 10 Perbedaan Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Larutan adalah campuran homogen dari dua zat atau lebih, larutan tersusun dari pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Berdasarkan keelektrolitannya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, semakin bertambah pula kemampuan komputer dalam membantu menyelesaikan permasalahanpermasalahan di berbagai

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. bertempat di jalan Raya Batujajar Cimareme Padalarang.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. bertempat di jalan Raya Batujajar Cimareme Padalarang. 39 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Balai Pengobatan Sumber Medika yaitu suatu Yayasan yang bergerak dalam bidang kesehatan masyarakat,

Lebih terperinci

Sifat Dasar Larutan Kelarutan Pengaruh Jenis Zat pada Kelarutan

Sifat Dasar Larutan Kelarutan Pengaruh Jenis Zat pada Kelarutan 2. LARUTAN 1. Sifat Dasar Larutan Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih. Disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat berubah.

Lebih terperinci

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab17. Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab17. Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Bab17 Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan Larutan buffer adalah larutan yg terdiri dari: 1. asam lemah/basa

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian dilaksanakan mulai 1 Agustus 2009 sampai dengan 18 Januari 2010 di Laboratorium SBRC (Surfactant and Bioenergy Research Center) LPPM IPB dan Laboratorium

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM. Himpunan elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.

SIMULASI SISTEM. Himpunan elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. SIMULASI SISTEM Sistem Himpunan elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Karakteristik Sistem: komponen ; Relasi; Tujuan ; Batasan; Lingkungan; Interface; Input; Output. Cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman sekarang, kemajuan sains dan teknologi sangat berkembang pesat. Salah satu ilmu yang berkembang adalah matematika yang merupakan induk dari semua ilmu

Lebih terperinci

Reaksi dalam larutan berair

Reaksi dalam larutan berair Reaksi dalam larutan berair Drs. Iqmal Tahir, M.Si. iqmal@gadjahmada.edu Larutan - Suatu campuran homogen dua atau lebih senyawa. Pelarut (solven) - komponen dalam larutan yang membuat penuh larutan (ditandai

Lebih terperinci

SOAL DAN KUNCI JAWABAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

SOAL DAN KUNCI JAWABAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT SOAL DAN KUNCI JAWABAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT SOAL DAN KUNCI JAWABAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT 1. Pernyataan yang benar tentang elektrolit adalah. A. Elektrolit adalah zat yang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 19 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem yang sedang berjalan Sistem pembelajaran Asmaul Husna pada SD Swasta Bahagia masih bersifat manual. Adapun metode-metode pembelajaran yang dilakukan

Lebih terperinci

KIMIA TERAPAN LARUTAN

KIMIA TERAPAN LARUTAN KIMIA TERAPAN LARUTAN Pokok Bahasan A. Konsentrasi Larutan B. Masalah Konsentrasi C. Sifat Elektrolit Larutan D. Sifat Koligatif Larutan E. Larutan Ideal Pengantar Larutan adalah campuran homogen atau

Lebih terperinci

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT (Diskusi Informasi) INFORMASI Larutan adalah campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat pelarut.

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT (Diskusi Informasi) INFORMASI Larutan adalah campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat pelarut. LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT (Diskusi Informasi) INFORMASI Larutan adalah campuran yang homogen antara zat terlarut dan zat pelarut. Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dapat digolongkan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSURATAN PADA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA JAKARTA

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSURATAN PADA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA JAKARTA Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2016, pp. 161~166 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSURATAN PADA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA JAKARTA Irza asrita 1, Oky Irnawati 2 1 AMIK BSI Jakarta

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 28 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Aplikasi 3D mempunyai fungsi utama untuk membuat pemodelan 3D. Dari pemodelan 3D dapat diciptakan karya yang spektakuler seperti special efek dari film-film

