BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
|
|
- Indra Atmadja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Ginjal Kronis (PGK) merupakan penyakit yang menyebabkan kerusakan ginjal secara struktural atau fungsional yang masih menjadi masalah kesehatan global dan angka kejadiannya diperkirakan oleh Persatuan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) terdapat penderita gagal ginjal di Indonesia, yang angkanya akan terus meningkat sekitar 10% setiap tahunnya (Haruman, et al., 2015). Untuk bertahan hidup, seorang penderita gagal ginjal harus melakukan terapi dialisis atau melakukan transplantasi dengan ginjal yang sehat (Anon., 2014). Terapi dialisis sendiri adalah pemisahan zat-zat sisa metabolisme dari darah menggunakan alat bantu yang dioperasikan di luar tubuh sebagai pengganti fungsi ginjal dalam menyaring darah (Pendse, et al., 2008). Terapi ini memang sangat berkembang dan banyak dilakukan, namun pasien harus menjalani terapi ini selama empat jam sebanyak tiga kali dalam seminggu (To, et al., 2015). Sebagai gambaran, di Jepang, jumlah pasien hemodialisis dengan dialisis jangka panjang telah meningkat secara pesat setiap tahun, hingga mencapai hampir ; pada akhir tahun 2009, 3,7% dari pasien tersebut telah menjalani dialisis selama lebih dari 25 tahun; dan diketahui pada tahun yang sama, durasi dialisis terpanjang yang tercatat adalah 41,8 tahun (Saito, et al., 2011). Inilah yang menggambarkan kelemahan dari terapi dialisis, bahwa terapi tersebut menghabiskan waktu dan biaya yang cukup banyak serta mengurangi kualitas hidup penderita penyakit gagal ginjal tersebut. Untuk mengurangi frekuensi terapi dialisis di rumah sakit, dikembangkanlah Wearable Artificial Kidney (WAK). WAK lebih fleksibel dan portable dibandingkan dengan mesin terapi dialisis konvensional (Gu & Miki, 2009). Dengan demikian pasien pengguna WAK tidak perlu mendatangi rumah sakit dan diam di atas tempat tidur ketika proses dialisis berlangsung dan secara drastis akan 1
2 2 mengurangi intensitas dialisis itu sendiri dan menekan biaya yang harus dikeluarkan seorang pasien gagal ginjal untuk bertahan hidup. Pada akhirnya, diharapkan WAK dapat secara drastis meningkatkan kualitas hidup pasien gagal ginjal. WAK terdiri dari dua komponen utama: unit dialisis (dialyzer) adalah salah satu komponen pada sistem dialisis yang menentukan performa dan efektivitas dari proses filtrasi darah; dan penyaring cairan dialisis yang berfungsi memisahkan cairan dialisis dengan zat sisa metabolisme agar cairan dialisis dapat digunakan kembali dalam proses filtrasi darah (Gu & Miki, 2009). Filtrasi menggunakan membran berpori sudah dikembangkan dan disebarluaskan selama dua dekade. Berdasarkan ukuran dari pori-pori membran, penyaringan melalui membran dapat dibagi menjadi microfiltration, ultrafiltration, nanofiltration, dan reverse osmosis (Gu & Miki, 2007). Salah satu pengembangan WAK adalah pada microfilter yang digunakan sebagai dialyzer (Gu & Miki, 2009). Microfilter tersebut terdiri dari dua bagian utama: pertama, struktur layer yang terbuat dari metal, berfungsi sebagai ruang mikro (micro chamber) yang digunakan sebagai tempat aliran darah dan atau aliran cairan pemisah zat sisa (dialysate). Bagian kedua yaitu membran yang terbuat dari Polyethersulfone (PES). Membran ini berfungsi sebagai pemisah zat sisa dan nutrisi dalam darah. Membran merupakan komponen kritikal yang menentukan performa dialisis. Sehingga, meningkatkan performa membran dapat meningkatkan performa dialisis, dimana pada prakteknya dapat diperoleh efisiensi sebaik ginjal sehat. Membran dengan bahan PES masih mempunyai kekurangan yaitu tidak bersifat water permeable. Untuk meningkatkan permeabilitas dari membran PES, dapat disesuaikan ukuran dan densitas dari membran PES, sehingga diperoleh komposisi yang optimal (Gu & Miki, 2007). Untuk menyesuaikan ukuran dan densitas membran PES dapat dengan mengatur kondisi pada saat pembentukan membran, seperti ketebalan membran, media gelatinisasi dan zat-zat penyusun larutan membran.
3 3 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yang harus diselesaikan pada pembuatan membran mikrofilter, yaitu meningkatkan permeabilitas membran Polyethersulfone (PES) dengan mengatur parameter pembentukan membran. Penelitian ini membahas tentang mikrofilter yang digunakan untuk pengujian membran PES. Parameter yang diteliti untuk mengetahui sifat-sifat membran PES adalah suhu media gelatinisasi dan ketebalan membran. 1.3 Batasan Masalah Dalam penelitian ini ditetapkan beberapa batasan masalah, agar penyelesaian masalah dalam penelitian ini menjadi lebih fokus. Berikut batasan-batasan masalah dalam penelitian ini: 1. Ukuran partikel diasumsikan sama dengan ukuran partikel pada larutan akuades dan sodium chloride (NaCl). 2. Membran dibuat dari campuran 20 wt% Polyethersulfone (PES), 60 wt% N-methyl-2-pyrrolidone (NMP), dan 20 wt% Polyvinylpirrolidone (PVP) (Gu & Miki, 2007). 3. Efektifitas difusi membran ditentukan berdasarkan perbedaan konduktifitas larutan sebelum dan sesudah dialirkan pada mikrofilter. 4. Untuk mengalirkan cairan ke dalam mikrofilter digunakan syringe pump 5. Untuk mengetahui konduktifitas dari larutan digunakan Conductivity Meter. 6. Untuk mengetahui sudut kontak yang dibentuk pada pengamatan water contact angle adalah Dino Lyte.
4 4 7. Media gelatinisasi dibuat dengan campuran Akuades dengan konsentrasi 2,5 wt% N-methyl-2-pyrrolidone (NMP), dan 0,2 wt% Dodecyl Sulfate Sodium (DSS). 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah: 1. Mendapatkan grafik hubungan ketebalan dan suhu media gelatinisasi terhadap koefisien difusi dari membran. 2. Mendapatkan grafik hubungan ketebalan dan suhu media gelatinisasi terhadap waterflux dari membran. 3. Mendapatkan sudut kontak tetesan pada membran. 1.5 Manfaat Penelitian Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan kontribusi khususnya dalam perkembangan riset teknologi membran pada Wearable Artificial Kidney (WAK) di Indonesia dan memperluas pandangan tentang teknik mesin sehingga dapat memberikan gambaran nyata dan jelas tentang pengaplikasian ilmu pengetahuan yang diperoleh selama bangku kuliah.
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Permeabilitas dari membran berpori biasanya dideskripsikan dengan model difusi pori-pori kapiler (Singh, et al., 1998). Aliran pada saluran mikro dan saluran yang dipenuhi dengan material kapiler, diilustrasikan seperti pada Gambar 2.1. Gambar Aliran atau difusi pada saluran mikro dan material kapiler (Gu & Miki, 2007) Dimana, D merupakan difusifitas pada air, DC merupakan difusifitas pada material kapiler dan C1 atau C2 merupakan konsentrasi larutan pada luasan satu atau dua. Wearable Artificial Kidney (WAK) dibutuhkan untuk terapi dialisis dalam jangka waktu yang panjang. Untuk alasan itu, membran Polyethersulfone (PES) dipilih sebagai membran pembatas dalam wearable artificial kidney (WAK) karena sifat kekuatan mekanisnya yang baik, stabilitas termal, dan ketahanan kimianya. 5
6 6 Akan tetapi, membran PES mempunyai kesesuaian yang rendah dengan darah seperti adhesi, penumpukan dan penggumpalan darah sehingga membatasi penerapan membran PES. Untuk meningkatkan biokompatibilitas dari membran PES telah dilakukan berbagai penelitian berupa pelapisan (Prihandana, et al., 2015), pencampuran. Pengembangan mikrofilter juga dilakukan pada pembuatan Structural layer pada unit difusi yang didesain memiliki channel dengan total panjang 72 mm dan lebar 2 mm membentuk chamber dengan luas area difusi 144 mm 2 dan tebal 0,2 mm pada tiap lapisnya. Bentuk geometri dari structural layer ditunjukkan pada Gambar 2.2 (Gu & Miki, 2009). Gambar Desain structural layer persegi Pada pengembangannya, dilakukan juga eksperimen pada proses pemesinan structural layer dengan metode electropolishing. Sebelumnya, terlebih dahulu dibuat modifikasi desain structural layer untuk mengoptimalkan kerja unit microfilter dengan memperluas daerah penyerapan (diffusion area). Gambar 2.3 menunjukkan desain structural layer tersebut, dengan luas daerah penyerapan mencapai 192 mm 2. Stuctural layer tersebut kemudian dibuat dengan plat stainless steel 316L dengan tebal 0,2 mm dengan metode electropolishing. Didapatkan parameter yang sesuai untuk melakukan pemesinan dengan electropolishing pada penelitian ini, yaitu dengan tegangan listrik 7 Volt, konsentrasil larutan elektrolit
7 7 berupa natrium klorida (NaCl) 15%, machining gap antara tool dan benda kerja 20 mm, dan dalam waktu 7 menit (Setyawan, 2016) Gambar Desain structural layer lingkaran Sementara itu, pengembangan mikrofilter pada bagian membran PES masih mempunyai kekurangan yaitu belum bersifat water permeable. Dengan mengatur kondisi pada saat pembentukan membran, seperti ketebalan membran, media gelatinisasi dan zat-zat penyusun larutan membran, maka ukuran dan densitas poripori membran dapat disesuaikan. Penelitian saat ini mengacu pada mikrofilter yang digunakan untuk pemisahan elektrolit dari biomolekul besar. Mikrofilter ini difabrikasi dengan menggunakan PDMS dan membran berpori Polyethersulfone (PES), yang mana memungkinkan biokompatibilitasnya diaplikasikan pada bioteknologi. Hasil yang sangat baik dan konsisten dari mikrofilter tersebut menunjukkan potensi untuk digunakan dalam penelitian biomedical engineering. (Gu & Miki, 2007). Morfologi membran yang terbentuk berantung pada parameter dalam pembuatan membran seperti casting solution (jenis polimer dan pelarut dan perbandingan dari polimer dengan pelarut), kondisi penyiapan membrannya (suhu dan metode) dan additif. Polimer yang hidrofilik biokompatibel, seperti polyethylene glycol (PEG), ethylene glycol (OEG), dan polyvinilpirrolidone (PVP)
8 8 merupakan yang banyak digunakan untuk meningkatkan hidrofilisitas hemodialisis membran (Ostuni, et al., 2001). Dengan meningkatkan berat molekul dari PVP yang digunakan dapat menghasilkan struktur yang rapat dengan macrovoid yang sedikit, porositas yang tinggi, dan permukaan membran yang lebih halus, yang mana hal itu juga diperoleh dalam penggunaan PEG (Chou, et al., 2007).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kejadian penyakit gagal ginjal di Indonesia semakin meningkat. Menurut data statistik yang dihimpun oleh PERNEFRI (Perhimpunan Nefrologi Indonesia), jumlah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Fabrikasi Membran PES Fabrikasi membran menggunakan bahan baku polimer PES dengan berat molekul 5200. Membran PES dibuat dengan metode inversi fasa basah yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta situasi lingkungan. Bentuk perubahan
Lebih terperinciPENGARUH MEDIA GELATINASI (PERENDAMAN) AIR TERHADAP NILAI PERMEABILITAS POLYETHERSULFONE (PES) DENGAN BERAT MOLEKUL 5900 TUGAS AKHIR
i PENGARUH MEDIA GELATINASI (PERENDAMAN) AIR TERHADAP NILAI PERMEABILITAS POLYETHERSULFONE (PES) DENGAN BERAT MOLEKUL 5900 TUGAS AKHIR Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Strata-1
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
52 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Penambahan PEG Terhadap Ketebalan Membran Fabrikasi membran menggunakan PES dengan berat molekul 5900, dengan PEG sebagai zat aditif dan menggunakan DMAc sebagai
Lebih terperinciHALAMAN MOTO. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
HALAMAN MOTO Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang Hai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu : Berlapanglapanglah dalam majelis, maka lapanglah, niscaya Allah akan memberi
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI N-METHYL-2-PYRROLIDONE (NMP) DI MEDIA GELATINISASI PADA PERFORMA MEMBRAN POLYETHERSULFONE (PES) MOLECULAR WEIGHT 5200
Teknik Mesin Supported by : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta PENGARUH KONSENTRASI N-METHYL-2-PYRROLIDONE (NMP) DI MEDIA GELATINISASI PADA PERFORMA MEMBRAN POLYETHERSULFONE (PES) MOLECULAR WEIGHT 5200
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian ini untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh penulis, penulis menggunakan beberapa alat dan bahan yang menunjang penelitian yaitu sebagai berikut : 3.1.
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Micro-machining merupakan bagian dari perkembangan industri dunia yang berfokus pada penggunaan fenomena, produk, maupun komponen berukuran kecil dengan struktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi pemesinan saat ini telah berkembang sangat pesat, bermula pada tahun 1940-an dimana pembuatan produk benda masih menggunakan mesin perkakas konvensional
Lebih terperinciSimposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN : X
Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT)4 2016 ISSN : 2339-028X PENGARUH TEGANGAN DAN VARIASI JARAK CELAH (GAP) PADA PROSES ELECTROCHEMICAL MACHINING (ECM) MENGGUNAKAN ELEKTRODA KUNINGAN TIDAK TERISOLASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sudah menjadi kenyataan bahwa semua yang ada di sekitar dihasilkan dari material dan kita tergantung pada dan dibatasi juga oleh material. Revolusi material dimulai
Lebih terperinciPurna Septiaji Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta, 55183, Indonesia
ANALISA PERHITUNGAN MRR, OVERCUT, DAN KETIRUSAN PADA STAINLESS STEEL 304 DAN ALUMINIUM 00 DENGAN PENGARUH VARIASI TEGANGAN DAN GAP PADA PROSES ELECTRO-CHEMICAL MACHINING (ECM) MENGGUNAKAN ELEKTRODA TERISOLASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi permesinan saat ini telah berkembang sangat pesat, bermula pada tahun 1940-an dimana pembuatan produk benda masih menggunakan mesin perkakas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manufaktur berasal dari bahasa latin manu factus yang artinya made by hand yang pertama kali dikenalkan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manufaktur berasal dari bahasa latin manu factus yang artinya made by hand yang pertama kali dikenalkan di Negara inggris pada tahun 1567 dan pada tahun 1683 kata manu
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Mesin ECM Portable Mesin ECM portable yang digunakan untuk pengujian drilling material stainless steel 304 dan aluminium 00 ditunjukkan pada gambar 4.. T T : 70 mm P : 360
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITI. Mulai. Identifikasi Masalah a. Kajian Pustaka 1. Membran semipermeabel 2. Microfiltration
29 BAB III METODE PENELITI 3.1 Proses Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan, mulai dari persiapan, pembuatan casting solution PES, pembuatan gelatinasi, assembly, dan tes difusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemenuhan akan material implan di Indonesia ternyata tidak diimbangi dengan kemapuan akan pemenuhan pengadaan material tersebut. Ketidakmampuan ini kian lama menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membran adalah sebuah penghalang selektif antara dua fase. Membran memiliki ketebalan yang berbeda- beda, ada yang tebal dan ada juga yang tipis. Ditinjau dari bahannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Aluminium merupakan jenis logam yang banyak digunakan dalam industri maupun rumah tangga. Aluminium banyak dimanfaatkan dikarenakan memiliki kelebihan diantaranya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PELAKSANAAN
30 BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1 PENDAHULUAN Baterai seng udara merupakan salah satu bentuk sumber energi secara elektrokimia yang memiliki peluang sangat besar untuk aplikasi sumber energi masa depan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia. Industri memiliki potensi sebagai sumber terhadap pencemaran air, tanah dan udara baik secara langsung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh yang berperan dalam mempertahankan homeostasis tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI WAKTU ANODIZING TERHADAP STRUKTUR PERMUKAAN, KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN KEKERASAN ALUMINIUM 1XXX. Sulaksono Cahyo Prabowo
1 PENGARUH VARIASI WAKTU ANODIZING TERHADAP STRUKTUR PERMUKAAN, KETEBALAN LAPISAN OKSIDA DAN KEKERASAN ALUMINIUM 1XXX Sulaksono Cahyo Prabowo Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI
39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil eksperimen akan ditampilkan pada bab ini. Hasil eksperimen akan didiskusikan untuk mengetahui keoptimalan arang aktif tempurung kelapa lokal pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Membran adalah sebuah penghalang selektif antara dua fasa. Membran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Membran adalah sebuah penghalang selektif antara dua fasa. Membran memiliki ketebalan yang berbeda-beda, ada yang tebal dan ada juga yang tipis. Ditinjau dari bahannya
Lebih terperinciBATERAI BATERAI ION LITHIUM
BATERAI BATERAI ION LITHIUM SEPARATOR Membran polimer Lapisan mikropori PVDF/poli(dimetilsiloksan) (PDMS) KARAKTERISASI SIFAT SEPARATOR KOMPOSIT PVDF/POLI(DIMETILSILOKSAN) DENGAN METODE BLENDING DEVI EKA
Lebih terperinciPertukaran cairan tubuh sehari-hari (antar kompartemen) Keseimbangan cairan dan elektrolit:
