SKIRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Program Studi Pendidikan Matematika.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKIRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Program Studi Pendidikan Matematika."

Transkripsi

1 EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA DAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI PADA SISWA KELAS VII D SMP BOPKRI 1 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKIRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika Oleh: Benediktus Dian Candra N NIM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 i

2 ii

3 iii

4 HALAMAN PERSEMBAHAN Motto Jangan bersusah hati, sebab sukacita dalam Tuhan menjadi perlindunganmu (Nehemia 8:19) Persembahan Dengan tulus karya ini saya persembahkan kepada: Bapak R. Murdiyanto, Ibu Carolina Rosita Budiarti dan Kakak Angelia Arum Prameta serta simbah kakung Prambanan dan alm.simbah kakung Jogja yang selalu memberikan semangat dan kasih sayang. Semua anggota keluarga, Pakde, Bude, Om, Bulik, dan Sepupu-sepupu yang selalu memberikan doa. iv

5 v

6 vi

7 ABSTRAK Benediktus Dian Candra N. (2016). Efektivitas Pembelajaran Dengan Menggunakan Alat Peraga Dan Lembar Kerja Siswa (LKS) Terhadap Hasil Belajar (Matematika) Pada Pokok Bahasan Persegi Panjang Dan Persegi Pada Siswa Kelas VII D (Semester 2) Di SMP Bopkri 1 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan atau tidak hasil belajar pada pembelajaran matematika antara kelas yang menggunakan media alat peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan kelas yang tidak menggunakan media Lembar Kerja Siswa (LKS); mengetahui efektivitas penggunaan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa dalam mendukung hasil belajar siswa. Pokok bahasan pembelajaran ini adalah persegi panjang dan persegi. Pengambilan data ini dilakukan pada bulan April Penelitian ini dilakukan di SMP Bopkri 1 Yogyakarta dengan subjek penelitian siswa kelas VIIC sebagai kelas kontrol dan kelas VIID sebagai kelas eksperimen. Pembelajaran menggunakan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa dilakukan di kelas VIID dan pembelajaran dengan menggunakan media alat peraga di kelas VIIC. Data penelitian dikumpulkan dengan cara observasi langsung di kelas, tes kemampuan awal (pretest), hasil tes tertulis (posttest), wawancara dengan guru matematika dan wawancara dengan siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) berdasarkan uji-t dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata nilai hasil belajar siswa di kelas kontrol VIIC dan kelas eksperimen VIID SMP Bopkri 1 Yogyakarta. Dari tes hasil belajar (posttest) didapat bahwa rata-rata nilai hasil belajar kelas eksperimen VIID yaitu 71,59 lebih tinggi dari rata-rata nilai hasil belajar kelas VIIC sebagai kelas kontrol yaitu 55,75 hal ini didasarkan pada rata-rata nilai hasil belajar siswa. 2)Penggunaan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa digunakan untuk mendukung hasil belajar siswa, dilihat dari presentase ketuntasan berdasarkan nilai KKM di kelas eksperimen VIID yaitu 68,18% lebih besar dari presentase ketuntasan nilai KKM 75 di kelas kontrol VIIC yaitu 25%. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah efektif ditinjau dari hasil belajar. Kata kunci: Efektivitas, Hasil Belajar, Alat Peraga, LKS, Persegi Panjang dan Persegi. vii

8 ABSTRACT Benediktus Dian Candra N. (2016). The Effectiveness Learning using Learning Properties and Student Worksheet towards the Learning Result of Seventh Grade Students of SMP Bopkri I on the Rectangle and Square Topic. This research aims to know the differences learning result between the class which is using the media and student worksheet on learning Math and the class which is not; to know the effectiveness of using the media and student worksheet in supporting students learning result. The learning topic was rectangle and square. The research waas conducted in Bopkri 1 Yunior High School in April The research subject was students of VIIC as control class and VIID as experiment class. The learning that using properties and worksheet was applied in the class of VII D, while in the class of VIIC without the properties and work sheet. The data was gathered using direct observation in the class, pre-test, posttest, interview both with teacher and students. The research shows that 1) based on t-test there is a difference on the mean of the students result between control class and experiment class. The mean of post-test result of experiment class was that is higher than control class ) The usage of learning properties and worksheet were support to improve students learning result which could be seen on the percentage of completeness learning based on KKM grade in the experiment class as much as 68.18% which is higher than control class was 25 %. Therefore, it can be concluded that learning using learning media and worksheet is effective in reviewing of the learning result. Key words: Effectiveness, learning result, learning media, worksheet, rectangle and square. viii

9 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selalu menyertai dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA DAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) TERHADAP HASIL BELAJAR (MATEMATIKA) PADA POKOK BAHASAN PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI PADA SISWA KELAS VII D (SEMESTER 2) DI SMP BOPKRI 1 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ini dengan baik. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Beni Utomo, M.Sc., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan, motivasi, dan sumbangan pemikiran kepada penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. 2. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 3. Bapak Dr. Hongki Julie, M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika sekaligus sebagai dosen penguji atas masukkan yang telah diberikan. 4. Bapak Paryadi, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMP Bopkri 1 Yogyakarta yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian ini. 5. Bapak Drs. Adi Undang M, selaku guru mata pelajaran matematika SMP Bopkri 1 Yogyakarta yang telah memberikan waktu, bantuan, dan masukkan yang bermanfaat bagi penulis. ix

10 x

11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 5 C. Pembatasan Masalah... 5 D. Rumusan Masalah... 6 E. Batasan Istilah... 6 F. Tujuan Penelitian... 7 G. Manfaat Penelitian... 8 H. Sistematika Penulisan... 8 xi

12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Matematika B. Pembelajaran Matematika C. Pengertian Belajar dan Pembelajaran D. Efektifitas E. Tinjauan Tentang Alat Peraga Pembelajaran Matematika F. Lembar Kerja Siswa G. Pengertian Hasil Belajar H. Persegi Panjang dan Persegi I. Kerangka Berpikir BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Waktu dan Tempat Pengambilan Data C. Subjek dan Objek Penelitian D. Metode Pengumpulan Data E. Instrumen Penelitian Instrumen Pembelajaran Instrumen Penelitian F. Analisis Validitas G. Teknik Analisis Data H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian xii

13 BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, PENYAJIAN DATA, ANALISA DATA, DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian B. Analisis Hasil Penelitian C. Secara Keseluruhan D. Keterbatasan Peneliti BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiii

14 DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Kegiatan Pembelajaran Setiap Pertemuan di kelas VIID Tabel 3.2 Kisi-kisi Penyusunan LKS yang Terkait Hasil Belajar Siswa Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Pretest Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Posttest Tabel 3.5 Lembar Pengamatan Tabel 3.6 Kisi-kisi Wawancara siswa Kelas VIID Tabel 3.7 Pedoman Skor Tes Kemampuan Awal Tabel 3.8 Pedoman Skor Tes Hasil Belajar Tabel 4.1 Pengamatan Keterlaksanaan RPP Pertemuan Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Keterlaksanaan RPP Pertemuan Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Keterlaksanaan RPP Pertemuan Tabel 4.4 Analisis Keterlaksanaan RPP Tabel 4.5 Pengamatan Observer Pertemuan Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Pertemuan Tabel 4.7 pengamatan observer Pertemuan Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Pertemuan Tabel 4.9 Kriteria Nilai Pretest Tabel 4.10 Kriteria Nilai Posttest Kelas VIID Tabel 4.11 Rangkuman Analisis Tes Hasil Belajar Posttest Berdasar KKM.. 90 xiv

15 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Persegi Panjang ABCD Gambar 2.2 Sifat-sifat Persegi Panjang Gambar 2.3 Persegi ABCD Gambar 2.4 Sifat-sifat Persegi Gambar 2.5 Diagonal-diagonal Persegi Gambar 4.1 Siswa Kelas VIID Mengikuti Pretest Gambar 4.2 Pembagian LKS Pada Siswa Gambar 4.3 Siswa Kelas VIID Mengerjakan LKS Gambar 4.4 Perwakilan Kelompok Menuliskan Jawaban Gambar 4.5 Siswa Mengerjakan LKS Gambar 4.6 Siswa Kelas VIID Mengikuti Posttest Gambar 4.7 Diagram KKM Hasil Belajar Siswa Kelas VIID Gambar 4.7 Diagram Rata-rata Siswa Kelas VIID xv

16 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A Lampiran A.1 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Lampiran B Lampiran B.1 RPP Kelas VII D Lampiran B.2 Validitas Lampiran B.3 Lembar Kerja Siswa (LKS) LAMPIRAN C Lampiran C.1 Soal Pretest Lampiran C.2 Soal Postest LAMPIRAN D Lampiran D.1 Lembar Observasi Kelas Eksperimen Lampiran D.2 Lembar Observasi Kelas Kontrol LAMPIRAN E Lampiran E.1 Pedoman Wawancara Guru Lampiran E.2 Pedoman Wawancara Kelas Eksperimen Lampiran E.3 Pedoman Wawancara Kelas Kontrol LAMPIRAN F Lampiran F.1 Hasil Pretest Kelas VII D Lampiran F.2 Hasil Postest Kelas VII D Lampiran F.3 Hasil Lembar Kerja Siswa (LKS) xvi

17 LAMPIRAN G Lampiran G.1 Hasil Observasi kelas VII D xvii

18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu yang universal, berada di semua penjuru dunia, diterima oleh semua lapisan masyarakat dan dipelajari pada setiap tingkat pendidikan. Matematika dipelajari dan dikembangkan guna membantu menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Inilah alasan betapa pentingnya matematika untuk dipelajari. Dalam dunia pendidikan, matematika adalah salah satu bidang studi atau mata pelajaran yang dianggap sulit dibandingkan dengan bidang studi atau mata pelajaran lain karena banyak rumus yang dihafalkan dan metode yang digunakan guru untuk mengajar masih tradisional atau masih konvensional. Sistem pembelajaran yang digunakan masih monoton dan tidak bervariasi, siswa cenderung pasif dan menyebabkan siswa kurang nyaman dalam belajar. Pembelajaran matematika yang berlangsung di sekolah selama ini masih di dominasi oleh paradigma mengajar, yaitu 1) pembelajaran hanya berpusat pada guru, dimana guru aktif mentransfer pengetahuan pada pikiran siswa, 2) matematika disampaikan atau diajarkan kepada siswa sebagai produk yang sudah jadi, bukan sebagai suatu proses, 3) siswa menerima pengetahuan secara pasif (Marpaung,2008). 1

19 2 Sesuai dengan kurikulum yang digunakan di SMP Bopkri 1 Yogyakarta yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bahwa pembelajaran diupayakan untuk melakukan pengembangan metode pembelajaran yaitu metode yang berpusat pada guru (teacher centered method) menuju metode pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered method). Hal tersebut dimaksudkan agar kedudukan siswa adalah sebagai pembelajar aktif, sedangkan guru sebagai fasilitator dan mediator yang kreatif. Ada beberapa faktor yang berkaitan dengan rendahnya hasil belajar siswa. Yang paling utama adalah rendahnya minat siswa untuk mengikuti pelajaran dengan baik dan bersungguh-sungguh (Tatik, 1997: 73). Faktor lain yang berpengaruh adalah cara mengajar guru yang tidak tepat. Beberapa guru hanya mengajar dengan satu metode yang kebetulan tidak cocok dan sulit dimengerti oleh siswa. Selain itu sarana dan prasarana pendukung juga ikut berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa. Penelitian Hidayah dan Sugiman (1998: 32) dan Sugiarto dan Hidayah mengemukakan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah dapat dilakukan dengan beberapa hal. Dalam kesimpulan penelitiannya dikemukakan bahwa pendayagunaan alat peraga sebagai alat bantu ajar dalam pembelajaran matematika membuat pembelajaran lebih bermakna dan siswa dapat lebih aktif. Dengan bantuan ini harapannya rendahnya hasil belajar siswa dapat diatasi secara perlahan dan siswa dapat menjadi aktif (Prabowo, 2004: 2).

20 3 Peneliti melakukan penelitian di SMP Bopkri 1 Yogyakarta. Observasi yang dilakukan peneliti pada awalnya adalah pada saat melakukan PPL di sekolah tersebut dan dilanjutkan kembali melakukan observasi pada saat melakukan penelitian skripsi untuk menggali masalah yang terdapat disekolah tersebut bagaimana dan setelah dilakukan observasi peneliti juga melakukan wawancara supaya peneliti dapat mengetahui masalah yang ada di sekolah tersebut dan bagaimana menyelesaikan permasalaan tersebut. Peneliti menggali informasi dari guru mata pelajaran matematika, menunjukkan bahwa dalam hal ini guru menyimpulkan bahwa hasil belajar yang kurang. Selain itu juga peneliti juga melakukan wawancara kepada siswa untuk mengetahui pembelajaran seperti apa yang diinginkan oleh siswa agar hasil belajar siswa tidak rendah lagi dan agar ada variasi dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Dari kenyataan di lapangan, khususnya kelas VII, hasil belajar tentang pokok bahasan bangun segiempat masih rendah, karena hal ini berdasarkan hasil nilai pada tahun lalu nilai hasil belajar khususnya materi pokok persegi panjang dan persegi. Hal ini mungkin dikarenakan oleh penggunaan media pembelajaran masih jarang digunakan dalam proses pembelajaran. Untuk mengoptimalkan peran guru dalam memperbaiki rendahnya hasil belajar siswa, seorang guru memerlukan metode dan media pembelajaran yang mengajak siswanya untuk berpikir aktif. Untuk itu guru memerlukan sebuah media pembelajaran yang mendukung agar pembelajaran tersebut dapat terlaksana. Media pembelajaran tersebut mampu membimbing

21 4 siswa untuk melihat permasalahan yang ada, menganalisa permasalahan untuk menemukan penyelesaian, dan dapat menyimpulkan hasilnya yang merupakan sebuah solusi. Upaya meningkatkan kualitas hasil pendidikan senantiasa dicari dan diteliti melalui kajian berbagai komponen pendidikan. Perbaikan dan penyempurnaan proses pembelajaran dilakukan untuk memajukan dan meningkatkan kualitas hasil pendidikan. Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu media pembelajaran matematika dengan metode penemuan terbimbing karena dalam hal ini kita dapat menjelaskan materi per sub bab sehingga membuat siswa menjadi lebih paham dan sebagai usaha untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. SMP Bopkri 1 merupakan salah satu dari beberapa sekolah swasta yang ada di Yogyakarta yang di dalam memberikan materi pembelajaran guru cenderung lebih banyak berceramah dan penggunaan alat peraga atau LKS masih kurang. Penggunaan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa dalam pembelajaran matematika masih jarang dilakukan, sehingga siswa sulit membayangkan hal yang sifatnya abstrak dan memerlukan contoh gambar atau animasi. Penggunaan Lembar Kerja Siswa sebagai salah satu media pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing masih jarang dilakukan sehingga siswa hanya menghafal materi yang ada, tanpa memahami proses penemuan konsep yang ada. Berdasarkan uraian diatas, penulis termotivasi memilih judul Efektivitas Pembelajaran Dengan Menggunakan Alat Peraga Dan Lembar Kerja Siswa (LKS) Tehadap Hasil Belajar Matematika Pada

22 5 Pokok Bahasan Persegi Panjang Dan Persegi Pada Siswa kelas VII D Semester 2 DI SMP BOPKRI 1 YOGYAKARTA Tahun pelajaran 2015/2016 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran berpusat pada guru berakibat siswa cenderung pasif, sedangkan guru justru mendominasi pembelajaran. 2. Sebagian besar perhatian dan konsentrasi siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika masih sangat kurang. 3. Pelaksanaan pembelajaran matematika yang dilaksanakan masih berpusat kepada guru (teacher centered). 4. Hasil belajar siswa yang tidak maksimal. C. Pembatasan Masalah Latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, peneliti membatasi masalah yang akan diteliti agar penelitian menjadi lebih fokus pada anak siswa VII D SMP Bopkri 1 Yogyakarta. Adapun masalah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Materi yang akan diteliti pada penelitian ini adalah pengertian, sifat-sifat dan keliling dan luas persegi dan persegi panjang. 2. Subjek yang akan diteliti adalah anak didik kelas VIID SMP Bopkri 1 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.

23 6 3. Penelitian ini akan membahas efektifitas pembelajaran dengan penggunaan alat peraga dan lembar kerja siswa terhadap hasil belajar matematika pokok bahasan persegi panjang dan persegi. D. Rumusan Masalah Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang diatas adalah: 1. Bagaimana keterlaksanaan Pembelajaran ada materi persegi panjang dan persegi dengan menggunakan alat peraga dan LKS di SMP Bopkri 1 Yogyakarta tahun pelajaran 2015/2016? 2. Bagaimana efektivitas alat peraga dan lembar kerja siswa pada siswa kelas VII D semester 2 di SMP Bopkri 1 Yogyakarta tahun pelajaran 2015/2016 ditinjau dari hasil belajar? E. Batasan Istilah Istilah-istilah dalam rumusan pertanyaan didefinisikan sebagai berikut ini: 1. Efektivitas Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kualitas, kuantitas dan waktu) dicapai. Semakin besar persentase target tercapai maka semakin tinggi efektivitasanya. Efektivitas pada penelitian ini dilihat dari hasil belajar dan minat belajar siswa. 2. Pembelajaran Pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal. Dengan demikian proses belajar bersifat internal dan unik dalam diri

24 7 individu siswa, sedangkan proses pembelajaran bersifat eksternal yang sengaja direncanakan dan bersifat rekayasa perilaku (Suherman, 2003: 7). 3. Alat Peraga Alat peraga adalah alat untuk menerangkan/mewujudkan konsep matematika (Russefendi, 1994: 132). 4. Lembar Kerja Siswa (LKS) LKS adalah media cetak yang berupa lembaran kertas yang berisi informasi soal/pertanyaan yang harus dijawab siswa (Suyitno, 1997: 7). 5. Hasil Belajar Hasil belajar adalah hasil yang dicapai melalui proses belajar mengajar di sekolah kemudian diukur dan dinilai sehingga dapat diwujudkan dalam bentuk nilai. Berdasarkan batasan istilah tersebut, maka yang dimaksud dari judul adalah apakah pembelajaran dengan penggunaan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS) lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran yang hanya menggunakan alat peraga yang di tinjau dari hasil belajar siswa. F. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui efektifitas hasil pada pembelajaran matematika 2. Mengetahui efektivitas penggunaan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam mendukung hasil belajar siswa.

25 8 G. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru Guru dapat ikut menerapkan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam proses pembelajaran matematika. Kreatifitas guru yang tinggi dapat menciptakan alat peraga dan LKS untuk pembelajaran mata pelajaran matematika yang dianggap masih sukar. 2. Bagi Siswa a) Pembelajaran dilakukan dengan alat peraga dan LKS dapat meningkatkan daya tarik siswa, sehingga adanya perasaan senang untuk belajar matematika dan lebih interaktif. b) Melatih siwa untuk berdiskusi dan bekerjasama dalam menyelesaikan masalah. c) Meningkatkan berpikir kritis dan tanggap dalam memecahkan masalah. 3. Manfaat bagi sekolah Memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah agar kualitas pendidikan semakin baik. 4. Bagi Peneliti Peneliti akan memiliki dasar-dasar kemampuan mengajar dan kemampuan mengembangkan media pembelajaran, dalam hal ini pembelajaran dengan menggunakan alat paraga dan LKS. H. Sistematika Penulisan Bab I merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, dan batasan istilah. Selain itu, dikemukakan juga mengenai tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

26 9 Bab II merupakan kajian pustaka yang berisi tentang pengertian belajar dan pembelajaran pengertian hasil belajar, tinjauan tentang alat peraga dalam pembelajaran matematika, tinjauan tentang LKS, tinjauan tentang persegi panjang dan persegi serta kerangka berpikir penelitian ini. Bab III dalam skripsi ini memaparkan tentang jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, subjek dan objek penelitian, variabel penelitian, bentuk data, instrumen penelitian, validitas, reliabilitas, teknik analisis data, dan prosedur pelaksanaan penelitian. Bab IV memaparkan tentang pelaporan pelaksanaan penelitian, penyajian data, analisa data, dan pembahasan. Bab V merupakan penutup yang memaparkan tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran bagi penelitian ini sendiri.

27 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Matematika Pengertian matematika dalam kurikulum Pendidikan Dasar dan Pendidikan menengah adalah matematika sekolah yaitu matematika yang diajarkan di Pendidikan Dasar (SD dan SMP) dan Pendidikan Menengah (SMA dan SMK). Matematika sekolah terdiri atas bagian-bagian matematika yang dipilih guna menumbuhkembangkan kemampuan-kemampuan dan membentuk pribadi serta berpandu pada perkembangan IPTEK hal tersebut menunjukkan bahwa matematika sekolah tetap memiliki ciri-ciri yang dimiliki matematika, yaitu memiliki objek kejadian abstrak serta berpola pikir deduktif konsisten (Erman Suherman,dkk. 2003:55-56). Adapun fungsi matematika sekolah adalah sebagai alat, pola pikir, dan ilmu pengetahuan. Fungsi matematika sebagai alat yaitu siswa diberi pengalaman untuk dapat memahami atau menyampaikan suatu informasi melalui persamaan-persamaan, atau tabel-tabel dalam model-model matematika. Matematika bagi para siswa juga merupakan pembentukan pola pikir yaitu para siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman matematika melalui proses pengabstrakan dan proses penalaran melalui pola induktif maupun deduktif. Fungsi matematika yang ketiga adalah sebagai ilmu pengetahuan, fungsi ini menunjukkan bahwa matematika selalu mencari kebenaran dan selalu memberi kesempatan kepada siswa untuk mempunyai inisiatif mengembangkan cara-cara pengerjaan matematika secara bebas dan 10

28 11 kreatif sepanjang mengikuti pola pikir yang sah (Erman suherman, dkk. 2003:56-57). Dari keseluruhan uraian tersebut di atas tampak bahwa pembelajaran matematika di sekolah dapat mengembangkan inisiatif dan kreativitas siswa dengan tetap memberikan kebebasan siswa sepanjang tidak mengorbankan karakteristik matematika sebagai ilmu deduktif dan abstrak. B. Pembelajaran Matematika Menurut Herman Hudojo (2001:135) pembelajaran matematika berarti pembelajaran tentang konsep-konsep dan struktur-struktur yang terdapat dalam bahasan yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara kosnep-konsep dan struktur-struktur tersebut. Agar proses belajar matematika itu dapat terjadi, bahasan matematika yang disajikan kepada siswa tidak diberikan dalam bentuk yang sudah jadi tetapi suatu bahasan yang dapat melibatkan siswa agar aktif dan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam menemukan dan menyimpulkan konsep-konsep, strukturstruktur hingga sampai kepada rumus-rumus sehingga akan dapat lebih meningkatkan kemandirian siswa dalam belajar. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Nickson dalam Grows (1992:106) bahwa proses pembelajaran merupakan pembentukan lingkungan belajar yang dapat membantu siswa untuk membangun konsep-konsep matematika berdasarkan kemampuan sendiri melalui proses internalisasi. Dari keseluruhan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika merupakan serangkaiaan kegiatan yang melibatkan

29 12 pendidik dan siswa secara aktif untuk memeperoleh pengalaman dan pengetahuan matematika. Pembelajaran matematika juga merupakan proses pembentukan pengetahuan dan pemahaman matematika oleh siswa yang berkembang secara optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan, siswa dituntut aktif, memiliki kemandirian, selama mengikuti proses pembelajaran. Dimana guru sebagai perencana pembelajaran, pelaksana pembelajaran yang mendidik, dan penilai proses hasil pembelajaran. C. Pengertian belajar dan Pembelajaran Belajar dan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Secara umum pengertian belajar merupakan suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku (Darsono, 2000: 24). Pengertian belajar menurut Fortana (Suherman:2003,7-8) adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman. Jean Piaget, adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan psikolog perkembangan Swiss, yang terkenal karena hasil penelitiannya tentang anakanak dan toeri perkembangan kognitifnya. Bahwa struktur kognitif sebagai skemata (schemas), yaitu kumpulan dari skema-skema. Seorang individu dapat mengikat, memahami, dan memberikan respon terhadap stimulus disebabkan karena bekerjanya skemata ini. Skemata ini berkembang secara kronologis, sebagai hasil interaksi antara individu dengan lingkungannya.

30 13 Dengan demikian seorang individu yang lebih dewasa memiliki struktur kognitif yang lebih lengkap daripada ketika ia masih kecil. Berdasarkan penelitiannya, Piaget mengemukakan ada empat tahap perkembangan kognitif dari setiap individu yang berkembang secara kronologis, yaitu: a. Tahap sensor-motor Tahap ini dicapai anak umur 2 tahun. Karakteristiknya merupakan gerakan-gerakan sebagai akibat reaksi langsung. Anak belum mempunyai kesadaran adanya konsep objek yang tetap. Bila objek tersebut disembunyikan, maka anak itu tidak akan mencarinya. Karena anak secara kontinu bertambah pengalaman terhadap lingkungannya, pada akhir periode sensori-motor, anak menyadari bahwa objek yang disembunyikan masih ada dan ia berusaha mencarinya. b. Tahap Pra-Operasional Tahap ini dicapai anak umur 2-7 tahun. Operasi adalah suatu proses berfikir logis, dan merupakan aktivitas mental bukan aktivitas sensorimotor. Pada tahap pra-operasional, siswa dalam berfikirnya tidak didasarkan kepada keputusan yang logis, melainkan didasarkan kepada keputusan yang dapat dilihat seketika. Tahap ini adalah tahap persiapan untuk pengorganisasian operasi konkret. c. Tahap Operasi Konkret Tahap ini kira-kira dicapai pada usia 7-11 tahun atau 12 tahun. Tahap ini ditandai dengan permulaan berfikir matematik logis. Siswa dalam periode ini, di dalam berfikirnya dikatakan menjadi operasional. Tahap ini disebut

31 14 operasi konkret sebab berfikir logisnya didasarkan atas manipulasi fisik dari objek-objek. Dengan perkataan lain, pengerjaan-pengerjaan logis dapat dilakukan dengan berorientasi ke objek-objek atau peristiwaperistiwa yang langsung dialami. Secara singkat dapatlah dikatakan bahwa operasi pada periode ini terikat kepada pengalaman pribadi. Siswa masih belum mampu menguasai materi abstrak. d. Tahap Operasi Formal Periode terakhir adalah tahap berfikir formal atau disebut juga periode operasi hipotetik deduktif. Dengan perkataan lain, tahap ini adalah tahap tertinggi dari perkembangan intelektual siswa. Biasanya tahap ini tidak tercapai pada usia tahun. Anak pada tahap ini sudah mampu melakukan penalaran dengan menggunakan hal-hal yang abstrak. Penggunaan benda-benda konkret tidak diperlukan lagi. Berdasarkan usia yang berhubungan erat dengan pengajaran matematika di sekolah, baik SMP maupun SMA, anak berada pada tahap operasi konkret dan tahap operasi formal. Namun pada kenyataannya, anak masih banyak yang mempunyai kesukaran untuk menangkap abstraksi verbal. Piaget mengatakan bahwa tahap operasi formal akan tercapai antara anak berusia tahun. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa penelitian pada kultur barat dan kultur di luar barat hasil tidak selalu sama seperti pada teori Piaget. Nampak objek penelitian Piaget yang menghasilkan teorinya adalah untuk anak-anak Barat yang tingkat sosialnya cukup tinggi, bahkan mungkin anak-anak pilihan. Oleh karena

32 15 itu tidak boleh gegabah untuk menganggap bahwa anak-anak SMP di Indonesia sebagian besar sudah sampai pada tahap operasi formal karena ternyata masih banyak anak SMP yang masih berada pada tahap operasi konkret. Oleh karena itu menurut Hardi Suyitno, pengajaran matematika masih memerlukan bantuan benda-benda konkret atau alat peraga. Menurut Bell, bagi siswa sekolah, topik baru dalam mata pelajaran matematika sebaiknya dikenalkan melalui contoh-contoh benda konkret. Dijelaskan selanjutnya bahwa intuisi dan eksperimentasi memegang peranan penting untuk menentukan strategi mengajarkan konsep baru geometri pada siswa SMP sebaiknya disajikan secara informal dan intuitif, sedangkan geometri formal diberikan pada tahap operasi formal. Beberapa siswa mungkin dapat mencapai pada tahap operasi formal setelah mereka duduk di Perguruan Tinggi (Haditono, 1984: 197). Seorang psikologi terkenal, Brunner mengatakan bahwa : Bagi anak berumur antara 7 sampai dengan 17 tahun, untuk mendapat daya serap dan daya tangkap yang meliputi ingatan, pemahaman, dan penerapan masih memerlukan mata dan tangan. Mata berfungsi untuk mengamati, sedang tangan berfungsi untuk meraba. Dengan demikian dalam pendidikan matematika dituntut adanya benda-benda konkret yang merupakan model dari ide-ide matematika. Benda-benda konkret itu biasa disebut dengan media. Sejalan dengan pendapat Brunner, ada pepatah lama dari negeri Tiongkok yang berbunyi : Saya mendengar saya lupa,

33 16 saya melihat saya ingat, dan saya melakukan saya mengerti (Tim Instruktur PKG Matematika SMU, 1987: 1). Piaget menerangkan bahwa seorang anak itu berfikir sepanjang ia berbuat. Tanpa perbuatan berarti anak itu tidak berfikir. Oleh karena itu agar anak berfikir sendiri, maka harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri. Berfikir pada taraf verbal baru akan timbul setelah anak itu berfikir pada taraf berbuat (Sardiman, 2001: 35). Pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal. Dengan demikian proses belajar bersifat internal dan unik dalam diri individu siswa, sedangkan proses pembelajaran bersifat eksternal yang sengaja direncanakan dan bersifat rekayasa perilaku (Suherman, 2003: 7). D. Efektivitas Efektivitas berasal dari kata efektif yang artinya berhasil guna (KBBI edisi ketiga: 2001). Menurut Nana Sudjana (2009:59), efektivitas dapat mengacu pada proses pembelajaran maupun pada hasil pembelajaran. Efektivitas pembelajaran memiliki dua karakteristik yang bermanfaat seperti ketrampilan, nilai, konsep dan bagaimana hidup sesama atau sesuatu hasil belajar yang diinginkan. Karakteristik kedua, bahwa ketrampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai seperti guru-guru, pengawas, tutor dan pemandu mata pelajaran atau murid-murid sendiri. Berdasarkan pemaparan tersebut, maka efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan sejauh mana keberhasilan suatu rencana dapat dicapai.

34 17 Semakin besar keberhasilan suatu media yang digunakan dalam proses pembelajaran, semakin efektif pula proses pembelajaran menggunakan media tersebut, sehingga kata efektivitas dalam penelitian ini diartikan sebagai tingkat keberhasilan atau sejauh mana manfaat media alat peraga dan lembar kerja siswa dapat digunakan dalam upaya mempengaruhi dalam mendukung hasil belajar siswa dan dalam hal ini nilai ketuntasan dihitung dari nilai patokan pada materi persegi panjang dan persegi, nilai KKM adalah dan pembelajaran dikatakan efektif atau berhasil, apabila > 60% siswa tuntas dari nilai KKM. E. Tinjauan Tentang Alat Peraga Pemebalajaran Matematika Pada dasarnya anak belajar melalui benda/objek konkret. Untuk memahami konsep abstrak, anak-anak memerlukan benda-benda konkret(riil) sebagai perantara atau visualisasinya. Konsep abstrak itu dicapai melalui tingkat-tingkat belajar yang berbeda-beda. Bahkan orang dewasa pun yang pada umumnya sudah dapat memahami konsep abstrak, pada keadaan tertentu sering memerlukan visualisasi. Belajar anak akan dapat meningkat bila ada motivasi. Karena itu dalam pengajaran diperlukan faktor-faktor yang dapat memotivasi anak belajar, bahkan untuk pengajar. Misalnya : pengajaran supaya menarik, dapat menimbulkan minat, sikap guru dan penilaian baik, suasana sekolah menyenangkan, ada imbalan bagi guru yang baik, dan lain-lain. Selanjutnya konsep abstrak yang baru dipahami siswa itu akan melekat dan tahan lama

35 18 bila siswa belajar melalui perbuatan dan dapat dimengerti, bukan hanya mengingat fakta. Karena itulah dalam pembelajaran matematika peneliti menggunakan alat peraga, dengan menggunakan alat peraga maka: 1) Proses belajar mengajar termotivasi. Baik siswa maupun guru, dan terutama siswa, minatnya akan timbul. Ia akan senang, terangsang, tertarik dan karena itu akan bersikap positif terhadap pengajaran matematika. 2) Konsep abstrak matematika disajikan dalam bentuk konkret dan karena itu dapat dipahami dan dimengerti, dapat ditanamkan pada tingkattingkat yang lebih rendah. 3) Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda-benda di alam sekitar akan lebih dapat dipahami. 4) Konsep-konsep abstrak yang disajikan dalam bentuk konkret, yaitu dalam bentuk model matematik yang dapat dipakai sebagai objek penelitian maupun sebagai alat untuk meneliti ide-ide baru dan relasi baru bertambah banyak. (Suherman, 2003: 7) Russefendi (1994: 132) memberikan definisi alat peraga, yaitu alat untuk menerangkan/mewujudkan konsep matematika. Menurut Anderson, alat peraga sebagai media atau perlengkapan yang digunakan untuk membantu para pengajar. Piaget (Suherman, 2003: 40) berpendapat bahwa siswa yang tahap berfikirnya masih pada tahap konkret mengalami kesulitan untuk memahami

36 19 operasi logis dan konsep matematika tanpa alat bantu dengan alat peraga. Menurut Brunner (Suherman, 2003: 43) dalam proses belajar anak sebaiknya diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda (alat peraga). Penggunaan alat peraga dalam matematika oleh Brunner dijelaskan bahwa dalam proses belajar mengajar, siswa diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda konkret/alat peraga, sehingga siswa langsung dapat berfikir bagaimana, serta pola apa yang terdapat dalam benda-benda yang sedang diperhatikannya. Dari beberapa uraian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa alat peraga mempunyai peranan yang sangat dominan dalam pembelajaran matematika guna mewujudkan konsep, menguasai teori dan definisi, sehingga siswa akan memiliki penguatan yang tahan lama, juga dengan alat peraga siswa dilibatkan sebagai subjek dalam pembelajaran matematika. Menurut Sugiarto dan Hidayah (2004: 5), penggunaan media dalam pembelajaran mempunyai arti penting, yaitu: a. mampu mengatasi keterbatasan perbedaan pengalaman pribadi siswa, b. mampu mengatasi keterbatasan ruang kelas, c. mampu mengatasi keterbatasan ukuran benda, d. mampu mengatasi keterbatasan kecepatan gerak benda, e. mampu mempengaruhi motivasi belajar siswa, f. mampu mempengaruhi abstraksi siswa, dan g. memungkinkan pembelajaran yang lebih bervariasi.

37 20 Adapun persyaratan umum memanfaatkan media atau alat peraga dalam pembelajaran adalah sebagai berikut. a. tahan lama, b. bentuk dan warna menarik, c. dapat menyajikan dan memperjelas konsep, d. ukuran sesuai dengan kondisi fisik anak/siswa, e. fleksibel, f. tidak membahayakan siswa, dan g. mudah disimpan saat digunakan Agar pemanfaatan media/alat peraga dalam pembelajaran efektif, maka strategi pendayagunaannya harus memperhatikan kesesuaian media/alat peraga dengan: a. tujuan pembelajaran, b. materi, c. strategi pembelajaran, d. kondisi ; ruang kelas, waktu, banyak siswa, dan e. kebutuhan siswa. F. Lembar Kerja Siswa a. Pengertian Lembar Kerja Siswa Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan sarana belajar yang berbentuk handout. LKS adalah salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan oleh guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran dan dirancang sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan pembelajaran yang akan

38 21 dihadapi LKS sebagai saran belajar dapat digunakan secara bersamaan dengan sumber belajar atau media belajar lain. LKS adalah sarana atau media berupa tulisan dalam kertas untuk membantu guru memberikan tugas yang ringkas dan jelas kepada siswa untuk melakukan kegiatan sesuai tujuan pembelajaran. Penggunaan LKS tidak hanya digunakan secara kelompok tetapi juga dapat digunakan secara individu disesuaikan dengan metode pembelajaran guru. (Sugiyono,2008). Dari penjabaran tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa LKS merupakan sarana belajar mengajar berupa media yang berisikan suatu informasi singkat dan soal-soal yang digunakan untuk mendukung keberhasilan kegiatan belajar. Bagi siswa, LKS dapat digunakan untuk membantu dan menemukan konsep dan melatih ketrampilan dalam menyelesaikan soal sesuai pemahamannya. b. Tujuan penggunaan LKS dalam Proses Pembelajaran Tujuan penggunaan LKS dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut: i. Memberi pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang perlu dimiliki oleh siswa. ii. Mengecek tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disajikan. iii. Mengembangkan dan menerapkan materi pelajaran yang sulit disampaikan secara lisan.

39 22 c. Manfaat penggunaan LKS dalam pembelajaran Manfaat yang diperoleh dengan penggunaan LKS dalam pembelajaran adalah sebagai berikut: i. Mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. ii. Membantu siswa dalam mengembangkan konsep. iii. Melatih siswa dalam menemukan dan mengembangkan ketrampilan proses. iv. Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran. v. Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan pembelajaran. vi. Membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis. d. Kontruksi LKS yang baik Menurut Darmojo (1993:43), kontruksi LKS yang baik antara lain: i. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan anak ii. Menggunakan struktur kalimat yang jelas. iii. Menggunakan kalimat sederhana dan pendek. iv. Menggunakan lebih banyak contoh media daripada kata-kata. v. Mengacu pada sumber belajar yang masih dalam kemampuan keterbacaan siswa.

40 23 e. Kelebihan dan Kelemahan Lembar Kerja Siswa a) Kelebihan lembar kerja siswa i. Melatih kepercayaan diri siswa. ii. Meningkatkan motivasi belajar siswa. iii. Melatih siswa untuk belajar mandiri. iv. Aktivitas belajar siswa meningkat. v. Kemampuan masing-masing siswa bisa diketahui. b) Kelemahan Lembar Kerja Siswa i. Memerlukan biaya yang cukup tinggi ii. Menyita banyak waktu guru dalam menyusun LKS. Lembar Kerja Siswa yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kerja siswa. LKS dalam hal ini harus memenuhi syarat kontruksi sebuah LKS yaitu sesuai dengan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat kesukaran dan kejelasan yang mudah dimengerti oleh siswa. Ciri-ciri dalam yang harus diperhatikan Lembar Kerja Siswa i. Memenuhi syarat sebuah materi ajar LKS ii. Menarik perhatian siswa iii. Mendorong keingintahuan siswa Dengan demikian pemakaian Lembar Kerja Siswa akan menimbulkan interaksi antara guru dan siswa yang akan memberikan kemungkinan diskusi, yaitu siswa tidak hanya mendengar informasi dan menerima konsep dari guru, tetapi siswa dibimbing memahami konsep untuk mengerjakan soal-soal yang ada dalam LKS yang pada akhirnya

41 24 konsep tersebut dapat diterima dengan sadar oleh siswa. Selain berinteraksi dengan guru, siswa juga berinteraksi dengan sesama siswa. G. Pengertian Hasil Belajar Menurut Nana Sudjana (1989 : 27) hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Nana Sudjana (1989 : 22) mengklasifikasi hasil belajar berdasarkan Benyamin Bloom, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ketiga ranah tersebut merupakan objek penilaian terhadap hasil belajar. Ranah kognitif merupakan ranah yang paling banyak digunakan oleh guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam mengusai pelajaran. Kemudian penilaian pada ranah kognitif dapat dilihat dari penilaian terhadap kemampuan siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Hasil dapat diketahui dari evaluasi yang dilakukan oleh guru.

42 25 H. Persegi Panjang dan Persegi 1. Persegi panjang a. Pengertian persegi panjang Persegi panjang adalah bangun datar segiempat yang memiliki dua pasang sisi sejajar dan memiliki empat sudut siku-siku. Dewi Nurharini & Tri Wahyuni (2008). Matematika untuk Kelas VII SMP/MTs Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. b. Perhatikan gambar persegi panjang ABCD berikut, maka akan diperoleh D C A B Gambar 2.1 Persegi Panjang ABCD (i) Sisi- sisi persegi panjang ABCD adalah AB, BC, CD, danad dengan dua pasang sisi sejajarnya sama panjang yaitu AB BCdanCD AD Sudut-sudut persegi panjang ABCD adalah DAB, ABC, BCD dan CDA dengan DAB = ABC = BCD = CDA = 90 (ii) Dengan demikian dapat dikatakan sebagai berikut Persegi panjang adalah bangun datar segiempat yang memiliki dua pasang sisi sejajar dan memiliki empat sudut siku-siku. (Nuharini, Tri Wahyuni, 2008:250).

43 26 a. Sifat-sifat persegi panjang Gambar 2.2 sifat-sifat persegi panjang Berikut ini penjelasan gambar a. Jika persegi panjang ABCD dibalik menurut garis k, persegi panjang itu akan menempati bingkainya, sehingga titik A akan menempati titik B dan titik B akan menempati titik A, ditulis Demikian halnya diperoleh sehingga BC AD. Hal ini berarti AD = BC Selanjutnya, jika persegi panjang ABCD dibalik menurut garis l, persegi panjang akan menempati bingkainya seperti Gambar b. A B C D B A C D D D C C A A B B k Gambar a A A B B C D C D l D A B C D A B C Gambar b k B A A D D C B C D C D C A B A B Gambar c Gambar d D C B A O B C A D D C D C O B A A B A B C D B A C D D D C C A A B B k Gambar e A A B B C D C D l D A B C D A B C Gambar f PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44 27 Berdasarkan gambar b, diperoleh bahwa Hal ini berarti AB = DC. AD BC. Dari pengamatan tersebut dapat dikatakan bahwa jarak AD sejajar BC selalu tetap. Demikian halnya dengan jarak AB dan DC. Oleh karena itu AD sejajar BC dan AB sejajar DC Sisi-sisi yang berhadapan dari suatu persegi panjang adalah sama panjang dan sejajar. Selanjutnya menyelidiki panjang diagonal-diagonal persegi panjang. Putarlah persegi panjang ABCD dengan diagonal BD menurut garis k sehingga menempati bingkainya kembali seperti Gambar c. Berdasarkan Gambar c, diperoleh,,. Sekarang putarlah persegi panjang ABCD sejauh setengah putaran, dengan diagonal-diagonal AC dan BD berpotongan di titik O. Dari pemutaran tersebut, diperoleh,,, sehingga OA OC dan OB OD. Hal ini berarti OA = OC dan OB = OD. Jadi dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa diagonal-diagonal dari suatu persegi panjang adalah sama panjang dan saling membagi dua sama besar. Untuk menyelidiki besar sudut pada persegi panjang, baliklah persegi panjang ABCD menurut garis k, sehingga dapat menempati bingkainya. Berdasarkan Gambar e, diperoleh bahwa demikian DAB CBA dan ADC BCD. Dengan DAB CBA dan ADC BCD. Selanjutnya jika persegi panjang ABCD dibalik menurut garis l, persegi panjang ABCD akan menempati bingkainya seperti pada Gambar 7. Berdasarkan Gambar f, diperoleh bahwa DAB CBA dan ADC BCD. Dengan demikian DAB CBA ADC BCD. Akibatnya DAB ADC = CBA BCD. Jadi semua sudut pada persegi panjang adalah sama besar yaitu. dan

45 28 Setiap sudut persegi panjang adalah sama besar dan merupakan sudut sikusiku. Dari uraian tersebut diperoleh sifat-sifat persegi panjang sebagai berikut i. Mempunyai empat sisi, dengan sepasang sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar. ii. Keempat sudutnya sama besar dan merupakan sudut siku-siku ( ). iii. Kedua diagonalnya sama panjang dan berpotongan membagi dua sudut sama besar. iv. Dapat menempati bingkainya kembali dengan empat cara. b. Keliling dan luas persegi panjang Misal suatu persegi panjang memiliki panjang Keliling ( ) persegi panjang adalah Luas ( ) persegi panjang adalah dan lebar, maka:

46 29 2. Persegi a. Pengertian persegi Persegi adalah bangun segiempat yang memiliki empat sisi sama panjang dan empat sudut siku-siku. Dewi Nurharini & Tri Wahyuni (2008). Matematika untuk Kelas VII SMP/MTs Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional Perhatikan gambar persegi ABCD di bawah ini! D C A B Gambar 2.3 Persegi ABCD Gambar 2.3 adalah sebuah persegi ABCD, jika diamati dengan tepat akan diperoleh : (i) Sisi-sisi persegi ABCD sama panjang yaitu AB = BC = CD = AD. (ii) Sudut-sudut persegi ABCD sama besar yaitu ABC = DAB = BCD = CDA = 90 Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa persegi merupakan persegi panjang dengan sifat khusus, yaitu keempat sisinya sama panjang. Persegi adalah bangun segiempat yang memiliki empat sisi sama panjang dan empat sudut siku-siku. b. Sifat-sifat persegi I. Semua sifat persegi panjang juga merupakan sifat persegi. II. Semua sisi persegi adalah sama panjang

47 30 III. Sudut-sudut suatu persegi dibagi dua sama besar oleh diagonaldiagonalnya. IV. Diagonal-diagonal persegi saling berpotongan sama panjang membentuk sudut siku-siku. Sekarang perhatikan Gambar 2.4. Apa yang terjadi jika persegi ABCD dibalik menurut diagonal BD? D C D C D D C A A B C B A B A B Gambar 2.4 Diagonal sudut persegi membagi dua sama besar Berdasarkan Gambar 2.4 diperoleh bahwa ABD CBD, sehingga ABD CBD dan ABD CBD, sehingga ABD CBD. Hal ini menunjukkan bahwa diagonal membagi dua sama besar ABCdan ADC. Dengan cara yang sama, dapat dibuktikan bahwa AC membagi dua sama besar dibagi dua sama besar oleh diagonal-diagonalnya. DAB dan BCD. Sudut-sudut persegi Perhatikan Gambar 2.5. Gambar tersebut menunjukkan bangun persegi dengan diagonal AC dan BD yang berpotongan di titik O. Akan ditunjukkan bahwa diagonal AC dan BD saling berpotongan tegak lurus membentuk sudut siku-siku. D D O C C A B D A A B A B Gambar 2.5 diagonal-diagonal persegi D C O C B

48 31 Dengan pusat titik O, putarlah persegi ABCD seperempat putaran berlawanan arah jarum jam, maka akan diperoleh bahwa (i) (ii) (iii) (iv) AOB BOC sehingga AOB BOC BOC COD sehingga BOC COD COD AOD sehingga COD AOD AOD AOB sehingga AOD AOB Karena persegi ABCD dapat menempati bingkainya kembali, maka dapat dikatakan bahwa AOB AOD COD BOC.Telah diketahui bahwa sudut satu putaran penuh adalah. Akibatnya AOB AOD COD BOC jadi diagonal-diagonal persegi saling berpotongan sama panjang membentuk sudut siku-siku. Berdasarkan uraian tersebut disimpulkan sifat-sifat persegi sebagai berikut i. Suatu persegi dapat menempati bingkainya dengan delapan cara. ii. Semua sisi persegi adalah sama panjang. iii. Sudut-sudut suatu persegi dibagi dua sama besar oleh diagonaldiagonalnya. iv. Diagonal-diagonal persegi saling berpotongan sama panjang membentuk sudut siku-siku. c. Keliling dan luas persegi s Diketahui : s = sisi persegi s Oleh karena persegi merupakan bentuk khusus dari persegi panjang maka cara untuk mencari keliling dan luas persegi sama saja dengan cara mencari keliling dan luas persegi panjang.

49 32 Panjang setiap sisi pada persegi adalah sama. Dengan demikian, keliling persegi adalah, dengan adalah keliling persegi dan adalah panjang sisi persegi tersebut. Adapun luas persegi adalah Sehingga Keliling persegi L adalah Luas persegi I. Kerangka Berfikir Salah satu masalah yang dihadapi guru matematika SMP Bopkri 1 Yogyakarta adalah kurangnya prestasi belajar. Oleh sebab itu, diperlukan suatu alternatif media pembelajaran yang dapat meningkatkan dan prestasi belajar. Salah satu alternatif yang digunakan adalah menggunakan Alat Peraga dan Lembar Kerja Siswa. Pada pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Alat Peraga dan Lembar Kerja Siswa, siswa dapat mengembangkan kemampuan belajar, siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuannya. Pengalaman yang diperoleh siswa akan semakin berkesan apabila proses pembelajaranyang diperolehnya merupakan hasil dari pemahaman dan penemuannya sendiri. Dalam konteks ini siswa-siswa mengalami dan melakukannya senidri. Proses pembelajaran yang berlangsung melibatkan siswa sepenuhnya. Keterlibatan guru hanya sebagai fasilitator, memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan sendiri ide-ide.

50 33 Setiap individu mempunyai potensi yang harus dikembangkan maka proses pembelajaran yang cocok adalah yang menggali motivasi siswa untuk selalu kreatif dan berkembang. Pembelajaran dengan Alat Peraga dan Lembar Kerja Siswa menekankan pada keaktifan dan kegiatan kreatif siswa, kegiatan belajar mengajar juga akan menarik siswa, siswa akan lebih tekun dalam belajar dan menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, senang mencari dan memecahkan masalah matematika yang bervariasi, dapat mempertahankan pendapatnya. Hal ini menguatkan bahwa penggunaan Alat Peraga dan Lembar Kerja Siswa merupakan metode yang cocok digunakan dalam upaya mendukung hasil belajar siswa. Terdapat dugaan bahwa pembelajaran matematika dengan metode Alat Peraga dan Lembar Kerja Siswa efektif mendukung hasil belajar siswa.

51 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui efektivitas penggunaan Alat Peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS) ditinjau dari hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika dikelas VII D SMP Bopkri 1 Yogyakarta, maka penelitian ini merupakan penelitian diskriptif kuantitatif. Penelitian ini hanya ingin mengetahui bagaimana efektivitas ditinjau dari hasil belajar alat peraga dan LKS. Dengan penelitian diskriptif kuantitatif akan ditunjukkan ada atau tidaknya pengaruh akibat dari suatu percobaan. Penelitian ini akan dilihat pengaruh atau akibat dari suatu percobaan. Penelitian ini akan dilihat pengaruh atau akibat dari penggunaan media Alat Peraga dan Lembar Kerja Siswa. Pengaruh dari pembelajaran menggunakan Alat Peraga dan Lembar Kerja Siswa ini akan ditinjau dari hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika VIID SMP Bopkri 1 Yogyakarta yang di ujikan pada pokok bahasan persegi panjang dan persegi. 34

52 35 B. Waktu dan Tempat Peneltian 1. Waktu Penelitian Pengambilan data dilaksanakan pada bulan April - Mei 2016 semester genap tahun pelajaran 2015/ Tempat Penelitian Pengambilan data penelitian dilaksanakan di SMP Bopkri 1 Yogyakarta yang beralamat di Jalan Mas Suharto 48 Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta tahun pelajaran 2015/2016. C. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIID di SMP Bopkri 1 Yogyakarta. Objek Penelitian ini adalah hasil belajar siswa dalam penggunaan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS). D. Metode Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini akan dikumpulkan melalui : 1. Observasi Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu (Zainal Arifin, 2011:231). Pada saat melakukan Observasi peneliti dapat melihat pembelajaran sebelumnya yang dilakukan oleh guru pengampu dan dapat mengerti juga kegiatan

53 36 siswa dalam pembelajaran di kelas bagaimana serta tanggapan siswa pada saat proses pembelajaran senang atau membosankan. Observasi ini dilakukan melalui pengamatan langsung dan menuliskan dalam lembar pengamatan secara langsung dan menuliskan apa yang terjadi secara benar dalam lembar pengamatan, fungsinya adalah untuk melihat kembali apa yang sudah terjadi. Pengisisan lembar pengmatan ini dilakukan selama pembelajaran berlangsung oleh observer. 2. Hasil belajar siswa Hasil belajar siswa berupa skor yang diperoleh dari tes akhir pada masing-masing model pembelajaran, yaitu pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS) di kelas VII-D. Dari tes yang dilakukan tersebut diperoleh data berupa jawaban-jawaban siswa yang kemudian diberi skor dan dilakukan analisis terhadap data yang terkumpul. 3. Tes kemampuan Awal (Pretest) Pretest bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada kedua kelas sampel. Pretest dalam penelitian berisi soal-soal yang diambil dari materi yang telah diajarkan oleh guru pengampu. Pretest berupa uraian singkat yang dibuat sendiri oleh peneliti. 4. Tes kemampuan Akhir (Posttest) Posttest dipergunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa. Posttest merupakan tes yang diberikan kepada kelas VIID, setelah dilaksanakan proses pembelajaran yang terakhir. Fungsi

54 37 Posttest dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diberikan LKS dan Alat Peraga dalam proses pembelajarannya, maupun hasil belajar siswa yang tidak diberikan Alat Peraga dan Lembar Kerja Siswa dalam proses pembelajarannya. 5. Wawancara Pedoman wawancara disusun untuk memberikan pertanyaan guna menegaskan hasil observasi. Wawancara dilakukan terhadap guru dan kelas VIID. Wawancara terhadap guru dilakukan untuk mengetahui pendapat guru terhadap efektivitas penggunaan media Alat Peraga dan Lembar Kerja Siswa ditinjau dari hasil belajar setelah dilakukan penelitian ini dan untuk mengetahui hambatan-hambatan apa sajakah yang ada selama pembelajaran di kelas. Wawancara terhadap siswa dilakukan untuk mengetahui respon mereka terhadap pembelajaran menggunakan Alat Peraga dan Lembar Kerja Siswa hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kefektifan hasil belajar di kelas yang menggunakan metode pembelajaran biasa. 6. Dokumentasi Dalam penelitian ini, peneliti melampirkan dokumentasi berupa foto aktivitas yang dilakukan siswa saat pembelajaran di kelas. Dokumentasi ini bertujuan untuk memperkuat data hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti.

55 38 E. Instrumen Penelitian Instrumen-instrumen yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data sebagai berikut : 1. Instrumen pembelajaran a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada masingmasing pembelajaran. Berikut adalah rencana pembelajaran yang akan dilakukan: a) Pertemuan pertama adalah observasi dan pretest. b) Pertemuan kedua mengingat kembali tentang persegi panjang dan persegi serta masuk ke sub bab persegi panjang dan persegi yaitu pengertian tentang persegi panjang dan persegi. c) Pertemuan ketiga mengingat kembali materi persegi panjang dan persegi dan membuat gambar persegi panjang dan persegi serta sifat-sifatnya serta mengambarkan persegi panjang dan menyebutkan sifat-sifatnya. d) Pertemuan keempat adalah mencari luas dan keliling persegi panjang dan persegi dan memberikan posttest mengenai pokok bahasan persegi panjang dan persegi. 1) Model pembelajaran menggunakan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa

56 39 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan ini dilengkapi dengan latihan soal yang akan menjadi instrumen pada model pembelajaran menggunakan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa yang disesuaikan dengan indikator. Pada penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengajar sesuai dengan yang ada di RPP. Pada awal pembelajaran guru akan menyampaikan apersepsi berupa mengulang materi yang sudah didapatkan sebelumnya yang berkaitan dengan materi yang akan diterima oleh siswa. Hal ini guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing dan menuntun siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya secara terstruktur dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang direncanakan. Kesempatan ini guru membentuk kelompok agar tiap siswa dapat terlibat dalam setiap proses pengerjaan soal yang ada pada tiap soal tersebut. Terdapat tabel kegiatan pembelajaran pada setiap pertemuan dan kelas VIID di kelas, yaitu pada tabel 3.1 sebagai berikut : Tabel 3.1 Rencana kegiatan pembelajaran setiap pertemuan di kelas VIID Pertemuan ke - Materi Kegiatan 1 - observasi, pretest 2 pengertian persegi panjang dan menjelaskan persegi materi,latihan soal 3 menjelaskan materi, sifat-sifat persegi panjang dan mengamati alat peraga persegi dan mengerjakan LKS 4 Luas dan keliling persegi Posttest

57 40 panjang dan persegi serta menggunakan dalam pemecahan masalah b. Alat Peraga Alat Peraga ini digunakan guru selama proses belajar mengajar. Alat Peraga disusun agar dapat membantu siswa dalam mempermudah mengamati bangun persegi panjang dan persegi agar siswa tidak abstrak dalam membayangkannya.

58 41 Gambar 3.1 Alat Peraga Persegi Panjang dan Persegi

59 42 c. Lembar Kerja Siswa (LKS) LKS ini digunakan guru selama proses belajar mengajar. LKS disusun agar dapat menampung tujuan pembelajaran yang akan dicapai. LKS dengan pokok bahasan persegi panjang dan persegi. Penyususan LKS ini diharapkan dapat mendukung hasil belajar siswa serta dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Terdapat tabel kisi-kisi penyusunan Lembar Kerja Siswa yang terkait hasil belajar serta kegunaan dalam indikatornya pada setiap kegiatan siswa, yaitu pada tabel 3.3 sebagai berikut : Tabel 3.2 Kisi-Kisi Penyusunan LKS yang terkait Hasil Belajar Siswa Pokok bahasan persegi panjang dan persegi Kegiatan siswa a. Mengetahui pengertian persegi panjang dan persegi b. Menentukan rumus luas persegi panjang dan persegi c. Menghitung luas persegi panjang dan persegi d. Menghitung keliling persegi panjang dan persegi e. Memahami sifat-sifat persegi panjang dan persegi Kegiatan guru a. membimbing siswa mengerjakan LKS b. Mengamati siswa mengerjakan LKS c. Menggerakkan siswa untuk mau maju ke depan d. Menarik kesimpulan dari pelajaran yang telah dilakukan e. Guru berkeliling melihat pekerjaan siswa Indikator a. dapat mengetahui pengertian persegi panjang dan persegi b. Dapat menghitung luas persegi panjang dan persegi c. Dapat menghitung keliling persegi panjang dan persegi Dapat mengerti sifat-sifat persegi panjang dan persegi

60 43 f. Mengerjakan soal-soal LKS f. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan soal 2. Instrumen Penelitian a. Tes tertulis Tes tertulis dalam penelitian ini meliputi (pretest) dan (posttest). Terdapat tabel kisi-kisi soal pretest dan posttest yaitu, pada tabel 3.3 dan 3.4 sebagai berikut : Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Pretest No Indikator siswa dapat menggambarkan persegi panjang dan menyebutkan sisi dan juga menyebutkan sifat-sifatnya siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung luas persegi panjang dan persegi siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari No Soal 1a dan 1b 3 2 Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Posttest Standar Kompetensi Kompetensi dasar Indikator 6. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya 6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang,persegi dan 6.3 menghitung keliling dan luas bangun segiempat mengidentifikasi unsur dari segi empat atau persegi panjang dan persegi mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang dan No Soal 1 2

61 44 b. Lembar Pengamatan persegi menghitung keliling dan luas persegi panjang dan persegi 3,4 Lembar pengamatan berfungsi untuk membantu peneliti dalam mencatat hal-hal yang terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung. Dalam penelitian ini, observasi pengamatan akan dilakukan di VII D selama proses pembelajaran oleh peneliti. Hal yang akan di observasi pada penelitian ini adalah proses kelas VII D. Format lembar pengamatan terdapat pada tabel 3.5 berikut: Tabel 3.5 Lembar pengamatan No Tahap Penelitian 1 Pendahuluan a. Pengenalan Masalah b. Guru menyiapkan data memotivasi siswa dan menyelesaikan masalah 2 Kegiatan Inti a. Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan LKS b. Guru menyampaikan penggunaan alat peraga c. Siswa menyimak materi yang disampaikan oleh guru Elaborasi a. Siswa dibagikan LKS b. Siswa dibagikan alat peraga c. Siswa mengerjakan soal yang terdapat dalam LKS Ya Tidak Keterangan

62 45 d. Siswa mengamati alat peraga yang dibagikan oleh guru 3 Konfirmasi a. Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok b. Siswa mengamati alat peraga secara berkelompok b. Diskusi antara siswa dengan siswa c. Guru berkeliling untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS d. Guru berkeliling untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mengamati alat peraga yang telah dibagikan 4 Penutup a. Diskusi secara klasikal b. Guru bersama siswa membuat kesimpulan bersama c. Wawancara Lembar wawancara dibagi menjadi 2, yaitu lembar wawancara untuk guru dan lembar wawancara untuk siswa. Berikut uraian lembar wawancara tersebut: 1) Lembar wawancara untuk guru Untuk lebih menguatkan efektivitasan penggunaan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa dalam pembelajaran matematika, maka peneliti melakukan wawancara dengan

63 46 guru pengajar. Wawancara dilakukan setelah pembelajaran materi yang diteliti. Pertanyaan wawancara guru sebagai berikut: a) Bagaimana pendapat Bapak tentang pembelajaran dengan menggunakan media Lembar Kerja Siswa (LKS) dan alat peraga? b) Apakah menurut Bapak dengan menggunakan media Lembar Kerja Siswa (LKS) dan alat peraga ini benarbenar efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa? c) Apakah Bapak mendapat hambatan atau masalah ketika pembelajaran, terutama yang berasal dari siswa? d) Untuk mengatasi hambatan tersebut apa yang Bapak lakukan? e) Bagaimana kesan-kesan Bapak setelah mengikuti pembelajaran matematika dengan menggunakan Media Lembar Kerja Siswa dan alat peraga? f) Adakah saran-saran atau masukan Bapak mengenai pendekatan pembelajaran yang digunakan terhadap pembelajaran yang digunakan terhadap pembelajaran matematika di kelas? 2) Lembar wawancara untuk siswa Selain guru yang diwawancara, peneliti juga melakukan wawancara kepada beberapa siswa. Penelitian ini

64 47 bertujuan untuk melihat efektifan proses pembelajaran dengan menggunakan LKS dan alat peraga. Sehingga untuk lebih meyakinkan penggunaan LKS dan alat peraga efektif digunakan dalam menunjang hasil belajar siswa. Wawancara dilakukan pada beberapa siswa saja, karena keterbatsan peneliti. Wawancara ini dilakukan setelah pembelajaran materi yang di teliti.. Format kisi-kisi wawancara yang diberikan pada tabel dan 3.6 : Tabel 3.6 Kisi-Kisi Wawancara Siswa Kelas VIID No Indikator Pertanyaan 1 Tekun 1 2 Tidak mudah putus asa dan tidak mudah puas 2 3 Memiliki minat yang besar dalam belajar 3,4,6,10 4 Memiliki keinginan untuk berprestasi dan meraih cita-cita 5,9 5 Memiliki pendapat dan keberanian untuk mengungkapkannya 8 6 Dapat bekerja atau belajar secara mandiri 7 F. Analisis Validitas Analisis validitas adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan dalam suatu mengukur apa yang diukur. Ghozali (2009) menyatakan bahwa uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu instrumen. Uji coba instrumen digunakan untuk mengetahui kevalitan suatu intrumen. Berikut uji coba yang digunakan untuk melihat kevalidan suatu intrumen.

65 48 1. Validitas RPP, LKS. RPP dan LKS diuji dengan penilaiaan pakar (expert judgement). LKS diuji cobakan pada 2 pakar, dengan tujuan melihat penggunaan bahasa dalam LKS bisa diterima siswa SMP atau tidak. 2. Validitas Butir Soal Pretest dan Posttest Sebelum digunakan untuk mengumpulkan data intrumen tes data, uji validasi tes awal (pretest) dan tes hasil belajar (posttest) dilakukan dengan penilaiaan pakar (expert judgement) oleh Bapak Beni Utomo, M.Sc sebagai dosen pembimbing dan Drs. Adi Undang sebagai guru matematika kelas VIIC dan VIID SMP Bopkri 1 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016. G. Teknik Analisis Data 1. Data Hasil Wawancara Data wawancara di analisis secara kualitatif. Data hasil wawancara digunakan untuk mendukung hasil pembelajaran dan digunakan sebagai salah satu alat evaluasi serta refleksi kegiatan yang telah berlangsung. 2. Analisis Data Tes Awal (Pretest) dan Tes Hasil Belajar (Posttest) pretest dilakukan untuk melihat apakah kelas yang akan diteliti kemampuan akademiknya sama. Tes kemampuan awal terdiri dari 3

66 49 soal uraian, untuk penilaian per item soal diuraikan sebagai berikut tabel 3.7: Tabel 3.7 Pedoman Skor Tes Kemampuan Awal Skor Kriteria 10 jawab benar dan sempurna jawaban benar dan perhitungan benar tetapi 8 tidak sempurna jawaban benar tetapi perhitungan salah atau 6 jawabn salah tetapi perhitungan benar siswa hanya menulis apa yang diketahui dan 4 ditanyakan tanpa menjawab soal 2 jawaban salah dan perhitungan salah 0 jawaban tidak ada atau tidak diisi Untuk mengetahui nilai yang didapat oleh siswa terdapat rumus untuk menghitung nilai yang didapat yaitu sebagai berikut : Nilai Pretest : Untuk mengetahui efektivitas hasil belajar siswa terhadap penggunaan LKS maka dilakukan tes hasil belajar (posttest) yang dilakukan pada akhir pembelajaran. Tes hasil belajar terdiri dari 4 soal uraian, untuk penilaiaan per item soal diuraikan pada tabel 3.8 sebagai berikut:

67 50 Tabel 3.8 Pedoman Skor Hasil Belajar No Soal Skor Kriteria 1 5 Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur segiempat 4 Siswa dapat menyebutkan 2 unsur dari segiempat 3 Siswa dapat menyebutkan 1 unsur dari segiempat 2 Siswa hanya menyebutkan bangun segiempat tetapi tidak menjawab 1 Siswa hanya menuliskan diketahui atau menulis soalnya kembali 0 Jawaban tidak ada atau tidak diisi 2 5 Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat persegi panjang dan persegi 4 Siswa hanya dapat menyebutkan 2 sifat-sifat persegi panjang dan persegi 3 Siswa hanya menyebutkan sifat-sifat dari persegi panjang atau persegi 2 Siswa hanya menyebutkan 1 sifat-sifat dari persegi panjang dan persegi 1 Siswa hanya menuliskan diketahui atau menulis soalnya kembali 0 Jawaban tidak ada atau tidak diisi 3 5 Siswa dapat menghitung panjang dan lebar dengan tepat dan menggunakan sistematika menjawab soal 4 Siswa dapat menghitung panjnag dan lebar dengan tepat namun tidak menggunakan sistematika menjawab soal 3 Siswa mengalami sedikit kesalahan dalam menghitung panjang dan lebar dan tidak menggunakan sistematika menjawab soal 2 Siswa hanya menuliskan diketahui dan ditanyakan namun dapat menuliskan rumus panjang dan lebar 1 Siswa hanya menuliskan diketahui dan ditanyakan tanpa menjawab soal 0 Siswa tidak menjawab soal 4 5 Siswa dapat menghitung sisi dengan tepat dan menggunakan sistematika menjawab soal 4 Siswa dapat menghitung sisi dengan tepat namun tidak menggunakan sistematika menjawab soal 3 Siswa mengalami sedikit kesalahan dalam menghitung sisi dan tidak menggunakan sistematika menjawab soal 2 Siswa hanya menuliskan diketahui dan ditanyakan namun dapat menuliskan rumus panjang dan lebar 1 Siswa hanya menuliskan diketahui dan ditanyakan tanpa menjawab soal

68 51 No Soal Skor Kriteria 0 siswa tidak menjawab soal Untuk mengetahui nilai yang didapat oleh siswa terdapat rumus untuk menghitung nilai yang didapat yaitu sebagai berikut : Nilai Posttest : Selain itu, data jawaban tes hasil belajar dianalisis secara kuantitatif dengan menghitung jumlah skor yang diperoleh dari hasil tes tertulis berdasar panduan penilaiaan yang sudah dibuat. Dilanjutkan dengan menghitung nilai rata-rata dan presentase ketuntasan belajar dari kelas (VIID). Nilai ketuntasan dihitung dari nilai patokan pada materi persegi panjang dan persegi, nilai KKM adalah 75 dan pembelajaran dikatakan dapat berhasil, apabila > 60% siswa tuntas.

69 52 Berikut ini disajikan cara perhitungan nilai presentase Kriteria Ketuntasan Minimal KKM: Keterangan: P = ( ) x 100% T= Jumlah siswa tuntas KKM S= Jumlah siswa P= Presentase siswa tuntas KKM Kemudian, data jawaban tes tertulis dianalisis secara kuantitatif berdasarkan nilai ketentuan berdasarkan KKM dengan melihat kriteria hasil belajar menurut kartika pada tabel 3.9, dengan interval nilai Tabel 3.9 Kriteria Efektivitas Hasil Belajar Secara Kuantitatif Nilai (%) Kriteria Sangat efektif Efektif Kurang efektif 0-40 Sangat kurang efektif (Zainal Arifin, 2012:73)\ 3. Pengolahan Data Non Tes a. Pengolahan Data Hasil Observasi Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa hal-hal yang diobservasi adalah keterlaksanaan pembelajaran secara umum yang berpedoman pada RPP menggunakan metode pembelajaran tipe Jigsaw, dan pengamatan terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran tipe Jigsaw. Adapun hasil pengamatan tersebut akan diolah sebagai berikut :

70 53 P = Persentase hasil pengamatan yang akan dihitung I = Indikator yang terlihat N = Banyaknya indikator yang diamati Data yang dihitung kemudian dikonversikan ke dalam beberapa kategori untuk menentukan kriteria keterlaksanaannya. Tabel 3.4 Kategori Keterlaksanaan Data Hasil Observasi No. Persentase Kategori 1 81% P 100% Sangat Baik 2 61% P 80% Baik 3 41% P 60% Sedang 4 21% P 40% Rendah 5 0% P 20% Sangat Rendah (Arikunto, 2009 :245)

71 54 H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 1. Penyusunan Proposal penelitian Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu menyusun proposal penelitian. Proposal penelitian berisikan BAB I tentang Pendahuluan, BAB II tentang Kajian Pustaka, dan BAB III tentang Metode Penelitian. Dalam menyusun laporan penelitian, peneliti selalu berkonsultasi dengan dosen pembimbing untuk dapat dipastikan bahwa penelitian ini dapat berjalan sesuai yang direncanakan. 2. Persiapan Penelitian Untuk persiapan sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan observasi ke sekolah untuk mengetahui apakah sekolah tersebut layak diadakan penelitian. Observasi dilakukan dengan bertanya dengan guru mata pelajaran mengenai hasil belajar siswa terhadap matematika. Setelah melakukan observasi dan dirasa sekolah tersebut layak diadakan penelitian maka peneliti mengajukan permohonan izin kepada pihak sekolah untuk mengadakan penelitian dengan persetujuan dari dosen pembimbing, selanjutnya peneliti mulai dalam pembuatan instrumen penelitian. Instrumen penelitian ini meliputi: RPP pembelajaran kelas VIID, tes awal dan tes akhir pada pokok bahasan persegi panjang dan persegi.

72 55 3. Pelaksanaan Penelitian Pengambilan data menggunakan 3 kali pertemuan. Penelitian ini akan membandingkan dua model pembelajaran, yaitu pembelajaran menggunakan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa. Di awal dan akhir pertemuan peneliti akan mengadakan tes terkait pokok bahasan persegi panjang dan persegi dengan soal yang sama tetapi dengan mengganti variabelnya untuk mengukur hasil belajar siswa pada masing-masing kelas. 4. Pembuatan LKS Pembuatan LKS mengacu pada pedoman pembuatan LKS dan memperhatikan kebutuhan siswa khususnya siswa SMP Bopkri 1 Yogyakarta, sebelum digunakan LKS dikonsultasikan dnegan dosen pembimbing dan guru pengampu mata pelajaran 5. Pelaksanaan Pembelajaran Hal-hal yang dilakukan pada tahap pelaksanaan pembelajaran antara lain: a. Peneliti mengadakan pretest di kelas VIID. b. Peneliti mengadakan posttest di kelas VIID. c. Peneliti memberikan alat peraga pada tiap pertemuan pada kelas VIID. d. Peneliti memberikan LKS pada tia-tiap pertemuan di kelas VIID.

73 BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian 1. Persiapan Penelitian Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan beberapa persiapan, antara lain pengurusan surat izin penelitian, observasi pembelajaran di kelas dan wawancara dengan kepala sekolah maupun guru matematika, dan uji pakar untuk instrumen perangkat penelitian seperti RPP, Lembar Kerja Siswa dan butir soal kepada guru dan dosen pembimbing. Selain itu peneliti juga mempersiapkan materi pelajaran, merencanakan dan merancang pembelajaran menggunakan Lembar Kerja Siswa dan alat peraga di kelas VIID dan pembelajaran mengunakan alat peraga dalam proses pembelajaran persegi panjang dan persegi, membuat instrumen pembelajaran meliputi rencana pelaksanan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), alat peraga, tes kemampuan awal (pretest), tes hasil belajar (posttest), serta mempersiapkan observer yang akan membantu penelitian dalam mengumpulkan data. Peneliti juga menggunakan camera digital untuk mendokumentasikan demi kelancaran proses penelitian dalam mengumpulkan data. Berikut ini adalah uraian saat persiapan penelitian di SMP Bopkri 1 Yogyakarta: 56

74 57 a. Izin Penelitian Peneliti mengurus surat perizinan dari jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam selanjutnya tembusan surat ditujukan kepada SMP Bopkri 1 Yogyakarta. Kemudian surat izin dibawa ke SMP Bopkri 1 Yogyakarta pada tanggal 18 Maret Peneliti bertemu kepala sekolah, wakil kurikulum dan guru pengampu, menentukan jadwal observasi dan jadwal penelitian serta materi pelajaran yang akan digunakan untuk penelitian, materi tersebut adalah persegi panjang dan persegi yaitu menentukan sifat-sifatnya, luas, keliling dan serta pengertian dari persegi panjang dan persegi pada kelas VII. Pada tahap awal dengan guru, observasi dilakukan pada bulan April. b. Observasi Kelas Observasi kelas dilakukan pada dua kelas yaitu kelas VIID. Observasi pertama di kelas VIID pada tanggal 6 April 2016, peneliti mencatat hal-hal sebagai berikut: 1. Pada saat awal pelajaran kelas sangat ramai terutama siswa laki-laki, saat guru masuk dan memberi salam kelas perlahan mulai tenang. Kemudian guru memberikan kesempatan peneliti melakukan observasi untuk memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan penelitian. Observasi dilaksanakan pada jam ke-5 dan jam ke-6.

75 58 2. Guru melanjutkan materi tentang pengertian dan sifat-sifat persegi panjang dan persegi. Guru menerangkan materi tersebut dengan menggunakan alat peraga, terlihat guru banyak menuntun siswa. Suasana pembelajaran pasif. Siswa tidak mau bertanya kepada guru apabila mengalami kesulitan. Siswa lakilaki banyak yang ribut dan mengobrol, terutama siswa laki-laki yang duduk di belakang dan di samping dinding kelas. Setelah itu guru memberikan soal latihan kepada siswa untuk dikerjakan. 3. Pada saat mengerjakan latihan, terlihat sekali perbedaan antara siswa perempuan dan laki-laki. Sebagian siswa perempuan terlihat bersemangat dan saling berdiskusi dengan teman sebangkunya sedangkan siswa laki-laki tidak antusias dalam mengerjakan soal mereka hanya menunggu jawaban yang dituliskan di papan tulis. 4. Diakhir pertemuan guru membahas beberapa soal yang dijadikan tugas dan menarik kesimpulan dari pelajaran hari itu. Sedangkan observasi di kelas VIIC dilaksanakan: Pada tanggal 7 April 2016, peneliti mencatat hal-hal sebagai berikut: 1. Siswa sangat kondusif karena jam pealajran matematika pada saat itu jam ke-1 dan ke-2. Sebelum pelajaran pertama dimulai sebelumnya siswa melakukan doa pagi dan membaca Alkitab

76 59 selama 15 menit. Setelah kegiatan tersebut selesai guru mempersilahkan kepada peneliti menjelaskan tujuan penelitiannya dan beberapa hal yang dilaksanakan pada saat penelitian. 2. Seperti pada saat observasi pertama di kelas VIID guru melanjutkan materi yaitu tentang pengertian dan sifat-sifat persegi panjang dan persegi, guru menjelaskan menggunakan alat peraga. Siswa terlihat sangat pasif dan tidak fokus, akan tetapi kelas VIIC lebih kondusif dalam mengikuti pelajaran apabila dibandingkan dengan kelas VIID. Kemudian guru memberikan soal latihan kepada siswanya. 3. Pada saat mengerjakan tugas yang diberikan guru terihat beberapa siswa mengerjakan tetapi ada juga siswa yang justru mengobrol. 4. Diakhir pertemuan guru membahas beberapa soal yang dijadikan tugas dan menarik kesimpulan dari pelajaran pada hari itu. c. Tes Kemampuan Awal (Pretest) Tes Kemampuan Awal (Pretest) ini dilakukan pada kelas VIID tanggal 14 April Dengan 3 soal dalam waktu 45 menit. Soal tes kemampuan awal (Pretest) ini menggunakan uji validasi dilakukan oleh 2 pakar (expert judgement). Tes kemampuan awal (pretest) merupakan tahapan dari pengajaran. Tes ini dilakukan untuk

77 60 mengetahui kemampuan siswa pada materi bangun sisi datar, karena materi bangun sisi datar merupakan dasar untuk lebih memahami mengenai bangun ruang sisi datar sub pokok persegi panjang dan persegi. Gambar 4.1 Siswa kelas VIID mengikuti Pretest d. Persiapan Pembelajaran Sebelum peneliti melakukan proses pembelajaran di kelas VIID banyak hal yang dipersiapkan antara lain : 1) mempersiapkan LKS dan alat peraga materi persegi panjang dan persegi di kelas VIID, 2) mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 3) mempersiapkan tes kemampuan akhir (Posttest) beserta kunci jawaban yang sudah dikonsultasikan kepada guru dan dosen pembimbing. 2. Pelaksanaan Penelitian di Kelas Pelaksanaan pembelajaran tanpa menggunakan LKS dilaksanakan di kelas VIID menggunakan LKS dan alat peraga dengan total pertemuan sebanyak 4 kali pertemuan, 2 kali pada kelas VIID yang

78 61 dilaksanakan berdasarkan skenario pembelajaran sesuai format RPP. Adapun kedua pembelajaran tersebut akan dideskripsikan sebagai berikut: a. Pembelajaran di Kelas (VIID) Pembelajaran diskusi menggunakan LKS dan alat peraga dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan dengan total waktu pertemuan sebanyak 4 jam pelajaran 1) Pembelajaran Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilakukan pada hari Sabtu, 21 Mei 2016 jam ke-5- dan jam ke-6 yang diikuti oleh 24 siswa. Pembelajaran menggunakan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa menggunakan kelompok dalam hal ini kelompok berfungsi untuk mendiskusikan materi dan guru membimbing siswa dalam diskusi kelompok tersebut dilakukan di kelas VIID. Guru kemudian memberitahukan bahwa pembelajaran pada hari ini dan pertemuan-pertemuan berikutnya akan dilaksanakan sedikit berbeda dengan hari-hari biasa yaitu menerapkan pembelajaran dengan metode diskusi menggunakan LKS dan alat peraga. Gambar 4.2 Pembagian LKS pada para siswa

79 62 Guru terlebih dahulu mengelompokkan siswa ke dalam kelompok sesuai dengan tempat duduk yang berdekatan. Karena jumlah siswa ada 24 siswa maka ada 4 kelompok dengan anggota kelompok masing-masing kelompok 6 orang. Peneliti di bantu observer kemudian membagikan alat peraga dan lembar kerja siswa yaitu tentang pengertian persegi panjang, sifat-sifatnya Siswa diminta mencermati masalah pada LKS dan mengamati alat peraga guna membantu siswa agar siswa tidak terlalu susah untuk meng-ilustrasikannya. Serta memulai diskusi bersama kelompoknya masing-masing. Sebagian besar siswa antusias untuk memulai diskusi. Peneliti membimbing keseluruhan kelompok secara bersama-sama untuk melakukan kegiatan yang ada di dalam Lembar Kerja Siswa. Beberapa kelompok mulai membaca soal yang ada dalam Lembar Kerja Siswa tersebut dan mengamati alat peraga. Peneliti dipandu guru kemudian berkeliling untuk mengamati hasil pekerjaan setiap kelompok. Peneliti memberitahukan seluruh siswa anggota kelompok agar saling membantu jika ada anggota kelompok yang belum memahami materi. Semua kelompok terlihat aktif dalam berdiskusi, mereka saling bertukar pendapat dan saling membantu. Ada beberapa kelompok yang mengalami kesulitan sehingga bertanya kepada

80 63 guru dan peneliti. Guru dan peneliti memberikan arahan dan bantuan kepada siswa. Gambar 4.3 Siswa kelas VIID mengerjakan LKS Setelah waktu pelajaran kurang 20 menit, waktu yang digunakan dirasa cukup guru meminta kelompok untuk menuliskan hasil diskusi kelompok ke papan tulis dan mempresentasikannya di depan kelas. Awalnya tidak ada siswa yang secara sukarela mau maju ke depan. Mereka merasa belum yakin dengan jawabannya, akan tetapi setelah guru memberikan arahan siswa pun segera maju dan mempresentasikannya. Semua kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok yang belum maju menanggapi. Peneliti memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas. Ada siswa yang bertanya tentang penyelesaian suatu soal karena merasa belum begitu paham. Siswa dengan bimbingan peneliti menyimpulkan materi yang dipelajari pada pertemuan 1 pada Lembar Kerja Siswa dan alat peraga. Setelah

81 64 itu, guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam sebelum meninggalkan kelas. Gambar 4.4 perwakilan kelompok menuliskan jawaban 2) Pembelajaran Pertemuan Kedua Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada hari Rabu, 25 Mei 2016 jam ke-5 dan ke-6. Peneliti memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam. Materi yang dipelajari pada pertemuan ini yaitu luas persegi panjang dan persegi. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan kali ini, yaitu siswa digarapkan dapat menemukan rumus luas dan keliling persegi panjang dan persegi, serta menghitung luas dan keliling persegi panjang dan persegi dan menyelesaikan soal yang melibatkan persegi panjang dan persegi. Peneliti meminta siswa untuk bergabung dengan kelompoknya masing-masing. Peneliti mengatur tempat duduk siswa serta menghimbau agar dalam pengaturan tempat duduk

82 65 tidak gaduh. Guru dan peneliti membagikan LKS dan alat peraga. Siswa diminta untuk mencermati masalah pada LKS dan memulai diskusi dengan kelompoknya masing-masing untuk mengamati alat peraga yang ada di meja. Siswa mulai berdiskusi dengan kelompoknya. Beberapa kelompok mulai membagi persegi menjadi 2 sehingga berbentuk sebuah segitiga. Walaupun bekerja dalam kelompok siswa tidak banyak bercanda karena mereka sibuk mengerjakan soal-soal yang terdapat dalam LKS dan mengamati alat peraga. Saat menemui kesulitan mereka mencoba menyelesaikan bersama anggota kelompoknya sebelum akhirnya bertanya kepada guru dan peneliti. Siswa yang mampu mengerjakan soal tanpa diminta guru langsung memberikan penjelasan kepada siswa yang mengalami kesulitan. Pada pertemuan kali ini tidak terdapat banyak hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran secara berkelompok. Kelompok yang bertanya kepada guru dan peneliti juga sedikit. Gambar 4.5 Siswa Mengerjakan LKS

83 66 Pertemuan ke-3 dilaksanakan pada hari Kamis, 26 Mei 2016 jam 3 dan 4. Peneliti memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam. Materi yang dipelajari pada pertemuan ini yaitu keliling persegi panjang dan persegi. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan kali ini, yaitu siswa diharapkan dapat menemukan keliling persegi panjang dan persegi dan dalam hal ini peneliti juga mereview materi yang telah disampaikan supaya materi yang telah dipelajari dapat dipahami kembali oleh siswa, serta dapat menyelesaikan soal yang melibatkan keliling persegi panjang dan persegi. Peneliti meminta siswa untuk bergabung dengan kelompoknya masing-masing. Peneliti mengatur tempat duduk siswa serta menghimbau agar dalam pengaturan tempat duduk tidak gaduh. Guru dan peneliti membagikan alat peraga dan LKS. Siswa diminta untuk mencermati masalah pada LKS dan memulai diskusi dengan kelompoknya masing-masing untuk mengamati alat peraga yang ada di meja. Siswa mulai berdiskusi dengan kelompoknya. Beberapa kelompok mulai mengamati alat peraga. Walaupun bekerja dalam kelompok siswa tidak banyak bercanda karena mereka sibuk mengerjakan soal-soal yang terdapat dalam LKS dan mengamati alat peraga.

84 67 Sebagian besar siswa sudah dapat memanfaatkan waktu dalam berdiskusi dengan baik meskipun ada 1 atau 2 anak yang masih jalan-jalan dikelas untuk meminjam alat tulis. Siswa mengecek kembali jawaban yang diperoleh dengan teman kelompoknya. Diskusi selesai, peneliti meminta perwakilan kelompoknya untuk menuliskan hasil pekerjaannya dan mempresentasikan di depan kelas. Peneliti mempersilahkan kelompok yang belum maju ke depan, namun karena keterbatasan waktu hanya ada satu kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya. Setelah presentasi selesai guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi diskusi dalam Lembar Kerja Siswa. Sebelum pembelajaran berakhir peneliti menginformasikan bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan tes kemampuan akhir (posttest) yang mencakup materi yang telah diajarkan dan dari Lembar Kerja Siswa. Peneliti meminta siswa untuk belajar di rumah dengan sungguh-sungguh agar bisa mengerjakan posttest dan hasilnya memuaskan. Peneliti mengakhiri pembelajaran dengan salam. b. Tes Hasil Belajar (Posttest) Tes hasil belajar (Posttest) ini dilakukan pada kelas (VIID) pada Jumaat, tanggal 27 Mei 2016 dengan 4 saol dalam waktu 50

85 68 menit. Soal tes hasil belajar (posttest) ini menggunakan uji validitas Pakar. Gambar 4.6 siswa kelas VIID mengikuti posttest 3. Setelah Penelitian Setelah rangkaian (pretest) dan (posttest) telah selesai dilaksanakan, peneliti memilih beberapa siswa secara acak dari kelas (VIID) untuk diwawancarai. Wawancara terkait dengan pembelajaran matematika yang dilakukan di kelas VIID. Wawancara ini juga disertai tanggapan siswa mengenai pembelajaran diskusi menggunakan Lembar Kerja Siswa dan alat peraga.

86 69 B. Analisis Hasil Penelitian Setelah mendapatkan data dari hasil penelitian, peneliti melakukan analisis dan disesuaikan dengan perumusan masalah penelitian yang telah dibuat, selanjutnya peneliti membuat kesimpulan dari data yang telah ada. 1. Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran tipe Jigsaw yang dilaksanakan di kelas kelas VIID SMP Bopkri 1, Yogyakarta telah berlangsung cukup baik. Berikut ini merupakan hasil analisis keterlaksanaan pembelajaran. a. Pertemuan I Pada pertemuan pertama hal-hal yang diamati oleh observer berjumlah 20 pernyataan. Dari ke 20 pernyataan tersebut ada beberapa hal yang tidak terlaksana. Pada kegiatan pembuka secara umum guru sudah melaksanakan dan megikuti tahap-tahap seperti yang tertera pada RPP. Bagian yang terlewatkan pada kegiatan pembuka ialah guru tidak mengecek kehadiran siswa. Sementara itu, bagian inti yang memuat kegiatan utama pendekatan ilmiah yakni mengamati, menanya, menalar, mengasosiasi dan mengkomunikasi telah cukup telaksana. Sebelum masuk ke tahap mengamati, guru tidak terlebih dahulu melakukan apersepsi terhadap materi kubus dan balok. Selanjutnya pada bagian mengamati guru meminta siswa untuk mengingat kembali bentuk model prisma yang telah bersama mereka buat pada

87 70 pertemuan sebelumnya dan meminta siswa memperhatikan bendabenda lain di sekitar lingkungan kelas yang berbentuk prisma. Pada kegiatan menanya, tidak ada siswa yang mengajukan pertanyaan terkait prisma. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok yang telah disiapkan sebelumnya untuk kemudian bersama-sama dalam kelompok mempelajari materi sifat-sifat, luas dan keliling persegi panjang dan persegi kemudian mengerjakan soal-soal terkait materi sifat-sifat, luas dan keliling persegi panjang dan persegi panjang. Siswa diberi waktu untuk mengerjakan LKS selama 60 menit. Pada saat kerja kelompok hampir sebgaian besar siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar kelompok. Dalam kegiatan belajar kelompok ini siswa yang cukup pandai diharapkan dapat membantu teman yang kurang pandai agar dapat memahami materi dengan baik. Para siswa yang punya kemampuan menengah ke bawah terlihat mau menanyakan hal-hal yang belum mereka pahami, walau intensitasnya berbeda-beda. Dalam pembelajaran kelompok ini pun ternyata masih ada saja siswa yang tidak mau terlibat sama sekali,hanya menunggu teman-temannya yang lain dan malah asyik bermain gadget. Setelah para siswa bekerja dalam kelompok, guru menunjuk perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya di papan tulis dan meminta kelompok lain menanggapi (mengasosiasi dan mengkomunikasi). Selanjutnya

88 71 guru memberi koreksian apabila ada jawaban yang masih belum tepat. Di akhir pembelajaran guru memberikan kuis terkait materi sifat-sifat, luas dan keliling persegi panjang dan persegi panjang dan meminta siswa mengerjakannya secara individu seperti yang telah diberitahukan sebelumnya. Setelah kuis berakhir, guru mengingatkan siswa untuk duduk kembali dalam kelompok yang sama pada pembelajaran berikutnya kemudian mengucapkan salam lalu meninggalkan kelas. Pada bagian akhir ini guru tidak mengingatkan siswa untuk mempelajari materi sifat-sifat persegi panjang dan persegi panjang di rumah dan mempelajari materi baru yakni luas dan keliling persegi panjang. Selain itu guru tidak melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Tabel 4.1 Pengamatan Keterlaksanaan RPP I NO DESKRIPSI KEGIATAN WAK TU 1 Pembuka : Guru mengucapkan salam. Guru mengecek kehadiran siswa. Guru memberikan meminta siswa di awal agar menyiapkan diri untuk belajar. Guru memberitahukan materi apa yang akan dibahas yakni materi sifat-sifat dan luas persegi panjang dan persegi panjang Guru menyampaikan garis besar pelaksanaan 10 menit KETERLAKSANA AN Obs. 1 Obs. 2 Obs. 3

89 72 pembelajaran tipe Jigsaw kepada para siswa.. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 2 Inti : Guru mengingatkan kembali sedikit materi tentang segitiga untuk menyegarkan ingatan para siswa. Selanjutnya pembelajaran dilanjutkan dengan materi sifat-sifat dan luas persegi panjang dan persegi panjang Mengamati (5 menit) Guru meminta siswa mengingat kembali model prisma yang telah mereka buat pada pertemuan sebelumnya kemudian membaca buku pegangan terkait bentuk persegi panjang dan persegi Menanya(2,5 menit) Siswa menanyakan hal-hal terkait cara menemukan rumus luas persegi panjang dan persegi panjang yang telah mereka baca Mengekspolrasi (60 menit) Guru meminta siswa bekerja dalam kelompok Jigsaw dan bersama mengerjakan LKS dan megamati alat peraga yang telah diberikan untuk menemukan rumus luas persegi panjang dan persegi serta mengerjakan soal-soal yang diberikan dalam LKS. Mengasosiasi (15 menit) Guru menunjuk beberapa kelompok untuk menuliskan hasil pekerjaan kelompok mereka di papan tulis dan meminta kelompok lain menanggapi hasil pekerjaan kelompok yang maju. Guru memberikan penguatan jawaban siswa dengan memberi beberapa contoh sial terkait dan memberi koreksian

90 73 apabila masih ada yang salah dalam langkah pengerjaan LKS tersebut. Mengkomunikasi (5 menit) Guru bersama siswa membahas hasil pekerjaan kelompok. Guru meminta siswa kembali ke dalam kelompok dan mempelajari lagi cara menentukan luas dan keliling persegi panjang dan persegi panjang Guru mengingatkan kembali akan ada latihan soal 3 Penutup : Guru memberikan latihan soal individu kepada para siswa terkait materi sifat-sifat dan luas persegi panjang dan persegi panjang Setelah pekerjaan siswa dikumpul guru mengingatkan siswa untuk duduk dalam kelompok yang sama di pembelajaran berikutnya. Guru meminta siswa untuk membaca materi tentang keliling persegi panjang dan persegi panjang di rumah dan mengerjakan latihan yang ada dalam buku pegangan siswa. Guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang baru saja berlangsung. Guru mengucapkan salam dan meninggalkan kelas. 20 Data ini kemudian diubah ke dalam bentuk persentase keterlaksanaan RPP.

91 74 Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Keterlaksanaan RPP Pertemuan I Observer 1 Observer 2 Observer 3 b. Pertemuan II Pada pertemuan kedua ini hal-hal yang diamati oleh observer berjumlah 15 pernyataan. Pembelajaran kedua ini hanya berlangsung selama 70 menit karena ada kegiatan pagi di sekolah, sehingga materi pada pertemuan kedua ini hanya membahas materi keliling persegi panjang dan persegi. Pada bagian awal guru mengucapakan salam kepada para siswa dan meminta siswa agar lebih siap belajar lalu mengecek apakah para siswa telah duduk dalam kelompoknya masingmasing. Pada bagian pembuka ini guru tidak mengecek kehadiran siswa, guru tidak memberitahukan materi apa yang akan dibahas dan tidak melakukan apersepsi terhadap materi luas permukaan dan volume prisma. Pada bagian inti yakni pada kegiatan mengamati guru meminta siswa mengingat kembali bentuk alat peraga persegi panjang dan persegi yang mereka buat kemudian meminta siswa menyebutkan contoh-contoh benda yang berbentuk persegi panjang dan persegi baik dalam buku pegangan maupun di sekitar

92 75 lingkungan kelas. Pada kegiatan menanya guru meminta siswa menyebutkan unsur-unsur persegi panjang dan persegi. Pada bagian ini hasil observasi antara observer 2 dan 3 berbeda dengan hasil pengamatan observer 2 yang menyatakan bahwa guru tidak meminta siswa menyebutkan unsur-unsur persegi panjang dan persegi. Setelah dilakukan pengecekan ulang, observer 2 kurang cermat pada saat pengamatan. Di bagian ini tidak ada siswa yang mengajukan pertanyaan kritis dan bermutu terkait luas persegi panjang dan persegi. Siswa sekedar menanyakan hal-hal teknis terkait persegi panjang dan persegi. Pada bagian mengeksplorasi guru kembali membagikan LKS yang berisi materi tentang menemukan rumus luas persegi panjang dan persegi dan meminta siswa mengerjakan soal-soal dalam LKS terkait materi persegi panjang dan persegi. Saat kerja kelompok siswa masih cukup antusias belajar bersama dalam kelompok. Pada bagian mengasosiasi dan mengkomunikasi guru tidak menunjuk perwakilan siswa untuk memprsentasikan hasil pekerjaan kelompoknya dan meminta kelompok lain menanggapi hasil pekerjaan tersebut karena waktu tang tidak mencukupi. Guru hanya menlakukan pengecekan secara lisan yakni dengan mencocokan kunci jawaban dengan hasil pekerjaan para siswa.

93 76 Guru tidak lupa mengingatkan bahwa akan ada kuis di akhir pembelajaran. Pada kegiatan penutup guru memberikan laihan soal individu kepada para siswa terkait materi persegi panjang dan persegi. Setelah soal latihan selesai guru mengumumkan skor peningkatan hasil belajar yang dihitung dari skor tes awal ke latihan soal persegi panjang dan persegi dan dari latihan luas persegi panjang ke latihan soal keliling persegi panjang dan persegi kemudian memberikan penghargaan kepada kelompok-kelompok yang berhasil mendapat peringkat kelompok. Guru juga tidak lupa meminta siswa untuk mengerjakan latihan soal di rumah terkait keliling persegi panjang dan persegi. Selanjutnya, guru mengucapkan salam lalu meninggalkan kelas. Pada bagia penutup ini guru tidak melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang baru saja berlnagsung tetapi guru memberikan motivasi kepada kelompok-kelompok lain agar bisa menjadi kelompok yang baik NO DESKRIPSI KEGIATAN 1 Pembuka : Guru mengucapkan salam. Guru mengecek kehadiran siswa. Guru memberikan meminta siswa agar lebih siap belajar Guru memberitahukan materi apa yang akan dibahas. WAK TU 10 menit KETERLAKSANA AN Obs. 1 Obs. 2 Obs. 3

94 77 Guru mengecek kembali apakah para siswa telah duduk dalam kelompoknya masingmasing. Guru mereview kembali materi sebelumnya dengan memberikan penguatan terhadap rumus-rumus sifatsifat dan luas persegi panjang dan persegi 2 Mengamati (5 menit) Guru meminta siswa mengingat bentuk model persegi panjang dan persegi yang telah mereka buat sebelumnya dan meminta siswa menyebutkan contoh benda-benda berbentuk persegi panjang dan persegi di sekitar lingkungan kelas. Menanya(10 menit) Guru meminta siswa menyebutkan sifat-sifat persegi panjang dna persegi siswa menanyakan rumus keliling persegi panjang dan persegi Mengeksplorasi (60 menit) Guru membagikan LKS yang bersi penurunan luas dan keliling persegi panjang dan persegi dan meminta siswa untuk mengamati alat peraga dan mengerjakan soal-soal dalam LKS terkait materi persegi panjang dan persegi. Mengasosiasi (20 menit) Perwakilan kelompok siswa diminta menuliskan hasil pekerjaan kelompok mereka di papan tulis kemudian perwakilan kelompok tersebut mempresentasikan hasil pekerjaannya dan meminta kelompok lain menanggapi hasil pekerjaan kelompok tersebut. Mengkomunikasi Guru bersama siswa membahas hasil pekerjaan

95 78 kelompok. Guru memberi penguatan jawaban siswa. Guru mengingatkan kembali akan ada latihan soal di akhir pelajaran terkait materi luas dan keliling persegi panjang dan persegi 3 Penutup : Guru memberikan kuis individu kepada para siswa terkait materi luas dan keliling persegi panjang dan persegi Guru mengumumkan kelompok terbaik dan memberi penghargaan kepada kelompok yang mengalami peningkatan hasil belajarnya Guru meminta siswa untuk membaca materi tentang sifatsifat, luas dan keliling persegi panjang dan persegi di rumah dan mengerjakan latihan yang ada dalam buku pegangan siswa. Guru mengingatkan siswa bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan ulangan harian Guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang baru saja berlangsung. Guru mengucapkan salam dan meninggalkan kelas. Data ini kemudian diubah ke dalam bentuk persentase keterlaksanaan RPP. Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Keterlaksanaan RPP Pertemuan II Observer 1 Observer 2 Observer 3

96 79 Berikut ini merupakan tabel yang menunjukkan hasil analisis keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Hasil ini diperoleh dengan menggunakan rumus ketercapaian indikator pengamatan yang ada pada bab III. ke Tabel 4.4 Analisis Keterlaksanaan RPP Pertemuan 1 2 Observer 1 75 % 60% 2 75% 55% 3 75% 65% Rata-Rata Per Pertemuan 75% 60% Rata-Rata keseluruhan 67,5% Kategori Tinggi Hasil yang diperoleh setelah perhitungan ialah sebesar 67,5%. Hasil ini kemudian dikonversikan ke dalam data kualitatif sehingga hasil ini masuk dalam kategori Tinggi. Dengan demikian dikatakan bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran dengan pokok bahasan bangun datar telah terlaksana dengan baik di kelas VIID SMP Bopkri 1 Yogyakarta.

97 80 1. Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran Tipe Jigsaw Selain menganalisis keterlakasanaan pembelajaran secara keseluruhan melalui obersvasi keterlaksanaan RPP, berikut akan dianalisis juga keterlaksanaan pembelajaran tipe Jigsaw di kelas. Adapun indikator yang diamati pada saat pertemuan pertama berjumlah 13 indikator dan pada pertemuan kedua dan ketiga terdapat 14 indikator. Hal ini disebabkan ada satu indikator yang tidak dimungkinkan untuk muncul pada pertemuan pertama, yakni pemberian penghargaan kepada kelompok. Berikut ini merupakan hasil analisis keterlaksanaan pembelajaran tipe Jigsaw di setiap pertemuannya. a. Pertemuan I Pada pertemuan pertama hal-hal yang diamati oleh observer berjumlah 13 pernyataan. Dari ke 13 pernyataan tersebut ada 2 indikator yang tidak terlaksana seperti penyampaian motivasi kepada para siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, dan pemberian beberapa contoh soal terkait materi ajar. Tiga observer pengamatan sepakat akan hal ini. Tabel 4.5 Pengamatan Observer Pertemuan I No Indikator Indikator ynng diamati 1 Adanya kelompok heterogen Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang berbeda jenis kelamin, atau suku dan tingkat kemampuan Anggota kelompok terdiri dari 6 orang Observer 1 2 3

98 Adanya penyampai an tujuan pembelajar an Adanya presentasi kelas yang dipimpin guru Adanya pembelajar an tim Guru menyampaikan tujuan pembelajaran tipe Jigsaw yakni adanya peningkatan hasil belajar setiap anggota dalam tim melalui kerjasama kelompok Guru memberikan motivasi kepada para siswa untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran Guru memberikan arahan terkait garis besar pembelajaran dengan menggunakan model Jigsaw Guru menerangkan materi dan memberi beberapa contoh soal terkait materi yang dipelajari, tetapi tidak mendominasi pembelajaran Siswa mengerjakan LKS dalam kelompok dan mengamati alat peraga Siswa saling bertanya kepada teman sekelompoknya apabila mengalami kesulitan dalam belajar Siswa yang paham memberikan bantuan siswa yang belum paham dalam kelompok Siswa mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya 5 6 Ada evaluasi Adanya penghargaa n tim Setelah para siswa bekerja dalam kelompok, siswa diberi latihan soal individu untuk mengukur pemahaman Latihan soal dilaksanakan di akhir pembelajaran pada pertemuan hari itu Guru mengumumkan akan ada penghargaan yang diberikan pada pertemuan berikutnya kepada kelompok yang berhasil mengalami peningkatan hasil belajar. Berikut ini merupakan hasil pengamatan tiga observer pada pertemuan pertama.

99 82 Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Pertemuan I Observer 1 Observer 2 Observer 3 b. Pertemuan II Pada pertemuan kedua hal-hal yang diamati oleh observer berjumlah 14 pernyataan. Dari ke 14 pernyataan tersebut ada 3 indikator yang tidak terlaksana seperti penyampaian tujuan pembelajaran yakni peningkatan hasil belajar setiap anggota tim melalui kerjasama kelompok, arahan mengenai garis besar pembelajaran dengan tipe Jigsaw, dan pemberian beberapa contoh terkait materi oleh guru. Tiga observer pengamatan sepakat akan hal ini. Tabel 4.7 Pengamatan Observer Pertemuan II No Indikator Indikator ynng diamati Adanya kelompok heterogen Adanya penyampaian tujuan pembelajaran Adanya presentasi kelas yang dipimpin guru Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang berbeda jenis kelamin, atau suku dan tingkat kemampuan Anggota kelompok terdiri dari 6 orang Guru menyampaikan tujuan pembelajaran tipe Jigsaw yakni adanya peningkatan hasil belajar setiap anggota dalam tim melalui kerjasama kelompok Guru memberikan motivasi kepada para siswa untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran Guru memberikan arahan terkait garis besar pembelajaran dengan menggunakan model Jigsaw Guru menerangkan materi dan Observer 1 2 3

100 83 4 Adanya pembelajaran tim memberi beberapa contoh soal terkait materi yang dipelajari, tetapi tidak mendominasi pembelajaran Siswa mengerjakan LKS dalam kelompok Siswa saling bertanya kepada teman sekelompoknya apabila mengalami kesulitan dalam belajar Siswa yang paham mengajari siswa yang belum paham dalam kelompok Siswa mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya 5 Ada evaluasi 6 Adanya penghargaan tim Setelah para siswa bekerja dalam kelompok, siswa diberi latihan soal individu untuk mengukur pemahaman Latihan soal dilaksanakan di akhir pembelajaran pada pertemuan hari itu Guru memberikan penghargaaan kepada kelompok terbaik Guru mengumumkan akan ada penghargaan yang diberikan pada pertemuan berikutnya kepada kelompok yang berhasil mengalami peningkatan hasil belajar. Berikut ini merupakan hasil pengamatan tiga observer pada pertemuan kedua. Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Pertemuan II Observer 1 Observer 2 Observer 3

101 84 2. Analisis Data Hasil Belajar Siswa Setelah instrumen telah di uji cobakan, oleh kedua pakar yaitu Dosen Pembimbing dan Guru matematika kelas VII SMP Bopkri 1 Yogyakarta, kemudian instrumen tersebut telah siap digunakan untuk penelitian. a) Tes kemampuan awal (pretest) dilakukan selain untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang bangun sisi datar. Tabel 4.9 Kriteria Nilai Pretest Kelas Siswa VIID siswa siswa siswa siswa 4 73 siswa siswa 6 47 siswa 7 93 siswa 8 80 siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa siswa 21 - siswa 22 - siswa 23 - siswa 24 - Jumlah 1641 rata-rata 82,05

102 85 Tabel 4.1 menunjukkan nilai rata-rata dari hasil pretest kelas VIID memperoleh nilai rata-rata dari hasil pretest adalah 82,05. Tes Hasil Belajar (Posttest) Tes Kemampuan akhir siswa kelas dianalisis berdasarkan hasil evaluasi, adapun rincian nilai posttest sebagai berikut ada dalam tabel 4.2 : Tabel 4.10 Kriteria nilai Posttest Siswa Kelas VIID Siswa kelas (VIID) Keterangan 1 30 Tidak Tuntas 2 90 Tuntas 3 55 Tidak Tuntas 4 30 Tidak Tuntas 5 50 Tidak Tuntas 6 80 Tuntas 7 80 Tuntas 8 80 Tuntas 9 75 Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Rata-rata 71,59

103 86 Tabel 4.2 menunjukkan nilai rata-rata dari hasil posttest kelas (VIID) memperoleh nilai rata-rata hasil posttest adalah 71,59. Nilai siswa kelas VIID dianalisis dengan nilai KKM. Berikut ini disajikan cara perhitungan nilai persentase kriteria ketuntasan minimal KKM: P = ) x 100% Keterangan : T = Jumlah siswa tuntas KKM S = Jumlah Siswa P = Persentase siswa tuntas KKM Hasil di analisis data berdasarkan ketuntasan nilai KKM disajikan dalam tabel 4.3 berikut : Tabel 4.11 Rangkuman Analisis Tes Hasil Belajar Posttest Berdasar KKM Hasil Posttest Kelas VIID Keterangan Jumlah Siswa Persentase Lulus 15 68,18% Tidak Lulus 7 31,82% Berdasarkan tabel 4.2 bahwa ketuntasan KKM dari kelas (VII D) bahawa 68,18% siswa tuntas.

104 87 Diagram Persentase Ketuntasan Kelas VIID Presentase Ketuntasan Kelas VII D Presentase Ketuntasan Gambar 4.7 Diagram KKM Hasil Belajar Siswa Kelas VIID Diagram Rata-rata Nilai Kelas VIID Presentase Ketuntasan kelas VIID Presentase Ketuntasan Gambar 4.8 Diagaram Rata-rata Kelas VIID

105 88 Dari hasil tes belajar (posttest) tersebut secara numerik dapat dilihat nilai rata-rata hasil belajar kelas VIID adalah 71,59 Menurut kriteria ketuntasan SMP Bopkri 1 Yogyakarta, siswa dikatakan tuntas apabila mendapatkan nilai dan pembelajaran dikatakan berhasil apabila siswa tuntas. Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa banyak siswa yang tidak memenuhi kriteria di kelasviid siswa yang yang tidak memenuhi kriteria adalah 7 siswa atau sebesar 31,82% dari keseluruhan siswa. Siswa yang memenuhi kriteria adalah 15 siswa atau sebesar 68,18% dari keseluruhan siswa atau sehingga pembelajaran dapat dikatakan berhasil. Berdasarkan hasil analisis secara kuantitatif berdasarkan kriteria efektivitas hasil belajar (tabel 3.10) berdasarkan nilai KKM Nilai ketuntasan di kelas VIID adalah 68,81% memenuhi kriteria efektif dapat dilihat dari tabel presentase ketuntasan KKM dan rata-rata nilai siswa. Secara garis besar, sebagian besar siswa dapat mengerjakan soal dengan baik. hal ini juga diperlihatkan dari hasil penskoran siswa di mana jarang sekali siswa yang mendapatkan skor 0 pada item soal. Namun untuk soal nomor 4 banyak siswa yang melakukan kesalahan dalam menghitung luas dan keliling persegi panjang. Hal ini disebabkan karena siswa mengalami kesulitan ataua pun kesalahan konsep dalam menghitung luas dan keliling persegi panjang.

106 89 Secara analisis hasil belajar kelas VIID cukup baik karena siswa tuntas lebih dari >60% dari keseluruhan siswa. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan Lembar Kerja Siswa dan alat peraga pada pokok bahasan persegi panjang dan persegi efektif mendukung hasil belajar siswa kelas VII SMP Bopkri 1 Yogyakarta. Selain dari hasil penggunaan media LKS dan alat peraga juga didukung dari hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa tertarik belajar dengan menggunakan LKS dan alat peraga karena lebih mudah untuk memahami materi. Siswa juga merasa memiliki kesempatan berkreasi sesuai dengan kemampuan dan pemahamannya dan guru juga berperan sebagai fasilitator serta pembimbing. Transkrip Wawancara Siswa Kelas VIID 1. Bagaimana tanggapanmu mengenai cara pembelajaran yang gurumu lakukan? Apakah menyenangkan? Nama Siswa siswa 3 siswa 15 siswa 8 siswa 20 siswa 1 Hasil Jawaban "menyenangkan mas! Mathematic is hard, kesulitan jadi motivasi. Dibantu Masnya yang melakukan penelitian yang tegas jadi mudah mengerti" "menyenangkan sih, tapi dengan cara guru kadang bikin takut mas" "menyenangkan karena Masnya sering bikin humor yang lucu, he..he.he.. Tapi kalau mau tanya agak takut,grogi" "menyenangkan, abisnya kalau masnya ngajar masnya suka ngelucu,menghibur jadi betah." "menyenangkan mas, tapi kalau mau bertanya agak takut soalnya masnya kalau ngomong keras."

107 90 2. Apakah kamu terdorong mengerjakan semua soal matematika materi persegi panjang dan persegi dalam LKS dan alat peraga? Nama Siswa siswa 3 siswa 15 siswa 8 siswa 20 siswa 1 Hasil Jawaban "iya mas terdorong" "iya mas soalnya jadi mudah kalau ada LKS dan alat peraga kemarin" "enggak mbak soalnya enggak bisa ngerjain aku" "iya terdorong karena bentuk soalnya kan beda-beda sama yang dikasih Pak Adi jadi bisa lebih berpikir maju lagi" "terdorong mas soalnya pake LKS dan alat peraga kemarin jadi mudah dipahami" 3. Apakah diskusi dengan menggunakan LKS dan alat peraga dapat membuat kamu fokus? Nama Siswa siswa 3 siswa 15 siswa 8 siswa 20 siswa 1 Hasil Jawaban "tergantung kelompok mas,menyenangkan tapi kemarin pas dapat kelompok yang enggak bisa diajak kompromi" "iya mas soalnya dalam LKS kemarin runtut materinya kalo sama Pak Adi kemarin enggak runtut jadi malah bingung tapi masih ada alat peraga juga masih membantu mas." "iya kalau enggak bisa gitu langsung bisa tanya teman kelompok." "iya mas soalnya bisa bertukar pikiran gitu sama teman kelompok." "bisa terutama dibantu mas jadi lebih paham." 4. Apakah menurut pembelajaran diskusi menggunakan LKS dan alat peraga menarik? Nama Siswa siswa 3 Hasil Jawaban "menarik mas soalnya enggak pernah kayak begitu

108 91 siswa 15 siswa 8 siswa 20 siswa 1 sebelumnya." "iya mas menarik, enggak bosenin juga." "menarik mas." "iya mas soalnya bisa bertukar pikiran juga sama teman kelompok." "menarik mas, seru kan mengerjakannya bareng-bareng jadi enak kalau enggak bisa menegrjakan bisa tanya teman kelompok." 5. Apakah kamu tertantang untuk mengerjakan soal dalam LKS? Nama Siswa siswa 3 siswa 15 siswa 8 siswa 20 siswa 1 Hasil Jawaban "tertantang mas, soal-soalnya beda sama yang dikasih Pak Adi." "tertantang mas, jadi bisa buat latihan soal juga." "tertantang mas, soalnya aku enggak bisa ngerjain." "iya mas, bisa buat latihan sebelum ujian." "ya mungkin ada beberapa soal yang belum saya pahami tapi setelah saya bertanya saya sudah paha." 6. Apakah pembelajaran menggunakan LKS dan Alat peraga menyenangkan? Nama Siswa siswa 3 siswa 15 siswa 8 siswa 20 siswa 1 Hasil Jawaban "senang mas bisa kerja sama dan saling membantu." "senang mas, bisa ngeluarin uneg-uneg kita, jadi enggak malu berpendapat." "menyenangkan jadi lebih mudah mengerjainnya bisa tanya teman dan juga tidak abstrak "senang mas, bisa melatih kekomkopakan." "senang mas, karena bisa sambil bergurau jadi tidak sepaneng jadi asik mbak." 7. Apakah dengan LKS kamu dapat belajar secara mandiri? Nama Siswa siswa 3 Hasil Jawaban "iya mas."

109 92 siswa 15 siswa 8 siswa 20 siswa 1 "iya mas, bisa untuk latihan dirumah." "bisa mbak." "iya mas, kemarin diskusi terus soalnya." "bisa mbak, soalnya kemarin bisa nemuin rumus sendiri." 8. Apakah kalian bersedia mengeluarkan pendapat, bertanya dan maju menuliskan jawaban di papan tulis? Nama Siswa siswa 3 siswa 15 siswa 8 siswa 20 siswa 1 Hasil Jawaban "iya mas, jadi lebih berani nanya" "iya bersedia." "awalnya malu tapi setelah kemarin mencoba jadi terbiasa mas." "tergantung kondisi mas." "iya bersedia mas, kenapa enggak?" 9. Perubahan positif apa yang kamu rasakan dengan adanya pembelajaran dsikusi menggunakan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa? Nama Siswa siswa 3 siswa 15 siswa 8 siswa 20 siswa 1 Hasil Jawaban "lebih fokus dan semangat belajar dengan teman-teman." "tidak mengantuk mas waktu pelajaran." "mau lebih giat dalam belajar." "di kelas tidak bercanda lagi. Ramainya tidak lagi mengobrol tetapi ramai untuk berdiskusi." "bisa lebih terbiasa dengan soal-soal yang rumayan sukar, karena sudah belajar bersama teman-teman kelompok." 10. Apakah kamu setuju jika terdapat pembelajaran diskusi menggunakan LKS dan alat peraga lagi Nama Siswa Hasil Jawaban

110 93 siswa 3 siswa 15 siswa 8 siswa 20 siswa 1 "setuju-setuju saja sih mas, jadi ada kayak modul gitu." "setuju mas, aku lebih paham soalnya." "setuju mas, asik kok." "setuju mas, selingan biar enggak bosen di kelas." "setuju banget mas, bisa lebih paham soalnya." Nama Siswa siswa 6 siswa 13 siswa 2 siswa 21 siswa 18 Hasil Jawaban "setuju mas soalnya enggak ada pembelajaran LKS dan alat peraga memakai diskusi." "setuju mas, pengen sesuatu yang baru." "setuju, karena jadi berani bertanya sama teman enggak malu." "setuju bisa lebih paham karena ada teman yang bisa ditanya." "setuju, karena bisa diskusi pakai LKS dan alat peraga bersamasama teman." Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada 5 siswa dari kelas VIID dapat dikatakan bahwa pembelajaran menggunakan LKS dan alat peraga cukup berhasil untuk meningkatkan hasil belajar siswa, karena hampir 90% siswa fokus. Lain halnya yang tidak menggunakan LKS yang hanya menggunakan media alat peraga dan ceramah saja siswa cenderung bosan dan kurang memperhatikan pembelajaran hal ini disebabkan siswa merasa bosan dengan pembelajaran tersebut dan lebih memilih bergurau dengan teman sebangkunya daripada memperhatikan guru nya menjelaskan di depan. Selain peneliti mewawancarai siswa, peneliti juga mewawancarai Bapak Adi Undang M yaitu guru matematika kelas VII untuk mengetahui

111 94 apakah LKS dan alat peraga utuk pembelajaran matematika efektif untuk pembelajaran matematika, berikut transkripsi wawancara yang dilakukan : Pertanyaan "Bagaimana pendapat bapak dengan pembelajaran menggunakan LKS dan alat peraga?" "menurut bapak apakah dengan LKS kreatif dan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa?" "Bagaimana sikap mereka dalam menyampaikan pendapat, berdiskusi di dalam pembelajaran menggunakan LKS dan alat peraga?" "hamabatan yang dihadapi saat pembelajaran menggunakan LKS dan alat peraga?" "Untuk menagatasi hal tersebut?" "Kesan Bapak saat pembelajaran menggunakan LKS dan alat peraga?" "Saran Bapak terhadap Pembelajaran menggunakan LKS dan alat peraga?" Hasil Pertanyaan "untuk pembelajaran menggunakan LKS dan alat peraga itu lebih efektif dan bisa menumbuhkan siswa menjadi lebih kreatif untuk belajar dan siswa bisa dilatih dengan mandiri" "untuk hasil belajar tentu bisa terangkat tapi kita selaku guru pembimbing harus tetap mengawasi jalannya pembelajaran, karena ada murid yang suka sembrono takutnya tidak serius dalam mengerjakan soal latihan." "kemarin sebagian siswa serius dalam kegiatan pembelajaran tetapi harus kembali ke kita, harus tetap mengawasi karena kadang murid meremehkan sebab yang menjelaskan/ presentasi adalah temannya sendiri makanya harus dibiasakan menggunakan LKS dan alat peraga." "dalam kelompok ada teman yang pintar atau bisa diandalkan jadi siswa yang kurang terus hanya mengandalkan temannya tetapi beda dengan siswa yang ingin maju. Teman yang lebih pintar bisa dia manfaatkan untuk bertanya materi yang belum jelas." "kita sebagai guru harus jeli dalam mengawasi, anak yang kurang bisa kita tambah motivasinya sehingga bisa serius dan diskusi menggunkan LKS dan alat peraga ini bisa lebih hidup nanti bisa mawas diri menumbuh kembangkan minat belajarnya." "90% siswa fokus karena sekolah kita termasuk sekolah pinggiran jadi sudah cukup bagus." untuk selanjutnya menambahi motivasi dan hasil belajar sisw, diberi hadiah kayak kemarin jadi semacam rangsangan agar siswa lebih bersemangat lagi dalam pembelajaran."

112 95 Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada guru matematika kelas VII yaitu Pak Adi Undang M beliau mengatakan bahwa pembelajaran menggunakan LKS dan alat alat peraga cukup berhasil untuk meningkatkan hasil belajar siswa, karena hampir 90% siswa fokus. C. Secara Keseluruhan Secara keseluruhan, terdapat perbedaan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Di kelas (VII D) siswa terlihat lebih aktif dengan diskusi kelompok yang dilaksanakan. Pembelajaran yang dikemas dengan bentuk diskusi kelompok alat peraga dan Lembar Kerja Siswa juga mampu membuat siswa tertarik memahami, penasaran dan mendiskusikannya dengan teman kelompok. Guru menjelaskan materi ajar kepada siswa dan sesekali memberikan tanya jawab kepada siswa. Hal ini membuat siswa menjadi pasif selama pembelajaran. Dari aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, terlihat bahwa pembelajaraan menggunakan media alat peraga dan Lembar Kerja Siswa mampu membuat siswa menjadi lebih aktif dan menumbuhkan hasil belajar siswa. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan media alat peraga dan Lembar Kerja Siswa mampu menumbuhkan keaktifan dan hasil belajar siswa yang lebih baik dari pada pembelajaran konvensional.

113 96 D. Keterbatasan Peneliti 1. Kegiatan belajar mengajar dilakukan 2 kali pertemuan saja padahal memahami materi membutuhkan waktu yang tidak cukup dengan 2 kali pertemuan. 2. Tidak adanya uji kesetaraan antara kelas VIID, Pemilihan kelas atas dasar saran dari guru mata pelajaran matematika yang berasumsi bahwa kedua kelas ini beranggotakan siswa-siswa yang mempunyai kemampuan akademik dan minat belajar terhadap matematika yang relatif sama.

114 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Peneliti berhasil menarik beberapa kesimpulan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan kelas (VII D) SMP Bopkri 1 Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016, berikut ini kesimpulan yang didapat peneliti: 1. Keterlaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di kelas VIID SMP Bopkri 1 Yogyakarta sudah berjalan dengan baik dilihat dari persentase observer sebesar 67.5%. 2. Penggunaan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS) efektif ditinjau dari hasil belajar siswa di kelas (VIID). Hal ini dapat dilihat dari analisis tes hasil belajar siswa, di mana siswa yang tuntas mencapai KKM di kelas (VIID) sebanyak 68,18% B. Saran Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang baik berdasarkan analisis data dan pembahasan serta pengalaman yang didapatkan peneliti di lapangan. Sebagai penutup laporan penelitian ini diharapkan penelitian ini dapat memberi beberapa masukan bagi: 1. Bagi Guru Bidang Studi Matematika Guru dapat menggunakan LKS dan alat alat peraga sebagai salah satu media dalam pembelajaran pada pokok bahasan persegi panjang dan 97

115 98 persegi, sebab penggunaan LKS dan alat peraga efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa walaupun dalam hal ini peningkatan hasil belajar siswa tidak begitu besar. 2. Bagi Sekolah Pihak sekolah sebaiknya menganjurkan kepada guru bidang studi matematika untuk menggunakan LKS dan alat peraga sebagai salah satu media dalam pembelajaran. Sebab dengan LKS dan alat paraga dapat membantu guru dalam memotivasi siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya. Hal ini dapat mengurangi peran guru yang dominan dalam proses pembelajaran. 3. Bagi Peneliti Untuk lebih mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan dengan matang termasuk memperhitungkan waktu dan kegiatan secara tepat dan detail, serta memperhitungkan segala kemungkinan yang terjadi pada saat pelaksanaan penelitian agar penelitian dapat berjalan lancar sesuai dengan rencana yang telah dibuat. 4. Bagi Calon Peneliti Peneliti sebaiknya dilakukan pada subyek penelitian yang serupa namun dengan materi pelajaran yan berbeda. Karena LKS dan alat peraga tidak hanya digunakan untuk materi Persegi Panjang dan Persegi, namun juga dapat digunakan untuk materi pelajaran yang lain. Untuk emndapatkan hasil yang reliable, peneliti diharapkan dapat menggunakan

116 99 instrumen-instrumen penelitian yang tepat dan sesuai dengan keadaan sekolah.

117 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Dewi Nurharini & Tri Wahyuni (2008). Matematika untuk Kelas VII SMP/MTs Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Grows, D.A. (1992). Handbook of Research on Mathematics Teaching and Learning. New York: Macmillan Publishing Co. Darmojo Pendidikan IPA II. Jakarta : Dirjen Dikti. Darsono, M Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang Press. Erman Suherman, Turmudi, Didi Suryadi, Tatang Herman, Suhendra, Sufyani Prabawanto, Nurjanah & Ade Rohayati Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung : JICA. Haditomo Studi Studi Komparasi antara Pembelajaran Matematika dengan LKSBuatan Guru dan LKS Buatan Penerbit Pokok Bahasan Barisan Bilangan dan Deret Kelas 1 Cawu 3 MA Nurussalam Kudus. Skripsi. Semarang: Jurusan Matematika FMIPA UNNES. Herman Hudojo (2001). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang : Universitas Negeri Malang. Kartika Budi Berbagai Strategi untuk Melibatkan Siswa Secara Aktif Dalam Proses Pembelajaran Fisiska di SMU, Efektivitas dan Sikap Mereka Pada Strategi Tersebut. Yogyakarta : Widya Dharma. Marpaung, Y Pembelajaran Matematika Secara Kontekstual Dan Realistik Menciptakan Situasi Belajar Yang Aktif, Kreatif, Efektif. Nana Sudjana Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : remaja Rosdakarya. 100

118 101 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasisonal Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Sardiman, A.M Interaksi dan Motivasi belajar Mengajar. Jakarta : PT. Grasindo Pusada. Sugiyono Lembar kerja. Dalam Diakses tanggal 12 Februari 2014 Suherman, E Strategi Pengajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Suherman, E Petunjuk Praktis untuk melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijayakusumah 157. Sukayati Media Pembelajaran Sekolah Dasar. Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) Matematika. Yogyakarta. Suyitno, A Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika. Semarang: Jurusan Matematika FMIPA UNNES. Tatik, D.B Pengaruh Minat dan Dorongan Menekuni BelajarMatematika Pada Jurusan Pendidikan Kesehatan Keluarga. Skripsi. Semarang: Jurusan Pendidikan Kesehatan Keluarga. FPTK IKIP Semarang. Tim Instruktur PKG Matematika SMU Alat Peraga/Praktik Matematika. Jakarta: Depdikbud. Walpole, Ronald E. (1993). Pengantar Statistika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Winkel, W.S Psikologi Pengajaran. Jakarta : Grasindo. Winkel, W.S Psikologi Pengajaran. Yogyakarta : Media Abadi. Zainal Arifin Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

119 102 LAMPIRAN A A.1 Surat Keterangan Telah Melakukan Observasi dan Penelitian

120 103 LAMPIRAN B B.1 Rancangan Pelaksanaan Pembelajran Kelas Eksperimen RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen) Satuan Pendidikan : SMP BOPKRI 1 Yogyakarta Mata Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester : VII / genap Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya. Kompetensi Dasar : 6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajrgenjang, belah ketupat, dan layanglayang. 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segiempat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah. Indikator : Mengidentifikasi unsur dan sifat persegi panjang. Menghitung keliling dan luas persegi panjang. Mengidentifikasi unsur dan sifat persegi. Menghitung keliling dan luas persegi. A. Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur persegi panjang. 2. Siswa dapat menghitung keliling dan luas persegi panjang. 3. Siswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur persegi. 4. Siswa dapat menghitung keliling dan luas persegi. B. Materi pokok / Pembelajaran 1. Persegi panjang

121 104 a. Pengertian persegi panjang b. Perhatikan persegi panjang ABCD berikut, maka akan diperoleh (i) Sisi- sisi persegi panjang ABCD adalah dengan dua pasang sisi sejajarnya sama panjang yaitu (ii) Sudut-sudut persegi panjang ABCD adalah Dengan demikikian dapat dikatakan sebagai berikut c. Sifat-sifat persegi panjang Persegi panjang adalah bangun datar segiempat yang memiliki dua pasang sisi sejajar dan memiliki empat sudut siku-siku. D C B A Gambar 8.21 A B C D B A C D D D C C A A B B k Gambar 8.24 A A B B C D C D l D A B C D A B C Gambar 8.25 k B A A D D C B C D C D C A B A B Gambar 8.26 Gambar 8.27 D C B A O B C A D D C D C O B A A B PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122 105 D D k C C D C C D D D C C D A C B l A A B B B A Gambar 8.28 A B A A B B D A Gambar 8.29 C B Perhatikan gambar 8.24 Jika persegi panjang ABCD dibalik menurut garis k, persegi panjang itu akan menempati bingkainya, sehingga titik A akan menempati titik B dan titik B akan menempati titik A, ditulis Demikian halnya diperoleh sehingga. Hal ini berarti AD = BC Selanjutnya, jika persegi panjang ABCD dibalik menurut garis l, persegi panjang akan menempati bingkainya seperti Gambar Berdasarkan gambar 8.25, diperoleh bahwa. Hal ini berarti AB = DC. Dari pengamatan tersebut dapat dikatakan bahwa jarak tetap. Demikian halnya dengan jarak AB dan DC. Oleh karena itu dan selalu Sisi-sisi yang berhadapan dari suatu persegi panjang adalah sama panjang dan sejajar. Selanjutnya menyelidiki panjang diagonal-diagonal persegi panjang. Baliklah persegi panjang ABCD dengan diagonal BD menurut garis k sehingga menempati bingkainya kembali seperti Gambar Berdasarkan Gambar 8.26, diperoleh,,.

123 106 Sekarang putarlah persegi panjang sejauh setengah putaran diagonal-diagonal berpotongan di titik O., dengan Dari pemutaran tersebut, diperoleh,,, sehingga dan. Hal ini berarti OA = OC dan OB = OD. Diagonal-diagonal dari suatu persegi panjang adalah sama panjang dan saling membagi dua sama besar Untuk menyelidiki besar sudut pada persegi panjang, baliklah persegi panjang ABCD menurut garis k, sehingga dapat menempati bingkainya. Berdasarkan Gambar 8.28, diperoleh bahwa demikian.. Dengan Selanjutnya jika persegi panjang ABCD dibalik menurut garis l, persegi panjang ABCD akan menempati bingkainya seperti pada Gambar Berdasarkan Gambar 8.29, diperoleh bahwa. Dengan demikian. Akibatnya adalah sama besar yaitu.. Jadi semua sudut pada persegi panjang Setiap sudut persegi panjang adalah sama besar dan merupakan sudut siku-siku. Dari uraian diatas diperoleh sifat-sifat persegi panjang sebagai berikut a. Mempunyai empat sisi, dengan sepasang sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar. b. Keempat sudutnya sama besar dan merupakan sudut siku-siku ( ). c. Kedua diagonalnya sama panjang dan berpotongan membagi dua sudut sama besar. d. Dapat menempati bingkainya kembali dengan empat cara. c. Keliling dan luas persegi panjang Misal suatu persegi panjang memiliki panjang Keliling ( ) persegi panjang adalah Luas ( ) persegi panjang adalah dan lebar, maka:

124 Persegi a. Pengertian persegi Perhatikan Gambar 8.32 di bawah ini! D C Gambar 8.32 A B Gambar 8.32 adalah sebuah persegi ABCD, jika diamati dengan tepat akan diperoleh : (i) Sisi-sisi persegi ABCD sama panjang yaitu AB = BC = CD = AD. (ii) Sudut-sudut persegi ABCD sama besar yaitu Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa persegi merupakan persegi panjang dengan sifat khusus, yaitu keempat sisinya sama panjang. Persegi adalah bangun segiempat yang memiliki empat sisi sama panjang dan empat sudut siku-siku. b. Sifat-sifat persegi Semua sifat persegi panjang juga merupakan sifat persegi. Semua sisi persegi adalah sama panjang

125 108 Perhatikan Gambar 8.33 D C D C D D A C C A A B B C A B B Gambar 8.33 Berdasarkan Gambar 8.33 diperoleh bahwa Hal ini menunjukkan bahwa diagonal membagi dua sama besar dan. Dengan cara yang sama, dapat dibuktikan bahwa membagi dua sama besar dan. Sudut-sudut persegi dibagi dua sama besar oleh diagonal-diagonalnya. Perhatikan Gambar Gambar tersebutling menunjukkan bangun persegi dengan diagonal AC dan BD yang berpotongan di titik O. Akan ditunjukkan bahwa diagonal AC dan BD saling berpotongan tegak lurus membentuk sudut siku-siku. D D C C D C B C O O A A B B D A A B Gambar 8.34 Dengan pusat titik O, putarlah persegi ABCD seperempat putaran berlawanan arah jarum jam, maka akan diperoleh bahwa

126 109 (i) (ii) (iii) (iv) Karena persegi ABCD dapat menempati bingkainya kembali, maka dapat dikatakan bahwa.telah diketahui bahwa sudut satu putaran penuh adalah. Akibatnya Diagonal-diagonal persegi saling berpotongan sama panjang membentuk sudut siku-siku. berikut Berdasarkan uraian diatas disimpilkan sifat-sifat persegi sebagai a. Semua sifat persegi panjang merupakan sifat persegi b. Suatu persegi dapat menempati bingkainya dengan delapan cara. c. Sudut-sudut suatu persegi dibagi dua sama besar oleh diagonal-diagonalnya. d. Diagonal-diagonal persegi saling berpotongan sama panjang membentuk sudut siku-siku. c. Keliling dan luas persegi s s Oleh karena persegi merupakan bentuk khusus dari persegi panjang maka cara untuk mencari keliling dan luas persegi sama saja dengan cara mencari keliling dan luas persegi panjang.

127 110 Panjang setiap sisi pada persegi adalah sama. Dengan demikian, keliling persegi adalah, dengan adalah keliling persegi dan adalah sisi persegi tersebut. Adapun luas persegi adalah Sehingga Keliling persegi Luas persegi C. Model Pembelajaran : kooperatif tipe Jigsaw D. Alat/Sumber/Bahan Belajar : 1. Papan tulis, spidol, penghapus 2. LKS (Lembar Kerja Siswa) 3. Buku paket Matematika Nuharini, Dewi dan Tri Wahyuni Matematika Konsep dan Aplikasinya.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan pertama Alokasi waktu : 2x40 menit No Kegiatan Waktu Keterangan 1 Kegiatan Awal Guru mengucapkan salam dan mengabsen siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa mempelajari sifat, luas, keliling persegi panjang dalam kelompok ahli. 5 menit

128 111 Guru menyampaikan langkahlangkah pembelajaran yaitu menerapkan Jigsaw dalam pemebelajaran dengan membagi siswa dalam kelompok asal dan kelompok ahli. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti pelajaran dengan baik. Apersepsi :guru meminta siswa untuk menyebutkan contoh bangun datar yang berbentuk persegi panjang dalam kehidupan sehari-hari. 2 Kegiatan Inti (eksplorasi, elaborasi, konfirmasi) Eksplorasi. Guru membentuk siswa dalam kelompok asal yang terdiri dari 6 orang. Guru membentuk kelompok asal secara heterogen. Guru menggambarkan bentuk bangun datar persegi panjang Elaborasi Guru membagikan latihan soal KELOMPOK AHLI kepada masing-masing kelompok asal. 5 menit

129 112 Setiap latihan memuat perintah untuk menemukan sifat, luas dan keliling persegi panjang. Guru menyampaikan kepada siswa, bagi siswa yang membahas materi yang sama berkumpul menjadi satu dengan siswa kelompok lain dan disebut kelompok ahli. Siswa yang mendapat soal latihan pertama akan membahas unsur dan sifat persegi panjang. Siswa yang mendapat latihan soal no 2 akan membahas keliling persegi panjang. Siswa yang mendapat latihan no 3 membahas luas persegi. Dalam kelompok ahli, siswa dituntut untuk berdiskusi dengan siswa lain untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Guru berkeliling di setiap kelompok untuk memantau pekerjaan siswa. Guru membantu siswa dikelompok ahli apabila ada siswa di kelompok ahli yang bertanya. 15 menit

130 113 Kelompok ahli kemudian kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan materi yang dikuasai. Siswa satu persatu menjelaskan materi yang dikuasai dalam kelompok ahli. Guru berkeliling memantau siswa yang menjelaskan materi dalam kelompok asal. Guru memberikan latihan soal KELOMPOK ASAL, setelah semua siswa selesai menjelaskan materi. Siswa mengerjakan Latihan soal KELOMPOK ASAL. Guru meminta perwakilan siswa untuk presentasi. Konfirmasi Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya secara klasikal apabila mengalami kesulitan dalam kelompok ahli. Guru menanggapi pertanyaan siswa. Guru memberikan kuis Kegiatan Penutup Guru mengajak siswa untuk membuat kesimpulan dari 40 menit 10 menit 5 menit

131 114 materi pelajaaran yang sudah dipelajari. Guru memberitahu pada siswa jika pelajaran selanjutnya akan membahas materi persegi. Guru memberikan salam. Pertemuan kedua Alokasi waktu : 2x40 menit No Kegiatan Waktu Keterangan 1 Kegiatan Awal Guru mengucapkan salam dan mengabsen siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa diharapkan mampu memahami materi sifat,luas,keliling persegi Guru menyampaikan langkahlangkah pembelajaran yaitu siswa dibagi dalam kelompok asal dan kelompok ahli. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti pelajaran dengan baik. Apersepsi : guru mengingatkan kembali materi persegi panjang 2 Kegiatan Inti (eksplorasi, elaborasi, 5 menit

132 115 konfirmasi) Eksplorasi. Guru membagi siswa ke dalam kelompok asal yang terdiri dari 6 orang siswa dalam kelompok asal. Guru membagi kelompok asal secara heterogen. Elaborasi Guru membagikan LKS KELOMPOK AHLI yang terdiri dari dua LKS. Setiap LKS memuat perintah bagi siswa untuk mendalami materi yang berkaitan dengan sifat, luas, keliling persegi. Siswa yang mempunyai tugas yang sama berkumpul menjadi satu dengan siswa dari kelompok lain dalam kelompok ahli. Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli agar menguasai materi yang diberikan oleh guru. Guru berkeliling memantau diskusi siswa dalam kelompok ahli. Siswa kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk 5 menit 10 menit 25 menit

133 116 menjelaskan materi yang telah dikuasai dalam kelompok ahli. Siswa menjelaskan satu persatu kepada siswa lain dalam kelompok asal. Guru memberikan LKS KELOMPOK ASAL yang didiskusikan bersama. Guru berkeliling memantau hasil diskusi siswa dalam kelompok asal. Guru meminta pewakilan siswa untuk mempresentasikan didepan kelas. Konfirmasi Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya secara klasikal apabila mengalami kesulitan dalam kelompok ahli. Guru menanggapi pertanyaan siswa. Guru memberikan kuis yang berkaitan dengan persegi dan persegi panjang. Kegiatan Penutup Guru mengajak siswa untuk membuat kessimpulan dari materi pelajaran yang sudah dipelajari. 40 menit 5 menit

134 117 Guru memberitahu pada siswa jika pelajaran selanjutnya akan diadakan tes prestasi belajar. Guru memberikan salam. Pertemuan ketiga Alokasi waktu : 2x40 menit No Kegiatan Waktu Keterangan 1 Guru mengucapkan salam dan mengabsen siswa. Guru mengadakan tes prestasi belajar. Guru membagikan lembar soal ulangan dan lembar jawab. Guru mereview materi. 2 Siswa mengerjakan ulangan harian. 3 Siswa mengumpulkan lembar soal dan lembar jawab kepada guru. Guru mengucapkan terimakasih atas partisipasi siswa dalam mengerjakan ulangan harian Doa penutup

135 118 F. Penilaian 1. Teknik Penilaian : a. Penilaian proes yaitu dengan pertanyaan yang dijawab secara lisan oleh siswa. pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh siswa apakah sesuai dengan topik bahasan. b. Penilaian hasil yaitu dengan kuis dan tes prestasi belajar yang dikerjakan secara tertulis oleh siswa. c. tugas kelompok. 2. Bentuk soal / instrumen : uraian 3. Soal / instrumen : terlampir Yogyakarta, 15 Mei 2016 Benediktus Dian Candra N NIM : Mengetahui, Dosen Pembimbing, Matematika, Guru (Beni Utomo M. Sc) (Drs. Adi Undang M) NIP/NPP: --/ P NIP

136 119 B.2 Validitas LEMBAR VALIDITAS TES PRETEST Bidang Studi Jenjang Materi Peneliti : Matematika : SMP :Sifat-sifat, luas dan keliling Persegi dan Persegi Panjang : Benediktus Dian Candra N Judul Penelitian : EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA DAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI PADA SISWA KELAS VII D SMP BOPKRI 1 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Validator : Beni Utomo M.Sc dan Drs. Adi Undang M Hari, Tanggal : 15 Mei 2016 A. Tujuan Instrumen ini digunakan untuk mengukur kevalidan Tes Awal kelas VII D yang akan dikembangkan peneliti. B. Petunjuk Pengisian Lembar Penilaian Kualitas Tes Pretest Lembar validitas ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/ibu mengenai beberapa aspek yang digunakan dalam Tes Pretest. Pendapat, Saran, Penilaian, Komentar Bapak/Ibu sangat bermanfaat untuk memperbaiki dan meningkakan kualitas Tes Pretest. Adapun petunjuk yang dapat membantu Bapak/Ibu dalam memberikan penilaian lembar Validitas Tes Pretest yaitu : 1. Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan penilaian dengan cara memberi tanda Checklist ( ) pada kolom nilai yang sesuai dengan penilaian Bapak/Ibu.

137 Jika menurut Bapak/Ibu terdapat kekurangan pada Tes Pretest yang telah disusun, Bapak/Ibu dimohon untuk menuliskan saran/masukan sebagai bahan perbaikan Tes Pretest pada lembar saran yang disediakan. 3. Sebagai pedoman Bapak/Ibu untuk mengisi kolom-kolom validitas isi dan bahasa soal perlu mempertimbangkan hal-hal berikut : a. Validitas Isi 1) Kesesuaian soal dengan indikator pencapaian hasil belajar 2) Kejelasan petunjuk pengerjaan soal 3) Kejelasan maksud soal 4) Kemungkinan soal dapat terselesaikan b. Bahasa dan Penulisan Soal 1) Kesesuaian bahasa yang digunakan pada soal dengan kaidah Bahasa Indonesia 2) Kalimat soal tidak mengandung arti ganda 3) Rumusan kalimat soal komunikatif, menggunakan bahasa yang sederhana bagi siswa, mudah dipahami, dan menggunakan bahasa yang dikenali siswa. 4. Makna skala penilaian adalah sebagai berikut : Validitas Isi 5 : Sangat Valid 4 : Valid 3 : Cukup Valid 2 : Kurang Valid 1 : Tidak Valid Bahasa dan Penulisan 5 : Sangat Dapat Dipahami 4 : Dapat Dipahami 3 : Cukup Dapat Dipahami 2 : Kurang Dapat Dipahami 1 : Tidak Dapat Dipahami

138 121 C. Penilaian Ditinjau dari Beberapa Aspek No. Validitas Isi Bahasa dan Penulisan Soal Kesesuaian soal dengan indikator pencapaian Kejelasan petunjuk pengerjaan soal Kejelasan maksud soal Kemungkinan soal dapat terselesaikan Kesesuaian bahasa yang digunakan pada soal dengan Kalimat soal tidak mengandung arti ganda Rumusan kalimat soal komunik atif hasil belajar kaidah Bahasa Indonesia D. Saran Pak Adi : Untuk Siswa SMP apakah soal tidak terlalu sulit dan banyak? Masalah-masalah soal diatas cukup dapat diselesaikan dengan kemampuan belajar dari SD (Jenjang Sebelumnya?) Pak Beni : Idem

139 122 E. Penilaian Umum Kesimpulan Penilaian secara umum (mohon lingkari angka di bawah ini sesuai penilaian Bapak/Ibu) a. Tes Pretest ini : b. Tes Pretest ini : 1. Tidak Baik 2. Kurang Baik 3. Cukup Baik 1. Belum dapat digunakan 2. Dapat digunakan dengan banyak revisi 4. Baik 3. Dapat digunakan dengan 5. Baik Sekali sedikit revisi 4. Dapat digunakan tanpa revisi Validator Yogyakarta, 15 Mei 2016 Validator (Beni Utomo M.Sc) (Drs. Adi Undang M)

140 123 LEMBAR VALIDITAS TES POSTTEST Bidang Studi Jenjang Materi Peneliti : Matematika : SMP :Sifat-sifat Keliling dan Luas Persegi dan Persegi Panjang : Benediktus Dian Candra N Judul Penelitian : EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA DAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI PADA SISWA KELAS VII D SMP BOPKRI 1 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Validator : Beni Utomo M.Sc dan Drs. Adi Undang M Hari, Tanggal : 15 Mei 2016 A. Tujuan Instrumen ini digunakan untuk mengukur kevalidan Tes Posttest pembelajaran kelas VII D yang akan dikembangkan peneliti. B. Petunjuk Pengisian Lembar Penilaian Kualitas Tes Hasil Belajar Lembar Validitas ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/ibu mengenai beberapa aspek yang digunakan dalam Tes Posttest. Pendapat, Saran, Penilaian, Komentar Bapak/Ibu sangat bermanfaat untuk memperbaiki dan meningkakan kualitas Tes Posttest. Adapun petunjuk yang dapat membantu Bapak/Ibu dalam memberikan penilaian lembar validitas Tes Posttest yaitu : Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan penilaian dengan cara memberi tanda Checklist ( ) pada kolom nilai yang sesuai dengan penilaian Bapak/Ibu.

141 124 Jika menurut Bapak/Ibu terdapat kekeurangan pada Tes Posttest yang telah disusun, Bapak/Ibu dimohon untuk menuliskan saran/masukan sebagai bahan perbaikan Tes Posttest pada lembar saran yang disediakan. Sebagai pedoman Bapak/Ibu untuk mengisi kolom-kolom validitas isi dan bahasa soal perlu mempertimbangkan hal-hal berikut : a. Validitas Isi 1) Kesesuaian soal dengan indikator pencapaian hasil belajar 2) Kejelasan petunjuk pengerjaan soal 3) Kejelasan maksud soal 4) Kemungkinan soal dapat terselesaikan b. Bahasa dan Penulisan Soal 1) Kesesuaian bahasa yang digunakan pada soal dengan kaidah Bahasa Indonesia 2) Kalimat soal tidak mengandung arti ganda 3) Rumusan kalimat soal komunikatif, menggunakan bahasa yang sederhana bagi siswa, mudah dipahami, dan menggunakan bahasa yang dikenali siswa. Makna skala penilaian adalah sebagai berikut : Validitas Isi 5 : Sangat Valid 4 : Valid 3 : Cukup Valid 2 : Kurang Valid 1 : Tidak Valid Bahasa dan Penulisan 5 : Sangat Dapat Dipahami 4 : Dapat Dipahami 3 : Cukup Dapat Dipahami 2 : Kurang Dapat Dipahami 1 : Tidak Dapat Dipahami

142 125 C. Penilaian Ditinjau dari Beberapa Aspek No. Validitas Isi Bahasa dan Penulisan Soal Kesesuaian soal dengan indikator pencapaian Kejelasan petunjuk pengerjaan soal Kejelasan maksud soal Kemungkinan soal dapat terselesaikan Kesesuaian bahasa yang digunakan pada soal dengan Kalimat soal tidak mengandung arti ganda Rumusan kalimat soal komunik atif hasil belajar kaidah Bahasa Indonesia D. Saran Pak Adi : Idem dengan test Pretest Pak Beni : Idem dengan Pak Adi

143 126 E. Penilaian Umum Kesimpulan Penilaian secara umum (mohon lingkari angka di bawah ini sesuai penilaian Bapak/Ibu) a. Tes Posttest ini : b. Tes Posttest ini : 1. Tidak Baik 2. Kurang Baik 3. Cukup Baik 1. Belum dapat digunakan 2. Dapat digunakan dengan banyak revisi 4. Baik 3. Dapat digunakan dengan 5. Baik Sekali sedikit revisi 4. Dapat digunakan tanpa revisi Yogyakarta, 15 Mei 2016 Validator Validator (Beni Utomo M.Sc) (Drs. Adi Undang M)

144 127 LEMBAR VALIDITAS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Bidang Studi Jenjang Materi Peneliti : Matematika : SMP :Sifat-sifat, luas dan keliling Persegi dan Persegi Panjang : Benediktus Dian Candra N Judul Penelitian : EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA DAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI PADA SISWA KELAS VII D SMP BOPKRI 1 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Validator : Beni Utomo M.Sc dan Drs. Adi Undang M Hari, Tanggal : 21 Mei 2016 A. Tujuan Instrumen ini digunakan untuk mengukur kevalidan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pembelajaran kelas VII D semester genap. B. Petunjuk Pengisian Lembar Penilaian RPP Lembar Validitas ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat Bapak/ibu mengenai beberapa aspek yang disajikan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pendapat, Saran, Penilaian, Komentar Bapak/Ibu sangat bermanfaat untuk memperbaiki dan meningkatkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Adapun petunjuk yang dapat membantu Bapak/Ibu dalam memberikan penilaian lembar Validitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu : 1. Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan penilaian dengan cara memberi tanda Checklist ( ) pada kolom nilai yang sesuai dengan penilaian Bapak/Ibu.

145 Jika menurut Bapak/Ibu terdapat kekurangan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun, Bapak/Ibu dimohon untuk menuliskan saran/masukan sebagai bahan perbaikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada lembar saran yang disediakan. 3. Makna skala penilaian adalah sebagai berikut : 5 = Sangat Baik 4 = Baik 3 = Cukup Baik 2 = Kurang Baik 1 = Sangat Kurang Baik C. Aspek yang Dinilai No Indikator Skala Penilaian A Komponen RPP 1 Ketercakupan komponen-komponen RPP sebagai penunjang ketercapaian kompetensi. B Identitas RPP 2 Kelengkapan Identitas RPP 3 Kecakupan waktu yang dialokasikan untuk mencapai tujuan pembelajaran C Rumusan Tujuan / Indikator 4 Kesesuaian rumusan tujuan dengan standar kompetensi dan kometensi dasar 5 Ketepatan penyusunan kata kerja operasional yang dapat diukur 6 Keterwakilan standar kompetensi dan kompetensi dasar 7 Ketercakupan syarat minimum tiga indikator tiap kompetensi dasar 8 Ketercakupan pengetahuan, sikap, dan keterampilan D Pemilihan Materi 9 Keluasan (memuat fakta, konsep, prinsip, prosedur, dan skill) yang sesuai dengan tujuan pembelajaran 10 Keakuratan atau kebenaran fakta, konsep, prinsip, prosedur, dan skill 11 Kesesuaian materi dengan perkembangan kognitif siswa 12 Keruntutan dan kesistematikaan susunan materi

146 Kedalaman materi (minimal mencapai indikator) 14 Kebermanfaatan materi dalam menambah wawasan pengetahuan siswa E Metode Pembelajaran 15 Kesesuaian metode dan strategi yang digunakan dengan indikator siswa F Kegiatan Pembelajaran 16 Terjadinya interaksi antara siswa degan guru, siswa dengan siswa, dan siswa dengan lingkungan sekitar 17 Penyiapan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran 18 Pengaitan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari 19 Penjelasan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 20 Fase 1 yaitu orientasi siswa pada masalah tampak dalam pembelajaran 21 Fase 2 yaitu mengorganisasikan siswa belajar tampak pada pembelajaran 22 Fase 3 yaitu membimbing penyelidikan individu dan kelompok tampak pada pembelajaran 23 Fase 4 yaitu mengembangkan dan menyajikan hasil karya tampak pada pembelajaran 24 Fase 5 yaitu menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah tampak pada pembelajaran G Penutup 25 Penyimpulan materi dalam setiap tatap muka 26 Penyampaian rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya H Pemilihan Sumber Belajar 27 Kesesuaian sumber belajar dengan materi pembelajaran 28 Kesesuaian sumber belajar dengan tujuan pembelajaran 29 Keefektifan penggunaan sumber belajar 30 Kecocokan sumber belajar dengan tingkat perkembangan fisik dan intelektual siswa 31 Kesesuaian sumber belajar dengan lingkungan fisik dan sosial siswa I Penilaian Hasil belajar 32 Ketepatan pemilihan teknik penilaian dengan indikator 33 Kesesuaian butir instrumen dengan

147 130 indikator 34 Keterwakilan setiap indikator 35 Keberadaan dan kejelasan petunjuk pengerjaan soal 36 Keberadaan instrumen penilaian, kunci jawaban, dan rubrik penilaian 37 Kesesuaian penilaian dengan alokasi waktu yang tersedia J Kebahasaan 38 Ketepatan bahasa yang digunakan dalam kaidah bahasa Indonesia 39 Bahasa yang digunakan komunikatif 40 Kejelasan bahasa yang digunakan sehingga tidak menimbulkan penafsiran ganda D. Saran Pak Adi : LKS sebelum soal no 2 perlu diberi pertanyaan pengembang dan juga untuk no 3. Bahasa yang digunakan dan metode yang digunkan sudah baik. Cek tata tulis dan cek latihan soalnya Pak Beni : Idem dengan apa yang diberikan oleh Pak Adi.

148 131 E. Kesimpulan Hasil Penilaian Secara Umum RPP ini : (mohon untuk melingkari nomor yang sesuai dengan kesimpulan yang Bapak/Ibu berikan) 1. Layak digunakan (LD) 2. Layak Digunakan dengan Revisi (LDR) 3. Tidak layak digunakan (TLD) Yogyakarta, 21 Mei 2016 Validator Validator (Beni Utomo M.Sc) (Drs. Adi Undang M)

149 132 B.3 Lembar Kerja Siswa Kelompok Nama

150 133 LEMBAR KERJA SISWA Mata Pelajaran Kelas Materi : Matematika : VII/2 : Persegi Panjang dan Persegi Tujuan : 1. Siswa dapat menemukan rumus serta sifat-sifat persegi panjang dan persegi 2. Siswa dapat menghitung Luas dan keliling persegi panjang dan persegi 3. Siswa dapat menyelesaikan soal yang melibatkan persegi panjang dan persegi

151 Persegi Panjang a. Pengertian Persegi Panjang Persegi Panjang adalah sebuah bangun datar yang Yang dibatasi oleh 4 buah sisi dengan sisi-sisi yang Saling berhadapan sama panjang dan sejajar, serta Sisi yang bersebelahan saling tegak lurus. b. Sifat-sifat Persegi Panjang Berdasarkan gambar persegi panjang di atas, sifat-sifat yang berlaku untuk persegi panjang adalah sebagai berikut: 1) Sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar a) AB= DC dan AB//DC b) AD= BC dan AD//BC 2) Keempat sudutnya sama besar dan bernilai 90 a) 3) Mempunyai 2 buah sumbu simetri, yaitu: a) Garis yang melalui tengah-tengah AD dan BC, yaitu garis KM b) Garis yang melalui tengah-tengah AB dan DC, yaitu garis LN 4) Mempunyai dua buah garis diagonal yang sama panjang, berpotongan pada titik P, yaitu garis AC dan BD. a) AC = BD b) AP = PC = DP = PB

152 135 c. Keliling dan Luas Persegi Panjang C A B D Keliling = AB + BC + CD + AD Karena = AB = CD dan AD = BC, maka Keliling = 2(AB + AD) Luas = AB x AD Contoh Soal 1. Kebun durian Pak Adit berbentuk persegi panjang seluas 240 akan dipasang pagar sekelilingnya, setelah di ukur slaah satu sisi kebun durian tersebut adalah 60. Karena akan dipasang pagar, maka Pak Adit harus menghitung kelilingkebunnya tersebut. Berapakah keliling kebun Pak Adit tersebut? Penyelesaian Diketahui : Luas kebun = Luas Persegi Panjang = 240 Panjang salah satu sisinya = 60 Ditanya : dengan data yang ada apakah Pak Adit dapat menghitung keliling kebunnya tersebut? Jawab : untuk mencari keliling kebun yang berbentuk persegi panjang tersebut diperlukan ukuran panjang dan lebar kebun tersebut, kemudian menjumlahkan keempat sisi persegi panjang tersebut. Luas kebun = P x L 240 = P x L Misal P = 60, maka sisi yang lain adalah

153 136 Luas Kebun + P = = 40 Karena 60, maka selanjutnya dapat dikatakan bahwa P=60 dan L 40 K persegi panjang = 2p + 2l = 2 (60 + 2(40 = = 200 Jadi keliling kebun Pak Adit adalah 200

154 137 Soal Latihan 1. Panjang sebuah persegi Panjang adalah 15 m dan kelilingnya sama dengan keliling persegi 14 m. Tentukan lebar persegi panjang. 15 m 14 m? 14 m 14 m 15 m 14 m 2. Hitunglah keliling dan luas persegi panjang dengan ukuran sebagai berikut. a. panjang = 18 cm dan lebar = 12 cm; b. panjang = 25 cm dan lebar = 16 cm; c. panjang = 30 cm dan lebar 15 cm. 3. D C A Amati gambar! B Bangun ABCD berbentuk. Panjang AB = panjang. =. Satuan panjang Panjang BC = panjang. =. Satuan panjang

155 138 Keliing ABCD = AB + BC = AB +. + BC + ( sifat komutatif +) = AB + AB +. + ( Karena AB =., dan. =.) = 2AB + 2. = 2 (. +.. ) (sifat distributif + ) = 2 ( 7 +. )satuan panjang = 2 X.. satuan panjang =. satuan panjang Jika : panjang AB = p satuan panjang dan panjang CD = l satuan panjang Maka : Secara umum Keliling persegi panjang ABCD K = atau K = 2 (.+.) Luas ABCD = panjang. X panjang. = p X.. = X =.. satuan luas Maka luas persegi panjang ABCD L = panjang... X panjang. L =. X. 2. Persegi a. Pengertian Persegi

156 139 Persegi adalah suatu bangun datar yang dibatasi oleh empat sisi yang sama panjang b. Sifat-sifat Persegi Berdasarkan gambar persegi diatas sifat-sifat yang berlaku untuk persegi adalah sebagai berikut: 1) Dibatasi oleh 4 buah sisi yang sama panjang dan sisi yang berseberangan saling sejajar. a) AB = DC = CD = AD b) AB//DC dan AD//CD 2) Mempunyai 4 buah sudut siku-siku 3) Mempunyai dua garis diagonal yang saling berpotongan tegak lurus pada titik P a) AC = BD dan AC b) AP = CP = BP = DP 4) Diagonal-diagonal berpotongan membentuk sudut siku-siku = 90 c. Keliling dan Luas Belah Ketupat keliling =AB = BC = CD = AD ( karena keempat sisinya sama panjang) Keliling = 4 x AB Luas = AB x BC = S x S = =

157 140 Contoh Soal 1. Sebuah kebun berbentuk persegi dengan panjang sisi 9 m jika sekeliling kebun tersebut akan ditanami pohon pelindung dengan jarak 1,5 m, berapa banyak pohon pelindung yang dibutuhkan Penyelesaian Diketahui : s = 9 m Jarak pohon (r) = 1,5 m Ditanya : banyak pohon yang dibutuhkan? Jawab Menentukan keliling tanah persegi, menentukan banyak pohon yang dibutuhkan dengan cara keliling tanah dibagi jarak antar pohon. K kebun = K persegi = 4 s = 4 x 9 m = 36 m Banyak pohon yang dibutuhkan adalah 36 : 1,5 = 24 pohon berjarak setiap 1,5 m

158 141 Soal Latihan 1. Seorang petani mempunyai ladang berbentuk persegi dengan panjang setiap sisinya 65 m. Dia ingin menanam gandum di ladangnya tersebut. Berapakah luas ladang yang akan di tanami gandum oleh petani tersebut? 65 m 65 m 65 m 65 m 2. Jika diketahui keliling suatu persegi sebagai berikut a. K = 52 cm b. K = 48 cm c. K = 60 cm d. K = 325 cm Mengetahui Yogyakarta, Mei 2016 Dosen Pembimbing Penulis Beni Utomo, M.Sc Benediktus Dian Candra N

159 142 C.1 Tes Kemampuan Awal (Pretest) LAMPIRAN C LATIHAN SOAL PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG Materi Waktu : Persegi Panjang dan Persegi : 40 menit Kerjakan soal-soal berikut dengan langkah-langkah dan jawaban yang tepat! 1. Diketahui persegi panjang ABCD. a) Gambarlah Persegi Panjang ABCD dan sebutkan sisi yang sama panjang! b) Sebutkan 3 sifat pada persegi panjang ABCD 2. Pak Budi membeli sebidang tanah berbentuk persegi panjang yang berukuran 20m x 15m jika setiap 1m tanah dihargai Rp maka berapakah uang yang harus dikeluarkan dan berapa keliling tanah yang dibeli oleh Pak Budi? 3. Lantai rumah Pak Adit seluas 450 akan ditutupi dengan keramik/ubin dengan panjang sisi 30cm. Berapakah jumlah keramik/ubin yang diperlukan oleh Pak Adit?

160 143 JAWABAN 1. A B C D Sisi yang sama panjang adalah AB = CD dan AC = BD Sifat-sifat pada persegi panjang ABCD adalah a. Mempunyai empat sisi, dengan sepasang sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar. b. Keempat sudutnya sama besar dan merupakan sudut siku-siku ( ). c. Kedua diagonalnya sama panjang dan berpotongan membagi dua sudut sama besar. d. Dapat menempati bingkainya kembali dengan empat cara. 2. L = p x l = 20 x 15 = 300 K = 2 ( p + l) = 2 ( ) = = 70 m Uang yang dikeluarkan oleh pak budi adalah

161 144 = 300 x = Jadi biaya yang dikeluarkan oleh pak budi adalah Rp Luas ubin = 30 x 30 = 900 Luas ruangan = 450 = Banyaknya ubin = = 5000 buah ubin.

162 145 C.2 Soal Ulangan dan jawaban Soal (Postest) ULANGAN HARIAN MATERI : Persegi Panjang dan Persegi WAKTU : 70 Menit 1. dari bangun disamping yang merupakan bagian dari unsur Persegi Panjang dan Persegi adalah bangun yang bernama? 2. Sebutkan 3 sifat-sifat dari persegi panjang dan persegi? 3. Panjang dan lebar sebuah persegi panjang berbanding 2: 3. Jika keliling persegi panjang itu 96 cm. Tentukan luas persegi panjang tersebut! 4. Selembar kain berbentuk persegi panjang memiliki ukuran perbandingan panjang dan lebar adalah 5 : 3 jika luas penampang kain adalah 60. Tentukan panjang dan lebar kain tersebut?

163 Diketahui suatu persegi dengan sisi (x + 3) cm dan persegi panjang dengan panjang (2x 3) cm serta lebar (x + 1) cm. Jika keliling persegi panjang sama dengan keliling persegi, berapakah sisi persegi tersebut? ################GOD BLESS############# Jawaban 1. Layang-layang, jajar genjang, belah ketupat,persegi panjang 2. Sifat-sifat Persegi Panjang e. Mempunyai empat sisi, dengan sepasang sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar. f. Keempat sudutnya sama besar dan merupakan sudut siku-siku ( ). g. Kedua diagonalnya sama panjang dan berpotongan membagi dua sudut sama besar. h. Dapat menempati bingkainya kembali dengan empat cara. Sifat-sifat Persegi a. Semua sifat persegi panjang merupakan sifat persegi b. Suatu persegi dapat menempati bingkainya dengan delapan cara. c. Sudut-sudut suatu persegi dibagi dua sama besar oleh diagonaldiagonalnya. d. Diagonal-diagonal persegi saling berpotongan sama panjang membentuk sudut siku-siku.

164 Misalkan p = 2x l = 3x 96= 2(2x + 3x) 96= 2(6x) 96 = 12x Panjang = 2x = 2.8 = 16 Lebar = 3x = 3.8 = 24 = Luas = PxL P = 5. 2 = = (5x). (3x) L = 3. 2 = 6 60 = 5x. 3x

165 = Keliling Persegi panjang : 2(P + L) Keliling Persegi : S + S + S + S = 4. S 2(P + L) = 4. S 2((2x - 3)+(x + 1)) = 4. (x + 3) 2(3x 2) = 4(x+3) (6x-4) = (4x + 12) 6x-4x = x = 16 x = x = 8 Sisi Persegi = (8 + 3) = 11 cm

166 149 LAMPIRAN D D.1 Lembar Observasi Kelas Eksperimen LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU DAN SISWA DI KELAS EKSPERIMEN Sekolah : Jam ke : Pokok Bahasan : Hari/tanggal : Jumlah Siswa : Nama Observer : Petunjuk: 1. Amatilah aktivitas guru dan siswa di kelas dalam melaksanakan interaksi belajar mengajar! 2. Berilah tanda cek ( pada kolom YA atau TIDAK sesuai keadaan yang diamati! 3. Isilah kolom keterangan dengan memberikan uraian hasil pengmatan! No Pahap Penelitian Ya Tidak Keterangan 1 Pendahuluan a. Pengenalan Masalah b. Guru menyiapkan data memotivasi siswa dan menyelesaikan masalah 2 Kegiatan Inti a. Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan LKS b. Siswa menyimak materi yang disampaikan oleh guru

167 150 Elaborasi a. Siswa dibagikan LKS b. Siswa mengerjakan soal yang terdapat dalam LKS 3 Konfirmasi a. Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok b. Diskusi antara siswa dengan siswa c. Guru berkeliling untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS 4 Penutup a. Diskusi secara klasikal b. Guru bersama siswa membuat kesimpulan bersama

168 151 D.2 Lembar Observasi Kelas Kontrol LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU DAN SISWA DI KELAS KONTROL Sekolah : Jam ke : Pokok Bahasan : Hari/tanggal : Jumlah Siswa : Nama Observer : Petunjuk: 4. Amatilah aktivitas guru dan siswa di kelas dalam melaksanakan interaksi belajar mengajar! 5. Berilah tanda cek ( pada kolom YA atau TIDAK sesuai keadaan yang diamati! 6. Isilah kolom keterangan dengan memberikan uraian hasil pengmatan! No Pahap Penelitian Ya Tidak Keterangan 1 Pendahuluan a. Pengenalan Masalah b. Guru menyiapkan data memotivasi siswa dan menyelesaikan masalah

169 152 2 Kegiatan Inti a. Guru menyampaikan materi pembelajaran dengan LKS b. Siswa menyimak materi yang disampaikan oleh guru Elaborasi a. Siswa dibagikan LKS b. Siswa mengerjakan soal yang terdapat dalam LKS 3 Konfirmasi a. Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok b. Diskusi antara siswa dengan siswa c. Guru berkeliling untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS 4 Penutup a. Diskusi secara klasikal b. Guru bersama siswa membuat kesimpulan bersama

170 153 LAMPIRAN E E.1 Pedoman Wawancara Guru PEDOMAN WAWANCARA GURU 1. "Bagaimana pendapat bapak tentang pembelajaran dengan menggunakan LKS dan alat peraga?" Jawaban: Alasan: 2. "menurut bapak apakah dengan LKS kreatif dan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa?" Jawaban: Alasan: 3. "Bagaimana sikap mereka dalam menyampaikan pendapat, berdiskusi di dalam pembelajaran menggunakan LKS dan alat peraga?" Jawaban: Alasan: 4. "hamabatan yang dihadapi saat pembelajaran menggunakan LKS dan alat peraga?" Jawaban;

171 154 Alasan: 5. "Untuk menagatasi hal tersebut?" Jawaban: Alasan: 6. "Kesan Bapak saat pembelajaran menggunakan LKS dan alat peraga?" Jawaban: Alasan: 7. "Saran Bapak terhadap Pembelajaran menggunakan LKS dan alat peraga?" Jawaban: Alasan:

172 155 E.2 Pedoman Wawancara Siswa Kelas Eksperimen PEDOMAN WAWANCARA KELAS EKSPERIMEN 1. "Bagaimana tanggapanmu mengenai cara pembelajaran yang gurumu lakukan apakah menyenangkan?" Jawaban: Alasan: 2. " Apakah kamu terdorong menegrjakan semua soal matematika materi persegi panjang dan persegi dalam LKS dan alat peraga?" Jawaban: Alasan: 3. "Apakah diskusi dengan menggunakan LKS dan alat peraga dapat membuat mu fokus?" Jawaban: Alasan:

173 " Apakah menurut pembelajaran diskusi menggunakan LKS dan alat peraga menarik?" Jawaban; Alasan: 5. " Apakah kamu tertantang untuk mengerjakan soal dalam LKS?" Jawaban: Alasan: 6. " Apakah pembelajaran menggunakan LKS dan Alat peraga menyenangkan?" Jawaban: Alasan: 7. "Apakah dengan LKS kamu dapat belajar secara mandiri? Jawaban:

174 157 Alasan: 8. " Apakah kalian bersedia mengeluarkan pendapat, bertanya dan maju menuliskan jawaban di papan tulis? Jawaban: Alasan: 9. " Apakah kamu setuju jika terdapat pembelajaran diskusi menggunakan LKS dan alat peraga lagi? Jawaban: Alasan

175 158 E.3 Pedoman Wawancara Siswa Kelas Kontrol PEDOMAN WAWANCARA KELAS KONTROL 1. "Bagaimana tanggapanmu mengenai cara pembelajaran yang gurumu lakukan?" Jawaban: Alasan: 2. "Apakah pembelajaran yang biasa kamu lakukan dapat membuat kamu fokus?" Jawaban: Alasan: 3. "Apakah kamu terdorong mengerjakan semua soal matematika materi persegi panjang dan persegi?" Jawaban: Alasan: 4. "Apakah pembelajaran yang biasa guru lakukan yaitu siswa mendengarkan dan mencatat menyenangkan?" Jawaban; Alasan:

176 "Apakah kalian bersedia mengeluarkan pendapat, bertanya dan maju menuliskan jawaban di papan tulis?" Jawaban: Alasan: 6. "Apakah kalian selama ini dapat belajar secara mandiri?" Jawaban: Alasan: 7. " Apakah kalian setuju apabila terdapat pembelajaran menggunakan media pembelajaran menggunakan LKS dan alata peraga dan berdiskusi? Jawaban: Alasan:

177 160 LAMPIRAN F F.1 Hasil Pretest Kelas VII D

178 161

179 162

180 163

181 164

182 165

183 166

184 167 F.2 Hasil Postest Kelas VII D

185 168

186 169

187 170

188 171

189 172

190 173

191 174

192 175

SKRIPSI. Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI. Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PERAGA DAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DALAM POKOK BAHASAN BANGUN SEGIEMPAT PADA SISWA KELAS VII SEMESTER DI SMP MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Fina Hanifa Hidayati

SKRIPSI. Oleh: Fina Hanifa Hidayati KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE DISCOVERY MENGGUNAKAN LEMBAR KEGIATAN SISWA DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA PADA MATERI KELILING DAN LUAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Rancangan penelitian merupakan salah satu komponen yang akan menentukan berhasil tidaknya pengumpulan data dan hasil penelitian. Rancangan penelitian yang tepat dan teliti akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika adalah salah satu ilmu pengetahuan dasar dan memberikan andil yang sangat besar dalam kemajuan bangsa. Pernyataan ini juga didukung oleh Kline (Suherman,

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Heriyanto* ), Rena Lestari 1), Riki Riharji Lubis 2) 1&2)

Lebih terperinci

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan 1 PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA SUB POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS VIII-7 SMP NEGERI 1 KREMBUNG SIDOARJO SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU 1 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU Oleh: Adillah Harniati 1 Sehatta Saragih 2 Syarifah Nur Siregar 2 flo_anteredium@yahoo.com

Lebih terperinci

a. jenis-jenis segitiga di tinjau dari panjang sisinya. (i) segitiga sebarang. Adalah segitiga yang disisi-sisinya tindak samapanjang AB BC AC

a. jenis-jenis segitiga di tinjau dari panjang sisinya. (i) segitiga sebarang. Adalah segitiga yang disisi-sisinya tindak samapanjang AB BC AC A. SEGI TIGA 1. Pengertian Segitiga Sisi-sisi yg membentuk segitiga ABC berturut-turut adalah AB, BC, dan AC. Sudut-sudut yg terdapat pada segitiga ABC sebagai berikut. a. < A atau < BAC atau < CAB. b.

Lebih terperinci

p-issn : e-issn :

p-issn : e-issn : PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN EKSPONEN DAN LOGARITMA SISWA KELAS X BKJ1 Setya Prihatiningtyas SMK Negeri 5 Jember setyaprihatiningtyas@gmail.com

Lebih terperinci

Penerapan Teori Bruner Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Simetri Lipat di Kelas IV SDN 02 Makmur Jaya Kabupaten Mamuju Utara

Penerapan Teori Bruner Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Simetri Lipat di Kelas IV SDN 02 Makmur Jaya Kabupaten Mamuju Utara Penerapan Teori Bruner Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Simetri Lipat di Kelas IV SDN 02 Makmur Jaya Kabupaten Mamuju Utara Dewi Lestari Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang digunakan manusia untuk memecahkan persoalan sehari-hari dan persoalan ilmu lainnya. Para ahli yang mendefinisikan

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGGUNAAN METODE JARIMATIKA DAN METODE EKSPOSITORY TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD

PERBEDAAN PENGGUNAAN METODE JARIMATIKA DAN METODE EKSPOSITORY TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD 762 E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VI Nomor 8 Tahun 2017 PERBEDAAN PENGGUNAAN METODE JARIMATIKA DAN METODE EKSPOSITORY TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD THE DIFFERENT EFFECTS

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, KEAKTIFAN, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL Ditulis untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) OLEH: ZUMRATUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sumber daya insani yang sepatutnya mendapat perhatian terus menerus dalam upaya peningkatan mutunya. Peningkatan mutu pendidikan berarti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. tujuan kegiatan belajar adalah perubahan tingka laku, baik yang menyangkut pengetahuan,

BAB II LANDASAN TEORITIS. tujuan kegiatan belajar adalah perubahan tingka laku, baik yang menyangkut pengetahuan, BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Belajar Matematika Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan, artinya tujuan kegiatan belajar adalah perubahan tingka laku, baik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baaik individu maupun kelompok untuk meendewasakan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT Faktor Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 4 No. 1 Maret 2017, hal 39-44 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT Hj. Annisa NIP.

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA LINGKARAN SISWA KELAS IV SDN SOKA 1

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA LINGKARAN SISWA KELAS IV SDN SOKA 1 Peningkatan Hasil Belajar... (Lilik Endang Dewani) 1.353 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA LINGKARAN SISWA KELAS IV SDN SOKA 1 IMPROVING MATHEMATICS LEARNING ACHIEVEMENT THROUGH

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci :Eksperimen Inkuiri, Eksperimen Verifikasi, Tingkat Keaktifan, Hasil Belajar.

Abstrak. Kata kunci :Eksperimen Inkuiri, Eksperimen Verifikasi, Tingkat Keaktifan, Hasil Belajar. Pengaruh Perbedaan Metode Eksperimen Berbasis Inkuiri dan Eksperimen Berbasis Verifikasi dalam Praktikum terhadap Tingkat Keaktifan dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMPN 1 Singojuruh, Banyuwangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan era globalisasi yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di dunia yang terbuka,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pendidikan seyogyanya menyiapkan generasi yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam ilmu pengetahuan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang sangat berperan dalam perkembangan dunia. Matematika sangat penting untuk mengembangkan kemampuan dalam pemecahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mella Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mella Pratiwi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan sekarang ini sedang mengalami berbagai macam permasalahan, terutama yang erat kaitannya dengan sumber daya manusia yakni guru dan siswa. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iva Sucianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iva Sucianti, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seperti kita ketahui bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh murid sebagai

Lebih terperinci

Skripsi. Oleh: Gilang Ramadhan K

Skripsi. Oleh: Gilang Ramadhan K PEMBELAJARAN FISIKA GASING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DAN DISKUSI PADA MATA PELAJARAN FISIKA SMA KELAS X MATERI GERAK LURUS DITINJAU DARI MINAT SISWA Skripsi Oleh: Gilang Ramadhan K 2310046 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran matematika di sekolah dasar (SD) merupakan salahsatu kajian yang selalu menarik untuk dikemukakan karena adanya perbedaan karakteristik khususnya

Lebih terperinci

PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENERAPAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Alifia Nurilmi Diansyah ABSTRAK Proses pembelajaran yang

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Ulfatun Rohmah 1, Suhartono 2, Ngatman 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jalan Kepodang 67A Panjer Kebumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, mengupayakan agar individu dewasa tersebut mampu menemukan

BAB I PENDAHULUAN. berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, mengupayakan agar individu dewasa tersebut mampu menemukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan upaya secara sistematis yang dilakukan pengajar untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam membangun suatu

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam membangun suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam membangun suatu bangsa. Penduduk yang banyak tidak akan menjadi beban suatu negara apabila berkualitas, terlebih

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang I. PENDAHULUAN Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian pengembangan atau Research and

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian pengembangan atau Research and BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D) dengan menggunakan model pengembangan ADDIE yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan aktif dalam pembangunan negara. Untuk mengimbangi pembangunan di perlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu cara untuk

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS 4 SD KRISTEN KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS 4 SD KRISTEN KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013 UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS 4 SD KRISTEN KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013 Skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Pasal 3 menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Ulfatun Rohmah 1, Suhartono 2, Ngatman 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jalan Kepodang 67A Panjer Kebumen

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE

PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DILENGKAPI MEDIA ANIMASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN MEDIA POWER POIN PADA MATERI LINGKARAN DAN BANGUN RUANG KUBUS DAN BALOK

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN MEDIA POWER POIN PADA MATERI LINGKARAN DAN BANGUN RUANG KUBUS DAN BALOK EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN OPEN ENDED DENGAN MEDIA POWER POIN PADA MATERI LINGKARAN DAN BANGUN RUANG KUBUS DAN BALOK Suminto Pendidikan Matematika, STKIP Muhammadiyah Pringsewu email: suminto1208@gmail.com

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA Marthina 1), Pentatito Gunowibowo 2), Arnelis Djalil 2) marthinajayasironi@yahoo.com 1 Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS MODEL PENEMUAN TERBIMBING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS MODEL PENEMUAN TERBIMBING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PERBANDINGAN EFEKTIVITAS MODEL PENEMUAN TERBIMBING DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP N 2 PIYUNGAN TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada

Lebih terperinci

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)... 1 Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS) dalam Pembentukan Konsep Fisika Siswa SMA di Kabupaten Jember (Materi Pokok Elastisitas Zat Padat dan Hukum Hooke) (Children Learning in Science

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP ARTIKEL PENELITIAN Oleh : ULLY FAKHRUNI NIM : F15111023 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN STAD TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN STAD TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DAN STAD TERHADAP TINGKAT AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK (Studi Quasi Eksperimen KD Sebaran Flora Dan Fauna Kelas XI IPS SMA N 1 Karanganyar Tahun Ajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan dan mewujudkan potensi yang dimiliki siswa. Pengembangan potensi tersebut bisa dimulai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas, yang mampu menghadapi berbagai tantangan dan mampu bersaing. Sumber

Lebih terperinci

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME A. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Mata pelajaran Matematika

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK. Info Artikel. Abstra

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK. Info Artikel. Abstra UJME 2 (1) (2013) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujme KEEFEKTIFAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK Indra Adi Nugroho, M. Chotim, Dwijanto Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan yang memaparkan uraian masing-masing siklus, mulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG Widya Danu Fadilah 1, Edrizon 1, Hendra Hidayat 1 1

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN Oleh : Yeyen Suryani & Dewi Natalia S Abstrak Masalah dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian eksperimen ini dilakukan di SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 15 April 2016 sampai dengan 2 Mei

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA Albertus D Lesmono, Supeno, Tita Riani Program Studi Pendidikan Fisika FKIP

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KOGNITIF SISWA KELAS X SMAN 1 NGEMPLAK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI SUHU DAN KALOR SKRIPSI OLEH : FRISKA AMBARWATI K2311029 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika 2.1.1.1 Pengertian Matematika Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

DAFTAR NILAI PRETEST DAN POSTTEST KELAS EKSPERIMEN

DAFTAR NILAI PRETEST DAN POSTTEST KELAS EKSPERIMEN 50 DAFTAR NILAI PRETEST DAN POSTTEST KELAS EKSPERIMEN No. Nama Siswa Nilai Pretest Nilai Posttest 1 B1 87 87 2 B2 63 93 3 B3 90 90 4 B4 73 87 5 B5 57 80 6 B6 63 83 7 B7 70 87 8 B8 77 90 9 B9 63 83 10 B10

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai yang dibutuhkan oleh siswa dalam menempuh kehidupan (Sani, RA.

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai yang dibutuhkan oleh siswa dalam menempuh kehidupan (Sani, RA. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan memberikan kemungkinan pada siswa untuk memperoleh kesempatan, harapan, dan pengetahuan agar dapat hidup secara lebih baik. Besarnya kesempatan dan harapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal yang sedang banyak diminati masyarakat, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal yang sedang banyak diminati masyarakat, yaitu A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Pendidikan formal yang sedang banyak diminati masyarakat, yaitu pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Berdasarkan pada Data Rekapitulasi

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA Citra Veronika, Djoko Adi Susilo, Tri Candra Wulandari Universitas Kanjuruhan Malang veronikacitra11@gmail.com

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL MASTERY LEARNING BERBANTUAN LKPD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI KELAS VIII.3 SMP NEGERI 4 KOTA BENGKULU

PENERAPAN MODEL MASTERY LEARNING BERBANTUAN LKPD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI KELAS VIII.3 SMP NEGERI 4 KOTA BENGKULU PENERAPAN MODEL MASTERY LEARNING BERBANTUAN LKPD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI KELAS VIII.3 SMP NEGERI 4 KOTA BENGKULU 1 Rika Novelia, 2 Dewi Rahimah, 3 M. Fachruddin S 1,2,3

Lebih terperinci

Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining terhadap pemahaman matematik peserta didik

Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining terhadap pemahaman matematik peserta didik Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika vol. 2 no. 1, pp. 29 34, Maret 2016 Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining terhadap pemahaman matematik

Lebih terperinci

BAB II PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

BAB II PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS BAB II PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS A. Pembelajaran Matematika Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan. Ini berarti

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING. (Jurnal) Oleh SEFTI NAELZA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING. (Jurnal) Oleh SEFTI NAELZA 1 PENINGKATAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING (Jurnal) Oleh SEFTI NAELZA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari keseluruhan proses kehidupan manusia, dengan kata

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari keseluruhan proses kehidupan manusia, dengan kata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting dalam kehidupan manusia bahkan tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan proses kehidupan manusia, dengan kata lain, kebutuhan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rendahnya kualitas atau mutu pendidikan matematika. Laporan Badan Standar

BAB I PENDAHULUAN. rendahnya kualitas atau mutu pendidikan matematika. Laporan Badan Standar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi yang mewarnai pembelajaran matematika saat ini adalah seputar rendahnya kualitas atau mutu pendidikan matematika. Laporan Badan Standar Nasional Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar, 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar, mengingat kemampuan memahami dari peserta didik di Indonesia hanya berada ditingkat kemampuan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SKRIPSI Oleh: VALENT SARI DANISA K4308123 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

SILABUS PEMELAJARAN. Indikator Pencapaian Kompetensi. Menjelaskan jenisjenis. berdasarkan sisisisinya. berdasarkan besar sudutnya

SILABUS PEMELAJARAN. Indikator Pencapaian Kompetensi. Menjelaskan jenisjenis. berdasarkan sisisisinya. berdasarkan besar sudutnya 42 43 SILABUS PEMELAJARAN Sekolah :... Kelas : VII (Tujuh) Mata Pelajaran : Matematika Semester : II (dua) GEOMETRI Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun 2013 pengembangan kurikulum kembali terjadi untuk SD, SMP, SMA dan SMK. Pihak pemerintah menyebutnya sebagai pengembangan kurikulum bukan perubahan kurikulum.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan berperan penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan merupakan kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan potensi yang

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK SEBAGAI INOVASI MATERI RIAS WAJAH PANGGUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI SMK N 3 MAGELANG

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK SEBAGAI INOVASI MATERI RIAS WAJAH PANGGUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI SMK N 3 MAGELANG EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK SEBAGAI INOVASI MATERI RIAS WAJAH PANGGUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI SMK N 3 MAGELANG SKRIPSI diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Prestasi Belajar Kegiatan belajar menghasilkan perubahan yang khas. Perubahan khas tersebut adalah perubahan aspek pengetahuan dan keterampilan. Perubahan itu tampak dalam prestasi

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA Komarudin Pendidikan Guru Sekolah Dasar, STKIP Al Islam Tunas Bangsa Email: qhomar8@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hasil observasi atau eksperimen di samping penalaran. 2 Matematika adalah

BAB I PENDAHULUAN. hasil observasi atau eksperimen di samping penalaran. 2 Matematika adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan matematika memiliki sifat khas yang berbeda dari ilmu pengetahuan yang lain. Ilmu matematika lebih menekankan aktivitas dalam dunia rasio (penalaran),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

ALSA MIFTAHUL HUDA. Program Studi Pendidikan Matematika. Unversitas PGRI Yogyakarta ABSTRACT

ALSA MIFTAHUL HUDA. Program Studi Pendidikan Matematika. Unversitas PGRI Yogyakarta ABSTRACT EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SOMATIC, AUDIOTORY, VISUAL, INTELECTUAL (SAVI) DITINJAU DARI HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP N 3 BANGUNTAPAN ALSA MIFTAHUL HUDA Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Improved Math Student Learning Outcomes VII Class D SMP I Payung Sekaki through Active Learning Strategies Matching Card Type index

Improved Math Student Learning Outcomes VII Class D SMP I Payung Sekaki through Active Learning Strategies Matching Card Type index Improved Math Student Learning Outcomes VII Class D SMP I Payung Sekaki through Active Learning Strategies Matching Card Type index Asmanidar, Zulfa Amrina 1, Khairudin 2 Jurusan Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

Arnasari Medekawati Hadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan STKIP Bima

Arnasari Medekawati Hadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan STKIP Bima PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING BERBANTU LKS PADA MATERI GEOMETRI DI KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 2 KOTA BIMA Arnasari Medekawati Hadi Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA Vol. 3, No. 3, pp. 81-86, September. 2014 PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA IMPLEMENTATION OF SNOWBALLING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengetahuan manusia tentang matematika memiliki peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengetahuan manusia tentang matematika memiliki peran penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengetahuan manusia tentang matematika memiliki peran penting dalam peradaban manusia, sehingga matematika merupakan bidang studi yang selalu diajarkan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Miskwoski, 2005). (Marbach- Ad & Sokolove, 2000). interaksi dengan dunia sosial dan alam. Berdasarkan hasil observasi selama

BAB I PENDAHULUAN. Miskwoski, 2005). (Marbach- Ad & Sokolove, 2000). interaksi dengan dunia sosial dan alam. Berdasarkan hasil observasi selama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada beberapa dekade sekarang ini, kegiatan pembelajaran tradisional yang didominasi pada guru (pembelajaran yang berpusat pada guru) cenderung menjadi kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga proses pembelajarannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru dan peserta didik sebagai pemeran utama. Dalam pembelajaran terdapat

Lebih terperinci

AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR. (Jurnal) Oleh YULIANA RIA ARISKA

AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR. (Jurnal) Oleh YULIANA RIA ARISKA AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR (Jurnal) Oleh YULIANA RIA ARISKA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara sederhana matematika adalah suatu disiplin ilmu yang berkenaan dengan ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hierarki dengan penalaran yang bersifat

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DI KELAS X SMA NEGERI 6 PEKANBARU Asti Nur Arifah*, Herdini**, dan Jimmi Copriady***

Lebih terperinci

Asmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK

Asmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI KECAMATAN LEMBAH GUMANTI Asmaul Husna Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK (Penelitian di Kelas VII SMP Negeri 3 Tasikmalaya) Mopyani Cahyaty e-mail: mopyani.cahyaty@student.unsil.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ruzz Media Group, 2009), hlm Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-

BAB I PENDAHULUAN. Ruzz Media Group, 2009), hlm Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi secara tidak langsung memberikan dampak pada perubahan sistem pendidikan, seperti halnya terjadinya perubahan kurikulum.

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA YP UNILA (JURNAL) Oleh. Sinta Rahma Dhanty

EFEKTIVITAS PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA YP UNILA (JURNAL) Oleh. Sinta Rahma Dhanty 0 EFEKTIVITAS PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA YP UNILA (JURNAL) Oleh Sinta Rahma Dhanty Pembimbing I Pembimbing II Pembahas : Dr. Hi. Pargito, M.Pd. : Drs. Yarmaidi,

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG Widia Ningsih 1, Niniwati 1, Fazri Zuzano 1 1 Jurusan Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Guru sebagai agen pembelajaran merasa terpanggil untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut adalah mengoptimalkan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL BANGUN RUANG PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL BANGUN RUANG PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL BANGUN RUANG PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR SKRIPSI Oleh Muhani Anggraini Susanti NPM 12144600120 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lembaga pendidikan terdiri dari lembaga pendidikan formal (sekolah), non formal (kursus atau bimbingan belajar), dan lembaga informal (keluarga). Biasanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Peradapan manusia yang terus berkembang menyebabkan perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) juga terus mengalami kemajuan yang pesat. Dalam

Lebih terperinci

Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan Metode Two Stay Two Stray

Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan Metode Two Stay Two Stray SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2015 Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan Metode Two Stay Two Stray Efektivitasnya terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Lebih terperinci