Subiarto, Herlan Martono
|
|
- Harjanti Setiawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Desember 2003 ISSN ASPEK KESELAMATAN PENGGUNAAN CANISTER SEBAGAI W ADAH GELAS - LIMBAH Subiarto, Herlan Martono Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif (P2PLR) - BA TAN ABSTRAK ASPEK KESELAMA T AN PENGGUNAAN CANISTER SEBAGAI W ADAH GELAS-LIMBAH. Canister digunakan sebagai wadah gelas- limbah hasil vitrifikasi. Lelehan gelas-limbah pada suhu 11OO Cdalam melter dituang ke dalam canister. Gelaslimbah juga menimbulkan suhu yang tinggi, di atas 500 C, karena radiasi gamma radionuklida hasil belah. Akibat suhu tinggi terhadap bahan canister yaitu terjadinya korosi batas butir. Adanya korosi batas butir ini akan meningkatkan korosi bahan canister, sehingga menurunkan ketahanan canister. Hal ini berarti menurunkan keselamatan karena kerusakan canister akan meningkatkan potensi terlepasnya radionuklida ke lingkungan. Untuk mencegah terjadinya korosi batas butir, maka perlu dikondisikan hal yang berkaitan dengan suhu dan waktu selama proses penuangan, penanganan, dan penyimpanan sementara canister. Kata kunci : Canister, gelas-limbah, korosi batas butir, baja tahan karat austenitik AISI 304. ABSTRACT THE SAFETY ASPECT OF THE USE OF A CANISTER AS A WASTE-GLASS CONT AINER. A canister was used as a waste-glass container from vitrification. The trickle of 1100 C waste-glass in a melter was poured into the canister. Waste- glass also produced heat with temperature over 500 C, resulting from the g~ma radiation of fission product radionuc1ides. The high temperature resulted in sensitization on canister material. This sensitization would increase canister material corrosion, so that the durability of canister would be decreased. This lead to the decrease of the safety, because the damage of the canister would increase the release potency of radionuclides into the environment. To avoid sensitization, it needed certain condition related to temperature and time during drain process, handling and interim storage of the canister. Keywords: Canister, waste-glass, sensitization, AISI 304 austenitic stainless steel. 207
2 Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Desember 2003 ISSN PENDAHULUAN Pada siklus I proses olah ulang bahan bakar bekas reactor nuklir, dilakukan pemisahan U, Pu, dan unsur aktinida yang lain dari hasil belah. Larutan yang mengandung U, Pu, unsur aktinida yang lain dan sedikit hasil belah diproses lebih lanjut untuk dipungut U dan Pu- nya. Larutan lain yang terpisahkan banyak mengandung hasil belah dan sedikit aktinida sebagai limbah cair aktivitas tinggi (LCA T). Karakteristik LCAT mempunyai aktivitas yang tinggi, sebesar Ci sehingga menimbulkan panas yang tinggi, 1,4 kw dalam setiap canister. Agar radionuklida dalam LCAT tidak menyebar ke lingkungan, maka LCAT disolidifikasi dengan gelas borosilikat, yang dikenal dengan proses vitrifikasi. Pertimbangan penggunaan gelas borosilikat adalah kareria ketahanannya dalam jangka lama, lebih tahan korosi dibanding gelas fosfat, lebih mudah pembuatannya dan suhu pembuatannya relatif lebih rendah dibanding keramik (1). Suhu pembuatan yang lebih rendah memungkinkan umur melter lebih lama dan limbah padat radioaktif yang ditimbulkan relatif lebih sedikit. Umurnnya vitrifikasi dilakukan pada suhu 1150 C dengan menggunakan bahan pembentuk gelas yang meleleh pada suhu terse but, dan yang telah mempertimbangkan sifat fisik, kimia, ketahanan radiasi gelas-limbah hasil serta korosi melter (1). Setelah gelas-limbah diproses dalam me Iter, maka lelehan gelas-limbah dituang ke dalam wadah berbentuk shinder dari baja tahan karat austenitic, yang disebut canister. Penuangan lelehan gelas-limbah ke dalam wadah dilakukan pada 1000 C, sehingga baja kontak dengan lelehan gelas pada suhu C selama 2 jam. Sebagai contoh adalah wadah milik Power Reactor and Nuclear Fuel Development Corporation (PNC) - Jepang yang berisi 300 kg gelas-limbah dengan kandungan 25% berat limbah yang ditunjukkan pada Gambar 1. Berdasarkan perancangan dengan pertimbangan tertentu, wadah terse but berdiameter 430 mm, tinggi 1040 mm, tebal bahan 6 mm. Volume wadah 118 liter dan 93% volume wadah (110 liter) berisi gelaslimbah (2). Wadah dirancang mampu mengalami kekuatan tarik 2000 kg (0,24 kglmm2) berkaitan pengangkatan dengan "crane" pada saat transportasi dan mampu me nahan beban 2400 kg pada saat ditumpuk ditempat penyimpanan sementara (2). Penanganan selanjutnya meliputi transportasi wadah ke temp at penyimpanan sementara. Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan meliputi proses pengelasan tutup wadah, pendinginan dengan udara, dekontaminasi dengan air untuk menghilangkan 208
3 Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Desember 2003 ISSN kontarninan zat radioaktif yang rnungkin rnenernpel di permukaan wadah, pengarnatan adanya kontarninan, pengarnatan kebocoran las-iasan, pengarnatan perubahan dirnensi wadah karena panas, transportasi sarnpai ke ternpat penyirnpanan sernentara (2). Selarna proses penuangan lelehan gelas-lirnbah dan transportasi, baja rnengalarni pernanasan dari gelas-lirnbah dan dari panas radiasi yang ditirnbulkan oleh radionuklida dalarn lirnbah > r-..~ '. -_~t t.. -- ::-..::-::.---"._ [ J /' _... ~ I u i I u._ "1 -"--'] -- m I I- I.-----> ~ I I I ;._. i I I I I top material SS 304 L I.~ wa IJ t hie k nes s. i I bottom ~ Gambar 1. Wadah dari Baja Tahan Karat Austenitik AISI 304 Baja tahan karat austenitik paling baik terhadap ketahanan korosi dan marnpu las. Kelernahan baja tersebut yaitu dapat terjadi korosi antar butir (sensitisasi), korosi celah ("crevis corrosion") dan retakan korosi tegangan (3). Korosi antar butir disebabkan karena presipitasi krorn karbida pada batas butir sehingga daerah didekatnya kekurangan Cr. Presipitasi krorn karbida terjadi pada suhu C dan pada