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN 1.1. Analisis Kebutuhan Sistem Analisis adalah tahap awal dalam membuat sistem baru. Langkah awal adalah melakukan wawancara dan pengamatan. Pengamatan dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah dibidang keuangan, laporan-laporan yang diperlukan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah dibidang keuangan, laporan-laporan yang diperlukan perusahaan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kebutuhan infomasi sangat mendorong perancangan pengolahan data supaya dapat menghasilkan informasi yang baik, berkualitas dan bermanfaat salah satunya adalah dibidang

Lebih terperinci

APLIKASI PEMBELAJARAN DAN TEST TOEFL BERBASIS MOBILE MENGGUNAKAN METODE MONTECARLO

APLIKASI PEMBELAJARAN DAN TEST TOEFL BERBASIS MOBILE MENGGUNAKAN METODE MONTECARLO APLIKASI PEMBELAJARAN DAN TEST TOEFL BERBASIS MOBILE MENGGUNAKAN METODE MONTECARLO D Martha Program Studi Komputerisasi Akuntansi, STMIK CIC Cirebon Email: deny.martha@.cic.ac.id ABSTRAK Bahasa Inggris

Lebih terperinci

Tentukan ph dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H + sebesar 10 4 M dengan tanpa bantuan alat hitung kalkulator!

Tentukan ph dari suatu larutan yang memiliki konsentrasi ion H + sebesar 10 4 M dengan tanpa bantuan alat hitung kalkulator! Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang cara menghitung ph dan poh larutan asam basa berdasarkan konsentrasi ion [H + ] dan [OH ] SMA kelas 11 IPA. Berikut contoh-contoh soal yang bisa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan prosedur praktikum hukum kekekalan massa yang efektif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan prosedur praktikum hukum kekekalan massa yang efektif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Alur Penelitian Pengembangan prosedur praktikum hukum kekekalan massa yang efektif dilakukan dengan eksperimen di laboratorium melalui tahap-tahap sebagai berikut:

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 16 SURABAYA JL. RAYA PRAPEN TELP FAX KODE POS 60299

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 16 SURABAYA JL. RAYA PRAPEN TELP FAX KODE POS 60299 PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 16 SURABAYA JL. RAYA PRAPEN TELP. 031-8415492 FAX 031-8430673 KODE POS 60299 ULANGAN AKHIR SEMESTER 2 (DUA) TAHUN PELAJARAN 2011 2012 Hari/Tanggal :

Lebih terperinci

PERANGKAT LUNAK BANTU SIMULASI PEMBELAJARAN IKATAN KIMIA UNTUK SISWA KELAS X

PERANGKAT LUNAK BANTU SIMULASI PEMBELAJARAN IKATAN KIMIA UNTUK SISWA KELAS X F.3. Perangkat Lunak Bantu Simulasi Pembelajaran Ikatan Kimia Untuk Siswa Kelas X. (Etika Kartikadarma) PERANGKAT LUNAK BANTU SIMULASI PEMBELAJARAN IKATAN KIMIA UNTUK SISWA KELAS X Etika Kartikadarma,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, semakin 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, semakin berkembangnya pula proses pendidikan di Indonesia ini menyebabkan banyaknya perusahaan atau

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN Kompetensi Guru Mata Pelajaran (Kompetensi Dasar)

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN Kompetensi Guru Mata Pelajaran (Kompetensi Dasar) KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN 2012 Mata Pelajaran : Teknik Kimia Jenjang : SMA/SMK MA/MAK A. ANALISIS KIMIA Kompetensi Inti Guru 1. Melakukan percobaan di laboratorium kimia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mempelajari sains, termasuk Ilmu Kimia kurang berhasil jika tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mempelajari sains, termasuk Ilmu Kimia kurang berhasil jika tidak 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Praktikum Mempelajari sains, termasuk Ilmu Kimia kurang berhasil jika tidak ditunjang dengan praktikum yang dilaksanakan dilaboratorium. Laboratorium disini dapat berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Ayoe Indotama Textile adalah sebuah perusahaan tekstil yang

