BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah Akademi Meteorologi Geofisika (AMG) Tangerang, Pondok Betung, Bintaro adalah Perguruan Tinggi Kedinasan di lingkungan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), yang mempersiapkan kader tenaga ahli tingkat madya, guna mendukung tugas Badan Meteorologi dan Geofisika sebagai lembaga acuan utama di Indonesia dalam memberikan informasi meteorologi, klimatologi, geofisika, dan kualitas udara, yang secara teknis akademik, pembinaanya dilakukan oleh Menteri Pendidikan Nasional dan secara teknis operasional dilakukan oleh Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika. AMG didirikan di Bandung pada tahun 1955 dengan nama Akademi Meterologi dan Geofisika (AMG), kampusnya berada di Institut Teknologi Bandung (ITB). Pada tahun 1960, AMG dipindahkan ke Jakarta, kampusnya berada di Kantor Lembaga Meteorologi dan Geofisika (LMG) Jl. Arief Rakhman Hakim No. 3 Jakarta Pusat. Tahun AMG dibawah Pusat Meteorologi dan Geofisika. Pada tahun 1978, AMG berubah nama menjadi Balai Pendidikan dan Latihan Meteorologi dan Geofisika (BPLMG) dengan status berada di bawah Badan Diklat Departemen Perhubungan (KM. 55/OT/PHB Maret 1978). 47

2 48 Sejak tahun 2000, BPLMG berubah kembali menjadi AMG di bawah Badan Diklat Departemen Perhubungan (SK. Menhub No. KM 82 Thn 1999 Tgl ), dan kampusnya pindah dan berlokasi di Jl. Perhubungan I No.5,Komplek Meteo DEPHUB, Pondok Betung,Bintaro. Dan sampai tahun 2004 AMG tetap dibawah Badan Diklat dengan SK Menhub No. 72 Thn 2002 Tgl Terhitung mulai 1 Januari 2005 AMG berada dibawah Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND), berdasarkan SK KBMG No. 003 Tahun Alamat AMG sejak tahun 2000, BPLMG berubah kembali menjadi AMG di bawah Badan Diklat Departemen Perhubungan (SK. Menhub No. KM 82 Thn 1999 Tgl ), dan kampusnya pindah dan berlokasi di Jl. Perhubungan I No.5,Komplek Meteo DEPHUB, Pondok Betung,Bintaro. Dan sampai tahun 2004 AMG tetap dibawah Badan Diklat dengan SK Menhub No. 72 Thn 2002 Tgl Terhitung mulai 1 Januari 2005 AMG berada dibawah Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND), berdasarkan SK KBMG No. 003 Tahun 2004.

3 49 Logo Gambar 4.1 Logo BMKG Sumber : bmkg.co.id a. Bentuk Logo Logo Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika berbentuk lingkaran dengan warna dasar biru, putih dan hijau, di tengah-tengah warna putih terdapat satu garis berwarna abu-abu. Dibawah logo yang berbentuk lingkaran terdapat tulisan BMKG. b. Makna Logo

4 50 Makna dari logo BMKG menggambarkan bahwa BMKG berupaya semaksimal mungkin dapat menyediakan dan memberikan informasi meteorologi klimatologi dan geofisika dengan mengaplikasikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini dan dapat berkembang secara dinamis sesuai kemajuan zaman. Dalam menjalankan fungsinya, BMKG berupaya memberikan yang terbaik dan penuh keikhlasan berdasarkan pancasila untuk bangsa dan tanah air Indonesia yang subur yang terletak di garis kathulistiwa. c. Arti Logo 1. Bentuk lingkaran melambangkan BMKG sebagai institusi yang dinamis; 2. 5 (lima) garis di bagian atas melambangkan dasar Negara RI yaitu Pancasila; 3. 9 (sembilan) garis di bagian bawah merupakan angka tertinggi yang melambangkan hasil maksimal yang diharapkan; 4. Gumpalan awan putih melambangkan meteorologi; 5. Bidang warna biru bergaris melambangkan klimatologi; 6. Bidang berwarna hijau bergaris patah melambangkan geofisika; 7. 1 (satu) garis melintang di tengah melambangkan garis khatulistiwa. d. Arti Logo 1. Warna biru diartikan keagungan/ ketaqwaan; 2. Warna putih diartikan keikhlasan/ suci; 3. Warna hijau diartikan kesuburan; 4. Warna abu-abu diartikan bebas/ tidak ada batas administrasi.

5 Visi dan Misi Akademi Meteorologi dan Geofisika Visi: Terwujudnya peserta didik mempunyai sumber daya manusia di bidang meteorologi dan geofisika yang handal, berdaya saing dan memberikan nilai tambah melalui pendidikan dan pelatihan. Misi: 1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat meteorologi dan geofisika yang memiliki kemampuan professional dibidang Meteorologi, Geofisika, Klimatologi dan Teknik Meteorologi/Geofisika. 2. Menyebarluaskan ilmu pengetahuan di bidang Meteorologi, Geofisika, Klimatologi, dan Teknik Meteorologi/Geofisika serta mengupayakan penerapan untuk mrningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. 3. Melaksanakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan penerapan ilmu pengetahuan dalam bidang Meteorologi, Geofisika, Klimatologi dan Teknik Meteorologi/Geofisika Struktur Organisasi Setiap akademisi memiliki struktur organisasi yang disesuaikan dengan tujuan dan bidang dari akademisi masing-masing. Struktur organisasi biasanya menunjukkan hubungan, fungsi, bagian, atau posisi ataupun kedudukan seseorang.

6 52 dibawah ini: Gambaran struktur organisasi dari akademisi dapat dilihat pada gambar Gambar 4.2 Struktur Organisasi BMKG Sumber : bmkg.co.id Akademi meteorologi dan geofisika saat ini memiliki 4 (empat) jurusan,yaitu : 1. Jurusan Meteorologi

7 53 2. Jurusan Klimatologi 3. Jurusan Geofisika 4. Jurusan Teknik Meteorologi dan Geofisika (Instrumentasi) Berikut penjabaran masing - masing jurusan : 1. Jurusan Meteorologi mengacu pada proses pembelajaran tentang cuaca, iklim, dan penerbangan. 2. Jurusan Klimatologi memiliki materi yang sama dengan Jurusan Meteorologi,Hanya ditekankan dalam proses pengolahan data jangka panjang. 3. Jurusan Geofisika mempelajari bumi,struktur bumi,tanah,batuan gempa, dan juga Tsunami. 4. Jurusan Teknik Meteorologi dan Geofisika (Instrumentasi) mempelajari mengenai peralatan yang dipakai dalam bidang meteorologi, geofisika, dan klimatologi. Lebih banyak berkutat tentang alat, sistem kerja, maintenance, kalibrasi, dan rekayasa. 4.2 Hasil Penelitian Komunikasi merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan sehari-hari. Tidak semua mahasiswa mempunyai kemampuan untuk memahami komunikasi antarbudaya, bahkan dalam sebuah organisasi yang memiliki keanekaragaman bahkan budaya yang dimiliki masih sangat erat melekat di masing-masing anggotanya sehingga terkadang mengalami kesulitan dalam melakukan interaksi

8 54 antara anggota satu dengan lainnya sebabnya adalah tidak memahami budaya yang dimiliki anggotanya. Penelitian tentang komunikasi antarbudaya antara mahasiswa etnis Makassar dan etnis Palembang diakademi Meteorologi Geofisika Tangerang ini didukung oleh data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini adalah hasil wawancara mendalam untuk mendapatkan informasi tentang pola komunikasi serta hambatan-hambatan komunikasi antarbudaya yang ditemui oleh mahasiswa etnis Makassar dan etnis Palembang diakademi Meteorologi Geofisika Tangerang. Wawancara dilakukan pada hari selasa, 20 Januari 2015, dengan Key Informan Bapak Munawar Ali selaku dosen Akademi Meteorologi Geofisika. Selain itu, wawancara juga dilakukan pada hari Sabtu, 20 Desember 2014, dengan Informan mahasiswa etnis Makasar yaitu Misbahuddin, Agusmin Hariansah, Muhammad AlFatam Werdi Pabean dan mahasiswa etnis Palembang Rezfiko Agdialta, Eko Syarifudin, Lukman Saleh yang bersekolah di Akademi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (AMKG). Selain itu, wawancara juga dilakukan pada hari Sabtu, 17 Januari 2015, dengan Bapak Drs. Riswandi, M.Si selaku Akademisi Komunikasi dari Universitas Mercu Buana sebagai Informan ahli. Penelitian ini dilakukan selama satu bulan saat pertemuan terakhir sebelum mahasiswa menjalani Ujian Akhir Semester (UAS). Maka akan banyak sekali aktivitas komunikasi yang terjadi serta perkembangan komunikasi antarbudaya dan hambatan-hambatan komunikasi yang dihadapi mahasiswa tersebut. Peneliti juga melakukan obersvasi yang memungkinkan peneliti melihat dan mengikuti keseharian para mahasiswa pada saat kuliah maupun dikosan,

9 55 dalam kompetensi broadcasting peneliti juga bekerja sama dalam meproduksi film pendek yang menjadi bagian penelitian observasi kegiatan komunikasi mereka. sehingga dapat secara langsung melihat bagaimana pola komunikasi serta perkembangan dan hambtan-hambatan komunikasi antarbudaya yang ditemui oleh para mahasiswa tersebut Aktivitas Komunikasi Mahasiswa Aktivitas komunikasi yang berlangsung pada mahasiswa etnis Makassar dan etnis Palembang di Akademi Meteorologi Geofisika Tangerang meliputi komunikasi didalam kampus maupun diluar kampus dan bekerja sama untuk mencapai prestasi. Perbedaan bahasa dan budaya yang ada, menjadikan para mahasiswa ini kurang memahami komunikasi yang berlangsung, sehingga timbul salah paham diantara emahasiswa etnis Makassar dengan etnis Palembangatau menerima perbedaan-perbedaan tersebut, dan tidak semua mahasiswa mampu berkomunikasi dengan bahasa Indonesia yang murni karena masih tercampur dengan logat dan bahasa budaya mereka. Setelah peneliti melakukan observasi dalam keseharian mereka didalam kampus maupun luar kampus, masing-masing mahasiswa menggunakan bahasa Indonesia dengan logat daerah mereka yang masih kental. Mereka terbiasa memakai logat daerah dan sulit untuk menghilangkannya. Salah satu contoh ketika peneliti dengan mahasiswa bekerja sama dalam pembuatan film pendek didalam kampus, komunikasi mereka saat berkerja sama adalah hal yang paling unik, karena mereka mempunyai tujuan yang sama dengan perbedaan budaya dan bahasa. Mereka tidak menghiraukan masalah perbedaan budaya dengan terus

