KAJIAN KONSUMSI NUTRIEN PADA BERBAGAI JENIS BURUNG KENARI (Serinus canaria) RUMAWATI NINGSIH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN KONSUMSI NUTRIEN PADA BERBAGAI JENIS BURUNG KENARI (Serinus canaria) RUMAWATI NINGSIH"

Transkripsi

1 KAJIAN KONSUMSI NUTRIEN PADA BERBAGAI JENIS BURUNG KENARI (Serinus canaria) RUMAWATI NINGSIH DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kajian Konsumsi Nutrien Pada Berbagai Jenis Burung Kenari (Serinus canaria) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Januari 2015 Rumawati Ningsih NIM D

4 ABSTRAK RUMAWATI NINGSIH. Kajian Konsumsi Nutrien Pada Berbagai Jenis Kenari (Serinus canaria). Dibimbing oleh RITA MUTIA dan DWI MARGI SUCI. Burung kenari adalah salah satu burung kicau yang memiliki keindahan warna bulu, suara kicauan yang merdu dan khas serta kelincahannya dapat memberikan hiburan bagi pemiliknya. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui konsumsi nutrien dan konsumsi pakan dari berbagai jenis burung kenari. Burung kenari yang digunakan sebanyak 24 ekor ( 9 kenari postur, 11 kenari warna dan 5 kenari suara) pejantan umur 1 tahun. Pakan diberikan setiap pagi hari, yang terdiri dari campuran canary seed (62.5 %), biji sawi (12.5 %), biji niger (12.5 %), dan millet putih (12.5 %) yang diperoleh dari poultry shop di Bogor. Analisis data menggunakan metode deskriptif dengan peubah yang diamati adalah konsumsi pakan (g bobot badan) dan persentase konsumsi nutrien terhadap konsumsi pakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi pakan burung kenari dewasa pejantan umur satu tahun mempunyai rataan konsumsi sebesar 0.26 per gram bobot badan dengan rataan bobot badan gram. Konsumsi protein kasar burung kenari sebesar %, konsumsi lemak mempunyai sebesar 4.57 %, konsumsi serat sebesar 7.52 %, konsumsi kalsium mempunyai sebesar 0.98 %, konsumsi phospor sebesar 0.60 % dan konsumsi Gross Energy sebesar kkal/gram. Perbandingan konsumsi pakan dan konsumsi air minum burung kenari mencapai 1 : 2 dengan rataan konsumsi air minum burung kenari sebesar ml - ekor - hari ± 5.37 ml - ekor - hari sehingga pakan yang digunakan sudah memenuhi kebutuhan nutrisi burung kenari. Kata kunci: burung kenari, konsumsi, nutrisi, pakan. ABSTRACT RUMAWATI NINGSIH. Study Consume Nutrient At Various Type Of Canary. (Serinus canaria). Supervised by RITA MUTIA and DWI MARGI SUCI. Canary is one of the chirp bird owning the beauty of fur colour, typical and dulcet chirp voice and also its mobility so that can give entertainment amusement to its owner. Especial target of this research is to know nutrient consumption and consumption of feed from various canary type. Used canary counted 24 masculine tail ( 9 postur canary, 11 colour canary and5 song canary) of age 1 year. Canary feed consist of mixture of canary seed (62.5 %), mustard seed (12.5 %), seed of nige (12.5 %)r, and white millet (12.5 %) which obtained from shop poultry in Bogor. Data analysis use descriptive method with perceived by feed consume (g - ekor - body wight) and percentage consume nutrient to consumption of feed. Result of research indicate that consumption of feed adult canary s male old age one year have consume equal average to ± 6.70 % from body wight with body wight average gram. Protein consumption of canary equal to %, fat consumption have equal to 4.75 %, fibre consumption equal to 7.52 %, calcium consumption have equal to 0.98 %, consumption of phospor equal to 0.60 % and Gross consumption of Energy equal to kkal - gram. Comparison of consumption of feed tired canary drinking water consumption and 1 : 2 with consume canary drinking water average equal to ml - ekor - day ± 5.37 ml - ekor - day so that used feed have fulfilled requirement of canary bird nutrition. Keyword: canary, consumption, feed, nutrition.

5 KAJIAN KONSUMSI NUTRIEN PADA BERBAGAI JENIS BURUNG KENARI (Serinus canaria) RUMAWATI NINGSIH Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

6

7

8 Judul Skripsi : Kajian Konsumsi Nutrien Pada Berbagai Jenis Burung Kenari (Serinus canaria) Nama : Rumawati Ningsih NIM : D Disetujui oleh Dr. Ir. Rita Mutia, M. Agr. Pembimbing I Ir. Dwi Margi Suci, MS. Pembimbing II Diketahui oleh Prof. Dr. Ir. Panca Dewi M. H. KS, MSi Ketua Departemen Tanggal Lulus: ( )

9

10 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala atas segala karunia-nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian ini ialah Kajian Konsumsi Nutrien Pada Berbagai Jenis Burung Kenari. Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2013 sampai januari Burung kenari adalah salah satu burung kicau yang memiliki keindahan warna bulu, suara kicauan yang merdu dan khas serta kelincahannya dapat memberikan hiburan bagi pemiliknya. Biji-bijian merupakan pakan utama burung kenari. Biji-bijian yang digunakan dalam pakan penelitian terdiri dari canary seed, millet putih, biji sawi dan biji niger. Sebagian besar biji-bijian yang digunakan merupakan biji-bijian impor. Penelitian ini mengkaji pakan burung kenari yang digunakan untuk menghitung konsumsi nutrien dan konsumsi pakan berdasarkan kebutuhan burung kenari. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Januari 2015 Rumawati Ningsih

11

12 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL xi DAFTAR LAMPIRAN xi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 1 Manfaat Penelitian 1 METODE Bahan 2 Alat 3 Prosedur Analisis Data 3 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 Hasil 5 Pembahasan 5 Karakteristik Burung Kenari 5 Identifikasi Pakan Burung Kenari 12 Konsumsi Pakan Burung Kenari Yang Diberi Pakan Perlakuan 13 Konsumsi Nutrien Burung Kenari Dari Pakan Penelitian 15 SIMPULAN DAN SARAN 20 Simpulan 21 Saran 21 DAFTAR PUSTAKA 21 RIWAYAT HIDUP 23

13 DAFTAR TABEL 1. Tabel 1 Jenis Kenari Yang Digunakan Dalam Penelitian 2 2. Tabel 2 Komposisi Pakan Utama 2 3. Tabel 3 Jenis Vitamin Yang Digunakan 3 4. Tabel 4 Gambar Dan Karakteristik Burung Kenari 5 5. Tabel 5 Konsumsi Pakan Burung Kenari Postur Tabel 6 Konsumsi Pakan Burung Kenari Warna Tabel 7 Komposisi Pakan Burung Kenari Suara Tabel 8 Konsumsi Nutrien Pada Burung Kenari Tabel 9 Konsumsi Nutrien Pada Burung Kenari Postur Tabel 10 Konsumsi Nutrien Pada Burung Kenari Warna Tabel 11 Konsumsi Nutrien Pada Burung Kenari Suara Tabel 12 Rataan Konsumsi Pakan (g - ekor - hari) Terhadap Rataan Bobot 17 Badan, Rataan Konsumsi Pakan (per gram BB) Terhadap Rataan Bobot Badan, Rataan Konsumsi Air Minum (ml - ekor - hari) Terhadap Rataan Bobot Badan, dan Rasio Pakan Terhadap Air Minum Dari 24 Ekor Burung Kenari 13. Tabel 9 Konsumsi Nutrien Pada Burung Kenari Postur Tabel 10 Konsumsi Nutrien Pada Burung Kenari Warna 17

14

15 PENDAHULUAN Burung kenari adalah salah satu burung kicau yang memiliki keindahan warna bulu, suara kicauan yang merdu dan khas serta lincah sehingga dapat memberikan hiburan bagi pemiliknya. Bentuknya kecil, bulunya yang indah, serta suaranya yang merdu dan bervariasi menjadi nilai positif tersendiri bagi para pecinta burung di tanah air. Habitat burung kenari berasal dari kepulauan Canary, Madeire dan Azores, Portugal. ditemukan oleh pelaut Perancis Jean de Berthan Cout di kepulauan Canary pada abad ke-15. Kenari liar diyakini sebagai nenek moyang burung kenari dengan panjang tubuh 14 cm. Bentuk dan ukurannya sangat bervariasi sesuai dengan jenisnya. Munculnya berbagai jenis kenari ini dikarenakan kenari lebih mudah diternak dan peternak juga selalu membuat inovasi baru dalam perkawinan silang. Akibatnya perkembangan jenis kenari terus meningkat. Karakter dasar burung kenari antara lain mudah beradaptasi, penyanyi, petarung, mudah jinak, dan tidak mudah stress (Sutejo 2002). Pemeliharaan burung kicau semakin meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah individu dan jumlah rumah tangga yang memiliki binatang peliharaan (FAO 2005). Perawatan terhadap burung kenari lebih mudah, seperti perawatan burung kicau lainnya. Hal utama yang harus diperhatikan adalah aspek makanan, minuman, dan kesehatan burung kenari dengan menjaga kebersihan sangkar (Sudradjad 2003). Suara keras dan cahaya terang dapat mengganggu burung kenari sehingga dapat menyebabkan stres hingga kematian. Tingkat stres yang meningkat dapat menyebabkan penumpukan patogen dalam sistem pencernaan yang menyebabkan hipermotilitas usus dengan penurunan resultan dalam sistem kekebalan tubuh, sehingga populasi patogen dan bakteri di dalam usus meningkat (Soeseno 1999). Burung Kenari lokal adalah burung kenari turunan dari kenari impor yang sudah beradaptasi dengan lingkungan, cuaca, iklim, mempunyai daya tahan terhadap penyakit, akan tetapi suaranya kurang merdu. Oleh karena itu kenari ini banyak digunakan sebagai bahan silangan (Turut 1999). Dari jenis kenari impor ada yang mirip dengan kenari lokal misalnya kenari Jepang, Hongkong dan Muangthai. Umumnya kenari impor memiliki mutu dan suara yang bagus seperti kenari yorkshire, norwich, border, cinnamon, crest, roller dan frill (Sudradjad 1999). Makanan pokok burung kenari adalah biji-bijian seperti canary seed dan millet. Namun untuk meningkatkan stamina agar selalu berkicau, diberikan biji niger, biji sawi dan sayur segar misalnya selada, oyong, sawi. Selain itu ditambahkan kuning telur ayam maupun kuning telur puyuh. Unsur-unsur penting dalam pakan burung antara lain karbohidrat, protein, lemak, vitamin, asam amino dan mineral (Sudradjad 2000). Saat ini pemeliharaan burung berkicau lebih terfokus pada keperluan kontes dan hobi. Pemberian pakan untuk burung berkicau khususnya burung kenari hanya menggunakan standar umum yang dilakukan oleh para peternak kenari maupun pemelihara burung berkicau pada umunya tanpa menggunakan standar baku yang telah diuji dengan penelitian (Soemarjoto 2003). Mengingat masih sangat minimnya penelitian mengenai burung kicau khususnya burung kenari terutama kaitannya dengan pakan utama burung kenari, maka penelitian ini dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pakan yang digunakan untuk menghitung konsumsi nutrisi berdasarkan kebutuhan burung kenari.

16 2 METODE Materi Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah burung kenari jantan umur satu tahun sebanyak 24 ekor (Tabel 1) dengan bobot badan rata-rata 24,74 gram (Tabel 4) dan spesifikasi sebagai berikut : Tabel 1. Jenis burung kenari yang digunakan dalam penelitian Kenari Postur Kenari Warna Kenari Suara 1. Belgian Fancy 1. Kenari Kuning 1. Waterslager Jerman 2. Border 2. Kenari Merah Wortel 2. Holland Orange 3. Border jambul 3. Kenari Kuning Intensif 3. Cinnamon 4. Gloster 4. Kenari Orange 4. Spanish Timbrado 5. Lizard 5. Kenari Coklat Kuning 5. Japanese Jepang 6. Yorkshire 6. Starblue 7. Kenari Jambul 7. Kenari Panda 8. Stafford 8. Kenari Coklat Hitam 9. Red Canary 10. Kenari Abu 11. Kenari Putih Ransum yang digunakan yaitu pakan utama burung kenari yang terdiri dari biji kenari, biji sawi, biji niger, dan millet putih yang diperoleh dari poultry shop di Bogor. Bahan pakan lainnya yaitu telur puyuh dan sawi segar yang diperoleh dari pasar Bogor. Telur puyuh yang digunakan sudah direbus sampai matang kemduan diambil sebanyak lima gram dengan cara telur puyuh dibelah menjadi dua bagian. Sawi segar diberikan satu helai daun dengan berat lima gram. Telur puyuh dan sawi segar diberikan setiap dua hari sekali secara bergantian. Ransum dan air minum diberikan seara ad libitum. Burung kenari yang digunakan berasal dari penggemar burung kenari di daerah Tanah Sareal, Bogor. Komposisi ransum burung kenari selama pemeliharaan ditampilkan pada Tabel 2 sebagai berikut. Tabel 2. Komposisi bahan pakan utama No Jenis Ransum Jumlah Formulasi 1 Biji Kenari 5 kg 2 Biji Sawi 1 kg 3 4 Biji Niger Millet Putih 1 kg 1 kg Penggunaan bahan pakan dalam memformulasi ransum seperti dalam tabel, disesuaikan dengan pakan yang umum diaplikasikan oleh peternak ketika di lapang. Pakan tambahan dan vitamin diberikan setiap dua hari sekali. Vitamin dicampur ke dalam air minum diberikan setiap dua hari sekali sesuai dengan jadwal mingguan dalam pemberian vitamin. Setiap satu sendok takaran vitamin yang diberikan sebanyak satu gram. Jenis vitamin yang diberikan terdapat dalam Tabel 3 di bawah ini.

17 3 Tabel 3. Jenis vitamin yang digunakan Jenis Vitamin Canary Post Omni Vit Canary Post Muta Vit Canary Post Ferti Vit Waktu / Jumlah Pemberian hari pertama / 1 g hari ke tiga /1 g hari kelima / 1 g hari ke tujuh / 1 g hari ke sembilan / 1 g hari ke sebelas / 1 g Kandang dan Peralatan Kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang individu ukuran 40 x 40 x 50 cm, 50 x 50 x 50 cm, 70 x 40 x 50 cm. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sprayer, tempat pakan burung, tempat telur, tempat air minum, pipet kecil, baskom, sendok takar, botol aquades, galah, timbangan digital, plastik, kuas, ember, nampan / baki. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan di Peternakan burung kenari di Jalan Kolonel E Martadisastra IA RT 01 RW 05, Kedung Badak, Tanah Sareal, Kota Bogor pada bulan Desember 2013 sampai Januari Analisis sampel bahan dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor selama bulan Desember 2013 sampai Januari Prosedur Pembuatan Ransum Proses yang dilakukan untuk membuat ransum adalah biji-bijian (Tabel 2) yang dibeli di poultry shop ditapi terlebih dahulu untuk memisahkan biji dari kotoran (batu atau kulit biji). Biji-bijian tersebut kemudian dicuci dengan cara direndam di dalam baskom yang berisi air, lalu biji yang mengapung di permukaan air dibuang, kemudian dibilas sebanyak 3 kali, diaduk secara perlahan agar kulit biji tidak terlepas. Biji-bijian yang telah dicuci bersih ditiriskan lalu dijemur di tempat yang bersih menggunakan nampan atau baki sampai benarbenar kering matahari. Formulasi ransum yang dibuat menggunakan bahan pakan yang terdiri dari biji kenari, biji sawi, biji niger, dan millet putih. Pemeliharaan Burung Kenari Sebelum dilakukan pemeliharaan, dilakukan persiapan kandang dan peralatan yang digunakan, Kandang, tempat pakan, dan tempat minum dibersihkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Setiap kandang berisi satu ekor burung kenari dilengkapi dengan satu tempat pakan dan tempat air minum. Kandang tersebut diberi alas koran yang bertujuan untuk menyerap ekskreta burung kenari agar kondisi kandang tidak lembab dan tidak bau sehingga ternak akan lebih nyaman ketika tinggal di dalam kandang dan kebersihan kandang dapat terjaga dengan baik. Pada awal pemeliharaan, burung kenari ditimbang untuk mengetahui bobot awal. Penimbangan burung menggunakan alat bantu berupa kardus dan timbangan digital dengan cara burung diambil dari kandangnya

18 4 kemudian burung dimasukkan ke dalam kardus. Berat burung dalam kardus dicatat sesuai dengan yang tertera dalam timbangan digital. Berat burung didapatkan dari berat burung dalam kardus dikurangi dengan berat kardus. Setelah itu dilakukan masa adaptasi selama tujuh hari sebelum diberi ransum. Pada masa adaptasi diberikan pakan racikan pemilik ternak kenari yang terdiri dari biji kenari, millet putih, millet merah, jewawut, biji niger, biji sawi dan air minum menggunakan air matang. Pemberian ransum dilakukan pada pagi hari pukul WIB sebanyak 10 gram ekor -1 hari -1, air minum diberikan secara ad libitum berupa air matang, hal ini bertujuan untuk meminimalisir jumlah bakteri E-coli penyebab penyakit yang ada dalam air minum. Harga burung kenari yang digunakan dalam dalam penelitian sangat mahal sehingga perlu perawatan intensif dalam pemeliharaannya. Pembersihan kandang dilakukan setiap hari dengan mengganti alas koran. Setiap dua hari sekali kandang disemprot dan dijemur di bawah sinar matahari agar kebersihan kandang tetap terjaga. Selain itu, tempat pakan dan tempat air minum juga dibersihkan setiap hari. Pengambilan data konsumsi ransum dilakukan pada pagi hari saat pergantian ransum sisa dengan ransum yang baru. Pengambilan data konsumsi ransum dilakukan selama 14 hari. Peubah yang Diamati Peubah yang diamati pada uji palatabilitas yaitu identifikasi biji-bijian, konsumsi ransum, dan konsumsi nutrien. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu penarikan data yang diamati berdasarkan fakta yang ada lalu kesimpulan diambil berdasarkan data tersebut. Selanjutnya peubah yang dihitung adalah kebutuhan konsumsi pakan pada berbagai jenis kenari. Data diambil dari jumlah konsumsi pakan dari masing-masing jenis kenari terhadap bobot badan kenari (Steel and Torrie1993). Penelitian ini juga melakukan uji proksimat terhadap sampel pakan untuk mengetahui komposisi bahan pakan yang digunakan. Prosedur Analisis Data Konsumsi nutrien berdasarkan bahan kering. Perhitungan konsumsi nutrien berdasarkan bahan kering dengan menggunakan rumus : Konsumsi protein kasar (g) Konsumsi protein kasar (g) Konsumsi serat kasar (g) Konsumsi lemak kasar (g) Konsumsi kalsium (g) Konsumsi phospor (g) Konsumsi Grosss energy Konsumsi pakan terhadap bobot badan. Perhitungan konsumsi protein kasar dengan menggunakan rumus : Konsumsi pakan terhadap bobot badan (g BB)

