ANGKATAN MUDA SILIWANGI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANGKATAN MUDA SILIWANGI"

Transkripsi

1 KONSTITUSI 1. Landasan Idiil : Pancasila 2. Landasan Konstitusional : Undang-Undang Dasar 1945, Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan 3. Landasan Historis : Sumpah Pemuda 1928 dan Proklamasi 17 Agustus Landasan Normatif : Etika, Tata nilai dan tradisi luhur yang hidup dalam masyarakat, tata nilai ke-siliwangian 5. Landasan Operasional : - Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Angkatan Muda Siliwangi - Peraturan-Peraturan Organisasi Angkatan Muda Siliwangi ANGGARAN DASAR ( AMS ) BAB I : Nama, Waktu, Kedudukan, dan Wilayah ( pasal 1 ) BAB II : Azas, Tujuan, dan Tugas ( pasal 2, 3, 4 ) BAB III : Sifat, Fungsi, dan Status ( pasal 5, 6, 7 ) BAB IV : Lambang, Panji, Doktrin, Ikrar, Lagu dan Atribut ( pasal 8 ) BAB V : Kedaulatan ( pasal 9 ) BAB VI : Keanggotaan ( pasal 10 ) BAB VII : Kewajiban dan Hak Anggota ( pasal 11, 12 ) BAB VIII : Susunan Organisasi dan Kepengurusan ( pasal 13, 14, 15, 16, 17 ) BAB IX : Wewenang dan Kewajiban Pengurus ( pasal 18, 19, 20, 21, 22 ) BAB X : Dewan Penasehat ( pasal 23 ) BAB XI : Majelis Pendiri ( pasal 24 ) BAB XII : Musyawarah dan Rapat-Rapat ( pasal 25, 26 ) BAB XIII : Quorum dan Pengambilan Keputusan ( pasal 27 ) BAB XIV : Keuangan dan Harta Benda ( pasal 28 ) BAB XV : Pembubaran Organisasi dan Likuidasi ( pasal 29, 30 ) BAB XVI : Peraturan Peralihan ( pasal 31 ) BAB XVII : Penutup ( pasal 32 ) 1

2 ANGGARAN RUMAH TANGGA ( AMS ) BAB I : Lambang, Panji, Doktrin, Ikrar, Lagu dan Atribut lainnya ( pasal 1 ) BAB II : Keanggotaan ( pasal 2, 3 ) BAB III : Kewajiban Hak Anggota dan Larangan ( pasal 4, 5, 6, 7, 8 ) BAB IV : Pemberhentian Anggota ( pasal 9 ) BAB V : Susunan Pengurus ( pasal 10,11,12,13,14,15,16,17,18 ) BAB VI : Pedoman Tata Kerja ( pasal 19 ) BAB VII : Susunan Dewan Penasehat ( pasal 20 ) BAB VIII : Personalia Dewan Penasehat ( pasal 21 ) BAB IX : Kedudukan dan Wewenang Dewan Penasehat ( pasal 22, 23 ) BAB X : Susunan dan Kedudukan Mejelis Pendiri ( pasal 24 ) BAB XI : Lembaga-Lembaga ( pasal 25 0 BAB XII : Peserta Musyawarah dan Rapat-Rapat (pasal 26,2,28,29,30,31,32,33) BAB XIII : Hak Bicara dan Hak Suara ( pasal 34 ) BAB XIV : Keuangan ( pasal 35 ) BAB XV : Peraturan Peralihan ( pasal 36 ) PERATURAN ORGANISASI ( AMS ) NOMOR : PO-01/PP.AMS/II/2007 TENTANG DISIPLIN DAN SANKSI ORGANISASI, SERTA PEMBELAAN DIRI PENGURUS DAN ATAU ANGGOTA NOMOR : PO-02/PP.AMS/II/2007 TENTANG PENGISIAN JABATAN ANTAR WAKTU NOMOR : PO-03/PP.AMS/II/2007 TENTANG MAJELIS PENIDIIRI NOMOR : PO-04/PP.AMS/II/2007 TENTANG KEANGGOTAAN NOMOR : PO-05/PP.AMS/II/2007 TENTANG WANGSIT SILIWANGI 2

3 NOMOR : PO-06/PP.AMS/II/2007 TENTANG ATRIBUT ORGANISASI ( Pasal 1, 2, 3 ) NOMOR : PO-07/PP.AMS/II/2007 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN DAN LEMBAGA DI LINGKUNGAN ANGKATAN MUDA SILIWANGI NOMOR : PO-08/PP.AMS/II/2007 TENTANG HUBUNGAN/KERJASAMA DENGAN ORGANISASI YANG DIDIRIKAN NOMOR : PO-09/PP.AMS/II/2007 TENTANG KODE DISTRIK/PERWAKILAN NOMOR : PO-10/PP.AMS/II/2007 TENTANG PERNYATAAN POLITIK RAPAT PIMPINAN PARIPURNA ANGKATAN MUDA SILIWANGI TAHUN

4 ANGGARAN DASAR PEMBUKAAN Cita-cita Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 bisa dicapai secara damai demokratis jika Pancasila sebagai dasar falsafah Negara dan Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan kenegaraan diamalkan dan dihormati dengan adil dan benar serta jujur dan konsisten. Perjalanan Dua Puluh Satu tahun merdeka telah mengalami bencana krisis kepemimpinan Nasional yang terus memburuk menjadi tirani demokrasi terpimpin di jaman kegelapan rezim Seratus Menteri dengan terpancangnya tonggak penghianatan Gestapu PKI sebagai batas garis darah pemisah antara rakyat Indonesia dengan gerombolan komunis dan antek-anteknya. Hal ini berarti suatu peringatan bagi bangsa Indonesia untuk selalu waspada didalam menegakan tatakrama kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berdasarkan hukum dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai sumber moral Politik Nasional. Mengingat betapa perlu dan mendesaknya kerja sama diantara semua golongan dan lapisan masyarakat yang sama-sama berke-tuhan an Yang Maha Esa dan berkebudayaan didalam mengemban tugas sejarah berupa pengamanan dan peningkatan perjuangan bangsa yang telah memasuki Gapura Raya Jaman Baru, maka sesuai dengan Amanat Penderitaan Rakyat dan tuntutan hati nurani rakyat yang menjiwai kebangkitan Angkatan 66 sebagai kekuatan sosial politik baru di Indonesia, terbinanya kepemimpinan baru yang jujur berilmu dan cerdas berwibawa serta hormat bertanggung jawab kepada rakyat merupakan tuntutan jaman yang harus disadari dan dipenuhi oleh putra-putri Indonesia yang merasakan adanya getaran Indonesia Baru serta memiliki rasa tanggung jawab atas kehormatan dan keselamatan bersama sebagai suatu bangsa yang besar. Menyadari akan bahaya didalam masa peralihan arus sejarah Nasional dari otokrasi istana menjadi demokrasi Pancasila maka kami Angkatan Muda yang bergerak dibawah Panji Bhakti Siliwangi dan semboyan perjuangan PAKUSARAKAN!, dengan ini menyatakan tekad kami untuk merapatkan barisan dalam rangka : - Pengokohan Angkatan Muda sebagai pelopor dan komponen vital perjuangan bangsa - Pembentukan kader inti Siliwangi sebagai warga kader Nasional yang berwatak, berotak serta hormat bertanggung jawab kepada rakyat, yang didalam segala bidang kehidupan merupakan unsur pembaharu. - Pembinaan wilayah Siliwangi dalam rangka Nasional se Nusantara Indonesia. Berdasarkan kesemuanya itu maka didirikanlah Angkatan Muda Siliwangi sebagai Lembaga Patriotisme Angkatan Muda Indonesia yang berada di bumi Siliwangi sebagai tanah budaya indah tempat penggemblengan persatuan Nasional Bhineka Tunggal Ika yang pada tahun pertama sesuai dengan batas-batas kemampuan yang ada mendharma bhaktikan karya dan cipta bersama dilembur matuh banjar karang pamidangan lemah cai tempat bali geusan ngajadi, untuk terus bergerak dengan selalu eling akan purwadaksina Wangsit Siliwangi 4

5 menuju wujud masyarakat, bangsa dan antar bangsa yang bebas dewasa serta adil sejahtera dengan ridho Allah SWT. B A B I NAMA, WAKTU, KEDUDUKAN DAN WILAYAH Pasal 1 1. Organisasi ini bernama, disingkat AMS 2. AMS, didirikan pada hari Jum at, tanggal 10 Nopember 1966 di Bandung, untuk waktu yang tidak ditentukan. 3. Organisasi Tingkat Pusat berkedudukan di Bandung. 4. Wilayah AMS adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia AMS, berasaskan Pancasila B A B II ASAS, TUJUAN DAN TUGAS Pasal 2 Pasal 3 Tujuan AMS adalah mewujudkan cita-cita Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia Tugas pokok AMS adalah : Pasal 4 (1) Mengembangkan keberadaan organisasi sebagai kekuatan masyarakat dalam rangka membangun perwujudan masyarakat adil, makmur dan sejahtera. (2) Membina potensi AMS untuk diarahkan kepada terwujudnya masyarakat yang mandiri, bermartabat serta demokratis berdasarkan Pancasila. (3) Menggalang solidaritas masyarakat Indonesia dalam memperkokoh Persatuan dan Kesatuan. BAB III SIFAT, FUNGSI DAN STATUS Pasal 5 AMS bersifat kekeluargaan, kesetiaan, kejujuran dan rasa tanggung jawab sebagaimana tersurat dan tersirat dalam semboyan silih asih, silih asah, silih asuh, yang dijiwai 5

6 kepemimpinan Siliwangi sebagaimana tercermin dalam Catur Watak : Leber wawanen, kukuh kana jangji, silih wawangi, medangkeun kamulyaan. Pasal 6 AMS adalah lembaga dan gerakan patriotisme sebagai wadah berhimpunnya para kaderkader bangsa yang memiliki persamaan kehendak untuk mencapai dan mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan UUD AMS adalah organisasi Kemasyarakatan Pasal 7 BAB IV LAMBANG, PANJI, DOKTRIN, IKRAR, LAGU DAN ATRIBUT Pasal 8 AMS mempunyai Lambang, Panji, Doktrin, Ikrar, Lagu dan Atribut yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. B A B V K E D A U L A T A N Pasal 9 Kedaulatan AMS berada ditangan anggota dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Kongres BAB VI K E A N G G O T A A N Pasal 10 (1) Anggota AMS adalah warga Negara Republik Indonesia yang dengan sukarela mengajukan permintaan menjadi anggota serta memenuhi persaratan yang ditentukan oleh organisasi. (2) Tata Cara penerimaan Anggota seperti yang dimaksud ayat (1) pasal ini diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (3) Keanggotaan AMS terdiri atas : a. Anggota biasa b. Anggota Kehormatan 6

7 Setiap anggota berkewajiban untuk : B A B VII KEWAJIBAN DAN HAK ANGGOTA Pasal 11 (1) Menjunjung tinggi nama baik dan kehormatan organisasi. (2) Memegang teguh Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Organisasi. (3) Aktif melaksanakan program-program organisasi (1) Setiap anggota mempunyai hak : Pasal 12 a. Hak berbicara dan hak suara b. Hak memilih dan dipilih c. Hak membela diri (2) Tentang penggunaan hak-hak anggota seperti tersebut dalam ayat (1) pasal ini diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Susunan Organisasi terdiri atas : BAB VIII SUSUNAN ORGANISASI DAN KEPENGURUSAN Pasal 13 (1) Organisasi Tingkat Pusat berkedudukan di Bandung (2) Organisasi Tingkat Distrik berkedudukan di Ibu Kota Kabupaten / Kota (3) Organisasi Tingkat Rayon berkedudukan di Ibu Kota Kecamatan (4) Dilingkungan masyarakat tertentu karena kebutuhan pembinaan dan pengembangan organisasi, dapat dibentuk komisariat yang kedudukannya setingkat Rayon. (5) Organisasi Tingkat Sub Rayon berkedudukan di Desa atau Kelurahan (6) Diluar Propinsi Jawa Barat dapat dibentuk Pengurus Perwakilan Organisasi yang selanjutnya diatur dalam Peraturan Organisasi. 7

8 Pasal 14 Susunan kepengurusan terdiri atas : (1) Kepengurusan Organisasi Tingkat Pusat adalah Pengurus Pusat (2) Kepengurusan Organisasi Tingkat Distrik adalah Pengurus Distrik (3) Kepengurusan Organisasi Tingkat Rayon adalah Pengurus Rayon (4) Kepengurusan Organisasi setingkat Rayon lainnya adalah Pengurus Komisariat (5) Kepengurusan Organisasi Tingkat Sub Rayon adalah Pengurus Sub Rayon (6) Kepengurusan Perwakilan Organisasi adalah Pengurus Perwakilan Pasal 15 Setiap tingkat kepengurusan memerlukan pengesahan : (1) Pengurus Pusat oleh Kongres (2) Pengurus Distrik, Pengurus Rayon/Komisariat, Pengurus Sub Rayon, masing-masing disahkan oleh Pengurus setingkat lebih atas. (3) Pengurus Perwakilan disahkan oleh Pengurus Pusat (4) Pengurus Lembaga Ekstra Struktural disahkan oleh Pengurus AMS yang sesuai dengan masing-masing tingkatannya. Pasal 16 AMS dalam rangka pelaksanaan program dapat membentuk Lembaga/Badan Otonom yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga Pasal 17 AMS menjalin hubungan baik dengan organisasi Kemasyarakatan yang mempunyai kesamaan dan hubungan nilai-nilai dasar dan kesejarahan. B A B IX WEWENANG DAN KEWAJIBAN PENGURUS Pasal 18 Pengurus Pusat mempunyai wewenang : (1) Menentukan kebijakan dan Peraturan Organisasi (2) Mengesahkan susunan dan Personalia Pengurus Distrik, Pengurus Perwakilan dan Lembaga-lembaga Ekstra Struktural Tingkat Pusat (3) Menetapkan penggantian unsur Pengurus Distrik, Unsur pengurus Perwakilan dan Lembaga-lembaga / Badan Otonom Tingkat Pusat. (4) Membentuk Lembaga-lembaga Ekstra Struktural Tingkat Pusat. 8

9 Pasal 19 Pengurus Pusat berkewajiban : (1) Melaksanakan segala ketentuan dan kebijaksanaan sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Keputusan-keputusan Kongres, Kongres Luar Biasa, Rapat Pimpinan Paripurna Pusat dan Rapat Kerja Tingkat Pusat. (2) Memberikan pertanggung jawaban kepada Kongres, Kongres Luar Biasa (3) Melakukan pembinaan organisasi terhadap Distrik-distrik / Pengurus Perwakilan, Lembaga-lembaga Ekstra Struktural Tingkat Pusat dan Badan-Badan Otonom Tingkat Pusat. Pengurus Distrik mempunyai wewenang : Pasal 20 (1) Menentukan kebijaksanaan organisasi pada Tingkat Distrik sesuai dengan garis kebijaksanaan Pengurus Pusat. (2) Menetapkan penggantian unsur Pengurus Rayon / Komisariat dan unsur Pengurus Lembaga-lembaga Ekstra Struktural Tingkat Distrik (3) Mengesahkan susunan dan personalia Pengurus Rayon / Komisariat dan Pengurus Lembaga-lembaga Ekstra Struktural Tingkat Distrik (4) Membentuk lembaga-lembaga Ekstra Struktural Tingkat Distrik. Pengurus Distrik berkewajiban : Pasal 21 (1) Melaksanakan segala ketentuan dan kebijaksanaan sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Keputusan-keputusan Kongres, Kongres Luar Biasa, Musyawarah Distrik/Musyawarah Distrik Luar Biasa, Rapat Pimpinan Paripurna dan Rapat kerja baik Tingkat Pusat maupun Tingkat Distrik. (2) Memberikan pertanggung jawaban kepada Musyawarah Distrik / Musyawarah Distrik Luar Biasa. (3) Melaksanakan pembinaan Organisasi terhadap Rayon / Komisariat, Lembaga-lembaga Ekstra Struktural Tingkat Distrik dan Badan-Badan Otonom Tingkat Distrik. (4) Memberikan Laporan kegiatan-kegiatan kepada Pengurus Pusat. 9

10 Pasal 22 Ketentuan-ketentuan seperti tersebut pada pasal 20 dan 21 berlaku pula untuk Pengurus Rayon / Komisariat, Sub Rayon sesuai dengan tingkat kewenangan dan kewajibannya B A B X DEWAN PENASEHAT Pasal 23 (1) Dewan Penasehat merupakan Badan yang memberikan nasehat, bimbingan serta pengayoman kepada Pengurus Organisasi pada masing tingkatannya, apabila diminta (2) Keanggotaan, kedudukan dan wewenang Dewan Penasehat diatur dalam Anggaran Rumah Tangga B A B XI MAJELIS PENDIRI Pasal 24 (1) Majelis Pendiri adalah wadah non struktural tempat berhimpunnya para pendiri AMS dan tokoh-tokoh yang telah berjasa kepada organisasi dan hanya dibentuk di Tingkat Pusat. (2) Majelis Pendiri dapat memberi saran dan nasehat terhadap pelaksanaan kegiatan Organisasi. B A B XII MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT Pasal 25 Musyawarah dan rapat-rapat terdiri atas : a. Kongres b. Kongres Luar Biasa c. Rapat Pimpinan Paripurna Pusat d. Rapat Kerja tingkat Pusat e. Musyawarah Distrik f. Musyawarah Distrik Luar Biasa g. Rapat Kerja Tingkat Distrik / Pengurus Perwakilan, Rayon dan Sub Rayon h. Musyawarah Rayon/Komisariat 10

11 i. Musyawarah Rayon Luar Biasa j. Musyawarah Sub Rayon k. Musyawarah Sub Rayon Luar Biasa l. Rapat-rapat lainnya Pasal 26 (1) Kongres a. Pemegang Kedaulatan Tertinggi Organisasi b. Menetapkan dan atau menyempurnakan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga c. Menetapkan Program Umum Organisasi d. Meminta dan menilai pertanggung jawaban Pengurus Pusat e. Memilih dan mengangkat Pengurus Pusat dan Dewan Penasehat Pusat f. Kongres dilaksanakan satu kali dalam 5 ( lima ) tahun (2) Dalam keadaan terpaksa suatu Kongres ditangguhkan maka seluruh Kepengurusan dapat memegang jabatannya melampaui masa bhakti yang seharusnya sampai pada saat yang dimungkinkan diadakannya suatu Kongres. (3) Kongres Luar Biasa a. Kongres Luar Biasa merupakan forum organisasi yang memiliki kedaulatan tertinggi dalam organisasi dan memiliki kewenangan atau kekuasaan sama dengan Kongres b. Kongres Luar Biasa dapat diselenggarakan atas pengajuan usul tertulis dari 2/3 jumlah Distrik dan Perwakilan c. Kongres Luar Biasa AMS dapat diselenggarakan apabila 2/3 jumlah Pengurus Pusat AMS mengundurkan diri secara tertulis dengan alasan tidak bisa bekerja sama dengan Ketua Umum AMS. d. Kongres Luar Biasa AMS dapat diselenggarakan apabila Ketua Umum AMS berhalangan tetap dalam kurun waktu sisa masa bhaktinya lebih dari 12 (dua belas ) bulan. e. Kongres Luar Biasa AMS dapat diselenggarakan apabila dalam jangka waktu lebih dari 6 (enam) bulan setelah masa berakhirnya masa bhaktinya, Pengurus Pusat AMS tidak menyelenggarakan Kongres. f. Kongres Luar Biasa AMS terpaksa diadakan mengingat huruf a,b,c,d,e pasal ini, oleh Distrik dan Pengurus Perwakilan. 11