BAB I PENDAHULUAN. PT. Ayoe Indotama Textile adalah sebuah perusahaan tekstil yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Ayoe Indotama Textile adalah sebuah perusahaan tekstil yang bergerak dibidang pencelupan kain dimana saat ini dihadapkan oleh suatu hambatan dalam memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

nilai payoff dari Decision Tree, oleh karena itu dilakukanlah pendekatan dengan metode

nilai payoff dari Decision Tree, oleh karena itu dilakukanlah pendekatan dengan metode BABV PEMBAHASAN 5.1 Pembahasan Decision Tree Decision Tree digunakan imtuk memudahkan penggambaran alternatif keputusan tersebut secara sistematik dan komprehensip maka perlu digunakan suatu diagram yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Algoritma Banker dikemukakan oleh Edsger W.Djikstra dan merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Algoritma Banker dikemukakan oleh Edsger W.Djikstra dan merupakan salah satu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Algoritma Banker dikemukakan oleh Edsger W.Djikstra dan merupakan salah satu metode untuk menghindari deadlock. Algoritma ini disebut algoritma Banker karena memodelkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses penjualan merupakan salah satu bagian penting dalam dunia bisnis, yang tidak mungkin bisa diabaikan dan merupakan kunci untuk mencapai sasaran suatu

Lebih terperinci

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab 16. Asam dan Basa

Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi. Bab 16. Asam dan Basa Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Bab 16 Asam dan Basa Asam Memiliki rasa masam; misalnya cuka mempunyai rasa dari asam asetat, dan lemon serta buah-buahan sitrun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Data Uji Coba Instrumen Tes Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal tes uraian yang sebelumnya diujicobakan terlebih dahulu kepada peserta

Lebih terperinci

Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution)

Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution) Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi modif oleh Dr I Kartini Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution) Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih

Lebih terperinci

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph)

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph) PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph) I. Tujuan. Membuat kurva hubungan ph - volume pentiter 2. Menentukan titik akhir titrasi 3. Menghitung kadar zat II. Prinsip Prinsip potensiometri didasarkan pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem operasi merupakan suatu program yang bertindak sebagai interface antara user

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem operasi merupakan suatu program yang bertindak sebagai interface antara user BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem operasi merupakan suatu program yang bertindak sebagai interface antara user dan sistem komputer. Sistem operasi ini harus mampu melakukan pengontrolan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia harus mampu bersaing dengan negara-negara lain, terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia harus mampu bersaing dengan negara-negara lain, terutama dalam BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan dunia bisnis di zaman era global menuntut seluruh perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Indonesia harus mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dampaknya dapat kita lihat betapa kompleksnya persoalan persoalan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dampaknya dapat kita lihat betapa kompleksnya persoalan persoalan dalam BAB I PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer saat ini sangat berkembang, sehingga dampaknya dapat kita lihat betapa kompleksnya persoalan persoalan dalam kehidupan pendidikan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun terakhir, teknologi informasi berkembang dengan pesat, sehingga mengubah paradigma masyarakat dalam mencari dan mendapatkan informasi, yang tidak lagi

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Kimia Dasar II. Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit

Laporan Praktikum Kimia Dasar II. Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit Laporan Praktikum Kimia Dasar II Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit Oleh: Kelompok : I (satu) Nama Nim Prodi : Ardinal : F1D113002 : Teknik Pertambangan FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI

Lebih terperinci

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN BAB 1 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Gambar 1.1 Proses kenaikan titik didih Sumber: Jendela Iptek Materi Pada pelajaran bab pertama ini, akan dipelajari tentang penurunan tekanan uap larutan ( P), kenaikan titik

Lebih terperinci

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan - Siswa mampu membuktikan penurunan titik beku larutan akibat penambahan zat terlarut. - Siswa mampu membedakan titik beku larutan elektrolit

Lebih terperinci