BAB I PENDAHULUAN. JFC memiliki visi untuk menjadikan Kota Jember sebagai kota wisata mode,

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jember Fashion Carnaval atau lebih dikenal sebagai JFC merupakan salah satu event karnaval di Indonesia yang diselenggarakan di Kabupaten Jember. JFC merupakan kesempatan insan kreatif di Kabupaten Jember untuk mengeksplorasi potensi yang menjadikan event ini sebagai sebuah daya tarik yang layak dikunjungi. JFC memiliki visi untuk menjadikan Kota Jember sebagai kota wisata mode, dengan misi pengembangan dunia pendidikan (SDM), kesenian, budaya dan perkembangan perekonomian. Maka diperlukan penelitian mengenai kualitas penyelenggaraan JFC dan dampak-dampak yang ditimbulkan secara ekonomi, sosial dan budaya dan implikasi pada ruang kota yang digunakan sebagai media agar penyelenggaraan event dapat menyatu dengan kehidupan kota. Penataan ruang kota yang digunakan sebagai media event JFC dapat ditinjau dari beberapa aspek. Sebagai suatu street performance, JFC menjadikan ruang terbuka publik berupa koridor jalan dan square memiliki fungsi yang berbeda saat event berlangsung dan keseharian atau memiliki fungsi temporer-permanent. Sebagai sebuah daya tarik wisata, multiply-effect yang ditimbulkan oleh penyelenggaraan JFC yang dirasakan oleh masyarakat dapat berupa dampak positif maupun negatif secara ekonomi, sosial dan budaya. JFC telah menjadi daftar tertinggi dalam image identity kota Jember. Pada situs peramban semacam google dengan kata kunci Jember, ulasan mengenai JFC 1

2 banyak bermunculan. Sehingga ketika kota Jember disebut, yang ada di benak masyarakat adalah tampilan pertunjukan dalam balutan kostum gala bercorak dan defile tematik yang khas dari JFC. Hal ini menegaskan bahwa JFC merupakan event unggulan Jember. Bahkan Jember Fashion Carnaval seolah menjadi titik balik pariwisata Jember dan suatu cara mengenalkan Jember kepada wisatawan. JFC dapat digunakan sebagai sebuah event marketing untuk mempromosikan destinasi wisata sehingga dapat meningkatkan brand awareness kepariwisataan. Karnaval, carnaval atau carnivale sebagai sebuah atraksi dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan atau perayaan yang menyertakan arak-arakan atau parade. Karnaval mempergunakan media berupa square dan jalanan kota, dan diiringi musik, tarian serta penggunaan topeng atau riasan dalam penyelenggaraannya. Secara historis, Kota Jember termasuk dalam kawasan budaya Pendhalungan sehingga tidak memiliki kekhasan budaya. Namun industri kreatif salah satunya melalui event JFC memunculkan suatu bentuk kreatifitas budaya yang dapat menjadi identitas Kota Jember. JFC lahir dari sebuah komunitas mode di kota yang bukan merupakan barometer fashion maupun dunia kreatif di Indonesia. Dengan latar belakang masyarakat lokal yang tidak memiliki akar budaya yang khusus, Kabupaten Jember masih memiliki kesulitan dalam menentukan tradisi budaya apa yang khas, unik, dan orisinil. JFC merupakan sebuah jawaban bagi sebagian pihak yang bergerak di industri kreatif yang ada di Kabupaten Jember. JFC merupakan karnaval tematik 2