12 (4) Rapat Pimpinan Paripurna Tingkat Pusat a. Merupakan Forum tertinggi Organisasi setingkat dibawah Kongres b. Berhak mengambil segala keputusan yang secara khusus bukan merupakan wewenang yang dimiliki Kongres atau wewenang yang telah didelegasikan kepada Pengurus Pusat c. Diadakan sedikitnya 1 (satu) kali diantara 2 (dua) Kongres (5) Rapat Kerja Tingkat Pusat a. Mengadakan penilaian terhadap pelaksanaan Program Kerja dan menetapkan pelaksanaan selanjutnya. b. Diadakan sedikitnya sekali dalam 2 (dua) tahun (6) Musyawarah Distrik / Pengurus Perwakilan a. Pemegang kedaulatan tertinggi di tingkat Distrik / Pengurus Perwakilan b. Menyusun program Distrik / Pengurus Perwakilan dalam rangka menjabarkan Program Umum Organisasi c. Meminta dan menilai pertanggung jawaban Pengurus Distrik / Pengurus Perwakilan d. Memilih dan mengangkat Pengurus Distrik / Pengurus Perwakilan dan Dewan Penasehat Distrik / Dewan Penasehat Perwakilan e. Menetapkan keputusan lainnya f. Diadakan 1 ( satu ) kali dalam 5 ( lima ) tahun (7) Musyawarah Distrik Luar Biasa mengacu kepada Kongres Luar Biasa (Mutatis Mutandis) sebagaimana diatur dalam pasal 26 ayat 3 Anggaran Dasar ini. (8) Rapat Kerja Tingkat Distrik / Pengurus Perwakilan a. Mengadakan penilaian terhadap pelaksanaan program Distrik / Pengurus Perwakilan dan menetapkan program selanjutnya. b. Diadakan sedikitnya sekali dalam 2 (dua) tahun (9) Musyawarah Rayon / Komisariat a. Pemegang kedaulatan tertinggi ditingkat Rayon / Komisariat b. Menyusun Program Rayon / Komisariat dalam rangka Program Distrik 12

13 c. Meminta dan menilai pertanggung jawaban Pengurus Rayon / Komisariat d. Memilih dan mengangkat Pengurus Rayon / Komisariat dan Dewan Penasehat Rayon / Komisariat e. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya f. Diadakan 1 ( satu ) kali dalam 5 (lima ) tahun (10) Musyawarah Rayon/Komisariat Luar Biasa mengacu kepada Kongres Luar Biasa (Mutatis Mutandis) sebagaimana diatur dalam pasal 26 ayat 3 Anggaran Dasar ini. (11) Musyawarah Sub Rayon a. Pemegang kedaulatan tertinggi ditingkat Sub Rayon b. Menyusun Program Sub Rayon dalam rangka Program Rayon c. Meminta dan menilai pertanggung jawaban Pengurus Sub Rayon d. Memilih dan mengangkat Pengurus Sub Rayon dan Dewan Penasehat Sub Rayon e. Menetapkan kepurtusan-keputusan lainnya f. Diadakan 1 (satu ) kali dalam 5 (lima) tahun (12) Musyawarah Sub Rayon Luar Biasa mengacu kepada Kongres Luar Biasa (Mutatis Mutandis) sebagaimana diatur dalam pasal 26 ayat 3 Anggaran Dasar ini. (13) Rapat rapat lainnya Yang diadakan berdasarkan kebutuhan pada setiap tingkat kepengurusan (14) Unsur peserta musyawarah dan rapat-rapat seperti dimaksud dalam pasal 25 dan 26 Anggaran Dasar ini diatur dalam Anggaran Rumah tangga B A B XIII QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 27 (1) Musyawarah dan rapat-rapat seperti tersebut dalam pasal 25 dan 26 adalah sah apabila dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah peserta (2) Dalam hal musyawarah mengambil keputusan tentang pemilihan pengurus sekurangkurangnya 2/3 dari pada jumlah peserta harus hadir (3) Khusus tentang perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah tangga : a. Sekurang-kurangnya dihadiri 2/3 dari jumlah peserta Kongres harus hadir b. Keputusan adalah sah apabila diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah peserta yang hadir 13

14 c. Pengambilan keputusan pada azasnya diupayakan sejauh mungkin dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat agar mempunyai kekuatan yang bulat dan utuh dan apabila hal ini tidak tercapai maka keputusan diambil dengan suara terbanyak. B A B XIV KEUANGAN DAN HARTA BENDA Pasal 28 Keuangan dan harta benda AMS diperoleh dari : a. Iuran anggota b. Sumbangan yang tidak mengikat dan usaha-usaha lain yang sah serta tidak merugikan nama baik Organisasi B A B XV PEMBUBARAN ORGANISASI DAN LIKUIDASI Pasal 29 Pembubaran Organisasi hanya dapat dilakukan didalam suatu Kongres yang khusus diadakan untuk itu, dengan ketentuan quorum seperti diatur dalam Pasal 27 ayat (3) Anggaran Dasar ini Pasal 30 Kongres yang diselenggarakan seperti yang dimaksud dalam pasal 26 menetapkan pula tentang keuangan / harta benda organisasi B A B XVI PERATURAN PERALIHAN Pasal 31 Peraturan-peraturan dan badan-badan yang ada tetap berlaku selama belum diadakan perubahan dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar ini. 14

15 B A B XVII P E N U T U P Pasal 32 Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan atau Peraturan Organisasi Ditetapkan di : B A N D U N G Pada Tangga : 16 Januari 2010 Ketua, PIMPINAN KONGRES VIII Wakil Ketua, Sekretaris, WAWAN DARMAWAN Anggota, MOELYADI ASMAYADIPOETRA MUHADIK, M.Pd Anggota, AZAT WITARSA, SH Drs. MAMAN S SUNJAYA, M.Si 15

16 ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB I LAMBANG, PANJI, DOKTRIN, IKRAR, LAGU DAN ATRIBUT LAINNYA. Pasal 1 (1) Lambang AMS adalah Kepala Harimau dengan dua kujang Pusaka berlubang Empat dan bertuliskan SILIWANGI AMS PAKUSARAKAN. (2) Panji AMS adalah berwarna kuning emas berhiaskan Lambang Organisasi ditengahtengahnya berwarna hitam dengan ukuran 90 Cm x 150 Cm. (3) Doktrin, Ikrar, Lagu dan atribut-atribut lainnya diatur dalam peraturan organisasi BAB II KEANGGOTAAN Pasal 2 Warga Negara Indonesia yang dapat diterima menjadi anggota AMS harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut : (1) Telah berumur 17 tahun (2) Sanggup aktif mengikuti kegiatan yang ditentukan organisasi. (3) Menerima AD, ART, program Umum Organisasi dan peraturan-peraturan organisasi (4) Menyatakan diri menjadi anggota AMS melalui peringkat organisasi terbawah yang ada (5) Ditetapkan dan disahkan oleh Pengurus Distrik / Pengurus Perwakilan sesuai dengan peraturan organisasi. Pasal 3 Anggota Kehormatan (1) Anggota Kehormatan adalah tokoh-tokoh yang dianggap telah berjasa kepada organisasi yang keanggotaannya ditentukan oleh keputusan organisasi. (2) Anggota Kehormatan tingkat Pusat ditentukan oleh Pengurus Pusat sedangkan Anggota Kehormatan lainnya ditentukan oleh Kepengurusan setingkat lebih tinggi diatasnya. 16

17 Setiap anggota berkewajiban : BAB III KEWAJIBAN, HAK ANGGOTA DAN LARANGAN Pasal 4 (1) Mentaati AD dan ART serta seluruh keputusan-keputusan Organisasi. (2) Mentaati dan melaksanakan segala peraturan organisasi. (3) Membantu pengurus dalam melaksanakan tugas dan kewajiban organisasi. (4) Menentang setiap usaha dan tindakan yang merugikan kepentingan dan nama baik organisasi. (5) Mengamankan dan memperjuangkan kebijaksanaan organisasi. (6) Membayar iuran Setiap anggota berhak : Pasal 5 (1) Berhak memperoleh perlakuan yang sama dari organisasi. (2) Mengeluarkan pendapat dan mengajukan usul-usul dan saran-saran. (3) Memilih dan dipilih. (4) Memperoleh perlindungan, pembelaan (5) Memperoleh pendidikan kader dan bimbingan dari organisasi. Pasal 6 Ketentuan-ketentuan dalam pasal 4 dan pasal 5 tentang kewajiban dan hak anggota berlaku bagi setiap anggota Organisasi, kecuali anggota kehormatan tidak memiliki hak memilih. Pasal 7 (1) Anggota tidak dibenarkan melakukan tindakan dan atau mempublikasikan (menyebarluaskan) kepada umum hal-hal yang bersifat merugikan nama baik dan kepentingan organisasi baik langsung maupun tidak langsung. (2) Pengurus yang tidak aktif, melalaikan tugas dan menghambat mekanisme organisasi selama 3 (tiga) bulan berturut-turut dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam pasal 7 ayat (3) Anggaran Rumah Tangga ini. (3) Pelanggaran terhadap ketentuan ayat (1) dan (2) pasal ini, dapat dikenakan tindakan administratif organisasi sebagai berikut : a. Teguran/peringatan organiosasi. b. Skorsing Keanggotaan/Pengurus. c. Pemecatan/pemberhentian. 17

18 (4) Pelaksanaan tindakan administratif tersebut pada ayat (3) pasal ini, dilaksanakan oleh Pengurus Pusat dan atau Pengurus Distrik/ Pengurus Perwakilan. Pasal 8 Tata cara pembelaan diri anggota akan diatur dalam peraturan organisasi. Anggota berhenti karena : (1) Meninggal Dunia. (2) Atas permintaan sendiri. (3) Diberhentikan. BAB IV PEMBERHENTIAN ANGGOTA Pasal 9 (1) Pengurus Pusat terdiri atas : BAB V SUSUNAN PENGURUS Pasal 10 a. Ketua Umum b. Ketua-ketua c. Sekretaris Jenderal d. Wakil-wakil Sekretaris Jenderal e. Bendahara Umum f. Wakil-wakil Bendahara Umum g. Ketua-ketua Departemen (2) Pada tiap-tiap wilayah dapat ditunjuk Koordinator Wilayah (KORWIL) sebagai Pembantu Pengurus Pusat di wilayahnya yang kewenangannya diatur oleh Pengurus Pusat. (3) Ketua Umum dipilih oleh Kongres. (4) Tata cara Pemilihan Ketua Umum dan penetapan kepengurusan tingkat Pusat diatur oleh Tata Tertib. 18

19 Pasal 11 (1) Pengurus Distrik / Pengurus Perwakilan terdiri atas : a. Ketua b. Wakil-wakil Ketua c. Sekretaris d. Wakil-wakil Sekretaris e. Bendahara f. Wakil-wakil Bendahara g. Ketua-ketua Biro (2) Pada tiap-tiap wilayah ditunjuk Koordinator Wilayah (KORWIL) yang kedudukannya setingkat dengan Wakil Ketua sebagai Pembantu Pengurus Distrik di wilayahnya yang kewenangannya diatur oleh Pengurus Distrik. Pasal 12 (1) Pengurus Rayon/Komisariat terdiri atas : a. Ketua. b. Wakil-wakil Ketua. c. Sekretaris. d. Wakil-wakil Sekretaris. e. Bendahara. f. Wakil-wakil Bendahara. g. Ketua-ketua Bidang. (2) Pada tiap-tiap wilayah dapat ditunjuk Koordinator Wilayah (KORWIL) yang kedudukannya setingkat dengan Wakil Ketua sebagai Pembantu Pengurus Rayon di wilayahnya yang kewenangannya diatur oleh Pengurus Rayon. Pengurus Sub Rayon terdiri atas : a. Ketua. b. Wakil-wakil Ketua. c. Sekretaris. d. Wakil-wakil Sekretaris. e. Bendahara. f. Wakil-wakil Bendahara. g. Ketua-ketua Bagian. Pasal 13 19

20 Pasal 14 (1) Pengisian lowongan antar waktu Personalia Pengurus Pusat dilakukan oleh Rapat Pimpinan Paripurna. (2) Calon-calon diajukan oleh Pengurus Pusat setelah berkonsultasi dengan Dewan Penasehat Pusat. (3) Sebelum diadakan rapat pimpinan Paripurna, maka Pengurus Pusat dapat mengisi lowongan tersebut dengan menunjuk penjabat. Pasal 15 Pengisian lowongan antar waktu Personalia Pengurus Distrik / Pengurus Perwakilan disyahkan oleh Pengurus Pusat berdasarkan usulan Pengurus Distrik setelah berkonsultasi dengan Dewan Penasehat Distrik. Pasal 16 Pengisian lowongan antar waktu personalia Pengurus Rayon/Komisariat disyahkan oleh Pengurus Distrik berdasarkan usul Pengurus Rayon setelah berkonsultasi dengan Penasehat Rayon. Pasal 17 Pengisian lowongan antar waktu personalia Pengurus Sub Rayon disahkan oleh Pengurus Rayon berdasarkan usul Pengurus Sub Rayon setelah berkonsultasi dengan Dewan Penasehat Sub Rayon. Pasal 18 Masa jabatan penggantian antar waktu berakhir pada waktu jabatan yang digantikannya berakhir. BAB VI PEDOMAN TATA KERJA Pasal 19 (1) Demi tertibnya pelaksanaan mekanisme organisasi, Pengurus Pusat wajib membuat Pedoman Tata Kerja yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga serta Peraturan Organisasi lainnya. (2) Untuk memudahkan terlaksananya tujuan organisasi sesuai dengan kondisi masingmasing Distrik / Pengurus Perwakilan, setiap Distrik / Pengurus Perwakilan harus membuat Pedoman Tata Kerja yang berlaku untuk Distrik / Pengurus Perwakilan yang bersangkutan. Setelah mendapat pengesahan dari Pengurus Pusat yang tidak boleh bertentangan dengan AD dan ART serta peraturan-peraturan organisasi lainnya. 20

21 (3) Hal tersebut seperti yang dimaksud dalam ayat (2) pasal ini berlaku pula bagi masingmasing Rayon/Komisariat dan Sub Rayon dengan mendapat pengesahan dari Pengurus yang setingkat lebih atas. Susunan Dewan Penasehat terdiri atas : a. Ketua b. Wakil Ketua c. Sekretaris d. Wakil Sekretaris e. Anggota-anggota BAB VII SUSUNAN DEWAN PENASEHAT Pasal 20 BAB VIII PERSONALIA DEWAN PENASEHAT Pasal 21 Susunan Dewan Penasehat dipilih dan ditetapkan oleh Formatur. BAB IX KEDUDUKAN DAN WEWENANG DEWAN PENASEHAT Pasal 22 Dewan Penasehat merupakan Dewan yang bersifat kolektif yang dibentuk ditingkat Pusat, Distrik / Pengurus Perwakilan, Rayon/Komisariat, dan Sub Rayon. Pasal 23 Keputusan-keputusan atau saran-saran Dewan Penasehat diambil dalam suatu rapat Dewan Penasehat sehingga mencerminkan kolektivitas. BAB X SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PENDIRI Pasal 24 (1) Susunan dan kedudukan Majelis Pendiri diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi. (2) Personalia Majelis Pendiri ditetapkan oleh Majelis Pendiri. 21

22 BAB XI LEMBAGA-LEMBAGA Pasal 25 (1) Berdasarkan kebutuhan dengan disertai alasan yang benar dan tepat, Pengurus Pusat dapat membentuk lembaga-lembaga / Badan Otonom. (2) Sebagaimana ayat (1), baik mengenai pengertian, jenis, tata cara pembentukan dan tata kerjanya diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi BAB XII PESERTA MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT Pasal 26 (1) Peserta Kongres terdiri atas : a. Pengurus Pusat. b. Unsur Dewan Penasehat Pusat c. Unsur Pendiri. d. Unsur Pengurus Distrik dengan menyertakan unsur Rayon. e. Unsur Perwakilan. f. Organisasi / Lembaga ekstra struktural Tingkat Pusat yang ditetapkan oleh Pengurus Pusat. g. Perorangan yang ditetapkan oleh Pengurus Pusat. (2) Peninjau Kongres adalah Lembaga/Badan Otonom Tingkat Pusat dan Perorangan yang ditetapkan oleh Pengurus Pusat. (3) Peserta dan Peninjau Kongres Luar Biasa adalah sama seperti tersebut dalam ayat (1) dan ayat (2) pasal ini. (4) Pimpinan Kongres dipilih dari dan oleh peserta. (5) Sebelum Pimpinan Kongres terpilih, Pengurus Pusat bertindak sebagai Pimpinan sementara. Pasal 27 Rapat Pimpinan Paripurna Pusat dihadiri oleh : (1) Pengurus Pusat. (2) Unsur Dewan Penasehat Pusat. (3) Unsur Pengurus Distrik / Pengurus Perwakilan. (4) Organisasi/Lembaga Ekstra Struktural Tingkat Pusat yang ditetapkan oleh Pengurus Pusat (5) Perorangan yang ditetapkan oleh Pengurus Pusat. 22

23 Pasal 28 Rapat Kerja Tingkat Pusat dihadiri oleh unsur peserta yang sama dengan peserta Rapat Pimpinan Paripurna Pusat. Pasal 29 (1) Musyawarah Distrik dan Musyawarah Distrik Luar Biasa dihadiri oleh : a. Unsur Pengurus Pusat. b. Pengurus Distrik / Pengurus Perwakilan. c. Unsur Dewan Penasehat Distrik d. Unsur Pengurus Rayon yang menyertakan unsur Sub Rayon e. Komisariat f. Organisasi/Lembaga Ekstra Struktural Tingkat Distrik / Pengurus Perwakilan. Yang ditetapkan oleh Pengurus Distrik g. Perorangan yang ditetapkan oleh Pengurus Distrik / Pengurus Perwakilan. h. Unsur Pengurus Sub Rayon. (2) Peninjau Musyawarah Distrik dan Musyawarah Distrik Luar Biasa adalah perorangan dan Lembaga/Badan Otonom Tingkat Disktrik yang ditentukan oleh Pengurus Distrik / Pengurus Perwakilan. Pasal 30 Rapat Kerja Tingkat Distrik / Pengurus Perwakilan dihadiri oleh : (1) Unsur Pengurus Pusat. (2) Pengurus Distrik. (3) Unsur Dewan Penasehat Distrik. (4) Unsur Pengurus Rayon yang menyertakan unsur Sub Rayon. (5) Unsur Komisariat. (6) Organisasi/Lembaga Ekstra Struktural Tingkat Distrik yang ditetapkan oleh Pengurus Distrik. (7) Perorangan yang ditetapkan oleh Pengurus Distrik. Pasal 31 (1) Peserta Musyawarah Rayon terdiri atas : a. Unsur Pengurus Distrik. b. Pengurus Rayon. c. Unsur Dewan Penasehat Rayon d. Unsur Pengurus Sub Rayon. 23

24 e. Organisasi/Lembaga Ekstra Struktural Tingkat Rayon yang ditetapkan oleh Pengurus Rayon. f. Perorangan yang ditentukan oleh Pengurus Rayon. (2) Peninjau Musyawarah Rayon adalah Perorangan dan Lembaga/Badan Otonom Tingkat Rayon yang ditentukan oleh Pengurus Rayon. Pasal 32 (1) Peserta Musyawarah Sub Rayon terdiri atas : a. Unsur Pengurus Rayon. b. Pengurus Sub Rayon. c. Unsur Dewan Penasehat Sub Rayon d. Organisasi/Lembaga Ekstra Struktural Tingkat Sub Rayon yang ditetapkan oleh Pengurus Sub Rayon. e. Perorangan yang ditentukan oleh Pengurus Sub Rayon (2) Peninjau Musyawarah Sub Rayon adalah Perorangan dan atau Lembaga/Badan Otonom Tingkat Sub Rayon yang ditentukan oleh Pengurus Sub Rayon. Pasal 33 Jumlah terperinci Peserta Musyawarah dan Rapat-rapat seperti tersebut pada Bab XII Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur dalam Peraturan tersendiri. BAB XIII HAK BICARA DAN HAK SUARA Pasal 34 Hak Bicara dan Hak Suara pada peserta Musyawarah dan Rapat-rapat yang diatur sebagai berikut : (1) Hak Bicara pada dasarnya menjadi hak perorangan yang penggunaannya dapat diatur oleh kelompok-kelompok peserta. (2) Hak Suara yang digunakan dalam pengambilan Keputusan pada dasarnya dimiliki oleh Anggota/Peserta yang penggunaannya dilakukan melalui kelompok peserta. 24

25 BAB XIV KEUANGAN Pasal 35 (1) Iuran Anggota ditentukan dalam peraturan Organisasi (2) Hal yang menyangkut pemasukan dan pengeluaran untuk dan dari Organisasi Wajib dipertanggung jawabkan setiap tahun kepada Lembaga/forum yang ditetapkan dalam Peraturan Organisasi. (3) Penerimaan dan Pengeluaran uang dalam rangka Penyelenggaraan kongres, Kongres Luar Biasa, Musyawarah Distrik, Musyawarah Distrik Luar Biasa, Musyawarah Rayon, dan Musyawarah Sub Rayon harus dipertanggung jawabkan kepada Pengurus Organisasi sesuai tingkatannya melalui Panitia Verifikasi yang dibentuk oleh Pengurus sesuai tingkatannya. BAB XV PERATURAN PERALIHAN Pasal 36 Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur dan atau ditetapkan kemudian dalam Peraturan Organisasi. BAB XVI PENUTUP Pasal 37 Anggaran Rumah Tangga ditetapkan oleh Kongres dan berlaku sejak tanggal ditetapkannya. Ditetapkan di : B A N D U N G Pada Tanggal : 16 Januari 2010 Ketua, PIMPINAN KONGRES VIII Wakil Ketua, Sekretaris, WAWAN DARMAWAN Anggota, MOELYADI ASMAYADIPOETRA MUHADIK, M.Pd Anggota, AZAT WITARSA, SH Drs. MAMAN S SUNJAYA, M.Si 25