Keseimbangan cairan dan elektrolit: Pengertian cairan tubuh total (total body water / TBW) Pembagian ruangan cairan tubuh dan volume dalam masing-masing ruangan Perbedaan komposisi elektrolit di intraseluler
Lebih terperinciGambar (a) Pemisahan selektif menggunakan membran berpori pada proses hemodialisis, (b) Struktur dari Microfilter berlapis (Gu dan Miki, 2009)
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Membran Microfiltration Perkembangan teknologi membran pada berbagai bidang khususnya pada dunia kesehatan terus mengalami perkembangan dengan pesat, salah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat pengambilan data bertempat di Laboratorium Bahan Teknik
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Waktu dan tempat analisis sebagai berikut : 1. Tempat pengambilan data bertempat di Laboratorium Bahan Teknik Departemen Teknik Mesin Sekolah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu metode tentang segala kegiatan yang dilakukan dalam suatu penelitian. Dalam bab ini akan membahas tentang segala sesuatu yang berkaitan
Lebih terperinciPERBEDAAN PENYEBAB GAGAL GINJAL ANTARA USIA TUA DAN MUDA PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK STADIUM V YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD
PERBEDAAN PENYEBAB GAGAL GINJAL ANTARA USIA TUA DAN MUDA PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK STADIUM V YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD Dr. MOEWARDI SKRIPSI Diajukan Oleh : ARLIS WICAK KUSUMO J 500060025
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelasan merupakan proses penyambungan setempat dari logam dengan menggunakan energi panas. Akibat panas maka logam di sekitar lasan akan mengalami siklus termal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan jumlah. penderita gagal ginjal pada tahun 2013 telah meningkat 50% dari tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan jumlah penderita gagal ginjal pada tahun 2013 telah meningkat 50% dari tahun sebelumnya. Di Amerika Serikat, kejadian
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN TERHADAP LAJU PELEPASAN MATERIAL, OVERCUT, DAN TAPERING PADA PROSES ELECTROCHEMICAL
TUGAS AKHIR TEKNIK MANUFAKTUR STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN TERHADAP LAJU PELEPASAN MATERIAL, OVERCUT, DAN TAPERING PADA PROSES ELECTROCHEMICAL MACHINING Dosen Pembimbing : Prof. Dr.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pemanasan atau pendinginan fluida sering digunakan dan merupakan kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang elektronika. Sifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. multipel. Semua upaya mencegah gagal ginjal amat penting. Dengan demikian,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gagal ginjal adalah hilangnya fungsi ginjal. Karena ginjal memiiki peran vital dalam mempertahankan homeostasis, gagal ginjal menyebabkan efek sistemik multipel. Semua
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengujian anodizing pada aluminium seri 1xxx, maka diperoleh data-data pengujian yang kemudian dijabarkan melalui beberapa sub-sub pembahasan dari masing-masing
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini digunakan sampel 52 orang yang terbagi menjadi 2
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pada penelitian ini digunakan sampel 52 orang yang terbagi menjadi 2 kelompok. Pada kelompok pertama adalah kelompok pasien yang melakukan Hemodialisa 2 kali/minggu,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Tempat pengambilan data bertempat di Laboratorium Bahan Teknik
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Tempat dan Waktu Pelaksanaan Waktu dan tempat analisis sebagai berikut : 1. Tempat pengambilan data bertempat di Laboratorium Bahan Teknik Departemen Teknik Mesin Sekolah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu proses atau cara ilmiah untuk mendapatkan data yang akan digunakan untuk penelitian. Bab ini membahas tentang segala sesuatu yang berkaitan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pengganti ginjal berupa dialisis atau transplantasi ginjal (Suwitra, 2009).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal Ginjal Kronis (GGK) merupakan keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel. Pada suatu derajat tertentu, penyakit ini membutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam teknologi pengerjaan logam, proses electroplating. dikategorikan sebagai proses pengerjaan akhir (metal finishing).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam teknologi pengerjaan logam, proses electroplating dikategorikan sebagai proses pengerjaan akhir (metal finishing). Secara sederhana, electroplating dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Etanol merupakan salah satu bahan kimia penting karena memiliki manfaat sangat luas antara lain sebagai pelarut, bahan bakar cair, bahan desinfektan, bahan baku industri,
Lebih terperinciTEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING)
TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING) Proses permesinan (machining) : Proses pembuatan ( manufacture) dimana perkakas potong ( cutting tool) digunakan untuk membentuk material dari bentuk dasar menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari tiga bulan, dikarakteristikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan National Kidney Foundation penyakit ginjal kronik adalah kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari tiga bulan, dikarakteristikan dengan kelainan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencemaran udara merupakan suatu kondisi dengan kualitas udara yang terkontaminasi oleh zat-zat tertentu, baik yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang progresif dan lambat yang biasanya berlangsung beberapa tahun.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal Ginjal Kronik merupakan perkembangan dari gagal ginjal akut yang progresif dan lambat yang biasanya berlangsung beberapa tahun. Gagal Ginjal Kronik menyebabkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Analisis difraksi sinar X serbuk ZrSiO 4 ZrSiO 4 merupakan bahan baku utama pembuatan membran keramik ZrSiO 4. Untuk mengetahui kemurnian serbuk ZrSiO 4, dilakukan analisis
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu metode tentang segala kegiatan yang dilakukan dalam suatu penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu metode tentang segala kegiatan yang dilakukan dalam suatu penelitian. Dalam bab ini akan dibahas mengenai segala sesuatu yang berkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Air bersih dan air murni merupakan bahan yang semakin penting dan juga langka dengan semakin majunya IPTEK, masyarakat dan peradaban industri. Sebaliknya berkat perkembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi membran telah banyak digunakan pada berbagai proses pemisahan dan sangat spesifik terhadap molekul-molekul dengan ukuran tertentu. Selektifitas membran ini
Lebih terperincitransplantasi adalah pasien dan hanya ada 920 pasien yang menerima transplantasi (NHSBT, 2014). Hemodialisis merupakan metode perawatan umum
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal adalah menurunnya fungsi ginjal. Apabila hanya 10% dari ginjal yang berfungsi, pasien dikatakan sudah pada tahap penyakit ginjal tahap akhir atau yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan yang digambarkan dalam diagram alir
Lebih terperinciUniversitas Gadjah Mada
Minggu 8 6. Filtrasi Filtrasi dapat dibedakan berdasar ukuran dari partikel yang dipisahkan ataupun tekanan yang digunakan. Gambar 6. 1 adalah pembagian jenis filtrasi berdasarkan tekanan yang digunakan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. material lainnya yang dipergunakan sehari-hari memerlukan proses. penyelesaian akhir sebelum digunakan. Proses ini disebut dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap benda logam baik baja, besi maupun aluminium dan material lainnya yang dipergunakan sehari-hari memerlukan proses penyelesaian akhir sebelum digunakan. Proses
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keluhan maupun gejala klinis kecuali sudah terjun pada stadium terminal (gagal
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit ginjal kronik merupakan permasalahan bidang nefrologi dengan angka kejadian masih cukup tinggi, etiologi luas dan komplek, sering diawali tanpa keluhan maupun
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Menurut Darmawan 2004, perancangan itu terdiri dari serangkaian kegiatan yang beruntun, karena itu disebut sebagai proses perancangan. Kegiatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian dan pembahasan disajikan dalam bentuk gambar dan grafik. Penyajian dalam bentuk gambar dan grafik dengan tujuan agar lebih mudah dalam menganalisa dan memudahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri baterai merupakan salah satu sektor industri yang penting dan sangat strategis. Berbagai industri lain memanfaatkan baterai sebagai sumber tegangan. Industri
Lebih terperinciSIDANG TUGAS AKHIR METALURGI TEKNIK MESIN - ITS
SIDANG METALURGI TEKNIK MESIN - ITS PENGARUH PROSES PEMOTONGAN MENGGUNAKAN WIRE-EDM TERHADAP LAPISAN RECAST DAN HEAT AFFECTED ZONE (HAZ) PADA BAJA HIGH SPEED STEEL (HSS) BOHLER MO RAPID EXTRA 1200 OLEH
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Brunner dan Suddarth, 2002)
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal Ginjal Kronik / penyakit ginjal tahap akhir (ESRD / End Stage Renal Disease) merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. RADIASI MATAHARI DAN SH DARA DI DALAM RMAH TANAMAN Radiasi matahari mempunyai nilai fluktuatif setiap waktu, tetapi akan meningkat dan mencapai nilai maksimumnya pada siang