19 5 Konsumsi nutrien terhadap bobot badan. Perhitungan konsumsi protein kasar dengan menggunakan rumus : Konsumsi nutrien terhadap konsumsi pakan (g /BK ) Persentase konsumsi nutrien terhadap konsumsi pakan. Perhitungan konsumsi protein kasar dengan menggunakan rumus : Konsumsi nutrien terhadap konsumsi pakan (g) HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Burung Kenari Burung kenari yang diamati merupakan burung kenari milik peternak dan hobiis burung kenari yang bernama bapak Gandhi Setyawan yang bertempat tinggal di Jalan Kolonel E Martadisastra IA RT 01 RW 05, Kedung Badak, Tanah Sareal, Kota Bogor. Penelitian ini mengamati tentang konsumsi nutrien, konsumsi pakan serta morfologi dari burung kenari. Gambar dan karakteristik diambil dan diamati berdasarkan penelitian di lapang dan dilengkapi dengan berbagai literatur yang telah didapatkan. Tabel 4. Gambar dan karakteristik burung kenari No Nama Kenari Karakteristik Foto 1 Belgian Fancy Belgian Fancy Canary adalah jenis yang paling penting dalam perkembangan sejarah dari beberapa varietas kenari sekarang ini. Pengaruh utama adalah dalam pengembangan "frilled" dan "posisi" dalam setiap jenis keturunan. Sebagai kenari tipe, jenis burung ini dikembangbiakan untuk bentuk dan ukuran fisiknya saja dibandingkan lagunya. Jenis kenari ini disebut kenari postur karena bentuk dan fisik dari kenari ini menyerupai bulan sabit. Burung jenis lainnya yang dikembangbiakan adalah Kenari Scotch Fancy dan Italicus Gibber Italia. Kenari Fancy Belgia membutuhkan cukup banyak latihan untuk ikutdalam kontes. Kenari jenis ini bertubuh kurus dengan bentuk panjang dan kerap dilatih untuk bisa berdiri dengan posisi membungkuk.

20 6 2 Border Kenari Border adalah jenis burung yang paling populer sekarang ini, sebagai kenari tipe kenari jenis ini dikembang biakan untuk penampilan fisik dibanding lagunya. Jenis kenari ini mendapat julukan "Wee Gem" karena ukurannya yang kecil dengan penampilan yang sedikit chubby dengan bulu yang sangat mengkilap, kebanyakan berwarna kuning. 3 Border jambul Kenari border jambul telah berkembang dengan pesat di awal 1800 dari jenis burung kenari yang terdapat di sepanjang perbatasan utara Inggris dan Skotlandia. Nama border diadopsi tahun 1889 di Langholm sebuah kota yang dekat dengan perbatasan Skotlandia dan Inggris dan semenjak itu pembentukan klub kenari border ini diresmikan pada 5 juni Gloster kenari yang memiliki warna ataupun bentuk tubuh yang unik jarang mempunyai lagu yang bagus, tapi untuk jenis kenari gloster ini selain memiliki variasi warna yang unik juga memiliki suara nyanyian yang bagus. Kenari gloster terbagi kedalam dua jenis spesis yaitu Corona yang memiliki Crest (jambul) di kepalanya dan Consrot yang tidak memiliki jambul di kepalanya. Kenari jenis ini sangat populer untuk ditangkarkan, dan perlu dicatat bahwa mengawinkan kenari jenis gloster lebih baik dengan memasangkan kenari Corona dengan Consort ataupun Consort dengan Consort untuk hasil yang lebih bagus. 5 Lizard Kenari lizard termasuk salah satu keturunan kenari yang paling tua, pertama kali dikembang biakan pada tahun Diberi nama lizard karena keindahan dari tanda bintik - bintik hitam berbentuk sabit yang menelusuri punggung dan dadanya menyerupai sisik kadal. Pada awal tahun 1900 kenari lizard hampir punah karena kerusakan yang ditimbulkan akibat perang dunia kedua dan wabah penyakit. Kemudian asosiasi kenari lizard dari Britania Raya (Inggris) memulai program penangkaran untuk menyelamatkan.

21 7 kenari lizard dari kepunahan. Kenari lizard terdiri dari empat warna yaitu Gold Lizard, Silver lizard, Blue lizard dan Red lizard. Kenari lizard termasuk populer dan termasuk jenis burung yang mudah ditangkarkan. Pola skala karakter yang disebut spangling adalah aspek yang paling penting ketika menampilkan burung ini. Kenari lizard juga memiliki topi berwarna kuning diatas kepalanya. Kenari lizard termasuk kedalam kenari postur (type canary) yang artinya kenari jenis ini dikembangbiakan untuk penampilan fisik mereka daripada suara ataupun warnanya. 6 Yorkshire Kenari ini merupakan salah satu ras yang terbesar dan tertua dari jenis jenis kenari lainnya yang termasuk kedalam kenari postur (type Canary) dan lebih populer dikembang biakan untuk penampilan fisiknya bukan suara kicauannya. Kenari ini merupakan hasil persilangan dari kenari lokal (lokal dalam negara aslinya) dengan kenari Lancashire, Norwich dan Kenari Belgia untuk mendapatkan kualitas dari panjang tubuh, warna yang baik, kualitas bulu bulu, mental dan karakternya. Wablakston dalam bukunya yang berjudul "Book of Canaries dan Burung Cage", menuliskan bahwa Yorkshire berasal dari beberapa kombinasi kenari yang sudah ada pada waktu itu. Dua strain yang digunakan untuk menurunkan York adalah Lancashire dan Belgia Bossu yang dua ras sebagai fitur umum dari darah burung Canary Belanda abad ke- 18. Pada akhir abad ke-19 berdiri dua organisasi khusus Yorkshire di Inggris dengan nama " Yorkshire Canary Club" dan " Yorkshire Uni société Ornithological". Mereka menetapkan standar yang digunakan untuk meningkatkan popularitas burung ini sehingga mencapai satu tingkatan lebih tinggi yaitu pada tahun 1920 dan 1930 hingga burung itu berbentuk lebih panjang, tipis dan elegan.

22 8 7 Kenari Jambul Kenari jambul adalah kenari tipe dikembang biakan untuk penampilan fisik daripada penampilan warna atau suaranya. Ciri khas dari kenari ini memiliki jambul pada bagian atas kepalanya. Kenari Crested (kenari jambul) yang biasa dikenal sebagai 'Turn Crown" (putaran mahkota) adalah salah satu kenari tertua yang masih ada. Mempunyai julukan "The King of Fancy", dan dampak dari kepopuleran tersebut membuat kenari ini menjadi salah satu kenari yang paling mahal harganya dan hanya dimiliki oleh orang-orang yang kaya. 8 Stafford Kenari Stafford adalah kenari yang diproduksi di Stafford Inggris pada tahun 1987 pada even British National Exhibition dan pada tahun 1990 kenari stafford ditetapkan sebagai kenari untuk penangkaran. Pada tahun 1992 pergelaran Pameran burung berkicau di Amerika (The National Cage Bird Show) mulai memasukan jenis stafford kedalam salah satu bagian dari pameran burungnya. Stafford adalah jenis kenari dengan warna dasar merah mawar. Jenis ini adalah jenis kenari warna tetapi tidak semua kenari yang berwarna merah dan memiliki jambul adalah kenari stafford, ada juga silangan antara kenari gloster dengan kenari red. 9 Kenari Kuning Merupakan tipe kenari warna yang berwarna kuning yang sudah bisa beradaptasi dengan baik di Indonesia. Karena mudah dibudidayakan maka jenis kenari kuning dapat dengan mudah dijumpai di pasar. 10 Kenari Merah Wortel Merupakan tipe kenari warna yang berwarna merah seperti wortel dan merupakan persilangan dari kenari red dengan kenari orange. Fertilitasnya yang tinggi membuat burung ini lebih aktif daripada jenis kenari warna lainnya.

23 9 11 Kenari Kuning Intensif Kenari kuning intensif merupakan kenari warna kuning yang dominan berwarna kuning pekat yang merupakan persilangan dari kenari kuning dan kenari orange. Postur yang besar menjadikan burung ini sering makan karena membutuhkan energi yang lebih banyak untuk kebutuhan hidup pokoknya. 12 Kenari Orange Kenari orange merupakan kenari warna hasil persilangan dari kenari kuning dan merah. Postur tubuh tergolong besar dan pergerakannya sangat aktif sehingga membutuhkan asupan nutrisi lebih banyak dibandingkan jenis kenari warna lainnya. 13 Kenari Coklat Kuning Merupakan jenis kenari warna hasil persilangan antara kenari coklat dan kenari kuning. Burung ini tidak terlalu aktif dan hanya bergerak seperlunya saja. 14 Starblue Merupakan tipe kenari warna hasil persilangan kenari coklat hitam dengan kenari merah yang menghasilkan warna bulu menjadi biru keabuan dan memiliki corak khas dibagian punggung yang membentuk pola seperti bintang sehingga kenari ini disebut sebagai starblue. 15 Kenari Panda Merupakan tipe kenari warna hasil persilangan kenari putih, kuning dan abu yang memiliki ciri khusus yaitu pola warna bulu yang teratur mirip seperti pola warna bulu panda sehingga kenari ini mendapat julukan kenari panda. Bentuk tubuh yang kecil menjadikan kenari ini sangat aktif dan lincah dalam bergerak. 16 Kenari Coklat Hitam Merupakan tipe kenari warna hasil persilangan kenari abu, kenari hitam dan coklat. Kenari ini sangat aktif tetapi sedikit pemalu sehingga jika bertemu dengan orang baru akan cenderung untuk diam.

24 10 17 Red Canary Kenari merah adalah kenari produk silangan yang menghasilkan warna merah pada setiap helai bulu bulunya. Kenari jenis ini pertama kalinya dikembangkan oleh Dr. Hans Duncker (seorang penangkar kenari dari Jerman) pada awal awal tahun 1900 dengan menyilangkan jantan 'red siskin' dengan kenari kuning. 18 Kenari Abu Merupakan tipe kenari warna hasil persilangan kenari coklat dan kenari putih.jenis kenari ini sedikit pemalu namun kalau sudah terbiasa berjumpa, lama kelamaan akan kelihatan lebih aktif dari sebelumnya. 19 Kenari Putih Merupakan tipe kenari warna yang berwarna putih. Sangat aktif dan lincah dan mempunyai suara yang merdu. Akan tetapi jenis kenari ini lebih banyak dikembangkan sebagai bahan persilangan. 20 Waterslager Jerman Kenari jenis ini terkenal karena alunan lagunya yang merdu seperti suara air terjun yang begemuruh dari besar ke kecil dengan alunan gemericik air mengalir. Sesuai dengan perkembangannya waterslager tidak hanya dimaster dengan suara air saja tetapi juga bisa dimaster dengan berbagai macam suara seperti suara dentingan logam, suara koin yang jatuh, dan suara lonceng. Proses pembentukan suara waterslager hingga seperti sekarang ini dulu memakan waktu hingga lebih dari 150 tahun. termasuk dalam jenis kenari pengicau atau kenari suara yang sangat berharga dengan alunan lagunya yang seperti air mendidih. Nyanyian kenari waterslager sangat berbeda dari jenis kenari lainnya dan terkadang bisa berkicau seperti burung nightingale dengan panjang suara yang bervariasi bisa panjang ataupun pendek. Kenari waterslager berukuran sama seperti kenari lainnya dengan paruh yang lebih lancip dam tajam. Ketika gembira burung ini akan menaikan bulu-bulu yang ada dibagian belakang kepalanya sehingga tampak seperti jambul. Postur badan waterslager hampir

25 11 menyerupai kenari holland biasa, mayoritas berwarna kuning walaupun sekarang sudah banyak kenari jenis ini yang masuk ke indonesia dengan warna putih atau kadang kuning putih dan terdapat flek atau garis hitam. Kenari waterslager jarang yang berkicau dengan lantang atau keras karena kecenderungan membawakan lagu-lagu yang panjang. 21 Holland Orange Merupakan tipe kenari suara hasil persilangan antara kenari holland kuning dan kenari holland warna merah yang memiliki suara yang bagus dan merdu. Postur yang besar membuat burung ini levih banyak mengkonsumsi pakan daripada jenis burung tipe penyanyi lainnya. 22 Cinnamon Merupakan tipe kenari suara yang merupakan hasil persilangan antara kenari holland orange dengan kenari norwhich yang menghasilkan suara yangs angat merdu. Nada suara yang tinggi menjadi ciri khas dari burung ini. 23 Spanish Timbrado Kenari Spanish Timbrado termasuk varietas baru dari jenis song canary, jenis kenari ini dikembangkan di Spanyol pada 1940 dan Bentuk fisik burung ini menyerupai bentuk asli burung kenari alam karena memang merupakan persilangan antara kenari liar dengan burung finch kicauan Spanyol. Kombinasi dari mereka menghasilkan burung yang memiliki nyanyian yang sangat unik. Nama burung ini, seperti halnya suaranya, mengingatkan kita pada ketukan castanyet Spanyol. Meskipun keras, suara burung ini tidak terlalu berisik. Walaupun dikenal dengan lagunya yang bagus, burung ini bisa dinikmati tampilan fisiknya yang cantik. Mereka dikembangbiakkan dari indukan dengan berbagai variasi warna dan memiliki nyanyian yang kristal. Kenari Spanish Timbrado yang baik harus memiliki keseimbangan antara kualitas suara dan variasi lagu.

26 12 24 Japanese Jepang Merupakan kenari tipe suara yang berasal dari Jepang yang mempunyai ciri kas suara yangg khas yaitu kecil melengking campur gemericik air dan bisa nada tinggi dalam jangka waktu yang relatif lama. Jenis kenari ini sangat mahal dikarenakan kualitas suaranya lebih bagus daripada jenis kenari suara lainnya. Identifikasi Bahan Pakan Burung Kenari Identifikasi bahan pakan yang digunakan di dalam pakan pemeliharaan berasal dari poultry shop Bogor. Pakan yang digunakan berupa campuran canary seed, biji sawi, biji niger dan millet putih. Millet Putih Biji Niger Canary seed Pakan Utama Biji Kenari (canary seed) Biji Kenari (Kanarium memmum) disebut pula biji rumput kenari sangat disukai oleh burung kenari sehingga disebut biji kenari. Biji kenari mempunyai bentuk dan ukuran seperti gabah, tipis dengan kedua ujung lancip. Kulit biji licin berwarna cokelat dan keras. Rasa biji yang enak, gurih, kulitnya mudah dikelupas dan dicerna, dapat menyegarkan tubuh, menambah spirit burung yg lemah dan memperbaiki suara sehingga biji kenari ini sangat disukai burung kenari. Pada saat ini, pengadaan biji kenari masih tergantung impor dari luar negeri karena Indonesia belum dapat membudidayakannya (Soemadi dan Mutholib 2003). Biji kenari mengandung kadar air %, abu 2.41 %, lemak kasar 6.94 %, Protein Kasar 18.8 %, Serat Kasar 2.18 %, dan Gross Energy sebesar 4455 kalorigram -1 ( Ninasari RA 2014). Pengunaan biji kenari dalam pakan kenari berfungsi sebagai sumber protein dan sebagai bahan pakan utama burung kenari karena kandungan protein yang tinggi, akan tetapi kandungan lemak dan serat kasarnya rendah sehingga sangat bagus untuk pencernaan burung kenari. Biji Sawi Biji sawi (Brassica juncea) dapat menjadi komponen pakan campuran bagi burung berparuh kecil seperti kenari, parkit, dan pipit. Biji sawi berukuran kecil, berbentuk bulat, dan berwarna hitam mengkilap. Pengadaan biji ini tidak tergantung impor sebab tanaman sawi mudah sekali menghasilkan bunga dan biji (Soemadi dan Mutholib 2003). Biji sawi mengandung abu 4.16 %, Lemak Kasar %, Protein Kasar %, Serat Kasar %, dan Gross Energy sebesar 6228 kalori gram -1 (Ninasari RA 2014). Pengunaan biji sawi dalam pakan kenari