26 26

27 PERATURAN ORGANISASI NOMOR : PO - 01 / PP.AMS / II / 2007 Tentang DISIPLIN DAN SANKSI ORGANISASI, SERTA PEMBELAAN DIRI PENGURUS DAN ATAU ANGGOTA RAPAT PIMPINAN PARIPURNA PUSAT Memperhatikan : a. Bahwa Angkatan Muda Siliwangi sebagai Organisasi Kemasyarakatan, dituntut untuk senantiasa melakukan penyesuaian dan pembaharuan sesuai dengan tantangan zaman. b. Bahwa keanggotaan organisasi Angkatan Muda Siliwangi merupakan keanggotaan aktif sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga c. Bahwa dalam rangka memantapkan peran dan jatidiri anggota Angkatan Muda Siliwangi perlu diatur suatu mekanisme pembinaan keanggotaan yang terpadu dan sejalan dengan misi Organisasi, d. Bahwa untuk maksud sebagaimana tersebut diatas, perlu ditetapkan Disiplin dan Sanksi Organisasi, serta Pembelaan Diri Pengurus dan/atau Anggota Angkatan Muda Siliwangi dalam bentuk Peaturan Organisasi. Mengingat Memperhatikan : 1. Keputusan Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi tahun 2004 Nomor : 06/KONGRES VII/AMS/2004, Tentang Penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Angkatan Muda Siliwangi 2. Keputusan Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi Nomor : 07/KONGRES VII/AMS/2004, Tentang Program Umum Angkatan Muda Siliwangi 3. Keputusan Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi Nomor : 08/KONGRES VII/AMS/2004, Tentang Pokok-Pokok Pikiran Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi 4. Keputusan Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi Nomor : 12/KONGRES VII/AMS/2004, Tentang Penetapan Susunan dan Personalia Pengurus Pusat Angkatan Muda Siliwangi Masa Bakti Tahun Keputusan Pengurus Pusat Angkatan Muda Siliwangi Nomor : SKEP.01/PP-AMS/IX/2004, Tentang Pedoman Tata Kerja Pengurus Pusat Angkatan Muda Siliwangi Masa Bakti Tahun : Saran dan Pendapat yang berkembang yang disampaikan dalam Rapat Pimpinan Paripurna Pusat Angkatan Muda Siliwangi pada tanggal, 24 Maret

28 M E M U T U S K A N Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI PENGURUS PUSAT, NOMOR : PO 01 / PP. AMS / II / 2007 TENTANG DISIPLIN DAN SANKSI ORGANISASI SERTA PEMBELAAN DIRI PENGURUS DAN / ATAU ANGGOTA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Disiplin Organisasi Angkatan Muda Siliwangi (selanjutnya disebut Disiplin Organisasi ) merupakan suatu tata aturan, sistem nilai dan norma yang berlaku, baik yang tersurat maupun tersirat, yang wajib ditaati dan dijalankan oleh seluruh anggota Angkatan Muda Siliwangi, baik yang menjabat dalam kepengurusan maupun tidak. Pasal 2 Sanksi Organisasi Angkatan Muda Siliwangi (selanjutnya disebut Sanksi Organisasi ) merupakan suatu tindakan berupa hukuman yang diambil Organisasi baik langsung maupun tidak langsung yang dijatuhkan kepada personil Pengurus dan/atau Anggota Angkatan Muda Siliwangi yang dengan itikad tidak baik telah sengaja melanggar Disiplin Organisasi. Pasal 3 Pembelaan Diri Pengurus dan/atau Anggota Angkatan Muda Siliwangi (selanjutnya disebut Pembelaan Diri ) adalah suatu kesempatan yang diberikan kepada Pengurus dan/atau Anggota untuk melakukan pembelaan atas adanya Sanksi Organisasi yang dijatuhkan kepadanya BAB II DISIPLIN ORGANISASI Pasal 4 Yang termasuk sebagai pelanggaran terhadap Disiplin Organisasi, yaitu : 1. Dengan itikad tidak baik : a. melanggar Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, keputusan-keputusan KONGRES, keputusan-keputusan RAPIMPUS dan/atau Peraturan Organisasi Angkatan Muda Siliwangi yang berlaku 28

29 b. melanggar keputusan dan/atau kebijakan yang telah diputuskan dan/atau diambil oleh Organisasi c. merusak, mencemarkan dan/atau merendahkan nama dan kewajiban Organisasi. 2. Tidak memenuhi panggilan dan/atau undangan rapat-rapat dan kegiatan yang wajib dihadiri oleh personil Pengurus Angkatan Muda Siliwangi disemua tingkatan dalam waktu 3 (tiga) bulan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu dan/atau tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan Pasal 5 Keputusan yang menyatakan telah terjadi pelanggaran terhadap Disiplin Organisasi diambil dalam Rapat Pengurus Pleno yang diadakan khusus untuk itu. Pasal 6 (1) Penilaian pelanggaran terhadap Disiplin Organisasi yang dilakukan oleh Anggota yang bukan personil Pengurus dapat langsung diambil dalam Rapat Pengurus Pleno Angkatan Muda Siliwangi pada semua tingkatan kepengurusan (2) Kepada yang melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini dapat dimintakan keterangan secara lisan dan/atau tertulis, yang disampaikan dalam Rapat Pengurus Pleno yang diadakan untuk itu (3) Diterima atau tidaknya keterangan tersebut diputuskan dalam rapat dimaksud (4) Apabila yang melakukan pelanggaran tidak dapat dan/atau tidak bersedia memberikan keterangan pada Rapat Pengurus Pleno, maka penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Pasal ini dapat dilaksanakan. Pasal 7 (1) Penilaian atas pelanggaran terhadap Disiplin Organisasi yang dilakukan oleh personil Pengurus diambil dalam Rapat Pengurus Pleno Angkatan Muda Siliwangi pada semua tingkatan kepengurusan (2) Kepada yang melakukan pelanggaran diberikan hak jawab secara lisan dan/atau tertulis, yang langsung disampaikan dalam Rapat Pengurus Pleno tersebut (3) Diterima atau tidaknya hak jawab tersebut diputuskan dalam Rapat Pengurus Pleno dimaksud (4) Apabila hak jawab dimaksud tidak digunakan, maka penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Pasal ini dapat dilaksanakan 29

30 Pasal 8 (1) Penilaian pelanggaran terhadap Disiplin Organisasi yang dilakukan oleh Ketua Distrik / Ketua Rayon / Ketua Sub Rayon Angkatan Muda Siliwangi dapat diambil dalam Rapat Pengurus Pleno pada tingkatan kepengurusan diatasnya setelah memperoleh dan mempelajari dengan cermat masukan tentang pelanggaran tersebut, serta memperhatikan dan mempertimbangkan dengan seksama pandangan dan penilaian dewan penasehat Angkatan Muda Siliwangi sesuai tingkatanya (2) Kepada yang melakukan pelanggaran diberikan hak jawab secara lisan dan/atau tertulis yang disampaikan dalam Rapat Pengurus Pleno setingkat diatasnya yang khusus diadakan untuk itu (3) Diterima atau tidaknya hak jawab tersebut diputuskan dalam Rapat Pengurus Pleno dimaksud (4) Apabila hak jawab dimaksud tidak digunakan, maka penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Pasal ini dapat dilaksanakan Pasal 9 (1) Penilaian pelanggaran terhadap Disiplin Organisasi yang dilakukan oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Angkatan Muda Siliwangi diambil dalam Rapat Pimpinan yang dihadiri oleh utusan dan sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) jumlah seluruh Distrik Angkatan Muda Siliwangi (2) Kepada Ketua Umum, jika dinilai telah melakukan pelanggaran, diberikan hak jawab secara lisan dan/atau tertulis yang disampaikan dalam Rapat tersebut (3) Diterima atau tidaknya hak jawab tersebut diputuskan dalam Rapat Pimpinan dimaksud (4) Apabila hak jawab dimaksud tidak digunakan, maka penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Pasal ini dapat dilaksanakan Pasal 10 (1) Penilaian pelanggaran terhadap Disiplin Organisasi yang dilakukan oleh perorangan pinisepuh atau penasihat dapat diambil dalam Rapat Pengurus Pleno sesuai dengan tingkatanya (2) Kepada pinisepuh atau anggota Dewan Penasihat, jika dinilai telah melakukan pelanggaran, diberikan hak jawab secara lisan dan/atau tertulis yang disampaikan dalam Rapat tersebut (3) Diterima atau tidaknya hak jawab tersebut diputuskan dalam Rapat Pimpinan dimaksud 30

31 (4) Apabila hak jawab dimaksud tidak digunakan, maka penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Pasal ini dapat dilaksanakan Pasal 11 Rapat Pengurus Pleno yang diadakan khusus sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 10 Peraturan Organisasi ini disesuaikan dengan kewenangannya masing-masing sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Angkatan Muda Siliwangi BAB III SANKSI ORGANISASI Pasal 12 (1) Bentuk Sanksi Organisasi yang dapat dikenakan terhadap pelanggaran Disiplin Organisasi adalah : a. peringatan tertulis; b. diberhentikan sementara sebagai Pengurus; c. diberhentikan sementara sebagai Anggota; d. diberhentikan sebagai Pengurus; e. diberhentikan sebagai Anggota; (2) Wewenang pemberian sanksi, masing-masing : a. Peringatan tertulis diberikan oleh Pengurus sesuai tingkatanya b. Diberhentikan sementara sebagai Pengurus diberikan oleh Pengurus sesuai tingkatanya c. Diberhentikan sementara sebagai Anggota diberikan oleh Pengurus sesuai tingkatanya d. Diberhentikan sebagai Pengurus diberikan oleh Pengurus satu tingkat diatasnya : i. Untuk Pengurus Pusat dilakukan oleh Rapat Pleno Pengurus Pusat dan dilaporkan kepada Rapat Pimpinan Pusat ii. Untuk Pengurus Distrik dilakukan oleh Pengurus Pusat berdasarkan usul Pengurus Distrik iii. Untuk Pengurus Rayon dilakukan oleh Pengurus Distrik berdasarkan usul Pengurus Rayon iv. Untuk Pengurus Sub Rayon dilakukan oleh Pengurus Rayon berdasarkan usul Pengurus Sub Rayon e. Diberhentikan sebagai Anggota diberikan oleh Pengurus Pusat berdasarkan usul Pengurus sesuai tingkatanya Pasal 13 (1) Mekanisme pemberian Sanksi Organisasi yang dikenakan oleh Pengurus Angkatan Muda Siliwangi sesuai tingkatanya terhadap pelaku pelanggaran adalah (a) pemberian peringatan tertulis pertama 31

32 (b) pemberian peringatan tertulis kedua, apabila dalam jangka waktu 20 (dua puluh) hari pelaku pelanggaran mengabaikan dan/atau tidak mengindahkan peringatan tertulis pertama (2) Apabila dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari sejak peringatan tertulis kedua pelaku pelanggaran mengabaikan dan/atau tidak mengindahkan, maka masalah ini akan dibahas melalui proses sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 10 Peraturan Organisasi ini (3) Khusus untuk pelanggaran terhadap Disiplin Organisasi yang akibat perbuatannya bersifat merugikan Organisasi secara permanen dapat dijatuhkan sanksi tanpa mekanisme peringatan dengan tetap memberi hak jawab dan sanksi yang diberikan sesuai dengan batas kewenangan sebagaimana diatur dalam Pasal 12 ayat (2) Pasal 14 Apabila semua peringatan yang disampaikan kepada individu yang melanggar Disiplin Organisasi ini diindahkan, namun masih dirasa kurang atau tidak memuaskan, maka hal ini masih dapat dibahas sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 10 Peraturan Organisasi ini Pasal 15 Apabila semua peringatan terulis yang disampaikan kepada individu yang melakukan pelanggaran terhadap Disiplin Organisasi diabaikan dan/atau tidak diindahkan, maka yang bersangkutan diberhentikan sementara sebagai Pengurus dan/atau Anggota Pasal 16 Apabila rapat yang membahas mengenai mekanisme Sanksi Organisasi sebagaimana dimaksud pada Pasal Peraturan Organisasi ini tidak dapat mengambil keputusan secara musyawarah mufakat, maka keputusan diambil dengan suara terbanyak Pasal 17 Jika dalam jangka waktu 6 (enam) bulan seorang Pengurus dan/atau Anggota yang diberhentikan sementara dari kepengurusan maupun keanggotaan tidak memperlihatkan itikad baik untuk memperbaiki kesalahanya atau tidak melakukan upaya Pembelaan Diri, maka Organisasi mengambil keputusan untuk memberhentikan yang bersangkutan sebagai Pengurus dan/atau Anggota BAB IV PEMBELAAN DIRI Pasal 18 (1) Setiap Pengurus dan/atau Anggota yang dikenai Sanksi Organisasi dapat melakukan Pembelaan Diri 32

33 (2) Pembelaan diri sebagaimana dimaksud ayat (1) diajukan oleh Pengurus dan/atau Anggota yang dikenai Sanksi Organisasi kepada Pengurus Angkatan Muda Siliwangi satu tingkat diatasnya, setinggi-tingginya sampai ketingkat Pebgurus Pusat Angkatan Muda Siliwangi Pasal 19 Dalam jangka waktu selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari setelah menerima permohonan Pembelaan Diri dari Pengurus dan/atau Anggota yang dikenai Sanksi Organisasi, Pengurus Angkatan Muda Siliwangi sebagaimana dimaksud Pasal 18 ayat (2) harus melaksanakan rapat untuk mendengarkan Pembelaan Diri dan Pengurus dan/atau Anggota yang bersangkutan Pasal 20 Pengurus Angkatan Muda Siliwangi sebagaimana dimaksud Pasal 18 ayat (2) wajib memperhatikan muatan materi dan/atau langkah Pembelaan Diri yang dilakukan oleh Pengurus dan/atau Anggota sebagaimana dimaksud pada Pasal 18 Peraturan Organisasi ini sebagi dasar pengambilan keputusan diterima atau ditolaknya upaya Pembelaan Diri yang disampaikan oleh pemohon Pasal 21 Penerimaan atau penolakan Pengurus Angkatan Muda Siliwangi sebagaimana dimaksud Pasal 18 ayat (2) atas permohonan Pembelaan Diri yang disampaikan oleh pemohon ditetapkan dala rapat Pengurus Pleno yang diadakan khusus untuk itu Pasal 22 Jika upaya Pembelaan Diri sebagaimana dimaksud pada Pasal 18 Peraturan Organisasi ini ditolak oleh Pengurus Angkatan Muda Siliwangi sebagaimana dimaksud Pasal 18 ayat (2), maka Pengurus dan/atau Anggota yang dikenai Sanksi Organisasi dapat mengajukan Pembelaan Diri melalui Kongres dan/atau menempuh jalur hukum Pasal 23 Jika Kongres dan/atau proses hukum sebagaimana dimaksud pada Pasal 22 Peraturan Organisasi ini berhasil memenangkan Pengurus dan/atau Anggota yang dikenai Sanksi Organisasi dan yang khusus melalui proses hukum telah dikeluarkan putusan pengadilan berkekuatan hukum tetap, maka keputusan Pengurus Angkatan Muda Siliwangi yang menolak Pembelaan Diri pemohon harus dibatalkan Pasal 24 Pengurus Angkatan Muda Siliwangi wajib mengembalikan status pemohon, baik sebagai Pengurus maupun Anggota BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 25 33

34 Dalam hal ini terjadi pemberhentian terhadap Pengurus, maka pengisisan jabatan yang lowong mengikuti ketentuan yang diatur dalam Peraturan Organisasi tentang Pengisisan Jabatan Antar Waktu Pasal 26 Segala sesuatu yang belum diatur dalam Peraturan Organisasi ini akan diatur dalam keputusan, kebijakan dan/atau petunjuk Organisasi Amgkatan Muda Siliwangi Pasal 27 Peraturan Organisasi ini berlaku sejak tanggal ditetapkan Ditetapkan di : B A N D U N G Pada Tanggal : 24 Maret 2007 RAPAT PIMPINAN PARIPURNA PUSAT PENGURUS PUSAT Ketua, Sekretaris, H. RUSNA KOSASIH, S.IP, M.Si AZAT WITARSA, SH 34

35 PERATURAN ORGANISASI NOMOR : PO - 02 / PP.AMS / II / 2007 T e n t a n g PENGISIAN JABATAN ANTAR WAKTU RAPAT PIMPINAN PARIPURNA PUSAT Menimbang : a. Bahwa untuk melaksanakan semua kebijakan Organisasi sebagaimana telah ditetapkan dalam KONGRES VII Angkatan Muda Siliwangi tahun 2004,diperlukan kepengurusan yang handal dan mampu menjalankan roda Organisasi. b. Bahwa untuk menjaga kelancaran mekanisme kerja dan kesinambungan pelaksanaan tugas Organisasi, perlu diatur suatu mekanisme pengisian jabatan antar waktu guna penetapan personil pengganti apabila suatu jabatan kepengurusan dinyatakan lowong, c. Bahwa untuk itu perlu dikeluarkan Peraturan Organisasi yang ditetapkan oleh Pengurus Pusat Angkatan Muda Siliwangi melalui RAPIMPUS. Mengingat : 1. Keputusan Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi tahun 2004 Nomor : 06 / KONGRES VII / AMS / 2004 tentang Penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Angkatan Muda Siliwangi 2. Keputusan Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi tahun 2004 Nomor : 07/KONGRES VII/AMS/2004, Tentang Program Umum Angkatan Muda Siliwangi 3. Keputusan Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi tahun 2004 Nomor :08/KONGRES VII/AMS/2004, Tentang Pokok-Pokok Pikiran Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi 4. Keputusan Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi tahun 2004 Nomor :12/KONGRES VII/AMS/2004, Tentang Penetapan Susunan dan Personalia Pengurus Pusat Angkatan Muda Siliwangi Masa Bakti Tahun , 5. Keputusan Pengurus Pusat Angkatan Muda Siliwangi tahun 2004 Nomor : SKEP.01/PP-AMS/IX/2004, Tentang Pedoman Tata kerja Pengurus Pusat Angkatan Muda Siliwangi Masa Bakti Tahun , Memperhatikan : Saran dan pendapat yang berkembang yang disampaikan dalam Rapat Pimpinan Paripurna Pusat Angkatan Muda 35

36 Siliwangi pada tanggal. 24 Februari 2007 MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI ANGKATAN MUDA SILIWANGI NOMOR : PO - 02 / PP.AMS / II / 2007 TENTANG PENGISIAN JABATAN ANTAR WAKTU BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 (1) Pengisian jabatan antar waktu dalam kepengurusan Angkatan Muda Siliwangi pada semua tingkatan adalah penetapan personil pengganti pada jabatan tertentu dalam kepengurusan Angkatan Muda Siliwangi karena jabatan tersebut dinyatakan lowong. (2) Keputusan yang menyatakan lowongnya suatu jabatan dalam kepengurusan Angkatan Muda Siliwangi diambil dalam Rapat Pengurus Pleno yang diadakan khusus untuk itu. BAB II TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 2 Suatu jabatan kepengurusan Angkatan Muda Siliwangi dinyatakan dan diputuskan lowong apabila seorang Pengurus a. Kehilangan keanggotaan sebagaimana diatur dalam Peraturan Organisasi Nomor : PO- 01/PP/AMS/I/2007 tentang Disiplin dan Sanksi Organisasi, Serta Pembelaan Diri Pengurus dan atau Anggota Angkatan Muda Siliwangi b. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri. c. Merangkap jabatan dalam struktur Pengurus Angkatan Muda Siliwangi setingkat dibawah maupun diatasnya. d. Yang diberi hak untuk aktif kembali setelah menerima peringatan pertama karena mangkir dari tugas, dengan masa percobaan 6 (enam) bulan, namun ternyata mengulangi ketidakaktifannya. e. Karena berhalangan tetap Pasal 3 36