4 Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Desember 2003 ISSN C terjadinya presipitasi paling tinggi (3). Pada pengelasan logam, korosi antar butir dapat terjadi pada daerah yang dipengaruhi panas (HAZ =:: "Heat Affected Zone"). Terjadinya sensitisasi dapat mempercepat korosi lebih lanjut. Canister baja tahan karat dapat untuk wadah bahan bakar bekas. Baja tahan karat akan menerima panas yang tinggi sehingga mengalami korosi antar butir seperti diatas. Berkaitan dengan hal diatas, maka akan diuji perubahan struktur mikro dan sifat mekanik baja tahan karat yang mengalami pemanasan dari C selama 2 jam, yang diikuti dengan pendinginan udara. TRANSPORT ASI CANISTER Sistem transportasi canister ditunjukkan pada Gambar 2. Dari gambar terse but dapat dijelaskan sebagai berikut : Transportasi canister kosong dengan transfer car, sampai d bawah melter.. Di bawah melter, canister dihubungkan dengan drain nozzle (lubang pengeluaran gelas-limbah) dari melter. Berat canister kosong mula-mula diukur. Selanjutnya drain nozzle dibuka, sehingga lelehan gelas-limbah mengalir dari melter ke dalam canister melalui nozzle yang dibuat dari inconel 690. Suhu nozzle sekitar 1000 C yang dipanaskan secara induksi. Laju alir lelehan gelas-limbah tergantung viskositas dan viskositas tergantung komposisi dan suhu. Berat gelas-limbah dalam canister diukur terus-menerus. Jika berat gelas-limbah dalam canister mencapai kg (volumenya 110 liter, yaitu 93% volume canister), maka penuangan lelehan gelas-limbah dihentikan dengan cara mendinginkan drain nozzle menggunakan pendingin udara sdan menutupnya. Hubungan canister dengan drain nozzle melter dilepas. Dengan transfer car, canister dipindahkan ke tempat peralatan las. Pengelasan tutup canister dilakukan dengan peralatan las. Pendinginan canister dilakukan selama 24 jam. Canister diangkat dan dipindahkan dengan "crane' ke peralatan dekontaminasi. Dekontaminasi dilakukan dengan air dan sikat kawat. 210
5 Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Desember 2003 ISSN Canister dipindahkan dengan "crane" ke peralatan inspeksi kontaminasi permukaan. Kontaminasi pada permukaan canister diuji dengan "smear test" dan kemudian diukur dengan detektor. Pengamatan secara visual dilakukan. "Sealing inspection" (pengujian segel), canister yang berisi gelas-limbah diuji pada beberapa kondisi yang diperkirakan di dalam fasilitas penyimpanan sementara, sehingga canister akan dipanaskan sebelum "sealing inspection" dilakukan. Aliran sistem "sealing inspection" ditunjukkan pada Gambar 3 (1). Canister dipanaskan pada suhu antara C. Udara yang melewati "bell jar" yang menutupi tutup canister diamati. Jika unsur radioaktif lepas dari canister melewati pori hasillas, Cs akan disaring dengan filter HEP A dan Ru diabsorpsi dengan kolom penyerap berisi campuran larutan HCI 6 N dan etanol pada O e. Aktivitas terserap diukur dengan detektor. Pengamatan dimensi, untuk menguji perubahan diameter dan tinggi. Pengamatan ini untuk menentukan canister dapat dimasukkan ke dalam lubang ditempat penyimpanan sementara. Canister yang berisi gelas-limbah selanjutnya dipindahkan ketempat penyimpanan sementara dan disimpan selama tahun, dengan sistem pendingin untuk mencegah terjadinya devitrifikasi. :Jf~QBf!IHJ; 9tfil~ll' F'ef~q' '\I:r\VI~)g fi~~"'si ~ ~f. 'T~',...,,. Gambar 2. Sistem Transportasi Canister (1) 211
6 Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Desember 2003 ISSN KARAKTERISTIK BAJA TAHAN KARAT Bahan baja tahan karat austenitic AISI 304 dengan komposisi C = 0,08; Mn = 1,740; Si = 0,700; P = 0,160; S = 0,03; Cr = 18,090 dan Ni = 7,110 % berat (4). Berdasarkan penerapan baja tahan karat austenitic AISI 304 untuk wadah gelas-limbah hasil vitrifikasi dan baja terse but kontak dengan gelas-limbah pada C, maka akan ditinjau korosi batas butir (sensitisasi), sifat mekanik dan kekerasan baja akibat panas. Struktur mikro baja tahan karat yang tidak dipanaskan dapat dilihat pada Gambar 4. Pada gambar terse but nampak adanya garis kasar berupa alur yang menunjukkan bahwa pelat baja merupakan hasil proses rolling. Struktur mikro baja tahan karat yang dipanaskan pada 600 C selama 2 jam dapat dilihat pada Gambar 5. Perlakuan panas pada 600 C menyebabkan garis kasar yang berupa alur semakin hilang. Pada struktur mikro tampak jelas adanya bentuk "tw inning". Struktur mikro baja tahan karat yangg dipanaskan pada 700 C selama 2 jam dapat dilihat pada Gambar 6. Pada gggambar tersebut nampak bahwa batas butir membesar, austenit dan "twinning" makin terlihat, sedangkan garis kasar yang berupa alur semakin menghilang. Struktur mikro baja tahan karat yan dipanaskan pada 800 C selama 2 jam dapat dilihat pada Gambar 7. Pada gambar tersebut nampak adanya austenit dan "twinning". Pada batas butir nampak adanya krom karbida (Cr23C6) berwama hitam yang memungkinkan timbulnya korosi. Kesimpulan adanya krom karbida ini didukung dengan pengamatan struktur mikro menggunakan SEM (Scanning Electron Microscope), yang dapat dilihat pada Gambar
7 Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir -Jakarta, II Desember 2003 ISSN <I>"FIG'w'~o~ttot,ViI..,.;,~'ti1 fed"r:~nf.(~: :~ Nr~ict "," '1II"el) Jar Qi)' li~a,tef '(1;)', HItcrm' Ads~rb~r t'~loi';1i,~ Hoitdlt~et".. ~..,B lover Gambar 3. Aliran Sistem "Sealing Inspection" Gambar 4. Struktur mikro baja tahan karat austenitik AISI 304 yang tidak dipanaskan dilihat dengan miikroskop optik pada perbesaran 200 kali. 213
