Kontribusi Fee Based Income Dana Talangan Haji Terhadap Tingkat Return On Assets Pada Bank Syariah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kontribusi Fee Based Income Dana Talangan Haji Terhadap Tingkat Return On Assets Pada Bank Syariah"

Transkripsi

1 Kontribusi Fee Based Income Dana Talangan Haji Terhadap Tingkat Return On Assets Pada Bank Syariah Eka Dyah Setyaningsih 1, Ratiyah 2, Ikmal Maulana 3 1 Akademi Manajemen Keuangan BSI Jakarta eka.edy@bsi.ac.id 2 Akademi Manajemen Keuangan BSI Jakarta ratiyah.rty@bsi.ac.id 3 Akademi Manajemen Keuangan BSI Jakarta mikmal54@gmail.com Abstrak - Fee based income merupakan sumber pendapatan yang diperoleh atas pemanfaata/pemakaian jasa perbankan, sehingga besarnya tergantung atas pemanfaatan/pemakaian jasa tersebut. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar hubungan dan pengaruh antara fee based income dan dana talangan haji terhadap ROA. Data yang digunakan melalui sekunder yang berasal dari annual report bank syariah. Penelitian ini menggunakan persamaan regresi linier diolah dengan SPSS. Hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan yang kuat antara fee based income dan dana talangan haji dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,753, terdapat pengaruh antara fee based income dan dana talangan haji sebesar 56,8% dan sisanya dipengaruhi faktor lain sebesar 46,2 % serta persamaan regresi terbentuk signifikan antara fee based income dan dana talangan haji sebesar 0,019. Kata Kunci: kontribusi, fee based income, dana talangan haji I.PENDAHULUAN Sebagian besar masyarakat Indonesia beragama Islam dan membutuhkan suatu sistem perbankan syariah yang sehat dan terpercaya dan dapat memenuhi jasa perbankan sesuai dengan prinsip syariah. Dalam upayanya meningkatkan tingkat profitabilitas maka sumber pendapatan yang dihasilkan oleh bank syariah selain dari investasi juga dihasilkan dari dua komponen utama yaitu equity based dan fee based. Equity based yaitu pendapatan yang diterima bank dari hasil pembiayaan berupa bagi hasil dan margin, seperti pendapatan yang berasal dari pembiayaan murabahah, mudharabah, musyarakah, istina, rahn, ijarah dan sebagainya. Sedangkan fee based menurut Kasmir (2012:129) adalah keuntungan yang didapat dari transaksi yang diberikan dalam jasa-jasa bank lainnya. Fee based income merupakan pendapatan yang diterima bank berupa komisi yang didapat dari hasil transaksi dalam jasajasa bank lainnya seperti dana talangan haji, gadai, emas, inkaso, kliring, safe deposit box, dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan jasa tersebut juga dapat mendatangkan keuntungan bagi pihak bank.keuntungan dari jasa bank ini semakin dibutuhkan bahkan dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal ini disebabkan keuntungan dari spread based semakin kecil mengingat persaingan yang semakin ketat. Oleh sebab itu, disamping mencari keuntungan utama tetap pada spread based, dewasa ini semakin banyak bank yang mencari keuntungan lewat jasa-jasa bank. Maka Fee based income merupakan sumber pendapatan yang diperoleh atas pemanfaatan suatu jasa perbankan, sehingga besarnya tergantung atas pemanfaatan/pemakaian jasa yang memberikan kontribusi cukup besar bagi bank apabila dapat dikelola secara maksimal. Pertumbuhan fee based income didorong oleh beberapa hal diantaranya dominan dari bisnis layanan haji. Animo masyarakat untuk melaksanakan ibadah Haji pun sangat tinggi akhirakhir ini, menjadi poin plus bagi bank syariah dalam memaksimalkan profit. Dalam hal ini bank syariah memberikan kemudahan kepada umat muslim ingin menunaikan haji tapi memiliki kendala dalam segi keuangan karena saat ini telah ada beberapa perbankan syariah yang menawarkan produk dana talangan haji. Dengan kata lain, dana talangan haji yang pada dasarnya memiliki peminat yang cukup banyak dengan resiko yang sangat sedikit sehingga diharapkan mampu memberikan keuntungan lebih bagi tingkat keuntungan profitabilitas bank syariah itu sendiri. Rasio profitabilitas dapat diperoleh dari maksimalnya keuntungan yang akan diperoleh baik itu dari simpanan dana atau uang yang diinvestasikan oleh nasabah, pembiayaan yang diberikan kepada nasabah dan jasa dalam lalu lintas perbankan. Bagi pihak intern maupun para kreditur, diperlukan suatu analisa untuk mengukur tingkat keuntungan yang diperoleh dari rasio profitabilitas untuk mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari pinjaman dan investasi. Indikator yang bisa digunakan untuk mengukur kinerja profitabilitas bank adalah ROA (return on assets). Return On Assets merupakan Prosiding SIMNASIPTEK: Hal. B-43