37 Mekanisme tahapan pengambilan keputusan yang menyatakan bahwa suatu jabatan tertentu lowong, mengikuti prosedur sebagaimana diatur dalam Peraturan Organisasi Nomor : PO-01/PP/AMS/I/2007 tentang Disiplin dan Sanksi Organisasi, serta Pembelaan Diri Anggota Angkatan Muda Siliwangi. Pasal 4 Apabila lowongnya suatu jabatan terjadi karena hal hal sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 Peraturan Organisasi ini, maka Rapat Pengurus Pleno dapat langsung memutuskan dan menetapkan lowongnya jabatan tersebut. Pasal 5 (1) Pengisian jabatan lowong dan penetapan personil pengganti diambil dalam Rapat Pengurus Pleno yang kemudian di konsultasikan dengan Dewan Penasehat di masing masing tingkatannya. (2) Pengurus Angkatan Muda Siliwangi mengajukan permohonan pengesahan kepada Pengurus Angkatan Muda Siliwangi 1 (satu) tingkat di atasnya atas pengisian jabatan antar waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini. (3) Khusus untuk Pengurus Pusat Angkatan Muda Siliwangi, maka pengisian jabatan dan penetapan personil pengganti dilakukan dalam Rapat Pengurus Pleno, kemudian di konsultasikan dengan Dewan Penasehat kemudian pengesahannya dilaksanakan melalui Rapat Pimpinan. (4) Sebelum ada pengesahan personil pengganti dapat melaksanakan tugas tugasnya sebagai pejabat sementara. Pasal 6 37

38 Dalam hal yang lowong adalah jabatan Ketua Umum Pengurus Pusat Angkatan Muda Siliwangi maka penetapan jabatan antar waktu definitif terhadapnya harus diputuskan melalui Kongres Luar Biasa seperti yang diatur dalam Anggaran Dasar Bab XIII Pasal 29, ayat (3). Pasal 7 Dalam hal yang lowong adalah jabatan Ketua Angkatan Muda Siliwangi sesuai tingkatannya maka penetapan jabatan antar waktu definitif terhadapnya harus di putuskan melalui Musyawarah Luar Biasa sesuai tingkatannya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Bab XIII Pasal 29, ayat (7). BAB III PENUTUP Pasal 8 Hal hal yang belum diatur dalam Peraturan Organisasi ini akan diatur lebih lanjut dengan keputusan Pengurus Pusat Angkatan Muda Siliwangi. Pasal 9 Peraturan Organisasi ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : B A N D U N G 38

39 Pada Tanggal : 24 Februari 2007 RAPAT PIMPINAN PARIPURNA PUSAT Pimpinan Rapat, PENGURUS PUSAT Ketua, Sekretaris, H. RUSNA KOSASIH, S.IP, M.Si AZAT WITARSA, SH 39

40 PERATURAN ORGANISASI NOMOR : PO - 03 / PP.AMS / II / 2007 MAJELIS PENDIRI RAPAT PIMPINAN PARIPURNA PUSAT Menimbang : a. Bahwa Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi yang diselengarakan pada tahun 2004 diantaranya telah memutuskan mengenai Majelis Pendiri. b. Bahwa Majelis Pendiri Angkatan Muda Siliwangi hanya ada pada tingkatan kepengurusan pusat c. Bahwa untuk lebih memperjelas kedudukan, fungsi dan peranan Majelis Pendiri maka perlu ditetapkan peraturan organisasi Angkatan Muda Siliwangi Mengingat : 1. Keputusan Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi tahun 2004 Nomor : 06 / KONGRES VII / AMS / 2004 tentang Penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Angkatan Muda Siliwangi 2. Keputusan Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi tahun 2004 Nomor : 07/KONGRES VII/AMS/2004, Tentang Program Umum Angkatan Muda Siliwangi 3. Keputusan Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi tahun 2004 Nomor :08/KONGRES VII/AMS/2004, Tentang Pokok-Pokok Pikiran Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi 4. Keputusan Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi tahun 2004 Nomor :12/KONGRES VII/AMS/2004, Tentang Penetapan Susunan dan Personalia Pengurus Pusat Angkatan Muda Siliwangi Masa Bakti Tahun , 5. Keputusan Pengurus Pusat Angkatan Muda Siliwangi tahun 2004 Nomor : SKEP.01/PP-AMS/IX/2004, Tentang Pedoman Tata kerja Pengurus Pusat Angkatan Muda Siliwangi Masa Bakti Tahun , Memperhatikan : Saran dan pendapat yang berkembang yang disampaikan dalam Rapat Pimpinan Paripurna Pusat Angkatan Muda Siliwangi pada tanggal. 24 Februari

41 M E M U T U S K A N Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI ANGKATAN MUDA SILIWANGI NOMOR : PO - 03 / PP. AMS / II / 2007 TENTANG MAJELIS PENDIRI BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Majelis Pendiri adalah wadah non struktural tempat berhimpunnya para pendiri Angkatan Muda Siliwangi dan hanya dibentuk di Tingkat Pusat, sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bab XII Pasal 27 Anggaran Dasar Angkatan Muda Siliwangi. Pasal 2 Majelis Pendiri memiliki hubungan konsultatif dengan Dewan Penasehat Pusat maupun Pengurus Pusat Angkatan Muda Siliwangi serta memiliki hubungan komunikatif berdasarkan kebutuhan dan keadaan yang dipandang perlu. Pasal 3 Majelis Pendiri tidak memiliki hubungan struktural dengan Dewan Penasehat Pusat maupun Pengurus Pusat Angkatan Muda Siliwangi. BAB II KEDUDUKAN, SIFAT DAN FUNGSI Pasal 4 (1) Majelis Pendiri merupakan badan otonom yang bersifat kolektif dan hanya berada di Tingkat Kepengurusan Pusat (2) Majelis Pendiri berfungsi memberikan saran, nasihat, serta motivasi terhadap organisasi untuk tetap berada pada falsafah-falsafah Kejuangan Siliwangi yang telah dirancang oleh Para Pendiri (3) Majelis Pendiri dapat mengundang Dewan Penasehat maupun Pengurus Pusat Angkatan Muda Siliwangi bila dianggap perlu untuk kepentingan seperti tertulis dalam Ayat (2) BAB III SUSUNAN DAN PERSONALIA Pasal 5 (1) Ketua Majelis Pendiri ditetapkan melalui Keputusan Kongres Angkatan Muda Siliwangi (2) Susunan dan personalia Majelis Pendiri terdiri dari Ketua, Sekretaris, dan Anggota 41

42 (3) Sekretaris dan Anggota Majelis Pendiri ditunjuk dan ditetapkan oleh Ketua Majelis Pendiri terpilih BAB IV PENUTUP Pasal 6 Hal hal yang belum diatur dalam Peraturan Organisasi ini akan diatur lebih lanjut dengan keputusan Pengurus Pusat Angkatan Muda Siliwangi. Pasal 7 Peraturan Organisasi ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : B A N D U N G Pada Tanggal : 24 Februari 2007 RAPAT PIMPINAN PARIPURNA PUSAT Pimpinan Rapat, PENGURUS PUSAT Ketua, Sekretaris, H. RUSNA KOSASIH, S.IP, M.Si AZAT WITARSA, SH 42

43 PERATURAN ORGANISASI NOMOR : PO - 04 / PP.AMS / II / 2007 T e n t a n g KEANGGOTAAN RAPAT PIMPINAN PARIPURNA PUSAT Menimbang : a. Bahwa setiap Warga Negara Republik Indonesia baik sebagai perorangan maupun kelompok dapat menjadi anggota Angkatan Muda Siliwangi. b. Bahwa pada dasarnya anggota Angkatan Muda Siliwangiadalah perorangan warga negara Republik Indonesia yangdengan sukarela mendaftarkan diri serta menyetujui AnggaranDasar, Anggaran Rumah Tangga serta Program UmumOrganisasi. c. Bahwa untuk menjadi anggota Angkatan Muda Siliwangi dipandang perlu dikeluarkan peraturan Organisasi yang mengatur Tata Cara dan Syarat-Syarat Penerimaan Anggota Angkatan Muda Siliwangi Mengingat : 1. Keputusan Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi tahun 2004 Nomor : 06 / KONGRES VII / AMS / 2004 tentang Penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Angkatan Muda Siliwangi 2. Keputusan Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi tahun 2004 Nomor : 07/KONGRES VII/AMS/2004, Tentang Program Umum Angkatan Muda Siliwangi 3. Keputusan Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi tahun 2004 Nomor :08/KONGRES VII/AMS/2004, Tentang Pokok-Pokok Pikiran Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi 4. Keputusan Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi tahun 2004 Nomor : 12/KONGRES VII/AMS/2004, Tentang Penetapan Susunan dan Personalia Pengurus Pusat Angkatan Muda Siliwangi Masa Bakti Tahun , 5. Keputusan Pengurus Pusat Angkatan Muda Siliwangi tahun 2004 Nomor : SKEP.01/PP-AMS/IX/2004, Tentang 43

44 Pedoman Tata kerja Pengurus Pusat Angkatan Muda Siliwangi Masa Bakti Tahun , Memperhatikan : Saran dan pendapat yang berkembang yang disampaikan dalam Rapat Pimpinan Paripurna Pusat Angkatan Muda Siliwangi pada tanggal. 24 Februari 2007 M E M U T U S K A N Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI ANGKATAN MUDA SILIWANGI NOMOR : PO - 04 / PP. AMS / II / 2007 TENTANG KEANGGOTAAN ANGKATAN MUDA SILIWANGI BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Anggota Angkatan Muda Siliwangi adalah warga negara Republik Indonesia yang dengan sukarela mengajukan permintaan menjadi anggota serta memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Organisasi sebagaimana yang dimaksud Anggaran Dasar Angkatan Muda Siliwangi Bab VI Pasal 10 Ayat (1). Pasal 2 Keanggotaan Angkatan Muda Siliwangi dapat diklasifikasikan dalam dua kategori yaitu Anggota Biasa dan Anggota Kehormatan sebagaimana yang dimaksud Anggaran Dasar Bab VI Pasal 10 Ayat (3). Pasal 3 Setiap anggota Angkatan Muda Siliwangi mempunyai hak dan kewajiban sebagaimana diatur pada Bab VII Anggaran Dasar dan Bab III Anggaran Rumah Tangga AMS, serta berhak mendapat Kartu Tanda Anggota yang selanjutnya dalam Peraturan Organisasi ini disebut KTA, sebagai jati diri keabsahanya menjadi anggota Angkatan Muda Siliwangi. BAB II SYARAT KEANGGOTAAN Pasal 4 (1) Syarat keanggotaan adalah suatu kondisi yang harus dipenuhi oleh perorangan Warga Negara Indonesia untuk menjadi anggota Angkatan Muda Siliwangi (2) Persyaratan sebagaimana yang dimaksud pada Ayat (1) diatas diatur pada Bab II Pasal 2 Anggaran Rumah Tangga Angkatan Muda Siliwangi BAB III 44

45 TATA CARA MENJADI ANGGOTA Pasal 5 (1) Untuk menjadi anggota Angkatan Muda Siliwangi adalah dengan mengisi formulir permohonan menjadi anggota, yang dapat diperoleh dari kepengurusan Angkatan Muda Siliwangi setempat sesuai dengan domisili anggota yang bersangkutan (2) Bentuk formulir permohonan menjadi anggota Angkatan Muda Siliwangi dapat dilihat pada lampiran 1 (satu) Peraturan Organisasi ini BAB IV KEHILANGAN KEANGGOTAAN Pasal 6 (1) Yang dimaksud dengan kehilangan keanggotaan adalah lepasnya ikatan antara perorangan Anggota dengan Organisasi Angkatan Muda Siliwangi (2) Menganti Kewargaan Negara Republik Indonesia dengan kewargaan Negara lain Pasal 7 Kehilangan keanggotaan atas permintaan sendiri diajukan tertulis kepada Organisasi Angkatan Muda Siliwangi Pasal 8 Kehilangan keanggotaan karena diberhentikan akibat kesalahan yang dilakukan, diatur dalam Peraturan Organisasi Nomor : PO-01/PP/AMS/I/2007 tentang Disiplin Dan Sanksi Organisasi Angkatan Muda Siliwangi BAB V KARTU TANDA ANGGOTA Pasal 9 (1) Kartu Tanda Anggota atau KTA merupakan bukti keanggotaan yang dikeluarkan oleh Organisasi Angkatan Muda Siliwangi (2) KTA dikeluarkan oleh Pengurus Distrik (3) KTA harus dibubuhi stempel kepengurusan Angkatan Muda Siliwangi yang mengeluarkanya dan ditandatangani oleh Ketua Pasal 10 Pada dasarnya masa berlaku KTA tak terbatas selama yang bersangkutan tidak kehilangan keanggotaanya Pasal 11 45

46 (1) Sistim Penomoran anggota terdiri dari 9 ( Sembilan ) digit, yaitu : a. 3 ( Tiga ) digit pertama merupakan Kode Distrik /Perwakilan b. 6 ( Enam ) digit berikutnya merupakan Nomor Anggota (2) Tata cara penomoran KTA dapat dilihat pada Lampiran Peraturan Organisasi ini Pasal 12 Pemberian nomor kode Rayon diserahkan sepenuhnya kepada masing-masing Pengurus Distrik /Perwakilan, dengan ketentuan : a. 3 ( Tiga ) digit pertama mencantumkan Kode Distrik / Perwakilan b. 2 ( Dua ) digit berikutnya adalah Kode Rayon Pasal 13 Pemberian nomor kode Sub Rayon diserahkan sepenuhnya kepada masing-masing Pengurus Distrik /Perwakilan, dengan ketentuan : a. 3 ( Tiga ) digit pertama mencantumkan Kode Distrik / Perwakilan b. dilanjutkan dengan 2 ( Dua ) digit Kode Rayon c. 4 ( Empat ) digit berikutnya adalah Nomor Sub Rayon Pasal 14 (1) Nomor anggota Angkatan Muda Siliwangi tidak dapat berubah dan tidak dapat dipertukarkan (2) Satu orang anggota hanya berhak mempunyai satu nomor anggota dan berlaku selama yang bersangkutan tidak kehilangan keanggotaanya Pasal 15 Mekanisme penerimaan keanggotaan diserahkan pada Distrik masing-masing. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 16 Segala sesuatu yang belum diatur dalam Peraturan Organisasi ini akan diatur dalam keputusan, kebijaksanaan dan/atau petunjuk Organisasi Angkatan Muda Siliwangi Pasal 17 Peraturan Organisasi ini berlaku sejak tanggal ditetapkan Ditetapkan di : B A N D U N G Pada Tanggal : 24 Februari

47 RAPAT PIMPINAN PARIPURNA PUSAT Pimpinan Rapat, PENGURUS PUSAT Ketua, Sekretaris, H. RUSNA KOSASIH, S.IP, M.Si AZAT WITARSA, SH 47

48 Lampiran PO Nomor : PO - 04 / PP.AMS / II / 2007 T e n t a n g : KEANGGOTAAN Tata Cara Penomoran Anggota : 1. Setiap Anggota Angkatan Muda Siliwangi memiliki 1 ( Satu ) Nomor Pokok Anggota AMS ( NPAA ) dan hanya dikeluarkan oleh Pengurus Distrik / Perwakilan dimana Angota tersebut berada. 2. Penomoran Anggota terdiri dari 9 ( Sembilan ) Digit, 3 Digit pertama adalah Kode Distrik dan 6 Digit selanjutnya adalah Nomor Anggota yang bersangkutan. 3. Disetiap Distrik / Perwakilan, untuk penomoran Anggota dimulai dari Pengurus Distrik Sesuai dengan urutan dalam kepengurusan ( 1 s/d 28 ) untuk nomor 29 dan selanjutnya diserahkan kepada masing-masing Distrik dan harap dijelaskan kepada Keluarga Besar AMS dimasing-masing Distrik bahwa besar atau kecilnya nomor Anggota bukan berarti baru atau lamanya yang bersangkutan menjadi Anggota AMS Contoh Penomoran Anggota : 1. Mamat Rahmat Ridwan, Pengurus Distrik AMS Kota Bandung dengan jabatan Biro Penerangan dan Kerohanian. berarti Nomor Pokok Anggota AMS ( NPAA ) untuknya adalah : Nama : Mamat Rahmat Ridwan NPAA : = adalah Kode Distrik Kota Bandung dimana Mamat Rahmat Ridwan berada, = adalah Nomor Anggota Mamat Rahmat Ridwan 2. Iwan Suparyan bertempat tinggal di Cianjur, tercatat di Sekretariat AMS Kabupaten Cianjur sebagai Anggota Angkatan Muda Siliwangi ke 300, berarti Nomor Pokok Anggota AMS ( NPAA ) untuknya adalah : Nama : Iwan Suparyan NPAA : = adalah Kode Distrik Kabupaten Cianjur dimana Iwan Suparyan tinggal = adalah Nomor Anggota Iwan Suparyan Tata Cara Pembuatan Kartu Tanda Anggota : 48

49 1. Kartu Tanda Anggota atau KTA merupakan bukti keanggotaan yang dikeluarkan oleh Angkatan Muda Siliwangi dan dikeluarkan oleh Pengurus Distrik / Perwakilan 2. Masa berlaku KTA selama yang bersangkutan tidak kehilangan keanggotaannya 3. Kartu Tanda Anggota AMS dapat dimiliki oleh setiap Anggota dengan cara : a) Mengajukan Permohonan pembuatan KTA kepada Pengurus Sub Rayon dimana Anggota Berada b) Mengisi Formulir Biodata, setelah ditanda tangani oleh Pengurus Sub Rayon sebagai bukti bahwa yang bersangkutan adalah benar Anggota, diserahkan kepada Pengurus Rayon untuk diketahui dan disahkan dan untuk selanjutnya diserahklan kepada Pengurus Distrik untuk dibuatkan KTA 4. Bentuk Kartu Anggota Angkatan Muda Siliwangi, tampak depan : a) Mencantumkan Lambang Organisasi dipojok atas sebelah kiri, sejajar dengan tulisan : Kartu Tanda Anggota Angkatan Muda Siliwangi dan Distrik / Perwakilan yang mengeluarkan b) Mencantumkan Tanda Tangan Pemegang dipojok Kiri Bawah dan Foto Pemegang di pojok sebelah Kanan c) Diantara Tanda Tangan dan Foto mencantumkan tulisan : Hanya berlaku selama Pemegangnya menjadi Anggota Angkatan Muda Siliwangi 5. Bentuk Kartu Anggota Angkatan Muda Siliwangi, tampak belakang : a) Mencantumkan N.P.A AMS Nama Lengkap, Tempat dan Tanggal Lahir, serta Alamat Lengkap ( Nama Jalan/ Gg, RT/RW, Desa / Kelurahan dan Kecamatan serta Kabupaten /Kota dan Kode Pos ) b) Tempat dan tanggal pembuatan KTA c) Tanda Tangan Ketua Distrik Contoh Bentuk KTA : Tampak Depan : Tampak Belakang : Contoh BIODATA : BIODATA ANGGOTA KABUPATEN / KOTA : 49

50 Pas Foto 3 x 4 ( 1 ) Pas Foto 3 x 4 ( 2 ) NAMA LENGKAP :.. TEMPAT & TGL. LAHIR :.. ALAMAT :.. RT / RW :.. DESA / KELURAHAN :.. KECAMATAN :.. KAB / KOTA KODE POS :.. Demikian Data data diatas saya buat dengan sebenarnya untuk keperluan Administrasi di Sekretariat Distrik Angkatan Muda Siliwangi Kabupaten / Kota..., 2007 Hormat Saya, Mengetahui : Ketua Sub Rayon : Menyetujui : Ketua Rayon :. ( ) NPAA : Keterangan : ( ) NPAA : ( ) 1. Diisi dengan huruf Cetak 2. Lampiri Pas Foto berseragam AMS ukuran 3 x 4 sebanyak 2 buah Tata cara pemberian Kode Rayon dan Sub Rayon 1. Pemberian nomor kode Rayon diserahkan sepenuhnya kepada masing-masing Pengurus Distrik /Perwakilan, dengan ketentuan : c. 3 ( Tiga ) digit pertama mencantumkan Kode Distrik / Perwakilan d. 2 ( Dua ) digit berikutnya adalah Kode Rayon Contoh : 50

51 Kecamatan Sindang Kerta, adalah salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Bandung, dalam daftar susunan Kecamatan ada dalam urutan ke 9 di Kabupaten Bandung.jadi untuk Rayon Sindang Kerta Kode Rayonnya adalah : AMS Keterangan : AMS.002 = Kode Distrik Kabupaten Bandung 96 = Kode Rayon Sindang Kerta 2. Pemberian nomor kode Sub Rayon diserahkan sepenuhnya kepada masing-masing Pengurus Distrik /Perwakilan, dengan ketentuan : d. 3 ( Tiga ) digit pertama mencantumkan Kode Distrik / Perwakilan e. dilanjutkan dengan 2 ( Dua ) digit Kode Rayon f. 4 ( Empat ) digit berikutnya adalah Nomor Sub Rayon Contoh : Kelurahan Sukahaji, adalah Kelurahan yang ada Kecamatan Babakan Ciparay Kota Bandung, jadi untuk Kode Sub Rayonnya adalah : Keterangan 001 = Kode Distrik AMS Kota Bandung 13 = Kode Rayon Kecamatan babakan Ciparay 0061 = Kode Sub Rayon Kelurahan Sukahaji 51