8 Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Desember 2003 ISSN Gambar 5. Struktur mikro baja tahan karat austenitik AISI 304 yang dipanaskan pada 600 C selama 2 jam, dilihat dengan mikroskop optik pad a perbesaran 200 kali. Gambar 6. Struktur mikro baja tahan karat austenitik AISI 304 yang dipanaskan pada 700 C selama 2 jam, dengan perbesaran 200 kali 214
9 Scminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir Jakarta, 11 Descmber 2003 ISSN Gambar 7. Struktur mikro baja tahan karat austenitik AISI 304 yang dipanaskan pada 800 C selama 2 jam, dilihat dengan mikroskop optik pad a perbesaran 200 kali. Gambar 8. Struktur mikro baja tahan karat austenitik AISI 304 yang dipanaskan pada 800 C selama 2 jam, dilihat dengan SEM, pada perbesaran 500 kali. 215
10 Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir Jakarta, 11 Desember 2003 ISSN Struktur mikro baja tahan karat yang dipanaskan pada 900 C ditunjukkan pada Gambar 9. Pada gambar nampak bahwa bentuk austenit dan "twinning" semakin ban yak dan krom karbida pada batas butir semakin nampak tebal. Hal ini memungkinkan terjadinya korosi. Struktur mikro baja tahan karat yang dipanaskan pada 1000 C dapat dilihat pad a Gambar 10. Pada gambar nampak bahwa bentuk austenit dan "twinning" berkurang, sedangkan krom karbida semakin melarut. Aspek metalurgi baja tahan karat austenitik yang tidak diinginkan yaitu terjadinya endapan krom karbida pada batas butir. Pembentukan karbida ini mengurangi kadar krom pada daerah sekitar batas butir sehingga ketahanan korosi menurun dan kondisi ini disebut sensitisasi. Pengendapan karbida pada batas butir tergantung pad a tinggi suhu dan lamanya pemanasan pada suhu terse but. Gambar 9. Struktur mikro baja tahan karat austenitik AISI 304 yang dipanaskan pada 900 C selama 2 jam, dilihat dengan mikroskop optik pada perbesaran 200 kali. Gambar 10. Struktur mikro baja tahan karat austenitik AISI 304 yang dipanaskan pad a 1000 C selama 2 jam, dilihat dengan mikroskop optik pada perbesaran 200 kali. 216
11 Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, II Desember 2003 ISSN Krom dan karbon didistribusi ke seluruh struktur austenit dan dapat bergabung membentuk krom karbida pada suhu sekitar 650 C. Pada percobaan ini adanya krom karbida nampak pada suhu 800 C. Perlakuan panas akan menghilangkan tegangan sisa. Pada struktur mikro nampak adanya garis kasar yang berupa alur pad a baja tahan karat yang tidak mengalami perlakuan panas. Garis terse but menunjukkan adanya tegangan sisa karena proses "rolling ". Pada pemanasan 600, 700 C, garis tersebut makin menghilang dan pada pemanasan 800 C garis tidak nampak lagi. Baja tahan karat austenitik AISI 304 jenis ini mempunyai kadar karbon 0,08% berat sehingga tidak mempunyai ketahanan terhadap korosi batas butir. -e~. --(] m, J '---+ ".. 'f'. Gambar 11. Kekuatan tarik plat baja tahan karat austenitik AISI 304 sebagai fungsi suhu perlakuan panas selama 2 jam. Umumnya kadar karbon lebih kecil dari 0,03% berat, baja tahan karat austenitik Inl mempunyai ketahanan terhadap korosi batas butir. Untuk mencegah terjadinya korosi batas butir dapat dilakukan dengan menambahkan unsur paduan yang mempunyai afinitas terhadap karbon lebih tinggi daripada krom. Unsur-unsur tersebut adalah titanium, tantalum atau niobium sehingga pada pemanasan dalam daerah suhu sensitisasi akan terbentuk titanium karbida atau niobium karbida. Akibatnya kadar krom dalam baja tahan karat tidak berkurang. Baja tahan karat austenitik AISI 321 adalah baja 217
12 Seminar Tahunan Pengawasan PC!T,anfaatan Tcnaga Nuklir Jakarta, II Dcsember 2003 ISSN tahan karat yang tahan terhadap korosi batas butir karena mengandung unsur-unsur terse but. Kekuatan tarik pelat baja tahan karat austenitik AISI 304 dapat dilihat pada Gambar 11. Dari grafik nampak bahwa plat baja tahan karat yang tidak mengalami perlakuan panas, mempunyai kekuatan tarik 68,13 kglmm2 dan batas mulur yang tinggi, yaitu 25,23 kglmm2 Hal ini karena baja masih mempunyai tegangan sisa akibat proses "rolling", yang dapat dilihat pada Gambar 4 sebagai garis kasar yang berupa alur. Perlakuan panas baja tahan karat austenitik AISI 304 pada suhu C menyebabkan kekuatan tarik menurun (60,06-58,30 kg/mm2) karena tegangan sisa semakin berkurang. Pada suhu C, kekuatan tarik meningkat lagi (58,30 60,02 kglmm2 ) karena terbentuknya krom karbida yang memiliki sifat keras dan rapuh. Adanya sifat keras dan rapuh dari krom karbida menurunkan batas mulurnya (24,87 21,41 kglmm2 ). Pada suhu 1000 C, kekuatan tarik sedikit turun karena larutnya krom karbida di batas butir dan makin besarnya ukuran butir austenit. Berdasarkan uraian diatas maka baja tahan karat austenitik AISI 304 yang telah men galami pemanasan pada 600 C atau lebih, kekuatan tariknya (60,06-59,50 kg/mm2) masih memenuhi persyaratan sesuai penggunaannya dalam transportasi wadah, yaitu 0,24 kglmm2 Pada pemanasan 800 C atau lebih, secara mikroskopis nampak adanya krom karbida pada batas butir. Adanya krom karbida akan mempercepat laju korosi bahan wadah pada penyimpanan lestari di dalam formasi tanah dalam. KESIMPULAN Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Baja tahan karat austenitik AISI 304 yang dipanaskan pada suhu C selama 2 jam, kekuatan tariknya menurun dari 60,06-58,30 kglmm2 karena turunnya tegangan sisa. Pada pemanasan C selam 2 jam, kekuatan tariknya naik dari 58,30-60,02 kglmm2 karena timbulnya krom karbida yang bersifat keras dan rapuh. Pada pemanasan 1000 C, kekuatan tariknya 59,50 kglmm2 sedikit menurun karena melarutnya krom karbida di batas butir dan makin besamya butir austenit. 218