2 rasio yang mengukur efektifitas kemampuan manajemen bank yang memperoleh laba secara keseluruhan.roa merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total aktiva.semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank, dan semakin baik posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Hal ini sesuai dengan teori Lestari dan Sugiharto mengatakan semakin tinggi ROA semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih. Maka hal ini sebagai daya tarik perusahaan dan diminati oleh investor karena tingkat pengembalian deviden semakin besar. Beberapa hal lain salah satunya juga berdampak pada harga saham dari perusahaan tersebut dipasar modal yang akan semakin meningkat, berpengaruh pada meningkatnya harga saham. Berdasarkan uraian tersebut terdapat perumusan masalah adalah berapakah nilai Fee Based Income Dana Talangan Haji,berapakah nilai Return On Assets, apakah terdapat hubungan Antara Fee Based Income Dana Talangan Haji Terhadap Return On Assets, apakah terdapat pengaruh antara Fee Based Income Dana Talangan Haji Terhadap Return On Asset, apakah persamaan regresi yang terbentuk signifikan. Berdasarkan perumusan diatas maka dapat dibentuk hipotesis sebagai berikut :H1=terdapat hubungan antara Fee Based Income Dana Talangan Haji Terhadap Return On Assets;H2 =terdapat pengaruh Antara Fee Based Income Dana Talangan Haji Terhadap Return On Assets; H3 : persamaan regresi yang terbentuk signifikan. II. LANDASAN TEORI 2.1Fee Based Income Dana Talangan Hajie Definisi fee based income sebenarnya cukup beragam. Fee based income sering disebut sebagai non interstincome, yaitu sumber pendapatan bank selain pendapatan kredit dan securitas. Menurut Standar Khusus Akutansi Perbankan Indonesia (SKAPI), pendapatan Fee Based adalah imbalan yang diperoleh bank dari pemberian komitmen dan jasa-jasa lain diluar hasil yang diperoleh bank dari penanaman aktiva produktif, seperti kredit dan surat berharga. Dalam hal ini komisi dan provisi kredit dianggapp sebagai hasil dari penanaman aktiva produktif sehingga tidak termasuk dalam fee based income. Pengertian fee based incomemenurut Kasmir (2012:129) adalah: Fee based incomeadalah keuntungan yang didapat dari transaksi yang diberikan dalam jasa-jasa bank lainnya.sedangkan Triandaru dan Budisantoso (2006:86) mengemukakan mengenai fee based income yaitu: dalam rangka menambah sumbersumber penerimaan bagi bank serta untuk memberikan pelayanan kepada nasabahnya, bank menyediakan berbagai bentuk jasa-jasa.semakin pesatnya persaingan antar bank mendorong tidak hanya mengandalkan pada sumber penerimaanya yang utama dari penyaluran kredit melainkan juga dari jasa-jasa yang diberikan. Penerimaan atau income yang berasal dari pemberian jasa-jasa disebut fee based income. Dari pengertian diatas maka jelaslah bahwa kegiatan perbankan selain menghimpun dana dan menyalurkan dana adalah melakukan kegiatan jasa-jasa pendukung lainnya. Jasa-jasa pendukung ini diberikan untuk mendukung dan memperlancar kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana, baik yang berhubungan langsung dengan kegiatan simpanan dan kredit maupun tidak langsung. Dimana bank akan mendapatkan fee based incomedari hasil memberikan jasa bank.dalam UU No. 7/1992 yang disempurnakan dengan UU No. 10/1998, pendapatan Fee Based dapat diperoleh bank umum berasal dari: a. Biaya-biaya yang dipungut dari dana simpanan seperti biaya administrasi bulanan. b. Membeli, menjual atau meminjam atas resiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas pemerintah nasabah, seperti: 1) Surat-surat wesel 2) Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya 3) Sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) 4) Obligasi 5) Surat dagang berjangka waktu sampai dengan satu tahun 6) Instrument surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan satu tahun. c. Memindahkan uang untuk kepentingan nasabah. d. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga. e. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak. Keunggulan Fee Based Income Dewasa ini banyak bank giat mengejar pendapatan fee based income dengan berbagai alasan, seperti: a. Pendapatan fee based income memberi jalan untuk menciptakan pendapatan yang lebih stabil tidak tergantung pada fluktuasi suku bunga b. Pendapatan fee based income meningkatkan diversifikasi pendapatan bank c. Pendapatan fee based income relatif tidak memerlukan modal atau penghimpunan dana besar d. Pendapatan fee based income merupakan cara untuk meningkatkan daya saing e. Pendapatan fee based incomeakan mendorong bank untuk lebih inovatif dalm menciptakan Prosiding SIMNASIPTEK: Hal. B-44

3 produk dan jasa pelengkap sesuai kebutuhan nasabahnya. 2.2 Dana Talangan Haji Dana talangan adalah dana yang diberikan kepada nasabah sebagai dana pinjaman untuk menutupi kekurangan dana. Dalam hal ini adalah mengenai dana talangan haji, maksudnya adalah dana pinjaman dari bank syariah kepada nasabah untuk menutupi kekurangan dana guna memperoleh kursi haji pada saat melaksanakan pelunasan BPIH.(Nazah: 2012). 1. Dasar Hukum Dana Talangan Haji Dasar hukum bagi praktik dana talangan haji ini adalah Fatwa DSN (Dewan Syariah Nasional) MUI No. 29/DSN-MUI/VI/2002 tenteng pembiayaan pengurusan haji oleh lembaga keuangan syariah. Ketentuan umum yang termaktub dalam fatwa tersebut adalah sebagai berikut: a. Dalam pengurusan haji bagi nasabah, lembaga keuangan sayariah dapat memperoleh imbalan jasa (Ujrah) dengan menggunakan prinsip Al- Ijarah sesuai Fatwa DSN-MUI Nomer 9/DSN- MUI/IV/2000 b. Apabila diperlukan, lembaga keuangan syariah dapat membantu menalangi pembayaran BPIH nasabah dengan menggunakan Prinsip Al-Qordh sesuai Fatwa DSN-MUI Nomer 19/DSN-MUI.IV/2001 c. Jasa pengurusan haji dilakukan lembaga keuangan syariah tidak boleh dipersyaratkan dengan pemberian talangan haji d. Besar imbalan jasa al-ijarah tidak boleh didasarkan pada jumlah talangan Al-Qordh yang diberikan lembaga keuangan syariah kepada nasabah 2.3 Return On Asse Return On Assets(ROA) merupakan salah satu indikator yang biasa digunakan dalam penilaian profitabilitas bank. ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukurt kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan.semakin besar ROA semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari sisi penggunaan aset. Menurut Prihadi (2013:152) menyatakan return on assets adalah mengukur tingkat laba terhadap asset yang digunakan dalam menghasilkan laba tersebut dan ROA dapat diartikan dengan dua cara, yaitu: a. Mengukur kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan asset untuk memperoleh laba. b. Mengukur hasil total untuk seluruh penyedia sumber dana, yaitu kreditor dan investor. Sedangkan MenurutPandia (2012:71) menyatakan return on assets adalah: Rasio yang menunjukkan perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan total aset bank, rasio ini menujukkan tingkat efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank bersangkutan. ROA merupakan indikator kemampuan perbankan untuk memperoleh laba atas sejumlah aset yang dimiliki oleh bank. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa return on assets merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat assets tertentu serta merupakan rasio profitabilitas yang lebih baik daripada rasio profitabilitas lainnya. 1. Mengukur Return On Assets Return On Assets(ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank serta semakin baik pula posisi dalam penggunaan aset. Dengan kata lain, rasio yang menunjukkan adanya efisiensi manajemen terutama dalam pengelolaan aset untuk memperoleh keuntungan.berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbS tanggal 30 Oktober 2007, rumus untuk menentukan ROA adalah: Dalam menentukan peringkat ROA, perolehan ROA terdiri dari 5 kategori.semakin kecil peringkat bank, maka semakin baik karena bank memiliki profitabilitas yang semakin besar. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbS tanggal 30 Oktober 2007, Peringkat Return On Assets adalah: Tabel II.1 Peringkat Return On Assets Peringkat Ketetangan 1 Perolehan laba sangat tinggi> 1,5% 2 Perolehan laba tinggi 1,25% s/d 1,5% Perolehan laba cukup tinggi atau rasio 3 ROA berkisar Antara 0,5% s/d 1,25% Perolehan laba bank rendah atau 4 cenderung mengalami kerugian (ROA mengarah negative) Bank mengalami kerugian besar 5 (ROA negatife) Sember: Bank Indonesia III.METODE PENELITIAN Penulis menggunakan metode pengumpulan data yang terdiri dari 1. Observasi Penulis melakukan pengamatan secara langsung dengan caramengamati proses akuntansi dan penyusunan laporan keuangan pada bank syariah dan meneliti Prosiding SIMNASIPTEK: Hal. B-45