52 PERATURAN ORGANISASI NOMOR : PO - 05 / PP.AMS / II / 2007 T e n t a n g WANGSIT SILIWANGI RAPAT PIMPINAN PARIPURNA PUSAT Menimbang : a. Bahwa Wangsit Siliwangi adalah merupakan sumber inspirasi Organisasi dalam rangka melaksanakan cita-cita perjuangan Angkatan Muda Siliwangi yang dilandasi oleh Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 b. Bahwa dalam rangka terciptanya keseragaman dalam pembacaan dan penyampaian Wangsit Siliwangi perlu adanya ketetapan yang mengatur tentang pembacaan dan penyampaian Wangsit Siliwangi c. Bahwa oleh karenanya perlu dikeluarkan peraturan Organisasi yang mengatur tentang Wangsit Siliwangi Mengingat : 1. Keputusan Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi tahun 2004 Nomor : 06 / KONGRES VII / AMS / 2004 tentang Penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Angkatan Muda Siliwangi 2. Keputusan Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi tahun 2004 Nomor : 07/KONGRES VII/AMS/2004, Tentang Program Umum Angkatan Muda Siliwangi 3. Keputusan Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi tahun 2004 Nomor :08/KONGRES VII/AMS/2004, Tentang Pokok-Pokok Pikiran Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi 4. Keputusan Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi tahun 2004 Nomor :12/KONGRES VII/AMS/2004, Tentang Penetapan Susunan dan Personalia Pengurus Pusat Angkatan Muda Siliwangi Masa Bakti Tahun , 5. Keputusan Pengurus Pusat Angkatan Muda Siliwangi tahun 2004 Nomor : SKEP.01/PP-AMS/IX/2004, Tentang Pedoman Tata kerja Pengurus Pusat Angkatan Muda Siliwangi Masa Bakti Tahun , Memperhatikan : Saran dan pendapat yang berkembang yang disampaikan dalam Rapat Pimpinan Paripurna Pusat Angkatan Muda Siliwangi pada tanggal. 24 Februari

53 M E M U T U S K A N Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI ANGKATAN MUDA SILIWANGI NOMOR : PO - 05 / PP. AMS / II / 2007 TENTANG WANGSIT SILIWANGI BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 (1) Wangsit Siliwangi merupakan Budaya Sunda yang bernilai luhur serta bersifat universal sebagai sumber inspirasi, motivasi dalam melaksanakan cita-cita perjuangan organisasi yang harus diresapi, dihayati oleh setiap anggota Angkatan Muda Siliwangi (2) Wangsit Siliwangi hanya dibacakan pada upacara-upacara resmi Organisasi seperti Pembukaan Kongres, Rapim, Raker, Musdis, Musra, Musubra, Perayaan HUT, atau peristiwa penting lainya yang diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan ( Juklak ) (3) Penempatan pembacaan Wangsit Siliwangi pada upacara-upacara seperti tersirat pada Ayat (2) sebagai berikut : a. Pembukaan b. Pembacaan Ayat Suci Al-Qur an c. Menyanyikan lagu Indonesia Raya d. Mengheningkan Cipta e. Wangsit Siliwangi f. Laporan Panitia g. Sambutan-sambutan h. Doa i. Penutup (4) Dalam pembacaan Wangsit Siliwangi para hadirin diharuskan berdiri (5) Apabila pelaksanaan upacara kegiatan dilaksanakan pada malam hari, maka lampu diseluruh ruangan harus dimatikan (6) Teks Wangsit Siliwangi yang benar dapat dilihat pada Lampiran 1(satu) Peraturan Organisasi ini BAB II TATA CARA PEMBACAAN/PENYAMPAIAN Pasal 2 53

54 (1) Wangsit Siliwangi harus dibaca/diucapkan secara khidmat dengan penuh penghayatan/penjiwaan akan arti maknanya disertai pengucapan kata (artikulasi) yang jelas serta bersifa puitis dengan tidak memperlihatkan si pembaca dalam bentuk apapun. (2) Wangsit Siliwangi dapat diterjemahkan kedalam Bahasa Nasional, Bahasa Indonesia dan dapat direkam yang diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan ( Juklak ) Pasal 3 Penyampaian Wangsit Siliwangi dapat diiringi karesmen adat seperti Kecapi Suling, sepanjang tidak mengganggu/merusak nilai Wangsit itu sendiri BAB III KETENTUAN PENUTUP Pasal 4 Segala sesuatu yang belum diatur dalam peraturan Organisasi ini akan diatur dalam keputusan, kebijaksanaan dam/atau petunjuk Organisasi Angkatan Muda Siliwangi Pasal 5 Peraturan Organisasi ini berlaku sejak tanggal ditetapkan Ditetapkan di : B A N D U N G Pada Tanggal : 24 Februari 2007 RAPAT PIMPINAN PARIPURNA PUSAT Pimpinan Rapat, PENGURUS PUSAT Ketua, Sekretaris, 54

55 H. RUSNA KOSASIH, S.IP, M.Si AZAT WITARSA, SH Lampiran PO Nomor : PO 05 / PP.AMS / II / 2007 T e n t a n g : WANGSIT SILIWANGI Wangsit Siliwangi Pun! Geus dipaheutkeun ku Nu Ngatur Di Dituna Yen kami kudu ngajagangan hiji mandala di dua mangsa, Yen kami baris nitis deui dina wanci nu dipasinikeun, Yen kami kudu nyaksian turunna pulung ka Galunggung sabada nyaksian turunna pulung ka lebah Ciliwung ratusan taun ka tukang. Subaya mangsa kiwari geus ninggang di ugana. Kiwari kami datang deui marengan nu datang make ngaran Siliwangi, ngaran kami ngaran bihari. Kami ngaran pancen jeung jiwa kami, Hayang matuh dina sumsum balung aranjeun, Hayang ngimah dina jiwa aranjeun. Hayang nitipkeun ngaran kami Siliwangi ka anak incu kami, Jeung hayang supaya eta ngaran tetep di jaga saperti nu geus di jalankeun ku kami. Kami datang deui dina ngaran, pancen jeung jiwa kami kana ngaran, pancen jeung jiwa aranjeun. Geura tampa ieu kami, Hei urang Pajajaran anyar. Saestuna pancen kami, jiwa kami, nyaeta : NYUNGKEMKEUN ACINING ASIH KALEMAH CAI KU WENING ATI, NGABAKTI JIWA RAGA KA NAGARA KU BALUNGBANG RASA, Jeung dimana engke simpay nagara pegat kandaga lante kandaga lante harayang ngaraja dewek, Geura gunakeun leungeun aranjeun binareng jeujeuhan. Gupayan ku katresna, sugan nu ingkar daek eling daek mulang. Jeung upama panggupay aranjeun teu dicumponan, kami nyaho yen leungeun aranjeun bisa di kuah kieuhkeun bisa diusapkeun bisa dipeureupkeun! Pun! Geura pake ngaran kami Siliwangi ku aranjeun tapi omat! masing bisa nyubadanannana, Masing bisa ngajagana, masing bisa ngajiwaannana. Saestuna ngaran kami teh sarua jeung kami pribadi : Boga suka jeung duka, Seja jeng usaha. Tapi inget! Sing saha anak incu kami numake ngaran kami kalawan maksud nusuci maranehna meunang kapercayaan ti kami : Sagala dukana baris ditungtungan ku sukana, Sagala sejana baris di heueuhan ku Sanghiang bener, Sagala usahana baris ditungtungan ku buahna, buah alaeunnana, Jeung alaeun anak incuna. Sabalikna, Upama aya anak incu kami numake ngaran kami bari teu jeung wiwaha, Boga seja jeung tekad nu nirca, atawa boga rasa ujub ku kaunggulan, Kami seja narik kapercayaan kami, sarta upama aya mamala datang, Tanggungan pribadina di bale balitungan.. Ngaran kami montong dibabawa, Ngaran kami montong dikotoran Cag, sakieu wangsit ti kami Siliwangi- Geura bral, Sing panjang natar lalakon kasmaran picaritaeun. 55

56 PERATURAN ORGANISASI NOMOR : PO-06 / PP.AMS / II / 2007 ATRIBUT ORGANISASI RAPAT PIMPINAN PARIPURNA PUSAT Menimbang : a. Bahwa dalam rangka penataan dan penertiban atribut-atribut Organisasi Angkatan Muda Siliwangi secara menyeluruh dan terpadu, perlu adanya keseragaman tentang atribut Organisasi serta tata cara penggunaannya. b. Bahwa Peraturan Organisasi Angkatan Muda Siliwangi tentang atribut organisasi hasil keputusan RAPIM AMS di Ciwidey, perlu diratifikasi, disempurnakan dengan Peraturan Organisasi yang baru c. Bahwa oleh karena itu dipandang perlu untuk ditetapkan Peraturan Organisasi yang mengatur atribut Organisasi Angkatan Muda Siliwangi Mengingat : 1. Keputusan Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi tahun 2004 Nomor : 06 / KONGRES VII / AMS / 2004 tentang Penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Angkatan Muda Siliwangi 2. Keputusan Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi tahun 2004 Nomor : 07/KONGRES VII/AMS/2004, Tentang Program Umum Angkatan Muda Siliwangi 3. Keputusan Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi tahun 2004 Nomor :08/KONGRES VII/AMS/2004, Tentang Pokok-Pokok Pikiran Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi 4. Keputusan Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi tahun 2004 Nomor :12/KONGRES VII/AMS/2004, Tentang Penetapan Susunan dan Personalia Pengurus Pusat Angkatan Muda Siliwangi Masa Bakti Tahun , 5. Keputusan Pengurus Pusat Angkatan Muda Siliwangi tahun 2004 Nomor : SKEP.01/PP-AMS/IX/2004, Tentang Pedoman Tata kerja Pengurus Pusat Angkatan Muda Siliwangi Masa Bakti Tahun , Memperhatikan : Saran dan pendapat yang berkembang yang disampaikan dalam Rapat Pimpinan Paripurna Pusat Angkatan Muda Siliwangi pada tanggal. 24 Februari 2007 M E M U T U S K A N 56

57 Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI ANGKATAN MUDA SILIWANGI NOMOR : PO - 06 / PP. AMS / II / 2007 TENTANG ATRIBUT ORGANISASI ANGKATAN MUDA SILIWANGI Pasal 1 Mengesahkan Peraturan Organisasi tentang atribut Organisasi Angkatan Muda Siliwangi tahun 2007 sebagaimana terlampir dalam Surat Keputusan ini Pasal 2 Lampiran sebagaimana termaksud dalam Pasal 1, merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Surat Keputusan ini Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkanya dan akan diperbaiki seperlunya, apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan didalam penetapanya Ditetapkan di : B A N D U N G Pada Tanggal : 24 Februari 2007 RAPAT PIMPINAN PARIPURNA PUSAT Pimpinan Rapat, PENGURUS PUSAT Ketua, Sekretaris, 57

58 H. RUSNA KOSASIH, S.IP, M.Si AZAT WITARSA, SH Lampiran PO Nomor : PO 06 / PP.AMS / II / 2007 T e n t a n g : Atribut Organisasi Angkatan Muda Siliwangi PERATURAN ORGANISASI MENGENAI ATRIBUT-ATRIBUT, ARTI, MAKNA DAN ATURAN PENGGUNAANNYA BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 Atribut-atribut Organisasi Angkatan Muda Siliwangi, terdiri dari : (1) Lambang Angkatan Muda Siliwangi (2) Panji Organisasi Angkatan Muda Siliwangi (3) Bendera Angkatan Mudfa Siliwangi (4) Bendera Kepengurusan Angkatan Muda Siliwangi (5) Tanda Jabatan Angkatan Muda Siliwangi (6) Papan Nama Kepengurusan Angkatan Muda Siliwangi (7) Badge Angkatan Muda Siliwangi (8) Lencana Angkatan Muda Siliwangi (9) Stempel Kepengurusan Angkatan Muda Siliwangi (10) Piagam, Vandel dan Plaquet Angkatan Muda Siliwangi (11) Pakaian Seragam Angkatan Muda Siliwangi (12) Topi Angkatan Muda Siliwangi BAB II Pengertian masing-masing Atribut Pasal 2 Lambang Organisasi 58

59 Lambang Angkatan Muda Siliwangi adalah Kepala Harimau dengan Dua Kujang Pusaka berlubang Empat dan bertuliskan SILIWANGI AMS PUKASARKAN (1) Makna dan arti dari Warna pada Lambang Angkatan Muda Siliwangi : a) Kuning mengandung arti Agung dan selalu iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa b) Merah mengandung arti berani serta bertanggung jawab didalam memperjuangkan keadilan dan kebenaran c) Hitam mengandung arti Kukuh kana jangji didalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 (2) Makna dan arti dari Lambang Angkatan Muda Siliwangi : Kumis pada Lambang Angkatan Muda Siliwangi berjumlah 10 (Sepuluh), Lima di Kiri dan Lima di Kanan melambangkan TANGGAL kelahiran Angkatan Muda Siliwangi Dua Taring di Kiri dan Kanan melambangkan pada Orde ke Dua ( Orde Baru ) saat didirikannya Angkatan Muda Siliwangi dan Sebelas Gigi melambangkan BULAN kelahiran Angkatan Muda Siliwangi. Bulu bulu disekeliling kepala Macan berjumlah 66 ( Enampuluh Enam ) buah melambangkan TAHUN kelahiran Angkatan Muda Siliwangi Dua Kujang berwarna Kuning, berlubang Empat berwarna Putih yang mengelilingi Kepala Macan mengandung arti Cai Kahuripan sebagai penjabaran dari Catur Watak Utama Angkatan Muda Siliwangi yang terdiri dari : Kukuh kana Jangji, Leber Wawanen, Silih Wawangi & medangkeun Kamulyan Titik-titik Hitam dibawah Hidung pada Lambang Angkatan Muda Siliwangi berjumlah 26 ( Duapuluh Enam ) mengingatkana kita Kepada penanda tangan ( Deklarator ) Piagam AMS Warna Merah pada Lidah melambangkan berani serta bertanggung jawab didalam memperjuangkan keadilan dan kebenaran Segi Lima warna Hijau dari Lambang Angkatan Muda Siliwangi mengandung arti keteguhan hati untuk menjaga Lemah Cai yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia 59

60 (3) Lambang Angkatan Muda Siliwangi, dipakai / dipergunakan pada : Panji, Bendera Kepengurusan, Bendera, Tanda Jabatan, Pakaian Seragam, Papan Nama, Badge, Lencana, Stempel, Piagam, Vaandel, Plaquet, Topi Lapangan dan Jacket Angkatan Muda Siliwangi dan keperluan lain yang tidak merendahkan martabat organisasi. Pasal 3 Panji Organisasi (1) Bentuk Panji Oranisasi, adalah berwarna Kuning Emas berhiaskan Lambang Organisasi ditengah-tengahnya dengan ukuran 90 Cm x 150 Cm Bentuk Panji Organisasi : Panji Angkatan Muda Siliwangi terbuat dari bahan Satyn Sutera dengan warna dasar dan jumbai Kuning berukuran Panjang 90 Cm, Lebar 150 Cm dan Jumbai 8 Cm, ditengah tengah Panji terdapat lambang Angkatan Muda Siliwangi berukuran vertical 45 Cm dan Horizontal 55 Cm serta tulisan dengan huruf cetak dengan ukuran Tinggi 5 Cm dan panjang kalimat 95 Cm (2) diseluruh jajaran Organisasi Angkatan Muda Siliwangi hanya ada Satu Panji yang terdapat di Tingkat Pengurus Pusat (3) dipakai dalam acara acara : a) Kongres Angkatan Muda Siliwangi b) Rapat Pimpinan Paripurna Pusat c) Rapat Kerja Tingkat Pusat d) Peringatan Hari Ulang Tahun Organisasi e) Acara-acara Tingkat Pusat yang dianggap layak oleh Pengurus Pusat Angkatan Muda Siliwangi Pasal 4 60

61 Bentuk Bendera Organisasi : Bendera dan Bendera Kepengurusan (1) Bentuk Bendera Angkatan Muda Siliwangi, berwarna Kuning dengan Lambang Organisasi ditengah-tengahnya tanpa memakai Jumbai dengan ukuran 90 Cm x 110 Cm (2) Bentuk, ukuran dan komposisi Bendera Kepengurusan Angkatan Muda Siliwangi adalah sama dengan Panji Angkatan Muda Siliwangi (3) Bendera Kepengurusan dibedakan menurut Tingkat Kepengurusan berdasarkan Warna Dasar sebagai berikut : Bendera Kepengurusan untuk Pengurus Pusat : 1). Warna Dasar Kuning 2). Warna Jumbai, Kuning 2). Ditengah-tengah Lambang Organisasi 3). Dibawah Lambang Organisasi bertuliskan PENGURUS PUSAT 4). Ukuran 90 Cm x 150 Cm Bendera Kepengurusan untuk Pengurus Distrik / Perwakilan : 1). Warna Dasar Merah 2). Warna Jumbai, Kuning 2). Ditengah-tengah Lambang Organisasi 3). Dibawah Lambang Organisasi bertuliskan Kode Distrik /Perwakilan 4). Ukuran 90 Cm x 150 Cm Bendera Kepengurusan untuk Pengurus Rayon : 1). Warna Dasar Hijau 2). Warna Jumbai, Kuning 2). Ditengah-tengah Lambang Organisasi 3). Dibawah Lambang Organisasi bertuliskan Kode Rayon 4). Ukuran 90 Cm x 150 Cm Bendera Kepengurusan untuk Pengurus Sub Rayon : 1). Warna Dasar Biru 2). Warna Jumbai, Kuning 2). Ditengah-tengah Lambang Organisasi 3). Dibawah Lambang Organisasi bertuliskan Kode Sub Rayon 4). Ukuran 90 Cm x 150 Cm (4) Bendera Kepengurusan dapat dipergunakan apabila disuatu tempat hadir Pengurus Organisasi dan dalam semua kegiatan pemunculan organisasi yang dianggap layak oleh Pengurus Organisasi menurut tingkatannya. Pasal 5 Tanda Jabatan (1) Tanda Jabatan adalah tanda yang dipakai oleh Para Pengurus karena jabatannya, yaitu bagi : 61

62 Tanda Jabatan untuk Personalia Pengurus Pusat Angkatan Muda Siliwangi : a) Bulatan dengan garis Tengah 3 (Tiga ) Cm, bergerigi 12 ( Dua Belas ) bercuping 6 ( Enam ) ditengah-tengahnya tertera Lambang Organisasi b) Warna Dasar dan Warna Lambang berwarna Kuning Emas c) Gambar Lambang Organisasi terpasang secara menonjol / relief Tanda Jabatan untuk Personalia Pengurus Distrik Angkatan Muda Siliwangi : a) Bulatan dengan garis Tengah 3 (Tiga ) Cm, bergerigi 12 ( Dua Belas ) bercuping 6 ( Enam ) ditengah-tengahnya tertera Lambang Organisasi b) Warna Dasar Putih Perak dan Warna Lambang Organisasi berwarna Kuning Emas c) Gambar Lambang Organisasi terpasang secara menonjol / relief Tanda Jabatan untuk Personalia Pengurus Rayon Angkatan Muda Siliwangi : a) Bulatan dengan garis Tengah 3 (Tiga ) Cm, bergerigi 12 ( Dua Belas ) bercuping 6 ( Enam ) ditengah-tengahnya tertera Lambang Organisasi b) Warna Dasar dan Warna Lambang berwarna Putih Perak c) Gambar Lambang Organisasi terpasang secara menonjol / relief Tanda Jabatan untuk Personalia Pengurus Sub Rayon Angkatan Muda Siliwangi : a) Bulatan dengan garis Tengah 3 (Tiga ) Cm, bergerigi 12 ( Dua Belas ) bercuping 6 ( Enam ) ditengah-tengahnya tertera Lambang Organisasi b) Warna Dasar dan Warna Lambang berwarna Putih Perak c) Gambar Lambang Organisasi terpasang tidak menonjol (2) Tata cara pemakaian Tanda Jabatan Kepengurusan yaitu dipasang pada saku baju sebelah kanan apabila memakai seragam lengkap dengan badge Angkatan Muda Siliwangi. (3) Pengunaan Tanda Jabatan Kepengurusan dipakai oleh setiap Pengurus Organisasi menurut tingkatannya pada acara-acara resmi organisasi atau bila mewakili organisasi didalam menghadiri upacara dan lain-lain. Pasal 6 Papan Nama Organisasi (1) Papan Nama Kepengurusan Organisasi terbuat dari bahan-bahan yang memadai yang mudah dan murah didapat berwarna dasar putih, berukuran 80 Cm x 120 Cm disebelah kiri gambar Lambang Organisasi dibawahnya kode Distrik / Rayon atau Sub rayon disebelah kanan bertuliskan Pengurus sesuai dengan Tingkat kepengurusan lengkap dengan alamat sekretariat dan nomor telepon apabila ada, Sebagai contoh bentuk Papan Nama Organisasi adalah sebagai berikut : 62