10 56 berkomunikasi. Saat komunikasi tersebut mengalami masalah kesalahpahaman mereka berusaha untuk tetap memahami karakteristik, dan mereka tetap berperilaku baik terhadap satu sama lain. Adapaun saat diluar kampus mereka melakukan aktivitas berkumpul dalam satu kosan. Mereka berkomunikasi dengan jati diri mereka masing-masing dan memperlihatkan karakteristik daerah masing-masing. Mahasiswa etnis Makassar yang cenderung keras dalam komunikasi akan terlihat lebih menguasai perkumpulan itu. Namun mahasiswa etnis Palembang yang terlihat cenderung sabar dan tetap dingin menghadapi mahasiswa etnis Makassar. Setiap bercanda dan berkomunikasi, mereka saling berdiskusi dengan baik tanpa merasa sulit berhadapan dengan perbedaan budaya tersebut. Sehingga aktivitas komunikasi tersebut dapat terus berlangsung. Dalam penelitian ini hal pertama yang ditanyakan oleh peneliti kepada para informan mengenai pendapat mereka tentang komunikasi antarbudaya. Hal ini dinyatakan untuk dapat mendapatkan gambaran tentang pengetahuan para informan tersebut mengenai komunikasi antarbudaya, baik dalam sebuah perkuliahan maupun dalam lingkungan sehari-hari. Bapak Munawar Ali sebagai Key Informan memberikan pendapatnya mengenai komunikasi antarbudaya, yaitu: Kalo menurut saya, karena saya orang awam sepengetahuan saya mengenai definisi Komunikasi AntarBudaya ya artinya ada sebuah komunikasi diantara budaya-budaya yang berbeda. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang dilakukan orang-orang dengan

11 57 latar belakang budaya yang berbeda sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh para ahli. Bapak Drs. Riswandi, M.Si selaku Akademisi Komunikasi dari Universitas Mercu Buana. Sebagai Informan ahli saat ditanya mengenai pendapatnya mengenai komunikasi antarbudaya berikut jawabannya: Ya kalo diliat dari sisi definisi atau batasan untuk pengertian komunikasi antarbudaya itu pesan-pesan yang disampaikan yang diterima oleh komunikan dan komunikator yang berbeda latar belakang kebudayaannya. Tapi bisa juga tidak hanya berbeda latar belakang kebudayaan, tapi juga sekarang pengertian KAB itu juga berbeda etnis, berbeda profesi, berbeda gender agak lebih luas pengertiannya jadi sekarang mencakup semuanya. Bapak Drs. Riswandi, M.Si juga menambahkan bahwa semua orang penting memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan banyak orang dengan latar belakang baik budaya dan bahasa yang berbeda. Mengapa penting memahami KAB, karena jika pemahaman orang-orang berbeda terhadap pesan-pesan komunikasi, artinya pemaknaannya berbeda bisa terjadi konflik bisa terjadi perpecahan, oleh karena itu penting memahami KAB gituu. Pointnya begitu iyaa. Pernyataan-pernyataan diatas membuktikan bahwa komunikasi antarbudaya adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari, bukan saja dengan orang dari budaya yang sama namun juga dengan yang berbeda budaya. Selain itu, setiap individu harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya tersebut, sehingga dapat mengurangi kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Selanjutnya, peneliti juga menanyakan mengenai kemungkinan para informan tersebut melakukan komunikasi dengan orang-orang yang berbeda

12 58 budaya dan bahasa terutama mahasiswa etnis Makassar dan etnis Palembang diakademi Meteorologi Geofisika Tangerang. Agusmin Hariansah mahasiswa etnis Makassar memberi keterangan dengan etnis budaya mana saja pernah berinteraksi: ohh yaa.. papua ya memang sebenarnya sih lebih enak ke timur, karena kan makassar agak cenderung ke timur. Agusmin Hariansah juga menjelaskan bagaimana karakteristik etnis Palembang saat berkomunikasi : Kalo menurut saya palembang itu yaa.. salah satu daerah yang budayanya yang tidak berbelit-belit gitu yaa.. ya jadi bisa ini lah dengan kita ee.. dengan suku budaya makassar, enaklah buat ngobrol dalam bergaul, pokoknya semua ee.. koneklah. Begitu juga dengan Muhammad AlFatam Werdi Pabean dalam wawancara mengungkapkan hal yang serupa: Banyaak.. mulai dari aceh, orang batak, orang timur juga papua ambon kupang banyak dari kalimantan juga ada. menjelaskan: Ketika ditanya mengenai interaksi dengan etnis Palembang juga iyaa ada. Muhammad AlFatam memberikan penjelasan karakteristik etnis Palembang selama berkomunikasi: Pada umumnya mereka orangnya baik-baik, enak buat diajak ngobrol. Kemudian, Misbahudin menjelaskan juga dalam wawancara mengenai pengalaman berinteraksi dan karakteristik dari etnis budaya yang pernah berinteraksi:

13 59 gitu. Palembang, ya karakternya brutal, egois, tidak bisa mengontrol diri Selanjutnya, peneliti juga menanyakan mahasiswa etnis Palembang mengenai komunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan bahasa terutama dengan mahasiswa etnis Makassar. Eko Syarifudin sebagai mahasiswa etnis Palembang menjelaskan pengalaman dalam berkomunikasi: Semuanya, tetapi khususnya lebih banyak ke makassar. Eko Syarifudin juga menjelaskan karakteristik etnis Makassar selama berkomunikasi: Yaa orangnya gimana ya, asik-asik sih baik-baik enak, diajak jalan, diajak becanda, diajak apapun enak. Selanjutnya, Lukman Saleh mahasiswa etnis Palembang keterangan dalam berkomunikasi: memberikan Paling sering sih dengan orang. Lukman Saleh juga menjelaskan karakteristik dari mahasiswa etnis Makassar: lah. Orang makassar itu mereka orangnya baik ya humoris, ya baik-baik Rezfiko Agdialta mahasiswa etnis Palembang juga menjelaskan pengalaman pernah berkomunikasi dari budaya lain: Makassar: Dari Makassar. Rezfiko Agdialta juga menjelaskan Karakteristik dari mahasiswa etnis

14 60 Kalo menurut saya rata-rata orang makassar itu agak sedikit tinggi ya, tapi baik sih baik Cuma kadang-kadang kalo orang tidak tau kan mungkin jadi dikira marah padahal tidak. Pernyataan-pernyataan diatas membuktikan bahwa adanya aktivitas komunikasi antarbudaya antara mahasiwa etnis Makassar dan mahasiswa etnis Palembang. Dengan komunikasi antarbudaya para mahasiswa mengetahui karakteristik setiap etnis budaya. Dengan banyak melakukan aktivitas komunikasi antarbudaya, seharusnya menjadikan setiap individu tersebut dapat terbuka pemahamannya mengenai perbedaan budaya dan memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dan mengurangi kesalahan dalam berkomunikasi terutama jika berhubungan dengan budaya lain. Pertanyaan berikut ini ditanyakan kepada para Informan, bagaimana cara beradaptasi dengan teman yang berbeda budaya dalam kuliah, didalam kehidupan sehari-hari mahasiswa etnis Makassar dan mahasiswa etnis Palembang, berikut adalah jawaban mereka: pendapatnya: Informan, Agusmin Hariansah mahasiswa etnis Makassar memberikan ee.. dalam beradaptasi yaa kita harus saling memahami dan mengerti satu sama lain, jadi kita harus saling menerima dan tidak boleh dimasukkan kedalam hati. Selanjutnya, Muhammad AlFatam Werdi Pabean juga menjelaskan cara beradaptasi dengan budaya lain, khususnya dengan etnis Palembang: ya dibawa santai aja, ya hadapi saja pasti kan dijalani.

15 61 Begitu juga dengan Misbahudin menjelaskan cara beradaptasi dengan mahasiswa etnis Palembang: Ya dibawa senang saja. Begitu juga dengan mahasiswa etnis Palembang yang menjelaskan cara beradaptasi dengan perbedaan budaya tersebut, berikut adalah jawabannya: Eko Syarifudin menjelaskan cara beradaptasi selama berkomunikasi: Ya biasaa ajak ngobrol apa segala macem bergaul dengan mereka ya begitulah. Selanjutnya Lukman Saleh mahasiswa etnis Palembang menjelaskan cara beradaptasi dengan perbedaan budaya tersebut: Ya saling membuka diri, saling berinteraksi dengan mereka, seperti itu. Kemudian Rezfiko Agdialta, menjelaskan cara beradaptasi: Caranya untuk beradaptasi itu adalah memahami lawan bicara, jadi kalo kita mau melakukan suatu jenis komunikasi yang baik kita harus memahami karakteristik lawan bicara kita. Pernyataan-pernyataan diatas menunjukkan bahwa mahasiswa etnis Makassar dan mahasiswa etnis Palembang memiliki cara beradaptasi yang berbeda-beda. Hal tersebut juga bertujuan agar terciptanya hubungan komunikasi antarbudaya yang baik dengan perbedaan budaya. Key Informan, Bapak Munawar Ali juga menjelaskan bagaimana cara mengakrabkan mahasiswa yang berbeda budaya tersebut didalam kelas: E.. sejauh ini untuk mengakrabkan mereka karena memang tugas saya sebagai e.. dosen sekaligus pembina mental di Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, dimana hampir semua mahasiswanya itu hampir seluruh Indonesia ada hampir seluruh daerah mewakili e.. berbagai daerah di Indonesia itu ada, maka itu e.. salah satu karakteristik tersendiri bagi saya untuk

