KAJIAN ADSORPSI ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) HORMON AUKSIN IAA DENGAN BENTONIT ALAM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAJIAN ADSORPSI ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) HORMON AUKSIN IAA DENGAN BENTONIT ALAM"

Transkripsi

1 KAJIAN ADSORPSI ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) HORMON AUKSIN IAA DENGAN BENTONIT ALAM Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menjadi Sarjana Kimia Oleh Andri Somantri PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2 2

3 3

4 4

5 5

6 6

7 MOTTO bukanlah kesalahan memiliki pemikiran yang berbeda tidaklah sebuah kekeliruan menentukan jalan yang tidak sama karena mimpi tak bisa dibeli dan pengalaman tak mungkin diwakilkan (Andri Somantri) passion menggerakkan hidup untuk bergairah mimpi menuntun insan pantang menyerah agama membuat segalanya terarah bagaimanapun semua hal akan berlalu, suatu hari kita kan terbangun dan tersenyum menyadari bahwa kita telah melewatinya... (dikutip dari film Mengejar Matahari) 7

8 MOTTO bukanlah kesalahan memiliki pemikiran yang berbeda tidaklah sebuah kekeliruan menentukan jalan yang tidak sama karena mimpi tak bisa dibeli dan pengalaman tak mungkin diwakilkan (Andri Somantri) passion menggerakkan hidup untuk bergairah mimpi menuntun insan pantang menyerah agama membuat segalanya terarah bagaimanapun semua hal akan berlalu, suatu hari kita kan terbangun dan tersenyum menyadari bahwa kita telah melewatinya... (dikutip dari film Mengejar Matahari) 8

9 HALAMAN PERSEMBAHAN Karya kecil ini, ku persembahkan khusus untuk Ibu dan Bapak Tercinta Adik-Adikku Tersayang Keluarga Besarku Tercinta Teman-Temanku Sepanjang Masa Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 9

10 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat serta hidayah-nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul KAJIAN ADSORPSI ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) HORMON AUKSIN IAA DENGAN BENTONIT ALAM, sebagai persyaratan kelulusan tingkat sarjana strata satu program studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Penulis menyadari penulisan skripsi ini tidak dapat berdiri sendiri tanpa andil dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis dengan penuh hormat dan dengan segala kerendahan hati mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada 1. Bapak Prof. Drs. Akh. Minjahi, MA., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2. Ibu Pedy Artsanti, M.Sc dan Bapak Irwan Nugraha, S.Si., M.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah mengarahkan, membimbing dan memotivasi penyusun dalam menyelaikan tahap demi tahap penyusunan skripsi ini. 3. Ibu Dr. Susy Yunita Prabawati, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan arahan dalam perjalanan masa studi. 4. Ibu Esti Wahyu Widowati, M.Si., M. Biotech. Selaku Ketua Program Studi Kimia yang telah memberikan motivasi dan pengarahan selama studi. 5. Orang tua yang telah memberikan dukungan moral dan material selama masa studi dan proses penyusunan skripsi ini. 10

11 6. Bapak Wijayanto, S. Si., Bapak Indra Nafiyanto, S. Si., serta Ibu Isni Gustanti, S. Si., selaku laboran Laboratorium Kimia Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. 7. Teman-teman progam studi kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. 8. Rifqi Mizan, Defri Nuridwan, Khaerul Huda, Naylal Muna dan seluruh sahabat yang sangat kucintai. 9. Kawan-Kawan Komunitas Pecinta Alam Sejati (KOMPAS) Tasikmalaya Kebesaran-Mu Menyertai Petualangan Sejatiku. 10. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu atas bantuannya dalam penulisan skripsi ini. Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kekeliruan. Kritik dan saran sangat diharapkan penulis demi kemajuan perkembangan ilmu kimia di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca sekalian. Yogyakarta, 12 september 2014 Penulis 11

12 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR... SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... PENGESAHAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR... MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... ii v vi vii viii ix xi xiv xvi xvii ABSTRAK... xviii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Batasan Masalah... 4 C. Rumusan Masalah... 4 D. Tujuan Penelitian... 5 E. Manfaat Kegiatan... 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka... 6 B. Landasan Teori... 8 a. Bentonit... 8 b. Interkalasi c. Adsorpsi

13 d. Spektrofotometri UV Vis e. Spektroskopi Infra Merah (IR) f. X-Ray Difraction (XRD) g. Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Alat dan Bahan C. Metode a. Perispan Sampel Bentonit b. Mengukur Kapasitas Adsorpsi Bentonit i. Penentuan ph Optimum ii. Penentuan Waktu Optimum iii. Penentuan Dosis Bentonit Optimum BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Preparsi Sampel Na-Bentonit B. Karakterisasi Bentonit dan Auksin IAA Dengan FT-IR C. Karakterisasi Bentonit Dengan X-Ray Difraction a. Karakterisasi Bentonit Alam dan Bentonit Purifikasi b. Karakterisasi Bentonit-Auksin IAA D. Karakterisasi Auksin IAA Dengan Spektrofotometer UV-Visibel 42 E. Pembuatan Kurva Kalibrasi F. Adsorpsi a. Penentuan ph optimum b. Penentuan Waktu Optimum c. Penentuan Dosis Bentonit Optimum G. Penentuan Isoterm Adsorpsi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran

14 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

15 DAFTAR GAMBAR Hal. Gambar 2.1 : Struktur Kristal Montmorillonit... 9 Gambar 2.2 : Kurva Isoterm Langmuir Gambar 2.3 : Diagram Blok Spektrofotometer UV-Vis Gambar 2.4 : Difraksi Sinar X Pada Kristal Gambar 2.5 : Struktur Kimia Auksin IAA Gambar 4.1 : Spektra FT-IR Bentonit Alam dan Bentonit Purifikasi Gambar 4.2 : Spektra FT-IR Auksin IAA dan Bentonit Auksin Gambar 4.3 : Difraktogram XRD Bentonit Alam dan Bentonit Purifikasi Gambar 4.4 : Difraktogram XRD Bentonit-Auksin Gambar 4.5 : Kurva Adsorpsi Pada Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Auksin IAA 60 ppm Gambar 4.6 : Kurva Adsorpsi Auksin IAA Pada Panjang Gelombang 275,5 nm Dalam Beberapa Konsentrasi Gambar 4.7 : Hubungan Antara ph dan Kapasitas Adsorpsi Bentonit Terhadap Auksin IAA Gambar 4.8 : Perbedaan Pola Serapan Auksin IAA pada ph 1 sampai Gambar 4.9 :Hubungan Antara Waktu Kontak dan Kapasitas adsorpsi Bentonit terhadap Auksin IAA Gambar 4.10 :Hubungan Antara Kadar Bentonit Dengan Kapasitas Adsorpsi Bentonit Terhadap Auksin IAA Gambar 4.11 :Grafik Isoterm Langmuir Bentonit Alam dengan Auksin IAA (Ce/Q) (g/l) vs Ce (mol/l)

16 Gambar 4.12 : Grafik Isoterm Freundlich Bentonit Alam dengan Auksin IAA (Log Q Vs Log Ce)

17 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 : Sifat-Sifat Na Bentonit dan Ca Bentonit Tabel 2.2 : Contoh-Contoh Logam Target Dengan Filter yang Sesuai Hal. Tabel 4.1 : Puncak Serapan FTIR Bentonit alam dan Bentonit Purifikasi 35 Tabel 4.2 : Bilangan Gelombang Auksin IAA dan Bentonit-Auksin Tabel 4.3 : Harga 2θ, Jarak Antar Bidang (d) dan Jenis Mineral Bentonit Alam dan Bentonit Purifikasi Tabel 4.4 : Harga 2θ, Jarak Antar Bidang (d) dan jenis mineral Bentonit Auksin Tabel 4.5 : Hasil Perhitungan Isoterm Adsorpsi Langmuir dan Freundlich pada Auksin IAA dengan Bentonit Alam

18 DAFTAR LAMPIRAN 1. Lampiran Hasil Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Lampiran Data Kurva Kalibrasi Lampiran Hasil Pengukuran Kapasitas Adsorpsi Penentuan ph Optimum Lampiran Hasil Pengukuran Kapasitas Adsorpsi Penentuan Waktu Kontak Optimum Lampiran Hasil Pengukuran Kapasitas Adsorpsi Kadar Bentonit Lampiran Perhitungan Kapasitas Adsorpsi Hal. 18