63 AMS. 005 PENGURUS DISTRIK ( A.M.S. ) KABUPATEN GARUT Sekretariat : Jl. Baratayudha No. 72 Tlp. ( 0265 ) Garut AMS PENGURUS RAYON ( A.M.S. ) KECAMATAN CIMANGGUNG Sekretariat : Jl. Parakanmuncang No.193 Tlp. (022) Simpang-Cimanggung AMS PENGURUS SUB RAYON ( A.M.S. ) KELURAHAN BABAKANSARI Sekretariat : Jl. Babakan Sari No. 4 Bandung (2) Penggunaan Papan Nama Organisasi, dipasang dan diletakan didepan Sekretariat masingmasing tingkat Kepengurusan Organisasi. Pasal 7 Badge Organisasi (1) Badge Organisasi Angkatan Muda Siliwangi terdiri dari 5 ( Lima ) Macam yaitu : Lambang Angkatan Muda Siliwangi Tulisan 63

64 Lambang Kujang Pakusarakan Kode Lokasi Untuk Distrik Kode Lokasi Untuk Pusat Huruf A.M.S (2) Pengunaan Badge Organisasi adalah sebagai berikut : - Lambang Angkatan Muda Siliwangi dipakai di Lengan sebelah Kiri - Tulisan dipakai di Lengan sebelah Kiri, diatas Lambang Organisasi - Lambang Kujang Pakusarakan, dipakai dilengan sebelah Kanan - Kode Lokasi, dipakai di lengan sebelah Kanan diatas Lambang Kujang Pakusarakan - Huruf A.M.S dipakai pada Dada sebelah Kiri Pasal 8 Lencana Organisasi (1) Lencana Angkatan Muda Siliwangi terbuat dari bahan Logam berwana Kuning Emas (2) Bentuk Lencana adalah bentuk Lambang Organisasi (3) Ukuran Lencana, bergaris Tengah Vertikal 2 Cm, Horizontal, 2 Cm Warna Kuning Emas (4) Penggunaan Lencana dipakai pada kerah baju sebelah Kiri atau diatas kening Topi Lapangan Pasal 9 Stempel Kepengurusan Organisasi 64

65 Contoh Stempel : Pengurus Pusat Distrik Kota Bandung Perwakilan Sumut Rayon Garut Kota Sub Rayon Sarijadi (1) Stempel kepengurusan organisasi berbentuk bulat dengan lambang organisasi di tengahtengah, bertuliskan kepengurusan organisasi pada setiap tingkatan (2) Lingkaran luas stempel organisasi bergaris tengah 4 cm sedangkan lingkaran dalamnya bergaris tengah 3 cm. (3) Di sebelah atas lambang organisasi di antara dua lingkaran bertuliskan ANGKATAN MUDA SILIWANGI (4) Penulisan nama tingkatan kepengurusan berada pada lingkaran bawah lambang diantara dua bintang bersegi lima bagi pusat ditulis PENGURUS PUSAT sedangkan bagi jenjang organisasi ditulis DISTRIK/ PERWAKILAN/ RAYON/ KOMISARIAT/ SUBRAYON yang bersangkutan. Pasal 11 Tanda Penghargaan Tanda penghargaan adalah penghargaan yang diberikan oleh organisasi kepada anggota, perorangan atau instansi yang dianggap berjasa bagi organisasi, bentuknya dapat berupa Piagam, Vaandel, Plaqet, Sticker atau bentuk lain yang memadai. Pasal 12 Pakaian Seragam Angkatan Muda Siliwangi (1) Pakaian Seragam organisasi, adalah pakaian yang dipergunakan dalam kegiatan-kegiatan resmi organisasi atau pakaian Dinas Harian ( PDH ) (2) Bentuk dan Corak serta Warna Pakaian Seragam Organisasi a). Kemeja Seragam Organisasi berwarna Coklat dengan lengan pendek, lidah pundak dan bersaku Dua pakai tutup b). Celana Panjang dengan warna yang sama yaitu Coklat, Dua Saku didepan dan dibelakang Saku sebelah Kanan memakai tutup (3) Pakaian Seragam Loreng hanya dipakai pada Pakaian Dinas Lapangan ( PDL ) yang pengaturannya lebih lanjut diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan ( Juklak ) Contoh Seragam AMS : Kemeja Tampak Depan Kemeja Samping Kanan Kemeja Samping Kiri 65

66 Contoh Celana AMS : Celana Tampak Depan Celana Tampak Belakang Pasal 13 Kop Surat 1. Kop Surat, dibuat disetiap tingkatan kepengurusan, sebagai alat kelengkapan organisasi dalam hal surat menyurat dan lainnya 2. Dibuat diatas kertas HVS dengan ukuran F4 70 gr 3. Dipojok Kiri Atas mencantumkan Lambang Organisasi dibawahnya Kode Kepengurusan, sebelah Kanannya mencantumkan tulisan Tingkat kepengurusan, tulisan Angkatan Muda Siliwangi, Singkatan nama Organisasi dan alamat lengkap sekretariat 4. Contoh-contoh Kop Surat a. Contoh Kop Surat untuk Pusat b. Contoh Kop Surat untuk Distrik 66

67 c. Contoh Kop Surat untuk Rayon d. Contoh Kop Surat untuk Sub Rayon 67

68 Pasal 14 Topi Lapangan Baret Topi tampak Dari depan Topi tampak Dari Samping Kanan Topi tampak Dari samping Kiri Topi lapangan dapat berbentuk baret warna coklat, atau topi lapangan warna coklat dengan memakai lencana AMS. Pasal 15 Penutup Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan organisasi ini sepanjang tidak bertentangan dengan AD/ ART serta peraturan organisasi lainnya akan diatur kemudian oleh Pengurus Pusat. Ditetapkan di : B A N D U N G Pada Tanggal : 24 Februari 2007 RAPAT PIMPINAN PARIPURNA PUSAT Pimpinan Rapat, PENGURUS PUSAT Ketua, Sekretaris, H. RUSNA KOSASIH, S.IP, M.Si AZAT WITARSA, SH 68

69 PERATURAN ORGANISASI NOMOR : PO-07 PP/AMS/II/2007 PEMBENTUKAN BADAN DAN LEMBAGA DI LINGKUNGAN RAPAT PIMPINAN PARIPURNA PUSAT Menimbang : a. Bahwa untuk meningkatkan kinerja Organisasi, maka perlupenataanformat Badan dan Lembaga Angkatan Muda Siliwangi sesuai dengan amanat Konhres VII AMS pada tahun 2004 b. Bahwa penataan format baru diarahkan pada optimalisasi dayadukung, kinerja Badan dan Lembaga dalam melaksanakan fungsi Organisasi disemua tingkatan Organisasi c. Bahwa untuk melaksanakan penataan format Badan danlembaga tersebut perlu diterbitkan Peraturan Organisasi yang mengatur tentang pembentukan Badan dan Lembaga di lingkungan Angkatan Muda Siliwangi Mengingat : 1. Keputusan Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi tahun 2004 Nomor : 06 / KONGRES VII / AMS / 2004 tentang Penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Angkatan Muda Siliwangi 2. Keputusan Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi tahun 2004 Nomor : 07/KONGRES VII/AMS/2004, Tentang Program Umum Angkatan Muda Siliwangi 3. Keputusan Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi tahun 2004 Nomor :08/KONGRES VII/AMS/2004, Tentang Pokok-Pokok Pikiran Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi 4. Keputusan Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi tahun 2004 Nomor :12/KONGRES VII/AMS/2004, Tentang Penetapan Susunan dan Personalia Pengurus Pusat Angkatan Muda Siliwangi Masa Bakti Tahun Keputusan Pengurus Pusat Angkatan Muda Siliwangi tahun 2004 Nomor : SKEP.01/PP-AMS/IX/2004, Tentang Pedoman Tata kerja Pengurus Pusat Angkatan Muda Siliwangi Masa Bakti Tahun , Memperhatikan : Saran dan pendapat yang berkembang yang disampaikan dalam Rapat Pimpinan Paripurna Pusat Angkatan Muda Siliwangi pada tanggal. 24 Februari 2007 M E M U T U S K A N 69

70 Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI ANGKATAN MUDA SILIWANGI NOMOR : PO - 07 / PP. AMS / II / 2007 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN DAN LEMBAGA DILINGKUNGAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Badan dan Lembaga adalah suatu institusi yang berada didalam struktur AMS, yang memiliki garis koordinatif dan bertanggungjawab kepada Pengurus Organisasi sesuai tingkatanya, dengan tugas pokok melakukan kajian, telaah/analisis, advokasi dan penelitian terhadap berbagai masalah aktual dan strategis serta berperan meningkatkan citra Organisasi di masyarakat dan relevan dengan kepentingan intern Organisasi BAB II TATA CARA PEMBENTUKAN BADAN DAN LEMBAGA Pasal 2 (1) Badan dan Lembaga dapat dibentuk oleh Pengurus AMS sampai dengan Tingkat Distrik dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kondisi obyektif masing-masing Distrik (2) Badan dan Lembaga adalah bersifat ekstra struktural dan berada didalam struktur Pengurus AMS (3) Badan dan Lembaga melakukan koordinasi dan bertanggung jawab kepada Pengurus Angkatan Muda Siliwangi sesuai tingkatanya (4) Badan dan Lembaga memiliki kewenangan melaksanakan kegiatan dan dapat bekerjasama dengan pihak-pihak lain Pasal 3 (1) Keputusan pembentukan Badan dan Lembaga dilakukan dalam Rapat Pleno Pengurus Angkatan Muda Siliwangi yang diadakan khusus untuk itu (2) Masa bakti kepengurusan Badan dan Lembaga adalah 5 (lima) tahun sesuai tingkatanya (3) Dalam pelaksanaan kegiatanya Badan dan Lembaga memberikan laporan secara berkala kepada Pengurus Angkatan Muda Siliwangi sesuai tingkatanya Pasal 4 Pengurus Badan dan Lembaga terdiri dari orang-orang yang memiliki kompetensi dibidangnya masing-masing, tidak harus Anggota Angkatan Muda Siliwangi tetapi minimal bersesuaian aspirasi, orientasi dan idealismenya dengan doktrin, tujuan dan visi serta misi Angkatan Muda Siliwangi 70

71 BAB III STRUKTUR BADAN DAN LEMBAGA Pasal 5 Struktur Organisasi Badan dan Lembaga terdiri dari : b. Pengarah, adlah unsur Pengurus AMS disemua tingkatan sesuai bidangnya secara exofficio menjadi pengarah atau pimpinan dan dapat ditambah dengan unsur kompeten lainya sesuia kebutuhan c. Pelaksana, adalah Kader Angkatan Muda Siliwangi yang membidangi atau unsur profesional, meliputi : 1) Seorang Ketua 2) Beberapa Wakil Ketua 3) Seorang Sekretaris dan beberapa Wakil Sekretaris 4) Seorang Bendahara dan Wakil Bendahara 5) Anggota-anggota d. Bidang atau Divisi yang jenis dan jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan BAB IV HUBUNGAN PENGURUS AMS DENGAN BADAN DAN LEMBAGA Pasal 6 Badan dan Lembaga yang dibentuk oleh Pengurus AMS masing-masing tingkatan mempunyai hubungan kordinatif dan struktural Pasal 7 Secara periodik, Badan dan Lembaga memberikan laporan kepada Pengurus AMS dan bersifat evaluatif terhadap kinerja Badan dan Lembaga Pasal 8 Secara berkala / tahunan, komposisi dan personalia Badan dan Lembaga dapat melakukan penyegaran dan penyempurnaan atas dasar hasil evaluasi Pengurus AMS yang dilakukan secara demokratis di masing-masing Badan dan Lembaga dan setelah mendapat persetujuan dari Pimpinan / Pengarah yang selanjutnya ditetapkan oleh Pengurus AMS BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 9 Segala sesuatu yang belum diatur dalam Peraturan Organisasi ini akan diatur dalam Keputusan, Kebijaksanaan dan/atau Petunjuk Pelaksanaan Pengurus Pusat Angkatan Muda Siliwangi Pasal 10 Peraturan Organisasi ini berlaku sejak tanggal ditetapkan 71

72 Ditetapkan di : B A N D U N G Pada Tanggal : 24 Februari 2007 RAPAT PIMPINAN PARIPURNA PUSAT Pimpinan Rapat, PENGURUS PUSAT Ketua, Sekretaris, H. RUSNA KOSASIH, S.IP, M.Si AZAT WITARSA, SH 72

73 PERATURAN ORGANISASI NOMOR : PO-08 PP/AMS/II/2007 HUBUNGAN/KERJASAMA DENGAN ORGANISASI YANG DIDIRIKAN RAPAT PIMPINAN PARIPURNA PUSAT Menimbang : a. Bahwa pembentukan organisasi yang berbasis doktrin yang sama, merupakan bagian tak terpisahkan dari pokok-pokok format baru kelembagaan Angkatan Muda Siliwangi serta merupakan antisipasi tuntutan modernisasi organisasi. b. Bahwa berdirinya organisasi tersebut tidak terlepas dari peran Angkatan Muda Siliwangi sebagai Organisasi induk c. Bahwa untuk itu perlu diatur Peraturan Organisasi yangmengatur hubungan/kerjasama Angkatan Muda Siliwangi dengan Organisasi yang didirikan Mengingat : 1. Keputusan Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi tahun 2004 Nomor : 06 / KONGRES VII / AMS / 2004 tentang Penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Angkatan Muda Siliwangi 2. Keputusan Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi tahun 2004 Nomor : 07/KONGRES VII/AMS/2004, Tentang Program Umum Angkatan Muda Siliwangi 3. Keputusan Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi tahun 2004 Nomor :08/KONGRES VII/AMS/2004, Tentang Pokok-Pokok Pikiran Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi 4. Keputusan Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi tahun 2004 Nomor :12/KONGRES VII/AMS/2004, Tentang Penetapan Susunan dan Personalia Pengurus Pusat Angkatan Muda Siliwangi Masa Bakti Tahun Keputusan Pengurus Pusat Angkatan Muda Siliwangi tahun 2004 Nomor : SKEP.01/PP-AMS/IX/2004, Tentang Pedoman Tata kerja Pengurus Pusat Angkatan Muda Siliwangi Masa Bakti Tahun , Memperhatikan : Saran dan pendapat yang berkembang yang disampaikan dalam Rapat Pimpinan Paripurna Pusat Angkatan Muda Siliwangi pada tanggal. 24 Februari 2007 M E M U T U S K A N 73

74 Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI ANGKATAN MUDA SILIWANGI NOMOR : PO - 08 / PP. AMS / II / 2007 TENTANG HUBUNGAN/KERJASAMA ANGKATAN MUDA SILIWANGI DENGAN ORGANISASI YANG DIDIRIKAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Organisasi yang didirikan AMS adalah Organisasi yang pada proses berdirinya mempunyai Hubungan Historis dengan Angkatan Muda Siliwangi Pasal 2 Yang dimaksud Hubungan Historis adalah sebelum Organisasi tersebut menjadi Organisasi Struktural yang berdiri sendiri, awalnya merupakan Lembaga Ekstra Struktural yang dibentuk oleh Angkatan Muda Siliwangi, sejalan dengan perkembangan dan peningkatan kualitas Lembaga tersebut maka statusnya berubah menjadi Organisasi yang berdiri sendiri yang dilaksanakan melalui mekanisme tertentu Pasal 3 Organisasi yang didirikan biasanya orientasinya spesifik, seperti Komunitas Wanita, Pemuda, Mahasiswa, Ulama atau Profesi lainya Pasal 4 Organisasi yang didirikan atas seijin Pengurus Pusat Angkatan Muda Siliwangi melalui Rapat Pimpinan diperbolehkan memakai nama serta atribut-atribut AMS lainya yang disesuaikan Pasal 5 Apabila Organisasi yang didirikan telah menyimpang dari doktrin, visi dan misi Organisasi maka melalui Rapat Paripurna Pengurus Pusat AMS dapat menarik ijin pemakaian nama serta atribut-atribut AMS lainya 74

75 BAB II CIRI-CIRI ORGANISASI YANG DIDIRIKAN Pasal 6 Memiliki kesamaan doktrin, visi dan misi dengan Organisasi Angkatan Muda Siliwangi Pasal 7 Ketua Dewan Penasehat adalah ex-officio Ketua Umum/Ketua Angkatan Muda Siliwangi dimasing-masing tingkatanya Pasal 8 Ketua Organisasi yang didirikan diusahakan merangkap jabatan dengan salah satu Pengurus Angkatan Muda Siliwangi dimasing-masing tingkatanya Pasal 9 Pengurus Angkatan Muda Siliwangi berhak menjadi peserta penuh dalam setiap pelaksanaan musyawarah Organisasi yang didirikan sesuai tingkatanya BAB III HUBUNGAN DAN KERJASAMA Pasal 10 Hubungan kerjasama antara Angkatan Muda Siliwangi dengan Organisasi yang didirikan dilakukan dalam rangka mendapatkan manfaat keduabelah pihak baik secara kelembagaan maupun keanggotaan Pasal 11 Dalam melaksanakan kerjasama, posisi kedua belah pihak adalah sederajat dan mandiri. Satu pihak tidak dapat mencampuri urusan intern Organisasi pihak lain yang menjalin hubungan kerjasama. Pasal 12 Keduabelah pihak sama-sama mengetahui dan mengerti bahwa Asas, Tujuan dan Program Organisasi memiliki arah dan misi yang sama untuk mewujudkan tujuan bersama Pasal 13 Bentuk-bentuk kerjasama antara Angkatan Muda Siliwangi dengan Organisasi yang didirikan yaitu : a. Pelaksanaan program-program kerja Organisasi; 75

76 b. Pelaksanaan kaderisasi; c. Pelaksanaan rekruitmen kepemimpinan; d. Hal-hal yang dianggap perlu BAB IV TATA CARA KERJASAMA Pasal 14 Kerjasama dalam pelaksanaan program a. Angkatan Muda Siliwangi dapat mendistribusikan program kepada Organisasi yang didirikan dan sebaliknya Organisasi yang didirikan dapat mengajukan usul program kepada Angkatan Muda Siliwangi; b. Pembiayaan pelaksanaan program yang menjadi lingkup kerjasama menjadi beban sesuai kesepakatan bersama Pasal 15 Kerjasama dalam pelaksanaan rekruitmen kepemimpinan a. Angkatan Muda Siliwangi memperhatikan sungguh-sungguh penyaluran kader kepemimpinan yang bersumber dari Organisasi yang didirikan untuk ditempatkan menjadi Pengurus AMS melalui musyawarah sesuai tingkatanya; b. Proses seleksi, kriteria dan prosedur rekruitmen kader yang bersumber dari Organisasi yang didirikan dilaksanakan dengan menggunakan proses, kriteria dan prosedur yang sama bagi Anggota AMS yang diatur dalam ketentuan Organisasi AMS; c. Keputusan tentang kader yang akan mendapatan penugasan dari AMS, sepenuhnya menjadi kewenangan Pengurus AMS Pasal 16 Kerjasama dalam pelaksanaan kaderisasi a. Organisasi yang didirikan dapat melaksanakan pendidikan dan latihan kader yang pola dasar pendidikan dan pelatihanya diarahkan oleh Organisasi Angkatan Muda Siliwangi; b. Proses seleksi, kriteria dan prosedur ketentuan peserta diklat kader tetap menggunakan ketentuan yang berlaku pada lembaga kaderisasi Angkatan Muda Siliwangi BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 (1) Segala sesuatu yang belum diatur dalam peraturan Organisasi ini akan diatur dalam ketentuan tersendiri; (2) Jika terdapat kekeliruan dalam Peraturan Organisasi akan dilakukan penyempurnaan seperlunya Pasal 18 76

77 Peraturan Organisasi ini berlaku sejak tanggal ditetapkan Ditetapkan di : B A N D U N G Pada Tanggal : 24 Februari 2007 RAPAT PIMPINAN PARIPURNA PUSAT Pimpinan Rapat, PENGURUS PUSAT Ketua, Sekretaris, H. RUSNA KOSASIH, S.IP, M.Si AZAT WITARSA, SH 77