3 modern yang mengkolaborasikan antara pertunjukan fashion show dan karnaval dan menjadi satu daya tarik yang ikonik dari kota Jember. JFC pertama kali digelar pada tahun 2000 diawali dengan pekan mode sebuah rumah busana di Kota Jember yang kemudian bertahan selama lebih dari satu dekade. Saat ini JFC menggunakan kompleks alun-alun kota sebagai main stage dan 3,6 km ruas jalan protokol di Kota Jember sebagai runway bagi pergelaran karnaval. Alun-alun kota Kabupaten Jember yang menjadi salah satu bagian dari media atraksi karnaval memiliki morfologi yang hampir sama dengan yang kotakota lain di Jawa. Keberadaannya tepat di tengah kota, dan menjadi tempat berkumpulnya masyarakat untuk berbagai kepentingan, baik masyarakat dari dalam wilayah kota itu sendiri maupun masyarakat yang berasal dari luar wilayah kota tersebut. Alun-alun sebagai ruang terbuka publik juga merupakan suatu ruang milik bersama, tempat masyarakat melakukan aktivitas fungsional dan ritualnya dalam suatu komunitas, baik pada kehidupan rutin sehari-hari maupun dalam perayaan berkala (Sulistiyani, 2005). Alun-alun kota Kabupaten Jember dikelilingi oleh beberapa bangunan penting seperti kantor bupati, pendapa bupati Wahya Wibawa Graha, masjid agung Al Baitul Amien, sekolah dasar, kantor pos besar, dan perkantoran. Ruang terbuka ini juga merupakan node pertemuan beberapa ruas jalan utama yang terhubung dalam Jalan Nasional III. Jalan dari utara menghubungkan Jember dan Bondowoso, jalan dari barat menghubungkan Jember dan Lumajang-Probolinggo, dan jalan dari selatan menghubungkan Jember dan Banyuwangi. 3

4 Koridor jalan yang menjadi bagian lain dari media atraksi karnaval yang menghubungkan antara alun-alun kota Kabupaten Jember dan Gelanggang Olahraga Kaliwates yaitu Jalan Sultan Agung dan Jalan Gajahmada merupakan distrik bisnis dan perkantoran. Keberadaan JFC sebagai pelopor karnaval modern di Indonesia merupakan karnaval yang menduduki peringkat keempat untuk karnaval terunik dan terheboh di dunia, setelah Mardi Grass di Amerika Serikat, Rio De Janeiro di Brazil, dan The Fastnacht di Jerman. Peran JFC pada penyelenggaraan karnaval modern menjadi inspirasi bagi beberapa kota di Indonesia yang pada akhirnya berlomba untuk menyelenggaran event serupa. Kuker Fashion Carnaval, Solo Batik Carnival, Tenggarong Kutai Carnival, Bangka Belitung Carnival, Kuta Carnival, Jakartanaval, Gading Night Carnival, dan Batam Kepulauan Riau Carnival. Penyelenggaraan karnaval-karnaval modern ini mendorong adanya Wonderfull Archipelago Carnival Indonesia yang bertujuan sebagai etalase visualisasi karnaval-karnaval di Indonesia yang masingmasing mengangkat kekhasan karakteristik daerah. Terlebih keberadaan karnaval ini sebagai upaya untuk menjawab tantangan isu peningkatan daya saing pariwisata dengan mengembangkan sektor pariwisata daerah melalui ekspose lokal termasuk produk special event karnaval sebagai cara efektif untuk mempromosikan destinasi pariwisata. Dengan adanya JFC sebagai motor, karnaval masing-masing daerah memperkenalkan status keberadaannya pada calon target pasar yaitu pengunjung baik nasional maupun internasinal. Persyaratan utama keikutsertaan dalam karnaval 4