13 Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta. II Desember 2003 ISSN Akibat pemanasan pada suhu C selama 2 jam, wadah gelas-limbah dari baja tahan karat austenitik AISI 304 masih memenuhi persyaratan dari segi kekuatan tariknya. Untuk mencegah korosi batas butir yang meningkatkan laju korosi baja, maka perlakuan panas canister harus jauh di bawah 800 C. Penyimpanan sementara dengan sistem pendingin disamping mencegah devitrifikasi, juga mencegah sensitisasi. DAFTAR PUSTAKA 1. IAEA," Characteristics of solidified high level waste products", Technical Report Series No. 187, IAEA, Vienna, 1979; 2. MARTONO H, "Characterization of waste glass and treatment of high level liquid waste, Report at Tokai Works - PNC, Japan, 1988; 3. SMITH W.F, " Structure and Properties of Engineering Alloys", Mc. Graw- Hill, New York, 1981; 4. Biro Klasifikasi Indonesia, Hasil analisis baja tahan karat AISI 304, Jakarta, 1996; 5. BECKER W. et all, " Properties of Radioactive Wastes and waste Container", Brookhaven National Laboratory, New York, 1979; 6. MENDEL le, " The Fixation of High Level Waste in Glasses", Pacific Northwest Laboratory, Washington, 1985; 7. SIDNEY H.A, " Introduction to Physical Metallurgy", Mc. Graw-Hill Internarional Edition, 1974; 8. WILLIAM F.S, " Principles of Material Science and Engineering", Mc. Graw Hill International Editions, 1990; 9. DONALD P. et all, " Handbook of Stainless Steel", Mc. Graw-Hill, New York,
14 Seminar Tahunan Pengawasan Pemanfaatan Tenaga Nuklir - Jakarta, 11 Desember 2003 ISSN DISKUSI Pertanyaan (Djarwani S. - Universitas Indonesia) 1. Apakah BATAN menggunakan biaya anstenitik AISI 321, atau AISI 304? 2. Berapa dalam limbah disimpan? Jawaban (Subiarto, P2PLR - BArAN) 1. BAT AN belum menggunakan canester baja ini dalam pengelolaan limbahnya. Makalah ini hash studiltraining Bapak Herlan Martono di Jepang mengenai pengelolaan limbah aktivitas tinggi. AISI 321 memang mengandung tantalum, niobium atau titanium yang afinitasnya terhadap karbon lebih tinggi daripada krom, tetapi yang digunakan di Jepang saat studi adalah baja anstenitik AISI Limbah aktifitas tinggi disimpan di formasi tanah dalam (kedalaman:::: 500 m). 220
KARAKTERISTIK SAMBUNGAN LAS BAJA TAHAN KARAT CALON WADAH LlMBAH AKTIVITAS TINGGI
KARAKTERISTIK SAMBUNGAN LAS BAJA TAHAN KARAT CALON WADAH LlMBAH AKTIVITAS TINGGI Aisyah, Herlan Martono Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif -BATAN ABSTRAK KARAKTERISTIK SAMBUNGAN LAS BAJA
Lebih terperinciPERANAN KARBON PADA KETAHANAN KOROSI BAJA TAHAN KARAT'SEBAGAI WADAH LIMBAH AKTIVITAS TINGGI1. Aisyah2.Ari Handayani3.
-..,."., U""'" Prosiding Pertemuan IImiah Sains Materi 1996 PERANAN KARBON PADA KETAHANAN KOROSI BAJA TAHAN KARAT'SEBAGAI WADAH LIMBAH AKTIVITAS TINGGI1 Aisyah2.Ari Handayani3.Nusin Samosir' ABSTRAK PERANAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh pengelasan..., RR. Reni Indraswari, FT UI, 2010.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Baja tahan karat Austenitic stainless steel (seri 300) merupakan kelompok material teknik yang sangat penting yang telah digunakan luas dalam berbagai lingkungan industri,
Lebih terperinciIr. Hari Subiyanto, MSc
Tugas Akhir TM091486 METALURGI Budi Prasetya Awab Putra NRP 2104 100 018 Dosen Pembimbing: Ir. Hari Subiyanto, MSc ABSTRAK Austenitic stainless steel adalah suatu logam paduan yang mempunyai sifat tahan
Lebih terperinciPENGARUH INTRUSI AIR LAUT TERHADAP KETAHANAN KOROSI WADAH GELAS - LIMBAH DALAM PENYIMPANAN LESTARI
Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology), ISSN 1410-9565 Volume 10 Nomor 1 Juli 2007 (Volume 10, Number 1, July, 2007) Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (Radioactive
Lebih terperinciTAHANAN JENIS GELAS-LIMBAH DAN KAPASITAS PANAS UNTUK OPERASI MELTER PADA VITRIFIKASI LIMBAH CAIR AKTIVITAS TINGGI
TAHANAN JENIS GELAS-LIMBAH DAN KAPASITAS PANAS UNTUK OPERASI MELTER PADA VITRIFIKASI LIMBAH CAIR AKTIVITAS TINGGI ABSTRAK Wati *) TAHANAN JENIS GELAS-LIMBAH DAN KAPASITAS PANAS UNTUK OPERASI MELTER PADA
Lebih terperinciPENGARUH RADIASI TERHADAP GELAS LIMBAH HASIL VITRIFIKASI LIMBAH AKTIVITAS TINGGI RADIATION EFFECT ON WASTE GLASS FROM HIGH LEVEL WASTE VITRIFICATION
POSTER PENGARUH RADIASI TERHADAP GELAS LIMBAH HASIL VITRIFIKASI LIMBAH AKTIVITAS TINGGI RADIATION EFFECT ON WASTE GLASS FROM HIGH LEVEL WASTE VITRIFICATION Herlan Martono, Aisyah Pusat Teknologi Limbah
Lebih terperinciGambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)
BAB II DASAR TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA Proses pengelasan semakin berkembang seiring pertumbuhan industri, khususnya di bidang konstruksi. Banyak metode pengelasan yang dikembangkan untuk mengatasi permasalahan
Lebih terperinciPENENTUAN WAKTU TUNDA PADA KONDISIONING LIMBAH HASIL PENGUJIAN BAHAN BAKAR PASCA IRADIASI DARI INSTALASI RADIOMETALURGI
PENENTUAN WAKTU TUNDA PADA KONDISIONING LIMBAH HASIL PENGUJIAN BAHAN BAKAR PASCA IRADIASI DARI INSTALASI RADIOMETALURGI Herlan Martono, Wati, Nurokhim Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENENTUAN
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI
Teknika : Engineering and Sains Journal Volume, Nomor, Juni 207, 67-72 ISSN 2579-5422 online ISSN 2580-446 print PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI
Lebih terperinciGLASS FRIT DAN POLIMER UNTUK SOLIDIFIKASI LIMBAH CAIR AKTIVITAS RENDAH SKALA INDUSTRI.