19 ABSTRAK KAJIAN ADSORPSI ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) HORMON AUKSIN IAA DENGAN BENTONIT ALAM Oleh : Andri Somantri Pembimbing : Pedy Artsanti S.Si, M.Sc. Irwan Nugraha S.Si, M.Sc. Telah dilakukan adsorpsi terhadap Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) hormon Auksin IAA dengan menggunakan bentonit alam yang telah dipurifikasi. Hidrogen peroksida (H ) digunakan dalam purifikasi bentonit alam. Analisis bentonit dilakukan dengan Fourier Transform Infrared (FTIR) serta X-Ray Difraction (XRD). Hormon Auksin IAA yang teradsorb dianalisis dengan spektrofotometer UV-Vis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakterisasi bentonit sebelum dan sesudah purifikasi, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi adsorpsi ZPT auksin IAA secara optimum dan mengetahui model kinetika adsorpsinya. Adsorpsi dilakukan dengan mereaksikan bentonit sebagai adsorben dalam larutan Auksin IAA. Parameter yang dilakukan yaitu variasi ph, variasi waktu, dan variasi dosis adsorben. Hasil penelitian mendapatkan bentonit alam hasil purifikasi mengadsorpsi secara optimum pada ph 3 dengan kapasitas adsorpsi sebesar 9,45 mg/g, waktu optimum adsorpsi selama 60 menit dengan kapasitas adsorpsi 12 mg/g, serta dosis bentonit optimum sebesar 10,15 mg/g, sedangkan model adsorpsinya mengikuti model isoterm Freundllich dengan energi adsorpsi sebesar -30,863 KJ/mol. Kata Kunci : Auksin IAA, FTIR, XRD, Adsorpsi, Freundlich 19

20 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan organik dan sisa-sisa pangkasan dalam tanah dapat dikembalikan untuk memperbaiki sifat fisik dan sifat kimia tanah, serta mempertahankan unsur organiknya (Basri, 1994). Unsur hara dalam tanah dapat berkurang atau hilang karena terserap oleh tanaman dan selanjutnya terbawa keluar ketika panen berlangsung. Keadaan unsur hara dalam tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kecepatan pelapukan mineral tanah, sifat bahan induk, keadaan tanaman yang hidup di atasnya, dan laju pencucian oleh air hujan (Rosmarkam, 2002). Sifat biologis tanah dapat menurun akibat iklim yang tidak menguntungkan sehingga aktivitas jasad renik di dalamnya terganggu. Dengan demikian proses penguraian bahan organik tanah terhambat dan tingkat kesuburan berkurang (Cahyono, 2003). Kondisi seperti ini dapat merugikan petani karena menyebabkan produksi menurun. Pupuk adalah penyubur yang ditambahkan ke tanah untuk membantu menyediakan unsur-unsur yang diperlukan tanaman agar produktivitas meningkat, sedangkan pemupukan adalah suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang cukup guna mendorong pertumbuhan vegetatif tanaman (Sutarta, 2003). Dalam hal ini pemberian pupuk/hormon ke dalam tanah dapat menjadi salah satu cara untuk mengatasi masalah berkurangnya unsur hara sehingga dapat meningkatkan kembali kesuburan tanah. 20

21 Bertambahnya populasi penduduk dunia turut memberi andil dalam meningkatnya kebutuhan hidup manusia terutama sektor pangan. Lahan pertanian yang cenderung semakin sedikit tentu saja perlu peningkatan hasil panen yang signifikan. Dengan kemajuan teknologi saat ini telah dapat disintesis suatu zat pengatur tumbuh guna mengasilkan hasil pertanian yang diinginkan. Zat pengatur tumbuh yang banyak digunakan dalam pertanian saat ini adalah auksin, gibirelin dan sitokinin. Indol Acetic Acid (IAA) merupakan bentuk aktif dari hormon auksin yang dijumpai pada tanaman dan berperan meningkatkan kualitas hasil panen. Hormon ini mampu diproduksi oleh mikroorganisme tertentu dan juga dapat dihasilkan oleh tanaman yang dapat mempengaruhi proses fisiologis tumbuhan (Weaver, 1972). Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa IAA dapat meningkatkan jumlah bulu akar dan akar lateral sehingga meningkatkan penyerapan air dan unsur hara dari tanah (Abbas, 2003), namun tanaman umumnya tidak mampu menghasilkan IAA dalam jumlah cukup untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Keadaan seperti ini memerlukan campur tangan manusia dalam memenuhi kebutuhan hormon untuk tanaman. Pemberian pupuk/hormon ke dalam tanah sampai saat ini masih bersifat tradisional dimana pupuk/hormon hanya ditebar langsung ke badan tanah. Cara seperti ini jelas memiliki kekurangan apabila terjadi musim hujan dan penyiraman yang berlebihan, hal ini disebabkan pupuk/hormon yang telah 6

22 ditebar ke badan tanah akan tergerus dan larut sehingga terbawa air. Akhirnya kesuburan tanah menjadi berkurang. Untuk mengantisipasi tergerusnya pupuk/hormon ini dalam tanah maka perlu suatu upaya untuk menyimpan terlebih dahulu dalam sebuah material pengemban yang berpori. Adanya pori-pori yang dimiliki suatu material pengemban dapat menyebabkan pupuk/hormon terjebak lebih dahulu. Dengan kata lain material pengemban merupakan media penyimpanan sementara sebelum ditebar ke badan tanah. Pupuk/hormon yang tersimpan dalam poripori material pengemban akan dikeluarkan secara bertahap sesuai kebutuhan tanaman, inilah proses yang dinamakan slow release. Terjebaknya pupuk/hormon dalam suatu material pengemban dapat meminimalkan bahkan menghindari penggerusan oleh air berlebih, sehingga pemanfaatannya akan berjalan lebih efektif dan efisien. Bentonit merupakan salah satu mineral alam yang memiliki struktur berpori dan dapat digunakan sebagai material pengemban pupuk/hormon. Selain itu bentonit termasuk salah satu kekayaan Indonesia yang berlimpah namun pemanfaatannya belum optimal. Bentonit memiliki ciri-ciri diantaranya licin, lunak, memiliki kilap lilin, berwarna merah muda dalam keadaan segar dan jika telah lapuk berwarna cokelat kehitaman (Riyanto, 1994). Kemampuan yang dimiliki yaitu mengembang (swelling) ketika berada dalam air atau larutan organik, selain itu bentonit juga memiliki kapasitas penukar ion yang tinggi sehingga mampu menampung kation dalam lapisannya dalam jumlah besar (Ogawa, 1992). Dari penjelasan tersebut maka 7

23 bentonit dapat digunakan sebagai material pengemban untuk hormon Auksin IAA sebagai upaya mengoptimalkan kesuburan unsur hara dalam tanah sehingga mampu berdampak baik pada hasil pertanian. B. Batasan Masalah 1. Bentonit alam yang digunakan untuk adsorpsi dicuci dengan Hidrogen Peroksida H 2 O Karakterisasi bentonit alam dilakukan dengan menggunakan FT-IR untuk menganalisis gugus fungsi, serta XRD untuk menguji kristalinitas dan komposisi kemurnian bentonit alam. 3. Adsorpsi dilakukan terhadap hormon Auisin IAA Indole Acetic Acid yang diperoleh dari Laboratorium Bioteknologi Indonesia. C. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah karakter bentonit alam dan bentonit purifikasi menggunakan FT-IR dan XRD? 2. Bagaimanakah pengaruh ph, waktu adsorpsi dan dosis adsorben terhadap proses adsorpsi bentonit dalam menjerap hormon Auksin IAA Indole Acetic Acid? 3. Bagaimanakah model adsorpsi Auksin IAA dengan menggunakan bentonit purifikasi? 8

24 D. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui karakter bentonit alam dan bentonit purifikasi menggunakan FT-IR dan XRD. 2. Mengetahui pengaruh ph, waktu adsorpsi dan dosis adsorben terhadap kapasitas adsorpsi bentonit dalam menjerap hormon Auksin IAA Indole Acetic Acid. 3. Mengetahui model adsorpsi Auksin IAA dengan menggunakan bentonit hasil purifikasi. E. Manfaat Penelitian 1. Eksplorasi pemanfaatan mineral lempung bentonit sebagai material multifungsi. 2. Teknologi alternatif untuk memanfaatkan potensi kegunaan mineral lempung bentonit. 3. Optimalisasi pemanfaatan Zat Pengatur Tumbuh ZPT hormon Auksin untuk meminimalkan laju pencucian oleh air pada lingkungan tanah. 4. Menghasilkan produk untuk pertanian slow release material bentonitauksin. 9

25 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasar pada penelitian yang telah dilaksanakan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Karakterisasi bentonit alam dan bentonit purifikasi menggunakan FT-IR dengan mengdentifikasi gugus fungsi yang ditunjukkan oleh beberapa bilangan gelombang bentonit alam yaitu pada 3624, 17 cm -1 ; 3433,29 cm -1 ; 2931,80 cm -1 ; 1635,64 cm -1 ; 1041,56 cm -1 ; 918,12 cm -1 ; 516,92 cm -1 ; 462,92 cm - 1. Pemurnian yang dilakukan tidak menyebabkan kerusakan struktur tetapi hanya terjadi pergeseran bilangan gelombang yang tidak signifikan pada bentonit purifikasi yaitu pada 3626,17 cm -1 ; 3433,29 cm -1 ; 2931,80 cm -1 ; 1635,64 cm -1 ; 1041,56 cm -1 ; 918,12 cm -1 ; 516,92 cm -1 ; 462,92 cm -1. Sedangkan karakterisasi menggunakan XRD dapat menentukan keberadaan montmorillonit dengan melihat puncak pada 2θ yang menggambarkan tingkat kristalinitas. Harga 2θ dan jarak antar bidang yang dimiliki bentonit alam yaitu 2θ = 6,09 dengan basal spacing sebesar 14,48 Å ; 2θ = 20,17 dengan basal spacing 4,38 Å ; 2θ = 21,68 dengan basal spacing 4,09 Å ; 2θ = 31,75 dengan basal spacing 2,82 Å ; 2θ = 35,79 dengan basal spacing sebesar 2,51 Å mengalami perubahan pada jarak antar bidang yang dimiliki bentonit purifikasi yaitu 2θ = 5,66 dengan basal spacing 15,60 Å ; 2θ = 19,75 dengan basal spacing 4,49 Å ; 53

26 2. 2θ = 21,80 dengan basal spacing 4,70 Å ; 2θ = 31,60 dengan basal spacing 2,83 Å ; 2θ = 35,84 dengan basal spacing 2,50 Å. 3. Bentonit alam hasil purifikasi dengan H 2 O 2 dapat mengadsorpsi hormon Auksin IAA secara optimum pada ph 3 dengan kapasitas adsorpsi sebesar 9,45 mg/g, lalu waktu kontak optimum selama 60 menit dengan kapasitas adsorpsi sebesar 12 mg/g, sedangkan dosis 1 gram dapat mengadsorpsi Auksin IAA secara optimum dengan kapasitas adsorpsi sebesar 10,15 mg/g. 4. Adsorpsi Auksin IAA oleh bentonit mengikuti model isoterm Freundlich dengan nilai Kf sebesar 4,666 x 10-6 L/mol dengan energi adsorpsi sebesar -30,863 KJ/mol. B. Saran 1. Perlu dilakukan modifikasi terhadap bentoni untuk mencari bentonit yang paling optimum dalam mengadsorp suatu hormon pertumbuhan seperti aktivasi dengan asam atau dengan bentonit terpilar. 2. Bentonit yang digunakan baiknya dilakukan pemurnian dengan beberapa fraksi dan dicari bentonit dengan luas permukaan paling baik sebagai media adsorpsi. 3. Studi lebih lanjut mengenai desorpsi hormon pertumbuhan setelah dilakukan adsorpsi karena laju desorpsi sangat penting dalam aplikasi hormon pertumbuhan secara langsung. 54

27 Daftar Pustaka Abbas, Z. and Y. Okon Plant Growth Promotion by Azotobacter Paspali in The Rhizosphere. Soil Biol. Biochem, Vol. 25., Alberty, R. A and Daniels, F Physical Chemsitry. New York : John Willey & Sons. Anna, Wiwi dan Irnawati Uji Kinerja Kitosan-Bentonite Terhadap Logam Berat dan Diazinon Secara Simultan. Jurnal Sains dan Teknologi Kimia Vol 1, No.2., Oktober Arryanto, Yateman Teknologi Nano dalam Struktur Silika Alumina Lempung Alam dan Terapannya di Masa Depan. SEMNAS Kimia dan Pendidikan Kimia, Fakultas MIPA UNNES, Semarang. Arteca, R. N Introduction to Horticultural Science. Thompson Delmar Learning, a part of the Thomson Corporation. Atkins, P.W Kimia Fisika Jilid 2.Terjemahan Kartohadiprojo. Penerbit Erlangga : Jakarta. Basri, I. H Agroforestry sebagai solusi sistem usahatani berkelanjutan Ultisol di daerah tropika basah (studi kasus Sitiung). Prosiding Lokakarya Nasional Agroforestry. Bogor. Burn, R. G Interaction Of Enzymes With Soil Minerals and Organic Colloids. In: Huang, P.M., Schnitzer, M. (Ed.), Interaction of Soil Minerals With Natural Organics and Microbes. Soil Science Society : America. Cahyono, B. 2003, Kacang Buncis. Teknik Budi Daya dan Analisis Usaha Tani, Kanisius, Yogyakarta. Foth, H.D. 1988, Dasar-Dasar Ilmu Tanah. UGM, Yogyakarta. Hendayana, Sumar Kimia Analitik Instrumen. Jakarta : Erlangga. Hendaryono, D. P Teknik Kultur Jaringan (Pengenalan dan Petunjuk Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif-Modern). Kanisius : Yogyakarta. Khopkar, S. M Konsep Dasar Kimia Analitik. Bombay : Analytical Laboratory Department of Chemistry Indian Institut of Technology Bombay. Loveless, A. R Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik. Edisi Pertama. Gramedia : Jakarta. Moore, T. C Biochemistry and Physiology of Plant Hormones. American Society of Agronomy. Madison : Wisconsin. Morris, M.C., Mc Murdie, H.F., Evans, E. H Standar X-Ray Diffraction Powder Patterns. National Bureau Of Standards. Nandi, B. K. Goswami. A. dan Purkait, M. K Adsorption Characteristics of Brilliant Green Dye on Kaolin, (hlm ) J. Hazard.Mate. 55

28 Nurdiani, D Adsorpsi Logam Cu(II) dan Cr(VI) pada Kitosan Bentuk Serpihan dan Butiran. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Ogawa, M Preparation of Clay-Organic Intercalation Compounds by Solid solid Reaction and Their Application to Photo-Functional Material, Dissertation, Waseda University, Tokyo. Oscik, J., 1994, Adsorption, John Willey and Sons, New York. Pandey, S. N. and Sinha Plant Phisiology. Third Edition. New Delhi: Vikas Publishing House. Puspitasari, Dyah Pratama Adsorpsi Surfaktan Anionik Pada Berbagai ph Menggunakan Karbon Aktif Termodifikasi Zink Klorida, Skripsi, Departemen Kimia Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor, Bogor. Rifa i, Miftah Kajian Adsorpsi Linear Alkyl Benzene Sulphonate (LAS) dengan Bentonit Alam, Skripsi, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Riyanto, A. 1994, Bahan Galian Industri Bentonit, Direktorat Jendral Pertambangan Umum, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral, Bandung. Robert. L. Pecsok., L. Donald Shields., Thomas Cairns and Ian G Mc William Modern Method sof Chemical Analysis. New York : John Wiley and Sons. Rosmarkam, Afandi Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta; Kaninisus. Sastrohamidjojo, Hardjono Spektrokopi. Yogyakarta : Liberty. Schubert, Ulrirch Synthesis of Inorganic Materials. New York : Willey VCH. Soedarmo Petunjuk Praktek Bahan Galian Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan menengah Kejuruan. Bagian Proyek Pengadaan Buku Pendidikan Teknologi (hlm 40). Jakarta : Depdikbud. Sukandarrumidi Bahan Galian Industri. Yogyakarta : UGM Press. Sunardi, Yateman Arryanto dan Sutarno Adsorpsi Asam Giberelin pada Kaolin asal Tatakan, Kalimantan Selatan. Indonesian Jornal of Chemistry, Vol. 9, No. 3., Sutarta, E. S, Rahutomo, W. Darmosarkoro dan Winarna Peranan Unsur Hara dan Sumber Hara Pada Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (hlm 81). Medan. Tan H. Kim Dasar-Dasar Kimia Tanah. Diterjemahkan Didiek Hadjar Goenadi. Yogyakarta : UGM Press. Tarigan, Poris Spektrometri Massa. Bandung : Alumni. 56

29 Tchobanoglous and Burton. 1991, Waste Water Engineering Treatment, Disposal and Rense. Third Edition, New York : Mc Graw Hill Inc. Wattimena G. A Zat Pengatur Tumbuh Tumbuhan. Bogor : Pusat Antar Universitas IPB. Weaver, J. R Plant Growth in Agriculture. University of California, Davis. M. H. Freemna & Co, San Frasisco. Wijaya, Karna Bahan Berlapis dan Berpori Sebagai Bahan Multifungsi. FMIPA UGM: Yogyakarta. Indonesian Journal of Chemistry, Vol. 2., No. 3., Zong M. C., Yi Li and Zhen Z Plant Growth Regulators Used in Propagation, Plant Propagation, Concepts and Laboratory Exercices. CRC Press. Zulkarnain Kultur Jaringan Tanaman. Bumi Aksara: Jakarta. 57

30 LAMPIRAN Lampiran.1 Hasil Pengukuran Untuk Penentuan Panjang Gelombang Maksimum No Panjang Gelombang (nm) Adsorbansi , , , , , , , , , ,5 0, , , , , , , ,082 Lampiran 2. Data Kurva Kalibrasi Auksin IAA No Konsentrasi (ppm) Adsorbansi , , , , ,52 58

31 Lampiran.3 Hasil Pengukuran Kapasitas Adsorpsi Penentuan ph Optimum Cara menghitung nilai kapasitas adsorpsi untuk ph 2 Co = = Ca =,,... = mg/l =..... = mg/l Q = (") =.$ % ($.$".$) &/%.$ & = 7.8 mg/g N0 ph Q (mg/g)

32 Lampiran.4 Hasil Pengukuran Kapasitas Adsorpsi Waktu Kontak Cara menghitung nilai kapasitas adsorpsi untuk waktu adsorpsi 30 menit Co = = Ca =,,... = mg/l =..... = mg/l Q = (") =.$% ($.$".$) &/%.$ & = 5.5 mg/g No Waktu Kontak (menit) Q (mg/g)

33 Lampiran.5 Hasil Pengukuran Kapasitas Adsorpsi Kadar Bentonit Cara menghitung nilai kapasitas adsorpsi untuk kadar bentonit 0,5 gram Co = = Ca =,,... = mg/l =...(.. = 189 mg/l Q = (") =.$ % ($.$"() &/%.$ & = 6.55 mg/g No Kadar Bentoni (gram) Q (mg/g)

34 Lampiran 6 Perhitungan Isoterm Adsorpsi No (C 0 ) Konsentrasi Awal (mol/l) (Ce) Konsentrasi setelah kontak (mol/l) Q Kapasitas adsorpsi (mol/g) Ce/Q (g/l) Log Ce Log Q 1 0,342 7,773 x ,655 x10-2 2,91-1,1118-1, ,342 4,857 x ,46 x ,326-1,3136-1, ,342 7,71 x ,82 x ,476-1,1127-2, ,342 8 x10-2 6,55 x ,21-1,096-2, ,342 9, ,89 x ,83-1,012-2,31 Bentonit alam yang digunakan berturut-turut adalah 0,5; 1; 1,5; 2; dan 2,5 gram sehingga nilai konsentrasi awal (Co) adalah tetap. Konsentrasi Auksin IAA 60 ppm, dengan ph 3 dan waktu kontak 60 menit. Misal : y = 0,002x + 0,162 0,218 = 0,002x + 0,162 x = 29 mg/l Co = Ce = &/% $ &/ = 0,342 )*/+ $ *,-)/)./ = 0,0773 = 7,73 x 10-2 C teradsorp = 0,342 0,0773 = 0,2655 Q =, ,$ + = 0,02655 mol/gram,$ *,-) Ce/Q = 2,91 gram/l 62

35 Isoterm Langmuir Satuan Q = 98 = mol/g & Persamaan Langmuir :; < = 1? :; Y= 319,7 x 14,89 Satuan slope = B C = D/ D = &/% /% =E/FG Slope = = 319,7 g/mol b=, */)./ = 0,00312 mol/g Satuan Intersep = sumbu Y = ).//+ ).//* = g/l Intersep = = - 14,89 g/l LM N N = ",( */+ /M = ",( */+, */)./ -14,89 g/l x K = 319,7 g/mol K =, */)./ ",( */+ = - 21,42 L/mol 63

36 Isoterm Freudnlich Persamaan Freundlich : Q = Kf Ce 1/n Log Q = 1/n log Ce + log Kf Y = -3,038x +-5,331 Slope = O = -3,038 n= ",( +/* = -0,3291 Satuan intersept = sumbu Y = L/mol Log Kf = -5,331 L/mol Kf = 10-5,331 L/mol = 4, L/mol Energi adsorpsi pada persamaan Freundlich E adsorpsi = - G = RT ln K Dimana : R = 8,314 J/K.mol Maka T = 302,15 º K K = Kf = 4, L/mol E adsorpsi = RT ln K E adsorpsi = 8,314 J/K.mol x 302,15 º K x ln (4, ) = -30,386 KJ/mol 64

PREPARASI KOMPOSIT TiO 2 -SiO 2 DENGAN METODE SOL-GEL DAN APLIKASINYA UNTUK FOTODEGRADASI METHYL ORANGE

PREPARASI KOMPOSIT TiO 2 -SiO 2 DENGAN METODE SOL-GEL DAN APLIKASINYA UNTUK FOTODEGRADASI METHYL ORANGE PREPARASI KOMPOSIT TiO 2 -SiO 2 DENGAN METODE SOL-GEL DAN APLIKASINYA UNTUK FOTODEGRADASI METHYL ORANGE Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Program Studi Kimia Oleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap diazinon, terlebih dahulu disintesis adsorben kitosan-bentonit mengikuti prosedur yang telah teruji (Dimas,

Lebih terperinci

Kajian adsorpsi linear alkyl benzene sulphonate (Miftah Rifai dan Irwan Nugraha)

Kajian adsorpsi linear alkyl benzene sulphonate (Miftah Rifai dan Irwan Nugraha) KAJIAN ADSORPSI LINEAR ALKYL BENZENE SULPHONATE (LAS) DENGAN BENTONIT-KITOSAN Miftah Rifai, Irwan Nugraha Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Email : miftah.rifai@yahoo.com ABSTRAK Deterjen

Lebih terperinci

Molekul, Vol. 9. No. 1. Mei, 2014: KAJIAN ADSORPSI HORMON PENGATUR TUMBUH ASAM GIBERELIN DENGAN MENGGUNAKAN BENTONIT ALAM

Molekul, Vol. 9. No. 1. Mei, 2014: KAJIAN ADSORPSI HORMON PENGATUR TUMBUH ASAM GIBERELIN DENGAN MENGGUNAKAN BENTONIT ALAM Molekul, Vol. 9. No. 1. Mei, 2014: 26-35 KAJIAN ADSORPSI HORMON PENGATUR TUMBUH ASAM GIBERELIN DENGAN MENGGUNAKAN BENTONIT ALAM SELF-ASSESSMENT OF GROWTH HORMONE ADSORPTION GIBBERELLIN ACID USING NATURAL

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk merubah karakter permukaan bentonit dari hidrofilik menjadi hidrofobik, sehingga dapat meningkatkan kinerja kitosan-bentonit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai Agustus 2013 di Laboratorium Riset dan Kimia Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

UJI KAPASITAS DAN ENERGI ADSORPSI KARBON AKTIF, KITOSAN-BENTONIT, DAN KOMBINASINYA TERHADAP RESIDU PESTISIDA ENDOSULFAN DAN ION

UJI KAPASITAS DAN ENERGI ADSORPSI KARBON AKTIF, KITOSAN-BENTONIT, DAN KOMBINASINYA TERHADAP RESIDU PESTISIDA ENDOSULFAN DAN ION KATA PENGANTAR Bismillaahirrahmanirrahiim Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya serta shalawat dan salam tetap tercurah kepada Nabi Muhammad

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN INTISARI ABSTRACT ii iii iv v vi x xi xii

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sebelum Aktivasi

LAMPIRAN 1 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sebelum Aktivasi LAMPIRAN 1 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sebelum Aktivasi 35 LAMPIRAN 2 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sesudah Aktivas 36 LAMPIRAN 3 Data XRD Pasir Vulkanik Merapi a. Pasir Vulkanik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Panjang Gelombang Maksimum (λ maks) Larutan Direct Red Teknis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Panjang Gelombang Maksimum (λ maks) Larutan Direct Red Teknis BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Panjang Gelombang Maksimum (λ maks) Larutan Direct Red Teknis Penentuan panjang gelombang maksimum (λ maks) dengan mengukur absorbansi sembarang

Lebih terperinci

Penulis sangat menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan tesis ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran

Penulis sangat menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan tesis ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran Penulis sangat menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan tesis ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kebaikan. Akhir kata, penulis berharap

Lebih terperinci

ADSORPSI PEWARNA METHYLENE BLUE MENGGUNAKAN PASIR VULKANIK GUNUNG MERAPI SKRIPSI

ADSORPSI PEWARNA METHYLENE BLUE MENGGUNAKAN PASIR VULKANIK GUNUNG MERAPI SKRIPSI ADSORPSI PEWARNA METHYLENE BLUE MENGGUNAKAN PASIR VULKANIK GUNUNG MERAPI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara umum penelitian akan dilakukan dengan pemanfaatan limbah media Bambu yang akan digunakan sebagai adsorben dengan diagram alir keseluruhan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR LAMPIRAN... x

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR LAMPIRAN... x DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 3 1.3 Batasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 24 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu pembuatan adsorben dan uji kinerja adsorben tersebut untuk menyisihkan phenanthrene dari dalam air. 4.1 Pembuatan adsorben

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit Penelitian ini menggunakan zeolit alam yang berasal dari Lampung dan Cikalong, Jawa Barat. Zeolit alam Lampung

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya. 5 E. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (25 : 75), F. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (50 : 50), G. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (75 :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dimulai pada tanggal 1 April 2016 dan selesai pada tanggal 10 September 2016. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pembuatan Larutan Methyl Red

Lampiran 1. Pembuatan Larutan Methyl Red Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methyl Red 1. Larutan Induk Larutan induk 1000 ppm dibuat dengan cara menimbang kristal methyl red sebanyak 1 gram, dilarutkan dalam etanol sebanyak 600 ml dan distirrer selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran lingkungan oleh logam berat menjadi masalah yang cukup serius seiring dengan penggunaan logam berat dalam bidang industri yang semakin meningkat. Keberadaan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Bentonit diperoleh dari bentonit alam komersiil. Aktivasi bentonit kimia. Aktivasi secara kimia dilakukan dengan merendam bentonit dengan menggunakan larutan HCl 0,5 M yang bertujuan

Lebih terperinci

METODE. Penentuan kapasitas adsorpsi dan isoterm adsorpsi zat warna

METODE. Penentuan kapasitas adsorpsi dan isoterm adsorpsi zat warna bermuatan positif. Kation yang dihasilkan akan berinteraksi dengan adsorben sehingga terjadi penurunan intensitas warna. Penelitian ini bertujuan mensintesis metakaolin dari kaolin, mensintesis nanokomposit

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan Secara garis besar, penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama yaitu penentuan spektrum absorpsi dan pembuatan kurva kalibrasi dari larutan zat warna RB red F3B. Tahap

Lebih terperinci

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol PENGARUH PENAMBAHAN SURFAKTAN hexadecyltrimethylammonium (HDTMA) PADA ZEOLIT ALAM TERDEALUMINASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGADSORPSI FENOL Sriatun, Dimas Buntarto dan Adi Darmawan Laboratorium Kimia Anorganik

Lebih terperinci

dapat ditemukan dalam tanah bentonit. Montmorillonit kualitas komersial sering juga dinamakan

dapat ditemukan dalam tanah bentonit. Montmorillonit kualitas komersial sering juga dinamakan BAB I PENDAHULUAN Montmorillonit Diantara berbagai jenis mineral lempung, kelompok smektit khususnya montmorillonit merupakan jenis mineral yang kelimpahannya di alam cukup banyak. Mineral montmorillonit

Lebih terperinci

Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methyl Violet = 5

Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methyl Violet = 5 Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methyl Violet 1. Membuat larutan Induk Methyl Violet 1000 ppm. Larutan induk methyl violet dibuat dengan cara melarutkan 1 gram serbuk methyl violet dengan akuades sebanyak

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan uji aktivitas katalis Pt/Zr-MMT serta aplikasinya sebagai katalis dalam konversi sitronelal menjadi mentol

Lebih terperinci

IMMOBILISASI FOTOKATALIS TiO 2 -SILIKA GEL DENGAN BINDER COLLOIDAL SILIKA SEBAGAI PENDEGRADASI DIAZINON SKRIPSI. Oleh Yasinta Sarosa NIM

IMMOBILISASI FOTOKATALIS TiO 2 -SILIKA GEL DENGAN BINDER COLLOIDAL SILIKA SEBAGAI PENDEGRADASI DIAZINON SKRIPSI. Oleh Yasinta Sarosa NIM IMMOBILISASI FOTOKATALIS TiO 2 -SILIKA GEL DENGAN BINDER COLLOIDAL SILIKA SEBAGAI PENDEGRADASI DIAZINON SKRIPSI Oleh Yasinta Sarosa NIM 091810301033 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

OPTIMASI DEKOLORISASI REMAZOL YELLOW FG DENGAN KOMBINASI SISTEM ADSORPSI DAN FOTOELEKTRODEGRADASI MENGGUNAKAN FOTOANODA Ti/TiO 2 -PbO

OPTIMASI DEKOLORISASI REMAZOL YELLOW FG DENGAN KOMBINASI SISTEM ADSORPSI DAN FOTOELEKTRODEGRADASI MENGGUNAKAN FOTOANODA Ti/TiO 2 -PbO OPTIMASI DEKOLORISASI REMAZOL YELLOW FG DENGAN KOMBINASI SISTEM ADSORPSI DAN FOTOELEKTRODEGRADASI MENGGUNAKAN FOTOANODA Ti/TiO 2 -PbO Disusun Oleh : PUJI ESTIANINGSIH M0311055 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. LEMBAR PERSEMBAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. LEMBAR PERSEMBAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... i LEMBAR PERSEMBAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN... x GLOSARIUM... xi INTISARI.... xii ABSTRACT...

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN y = x R 2 = Absorban

HASIL DAN PEMBAHASAN y = x R 2 = Absorban 5 Kulit kacang tanah yang telah dihaluskan ditambahkan asam sulfat pekat 97%, lalu dipanaskan pada suhu 16 C selama 36 jam. Setelah itu, dibilas dengan air destilata untuk menghilangkan kelebihan asam.

Lebih terperinci

OPTIMASI PARAMETER ADSORPSI LOGAM Pb OLEH SERBUK KAYU POHON MANGGA (Mangifera indica) DALAM SISTEM DINAMIS SKRIPSI

OPTIMASI PARAMETER ADSORPSI LOGAM Pb OLEH SERBUK KAYU POHON MANGGA (Mangifera indica) DALAM SISTEM DINAMIS SKRIPSI OPTIMASI PARAMETER ADSORPSI LOGAM Pb OLEH SERBUK KAYU POHON MANGGA (Mangifera indica) DALAM SISTEM DINAMIS SKRIPSI Oleh Miranti Puspitasari NIM 091810301002 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

MODIFIKASI LEMPUNG BENTONIT TERAKTIVASI ASAM SULFAT DENGAN BENZALKONIUM KLORIDA DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA RHODAMINE B SKRIPSI

MODIFIKASI LEMPUNG BENTONIT TERAKTIVASI ASAM SULFAT DENGAN BENZALKONIUM KLORIDA DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA RHODAMINE B SKRIPSI MODIFIKASI LEMPUNG BENTONIT TERAKTIVASI ASAM SULFAT DENGAN BENZALKONIUM KLORIDA DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA RHODAMINE B SKRIPSI Oleh: NI PUTU WIDYA TIRONIKA DEWI NIM. 1208105041 JURUSAN

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Shellyta Ratnafuri M BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Disusun Oleh : Shellyta Ratnafuri M BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perlakuan nh 4 cl dan gelombang mikro terhadap karakter keasaman montmorillonit Disusun Oleh : Shellyta Ratnafuri M.0304063 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lempung merupakan materi yang unik.

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ARANG AKTIF TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI ADSORBEN SULFIDA DALAM LIMBAH CAIR PABRIK TAHU SKRIPSI. Oleh : Maimunah Noer Aini NIM

PEMANFAATAN ARANG AKTIF TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI ADSORBEN SULFIDA DALAM LIMBAH CAIR PABRIK TAHU SKRIPSI. Oleh : Maimunah Noer Aini NIM PEMANFAATAN ARANG AKTIF TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI ADSORBEN SULFIDA DALAM LIMBAH CAIR PABRIK TAHU SKRIPSI Oleh : Maimunah Noer Aini NIM 081810301029 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengujian dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Pengujian dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai September 2012 di Laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Indonesia.

Lebih terperinci

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+ MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA IV Peran Riset dan Pembelajaran Kimia dalam Peningkatan Kompetensi Profesional Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP

Lebih terperinci

DEGRADASI FOTOELEKTROKATALITIK RHODAMINE B DENGAN FOTOANODA Ti/TiO 2 -NiO PADA SISTEM FLOW. Disusun Oleh : SETYO PRAMONO M

DEGRADASI FOTOELEKTROKATALITIK RHODAMINE B DENGAN FOTOANODA Ti/TiO 2 -NiO PADA SISTEM FLOW. Disusun Oleh : SETYO PRAMONO M DEGRADASI FOTOELEKTROKATALITIK RHODAMINE B DENGAN FOTOANODA Ti/TiO 2 -NiO PADA SISTEM FLOW Disusun Oleh : SETYO PRAMONO M0309053 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana

Lebih terperinci

LAMPIRAN A DATA PERCOBAAN

LAMPIRAN A DATA PERCOBAAN LAMPIRAN A DATA PERCOBAAN LA.1 Pengaruh Konsentrasi Awal Terhadap Daya Serap Tabel LA.1 Data percobaan pengaruh konsentrasi awal terhdap daya serap Konsentrasi Cd terserap () Pb terserap () 5 58,2 55,2

Lebih terperinci

ADSORPSI SIANIDA PADA LIMBAH INDUSTRI TEPUNG TAPIOKA MENGGUNAKAN SERBUK SEKAM PADI

ADSORPSI SIANIDA PADA LIMBAH INDUSTRI TEPUNG TAPIOKA MENGGUNAKAN SERBUK SEKAM PADI ADSORPSI SIANIDA PADA LIMBAH INDUSTRI TEPUNG TAPIOKA MENGGUNAKAN SERBUK SEKAM PADI SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Jurusan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Adsorpsi Zat Warna

HASIL DAN PEMBAHASAN. Adsorpsi Zat Warna Adsorpsi Zat Warna Pembuatan Larutan Zat Warna Larutan stok zat warna mg/l dibuat dengan melarutkan mg serbuk Cibacron Red dalam air suling dan diencerkan hingga liter. Kemudian dibuat kurva standar dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Tahapan penelitian secara umum mengenai pemanfaatan tulang sapi sebagai adsorben ion logam Cu (II) dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1 berikut

Lebih terperinci

PENENTUAN KONDISI OPTIMUM PEMBUATAN GEL CINCAU HIJAU DAN PENGARUH PENAMBAHAN ADSORBEN TERHADAP WARNA GEL CINCAU HIJAU SKRIPSI

PENENTUAN KONDISI OPTIMUM PEMBUATAN GEL CINCAU HIJAU DAN PENGARUH PENAMBAHAN ADSORBEN TERHADAP WARNA GEL CINCAU HIJAU SKRIPSI PENENTUAN KONDISI OPTIMUM PEMBUATAN GEL CINCAU HIJAU DAN PENGARUH PENAMBAHAN ADSORBEN TERHADAP WARNA GEL CINCAU HIJAU SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains dalam

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. kedua, dan 14 jam untuk Erlenmeyer ketiga. Setelah itu larutan disaring kembali, dan filtrat dianalisis kadar kromium(vi)-nya.

HASIL DAN PEMBAHASAN. kedua, dan 14 jam untuk Erlenmeyer ketiga. Setelah itu larutan disaring kembali, dan filtrat dianalisis kadar kromium(vi)-nya. 8 kedua, dan 14 jam untuk Erlenmeyer ketiga. Setelah itu larutan disaring kembali, dan filtrat dianalisis kadar kromium(vi)-nya. HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan Kapasitas Tukar Kation Kapasitas tukar kation

Lebih terperinci

SINTESIS KARBON AKTIF DARI LIMBAH KULIT PISANG KEPOK (Musa Paradisiaca) MENGGUNAKAN AKTIVATOR NaOH DAN APLIKASINYA SEBAGAI ADSORBEN MALACHITE GREEN

SINTESIS KARBON AKTIF DARI LIMBAH KULIT PISANG KEPOK (Musa Paradisiaca) MENGGUNAKAN AKTIVATOR NaOH DAN APLIKASINYA SEBAGAI ADSORBEN MALACHITE GREEN SINTESIS KARBON AKTIF DARI LIMBAH KULIT PISANG KEPOK (Musa Paradisiaca) MENGGUNAKAN AKTIVATOR NaOH DAN APLIKASINYA SEBAGAI ADSORBEN MALACHITE GREEN Skripsi diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk

Lebih terperinci

PEMBUATAN ADSORBEN GRAPHENE OXIDE TERMODIFIKASI GLISIN UNTUK ADSORPSI ION TEMBAGA(II) DENGAN SISTEM BATCH

PEMBUATAN ADSORBEN GRAPHENE OXIDE TERMODIFIKASI GLISIN UNTUK ADSORPSI ION TEMBAGA(II) DENGAN SISTEM BATCH PEMBUATAN ADSORBEN GRAPHENE OXIDE TERMODIFIKASI GLISIN UNTUK ADSORPSI ION TEMBAGA(II) DENGAN SISTEM BATCH Disusun Oleh : EKA WULANDARI M0312018 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran I Langkah kerja percobaan adsorpsi logam Cadmium (Cd 2+ ) Mempersiapkan lumpur PDAM

LAMPIRAN. Lampiran I Langkah kerja percobaan adsorpsi logam Cadmium (Cd 2+ ) Mempersiapkan lumpur PDAM LAMPIRAN 56 57 LAMPIRAN Lampiran I Langkah kerja percobaan adsorpsi logam Cadmium (Cd 2+ ) 1. Preparasi Adsorben Raw Sludge Powder (RSP) Mempersiapkan lumpur PDAM Membilas lumpur menggunakan air bersih

Lebih terperinci

TINGKAT KESADAHAN AIR SUMUR DI SEKITAR PEGUNUNGAN KAPUR PUGER SKRIPSI

TINGKAT KESADAHAN AIR SUMUR DI SEKITAR PEGUNUNGAN KAPUR PUGER SKRIPSI TINGKAT KESADAHAN AIR SUMUR DI SEKITAR PEGUNUNGAN KAPUR PUGER SKRIPSI Oleh Eka Prasetyaningsih NIM 091810301023 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2014 TINGKAT

Lebih terperinci

SKRIPSI KOMPOSIT BENTONIT-KITOSAN UNTUK PENYERAPAN LOGAM BERAT. Diajukan Oleh: Stephen Utomo NRP:

SKRIPSI KOMPOSIT BENTONIT-KITOSAN UNTUK PENYERAPAN LOGAM BERAT. Diajukan Oleh: Stephen Utomo NRP: SKRIPSI KOMPOSIT BENTONIT-KITOSAN UNTUK PENYERAPAN LOGAM BERAT Diajukan Oleh: Stephen Utomo NRP: 5203013017 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2016 iii iv

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium penelitian jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel kulit

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DAN AKTIVASI CAMPURAN TANAH ANDISOL / LEMPUNG BAYAT / ABU SEKAM SEBAGAI PENJERAP LOGAM BERAT KROMIUM (Cr) TESIS

KARAKTERISTIK DAN AKTIVASI CAMPURAN TANAH ANDISOL / LEMPUNG BAYAT / ABU SEKAM SEBAGAI PENJERAP LOGAM BERAT KROMIUM (Cr) TESIS KARAKTERISTIK DAN AKTIVASI CAMPURAN TANAH ANDISOL / LEMPUNG BAYAT / ABU SEKAM SEBAGAI PENJERAP LOGAM BERAT KROMIUM (Cr) TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Teknik Kimia FT Unnes yang meliputi pembuatan adsorben dari Abu sekam padi (rice husk), penentuan kondisi optimum

Lebih terperinci

Efek Suhu Kalsinasi Pada Penggunaan Lumpur Alum IPA sebagai Adsorben Untuk Menurunkan Konsentrasi Limbah Fosfat

Efek Suhu Kalsinasi Pada Penggunaan Lumpur Alum IPA sebagai Adsorben Untuk Menurunkan Konsentrasi Limbah Fosfat Company LOGO Efek Suhu Kalsinasi Pada Penggunaan Lumpur Alum IPA sebagai Adsorben Untuk Menurunkan Konsentrasi Limbah Fosfat Oleh : Frida Novia Handini (3307.100.071) Dosen Pembimbing : Welly Herumurti,

Lebih terperinci

KAJIAN ADSORPSI ZAT PENGATUR TUMBUH NAPHTHALENE ACETIC ACID (NAA) TERHADAP BENTONIT ALAM

KAJIAN ADSORPSI ZAT PENGATUR TUMBUH NAPHTHALENE ACETIC ACID (NAA) TERHADAP BENTONIT ALAM J. Kaunia Vol. X No. 2, Oktober 2014/1435: 103-116 ISSN 1829-5266 (print) ISSN 2301-8550 (online) KAJIAN ADSORPSI ZAT PENGATUR TUMBUH NAPHTHALENE ACETIC ACID (NAA) TERHADAP BENTONIT ALAM Nura Lailatussoimah,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji Fotodegradasi Senyawa Biru Metilena

HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji Fotodegradasi Senyawa Biru Metilena 4 koloid pada tabung tersebut dengan jarak 10 cm dari permukaan larutan. Fraksi ini ditampung dan dikoagulasikan dengan penambahan NaCl. Setelah fraksi terkoagulasi, larutan bagian atas dibuang dan endapan

Lebih terperinci

STUDI FABRIKASI SENSOR KIMIA BERBASIS PRUSSIAN BLUE UNTUK PENENTUAN ASAM ASKORBAT DALAM MINUMAN S K R I P S I

STUDI FABRIKASI SENSOR KIMIA BERBASIS PRUSSIAN BLUE UNTUK PENENTUAN ASAM ASKORBAT DALAM MINUMAN S K R I P S I STUDI FABRIKASI SENSOR KIMIA BERBASIS PRUSSIAN BLUE UNTUK PENENTUAN ASAM ASKORBAT DALAM MINUMAN S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian Program Sarjana Sains Jurusan Kimia Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengandung bahan anorganik yang berisi kumpulan mineral-mineral berdiameter

BAB I PENDAHULUAN. mengandung bahan anorganik yang berisi kumpulan mineral-mineral berdiameter BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah lempung mempunyai cadangan yang cukup besar di hampir seluruh wilayah Indonesia namum pemanfaatannya masih belum optimal. Tanah lempung merupakan bahan alam

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI CORE-SHELL ZnO/TiO2 SEBAGAI MATERIAL FOTOANODA PADA DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) SKRIPSI

SINTESIS DAN KARAKTERISASI CORE-SHELL ZnO/TiO2 SEBAGAI MATERIAL FOTOANODA PADA DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) SKRIPSI SINTESIS DAN KARAKTERISASI CORE-SHELL ZnO/TiO2 SEBAGAI MATERIAL FOTOANODA PADA DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSSC) SKRIPSI Oleh Yuda Anggi Pradista NIM 101810301025 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methylene Blue

Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methylene Blue Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methylene Blue 1. Larutan Induk Pembuatan larutan induk methylene blue 1000 ppm dilakukan dengan cara melarutkan kristal methylene blue sebanyak 1 gram dengan aquades kemudian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Preparasi Adsorben

HASIL DAN PEMBAHASAN. Preparasi Adsorben 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Adsorben Perlakuan awal kaolin dan limbah padat tapioka yang dicuci dengan akuades, bertujuan untuk membersihkan pengotorpengotor yang bersifat larut dalam air. Selanjutnya

Lebih terperinci

EKSTRAKSI PIGMEN MERAH DARI KAYU SECANG DAN PENGARUH PENAMBAHAN HIDROKUINON UNTUK APLIKASI CAT AKRILIK ARISTA MARGIANA

EKSTRAKSI PIGMEN MERAH DARI KAYU SECANG DAN PENGARUH PENAMBAHAN HIDROKUINON UNTUK APLIKASI CAT AKRILIK ARISTA MARGIANA EKSTRAKSI PIGMEN MERAH DARI KAYU SECANG DAN PENGARUH PENAMBAHAN HIDROKUINON UNTUK APLIKASI CAT AKRILIK Disusun Oleh: ARISTA MARGIANA M0310009 SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

ANALISIS KADAR Pb DAN Cu PADA IKAN SERTA SAUS KEMASAN KALENG TERHADAP LAMA PENYIMPANAN SKRIPSI. Oleh: Hefinda Erfiandika

ANALISIS KADAR Pb DAN Cu PADA IKAN SERTA SAUS KEMASAN KALENG TERHADAP LAMA PENYIMPANAN SKRIPSI. Oleh: Hefinda Erfiandika ANALISIS KADAR Pb DAN Cu PADA IKAN SERTA SAUS KEMASAN KALENG TERHADAP LAMA PENYIMPANAN SKRIPSI Oleh: Hefinda Erfiandika 101810301019 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

IMMOBILISASI TiO 2 DALAM MATRIKS SiO 2 DENGAN METODE SOL-GEL UNTUK MENDEGRADASI LIMBAH CAIR PEWARNA TEKSTIL SKRIPSI

IMMOBILISASI TiO 2 DALAM MATRIKS SiO 2 DENGAN METODE SOL-GEL UNTUK MENDEGRADASI LIMBAH CAIR PEWARNA TEKSTIL SKRIPSI IMMOBILISASI TiO 2 DALAM MATRIKS SiO 2 DENGAN METODE SOL-GEL UNTUK MENDEGRADASI LIMBAH CAIR PEWARNA TEKSTIL SKRIPSI Oleh Angga Pradana NIM 061810301045 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

MODIFIKASI LEMPUNG BENTONIT TERAKTIVASI ASAM DENGAN BENZALKONIUM KLORIDA SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA RHODAMINE B.

MODIFIKASI LEMPUNG BENTONIT TERAKTIVASI ASAM DENGAN BENZALKONIUM KLORIDA SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA RHODAMINE B. ISSN 1907-9850 MODIFIKASI LEMPUNG BENTONIT TERAKTIVASI ASAM DENGAN BENZALKONIUM KLORIDA SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA RHODAMINE B Ni Putu Widya Tironika Dewi 1*, I Nengah Simpen 1, dan I Wayan Suarsa 1 1

Lebih terperinci

TESIS. KULIT KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) SEBAGAI ADSORBEN Pb(II) PEANUT (Arachis hypogaea L.) SHELL AS Pb(II) ADSORBENT

TESIS. KULIT KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) SEBAGAI ADSORBEN Pb(II) PEANUT (Arachis hypogaea L.) SHELL AS Pb(II) ADSORBENT TESIS KULIT KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) SEBAGAI ADSORBEN Pb(II) PEANUT (Arachis hypogaea L.) SHELL AS Pb(II) ADSORBENT ADE OKTASARI 13/350599/PPA/04102 PROGRAM STUDI S2 KIMIA DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI...vii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR LAMPIRAN...xiii. 1.2 Perumusan Masalah...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI...vii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR LAMPIRAN...xiii. 1.2 Perumusan Masalah... DAFTAR ISI JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR...... iii INTISARI......v ABSTRACT...... vi DAFTAR ISI......vii DAFTAR TABEL...... x DAFTAR GAMBAR...... xi DAFTAR LAMPIRAN....xiii BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 19 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Waktu Optimal yang Diperlukan untuk Adsorpsi Ion Cr 3+ Oleh Serbuk Gergaji Kayu Albizia Data konsentrasi Cr 3+ yang teradsorpsi oleh serbuk gergaji kayu albizia

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Skema interaksi proton dengan struktur kaolin (Dudkin et al. 2004).

HASIL DAN PEMBAHASAN. Skema interaksi proton dengan struktur kaolin (Dudkin et al. 2004). 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Adsorben Penelitian ini menggunakan campuran kaolin dan limbah padat tapioka yang kemudian dimodifikasi menggunakan surfaktan kationik dan nonionik. Mula-mula kaolin dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Ca-Bentonit. Na-bentonit memiliki kandungan Na +

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Ca-Bentonit. Na-bentonit memiliki kandungan Na + BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bentonit Bentonit merupakan salah satu jenis lempung yang mempunyai kandungan utama mineral smektit (montmorillonit) dengan kadar 85-95% bersifat plastis dan koloidal tinggi.

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS NIKEL(II) DENGAN LIGAN ETILENDIAMINTETRAASETAT (EDTA)

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS NIKEL(II) DENGAN LIGAN ETILENDIAMINTETRAASETAT (EDTA) PENULIS : 1. Nur Chamimmah Lailis I,S.Si 2. Dr. rer. nat. Irmina Kris Murwani ALAMAT : JURUSAN KIMIA ITS SURABAYA JUDUL : SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS NIKEL(II) DENGAN LIGAN ETILENDIAMINTETRAASETAT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Persiapan Adsorben Cangkang Gonggong Cangkang gonggong yang telah dikumpulkan dicuci bersih dan dikeringkan dengan matahari. Selanjutnya cangkang gonggong

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN L1.1 DATA HASIL PERCOBAAN Berikut merupakan hasil analisa β-karoten dengan konsentrasi awal β-karoten sebesar 552 ppm menggunakan spektrofotometer UV-Vis (Ultraviolet-Visible).

Lebih terperinci

ANALISIS KESTABILAN KALIUM IODAT DALAM GARAM TERHADAP PERUBAHAN TEMPERATUR MENGGUNAKAN METODE TITRASI IODOMETRI DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS SKRIPSI

ANALISIS KESTABILAN KALIUM IODAT DALAM GARAM TERHADAP PERUBAHAN TEMPERATUR MENGGUNAKAN METODE TITRASI IODOMETRI DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS SKRIPSI ANALISIS KESTABILAN KALIUM IODAT DALAM GARAM TERHADAP PERUBAHAN TEMPERATUR MENGGUNAKAN METODE TITRASI IODOMETRI DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS SKRIPSI Oleh Nirka Ardila NIM 091810301003 JURUSAN KIMIA FAKULTAS

Lebih terperinci

Wassalamu alaikum Wr.Wb. Bandung, Februari Penulis. viii

Wassalamu alaikum Wr.Wb. Bandung, Februari Penulis. viii KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr.Wb. Alhamdulillahirabbil alamim. Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Mengetahui apa yang tidak kita ketahui dan Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang tidak pernah pandang

Lebih terperinci

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan Januari hingga April 2008 di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Institut Teknologi Bandung. Sedangkan pengukuran

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu TINJAUAN PUSTAKA Survei dan Pemetaan Tanah Tujuan survey dan pemetaan tanah adalah mengklasifikasikan dan memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu satuan peta tanah yang

Lebih terperinci

UJI KINERJA ADSORBEN KITOSAN-BENTONIT TERHADAP LOGAM BERAT DAN DIAZINON SECARA SIMULTAN

UJI KINERJA ADSORBEN KITOSAN-BENTONIT TERHADAP LOGAM BERAT DAN DIAZINON SECARA SIMULTAN Jurnal Sains dan Teknologi Kimia, Vol 1. No.2 ISSN 2087-7412 Oktober 2010, Hal 121-134 UJI KINERJA ADSORBEN KITOSAN-BENTONIT TERHADAP LOGAM BERAT DAN DIAZINON SECARA SIMULTAN Anna Permanasari, Wiwi Siswaningsih,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penjelasan Umum Penelitian ini menggunakan lumpur hasil pengolahan air di PDAM Tirta Binangun untuk menurunkan ion kadmium (Cd 2+ ) yang terdapat pada limbah sintetis. Pengujian

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN L-1.1 DATA HASIL PERSIAPAN ADSORBEN Berikut merupakan hasil aktivasi adsorben batang jagung yaitu pengeringan batang jagung pada suhu tetap 55 C. L-1.1.1 Data pengeringan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iv vii viii x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 2 1.3

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Adsorben 1. Analisis Uji NaF Uji NaF dilakukan untuk mengetahui keberadaan alofan dalam sampel tanah andisol. Dari hasil uji NaF diperoleh nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara penghasil tebu yang cukup besar di dunia. Menurut data FAO tahun 2013, Indonesia menduduki peringkat ke-9 dengan produksi tebu per

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen secara kualitatif dan kuantitatif. Metode penelitian ini menjelaskan proses degradasi fotokatalis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian dilaksanakan di Laboratorium Riset, dan Laboratorium Kimia Instrumen

Lebih terperinci

PEMBUATAN ADSORBEN DARI CANGKANG KERANG BULU YANG DIAKTIVASI SECARA TERMAL SEBAGAI PENGADSORPSI FENOL SKRIPSI

PEMBUATAN ADSORBEN DARI CANGKANG KERANG BULU YANG DIAKTIVASI SECARA TERMAL SEBAGAI PENGADSORPSI FENOL SKRIPSI PEMBUATAN ADSORBEN DARI CANGKANG KERANG BULU YANG DIAKTIVASI SECARA TERMAL SEBAGAI PENGADSORPSI FENOL SKRIPSI Oleh JEFFRY HARYADI NASUTION 100405053 DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : komposit kaolin-cr 2 O 3, karakterisasi, fotokatalis, remazol brilliant orange. iii

ABSTRAK. Kata kunci : komposit kaolin-cr 2 O 3, karakterisasi, fotokatalis, remazol brilliant orange. iii ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang pembuatan komposit kaolin-cr 2 O 3 yang digunakan dalam proses fotodegradasi zat warna remazol brilliant orange. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik

Lebih terperinci

PENGGUNAAN LIDAH MERTUA (Sansevieria trifasciata) SEBAGAI PENURUN KADAR LOGAM BERAT KROMIUM (Cr) DALAM LIMBAH BATIK DI KOTA PEKALONGAN

PENGGUNAAN LIDAH MERTUA (Sansevieria trifasciata) SEBAGAI PENURUN KADAR LOGAM BERAT KROMIUM (Cr) DALAM LIMBAH BATIK DI KOTA PEKALONGAN PENGGUNAAN LIDAH MERTUA (Sansevieria trifasciata) SEBAGAI PENURUN KADAR LOGAM BERAT KROMIUM (Cr) DALAM LIMBAH BATIK DI KOTA PEKALONGAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret dan Laboratorium Lingkungan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah 25-27º C pada siang

II. TINJAUAN PUSTAKA. udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah 25-27º C pada siang 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Umum Tanaman Cabai Tanaman cabai mempunyai daya adaptasi yang cukup luas. Tanaman ini dapat diusahakan di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai ketinggian 1400

Lebih terperinci

ANALISIS KEBERADAAN ALUMUNIUM TERHADAP UNSUR HARA MAKRO KALSIUM DAN KALIUM DALAM TANAH DI SEKITAR WILAYAH PLTU PAITON SKRIPSI

ANALISIS KEBERADAAN ALUMUNIUM TERHADAP UNSUR HARA MAKRO KALSIUM DAN KALIUM DALAM TANAH DI SEKITAR WILAYAH PLTU PAITON SKRIPSI ANALISIS KEBERADAAN ALUMUNIUM TERHADAP UNSUR HARA MAKRO KALSIUM DAN KALIUM DALAM TANAH DI SEKITAR WILAYAH PLTU PAITON SKRIPSI Oleh Nur Aziizah Islami NIM 061810301075 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

LAMPIRAN I. LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II)

LAMPIRAN I. LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II) LAMPIRAN I LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II) 1. Persiapan Bahan Adsorben Murni Mengumpulkan tulang sapi bagian kaki di RPH Grosok Menghilangkan sisa daging dan lemak lalu mencucinya dengan air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perindustrian di Indonesia semakin berkembang. Seiring dengan perkembangan industri yang telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perindustrian di Indonesia semakin berkembang. Seiring dengan perkembangan industri yang telah memberikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perindustrian di Indonesia semakin berkembang. Seiring dengan perkembangan industri yang telah memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas hidup manusia,

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI ph DAN WAKTU PADA PEMBUATAN Ca-Mg/Al HYDROTALCITE-LIKE DARI BRINE WATER

PENGARUH VARIASI ph DAN WAKTU PADA PEMBUATAN Ca-Mg/Al HYDROTALCITE-LIKE DARI BRINE WATER PENGARUH VARIASI ph DAN WAKTU PADA PEMBUATAN Ca-Mg/Al HYDROTALCITE-LIKE DARI BRINE WATER Disusun oleh : AZIZ AHMAD DAROJAT M0308079 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Bahan Humat dengan Carrier Zeolit terhadap Jumlah Tandan Pemberian bahan humat dengan carrier zeolit tidak berpengaruh nyata meningkatkan jumlah tandan

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan bulan Juni 2014 Februari 2015 di Laboratorium Terpadu Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Balai Riset dan

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kimia Analitik dan laboratorium penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga, mulai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALIR Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi hidrogen klorida (HCl) dan waktu hidrotermal terhadap kristalinitas SBA-15, maka penelitian ini dilakukan dengan tahapan

Lebih terperinci

TURBIDIMETRI UNTUK ANALISA KLORIDA MENGGUNAKAN FLOW INJECTION ANALYSIS SKRIPSI. Oleh. Mazia Ulfah NIM

TURBIDIMETRI UNTUK ANALISA KLORIDA MENGGUNAKAN FLOW INJECTION ANALYSIS SKRIPSI. Oleh. Mazia Ulfah NIM TURBIDIMETRI UNTUK ANALISA KLORIDA MENGGUNAKAN FLOW INJECTION ANALYSIS SKRIPSI Oleh Mazia Ulfah NIM 081810301017 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2013 TURBIDIMETRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang perindustrian. Penggunaan logam krombiasanya terdapat pada industri

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang perindustrian. Penggunaan logam krombiasanya terdapat pada industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Logam krom (Cr) merupakan salah satu logam berat yang sering digunakan dalam bidang perindustrian. Penggunaan logam krombiasanya terdapat pada industri pelapisan logam,

Lebih terperinci

KAJIAN ADSORPSI METILENA BIRU PADA HUMIN

KAJIAN ADSORPSI METILENA BIRU PADA HUMIN KAJIAN ADSORPSI METILENA BIRU PADA HUMIN Andi Muhammad Anshar*,Sri Juari Santoso**,Sri Sudiono** *Prodi kimia Unhas Makassar ** Prodi Kimia UGM Yogyakarta andhy_ugm@yahoo.com Sari Metilena Biru (MB) merupakan

Lebih terperinci