PENERAPAN PEMBELAJARAN CIRC UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KRITIK SASTRA PADA KELAS XII IPS A SMA NU GOMBENGSARI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN PEMBELAJARAN CIRC UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KRITIK SASTRA PADA KELAS XII IPS A SMA NU GOMBENGSARI"

Transkripsi

1 PENERAPAN PEMBELAJARAN CIRC UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KRITIK SASTRA PADA KELAS XII IPS A SMA NU GOMBENGSARI Haikal Kafili Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Artikel ini ditulis yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis membaiknya kemampuan menulis kritik sastra dengan menggunakan teknik CIRC. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS A SMA NU Gombengsari, Kabupaten Banyuwangi yang terdiri dari 26 siswa. Berdasarkan hasil penelitian keterampilan menulis kritik sastra dengan menggunakan teknik CIRC siswa dikelas XII IPS A di SMA NU Gombengsari, Kabupaten Banyuwangi dapat disimpulkan beberapa poin. Pertama proses mengajar keterampilan menulis kritik sastra dengan menggunakan teknik CIRC akan lebih baik. Kedua pelaksanaan teknik CIRC dalam dua siklus (dua kali pertemuan) dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam keterampilan menuliskritik sastra tentang 71,8% pada siklus 1dan kemudian meningkat pada siklus II menjadi82,88%. Kata kunci: Pembelajaran CIRC, Meningkatkan, Menulis, Kritik sastra Menulis merupakan salah satu keteram-pilan yang penting dikuasai oleh siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Keterampilan menulis akan membantu siswa dalam mengikuti proses pembelajaran khususnya pembelajaran bahasa Indonesia. Dalam pembelajaran keterampilan menulis, siswa dapat mengungkapkan ide dan pikiran ke dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu, siswa membutuhkan latihan yang berkelanjutan agar memiliki keterampilan menulis. Akhadiah, dkk. (1989: 1) menya - takan bahwa menulis merupakan kegiatan yang takterpisahkan dalam proses belajar, sehingga begitu dibutuhkannya siswa untuk memiliki wawasan yang lebih luas dan mendalam mengenai unsur atau hal yang ditulisnya. Akhadiah, dkk (1989: 2) menambahkan bahwa menulis juga berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkap-kannya secara tersurat. Dengan demikian, kegiatan menulis tersebut dapat menjelaskan permasalahan yang semula samar bagi diri si penulis. Salah satu kegiatan berbahasa adalah menulis karya sastra prosa.djamaris (2002:4) mengemukakan jenis karya sastra yang tergolong prosa terbagi atas tiga macam, yaitu: (1) carito atau cerita, (2) kaba, (3) undang-undang, dan (4) tambo. Jenis karya sastra yang tergolong cerita ini merupakan cerita pendek atau cerita sederhana, salah satunya dongeng. Dan Djmaris juga menyatakan dongeng adalah cerita tentang suatu hal yang tidak pernah terjadi dan hanya cerita khayal semata. Setiap karya sastra yang dihasilkan oleh si pengarang diharapkan dapat dinikmati dan diteladani dalam NOSI Volume 2, Nomor 2, Agustus 2014 Halaman 29

2 setiap kehidupan nyat oleh si pembaca. Lalu dalam konteks berikutnya mendapatkan apresiasi dan kritik terhadap karya tersebut. Masyarakat pembaca umumnya hanya bisa menikmati dari untaian karya dalam bentuk karya sastra tulis, baik dalam bentuk prosa ataupun puisi. Untuk bisa memahami secara keseluruhan dengan mengapresiasikan seninya maupun pendekatan kritik sastra masih dibutuhkan pembelajaran termasuk siswa kelas XII SMA NU Gombengsari. Para ahli dalam mendefinisikan kritik sastra memiliki sudut pandang yang berbeda namun memiliki garis besar yang sama yaitu penilaian. HB. Yassin (dalam Semi, 1985:10) mengemukakan bahwa kritik sastra adalah pertimbangan baik buruknya suatu hasil karya sastra. Ditambahkan dalam penjelasan Hardjana (dalam Semi, 1985:10), kritik sastra sebagai hasil usaha pembaca dalam mencari dan menentukan nilain hakiki karya sastra lewat pemahaman dan penafsiran sistematik, yangi dinyatakan dalam bentuk tertulis. Semi (1985:11) sendiri berpendapat bahwa kritik sastra adalah upaya menentukan nilai hakiki karya sastra dalam bentuk memberi pujian, mengatakan kesalahan, memberi pertimbangan lewat pemahaman dan penafsiran yang sistematik. Lebih rinci lagi Pradopo (2010:10) menambahkan kritik sastra merupakan bidang studi sastra untuk menghakimi karya sastra, untuk memberi penilaian dan keputusan mengenai bermutu atau tidaknya suatu karya sastra. Selanjutnya ia menambahkan dalam kritik sastra, suatu karya sastra diuraikan (dianalisis) unsurunsurnya atau norma-normanya, diselidiki, diperiksa satu per satu, kemudian ditentukan berdasarkan hukum-hukum penilaian karya sastra, bernilai atau kurang bernilaikah karya sastra itu. Berdasarkan temuan lapangan di SMA NU Gombengsari, peneliti menemukan empat masalah dalam pembelajaran keterampilan menulis kritik sastra.pertama, pembelajaran menulis kritik satra kurang diminati sehingga keaktifan belajar siswa kurang.kedua, perhatian sisa kurang fokus pada pembelajaran. Ketiga, siswa tidak memahami memahami pembelajaran kritik sastra sehinggamembuat siswa kurang disiplin dalam belajar.keempat, teknik pembelajaran menuliskritik sastra tidak bervariasi. Guru masih menggu-nakan teknik pembelajaran yang konvensional yang lebih banyak menitikberatkan pada metode ceramah. Sehingga dalam penugasan selalu tidak tepat. Sehubungan dengan penggunaan teknik di dalam menulis kritik sastra, penggunaan CIRC merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan. Menurut Maufur (2009: 51-52) memberikan rumusan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model cooperative integrated reading and composition sebagai berikut (1) membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen; (2) guru memberikan wacana atau kliping koran sesuai dengan topik pembelajaran; (3) sswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana atau kliping NOSI Volume 2, Nomor 2, Agustus 2014 Halaman 30