GLASS FRIT DAN POLIMER UNTUK SOLIDIFIKASI LIMBAH CAIR AKTIVITAS RENDAH SKALA INDUSTRI. ABSTRAK Herlan Martono Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN GLASS FRIT DAN POLIMER UNTUK SOLIDIFIKASI LIMBAH
Lebih terperinciROTARY CALCINER-METALLIC MELTER DAN SLURRY-FED CERAMIC MELTER UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR AKTIVITAS TINGGI
56 ISSN 0216-3128 Herlan Martono, Aisyah ROTARY CALCINER-METALLIC MELTER DAN SLURRY-FED CERAMIC MELTER UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR AKTIVITAS TINGGI Herlan Martono, Aisyah Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
Lebih terperinciKARAKTERISTIK KETAHANAN KOROSI WADAH LIMBAH RADIOAKTIF AKTIVITAS RENDAH DAN TINGGI
KARAKTERISTIK KETAHANAN KOROSI WADAH LIMBAH RADIOAKTIF AKTIVITAS RENDAH DAN TINGGI Aisyah PTLR-BATAN, Kawsan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan 15310 Abstrak KARAKTERISTIK KETAHANAN KOROSI WADAH LIMBAH
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PENYIMPANAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS DAN GELAS-LIMBAH
Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology), ISSN 1410-9565 Volume 10 Nomor 1 Juli 2007 (Volume 10, Number 1, July, 2007) Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (Radioactive
Lebih terperinciPRARANCANGAN SISTEM LOADING DAN UNLOADING PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LIMBAH RADIOAKTIF
PRARANCANGAN SISTEM LOADING DAN UNLOADING PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LIMBAH RADIOAKTIF Husen Zamroni, R. Sumarbagiono, Subiarto, Wasito Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PRARANCANGAN SISTEM
Lebih terperinciKERETAKAN GELAS-LIMBAH DALAM CANISTER. Aisyah, Herlan Martono Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif
KERETAKAN GELAS-LIMBAH DALAM CANISTER Aisyah, Herlan Martono Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif ABSTRAK KERETAKAN GELAS-LIMBAH DALAM CANISTER. Limbah aktivitas tinggi adalah limbah yang berasal
Lebih terperinciPENGOLAHAN LIMBAH AKTIVITAS TINGGI DENGAN GELAS FOSFAT
ARTIKEL PENGOLAHAN LIMBAH AKTIVITAS TINGGI DENGAN GELAS FOSFAT Herlan Martono, Aisyah Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK. PENGOLAHAN LIMBAH AKTIVITAS TINGGI DENGAN GELAS FOSFAT. Limbah cair
Lebih terperinciPENGARUH HEAT TREATMENT
TUGAS AKHIR PENGARUH HEAT TREATMENT SESUDAH PENGELASAN (POST WELD) PADA BAJA TAHAN KARAT AUSTENITIK TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN KOMPOSISI KIMIA Disusun : CATUR WIDODO YUNIANTO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mekanik, listrik, kimia dan konstruksi, dan bahkan kehidupan sehari-hari dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Baut adalah salah satu komponen pengikat, banyak digunakan dalam industri mekanik, listrik, kimia dan konstruksi, dan bahkan kehidupan sehari-hari dapat ditemukan
Lebih terperinciJurnal Sains & Teknologi KOROSI PADA LASAN BAJA ANTIKARAT AISI 316 L. Sumaryono
JUS TEKNO Jurnal Sains & Teknologi ISSN 2580-2801 KOROSI PADA LASAN BAJA ANTIKARAT AISI 316 L Sumaryono Program Studi Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Duta Bangsa Abstrak Austenitic stainless steel
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
52 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DATA PENELITIAN 1. Material Penelitian a. Tipe Baja : A 516 Grade 70 Bentuk : Plat Tabel 7. Komposisi Kimia Baja A 516 Grade 70 Komposisi Kimia Persentase (%) C 0,1895 Si
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan dalam pengembangan pemanfaatan tenaga nuklir di Indonesia dan dipersiapkan secara optimal adalah masalah pengelolaan
Lebih terperinciBAB IV DATA DAN ANALISA
BAB IV DATA DAN ANALISA Pengelasan plug welding pada material tak sejenis antara logam tak sejenis antara baja tahan karat 304L dan baja karbon SS400 dilakukan untuk mengetahui pengaruh arus pengelasan
Lebih terperinciPENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *)
PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI Purnomo *) Abstrak Baja karbon rendah JIS G 4051 S 15 C banyak digunakan untuk bagian-bagian
Lebih terperinciPENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR
PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR BANGUN PRIBADI *, SUPRAPTO **, DWI PRIYANTORO* *Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 1008, DIY 55010
Lebih terperinciPENGARUH PREHEAT TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIK LAS LOGAM TAK SEJENIS BAJA TAHAN KARAT AUSTENITIK AISI 304 DAN BAJA KARBON A36
PENGARUH PREHEAT TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIK LAS LOGAM TAK SEJENIS BAJA TAHAN KARAT AUSTENITIK AISI 304 DAN BAJA KARBON A36 Saifudin 1, Mochammad Noer Ilman 2 Jurusan Teknik Mesin dan Industri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Logam merupakan salah satu jenis bahan yang sering dimanfaatkan untuk dijadikan peralatan penunjang bagi kehidupan manusia dikarenakan logam memiliki banyak kelebihan
Lebih terperinciKETAHANAN KOROSI CANISTER LIMBAH AKTIVITAS TINGGI DALAM PENYIMPANAN PADA FORMASI GEOLOGI.
-150 ISSN 02]6-3]28 Aisyah, dkk. KETAHANAN KOROSI CANISTER LIMBAH AKTIVITAS TINGGI DALAM PENYIMPANAN PADA FORMASI GEOLOGI. Aisyah, Her/an Martono Pusat Teknologi Limball Radioak/if - BATAN ABSTRAK KETAHANAN
Lebih terperinciPENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C
PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C Syaifudin Yuri, Sofyan Djamil dan M. Sobrom Yamin Lubis Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara, Jakarta e-mail:
Lebih terperinciARI BUDIANTO N I M : D
NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PERLAKUAN PENDINGINAN PADA PROSES PENGELASAN SMAW(SHIELDED METAL ARC WELDING) STAINLESS STEEL AUSTENITE AISI 201 TERHADAP UJI KOMPOSISI KIMIA, UJI STRUKTUR MIKRO, UJI KEKERASAN
Lebih terperinciDEVITRIFIKASI GELAS LIMBAH DAN KOROSI CANISTER DALAM STORAGE DAN DISPOSAL LIMBAH RADIOAKTIF
DEVITRIFIKASI GELAS LIMBAH DAN KOROSI CANISTER DALAM STORAGE DAN DISPOSAL LIMBAH RADIOAKTIF Aisyah Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN Kawasan Puspiptek Serpong-Tangerang 15310 ABSTRAK DEVITRIFIKASI
Lebih terperinciPE GARUH KO DISI PE YIMPA A DA AIR TA AH TERHADAP LAJU PELI DIHA RADIO UKLIDA DARI HASIL SOLIDIFIKASI
PE GARUH K DISI PE YIMPA A DA AIR TA AH TERHADAP LAJU PELI DIHA RADI UKLIDA DARI HASIL SLIDIFIKASI Herlan Martono, Wati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK PE GARUH K DISI PE YIMPA A DA AIR
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI SUHU PREHEAT TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL SA 516 GRADE 70 YANG DISAMBUNG DENGAN METODE PENGELASAN SMAW
Abstrak PENGARUH VARIASI SUHU PREHEAT TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL SA 516 GRADE 70 YANG DISAMBUNG DENGAN METODE PENGELASAN SMAW Gathot DW1*, Nur H 2* Budi LS 3*,Abdillah GB 4* Prodi D-3 Teknik Mesin
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 13 No. 1 Januari 2017; 10-14 STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L Ojo Kurdi Departement Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciPENGARUH ARUS PENGELASAN LAS TIG TERHADAP KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS STAINLESS STEEL TYPE 304 ABSTRAK
PENGARUH ARUS PENGELASAN LAS TIG TERHADAP KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS STAINLESS STEEL TYPE 304 Antonius Widyatmoko 1, Muh Amin 2 dan Solechan 3 ABSTRAK Stainless steel merupakan baja paduan tinggi karena
Lebih terperinciPERBANDINGAN VITRIFIKASI DAN PEMISAHAN KONDISIONING UNTUK PENGOLAHAN LlMBAH CAIR AKTIVITAS TINGGI.