4 data-data laporan keuangan perusahaan untuk diolah menjadi bahan dari penulisan ini 2. Studi Dokumentasi Penulis mendownload laporan keuangan bank syariah, serta melakukan studi pustaka demi memperoleh informasi berupa teori-teori dari berbagai literatur dan referensi dari buku-buku yang penulis baca, baik dari perpustakaan ataupun koleksi pribadi. Konsep dasar penghitungan yang digunakan adalah : Koefisien Korelasi Menurut Suharyadi (2004a:460), analisis korelasi adalah suatu teknik statistika yang digunakan untuk mengukur keeratan hubungan atau korelasi antara dua variabel. Dengan kata lain, koefisien korelasi digunakan untuk mempelajari apakah ada hubungan antara dua variabel atau lebih. Rumus koefisien korelasi tersebut dinyatakan sebagai berikut: Di mana: r : nilai koefisien korelasi : Jumlah pengamatan variabel X : Jumlah pengamatan variabel Y : Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y : Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X : Jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel X : Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y : Jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel Y n : jumlah pasangan pengamatan X dan Y Dalam bukunya, Suharyadi (2004b:462) menyebutkan bahwa nilai koefisien korelasi dapat dijelaskan sebagai berikut: Koefisien korelasi mempunyai nilai antara -1 sampai 1. Nilai r= -1 yang disebut dengan linier sempurna negatif terjadi apabila titik contoh atau kombinasi terletak tepat pada suatu garis lurus yang mempunyai kemiringan negatif. Nilai r= 1 disebut dengan linier sempurna positif, dan hal ini terjadi apabila semua titik contoh terletak tepat pada satu garis lurus dengan kemiringan positif. Nilai koefisien korelasi yang mendekati -1 atau 1 menyatakan bahwa hubungan kedua variabel adalah kuat atau korelasi kedua variabel tinggi. Akan tetapi apabila nilai r mendekati 0, hubungan antara kedua variabel sangat lemah atau mungkin tidak ada sama sekali. Tabel III.1 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi Interval Tingkat hubungan koefisien 0,00 0,20 korelasi memiliki keeratan sangat lemah 0,21 0,40 korelasi memiliki keeratan lemah 0,41 0,70 korelasi memiliki keeratan kuat 0,71 0,90 korelasi memiliki keeratan sangat kuat 0,91 0,99 korelasi memiliki keeratan sangat kuat sekali 1 korelasi sempurna Sumber:Suharyadi (2004:462) Koefisien Determinasi Koefisien Determinasi merupakan besarnya persentase pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel independen (Y).Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y, maka nilai koefisien (r) dikuadratkan (r 2 ). Nilai r 2 atau koefisien determinasi ini menunjukkan besarnya model variabel Y yang akan dipengaruhi variabel X. Uji determinasi ini hanya dapat dilakukan apabila terdapat pengaruh yang signifikan antara dua variabel di atas.koefisien determinasi dapat dicari dengan menggunakan rumus: KD = r 2 x 100% Keterangan : KD: Koefisien Determinasi r 2 : Koefisien korelasi dikuadratkan Persamaan Regresi Regresi adalah, suatu teknik yang digunakan untuk membangun suatu persamaan yang menghubungkan antara variabel tidak bebas (Y) dengan variabel bebas (X) dan sekaligus untuk menentukan nilai ramalan atau dugaannya. (Suharyadi, 2004c:469) Dalam pengertian lainnya Suharyadi (2004d:470) menyatakan bahwa, persamaan regresi adalah suatu persamaan matematika yang mendefinisikan hubungan atara dua variabel. Yang dapat diartikan sebagai persamaan yang menyatakan bentuk hubungan antara variabel tidak bebas (Y) dengan variabel bebasnya (X).Bentuk dari perkiraan persamaan regresi dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut, Y= a + bx. IV. PEMBAHASAN 4.1 Data Fee Based Income Dana Talangan Haji Pada dasarnya pendapatan yang diterima bank yaitu berasal dari pendanaan, pembiayaan dan fee dari jasa bank. Jasa bank yang menghasilkan fee based income pada PT. Bank Syariah Mandiri Prosiding SIMNASIPTEK: Hal. B-46