3 dan ditulis pada lembar kertas; (4) mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok; (5) guru membuat kesimpulan bersama; (6) penutup. Dengan adanya contoh sebagai pedoman dalam menulis, siswa mendapat kemudahan untuk mengembangkan ide, pikiran, gagasan, dan pendapat berdasarkan fakta yang diperoleh dari lapangan. Dengan menerapkan teknik CIRC dalam menulis kritik sastra, akan dapat merangsang siswa untuk berpikir kreatif dalam menuangkan ide, gagasan, dan pendapatnya ke dalam tulisan. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini penting untuk dilakukan karena siswa kelas XII IPS A SMA NU Gombengsaribelum mampu untuk menuliskritik sastra dengan baik. Penggunaan CIRC diharapkan mampu meminimalisasi kesulitan dalam mencapai tujuan pembelajaran. METODE Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Dikatakan PTK karenapenelitian ini bertujuan untuk memperbaiki proses dan hasil pembelajaran menulis kritik sastra di kelas XII IPS A SMA NU Gombengsari. Hal itu sesuai dengan pendapat Arikunto (2009:2-3) yang menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan yang dilakukan didasarkan atas upaya meningkatkan hasil, yaitu lebih baik dari sebelumnya. Karakteristik utama dalam penelitian tindakan kelas adalah bersifat siklus, artinya penelitian tindakan kelas terikat oleh siklus-siklus.pada prinsipnya penelitian tindakan kelas memiliki empat tahap, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.keempat tahap tersebut merupakan dasar untuk rancangan pemecahan masalah dan harus ada dalam satu siklus. Penelitian ini dilaksanakan di SMA NU Gombengsari yang terletak di Kecamatan Kalipuro Kabupaten Banyuwangi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS A. Karena penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, maka subjek yang diambil hanya satu kelas. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang akan dilaksanakan pada Semester II Februai-Maret Tahun Pelajaran Data penelitian ini bersumber dari proses pembelajaran selama penelitian berlangsung. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan hasil tes unjuk kerja, lembaran observasi, hasil wawancara, dan catatan lapangan. Penganalisisan data dilakukan dengan cara menganalisis data yang diperoleh dari data kualitatif dan kuantitatif setiap selesai siklus. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus.masingmasing siklusdilakukan melalui empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan (tindakan), pengamatan (o bservasi), dan refleksi.sebelum melakukan tindakan pada siklus I, peneliti terlebih dahulu melaksanakan kegiatan prasiklus (studi pendahuluan). NOSI Volume 2, Nomor 2, Agustus 2014 Halaman 31

4 Berdasarkan tes yang dilaksanakan pada saat kegiatan pratindakan diketahui bahwa kemampuan menulis kritik sastra siswa kelas XII IPS A SMA NU Gombengsari masih rendah. Hal itu bisa dilihat dari perolehan nilai akhir tes kemampuann menulis kritik sastra. Hasil tes menunjukkan hanya 6 siswa (23%) yang mendapat nilai 75 ke atas sedangkan sisanya dibawah 75. Sedangkan perolehan nilai sikap atau proses pembelajaran keaktifan siswa mendapat 7 siswa (27%), perhatian siswa 8 siswa (31%), Kedisiplinan mendapat 15 siswa (58%), Penugasan/Resitasi mem-peroleh 3 siswa (11,5%). Berdasarkan analisis data, diperoleh gambaran bahwa kemampuan menulis kritik sastra siswa pada seluruh aspek secara umum berada pada klasifikasi cukup, sebanyak 6 siswa kualifikasi baik. Siswa lainnya yaitu, 3 orang berada pada klasifikasi kurang, 15 orang berada pada klasifikasi cukup. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa baik pada masing-masing aspek kemampuan menulis kritik sastra secara umum, belum mencapai ketuntasan belajar minimal (KKM) 75. Berdasarkan dari hasil data prasiklus inilah peneliti menjalankan siklus I dari penelitian tindakan kelas. Siklus I Siklus I dilaksanakan dalam sekali pertemuan. Pertemuan siklus I dilaksana-kan 06 Februari 2014.Penelitian pada siklus Imeliputi empat tahapan kegiatan, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan atau observasi, dan refleksi. Penggunaan CIRC dalam perencanaan pembelajaran menulis kritik sastra disusun dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Perencanaan disusun dan dikembangkan berdasarkan program semester 2. Perencana-an dibuat untuk satukali pertemuan atau 3x40 menit. Penyusunan RPP dilaksanakan secara kolaboratif antara peneliti dengan kolaborator. Peneliti berperan langsung sebagai guru yang memberikan tindakan, sedangkan guru teman sejawat berperan sebagai kolaborator dan observer (pengamat). (a) Kegiatan-kegiatan yang direncanakan pada pertemuan pertama ini adalah sebagai berikut. Guru mengucapkan salam. (b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. (c) Guru memotivasi agar siswa antusias dalam mengikuti pelajaran. (d) Guru dan siswa bertanyajawab mengenai kritik sastra. (e) Guru menjelaskan materi mengenai menulis kritik sastra disertai dengan contoh. (f) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, masing-masing kelom-pok berjumlah 4-5 orang. (g) Guru menjelaskan mekanisme kelompok dengan metode CIRC. (h) Guru membagikan cerpen-cerpen dan biografi pengarangnya. (i) Masing -masing kelompok memilih satu cerpen atau lebih dengan pencipta sama. (j) Masingmasing anggota kelompok mem-baca cerpen yang telah dipilih. (k) Guru menyuruh siswa menentukan tema kritik sastra. (l) Masing -masing kelompok dimin-ta untuk mengungkapkan pendapatnya dan ditulis sesuai dengan kaidah kritik sastra. (m) Sebelum mempresentasikan pekerjaan-nya, siswa diminta untuk menyunting. (n) Masing - masing kelompok mempresentasi-kan NOSI Volume 2, Nomor 2, Agustus 2014 Halaman 32