16 62 menyampaikan materi saya kepada berbagai mahasiswa dengan latar budaya yang berbeda tentu dengan cara yang berbeda-beda, misalkan kalo dari Indonesia bagian barat itu didominasi oleh melayu itu cenderung orangnya jauh, e.. istilahnya lebih terbuka, halus tapi terbuka, sedangkan untuk yang daerah tengah, jawa misalkan barat itu termasuk sorry.. jawa sumatera itu halus terbuka tapi jawa sendiri lebih cenderung tertutup menghindari konfrontasi, sedangkan untuk yang tengah sulawesi, NTT, NTB itu jauh lebih frontal terbuka sekali, fulgar. Ya mohon maaf tanda kutip lebih cenderung kasar, sedangkan yang untuk papua itu beda, papua itu sebenarnya, saya 15 tahun dipapua, sebenarnya itu e.. kasar. Kasar artinya keras orangnya wataknya keras kasar tapi dia tertutup, beda banget yang saya rasakan begitu, iyaa nah strategi saya adalah pertama e.. dari masing-masing mahasiswa yang berlainan daerah budaya itu, itu saya coba mereka kenal, kenal dengan kelebihan budaya dari masing-masing itu. Misalkan, yang dari Indonesia bagian barat itu saya menceritakan kelebihan-kelebihan dari budaya orang-orang yang Indonesia Barat kulturnya, ke khasannya, kedaerahannya, lingkungan dan e.. budaya lokalnya yang paling penting. Nah saya ceritakan mahasiswa yang didaerah Makassar, papua. Begitu juga untuk menarik e.. temen-temen dari Papua, saya menceritakan tentang kelebihan e.. buat daerah dari Papua, sehingga akhirnya mereka saling tertarik. Papua itu seperti apa sih? orang Papua juga begitu, orang Jawa ternyata begini ya. Nah dari situ mereka akhirnya terjalin komunikasi untuk pengen saling mengetahui, iya otomatis kalo saya memberikan e.. statement yang baik-baiknya kan pasti orang tertarik, lain kalo saya memberikan yang negatifnya kan orang cenderung untuk tidak mau. Yang kedua strategi saya dikelas itu, kalo kelompok itu saya acak seperti itu, jadi yang pertama saya kasih input ke mereka pemahaman e.. masing-masing budaya mempunyai kelebihan, masing-masing daerah punya kelebihan. Dan selanjutnya secara prakteknya saya gabungkan mereka, seperti itu. Supaya tidak kotak-kotak begitu, yang jawa ngumpul jawa, yang sumatera ngumpul sumatera. Kurang bagus untuk organisasi kami begitu. Dari pernyataan bapak Munawar Ali telah menjelaskan bagaimana mahasiswa yang berbeda budaya agar lebih akrab, dengan cara-cara tersebut akan membantu proses komunikasi antarbudaya dapat berjalan lebih baik lagi. Dan bapak Munawar Ali juga menjelaskan bagaimana memulai komunikasi dengan Mahasiswa tersebut: ya itu tadi, saya menceritakan mengenai kelebihan-kelebihan dari daerah-daerah itu, karena kebetulan saya sendiri keliling ya keliling Indonesia pernah. Jadi saya pernah ke poso, saya pernah ke Sumatera eh..sorry saya pernah ke Ambon sampai ke Papua, Jawa hampir semua Jawa ya bukan singgah sehari dua hari tapi saya pernah hidup disana, jadi saya tahu karena kebetulan

17 63 saya punya temen juga satu Indonesia, jadi saya sedikit-sedikit memahami karakter mereka, karena ini diperlukan ketika kita menjadi pimpinan disuatu daerah tertentu, karena suatu saat bisa saja si mahasiswa pada karirnya nanti akan ditempatkan diseluruh Indonesia maka saya bekali mereka dengan pemahaman budaya lokal, ada istilah dimana bumi dpijak, langit dijunjung. Pasti kita harus mengenali budaya daerah itu. Pernyataan diatas menjelaskan banyak cara untuk memulai komunikasi dengan perbedaan budaya, dan yang terpenting kita harus mengetahui kelebihankelebihan dari setiap daerah. Sehingga para mahasiswa etnis Makassar dan etnis Palembang mampu saling tertarik dengan kebudayaannya. Dan dengan ketertarikan dengan budaya lain dapat memulai komunikasi antarbudaya terjalin. Informan ahli, bapak Drs. Riswandi, M.Si juga menambahkan dimana dan kapan seseorang harus memahami Komunikasi AntarBudaya: dimana dan kapan, where dan when ya, dimana orang harus memahami KAB ya ketika mereka berinteraksi ya sebagai suatu bagian dari proses sosial, komunikasi antarbudaya itu ada ditengah-tengah masyarakat ya ditengah-tengah orang yang berinteraksi, kapan? Kapan KAB itu dipelajari, e.. bila terjadi komunikasi, kira-kira begitu ya pointnya. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti melihat bahwa mahasiswa etnis Makassar dan mahasiswa etnis Palembang melakukan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari baik didalam kampus maupun diluar kampus, dan mereka mampu memahami karakteristik antar budaya saat berkomunikasi. Bukan hanya itu, mahasiswa juga mampu beradaptasi dengan cara mereka masing-masing agar dapat berhubungan baik khususnya dalam komunikasi antarbudaya. Dan terlihat dari penjelasan Bapak Munawar Ali bahwa ada cara untuk memulai komunikasi dengan mahasiswa tersebut dan juga untuk mengakrabkan mahasiswa berbeda budaya. Sehingga komunikasi antarbudaya mahasiswa etnis Makassar dan etnis

18 64 Palembang dapat berlangsung semakin baik. Dalam konteks waktu dan tempat bapak Drs. Riswandi, M.Si juga menjelaskan bahwa komunikasi antarbudaya dapat terjadi ditengah-tengah masyarakat dan waktunya ketika komunikasi terjadi, hal ini sama seperti mahasiswa etnis Makassar dan mahasiswa etnis Palembang melakukan komunikasi antarbudaya didalam kampus maupun luar kampus, dan para mahasiswa harus memahami komunikasi antarbudaya agar tidak terjadi kesalahpahaman Hambatan Komunikasi Mengacu pada hasil wawancara dan observasi dengan para informan tersebut jelas terlihat bahwa mereka memiliki banyak hambatan dalam melakukan komunikasi. Hambatan-hambatan tersebut dapat muncul dari dalam dan luar orang tersebut. Sebelum itu, untuk menemukan hambatan-hambatan komunikasi yang dialami oleh mahasiswa etnis Makassar dan etnis Palembang didalam kuliah, peneliti menanyakan kepada Key Informan mengenai apa saja hambatan dalam berkomunikasi yang mereka temui saat berada dalam lingkungan Akademi Meteorologi Geofisika (AMG) dan berikut adalah penjelasan bapak Munawar Ali: Oiyaa itu udah pasti. Kalo yang untuk barat itu cenderung diwakili Palembang dan Medan ya yang begitu banyak konfrontasi, kalo tengah itu memang Makassar, NTT, Ambon. Begitu dari timur, timur itu ya memang Papua ya. Tetapi untuk Palembang dan Makassar ini punya tipikal hampir sama wataknya sama-sama keras, ya dulu waktu saya taruna juga dua asal ini yang paling sering ribut, saya ngga tau kenapa itu sering mudah sekali marah dan ya itu tadi, terbuka dan kasar gitu. Selain itu bapak Munawar Ali juga menambahkan bahwa saat mengajar didalam kelas juga ada hambatan menghadapi mahasiswa yang berbeda budaya tersebut.

19 65 Awalnya ada pasti, karena kan terutama yang semester-semester awal ya itu kan banyak yang dari berbagai daerah, berbagai daerah mereka akan membawa karakter daerahnya masing-masing. Trik saya ketika saya menghadapi hal seperti itu karena saya ngalamin hidup berpindah-pindah biasanya saya diamkan dulu, saya biarkan mereka keluar aslinya, kalo belum-belum saya langsung begini saya ngga tau dia itu seperti apa aslinya gitu, saya biarkan seolah-olah e.. awal-awal ngajar saya lepas atribut saya jadi sebenernya dosen itu harus pinter sandiwara ya, untuk mengetahui mahasiswa saya seperti apa, saya berusaha menjadi mereka dulu, setelah menjadi mereka ya mereka keluar tuh merasa akrab dengan dosennya, baru dia keluar asli-aslinya baru saya punya catatan sendiri-sendiri bahwa si ini seperti ini saya harus menangani dengan seperti ini, si ini seperti ini oh ini ngga usah, baru berikutnya saya terapkan aslinya saya gantian gitu, yang tadi merasa akrab dengan saya bisa jadi karena saya dalam rangka pengen membina dia oh saya harus tegas dengan anak ini saya harus galak, ohh kalo sama anak ini ngga bisa digalakin gitu, tapi yujuannya adalah supaya mereka berhasil, jadi dosen itu sebenarnya aktor yang paling bagus mas, sandiwaranya pinter hahaha. Selain itu peneliti menanyakan kepada para Informan yaitu mahasiswa etnis Makassar dan mahasiswa etnis Palembang apa saja hambatan mereka saat berkomunikasi dengan perbedaan budaya. Mahasiswa etnis Makassar terlebih dulu menjelaskan hambatan komunikasi baik perbedaan bahasa atau makna terhadap budaya yang berbeda dengan mahasiswa etnis Palembang. hambatan : Agusmin Hariansah mahasiswa etnis Makassar memberikan penjelasan Jadii ee.. jadi mohon maaf ya, kan bahasa palembang mungkin dia punya bahasa kotor ya, mohon maaf bahasa kotor yang kita tidak tahu artinya untuk suku budaya makassar, ee.. jadi mungkin dia sering ngata-ngatain kita toh orang tapi ee.. kita juga ini tidak tau artinya jadi kadang disitulah mulai muncul kesalahpahaman. Kemudian Muhammad AlFatam Werdi Pabean menjelaskan hambatan dalam komunikasi antarbudaya: Kalo kesalahpahaman udah banyak sih, ya utamanya itu orang batak, kan orang batak itu bahasanya kaya gimana kan ee.. bukan kasar sebenarnya

20 66 keras, jadi pernah pengalaman bicara sama mereka kaya salah paham gitu, maksud kita a dia jawabnya b. Selanjutnya Misbahudin mahasiswa etnis makassar juga memberikan penjelasan hambatan tersebut: Belom pernah, saya belom ada. Selain itu peneliti juga menanyakan kepada Mahasiswa etnis Palembang untuk menjelaskan hambatan komunikasi baik perbedaan bahasa atau makna terhadap budaya yang berbeda dengan mahasiswa etnis Makassar. Eko Syarifudin mahasiswa etnis palembang menjelaskan hambatan yang dialami selama berkomunikasi: Pernah, apalagi kalo mereka ini pake bahasa daerahnya kan jadi kita tidak mengerti sering terjadi kesalahpahaman. Mahasiswa etnis Palembang, Lukman Saleh memberikan penjelasan mengenai hambatan komunikasi: Kalo perbedaan bahasa sih ya pernah lah, mungkin ya mereka ngejek kita ngga tau bahasanya, kita juga sebaliknya gitu, saling memahami. komunikasi: Rezfiko Agdialta mahasiswa etnis Palembang menjelaskan hambatan Iya pernah sih, kadang-kadang suka, contohnya temen saya orang makassar kan, kalo dia ngajakin makan itu bilangnya makang jadi kurang jelas gitu. Seperti yang sudah diungkapkan oleh para Informan bahwa hambatan paling utama yang mereka temui dalam berkomunikasi adalah bahasa. Kurang kemampuan memahami bahasa yang berbeda daerah, kurangnya penerimaan diri terhadap budaya lain menjadi salah satu sebab mengapa komunikasi yang terjalin tidak berjalan dengan lancar atau terhambat.