Lebih terperinciLOGO. Studi Penggunaan Ferrolite sebagai Campuran Media Filter untuk Penurunan Fe dan Mn Pada Air Sumur. I Made Indra Maha Putra
LOGO I Made Indra Maha Putra 3308100041 Pembimbing : Alfan Purnomo, S.T.,M.T. Studi Penggunaan Ferrolite sebagai Campuran Media Filter untuk Penurunan Fe dan Mn Pada Air Sumur Sidang Lisan Tugas Akhir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Material yang diubah ke dalam skala nanometer tidak hanya meningkatkan sifat alaminya, tetapi juga memunculkan sifat baru (Wang et al., 2009). Nanofiber yang memiliki
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi optimal dari kinerja membran umumnya dinyatakan oleh besamya permeabilitas, selektivitas membran terhadap suatu spesi kimia tertentu, fluks permeat dan rejeksi kandungan
Lebih terperinciPEMISAHAN DENGAN MEMBRAN
PEMISAHAN DENGAN MEMBRAN Oleh: Susila K Kompetensi Dasar: Mahasiswa dapat memahami proses pemisahan dengan membran dan dapat mengaplikasikan metode pemisahan ini pada pemisahan analit suatu sampel Proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lentur (flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement). Secara struktural
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tersedianya sarana maupun fasilitas kepentingan umum yang layak dan memadai, merupakan salah satu wujud dari keberhasilan program pembangunan. Fasilitas kepentingan
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir Pembuatan Membran Polimer Elektrolit Nanokomposit untuk Aplikasi Baterai Ion- Litium BAB III METODOLOGI
BAB III METODOLOGI III.1 Alat dan Bahan III.1.1 Alat Alat yang digunakan: a. Pembuatan Larutan Membran Elektrolit 1. Gelas Beaker 2. Pengaduk merkuri 3. Sendok 4. Gelas arlogi 5. Kaca lembaran ukuran 15
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan kemajuan industri yang semakin pesat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan teknologi dan kemajuan industri yang semakin pesat memacu peningkatan pembangunan di segala sektor kehidupan. Kebutuhan fasilitas perumahan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fungsi kesejahteraan dan keselamatan pada manusia untuk mempertahankan volume, komposisi dan distribusi cairan tubuh sebagian besar dijalankan oleh ginjal (Brenner,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Suatu negara dikatakan sebagai negara maju dapat dilihat apabila industri manufakturnya berkembang pesat. Industri manufaktur merupakan bagian yang paling penting di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara menahun dan umumnya bersifat irreversibel, ditandai dengan kadar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah penurunan faal ginjal yang terjadi secara menahun dan umumnya bersifat irreversibel, ditandai dengan kadar ureum dan kreatinin yang
Lebih terperinciBAB I dalam Neliya, 2012). Chronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit ginjal
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Masyarakat selama ini menganggap penyakit yang banyak mengakibatkan kematian adalah jantung dan kanker. Sebenarnya penyakit gagal ginjal juga dapat mengakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pada abad sekarang perkembangan teknologi semakin cepat berkembang. Kebutuhan manusia yang semakin meningkat dan beragam memacu para peneliti dari bidang akademik
Lebih terperinciPENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nanoteknologi merupakan ilmu dan rekayasa dalam pembuatan material dan struktur fungsional maupun piranti dalam skala nanometer (Abdullah, et al., 2008). Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini banyak dikembangkan penelitian tentang nanopartikel spinel ferrit. Hal ini dikarenakan bidang aplikasinya yang sangat luas yaitu dalam sistem penyimpanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting pada proses penyambungan logam. Pada hakekatnya. diantara material yang disambungkan. Ini biasanya dilakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengelasan dalam industri manufaktur memiliki peranan penting pada proses penyambungan logam. Pada hakekatnya proses las atau pengelasan adalah penyambungan dua material
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh variasi..., Agung Prasetyo, FT UI, 2010.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan beberapa tahun terakhir dalam hal material bioaktif, polimer, material komposit dan keramik, serta kecenderungan masa depan kearah sistem
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN PENELITIAN
BAB III RANCANGAN PENELITIAN 3.1. Metodologi Hasil yang diharapkan dari sistem yang dibentuk adalah kondisi optimal untuk dapat menghasilkan fluks air yang tinggi, kualitas garam super-saturated sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi, banyak material yang semakin sulit untuk dikerjakan dengan proses pemesinan konvensional. Selain tuntutan terhadap kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ginjal merupakan organ utama yang berfungsi menyaring zat sisa metabolisme tubuh yang harus dikeluarkan melalui ekskresi (Vanholder, 1992). Senyawa sisa metabolit tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Turbin blade [Gandjar et. al, 2008]
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses produksi pembuatan suatu produk manufaktur yang ada didunia hampir seluruhnya memerlukan proses pemesinan. Contoh produk yang memerlukan proses pemesinan adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun hasil-hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (penting untuk mengatur kalsium) serta eritropoitein menimbulkan keadaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal adalah organ vital yang berperan sangat penting dalam memepertahankan kestabilan lingkungan dalam tubuh. Ginjal mengatur keseimbanagn cairan tubuh, dan nonelektrolit,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Performansi Kerja Membran Distilasi Vakum (VMD) Beberapa parameter yang mempengaruhi kinerja MD adalah sifat properti membran yakni porositas, tortositas, dan lainnya beserta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin meningkat seiring dengan perkembangan kehidupan manusia. Perkembangan tersebut diikuti dengan meningkatnya aktivitas
Lebih terperinciPengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF
TUGAS AKHIR Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF Disusun : DIDIT KURNIAWAN NIM : D.200.03.0169 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Chronic Kidney Disease (CKD) atau Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah kerusakan ginjal yang menyebabkan ginjal tidak dapat membuang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Chronic Kidney Disease (CKD) atau Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah kerusakan ginjal yang menyebabkan ginjal tidak dapat membuang racun dan produk sisa dari darah,
Lebih terperinciBAB I PANDAHULUAN. Berbagai industri barang perhiasan, kerajinan, komponen sepeda. merupakan pelapisan logam pada benda padat yang mempunyai
BAB I PANDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan modern tak lepas dari peranan industri elektroplating. Berbagai industri barang perhiasan, kerajinan, komponen sepeda motor, mobil, mesin, barang elektronik,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Aplikasi Hidroksiapatit Berpori
TINJAUAN PUSTAKA Aplikasi Hidroksiapatit Berpori Hidroksiapatit berpori digunakan untuk loading sel (Javier et al. 2010), pelepas obat (drug releasing agents) (Ruixue et al. 2008), analisis kromatografi
Lebih terperinciJudul Tugas Akhir Pengolahan Limbah Laundry menggunakan Membran Nanofiltrasi Zeolit Aliran Cross Flow untuk Filtrasi Kekeruhan dan Fosfat
Judul Tugas Akhir Pengolahan Limbah Laundry menggunakan Membran Nanofiltrasi Zeolit Aliran Cross Flow untuk Filtrasi Kekeruhan dan Fosfat Diajukan oleh Tika Kumala Sari (3310100072) Dosen Pembimbing Alia
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012
Oleh : Rr. Adistya Chrisafitri 3308100038 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Nieke Karnaningroem, M.Sc. JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012
Lebih terperinciJURNAL SAINS DAN SENI Vol. 2, No. 1, (2013) ( X Print) 1
JURNAL SAINS DAN SENI Vol. 2, No. 1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 PENGARUH PERBANDINGAN JUMLAH POLI(VINIL ALKOHOL) DAN PATI JAGUNG DALAM MEMBRAN POLI(VINIL FORMAL) TERHADAP PENGURANGAN ION KLORIDA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. seperti nanowire, nanotube, nanosheet, dsb. tidak terlepas dari peranan penting
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sebagaimana yang telah dipaparkan pada latar belakang, material nano seperti nanowire, nanotube, nanosheet, dsb. tidak terlepas dari peranan penting katalis yang berfungsi sebagai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah suatu sistem pengambilan data dalam suatu penelitian. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yaitu suatu metode
Lebih terperinciCara Pengklasifikasian Kromatografi :
Cara Pengklasifikasian Kromatografi : 1. Berdasarkan macam fasa gerak. 2. Berdasarkan pasangan fasa gerak dan fasa diam. 3. Berdasarkan mekanisme pemisahan. 1 Berdasakan Macam fasa gerak 1. Kromatografi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh pengelasan..., RR. Reni Indraswari, FT UI, 2010.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Baja tahan karat Austenitic stainless steel (seri 300) merupakan kelompok material teknik yang sangat penting yang telah digunakan luas dalam berbagai lingkungan industri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ginjal merupakan organ yang berfungsi untuk mengatur keseimbangan air
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ginjal merupakan organ yang berfungsi untuk mengatur keseimbangan air dalam tubuh, mengatur konsentrasi garam dalam darah, mengatur asam-basa darah, mengontrol
Lebih terperinci