5 karangannya. (o) Kelompok lain memberi tanggapan. (p) Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan yang telah dilaksanakan. (q) Guru menutup kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi yang telah dilakukan baik oleh peneliti sendiri ataupun kolaborator sebagai observer terhadap proses pembelajaran menulis kritik sastra dengan berbantuan CIRC, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan siklus I dapatdikatakan belum berhasil dan perlu ditingkatkan pada siklus II. Hal itu terjadi karena masih terdapat kendalakendala dalam proses pelaksanaan pembelajaran Kendala-kendala tersebut sebagai berikut. Pertama, siswa terkendala dalam menulis kritik sastra karena kurang memahami tesk cerpen sehingga keaktifan berpengaruh kurang. Kedua, penguasaan kelas yang kurang baik sehingga kelas terlalu ribut sehingga mengakibatkan terganggunya kosentrasi siswa dalam menulis kritik sastra halini sehingga siswa kurang perhatian. Ketiga, guru masih mendominasi perannya dari seluruh tahapan pembelajaran ini sehingga siswa tidak disiplin karena merasa bosan. Solusidari masalah ini adalah guru harus lebih memperhatikan siswa dan melibatkan siswa dalam setiap tahapan pembelajaran. Keempat, kurangnya pemahaman siswa tentang prosedur penulisan kritik sastra terutama dalam memberikan pengaruh sensitivitas dan menggunakan diksi (pilihan kata) yang menggugah, hal ini disebabkan karena penjelasan guru yang terlalau cepat dan pengelolaan kelas yang kurang baik. Kelima, penyampaian guru yang terlalu cepat sehingga siswa kurang memahami penjelasan yang disampaikan guru tentang materi pembelajaran, sehingga siswa masih kurang memahami cara menulis kritik sastra menggunakan teknik CIRC. Keenam, kurangnya pendekatan personal kepada siswa yang merupakan kendala dalam menulis kritik sastra, hal ini disebabkan karena guru kurang memperhatikan siswa yang masih belum paham terhadap pelajaran yang telah dijelaskan. Ketujuh, nilai Menulis kritik sastra dengan Menggunakan Teknik CIRC di SMA NU Gombengsari baru baru meningkat 11 siswa (42%) yang memilki kemampuan menulis kritik sastra di atas KKM 75. Agar lebih jelas, berikut nilai kemampuan menuliskan kritik sastra siswa kelas XII IPS A SMA NU Gombengsari. Berdasarkan dari pengamatan proses dan hasil pembelajaran menulis kritik sastra, diperoleh gambaran ketercapaian indikator dalam pelaksanaan siklus I, sebagai berikut. (1) siswa yang aktif sekitar 14 siswa (53%), sisanya tergolong pasif ; (2) siswa yang memiliki perhatian baik 20 siswa (77%) sedang yang lain kurang begitu perhatian; (3) Kedisiplinan siswa 22 siswa (85%) kategori baik sedang yang lain masih memerlukan pembinaan; (4) Penugasan kategori baik hanya 8 siswa (31%) sedang sisanya masih belum bisa; (5) siswa yang sudah dapat menulis kritik sastra baik dan telah mencapai ketuntasan belajar sebanyak 11 siswa (42%), sedang sisanya belum tuntas karena nilai dibawah KKM, yakni 75. Siklus II Tindakan siklus II dilaksanakan dalam sekali pertemuan. Pertemuan NOSI Volume 2, Nomor 2, Agustus 2014 Halaman 33

6 dilak-sanakan06maret 2014.Tindakan pada siklus II ini dilaksanakan karena proses dan hasil pembelajaran yang diperoleh pada siklus I belum mencapai target yang telah ditentukan. Pelaksanaan tindakan siklus II berpedoman pada hasil refleksi siklus I.Penelitian pada siklus II meliputi empat tahapan kegiatan, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan atau observasi, dan refleksi. Kegiatan yang dilakukan dalam pertemuan pertama siklus II sebagai berikut.(1) Guru mengondisikan kelas kemudian mengucapkan salam, (2) guru menyuruh siswa untuk berdoa terlebih dahulu, (3) guru mengecek kehadiran siswa, (4) guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, (5) guru menyampaikan kekurangan atau mengealuasi pembelajaran menulis kritik sastra yang telah dilaksanakan sebelumnya, (6) guru memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti pelajaran, (7) guru dan siswa bertanya jawab mengenai kritik sastra, (8) guru menjelaskan materi mengenai menulis kritik sastra, (9) guru membagikan cerpen-cerpen karya KH. Mustofa Bisri berikut dengan profilnya, (10) Guru meminta salah satu siswa membaca cerpen karya KH. Mustofa Bisri, (11) guru meminta siswa untuk mengidentifikasi cerpen dan profil pengarangnya, (1 2) guru menjelaskan mekanisme kelompok dengan metode CIRC, (1 3) guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok berjumlah 4 5 siswa, (1 4) guru membagikan cerpen-cerpen nusantara pada tiap-tiap kelompok, (1 5) masing-masing kelompok memilih 1 cerpen yang bertema budaya, (1 6) masing-masing kelompok membaca cerpen yang telah dipilih oleh kelompok, (17) semua kelompok mengumpulkan kembali cerpen-cerpen pada guru, (1 8) guru menyuruh tiap-tiap kelompok mendiskusikan cerpen-cerpen yang telah dibacanya, (1 9) masing-masing kelompok diminta untuk menulis kritik atas cerita berdasarkan pokok-pokok isi cerita yang telah dicatat dengan bahasa mereka sendiri, ( 20) sebelum mempresentasikan pekerjaannya, siswa diminta untuk menyunting pekerjaannya, (2 1) masing-masing kelompok mempresentasikan hasil tulisan kritiknya di depan kelas, (2 2) kelompok lain memberi tanggapan, (23) guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang selalu dilaksanakan, (2 4) guru menutup kegiatan pembelajaran.beradasarkan hasil pengamatan yang dilaksanakan dalam siklus II ini dapat disimpulkan secara keseluruhan kegiatan guru dalam setiap pertemuan baik pada pertemuan pertama maupun kedua pada siklus II semuanya terlaksana dengan baik, semua kegiatan yang seharusnya dilakukan guru semuanya telah dilaksanakan guru dengan baik dan terarah.kesempurnaan kegiatan guru tersebut berdasarkan beberapa perbaikan yang dilakukan untuk siklus II serta perencanaan yang baik oleh guru untuk siklus II berdasarkan pengalaman yang telah didapat pada siklus sebelumnya. Peningkatan hasil pembelajaran menulis kritik sastra menunjukan peningkatan dari siklus sebelumnya. Nilai siswa pada siklus II yang kualifikasi baik. Artinya, nilai pada siklus II sudah mencapai target ketuntasan(kkm) yang diharapkan, NOSI Volume 2, Nomor 2, Agustus 2014 Halaman 34