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2006 ISSN 0852-2979 ABSTRAK. PERBANDINGAN VITRIFIKASI DAN PEMISAHAN KONDISIONING UNTUK PENGOLAHAN LlMBAH CAIR AKTIVITAS TINGGI. Herlan Martono, Aisyah Pusat Teknologi
Lebih terperinciPERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41
C.8 PERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41 Fauzan Habibi, Sri Mulyo Bondan Respati *, Imam Syafa at Jurusan Teknik Mesin
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI WAKTU TAHAN PADA PROSES NORMALIZING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S PADA PRESSURE VESSEL
PENGARUH VARIASI WAKTU TAHAN PADA PROSES NORMALIZING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S PADA PRESSURE VESSEL Mahasiswa Febrino Ferdiansyah Dosen Pembimbing Ir. Rochman Rochiem, M.
Lebih terperinciAnalisa Sifat Mekanik Hasil Pengelasan GMAW Baja SS400 Studi Kasus di PT INKA Madiun
Analisa Sifat Mekanik Hasil Pengelasan GMAW Baja SS400 Studi Kasus di PT INKA Madiun LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG Baja SS 400 sebagai baja karbon rendah Dapat dilakukan proses pengelasan dengan metode
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
komposisi tidak homogen akan memiliki perbedaan kelarutan dalam pembersihan, sehingga beberapa daerah ada yang lebih terlarut dibandingkan dengan daerah yang lainnya. Ketika oksida dihilangkan dari permukaan,
Lebih terperinciPENGARUH RADIASI DAN PANAS TERHADAP KARAKTERISTIK GELAS-LIMBAH, NEW CERAMS, DAN SYNROC-LIMBAH
PENGARUH RADIASI DAN PANAS TERHADAP KARAKTERISTIK GELAS-LIMBAH, NEW CERAMS, DAN SYNROC-LIMBAH HERLAN MARTONO Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang 15310, Banten Telp.
Lebih terperinciPENGARUH PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN MEKANIK DRUM WADAH LIMBAH AKTIVITAS RENDAH
Aisyah, dkk. ISSN 0216-3128 333 PENGARUH PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN MEKANIK DRUM WADAH LIMBAH AKTIVITAS RENDAH Aisyah, Herlan Martono Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENGARUH PENGELASAN TERHADAP
Lebih terperinciPENGARUH PERLAKUAN PANAS DAN KANDUNGAN LIMBAH TERHADAP PERUBAHAN STRUKTUR GELAS LIMBAH
Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology), ISSN 1410-9565 Volume 13 Nomor 2 Desember 2010 (Volume 13, Number 2, December, 2010) Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (Radioactive
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
TUGAS AKHIR PENGARUH POST WELD HEAT TREATMENT PADA PENGELASAN BAJA TAHAN KARAT AUSTENITIK TERHADAP UJI KOMPOSISI KIMIA, STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN TARIK Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka
BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Pengelasan logam tak sejenis antara baja tahan karat dan baja karbon banyak diterapkan di bidang teknik, diantaranya kereta api, otomotif, kapal dan industri lain.
Lebih terperinciMELTER PEMANAS INDUKSI DAN JOULE UNTUK VITRIFIKASI LIMBAH CAIR AKTIVITAS TINGGI DENGAN GELAS BOROSILIKAT
MELTER PEMANAS INDUKSI DAN JOULE UNTUK VITRIFIKASI LIMBAH CAIR AKTIVITAS TINGGI DENGAN GELAS BOROSILIKAT Herlan Martono PTLR-BATAN Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan 15310 Abstrak MELTER PEMANAS
Lebih terperinciAneks TAHAPAN-TAHAPAN DASAR PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF Pengelolaan limbah radioaktif yang efektif harus memperhatikan tahapantahapan dasar
Aneks TAHAPAN-TAHAPAN DASAR PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF Pengelolaan limbah radioaktif yang efektif harus memperhatikan tahapantahapan dasar (ditunjukkan dalam skema di Gambar A.1) proses pengelolaan
Lebih terperinciPengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin CakraM Vol. 3 No.2. Oktober 2009 (144-149) Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon I Made Gatot Karohika Jurusan Teknik
Lebih terperinciPENGARUH PERLAKUAN ANIL TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS PIPA BAJA Z 2201
PENGARUH PERLAKUAN ANIL TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS PIPA BAJA Z 2201 Heru Danarbroto 1*, A.P.Bayu Seno 2, Gunawan Dwi Haryadi 2, Seon Jin Kim 3 1 Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Korosi dapat didefinisikan sebagai penurunan mutu suatu logam akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungannya, yang melibatkan pergerakan ion logam ke dalam larutan
Lebih terperinciVolume 13 No.1 Maret 2012 ISSN :
PENGARUH WAKTU DAN ARUS LISTRIK PENGELASAN RSW TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK PADA SAMBUNGAN LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA TAHAN KARAT SS316 DAN BAJA KARBON ST37 Achmad Nurhidayat 1, Triyono 2 1 Mahasiswa
Lebih terperinciVARIASI ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT MEKANIK MIKRO SAMBUNGAN LAS BAJA TAHAN KARAT AISI 304
ISSN 2338-8102 VARIASI ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT MEKANIK MIKRO SAMBUNGAN LAS BAJA TAHAN KARAT AISI 304 Yunus Yakub dan Media Nofri Program Studi Teknik Mesin FTI ISTN Email: yunus_yakub@yahoo.com Abstrak:
Lebih terperinciPengaruh Parameter Post Weld Heat Treatment terhadap Sifat Mekanik Lasan Dissimilar Metal AISI 1045 dan AISI 304
Pengaruh Parameter Post Weld Heat Treatment terhadap Sifat Mekanik Lasan Dissimilar Metal AISI 1045 dan AISI 304 Meilinda Nurbanasari 1*), Djoko Hadiprayitno 2), Yulius Erwin Tandiayu 3) Dosen Tetap T.