5 ini adalah masing-masing daerah telah memiliki dewan AKARI (Asosiasi Karnaval Indonesia), dan menyelenggarakan kegiatan aktif setidaknya annual event berkelanjutan minimal empat kali. Sebagai sebuah daya tarik wisata, JFC telah melakukan road show sebagai langkah promosi ke berbagai daerah di dalam maupun di luar negeri. Beberapa kota di dalam negeri yang menjadi tujuan roadshow JFC pada perhelatan karnaval tematik seperti di Tangerang, Batam, Makassar, Solo, Jakarta, Surabaya, Cirebon, Kutai Kartanegara, Kota Batu, Palu. Selain itu JFC juga turut serta dalam acara travel mart maupun event-event nasional seperti Fashionista & Art Fest, Apkasi International Trade & Invesment Summit (ALTIS), Semarang Industri Creative Expo 2014, Majapahit Travel Fair ke 15 tahun 2014 ( MTF ), Jakarta Fashion & Food Festival 2014 (JFFF ), Esmod Jakarta Fashion Carnaval 2014, Jumbara PMI (Palang Merah Indonesia) 2014, Pawai Seni dan Budaya Kreatif 2014, Garuda Indonesia Travel Fair 2014 (GITF), Jakarta Marketing Week 2015, Indonesia Brand Forum Langkah roadshow JFC di kancah internasional antara lain Exhibition Wonderful Indonesia di Busan, Chingay Parade 2015 dan NATAS FAIR 2015 di Singapura China International Travel Mart 2015 di Kunming-China, Outbond Travel Mart 2016 di Mumbai, China Wedding Expo 2016 dan Diving Travel Resort Expo 2016 di Shanghai, China Golf Show 2016 di Beijing, Korea Golf Show 2016 di Seoul, International Carnival de Victoria di Seycelles. Selain itu secara individual, konsep rancangan kostum JFC oleh Dynand Fariz meraih penghargaan Best National Costume Miss Universe

6 Kementerian Pariwisata Republik Indonesia melalui Dirjen Ekonomi Kreatif berbasis Seni dan Budaya dalam rangka Pencanangan Pembangungan Ruang Seni dan Pertunjukan 2014 juga telah menetapkan Jember Fashion Carnaval sebagai Penyelenggara Event terbaik untuk kategori Seni dan Pertunjukan Dengan keberadaan JFC sebagai special event maka saat ini Kota Jember dapat dikenal oleh wisatawan nasional bahkan internasional. Keberhasilan JFC sebagai sebuah daya tarik dibuktikan dengan angka pengunjung fotografer sebagai segmen pasar utama yang dituju oleh penyelenggara. Pada awal penyelenggaran di tahun 2003, JFC di dominasi masyarakat lokal Jember dengan jumlah sekitar 250 ribu pengunjung. Pada tahun 2013 terdapat media dan fotografer nasional maupun internasional yang hadir di Jember, dan pada tahun 2014 terdapat media dan fotografer dengan persentase peningkatan pengunjung dari segmen khusus ini sebesar 42,3%. Berdasarkan latar belakang mengenai JFC diatas, maka penelitian yang akan dilakukan adalah mengenai kualitas event karnaval dan serta dampak bagi daerah penyelenggara. Penelitian ini mengeksplorasi elemen kualitas event dan dampak secara ekonomi, sosial dan budaya yang mempengaruhi penataan ruang terbuka kota sehingga mengangkat judul penelitian Kualitas Produk dan Dampak Event Jember Fashion Carnaval dan Implikasi Terhadap Arahan Penataan Ruang Kota Jember. 1.2 Rumusan Masalah Penyelenggaraan JFC yang bertahan lebih dari satu dekade membuktikan bahwa event ini masih memiliki daya tarik untuk pengunjung. Saat ini JFC bukan 6

7 satu-satunya karnaval tematik yang ada di Indonesia. JFC telah menjadi trendsetter karnaval yang menginspirasi para insan kreatif di kota-kota lain. Permasalahan yang ada adalah mengenai eksistensi JFC sebagai daya tarik wisata kota belum disertai perencanaan ruang sebagai media penyelenggaraan event. Korelasi tata ruang penyelenggaraan JFC dan tata ruang kota Jember belum terintegrasi. Dengan memperhatikan kondisi eksisting penyelenggaraan, starting point dengan kelengkapan yang ada seperti tribun dan panggung utama serta expo hall berada dikawasan alun-alun kota dan area runway di sepanjang koridor jalan menuju GOR Kaliwates. Beragamnya fungsi yang melingkupi kawasan alun-alun kota dan koridor jalan memunculkan banyak hal yang masih perlu dikaji sehingga penataan ruang penyelenggaraan JFC dapat lebih bersinergi dengan tata ruang kota. Selain permasalahan mengenai ruang fisik, analisa mengenai dampak secara ekonomi, sosial dan budaya perlu dalam penyelenggaraan JFC untuk dikaji. Hal ini untuk mengetahui potensi-potensi yang bisa dikembangkan dan mereduksi defect list yang ditimbulkan. 1.3 Pertanyaan Penelitian 1. Apakah kualitas produk event JFC merupakan sebuah daya tarik wisata kota menurut penilaian pengunjung? 2. Apakah ada dampak ekonomi, sosial budaya dari penyelenggaraan JFC? 3. Apa arahan penataan ruang kota sebagai implikasi terhadap kualitas penyelenggaraan event dan dampak ekonomi serta sosial dan budaya yang ditimbulkan? 7