7 yaitu 75. Penelitian ini dicukupkan pada siklus II saja. Hal ini dikarenakan keterbatasan peneliti dalam masalah waktu, tenaga, dan dana. Penelitian ini memungkinkan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut untuk meneliti hal-hal yang belum sempat peneliti teliti. Agar lebih, berikut rata-rata nilai kemampuan siswa dalam menulis kritik sastra siswa kelas XII IPS ASMA NU GombengsariKecamatan Kalipuro Kabupaten Banyuwangi. Berdasarkan dari pengamatan proses dan hasil pembelajaran menulis kritik sastra, diperoleh gambaran ketercapaian indikator dalam pelaksanaan siklus I, sebagai berikut. (1) siswa yang aktif sekitar 14 siswa (53%), sisanya tergolong pasif ; (2) siswa yang memiliki perhatian baik 20 siswa (77%) sedang yang lain ku rang begitu perhatian; (3) Kedisiplinan siswa 22 siswa (85%) kategori baik sedang yang lain masih memerlukan pembinaan; (4) Penugasan kategori baik hanya 8 siswa (31%) sedang sisanya masih belum bisa; (5) siswa yang sudah dapat menulis kritik sastra baik dan telah mencapai ketuntasan belajar sebanyak 11 siswa (42%), sedang sisanya belum tuntas karena nilai dibawah KKM, yakni 75. Peningkatan proses pembelajaran menulis kritik sastra Penentuan persentase proses dihitung dari jumlah siswa yang mendapatkan nilai dengan kriteria sangat baik dan baik pada masingmasing indikator selama kegiatan pembelajaran, indikator itu meliputi: (1) Meningkatnya keaktifan siswa. Adapun bentuk keaktifan diamati meliputi sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Keaktifan dalam membaca cerita, menyimak dan mencatat dari cerita yang diceritakan, saling bertanya, mengajukan ide, menulis kritik dan kerjasama, mengoreksi dan memeriksa karya kelompok. Hal itu bisa dilihat dari survey awal sampai perkembangan siklus, survey awal keaktifan hanya 27%,siklus I tingkat keaktifan siswa 53% menjadi 96% pada siklus II. (2) Meningkatnya perhatian siswa. Perhatian siswa meliputi ketenangan dan keseriusan siswa, fokus pada materi, antusias. Indikator ini mengalami peningkatan. Kita lihat pada survey awal hanya 31%, siklus I mencapai 77%, siklus II meningkat menjadi 92%. (3) Kedisiplinan. kedisiplinan menjadi penting karena didalamnya menyangkut tingkat kehadiran, datang tepat waktu, dan pulang tepat waktu. Pada survey awal hanya 58%, siklus I mencapai 82%, siklus II meningkat menjadi 92%. (4) Penugasan/Resitasi. Penugasan ini meliputi mengerjakan semua tugas, ketepatan mengumpulkan tugas sesuai waktunya, dan mengerjakan tugas sesua perintah. Survey awal 11,5%, Siklus I penugasan mencapai angka 31% dan meningkat pada siklus II mencapai 92%,. Suatu angka yang fantastis kenaikannya hal itu terjadi sejak ada reward yang NOSI Volume 2, Nomor 2, Agustus 2014 Halaman 35

8 Tabel 1 Rekapitulasi Peningkatan Proses Kemampuan Menulis Kritik Sastra Indikator Presentase Pratindakan Siklus I Siklus II Keaktifan 27% 53% 96% Perhatian 31% 77% 92% Kedisiplinan 58% 82% 92% Penugasan/Resitasi 11,5% 31% 92% Pratindak Siklus I Siklus II Gambar 1. Grafik Peningkatan Proses Pembelajaran Menulis Kritik Sastra siswa cenderung bimbang karena belum Peningkatan hasil pembelajaran terbiasa dalam menuangkan ide dan menulis kritik sastra gagasan. Namun diterapkannya metode CIRC membuat para siswa lebih mudah Kemampuan siswa dalam dalam memunculkan gagasan tema apa menulis kritik sastra pada penelitian ini yang sesuai dengan cerpen dan biografi meningkat setelah mengikuti yang dibacanya. (2) Ketepatan pembelajaran dengan menerapkan pemilihan objek karya sastra dengan metode Cooperative Integrated Reading tujuan penulisan, Salah satu hal yang and Composition (CIRC). Peningkatan menjadi pokok sentral dalam penulisan hasil belajar dapat kita lihat dari hasil kritik sastra adalah ketepatan pemilihan belajar siswa siklus I dan siklus II. objek karya sastranya, sebab karya Peningkatan kemampuan menulis kritik sastra yang unik memiliki daya tarik sastra berdasarkan beberapa kriteria, tersendiri bagi pembaca dan akan lebih yakni pemilihan tema, pemilihan objek mudah menghubungkan dengan tujuan karya sastra, penerapan prinsip-prinsip penulisan yaitu sebuah kritik penulisan kritik sastra, isi, ejaan dan sastra.mengamati hasil pekerjaan siswa tanda baca, struktur kalimat dan diksi. sebelum diadakan tindakan, objek yang (1) Pemilihan Tema Kritik Sastra, Siswa dijadikan tujuan penulisan dari siswa mampu memilih tema kritik sastra dan melenceng dari harapan tulisan kritik menjadikan acuan dalam pengembangan sastra. Akhirnya, metode CIRC sedikit isi kritik.sebelum diadakan tindakan mengubah khasanah pemikiran siswa NOSI Volume 2, Nomor 2, Agustus 2014 Halaman 36

9 dalam menentukan objek karya sastra untuk menjadikan suatu tujuan penulisan kritik sastra. (3) Ketepatan penerapan prinsip-prinsip penulisan kritik sastra, Penulisan kritik sastra memiliki prinsip untuk menghakimi suatu karya sastra namun juga secara implisit mengapresiasikan karya sastra itu sebagai suatu nilai seni yang berharga.sebelum diadakan tindakan siswa cenderung mentah dalam menghakimi suatu karya sastra tanpa menghiraukan nilai apresiasinya.setelah dilakukan tindakan dengan metode CIRC pola berpikir siswa bergeser menuju pola positif dan apresiatif dalam penulisan kritik sastranya. (4) Ketepatan isi dengan tujuan penulisan, siswa cenderung menyimpang dari tujuan penulisan kritik sastra saat masih dilakukan survey awal namun setelah mendapatkan tindakan sampai siklus II, siswa memahami maksud dan tujuan dari penulisan kritik sastra sehingga isi sesuai tujuan penulisan. (5) Ejaan dan tanda baca, Pada saat survey awal banyak ditemukan kesalahan penggunaan ejaan dan tanda baca.seperti penggunaan huruf besar da huruf kecil serta singkatansingkatan.penggunaan metode CIRC dalam penelitian ini melibatkan siswa untuk membaca cerpen dan profll terlebih dahulu.hal ini memungkinkan secara tidak langsung siswa mengetahui bagaimana bahasa yang digunakan dalam karya sastra, siswa sudah mudah mencermati dalam menulis kritik sastranya. (6 ) Struktur Kalimat, Siswa mampu menyusun struktur kalimat secara jelas dan tidak rumpang, setelah mendapatkan tindakan, karena kesempatan untuk membaca dan diskusi menjadikan penulisan kritik sastra menjadi lebih teratur dan apalagi ada kontroling teman kelompoknya sehingga terhindar dari kesalahan. (7) Diksi/pilihan kata, Ketepatan menentukan pilihan kata menjadikan kemudahan penulisan kritik sastra, sebelum diadakan tindakan, banyak ditemukan kata-kata yang sebenarnya menjadi bahan kritikan malah menjadi gaya penulisan.setelah tindakan gaya pilihan kata mulai tercerahkan dan siswa lebih enjoy mengurai kata-kata dalam penulisan kritik sastra. Peningkatan yang terjadi pada kriteria-kriteria di atas, berjalan linier dengan peningkatan nilai atau hasil menulis kritik sastra. Pada saat survei awal terlihat bahwa kemampuan siswa dalam menulis kritik sastra kurang memuaskan. Hal tersebut ditandai dengan jumlah siswa yang telah mendapat nilai ketuntasan belajar ( 75), yakni hanya 6 siswa atau 23%.Setelah diberi tindakan, mulai ada peningkatan yang signifikan dari siklus 1 sampai siklus II.Pada siklus I siswa yang mendapatkan nilai 75 sebanyak 11 siswa atau 42%.Pada siklus II kemampuan menulis kritik sastra mengalami peningkatan sebanyak 24 siswa atau 92%. Penerapan metode CIRC dalam pembelajaran menulis kritik sastra dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis kritik sastra. Kondisi tersebut ditandai dengan semakin meningkatnya siswa yang mendapatkan nilai ketuntasan belajar.peningkatan dari setiap aspek penulisan di atas menjadikan kemampuan siswa dalam menulis teks berita juga mengalami peningkatan.hal ini ditandai dengan meningkatnya nilai siswa dalam menulis kritik sastra yang diperoleh dari siklus pertama ke siklus berikutnya.peningkatan nilai siswa dari siklus pertama ke siklus berikutnya dapat digunakan sebagai tolok ukur kemampuan siswa dalam menulis kritik sastra. NOSI Volume 2, Nomor 2, Agustus 2014 Halaman 37

10 Tabel 5. Rekapitulasi Peningkatan Kemampuan Menulis Kritik Sastra Indikator Kemampuan siswa dalam menulis kritik sastra Presentase Pratindakan Siklus I Siklus II 23 % 42% 92% Series 1 Column1 Column2 0 Pra tindakan Siklus I Siklus II Gambar 4. Grafik Peningkatan Kemampuan Menulis Kritik Sastra SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. (1) Penerapan metode CIRC dapat meningkatkan proses pembelajaran menulis kritik sastra pada Kita lihat pada siklus I mencapai 77% meningkat menjadi 92% pada siklus II. (c) Kedisiplinan. Kedisiplinan menjadi penting karena didalamnya menyangkut tingkat kehadiran, datang tepat waktu, dan pulang tepat waktu. Pada siklus I mencapai 82% meningkat menjadi 92% pada siklus II. (d) Penugasan/Resitasi. Penugasan ini meliputi mengerjakan semua tugas, ketepatan mengumpulkan tugas sesuai waktunya, dan mengerjakan tugas sesuai perintah. Siklus I penugasan siswa kelas XII IPS A SMANU Gombengsari. Hal ini di indicator I sebagai berikut. (a) Meningkatnya keaktifan siswa. Adapun bentuk keaktifan diamati meliputi sikap siswa mencapai angka 31% dan meningkat selama kegiatan pembelajaran pada siklus II mencapai 92%,.Suatu berlangsung. Keaktifan dalam membaca angka yang fantastis kenaikannya hal itu cerita, menyimak dan mencatat dari terjadi sejak ada reward yang tuntas cerita yang diceritakan, saling bertanya, pembelajarannya. (2) Penerapan metode mengajukan ide, menulis kritik dan CIRC dapat meningkatkan kemampuan kerjasama, mengoreksi dan memeriksa siswa dalam menulis kritik sastra. karya kelompok. Hal itu bisa dilihat dari Peningkatan ini ditandai dengan perkembangan siklus, siklus I tingkat meningkatnya jumlah siswa yang keaktifan siswa 53% menjadi 96% memperoleh sesuai dengan ketuntasan padasiklus II. (b) Meningkatnya belajar ( 75). Pada survey awal hanya 6 perhatian siswa. Perhatian siswa siswa atau 23% yang tuntas, pada siklus meliputi ketenangan dan keseriusan I jumlah siswa yang mendapat nilai 75 siswa, focus pada materi, antusias. sebanyak 11 siswa atau 42%. Pada Indikator ini mengalami peningkatan. siklus II kemampuan menulis kritik NOSI Volume 2, Nomor 2, Agustus 2014 Halaman 38

11 sastra mengalami peningkatan sebanyak 24 siswa atau 92%. Berdasarkan simpulan di atas, perlu dilakukan beberapa hal untuk perbaikan dan pengembangan pembelajaran menulis kritik sastra.penulis menyarankan beberapa saran sebagai pengetahuan dan informasi melalui berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik untuk mendukung pembelajaran menulis kritik sastra. (4)Bagi peneliti lain, (a) Peneliti yang lain hendaknya mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dengan metode CIRC dengan strategi pembelajaran yang lebih kreatif dan dapat berkolaborasi dengan guru secara optimal, (b) Penelitilain diharapkan mampu meciptakan metode pembelajaran baru yang lebih efektif dan efisien untuk meningkatkan kemampuan menulis kritik sastra. berikut. (1) Bagikepalasekolah, (a) Kepala sekolah sebaiknya selalu memantau kemampuan guru dalam mengajar agar bias mengetahui kualitas pembelajaran menulis kritik sastra yang telah dilaksanakan oleh guru, (b) Kepala sekolah hendaknya memberikan motivasi pada guru agar dapat melakukan inovasi dalam kegiatan pembelajaran menulis kritik sastra. (2) DAFTAR RUJUKAN Bagi guru, (a) Guru hendaknya dapat beradaptasi dan mengikuti Akhadiah, Sabarti dkk perkembangan metode pembelajaran Pembinaan Kemampuan Menulis yang inovatif, (b) Guru dapat Bahasa Indonesia. menemukan dan memilih metode Jakarta:Erlangga. pembelajaran lain yang lebih kreatif dan Arikunto, Suharsimi, dkk inovatif untuk meningkatkan kualitas Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: proses dan hasil pembelajaran menulis Bumi Angkasa. kritik sastra sehingga siswa tidak Djamaris, Edwar Pengantar mengalami kejenuhan, (c) Guru Sastra Rakyat Minangkabau. sebaiknya memilih metode dan sumber Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. belajar yang relevan dengan materi Maufur, Hasan Fauzi Sejuta menulis kritik sastra yang diajarkan Jurus Mengajar Mengasyikkan. untuk mendapatkan hasil yang Semarang: Sindur Press maksimal. (d) Guru sebaiknya Pradopo, Rachmat Djoko Kritik menggunakan media dalam Sastra Indonesia pembelajaran kritik sastra yang Modern.Yogyakarta: Gama Media bervariasi sehingga siswa lebih antusias Pradopo, Rachmat Djoko dalam mengikuti pembelajaran. (3) Prinsip-Prinsip Kritik Sastra. Bagisiswa, (a) Siswa hendaknya banyak Yogyakarta: Gajah Mada mencari dan membaca contoh-contoh University Press kritik sastra, (b) siswa hendaknya lebih Semi, Atar Kritik Sastra. berpartisipatif dalam melakukan Bandung: Angkasa kegiatan diskusi selama pembelajaran Suyatno Menjelajah menulis kritik sastra berlang-sung, (c) Pembelajaran Inovatif. Siduarjo: siswa sebaiknya lebih berpar-tisipatif Mesmedia Buana Pustaka. dalam menciptakan pembelajaran menuliskritik sastra yang kondusif.(d) siswa hendaknya lebih aktif dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran menulis kritik sastra di kelas. (e) siswa sebaiknya selalu mengikuti perkembangan ilmu NOSI Volume 2, Nomor 2, Agustus 2014 Halaman 39

PENINGKATAN MENULISKAN KEMBALI DONGENG DENGAN TEKNIK CIRC SISWA KELAS VII.D SMPN 1 TANJUNG EMAS KABUPATEN TANAH DATAR

PENINGKATAN MENULISKAN KEMBALI DONGENG DENGAN TEKNIK CIRC SISWA KELAS VII.D SMPN 1 TANJUNG EMAS KABUPATEN TANAH DATAR PENINGKATAN MENULISKAN KEMBALI DONGENG DENGAN TEKNIK CIRC SISWA KELAS VII.D SMPN 1 TANJUNG EMAS KABUPATEN TANAH DATAR Oleh: Lisa Silvia Sari 1, Nursaid 2, Yasnur Asri 3 Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS X MA AL-ASY ARI KERAS DIWEK JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS X MA AL-ASY ARI KERAS DIWEK JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS X MA AL-ASY ARI KERAS DIWEK JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Kustiyah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS MELALUI MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 43 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik lebih memfokuskan pada teori sastra karena tujuan pembelajaran sastra

BAB I PENDAHULUAN. didik lebih memfokuskan pada teori sastra karena tujuan pembelajaran sastra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu pembelajaran yang diajarkan dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah pembelajaran sastra. Pada pembelajaran sastra bukan merupakan cara yang

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013-2014 Helmi Susanti Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:Prestasi

Lebih terperinci

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN KALIMAT UTAMA DALAM PARAGRAF PADA SISWA KELAS VIIB SMP 17 AGUSTUS 1945 CLURING MENGGUNAKAN METODE STAD TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini semua kelas VIII C SMP Negeri 7 Purwokerto yang berjumlah 35. Terdiri dari 17 putra dan 18

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan (action research) merupakan upaya pemecahan masalah atau suatu perbaikan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar materi cerpen yakni dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerpen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar materi cerpen yakni dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerpen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Data hasil penelitian ini diperoleh melalui wawancara, observasi, dokumentasi dan penilaian. Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran Bahasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. PTK merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang

BAB III METODE PENELITIAN. PTK merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian Pada penelitian ini, rancangan penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Saryono, (dalam Yanti dan Munaris, 0:) PTK merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran dan Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Suruh 02 berlokasi di Desa Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Daerah Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gedong 01, berada di Dusun Banyudono RT 02 RW 09 Desa Gedong, Kecamatan Bayubiru, Kabupaten

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Fitria Damayanti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia phiethriedamaya@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK), model yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK), model yang 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK), model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan Mc. Taggart yang

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli Mashura SMP Negeri 2 ToliToli, Kab. ToliToli, Sulteng ABSTRAK Strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan. Pelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan tentang materi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan. Pelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan tentang materi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Bahasa Indonesia memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan. Pelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan tentang materi kebahasaan

Lebih terperinci

[Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Deskriptif Menggunakan Metode Inkuiri Pada Siswa Kelas X-1 SMKS Kesehatan Kendari]

[Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Deskriptif Menggunakan Metode Inkuiri Pada Siswa Kelas X-1 SMKS Kesehatan Kendari] MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS X-1 SMKS KESEHATAN KENDARI 1 SAFTA DEWI 1 Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INSTRINSIK DAN EKSTRINSIK SASTRA MELALUI METODE PRESENTASI DISKUSI. Eri Sutatik SMA Negeri 2 Tanggul Kabupaten Jember

PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INSTRINSIK DAN EKSTRINSIK SASTRA MELALUI METODE PRESENTASI DISKUSI. Eri Sutatik SMA Negeri 2 Tanggul Kabupaten Jember Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 2, April 2016 ISSN 0854-2172 PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INSTRINSIK DAN EKSTRINSIK SASTRA MELALUI METODE PRESENTASI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PTK. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PTK. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan peneliti sebagai observer dan berkolaborasi dengan guru sebagai pengajar dalam penelitian. Sebelum

Lebih terperinci

WINDA TRIANSARI A

WINDA TRIANSARI A PENERAPAN STRATEGI COOPERATIVE INTERGRATED READING AND COMPOSITION DENGAN MEDIA ULAR TANGGA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA MATERI EKOSISTEM SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 1 NGUNTORONADI

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai berikut ini.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai berikut ini. BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai berikut ini. 1. Penerapan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

Lebih terperinci

Keyword: CIRC, Learning, Phoem

Keyword: CIRC, Learning, Phoem PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TENTANG MENULIS PUISI BEBAS PADA SISWA KELAS VA SD NEGERI 1 SELANG

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BRAINSTORMING

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BRAINSTORMING PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BRAINSTORMING Oleh: Rangga Tina R.Q. 1, Erizal Gani 2, Nursaid 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research).