Lebih terperinciPENGARUH PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S
PENGARUH PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 310S Mahasiswa Edwin Setiawan Susanto Dosen Pembimbing Ir. Rochman Rochiem, M. Sc. Hariyati Purwaningsih, S.Si, M.Si. 1 Latar
Lebih terperinciKESELAMATAN STRATEGI PENYIMPANAN LIMBAH TINGKAT TINGGI
KESELAMATAN STRATEGI PENYIMPANAN LIMBAH TINGKAT TINGGI RINGKASAN Limbah radioaktif aktivitas tinggi yang dihasilkan dari proses olah ulang bahan bakar bekas dipadatkan (solidifikasi) dalam bentuk blok
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK BAJA MANGAN AUSTENITIK HASIL PROSES PERLAKUAN PANAS
ANALISIS STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK BAJA MANGAN AUSTENITIK HASIL PROSES PERLAKUAN PANAS Oleh: Abrianto Akuan Abstrak Nilai kekerasan tertinggi dari baja mangan austenitik hasil proses perlakuan panas
Lebih terperinciPENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP HASIL PENGELASAN TIG PADA BAJA KARBON RENDAH
Pengaruh Media.. Baja Karbon Rendah PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP HASIL PENGELASAN TIG PADA BAJA KARBON RENDAH Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Janabadra INTISARI Las TIG adalah
Lebih terperinciANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Telah dilakukan analisis limbah
Lebih terperinciPERBANDINGAN VITRIFIKASI DAN SUPER HIGH TEMPERATURE METHOD UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR AKTIVITAS TINGGI
Herlan Martono, dkk. ISSN 216-3128 1 PERBANDINGAN VITRIFIKASI DAN SUPER HIGH TEMPERATURE METHOD UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR AKTIVITAS TINGGI Herlan Martono, Aisyah Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK
Lebih terperinciEFFECT OF POST HEAT TEMPERATURE TO HARDNESS AND MACROSTRUCTURE IN WELDED STELL ST 37
EFFECT OF POST HEAT TEMPERATURE TO HARDNESS AND MACROSTRUCTURE IN WELDED STELL ST 37 Subardi 1), Djoko Suprijanto 2), Roza Lyndu R. Mahendra 3) Abstract The present study aims to investigate the effect
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI STUDI METALOGRAFI PENGARUH ARUS DAN HOLDING TIME PADA PENGELASAN SPOT WELDING MATERIAL STAINLESS STEEL
NASKAH PUBLIKASI STUDI METALOGRAFI PENGARUH ARUS DAN HOLDING TIME PADA PENGELASAN SPOT WELDING MATERIAL STAINLESS STEEL Disusun Sebagai Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata Satu Pada Jurusan Teknik
Lebih terperinciSTUDI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR
ARTIKEL STUDI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR Gangsar Santoso Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK STUDI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT PEMBANGKIT LISTRIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegagalan pada material logam implant bisa terjadi dengan beberapa mekanisme, diantaranya kegagalan karena korosi, mekanikal, fatigue, korosi jaringan, over loading,
Lebih terperinciLAJU KOROSI DAN KEKERASAN PIPA BAJA API 5L X65 SETELAH NORMALIZING
LAJU KOROSI DAN KEKERASAN PIPA BAJA API 5L X65 SETELAH NORMALIZING Sumar Hadi Suryo Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudarto, SH. Tembalang Semarang 50255 ABSTRAK Pipa
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU TAHAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA BAJA TAHAN KARAT MARTENSITIK 13Cr3Mo3Ni
PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU TAHAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA BAJA TAHAN KARAT MARTENSITIK 13Cr3Mo3Ni 1) Hadi Perdana, 2) Andinnie Juniarsih, ST., MT. dan 3) Dr.
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang sedang berkembang dalam berbagai sektor salah satunya adalah sektor industri manufaktur. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya perusahaan
Lebih terperinciANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI MATERIAL STAINLESS STEEL SS 316 DENGAN CARBON STEEL A 516 TERHADAP PENGARUH AMONIAK
ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI MATERIAL STAINLESS STEEL SS 316 DENGAN CARBON STEEL A 516 TERHADAP PENGARUH AMONIAK * Ir. Soewefy, M.Eng, ** Indra Prasetyawan * Staff Pengajar Jurusan Teknik Perkapalan
Lebih terperinciPENENTUAN KEKENTALAN GELAS-LIMBAH UNTUK KARAKTERISASI PROSES VITRIFIKASI.
PENENTUAN KEKENTALAN GELAS-LIMBAH UNTUK KARAKTERISASI PROSES VITRIFIKASI. WATI, HERLAN MARTONO Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang 15310, Banten Telp. 021.7563142,
Lebih terperinciUPAYA MINIMISASI LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN CARA PENGAMBILAN KEMBALI RADIONUKLIDA
UPAYA MINIMISASI LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN CARA PENGAMBILAN KEMBALI RADIONUKLIDA Sahat M. Panggabean, Yohan, Mard!ni Pusat Pengembangan Pengelolaan Lirl1bah Radioaktif ABSTRAK, UPAYA MINIMISASI LIMBAH RADIOAKTIF
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan latar belakang penelitian dari penelitian, perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi-asumsi
Lebih terperinciPEMBUATAN STRUKTUR DUAL PHASE BAJA AISI 3120H DARI BESI LATERIT
PEMBUATAN STRUKTUR DUAL PHASE BAJA AISI 3120H DARI BESI LATERIT Saefudin 1*, Toni B. Romijarso 2, Daniel P. Malau 3 Pusat Penelitian Metalurgi dan Material Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Kawasan PUSPIPTEK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Biomaterial adalah substansi atau kombinasi beberapa subtansi, sintetis atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Biomaterial adalah substansi atau kombinasi beberapa subtansi, sintetis atau alami, yang dapat digunakan untuk setiap periode waktu, secara keseluruhan atau sebagai
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI
BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Pengertian Las Definisi pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Norman) adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam industri, teknologi konstruksi merupakan salah satu teknologi yang memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan manusia. Perkembangannya
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DATA ALAT DAN MATERIAL PENELITIAN 1. Material Penelitian Material yang digunakan adalah baja AISI 1045 berupa pelat yang memiliki komposisi kimia sebagai berikut : Tabel 7.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ini merupakan eksperimen untuk mengetahui pengaruh temperatur media pendingin pasca pengelasan terhadap laju korosi dan struktur mikro.
Lebih terperinciSimposium Nasional RAPI XII FT UMS ISSN
PENGARUH PENGELASAN GAS TUNGTEN ARC WELDING (GTAW) DENGAN VARIASI PENDINGINAN AIR DAN UDARA PADA STAINLESS STEEL 304 TERHADAP UJI KOMPOSISI KIMIA, STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN UJI IMPACT Agus Sudibyo
Lebih terperinciANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH
ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH Sumidi, Helmy Purwanto 1, S.M. Bondan Respati 2 Program StudiTeknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang
Lebih terperinciSISTEM PENANGANAN GAS BUANGAN DAN TRANSPORTASI GELAS- LIMBAH HASIL V!TRIFIKASI L!MBAH CAIR AKTIVITAS TINGG!
SISTEM PENANGANAN GAS BUANGAN DAN TRANSPORTASI GELAS- LIMBAH HASIL V!TRIFIKASI L!MBAH CAIR AKTIVITAS TINGG! Herlan Martono, Aisyah Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif ABSTRAK SISTEM PENANGANAN
Lebih terperinciDAFTAR ISI Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing... ii Lembar Pengesahan Dosen Penguji... Error! Bookmark not defined. persembahan... iv Halaman Motto... v Kata Pengantar... vi Abstrak...
Lebih terperinciKERANGKA KONSEP PENELITIAN PENGARUH NITROCARBURIZING TERHADAP LAJU KOROSI, KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA MATERIAL DUPLEX STAINLESS STEEL
KERANGKA KONSEP PENELITIAN PENGARUH NITROCARBURIZING TERHADAP LAJU KOROSI, KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO PADA MATERIAL DUPLEX STAINLESS STEEL A. Kerangka Konsep Baja stainless merupakan baja paduan yang
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN Data Pengujian Pengujian Kekerasan.
BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Data Pengujian. 4.1.1. Pengujian Kekerasan. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metoda Rockwell C, pengujian kekerasan pada material liner dilakukan dengan cara penekanan
Lebih terperinciVARIASI TEMPERATUR PEMANASAN PADA PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DENGAN MATERIAL SS 304L
VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN PADA PROSES PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKERASAN DENGAN MATERIAL SS 304L Disusun oleh : Suparjo dan Purnomo Dosen Tetap Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA
Bab IV. Hasil dan Analisa 59 BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1 Hasil Pengujian 4.1.1.Hasil Pengujian Dengan Metoda Penetrant Retakan 1 Retakan 2 Gambar 4.1. Hasil Pemeriksaan dengan Metoda Penetrant pada Pengunci
Lebih terperinciProsiding SNATIF Ke -4 Tahun 2017 ISBN:
PENGARUH ARUS LISTRIK DAN FILLER PENGELASAN LOGAM BERBEDA BAJA KARBON RENDAH (ST 37) DENGAN BAJA TAHAN KARAT (AISI 316L) TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO Bambang Teguh Baroto 1*, Petrus Heru Sudargo
Lebih terperinciPENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK- MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4
PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK- MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4 Petrus Heru Sudargo 1), Triyono 2), Kuncoro Diharjo 2) 1) Pasca Sarjana Jurusan
Lebih terperinciKARAKTERISASI LlMBAH HASIL SEMENTASI. Siswanto Hadi, Mardini, Suparno Pusat Teknologi Umbah Radioa~,tif, BATAN
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2006 ISSN 0852-2979 KUALITAS KARAKTERISASI LlMBAH HASIL SEMENTASI Siswanto Hadi, Mardini, Suparno Pusat Teknologi Umbah Radioa~,tif, BATAN ABSTRAK KARAKTERISASI
Lebih terperinciPERUBAHAN STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADUAN Co-Cr-Mo-C-N PADA PERLAKUAN AGING
PERUBAHAN STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN PADUAN Co-Cr-Mo-C-N PADA PERLAKUAN AGING Kisnandar 1, Alfirano 2, Muhammad Fitrullah 2 1) Mahasiswa Teknik Metalurgi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 2) Dosen Teknik
Lebih terperinciAvailable online at Website
Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi Pengaruh PWHT dan Preheat pada Kualitas Pengelasan Dissimilar Metal antara Baja Karbon (A-106) dan Baja Sri Nugroho, Wiko Sudiarso*
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat yang Digunakan Alat yang akan digunakan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelasan merupakan proses penyambungan setempat dari logam dengan menggunakan energi panas. Akibat panas maka logam di sekitar lasan akan mengalami siklus termal
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Identitas : 1 : SMAW 1,5 mm 2 : SMAW 3 mm 3 : GTAW 1,5 mm Tanpa Gas Back Purging 4 : GTAW 3 mm Tanpa Gas Back Purging 5 : GTAW 1,5 mm 6 : GTAW 3 mm 7 : GTAW 1,5 mm
Lebih terperinciAnalisis Perbandingan Laju Korosi Pelat ASTM A36 antara Pengelasan di Udara Terbuka dan Pengelasan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-73 Analisis Perbandingan Pelat ASTM A36 antara di Udara Terbuka dan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat Yanek Fathur Rahman,
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PENELITIAN STAINLESS STEEL
TUGAS AKHIR PENELITIAN STAINLESS STEEL 202 HASIL LAS SMAW DENGAN POST WELD HEAT TREATMENT 900OC SELAMA 1 JAM PADA PROSES QUENCHING, ANNEALING DAN NORMALIZING TERHADAP UJI STRUKTUR MIKRO,UJI IMPACT DAN
Lebih terperinciMETODE PENINGKATAN TEGANGAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BAJA KARBON RENDAH MELALUI BAJA FASA GANDA
METODE PENINGKATAN TEGANGAN TARIK DAN KEKERASAN PADA BAJA KARBON RENDAH MELALUI BAJA FASA GANDA Ahmad Supriyadi & Sri Mulyati Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Sudarto, SH.,
Lebih terperinciInvestigasi Derajad Presipitasi Karbida Krom pada Baja Tahan Karat Austenitik dengan Pengamatan Makro
Investigasi Derajad Presipitasi Karbida Krom pada Baja Tahan Karat Austenitik dengan Pengamatan Makro Suwarno, Abdullah Shahab Laboratorium Metalurgi Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri ITS
Lebih terperinciPENGARUH KlO, LilO DAN CaO P ADA KUALITAS LIMBAH HASIL VITRIFlKASI
,. PENGARUH KlO, LilO DAN CaO P ADA KUALITAS LIMBAH HASIL VITRIFlKASI -- 12. Aisyah, Herlan Martono P2TLR-BATAN ABSTRAK PENGARUH K20, LhO DAN CaD PADA KUALITAS LlMBAH HASIL VITRIFIKASI. Gelas borosilikat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
26 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, pembuatan soft magnetic menggunakan bahan serbuk besi dari material besi laminated dengan perlakuan bahan adalah dengan proses kalsinasi dan variasi
Lebih terperinciANALISIS KEKUATAN TARIK DAN KARAKTERISTIK XRD PADA MATERIAL STAINLESS STEEL DENGAN KADAR KARBON YANG BERBEDA
ANALISIS KEKUATAN TARIK DAN KARAKTERISTIK XRD PADA MATERIAL STAINLESS STEEL DENGAN KADAR KARBON YANG BERBEDA Vuri Ayu Setyowati 1 dan Eriek Wahyu Restu Widodo 2 Jurusan Teknik Mesin 1,2 e-mail: vuri@itats.ac.id
Lebih terperinciPERTIMBANGAN DALAM PERANCANGAN PENYIMPANAN BAHAN BAKAR BEKAS SECARA KERING. Dewi Susilowati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
PERTIMBANGAN DALAM PERANCANGAN PENYIMPANAN BAHAN BAKAR BEKAS SECARA KERING Dewi Susilowati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PERTIMBANGAN DALAM PERANCANGAN PENYIMPANAN BAHAN BAKAR BEKAS SECARA
Lebih terperinci