5 adalah international banking, dana talangan haji, pembiayaan mikro, sindikasi, serta oprasional dan ATM. Sebagai gambaran dari perkembangan fee based income dana talangan haji yang diperoleh Pt. Bank Syariah Mandiri periode tahun 2005 s/d 2013 dapat dilihat di bawah ini: Tabel IV.1 Tabel Kontribusi Fee Based Income Dana Talangan Haji (Dalam Milyaran Rupiah) Tahun Fee Based Income Fee Based Income Dana Talangan Haji Kontribusi % % % Untuk melihat tingkat perkembangan return on assets yang terdapat pada bank mandiri syariah pada tahun 2005 s/d 2013 adalah sebagai berikut : Tabel IV.2 Tabel Return On Asset (Dalam Rupiah) Tahun Laba sebelum pajak Total aktiva ROA ,712,076,000 8,272,965,277, % ,236,624,000 9,554,966,615, % ,183,151, ,084,938, ,402,513,083 12,885,390,558, ,065,937,986, ,036,534,515, % 1.66% 1.89% % % % ,732,339, ,934,244,036 32,481,873,142, ,671,950,025, % 1.53% % % % Sumber: Laporan Keuangan BSM Tahun 2005 s/d 2013 Data Return On Asset Tingkat keuntungan yang diperoleh bank dikenal dengan istilah profitabilitas atau rentabilitas.profitabilitas merupakan salah satu indikator tingkat keberhasilan perusahaan perbankan, yang mengukur tingkat kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari asset yang dimilikinya. Bagi pihak bank tingkat profitabilitas akan menjadi tolak ukur keberhasilan bank dalam melaksanakan kegiatan usahanya serta dapat memperkirakan seberapa lama keberlangsungan usaha bank tersebut (going concern), sementara bagi pihak investor dan nasabah dapat menjadi tolak ukur dalam menentukan bank yang akan dipilih. Rasio profitabilitas yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan mengunakan rasio Return On Assets. Adapun indikator tingkat Return On Assets (variabel Y) yaitu perbandingan antara laba sebelum pajak dengan total aktiva. Selain itu, pertimbangan lainnya adalah bahwa ROA merupakan alat analisis profitabilitas terbaik yang digunakan Bank Indonesia sebagai pemegang otoritas perbankan dalam penilaian tingkat kinerja dan kesehatan bank ,097,132,642, ,836,421,815 54,229,395,784, ,965,361,177,78 9 Sumber: Laporan Keuangan BSM Tahun 2005 s/d % 1.38% 4.2 Analisis Data dan Pembahasannya Berdasarkan tabel penolong diatas maka dapat di buat korelasi dan persamaan garis dan sebagai berikut: 1. Mencari b 2. M encari a Prosiding SIMNASIPTEK: Hal. B-47

6 Jadi persamaan garisnya adalah: Y=a + bx, Y= X 3. Menentukan korelasi Koefisien determinasi r 2 = (0.753) 2 :r 2 =0.568 =56.8% Analisis Pengeruh Fee Based Income Dana Talangan Haji Terhadap Return On Assets Uji Untuk menguji metode koefien korelasi antara fee based income dana talangan haji dengan ROA maka hipotesa yang dapat dibentuk sebagai berikut : Ho: Tidak ada hubungan signifikan antara fee based incomedana talangan haji dengan ROA Ha: ada hubungan signifikan antara fee based income dana talangan haji dengan ROA Tabel IV.3Hasil Analisis Koefisien Korelasi Fee Based Income Dana Talangan Haji Terhadap ROA Berdasarkan Tabel III.3 di atas dapat diketahui bahwa nilai Signifikan senilai < 0.05 maka keputusannya Ha diterima, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan signifikan antar fee based income dana talangan haji dengan return on asset Dan dilihat dari nilai pearson correlation diketahui koefisien korelasi (R) antara fee based income dana talangan haji terhadap return on asset sebesar 0,753. Nilai koefisien korelasi sebesar menunjukan hubungan yang terjadi antara fee based income dana talangan haji terhadap return on asset termasuk kateori hubungan yang sangat kuat (interval 0,71-0,90), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara fee based income dana talangan haji dengan return on asset Uji Koefisien Determinasi Untuk mengukur kontribusi fee based income dana talangan haji terhadap return on assets, maka dilakukan pengujian koefisien penentu atau koefisien determinasi (KD) yang merupakan kuadrat koefisien korelasi dan biasanya dinyatakan dalam persen dengan menggunakan rumus KD = r 2 x 100%. Berikut adalah hasil perhitungan Koefisien Determinasi (r 2 ) menggunakan SPSS 20: Ho: Tidak ada pengaruh antara fee based income dana talangan haji dengan ROA Ha: ada pengaruh antara fee based income dana talangan haji dengan ROA Tabel III.4 Hasil Analisis Koefisien Determinasi Fee Based Income Dana Talangan Haji Terhadap ROA Berdasarkan Tabel Anova di atas dapat diketahui bahwa nilai Signifikan senilai < 0.05 maka keputusannya Ha diterima, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan Prosiding SIMNASIPTEK: Hal. B-48

7 antara fee based income dana talangan haji dengan return on asset Tabel III.5 Hasil Analisis Koefisien Determinasi Fee Based Income Dana Talangan Haji Terhadap ROA Modal Summary Tabel IV.6 Hasil Analisis Regresi Linear Fee Based Income Dana Talangan Haji Terhadap ROA Regresi Linear Fee Based Income Dana Talangan Haji Terhadap ROA Dari perhitungan koefisien determinasi tabel III.6 di atas, dapat diketahui bahwa fee based income dana talangan haji pada Bank Syariah Mandiri memberikan kontribusi sebesar 0,753 2 x 100% = 56,8%. Angka tersebut menunjukkan bahwa kontribusi fee based income dana talangan haji terhadap tingkat return on asset pada perbankan Bank Syariah Mandiri tahun sebesar 56,8%, sedangkan sisanya sebesar 43,2% diberikan oleh faktor-faktor lain. Dari perhitungan koefisien determinasi tabel III.7 di atas, dapat diketahui bahwa fee based income dana talangan haji pada Bank Syariah Mandiri memberikan kontribusi sebesar 0,753 2 x 100% = 56,8%. Angka tersebut menunjukkan bahwa kontribusi fee based income dana talangan haji terhadap tingkat return on asset pada perbankan Bank Syariah Mandiri tahun sebesar 56,8%, sedangkan sisanya sebesar 43,2% diberikan oleh faktor-faktor lain. Uji Persamaan Regresi Pada analisis ini akan dijelaskan hasil persamaan regresi linier sederhana untuk mengetahui pengaruh fee based income dana talangan haji terhadap return on assets. Berdasarkan data pada tabel III.3 pengolahan data yang telah dilakukan dengan menggunakan SPSS 20.0, maka hasil regresi linier sederhana akan disajikan pada tabel III.8 di bawah ini: Ho: Persamaan regresi tidak signifikan Ha: Persamaan regresi signifikan Berdasarkan tabel koefisien diatas, tingkat signifikan sebesar maka Ha diterima, kesimpulannya adalah persamaan regresi signifikan, sehingga dari hasil perhitungan analisis regresi pada tabel III.8 di atas, maka diperoleh bentuk persamaan regresi linier sebagai berikut: Y = 0, ,024 X Artinya, nilai konstanta (a) adalah 0,725 menunjukkan jika fee based incomedana talangan haji (variabel X) adalah sebesar 0, maka tingkat return on assets (variabel Y) nilainya 0,725. Dari persamaan di atas juga dapat diketahui bahwa besarnya nilai koefisien regresi variabel X (fee based income dana talangan haji) (b) bertanda positif sebesar 0,024, yang artinya bahwa setiap peningkatan fee based income dana talangan haji 1% maka diprediksi akan meningkatkan ROA sebesar 0,024% V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, mengenai pengaruh fee based incomedana talangan haji terhadap tingkat return on assets pada Bank Syariah Mandiri dan analisis yang didukung oleh teori-teori yang melandasi serta hasil pembahasan, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Perkembangan tingkat return on asset pada Bank Syariah Mandiri juga mengalami perkembangan yang fluktuatif. 2. Nilai koefisien korelasi sebesar menunjukan hubungan yang terjadi antara fee based income dana talangan haji terhadap return on asset termasuk kateori hubungan yang sangat kuat, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan signifikan antara fee based income dana talangan haji dengan return on asset 3. Dari perhitungan koefisien determinasi fee based income dana talangan haji pada Bank Syariah Mandiri memberikan kontribusi Prosiding SIMNASIPTEK: Hal. B-49

8 sebesar 0,753 2 x 100% = 56,8%. Angka tersebut menunjukkan bahwa kontribusi fee based income dana talangan haji terhadap tingkat return on asset pada perbankan Bank Syariah Mandiri tahun sebesar 56,8%, sedangkan sisanya sebesar 43,2% diberikan oleh faktor-faktor lain. 4. Setelah dilakukan analisa regresi diperoleh kesimpulan bahwa Persamaan regresi yang terbentuk signifikan. Antara fee based income dana talangan haji terhadap return on asset dengan tingkat signifikan sebesar REFERENSI Budisantoso.2006.Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat Kasmir Manajemen Perbankan. Jakarta: Rajawali Pers. Pandia, Frianto Manajemen Dana dan Kesehatan Bank. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Prihadi, toto Analisa Laporan Keuangan, Jakarta: PPM. Purwanto, Suharyadi, Statistika Dasar. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. Triandaru, Sigit dan Totok.Zein, Ahmad Hukum Dana Talangan Haji. Diambil Prosiding SIMNASIPTEK: Hal. B-50

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dengan merosotnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dengan merosotnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini dalam era globalisasi, seiring dengan adanya krisis multidimensi yang menimpa Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 yang dimulai

Lebih terperinci

BAB IV PENGARUH FEE BASED INCOME TERHADAP EARNING PER SHARE (EPS) DI BRI SYARIAH

BAB IV PENGARUH FEE BASED INCOME TERHADAP EARNING PER SHARE (EPS) DI BRI SYARIAH BAB IV PENGARUH FEE BASED INCOME TERHADAP EARNING PER SHARE (EPS) DI BRI SYARIAH 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Kondisi Fee Based Income di BRI Syariah Dewasa ini persaingan di dunia perbankan sudah semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi islam identik dengan berkembangannya lembaga keuangan syariah. Bank syariah sebagai lembaga keuangan telah menjadi lokomotif bagi berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan keuangan salahsatunya adalah sektor perbankan. Sektor perbankan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan keuangan salahsatunya adalah sektor perbankan. Sektor perbankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional bertujuan membangun manusia Indonesia seutuhnya. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan pembangunan perekonomian tidak dapat lepas dari sektor perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan stabilitas ekonomi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Pembiayaan Dua fungsi utama bank syariah adalah menghimpun dana dan menyalurkan dana. Penyaluran dana yang dilakukan bank syariah adalah pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi bank sebagai lembaga perantara ( intermediare ) antar pihak-pihak. Nomor 10 tahun 1998 yaitu sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. fungsi bank sebagai lembaga perantara ( intermediare ) antar pihak-pihak. Nomor 10 tahun 1998 yaitu sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan salah satu lembaga yang memiliki peranan penting dalan perekonomian suatu negara. Adanya lembaga perbankan dapat memperlancar sistem pembayaran

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 adalah badan usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran dan yang tidak kalah pentingnya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan berperan dalam mempermudah proses pengalihan dana dari pihak yang kelebihan dana pada pihak yang membutuhkan dana, untuk melakukan proses tersebut, perbankan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penyimpanan dana tunai nya. Hal tersebut betolak belakang karena masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. penyimpanan dana tunai nya. Hal tersebut betolak belakang karena masyarakat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Negara Indonesia Perbankan Syariah merupakan suatu lembaga keuangan yang masih awam dimata masyarakat Indonesia dikarenakan bahwa sistem dan pengoperasiannya

Lebih terperinci

PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Kasus Pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya)

PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Kasus Pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya) PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Kasus Pada PT. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Tasikmalaya) Rani Rahman 1 Wegi Indra Agnesta 2 This research aims to know the influence of credit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat

BAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perekonomian suatu negara saat ini Lembaga Perbankan memiliki peranan yang cukup penting, bahkan dalam kehidupan masyarakat modern sehari-hari sebagian besar melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Dengan kata lain, Bank

BAB I PENDAHULUAN. yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Dengan kata lain, Bank BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan syariah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic Banking atau juga disebut dengan interest-free banking. Bank syariah adalah bank yang

Lebih terperinci

PENGARUH NON PERFORMING FINANCE

PENGARUH NON PERFORMING FINANCE PENGARUH NON PERFORMING FINANCE (NPF) PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN NON PERFORMING FINANCE (NPF) PEMBIAYAAN MUSYARAKAH TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH ( Studi Kasus pada PT.Bank Syariah Mandiri tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup besar dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana. Pada dasarnya bank syariah sebagaimana

Lebih terperinci

PENGARUH NON PERFORMING FINANCING (NPF) TERHADAP TINGKAT RETURN ON ASSET (ROA) BANK SYARIAH

PENGARUH NON PERFORMING FINANCING (NPF) TERHADAP TINGKAT RETURN ON ASSET (ROA) BANK SYARIAH PENGARUH NON PERFORMING FINANCING (NPF) TERHADAP TINGKAT RETURN ON ASSET (ROA) BANK SYARIAH (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk) Oleh: YAYU RAODATUL JANNAH 103403073 Program Studi Akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi masyarakat yang adil dan sejahtera. Negara yang memiliki penduduk mayoritas muslim, maka hampir di segala aspek

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi masyarakat yang adil dan sejahtera. Negara yang memiliki penduduk mayoritas muslim, maka hampir di segala aspek 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ekonomi negara kita sedang mengalami keterpurukan, diperparah lagi dengan terjadinya krisis yang melanda perekonomian diseluruh dunia. Berbagai cara dilakukan

Lebih terperinci

Majalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 18, No 2,Oktober 2011 ISSN :

Majalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 18, No 2,Oktober 2011 ISSN : ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN LABA RUGI DAN NILAI TAMBAH PADA BANK SYARI AH (Studi Kasus pada PT Bank Syahriah Mandiri) Ir. Zefriyenni, MM, Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebutuhan masyarakat akan jasa keuangan semakin meningkat dan beragam, peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai lembaga mediasi sektor keuangan, bank memiliki peran penting dalam perekonomian. Mediasi keuangan pada sektor perbankan tentu sangat penting bagi setiap negara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Mengenai Bank Bank merupakan salah satu sarana yang memiliki peran strategis dalam usaha meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini telah. mengalami perkembangan yang cukup pesat, ini dibuktikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini telah. mengalami perkembangan yang cukup pesat, ini dibuktikan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perbankan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini telah mengalami perkembangan yang cukup pesat, ini dibuktikan dengan semakin banyaknya bank pemerintah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan

BAB V PENUTUP. penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan BAB V PENUTUP BAB V PENUTUP 5. Dalam bab ini akan dijelaskan kesimpulan penelitian, keterbatasan penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan BUMN. 5.1. Kesimpulan Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi suatu negara pada umumnya tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan dan perkembangan dari para pelaku ekonomi yang menjalankan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 2 LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB 2 LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kerangka Teori dan Literatur Bab ini akan menguraikan dan membahas kajian pustaka yang relevan terhadap topik penelitian. Kajian pustaka tersebut

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH. (Studi Kasus PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH. (Studi Kasus PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk) ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH (Studi Kasus PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk) Desiana, Mohamad Heykal Universitas Bina Nusantara Jl. K. H. Syahdan No. 9 Kemanggisan/Palmerah Jakarta Barat 11480

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah adalah Bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah adalah Bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank Syariah adalah Bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Perbankan Syariah di Indonesia telah mengalami perkembangan dengan pesat dari

Lebih terperinci

Yuhana Patmasari Akuntansi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE), Nganjuk, Jawa Timur ABSTRAK

Yuhana Patmasari Akuntansi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE), Nganjuk, Jawa Timur   ABSTRAK ANALISA PENGARUH NON PERFORMING LOAN ( NPL ), BOPO DAN NET INTEREST MARGIN ( NIM ) TERHADAP RETURN ON ASSET ( ROA ) PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT KONVENSIONAL DI JAWA TIMUR Yuhana Patmasari Akuntansi, Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pengertian bank dalam pasal 1 ayat (2) UU Nomor 10 Tahun 1998 mengenai perubahan UU Nomor 7 Tahun 1992 menyatakan: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Rasio Rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh membagi satu angka dengan angka lainnya. Jadi, rasio

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai Financial Intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi Islam saat ini berkembang cukup pesat. Hal ini ditandai dengan berkembangnya lembaga keuangan syariah di Indonesia dan Negara lainnya. Sejak tahun

Lebih terperinci

5.1.1 Perkembangan pendapatan Mudharabah, Murabahah dan. Profitabilitas pada PT Bank Syariah Mandiri

5.1.1 Perkembangan pendapatan Mudharabah, Murabahah dan. Profitabilitas pada PT Bank Syariah Mandiri BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dialkukan mengenai pengaruh pendapatan Mudharabah dan Murabahah terhadap profitabilitas PT Bank Syariah Mandiri, maka dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa-jasa lainnya. Menurut UU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1992, perbankan Indonesia menjadi maju dengan munculnya

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1992, perbankan Indonesia menjadi maju dengan munculnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak tahun 1992, perbankan Indonesia menjadi maju dengan munculnya bank berbasis syariah. Disusul lahirnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998, pengembangan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Praktik perbankan di Indonesia saat ini menganut dual banking system, yaitu adanya bank konvensional dan bank syariah. Sistem ini di dasarkan atas Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan dalam perekonomian suatu negara memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting. Perbankan merupakan salah satu sub sistem keuangan yang paling penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, digilib.uns.ac.id 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) (2009:31.2) bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH Oleh : Junaedi,SE,M.Si Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan: Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan, dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan perkembangan ekonomi global sangat mempengaruhi pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Salah satunya perubahan perubahan pada nilai suatu mata uang Rupiah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pembangunan dalam bidang ekonomi. Undang-Undang Tentang

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pembangunan dalam bidang ekonomi. Undang-Undang Tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang membangun khususnya pembangunan dalam bidang ekonomi. Undang-Undang Tentang Perbankan, UU Nomor 7 Tahun 1992

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari manusia melakukan berbagai transaksi ekonomi, baik transaksi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari manusia melakukan berbagai transaksi ekonomi, baik transaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap hari manusia melakukan berbagai transaksi ekonomi, baik transaksi perdagangan maupun transaksi keuangan. Transaksi perdagangan umumnya dilakukan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat dan stabil. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri dari tiga

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat dan stabil. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri dari tiga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi suatu negara pada umumnya tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan dan perkembangan dari para pelaku ekonomi yang menjalankan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perbankan syariah di Indonesia diawali dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tanggal 1 November 1991 yang kemudian diikuti dengan keluarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah yang rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah yang rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu menghadapi masalah-masalah yang rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses pencapaian tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan memiliki peranan yang sangat strategis dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan pembangunan nasional mengingat fungsinya sebagai lembaga

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Mu amalat Indonesia yang berlokasi di Jl.Letjend S Parman no.54 Slipi

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Mu amalat Indonesia yang berlokasi di Jl.Letjend S Parman no.54 Slipi BAB III METODELOGI PENELITIAN A Waktu dan Tempat Penelitian Pada bulan januari 2012 penulis menjadikan PT. Bank Mu amalat Indonesia yang berlokasi di Jl.Letjend S Parman no.54 Slipi Jakarta Barat. B. Metode

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis Tinjauan teoritis ini sangat diperlukan untuk mendukung permasalahan yang diungkapkan dalam ulasan penelitian. Studi kepustakaan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian asosiatif deskriptif. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian asosiatif deskriptif. Metode 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian asosiatif deskriptif. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan tingkat perekonomian yang terjadi di Indonesia, peningkatan pertumbuhan pada sektor ekonomi perbankan juga terjadi. Saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan total aktiva maupun modal sendiri. Profitabilitas suatu faktor yang seharusnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Harga Saham Perusahaan-Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta, hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Harga Saham Perusahaan-Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta, hasil BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Nurmala (2006) yang berjudul Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham Perusahaan-Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta, hasil penelitian menunjukkan

Lebih terperinci

2. Untuk dapat mengetahui variabel-variabel independen manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap net interest margin

2. Untuk dapat mengetahui variabel-variabel independen manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap net interest margin ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN VOLUME TABUNGAN, DEPOSITO BERJANGKA DAN PEMBIAYAAN YANG DISALURKAN TERHADAP NET INTEREST MARGIN PADA KSP SYARI AH BEN IMAN Candra ABSTRAK Penelitian yang dilakukan oleh penulis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah milik Hetty Puspita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah milik Hetty Puspita BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah milik Hetty Puspita Yuliani (2012) yang berjudul Pengaruh LDR, IPR,LAR,APB,NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR, FACR

Lebih terperinci

5.1 Kesimpulan. Universitas Kristen Maranatha

5.1 Kesimpulan. Universitas Kristen Maranatha BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh selama melakukan penelitian mengenai analisis kinerja kredit dan pengaruhnya terhadap perolehan laba PT Bank Central

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH TABUNGAN DAN DEPOSITO TERHADAP TINGKAT RENTABILITAS BANK (PERIODE )

ANALISIS PENGARUH TABUNGAN DAN DEPOSITO TERHADAP TINGKAT RENTABILITAS BANK (PERIODE ) ANALISIS PENGARUH TABUNGAN DAN DEPOSITO TERHADAP TINGKAT RENTABILITAS BANK (PERIODE 2006-2008) Hendianto Noviansyah, ST Jl. Krukut Raya, Coridia Residence No.28, Krukut, Limo, Depok 16512. hendianto4dbez@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari peneliti-peneliti terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari peneliti-peneliti terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari peneliti-peneliti terdahulu yang memiliki topik yang sama. Penelitian tersebut antara lain : 2.1.1 Susi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan sangat penting dalam semua jenis perusahaan, termasuk bank dan lembaga keuangan lainnya, serta perusahaan industri dan retail. Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan uang tersebut kembali ke masyarakat. merupakan lembaga keuangan yang paling lengkap kegiatannya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan uang tersebut kembali ke masyarakat. merupakan lembaga keuangan yang paling lengkap kegiatannya yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Menurut Undang Undang Nomor 14 tahun 1967 tentang pokok pokok perbankan, yang dimaksud lembaga keuangan adalah semua badan yang melalui kegiatan kegiatan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTARA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH (STUDI PADA BANK INDONESIA )

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTARA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH (STUDI PADA BANK INDONESIA ) ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTARA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH (STUDI PADA BANK INDONESIA 2009-2012) NUSANTARI DELLA PRATIWI FAKULTAS EKONOMI/ AKUNTANSI UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga keuangan merupakan salah satu instrumen yang penting dalam ekonomi modern, terutama dalam pembangunan suatu negara di bidang ekonomi. Bank memiliki peran sebagai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Bentuk Hukum, Permodalan dan Kepemilikan Bank Syariah

II. TINJAUAN PUSTAKA Bentuk Hukum, Permodalan dan Kepemilikan Bank Syariah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Syariah Bank Syariah adalah bank umum yang sebagaimana dimaksud dalam UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan yang saat ini telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di Indonesia, rural banking

BAB I PENDAHULUAN. pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di Indonesia, rural banking BAB PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehadiran perbankan berfungsi melayani masyarakat di daerah pedesaan atau pinggiran, atau biasa dikenal dengan rural banking. Di ndonesia, rural banking diakomodasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demikian, rasio tersebut relatif lebih rendah di banding negara kawasan Asia lainnya

BAB I PENDAHULUAN. demikian, rasio tersebut relatif lebih rendah di banding negara kawasan Asia lainnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian di Indonesia diprediksi akan maju pada tahun 2014 terutama di industri perbankan. Peran perbankan dalam pembangunan nasional semakin meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang menghimpun dana (Funding) dari masyarakat yang. kembali kepada masyarakat yang kekurangan dana (Deficit unit) untuk

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang menghimpun dana (Funding) dari masyarakat yang. kembali kepada masyarakat yang kekurangan dana (Deficit unit) untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perekonomian, sektor perbankan merupakan sektor yang mempunyai peranan penting bagi perkembangan perekonomian suatu negara. Peran tersebut diwujudkan dalam fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, IRR, BOPO,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, IRR, BOPO, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang menjadi bahan rujukan pada penelitian ini adalah : 1. Dimas Maulana, (2012) Penelitian ini berjudul Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan( NPL), Likuiditas dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Capital Adequacy Ratio (CAR) Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung hingga tahun 2004 yang dicerminkan oleh return on asset (ROA)

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung hingga tahun 2004 yang dicerminkan oleh return on asset (ROA) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kondisi perekonomian yang terus berkembang, sektor perbankan memiliki potensi dan peluang yang besar dalam peranannya sebagai sumber pembiayaan bagi masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan aktivitasnya pasti berhubungan dengan masalah keuangan. Lembaga

BAB I PENDAHULUAN. dan aktivitasnya pasti berhubungan dengan masalah keuangan. Lembaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan dan aktivitasnya pasti berhubungan dengan masalah keuangan. Lembaga keuangan bank di Indonesia ada dua macam,

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS Analisis Rasio Profitabilitas Terhadap Laporan Keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS Analisis Rasio Profitabilitas Terhadap Laporan Keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk ejournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2015, 3 (2): 519-530 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2015 ANALISIS RASIO PROFITABILITAS Analisis Rasio Profitabilitas Terhadap Laporan Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. intermediaris atau perantara yang menghubungkan pihak pihak yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN. intermediaris atau perantara yang menghubungkan pihak pihak yang memiliki dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan perusahaan jasa yang menyediakan jasa keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai intermediaris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak sepuluh tahun terakhir di Indonesia telah diperkenalkan suatu sistem perbankan dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif

Lebih terperinci

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan fungsi-fungsi perbankan sebenarnya telah menjadi tradisi sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian yang mengelola dana dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank, lembaga pembiayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gerakan renaissance Islam Modern: neorevivalis dan modernis. Tujuan utama dari

BAB I PENDAHULUAN. gerakan renaissance Islam Modern: neorevivalis dan modernis. Tujuan utama dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak awal kelahirannya, perbankan syariah dilandasi dengan kehadiran dua gerakan renaissance Islam Modern: neorevivalis dan modernis. Tujuan utama dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan program pembangunan. Meningkatkan kualitas hidup antara

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dari pengaruh profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan tekstil yang terdaftar di BEI periode 2006 sampai dengan 2010, maka

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SINAR MAS, Tbk. DAN PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. MENGGUNAKAN METODE CAMELS

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SINAR MAS, Tbk. DAN PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. MENGGUNAKAN METODE CAMELS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANK SINAR MAS, Tbk. DAN PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk. MENGGUNAKAN METODE CAMELS Dessy Ratna Sari email: DesZ_CenX93@yahoo.com Program Studi Akuntansi STIE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontroversi praktik bunga bank yang dilakukan pada bank bank konvensional

BAB I PENDAHULUAN. kontroversi praktik bunga bank yang dilakukan pada bank bank konvensional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ide pendirian bank syariah di negara negara Islam tidak terlepas dari kontroversi praktik bunga bank yang dilakukan pada bank bank konvensional yang beredar di negara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kelebihan dana (surplus) dengan pihak yang kekurangan dana (deficit), selain itu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kelebihan dana (surplus) dengan pihak yang kekurangan dana (deficit), selain itu BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Bank Perbankan yang merupakan lembaga intermediasi antara pihak yang kelebihan dana (surplus)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitan atau relevansi dengan penelitian yang sedang di teliti oleh peneliti.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitan atau relevansi dengan penelitian yang sedang di teliti oleh peneliti. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berikut ini adalah beberapa penjelasan dari hasil penelitian terdahulu. Dimana peneliti menganggap bahwa penjelasan dari penelitian terdahulu memiliki keterkaitan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Nama : Dhika Ermaya Nim : Manajemen Keuangan

SKRIPSI. Oleh : Nama : Dhika Ermaya Nim : Manajemen Keuangan Selamat Pagi SKRIPSI Oleh : Nama : Dhika Ermaya Nim : 21208051 Manajemen Keuangan PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG 2012 Pada era modern ini, perbankan syariah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 250 miliar dollar AS, tumbuh rata-rata lebih dari 15 persen per

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 250 miliar dollar AS, tumbuh rata-rata lebih dari 15 persen per BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laju pertumbuhan perbankan syariah di tingkat global tak diragukan lagi. Aset lembaga keuangan syariah di dunia diperkirakan mencapai 250 miliar dollar AS,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengertian bank menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 yaitu Bank adalah badan

BAB I PENDAHULUAN. pengertian bank menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 yaitu Bank adalah badan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah lembaga keuangan yang memiliki peranan penting dalam menunjang pertumbuhan perekonomian nasional. Hal ini sesuai dengan pengertian bank menurut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perekonomian dunia saat ini tidak dapat dipisahkan dari dunia perbankan. Jika dilihat dari pendanaan, hampir semua aktivitas pendanaan menggunakan perbankan

Lebih terperinci

Oleh: Agustinus Purwoko ( )

Oleh: Agustinus Purwoko ( ) Analisis Kinerja Bank Pemerintah dan Bank Swasta ditinjau dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM), Return On Equity (ROE), dan Return On Assets (ROA) (Studi Kasus Periode 2001-2006)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan

Lebih terperinci

Jacob Abolladaka Pendidikan Ekonomi, FKIP-Undana Kupang-NTT

Jacob Abolladaka Pendidikan Ekonomi, FKIP-Undana Kupang-NTT ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENENTUKAN TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN BANK PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT CHRISTA JAYA PERDANA DI KOTA KUPANG TAHUN 2012-2014 Jacob Abolladaka Pendidikan Ekonomi, FKIP-Undana

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 1. Pengaruh Pembiayaan Bermasalah terhadap Rasio Likuiditas (Current Ratio)

BAB V PEMBAHASAN. 1. Pengaruh Pembiayaan Bermasalah terhadap Rasio Likuiditas (Current Ratio) BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Pengaruh dari Pembiayaan Bermasalah terhadap Rasio Likuiditas, Rasio Rentabilitas dan Rasio Solvabilitas di Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Amanah Ummah Surabaya 1. Pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam menghasilkan laba. Kinerja keuangan suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam menghasilkan laba. Kinerja keuangan suatu perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya masyarakat bisa menilai dan mengukur keberhasilan suatu perusahaan dari kemampuan kinerja manajemen perusahaan dalam menghasilkan laba. Kinerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada Al Qur an dan Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank syari ah adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pada Al Qur an dan Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank syari ah adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut dengan Bank Tanpa Bunga, adalah lembaga keuangan/ perbankan

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Pengaruh Debt To Asset Ratio (DAR) dan Fixed Assets Turn Over (FATO) terhadap Return On Asset (ROA) pada Perusahaan Property & Real Eastate yang Terdaftar di Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi perbankan di Indonesia saat ini memang sangat baik, dimana terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut terlihat dari berkurangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan khususnya sektor perbankan menempati posisi sangat strategis dalam menjembatani kebutuhan modal kerja dan investasi riil dengan pemilik dana.

Lebih terperinci