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research). BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Masalah yang telah diuraikan sebelumnya dipecahkan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research). Melalui metode ini,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SDN PANJATAN Oleh: Woro Rukmi Estiningtyas 1, Imam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISISISWA KELAS VI SD ISLAM QURROTA A YUN NGUNUTMELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISISISWA KELAS VI SD ISLAM QURROTA A YUN NGUNUTMELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISISISWA KELAS VI SD ISLAM QURROTA A YUN NGUNUTMELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL Imam Sopingi Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Menulis puisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran menulis cerpen menggunakan strategi. 3M (Meniru-Mengolah-Mengembangkan) dilakukan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran menulis cerpen menggunakan strategi. 3M (Meniru-Mengolah-Mengembangkan) dilakukan dengan 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian mengenai pembelajaran menulis cerpen menggunakan strategi 3M (Meniru-Mengolah-Mengembangkan) dilakukan dengan menggunakan metode penelitian

Lebih terperinci

III. METODE TINDAKAN KELAS. dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak

III. METODE TINDAKAN KELAS. dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak III. METODE TINDAKAN KELAS 3.1 Rancangan Tindakan Kelas Rancangan tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), ruang lingkupnya adalah pembelajaran di dalam kelas

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 001 RIMBA SEKAMPUNG DUMAI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 001 RIMBA SEKAMPUNG DUMAI PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 001 RIMBA SEKAMPUNG DUMAI Farida Hasmi Surel : hasmifarida1963@gmail.com ABSTRAK Tujuan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis. Melalui bahasa seseorang dapat mengemukakan pikiran dan keinginannya kepada orang

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO Oleh: Anggun Tri Suciati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BERJENJANG SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK PGRI CEPU TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BERJENJANG SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK PGRI CEPU TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BERJENJANG SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK PGRI CEPU TAHUN PELAJARAN 2016-2017 Azis Amrulloh Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuliskan pengalaman dalam bentuk cerita dan puisi.

BAB I PENDAHULUAN. menuliskan pengalaman dalam bentuk cerita dan puisi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran sastra bertujuan agar siswa mampu mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan mendengarkan, menonton, membaca, dan melisankan hasil sastra berupa

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. pembelajaran dan berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik,

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. pembelajaran dan berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik, 1 BAB III PROSEDUR PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), ruang lingkupnya adalah pembelajaran di dalam kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Awal (Pra Siklus) Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti mencari data awal nilai keterampilan berbicara pada pelajaran

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Penelitian telah dilaksanakan di kelas XI AK 3 SMK Negeri 1 Sukoharjo. Adapun simpulan yang dihasilkan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Penerapan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian 20 III. METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh

Lebih terperinci

Keywords : CIRC, Improving Skills, Reading Comprehension

Keywords : CIRC, Improving Skills, Reading Comprehension PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS IV SDN 2 NGASINAN TAHUN AJARAN 2014/2015 Oleh: Laela

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING TEKNIK PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS 5 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING TEKNIK PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS 5 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING TEKNIK PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS 5 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 JURNAL Oleh : MARYUNINGSIH K8411045

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 JLEGIWINANGUN TAHUN AJARAN 2015/2016 Naelatul

Lebih terperinci

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI MEMBACA EKSPRESIF

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI MEMBACA EKSPRESIF PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI MEMBACA EKSPRESIF Aknes Triani, 2 Nur Hafsah Yunus MS, 3 Muhammad Syaeba Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Al Asyariah Mandar Aknes.Triani@gmail.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X.8 DENGAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X.8 DENGAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION PENINGKATAN MINAT DAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS X.8 DENGAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DI SMAN 1 KECAMATAN PAYAKUMBUH KABUPATEN LIMA PULUH KOTA Yunia Mentari

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Penelitian tindakan kelas menulis Q.S. Al-Mu minun ayat 1 s/d 11 dengan metode Drill dan teknik Modeling pada pelajaran Bahasa Arab, pada kelas VIIIC

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS DESKRIPTIF DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK AND WRITE

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS DESKRIPTIF DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK AND WRITE PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS DESKRIPTIF Oleh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Galuh ABSTRAK Penelitian ini bertolak dari rendahnya kemampuan siswa kelas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Subyek yang menjadi penelitian

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IX MTs. MIFTAHUSSALAM KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN MENGGUNAKAN METODE KARYA WISATA (FIELD TRIP)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IX MTs. MIFTAHUSSALAM KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN MENGGUNAKAN METODE KARYA WISATA (FIELD TRIP) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IX MTs. MIFTAHUSSALAM KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN MENGGUNAKAN METODE KARYA WISATA (FIELD TRIP) Muhamad Lukman Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS MELALUI METODE ROLE PLAYING. Khoirul Huda

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS MELALUI METODE ROLE PLAYING. Khoirul Huda Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 3, Juli 2015 ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS MELALUI METODE ROLE PLAYING Khoirul Huda SMP Negeri 1 Wonokerto Kabupaten

Lebih terperinci

RAHAYUNINGSIH SMP NEGERI 3 AMBARAWA Surat elektronik: Abstrak

RAHAYUNINGSIH SMP NEGERI 3 AMBARAWA Surat elektronik: Abstrak Peningkatan Kompetensi Menulis Puisi Melalui Three Fun Diksi Berbasis Film Dokumenter Kelas VIIId SMP Negeri 3 Ambarawa Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 RAHAYUNINGSIH SMP NEGERI 3 AMBARAWA Surat elektronik:

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH YOPI SANTRI YENI NPM

ARTIKEL ILMIAH YOPI SANTRI YENI NPM KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) ARTIKEL ILMIAH YOPI SANTRI

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu

Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu E-Journal Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK EPIGONAL. ENIEK SUNARSIH Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK EPIGONAL. ENIEK SUNARSIH Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK EPIGONAL SISWA KELAS V SDN HARGOMULYO 2 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ENIEK SUNARSIH Mahasiswa Magister Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah adalah siswa memiliki keterampilan berbahasa Indonesia, pengetahuan yang memadai mengenai penguasaan struktur bahasa,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Tamanwinangun yang beralamat di Jalan Bocor Nomor 54, Kelurahan Tamanwinangun,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBELAJARAN Pelaksanaan Tindakan Kondisi Awal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBELAJARAN Pelaksanaan Tindakan Kondisi Awal 21 4.1. Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Kondisi Awal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBELAJARAN Hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas I SD Negeri 4 Jono Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan sebelum

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MEMINDAI MELALUI MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SISWA KELAS IX MTs NEGERI 1 PALEMBANG

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MEMINDAI MELALUI MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SISWA KELAS IX MTs NEGERI 1 PALEMBANG MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MEMINDAI MELALUI MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SISWA KELAS IX MTs NEGERI 1 PALEMBANG Oleh Muhamad Nasir dan Abstrak Tulisan ini berawal dari

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN PARAGRAF PADA KELAS III SDN KEBOANSIKEP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN PARAGRAF PADA KELAS III SDN KEBOANSIKEP PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN PARAGRAF PADA KELAS III SDN KEBOANSIKEP Sofrowati Inayatun 148620600123/Semester 6/A2/S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INDAH GEGURITAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW. Sunandar