78 PERATURAN ORGANISASI NOMOR : PO-09 / PP.AMS / II / 2007 T e n t a n g KODE DISTRIK/ PERWAKILAN RAPAT PIMPINAN PARIPURNA PUSAT Menimbang : 1. Bahwa dalam rangka terciptanya mekanisme dan aturan-aturan kerja yang baik dan benar, dipandang perlu adanya peraturan yang mengatur tentang hal tersebut 2. Bahwa untuk tertib administrasi dilingkungan Angkatan Muda Siliwangi, untuk tiap-tiap Distrik/ Perwakilan diberikan kode sebagai identitas Distrik/ Perwakilan tersebut 3. Bahwa oleh karena itu dipandang perlu untuk segera ditetapkan Peraturan Organisasi mengenai Kode Distrik /Perwakilan Angkatan Muda Siliwangi Mengingat : a. Anggaran Dasar Angkatan Muda Siliwangi Bab VI Pasal 19 tentang Pedoman Tata Kerja b. Program Umum Angkatan Muda Siliwangi Bab IX tentang Pokok-Pokok Program Umum Angkatan Muda Siliwangi Memperhatikan : Saran dan pendapat yang berkembang yang disampaikan dalam Rapat Pimpinan Paripurna Pusat Angkatan Muda Siliwangi pada tanggal. 24 Februari M E M U T U S K A N Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI NOMOR : PO - 08 / PP. AMS / II / 2007 TENTANG KODE DISTRIK/ PERWAKILAN Pertama : Dengan disahkannya Peraturan Organisasi mengenai Kode Distrik /Perwakilan Angkatan Muda Siliwangi sebagaimana terlampir dalam Surat Keputusan ini yang sebelumnya pernah dibuat, dinyatakan tidak berlaku lagi. Kedua : Lampiran sebagaimana dimaksud dalam dictum pertama merupakan 78

79 bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Keputusan ini. Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : B A N D U N G Pada Tanggal : 24 Februari 2007 RAPAT PIMPINAN PARIPURNA PUSAT Pimpinan Rapat, PENGURUS PUSAT Ketua Umum, Sekretaris Jenderal, H. RUSNA KOSASIH, S.Ip, M.Si AZAT WITARSA, SH 79

80 Lampiran PO Nomor : PO 09 / PP.AMS / II / 2007 T e n t a n g : Kode Distrik/ Perwakilan Angkatan Muda Siliwangi BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Hakekat Peraturan Organisasi adalah sebagai kelengkapan Organisasi yang mutlak harus diadakan untuk mengatur lajunya roda organisasi terutama hal-hal yang belum diatur didalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Angkatan Muda Siliwangi. BAB II KODE DISTRIK / PERWAKILAN AMS Pasal 2 Pengkodean Distrik/ Perwakilan AMS, berarti : (a) Agar lebih memudahkan dalam berbagai kegiatan terutama Tertib Administrasi dilingkungan Angkatan Muda Siliwangi. (b) Dipandang perlu untuk menetapkan kode Distrik/ Perwakilan sebagai identitas Distrik/ Perwakilan tersebut. Pasal 3 Kode Distrik dan Perwakilan No. Wilayah Kode D i s t r i k 01. Priangan AMS. 001 Kota Bandung 02. Priangan AMS. 002 Kabupaten Bandung 03. Priangan AMS. 003 Kota Cimahi 04. Priangan AMS. 004 Kabupaten Sumedang 05. Priangan AMS. 005 Kabupaten Garut 06. Priangan AMS. 006 Kabupaten Tasikmalaya 07. Priangan AMS. 007 Kota Tasikmalaya 08. Priangan AMS. 008 Kabupaten Ciamis 09. Priangan AMS. 009 Kota Banjar 10. Bogor AMS. 010 Kabupaten Bogor 11. Bogor AMS. 011 Kota Bogor 12. Bogor AMS. 012 Kabupaten Sukabumi 13. Bogor AMS. 013 Kota Sukabumi 14. Bogor AMS. 014 Kabupaten Cianjur 15. Bogor AMS. 015 Kota Depok 80

81 16. Cirebon AMS. 016 Kabupaten Cirebon 17 Cirebon AMS. 017 Kota Cirebon 18. Cirebon AMS. 018 Kabupaten Indramayu 19. Cirebon AMS. 019 Kabupaten Majalengka 20. Cirebon AMS. 020 Kabupaten Kuningan 21. Karawang AMS. 021 Kabupaten Karawang 22. Karawang AMS. 022 Kabupaten Purwakarta 23. Karawang AMS. 023 Kabupaten Subang 24. Karawang AMS. 024 Kabupaten Bekasi No. Wilayah Kode Perwakilan / Distrik Perwakilan 26. Banten AMS. 101 Perwakilan Khusus Banten 27. Banten AMS Kabupaten Serang 28. Banten AMS Kota Cilegon 29. Banten AMS Kabupaten Lebak 30. Banten AMS Kabupaten Pandeglang 31. Banten AMS Kabupaten Tangerang 32. Banten AMS Kota Tangerang 33. Sumatera Utara AMS. 102 Perwakilan Sumatera Utara 34. Sumatera Utara AMS Kabupaten Deli Serdang 35. Sumatera Utara AMS Kabupaten Serdang Bedagai Kode Distrik / Perwakilan dipakai pada : Pasal 4 (1) Surat menyurat, 1.1 Penomoran Surat Keluar ( Contoh Lampiran 1.1 ) 1.2 Penomoran Surat Keputusan ( Contoh pada Lampiran 1.2) 1.3 Penomoran Surat Tugas ( Contoh pada Lampiran 1.3) 1.4 Dan Penomoran Surat-surat lainnya yang dianggap perlu untuk dibuat (2) Penomoran Anggota ( Contoh pada Lampiran 1.4 ) (3) Kode Lokasi pada bahu Kanan Uniform AMS ( Contoh pada Lampiran 1.5 ) (4) Dan lainnya yang dianggap perlu dan tidak merendahkan martabat Organisasi BAB III PENUTUP Pasal 5 Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan organisasi ini sepanjang tidak bertentangan dengan AD/ ART serta Peraturan Organisasi lainnya akan diatur kemudian oleh Pengurus Pusat. Ditetapkan di : B A N D U N G Pada Tanggal : 24 Februari 2007 RAPAT PIMPINAN PARIPURNA PUSAT 81

82 Pimpinan Rapat, PENGURUS PUSAT Ketua, Sekretaris, H. RUSNA KOSASIH, S.IP, M.Si AZAT WITARSA, SH Lampiran, 1.1 ( Contoh Surat Keluar ) AMS.005 Kode Distrik AMS Kabupaten Garut Nomor : 009 / AMS. 005 / II / 2007 Lampiran : - Perihal : Rapat Pleno PAKUSARAKAN! PENGURUS DISTRIK KABUPATEN GARUT Sekretariat : Jl. Baratayudha No. 72 Tlp. (0262) Kabupaten Garut Garut, 24 Februari 2007 Kepada Yth, Personalia Pengurus Distrik Kabupaten Garut di T e m p a t Pengurus Distrik Angkatan Muda Siliwangi Kabupaten Garut, dengan ini mengundang Saudara/i untuk hadir dalam acara Rapat Pleno yang Insya Allah akan dilaksanakan pada : Hari, Tanggal, Waktu : Senin, 26 Februari 2007, Mulai Pukul WIB s/d Selesai Tempat : Sekretariat Distrik AMS Kabupaten Garut Jl. Baratayudha No. 72 Tlp. (0262) Garut Pokok Bahasan : Sosialisasi RAKERPUS dan RAPIM AMS tahun 2007 Mengingat pentingnya acara tersebut diatas, kami mengharapkan kehadiran Saudara/i, tepat pada waktunya. Demikian Undangan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kehadirannya kami ucapkan terima kasih. PENGURUS DISTRIK 82

83 KABUPATEN GARUT K e t u a, Sekretaris, Rd. Dicky Hidayat. DJ NPA. AMS : Edih K Warga Sasmita, SH NPA. AMS : Tembusan, disampaikan kepada : 1. Yth. Ketua Umum Pengurus Pusat AMS 2. Yth. Ketua Dewan Penasehat Distrik AMS Kabupaten Garut 3. Arsip Lampiran, 1.2 ( Contoh Surat Keputusan ) PENGURUS DISTRIK KOTA DEPOK AMS.015 Sekretariat : Jl. Pinang Dua No. 27 Tlp Depok KEPUTUSAN PENGURUS DISTRIK KOTA DEPOK Kode Distrik AMS Kota Depok Nomor : SKEP. 003 / AMS. 015 / VII / 2007 T E N T A N G PENGESAHAN DAN PENETAPAN KOMPOSISI DAN PERSONALIA DEWAN PENASEHAT RAYON DAN PENGURUS RAYON KEC. CIMANGGIS MASA BHAKTI DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PENGURUS DISTRIK KOTA DEPOK Menimbang : a. Bahwa Musyawarah Rayon Angkatan Muda Siliwangi merupakan Lembaga tertinggi Organisasi Tingkat Rayon yang berwenang menentukan dan menetapkan Kepengurusan Tingkat Rayon. b. Bahwa untuk menjamin berlangsungnya mekanisme Organisasi perlu ditetapkan dan disahkan Kepengurusan Tingkat Rayon oleh Pengurus Distrik. c. Bahwa hasil Musyawarah Rayon Angkatan Muda Siliwangi Kecamatan Cimanggis tentang Susunan Personalia Dewan Penasehat dan Pengurus Rayon perlu ditetapkan dan disahkan oleh Pengurus Distrik Angkatan Muda Siliwangi Kota Depok Mengingat : 1. Keputusan Kongres VII Angkatan Muda Siliwangi Nomor : 06 / KONGRES VII / AMS / 2005 tentang Penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Angkatan Muda Siliwangi 2. Keputusan Musyawarah Distrik VII Angkatan Muda Siliwangi Kota Depok Nomor : 07 / MUSDIS VII / AMS.015 / III / 2006 tentang Program Kerja Distrik Angkatan Muda Siliwangi Kota Depok Masa Bhakti

84 3. Keputusan Pengurus Distrik Angkatan Muda Siliwangi Kota Depok Nomor : SKEP. 01 / AMS.015 / V / 2006 tentang Pedoman Tata Kerja Pengurus Distrik Angkatan Muda Siliwangi Kota Depok masa bhakti Keputusan Pengurus Distrik Angkatan Muda Siliwangi Kota Depok Nomor : SKEP. 02 / AMS.015 / V / 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan / Teknis Musyawarah Rayon VII Angkatan Muda Siliwangi se Distrik Kota Depok masa bhakti Memperhatikan : Hasil Musyawarah Rayon VII Angkatan Muda Siliwangi Kecamatan Cimanggis M E M U T U S K A N Menetapkan : KEPUTUSAN PENGURUS DISTRIK KOTA DEPOK TENTANG PENGESAHAN DAN PENETAPAN KOMPOSISI DAN PERSONALIA DEWAN PENASEHAT RAYON DAN PENGURUS RAYON KECAMATAN CIMANGGIS MASA BHAKTI Pertama : Komposisi dan Personalia Dewan Penasehat Rayon dan Pengurus Rayon Angkatan Muda Siliwangi Kecamatan Cimanggis masa bhakti , sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tak terpisahkan dari keputusan ini. Kedua : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan akan diperbaiki apabila terdapat kekeliruan dalam penetapannya. Ditetapkan di : Depok Pada Tanggal : 22 Juli 2006 PENGURUS DISTRIK KOTA DEPOK K e t u a, Sekretaris, ZAENUDIN, S.Pd NPA. AMS : H. HASAN BASRI NPA. AMS :

85 Lampiran, 1.3 ( Contoh Surat Tugas ) PENGURUS DISTRIK KABUPATEN PURWAKARTA AMS.022 Sekretariat : JL. Ipik Gandamanah No. No. 148 Tlp. (0264) Kabupaten Purwakarta SURAT TUGAS Nomor : ST. 049 / AMS. 022 / VII / 2005 Kode Distrik AMS Kabupaten Purwakarta Pengurus Distrik Angkatan Muda Siliwangi Kabupaten Purwakarta dengan ini menugaskan kepada Personalia Pengurus Distrik Angkatan Muda Siliwangi Kabupaten Purwakarta, U N T U K : 1. Mengadakan pembinaan organisasi kepada Rayon-Rayon Angkatan Muda Siliwangi Se Distrik Kabupaten Purwakarta sampai dengan berakhirnya Masa Bakti Kepengurusan Distrik Angkatan Muda Siliwangi Kabupaten Purwakarta Tahun Mengadakan koordinasi dan konsultasi dengan Pengurus Rayon Binaannya untuk mempersiapkan Musyawarah Rayon Angkatan Muda Siliwangi. 3. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang ditugaskan oleh Pengurus Distrik Angkatan Muda Siliwangi Kabupaten Purwakarta ( Ketua dan Sekretaris Distrik Angkatan Muda Siliwangi Kabupaten Purwakarta ) 4. Nama Personalia Pengurus Distrik Angkatan Muda Siliwangi Kabupaten Purwakarta dan Wilayah / Rayon Binaan sebagaimana terlampir. Demikian agar maklum dan dilaksanakan sebagaimana mestinya dengan penuh rasa tanggung jawab. Dikeluarkan di : Purwakarta Pada Tanaggal : 5 Juli 2005 PENGURUS DISTRIK KABUPATEN PURWAKARTA K e t u a, Sekretaris, Drs. H. IYUS PERMANA, MM NPA. AMS : Drs. Syachrul Koswara, MM NPA. AMS : Lampiran, 1.4 ( Contoh Penomoran Anggota ) 85

86 Tata Cara Penomoran Anggota 1. Penomoran Anggota terdiri dari 9 ( Sembilan ) Digit, 3 Digit pertama adalah Kode Distrik dan 6 Digit selanjutnya adalah Nomor Anggota yang bersangkutan. 2. Disetiap Distrik / Perwakilan, untuk penomoran Anggota dimulai dari Pengurus Distrik Sesuai dengan urutan dalam kepengurusan ( 1 s/d 28 ) untuk nomor 29 dan selanjutnya diserahkan kepada masing-masing Distrik dan harap dijelaskan kepada Keluarga Besar AMS dimasingmasing Distrik bahwa besar atau kecilnya nomor Anggota bukan berarti baru atau lamanya yang bersangkutan menjadi Anggota AMS Contoh Penomoran Anggota : Ricky Subagdja Sumaatmadja, Pengurus Distrik AMS Kota Bandung dengan jabatan Biro Olah Raga dan Seni Budaya berarti Nomor Pokok Anggota ( NPA ) AMS untuknya adalah : = adalah Kode Distrik Kota Bandung dimana Ricky berada, = adalah Nomor Anggota Ricky Lampiran, 1.5 ( Contoh Pada Bahu Kanan Uniform AMS ) Kode Distrik AMS Kota Tasikmalaya 86

PERATURAN ORGANISASI ANGKATAN MUDA SILIWANGI

PERATURAN ORGANISASI ANGKATAN MUDA SILIWANGI PERATURAN ORGANISASI ANGKATAN MUDA SILIWANGI NOMOR : PO - 01 / PP.AMS / II / 2007 Tentang DISIPLIN DAN SANKSI ORGANISASI, SERTA PEMBELAAN DIRI PENGURUS DAN ATAU ANGGOTA ANGKATAN MUDA SILIWANGI RAPAT PIMPINAN

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ORGANISASI SAYAP PEMUDA PARTAI PERINDO Jakarta, 17 Desember 2015 ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA PEMUDA PERINDO PEMBUKAAN Pemuda Indonesia sebagai salah

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Organisasi ini bernama TUNAS INDONESIA RAYA disingkat TIDAR, selanjutnya disebut Organisasi. 2. Organisasi ini

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR & ATURAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI UNPAR (IKA UNPAR)

ANGGARAN DASAR & ATURAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI UNPAR (IKA UNPAR) ANGGARAN DASAR & ATURAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI UNPAR (IKA UNPAR) ANGGARAN DASAR IKA UNPAR PEMBUKAAN Bahwa tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk mewujudkan masyarakat adil, makmur dan sejahtera,

Lebih terperinci

Halaman PEMBUKAAN

Halaman PEMBUKAAN Halaman - 1 - PEMBUKAAN 1. Dengan Rachmat Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa Indonesia melalui perjuangan yang luhur telah mencapai Kemerdekaannya yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Dalam

Lebih terperinci

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS 4 IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

AD dan ART. Ditulis oleh AMPI Kukar Selasa, 28 May :42 - P E M B U K A A N

AD dan ART. Ditulis oleh AMPI Kukar Selasa, 28 May :42 - P E M B U K A A N P E M B U K A A N BAHWA PROKLAMASI KEMERDEKAAN 17 AGUSTUS 1945, YANG DICETUSKAN RAKYAT INDONESIA MERUPAKAN PUNCAK PERJUANGAN PERGERAKAN NASIONAL DAN TITIK AWAL UPAYA UNTUK MEWUJUDKAN CITA-CITA KEMERDEKAAN,

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1 ANGGARAN DASAR Halaman 1 dari 2 halaman 2 IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Lebih terperinci

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA Lampiran Keputusan Munas IV Asosiasi BP PTSI Nomor: 07/MUNAS-IV/2017 ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI BP PTSI PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya tugas mendidik

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO MUKADIMAH Kemajuan Indonesia harus diusahakan melalui perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya yang cerdas, jujur, dan bermartabat dengan tetap menjaga

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA

ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Syarat Keanggotaan Syarat menjadi Anggota Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA) adalah : 1. Warga Negara Indonesia.

Lebih terperinci

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal,

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal, AD/ART IKATAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS INDONESIA KEPUTUSAN MUNAS I IKATAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS INDONESIA Nomor : 2/MUNAS I/ IGPKhI /I/ 2017 Tentang : ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IGPKhI DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN ORGANISASI ANGKATAN MUDA SILIWANGI

PERATURAN ORGANISASI ANGKATAN MUDA SILIWANGI PERATURAN ORGANISASI NOMOR : PO-08 PP/AMS/II/2007 HUBUNGAN/KERJASAMA DENGAN ORGANISASI YANG DIDIRIKAN RAPAT PIMPINAN PARIPURNA PUSAT Menimbang : a. Bahwa pembentukan organisasi yang berbasis doktrin yang

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Organisasi ini bernama TUNAS INDONESIA RAYA disingkat TIDAR, selanjutnya disebut Organisasi. 2. Organisasi ini

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA) PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA) PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA) PEMBUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA : BAHWA KEMERDEKAAN, KEADILAN, DAN KEBENARAN ADALAH IDAMAN SETIAP BANGSA INDONESIA, SEBAGAI NEGARA

Lebih terperinci

AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN

AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN - Bahwa Negara Republik Indonesia adalah Negara Hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, oleh karena itu setiap orang tanpa membedakan

Lebih terperinci

MUKADIMAH. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa

MUKADIMAH. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa MUKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa Bahwa PDI Perjuangan sebagai partai nasionalis yang berasaskan Pancasila sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

Pasal 3 HMPF-ITB berkedudukan di Class Room 1.2 LABTEK VIII Institut Teknologi Bandung Kampus Ganesha.

Pasal 3 HMPF-ITB berkedudukan di Class Room 1.2 LABTEK VIII Institut Teknologi Bandung Kampus Ganesha. ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA PASCASARJANA FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG MUKADIMAH Sesungguhnya tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2008 LEMBAGA NEGARA. POLITIK. Pemilu. DPR / DPRD. Warga Negara. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4801) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

KEPPRES 24/1999, PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA

KEPPRES 24/1999, PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA Copyright (C) 2000 BPHN KEPPRES 24/1999, PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA *48766 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 24 TAHUN 1999 (24/1999) TENTANG PENGESAHAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

KEPPRES 76/1993, PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

KEPPRES 76/1993, PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA KEPPRES 76/1993, PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 76 TAHUN 1993 (76/1993) Tanggal: 18 AGUSTUS 1993 (JAKARTA)

Lebih terperinci

PERATURAN ORGANISASI ANGKATAN MUDA SILIWANGI NOMOR : PO-06 / PP.AMS / II / 2007 ATRIBUT ORGANISASI ANGKATAN MUDA SILIWANGI

PERATURAN ORGANISASI ANGKATAN MUDA SILIWANGI NOMOR : PO-06 / PP.AMS / II / 2007 ATRIBUT ORGANISASI ANGKATAN MUDA SILIWANGI PERATURAN ORGANISASI NOMOR : PO-06 / PP.AMS / II / 2007 ATRIBUT ORGANISASI RAPAT PIMPINAN PARIPURNA PUSAT Menimbang : a. Bahwa dalam rangka penataan dan penertiban atribut-atribut Organisasi Angkatan Muda

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI)

ANGGARAN RUMAH TANGGA JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI) Peningkatan. dan Pemantapan Solidaritas Mahasiswa Kesehatan Indonesia ANGGARAN RUMAH TANGGA JARINGAN MAHASISWA KESEHATAN INDONESIA (JMKI) BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota Anggota JMKI adalah lembaga eksekutif

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH. BAB I WAKTU DAN LAMBANG Pasal 1 Milad Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah tanggal 14 Maret.

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH. BAB I WAKTU DAN LAMBANG Pasal 1 Milad Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah tanggal 14 Maret. ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH BAB I WAKTU DAN LAMBANG Pasal 1 Milad adalah tanggal 14 Maret. Pasal 2 1. Lambang IMM sebagaimana tersebut dalam Anggaran Dasar pasal 6 adalah sebagai

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LAMPIRAN I KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14 TAHUN 2007 TANGGAL : 19 Juni 2007 ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA" Bahwa Veteran

Lebih terperinci

:: LDII Sebagai Ormas/Anggaran Rumah Tangga:

:: LDII Sebagai Ormas/Anggaran Rumah Tangga: 1 :: LDII Sebagai Ormas/Anggaran Rumah Tangga: ANGGARAN RUMAH TANGGA LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota dan Warga [1] Keanggotaan Lembaga Dakwah Islam Indonesia terdiri dari

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN PEMBUKAAN Program Pamsimas telah membangun prasarana dan sarana air minum dan sanitasi di desa/ kelurahan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH BAB I WAKTU DAN LAMBANG Pasal 1 Milad Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah tanggal 14 Maret. Pasal 2 Lambang IMM sebagaimana tersebut dalam Anggaran

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR MASYARAKAT PERIKANAN NUSANTARA (INDONESIAN FISHERIES SOCIETY) PERUBAHAN MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR MASYARAKAT PERIKANAN NUSANTARA (INDONESIAN FISHERIES SOCIETY) PERUBAHAN MUKADIMAH ANGGARAN DASAR MASYARAKAT PERIKANAN NUSANTARA (INDONESIAN FISHERIES SOCIETY) PERUBAHAN MUKADIMAH Bahwa sesungguhnya sumberdaya perikanan yang ada di wilayah kedaulatan Republik Indonesia merupakan karunia

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Nama Organisasi ini bernama Himpunan Mahasiswa Fisika Universitas Brawijaya yang disingkat

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA INDONESIA MAX OWNERS (IMO) BAB I PRINSIP DASAR DAN KODE KEHORMATAN. Pasal 2 Kode Kehormatan

ANGGARAN RUMAH TANGGA INDONESIA MAX OWNERS (IMO) BAB I PRINSIP DASAR DAN KODE KEHORMATAN. Pasal 2 Kode Kehormatan ANGGARAN RUMAH TANGGA INDONESIA MAX OWNERS (IMO) BAB I PRINSIP DASAR DAN KODE KEHORMATAN Pasal 1 Prinsip Dasar Prinsip dasar adalah: 1. Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Peduli tehadap bangsa, tanah air

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR NINJA OWNERS CLUB

ANGGARAN DASAR NINJA OWNERS CLUB ANGGARAN DASAR NINJA OWNERS CLUB BAB I NAMA, BENTUK, SIFAT, ASAS, VISI, MISI, WAKTU DAN KEDUDUKAN Pasal 1 NAMA Organisasi ini bernama NINJA OWNERS CLUB, yang dapat disingkat dengan nama N O C. Pasal 2

Lebih terperinci

AD/ART KM UGM PEMBUKAAN

AD/ART KM UGM PEMBUKAAN AD/ART KM UGM PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya kemerdekaan Republik Indonesia harus diisi dengan kegiatan pembangunan yang bervisi kerakyatan sebagai perwujudan rasa syukur bangsa Indonesia atas rahmat Tuhan

Lebih terperinci

Indonesian Student s Association in Japan 在日インドネシア留学生協会 Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang

Indonesian Student s Association in Japan 在日インドネシア留学生協会 Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang KETETAPAN KONGRES XXXVI PERSATUAN PELAJAR INDONESIA DI JEPANG Nomor: 06/TAP/KONGRES/PPI-JEPANG/IX/2016 Tentang ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PPI JEPANG Dengan Rahmat Allah Yang Maha Kuasa, Kongres

Lebih terperinci

POSDAYA BERSERI DUSUN I

POSDAYA BERSERI DUSUN I CONTOH ANGGARAN DASAR POSDAYA BERSERI DUSUN I DESA BAJONG, KEC. BUKATEJA, KAB. PURBALINGGA Logo Perguruan Tinggi Logo Pemerintah Daerah MUKADIMAH Keluarga sebagai bagian integral dari Masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia) 2015 ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA ( AD/ART ) PERSATUAN AHLI GIZI

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENDIDIK DAN PENELITI BIOLOGI INDONESIA (HPPBI)

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENDIDIK DAN PENELITI BIOLOGI INDONESIA (HPPBI) ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENDIDIK DAN PENELITI BIOLOGI INDONESIA (HPPBI) MUKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia telah berjuang secara bersinergi dan berkelanjutan untuk mengisi kemerdekaannya

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN GERAKAN KEWIRAUSAHAAN NASIONAL INDONESIA

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN GERAKAN KEWIRAUSAHAAN NASIONAL INDONESIA ANGGARAN DASAR HIMPUNAN GERAKAN KEWIRAUSAHAAN NASIONAL INDONESIA BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Organisasi ini bernama Himpunan Gerakan Kewirausahaan Nasional Indonesia, yang kemudian disingkat

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II (IKAPENDA) PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II (IKAPENDA) PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II (IKAPENDA) PEMBUKAAN Bahwa pembangunan nasional Indonesia pada hakekatnya adalah pembangunan manusia seutuhnya dan seluruh tanah air Indonesia untuk

Lebih terperinci

PENGURUS PUSAT PERHIMPUNAN ERGONOMI INDONESIA INDONESIAN ERGONOMIC SOCIETY

PENGURUS PUSAT PERHIMPUNAN ERGONOMI INDONESIA INDONESIAN ERGONOMIC SOCIETY ANGGARAN RUMAH TANGGA Mukadimah Bahwa hakikat pembangunan Nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. dan telah ditekadkan oleh bangsa Indonesia sebagai tujuan dasar dari upaya-upaya pembangunan

Lebih terperinci

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ( AD ) GAKESLAB INDONESIA

ANGGARAN DASAR ( AD ) GAKESLAB INDONESIA ANGGARAN DASAR ( AD ) GAKESLAB INDONESIA MUKADIMAH : Dengan Rachmat Tuhan Yang Maha Esa dan dengan kesadaran yang tinggi dalam menyumbangkan dharma bakti untuk pembangunan Nusa dan Bangsa Indonesia menuju

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA K N P I

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA K N P I ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA K N P I BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Syarat-Syarat Keanggotaan 1. Yang menjadi anggota KNPI adalah Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang telah

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN PEMUDA TIONGHOA INDONESIA PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR IKATAN PEMUDA TIONGHOA INDONESIA PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR IKATAN PEMUDA TIONGHOA INDONESIA PEMBUKAAN Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa : Bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku yang terpadu menjadi bangsa yang besar adalah anugerah Tuhan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL KONGRES XIX IKATAN NOTARIS INDONESIA JAKARTA, 28 JANUARI 2006

ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL KONGRES XIX IKATAN NOTARIS INDONESIA JAKARTA, 28 JANUARI 2006 ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL KONGRES XIX IKATAN NOTARIS INDONESIA JAKARTA, 28 JANUARI 2006 MENIMBANG : a. Bahwa Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris telah disahkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA IKATAN KELUARGA ALUMNI TEKNIK KIMIA (IKA TEKNIK KIMIA) Politeknik Negeri

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1996 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1996 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1996 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Keputusan

Lebih terperinci

AD/ART PPI UT Pokjar Kuala Lumpur

AD/ART PPI UT Pokjar Kuala Lumpur AD/ART PPI UT Pokjar Kuala Lumpur ANGGARAN DASAR PPI-UTKL Mukadimah Yakin akan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa serta sadar akan tugas dan kewajiban sebagai pelajar Indonesia untuk

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan Undang-undang

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KONGRES ADVOKAT INDONESIA (PERUBAHAN PERTAMA) TAHUN 2016 PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR KONGRES ADVOKAT INDONESIA (PERUBAHAN PERTAMA) TAHUN 2016 PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR KONGRES ADVOKAT INDONESIA (PERUBAHAN PERTAMA) TAHUN 2016 PEMBUKAAN - Bahwa Negara Republik Indonesia adalah Negara Hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

Lebih terperinci

Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman

Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman Pembukaan ANGGARAN DASAR Bab I (Tata Organisasi) 1. Nama, Waktu dan Kedudukan 2. Sifat dan Bentuk 3. Lambang Bab II (Dasar,

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA Pembukaan Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PELAJAR DAN MAHASISWA INDONESIA DI PHILIPPINA (PPMIP)

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PELAJAR DAN MAHASISWA INDONESIA DI PHILIPPINA (PPMIP) ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PELAJAR DAN MAHASISWA INDONESIA DI PHILIPPINA (PPMIP) ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PELAJAR DAN MAHASISWA INDONESIA DI PHILIPPINA (PPMIP) MUKADIMAH Dengan

Lebih terperinci

IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI)

IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI) IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI) (INDONESIAN PROCUREMENT SPECIALISTS ASSOCIATION) ANGGARAN DASAR halaman 1 dari 10 IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA DISINGKAT IAPI ANGGARAN DASAR P E M B U K A A N

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG, Menimbang : Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang a. bahwa kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Bahan TIMUS 23-06-04 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR..TAHUN.. TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan

Lebih terperinci

AMANDEMEN PERTAMA UNDANG-UNDANG DASAR REPUBLIK MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015

AMANDEMEN PERTAMA UNDANG-UNDANG DASAR REPUBLIK MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015 AMANDEMEN PERTAMA UNDANG-UNDANG DASAR REPUBLIK MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015 PEMBUKAAN Mahasiswa memiliki potensi yang merupakan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang harus diarahkan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DEWAN PENGURUS PUSAT IKATAN KELUARGA ALUMNI INSTITUT MANAJEMEN KOPERASI INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR DEWAN PENGURUS PUSAT IKATAN KELUARGA ALUMNI INSTITUT MANAJEMEN KOPERASI INDONESIA MUKADIMAH ANGGARAN DASAR DEWAN PENGURUS PUSAT IKATAN KELUARGA ALUMNI INSTITUT MANAJEMEN KOPERASI INDONESIA MUKADIMAH Bahwa untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat sebagaimana amanat UUD 1945 tiada lain adalah

Lebih terperinci

IKATAN KELUARGA ALUMNI PENDIDIKAN KESEHATAN PANTI RAPIH (IKADIKTIRA) Sekretaris Akper Panti Rapih Jl. Kaliurang KM 14 Yogyakarta (0274)

IKATAN KELUARGA ALUMNI PENDIDIKAN KESEHATAN PANTI RAPIH (IKADIKTIRA) Sekretaris Akper Panti Rapih Jl. Kaliurang KM 14 Yogyakarta (0274) LAMPIRAN KEPUTUSAN NOMOR:005 RUA I/IKADIKTIRA/XII/2012 TENTANG BIDANG ORGANISASI ANGGARAN DASAR IKATAN KELUARGA ALUMNI PENDIDIKAN BAB I IDENTITAS ORGANISASI Pasal 1 Nama, bentuk dan lambang 1. Organisasi

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERSATUAN MAHASISWA INDONESIA DI AMERIKA SERIKAT (PERMIAS) NEW JERSEY

ANGGARAN DASAR PERSATUAN MAHASISWA INDONESIA DI AMERIKA SERIKAT (PERMIAS) NEW JERSEY ANGGARAN DASAR PERSATUAN MAHASISWA INDONESIA DI AMERIKA SERIKAT (PERMIAS) NEW JERSEY DAFTAR ISI PEMBUKAAN 3 BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN WAKTU DIDIRIKAN 4 PASAL 1 NAMA 4 PASAL 2 TEMPAT KEDUDUKAN 4

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.116, 2013 HAK ASASI MANUSIA. Organisasi Kemasyarakatan. Pendirian-Pengawasan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5430)

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PARTAI PENGUSAHA DAN PEKERJA INDONESIA

ANGGARAN DASAR PARTAI PENGUSAHA DAN PEKERJA INDONESIA ANGGARAN DASAR PARTAI PENGUSAHA DAN PEKERJA INDONESIA PEMBUKAAN Bahwa Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 telah memberikan arah dan landasan perjuangan bagi bangsa Indonesia, yang selanjutnya pada pasal

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA) ANGGARAN RUMAH TANGGA PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA)

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA) ANGGARAN RUMAH TANGGA PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA) ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 (1) Anggota Biasa adalah setiap mahasiswa hukum di Indonesia pada tingkat strata 1 dan strata 2 hingga dua tahun setelah menyelesaikan studinya atau belum

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA

ANGGARAN DASAR PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA ANGGARAN DASAR PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA MUKADIMAH Bahwa cita-cita luhur untuk membangun dan mewujudkan tatanan masyarakat Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, demokratis, adil dan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

KETETAPAN MUSYAWARAH ANGGOTA KELUARGA BESAR MAHASISWA KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Nomor : 010/ MUSYANGKBMK/ I/ 2017

KETETAPAN MUSYAWARAH ANGGOTA KELUARGA BESAR MAHASISWA KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Nomor : 010/ MUSYANGKBMK/ I/ 2017 KETETAPAN MUSYAWARAH ANGGOTA KELUARGA BESAR MAHASISWA KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN Nomor : 010/ MUSYANGKBMK/ I/ 2017 TENTANG : ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA KELUARGA BESAR MAHASISWA

Lebih terperinci

Lampiran I : Keputusan Musyawarah Nasional VII GM FKPPI 2003 Nomor : Skep-05/MUNAS VII/GM FKPPI/X/2003 Tanggal : 14 Oktober 2003.

Lampiran I : Keputusan Musyawarah Nasional VII GM FKPPI 2003 Nomor : Skep-05/MUNAS VII/GM FKPPI/X/2003 Tanggal : 14 Oktober 2003. Lampiran I : Keputusan Musyawarah Nasional VII GM FKPPI 2003 Nomor : Skep-05/MUNAS VII/GM FKPPI/X/2003 Tanggal : 14 Oktober 2003. ANGGARAN DASAR PEMBUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, DIDORONG OLEH

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN KERUKUNAN TANI INDONESIA (HKTI)

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN KERUKUNAN TANI INDONESIA (HKTI) ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN KERUKUNAN TANI INDONESIA (HKTI) Hasil Musyawarah Nasional VIII Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Jakarta, 31 Juli 2015 AD dan ART HKTI Hal 1 ANGGARAN DASAR

Lebih terperinci

KETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017. Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017

KETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017. Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017 KETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP 2017 Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017 Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017 Menimbang 1. Bahwa Untuk Kelancaran Kinerja SMFISIPUNDIP2017

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GRESIK Menimbang : bahwa sebagai wujud pelaksanaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ANGGARAN RUMAH TANGGA FORUM BELA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR ISI ANGGARAN RUMAH TANGGA FORUM BELA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAFTAR ISI ANGGARAN RUMAH TANGGA FORUM BELA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAFTAR ISI BAB I UMUM. 1 BAB II ORGANISASI. 1 BAB III KEANGGOTAAN. 1 BAB IV MAJELIS PERMUSYAWARATAN ORGANISASI... 4 BAB V STRUKTUR,

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan dari penjajah, dan oleh karena itu adalah kewajiban segenap

Lebih terperinci

IKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR

IKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR IKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR MUKADIMAH Arsitek sebagai warga negara yang sadar akan panggilan untuk memelihara pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan serta peradaban manusia, senantiasa belajar

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ( ART ) GABUNGAN PERUSAHAAN ALAT ALAT KESEHATAN DAN LABORATORIUM INDONESIA ( GAKESLAB INDONESIA )

ANGGARAN RUMAH TANGGA ( ART ) GABUNGAN PERUSAHAAN ALAT ALAT KESEHATAN DAN LABORATORIUM INDONESIA ( GAKESLAB INDONESIA ) ANGGARAN RUMAH TANGGA ( ART ) GABUNGAN PERUSAHAAN ALAT ALAT KESEHATAN DAN LABORATORIUM INDONESIA ( GAKESLAB INDONESIA ) BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota Setiap Perusahaan Alat Alat Kesehatan dan Laboratorium

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA SERIKAT KARYAWAN PT ANGKASA PURA II (PERSERO) (SEKARPURA II) PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA SERIKAT KARYAWAN PT ANGKASA PURA II (PERSERO) (SEKARPURA II) PEMBUKAAN Lampiran KEP.005/MUNAS-V/SEKARPURA II/2011 - AD/ART ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA SERIKAT KARYAWAN PT ANGKASA PURA II (PERSERO) (SEKARPURA II) PEMBUKAAN Bahwa untuk mencapai cita-cita Kemerdekaan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 KETENTUAN UMUM Anggota Institut Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI) adalah perseorangan dan perusahaan yang

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR BADAN KOORDINASI PAGUYUBAN KULON PROGO

ANGGARAN DASAR BADAN KOORDINASI PAGUYUBAN KULON PROGO Lampiran Nomor Tanggal : Ketetapan Tim Perumus : 001 /PKP/X/2012 : 14 Oktober 2012 ANGGARAN DASAR BADAN KOORDINASI PAGUYUBAN KULON PROGO PENDAHULUAN Bahwa sesungguhnya rasa cinta dan kasih sayang terhadap

Lebih terperinci

MUSYAWARAH BESAR IKATAN ALUMNI BUMISERAM ( IKAB )MAKASSAR

MUSYAWARAH BESAR IKATAN ALUMNI BUMISERAM ( IKAB )MAKASSAR MUSYAWARAH BESAR IKATAN ALUMNI BUMISERAM ( IKAB )MAKASSAR ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI BUMISERAM (IKAB) MAKASSAR JAKARTA, 19 JULI 2009 KEPUTUSAN MUSYAWARAH BESAR IKATAN ALUMNI

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN. Pasal 1

ANGGARAN DASAR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN. Pasal 1 ANGGARAN DASAR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN Pasal 1 Organisasi ini bernama Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Airlangga yang selanjutnya disebut BEM

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Nama Organisasi Asosiasi Antropologi Indonesia disingkat AAI selanjutnya disebut AAI. Pasal 2 Makna AAI adalah wadah tunggal

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE

ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE 2012-2015 MUKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa serta semangat mewujudkan visi organisasi yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pembinaan jiwa korps bagi anggota Korps

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR. Research Study Club Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya BAB I NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN

ANGGARAN DASAR. Research Study Club Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya BAB I NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN ANGGARAN DASAR Research Study Club Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya BAB I NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Nama Organisasi ini bernama Research Study Club dan selanjutnya disebut

Lebih terperinci

KETETAPAN KONGRES XXXII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA DI JEPANG Nomor: 05/TAP/KONGRES/PPI-JEPANG/VIII/2012

KETETAPAN KONGRES XXXII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA DI JEPANG Nomor: 05/TAP/KONGRES/PPI-JEPANG/VIII/2012 KETETAPAN KONGRES XXXII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA DI JEPANG Nomor: 05/TAP/KONGRES/PPI-JEPANG/VIII/2012 tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPI Jepang Periode 2012-2013 Dengan rahmat Allah

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga ini bersumber pada Anggaran Dasar IKA- STEMBAYO yang berlaku oleh karena itu tidak bertentangan dengan ketentuan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ====================================================================== ANGGARAN DASAR U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG MUKADDIMAH

Lebih terperinci

BAB II A S A S Pasal 2 AP2TKILN Berasaskan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945

BAB II A S A S Pasal 2 AP2TKILN Berasaskan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 ANGGARAN DASAR ASOSIASI PENGELOLA PELATIHAN TENAGA KERJA INDONESIA LUAR NEGERI ( A P 2 T K I L N ) PEMBUKAAN Bahwa Proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 adalah titik awal untuk mewujudkan cita-cita

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN SENAT MAHASISWA PETERNAKAN INDONESIA (ISMAPETI) HASIL MUNAS XIII Universitas Muhammadiyah Malang Januari 2015 MUKADDIMAH

ANGGARAN DASAR IKATAN SENAT MAHASISWA PETERNAKAN INDONESIA (ISMAPETI) HASIL MUNAS XIII Universitas Muhammadiyah Malang Januari 2015 MUKADDIMAH HASIL MUNAS XIII Universitas Muhammadiyah Malang 22-24 Januari 2015 ANGGARAN DASAR IKATAN SENAT MAHASISWA PETERNAKAN INDONESIA () MUKADDIMAH Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, sesungguhnya mahasiswa peternakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci