PERANCANGAN INTERIOR RUANG BELAJAR DAN BERMAIN TAMAN KANAK-KANAK NASIONAL PLUS DI JAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN INTERIOR RUANG BELAJAR DAN BERMAIN TAMAN KANAK-KANAK NASIONAL PLUS DI JAKARTA"

Transkripsi

1 PERANCANGAN INTERIOR RUANG BELAJAR DAN BERMAIN TAMAN KANAK-KANAK NASIONAL PLUS DI JAKARTA Qoni ah Azrina Masrur Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Kemanggisan / Palmerah Jakarta Barat 11530, / , qonia.azrina@gmail.com Abstrak Lima tahun pertama kehidupan anak merupakan saat yang paling menentukan kualitas perkembangan anak. Dalam upaya mengembangkan kualitas anak, maka anak senantiasa membutuhkan aktivitas yang penuh dengan ide-ide kreatif. Disinilah banyak bermunculan Taman Kanak-Kanak dengan slogan belajar sambil bermain yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan mengembangkan kreatifitas anak. Belajar sambil bermain sangat sesuai dengan karakteristik kurikulum untuk anak usia dini, terutama kurikulum untuk anak usia taman kanakkanak. Bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada anak usia dini. Upaya-upaya pendidikan dilakukan dalam situasi yang menyenangkan. Maka perlu diperhatikan dan dipertimbangkan fasilitas pendukung dan tampilan desain dari setiap ruang yang digunakan dan disesuaikan dengan fungsinya agar tempat belajar tersebut bisa menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak. Perancangan interior ruang belajar dan bermain taman kanak-kanak ini mengangkat tema alat musik tradisional Indonesia. Konsep itu sendiri dipakai untuk menciptakan suasana Indonesia sekaligus memperkenalkan alat musik tradisional dengan teknik pukul kepada anak yang diimplementasikan pada ruangan. Kata kunci: Ruang belajar dan bermian, Taman Kanak-Kanak, Kreatifitas, Alat musik tradisional Indonesia

2 1 PENDAHULUAN Diketahui bahwa lima tahun pertama kehidupan anak merupakan saat yang paling menentukan kualitas perkembangan anak. Perkembangan anak meliputi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Kognitif berkaitan dengan kegiatan mental dalam memperoleh, mengolah, mengorganisasi dan menggunakan pengetahuan. Afektif berkaitan dengan perasaan atau emosi. Sedangkan psikomotorik merupakan aktivitas fisik yang berkaitan dengan proses mental. Belajar pada masa awal dalam pendidikan formal didapatkan di Taman Kanak-Kanak. Dalam upaya mengembangkan kualitas anak, maka anak senantiasa membutuhkan aktivitas yang penuh dengan ide-ide kreatif. Dengan adanya hal tersebut, maka banyak bermunculan taman kanak-kanak dengan slogan belajar sambil bermain yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan mengembangkan kreatifitas anak. Belajar sambil bermain sangat sesuai dengan karakteristik kurikulum untuk anak usia dini, terutama kurikulum untuk anak usia taman kanak-kanak. Bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada anak usia dini. Upaya-upaya pendidikan dilakukan dalam situasi yang menyenangkan. Maka perlu diperhatikan dan dipertimbangkan fasilitas pendukung dan tampilan desain dari setiap ruang yang digunakan dan disesuaikan dengan fungsinya agar tempat belajar tersebut bisa menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak. Tampilan desain itu meliputi penggunaan warna, gambar, bentuk, tekstur serta tambahan pendukung lainnya yang membuat anak tidak bosan berada di tempat tersebut dan dapat memberikan kesan lebih menarik bagi anak untuk mengembangkan kreatifitasnya. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis terdorong untuk membuat perancangan desain interior ruang belajar dan bermain pada taman kanak-kanak berstandar Nasional Plus di Jakarta, dengan menampilkan fasilitas lebih dan desain yang dapat membuat situasi belajar anak menjadi menyenangkan yang disesuaikan dengan fungsi dan tujuan tanpa mengesampingkan tujuan utama dari tempat tersebut.

3 2 TINJAUAN PUSTAKA Menurut Olds (2001:349) ruangan yang baik untuk perkembangan anak-anak TK, yaitu ruangan yang menyediakan area-area aktivitas tersendiri yang meliputi entry zone, messy zone, active zone dan quiet zone. Preiser dalam Laurens (2004:1) menjelaskan bahwa kebiasaan mental dan sikap perilaku seseorang dipengaruhi oleh lingkungan fisiknya. Adapun lingkungan fisik tersebut antara lain berupa kondisi fisik hunian (bangunan), ruang (interior) beserta segala perabotnya, dan sebagainya. Jika bangunan itu memiliki ruang-ruang yang sangat nyaman untuk dihuni dan untuk beraktivitas didalamnya, maka dapat mempengaruhi pembentukan dan perkembangan perilaku manusia. Lingkungan kelas hendaknya mendukung perkembangan yang kondusif terhadap program yang berisikan tujuan-tujuan pendidikan, contohnya: anak dapat mengalami kesulitan dalam belajar di lingkungan yang gaduh atau karena ia duduk diposisi yang tidak nyaman bila dibandingkan dengan mereka yang berada di lingkungan kelas yang tenang dan penuh perhatian (De Chiara, 1980:163). IDENTIFIKASI PERMASALAHAN 1. Memenuhi fasilitas yang dibutuhkan untuk dapat mendukung proses belajar dan bermain taman kanak-kanak. 2. Menciptakan suasana ruang belajar dan bermain yang dapat memberikan suasana menyenangkan, aman dan nyaman bagi anak. 3. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam mendesain ruang belajar agar tampilan desain sesuai dengan karakteristik anak. RUANG LINGKUP PENELITIAN Kawasan Penelitian 1. Studi Banding Studi banding dibutuhkan untuk mendapatkan data informasi lainnya yang berhubungan dengan cara apa dan bagaimana kreatifitas anak dapat berkembang. Data didapatkan melalui pengamatan langsung ke lapangan. 2. Studi literatur Bentuk pengumpulan data yang berhubungan dengan pembelajaran dan pengembangan kreatifitas anak usia dini, termasuk didalamnya penjelasan

4 3 mengenai cara yang dapat digunakan unutk mengembangkan kreatifitas anak. Batasan Penelitian 1. Divisi kepengurusan Taman Kanak-Kanak Nasional Plus. 2. Fasilitas pendukung dari aktifitas Taman Kanak-Kanak Nasional Plus. 3. Sarana dan prasarana penunjang. 4. Pembagian area antar anak usia 3-4 tahun dan 5-6 tahun. 5. Konsep perancangan meliputi 3 elemen desain yaitu lantai, dinding dan ceiling termasuk didalamnya material, bentuk, tekstur, warna yang sesuai. TUJUAN PERANCANGAN 1. Mengetahui bagaimana cara merancang interior yang dapat meberikan suasana belajar dan bermain yang menyenangkan, aman dan nyaman bagi anak. 2. Mendesain fasilitas pembelajaran dan pengembangan kreatifitas anak agar dapat meningkatkan motivasi belajar dan kualitas anak. 3. Mendesain ruangan dengan memperhatikan sirkulasi, warna dan bentuk furniture yang sesuai dengan karakteristik anak sehingga membuat anak merasa senang,aman dan nyaman saat berada di tempat itu. MANFAAT PERANCANGAN 1. Menampilkan desain yang dapat membuat anak merasa nyaman pada saat belajar. 2. Menciptakan ketertarikan dalam belajar agar anak dapat meningkatkan kreatifitasnya dengan baik. 3. Memberikan pengalaman baru bagi penulis dalam rangka mengekspresikan pembuatan suatu desain. 4. Membuat kepercayaan pada masyarakat khususnya orang tua bahwa tempat ini merupakan sarana yang dapat digunakan untuk belajar dan pengembangan kreatifitas anak usia dini.

5 4 METODE PENELITIAN Beberapa metode yang digunakan adalah : 1. Metode Pengumpulan Data a. Studi Literatur Bentuk pengumpulan data yang berhubungan dengan belajar dan bermain pada taman kanak-kanak nasional plus, termasuk didalamnya penjelasan mengenai fasilitas penunjang dan cara yang dapat digunakan untuk dapat menciptakan suasana belajar dan bermain yang menyenangkan. b. Observasi Lapangan Observasi lapangan yang dilakukan ada dua macam, yaitu mengamati elemen-elemen interior dan observasi terhadap perilaku anak selama berada dalam ruang belajar. Data tersebut meliputi foto dan aktifitas yang terjadi saat itu. c. Wawancara Dalam penelitian ini digunakan wawancara berstruktur. Peneliti menyusun daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada responden sebelum melakukan wawancara. Untuk memudahkan pengamatan, wawancara dilakukan kepada pengelola dan pengurus yang turut serta dalam taman kanak-kanak tersebut. 2. Metode Pengolahan Data Data yang telah didapat melalui observasi, wawancara dan survey yang dikaitkan dengan studi literature dianalisa untuk memberi keterangan secara lebih detail dengan tujuan agar pemahaman tentang informasi yang didapat menjadi jelas. 3. Membangun Hipotesa Setelah memperoleh data dan melalui proses pengolahan kemudian dapat dibangun suatu hipotesa. 4. Pengembangan Desain Pada tahap ini menetapkan konsep atau ide gagasan perancangan desain yang kemudian akan di kembangkan dalam proses perancangan. 5. Pengerjaan Desain Akhir Melakukan proses pengerjaan kedalam bentuk desain yang terdiri dari gambar kerja, sketsa maupun 3D.

6 5 PEMBAHASAN Pengertian Taman Kanak-Kanak Nasional Plus Sistem belajar modern lebih berpusat pada anak dan menggunakan metode bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain. Sesuai dengan lampiran Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0125/U/1994 Bab IV tentang pelaksanaan pendidikan, yaitu bermain merupakan cara yang paling baik untuk mengembangkan kemampuan anak didik karena mengandung rasa senang dan lebih mementingkan proses daripada hasil akhir. Taman Kanak-Kanak adalah jenjang pendidikan prasekolah yang bertujuan untuk meletakkan dasar pendidikan paling awal bagi anak usia 3 5 tahun dengan lama pendidikan antara 1 2 tahun. Sebutan taman secara harifiah pada Taman Kanak-Kanak adalah arti tempat yang nyaman untuk bermain, dalam pengertian prilaku guru, penataan sarana dan prasarana serta program kegiatan belajar harus menciptakan suasana yang nyaman bagi pertumbuhan dan perkembangan anak (Depdikbud RI, 1992). Nasional Plus merupakan sekolah nasional berstandar Internasional/SBI. Kata plus dibentuk oleh sebuah organisasi, yakni Association of National Plus School (ANPS). Kurikulum pada Taman Kanak-Kanak Nasional Plus tetap mengikuti kurikulum dasar yang ditetapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Taman Kanak-Kanak Nasional Plus berbeda halnya dengan Taman Kanak- Kanak Nasional. Perbedaan ini terdapat pada Taman Kanak-Kanak Nasional Plus merupakan sekolah swasta yang memiliki jumlah murid kurang dari 20 anak dalam satu kelas, menggunakan bahasa pengantar utama adalah Bahasa Inggris dan memiliki akreditasi internasional. Menurut Lody Paat, Koordinator Koalisi Pendidikan, Taman Kanak-Kanak Nasional Plus haruslah unggul dalam hal fasilitas. Mulai dari ruang kelas yang memadai, komputer, laboratorium, ruang musik, sarana olahraga yang lengkap, perpustakaaan dengan koleksi beragam, sampai ke kantin dan toilet yang bersih.

7 6 Pengertian Belajar dan Bermain Manusia belajar secara terus menerus untuk mampu mencapai kemandirian dan sekaligus mampu beradaptasi terhadap perubahan berbagai lingkungan. Belajar dapat dilakukan dengan berbagaicara. Belajar dapat dilakukan dentan melihat, mendengarkan, membaca, menyentuh, membaui, bergerak, berbicara, bertindak, berinteraksi, merefleksi, bahkan bermain. Belajar dapat diartikan sebagai suatu aktivitas yang ditunjukan oleh perubahan tingkah laku. Sebagai hasil dari pengalaman, Klein menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif permanen yang dihasilkan oleh proses pengalaman yang tidak ditentukan oleh kematangan atau kecenderungan bawaan saja. Anak menurut John Dewey, selalu ingin mengeksploitasi lingkungannya dan memperoleh manfaat dari lingkungan itu. Pada saat mengeksploitasi lingkungannya, anak menghadapi permasalahan pribadi dan sosial. Ini merupakan hal yang problematis yang mendorong anak untuk mempergunakan kemampuannya untuk menyelesaikan masalah dan memanfaatkan pengetahuan yang dimilikinya secara aktif. Anak usia taman kanak-kanak terlibat aktif dengan latihan organ-organ sensorik dan perkembangan koordinasi fisik, anak juga terlibat materi dan alat-alat yang ditemukan di lingkungannya dan anak menemukan ide-ide mengusi serta menggunakan ide-ide tersebut. Proses belajar anak usia taman kanak-kanak menurut (Bredekamp & copple, 1997) mengatakan bahwa anak belajar secara aktif dari kegiatan mengamati dan berpartisipasi dengan anak-anak lain dan orang yang lebih dewasa, termasuk guru dan orangtuanya. Anak perlu membuat hipotesis dan mengujinya melalui interaksi sosial, memanipulasi fisik, dan proses berfikir sendiri dengan mengamati apa yang terjadi, merefleksikan temuannya, membuat pertanyaan dan memformulasikan jawaban. Sedangkan bermain adalah dunia sekaligus sarana belajar anak. Memberikan kesempatan pada anak untuk bermain berarti memberikan kesempatan kepada mereka untuk belajar. Memberikan kesempatan anak untuk belajar dengan cara-cara yang dapat dikatagorikan sebagai bermain berarti telah membuat pengalaman belajar itu dirasakan dan diapresiasikan secara alami oleh

8 7 anak yang bersangkutan sehingga menjadi bermakna olehnya (solehuddin, 2000). Melalui bermain itulah sesungguhnya anak belajar.. melalui bermain anak memiliki sempatan untuk membangun dunianya berinteraksi dengan orang lain dalam lingkungan sosial, mengekspresikan dan mengontrol emosinya serta mengembangkan kecakapan simboliknya. Anak juga dapat memperoleh kesempatan untuk mempraktekkoan ketermpilan-keterampilan yang baru diperolehnya dan juga fungsi kecakapan sosialnya untuk menerima peran sosial yang baru dan mencoba tugas baru yang menantang serta menyelesaikan masalah baru yang tidak dapat diselesaikan dengan cara yang lain. (Mallory&New, 1994). Hakikat Perkembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak Perkembangan merupakan suatu proses yang bersifat kumulatif artinya perkembangan terdahulu akan menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya. Oleh sebab itu apabila terjadi hambatan pada perkembanngan terdahulu maka perkembangan selanjutnya akan mendapat hambatan menurut Jamaris dalam (Sujiono Y. N., 2009) Anak usia taman kanak-kanak berada dalam masa keemasan, selama masa inilah anak secara khusus mudah menerima stimulus dari lingukangannya. Untuk itulah anak perlu diberi pendidikan yang sesuai dengan perkembangannya dengan cara memperkaya lingkungan bermainnya dan perlu memberi peluang untuk menyatakan diri, berekspresi dan berkreasi. Berdasarkan aspek perkembanganya seorang anak dapat belajar dengan baik apabila kebutuhan fisiknya dipenuhi. Diyakini para pakar agar pertumbuhan dan perkembangan tercapai secara optimal dibutuhkan situasi dan kondisi yang kondusif pada saat memberikan stimulasi dan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan.

9 8 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak Usia Taman Kanak- Kanak Adanya perbedaan perkembangan tumbuh kembang antara anak satu dengan anak lainya di pengaruhi oleh bebepara faktor diantaranya : 1. Faktor lingkungan yang menyenangkan anak Hubungan anak dengan masyarakat yang menyenangkan terutama dengan anggota keluarga mengarah ke penyesuaian sosial yang lebih baik. 2. Faktor Emosi Pemuasan emosional mendorong perkembangan kepribadian anak yang semakin stabil. 3. Metode mendidik anak Anak yang diberikan pendidikan sejak kecil ketika besar cenderung lebih bisa bertanggung jawab. 4. Faktor rangsang lingkungan Lingkungan yang merangsang merupakan salah satu pendorong tumbuh kembang anak dan dapat mendorong fisik dan mental anak. Jenis Perkembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak Jenis Perkembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak Sumber : (Sujiono Y. N., 2009) Jenis perkembangan Perkembangan Fisik Perkembangan Sosial Penjelasan Perkembangan fisik meliputi bentuk tulang, dan pergerakan tubuh Perkembangan Sosial mempengaruhi perilaku yang di terima secara sosial. Perkembangan sosial proses belajar menyesuaikan terhadap kelompok, tradisi lingkungan maupun moral dengan lingkungan yang lain

10 9 Perkembangan Emosional Perkembangan Kognitif Perkembangan emosional pada anak usia dini dilakukan dengan tangisan, rasa marah, dan rasa ingi tahu. Perkembangan kognitif Merupakan dasar kemampuan anak untuk berpikir Perkembangan Fisik Anak Usia Taman Kanak-Kanak Perkembangan Fisik Anak Sumber : (Sujiono Y. N., 2009) Jenis perkembangan 3-4 Tahun 4-5 Tahun Penjelasan -Peningkatan keterampilan fisik -Melompat dengan kedua kaki -Dapat berjalan pada balok keseimbangan -Memanjat pada alat permainan -Melompat dengan kaki saling bergantian -Peningkatan pada motorik halus -Memotong pada garis -dapat menjiplak gambar geometris 5-6 Tahun -Keterampilan fisik menjadi hal yang penting dalam perkembangan konsep diri -Adanya peningkatan energi yang tinggi -Pengendalian motorik halus sudah sangat bagus

11 10 Perkembangan Sosial Perkembangan Sosial Anak Sumber : (Sujiono Y. N., 2009) Usia 3-4 tahun 5-6 tahun Penjelasan -Menjadi akan lebih sadar akan diri sendiri -mengembangkan perasaan rendah hati -Dapat mengambil arah dan mengikuti beberapa aturan -Menunjukan suatu pertumbuhan dalam hal perasaan atau pengertian dari kepercayaan pada diri sendiri -Menyatakan gagasan yang kaku tentang peran jenis kelamin -Memiliki teman baik meskipun untuk jangka waktu yang pendek -ingin menjadi yang nomer satu -menjadi lebih posesif dengan barang-barang kepunyannya -Sering bertengkar dalam waktu yang singkat Perkembangan Emosional Anak Perkembangan Emosional Anak Sumber : (Sujiono Y. N., 2009) Usia 3-4 tahun Penjelasan -Mulai mengembangkan pengendalian diri -Menghargai kejutan dan peristiwa tertentu -Mulai menunjukan selera humor -takut akan gelap, merasa diabaikan, atau pada situasi

12 tahun yang belum dikenal -Dapat mengendalikan agresi dengan lebih baik -Menyatakan selera humor di dalam lelucon, katakartta omongan kosong -Belajar mengenai hal-hal yang benar dan yang salah -Mulai dapat menyatakan Perkembangan Kognitif Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini Sumber : (Sujiono Y. N., 2009) Usia 3-4 tahun 5-6 tahun Penjelasan -Dapat mengikuti dua perintah -dapat membuat penilaian menghitung banyaknya kesalahan yang telah mereka buat -Mengembangkan kosa kata dengan cepat -menggunakan angka-angka tanpa pemahaman -Mulai meenanyakan pertanyaan mengapa secara sering -Menunukan perhatian pada masa pertumbuhan -Dapat mengurutkan objek dalam urutan yang tepat -Melakukan berbagai hal dengan sengaja, lebih sedikit menuruti kata hati -Menjadi tertarik dalam menulis Klasifikasi Aktifitas Pengguna 1. Anak anak a. Belajar Anak-anak belajar sesuai dengan pembagian usia dan fasilitas disediakan yang menunjang anak belajar.

13 12 b. Bermain Anak-anak disediakan area bermain yang tentunya tetap mementingkan keamanan pada area bermain dan dalam pengawasan. 2. Orang tua / Pendamping a. Menemani anaknya b. Menunggu anaknya c. Makan dan Minum 3. Staff Pengajar (Guru) a. Mengajar anak-anak b. Mengawasi anak-anak c. Melayani kebutuhan anak 4. Staff Karyawan a. Mengurus administrasi b. Mengurus berkas-berkas 5. Pimpinan Sekolah a. Memimpin sekolah b. Mengawasi dan mengontrol aktifitas belajar mengajar 6. Penjaga Sekolah a. Menjaga keamanan sekolah b. Membersihkan sekolah Klasifikasi Fasilitas Pengguna A. Fasilitas Utama Pengguna 1. Anak anak a. Ruang Kelas Sebagai tempat untuk kegiatan pembelajaran anak. Ruang kelas harus dilengkapi dengan fasilitas penunjang kegiatan yang berlangsung, ruang kelas di sediakan terdapat berbagai jenis.

14 13 b. Ruang Bermain Sebagai ruang untuk bermain tentunya ruangan memiliki area yang cukup luas agar anak bebas bermain dan bergerak dengan bebas. Tentunya penggunaan material harus diperhatikan. 2. Orang Tua / Pendamping a. Ruang tunggu Disediakan ruang tunggu sebagai tempat untuk orang tua atau pendamping menunggu anak saat belajar. b. Kantin Kantin disediakan untuk makan dan minum bagi orang tua, staff pengajar (guru) ketika membutuhkan. 3. Staff Pengajar (guru) a. Ruang Guru Ruang guru disediakan untuk guru menyimpan file-file, barangbarang ataupun berkas anak-anak. 4. Staff Karyawan a. Ruang Tata Usaha Ruang tata usaha disediakan untuk staff karyawan yang bekerja di tempat ini seperti, staff keuangan. 5. Pimpinan Sekolah a. Ruang Kepala Sekolah Ruang kepala sekolah disediakan untuk kepala sekolah yang sedang menjabat sebagai pimpinan sekolah tersebut. B. Fasilitas Pendukung Pengguna 1. Lobby 2. Ruang Tunggu 3. Ruang Komputer 4. Ruang Keterampilan 5. Ruang Kesenian

15 14 6. Ruang Makan 7. Perpustakaan 8. Parent Lounge 9. Kantin 10. Outdoor Area 11. Sarana Olahraga 12. Ruang Serba Guna 13. UKS 14. Dapur 15. Toilet 16. Gudang Standarisasi Ergonomi Anak Anak memiliki ukuran standar yang berbeda dengan orang dewasa ukuran furniture yang dirancang harus disesaikan dengan ukuran tubuh anak. Dibawah ini adalah rata-rata tinggi dan berat anak. Rata-Rata Tinggi dan Berat Anak (Sumber : George S Morrison, 2012) Anak Laki-Laki Anak Perempuan Ting Berat Ting Berat Usia gi gi (cm) (kg) (cm) (kg) 3 tahun tahun tahun tahun

16 15 Dibawah ini adalah gambar ergonomi anak : Ukuran anak usia 3-5 Tahun (Sumber : Santi Hapasari, 2013) Ukuran anak usia 5-7 Tahun (Sumber : Santi Hapasari, 2013) Tinjauan Arsitektur (Kementerian Pendidikan Nasional, 2011) aspek arsitektural tempat belajar anak harus menjawab kebutuhan Penggunanya meliputi beberapa hal diatanranya :

17 16 1. Aspek Bangunan a. Bangunan untuk kegiatan belajar dan bermain yang memenuhi standar. b. Kantor dan ruang guru beserta perlengkapannya. c. Kamar mandi, kamar kecil dan air bersih. d. Halaman dengan alat bermain yang memadai. e. Luas lahan/tanah minimal yang diperlukan 300 m2. 2. Aspek Lokasi a. Keamanan b. Kebersihan c. Ketenangan/kenyamanan d. Penduduk e. Transportasi Tinjauan Interior Anak-anak memiliki kebutuhan lingkungan yang berbeda dengan orang dewasa, mereka tidak hanya memerlu-kan keindahan, namun lebih memerlukan lingkungan yang kreatif. Mereka lebih tertarik pada apa yang mereka lihat dan ini adalah proses belajar yang sangat penting, berkaitan erat dengan tahap-tahap perkem-bangan anak yang masih lebih tertarik pada sesuatu yang bersifat visual (Sari, 2005: 89). UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, khususnya Pasal 45 ayat 1, menjelaskan bahwa sarana dan prasarana pendidikan yang ada di TK harus memenuhi kebutuhan anak didik akan pertumbuhan dan perkembangan fisik yang optimal, dapat merangsang kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan perkembangan psikologis atau jiwa mereka. Adapun aspek interior ruang belajar dan bermain sebagain berikut : 1. Pembagian ruang berdasarkan Pengelompokan Usia a. Usia 3-4 tahun

18 17 b. Usia 4-5 tahun c. Usia 5-6 tahun 2. Pembagian Pengguna ruang a. Area untuk anak Ruang belajar dan ruang bermain b. Area staff Ruang kepala sekolah, guru, dan tata usaha c. Service area 3. Penggunaan Warna warna primer, warna yang di mudah di perkenalkan kepada anak hanya saja sebaiknya tidak digunakan terlalu banyak, dapat di apliksasikan sebagai aksen. : 4. Ukuran Furniture Adapun ukuran furniture yang direkomendasikan (Astrini, 2005) yaitu a. Meja anak berukuran p = 120 cm, l = 75 cm, dan t = cm. b. Kursi anak berukuran p = cm, l = cm, dan t = 30 cm. c. Rak untuk alat pendidikan berukuran p = 150 cm, l = 40 cm, dan t = 65 cm. d. Rak simpan barang milik anak didik (loker) merupakan rak besar yang berkotak-kotak. Adapun ukuran tiap-tiap kotak tersebut, yaitu p = 30 cm, l = 30 cm, d = 35 cm, dan t = ± 100 cm (tiga tingkat). e. Ketinggian meja/rak untuk kegiatan yang di-lakukan sambil berdiri adalah sekitar 60 cm. f. Tinggi jangkauan anak terhadap perabot rata-rata 121 cm, maksimal 133 cm.

19 18 Ukuran perabot yang salah akan menimbulkan ketidaknyamanan. Selain itu, sebaiknya perabot yang akan dipakai menggunakan material yang aman dan tidak mempunyai bentuk ujung yang runcing dan lancip karena hal ini berbahaya untuk anak-anak. Perabot juga harus memiliki daya tarik, dalam perancangan ini harus mempunyai ciri khas tersendiri bagi anak (Roth, 1966: 50). Gambar dibawah menunjukkan ukuran standar meja dan kursi pada Taman Kanak-Kanak menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Dimensi Meja Kelas dan Meja Makan TK (Sumber : Depdikbud RI, 1992:9) Dimensi Kursi Kelas dan Kursi Makan TK

20 19 (Sumber : Depdikbud RI, 1992:9) 5. Sirkulasi Ruang Luas ruangan ideal adalah m2 dan ruangan kelas diisi oleh 24 orang siswa. Namun, bila tidak memungkinkan dapat juga menggunakan batasan minimum 0,9 m2 untuk tiap anak (De Chiara, 1980: 1128). Pengelompokan fungsi ruang/organisasi ruang berkaitan dengan terciptanya sirkulasi. Bentuk organisasi ruang dapat dibedakan, antara lain sebagai berikut (Suptandar, 1999: 112): a. Organisasi ruang terpusat, yaitu sebuah ruang besar dan dominan sebagai pusat ruang di sekitar-nya, organisasi ini mengarah ke dalam. b. Organisasi ruang linier, yaitu deretan ruang-ruang, masingmasing berhubungan langsung yang sifat-nya memanjang. c. Organisasi ruang radial, yaitu kombinasi dari organisasi terpusat dan linier. Organisasi ini meng-arah ke luar. d. Organisasi ruang mengelompok, yaitu merupakan pengulangan bentuk fungsi yang sama, tetapi komposisinya dari ruang-ruang yang berbeda ukuran, bentuk, dan fungsi. e. Organisasi ruang secara grid, terdiri dari beberapa ruang yang posisi ruangnya tersusun dengan pola grid (3 dimensi), organisasi ruang membentuk hubungan antar ruang dari seluruh fungsi posisi dan sirkulasi. Studi Warna dan Bentuk 1. Studi Warna Warna-warna yang dibutuhkan untuk menun-jang perkembangan adalah warna yang dapat memberikan suasana aman, hangat, nyaman, bebas dan rangsang. Warna-warna pastel dengan intensitas yang berbeda-beda dapat menun-jang suasana ruang ruang tersebut di atas. Warna pastel aman dalam arti warna tidak menyilaukan, membuat mata cepat lelah, menyenangkan, tidak

21 20 menakutkan dalam arti warna dapat memotivasi anak untuk beraktifitas, bergembira dan kreatif (Sari, 2004: 32). Psikologi Warna Yang Sesuai Untuk Ruang Anak (Sumber : Carey Jolliffe, 1990) Warna Arti Positif Arti Negatif Merah Hidup Cerah Pemimpin Kekuatan Panas Bahaya Emosi Agresif Jingga Muda Kreatif Persahabatan Dominan Arogan Dinamis Kuning Segar Cerah Energik Semangat Sinis Kritis Inspiratif Tenang Hijau Segar Stabil Formal Energik Harmonis Pahit Biru Kebenaran Damai Intelegensi tinggi Sejuk Emosional Egosentris

22 21 Ungu Cokelat Artistik Personal Mistis Spiritual Organik Kekuatan Hangat Angkuh Sombong Diktator Tidak bersih Kering Putih Abu-Abu Jujur Bersih Higienis Kebenaran Netral Modern Teknologi Sunyi Kekosongan Bimbang Monoton Hitam Kuat Kreativitas Magis Idealis Fokus Terlalu kuat Merusak Menekan 2. Studi Bentuk A. Garis Studi Garis (Sumber : Dasar-Dasar Desain) Jenis garis Garis Verikal Memberi sugerti Arti Stabilitas, kuat dan simpel, megah

23 22 Garis Horizontal Memberi sugesti ketenangan, serta respon pada hal yang tak bergerak Garis Diagonal Memberi sugesti ketidakstabilan, atasu sedang bergerak. Garis Lengkung Menimbulkan semangat, tetapi jika berlenihan menimbulkan kegelisahan. B. Bentuk Studi Bentuk (Sumber : Dasar-Dasar Desain) Segitiga Jenis Bentuk Arti Melambangkan kestabilan bentuk Lingkaran Memberi kesan stabil, menguasai lingkungan sekitar, memberi Bujur Sangkar Memberi kesan netral,stabil, satis, dan rasional Bentuk Orgnaik Berkesan tumbuh dan tidak terukur. Elemen Pembentuk Ruang a. Lantai Lantai merupakan area favorit anak untuk bermain, karena adanya kecenderungan anak meng-ambil mainan yang jatuh ke lantai dan memasukan-nya kedalam mulut, maka sebaiknya lantai dilapisi alas yang bagus, tidak licin dan berkesan hangat. Lantai untuk ruang kelas

24 23 sebaiknya kuat, tidak licin, dan pemeliharaaannya harus mudah. Lantai juga merupakan bagian dalam bangunan yang paling dasar dan berhubungan langsung dengan beban, baik beban mati maupun beban gerak. Lantai harus memiliki karakter, banyak jenis penutup lantai tentunya disesuain dengan fungsi ruang. Jenis Penutup Lantai (Sumber : Jenis Karpet Vynil Karakteristik -Memberi kesan hangat -Dapat meredah suara -Perawatan agak sulit -Tersedia banyak warna dan motif -Perawatan mudah -Tahan noda dan mudah dibersihlan -Anti gores tapi bukan benda tajam -Semakin tebal lapisan, semakin bagus kualitasnya Keramik -Terdapat pilihan bentuk dan warna -Mudah Perawatan -Harga Variatif

25 24 b. Dinding Adalah pembatas suatu ruang atau pembatas suatu kegiatan. Banyak jenis Material dinding yang dapat digunakan untuk tempat belajar anak tentunya sesuai dengan fungsi dan kegiatan didalamnya. Jenis Penutup Dinding (Sumber : jenis Gypsum Finishing Cat tembok Finishing Walpaper Finishing Mural Karakteristik -Pemasangan mudah -Kuat terhadap api -Umunya digunakan untuk sebagai sekat -Tahan terhadap air -Mudah di bersihkan -Relatif murah -Warna Variatif -Tahan lama -Mudah dibersihkan -Variatif motif dan corak -Relatif mahal -Relatif mahal -Mudah dibersihkan -Dapat dibuat sesuai keinginan Kaca -Tahan Api -Mudah dibersihan -Meberikan kesan Luas -Harga relatif mahal

26 25 c. Ceiling Plafon pada ruang belajar dan bermain anak di-utamakan dari sisi fungsional, karena aktivitas di dalamnya membutuhkan konsentrasi. Material yang sesuai adalah eternit polos, tripleks dan berbagai jenis softboard serta beton ekspos dengan finishing sederhana (Suptandar, 1999: 167). Sistem Interior a. Pencahayaan Cahaya menjadi syarat untuk melihat, tetapi apabila cahaya terlalu berlebih akan menimbulkan kesilauan. Sehinggga Penggunaan Cahaya Harus Diperhatikan. Cahaya terbagi menjadi 2 yaitu alami dan buatan. Berdasarkan sumbernya : 1. Pencahayaan alami : berasal dari matahari langsung 2. Pencahayaan Buatan : Berasal dari lampu Berdasarkan Jenisnya : 1. General Lighting 2. Task Lighting 3. Decoraing Light 4. Accent Lighting b. Penghawaan Penghawaan dalam ruangan harus diperhatikan karena dengan udara yang tidak segar dapat menghambat kegiatan belajar. Penghawaan terbagi menjadi 2 yaitu penghawaan alami dan penghawaan buatan Berdasarkan jenisnya : 1. Penghawaan alami : menggunakan udara alami sebagai sumber penghawaan. Dapat dimanfaatkan melalui jendela, ventilasi atau bukaan-bukaan yang lain 2. Penghawaan buatan : Menggunakan udara bautan yang sifatnya hanya sementara, dan dapat disesuaikan kebutuhan. Contoh AC dan kipas angin.

27 26 c. Akustik Akustik bertujuan untuk mengurangi suara atau bunyi yang sifatnya menggangu. Agar kegiatan yang berlangsung dalam ruang lebih kondusif. Konsep Desain Kerangka Konsep Desain Gambar 4.1 Kerangka Konsep (Sumber : Qoni ah Azrina,2015)

28 27 Tema Tema yang digunakan dalam perancangan ini adalah alat musik tradisional Indonesia dengan teknik pukul. Konsep ini mengambil dari beberapa bentuk alat musik Indonesia bagian barat, timur dan tengah yang memiliki bentuk-bentuk serupa dan tidak asing bagi anak-anak. Alat musik dengan teknik pukul merupakan kegiatan yang mudah dilakukan anak usia dini untuk melatih motorik anak, selain itu hal ini juga dapat merangsang kepekaan pendengaran pada anak. Inilah salah satu konsep yang ingin diterapkan kepada anak. Anak-anak diperkenalkan kepada alat-alat musik Indonesia. Pengambilan tema ini juga bertujuan untuk memperkenalkan salah satu budaya Indonesia kepada anak berusia golden age, sehingga anak-anak tidak meninggalkan budayanya sendiri. Karena semakin banyak anak-anak dizaman ini yang sudah tercampur oleh budaya luar. Selain itu untuk menciptakan generasi penerus yang cinta akan Tanah Air. Alat Musik Pukul Tradisonal Indonesia (Sumber :

29 28 Gaya Pengambilan gaya pada perancangan ruang belajar dan bermain taman kanak-kanak ini adalah modern. Ruang didesain secara sederhana, tidak terlalu banyak ornamen-ornamen, ukiran dan detail pada furniturenya. Gaya modern pada awalnya terispirasi dari gerakan kubisme yang sifatnya berbentuk kubus hingga sekarang berkembang menjadi berbagai bentuk namun tetap tidak menggunakan ukiran yang rumit. Contoh Ruang Belajar dan Bermain Bergaya Modern (Sumber : Citra Perancangan ruang belajar dan bermain taman kanak-kanak ini akan memberikan citra yang attractive, playfull dan fun. Dimana citra yang akan di timbulkan ini disesuaikan dengan sifat anak-anak yang selalu senang dan gembira. Anak-anak sangat perlu ruangan yang membuatnya senang, nyaman dan aman pada saat belajar dan bermain. Penggunaan citra ini juga dikolaborasikan kedalam bentuk elemen interior yang diambil dari bentuk alat musik pukul Indonesia. Contoh Ruang Belajar dan Bermain attractive, playfull dan fun (Sumber :

30 29 Bentuk Penggunan bentuk pada ruang belajar dan bermain taman kanak-kanak adalah perpaduan antara bentuk geometis dan organik. Bentuk-bentuk tersebut diadopsi dari penggunaan tema alat musik pukul indonesia yang dapat memeberikan pengetahuan alat musik Indonesia kedalam desain ruang. Konsep geometris dan organik yang diaplikasikan adalah bentuk lingkaran dan persegi panjang yang terinspirasi dari bentuk alat musik pukul Indonesia. Bentuk ini akan diaplikasikan pada elemen interior dan furniture. Penggunaan konsep bentuk pada furniture tidak semata-mata memberikan kesan estetis pada suatu ruangan, tetapi juga harus memgutamakan keamanaan pada anak, seperti memperhatikan bagian sudut-sudut agar tidak menggunakan bentuk runcing yang membahayakan anak. Warna Penggunaan warna pada ruang belajar dan bermain taman kanak-kanak sangat penting, mengingat citra yang ingin di tampilkan tempat ini adalah fun, playful dan atractive tentunya warna merupakan peran utama untuk memberikan citra tersebut. Konsep warna yang digunakan dalam perancangan ini adalah warna putih, kuning, orange, biru dan hijau. Warna-warna tersebut diambil dari penerapan gedung dan citra yang akan di implementasikan kepada elemen interior dan furniture. Warna Ruang Belajar dan Bermain attractive, playfull dan fun (Sumber : Qoni ah Azrina,2015)

31 30 Furniture Dalam perancangan furniture ruang belajar dan bermain taman kanak-kanak banyak menggunakan furniture dengan sistem modular dengan bentuk lingkaran dan persegi panjang. Furniture yang di gunakan tentunya mengutamkan faktor keamanan, dari mulai bentuk hingga penggunaan bahan materialnya. Contoh Furniture Terinspirasi dari Bentuk Alat Musik Pukul Indonesia (Sumber : Qoni ah Azrina,2015) Elemen Interior 1. Lantai Penggunaan material lantai yang akan di gunakan sesuai dengan pertimbangannya seperti mudah di bersihkan, mudah perawatan dan tidak membahayakan anak. Beberapa alternatif material penetup lantai seperti pada gambar. Contoh Lantai Ruang Belajar dan Bermain. (Sumber :

32 31 2. Dinding Dinding pada ruang belajar dan bermain taman kanak-kanak dapat menggunakan beberapa macam material seperti cat, multipleks dan pvc. Bentuk dan warnanya akan disesuaikan dengan konsep agar memberikan suasana ruang fun, attractive dan playfull. 3. Ceiling Sebagai penutup ruangan ceiling dapat di olah dengan penaikan penuruan ceiling, maupun bentuk-bentuk menarik yang disesuaikan dangan tema itu sendiri. Contoh Ceiling yang Terinspirasi dari Bonang. (Sumber : HASIL PERANCANGAN Ruang Kelas

33 32 Ruang Keterampilan Ruang Kesenian

34 33 KESIMPULAN Ruang belajar dan bermain taman kanak-kanak nasional plus merupakan sarana untuk membantu perkembangan dan pertumbuhan anak sebelum memasuki pendidikan dasar dengan kurikulum berbasis nasional plus dan bahasa pengantar adalah Bahasa Inggris. Berdasarkan pada teori yang mengatakan bahwa perkembangan anak usia taman kanak-kanak lebih didekatkan pada dunia bermain. Sehinga taman kanakkanak memiliki selogan Belajar Sambil Bermain. Hal ini termasuk kedalam salah satu faktor upaya peningkatan kualitas anak di usia taman kanak-kanak. Dalam kaitannya dengan faktor tersebut, maka selain pada sistem pembelajaran yang disusun dalam kurikilum taman kanak-kanak, fasilitas ruang belajar dan bermain pun turut serta dalam peningkatan kualitas anak. Ruang didesain dengan memperhatikan karakteristik anak sehingga dapat menciptakan ruang yang menyenangkan, aman dan nyaman bagi anak untuk bermain sambil belajar. Desain ruang belajar dan bermain anak taman kanak-kanak nasional plus ini dirancangang dengan mengangkat alat musik tradisional Indonesia yang dimainkan dengan teknik pukul dengan tujuan melatih motorik anak dan merangsang pendengaran anak. Desain ini mengimplementasikan konsep tersebut dengan penggunaan bentuk geometrik yang di ambil dari bentuk alat-alat musik itu sendiri, yang kemudian di aplikasikan pada elemen interior seperti ceiling, dinding maupun bentuk-bentuk furniture pada ruang, yang bertujuan untuk memperkenalkan alat musik Indonesia yang diaplikasikan kedalam ruang belajar dan bermain anak serta dikombinasikan dengan citra attractive, fun dan playfull pada warna ruangan tersebut. penerapan desain tersebut disesuaikan dengan dunia anak, dimana penyerapan pengetahuan anak di dapat melalui pengamatan secara langsung terhadap lingkungan yang menyenangkan bagi anak, sehingga anak bisa memaksimalkan potensi yang ada pada dirinya dalam mengembangkan kreativitasnya.

35 34 Dengan demikian dapat diambil suatu kesimpulan bahwa desain ruang belajar dan bermain anak sangat berpengaruh pada proses tumbuh kembang anak di taman kanak-kanak. Anak akan tumbuh secara maksimal apabila anak merasa senang dan nyaman saat berada di suatu tempat yang mendukung, baik secara desain maupun fasilitasnya. DAFTAR PUSTAKA Sujiono, Y. N. (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks. Suyadi. (2014). Teori Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA. suyadi, & Ulfah, M. (2013). Konsep Dasar PAUD. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA. Munandar, U. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: RINEKA CIPTA. Sujiono, B., & Sujiono, Y. N. (2010). Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: Indeks. Fajarwati, E. (2009). Hubungan Bermain Balok Denga Kreativitas. Kotnik, J. (2010). Kindergarten Architecture. Wiyani, N. A. (2013). Desain Pembelajaran Pendidikan. yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA. Wiyono, & Nursyahid, O. A. (2013). Rahasia Mendidik Anak Cerdas. Jakarta: PT. Suka Buku. Mostaedi, A. (2006). preschool & kindergarten asrchitecture. spain: Carles Broto. University, D. (2013). Kids Design. Dalian: Dalian University of Technology Pres. Nuryanti, L. (2008). Psikologi Anak. Jakarta: PT. Indeks. Pratisti, W. D. (2008). Psikologi Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Indeks. Karlen, M. (2007). Dasar-Dasar Perencanaan Ruang. Jakarta: Erlangga. Irawan, B., & Tamara, P. (2013). Dasar-Dasar Desain. Jakarta: Griya Kreasi. Olds, A. (2001). Child Care Design Guide. De Chiara, J. (1980). Handbook Of Architectural Details For Commercial Buildings.

36 35 RIWAYAT PENULIS Qoni ah Azrina Masrur lahir di Surabaya 25 Juni Penulis menamatkan pendidikan S1 di Binus University dalam bidang ilmu desain interior khususnya dibidang hospitality and commercial pada tahun 2015.

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DESAIN 4.1 Konsep Desain 4.1.1 Kerangka Konsep Desain Gambar 4.1 Kerangka Konsep (Sumber : Qoni ah Azrina,2015) 101 102 4.1.2 Tema Tema yang digunakan dalam perancangan ini adalah

Lebih terperinci

Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN

Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN Bab 4 KONSEP PERENCANAAN DESAIN 4.1. Konsep Desain 4.1.1 Kerangka Konsep Desain Gambar 4.1 Kerangka Konsep Sumber : Analisa Pribadi 4.1.2 Tema Tema yang di gunakan dalam perancangan ini adalah bee (lebah).

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR FASILITAS PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI DI BOGOR

PERANCANGAN INTERIOR FASILITAS PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI DI BOGOR PERANCANGAN INTERIOR FASILITAS PEMBELAJARAN DAN PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI DI BOGOR Fania Universitas Bina Nusantara fania.fania15@yahoo.co.id (Fania, Dani Hermawan, ST.,M.Arch, Yunida Sofiana,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Konsep Sebuah konsep desain tempat pendidikan yang ramah lingkungan dengan membawa suasana yang asri membawa kehangatan keluarga dalam sebuah wadah pendidikan. Anak anak

Lebih terperinci

Bab IV. Konsep Perancangan

Bab IV. Konsep Perancangan Bab IV Konsep Perancangan 4.1 Konsep Perancangan Konsep perancangan pada proyek ini didasari oleh tinjauan data mengenai sifat dan karakteristik pasien, dimana beberapa dari pasien dewasa maupun anak-anak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Secara psikologi perkembangan anak di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah lingkungan, dimana lingkungan tersebut bisa berupa lingkungan internal

Lebih terperinci

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada

Lebih terperinci

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 5.1 Konsep Citra Ruang Konsep citra ruang yang ingin dicapai adalah ruangan yang memberikan suasana kondusif kepada pengguna perpustakaan. citra ruang dimana pengguna

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN 5.1. Gaya dan Tema dalam Perancangan Konsep pada Fitness Center, interior desain yang ditampilkan oleh Fitness Center ini bergaya Modern Retro. Tema perancangan

Lebih terperinci

sebelum mereka memulai pendidikan primer ke jenjang berikutnya 1. Tujuan dari adanya taman kanak-kanak ini adalah sebagai tempat di mana anak-anak dap

sebelum mereka memulai pendidikan primer ke jenjang berikutnya 1. Tujuan dari adanya taman kanak-kanak ini adalah sebagai tempat di mana anak-anak dap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa awal anak-anak (early childhood) adalah tahap pekembangan yang merentang mulai dari masa bayi hingga usia enam tahun, yang di mana pada masa tersebut, otak anak

Lebih terperinci

PENGARUH WARNA RUANG KELAS TERHADAP MINAT BELAJAR ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK SANTA ANGELA BANDUNG

PENGARUH WARNA RUANG KELAS TERHADAP MINAT BELAJAR ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK SANTA ANGELA BANDUNG ISSN : 2355-9349 e-proceeding of Art & Design : Vol.3, No.3 December 2016 Page 1233 PENGARUH WARNA RUANG KELAS TERHADAP MINAT BELAJAR ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK SANTA ANGELA BANDUNG Yessi Dwipertiwi Sastradipura

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Taman V.1. Konsep Gaya dan Tema BAB V KONSEP PERANCANGAN Kebutuhan : Natural Gaya yang dapat membuat nyaman pengunjung Gaya yang dapat menarik masyarakat umum Gaya yang dapat menampilkan kebudayaan Informatif

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN

BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN V.1 Konsep Perancangan Interior V.1..1 Konsep Desain Perancangan interior untuk Interior Design Department of Binus University ini memiliki tema Dynamic

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN DESAIN 5.1 KONSEP 5.1.1 Ide Dasar Perancangan Konsep Desain merupakan salah satu proses dalam tahapan mendesain. Pada Gaya yang di angkat untuk penerapan desain playgroup ini adalah

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Kerangka Berpikir Konsep Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep 105 106 Dari kerangka berpikir diatas dapat penulis memilih konsep Batik Pekalongan : The Diversity of Culture

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep/Citra Ruang Citra atau image yang digunakan dalam mendukung karakter desain adalah modern natural with batavian etnic, dengan menggunakan bentuk bentuk yang geometris

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan 73 BAB IV KONSEP DESAIN IV.1 Konsep Ruang (Citra Ruang) Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan dengan bergaya futurisctic. Konsep fun ini diartikan sebagai sesuatu

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Didalam sebuah perancangan interior, fasilitas sangat menunjang dalam aktifitas yang dilakukan di dalamnya. Fasilitas merupakan hal penting dalam mendesain

Lebih terperinci

Gambar 5.2 Mind Mapping Perawat dan Pengunjung Gambar 5.3 Mind Mapping Site dan Bangunan 1

Gambar 5.2 Mind Mapping Perawat dan Pengunjung Gambar 5.3 Mind Mapping Site dan Bangunan 1 BAB V KONSEP PERANCANGAN INTERIOR 5. 1. Dasar dan Tujuan Setelah melewati proses analisis, penulis mengambil tema refreshment atau penyegaran sebagai konsep desain yang akan diterapkan pada perancangan

Lebih terperinci

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA 2011 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA RUMAH TINGGAL BAPAK Ir. Budiman, M.A. Jl. Merdeka Barat 12 Jakarta Designed by: Karina Larasati NIM. 00987654333 JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FBS UNY

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Usia dini merupakan suatu masa keemasan (golden age) bagi setiap manusia. Hal ini dikarenakan, pada masa ini lah seseorang dapat membentuk perilaku dan kepribadiannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minat dan bakat anak berkembang sesuai dengan bertambahnya umur dan tingkatan kemampuan dari masing-masing anak, namun untuk meningkatkan kemampuan diperlukan juga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1. Gambaran Umum Proyek Deskripsi Proyek Judul : Pusat Pendidikan Anak Usia Dini Plus Tempat Penitipan Anak - Baby Class / Bayi (0-1 tahun) - Toddler Class/ Balita (2-3 tahun) -

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR SEKOLAH TAMAN KANAK-KANAK DIAN HARAPAN BAB 1 PENDAHULUAN

PERANCANGAN INTERIOR SEKOLAH TAMAN KANAK-KANAK DIAN HARAPAN BAB 1 PENDAHULUAN PERANCANGAN INTERIOR SEKOLAH TAMAN KANAK-KANAK DIAN HARAPAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa yang perlu mendapatkan perhatian serius. Dewasa ini kesadaran

Lebih terperinci

Konsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic

Konsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic BAB V KONSEP 5.1 Kerangka Konsep Konsep Sekolah Fotografi Darwis Triadi adalah sebuah sekolah fotografi yang didirikan oleh seorang fotografer profesional bernama Andreas Darwis Triadi pada tahun 2003.

Lebih terperinci

BAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious

BAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious BAB IV SINTESA PEMBAHASAN 4.1 Gaya Dan Tema Perancangan Menentukan jenis tema merupakan langkah awal dalam membangun suatu ruangan. Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada klien akan interior Hotel Mulia

Lebih terperinci

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU

KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU BAB IV KONSEP PERANCANGAN RUMAH SAKIT KHUSUS PARU 4.1. Tema Desain Penderita TB maupun penderita penyakit paru lainnya akan memiliki perasaan dan pikiran negatif, bahkan setelah sembuh penderita penyakit

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Gaya dan Tema Perancangan Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya modern etnik. Pemilihan gaya modern etnik berdasarkan

Lebih terperinci

KLINIK ULTRAMODERN Penulis : Imelda Anwar Fotografer : M. Ifran Nurdin

KLINIK ULTRAMODERN Penulis : Imelda Anwar Fotografer : M. Ifran Nurdin 01 02 KLINIK ULTRAMODERN Penulis : Imelda Anwar Fotografer : M. Ifran Nurdin Good design is good business. Inilah yang terwujud pada desain klinik yang berhasil mengakomodasi kegiatan konsultasi dokter

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (paud) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitiberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

INTERIOR PERPUSTAKAAN TK DESIGNED BY. HOLME scompany

INTERIOR PERPUSTAKAAN TK DESIGNED BY. HOLME scompany INTERIOR PERPUSTAKAAN TK DESIGNED BY HOLME scompany R U A N G STANDAR D P ERANCANGAN... Ruang yang baik untuk perkembangan anak-anak TK, yaitu ruangan yang menyediakan area-area aktivitas tersendiri yang

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1 Tema Interior Konsep desain pada perancangan fasilitas Pusat Pengembangan Kreativitas Anak ini menggunakan pendekatan terhadap konsep fungsi dan citra. Fasilitas ini mengambil

Lebih terperinci

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR TK ISLAM BAB I PENDAHULUAN

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR TK ISLAM BAB I PENDAHULUAN 1 PERANCANGAN DESAIN INTERIOR TK ISLAM BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok yang diperlukan bagi setiap manusia dalam memperoleh ilmu dan wawasan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA

BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA 3.1 Tema dan Penggayaan Pusat Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Rusia merupakan sebuah sarana yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR PERPUSTAKAAN TAMAN KANAK - KANAK SEKOLAH INTERNASIONAL BINA NUSANTARA SERPONG KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PERANCANGAN INTERIOR PERPUSTAKAAN TAMAN KANAK - KANAK SEKOLAH INTERNASIONAL BINA NUSANTARA SERPONG KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERANCANGAN INTERIOR PERPUSTAKAAN TAMAN KANAK - KANAK SEKOLAH INTERNASIONAL BINA NUSANTARA SERPONG KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN LAPORAN TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2013/2014 Oleh Dhyarga Oktavian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1, ayat (14) dijelaskan bahwa pendidikan anak usia dini merupakan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Penerapan Tema Pada Perancangan Untuk bioskop mini ini prioritas utama adalah ruang menonton dan area menunggu, baik dari segi ukuran maupun bentuk. Ruangan yang selapang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diri seseorang. Musik tidak hanya menyentuh, tetapi meresap dan merasuk jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. diri seseorang. Musik tidak hanya menyentuh, tetapi meresap dan merasuk jiwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musik adalah sarana penyucian jiwa dan pengenalan unsur rohani dari diri seseorang. Musik tidak hanya menyentuh, tetapi meresap dan merasuk jiwa dan hati pendengarnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak usia dini (AUD) adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya,

Lebih terperinci

Putih Abu Hitam Coklat

Putih Abu Hitam Coklat KONSEP PERANCANGAN RUANG DALAM Tema yang saya terapkan pada tugas Perancangan Ruang Dalam ini adalah konsep Kontemporer. Karakteristik dari konsep kontemporer adalah konsep ruang yang terkesan terbuka

Lebih terperinci

PENGARUH INTERIOR RUANG BELAJAR DAN BERMAIN TERHADAP KOGNITIF, AFEKTIF, DAN PSIKOMOTORIK ANAK DI TK NEGERI PEMBINA MALANG

PENGARUH INTERIOR RUANG BELAJAR DAN BERMAIN TERHADAP KOGNITIF, AFEKTIF, DAN PSIKOMOTORIK ANAK DI TK NEGERI PEMBINA MALANG Pengaruh Interior Ruang Belajar dan Bermain Terhadap Kognitif ( Wulan Astrini) PENGARUH INTERIOR RUANG BELAJAR DAN BERMAIN TERHADAP KOGNITIF, AFEKTIF, DAN PSIKOMOTORIK ANAK DI TK NEGERI PEMBINA MALANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Yogyakarta telah lama dikenal sebagai kota pelajar. Hal ini didasarkan dari beberapa faktor, salah satunya adalah dalam segi tingginya kuantitas

Lebih terperinci

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1 0.15 8.60 2.88 Pada area lantai,1 ruang parkir di perluas dari yang sebelumnya karena faktor jumlah kendaraan pada asrama yang cukup banyak. Terdapat selasar yang difungsikan sebagai ruang tangga umum

Lebih terperinci

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS MEWARNAI GAMBAR DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B TK JAYA KUMARA DESA BALINGGI JATI Ni Nyoman Ayu Surasmi 1 ABSTRAK Permasalahan pokok dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1.1 Konsep Perencanaan Dan Perancangan Proyek perencanaan dan perancangan untuk interior SCOOTER OWNERS GROUP INDONESIA Club di Bandung ini mengangkat tema umum

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan 1. Penjelasan Judul Perancangan Pendidikan PAUD saat ini sangatlah penting, sebab merupakan pendidikan dasar yang harus diterima anak-anak. Selain itu untuk

Lebih terperinci

cross ventilation system, maka konsep desain juga mengikuti fungsi tujuan arsitektur bangunan tersebut supaya terjadi keserasian, dan keselarasan anta

cross ventilation system, maka konsep desain juga mengikuti fungsi tujuan arsitektur bangunan tersebut supaya terjadi keserasian, dan keselarasan anta BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR BASKETBALL COMMUNITY CENTER 5.1 KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 5.1.1 KONSEP DASAR Pengertian olahraga adalah gerak tubuh untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. Olahraga

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep perancangan 4.1.1 Konsep Gaya Konsep gaya pada perancangan Showroom Mabua Harley Davidson ini di desain dengan unik dan memberi kesan tempo dulu, berdasarkan analisa

Lebih terperinci

BAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic,

BAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic, BAB.IV. KONSEP DESAIN IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic, Refreshing, berarti tidak kaku, mampu memotivasi pengguna Relaxing, mampu

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Interior Gambar 4.1 Mind Map Sumber: Penulis Konsep perancangan interior pada museum ini ingin mengubah sebuah museum yang memiliki pencitraan yang sedikit

Lebih terperinci

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai

Penjelasan Skema : Konsep Citra yang diangkat merupakan representasi dari filosofi kehidupan suku Asmat yang berpusat pada 3 hal yaitu : Asmat sebagai BAB V KONSEP DESAIN 5.1 Konsep Citra Konsep merupakan solusi dari permasalahan desain yang ada. Oleh karena itu, dalam pembuatan konsep harus mempertimbangkan mengenai simbolisasi, kebutuhan pengguna,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wadah untuk kegiatan belajar dan mengajar untuk mengembangkan potensi peserta didik melalui jenjang pendidikan yang dasar sampai jenjang

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pusat es krim merupakan fasilitas yang dirancang untuk penikmat es krim. Pusat es krim menyediakan berbagai jenis es krim dan kebutuhan mengenai es krim bagi masyarakat terutama

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 KONSEP PERANCANGAN Mengacu kepada sasaran fasilitas ini adalah remaja pengguna narkoba, maka diperlukan sebuah tempat dan susunan yang bersifat dapat membangkitkan semangat

Lebih terperinci

KAJIAN PENATAAN RUANG DALAM KELAS DI TAMAN KANAK KANAK ISLAM TUGASKU

KAJIAN PENATAAN RUANG DALAM KELAS DI TAMAN KANAK KANAK ISLAM TUGASKU KAJIAN PENATAAN RUANG DALAM KELAS DI TAMAN KANAK KANAK ISLAM TUGASKU STUDI KASUS : TK ISLAM TUGASKU JL. PULOMAS JAYA NO. 2 JAKARTA TIMUR Byantara Pradhana Indrabrata 4 TB 01 21310494 PENDAHULUAN Berdasarkan

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Kucing adalah hewan yang memiliki karakter yang unik dan menarik. Tingkah laku kucing yang ekspresif, dinamis, lincah, dan luwes menjadi daya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagai denah khusus dengan tujuan pendalaman lebih pada kedua bidang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagai denah khusus dengan tujuan pendalaman lebih pada kedua bidang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dalam perancangan interior Hotel Mulia ini, penulis membatasi ruang lingkup perancangan dengan mengambil lobby dan kamar tamu pada hotel ini sebagai denah khusus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

dari permainan egrang. Seperti yang kita ketahui permainan egrang kini sudah sangat

dari permainan egrang. Seperti yang kita ketahui permainan egrang kini sudah sangat V. ULASAN KARYA PERANCANGAN A. Konsep Perancangan Dalam proses perancangan desain meja belajar ini dibuat untuk turut serta melestarikan kebudayaan Indonesia melalui lemari minimalis yang mengandung esensi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP STYLE DESAIN INTERIOR

BAB IV KONSEP STYLE DESAIN INTERIOR BAB IV KONSEP STYLE DESAIN INTERIOR 4.1 Latar Belakang Pemilihan Tema Tema yang diangkat untuk mendukung bangunan perpustakaan umum ini adalah Dinamis dan Ceria. Adapun yang melatar belakangi pemilihan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Zoning dan Grouping 4.1.1 Analisa Zoning Zoning 1 Gambar 4.1. Zoning 1 Zona private memiliki view langsung melihat keluar. Tetapi terletak jauh dari zona public,

Lebih terperinci

Perancangan Interior Gedung Singapore International School dengan Konsep Learning by Playing

Perancangan Interior Gedung Singapore International School dengan Konsep Learning by Playing Perancangan Interior Gedung Singapore International School dengan Konsep Learning by Playing ABSTRAK Desain interior merupakan bagian yang sangat penting dalam pembuatan bangunan tidak terkecuali juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Ide Perancangan Desain Setiap keluarga memiliki kebiasaan yang berbeda, kebiasaan-kebiasaan ini secara tidak langsung menjadi acuan dalam memilih furnitur yang ada di dalam

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 4.1 Alternatif Zoning 1 ANALISA : Letak zona publik berada di dekat pintu masuk karena zona tersebut diperunttukan bagi pengunjung yang baru datang. Pada alternative zona

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Latar Belakang Wallpaper adalah sejenis bahan yang digunakan untuk melapisi dan menghias dinding untuk kebutuhan interior rumah, kantor, atau fungsi bangunan

Lebih terperinci

SEKOLAH SENI SANGGAR ANAK AKAR DI JAKARTA

SEKOLAH SENI SANGGAR ANAK AKAR DI JAKARTA SEKOLAH SENI SANGGAR ANAK AKAR DI JAKARTA Di Ajeng Nur Prameswari Jl Raya Kapin 123D, Bekasi, (021)86905542, dhy.prameswari@gmail.com Yunida Sofiana, S.Sn, MDes Agus Iswahyudi, S.Sn PENDAHULUAN Janji-janji

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG

BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG BAB III PERANCANGAN RUMAH SAKIT ANAK DI BANDUNG 3.1 Tema Perancangan Tema Dalam Perancangan Interior Rumah Sakit Anak di Bandung ini adalah Wonderland (Tanah Impian). Konsep tema ini didasari oleh tinjauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taman Kanak-kanak yang disingkat TK, merupakan jenjang pendidikan usia dini (yakni usia 3-6 tahun) dalam bentuk pendidikan formal yang merupakan tahap perkembangan

Lebih terperinci

Dramatic Lighting. Pencahayaan menjadi kekuatan desain pada apartemen yang terinspirasi dari gaya Jepang ini.

Dramatic Lighting. Pencahayaan menjadi kekuatan desain pada apartemen yang terinspirasi dari gaya Jepang ini. APARTEMEN LU: 60 m² Dramatic Lighting Pencahayaan menjadi kekuatan desain pada apartemen yang terinspirasi dari gaya Jepang ini. TEKS FRANSISCA WUNGU PRASASTI FOTO ADELINE KRISANTI PROPERTI SUMARTONO TAN

Lebih terperinci

INTERIOR LAYANAN PERPUSTAKAAN ANAK (Studi Kasus: Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur)

INTERIOR LAYANAN PERPUSTAKAAN ANAK (Studi Kasus: Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur) INTERIOR LAYANAN PERPUSTAKAAN ANAK (Studi Kasus: Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur) Dyah Aprilia 1, Rinawati P. Handajani 2, Triandi Laksmiwati 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pendahuluan ini merupakan sebuah pengantar untuk menjabarkan hal-hal yang menjadi landasan penelitian seperti latar belakang, identifikasi masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkup,

Lebih terperinci

BAB 4. Analisis dan Bahasan

BAB 4. Analisis dan Bahasan BAB 4 Analisis dan Bahasan 4.1 Konsep Perancangan Makanan kini tak lagi hanya menjadi sekedar pengisi perut. Masyarakat kini menyadari makanan dengan segi kultural yang varian telah menjadi lifestyle yang

Lebih terperinci

8 Macam Nuansa Warna Interior Minimalis

8 Macam Nuansa Warna Interior Minimalis 8 Macam Nuansa Warna Interior Minimalis Apa yang harus anda ketahui mengenai trend interior di tahun 205 Kata Pengantar Hi, terima kasih sudah mendownload free ebook ini. Di ebook ini saya yakin anda akan

Lebih terperinci

KONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen.

KONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen. BENTUK Bentuk yang digunakan dapat berupa transformasi dari bentuk Tongkonan, ragam hias tradisional Makassar dan Toraja, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan budaya Makassar dan Toraja. Untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN 5.1. Gaya dan Tema dalam Perancangan Perancangan interior Sing a Song Family Karaoke ini mengambil gaya modern dan tema Pop Art, karena ingin menciptakan suasana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena itu untuk dapat mendukung berbagai perkembangan anak diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. karena itu untuk dapat mendukung berbagai perkembangan anak diperlukan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Masa pra sekolah adalah masa - masa penting bagi perkembangan anak, dimana anak mulai belajar berbagai hal dan berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu untuk

Lebih terperinci

BAB III STUDI LAPANGAN

BAB III STUDI LAPANGAN BAB III STUDI LAPANGAN A. Perpustakaan Grhatama Pustaka Berlokasi di Jl. Janti, Banguntapan Bantul, D.I. Yogyakarta. Jam layanan untuk hari Senin-Jumat : 08.00 s.d. 22.00 WIB, hari Sabtu : 08.00 s.d. 16.00

Lebih terperinci

: Campuran merah dan hitam membentuk suasana yang tegas dan. : Memperkuat gaya kontemporer dan oriental.

: Campuran merah dan hitam membentuk suasana yang tegas dan. : Memperkuat gaya kontemporer dan oriental. MERAH - Menebarkan keberanian dan energy. - Membuat suasana menjadi cerah, meriah dan penuh pesona. - Secara psikologis warna merah mempercepat aliran darah karena memicu detak jantung. - Menjadi daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya terbaik guna mempersiapakan masa depan sang anak adalah mengenalkan pendidikan kepada anak di usia dini, karena pada masa usia dini anak mulai peka/sensitif untuk

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI KREASI DI TAMAN KANAK-KANAK MELATI KABUPATEN SOLOK SELATAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI KREASI DI TAMAN KANAK-KANAK MELATI KABUPATEN SOLOK SELATAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI KREASI DI TAMAN KANAK-KANAK MELATI KABUPATEN SOLOK SELATAN Idrawati Abstrak Kemampuan motorik kasar anak di TK Melati Kabupaten Solok Selatan masih

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN INTERIOR IV.1. Konsep Perancangan Konsep Perancangan hotel resort merupakan kesimpulan dari analisis Perancangan hotel resort. Konsep Perancangan hotel resort di pantai Jakarta

Lebih terperinci

STUDI PUSTAKA PSIKOLOGI WARNA

STUDI PUSTAKA PSIKOLOGI WARNA STUDI PUSTAKA PSIKOLOGI WARNA 2.6 Psikilogi Warna Pada Ruang Psikologi warna menurut Hideaki Chijawa dalam bukunya "Color Harmony" : a. Warna hangat : merah, kuning, coklat, jingga. Dalam lingkaran warna

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN 1 BAB 4 HASIL & PEMBAHASAN Pengaplikasian wall treatment menggunakan bata exposed, lantai bermaterial concrete tanpa finishing Penerapan modul atau bentuk abstrak dan geometris pada furnitur dan partisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan dalam menggunakan panca indera, muncul berbagai penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan dalam menggunakan panca indera, muncul berbagai penyakit yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setelah memasuki usia 60 tahun, manusia pada umumnya mengalami penurunan fungsi tubuh baik secara fisik maupun mental. Secara fisik, manusia mengalami kesulitan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan (golden age), sekaligus dalam tahapan kehidupan manusia yang anak menentukan perkembangan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Gaya dan Tema Perancangan Gaya dan tema dari perancangan interior Sekolah Lukis Ohayo ini mengarah pada gaya modern pop art. Pemilihan gaya modern pop art karena gaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Usia Taman Kanak-Kanak Kelompok B merupakan salah satu rentang umur pada anak usia dini, yaitu usia 5 sampai 6 tahun. Masa ini memiliki peluang perkembangan

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR SEKOLAH TAMAN KANAK- KANAK DENGAN FASILITAS RUANG TERAPI WICARA

PERANCANGAN INTERIOR SEKOLAH TAMAN KANAK- KANAK DENGAN FASILITAS RUANG TERAPI WICARA PERANCANGAN INTERIOR SEKOLAH TAMAN KANAK- KANAK DENGAN FASILITAS RUANG TERAPI WICARA Benny Pauli Junio Lois Citra Garden 3ext Blok B14/1, kalideres Jakarta Barat 11830, +687821954308, bennylois106@gmail.com

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA 5.1 Konsep Ruang dan Bangunan Permasalahan dalam perencanaan dan perancangan Galeri Seni Lukis Modern di Yogyakarta adalah

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN Fungsi produk yang menjelaskan tentang data yang didapat dari berbagai sumber yang digunakan sebagai acuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang dibutuhkan oleh setiap individu. Sejak lahir, setiap individu sudah membutuhkan layanan pendidikan. Secara formal, layanan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan BAB I PENDAHULUAN Bab I membahas mengenai latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi dari penelitian yang berjudul Hubungan

Lebih terperinci

Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis)

Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) 101 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Ide Gagasan Ide gagasan perancangan desain interior Resort ini berupa konsep Zen. Zen merupakan konsep yang terinspirasi dari konsep interior Jepang, yang memadukan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taman kanak-kanak adalah salah satu jenjang pendidikan formal untuk anak usia 4-6 tahun. Santrock: 2005, menyebutkan bahwa anak usia pra-sekolah yaitu tahap

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis penelitian penulis berkenaan dengan Kajian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis penelitian penulis berkenaan dengan Kajian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian penulis berkenaan dengan Kajian Gambar Pada Pendidikan Anak Usia Dini (Studi Deskriptif Analitik Terhadap Karakteristik Gambar

Lebih terperinci

KONSEP MAKRO & KONSEP MIKRO

KONSEP MAKRO & KONSEP MIKRO KONSEP MAKRO & KONSEP MAKRO Pemilihan langgam Post-modern di rasa lebih sesuai pengaplikasian nya pada konsep desain interior clubhouse eastcoast residence ini, ditambah dengan nuansa natural. Konsep ini

Lebih terperinci