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INDAH GEGURITAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW. Sunandar Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 3, Juli 2015 ISSN 2087-3557 SD Negeri 02 Rembun Siwalan Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN TEKNIK JURNAL PRIBADI SISWA KELAS VIII-B MTS SUNAN KALIJAGA SENDURO LUMAJANG TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN TEKNIK JURNAL PRIBADI SISWA KELAS VIII-B MTS SUNAN KALIJAGA SENDURO LUMAJANG TAHUN AJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN TEKNIK JURNAL PRIBADI SISWA KELAS VIII-B MTS SUNAN KALIJAGA SENDURO LUMAJANG TAHUN AJARAN 2013/2014 Lukman Hakim Mahasiswa Magiter Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus terus dibina untuk meningkatkan mutu pembelajaran bahasa sekarang ini. Kita mengenal ada berbagai macam

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN YULI AMBARWATI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Aek Kuasan dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi Pedosfer

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Penelitian 1. Pra siklus Pada tahap pra siklus ini yang dilakukan oleh peneliti berupa pendokumentasian daftar nama, daftar nilai peserta didik, dan

Lebih terperinci

jumlah siswa sebanyak 423, maka jumlah kelas terbagi menjadi 12 kelas.

jumlah siswa sebanyak 423, maka jumlah kelas terbagi menjadi 12 kelas. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Candimulyo Magelang yang terletak di JL. Candimulyo, KM. 4, Candimulyo, Magelang. SMA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri Ampel 03 SD Negeri Ampel 03 terletak di Dukuh Ngaduman Desa Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Sekolah ini didirikan pada

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN DD/CT DENGAN MEDIA POWER POINT PADA MATERI BUMI DAN BENDA LANGIT SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TATA BUSANA 2 SMK N 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Candiwulan, UPT Kecamatan Adimulyo, Kabupaten Kebumen, tepatnya di jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbahasa meliputi empat aspek dasar, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbahasa meliputi empat aspek dasar, yaitu keterampilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik. Bahasa juga merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas dalam melaksanakan

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION 0 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA SISWA KELAS IX SMP SWASTA AL-ULUM MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 SITI

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MEDIA KATALOG MODEL PAKAIAN DAN TAS PADA SISWA KELAS X SMA CITRA MEDIKA MAGELANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MEDIA KATALOG MODEL PAKAIAN DAN TAS PADA SISWA KELAS X SMA CITRA MEDIKA MAGELANG METATESIS, Vol.1 No.2 OKTOBER 2016 ISSN: ISSN: 2528-3014 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MEDIA KATALOG MODEL PAKAIAN DAN TAS PADA SISWA KELAS X SMA CITRA MEDIKA MAGELANG Isnawati, Riniwati

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Banyubiru 01 di Dusun Kampung Rapet, Desa Banyubiru, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research. Arikunto,

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN APRESIASI PROSA FIKSI MELALUI PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING TIPE CIRC PADA KELAS V SD JURNAL. Oleh

PEMBELAJARAN APRESIASI PROSA FIKSI MELALUI PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING TIPE CIRC PADA KELAS V SD JURNAL. Oleh PEMBELAJARAN APRESIASI PROSA FIKSI MELALUI PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING TIPE CIRC PADA KELAS V SD JURNAL Oleh TIKA MIFTAHULJANNAH Dr. H. Suwarjo, M.Pd. Dra. Siti Rachmah S FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas

Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan masalah yang ditemukan, metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto (2010:128), penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis adalah suatu aspek keterampilan berbahasa dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis adalah suatu aspek keterampilan berbahasa dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis adalah suatu aspek keterampilan berbahasa dengan mengungkapkan buah pikiran melalui bahasa tulis untuk dibaca dan dimengerti oleh orang lain. menulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Aqib (2014: 18) PTK merupakan cara yang strategis bagi guru untuk memperbaiki

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I PURWOSARI TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013-2014 Widhihastuti Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kopeng 03 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. SD Negeri Kopeng 03 terletak

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL SISWA KELAS IX.1 SMP NEGERI 3 BATIPUH KABUPATEN TANAH DATAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL SISWA KELAS IX.1 SMP NEGERI 3 BATIPUH KABUPATEN TANAH DATAR PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL SISWA KELAS IX.1 SMP NEGERI 3 BATIPUH KABUPATEN TANAH DATAR Muhammad Nur, Hasanuddin WS, Novia Juita Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan teks sesuai dengan tujuan dan fungsi sosialnya. Pembelajaran berbasis

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan teks sesuai dengan tujuan dan fungsi sosialnya. Pembelajaran berbasis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan Kurikulum 2013 dirancang ke dalam pembelajaran berbasis teks, dalam pembelajaran tersebut siswa diharapkan mampu memproduksi dan menggunakan teks sesuai

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA PHOTO STORY

PENERAPAN MEDIA PHOTO STORY PENERAPAN MEDIA PHOTO STORY DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 BULUSPESANTREN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Kuni Sholi ah Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari pembangunan dan juga berperan penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu bangsa dan Negara.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang telah dilaksanakan pada siklus I sampai dengan siklus II. Setelah penyajian hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 16 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang peneliti laksanakan ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini merupakan pengembangan penelitian terpakai (applied

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN MENYIMAK TEKS DONGENG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN MENYIMAK TEKS DONGENG PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN MENYIMAK TEKS DONGENG Dedi Zulkarnain Pulungan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia PPs Universitas Negeri Medan e-mail: pulungandedi@gmail.com

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DALAM MENYIMAK PUISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DALAM MENYIMAK PUISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DALAM MENYIMAK PUISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA Dra. Isnaeni Praptanti, M.Pd., dan Drs. Karma Iswasta

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai meningkatkan keterampilan berbicara dengan metode

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai meningkatkan keterampilan berbicara dengan metode BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Penelitian mengenai meningkatkan keterampilan berbicara dengan metode delivery from memory ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

Lebih terperinci

MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)

MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) PADA KELAS IV SD N KENDAYAAN BLORA TAHUN AJAR 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Oleh:

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indoneia melalui Metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) Yamini 1

Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indoneia melalui Metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) Yamini 1 Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indoneia melalui Metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) Yamini 1 1 SD Negeri 1 Pandean Trenggalek Email: 1 yamini@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam bab IV ini akan disajikan hasil penelitian dan pembehasan dari siklus I, siklus II, dan siklus III. Tiap siklus mendeskripsikan mengenai

Lebih terperinci

SUKARDI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

SUKARDI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CLOZE SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI TARIK, SIDOARJO TAHUN PEMBELAJARAN 01/01 SUKARDI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan aspek berbahasa yang tidak dapat dipisahkan dari aspek lain dalam proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Dalam

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Pengkajian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 4.1.1 Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 03 Gumawang

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh: Eka Susilowati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci