PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

Transkripsi

1 Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Vol. 1, No. 2, Desember 2016 ISSN (Media Online) (Media Cetak ) SD Negeri Ketanggungan 04 Ketanggungan Brebes *Diterima Juli 2016, disetujui Oktober 2016, dipublikasikan Desember 2016 Abstrak Motivasi belajar siswa kelas V SDN Ketanggungan 04 ketika mengikuti pembelajaran IPA rendah. Berdasarkan identifikasi masalah diketahui bahwa masalah utama yang menyebabkan motivasi belajar siswa rendah karena metode pembelajaran yang digunakan guru kurang tepat. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan metode eksperimen. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif dengan guru kelas. Desain penelitian ini menggunakan model Kemmis & McTaggart dalam 2 siklus, yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian yang berjumlah 25 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa meningkat setelah diberi tindakan melalui metode eksperimen. Awalnya, pada pra tindakan diketahui hanya 32% siswa yang dikategorikan memiliki motivasi tinggi. Pada siklus I meningkat menjadi 48% dan meningkat menjadi 88% pada siklus II Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter Kata Kunci: Metode Eksperimen; Motivasi Belajar; IPA. PENDAHULUAN Dalam dunia pendidikan, istilah belajar dan pembelajaran merupakan dua hal yang memiliki keterkaitan. Perbedaan antara belajar dan pembelajaran terletak pada penekanannya. Belajar lebih menekankan pada bahasan tentang siswa dan proses perubahan tingkah lakunya, sedangkan pembelajaran menekankan pada bahasan mengenai guru dalam upaya membuat siswa dapat belajar. Menurut Reber (dalam Sugihartono, dkk., 2007:74) belajar merupakan proses melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien serta dengan hasil optimal. Secara sederhana, pembelajaran adalah menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan siswa dapat belajar secara efektif dan efisien. Proses pengajaran dan pembelajaran merupakan satu proses yang kompleks. Dalam keseluruhan pendidikan, guru merupakan faktor utama yang bertugas sebagai pendidik (Rara, dkk 2015). Penggunaan berbagai pendekatan pembelajaran, metode, dan media dalam pembelajaran mempunyai peran yang besar terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Untuk menciptakan suasana belajar yang menarik, seorang guru membutuhkan suatu metode yang tepat dalam proses pembelajaran. Menurut E. Mulyasa (2005: 107), bahwa pemilihan metode yang tepat akan menentukan efektivitas dan efesiensi pembelajaran. Metode pembelajaran yang baik dapat membantu kegiatan pembelajaran berlangsung dengan baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai metode pembelajaran. Guru dapat memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan pelajaran yang akan dipelajari. Salah satu bidang studi yang diajarkan di Sekolah Dasar untuk mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi tantangan global dan teknologi informasi di masa mendatang adalah Ilmu 1

2 Pengetahuan Alam (IPA). Mata pelajaran IPA merupakan salah satu jenis mata pelajaran yang sulit, apalagi jika penyampaian materi ini tidak menggunakan metode yang tepat. Hal ini dapat menyebabkan kebosanan dalam diri siswa. Siswa akan lebih mudah dalam menerima materi yang diajarkan apabila guru dapat mengajarkan materi tersebut dengan jelas. Motivasi belajar merupakan komponen yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Rendahnya motivasi siswa kelas V SDN Ketanggungan 04 disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain karena kurangnya pemahaman siswa terhadap suatu konsep, kurangnya sikap aktif siswa terhadap mata pelajaran yang dipelajari, dan kurang interpretasi terhadap tugas-tugas dari setiap mata pelajaran yang sedang dipelajari. Berdasarkan identifikasi tersebut, maka dapat dianalisis bahwa masalah utama yang menyebabkan motivasi belajar siswa rendah karena metode pembelajaran yang digunakan guru kurang tepat. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan metode eksperimen sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPA. Definisi metode eksperimen menurut Syah (2006:32), adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan percobaan. Menurut Roestiyah (dalam Suwito, 2012) metode eksperimen adalah suatu cara mengajar dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Metode eksperimen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen sederhana. Sederhana yang dimaksud adalah peralatan yang digunakan berdasarkan perkembangan belajar siswa. Dengan alat-alat sederhana yang telah mereka kenal dalam kehidupan sehari-hari, pusat perhatian siswa akan lebih terpusat pada objek yang diamati dan bukan terpusat pada alat-alat buatan pabrik yang digunakan. Proses pembelajaran yang berlangsung dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan sekedar transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Melalui metode eksperimen diharapkan motivasi siswa pada pembelajaran IPA meningkat dan pembelajaran lebih bermakna bagi siswa.. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Ketanggungan 04 Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 25 siswa, terdiri atas 9 siswa lakilaki dan 16 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian ini merupakan hasil pengamatan terhadap kegiatan yang terjadi di kelas dengan tujuan untuk peningkatan mutu pembelajaran di kelas (Zaenal Aqib, 2009: 13). Dalam penelitian ini, peneliti menemukan permasalahan dalam pembelajaran Sains yaitu kurangnya variasi metode dalam kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), sehingga menyebabkan motivasi belajar siswa rendah. Peneliti bermaksud memecahkan permasalahan tersebut dengan cara melakukan penelitian tindakan kelas melalui penggunaan metode eksperimen. Dalam penelitian ini guru bertindak sebagai pengajar dan peneliti sebagai observer. Data dalam penelitian ini dikumpulkan oleh peneliti melalui dua metode, yaitu skala motivasi dan observasi. Adapun instrumen penelitian yang digunakan yaitu angket dan lembar observasi. Indikator keberhasilan penelitian ini yaitu terdapat sebanyak 75% siswa yang mencapai kategori tinggi. 2

3 HASIL DAN PEMBAHASAN Pra Tindakan Data awal diperoleh dari tes pra tindakan yang dilaksanakan pada Maret 2014 yang diikuti oleh 25 siswa kelas V. Perolehan tingkat motivasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada pra tindakan dapat dilihat sebagai berikut. Tabel 1. Analisis Motivasi Belajar Siswa pada Pra tindakan 97, % Sangat tinggi 82,5-97, % Tinggi 67,5-82, % Sedang 52,5-67, % Rendah 30-52, % Sangat Rendah Berdasarkan tabel hasil pra tindakan tersebut dapat diketahui bahwa hanya 2 siswa (8%) yang dikategorikan memiliki motivasi belajar sangat tinggi, 6 siswa (24%) berkategori tinggi, 7 siswa (28%) berkategori sedang, 6 siswa (24%) berkategori rendah, dan 4 siswa (16%) berkategori sangat rendah. Prosentase motivasi belajar siswa baru mencapai 32%. Siklus I Motivasi belajar siswa pada siklus I diperoleh pada pertemuan kedua, yaitu pembelajaran IPA dengan menerapkan metode eksperimen. Prosentase motivasi belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2. Prosentase Motivasi Belajar Siswa pada Siklus I 97, % Sangat tinggi 82,5-97, % Tinggi 67,5-82, % Sedang 52,5-67, % Rendah 30-52, % Sangat Rendah Berdasarkan tabel motivasi belajar di atas dapat diketahui bahwa pada siklus I siswa yang sudah memiliki motivasi belajar yang dikategorikan sangat tinggi adalah 4 siswa atau 16%. Siswa yang dikategorikan tinggi ada 8 siswa (32%), ketegori sedang ada 12 siswa (48%), kategori rendah hanya 1 siswa (4%), dan tidak ada siswa yang memperoleh kategori sangat rendah. Hasil tersebut sudah mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil pra tindakan. Prosentase motivasi belajar siswa baru mencapai 48%. Meskipun terjadi peningkatan motivasi belaja, hasil tersebut belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, yaitu 75%. Dari hasil perolehan tersebut, maka perlu dilakukan perbaikan penelitian. Oleh karena itu, penelitian ini perlu dilanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu siklus II. 3