8 1.4 Tujuan Dan Sasaran Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan antara tata ruang kota terhadap tata ruang penyelenggaraan event JFC melalui sudut pandang pengunjung maupun masyarakat lokal yang beraktivitas di kawasan seputar alunalun kota Kabupaten Jember dan sepanjang koridor jalan yang digunakan sebagai main stage dan runway. Penelitian ini mencermati korelasi antara dampak yang ditimbulkan terhadap kehidupan masyarakat lokal sebagai host dan kesiapan fisik kota dalam menampung aktivitas selama penyelenggaraan JFC. Dengan mengetahui hasil kajian tersebut maka diharapkan akan mampu menghasilkan referensi dalam pembuatan guide line pemanfaatan ruang terbuka publik dalam aktivitas penyelenggaraan event. Untuk mencapai tujuan tersebut, sasaran yang ditetapkan adalah : 1. Teridentifikasi kepuasan pengunjung terhadap kualitas penyelenggaraan event JFC. 2. Teridentifikasi dampak penyelenggaraan event JFC terhadap perekonomian, sosial dan budaya masyarakat Jember. 3. Teridentifikasi korelasi antara kondisi sosial, budaya, dan ekonomi yang membentuk fungsi kawasan terhadap penataan ruang sebagai konsep guide line kota yang mengakomodasi kegiatan di kawasan tersebut secara temporer dan permanen. 8

9 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini untuk selanjutnya diharapkan dapat memberikan manfaat akademis dan praktis sebagai berikut: a. Secara akademis/keilmuan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan masukan untuk mengetahui teori mengenai penataan ruang penyelenggaraan event berbasis kreativitas terhadap tata ruang kota. b. Secara praktis, studi ini diharapkan bermanfaat untuk diimplementasikan ke dalam pemanfaatan event sebagai salah satu strategi promosi detinasi wisata daerah. 9

10 1.6 Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Penelitian Yang Telah Dilakukan Sebelumnya Dan Yang Akan Dilakukan No Peneliti Tahun Judul Fokus Lokus 1 Bassey Benjamin Esu & Vivian Mbaze- Ebock Arrey 2009 Branding Cultural Festival as a Destination Attraction: A Case Study of Calabar Carnival Festival Pengembangan model normatif untuk branding festival budaya Calabar, Nigeria 2 Raudlatul Jannah 2010 Jember Fashion Carnaval, Identitas Kota Jember dan Diskursus Masyarakat Jaringan Pola karakteristik identits kota 3 Kemenparekraf 2011 Dampak Event Pariwisata Karakteristik responden : pengunjung/peserta dan masyarakat sekitar penyelenggaraan event pariwisata. Karakteristik perjalanan wisata pengunjung/peserta event pariwisata. Keterlibatan masyarakat sekitar lokasi penyelenggaraan event pariwisata. Dampak ekonomi yang diperoleh masyarakat sekitar lokasi penyelenggaraan event pariwisata. 4 Bassey Kualitas event dan kepuasan pengunjung Benjamin Esu 2014 Analysis Of Event Quality, Satisfaction And Behavioural Intentions Of Attendees Of Calabar Festival, Nigeria. JFC Kab. Jember Provinsi Bali, Yogyakarta, Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta dan Kepulauan Riau. Calabar Festival, Nigeria 5 Atika Candra Y 2016 Kualitas Produk dan Dampak Event Jember Fashion Carnaval dan Implikasi Terhadap Arahan Penataan Ruang Kota Jember kualitas event dan dampak secara ekonomi, sosial dan budaya yang mempengaruhi penataan ruang erbuka kota JFC Kab. Jember