BAB II LANDASAN TEORI
|
|
- Siska Lie
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Conveyor Conveyor adalah suatu sistem mekanik yang mempunyai fungsi memindahkan barang dari satu tempat ke tempat yang lain. Conveyor banyak dipakai di industri untuk transportasi barang yang jumlahnya sangat banyak dan berkelanjutan. Dalam kondisi tertentu, conveyor banyak dipakai karena mempunyai nilai ekonomis dibanding transportasi berat seperti truk dan mobil pengangkut. Conveyor dapat memobilisasi barang dalam jumlah banyak dan kontinyu dari satu tempat ke tempat lain. Perpindahan tempat tersebut harus mempunyai lokasi yang tetap agar sistem conveyor mempunyai nilai ekonomis. Kelemahan sistem ini adalah tidak mempunyai fleksibilitas saat lokasi barang yang dimobilisasi tidak tetap dan jumlah barang yang masuk tidak kontinyu. Conveyor mempunyai berbagai jenis yang disesuaikan dengan karakteristik barang yang diangkut. Jenis-jenis conveyor tersebut antara lain : Conveyor Modular Conveyor modular merupakan suatu sistem conveyor yang penumpu utama barang yang ditransportasikan adalah modular. Bentuk dan spesifikasi modular bermacam-macam sesuai dengan fungsionalnya. Produsen modular yang terkenal antara lain, intralox, abasit, rexnoth, unichain, Habasit dll.produsen tsb
2 6 akan memberikan rekomendasikan jenis dan tipe modular yang sesuai. Material modular juga bermacam-macam dari polyatielen, acetal dsb. Gambar 2.2 : Conveyor Modular Sumber : toyotaequipmenblog Sistem Conveyor Belt Tramp Conveyor Permukaan konveyor jenis ini sengaja dibuat dengan bentuk cekungan ini dimaksudkan agar matrial yang di bawa tidak tumpah,jenis ini biasanya di pakai untuk mengangkut material dengan bentuk serbuk atau pun bongkahan,misalnya saja kedelai,beras,dan batu bara. Belt yang di pakai pada jenis ini adalah khusus dan harus kuat ada beberapa brand yang memproduksi belt jenis ini dan umum di pakai adalah continental belt Berdasarkan pearancangan belt conveyor dibedakan
3 7 menjadi stationery dan portable,biaya total sistem conveyor meliputi:(1)biaya pemasangan sistem,(2)akses biaya transportasi pemasangan dan pelayanan sistem,(3)biaya pemeliharaan,penggantian,perbaikan (4)biaya bahan Gambar 2.3 : Belt Tramp Conveyor Sumber : Dokumen Pribadi Table Top Chain Biasanya dipakai pada industry pengemasan minuman,otomotif,dll. Matrial yang di gunakan adalah acetal dan ada juga yang steinless steel. Jenisnya juga bermacam-macam sesuai dengan fungsional rekomendasi dari produsen. Gambar 2.4 : Table Top Chain Conveyor Sumber : Dokumen Pribadi
4 Wire Mesh Conveyor Conveyor yang menggunakan wire mesh (anyaman kawat ) sebagai belt, ini di maksud agar bisa diaplikasikan pada sistem oven conveyor karena wire ( biasanya dari material sus 304/316 ) agar tahan panas atau dengan tujuan lain.lazimnya kontruksinya dirrangkai dengan rantai yang nantinya akan melewati sprocket penggerak serta batang rod sebagai penguat. Gambar 2.5 : Wire Mesh Conveyor Sumber : Dokumen Pribadi Conveyor Roller Conveyor ini adalah conveyor yang paling umum digunakan.lintasan geraknya tersusun dari beberapa tabung (roll) yang tegak lurus terhadap arah
5 9 lintasannya dimana plat datar yang ditempatkan untuk menahan beban akan bergerak sesuai dengan arah putaran roll. Conveyor ini bias digerakkan dengan rantai atau belt, ataupun dengan menggunakan gaya gravitasi tetapi harus juga diperhitungkan kemiringan maksimumnya. Gambar 2.6 : Roller Conveyor Sumber : Dokumen Pribadi Conveyor Slat Conveyor jenis ini mirip dengan wire mesh hanya anyaman kawat diganti dengan strip plate yang dimensinya di sesuaikan dengan keperluan.biasanya di pakai untuk memindahkan barang yang terbuat ferro lazim digunakan di industry otomotif. Bisa juga di aplikasikan pada sistem oven conveyor karena tahan panas.
6 10 Gambar 2.7 : Slat Conveyor Sumber : Dokumen Pribadi Screw Conveyor Jenis konveyor yang paling tepat untuk mengangkut bahan padat berbentuk halus atau bubur adalah conveyor sekrup (screw conveyor) Alat ini pada dasarnya terbuat dari pisau yang berpilin mengelilingi suatu sumbu sehingga bentuknya mirip sekrup. Pisau berpilin ini disebut flight.
7 11 Gambar 2.8 : Screw Conveyor Sumber : Dokumen Pribadi Conveyor Belt Belt conveyor adalah conveyor powered paling sering digunakan karena mereka yang paling fleksibel. Produk disampaikan langsung pada sabuk sehingga baik teratur dan tidak teratur berbentuk objek, besar atau kecil, ringan dan berat, dapat diangkut dengan sukses. Sistem hanya menggunakan premium kualitas tertinggi belting produk, yang mengurangi meregangkan sabuk dan hasil dalam pemeliharaan kurang untuk penyesuaian ketegangan. Belt conveyor dapat digunakan untuk mengangkut produk dalam garis lurus atau melalui perubahan elevasi atau arah.
8 12 Gambar 2.9 : Belt Conveyor Sumber : Dokumen Pribadi Dalam aplikasi tertentu mereka juga dapat digunakan untuk akumulasi statis atau karton. Secara umum, filosofi ini panggilan untuk pembersih sabuk yang: Sejauh maju (sebagai dekat dengan debit conveyor). Dirancang untuk meminimalkan risiko untuk sabuk, sambatan, dan bersih sendiri.merupakan bentuk yang juga umum digunakan dalam suatu industri. Material yang aka dipindahkan diletakkan di atas permukaan belt dan diangkut sepanjang lintasannya.belt yang digunakan harus kuat dan panjang dan tidak terputus (merupakan loop yang kontinu). Belt-nya didukung oleh frame yang juga didukung oleh roll atau pulley.
9 Sistem keselamatan Kerja Pada Conveyor Prosedur keselamatan kerja bertujuan untuk melindungi operator dari kecelakaan dan melindungi mesin dari kerusakan, baik pada saat operasi dan maintenance. Program keselamatan kerja pada conveyor meliputi : Melaksanakan Prosedur Lockout dan Tagout Gambar 2.10 : Lockout Prosedur Sumber : http : //www. safetyfirstsolutions.com Lockout : Usaha mengisolasi peralatan listrik, mesin dan alat dengan energi yang tersimpan didalamnya agar tidak menimbulkan kecelakaan pada saat pemasangan, perawatan dan perbaikan
10 14 Gambar 2.11 : Tagout Prosedur Sumber : http : // Tagout : Pemberian tanda pada peralatan listrik, mesin dan alat yang menjelasakan peralatan dalam keadaan perawatan dan perbaikan. Prosedur ini di jelaskan untuk memastikan mesin tidak dihidupkan atau di jalankan ketika dilakukan prosedur perawatan dan perbaikam Mengenakan Alat Pengaman Diri Jenis-jenis alat pengaman yang standart adalah : a. Sepatu Pengaman ( safety boots ) Gambar 2.12 : Sefaty boots Sumber : http : //www. cat.com
11 15 Sepatu pengaman ( safety boots ) merupakan salah satu alat penunjang untuk keselamatan kerja, sepatu ini juga telah dirancang khusus untuk meminimalisir resiko yang di timbulkan oleh kecelakaan kerja. b. Topi Pengaman ( Hard Hat ) Topi Pengaman ( Hard Hat ) atau biasa kita sebut Helm Merupakan alat pelindung kepala, Alat ini biasanya digunakan pada saat pemasangan. Alat ini sangat penting digunakan untuk keselamatan kepala dari pekerja. Gambar 2.13 : Hard Hat Sumber : http : //www. safetyfirstsolutions.com c. Penutup Telinga ( Ear Plugs ) Penutup Telinga ( ear plugs ) merupakan alat yang digunakan untuk keselamatan telinga anda dari gangguan pendengaran, biasanya penutup telinga ini digunakan pada situasi kerja yang berisik, dan biasanya digunakan pada kondisi kerja yang menghasilkan suara ultrasonic yang bisa merusak fungsi indra pendengaran.
12 16 d. Sarung Tangan Gambar 2.14 : Ear plug Sumber : http : //www. safetyfirstsolutions.com Sarung tangan merupakan alat untuk melindungi tangan dari gesekan, dari benda benda tajam pada saat kerja. e. Masker Gambar 2.15 : Sarung tangan Sumber : caterpilla Masker sangat berguna untuk mengurangiatau mengilngkan partikelpartikel debu yang terdapat pada udara agar tidak terhirup oleh kita.
13 17 Gambar 2.16 : masker Sumber : http : //www. safetyfirstsolutions.com f. Kacamata Pengaman ( Safety glasses ) Kacamata pengaman ( safety glasess ) sangat dibutuhkan untuk mencegah masuknya debu, kerikil, dan serpihan-serpihan besi pada saat proses pemasangan. Gambar 2.17 : Kacamata Pegaman Sumber : http : //www. safetyfirstsolutions.com
14 Melaksanakan Hosekeeping Hosekeeping adalah kegiatan untuk menjaga kebersihan tempat kerja. Hosekeeping jika dilaksanakan dengan baik, maka pekerja akan dapat mengerjakan pekerjaannya dengan baik dan membuat pekerja lebih nyaman. Kegiatan yang termasuk hosekeeping : a. Menjaga tempat kerja selalu bersih dan teratur, missal alat alat (tools) berada pada tempatnya dengan benar, sampah dibuang pada tempatnya, dsb. b. Merawat alat-alat kerja dengan baik sehingga pekerja bisa gunakan dengan efektif. Jangan gunakan peralatan yang dalam keadaan kurang baik atau rusak. Pengguna alat yang tidak benar ketika melakukan perawatan conveyor dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan conveyor dan meningkatkan down-time. c. Selalu meningkatkan tempat kerja dalam keadaan bersih dan teratur Metode Desain Pahl and Beitz Perancangan merupakan kegiatan awal dari usaha merealisasikan suatu produk yang kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Setelah perancangan selesai maka kegiatan yang menyusul adalah pembuatan produk. Kedua kegiatan tersebut dilakukan dua orang atau dua kelompok orang dengan keahlian masing-masing, yaitu perancangan dilakukan oleh tim perancang dan pembuatan produk oleh tim kelompok pembuat produk.
15 19 Pahl dan Beitz mengusulkan cara merancang produk sebagaimana yang dijelaskan dalam bukunya; Engineering Desaign : A Systematic Approach. Cara merancang Pahl dan Beitz tersebut terdiri dari 4 kegiatan atau fase, yang masingmasing terdiri dari beberapa langkah. Keempat fase tersebut adalah : 1. Perencanaan dan penjelasan tugas 2. Perancangan konsep produk 3. Perancangan bentuk produk (embodiment design) 4. Perancangan detail Sebenarnya langkah-langkah dalam keempat fase proses perancangan diatas tidaklah perlu dikelompokkan dalam 4 fase secara kaku, sebab seperti misalnya, pada langkah pada fase perancangan detail (fase ke-4) cara pembuatan komponen produk sudah diperlukan detail dan banyak lain contohnya seperti itu. Setiap fase proses perancangan berakhir pada hasil fase, seperti fase pertama menghasilkan daftar persyaratan dan spesifikasi perancangan. Hasil setiap fase tersebut kemudian menjadi masukan untuk fase berikutnya dan menjadi umpan balik untuk fase yang mendahului. Perlu dicatat pula bahwa hasil fase itu sendiri setiap saat dapat berubah oleh umpan balik yang diterima dari hasil fase-fase berikutnya.
16 20 Gambar 2.1 : Diagram Alir Perancangan Menurut Pahl And Beitz Sumber : Perencanaan Proyek dan Penjelasan Tugas Tugas fase ini adalah menyusun spesifikasi produk yang mempunyai fungsi khusus dan karakteristik tertentu yang memenuhi kebutuhan customer. Produk ini dengan fungsi khusus dan karakteristik tertentu tersebut merupakan olahan hasil survei bagian fungsional atau sesuai sistim conveyor yang akan
17 21 dibuat. Fase pertama tersebut perlu diadakan untuk menjelaskan secara lebih detail sebelum produk tersebut dikembangkan lebih lanjut. Pada fase ini dikumpulkan semua informasi tentang semua persyaratan atau requirement yang harus dipenuhi oleh produk dan kendala-kendala yang merupakan batas-batas untuk produk. Hasil fase ini adalah spesifikasi produk yang dimuat dalam suatu daftar persyartan teknis. Fase perencanaan produk tersebut baru dapat memberikan hasil yang baik, jika fase tersebut memperhatikan kondisi pasar, keadaan perusahaan dan ekonomi negara. Pada perencanaan proyek dibuat jadwal kegiatan dan waktu penyelesaian setiap kegiatan dalam proses perancangan Perancangan Konsep Produk Berdasarkan spesifikasi produk hasil fase pertama, dicarilah beberapa konsep produk yang dapat memenuhi persyaratan-persyaratan dalam spesifikasi tersebut. Konsep produk tersebut merupakan solusi dari masalah perancangan yang harus dipecahkan. Beberapa alternativ konsep produk dapat ditemukan. Konsep produk biasanya berupa gambar skets atau gambar skema yang sederhana, tetapi telah memuat semua. Beberapa alternatif konsep produk kemudian dikembangkan lebih lanjut dan setelah dievaluasi. Evaluasi tersebut haruslah dilakukan beberapa kriteria khusus seperti kriteria teknis, kriteria ekonomis dan lain-lain. Konsep produk yang tidak memenuhi persyaratan-persyaratan dalam spesifikasi produk, tidak diproses lagi dalam fase-fase berikutnya, sedangkan dari beberapa konsep produk
18 22 yang memenuhi kriteria dapat dipilih solusi yang terbaik. Mungkin terjadi, ditemukan beberapa konsep produk terbaik yang dikembangkan lebih lanjut pada fase-fase berikutnya. Dari diagaram alir cara merancang Pahl dan Beitz dapat dilihat bahwa fase perancangan konsep produk terdiri dari beberapa langkah Perancangan Bentuk (Embodiment Desaign) Dari diagram alir cara merancang Pahl dan Beitz dapat dilihat bahwa fase perancangan bentuk terdiri dari beberapa langkah, yang jumlahnya lebih banyak dari jumlah langkah-langkah pada fase perancangan konsep produk. Pada fase perancangan bentuk ini, konsep produk diberi bentuk, yaitu komponen-komponen konsep produk yang dalam gambar skema atau gambar skets masih berupa garis atau batang saja, kini harus diberi bentuk, sedemikian rupa sehingga komponen-komponen tersebut secara bersama menyusun bentuk produk, yang dalam geraknya tidak saling bertabrakan sehingga produk dapat melakukan fungsinya. Konsep produk yang sudah digambarkan pada preliminary layout, sehingga dapat diperoleh beberapa preliminary layout. Preliminary layout masih dikembangkan lagi menjadi layout yang lebih baik lagi dengan meniadakan kekurangan dan kelemahan yang ada dan sebagainya. Kemudian dilakukan evaluasi terhadap beberapa preliminary layout yang sudah dikembangkan lebih lanjut berdasarkan kriteria teknis,kriteria ekonomis dan lain-lain yang lebih ketat untuk memperoleh layout yang terbaik yang disebut definitive layout.
19 23 Definitive layout telah dicek dari segi kemampuan melakukan fungsi produk, kekuatan, kelayakan finansial dan lain-lain Perancangan Detail Pada fase perancangan detail, maka susunan komponen produk, bentuk, dimensi, kehalusan permukaan, material dari setiap komponen produk ditetapkan. Demikian juga kemungkianan cara pembuatan setiap produk sudah dijajagi dan perkiraan biaya sudah dihitung. Hasil akhir fase ini adalah gambar rancangan lengkap dan spesifikasi produk untuk pembuatan; kedua hal tersebut disebut dokumen untuk pembuatan produk Komponen Belt Conveyor Secara umum Conveyor belt memiliki bagian-bagian sebagai berikut : Gambar 2.18 : Conveyor Sumber : Dokumen Pribadi
20 Belt Belt, Jenis textile belt terdiri dari camel hair, cotton ( woven atau sewed ), duck cotton, dan rubberized textile belt. Belt Conveyor harus memenuhi persyaratan : tidak menyerap air ( low hygroscopicity ), kekuatan tinggi, ringan, pertambahan panjang spesifik rendah ( low specific elongation ), fleksibelitas tinggi, lapisan tidak mudah lepas ( hight resistivity to ply sparation ), dan tahan lama ( long service life ) Frame Conveyor Frame conveyor merupakan bagian conveyor yang sangat penting. Frame conveyor biasa di sebut juga body conveyor. Untuk conveyor modular biasanya frame terbuat dari plate, Square tube, angel bar, Almunium profile Leg Suport ( kaki conveyor ) Leg support atau sering di sebut kaki conveyor merupakan bagian conveyor yang berfungsi sebagai penumpu semua baban yang ada dari conveyor. Leg Suport harus di buat dengan memperhitungkan berat beban bagian-bagian conveyor itu sendiri dan produk yang di angkat Idler Idler berfungsi sebagai penyangga belt bersama sheet steel runway. Terutam untuk memindahkan muatan curah. Berdasarkan lokasi, idler dibedakan atas upper idler ( untuk mencegah belt slip / sobek karna bebelok dari pulley ) dan lower idler ( untuk mennyangga belt dan muatan ).
21 25 Gambar 2.19 : Idler roller Sumber : Zainuri, 2006 ; hal Unit Penggerak Pulley penggerak merupalan bagian conveyor yang berfungsi menarik belt pada conveyor. Pulley juga biasa disebut Roller drive karna Roller pada sistem ini sedikit berbeda dengan roller pada conveyor jenis yang lain. Roller pada sistem roller conveyor didesain khusus agar cocok dengan kondisi barang yang ditransportasikan, misal roller diberi lapisan karet, lapisan anti karat, dan lain sebagainya. Sedangkan roller pada sistem jenis yang lain didesain cocok untuk sabuk yang ditumpunya.
22 26 Gambar 2.20 : Susunan Penggerak Belt Conveyor Sumber : Zainuri, 2006 ; hal Rumus dan Perhitungan Dalam melakukan perancangan penulis menggunakan rumus dan perhitungan terkait dengan metode perancangan Gambar 2.21 : Diagram untuk Perhitungan Belt Conveyor Sumber : Zainuri, 2006 ; hal 78
23 Rumus Menentukan Lebar Belt Karna material berbentuk satuan (unit load), maka : Gambar 2.22 : Dimensi Bahan Sumber : Zainuri, 2006 ; hal 78 B = b + ( 2 x a ).. ( 2.1 ) Keterangan : B : Lebar Belt ( mm ) b : Lebar Product ( mm ) a : Jarak Product dengan bibir belt ( mm ) Sumber : Zainuri, 2006 ; hal Kapasitas Belt Conveyor Berikut ini rumus perhitungan kapasitas maksimal pada belt conveyor : a. Kapasitas Belt Conveyor Maksimal
24 28 Zmax = Z.K (2.2) Q =.... (2.3) Sumber : Zainuri, 2006 ; hal 78 b. Jarak antara product rata rata α = (2.4) Sumber : Zainuri, 2006 ; hal 87 Keterangan : Q : Kapasitas Belt Conveyor Maksimal ( ton / jam ) Z : Jumlah produk per jam ( pcs / jam ) K : Koefisien ketidak beraturan pengisian yang di izinkan Zmax : Jumlah Produk maksimal per jam ( bale / jam ) α : Jarak produk rata rata ( m ) v : Kecepatan yang diharapkan ( m / detik ) Beban Tiap Satuan Panjang a. Berat material (q) q = ( 2.5 ) Sumber : Zainuri, 2006 ; hal 79
25 29 b. Berat Belt (qb) Tabel 2.1 Rekomendasi Tebal Cover Rubberized Textile Belt Load Characteristic Material Cover Thickness (mm) Loaded side Return side A. Bulks loads Granular and powdered Grain, coal dust non abrasive Fine-Gradied and s mall sand, foundry sand lumped, abrasive medium cement, crushed stone 1.5 to and heavy weight coke (a'<60mm : y < 2 ton / m3) medium - lumped, slightly Coal, peat briquetes 3 1 abrasive, medium and heavy weight (a'<60mm : y < 2 ton / m3) Ditto Abrasive Gravel, clinker, stone ore, rock salt Large, lumped abrasive Manganese ore, brown heavy weight iron ore (a'>160mm : y > 2 ton / M3) B.Unit Loads Light loads in paper and Parcels, packages, book 1 1 cloth packing Load in soft containers bags, bales, packs 1.5 to 3 1 Load in hard containers weighing up to 15 kg Boxes, barrels, baskets 1.5 to 3 1 Ditto weighing over 15 kg 1.5 to to 1.5 Untared loads machine parts, ceramics 1.5 to 6 1 to 1.5 asticles, building elements Sumber : Sumber : Zainuri, 2006 ; hal 72
26 30 Tabel 2.2 Tabel Rekomendasi Lapisan Belt Lebar Belt (mm) Minimum dan maksimum jumlah lapisan (plies) Sumber : Zainuri, 2006 ; hal 68 Dipilih belt berdasarkan tabel 2.2 dan tebal cover pada sisi beban dan pada sisi roll pembawa berdasarkan tabel 2.1. Qb = 1,1.B.(1,25.i + δ1 + δ2). ( 2.6 ) Sumber : Zainuri, 2006 ; hal 79 Keterangan : q : Berat material ( kg / m ) G : Berat satuan ( kg ) α : Jarak antar product ( m ) δ1 δ2 : Tebal cover pad sisi beban (mm) : Tebal cover pad sisi roll pembawa (mm) Berat idler rotaring part (Gp) dengan asumsi Ø 48mm : Gp 10.B ( 2.7 ) Sumber : Zainuri, 2006 ; hal 79
27 31 Keterangan : Gp : Berat Rotaring part ( kg ) Berat idler rotaring part pada sisi atas (q p) dan bawah (q p) q p =.. ( 2.8 ) q p =.. ( 2.9 ) Sumber : Zainuri, 2006 ; hal 79 Keterangan : q p q p : Berat Idler rotaring pada sisi atas : Berat Idler rotaring pada posisi bawah Tarikan belt, dengan mengabaikan gesekan pada deflecting roller a dan b dan jumlah roller, maka : a. Tarikan S1 pada titik 1, dimana belt meninggalkan pulley penggerak = S1 b. Tarikan S2 pada titik 2 :
28 32 Tabel 2.3 Tahanan Belt Terhadap Roller bearing Characteristics of Factor w' for idlers the oprating condition Flat Trough Operation in clean, dry premiseses in absence of abrasive dust 0,018 0,02 Opration in heated premises of a limited amount of abrasive dust normal air humidity 0,022 0,025 Operation in unheated premises out of doors large amount of abrasive dust exessipe mosture or other factors present adversely effecting the operation of the bearing 0,035 0,04 Sumber : Zainuri, 2006 ; hal 77 S2 = S1 + W1.2 = S1 +( qp + q p) L.W. (2.10) Sumber : Zainuri, 2006 ; hal 79 Dengan W adalah factor gesek idler pada roller bearing (tabel 2.3) c. Tarikan S3 Pada titik 3 : Tahanan gesek pada pulley (sprocket atau drum) berkisar 5 7 % sehingga S3 = S2. (2.10) Sumber : Zainuri, 2006 ; hal 79
29 33 d. Tarikan pada titik 4, dihitung dengan material jatuh di ujung tail pulley (S 4) S 4 = S3 + W Wpl ( 2.11 ) Sumber : Zainuri, 2006 ; hal 80 e. Tegangan Efektif Belt Se = Smax Smin.. (2.12) Sumber : Zainuri ; 2006 ; hal 81 Keterangan : Se : Tegangan Efektif Belt Smax : Tegangan Maksimal Belt Smin : Tegangan Minimum Belt Faktor Keamanan Kekuatan Belt Sf = (2.13) Keterangan : Sf Kt : Faktor Keamanan : Kekuatan Tarik Belt ( Lihat tabel data sheet)
30 Tarikan Belt Teoritis (St) Dari hokum Euler, Belt Tidak akan slip pada pulley jika : Dimana : St tegangan keras dan Stl adalah tegangan kendor α sudut sentuh belt pada pulley, radian ( 1 rad 57,3 ) e 2,718 μ factor gesek pulley penggerak dimana besarnya : μ = 0.1, μ = 0.15 μ = 0.2 μ = 0.3 μ = 0.35 μ = 0.4» Pulley besi tuang atau baja, lingkungan basah, kotor» Pulley kayu, lingkungan basah, kotor» Pulley besi tuang atau baja, udara lembab dan kotor» Pulley besi tuang atau baja, udara kering, berdebu» Pulley kayu, udara kering, berdebu» Pulley karet, udara kering, berdebu Tarikan Pulley (Wdr) Jika pulley berfungsi sebagai roda gigi pengencang dan penggerak conveyor, maka besar tahanan 3 5 % dari jumlah tegangan. Sehingga : Wdr 0.03 ( S4 S1 ).. ( 2.14 )
31 35 Sumber : Zainuri, 2006 ; hal Tegangan Efektif Pulley Wo = S4 S1 Wdr ( 2.15 ) Sumber : Zainuri, 2006 ; hal Daya Motor Listrik Misal penggerak terdiri dari : Motor listrik, flexible coupling ( ŋ = 0.98 ), Reducer terdiri dari tiga pasang spur gear wheel ( ŋ = 0.96 ), equalizing coupling ( ŋ = 0.97 ), dan bearing pengerak pulley ( ŋ = 0.95 ), maka : Rumus I N = ŋ. ( 2.16 ) Sumber : Zainuri, 2006 ; hal 81 Rumus II N = Kererangan :... ŋ. ( 2.17 ) Sumber : Zainuri, 2006 ; hal 81 N : Daya motor (KW) V : Kecepatan belt conveyor ( m/s )
32 Sistematika Penelitian Berikut ini diagram alir sistematika penelitiannya, MULAI m Pengambilan data berupa : 1. Pengambilan data spesifikasi. 2. Pengambilan data pada kinerja conveyor Perancangan ulang : 1. Melakukan perancangan ulang berdasarkan metode palh and beitz 2. Menghitung kapasitas gear motor berdasarkan kapasitas NO Perbandingan Rancangan Dengan Spesifikasi awal Rancan Selesai
BAB III PERANCANGAN ULANG BELT CONVEYOR B-W600-6M DENGAN KAPASITAS 9 TON / JAM
37 BAB III PERANCANGAN ULANG BELT CONVEYOR B-W600-6M DENGAN KAPASITAS 9 TON / JAM 3.1. Penjelasan dan Perencanaan Produk PT.CCCM Merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang conveyor system dan
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERANCANGAN ULANG CONVEYOR B-W600-6M DENGAN KAPASITAS 9 TON / H. Diajukan guna melengkapi syarat dalam. mencapai gelar Sarjana Strata Satu
TUGAS AKHIR PERANCANGAN ULANG CONVEYOR B-W600-6M DENGAN KAPASITAS 9 TON / H Diajukan guna melengkapi syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu Disusun Oleh : DENI TRIADI 41309110027 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERHITUNGAN
BAB IV ANALISA PERHITUNGAN 4.1 Pengolahan Data Berdasarkan data yang sudah terkumpul seperti yang terangkum di atas, maka dilakukan perhitungan pengolahan data untuk mendapatkan suatu kesimpulan dari penelitian
Lebih terperinciBAB III PROSES PERANCANGAN ROLLER CONVEYOR DI PT. MUSTIKA AGUNG TEKNIK
BAB III PROSES PERANCANGAN ROLLER CONVEYOR DI PT. MUSTIKA AGUNG TEKNIK 3.1 Pengertian Perancangan Perancangan memiliki banyak definisi karena setiap orang mempunyai definisi yang berbeda-beda, tetapi intinya
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN MATERI
BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan merupakan satu diantara peralatan mesinyang digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi konstruksi, tempat
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Conveyor merupakan suatu alat transportasi yang umumnya dipakai dalam proses industri. Conveyor dapat mengangkut bahan produksi setengah jadi maupun hasil produksi
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN MATERI. industri, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan dan sebagainya. Jumlah
BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindahan bahan merupakan salah satu peralatan mesin yang dugunakan untuk memindahkan muatan dilokasi pabrik, lokasi konstruksi, lokasi industri,
Lebih terperinciBAB III ANALISA PERHITUNGAN
BAB III ANALISA PERHITUNGAN 3.1 Data Informasi Awal Perancangan Gambar 3.1 Belt Conveyor Barge Loading Capasitas 1000 Ton/Jam Fakultas Teknoligi Industri Page 60 Data-data umum dalam perencanaan sebuah
Lebih terperinciPerancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR
BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR 3.1 Data Perancangan Spesifikasi perencanaan belt conveyor. Kapasitas belt conveyor yang diinginkan = 25 ton / jam Lebar Belt = 800 mm Area cross-section
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pendahuluan Indonesia sebagai negara berkembang dimana pembangunan di setiap wilayah di indonesia yang semakin berkembang yang semakin berkekembang pesat-nya bangunanbangunan
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN MATERI. digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi
5 BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan merupakan satu diantara peralatan mesin yang digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi konstruksi, tempat
Lebih terperinciGambar Konstruksi belt conveyor Komponen utama Belt Conveyor Adapun komponen-komponen utama dari belt conveyor dapat dilihat pada gambar berikut :
Pada umumnya belt conveyor terdiri dari : kerangka (frame), dua buah pulley yaitu pulley penggerak (driving pulley) pada head end dan pulley pembalik ( take-up pulley) pada tail end, sabuk lingkar (endless
Lebih terperinciKelompok 6. Pesawat Kerja. Belt Conveyor. Ahmad Fikri Muhamad Nashrulloh
Kelompok 6 Pesawat Kerja Belt Conveyor Ahmad Fikri 5315111767 Muhamad Nashrulloh 5315111769 http://www.automation.com/resources-tools/articles-white-papers/motion-control/selecting-the-optimal-conveyor-drive
Lebih terperinciSKRIPSI PERANCANGAN BELT CONVEYOR PENGANGKUT BUBUK DETERGENT DENGAN KAPASITAS 25 TON/JAM
SKRIPSI PERANCANGAN BELT CONVEYOR PENGANGKUT BUBUK DETERGENT DENGAN KAPASITAS 25 TON/JAM Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dibuat Oleh : Nama : Nuryanto
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:
BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERANCANGAN
BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1 Tahap Pembuatan Tahapan-tahapan dalam pembuatan, yaitu menentukan konsep, perancangan alat, pembuataan sampai pengujian. Diagram alir pembuatan ditunjukan seperti di bawah
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA CONVEYOR BELT SYSTEM PADA PROJECT PENGEMBANGAN PRASARANA PERTAMBANGAN BATUBARA TAHAP 1 PT. SUPRABARI MAPANINDO MINERAL
LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA CONVEYOR BELT SYSTEM PADA PROJECT PENGEMBANGAN PRASARANA PERTAMBANGAN BATUBARA TAHAP 1 PT. SUPRABARI MAPANINDO MINERAL Diajukan Guna Memenuhi Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. lokasi konstruksi, lokasi industri, tempat penyimpanan, bongkaran muatan dan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan merupakan salah satu peralatan mesin yang digunakan untuk memindahkan muatan dari lokasi satu ke lokasi yang lainnya, misalnya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Umum Konveyor. Konveyor (Conveyor) berasal dari kata convoy yang artinya, berjalan bersama dalam suatu grup besar. Konveyor berfungsi mengangkut suatu barang dalam
Lebih terperinciANALISA KEMAMPUAN ANGKAT DAN UNJUK KERJA PADA OVER HEAD CONVEYOR. Heri Susanto
ANALISA KEMAMPUAN ANGKAT DAN UNJUK KERJA PADA OVER HEAD CONVEYOR Heri Susanto ABSTRAK Keinginan untuk membuat sesuatu hal yang baru serta memperbaiki atau mengoptimalkan yang sudah ada adalah latar belakang
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN
26 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 MESIN SILENT CUTTER TYPE SCR-250S Mesin cutter ini menggunakan motor listrik sebagai penggerak utama dan V-belt untuk mentransmisikan daya dari poros yang satu
Lebih terperinciBAB III PEMILIHAN TRANSMISI ATV DENGAN METODE PAHL AND BEITZ. produk yang kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Setelah
BAB III PEMILIHAN TRANSMISI ATV DENGAN METODE PAHL AND BEITZ 3.1 MetodePahldanBeitz Perancangan merupakan kegiatan awal dari usaha merealisasikan suatu produk yang kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flowchart Perencanaan Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Proses Perancangan mesin pemotong umbi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai mm Studi Literatur
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Alur Penelitian Penelitian tugas akhir ini terdiri dari beberapa tahapan-tahapan proses yang akan dilakukan, seperti terlihat pada gambar 4.1. Gambar 4.1 Diagram alur penelitian.
Lebih terperinciSKRIPSI ANALISIS KEMBALI BELT CONVEYOR BARGE LOADING DENGAN KAPASITAS 1000 TON PER JAM
SKRIPSI ANALISIS KEMBALI BELT CONVEYOR BARGE LOADING DENGAN KAPASITAS 1000 TON PER JAM Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Noor
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Mesin pemindah bahan (material handling equipment) adalah peralatan yang digunakan untuk memindahkan muatan yang berat dari suatu tempat ke tempat yang lain dalam jarak yang tidak
Lebih terperinciTUGAS SKRIPSI MESIN PEMINDAH BAHAN
TUGAS SKRIPSI MESIN PEMINDAH BAHAN STUDI PRESTASI BELT CONVEYOR HUBUNGANNYA DENGAN UKURAN BUTIRAN DAN TINGKAT KELEMBABAN BAHAN CURAH ( BATUBARA ), PANJANG BELT 7,6 METER ; LEBAR 32 CENTIMETER OLEH RIO
Lebih terperinci2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung Mesin pemipil jagung merupakan mesin yang berfungsi sebagai perontok dan pemisah antara biji jagung dengan tongkol dalam jumlah yang banyak dan
Lebih terperinciPanduan Keselamatan dan Pengoperasian
PUN M Alat Pemotong Berbentuk Jari Manual 300-600 - 900 Panduan Keselamatan dan Pengoperasian Hanya untuk memotong material belt termoplastik. PERINGATAN Penggunaan alat ini secara TIDAK BENAR ATAU TIDAK
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN BELT CONVEYOR
BAB III PERANCANGAN BELT CONVEYOR 3.1 Belt Conveyor Belt conveyor atau konveyor sabuk adalah pesawat pengangkut yang digunakan untuk memindahkan muatan dalam bentuk satuan atau tumpahan, dengan arah horizontal
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ATV (All Terrain Vehicle) ATV (All Terrain Vehicle) adalah sebuah kendaraan dengan penggerak mesin menggunakan motor bakar, mengunakan pula rangka khusus yang dirancang sedemikian
Lebih terperinciPERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING)
PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING) Penyusun: Lely Riawati, ST., MT. Agustina Eunike, ST., MT., MBA. PERALATAN INDUSTRI KIMIA YANG DIBAHAS : I Material Handling II Size Reduction III Storage IV
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang diadakan untuk menguji kemampuan, merancang, dan membangun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia Energy Marathon Challenge (IEMC) merupakan kegiatan yang diadakan untuk menguji kemampuan, merancang, dan membangun kendaraan yang aman, irit dan ramah lingkungan.
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik
BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi Sistem transmisi dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer
BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Pan Granulator Mesin Pan Granulator adalah alat yang digunakan untuk membantu petani membuat pupuk berbentuk butiran butiran. Pupuk organik curah yang akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam dunia perindustriaan saat ini bahan atau material yang digunakan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia perindustriaan saat ini bahan atau material yang digunakan dalam mencapai tujuan untuk membuat suatu benda atau mesin, kadangkala merupakan bahan maupun
Lebih terperinciDESAIN SABUK PEMINDAH (CONVEYOR) PADA SIMULASI MESIN PRESS GERAM KERTAS
DEAIN ABUK PEMINDAH (CONVEYOR) PADA IMULAI MEIN PRE GERAM KERTA yawaluddin, Ahmad Hidayat Jurusan Mesin, Universitas Muhammadiyah Jakarta ABTRAK Menjelang pasar bebas di era globalisasi yang menjadi perhatian
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa
Lebih terperinciLAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu
LAMPIRAN I ATA PENGAMATAN. ata Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu Berikut merupakan tabel data hasil penepungan selama pengeringan jam, 4 jam, dan 6 jam. Tabel 8. ata hasil tepung selama
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM KONVEYOR KAPASITAS 1500 TPH DAN ANALISA KEKUATAN PIN PADA RANTAI RECLAIM FEEDER
PERANCANGAN SISTEM KONVEYOR KAPASITAS 1500 TPH DAN ANALISA KEKUATAN PIN PADA RANTAI RECLAIM FEEDER TUGAS AKHIR Oleh DWI JAMES 04 05 22 017 X DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
Lebih terperincitampilan menyerupai mobil penumpang pada saat ini hanya saja ukurannya yang mobil urban ini di buat secara khusus dengan melihat regulasi yang ada dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mobil urban adalah kendaraan yang di desain irit bahan bakar dengan tampilan menyerupai mobil penumpang pada saat ini hanya saja ukurannya yang jauh lebih kecil karena
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik
BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Transmisi bertujuan untuk meneruskan daya dari sumber daya ke sumber daya lain, sehingga mesin pemakai daya tersebut bekerja menurut kebutuhan yang diinginkan.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
24 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PERENCANAAN DAN PENJELASAN PRODUK Tahap perencanaan dan penjelasan produk merupakan tahapan awal dalam metodologi perancangan. Tahapan perencanaan meliputi penjelasan
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi
BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang digunakan untuk pembuatan mesin pemotong kerupuk rambak kulit adalah sistem transmisi. Berikut ini adalah pengertian-pengertian dari suatu sistem transmisi dan penjelasannya.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Pesawat Pemindah Bahan Pesawat pemindah bahan merupakan suatu media atau alat yang berguna untuk memindahkan suatu beban / material dari satu tempat ke tempat
Lebih terperinciIV. PENDEKATAN DESAIN
IV. PENDEKATAN DESAIN A. Kriteria Desain Alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dirancang untuk memudahkan pengupasan kulit ari kacang tanah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pengupasan
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Tabung Luar Dan Tabung Dalam a. Perencanaan Tabung Dalam Direncanakan tabung bagian dalam memiliki tebal stainles steel 0,6, perencenaan tabung pengupas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Singkat Alat Alat pembuat mie merupakan alat yang berfungsi menekan campuran tepung, telur dan bahan-bahan pembuatan mie yang telah dicampur menjadi adonan basah kemudian
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor
BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Untuk itu konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
10 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Pulley adalah suatu alat mekanis yang digunakan sebagai pendukung pergerakan belt atau sabuk lingkar untuk menjalankan sesuatu kekuatan alur yang berfungsi menghantarkan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 14. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar mesin sortasi buah manggis hasil rancangan dapat dilihat dalam Bak penampung mutu super Bak penampung mutu 1 Unit pengolahan citra Mangkuk dan sistem transportasi
Lebih terperinciMAKALAH ELEMEN MESIN RANTAI. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Elemen Mesin
MAKALAH ELEMEN MESIN RANTAI Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Elemen Mesin Oleh: Rahardian Faizal Zuhdi 0220120068 Mekatronika Politeknik Manufaktur Astra Jl. Gaya Motor Raya No 8, Sunter II, Jakarta Utara
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin
BAB III METODOLOGI 3.1. Diagram Alur Produksi Mesin Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin 3.2. Cara Kerja Mesin Prinsip kerja mesin pencetak bakso secara umum yaitu terletak pada screw penekan adonan dan
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI MESIN PEMBERSIH SAMPAH BOX CULVERT
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SIMULASI MESIN PEMBERSIH SAMPAH BOX CULVERT Oleh: Ainur Rafiq (6607040004) M Wahyu Nor P. (6607040025) Teknik Desain & Manufaktur Politekneik Perkapalan Negeri Surabaya ITS LATAR
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Proses Perancangan Produk Mulai Perencanaan dan Penjelasan Produk Analisis Kebutuhan Pasar Pertimbangan Perancangan Perancangan konsep produk Menentukan konsep produk
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN
BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN 3.1. Diagram Alur Perencanaan Proses perencanaan pembuatan mesin pengupas serabut kelapa dapat dilihat pada diagram alur di bawah ini. Gambar 3.1. Diagram alur perencanaan
Lebih terperinciJurnal Teknik Mesin, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
16 RANCANG BANGUNBELT CONVEYOR TRAINNER SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN Ahmad Dony Mutiara Bahtiar Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin Politeknik Kediri adonbahtiar82@gmail.com Abstrak Belt conveyor
Lebih terperinciPUN M ALAT PEMOTONG MODEL JARI Panduan Keselamatan dan Pengoperasian
PUN M ALAT PEMOTONG MODEL JARI 300-600 - 900 Panduan Keselamatan dan Pengoperasian Hanya untuk MEMOTONG material sabuk termoplastik. Penggunaan alat ini secara TIDAK BENAR ATAU TIDAK AMAN dapat mengakibatkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN KARYAWAN 1. Apa saja yang kendala yang terjadi disaat menangani Alat
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Tabel 4.1 Karyawan 1 KARYAWAN 1 Nama : Pak Sugeng Umur : - Tugas : Kepala Perakit Alat Pencuci Ikan Masa Kerja : - Pertanyaan : Apa saja yang kendala yang terjadi
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. 2 Youzef. (2011). Solidwork Retrieved from website :
DAFTAR PUSTAKA 1 Rangga A, K, S.Sos. (2008). Kriuk..Kriuk..Krupuk, Bogor. Indobook Citra Media. Retrieved from website : http://www.artikel.dikti.go.id>article>download 2 Youzef. (2011). Solidwork 2012.
Lebih terperinciSISTEM MEKANIK MESIN SORTASI MANGGIS
SISTEM MEKANIK MESIN SORTASI MANGGIS Perancangan dan pembuatan mekanik mesin sortasi manggis telah selesai dilakukan. Mesin sortasi manggis ini terdiri dari rangka mesin, unit penggerak, unit pengangkut,
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Dari konsep yang telah dikembangkan, kemudian dilakukan perhitungan pada komponen komponen yang dianggap kritis sebagai berikut: Tiang penahan beban maksimum 100Kg, sambungan
Lebih terperinciPerancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Conveyor Conveyor merupakan bagian dari material handling equipment yaitu suatu pesawat (alat) pengangkut yang digunakan untuk memindahkan atau menggangkut suatu beban / material
Lebih terperinciTUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN
TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN Dosen : Subiyono, MP MESIN PENGUPAS SERABUT KELAPA SEMI OTOMATIS DISUSUN OLEH : NAMA : FICKY FRISTIAR NIM : 10503241009 KELAS : P1 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flow Chart Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Mulai Studi Literatur Perencanaan dan Desain Perhitungan Penentuan dan Pembelian Komponen Proses Pengerjaan Proses Perakitan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah masing-masing. 1) Kabin operator Truck Crane
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bagian-bagian Utama Pada Truck Crane a) Kabin Operator Seperti yang telah kita ketahui pada crane jenis ini memiliki dua buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah
Lebih terperinciRancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam
SIDANG TUGAS AKHIR TM091476 Rancang Bangun Sistem Chassis Kendaraan Pengais Garam Oleh: AGENG PREMANA 2108 100 603 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Lebih terperinciBAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang
Lebih terperinciMODIFIKASI SUDUT KEMIRINGAN IDLER ROLL BELT CONVEYOR DENGAN KAPASITAS 1200 TON/JAM.
MODIFIKASI SUDUT KEMIRINGAN IDLER ROLL BELT CONVEYOR DENGAN KAPASITAS 1200 TON/JAM. TUGAS AKHIR BIDANG KONTRUKSI Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Dalam
Lebih terperinciANALISA PENYAMBUNGAN BELT CONVEYOR 102 DENGAN KAPASITAS ANGKUT 700 TON/JAM DAN KECEPATAN 120 M/MIN DI PT. INALUM
ANALISA PENYAMBUNGAN BELT CONVEYOR 102 DENGAN KAPASITAS ANGKUT 700 TON/JAM DAN KECEPATAN 120 M/MIN DI PT. INALUM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik ZARKASI
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
14 METODOLOGI PENELITIAN Tahapan Penelitian Tahap-tahap penelitian terdiri dari : (1) proses desain, () konstruksi alat, (3) analisis desain dan (4) pengujian alat. Adapun skema tahap penelitian seperti
Lebih terperinciMEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN
Kumpulan Soal Latihan UN UNIT MEKANIKA Pengukuran, Besaran & Vektor 1. Besaran yang dimensinya ML -1 T -2 adalah... A. Gaya B. Tekanan C. Energi D. Momentum E. Percepatan 2. Besar tetapan Planck adalah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemindahan Bahan Pemindah bahan kurang tepat kalau diterjemahkan hanya memindahkan bahan saja. Berdasarkan perumusan yang dibuat oleh American Material Handling Society (AMHS),
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skema Dan Prinsip Kerja Alat Prinsip kerja mesin pemotong krupuk rambak kulit ini adalah sumber tenaga motor listrik ditransmisikan kepulley 2 dan memutar pulley 3 dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
54 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. ANALISIS MODEL Setelah perancangan konsep selesai, selanjutnya akan dilakukan pemilihan model desain mini konveyor yang akan dipakai. Pada pemilihan model desain ini berharap
Lebih terperinciPerancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk memindahkan barang atau benda dari suatu tempat ketempat yang diinginkan dengan jarak dan waktu diperlukan mesin pengangkut atau conveyor dan dalam hal
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. SEJARAH MOTOR DIESEL Pada tahun 1893 Dr. Rudolf Diesel memulai karier mengadakan eksperimen sebuah motor percobaan. Setelah banyak mengalami kegagalan dan kesukaran, mak akhirnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengertian Dongkrak Dongkrak merupakan salah satu pesawat pengangkat yang digunakan untuk mengangkat beban ke posisi yang dikehendaki dengan gaya yang kecil. 2.1.1 Dongkrak
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013 di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian,
Lebih terperinci4 RANCANGAN SIMULATOR GETARAN DENGAN OUTPUT ARAH GETARAN DOMINAN VERTIKAL DAN HORIZONTAL
33 4 RANCANGAN SIMULATOR GETARAN DENGAN OUTPUT ARAH GETARAN DOMINAN VERTIKAL DAN HORIZONTAL Perancangan simulator getaran ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu : pengumpulan konsep rancangan dan pembuatan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR
BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR Dalam pabrik pengolahan CPO dengan kapasitas 60 ton/jam TBS sangat dibutuhkan peran bunch scrapper conveyor yang berfungsi sebagai pengangkut janjangan
Lebih terperinciPERANCANGAN BARK BELT CONVEYOR 27B KAPASITAS 244 TON/JAM
PERANCANGAN BARK BELT CONVEYOR 27B KAPASITAS 244 TON/JAM Arief Yanuar Chrise 1, Syafri 2 Jurusan Teknik Mesin, Universitas Riau, Kampus Bina Widya Panam, Pekanbaru, 28293. 1 ariefyanuarchrise12@gmail.com,
Lebih terperinciPERANCANGAN MESIN PENCACAH BOTOL PLASTIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE VDI Oleh TRIYA NANDA SATYAWAN
PERANCANGAN MESIN PENCACAH BOTOL PLASTIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE VDI 2221 Oleh TRIYA NANDA SATYAWAN 22409793 Latar Belakang Sampah botol plastik merupakan limbah yang dihasilkan oleh rumah dan pabrik
Lebih terperinciMESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM
MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik KURNIAWAN
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Proses perancangan akan dilakukan menggunakan referensi dari proses perancangan menurut pahl dan beitz. Metode perancangan Pahl - Beitz ini dipilih
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISA
BAB IV HASIL DAN ANALISA 4.1. Penerapan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Proyek Penerapan Program K3 di proyek ini di anggap penting karena pada dasarnya keselamatan dan kesehatan kerja
Lebih terperinciPERANCANGAN MOTORCYCLE LIFT DENGAN SISTEM MEKANIK
PROS ID I NG 0 1 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PERANCANGAN MOTORCYCLE LIFT DENGAN SISTEM MEKANIK Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
36 HASIL DAN PEMBAHASAN Dasar Pemilihan Bucket Elevator sebagai Mesin Pemindah Bahan Dasar pemilihan mesin pemindah bahan secara umum selain didasarkan pada sifat-sifat bahan yang berpengaruh terhadap
Lebih terperinciRANCANG BANGUN BAGIAN TRANSMISI MESIN KATROL ELEKTRIK (PULI DAN SABUK)
RANCANG BANGUN BAGIAN TRANSMISI MESIN KATROL ELEKTRIK (PULI DAN SABUK) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh : LAKSANA RAHADIAN SETIADI NIM. I8612030
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN
BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Gambar 3.1 : Proses perancangan sand filter rotary machine seperti terlihat pada Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan
Lebih terperinciDEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012
PERENCANAAN KONVAYOR SABUK UNTUK MEMINDAHKAN KAYU GERGAJIAN DARI PROSES PENGERGAJIAN SAMPAI KEPENGEMASAN PADA PABRIK PENGOLAHAN KAYU BALOK DENGAN KAPASITAS 30 TON/JAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk
Lebih terperinciPengertian struktur. Macam-macam struktur. 1. Struktur Rangka. Pengertian :
Pengertian struktur Struktur adalah sarana untuk menyalurkan beban dalam bangunan ke dalam tanah. Fungsi struktur dalam bangunan adalah untuk melindungi suatu ruang tertentu terhadap iklim, bahayabahaya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi Material Dalam Industri Alat pemindah material sangat diperlukan pada sebuah industri. Diantaranya seperti pada industri berkapasitas besar, pengembangan batubara,
Lebih terperinciBAB III PROSES PERANCANGAN
BAB III PROSES PERANCANGAN 3.1 aftar Periksa. aftar periksa merupakan daftar dari parameter-parameter yang ada dalam sebuah perancangan. Pada tahapan pertama proses perancangan ini akan dikumpulkan ide-ide
Lebih terperinciBAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK
BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK 3.1 Perancangan dan pabrikasi Perancangan dilakukan untuk menentukan desain prototype singkong. Perancangan
Lebih terperinciPENGARUH PROFIL POROS PENGGERAK TERHADAP GERAKAN SABUK DALAM SUATU SISTEM BAN BERJALAN. Ishak Nandika G., Adri Maldi S.
PENGARUH PROFIL POROS PENGGERAK TERHADAP GERAKAN SABUK DALAM SUATU SISTEM BAN BERJALAN Ishak Nandika G., Adri Maldi S. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profil sudut ketirusan
Lebih terperinciMAKALAH PESAWAT PENGANGKAT APRON CONVEYOR
MAKALAH PESAWAT PENGANGKAT APRON CONVEYOR Penyusun : 1. Rizki Wase Primawan 2112 039 011 2. Hasan Asadi 2112 039 012 3. Sonny Aditya L.H 2112 039 013 4. Eka Febriana P. 2112 039 015 5. Bima Sakti Ciptawan
Lebih terperinci