21 67 Selain bahasa, peneliti menanyakan mengenai hambatan-hambatan lain secara teoritis. peneliti mengajukan pertanyaan kepada bapak Drs. Riswandi M.Si, sebagai Informan ahli, apa saja hambatan-hambatan komunikasi antarbudaya. Berikut penjelasan bapak Drs. Riswandi M.si: Secara teoritis hambatan dalam KAB itu banyak sebenernya ya, mungkin saya bisa tunjuk hambatan itu bisa pertama adalah stereotyping, stereotyping itu adalah e.. adanya persepsi atau gambaran tertentu dari seseorang atau sekelompok orang yang bercorak negatif, jadi stereotip itu bisa memunculkan e.. pemahaman yang berbeda terhadap orang-oranag yang saling berinteraksi tadi, sehingga timbul lah perpecahan atau konflik, itu yang pertama stereotyping. Yang kedua hambatannya itu adalah prasangka gitu, jadi prasangka ini bisa menjadi hambatan terjadinya komunikasi antar orang-orang yang berbeda kebudayaan tadi, selain itu hambatan yang lain adalah e.. hambatan selain prasangka, stereotyping e.. mungkin juga sikap ya, sikap-sikap yang e.. cenderung e.. ingin menang sendiri seperti etnosentrisme begitu, couvunistik menganggap budaya sendiri yang menjadi tolak ukur, ini menjadi hambatan dalam terjadinya proses komunikasi antarbudaya ya saya kira begitu. Selain hal itu, dalam observasi peneliti juga menemukan dalam keseharian kedua etnis mahasiswa tersebut memiliki hambatan dalam komunikasi, ketika mereka bercanda saat berkumpul banyak memakai bahasa daerah masing-masing untuk meledek, seperti mahasiswa palembang yang meledek mahasiswa Makassar dengan bahasa Palembang, namun mahasiswa Makassar tersebut tidak mengerti maksud dari ledekan tersebut maka mahasiswa Palembang hanya tertawa melihat ledekan mereka tidak diketahui artinya oleh mahasiswa Makassar. Bukan hanya dalam bercanda kedua mahasiswa tersebut juga sering mengalami hambatan saat bekerja sama dengan peneliti membuat film pendek, mereka berkerja kelompok dengan masing-masing tugas. Kerja sama disini memerlukan komunikasi yang baik. Saat kedua mahasiswa tersebut berkomunikasi maka interaksi dengan logat bahasa masing-masing tercampur dan sering mengalami kesalahpahaman.

22 68 Sehingga penting sekali satu sama lain memahami komunikasi antarbudaya untuk mengahadapi perbedaan tersebut. Karena dengan perbedaan bahasa tersebut dapat menjadi hambatan dalam keseharian mahasiswa. Berdasarkan pengamatan peneliti, hambatan komunikasi yang terjadi pada mahasiswa etnis Makassar dan etnis Palembang terjadi bukan hanya didalam kuliah saja, tetapi dikehidupan sehari-hari juga mengalami hambatan. Banyak kesalahpahaman bahasa yang digunakan ketika berkomunikasi adalah hal yang sering terjadi Tindakan Mengatasi Hambatan Komunikasi Antarbudaya Berdasarkan hambatan-hambatan komunikasi tersebut, perlu ada tindakan mengatasi hambatan-hambatan komunikasi antarbudaya yang ada. Hal ini diperlukan agar semua pihak yang terkait dapat mencari cara dan jalan keluar untuk meminimalkan hambatan-hambatan komunikasi antarbudaya tersebut. Peneliti mencoba menanyakan kepada bapak Munawar Ali sebagai Key Informan mengenai langkah-langkah apa saja yang pernah ia tempuh untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam melakukan komunikasi antarbudaya dengan mahasiswa etnis Makassar dan mahasiswa etnis Palembang didalam kelas. Berikut adalah jawabannya: Ya saya biasanya kalo dari dua tempat ini memang agak agak sulit ya, karena orang biasanya e.. lebih emosional ya, ya jujur aja memang lebih emosional. Saya sendiri punya staf waktu di Papua yang dari daerah Palembang dari daerah Makassar saya nanganinya agak susah, iya e.. susah diajak dialog gitu sulit, nah strategi saya adalah e.. kita memberikan kesempatan dia dulu, misalkan dia kan maunya apa kan biasanya maunya keras kita turuti, ketika dia tidak bisa melaksanakan ya kan, misalnya saya udah tau nih dia bakalan ngga bisa tapi dia gondok, daripada saya berdebat nanti ribut mending yaudah kamu kerjakan dan ternyata dia ngga bisa baru saya kasih contoh pekerjaan itu bahwa

23 69 ternyata begitu salah, Cuma saya ngga mau ribut aja kan gitu, itu memang tipikal budaya jawa ya ngga mau ribut, lebih baik kita ngalah dulu. Tapi tadinya kita sudah menduga bahwa dia pasti ngga akan bisa. Makanya yaudah kamu kerjain, nah ini dari sini kebanyakan terus teman-teman yang dari Makassar Palembang itu baru mulai menyadari begitu, baru mulai menyadari kesalahan bagi yang sadar tapi bagi yang tidak ya harus seperti itu, tapi bagi yang menyadari dia akan belajar. Para mahasiswa etnis Makassar dan mahasiswa etnis Palembang juga telah melakukan berbagai usaha untuk mencoba mengatasi hambatan-hambatan komunikasi antarbudaya. Dalam observasi keseharian mahasiswa peneliti melihat mahasiswa berusaha mengatasi hambatan komunikasi dengan terus memahami karaketeristik masing-masing daerah. Mahasiswa Makassar yang berkomunikasi dengan mahasiswa Palembang tidak sembaranagan berbicara keras, karena mereka pernah mengalami konflik emosi yaitu ketika mahasiswa Palembang diledeki dengan bahasa etnis Makassar, kemudian mahasiswa Palembang yang tegas emosi dan terjadilah konflik. Dari observasi terlihat mahasiswa Makassar mengatasi hal itu dengan cara berkomunikasi secara pelan-pelan untuk menenangkan emosi. Dan mahasiswa Palembang tersebut akhirnya mentolelir sikap mahasiswa Makassar. Dalam aktivitas bekerja sama dengan peneliti dalam membuat film pendek, banyak hal yang dilakukan mahasiswa untuk mengatasi hambatan komunikasi. Mahasiswa Makassar dan Palembang berkoordinasi dengan bahasa Indonesia dan meminimalisir menggunakan bahasa daerah. Dengan cara itu mereka dapat berkoordinasi agar tugas setiap jabatan berjalan lancar. Para mahasiswa tersebut mengatasi hambatan-hambatan tersebut dengan beradaptasi dengan perbedaan budaya serta berusaha mentolelir sikap mahasiswa

24 70 dari budaya yang berbeda. Peneliti menanyakan kepada mahasiswa etnis Makassar cara mereka mengatasi hambatan tersebut. Menurut Agusmin Hariansah, ia telah mencoba saling memahami satu sama lain untuk menerima perbedaan budaya tersebut. Jadi kita harus.. pokoknya kita harus menanamkan rasa ee.. mengerti tidak boleh keterlaluan kita harus saling memahami satu sama lain agar tidak terjadi kesalahpahaman. Selanjutnya Agusmin Hariansah menjelaskan sikap mentolelir terhadap mahasiswa etnis Palembang. Yaa tergantung juga, jadi dia bagaimana dalam cara bercandanya, apakah dia ee.. tidak berlebihan yaa pokoknya masih dalam batas normal, jadi masih bisalah di tolelir. Selain itu, Muhammad AlFatam Werdi Pabean sebagai mahasiswa etnis Makassar juga menjelaskan cara ia mengatasi hambatan tersebut. Ya kaya itu tadi, dibawa santai terus kalo bisa sering-sering diajak main bareng. Kemudian Muhammad AlFatam Werdi Pabean menambahkan sikap ia mentolelir untuk mengatasi hambatan komunikasi. Ya mungkin itu menurut dia sih bercanda ya, tapi kalo menurut kita sudah kasar gitu, tapi ya kita hargailahbagaimana cara mereka untuk bercanda dengan orang lain. Ya bisa ditolelir sih. Begitu juga dengan Misbahudin yang simple dalam mengatasi hambatan komunikasi tersebut. Ya ikuti saja.

25 71 Berbeda dengan Misbahudin yang lebih simple bahwa tidak mentolelir terhadap sikap mahasiswa yang salah dalam komunikasi. Engga Selanjutnya peneliti menanyakan kepada mahasiswa etnis Palembang bagaimana cara mereka mengatasi hambatan-hambatan dalam komunikasi antarbudaya. Menurut Eko Syarifudin mengatasi hambatan tersebut dengan cara beradaptasi menghadapi perbedaan budaya dan mentolelir sikap mahasiswa yang salah ketika berkomunikasi. Ya begitu, seperti saya bilang sebelumnya ya bergaul dengan mereka, bercanda dengan mereka, bekerja dengan mereka. Eko Syarifudin menambahkan dengan singkat bahwa ia mentolelir kepada mahasiswa etnis Makassar. Mentolelir. Kemudian Lukman Saleh mahasiswa etnis Palembang yang menjelaskan mengatasai hambatan dengan membuka diri. Saya pribadi saling membuka diri, saling membuka diri lah intinya dengan sesama. Selain itu Lukman Saleh juga menjelaskan sikap tolelirnya dalam mengatasi hambatan komunikasi. Kalo saya sendiri sih mentoleri, karena perbedaan itu ibarat keindahan harus kita satu. Kemudian Rezfiko Agdialta menjelaskan dengan cara beradaptasi untuk mengatasi hambatan tersebut.

26 72 kalo untuk beradaptasi, saya berusaha untuk memahami orang tersebut, memahami karakteristik orang tersebut dan e.. memahami kebudayaannya apakah itu bagaimana dia berbicara, bagaimana dia berperilaku gitu, mereka kan berbeda-beda kan. Berbeda dengan Rezfiko Agdialta menjelaskan mengatasi hambatan komunikasi dengan cara tidak mentolerir sikap yang salah dalam berkomunikasi dari mahasiswa etnis Makassar. Saya rasa, e.. saya tidak mentolelir hal tersebut, karena jika hal tersebut buruk kita harus mengingatkan, mengingatkan kalo hal tersebut buruk, walaupun mungkin didaerah dia hal tersebut baik. Peneliti melihat bahwa setiap mahasiswa memilih menggunakan cara yang berbeda untuk mengatasi hambatan-hambatan komunikasi antarbudaya, yang terlihat adalah mereka saling beradaptasi dengan saling memahami satu sama lain, saling membuka diri, dan tetap menjaga hubungan baik secara dekat. Selain dengan beradaptasi, mereka juga memiliki sikap mentolelir dan tidak mentolelir terhadap kesalahan sikap mahasiswa yang berbeda budaya dalam berkomunikasi. Hal tersebut menambah penjelasan bahwa mahasiswa etnis Makassar dan mahasiswa etnis Palembang menggunakan cara yang berbeda-beda dalam mengatasi hambatan komunikasi antarbudaya Jika dilihat langkah yang ditempuh oleh mahasiswa etnis Makassar dan mahasiswa etnis Palembang tersebut cukup baik, sebagai langkah awal mengakrabkan hubungan diantara mereka. Peneliti kemudian mewawancarai Bapak Drs. Riswandi M.Si, dosen komunikasi dari Universitas Mercu Buana. Peneliti menanyakan secara teoritis

27 73 bagaimana cara mengatasi hambatan-hambatan komunikasi antarbudaya, sehingga semakin jelas apa cara yang efektif untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut. Bagaimana mengatasi hambatan-hambatan tadi ya e.. harus diubah mindsetnya diubah pola pikirnya atau persepsinya sehingga ada terjadi e.. pemahaman yang luas terhadap kebudayaan tadi secara universal, artinya orangorang jangan menganggap bahwa kebudayaan menjadi sentral atau menjadi tolak ukur ketika menilai kebudayaan orang lain harus ada pemahaman yang luas, pemahaman yang koherensif bahwa manusia itu pada kalanya berbeda, oleh karena itu jangan pernah menjudge atau menilai orang lain dari sudut pandang kita sendiri saya kira itu intinya. Berdasarkan informasi dari Bapak Drs. Riswandi M.Si jelas bahwa cara mengatasi hambatan-hambatan komunikasi antarbudaya harus memiliki pola pikir yang baik, sehingga setiap individu mengetahui bahwa perbedaan budaya bukan lah tolak ukur untuk menilai individu yang lain. Dan dalam mengatasi hambatan tersebut juga harus mempunyai pemahaman yang luas tentang kebudayaan orang lain. Sehingga kita juga dapat menerima perbedaan budaya tersebut. 4.3 Pembahasan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa mahasiswa etnis Makassar dan mahasiswa etnis Palembang di Akademi Meteorologi Geofisika (AMG) Tangerang dimulai dari pendapat para informan mengenai komunikasi antarbudaya, aktivitas komunikasi, hambatan-hambatan komunikasi akibat perbedaan budaya dan bahasa serta tindakan mengatasi hambatan dari komunikasi antarbudaya. Definisi komunikasi antarbudaya menurut Samovar dan Porter, komunikasi antarbudaya terjadi diantara produsen dan penerima pesan yang latar belakang kebudayaannya berbeda. Penelitian ini mengambil contoh mahasiswa

28 74 etnis Makassar dan mahasiswa etnis Palembang, dimana mereka memiliki budaya dan bahasa yang berbeda. Definisi yang disampaikan oleh para ahli sesuai dengan penelitian yang dilakukan yakni, komunikasi yang dilakukan oleh etnis budaya atau memiliki latar kebudayaan yang berbeda. Berdasarkan data hasil penelitian yang peneliti lakukan pola komunikasi yang terjadi antara mahasiswa etnis Makassar dan mahasiswa etnis Palembang sebenarnya saling terbuka namun tidak efektif. Cara berkomunikasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari mengalami ketidak efektifan saat berkomunikasi menggunakan bahasa yang berbeda. Faktor yang menjadi hambatan komunikasi adalah banyak yang melakukan komunikasi dengan bahasa daerah mereka padahal lawan bicara belum bisa memahami bahasa daerah tersebut. Mahasiswa etnis Makassar dan etnis Palembang berbeda suku, budaya dan adat istiadat namun mereka saling terbuka dengan segala bentuk percakapan. Mereka tetap memandang positif cara berkomunikasi dengan bahasa daerah masing-masing. Hambatan selain pemahaman bahasa juga adalah kesalahpahaman yang terjadi saat komunikasi. Kesalahpahaman ini mempengaruhi sikap mahasiswa etnis Makassar dan etnis Palembang. Dari kesalahpahaman mahasiswa akan mempunyai kesalahan dalam bersikap karena perbedaan pengertian terhadap pesan yang diterima. Seperti yang diketahui meskipun dalam ruang lingkup satu kesatuan dan juga berasal dari negara yang sama yaitu Indonesia tidak berarti setiap masyarakat memiliki gaya bahasa, budaya, maupun adat istiadat yang sama.

29 75 Dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut Mahasiswa etnis Makassar dan etnis Palembang juga telah berusaha mengembangkan kemampuan komunikasinya dengan memahami karakteristik setiap individu yang diajak berkomunikasi dan juga memahami bahasa lawan bicara yang berbeda budaya. Dan mereka juga terus beradaptasi agar komunikasi mereka saling memahami dan meminimalkan kesalahpahaman. Mahasiswa juga berbeda-beda dalam mentolelir sikap yang salah dari mahasiswa lain dalam berkomunikasi, ada beberapa mahasiswa yang mentolelir kesalahan tersebut karena kesalahpahaman. Tetapi ada juga yang tidak mentolelir sikap yang salah dari mahasiswa lain. Ditambah lagi peran dosen didalam kuliah dalam menyatukan mahasiswa berbeda budaya agar dapat terjalin komunikasi yang baik. Dengan melakukan cara komunikasi memperkenalkan kelebihan dari masing-masing budaya, hal itu dapat membuat mahasiswa mempunyai ketertarikan untuk memahami budaya lain. Dan untuk mengatasi hambatan tersebut dengan cara memposisikan diri sebagai mahasiswa. Sehingga terciptanya keakraban antara dosen dengan mahasiswa. Sehingga mampu mengarahkan dengan mudah mahasiswa untuk berkomunikasi dengan baik. Memahami komunikasi antarbudaya pada akhirnya dibutuhkan agar kegiatan mahasiswa etnis Makassar dan etnis Palembang dapat berjalan dengan baik dan kesalahpahaman akan perbedaan budaya tidak menjadi kendala dalam aktivitas sehari-hari selama mahasiswa dapat mengatasi hambatan-hambatan dalam komunikasi. Sehingga komunikasi mahasiswa etnis Makassar dan etnis Palembang akan mengalami perkembangan yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA. Morissan. Metode Penelitian Survei, Jakarta: Kencana Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi, Jakarta: PT. Bumi Aksara.2005.

DAFTAR PUSTAKA. Morissan. Metode Penelitian Survei, Jakarta: Kencana Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi, Jakarta: PT. Bumi Aksara.2005. 79 DAFTAR PUSTAKA Anugrah, Dadan, dan Winny Kresnowiati. Komunikasi Antar Budaya Konsep dan Aplikasinya, Jakarta: Jala Permata.2008. Aw, Suranto. Komunikasi Sosial Budaya, Yogyakarta: Graha Ilmu.2010.

Lebih terperinci

KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA,

KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA, PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP. 004 TAHUN 2009 TENTANG LOGO DAN PENGGUNAAN CAP DINAS BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif. Metode penelitian yang paling sederhana dan banyak dilakukan oleh peneliti adalah metode penelitian

Lebih terperinci

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA ( BMKG ) STASIUN GEOFISIKA KELAS I TUNTUNGAN

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA ( BMKG ) STASIUN GEOFISIKA KELAS I TUNTUNGAN BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA ( BMKG ) STASIUN GEOFISIKA KELAS I TUNTUNGAN A. Sejarah Ringkas BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Tuntungan pertama kali didirikan oleh bangsa Belanda pada tahun

Lebih terperinci

Kak Rya = Batak Admin service

Kak Rya = Batak Admin service Kak Rya = Batak Admin service 1. Gimana rasanya kerja disini kakak? Ada suka dan ada dukanya juga 2. Menurut kakak gimana temen temennya disini? Ada yang baik, judes, macem macem deh 3. Menurut kakak gimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran negative yang dapat memicu lahir konflik(meteray, 2012:1).

BAB I PENDAHULUAN. pikiran negative yang dapat memicu lahir konflik(meteray, 2012:1). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan bangsa yang multikultural. Bangsa Indonesia memiliki lebih dari 300 suku bangsa besar dan kecil, banyak suku bangsa dengan bahasa dan identitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi antarpersonalnya menjadi berbeda satu dengan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi antarpersonalnya menjadi berbeda satu dengan yang lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Penelitian Jakarta sebagai Ibu Kota Indonesia adalah tempat bagi kurang lebih satu juta penduduk yang heterogen. Berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang-orang

Lebih terperinci

A. SAJIAN DATA. 1. Respon Guru Jika Murid Tidak Mengerti Materi Pembelajaran

A. SAJIAN DATA. 1. Respon Guru Jika Murid Tidak Mengerti Materi Pembelajaran A. SAJIAN DATA Setiap individu memiliki kebiasaan yang berbeda hal tersebut tidak terlepas pada kebiasaan seorang guru dalam memulai kegiatan belajar mengajar. Pada setiap awal pembelajaran Nubuat sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi yang dilakukan oleh manusia merupakan suatu proses yang melibatkan individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perbedaan persepsi dan sikap terhadap pengalaman, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perbedaan persepsi dan sikap terhadap pengalaman, sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia adalah unik. Hal ini terjadi karena manusia tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang berbeda-beda, baik secara budaya, latar belakang pendidikan,

Lebih terperinci

Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home

Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home Transkrip Wawancara dengan Suami Broken Home Informan 1 Nama : Bapak MH Jenis kelamin : Laki-laki Usia : 39 tahun Pendidikan : SMA Hari/tanggal wawancara : Selasa, 8 April 2014 Tempat wawancara : Rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan individu yang telah lulus dari perguruan tinggi disebut sebagai Sarjana

BAB I PENDAHULUAN. dan individu yang telah lulus dari perguruan tinggi disebut sebagai Sarjana 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah individu yang menuntut pendidikan di perguruan tinggi, dan individu yang telah lulus dari perguruan tinggi disebut sebagai Sarjana (Sugiono,

Lebih terperinci

Rumah Ketua RT : (tok tok tok.) Assalamuallaikum.. permisi : Waallaikum salam eeeh perawat Evita.. apa kabar?

Rumah Ketua RT : (tok tok tok.) Assalamuallaikum.. permisi : Waallaikum salam eeeh perawat Evita.. apa kabar? Setting: Di suatu hari yang cerah beberapa hari setelah dilakukannya implementasi oleh perawat Evita mengenai senam kaki dan edukasi mengenai terapi diet bagi sekelompok masyarakat yang menderita DM. Maka

Lebih terperinci

: Apakah pesan yang disampaikan oleh pihak manajemen KFC kepada karyawannya itu sama?

: Apakah pesan yang disampaikan oleh pihak manajemen KFC kepada karyawannya itu sama? esponden 1 Hari / tanggal : abu / 9 Oktober 2013 Identitas esponden Nama : Aji Wawancara : Sudah, hususnya saya sebagai karyawan KFC Suzuya Binjai mengusahakan sesama karyawan itu begitu saya memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Istilah komunikasi bukanlah suatu istilah yang baru bagi kita. Bahkan komunikasi itu sendiri tidak bisa dilepaskan dari sejarah peradaban umat manusia, dimana pesan

Lebih terperinci

Hasil Wawancara. Pertanyaan ditujukan kepada konsumen Waroeng Spesial Sambal

Hasil Wawancara. Pertanyaan ditujukan kepada konsumen Waroeng Spesial Sambal Hasil Wawancara Pertanyaan ditujukan kepada konsumen Waroeng Spesial Sambal Pertanyaan berdasarkan empathy : 1. Apa perasaan anda saat pertama kali melihat poster garansi kekecewaan ini? 2. Apakah menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri. Berpikir kritis berarti melihat secara skeptikal terhadap apa yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri. Berpikir kritis berarti melihat secara skeptikal terhadap apa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep berpikir kritis menjadi sebuah hal yang harus dimiliki oleh setiap individu agar mampu beradaptasi dengan lingkungan secara baik serta mampu mengembangkan diri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Individu yang memasuki tahap dewasa awal memiliki berbagai tugas perkembangan. Salah satu tugas perkembangan dewasa awal adalah mencari cinta (Santrock,

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. Eksistensi Komunitas Lesbian Di Kota Bandung. (Suatu Fenomenologi Tentang Eksistensi Komunitas Lesbian Di Kota Bandung)

PEDOMAN WAWANCARA. Eksistensi Komunitas Lesbian Di Kota Bandung. (Suatu Fenomenologi Tentang Eksistensi Komunitas Lesbian Di Kota Bandung) 107 PEDOMAN WAWANCARA Hari, tanggal : Sabtu, 3 juli 2010 Waktu : 15.15 Tempat : Kostan, Sekeloa Nara Sumber : Diana Umur : 20 tahun pendidikan terakhir Pekerjaan : SMA : Mahasiswi Eksistensi Komunitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa unggul merupakan salah satu Universitas swasta yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa unggul merupakan salah satu Universitas swasta yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Universitas Esa unggul merupakan salah satu Universitas swasta yang terletak di daerah Jakarta Barat. Universitas yang telah berdiri sejak tahun 1993 telah berkembang

Lebih terperinci

Informan S1 S2 S3 S4 S5

Informan S1 S2 S3 S4 S5 89 C. Deskripsi Hasil Penelitian dalam Bentuk Table. Tabel.6 Identitas Informan Informan S1 S2 S3 S4 S5 Nama Martini Hj. Zubaidah Maria Theresia Sriwahyuni Yustina Ekowati, S.Pd Agnes Efitiani Usia 46

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia ini merupakan penggerak utama atas kelancaran jalannya

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia ini merupakan penggerak utama atas kelancaran jalannya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peranan sumber daya manusia dalam suatu organisasi sangatlah penting. Sumber daya manusia ini merupakan penggerak utama atas kelancaran jalannya organisasi. Sumber

Lebih terperinci

Transkrip Wawancara. Informan 1. : Nilam Rahmadani. Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 18 Februari : Jl. Tj. Balai, Gg. Bersama Sunggal Kanan Medan

Transkrip Wawancara. Informan 1. : Nilam Rahmadani. Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 18 Februari : Jl. Tj. Balai, Gg. Bersama Sunggal Kanan Medan 80 Transkrip Wawancara Informan 1 Nama : Nilam Rahmadani Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 18 Februari 1996 Alamat Hobi : Jl. Tj. Balai, Gg. Bersama Sunggal Kanan Medan : Nonton, travelling, renang dan olahraga

Lebih terperinci

BAB VII PERSEPSI PEGAWAI MENGENAI PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN LURAH TERHADAP EFEKTIVITAS ORGANISASI

BAB VII PERSEPSI PEGAWAI MENGENAI PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN LURAH TERHADAP EFEKTIVITAS ORGANISASI BAB VII PERSEPSI PEGAWAI MENGENAI PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN LURAH TERHADAP EFEKTIVITAS ORGANISASI Penerapan gaya kepemimpinan seorang lurah mempengaruhi efektivitas organisasi kelurahan. Berikut adalah

Lebih terperinci

memiliki rating yang tinggi di google search dan viewer yang banyak

memiliki rating yang tinggi di google search dan viewer yang banyak Lampiran Keyword Curanmor Samidi muncul web download mp3 curanmor dari halaman 1-10. Hal ini membuktikan bahwa mp3 Curanmor Samidi masih memiliki rating yang tinggi di google search dan viewer yang banyak

Lebih terperinci

LEMBAR HASIL WAWANCARA (INFORMAN)

LEMBAR HASIL WAWANCARA (INFORMAN) LEMBAR HASIL WAWANCARA (INFORMAN) Inisial Nama : MA Jenis Kelamin : Laki-Laki Umur Pendidikan Pekerjaan : 45 Tahun : SMA : Tidak Ada No. Variabel / Pertanyaan Informan Kemudahan Memperoleh Narkoba 1 Apakah

Lebih terperinci

Sebagai ilustrasi, orang Batak dan Sunda beranggapan bahwa mereka halus dan. sopan sedangkan orang Batak kasar, nekad, suka berbicara keras, pemberang

Sebagai ilustrasi, orang Batak dan Sunda beranggapan bahwa mereka halus dan. sopan sedangkan orang Batak kasar, nekad, suka berbicara keras, pemberang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial budaya yang memperoleh perilakunya lewat belajar. Apa yang dipelajari pada umumnya dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki masyarakat yang majemuk. Kemajemukan Indonesia dapat dibuktikan melalui semboyan lambang Negara Republik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data Paparan data yang peneliti peroleh dari lapangan adalah data hasil dari observasi adan interview atau wawancara. Dalam hal ini peneliti tidak mengalami kendala yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau disebut makhluk bermasyarakat, selain itu manusia juga diberikan akal dan pikiran yang berkembang serta

Lebih terperinci

Mungkin banyak yang berpikir, Ah kalo cuma kenalan doang, gue juga bisa.

Mungkin banyak yang berpikir, Ah kalo cuma kenalan doang, gue juga bisa. Berikut ini adalah artikel yang tidak akan Anda lewatkan begitu saja. Anda ingin mencari tehnik yang praktis, ini adalah hari keberuntungan Anda. Saya akan membeberkan sedikit tentang teknik dan cara-cara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu budaya yang melekat pada diri seseorang karena telah diperkenalkan sejak lahir. Dengan kata lain,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi dan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi dan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi memegang peranan penting bagi kehidupan suatu perguruan tinggi, baik perguruan tinggi swasta maupun negeri. Komunikasi sangat penting untuk menjalin hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Indonesia adalah negara yang multikultur, yakni bangsa yang memiliki aneka ragam budaya yang dapat memperkaya budaya nasional sekaligus sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia melalui kegiatan pengajaran, kegiatan pengajaran ini

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia melalui kegiatan pengajaran, kegiatan pengajaran ini BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran, kegiatan pengajaran ini diselenggarakan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya suku bangsa di Indonesia yang mendiami berbagai pulau yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya suku bangsa di Indonesia yang mendiami berbagai pulau yang ada. 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya suku bangsa di Indonesia yang mendiami berbagai pulau yang ada. Mereka tersebar di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN hingga (Unicef Indonesia, 2012). Menurut Departemen Sosial

BAB I PENDAHULUAN hingga (Unicef Indonesia, 2012). Menurut Departemen Sosial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah panti asuhan terbesar di dunia dengan perkiraan jumlah lembaga pengasuhan anak pada tahun 2007 sekitar 5.250 hingga 8.610 (Unicef

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA JUDUL: SOSIALISASI BAHASA DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK

PEDOMAN WAWANCARA JUDUL: SOSIALISASI BAHASA DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN SOSIOLOGI Jl. Prof. Sumantri Brojonegoro No. 1 Gedung Meneng, Rajabasa, Bandar Lampung PEDOMAN WAWANCARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Masyarakat majemuk yang hidup bersama dalam satu wilayah terdiri dari berbagai latar belakang budaya yang berbeda tentunya sangat rentan dengan gesekan yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peristiwa komunikasi merupakan peristiwa yang dialami oleh setiap orang. Peristiwa komunikasi merupakan suatu peristiwa yang sangat majemuk. Untuk dapat

Lebih terperinci

Sugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta

Sugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta 74 Komuniti, Vol. VII, No. 2, September 2015 CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA (STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF CULTURE SHOCK SANTRI ETNIS LUAR JAWA DENGAN SANTRI ETNIS

Lebih terperinci

Pedoman Wawancara Proses Komunikasi Antarpribadi Efektif Pegawai P2TP2A Kabupaten Serdang Bedagai dengan Anak Korban Kekerasan Seksual

Pedoman Wawancara Proses Komunikasi Antarpribadi Efektif Pegawai P2TP2A Kabupaten Serdang Bedagai dengan Anak Korban Kekerasan Seksual 85 Pedoman Wawancara Proses Komunikasi Antarpribadi Efektif Pegawai P2TP2A Kabupaten Serdang Bedagai dengan Anak Korban Kekerasan Seksual Tujuan Penelitian: 1. Untuk mengetahui proses komunikasi antarpribadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan ini khususnya dalam melatih kemampuan verbal, kuantitatif, berpikir

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan ini khususnya dalam melatih kemampuan verbal, kuantitatif, berpikir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa merupakan peserta didik di tingkat perguruan tinggi yang akan mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian. Pengembangan kemampuan ini khususnya dalam

Lebih terperinci

Ingatan lo ternyata payah ya. Ini gue Rio. Inget nggak? Rio... Rio yang mana ya? Ok deh, gue maklum kalo lo lupa. Ini gue Rio, senior lo di Univ

Ingatan lo ternyata payah ya. Ini gue Rio. Inget nggak? Rio... Rio yang mana ya? Ok deh, gue maklum kalo lo lupa. Ini gue Rio, senior lo di Univ Bab 1 Dina sangat bingung apa yang harus dilakukannya sekarang. Ia merasa sangat terpojok. Kenapa disaat-saat seperti ini ia bertemu lagi dengannya padahal ia sudah berhasil melupakannya. Dina kan? seorang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSNAAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL Semester I Tahun Ajaran 2016/2017

RENCANA PELAKSNAAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL Semester I Tahun Ajaran 2016/2017 RENCANA PELAKSNAAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL Semester I Tahun Ajaran 2016/2017 1. Bidang :Bimbingan dan Konseling Sosial 2. Topik :Prilaku Berkelompok Pada Siswa 3. Fungsi :Pemahaman 4. Sasaran :Siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling berkomunikasi. Manusia juga pada dasarnya memiliki dua kedudukan dalam hidup, yaitu sebagai makhluk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan serta komunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan serta komunikasi, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan serta komunikasi, munculah yang namanya internet. Internet berfungsi sesuai dengan kebutuhan penggunanya atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pakaian yang ketinggalan zaman, bahkan saat ini hijab sudah layak

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pakaian yang ketinggalan zaman, bahkan saat ini hijab sudah layak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hijab merupakan kewajiban bagi wanita umat Islam untuk menutup auratnya. Hijab sendiri kini tidak hanya digunakan oleh perempuan dewasa dan tua saja, akan tetapi sudah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian komunikasi antar pribadi Komunikasi antar pribadi merupakan proses sosial dimana individu-individu yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kepribadian atau sifat polos dan ada yang berbelit-belit, ada

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kepribadian atau sifat polos dan ada yang berbelit-belit, ada BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap individu memiliki kepribadian atau sifat polos dan ada yang berbelit-belit, ada yang halus dan juga ada yang kasar, ada yang berterus terang dan ada juga yang

Lebih terperinci

Transkip Wawancara Key Informan Nama : Bapak Ahmad Arif Jabatan : Produser Tempat : Radio Suara Edukasi Tanggal : 22 Juli 2016 Waktu : 16.

Transkip Wawancara Key Informan Nama : Bapak Ahmad Arif Jabatan : Produser Tempat : Radio Suara Edukasi Tanggal : 22 Juli 2016 Waktu : 16. Transkip Wawancara Key Informan Nama : Bapak Ahmad Arif Jabatan : Produser Tempat : Radio Suara Edukasi Tanggal : 22 Juli 2016 Waktu : 16.25 WIB 1. Bagaimana proses pemilihan judul iklan layanan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salatiga adalah salah satukota kecil yang berada di Jawa tengah. Terletak di selatan Kota Semarang atau sering diberi julukan Indonesia Mini, pemberian julukan

Lebih terperinci

Daftar pertanyaan untuk key informan : Customer service PT Galva Technologies (Sdri. Ayu)

Daftar pertanyaan untuk key informan : Customer service PT Galva Technologies (Sdri. Ayu) Daftar pertanyaan untuk key informan : Customer service PT Galva Technologies (Sdri. Ayu) 1. Seberapa sering anda berkomunikasi dengan pelanggan 2. Apakah semua pelanggan yang datang diperlakukan yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN II VERBATIM DAN FIELD NOTE RESPONDEN IC

LAMPIRAN II VERBATIM DAN FIELD NOTE RESPONDEN IC LAMPIRAN II VERBATIM DAN FIELD NOTE RESPONDEN IC 106 107 VERBATIM WAWANCARA HASIL WAWANCARA SUBJEK 2 (IC) Hari : Selasa Tanggal : 13 Oktober 2015 Jam : 09.00-12.00 Tempat : Ruang tamu Kostan responden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang berkembang pesat ini, dunia pekerjaan dituntut menciptakan kinerja para pegawai yang baik

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Burhan Bungin,. Analisis Data Kualitatif, Jakarta: PT. Remaja Grafindo Persada, 2005.

DAFTAR PUSTAKA. Burhan Bungin,. Analisis Data Kualitatif, Jakarta: PT. Remaja Grafindo Persada, 2005. DAFTAR PUSTAKA Burhan Bungin,. Analisis Data Kualitatif, Jakarta: PT. Remaja Grafindo Persada, 2005. Devito A Joseph,. Dalam Judul Buku. Analisis Bochner 1978 Husein, Umar,. Metode Penelitian Untuk Skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah, dan lingkungan Badan Usaha Milik Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

Lebih terperinci

05. MEMBUAT CERITA KOMIK. KOMIK 04 MEMBUAT CERITA KOMIK / Hal. 1

05. MEMBUAT CERITA KOMIK. KOMIK 04 MEMBUAT CERITA KOMIK / Hal. 1 05. MEMBUAT CERITA KOMIK KOMIK 04 MEMBUAT CERITA KOMIK / Hal. 1 KOMIK 04 MEMBUAT CERITA KOMIK / Hal. 2 Komik = Cerita + Gambar PENDAHULUAN Komik Intrinsik Ekstrinsik Jiwa Komik Tema Cerita Plot Penokohan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antarbudaya yang tidak terselesaikan. Dan lanjutnya, Umumnya orang menaruh

BAB I PENDAHULUAN. antarbudaya yang tidak terselesaikan. Dan lanjutnya, Umumnya orang menaruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Huntington & Harrison, 2000, hal. 227) mengatakan bahwa pada era globalisasi budaya-budaya lokal yang bersifat keetnisan semakin menguat, dan penguatan budaya

Lebih terperinci

Sepanjang jalan tiada henti bercerita dan tertawa, aku menghitung bintang-bintang dan tak terasa sudah sampai di tempat mie ayam rica-ricanya Pasti

Sepanjang jalan tiada henti bercerita dan tertawa, aku menghitung bintang-bintang dan tak terasa sudah sampai di tempat mie ayam rica-ricanya Pasti Sepanjang jalan tiada henti bercerita dan tertawa, aku menghitung bintang-bintang dan tak terasa sudah sampai di tempat mie ayam rica-ricanya Pasti abang nya bingung nih kakak bawa cewek lain lagi Iyalah

Lebih terperinci

BAB II BMKG STASIUN GEOFISIKA KELAS I TUNTUNGAN. lokasinya ditempatkan pada suatu ruangan di Balai Penelitian Pertanian yang

BAB II BMKG STASIUN GEOFISIKA KELAS I TUNTUNGAN. lokasinya ditempatkan pada suatu ruangan di Balai Penelitian Pertanian yang BAB II BMKG STASIUN GEOFISIKA KELAS I TUNTUNGAN A. Sejarah Ringkas BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Tuntunganpertama kali didirikan oleh bangsa Belanda pada tahun 1951, pada waktu itu masih merupakan Stasiun

Lebih terperinci

ANALISIS MARKET RESEARCH UNEJ

ANALISIS MARKET RESEARCH UNEJ 1. Kegiatan selama liburan Bantu orang tua:3 Ya, kalo aku sih ya diem aja dirumah soalnya dirumah juga kan ada ibu punya took jadi bisa bantu-bantu (D,P,Aktif, Jalan-jalan:5 Kalo traveling, mungkin naik

Lebih terperinci

We see, we observe, we investigate, we conclude, we solve

We see, we observe, we investigate, we conclude, we solve We see, we observe, we investigate, we conclude, we solve Elle Ugh. Panas banget sih pagi ini. Apa matahari dan alam nggak bisa lebih bersahabat dikit? Tega banget manggang gue pagi-pagi begini. Oh iya.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. data sekunder yang telah dikumpulkan oleh peneliti melalui proses. wawancara dan observasi secara langsung di lokasi penelitian.

BAB IV ANALISA DATA. data sekunder yang telah dikumpulkan oleh peneliti melalui proses. wawancara dan observasi secara langsung di lokasi penelitian. BAB IV ANALISA DATA A. Temuan Penelitian Bab ini adalah bagian dari sebuah tahapan penelitian kualitatif yang akan memberikan pemaparan mengenai beberapa temuan dari semua data yang ada. Data yang diperoleh

Lebih terperinci

Penerimaan Taruna Baru (PTB) Program Diploma IV Akademi Meteorologi dan Geofisika Tahun Akademik 2014/2015 ( PTB-AMG-2014 )

Penerimaan Taruna Baru (PTB) Program Diploma IV Akademi Meteorologi dan Geofisika Tahun Akademik 2014/2015 ( PTB-AMG-2014 ) Penerimaan Taruna Baru (PTB) Program Diploma IV Akademi Meteorologi dan Geofisika Tahun Akademik 2014/2015 ( PTB-AMG-2014 ) - 0 - Pengantar Akademi Meteorologi dan Geofisika (AMG) merupakan Perguruan Tinggi

Lebih terperinci

Transkrip Wawancara dengan Anak Korban Broken Home

Transkrip Wawancara dengan Anak Korban Broken Home Transkrip Wawancara dengan Anak Korban Broken Home Informan 1 Nama : AD Jenis kelamin : Perempuan Usia : 14 Tahun Pendidikan : SMP Hari/tanggal wawancara : Jum at, 4 April 2014 Tempat wawancara : Rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 400 orang Sumatera Utara) 3 Keluarga Jawa 280 0rang 4 Keluarga Besar Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. 400 orang Sumatera Utara) 3 Keluarga Jawa 280 0rang 4 Keluarga Besar Mahasiswa 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bandung disebut sebagai salah satu kota pelajar yang ada di Indonesia. Hal ini dapat kita lihat melalui banyaknya universitas yang ada di Bandung sehingga menyebabkan

Lebih terperinci

Lembar Identitas Informan Penelitian

Lembar Identitas Informan Penelitian 253 Lembar Identitas Informan Penelitian Nama : Gerry Jenis Kelamin : Laki-Laki Pendidikan : SMU Pekerjaan : Sales Promotion Boys Rokok Bandung, Juni 2010 Informan Penelitian Nama: Gerry 254 PEDOMAN WAWANCARA

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. maupun pengamatan lapangan. Pada Bab ini peneliti akan menguraikan data

BAB IV ANALISIS DATA. maupun pengamatan lapangan. Pada Bab ini peneliti akan menguraikan data BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Analisis data merupakan bagian dari tahap penelitian kualitatif yang berguna untuk mengkaji data yang telah diperoleh peneliti dari para informan maupun pengamatan

Lebih terperinci

Naskah Manajemen Complain dan Customer Care

Naskah Manajemen Complain dan Customer Care Naskah Manajemen Complain dan Customer Care 1. Karakter Emosional Complain Seorang ibu yang merupakan anggota keluarga pasien datang ke customer service menanyakan perihal tidak adanya tempat tidur yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Konteks Masalah Penyesuaian diri terhadap lingkungan yang baru dijajaki merupakan proses awal untuk dapat bertahan hidup dalam sebuah lingkungan baru. Berbagai masalah-masalah akan

Lebih terperinci

1. Kegiatan selama liburan

1. Kegiatan selama liburan 1. Kegiatan selama liburan Dari 21 responden Surabaya, ternyata paling banyak mengisi waktu liburan dengan menghabiskan waktu dirumah. 5 orang jalan-jalan, dan 4 orang organisasi. Bantu orang tua: 1 Jalan-jalan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. Sekolah merupakan tempat bergabung atau kumpulan orang-orang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. Sekolah merupakan tempat bergabung atau kumpulan orang-orang sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Sekolah merupakan tempat bergabung atau kumpulan orang-orang sebagai sumber daya manusia dalam satuan kerja masing-masing mempunyai hubungan atau terikat dalam

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara INFORMAN 1 Karakteristik pasien 1. Nama : ST 2. Alamat : Dusun Ujung Teran 3. Usia : 31 tahun 4. Jenis kelamin : Laki-laki 5. Suku : Batak 6. Pendidikan : SMA 7. Pendapatan : 2.000.000/bulan 8. Masa perawatan

Lebih terperinci

ART OF THE TRIOMPE. Oleh: Dwi Wulandari

ART OF THE TRIOMPE. Oleh: Dwi Wulandari ART OF THE TRIOMPE Oleh: Dwi Wulandari Malang, 2014. Masyaallah, Lun! Pakaian kamu ituloh, gak bisa lebih ketutup dikit apa? seru lelaki yang akrab aku sapa Dan, Romdan. Hari ini pakaianku memang agak

Lebih terperinci

LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL

LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL A. Identitas Konseli Nama : E Umur : 16 tahun Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Domisili : Yogyakarta B. Deskripsi Masalah yang Dikeluhkan Konseli adalah anak tunggalketiga

Lebih terperinci

Penerimaan Taruna Baru (PTB) Program Diploma IV Akademi Meteorologi dan Geofisika Tahun Akademik 2014/2015 ( PTB-AMG-2014 )

Penerimaan Taruna Baru (PTB) Program Diploma IV Akademi Meteorologi dan Geofisika Tahun Akademik 2014/2015 ( PTB-AMG-2014 ) Penerimaan Taruna Baru (PTB) Program Diploma IV Akademi Meteorologi dan Geofisika Tahun Akademik 2014/2015 ( PTB-AMG-2014 ) - 0 - Pengantar Akademi Meteorologi dan Geofisika (AMG) merupakan Perguruan Tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepak Bola yang berdiri pada tahun 1978 di Cengkareng-Jakarta Barat, dan

BAB I PENDAHULUAN. Sepak Bola yang berdiri pada tahun 1978 di Cengkareng-Jakarta Barat, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah Sepak Bola Garec s (SSB Garec s) adalah salah satu Sekolah Sepak Bola yang berdiri pada tahun 1978 di Cengkareng-Jakarta Barat, dan didirikan oleh Bapak Sariman.

Lebih terperinci

Lampiran 3. Verbatim Subjek 1. Waktu Wawancara : Sabtu, 08 Februari 2014 PENELITI (P) SUBJEK1 (YS)

Lampiran 3. Verbatim Subjek 1. Waktu Wawancara : Sabtu, 08 Februari 2014 PENELITI (P) SUBJEK1 (YS) 131 Lampiran 3 Verbatim Subjek 1 Subjek 1 : Waktu Wawancara : Sabtu, 08 Februari 2014 ENELITI () SUBJEK1 () Kode Verbatim Koding Hallo.. gimana kerjaannya? 1 Udah. Uda beres. Oke. Anakmu gimana kabarnya?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dunia pendidikan menjadi salah satu faktor penting yang dapat membantu perkembangan negara Indonesia. Melalui bidang pendidikan, Indonesia dapat mencetak sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berasal dari kata bahasa inggis move yang artinya pindah. Moving diartikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berasal dari kata bahasa inggis move yang artinya pindah. Moving diartikan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Moving family merupakan realitas yang terjadi di masyarakat. Moving berasal dari kata bahasa inggis move yang artinya pindah. Moving diartikan dalam bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki keragaman budaya. Keragaman tersebut antara lain terlihat dari perbedaan bahasa,etnis/suku, dan keyakinan

Lebih terperinci

Topik : school adjustment remaja ADHD yang bersekolah di sekolah umum. hubungan interpersonal yang positif pada remaja ADHD di sekolah umum

Topik : school adjustment remaja ADHD yang bersekolah di sekolah umum. hubungan interpersonal yang positif pada remaja ADHD di sekolah umum Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA Topik : school adjustment remaja ADHD yang bersekolah di sekolah umum A. Tujuan umum : Untuk memperoleh gambaran mengenai motivasi sosial, kompetensi berperilaku, dan hubungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi telah menciptakan dunia yang tanpa batas. Sebuah artikel dalam Institut

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi telah menciptakan dunia yang tanpa batas. Sebuah artikel dalam Institut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi sebagai dampak dari kemajuan teknologi komunikasi dan informasi telah menciptakan dunia yang tanpa batas. Sebuah artikel dalam Institut Media Baru Indonesia,

Lebih terperinci

Ih! Ngagetin aja! Untung ga jantungan gue! aku berjalan meninggalkan parkiran. Lagian siang-siang bolong kaya gini ngelamun dia mentertawakanku.

Ih! Ngagetin aja! Untung ga jantungan gue! aku berjalan meninggalkan parkiran. Lagian siang-siang bolong kaya gini ngelamun dia mentertawakanku. Say Hello Siang itu matahari sangat terik. Parkiran sekolah sangat ramai dengan kaka-kaka kelas yang sudah waktunya untuk pulang. Aku memarkirkan kendaraanku dilapangan luas yang disediakan oleh pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi merupakan keharusan bagi setiap individu, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi merupakan keharusan bagi setiap individu, karena dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkomunikasi merupakan keharusan bagi setiap individu, karena dengan berkomunikasi kebutuhan manusia akan terpenuhi. Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN Kategori Data yang Didapat Dari Hasil Wawancara. Fiksi Baru (mutakhir) Gambar Bahasa Kesukaan. Hiburan Hobi

BAB 4 PEMBAHASAN Kategori Data yang Didapat Dari Hasil Wawancara. Fiksi Baru (mutakhir) Gambar Bahasa Kesukaan. Hiburan Hobi BAB 4 PEMBAHASAN Hasil penelitian tentang tanggapan pustakawan dan pengguna terhadap cd permainan untuk menjadi koleksi perpustakaan SD Charitas menghasilkan beberapa kategori yang digunakan untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada konteks dan situasi. Untuk memahami makna dari

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada konteks dan situasi. Untuk memahami makna dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam komunikasi, sering sekali muncul berbagai macam penafsiran terhadap makna sesuatu atau tingkah laku orang lain. Penafsiran tersebut, tergantung pada konteks dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk. apabila manusia menggunakan bahasa. Tanpa bahasa, manusia akan

I. PENDAHULUAN. Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk. apabila manusia menggunakan bahasa. Tanpa bahasa, manusia akan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan. Pikiran dan perasaan akan terwujud apabila manusia menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS LAMPUNG DAN BALI DALAM MEMELIHARA KERUKUNAN HIDUP BERMASYARAKAT

BAB IV ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS LAMPUNG DAN BALI DALAM MEMELIHARA KERUKUNAN HIDUP BERMASYARAKAT BAB IV ANALISIS POLA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ETNIS LAMPUNG DAN BALI DALAM MEMELIHARA KERUKUNAN HIDUP BERMASYARAKAT Bagian ini menjelaskan hasil-hasil yang didapatkan dari penelitian dan mendiskusikannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Salatiga merupakan kota kecil dengan luas wilayah km 2

BAB I PENDAHULUAN. Kota Salatiga merupakan kota kecil dengan luas wilayah km 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Salatiga merupakan kota kecil dengan luas wilayah 58.781 km 2 dengan jumlah penduduk sekitar 176.090 jiwa. Kota ini secara geografis berada pada jalur yang menghubungkan

Lebih terperinci

Nama saya Andy. Saya lahir dan besar di Kota

Nama saya Andy. Saya lahir dan besar di Kota Sekapur Sirih 1 1 Nama saya Andy. Saya lahir dan besar di Kota Tanjungpinang yang merupakan Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau. Darah saya percampuran antara Medan dan Tanjungpinang. Kepulauan Riau adalah

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. 4. Apa saja tugas dari Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu. 7. Bagaimana cara melakukan evaluasi kinerja pegawai di Badan

PEDOMAN WAWANCARA. 4. Apa saja tugas dari Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu. 7. Bagaimana cara melakukan evaluasi kinerja pegawai di Badan 104 PEDOMAN WAWANCARA A. Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Cilacap 1. Kapan terbentuknya Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Cilacap? 2. Apa visi dan misi Badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tugas perkembangan pada remaja salah satunya adalah mencapai kematangan hubungan sosial dengan teman sebaya baik pria, wanita, orang tua atau masyarakat. Dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Terlebih lagi, motivasi dalam melakukan suatu hal yang nantinya akan

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Terlebih lagi, motivasi dalam melakukan suatu hal yang nantinya akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Motivasi merupakan hal yang penting dan berpengaruh bagi kehidupan seseorang. Terlebih lagi, motivasi dalam melakukan suatu hal yang nantinya akan berpengaruh

Lebih terperinci

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE Komunikasi menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia, setiap hari manusia menghabiskan sebagian besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan selanjutnya yang ditempuh oleh individu setelah lulus SMA. Individu yang melanjutkan pada jenjang perguruan tinggi akan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Pedoman Wawancara. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Pedoman Wawancara. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara 113 LAMPIRAN Pedoman Wawancara 114 Tujuan penelitian: - untuk mengetahui alasan siswa menggunakan jejaring sosial Ask.Fm. - untuk mengetahui keterbukaan diri siswa melalui jejaring sosial Ask.Fm. 1 Apa

Lebih terperinci