4 Siklus II Motivasi belajar pada siklus II ini diperoleh pada pertemuan kedua setelah dilakukan evaluasi sikus. Prosentase motivasi belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3. Prosentase motivasi belajar siswa pada siklus II 97, % Sangat tinggi 82,5-97, % Tinggi 67,5-82, % Sedang 52,5-67, % Rendah 30-52, % Sangat Rendah Dari data tabel 3 dapat diketahui bahwa pada siklus II siswa yang memiliki motivasi belajar sangat tinggi berjumlah 10 siswa atau 40%. Siswa yang dikategorikan memiliki motivasi belajar rendah ada 12 siswa (48%), yang dikategorikan sedang ada 3 siswa (12%), dan tidak ada siswa yang dikategorikan rendah dan sangat rendah. Prosentase motivasi belajar siswa mencapai 88%. Berdasarkan hasil tersebut, maka hasil penelitian pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Lebih jelasnya, peningkatan motivasi belajar pada setiap siklus dapat dilihat pada grafik berikut: Pra Tindakan Siklus I Siklus II 10 0 Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Grafik 1. Prosentase Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Setiap Siklus Dari grafik tersebut dapat dikatakan bahwa prosentase motivasi belajar siswa meningkat pada setiap siklus. Hal tersebut dapat diartikan bahwa metode eksperimen dapat meningkatkan motivasi belajar IPA. Banyak hal yang mampu diubah ataupun ditingkatkan dari pembelajaran ini. Dari segi motivasi siswa sendiri maupun dari segi kegiatan pembelajarannya yang sangat terlihat dalam proses pelaksanaan pembelajaran. Kerjasama guru dan siswa dalam menyiapkan alat pembelajaran telah terlaksana dengan baik. Pembelajaran diawali dengan penjelasan dan pengarahan dari guru sehingga siswa fokus dalam memperhatikan pengarahan dari guru. Setelah pengarahan dilakukan, siswa mampu melakasanakan eksperimen dengan baik. Hal tersebut tentu tidak terlepas dari bimbingan guru agar tidak terjadi 4

5 kesalahan ataupun ada siswa yang bermain-main dalam pembelajaran. Proses eksperimen dilanjutkan dengan menuliskan laporan dan menyampaikannya di depan kelas sebagai pengungkapan hasil eksperimen dari setiap kelompok. Setelash proses penyampaian hasil kemudian dilakukan evaluasi oleh guru. Proses pembelajaran eksperimen diakhiri dengan membersihkan alat dan merapikan tempat serta dibimbing guru dalam menyimpan kembali alat-alat pembelajaran. Pembelajaran dengan metode eksperimen melatih siswa untuk menggunakan dan melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berpikir ilmiah. Siswa belajar secara aktif dengan mengikuti tahap-tahap pembelajarannya. Dengan demikian, siswa akan menemukan sendiri konsep sesuai dengan hasil yang diperoleh selama pembelajaran. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek atau proses tertentu. Jadi dalam metode eksperimen penekanannya adalah pada proses sampai ke hasil. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode eksperimen pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Awalnya, pada pra tindakan diketahui hanya 32% siswa yang dikategorikan memiliki motivasi tinggi. Pada siklus I meningkat menjadi 48% dan meningkat menjadi 88% pada siklus II. DAFTAR PUSTAKA E. Mulyasa. (2005). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muhibbin, Syah Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada. Rara, Galuh Puspa, I Made Sudana, dan Eko Supraptono Penggunaan Model Demonstrasi dalam Materi Ajar Instalasi Sistem Operasi. Dinamika: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah. Vol. 5, No. 3, Sugihartono. (2007). Psikologi pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Suwito Upaya Peningkatan Kemampuan Mendeskripsikan Perpindahan Panas dengan Menerapkan Metode Eksperimen. Dinamika: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah. Vol. 3, No. 2, Zaenal Aqib. (2009). Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widya. 5