27 berfungsi sebagai sumber protein namun perlu dibatasi karena kandungan serat kasar yang tinggi. Biji Niger Biji Niger (Guizotia abyssinica) merupakan pakan tambahan burung kenari. Penggunaannya dalam ransum tidak terlalu banyak namun kandungan gizinya sangat diperlukan oleh kenari. Biji nigger berbentuk panjang kecil dan berwarna hitam yang mudah rapuh dan patah yang dapat digunakan untuk menghangatkan tubuh kenari karena kandungan lemaknya sangat tinggi. Pada musim penghujan, penggunaan biji niger bisa ditingkatkan untuk mengimbangi suhu lingkungan dengan suhu tubuh kenari. Biji niger mengandung karbohidrat 15.3%, protein 17.5%, lemak 32.7%, mineral 7.0% dan air 8.4% (Sridadi 2011). Ninasari (2014) menyatakan bahwa biji niger mengandung abu 4.17 %, lemak kasar %, Protein Kasar 20 %, Serat Kasar %, dan Gross Energy sebesar 6525 kalorigram -1. Pengunaan biji niger dalam pakan kenari berfungsi sebagai sumber lemak dan protein namun perlu dibatasi karena kandungan serat kasar yang tinggi. Millet Putih Millet putih (Pennisetum glaucum) merupakan salah satu pakan yang disukai burung kenari dan masih diimpor dari luar negeri. Millet dapat tumbuh di daerah yang ekologinya baik dan kaya nutrisi ( Obilana 2003). Millet potensial sebagai sumber karbohidrat, antioksidan, senyawa bioaktif dan serat yang penting bagi kesehatan (Rooney dan Serna, 2000). Millet memiliki biji perikarp dan hanya terikat di satu tempat sehingga perikarp mudah dilepaskan (McDonough dan Rooney 2000). Millet mengandung protein 11.3%, lemak 4.2% dan hidrat arang 60.5%. Biji yang dihasilkan pada malai mempunyai bentuk bulat agak pendek dengan ujung lancip. Kulit biji tipis mengilap berwarna putih, merah kecoklatcoklatan, atau cokelat muda (Soemadi dan Mutholib 2003). Ninasari (2014) menyatakan bahwa millet putih mengandung abu 3.55 %, lemak kasar 4.28 %, Protein Kasar %, Serat Kasar 4.83 %, dan Gross Energy sebesar 4397 kalorigram -1. Penggunaan millet putih perlu dibatasi karena kandungan tanin mencapai %. Konsumsi Pakan Burung Kenari Yang Diberi Pakan Perlakuan Pertumbuhan ternak pada masa pertumbuhan dipengaruhi oleh jumlah pakan yang dikonsumsi. Konsumsi pakan harus mampu memenuhi kebutuhan hidup pokok dan produksi (Bimczocka et al, 2004). Tabel 12 memperlihatkan jumlah rataan konsumsi kenari yang diamati selama penelitian sebesar 6.1 gram ± 0.73 gram. Konsumsi pakan tertinggi terdapat pada burung kenari jenis Holland orange sebesar 9.1 gram - ekor - hari sedangkan konsumsi pakan terendah pada burung kenari jenis yorkshire sebesar 3.7 gram - ekor - hari. Burung kenari merupakan burung yang sangat aktif sehingga membutuhkan asupan nutrisi yang cukup. Jenis makanan yang diberikan untuk burung kenari adalah jenis biji-bijian yang disukai oleh burung kenari antara lain canary seed, biji niger, biji sawi dan millet putih. Tingkat konsumsi pakan berpengaruh tehadap bobot badan ternak. Semakin kecil bobot ternak maka pakan yang diberikan semakin efisien. Tingkat konsumsi yang meningkat menggambarkan kebutuhan pakan dan nutrien yang 13

28 14 meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat Parakkasi (1999) faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi diantaranya adalah faktor hewannya sendiri, makanan yang diberikan dan lingkungan hewan tersebut dipelihara. Menurut Parakkasi (1986) tingkat konsumsi dapat menggambarkan palatabilitas suatu pakan. Palatabilitas merupakan rasa pakan itu sendiri sehingga mempengaruhi tingkat konsumsi. Ransum yang digunakan mempunyai tingkat palatabilitas yang cukup tinggi yang disesuaikan dengan kebutuhan kenari itu sendiri sehingga performa burung kenari berkembang dengan baik. Jumlah konsumsi pakan, presentasi konsumsi pakan, konsumsi air minum serta rasio pemberian air minum dapat dilihat dalam tabel 5, tabel 6 dan tabel 7 sebagai berikut: No Burung Kenari Jantan Tabel 5. Konsumsi pakan burung kenari postur Bobot Badan (g) Konsumsi Pakan g/ekor/hari) Konsumsi Pakan (per g BB) Konsumsi Air Minum (ml - ekor - hari) Rasio Pakan : Air Minum 1 Border Jambul : Border : Yorkshire Jerman : Stafford : Gloster : Spanish Timbrado : Fancy Belgian : Kenari Jambul : Lizard : 3.22 No Rataan : 2.84 Sd : 0.86 Burung Kenari Jantan Tabel 6. Konsumsi pakan burung kenari warna Bobot Badan (g) Konsumsi Pakan (g/ekor/hari) Konsumsi Pakan (per g BB) Konsumsi Air Minum (ml - ekor - hari) Rasio Pakan : Air Minum 1 Kenari Kuning Intensif : Kenari Abu : Kenari Merah Wortel : Red Canary : Kenari Putih : Kenari Orange : Kenari Coklat Kuning : Kenari Coklat Hitam : Kenari Kuning : Kenari Panda : Kenari Starblue : 4.08 Rataan : 2.67 Sd : 0.65

29 No Burung Kenari Jantan Tabel 7. Konsumsi pakan burung kenari suara Bobot Badan (g) Konsumsi Pakan (g/ekor/hari) Konsumsi Pakan (per g BB) Konsumsi Air Minum (ml - ekor - hari) 15 Rasio Pakan : Air Minum 1 Holland Orange : Waterslager Jerman : Cinnamon : Spanish Timbrado : Japanese Jepang : 4.31 Rataan : 2.70 Sd : 0.85 Perbandingan konsumsi pakan dan konsumsi air minum dalam keseluruhan tipe burung kenari mencapai 1 : Rataan konsumsi air minum burung kenari sebesar ml ± 5.37 ml dengan konsumsi air minum tertinggi terdapat pada burung kenari jenis Holland orange (tabel 6) sebesar 21.4 ml sedangkan konsumsi air minum terendah pada burung kenari jenis lokal putih (tabel5) sebesar 9.6 ml. Air minum yang digunakan berasal dari air yang sudah direbus sampai matang, hal ini bertujuan untuk mengurangi jumlah bakteri E-coli pada air minum sehingga dapat menekan jumlah penyakit yang disebabkan oleh bakteri dalam air minum dan dapat meningkatkan kesehatan burung kenari mengingat harga burung kenari yang sangat mahal sehingga membutuhkan pola perawatan yang khusus dalam pemeliharaannya. Pengaruh cekaman panas yang disebabkan oleh iklim atau cuaca tidak memberikan pengaruh yang tinggi karena kandang pemeliharaan yang digunakan dilengkapi dengan AC (Air Conditioning) dengan suhu rata-rata mencapai 20 0 Celcius. AC memberikan kelembapan kering sehingga ternak mudah dehidrasi yang menyebabkan konsumsi air minum ternak bertambah dibanding dengan ternak yang tinggal di kandang tanpa AC. Konsumsi Nutrien Dari Pakan Penelitian Analisis proksimat dibagi ke dalam enam fraksi zat makanan yaitu kadar air, abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (McDonald et al. 2002). Sampel yang digunakan adalah satu sampel pakan utama burung kenari. Kandungan nutrisi suatu bahan pakan merupakan hal yang paling penting untuk diketahui. Menurut Sutardi (1980) zat makanan terdiri dari enam jenis yaitu air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Proses pengamatan konsumsi nutrien dilakukan selama empat belas hari dengan hasil analisa proksimat pakan yang telah dilakukan di laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, IPB. Tabel hasil analisa proksimat disajikan dalam Tabel 7 di bawah ini. Tabel.8 Komposisi nutrien pakan burung kenari Bahan BK Abu PK SK LK BetaN GE Ca P % BK Ransum

30 16 BetaN : Bahan ekstrak tanpa Nitrogen, BK : Bahan Kering, Ca : Calsium, GE : Gross Energy, LK : Lemak Kasar, P : Phospor, PK : Protein Kasar, SK : Serat Kasar. Analisa dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (2014). No Jenis Burung Tabel 9. Konsumsi nutrien pada burung kenari postur Konsumsi Pakan (g/ ekor/ hari) Konsumi/ gram BK PK LK SK Ca P GE (kkal/g BK) 1 Border Jambul Border Yorkshire Jerman Stafford Gloster Spanish Timbrado Fancy Belgian Lizard Kenari Jambul No Rataan Sd BK : Bahan Kering, Ca : Calsium, GE : Gross Energy, LK : Lemak Kasar, P : Phospor, PK : Protein Kasar, SK : Serat Kasar. Analisa dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (2014). Jenis Burung Tabel 10. Konsumsi nutrien pada burung kenari warna Konsumsi Pakan( g/ ekor/ hari) Konsumi/ gram BK PK LK SK Ca P GE (kkal/g BK) 1 Kenari Kuning Intensif Kenari Abu Kenari Merah Wortel Red Canary Kenari Putih Kenari Orange Kenari l Brown Kuning Kenari Brown Hitam Kenari Kuning Kenari Panda Kenari Starblue Rataan Sd BK : Bahan Kering, Ca : Calsium, GE : Gross Energy, LK : Lemak Kasar, P : Phospor, PK : Protein Kasar, SK : Serat Kasar. Analisa dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (2014).

31 No Jenis Burung Tabel 11. Konsumsi nutrien pada burung kenari suara Konsumsi Pakan (g/ ekor/ hari) Konsumi/ gram BK PK LK SK Ca P 17 GE (kkal/g BK) 1 Holland Orange Waterslager Jerman Cinnamon Spanish Timbrado Japanese Jepang Rataan Sd BK : Bahan Kering, Ca : Calsium, GE : Gross Energy, LK : Lemak Kasar, P : Phospor, PK : Protein Kasar, SK : Serat Kasar. Analisa dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (2014). Tabel 12. Rataan konsumsi pakan (g/ekor/hari) terhadap rataan bobot badan, rataan konsumsi pakan (per gram BB) terhadap rataan bobot badan, rataan konsumsi air minum (ml/ekor/hari) terhadap rataan bobot badan, dan rasio pakan terhadap air minum dari 24 ekor burung kenari Bobot badan (g) Konsumsi Pakan (g/ekor/hari) Konsumsi Pakan (per g BB) Konsumsi air minum (ml) Rasio pakan : Air Minum Kenari Postur : 2.84 Kenari Warna : 2.67 Kenari Suara : 2.70 Rataan : 2.65 Sd BK : Bahan Kering, Ca : Calsium, GE : Gross Energy, LK : Lemak Kasar, P : Phospor, PK : Protein Kasar, SK : Serat Kasar. Analisa dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (2014). Tabel 13. Rataan konsumsi nutrien terhadap rataan bobot badan dari 24 ekor burung kenari (9 kenari postur, 11 kenari warna dan 5 kenari suara) Konsumsi Pakan (g/ekor/hari) PK (g/ BK) LK (g/ BK) Konsumsi nutrien SK (g/ BK) Ca (g/ BK) P (g/ BK) GE (kkal/g BK) Kenari Postur Kenari Warna Kenari Suara Rataan Sd BK : Bahan Kering, Ca : Calsium, GE : Gross Energy, LK : Lemak Kasar, P : Phospor, PK : Protein Kasar, SK : Serat Kasar. Analisa dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (2014).

32 18 Tabel 14. Persentase rataan konsumsi nutrien terhadap rataan konsumsi pakan Konsumsi Nutrien/ konsumsi pakan (%) PK LK SK Ca P GE (kkal/g) Kenari Postur Kenari Warna Kenari Suara Rataan Sd BK : Bahan Kering, Ca : Calsium, GE : Gross Energy, LK : Lemak Kasar, P : Phospor, PK : Protein Kasar, SK : Serat Kasar. Analisa dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (2014). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan konsumsi pakan dan konsumsi nutrien pada burung kenari berbeda antara kenari yang mempunya bobot badan besar (kenari postur, kenari warna) berbeda dengan kenari yang mempunyai bobot badan kecil (kenari suara). Konsumsi Protein Kasar Persentase rataan konsumsi nutrien terhadap konsumsi pakan pada konsumsi protein kasar pada burung kenari dalam keseluruhan tipe sebesar % (tabel 14). Konsumsi protein kasar tertinggi terdapat pada burung kenari jenis Holland orange (tabel 10) yaitu sebesar 1.24 gram per bobot badan sedangkan konsumsi terendah terdapat pada burung kenari jenis Yorkshire (tabel 8) sebesar 0.50 gram per bobot badan. Hal ini menunjukkan bahwa presentasi konsumsi protein kasar dalam ransum cukup tinggi karena disesuaikan dengan kebutuhan kenari yang sangat aktif. Peranan protein dalam tubuh burung sebagai bahan pembangun tubuh dan pengganti jaringan yang aus atau rusak, bahan baku pembentukan enzim, hormon, dan anti bodi, mengatur peredaran cairan tubuh dan zat yang larut di dalamnya ke dalam dan keluar sel, serta metabolisme energi (Soemadi dan Mutholib 1995). Konsumsi protein dihitung untuk mengetahui jumlah protein yang masuk ke dalam tubuh dan pemanfaatannya disesuaikan dengan tujuan pemeliharaan (Sasih 2013). Selain dari konsumsi ransum pakan, burung kenari juga mendapatkan protein dari konsumsi protein yang berasal dari pakan tambahan yang diberikan yaitu kuning telur puyuh yang sangat bermanfaat untuk kebutuhan hidup pokok burung kenari. Dalam hal ini burung kenari pejantan yang dipakai dalam penelitian dapat digunakan sebagai burung kenari bakalan yang unggul. Anggorodi (1994) menyatakan konsumsi protein sangat dibutuhkan oleh ternak unggas untuk memenuhi kebutuhan asam amino. Semakin banyak aktivitas burung kenari maka semakin banyak jumlah asam amino yang dibutuhkan untuk menghasilkan energi. Soemadi dan Mutholib 2003 menyatakan bahwa jumlah protein yang dikonsumsi burung kicau harus seimbang, sesuai dengan kebutuhannya dan untuk bersuara, burung memerlukan protein sebesar 35 % dari jumlah makanannya. Konsumsi Lemak Kasar Persentase rataan konsumsi nutrien terhadap konsumsi pakan pada konsumsi lemak kasar pada dalam keseluruhan tipe burung kenari sebesar 4.57 % (tabel 14). Konsumsi lemak kasar tertinggi terdapat pada burung kenari jenis Holland orange (tabel 10) dan kenari kuning intensif (tabel 9) yaitu sebesar 0.43

33 gram per bobot badan sedangkan konsumsi terendah terdapat pada burung kenari jenis Yorkshire sebesar 0.17 gram per bobot badan. Hal ini menunjukkan bahwa presentasi konsumsi lemak kasar dalam ransum cukup tinggi karena burung kenari membutuhkan banyak energi untuk melakukan aktivitasnya. Peranan lemak dalam tubuh burung sebagai sumber energi, mengatur suhu tubuh, melindungi organ tubuh, membawa vitamin (A, D, E dan K), membawa asam lemak esensial, dan sebagai bahan baku pembentukan hormon steroid (Soemadi dan Mutholib 1995). Penggunaan bahan pakan dengan kadar lemak yang tinggi akan meningkatkan sumber energi bahan pakan. Penggunaan sumber energi berupa lemak akan memberikan energi yang lebih tinggi daripada karbohidrat dan protein (Sudarman et al. 2008). Kandungan lemak dalam ransum harus diperhatikan, karena apabila kekurangan lemak, burung akan memperlihatkan gejala berupa kulit bersisik dan mengalami proses reproduksi tidak normal bahkan bisa menyebabkan kematian. Sebaliknya, apabila lemak berlebihan akan merugikan karena tidak semua lemak dapat dicerna tubuh yang akhirnya akan terbuang percuma bersama kotoran atau menumpuk diantara otot-otot tubuh maupun di bawah kulit yang dapat menyebabkan burung menjadi gemuk sekali dan gerakannya kelihatan kurang lincah, serta dapat menyebabkan burung diare (Soemadi dan Mutholib 1995). Konsumsi Serat Kasar Persentase rataan konsumsi nutrien terhadap konsumsi pakan pada konsumsi serat kasar burung kenari dalam keseluruhan tipe sebesar 7.52 % (tabel 14). Konsumsi serat kasar tertinggi terdapat pada burung kenari jenis Holland orange (tabel 10) yaitu sebesar 0.71 gram per bobot badan sedangkan konsumsi terendah terdapat pada burung kenari jenis Yorkshire (tabel 8) sebesar 0.29 gram per bobot badan. Serat kasar dalam bahan pakan menentukan kecernaan bahan pakan pada ternak yang mengkonsumsinya. Serat kasar sering dijadikan faktor pembatas pada unggas dikarenakan kemampuan unggas mencerna serat kasar sangat minim (Achmanu dan Muharlien 2011). Serat kasar berperan dalam membantu mempercepat ekskresi sisa-sisa makanan melalui saluran pencernaan. Diketahui dalam keadaan tanpa serat, feses dengan kandungan air rendah akan lebih lama tinggal dalam saluran usus yang dapat menyebabkan gangguan pada gerakan peristaltik pada usus besar sehingga eksresi feses menjadi lebih lamban. Sebaliknya, pakan dengan serat kasar tinggi dapat mengurangi berat badan karena makanan akan tinggal dalam saluran pencernaan dalam waktu relatif singkat sehingga absorpsi zat makanan berkurang. Serat kasar tinggi juga akan memberikan rasa kenyang karena komposisi karbohidrat kompleks yang menghentikan nafsu makan sehingga mengakibatkan turunnya konsumsi makanan (Piliang 2006). Konsumsi Kalsium Persentase rataan konsumsi nutrien terhadap konsumsi pakan pada konsumsi kalsium dalam keseluruhan tipe burung kenari sebesar 0.98 %. Konsumsi kalsium tertinggi terdapat pada burung kenari jenis Holland orange (tabel 10) dan kenari kuning intensif ( tabel 9) yaitu sebesar 0.09 gram per bobot badan sedangkan konsumsi terendah terdapat pada burung kenari jenis Yorkshire (tabel 8) sebesar 0.04 gram per bobot badan. Mineral dibutuhkan untuk pembentukan darah dan tulang, keseimbangan cairan tubuh, fungsi syaraf yang 19

BURUNG KENARI (CANARY)

BURUNG KENARI (CANARY) Cara Budidaya Burung Kenari 1 BURUNG KENARI (CANARY) Burung Kenari Karakter dan sifat burung Kenari, cara memilih burung Kenari, cara merawat burung Kenari, cara memaster burung Kenari, tips seputar burung

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di Kandang B, Laboratorium Biologi Hewan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Laboratorium Terpadu Departemen Ilmu Nutrisi

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang dan Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Unit Pendidikan dan Penelitian Peternakan (UP3) Jonggol, Laboratorium Biologi Hewan Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang dan Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Bahan Kering Konsumsi adalah jumlah pakan yang dimakan oleh ternak yang akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan produksi. Rataan konsumsi rumput, konsentrat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ternak disamping manajemen pemeliharaan dan pemberian pakan adalah faktor manajemen lingkungan. Suhu dan kelembaban yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian Suhu dan Kelembaban HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Suhu dalam kandang saat penelitian berlangsung berkisar antara 26,9-30,2 o C. Pagi 26,9 o C, siang 30,2 o C, dan sore 29,5 o C. Kelembaban

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum di dalam Kandang Rataan temperatur dan kelembaban di dalam kandang selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rataan Suhu dan Kelembaban Relatif Kandang Selama

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Pemeliharaan sapi perah bertujuan utama untuk memperoleh produksi susu yang tinggi dan efisien pakan yang baik serta mendapatkan hasil samping berupa anak. Peningkatan produksi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Kandungan Nutrien Daging pada Beberapa Ternak (per 100 gram daging) Protein (g) 21 19, ,5

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Kandungan Nutrien Daging pada Beberapa Ternak (per 100 gram daging) Protein (g) 21 19, ,5 TINJAUAN PUSTAKA Kelinci Kelinci domestik (Oryctolagus cuniculus) merupakan keturunan dari kelinci liar Eropa yang berasal dari negara sekitar Laut Mediterania dan dibawa ke Inggris pada awal abad 12 (NRC,

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011) MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Ternak Ruminansia Kecil (Kandang B), Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Metode

MATERI DAN METODE. Metode MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Peternakan Kambing Perah Bangun Karso Farm yang terletak di Babakan Palasari, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Analisis pakan

Lebih terperinci

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah : BUDIDAYA SAPI POTONG I. Pendahuluan. Usaha peternakan sapi potong mayoritas masih dengan pola tradisional dan skala usaha sambilan. Hal ini disebabkan oleh besarnya investasi jika dilakukan secara besar

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan dari bulan Juli 2010 hingga April 2011 di peternakan sapi rakyat Desa Tanjung, Kecamatan Sulang, Kabupaten Rembang, dan di Departemen Ilmu Nutrisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Perah Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu sebanyak-banyaknya, disamping hasil lainnya. Macam - macam sapi perah yang ada di dunia adalah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Kolesterol Daging, Hati dan Telur Puyuh

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Kolesterol Daging, Hati dan Telur Puyuh HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Kolesterol Daging, Hati dan Telur Puyuh Analisis terhadap kandungan kolesterol daging, hati dan telur dilakukan saat puyuh berumur 14 minggu, diperlihatkan pada Tabel 5 dan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2011 sampai dengan bulan Januari 2012 di Desa Situ Udik, Kecamatan Cibungbulang untuk proses pembuatan silase daun singkong,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil

TINJAUAN PUSTAKA. Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil TINJAUAN PUSTAKA Ayam Broiler Broiler adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam hasil budidaya teknologi peternakan yang memiliki karakteristik ekonomi dengan ciri khas pertumbuhan yang cepat,

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan 6

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan 6 12 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan 6 Maret 2016 di Kelompok Tani Ternak Wahyu Agung, Desa Sumogawe, Kecamatan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan. Pemeliharaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk,

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk, peningkatan pendapatan, dan kesadaran masyarakat akan arti pentingnya gizi bagi kesehatan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16 16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Aditif Cair Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16-50 Hari dilaksanakan pada bulan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pelaksanaan penelitian mulai bulan Februari 2012 sampai dengan bulan April 2012. Pembuatan pakan dilaksanakan di CV. Indofeed. Analisis Laboratorium dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

MATERI DA METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DA METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DA METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012 26 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012 yang bertempat di Desa Campang, Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Komposisi Nutrien Biskuit Rumput Lapang dan Daun Jagung Komposisi nutrien diperlukan untuk mengetahui kandungan zat makanan yang terkandung di dalam biskuit daun jagung dan rumput

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lele (Clarias sp.) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara komersil oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Rasa dagingnya

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 2. Komposisi Zat Makanan Ransum Penelitian Zat Makanan Jumlah (%)

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 2. Komposisi Zat Makanan Ransum Penelitian Zat Makanan Jumlah (%) MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Blok B, Unit Unggas. Pemotongan puyuh dan penelitian persentase karkas dilakukan di Laboratorium Unggas serta uji mutu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. salah satunya pemenuhan gizi yang berasal dari protein hewani. Terlepas dari

PENDAHULUAN. salah satunya pemenuhan gizi yang berasal dari protein hewani. Terlepas dari 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring meningkatnya pertumbuhan penduduk, kebutuhan pangan semakin meningkat pula. Pangan yang dibutuhkan oleh masyarakat jenisnya beragam, salah satunya pemenuhan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan April 2010 di Laboratorium Lapang Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor dan Balai Penelitian

Lebih terperinci

METODE. Materi. Gambar 2. Contoh Domba yang Digunakan dalam Penelitian Foto: Nur adhadinia (2011)

METODE. Materi. Gambar 2. Contoh Domba yang Digunakan dalam Penelitian Foto: Nur adhadinia (2011) METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di kandang domba Integrated Farming System, Cibinong Science Center - LIPI, Cibinong. Analisis zat-zat makanan ampas kurma dilakukan di Laboratorium Pengujian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Konsumsi Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Konsumsi Pakan HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Kandang adalah salah satu kebutuhan penting dalam peternakan. Fungsi utama kandang adalah untuk menjaga supaya ternak tidak berkeliaran dan memudahkan pemantauan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas 18 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada bulan 19 Desember 2016 hingga 26 Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16 METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Daging dan Kerja Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pemeliharaan ternak percobaan dilakukan dari bulan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat. Materi

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat. Materi METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga Mei 2011. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Kandang C, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda citrifolia) Fermentasi terhadap Penggunaan Protein pada Ayam Kampung Super dilaksanakan pada tanggal 18 November

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 hingga Februari 2012. Pemeliharaan dan penyembelihan ternak dilakukan di Laboratorium Lapang Blok B, Unit Unggas,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking TINJAUAN PUSTAKA Itik Peking Itik peking adalah itik yang berasal dari daerah China. Setelah mengalami perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking dapat dipelihara

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Selama penelitian pada masa adaptasi terjadi kematian delapan ekor puyuh. Faktor perbedaan cuaca dan jenis pakan serta stres transportasi mungkin menjadi penyebab kematian

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Puyuh

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Puyuh I. TINJAUAN PUSTAKA A. Puyuh Coturnix coturnix japonica merupakan jenis puyuh yang populer dan banyak diternakkan di Indonesia. Puyuh jenis ini memiliki ciri kepala, punggung dan sayap berwarna coklat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Domba Lokal Domba pada umumnya dipelihara sebagai penghasil daging (Edey, 1983). Domba Lokal yang terdapat di Indonesia adalah Domba Ekor Tipis, Priangan dan Domba Ekor Gemuk.

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di 12 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di kandang penelitian Fakultas Peternakan Universitas Darul Ulum Islamic Center Sudirman GUPPI (UNDARIS) Ungaran,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Onggok Kering Terfermentasi Probiotik dalam Ransum Terhadap Konsumsi Pakan, Pertambahan Bobot Badan Ayam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ternak puyuh mempunyai potensi yang tinggi untuk dikembangkan baik sebagai penghasil telur maupun penghasil daging. Menurut Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler atau yang juga disebut ayam pedaging merupakan salah satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler atau yang juga disebut ayam pedaging merupakan salah satu 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Ayam broiler atau yang juga disebut ayam pedaging merupakan salah satu unggas yang sangat efisien dalam menghasilkan daging dan digemari oleh masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase Terfermentasi Terhadap Konsumsi Pakan, Konversi Pakan dan Pertambahan Bobot

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Sumber : Label Pakan BR-611 PT. Charoen Pokphand Indonesia.

MATERI DAN METODE. Sumber : Label Pakan BR-611 PT. Charoen Pokphand Indonesia. MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di CV Mitra Sejahtera Mandiri, Desa Babakan, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor. Penelitian dilaksanakan selama lima minggu yang dimulai dari

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan 16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang pemberian pakan menggunakan bahan pakan sumber protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan pada bulan November 2016 sampai

Lebih terperinci

MATERI. Lokasi dan Waktu

MATERI. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok B, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembuatan pelet ransum komplit

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan 16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan kadar protein dan energi berbeda pada kambing Peranakan Etawa bunting dilaksanakan pada bulan Mei sampai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum sebagai substitusi bungkil kedelai terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada 20 Desember Januari 2015 di kandang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada 20 Desember Januari 2015 di kandang 19 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 20 Desember 2014 18 Januari 2015 di kandang ayam petelur milik CV. Varia Agung Jaya, Desa Varia Agung, Kecamatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Puyuh

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Puyuh TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Puyuh Puyuh merupakan salah satu komoditi unggas sebagai penghasil telur dan daging yang mendukung ketersediaan protein hewani yang murah serta mudah didapat (Permentan,

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul 27 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat Percobaan 3.1.1. Ternak Percobaan Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul umur satu hari (day old chick) yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh frekuensi dan periode pemberian pakan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh frekuensi dan periode pemberian pakan 10 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai pengaruh frekuensi dan periode pemberian pakan terhadap potongan komersial karkas ayam buras super (persilangan ayam Bangkok dengan ayam ras petelur Lohman)

Lebih terperinci

TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN

TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya murah. Telur dapat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. lokal adalah sapi potong yang asalnya dari luar Indonesia tetapi sudah

TINJAUAN PUSTAKA. lokal adalah sapi potong yang asalnya dari luar Indonesia tetapi sudah II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Lokal di Indonesia Menurut Hardjosubroto (1994) bahwa sapi potong asli indonesia adalah sapi-sapi potong yang sejak dulu sudah terdapat di Indonesia, sedangkan sapi lokal

Lebih terperinci

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Daging dan Kerja (kandang B) pada bulan Mei sampai dengan bulan November 2010. Analisis sampel dilakukan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Unit Pendidikan, Penelitian dan Peternakan Jonggol (UP3J) merupakan areal peternakan domba milik Institut Pertanian Bogor (IPB) yang terletak di desa Singasari

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Burung puyuh dalam istilah asing disebut quail yang merupakan bangsa

TINJAUAN PUSTAKA. Burung puyuh dalam istilah asing disebut quail yang merupakan bangsa II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Burung Puyuh Burung puyuh dalam istilah asing disebut quail yang merupakan bangsa burung liar yang mengalami proses domestikasi. Ciri khas yang membedakan burung

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai 19 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai subtitusi jagung dalam ransum terhadap kecernaan PK, SK dan laju digesta ayam broiler dilaksanakan pada tanggal

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Nutrien Hasil analisa proksimat digunakan sebagai acuan dalam menentukan kualitas nutrien bahan pakan dan dalam menghitung komponen nutrien karena kualitas nutrien bahan

Lebih terperinci

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan PROSES PEMBUATAN TELUR ASIN SEBAGAI PELUANG USAHA Oleh : Andi Mulia, Staff Pengajar di UIN Alauddin Makassar Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan usaha ternak ayam sangat ditentukan oleh penyediaan pakan yang memadai baik kuantitas maupun kualitas, karena pakan merupakan unsur utama dalam pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Gathot (Ketela

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Gathot (Ketela 14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Gathot (Ketela Terfermentasi) dalam Ransum terhadap Kadar Serum Glutamat Oksaloasetat Transaminase (SGOT) dan Serum Glutamat Piruvat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Biskuit Pakan Biskuit pakan merupakan inovasi bentuk baru produk pengolahan pakan khusus untuk ternak ruminansia. Pembuatan biskuit pakan menggunakan prinsip dasar pembuatan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang dan Laboratorium Ilmu Nutrisi Ternak Daging dan Kerja, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,

Lebih terperinci

PEMBERIAN PAKAN PADA PENGGEMUKAN SAPI

PEMBERIAN PAKAN PADA PENGGEMUKAN SAPI Tatap muka ke 7 POKOK BAHASAN : PEMBERIAN PAKAN PADA PENGGEMUKAN SAPI Tujuan Instruksional Umum : Mengetahui program pemberian pakan pada penggemukan sapi dan cara pemberian pakan agar diperoleh tingkat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan tersebut diiringi pula dengan semakin meningkatnya

I. PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan tersebut diiringi pula dengan semakin meningkatnya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Peternakan di Indonesia saat ini sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan tersebut diiringi pula dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Perah Sapi perah yang dipelihara di Indonesia pada umumnya adalah Friesian Holstein (FH) dan Peranakan Friesian Holstein (PFH) (Siregar, 1993). Sapi FH memiliki ciri-ciri

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai dengan 20 Oktober 2014 di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan dengan melakukan persiapan dan pembuatan ransum di Laboratorium Industri Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembuatan pellet dilakukan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Maret Juni Lokasi penelitian di kandang

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Maret Juni Lokasi penelitian di kandang 9 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul Evaluasi Panjang Potongan Hijauan yang Berbeda dalam Ransum Kering Terhadap Konsumsi dan Kecernaan Kambing Lokal dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2016.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Terrarium II Taman Margasatwa Ragunan (TMR), DKI Jakarta selama 2 bulan dari bulan September November 2011. 3.2 Materi

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Kunyit dan Jahe Dalam

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Kunyit dan Jahe Dalam 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Kunyit dan Jahe Dalam Ransum, terhadap Performans Puyuh Jantan (umur 2-8 minggu) telah dilaksanakan pada bulan Juni Juli 2016, di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik Peking Itik Peking merupakan itik tipe pedaging yang termasuk dalam kategori unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem pemeliharaan itik Peking

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan Penambahan daun Som Jawa pada ransum menurunkan kandungan serat kasar dan bahan kering ransum, namun meningkatkan protein kasar ransum. Peningkatan protein disebabkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak

BAB III METODE PENELITIAN Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kandang peternakan ayam broiler Desa Ploso Kecamatan Selopuro Kabupaten Blitar pada bulan Februari sampai Mei 2014.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi, yaitu sebagai ayam petelur dan ayam potong.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi, yaitu sebagai ayam petelur dan ayam potong. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Kampung Ayam kampung dikenal sebagai jenis unggas yang mempunyai sifat dwi fungsi, yaitu sebagai ayam petelur dan ayam potong. Wahju (2004) yang menyatakan bahwa Ayam

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Zat Makanan Biomineral Dienkapsulasi Kandungan nutrien biomineral tanpa proteksi dan yang diproteksi serta mineral mix dapat dilihat pada Tabel 7. Kandungan nutrien biomineral

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak 8 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian keluaran kreatinin pada urin sapi Madura yang mendapat pakan dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Potong Sapi potong pada umumnya digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu sapi lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi potong merupakan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung limbah kecambah kacang hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan dilaksanakan pada tanggal

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi 22 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi Madura Jantan yang Mendapat Kuantitas Pakan Berbeda dilaksanakan pada bulan Juni September 2015. Lokasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan antara sapi Jawa dengan sapi Bali (Rokhana, 2008). Sapi Madura

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan antara sapi Jawa dengan sapi Bali (Rokhana, 2008). Sapi Madura 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Madura Sapi Madura termasuk dalam sapi lokal Indonesia, yang berasal dari hasil persilangan antara sapi Jawa dengan sapi Bali (Rokhana, 2008). Sapi Madura memiliki

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. hingga diperoleh ayam yang paling cepat tumbuh disebut ayam ras pedaging,

I. TINJAUAN PUSTAKA. hingga diperoleh ayam yang paling cepat tumbuh disebut ayam ras pedaging, I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Ras Pedaging Menurut Indro (2004), ayam ras pedaging merupakan hasil rekayasa genetik dihasilkan dengan cara menyilangkan sanak saudara. Kebanyakan induknya diambil dari Amerika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kelinci New Zealand White berasal dari Amerika. Menurut Tambunan dkk.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kelinci New Zealand White berasal dari Amerika. Menurut Tambunan dkk. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kelinci New Zealand White Kelinci New Zealand White berasal dari Amerika. Menurut Tambunan dkk. (2015) kelinci dapat mengubah dan memanfaatkan bahan pakan kualitas rendah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini produktivitas ayam buras masih rendah, untuk meningkatkan produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan kualitas dan kuantitas pakan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Isa Brown, Hysex Brown dan Hyline Lohmann (Rahayu dkk., 2011). Ayam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Isa Brown, Hysex Brown dan Hyline Lohmann (Rahayu dkk., 2011). Ayam 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Petelur Ayam petelur merupakan ternak unggas petelur yang banyak dikembangkan di Indonesia. Strain ayam petelur ras yang dikembangkan di Indonesia antara lain Isa Brown,

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertumbuhan yang cepat, konversi

I. TINJAUAN PUSTAKA. memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertumbuhan yang cepat, konversi I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Pedaging Ayam Pedaging adalah istilah untuk menyebutkan strain ayam budidaya teknologi yang memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu pertumbuhan yang cepat,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Nutrien Ransum Berdasarkan hasil analisa proksimat, kandungan zat makanan ransum perlakuan disajikan pada Tabel 10. Terdapat adanya keragaman kandungan nutrien protein, abu

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama 45 hari mulai pada Desember 2014 hingga

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama 45 hari mulai pada Desember 2014 hingga 20 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilaksanakan selama 45 hari mulai pada Desember 2014 hingga Januari 2015 di kandang peternakan Koperasi Gunung Madu Plantation,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Bahan Kering (BK) 300, ,94 Total (g/e/hr) ± 115,13 Konsumsi BK Ransum (% BB) 450,29 ± 100,76 3,20

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Bahan Kering (BK) 300, ,94 Total (g/e/hr) ± 115,13 Konsumsi BK Ransum (% BB) 450,29 ± 100,76 3,20 HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Bahan Kering (BK) Konsumsi adalah jumlah pakan yang dimakan oleh ternak yang akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok, produksi, dan reproduksi. Ratarata konsumsi

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2016.Lokasi penelitian di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2016.Lokasi penelitian di 11 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2016.Lokasi penelitian di kandang kambing Kelompok Tani Ternak Tunas Melati, di desa Cepoko Kuning, Batang, Jawa Tengah serta

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai oleh masyarakat. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau konsumen lebih banyak memilih

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial. MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di CV. Mitra Mandiri Sejahtera Desa Babakan, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Jarak lokasi kandang penelitian dari tempat pemukiman

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium dan Kandang Ilmu Nutrisi Ternak Unggas Laboratorium Lapang C, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor yang dilaksanakan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penyusunan ransum bertempat di Laboratorium Industri Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan. Pembuatan pakan bertempat di Indofeed. Pemeliharaan kelinci dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian tepung keong mas (Pomacea

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian tepung keong mas (Pomacea 50 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian tepung keong mas (Pomacea canaliculata) dan tepung paku air (Azolla pinnata) terfermentasi terhadap produktivitas,

Lebih terperinci