DAYA TAHAN LAPISAN FINISHING INTERIOR PADA LIMA JENIS KAYU BAHAN BAKU ALAT PERMAINAN EDUKATIF GINA APRILLIANA PUTRI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAYA TAHAN LAPISAN FINISHING INTERIOR PADA LIMA JENIS KAYU BAHAN BAKU ALAT PERMAINAN EDUKATIF GINA APRILLIANA PUTRI"

Transkripsi

1 DAYA TAHAN LAPISAN FINISHING INTERIOR PADA LIMA JENIS KAYU BAHAN BAKU ALAT PERMAINAN EDUKATIF GINA APRILLIANA PUTRI DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

2

3 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Daya Tahan Lapisan Finishing Interior Pada Lima Jenis Kayu Bahan Baku Alat Permainan Edukatif adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Desember 2013 Gina Aprilliana Putri E

4

5 ABSTRAK GINA APRILLIANA PUTRI. Daya Tahan Lapisan Finishing Interior Pada Lima Jenis Kayu Bahan Baku Alat Permainan Edukatif. Dibimbing oleh I WAYAN DARMAWAN. Minat pasar terhadap kayu hutan rakyat, khususnya produsen mainan berbahan baku kayu terus meningkat, sejalan dengan makin terbatasnya pasokan kayu dari hutan alam. Namun kayu-kayu yang berasal dari hutan rakyat tergolong memiliki kualitas penampilan yang rendah dan tidak awet. Finishing merupakan salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Kini telah dikembangkan bahan finishing berpelarut air (waterbased finishes) yang aman bagi lingkungan dan tidak mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat mengancam kesehatan manusia. Suatu penelitian telah dilakukan untuk mengetahui daya tahan lapisan finishing berpelarut air (waterbased lacquer Propan dan acrylic wood paint Treinoc) pada 5 jenis kayu, bahan baku alat permainan edukatif (APE) dari hutan rakyat. Jenis kayu rakyat yang diteliti adalah kayu Jati, Trembesi, Mahoni, dan Nangka, sebagai pembanding diuji juga jenis kayu yang secara internasional sangat populer sebagai bahan baku APE yaitu Spruce (Picea sitchensis). Jenis pengujian meliputi ketahanan terhadap bahan kimia rumah tangga, hot and cold test, dan cross cut test. Hasil pengujian menunjukkan bahwa lapisan finishing tahan terhadap hot and cold test, sehingga diklasifikasikan ke dalam kelas 10 (dengan permukaan sama sekali tidak bercacat). Lapisan yang terbentuk juga tahan terhadap bahan kimia rumah tangga yang diujikan, berupa susu kental manis, dan selai strawberry sehingga diklasifikasikan ke dalam kelas 10, sementara itu ketahanan lapisan finishing terhadap margarin pada kayu Nangka pada kondisi basah dan kering menggunakan waterbased lacquer, serta pada kondisi basah menggunakan acrylic wood paint tergolong lemah. Pada hasil pengujian daya lekat cat (cross cut test), nilai kekuatan bervariasi dari kelas 0B, sampai dengan 5B. Kayu Nangka dan Jati dalam kondisi basah yang dilapisi waterbased lacquer dan acrylic wood paint memiliki nilai kekuatan daya lekat yang paling lemah sehingga digolongkan ke dalam kelas 0B. Kekuatan daya lekat yang terbesar terdapat pada kayu Spruce dan Trembesi (finishing dengan cat Propan dan Treinoc), Jati (finishing dengan cat Propan), serta Mahoni (finishing dengan cat Treinoc), sehingga digolongkan pada kelas 5B. Kata kunci: Kayu Rakyat, Waterbased, Finishing, Uji Cross Cut, Spruce

6

7 ABSTRACT GINA APRILLIANA PUTRI. Durability of Water Based Interior Finishes Coating on Five Species Wood for Educational Wooden Toys Materials. Supervised by I WAYAN DARMAWAN. The market interest on the community forest wood were increasing, especially wooden toys manufacturers, driven by the limitation of wood supply from natural forest. But the wood which came from community forest generally have a low quality in their finishing appearance and undurable. Wood finishing was one of the solution to overcome that problem. Now, environment friendly water based finishes have been developed, they do not contain any harmful chemical materials which can threaten humans health. Therefore, this research aims to determine the durability of water based finishes coating (Propan water based lacquer and Treinoc acrylic wood coating) against hot and cold test, household chemical properties, and cross cut test on five species of community woods in wet and dry condition, with water addition variation as the solvent. The kinds of community wood which have been researched are Teak, Monkeypod, Mahogany, and Jackfruit. One of woods is Sitka Spruce, a popular wood came from North America, California, and Alaska, include into one of the material that have been tested. The result from three types of test showed that the finishing layer is resistant to hot and cold test, then classified into the tenth class (with no defect on their surfaces). The formed film layer also resistant to household chemical properties in the test, such as condensed milk, and strawberry jam so that they re being classified into the tenth class, in the other hand, some wood are being classified into the ninth class in test since they have a lower resistance to margarine. Those wood are Jackfruit in wet condition, coated with water based lacquer, and dry condition coated with acrylic wood coating. The cross cut test results showed a variation of strength value from grade 0B to 5B. Wet Jackfruit and Teak coated with water based lacquer and acrylic wood coatings have a low adhesion strength values so that they were being classified into grade 0B. Spruce and monkeypod coated with water based lacquer and acrylic wood coating, Teak coated with water based lacquer, Mahogany coated with acrylic wood coating are being classified into grade 5B because they have the highest adhesion strength values. Kata kunci: Community forest, Waterbased, Finishing, Cross Cut Test, Spruce

8

9 DAYA TAHAN LAPISAN FINISHING INTERIOR PADA LIMA JENIS KAYU BAHAN BAKU ALAT PERMAINAN EDUKATIF GINA APRILLIANA PUTRI E Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

10

11 Judul Skripsi : Daya Tahan Lapisan Finishing Interior Pada Lima Jenis Kayu Bahan Baku Alat Permainan Edukatif Nama : Gina Aprilliana Putri NIM : E Disetujui oleh Prof Dr Ir I Wayan Darmawan MSc Dosen Pembimbing Diketahui oleh Prof Dr Ir I Wayan Darmawan MSc Ketua Departemen Tanggal Lulus:

12

13 PRAKATA Puji dan syukur penulisa panjatkan ke hadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan hidayah-nya lah karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Karya ilmiah ini berjudul Daya Tahan Lapisan Finishing Interior Pada Lima Jenis Kayu Bahan Baku Alat Permainan Edukatif. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Penulis juga menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga tulisan ini menjadi lebih baik. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak-pihak yang membutuhkan. Bogor, Desember 2013 Gina Aprilliana Putri

14 UCAPAN TERIMA KASIH Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-nya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Penulis menyadari karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik karena bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibunda tercinta dan seluruh keluarga yang telah memberikan doa, perhatian dan kasih sayang yang tiada henti-hentinya. 2. Bapak Prof. Dr. Ir. I Wayan Darmawan, M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis. 3. Bapak Ir. Edje Djamhuri selaku dosen penguji dan Bapak Prof. Dr. Ir. Dodi Nandika, M.S selaku ketua sidang. 4. Bapak Kadiman dan Bapak Syuhada selaku laboran di Laboratorium Teknologi Peningkatan Mutu Kayu Departemen Hasil Hutan Institut Pertanian Bogor. 5. Ibu dan Bapak Yoyok, serta Bapak Luki yang telah membimbing dan mengarahkan selama penelitian berlangsung di CV. Omocha Toys. 6. Ade Rahma Hidayati, S.Hut, Dannis Lakhsita Diastiara, S.Hut, dan Silvya Sherly Lalamentik, S.Hut yang telah membantu dan memberikan dukungan selama penelitian hingga penulisan skripsi ini selesai. 7. Seluruh dosen, staf pegawai, laboran, dan bibi di Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. 8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendoakan dalam menyelesaikan skripsi ini. Demikian ucapan terima kasih yang dapat disampaikan ke beberapa pihak terkait yang telah membantu penulis dalam penyelesaian karya ilmiah ini.

15 i DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i DAFTAR TABEL iii DAFTAR GAMBAR iii DAFTAR LAMPIRAN iv PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 2 Manfaat Penelitian 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 Deskripsi Umum Jenis Kayu 2 Kayu Jati (Tectona grandis) 2 Kayu Nangka (Artocarpus heterophylla Lamk.) 2 Kayu Mahoni (Swietenia macrophylla King.) 3 Kayu Trembesi (Samanea saman (Jacq.) Merr.) 3 Kayu Sitka Spruce (Picea sitchensis) 3 Finishing Kayu 4 Waterbased Acrylic Paints 7 Deskripsi Mainan Edukatif dari Kayu 8 METODE 8 Waktu dan Tempat 8 Bahan 8 Alat 9 Pembuatan Contoh Uji 9 Aplikasi Acrylic Wood Coating Treinoc 10 Aplikasi Impra Aqua Wood Finish Propan 11 Pengujian Daya Tahan Lapisan Cat 11 Pengujian Daya Tahan Lapisan Terhadap Bahan Kimia Rumah Tangga 11 Pengujian Daya Lekat Lapisan Cat 13 Uji Ketahan Terhadap Panas dan Dingin 13 HASIL DAN PEMBAHASAN 14 Bahan Finishing yang digunakan 14 Berat Labur Bahan Finishing yang digunakan 15

16 ii Penampilan Kayu Setelah Dilakukan Finishing dengan waterbased lacquer dan acrylic wood coating 17 Bentuk Cacat yang terjadi Pada Lapisan Finishing Sebelum Pengujian 22 Sags and Runs 22 Mold 22 Uji Daya Lekat Lapisan Cat 22 Pengujian Ketahanan Terhadap Panas dan Dingin 24 Pengujian Ketahanan Terhadap Bahan Kimia Rumah Tangga 25 SIMPULAN DAN SARAN 30 Simpulan 30 Saran 30 DAFTAR PUSTAKA 30 LAMPIRAN 34 RIWAYAT HIDUP 72

17 iii DAFTAR TABEL No. Halaman 1 Kemampuan pengaplikasian finishing pada kayu Spruce 4 2 Kekurangan dan kelebihan dari waterbased finish 7 3 Klasifikasi Nilai Kondisi Cacat Permukaan 12 4 Klasifikasi nilai daya lekat lapisan finishing pada permukaan kayu 13 5 Perbedaan bahan finishing waterbased lacquer dan acrylic wood coating secara visual 14 6 Rerata berat labur filler untuk setiap contoh uji 15 7 Rerata berat labur wood stain untuk setiap contoh uji 16 8 Rerata berat labur sanding sealer untuk setiap contoh uji 17 9 Rerata berat labur top coat untuk setiap contoh uji Hasil pengujian daya lekat lapisan cat dengan metode cross cut 24 No. DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Tampilan contoh uji berukuran 2,5 cm x 10 cm x 20 cm untuk tiga jenis pengujian 12 2 Penampilan Kayu Spruce yang difinishing dengan acrylic wood coating 18 3 Penampilan Kayu Spruce yang difinishing dengan waterbased lacquer 19 4 Penampilan Kayu Nangka yang difinishing dengan acrylic wood coating 19 5 Penampilan Kayu Nangka yang difinishing dengan waterbased lacquer 19 6 Penampilan Kayu Trembesi yang difinishing dengan acrylic wood coating 20 7 Penampilan Kayu Trembesi yang difinishing dengan waterbased lacquer 20 8 Penampilan Kayu Jati yang difinishing dengan acrylic wood coating 20 9 Penampilan Kayu Jati yang difinishing dengan waterbased lacquer Penampilan Kayu Mahoni yang difinishing dengan acrylic wood coating Penampilan Kayu Mahoni yang difinishing dengan waterbased lacquer Cacat finishing berupa sags and runs Timbulnya mold pada contoh uji yang telah difinishing dalam keadaan basah Permukaan contoh uji pada cross cut test (a)sebelum ditempelkan tape(b)sesudah ditempelkan tape (a) Uji dingin dan (b) uji panas Pengujian Terhadap Bahan Kimia Rumah Tangga Penampilan kayu nangka dalam kondisi basah yang difinishing dengan cat Treinoc dan Propan sebelum dan setelah pengujian dengan margarin Penampilan kayu nangka dalam kondisi kering yang difinishing dengan cat Propan sebelum dan setelah pengujian dengan margarin Kelas daya tahan lapisan finishing terhadap bahan kimia rumah tangga setelah dilakukan pengujian selama 1 jam Kelas daya tahan lapisan finishing terhadap bahan kimia rumah tangga setelah dilakukan pengujian selama 24 jam 29

18 iv No. DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Berat labur filler dan wood stain contoh uji 34 2 Berat labur sanding sealer dan top coat contoh uji 46 3 Kelas daya tahan Finishing terhadap Bahan Kimia Rumah Tangga 53 4 Kelas daya tahan lapisan finishing terhadap hot and cold test 59 5 Potongan bagian permukaan contoh uji yang mengalami perlakuan pada cross cut test 62

19 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Industri mainan kayu merupakan salah satu industri mainan lokal yang masih mampu bertahan di tengah-tengah derasnya serangan produk mainan impor. Produsen mainan edukatif dan tradisional semakin banyak di Indonesia, dengan tingkat produktifitas dan penyerapan tenaga kerja yang semakin meningkat. Penjualan mainan edukatif dan tradisional nasional selama satu semester pada tahun 2012 diperkirakan mencapai Rp 60 miliar. Nilai tersebut mengalami peningkatan sebesar % dibandingkan penjualan pada tahun 2011 (Karina 2012). Salah satu kendala yang sering dikemukakan oleh produsen dari industri mainan kayu adalah sulitnya untuk memperoleh bahan baku terutama untuk kayu olahan dan harganya yang semakin mahal (Sutianto 2012). Terbatasnya pasokan kayu dari hutan alam dan permasalahan distribusinya merupakan penyebab dari meningkatnya harga. Hal tersebut mendorong peningkatan peran hutan rakyat sebagai penyedia bahan baku alternatif untuk menggantikan peran hutan alam. Minat pasar terhadap produk kayu hutan rakyat semakin besar, sama halnya dengan produsen industri mainan kayu. Jenis kayu seperti Mahoni, Karet, dan Pinus kerap digunakan sebagai bahan baku untuk membuat mainan kayu. Namun, kualitas kayu yang dimiliki hutan rakyat umumnya lebih rendah jika dibandingkan dengan kayu yang berasal dari hutan alam. Jenis kayu hutan rakyat umumnya merupakan jenis cepat tumbuh dan tidak dirawat seperti dalam hutan tanaman. Selain itu, memiliki umur masak tebang yang bervariasi bergantung pada kebutuhan masyarakat pemilik hutan rakyat. Kayu-kayu tersebut umumnya tidak awet dan memiliki kualitas penampilan yang rendah. Penerapan finishing yang tepat akan meningkatkan keindahan alami yang dimiliki oleh produk kayu hutan rakyat. Finishing dapat meningkatkan ketahanan dan kualitas penampilan kayu sehingga nilai estetika kayu meningkat dan tahan dipakai dalam jangka waktu yang lama. Bahan finishing yang berbeda memberikan tingkat proteksi, ketahanan, kemudahan dalam pengaplikasian, dan kemampuan restorasi yang bervariasi (Jewitt 2006). Dalam memilih bahan finishing, terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan seperti penampilan, perlindungan, dan bagaimana sifat dari permukaan kayu tersebut akan mempengaruhi aplikasi dan performa bahan finishing (Williams 2010). Berkaitan dengan masalah keamanan produk dan isu global warming, telah banyak produsen dalam industri furniture, khususnya industri mainan kayu yang menggunakan bahan pelapis berpelarut air (waterbased finishes). Waterbased finishies hanya mengeluarkan sedikit emisi gas pada saat proses pengeringannya sehingga tidak akan mengotori udara lingkungan. Bahan finishing berpelarut air diformulasikan dengan bahan-bahan yang tidak mengandung logam berat, seperti timah, air raksa dan bahan kimia lainnya yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Limbah yang dihasilkan dari penggunaan waterbased finishes tidak mengandung solvent dan zat kimia beracun yang dapat mencemari air dan lingkungan sekitar. Perlu diketahui lebih jauh mengenai bagaimana sifat dari permukaan kayu akan mempengaruhi aplikasi dan performa bahan finishing berpelarut air, sehingga dapat memberikan hasil finishing yang optimal. Proses tersebut dapat dipelajari melalui tahapan-tahapan proses finishing.

20 2 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menentukan ketahanan lapisan finishing terhadap panas dingin, dan ketahanan lapisan finishing terhadap bahan kimia rumah tangga dari dua tipe bahan finishing berpelarut air yang berbeda. 2. Menentukan perbedaan kualitas lapisan finishing yang dibentuk dua tipe bahan finishing berpelarut air yang berbeda pada lima jenis kayu. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai penggunaan bahan finishing berpelarut air (waterbased finishes) pada kayu Jati, Spruce, Nangka, Trembesi, dan Mahoni dalam kondisi kering dan basah dengan kekentalan bahan finishing yang berbeda untuk diaplikasikan dalam industri pengerjaan kayu Indonesia, khususnya industri mainan kayu edukatif. Kayu Jati (Tectona Grandis L.f.) TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Umum Jenis Kayu Kayu Jati (Tectona Grandis) termasuk salah satu kayu yang berasal dari pohon hutan tropis yang terkenal di dunia internasional karena sifat-sifat teknis dan dekoratifnya. Jati merupakan salah satu anggota famili Verbenaceae. Pohon jati merupakan tanaman asli daerah-daerah Asia Selatan dan Tenggara, yang secara alami terdapat di India, Myanmar, Thailand dan Laos meliputi kisaran 9-25 o 30 LU dan antara 73 o o 30 BT. Terdapat 4 spesies yang tergolong dalam genus Tectona yaitu Tectona grandis L.f, Tectona hamiltoniana Wall, Tectona philippinensis Benth, dan Tectona abdulens (Hedegart 1976). Kayu jati berwana kuning emas kecoklatan sampai coklat kemerahan pada bagian kayu terasnya, mudah dibedakan dengan gubalnya yang berwana putih agak keabu-abuan. Tekstur kayu ini agak kasar sampai kasar dan tidak rata dengan arah serat lurus. Pori-pori pada kayu jati tersusun dalam pola tata lingkar, berisi tylosis dan deposit berwarna putih. Kayu Jati termasuk ke dalam kelas kuat II dan kelas awet I-II, dengan rata-rata berat jenis 0,67 (0,62-0,75). Kayu Nangka (Artocarpus heterophylla Lamk.) Nangka (Artocarpus heterophylla Lamk.) merupakan tumbuhan lokal yang terdapat di berbagai daerah di Indonesia, termasuk kedalam suku Moraceae. Kayu nangka mempunyai serat halus sampai agak kasar. Seluruh bagian tumbuhan akan mengeluarkan getah putih pekat jika dilukai. Kayu nangka berwarna kuning di bagian teras, berkualitas baik, dan mudah dikerjakan. Kayu ini cukup awet, kuat dan tahan terhadap serangan rayap atau jamur serta memiliki pola yang menarik. Kayu tergolong

21 3 mudah mengkilap apabila diserut dengan halus dan digosok dengan minyak. Mempunyai berat jenis rata-rata sebesar 0,61 dengan kelas awet II-III dan kelas kuat II-III (Seng 1990). Kayu nangka termasuk jenis kayu yang baik untuk dijadikan bahan baku perabot kayu dan dianggap lebih unggul daripada jati untuk pembuatan meubel, konstruksi bangunan pembubutan, tiang kapal, tiang kuda dan kandang sapi, dayung, perkakas, dan alat musik (Prihatman 2000 ). Kayu Mahoni (Swietenia macrophylla King.) Mahoni (Swietenia macrophylla King.) termasuk ke dalam famili Meliaceae. Mahoni termasuk pohon besar dengan tinggi pohon mencapai m dan diameter mencapai 125 cm. Batang lurus berbentuk silindris dan tidak berbanir. Kulit luar berwarna coklat kehitaman, beralur dangkal seperti sisik. Kulit batang berwarna abu-abu dan halus ketika masih muda, berubah menjadi coklat tua, beralur dan mengelupas setelah tua (Joker 2002). Kayu mahoni termasuk kedalam kelas kuat II III, sedangkan untuk kelas awetnya mahoni termasuk kedalam kelas III. Kayu mahoni ini juga memiliki tekstur agak halus, susunan pori soliter dan bergabung 2-3 arah radial, diameter pori µm, jumlah pori 30-65/mm², sedangkan jumlah jari-jari 5-10/mm dengan susunan multiseriat/heteroselular (Martawijaya et al. 1981). Kayu Mahoni memiliki berat jenis maksimum sebesar 0,76, minimum 0,56, dan rata-rata 0,64 pada kondisi kadar air kering udara. Kerapatannya bervariasi dari 480 sampai dengan 833 kg/m 3 dalam kondisi kayu kering udara. Kayu Mahoni ini termasuk bahan mebel bernilai tinggi karena dekoratif dan mudah dikerjakan. Ditanam secara luas di daerah tropis dalam program reboisasi dan penghijauan. Dalam sistem agroforestry digunakan sebagai tanaman naungan dan kayu bakar (Wiemann 2010). Kayu Trembesi (Samanea saman (Jacq.) Merr.) Trembesi ( Samanea saman (Jacq.) Merr.) termasuk ke dalam famili Fabaceae. Namanya berasal dari air yang sering menetes dari tajuknya karena kemampuannya menyerap air tanah yang kuat. Trembesi berbentuk melebar seperti payung (canopy) dan umumnya ditanam sebagai tumbuhan pembawa keteduhan. Pohon Trembesi dapat mencapai tinggi meter dan diameter 1-1,2 meter. Kayu teras trembesi berwarna coklat tua keemasan dengan garis yang lebih gelap, sedangkan kayu gubalnya tipis berwarna putih kekuning-kuningan terpisah dengan jelas dari kayu teras. Serat kayu lurus, meski terkadang juga bergelombang atau terdapat interlocked grain. Memiliki tekstur sedang sampai kasar dengan pori-pori besar terbuka. Pada umumnya kayu trembesi mudah untuk dikerjakan baik dengan menggunakan tangan maupun mesin, meski adanya interlocked grain dapat menghasilkan serat yang hancur atau berbulu. Dalam kondisi kering udara, kayu trembesi memiliki berat jenis berkisar antara 0,48 sampai dengan 0,57 dan memiliki nilai penyusutan sebesar 2,0 % (radial), 3,4 % (tangensial), dan 6,0% (volumetrik). Kayu trembesi sering dunakan sebagai bahan baku veneer, plywood, furniture, dan alat musik seperti gitar dan ukulele (Meier 2013). Kayu Sitka Spruce (Picea sitchensis) Sitka spruce (Picea sitchensis) merupakan pohon besar yang tumbuh di sepanjang barat laut pantai Amerika Utara dari California sampai Alaska, termasuk

22 4 kedalam famili Pinaceae. Tumbuhan ini juga dikenal dengan nama yellow tideland, western, silver, dan west coast spruce. Bagian kayu teras pada kayu sitka spruce berwarna coklat kemerahmudaan, sedangkan bagian kayu gubalnya berwarna putih krem. Kayu ini memiliki tekstur yang seragam, serat kayu yang lurus, tidak berbau, dan tidak memiliki kandungan resin. Sitka spruce sudah sangat dikenal sebagai kayu yang secara relatif mudah untuk dikerjakan. Kayu ini mudah untuk dibentuk dan dapat menghasilkan permukaan yang sangat halus jika diamplas. Selain itu cepat kering dan memiliki nilai penyusutan yang kecil (Wiemann 2010). Dalam kondisi basah memiliki standar kerapatan sedang yaitu sebesar 347 kg/m 3, sedangkan dalam kondisi kering udara sebesar 387 kg/m 3. Berat jenisnya dalam kondisi kadar air 12% adalah sekitar 0,35-0,46. Kayu spruce biasa digunakan sebagai bahan baku lumber, kotak / peti, furniture, millwork, komponen pesawat, soundboard alat musik, pembuatan kapal (tiang dan spar), dan kegunaan khusus lainnya adalah sebagai ladder rails. FPInnovations (2007) secara lebih jelas menerangkan mengenai performa pengaplikasian bahan finishing pada kayu spruce dalam Tabel 1. Tabel 1 Kemampuan pengaplikasian finishing pada kayu Spruce Finishing Proses Performa pengaplikasian Keterangan Staining Mudah sampai sedang Hasil finishing yang baik bisa didapatkan. Stains berwarna cerah bekerja dengan baik namun stains yang lebih gelap akan memperjelas warna yang tidak biasa dihasilkan. Penggunaan wash coat akan lebih memperjelas warna. Painting Rata-rata sampai memiliki kemampuan mengikat cat yang baik Lacquering Baik Waxing Baik Hasil terbaik didapatkan dengan menggunakan wax dengan warna yang lebih cerah (contoh: Mellow Pine) Sumber : FPInnovations (2007) Finishing Kayu Finishing kayu merupakan suatu kegiatan melapisi permukaan kayu dengan tujuan memproteksi dan memperindah penampilan kayu. Dalam melakukan finishing terhadap kayu, hal-hal yang harus dipertimbangkan adalah penampilan, proteksi, dan kebersihan serta bagaimana sifat-sifat dari kayu tersebut dapat mempengaruhi aplikasi dan performa finishing yang dilakukan (Williams 2010). Untuk mendapatkan hasil finishing yang berkualitas, terlebih dahulu harus memahami sifat-sifat anatomi dari kayu itu sendiri, sifat bahan-bahan finishing, serta cara pengaplikasian bahan-bahan finishing tersebut. Menurut Yuswanto (1999), selain

23 5 finishing berfungsi untuk melindungi permukaan kayu atau perabot rumah tangga, finishing juga berfungsi untuk melindungi kayu agar terhindar dari: 1. Korosi atau pengaruh bahan-bahan kimia yang merusak permukaan kayu. 2. Rusaknya permukaan karena terkelupas atau tergores. 3. Pengaruh cuaca seperti kelembaban, sinar matahari, dan perubahan bentuk. 4. Jamur-jamur pewarna dan pelapuk kayu. 5. Serangga yang sering melubangi dan memakan zat organik pada kayu. Bahan finishing kayu atau cat merupakan bahan yang terbuat dari bahan pembentuk film (binder) yang dikenal dengan sebutan resin atau polimer, dilarutkan dalam pelarut organik (solvent) ditambahkan dengan bahan pembantu atau additive, pigment dan bahan pengisi (filler). Jenis bahan finishing kayu yang umumnya digunakan sebagai top coat yaitu cat, varnish dan lacquer. Cat dapat digunakan pada semua tipe substrat namun kecocokannya terhadap kayu harus diperhitungkan berdasarkan penggunaan akhir yang berkaitan dengan masalah fleksibilitas, adhesi, dan permeabilitas. Agar produk dapat bertahan lama, jenis kayu dan aplikasi finishing yang dipilih haruslah sesuai dengan kondisi lingkungan dimana produk tersebut akan digunakan. Hal inilah yang membedakan antara aplikasi finishing pada kayu untuk keperluan eksterior dan aplikasi kayu untuk keperluan interior. Menurut Williams (2010), terdapat 6 tipe produk kayu yang umunya digunakan pada bagian eksterior, yaitu kayu solid, plywood, fingerjoint wood, hardboard atau OSB, produk kayu-plastik komposit, dan produk kayu yang telah diberi perlakuan sehingga tahan api. Finishing eksterior meliputi bahan water repellent (penolak air), transparan dan semi transparan stain serta cat solid (opaque) yang keseluruhannya dibagi dalam dua grup, yaitu bahan yang berpenetrasi dalam kayu dan bahan yang membentuk lapisan pada permukaan kayu. Finishing interior lebih menonjolkan kenampakan dan kemudahan dibersihkan (cleanability) dibandingkan tujuan perlindungan. Berbeda dengan finishing pada eksterior kayu, finishing pada produk interior kayu hanya membutuhkan perlindungan terhadap air dan sinar UV yang lebih sedikit dibandingkan dengan produk kayu eksterior. Sifat-sifat finishing pada prinsipnya dapat dipengaruhi oleh tiga macam faktor diantaranya faktor bahan baku kayu, faktor bahan pelapis yang digunakan, dan faktor aplikasi bahan finishing yang digunakan (USFPL 1974). Aplikasi bahan finishing sangat penting untuk diperhatikan karena akan mempengaruhi hasil akhir suatu finishing kayu. Tahapan pelapisan bahan finishing menurut Darmawan et al. (2011) adalah sebagai berikut: 1. Persiapan Permukaan atau Pengamplasan Pengamplasan bertujuan untuk meratakan permukaan kayu dan mendapatkan permukaan yang halus, sehingga kayu siap menerima pelapisan berikutnya. Pada tahap pengamplasan dilakukan pembersihan cacat serat berbulu, debu, resin atau getah kayu, goresan pensil dan cacat rakit. 2. Persiapan Kuas Ada berbagai jenis, ukuran, dan kualitas kuas. Kuas yang bermutu baik dibentuk dari bulu-bulu kasar panjang yang meruncing dari pangkal ke ujung. Bagian dalam kuas dilengkapi dengan ganjal yang terbuat dari kayu, besi, atau plastik yang berfungsi menahan cat agar tetap diujung kuas. Besarnya ganjal disesuaikan dengan ukuran kuas dan tebalnya bulu-bulu kuas. Bila menggunakan kuas, celupkan kuas kedalam bahan cat hanya 1/3 sampai1/2 dari panjang bulu-bulu kuas, kemudian tarik cepat keleher kaleng dan digerakan untuk mengurangi kelebihan cat pada

24 6 bagian kuas. Pemilihan ukuran dan jenis kuas disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang dilakukan. 3. Pengisian Permukaan atau Pendempulan (Filling) Pendempulan bertujuan untuk mendapatkan permukaan bidang kayu yang halus dan seragam, dan khususnya diaplikasikan pada kayu dengan serat terbuka, kayu yang memiliki cacat tergores, serta celah-celah sambungan. Tanpa penambahan filler bahan-bahan seperti vernish dan cat akan meresap kedalam kayu, sehingga mengakibatkan pemborosan vernish dan cat. Pelaburan bahan pengisi dapat dilakukan dengan menggunakan kuas dengan bulu-bulu ujung yang kaku. Pelaburan dilakukan satu arah dengan mengikuti arah serat kayu. 4. Pewarnaan Dasar (Staining) Pewarnaan dasar digunakan untuk mencerahkan atau mengubah warna alami dari substrat (kayu atau rotan), namun tidak mengubah penampilan alami dari substrat. Dapat diencerkan atau saling dicampurkan untuk memperoleh warna yang dikehendaki. Bahan pewarna dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, yaitu larut air, minyak dan aseton. Pewarna pelarut aseton akan lebih cepat mengering setelah diaplikasikan. Bahan pewarna ini tidak mengembangkan serat-serat kayu. Bahan pewarna minyak menggunakan pelarut dari jenis benzolene, naphtha, turpentine. Pewarna jenis ini memiliki penetrasi yang baik, mudah dipergunakan, dan tidak mengembangkan serat-serat kayu. Bahan pewarna larut air tersedia dalam berbagai pilihan warna dan dibuat dengan mencampur bubuk-bubuk kering dengan air. Bahan ini dapat mengembangkan atau mengangkat serat kayu, dan butuh waktu kurang lebih 12 jam untuk mengering. Pewarnaan tidak selalu diperlukan atau dibutuhkan dalam finishing kayu. Banyak kayu yang menunjukkan penampilan alami yang menarik justru bila difinishing dengan bahan finishing transparan. 5. Penutupan Permukaan (Sealing) Bahan penyekat (sealer) diberikan dengan tujuan sebagai pemisah antara pewarna dasar (stain) dengan cat akhir (top coat), untuk mencegah migrasi bahan lapisan cat akhir (top coat) kedalam substrat (kayu) atau dari substrat kelapisan cat akhir. Selain itu sealer juga dapat membantu memudahkan pengamplasan, mempercepat pengeringan, dan menjaga kestabilan kayu (menurunkan higroskopis kayu). Sealer yang baik adalah yang mempunyai daya tutup permukaan yang baik dan agak lambat kering. Sealer yang mengandung filler disebut sebagai sanding sealer. 6. Pengecatan Akhir (Top coating) Merupakan tahap pelapisan akhir yang dilakukan dalam proses finishing yang membentuk lapisan tipis yang melindungi dan memberikan kesan keindahan terhadap permukaan yang dilapisi. Bahan-bahan untuk top coat bisa berupa varnish, lacquer atau cat. Varnish merupakan kelompok cat akhir yang memberikan lapisan transparan yang bersih. Bahan penyusunnya terdiri dari kopal, getah dan pelarut minyak dicampur terpentin. Jenis-jenisnya antara lain oil Varnish, Spirit Varnish dan Japan Varnish. Lacquer dapat berfungsi sebagai sealer dan top coat. Lacquer sebagai top coat diformulasi untuk aspek penampilan, ketahanan, dan kehalusan permukaan. Jenis laquer adalah acidcatalysed, polyurethanes, polyester. Lima bahan penting penyusun cat, yaitu binder/resin, pigmen, ekstender, pelarut (solvent), dan aditif.

25 7 Adanya isu yang sangat kuat mengenai keselamatan lingkungan dan harga solvent yang semakin mahal, telah membuat produk-produk yang berbasiskan air menjadi pilihan yang sangat menarik. Tingginya dorongan untuk mengunakan waterbased material ini juga telah mendorong industri finishing material untuk mengembangkan produk ini sehingga produk yang dihasilkan menjadi semakin baik. Resin, bahan-bahan dan additif yang dibutuhkan sudah semakin banyak tersedia dan dan penelitian-penelitian telah semakin banyak dilakukan sehingga produk-produk waterbased menjadi semakin sempurna. Waterbased finishing material adalah bahan finishing yang menggunakan air sebagai pelarut utama. Berbeda dengan solvent base finishing material, waterbased finishing ini hanya sedikit mengeluarkan emisi gas pada saat proses pengeringannya sehingga tidak akan mengotori udara lingkungan. Teknologi waterbased coating ini sebenarnya sudah lama dikenalkan pada industri finishing, mulai dari sekitar tahun 1970 an. Dewasa ini pengembangan-pengembangan baru telah dibuat untuk mengatasi masalah-masalah dari waterbased coating yang dulu merupakan penghambat penggunaan bahan ini. Karena itu maka produk-produk waterbased saat ini mempunyai performa yang lebih baik (Wisno 2012). Menurut Allen (2006) waterbased finish mengandung beberapa komposisi yang sama seperti varnish dan lacquer, komposisi tersebut terutama urethane, alkyd, dan acrylic, namun komposisi yang mengandung bahan yang mudah terbakar serta pollutant telah diganti dengan air. Biasanya dibuat dari resin acrylic (dijual sebagai waterbased lacquer) atau campuran dari acrylic urethane (dijual sebagai waterbased polyurethane). Kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh waterbased finish disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Kekurangan dan kelebihan dari waterbased finish Kelebihan Tidak berbahaya bagi lingkungan Tidak menimbulkan bahaya kebakaran Sumber : Allen (2006) Kekurangan Relatif mahal Sulit untuk diaplikasikan, mudah terjadi cacat berupa sags and runs Sensitif terhadap dingin dan mudah terkontaminasi dengan bahan finishing lain Tidak dapat digunakan dengan grain filler Waterbased Acrylic Paints Alternatif yang baik untuk melakukan finishing pada furniture selain dengan menggunakan latex paint adalah dengan menggunakan waterbased acrylics. Sistem finishing ini menggunakan resin dan formulasi yang terbaru dibandingkan dengan latex paint dan lebih mendekati lacquer dibandingkan paint dari segi penampilan dan performa. Acrylic tampil lebih cerah dan berkilau dibandingkan latex, lebih sulit kering, dan lebih tahan lama. Waterbased acrylics adalah pilihan yang baik ketika digunakan untuk melakukan finishing terhadap objek yang penuh warna, seperti furniture dan mainan untuk anak-anak (Charron 1998).

26 8 Deskripsi Mainan Edukatif dari Kayu Mainan edukatif adalah jenis mainan yang besifat mendidik atau dapat memenuhi syarat sebagai perangsang bagi anak untuk terjadinya proses belajar anak (Andang 2006). Mainan kayu biasanya memiliki nilai edukatif karena mainan kayu merupakan permainan yang sederhana yang bisa mendorong anak-anak untuk menggunakan imaginasi mereka, puzzle kayu mendorong perkembangan kognitif dan juga mengembangkan kemampuan motorik mereka. Kualitas dari mainan kayu edukatif harus sangat diperhatikan karena kualitas yang dimiliki mainan edukatif tidak semua sama di setiap produsen mainan, kualitas yang harus diperhatikan adalah kualitas bahan (kayu), cat (cat non toxic) dan juga kualitas permainan (nilai edukatif) dari mainan kayu tersebut. Sehubungan dengan aspek keamanan dan keselamatan dari mainan kayu, dikembangkan standar mutu produk mainan kayu oleh Badan Standarisasi Nasional Pendidikan yang bertanggungjawab kepada Menteri Pendidikan Nasional. SNI yang dibuat meliputi Spesifikasi sifat fisis dan mekanis SNI , Spesifikasi sifat mudah terbakar SNI Spesifikasi untuk perpindahan elemen-elemen tertentu SNI (Badan Standarisasi Nasional 2009). Pemilihan dan pembuatan dari mainan edukatif dari kayu didasarkan dengan kesesuaian terhadap umur anak, kesesuaian dengan minat anak, dan kualitas dari mainan kayu tersebut. METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, yaitu dari bulan Januari- Juni 2013 di workshop CV Omocha Toys dan laboratorium bagian Teknologi Peningkatan Mutu Kayu Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Bahan Alat dan Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kayu Nangka (Artocarpus heterophylla Lamk.), kayu Mahoni (Swietenia macrophylla King), kayu Jati (Tectona Grandis), kayu Spruce (Picea sitchanensis), dan kayu Trembesi (Samanea saman). Serta bahan kimia rumah tangga berupa margarine, selai, susu kental manis. Bahan finishing yang digunakan adalah bahan finishing berpelarut air Impra Aqua Wood Filler (AWF-911), Impra Aqua Wood stain (Brown) (AWS-921), Impra Aqua Sanding sealer (ASS-941), Impra Aqua Lacquer (Clear Gloss) (AL-961), Treinoc Acrylic Wood Filler (TRWF212), Treinoc Acrylic Wood stain (Brown) (TRWS221), Treinoc Acrylic Sanding sealer (TRSS231), Treinoc Acrylic Clear Gloss (TRC301), serta air destilata sebagai pengencer. Alat Pemotongan sample uji dilakukan dengan menggunakan alat pemotong kayu,

27 9 yaitu circular saw. Alat yang digunakan dalam proses finishing adalah kertas amplas No.80, No.180, No.240, No.400, No.1000, thinner, kape, kain bal, kuas (brittle brush). Dalam melakukan pengujian alat-alat yang digunakan adalah lup, kaliper, cutter, pressure sensitive tape, moisture meter Krisbow untuk mengukur kadar air contoh uji, gelas ukur, dan sendok plastik. Pengolahan dan pengambilan data menggunakan komputer yang dilengkapi dengan program aplikasi Microsoft Office Excel 2007, penyerut, kalkulator, alat tulis, kamera digital Canon EOS 1100D untuk melakukan pengambilan gambar hasil pengujian, dan timbangan digital Kern. Pembuatan Contoh Uji Contoh uji dibuat dengan ukuran 2,5 cm x 10 cm x 20 cm dari 5 jenis Kayu yang berbeda, yaitu kayu Jati, Mahoni, Spruce, Nangka, dan Trembesi, masing-masing dengan kadar air sebesar 9-15% (kering udara) dan kadar air 20-50% (basah) pada setiap jenis kayu, setelah itu diberi perlakuan finishing. Setiap contoh uji yang telah diberi perlakuan finishing diberikan kode: Sp : Kayu Spruce Na : Kayu Nangka Jt : Kayu Jati Ma : Kayu Mahoni Tr : Kayu Trembesi Tk1 : Perlakuan finishing dengan cat Treinoc dengan penambahan volume air sebanyak 5 % pada sanding sealer dan 5 % penambahan volume air pada Top coat dalam kondisi kadar air kering udara. Tk2 : Perlakuan finishing dengan cat Treinoc dengan penambahan volume air sebanyak 10 % pada sanding sealer dan 10 % penambahan volume air pada Top coat dalam kondisi kadar air kering udara. Tk3 : Perlakuan finishing dengan cat Treinoc dengan penambahan volume air sebanyak 15 % pada sanding sealer dan 15 % penambahan volume air pada Top coat dalam kondisi kadar air kering udara. Pk1 : Perlakuan finishing dengan cat Propan dengan penambahan volume air sebanyak 5 % pada sanding sealer dan 25 % penambahan volume air pada Top coat dalam kondisi kadar air kering udara. Pk2 : Perlakuan finishing dengan cat Propan dengan penambahan volume air sebanyak 10 % pada sanding sealer dan 30 % penambahan volume air pada Top coat dalam kondisi kadar air kering udara. Pk3 : Perlakuan finishing dengan cat Propan dengan penambahan volume air sebanyak 15 % pada sanding sealer dan 35 % penambahan volume air pada Top coat dalam kondisi kadar air kering udara. Tb1 : Perlakuan finishing dengan cat Treinoc dengan penambahan volume air sebanyak 5 % pada sanding sealer dan 5 % penambahan volume air pada Top coat dalam kondisi kadar air basah. Tb2 : Perlakuan finishing dengan cat Treinoc dengan penambahan volume air sebanyak 10 % pada sanding sealer dan 10 % penambahan volume air pada Top coat dalam kondisi kadar air basah. Tb3 : Perlakuan finishing dengan cat Treinoc dengan penambahan volume air sebanyak 15 % pada sanding sealer dan 15 % penambahan volume air pada Top coat dalam kondisi kadar air basah.

28 10 Pb1 Pb2 Pb3 : Perlakuan finishing dengan cat Propan dengan penambahan volume air sebanyak 5 % pada sanding sealer dan 25 % penambahan volume air pada Top coat dalam kondisi kadar air basah. : Perlakuan finishing dengan cat Propan dengan penambahan volume air sebanyak 10 % pada sanding sealer dan 30 % penambahan volume air pada Top coat dalam kondisi kadar air basah. : Perlakuan finishing dengan cat Propan dengan penambahan volume air sebanyak 15 % pada sanding sealer dan 35 % penambahan volume air pada Top coat dalam kondisi kadar air basah. Aplikasi Acrylic Wood Coating Treinoc Aplikasi Bahan Finishing pada Contoh Uji 1. Persiapan Permukaan Kayu Permukaan kayu dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan kertas amplas No. 180 searah dengan arah serat kayu. Pengampelasan bertujuan meratakan serta menghaluskan permukaan contoh uji dan membersihkan permukaan kayu dari segala kotoran yang menempel seperti debu. 2. Pemberian Filler atau Pengisian Pori- Pori Treinoc Acrylic Wood Filler (TRWF212) diaplikasikan dengan menggunakan kape secara merata pada permukaan kayu. Bahan filler dipastikan telah mengisi dan menutup seluruh permukaan kayu yang efektif dan dibiarkan dibiarkan selama 60 menit sehingga kering. Lapisan finishing pertama yang terbentuk dan telah kering diamplas dengan amplas No.240 hingga permukaan kayu terlihat kembali. 3. Pewarnaan (Staining) Treinoc Acrylic Wood stain (Brown) (TRWS221) diaplikasikan dengan menggunakan kuas cat kemudian dibal agar warna masuk ke dalam pori-pori kayu. Dibiarkan hingga mengering selama 60 menit. 4. Pemberian Sealer Sealer diberikan dengan tujuan untuk membatasi antara stain dengan bahan pelapis akhir (top coat) sehingga dapat mencegah perpindahan bahan lapisan akhir ke dalam kayu atau sebaliknya. Treinoc Acrylic Sanding sealer (TRSS231) diaplikasikan dengan menggunakan kuas dengan 3 variasi penambahan campuran air yaitu 5%, 10%, dan 15%. Standar penambahan air yang disarankan adalah 10% volume air bersih (untuk pengaplikasian dengan menggunakan spray gun). Dibiarkan sampai kering dalam waktu 120 menit setelah itu diamplas dengan kertas amplas No Pengecatan Akhir (Top coating) Top coating dilakukan dengan menggunakan Treinoc Acrylic Clear Gloss (TRC301) yang ditambahkan dengan variasi penambahan air yaitu 5%, 10%, dan 15% volume air bersih dengan spray gun. Standar penambahan air yang disarankan adalah 10%. Dibiarkan selama 120 menit, setelah itu permukaan kayu diamplas lagi dengan menggunakan amplas No.1000 dan dilapisi lagi dengan menggunakan Treinoc Acrylic Clear Gloss (TRC301).

29 11 Aplikasi Impra Aqua Wood Finish Propan 1. Persiapan Permukaan Kayu Permukaan kayu dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan kertas amplas No. 180 searah dengan arah serat kayu. Pengampelasan bertujuan meratakan serta menghaluskan permukaan contoh uji dan membersihkan permukaan kayu dari segala kotoran yang menempel seperti debu. 2. Pemberian Filler atau Pengisian Pori- Pori Impra Aqua Wood Filler (AWF-911) diaplikasikan dengan menggunakan kape secara merata pada permukaan kayu. Bahan filler dipastikan telah mengisi dan menutup seluruh permukaan kayu yang efektif dan dibiarkan dibiarkan selama 60 menit sehingga kering. Lapisan finishing pertama yang terbentuk dan telah kering diamplas dengan amplas No.240 hingga permukaan kayu terlihat lagi. 3. Pewarnaan (Staining) Impra Aqua Wood stain (AWS-921) diaplikasikan dengan menggunakan kuas cat dan dibiarkan selama 2-3 menit. Setelah itu permukaan kayu dilap dengan menggunakan kain lap yang halus. 4. Pemberian Sealer Sealer diberikan dengan tujuan untuk membatasi antara stain dengan bahan pelapis akhir (top coat) sehingga dapat mencegah perpindahan bahan lapisan akhir ke dalam kayu atau sebaliknya. Impra Aqua Sanding sealer (ASS-941) diaplikasikan dengan menggunakan kuas dengan 3 variasi penambahan campuran air yaitu 5%, 10%, dan 15%. Standar penambahan air yang disarankan adalah 10% volume air bersih (untuk pengaplikasian dengan menggunakan spray gun). Dibiarkan sampai kering dalam waktu 120 menit setelah itu diamplas dengan kertas amplas No Pengecatan Akhir (Top coating) Top coating dilakukan dengan menggunakan Impra Aqua Lacquer Clear Gloss (AL-961) yang ditambahkan dengan variasi penambahan air yaitu 25%, 30%, dan 35% volume air bersih dengan spray gun. Standar penambahan air yang disarankan adalah 30%. Dibiarkan selama 120 menit, setelah itu permukaan kayu diamplas lagi dengan menggunakan amplas No.400 dan dilapisi lagi dengan menggunakan Impra Aqua Lacquer Clear Gloss (AL-961). Pengujian Daya Tahan Lapisan Cat Uji kelekatan yang dipilih adalah cross-cut test untuk mengetahui daya lekat bahan finishing terhadap substrat (kayu) dibawahnya, uji efek pemberian bahan kimia rumah tangga pada lapisan cat untuk mengetahui ketahanan lapisan finishing terhadap pemberian bahan-bahan kimia rumah tangga, kemudian uji panas dan dingin (hot and cold test) untuk mengetahui ketahanan terhadap panas dan dingin. Pengujian Daya Tahan Lapisan Terhadap Bahan Kimia Rumah Tangga Pengujian dilakukan dengan menggunakan bahan kimia rumah tangga seperti margarin, susu kental manis, dan selai strawberry. Sebelum dilakukan pengujian, contoh uji dikeringudarakan terlebih dahulu selama 1 minggu. Waktu pengeringan yang cukup lama bertujuan untuk menghindari terjadinya penguapan dari bahan cat yang memungkinkan kecerahan dan kekerasan menjadi berubah. Tahapan pengujian yang

30 12 dilakukan yaitu: 1. Pembagian contoh uji menjadi 6 bagian seperti yang terlihat pada Gambar 1 dengan menggunakan spidol permanen. Tiga bagian untuk pengujian bahan kimia rumah tangga, dua bagian untuk pengujian air panas dan air dingin, dan satu bagian untuk cross cut test. Gambar 1 Tampilan contoh uji berukuran 2,5 cm x 10 cm x 20 cm untuk tiga jenis pengujian 2. Setiap bagian dilebur dengan bahan kimia rumah tangga dengan cara dioleskan pada permukaan contoh uji lalu didiamkan selama 5-10 menit. 3. Contoh uji dibersihkan dengan menggunakan kain lap yang bersih, kemudian diamati perubahan fisik cat yang terjadi dengan interval 1 jam dan 24 jam. 4. Perubahan fisik cacat yang terjadi pada permukaan kayu dapat dikalsifikasikan berdasarkan Tabel 3. Tabel 3 Klasifikasi nilai kondisi cacat permukaan. Persentase Permukaan Bercacat (%) Kelas Tidak bercacat >75 0 Sumber : ASTM D (2000)

31 13 Pengujian Daya Lekat Lapisan Cat Peralatan yang digunakan untuk pengujian ini adalah pisau pemotong (penggores, cutter) yang tajam dan pressure-sensitive tape. Lapisan film waterbased paint disiapkan pada panel uji kemudian digores dengan pisau sebanyak 11 baris dengan jarak 2 mm, dalam jarak seragam. Goresan yang sama juga dibuat secara tegak lurus dengan goresan yang pertama sehingga terbentuk pola bujur sangkar dengan bujur sangkar kecil sebanyak 100 buah. Goresan yang dibuat tidak boleh terlalu dalam sampai melukai permukaan kayu, tetapi cukup mencapai permukaan lapisan cat. Tape ditempelkan secara merata di atas goresan yang dibuat, kemudian ujung tape ditarik secara cepat dengan arah 45 o terhadap permukaan panel. Tingkat kerusakan film menunjukkan kualitas daya lekatnya. Tingkat kerusakan dapat terlihat dari berapa kotak kecil yang tercabut dari lapisan film cat. Kualitas daya lekat yang kurang baik ditunjukkan dengan tingkat kerusakan sebesar 35-65% (kelas 1B) dan 65%-100% (kelas 0B). Kualitas daya lekat yang paling baik ditunjukkan dengan garis potongan yang rata tanpa ada kotak-kotak kecil yang terkelupas maupun tercabut sama sekali (kelas 5B) dan jika tingkat kerusakan yang terjadi kurang dari 5% (kelas 4B). Nilai hasil cross cut test diklasifikasikan berdasarkan Tabel 4 mengacu pada standar ASTM D Tabel 4 Klasifikasi nilai daya lekat lapisan finishing pada permukaan kayu Sumber : Pelatihan Training Finishing ACIAR, Jepara Uji Ketahanan terhadap Panas dan Dingin Dalam penggunaan sehari-hari seringkali perabot rumah tangga mendapat kontak dengan bahan panas atau dingin. Panas dan dingin ini dapat merambat melalui lapisan

32 14 bahan finishing sehingga dapat mempengaruhi ikatan antar material finishing dan kayu (mengembang atau menyusut). Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian ini. Pengujian panas dilakukan dengan cara meletakkan gelas kecil berisi air panas (mendidih) yang didiamkan sampai air dalam gelas menjadi dingin. Pengujian dingin dilakukan dengan meletakkan batu es dalam gelas di atas permukaan uji, kemudian ditunggu sampai seluruh es mencair. Setelah itu dilakukan pengamatan terhadap permukaan contoh uji dan diklasifikasikan dalam 10 kelas seperti yang ditampilkan pada Tabel 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Bahan Finishing yang Digunakan Bahan finishing yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua jenis bahan finishing berpelarut air yang berbeda, yaitu waterbased lacquer produksi CV. Propan Raya (sistem Impra Aqua Wood Finish) dan acrylic wood coating Treinoc produksi CV. Jaya Perkasa. Kedua jenis bahan finishing tersebut memiliki cara pengaplikasian yang sama dan sama-sama pernah digunakan dalam finishing mainan kayu edukatif produksi CV. Omocha Toys, bahan finishing utama yang saat ini digunakan dalam pembuatan mainan kayu edukatif di CV. Omocha Toys adalah acrylic wood coating Treinoc. Meskipun kedua bahan finishing tersebut sama-sama berpelarut air, terdapat perbedaan terutama dari sisi ekonomi, yaitu harga dari acrylic wood coating jauh lebih murah jika dibandingkan dengan waterbased lacquer. Perbedaan secara visual dari kedua bahan finishing tersebut lebih jelas dipaparkan dalam Tabel 5. Tabel 5 Perbedaan bahan finishing waterbased lacquer dan acrylic wood coating secara visual Bahan Waterbased Lacquer (Propan) Acrylic Wood Coating (Treinoc) Filler Cepat mengering ketika Lama untuk mengering ketika diaplikasikan diaplikasikan dan bersifat lebih kental jika dibandingkan dengan filler dari Propan Stain Bersifat encer Sedikit kental dengan bau yang Sanding sealer Top Coat (Clear Gloss) Bersifat encer dan berwarna krem, cepat mengering ketika diaplikasikan, bau tidak terlalu menyengat Bersifat encer dan berwarna krem, cepat mengering ketika diaplikasikan, bau tidak terlalu menyengat agak menyengat Bersifat sangat kental dan berwarna putih, berbau sangat menyengat Bersifat sedikit lebih kental jika dibandingkan dengan top coat pada Propan, berwarna putih, berbau sangat menyengat

33 15 Berat Labur Bahan Finishing yang Digunakan Berdasarkan pengukuran, berat labur filler pada contoh uji basah dan kering untuk masing-masing kombinasi perlakuan ternyata menunjukkan perbedaan yang tidak mencolok, yaitu berkisar antara 0,00168 g/cm 2-0,00493 g/cm 2 pada kayu kering dan 0, ,00459 g/cm 2 pada kayu basah. Proses pengamplasan paling mudah dilakukan terhadap permukaan kayu Jati dan Spruce dalam kondisi kering udara. Pengamplasan paling sulit dilakukan pada permukaan kayu trembesi dengan kadar air tinggi karena kondisi basah akan menyebabkan serat-serat kayu terangkat ke permukaan, sehingga permukaan menjadi berserabut dan kasar. Rata- rata berat labur masing-masing contoh uji tersaji pada Tabel 6. Tabel 6 Rerata berat labur filler untuk setiap contoh uji Kombinasi Perlakuan Rata-Rata BLF Kombinasi Pelakuan Rata-Rata BLF Kombinasi Pelakuan Rata-Rata BLF SpPk1 0, JtPk1 0, MaTb3 0, SpPk2 0,00318 JtPk2 0, TrPk1 0, SpPk3 0, JtPk3 0, TrPk2 0, SpTk1 0, JtPb1 0, TrPk3 0, SpTk2 0, JtPb2 0, TrPb1 0,00459 SpTk3 0, JtPb3 0, TrPb2 0, NaPk1 0, JtTk1 0,00446 TrPb3 0, NaPk2 0, JtTk2 0, TrTk1 0, NaPk3 0,00237 JtTk3 0, TrTk2 0, NaPb1 0, JtTb1 0, TrTk3 0, NaPb2 0,00277 JtTb2 0, TrTb1 0, NaPb3 0, JtTb3 0, TrTb2 0, NaTk1 0,00241 MaPk1 0, TrTb3 0, NaTk2 0, MaPk2 0, MaTk1 0, NaTk3 0, MaPk3 0, MaTk2 0, NaTb1 0, MaPb1 0, MaTk3 0, NaTb2 0, MaPb2 0, MaTb1 0, NaTb3 0, MaPb3 0, MaTb2 0, Pengaplikasian wood stain dilakukan sebanyak 2 kali pada masing-masing permukaan contoh uji dengan menggunakan kuas kemudian di bal. Wood stain acrylic Treinoc sedikit lebih kental jika dibandingkan dengan wood stain waterbased lacquer Propan. Berat labur wood stain berkisar antara 0, ,00504 g/cm 2 pada kayu dalam kondisi kering dan 0,0016-0,00493 g/ cm 2 pada kayu dalam kondisi basah. Berat labur relatif sama baik pada kayu basah maupun kering. Berat labur wood stain yang digunakan disajikan pada Tabel 7.

34 16 Tabel 7 Rerata berat labur wood stain untuk setiap contoh uji Kombinasi Perlakuan Rata-Rata BLWS Kombinasi Perlakuan Rata-Rata BLWS Kombinasi Perlakuan Rata-Rata BLWS SpPk1 0, JtPk1 0,00208 TrPb1 0, SpPk2 0, JtPk2 0, TrPb2 0, SpPk3 0, JtPk3 0, TrPb3 0, SpTk1 0, JtPb1 0, TrTk1 0, SpTk2 0, JtPb2 0, TrTk2 0, SpTk3 0, JtPb3 0, TrTk3 0, NaPk1 0, JtTk1 0, TrTb1 0, NaPk2 0, JtTk2 0, TrTb2 0, NaPk3 0, JtTk3 0, TrTb3 0, NaPb1 0, JtTb1 0,00213 MaTk1 0, NaPb2 0, JtTb2 0, MaTk2 0, NaPb3 0,00242 JtTb3 0, MaTk3 0, NaTk1 0,00354 MaPk1 0,00302 MaTb1 0, NaTk2 0, MaPk2 0, MaTb2 0, NaTk3 0, MaPk3 0, MaTb3 0, NaTb1 0, MaPb1 0, TrPk1 0, NaTb2 0, MaPb2 0, TrPk2 0, NaTb3 0, MaPb3 0, TrPk3 0, Variasi penambahan air dilakukan pada tahapan pengaplikasian sealer dan top coat. Hal ini disebabkan karena hanya pada sealer dan top coat memerlukan penambahan air. Variasi penambahan air yang diberikan pada sanding sealer Propan (ASS-941) dan Treinoc (TRSS231) adalah 5%, 10%, dan 15% dari bahan yang digunakan. Penambahan air yang dianjurkan untuk kedua sanding sealer tersebut adalah 10% menurut aturan pemakaian dari masing-masing jenis sanding sealer. Berat labur rata-rata untuk sanding sealer berkisar antara 0,00277 sampai dengan 0,0079 g/cm 2 pada kayu kering dan 0,003 sampai dengan 0,0073 g/ cm 2 untuk kayu basah. Data rata-rata berat labur sanding sealer untuk setiap contoh uji tersaji pada Tabel 8. Pengaplikasian top coat dilakukan sebanyak dua kali. Top coat yang digunakan untuk semua kombinasi perlakuan bersifat clear gloss sehingga mampu menghasilkan permukaan yang licin dan mengkilap. Variasi penambahan air yang diberikan pada top coat Propan (AL-961) adalah sebesar 25%, 30%, dan 35% dari bahan yang digunakan. Penambahan air pada top coat Treinoc (TRC301) adalah sebesar 5%, 10%, dan 15% dari bahan yang digunakan, sedangkan penambahan air yang dianjurkan untuk top coat propan adalah sebesar 30% dan untuk Treinoc 10%. Untuk mendapatkan hasil pengecatan yang maksimal, pelapisan top coat dilakukan sebanyak 2 kali. Rata-rata berat labur top coat secara lebih jelas ditunjukkan dalam Tabel 9. Data rekapitulasi berat labur seluruh contoh uji dari proses pengaplikasian filler sampai dengan top coat secara lebih jelas disajikan pada lampiran 1 dan lampiran 2.

35 17 Tabel 8 Rerata berat labur sanding sealer untuk setiap contoh uji Kombinasi Perlakuan Rata-Rata BLSS Kombinasi Perlakuan Rata-Rata BLSS Kombinasi Perlakuan Rata-Rata BLSS SpPk1 0,00339 JtPk1 0, TrPb1 0, SpPk2 0, JtPk2 0, TrPb2 0, SpPk3 0, JtPk3 0, TrPb3 0, SpTk1 0, JtPb1 0, TrTk1 0, SpTk2 0, JtPb2 0, TrTk2 0, SpTk3 0, JtPb3 0, TrTk3 0, NaPk1 0, JtTk1 0, TrTb1 0,00569 NaPk2 0, JtTk2 0, TrTb2 0, NaPk3 0, JtTk3 0,00618 TrTb3 0, NaPb1 0, JtTb1 0, MaTk1 0, NaPb2 0, JtTb2 0, MaTk2 0, NaPb3 0, JtTb3 0, MaTk3 0, NaTk1 0, MaPk1 0, MaTb1 0, NaTk2 0, MaPk2 0,00585 MaTb2 0, NaTk3 0, MaPk3 0, MaTb3 0, NaTb1 0, MaPb1 0, TrPk1 0, NaTb2 0, MaPb2 0, TrPk2 0, NaTb3 0, MaPb3 0, TrPk3 0, Tabel 9 Rerata berat labur top coat untuk setiap contoh uji Kombinasi Perlakuan Rata-Rata BLTC Kombinasi Perlakuan Rata-Rata BLTC Kombinasi Perlakuan Rata-Rata BLTC SpPk1 0, JtPk1 0, MaTk1 0, SpPk2 0, JtPk2 0, MaTk2 0, SpPk3 0, JtPk3 0, MaTk3 0, SpTk1 0, JtPb1 0,00666 MaTb1 0, SpTk2 0, JtPb2 0, MaTb2 0, SpTk3 0,00306 JtPb3 0, MaTb3 0, NaPk1 0, JtTk1 0, TrPk1 0, NaPk2 0, JtTk2 0, TrPk2 0, NaPk3 0, JtTk3 0, TrPk3 0, NaPb1 0, JtTb1 0,00676 TrPb1 0, NaPb2 0, JtTb2 0,00656 TrPb2 0, NaPb3 0, JtTb3 0, TrPb3 0, NaTk1 0, MaPk1 0, TrTk1 0, NaTk2 0, MaPk2 0, TrTk2 0,00616 NaTk3 0, MaPk3 0, TrTk3 0,00596 NaTb1 0, MaPb1 0, TrTb1 0, NaTb2 0, MaPb2 0, TrTb2 0, NaTb3 0, MaPb3 0, TrTb3 0,004878

36 18 Berat labur top coat pada kayu dalam kondisi kering maupun basah relatif sama, yaitu berkisar diantara 0, ,00888 g/ cm 2 pada kayu kering dan 0, ,00691 g/ cm 2 pada kayu kondisi basah. Nilai rata-rata berat labur tertinggi, yaitu sebesar 0, g/ cm 2 terdapat pada kayu trembesi dengan kadar air kering udara yang difinishing dengan menggunakan waterbased lacquer Propan. Nilai rata-rata berat labur terendah adalah 0, g/ cm 2 dan merupakan nilai berat labur pada kayu spruce dengan kadar air kering udara. Penampilan Kayu Setelah Dilakukan Finishing dengan Waterbased Lacquer dan Acrylic Wood Coating Penampilan masing-masing kayu setelah dilapisi dengan bahan finishing waterbased lacquer Propan dan acrylic wood coating Treinoc dapat dilihat pada Gambar 2 sampai dengan Gambar 11. Permukaan kayu menjadi berwarna cokelat tua setelah diaplikasikan brown wood stain Treinoc dan kayu yang telah distain dengan stain Propan berwarna cokelat muda. Semakin banyak stain yang diaplikasikan pada permukaan kayu maka semakin gelap warna yang dihasilkan. Penampilan kayu menjadi lebih mengkilap setelah top coat diaplikasikan. Top coat dengan tipe clear gloss menghasilkan permukaan kayu yang licin dan mengkilap. Semakin besar pengenceran pada top coat tersebut, tingkat kehalusan permukaan yang dihasilkan akan semakin berkurang. Gambar 2 Penampilan Kayu Spruce yang difinishing dengan acrylic wood coating

37 19 Gambar 3 Penampilan Kayu Spruce yang difinishing dengan waterbased lacquer Gambar 4 Penampilan Kayu Nangka yang difinishing dengan acrylic wood coating Gambar 5 Penampilan Kayu Nangka yang difinishing dengan waterbased lacquer

38 20 Gambar 6 Penampilan Kayu Trembesi yang difinishing dengan acrylic wood coating Gambar 7 Penampilan Kayu Trembesi yang difinishing dengan waterbased lacquer Gambar 8 Penampilan Kayu Jati yang difinishing dengan acrylic wood coating

39 21 Gambar 9 Penampilan Kayu Jati yang difinishing dengan waterbased lacquer Gambar 10 Penampilan Kayu Mahoni yang difinishing dengan acrylic wood coating Gambar 11 Penampilan Kayu Mahoni yang difinishing dengan waterbased lacquer

40 22 Bentuk Cacat yang Terjadi Pada Lapisan Finishing Sebelum Pengujian Sags and Runs Cacat pada lapisan finishing dapat disebabkan dari kondisi dan karakteristik masing-masing jenis kayu yang berbeda, serta kemampuan pengaplikasian finishing yang kurang tepat. Salah satu cacat yang sangat mudah terjadi ketika menggunakan waterbased finish adalah cacat berupa sags and runs. Cacat berupa sags and runs dapat dilihat pada Gambar 12. Kadar solid content yang relatif besar menyebabkan bahan finishing berpelarut air lebih mudah untuk menimbulkan sags and runs jika dibandingkan kebanyakan dengan bahan spray lainnya, sehingga amat penting untuk diperhatikan kekentalan cat yang diaplikasikan. Cara terbaik untuk mengatasi cacat sags and runs adalah dengan menghapus runs atau tetesan cat yang masih basah dengan menggunakan kain bersih dan lembab, lalu melakukan spray kembali pada area tersebut (Charron 1998). Gambar 12 Cacat finishing berupa sags and runs Mold Air merupakan zat yang berperan penting dalam proses biologis bagi makhluk hidup, dan sebagian besar kayu yang kering tahan terhadap serangan organisme perusak. Menurut Bulian dan Graystone (2009), kadar air dibawah 20% umumnya dianggap sebagai batas aman terhadap serangan jamur. Kayu yang telah dilapisi bahan finishing dan memiliki kadar air tinggi tetap dapat terserang mold. Serangan mold dapat diketahui ketika timbul permukaan berbulu dan berupa serbuk halus dengan warna berkisar dari putih sampai dengan hitam pada kayu. Mold yang belum tumbuh terlalu dalam pada permukaan kayu dapat dihilangkan dengan cara menyikat atau mengusap permukaan kayu tersebut. Dalam penelitian ini, mold sebagian besar timbul pada jenis kayu Nangka dan Mahoni yang masih basah (memiliki kadar air diatas 20%). Mold yang menyerang kayu dapat dilihat pada Gambar 13. Gambar 13 Timbulnya mold pada contoh uji yang telah difinishing dalam keadaan basah

41 23 Pengujian Daya Tahan Lapisan Finishing Uji Daya Lekat Lapisan Cat Cross cut tape test merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui daya lekat dari suatu lapisan finishing terhadap substrat (kayu, besi, dan lain-lain). Metode pengujian ini sederhana dan praktis untuk dilakukan. Tampilan contoh uji pada metode cross cut dapat dilihat pada Gambar 14. (a) (b) Gambar 14 Permukaan contoh uji pada cross cut test (a)sebelum ditempelkan tape (b)sesudah ditempelkan tape Secara keseluruhan, variasi pengenceran cat tidak mempengaruhi kekuatan ikatan antara lapisan finishing dengan permukaan kayu. Contoh uji yang menggunakan waterbased lacquer Propan memiliki daya lekat lapisan yang lebih kuat jika dibandingkan dengan contoh uji yang menggunakan acrylic wood coating Treinoc. Selain jenis cat, kondisi kadar air pada kayu mempengaruhi kualitas daya lekat lapisan bahan finishing. Pada umumnya kayu yang memiliki kondisi kadar air tinggi (basah) memiliki kekuatan daya lekat yang lebih rendah jika dibandingkan dengan kayu yang memiliki kadar air rendah (kering). Variasi kualitas daya lekat dari bahan finishing pada setiap kombinasi perlakuan ditunjukkan dalam Tabel 10. Kayu Nangka dan Jati dalam kondisi basah yang dilapisi kedua jenis cat tersebut memiliki nilai kekuatan daya lekat yang paling lemah sehingga digolongkan ke dalam kelas 0B, dengan persentase kerusakan 65%-100%. Kualitas daya lekat bahan finishing yang paling baik terdapat pada kayu Spruce dalam kondisi kering udara, kayu Trembesi yang difinishing dengan cat Propan dan Treinoc (dalam kondisi basah dan kering udara), kayu Jati dalam kondisi kering udara yang difinishing dengan cat Propan, serta kayu Mahoni dalam kondisi kering udara yang difinishing dengan cat Propan dan Treinoc. Kualitas daya lekat yang baik terdapat pada kelas 5B dan 4B, dengan persentase kerusakan sebesar 0% dan kurang dari 5%. Menurut De Meijer (2002), tingginya kadar air pada kayu akan menurunkan tingkat kekuatan kimia daya lekat bahan finishing. Dalam hal ini, daya lekat lapisan melemah dengan terjadinya kejenuhan pada molekul OH dalam rantai polimer selulosa dan dengan molekul air (Sonmez et al 2009). Lemahnya ikatan antara bahan finishing dengan permukaan kayu mengakibatkan bahan finishing tidak meresap ke dalam pori-pori kayu sehingga lapisan mudah mengelupas. Daya lekat bahan finishing antara lain juga dipengaruhi oleh besarnya pori-pori kayu, zat ekstraktif dan kandungan silika pada kayu (Purnama 2009).

42 24 Tabel 10 Hasil pengujian daya lekat lapisan cat dengan metode cross cut Kelas Contoh Uji (ASTM D ) Ulangan ke- i Kelas Contoh Uji (ASTM D ) Ulangan ke- i Kombinasi Perlakuan Kombinasi Perlakuan SpPk1 3B 5B 4B JtTb1 0B 0B 0B SpPk2 3B 5B 4B JtTb2 1B 0B 0B SpPk3 3B 5B 4B JtTb3 0B 0B 0B SpTk1 5B 5B 4B MaPk1 3B 4B 3B SpTk2 3B 4B 3B MaPk2 4B 3B 4B SpTk3 5B 5B 4B MaPk3 3B 4B 4B NaPk1 3B 1B 2B MaPb1 2B 2B 2B NaPk2 3B 4B 4B MaPb2 2B 2B 2B NaPk3 2B 2B 2B MaPb3 4B 3B 1B NaPb1 0B 0B 0B MaTk1 4B 5B 5B NaPb2 2B 1B 0B MaTk2 0B 1B 1B NaPb3 0B 0B 0B MaTk3 1B 0B 5B NaTk1 0B 0B 0B MaTb1 2B 1B 3B NaTk2 0B 2B 0B MaTb2 4B 5B 4B NaTk3 0B 0B 0B MaTb3 2B 3B 2B NaTb1 0B 0B 1B TrPk1 4B 4B 4B NaTb2 0B 1B 0B TrPk2 5B 5B 5B NaTb3 0B 0B 0B TrPk3 4B 4B 5B JtPk1 5B 4B 3B TrPb1 3B 3B 4B JtPk2 4B 4B 4B TrPb2 5B 4B 3B JtPk3 3B 2B 2B TrPb3 3B 2B 3B JtPb1 2B 2B 2B TrTk1 3B 3B 3B JtPb2 0B 0B 0B TrTk2 3B 3B 3B JtPb3 0B 0B 0B TrTk3 4B 5B 5B JtTk1 0B 0B 1B TrTb1 3B 4B 4B JtTk2 1B 1B 1B TrTb2 4B 5B 4B JtTk3 2B 2B 3B TrTb3 4B 3B 3B Uji Ketahanan Terhadap Panas dan Dingin Pengujian dilakukan dengan meletakkan gelas berisi air mendidih dan batu es di atas permukaan contoh uji dan dibiarkan hingga suhunya mencapai suhu normal seperti yang terlihat pada Gambar 15. Pengujian ini dilakukan selama ± 2 jam. Berdasarkan data hasil pengamatan secara visual, dari semua contoh uji tidak terdapat perubahan maupun terjadi kerusakan pada permukaan lapisan finishing. Hal tersebut menunjukkan bahwa kedua jenis waterbased finish yang diberi variasi penambahan air dalam kondisi basah maupun kering tidak akan terpengaruh dengan kondisi air panas dan dingin. Seluruh kombinasi perlakuan pada kayu tidak mengalami cacat lapisan finishing sehingga termasuk ke dalam kelas 10.

43 25 (a) (b) Gambar 15 (a) Uji dingin dan (b) uji panas Uji Ketahanan Terhadap Bahan Kimia Rumah Tangga Bahan kimia rumah tangga yang digunakan dalam pengujian ini adalah margarin, susu kental manis, dan selai strawberry. Masing-masing bahan kimia tersebut dioleskan secara merata pada permukaan contoh uji, seperti yang tersaji pada Gambar 16. Bahan-bahan tersebut dipilih dalam pengujian ini karena merupakan bahan-bahan kimia rumah tangga yang umumnya digunakan oleh anak-anak dalam kehidupan sehari-hari, sehingga memungkinkan terjadinya kontak secara langsung dengan permukaan kayu yang telah dibuat menjadi mainan kayu edukatif. Selain itu, bahan kimia rumah tangga berupa saos, kecap, cuka, deterjen, madu, coklat pasta dan lain-lainnya telah banyak digunakan untuk pengujian serupa pada penelitian-penelitian terdahulu. Gambar 16 Pengujian lapisan finishing terhadap bahan kimia rumah tangga Dari ketiga bahan kimia rumah tangga (margarin, susu kental manis, dan selai strawberry) yang diujikan diperoleh hasil bahwa tidak terjadi perubahan warna maupun kerusakan permukaan lapisan finishing terhadap hampir semua jenis kayu dengan semua variasi perlakuan, kecuali kayu nangka dengan finishing waterbased lacquer (kondisi basah dan kering) dan kayu nangka dengan finishing acrylic wood coating (kondisi basah). Sebagian permukaan contoh uji dengan kombinasi perlakuan tersebut mengalami perubahan warna menjadi agak kemerah-merahan setelah dioleskan margarin dalam waktu 1 jam dan 24 jam, sehingga klasifikasi daya tahannya termasuk

44 26 ke dalam kelas 9. Hal ini diduga karena terjadinya reaksi kimia antara margarin dan lapisan cat, sehingga merusak struktur film yang dibentuk oleh kedua cat berbahan dasar air tersebut. Warna urat kayu terlihat menjadi lebih gelap dan agak memerah setelah dioleskan dengan margarin. Warna coklat pada permukaan kayu nangka yang difinishing dengan acrylic wood coating Treinoc lebih gelap dibandingkan dengan kayu yang difinishing dengan waterbased lacquer Propan, sehingga perubahan warna menjadi kemerah-merahan pada kayu tidak terlalu terlihat dengan jelas. Perubahan warna setelah pengujian dengan margarin pada kayu nangka dalam kondisi basah yang difinishing dengan cat Treinoc dan Propan dapat dilihat pada Gambar 17. Kombinasi Perlakuan Sebelum pengujian dengan margarin Setelah pengujian dengan margarine NaTb1 NaTb2 NaTb3 NaPb1 NaPb2 NaPb3 Gambar 17 Penampilan kayu nangka dalam kondisi basah yang difinishing dengan cat Treinoc dan Propan sebelum dan setelah pengujian dengan margarin

45 27 Perubahan warna penampilan kayu nangka dalam kondisi kering yang difinishing dengan tiga variasi pengenceran cat menggunakan cat Propan sebelum dan setelah dilakukan pengujian menggunakan margarin tersaji pada Gambar 18. Permukaan kayu menjadi lebih gelap dan berwarna kemerah-merahan setelah dioleskan dengan margarin. Data hasil pengamatan visual selama 1 jam dan 24 jam untuk seluruh kombinasi perlakuan dalam pengujian dengan ketiga jenis bahan kimia rumah tangga ini (margarine, susu kental manis, dan selai strawberry) tersaji pada Gambar 19 dan Gambar 20. Hasil pada Gambar 19 dan 20 menunjukkan bahwa hampir seluruh kombinasi perlakuan yang diujikan termasuk ke dalam kelas 10 menurut ASTM D (2000) baik dari hasil pengujian selama 1 jam maupun 24 jam. Kelas tersebut merupakan kelas yang terbaik karena lapisan finishing sama sekali tidak mengalami cacat. Hal tersebut menunjukkan bahwa bahan kimia rumah tangga seperti margarin, susu kental manis, dan selai strawberry tidak dapat merusak lapisan bahan finishing yang dibentuk oleh waterbased lacquer dan acrylic wood coating. Cacat lapisan finishing terjadi apabila suatu zat kimia tertentu merusak struktur lapisan bahan finishing pada permukaan kayu (bereaksi secara kimiawi) sehingga lapisan bahan finishing menjadi kasar atau tidak rata. Kombinasi Perlakuan Sebelum pengujian dengan margarine Setelah pengujian dengan margarin NaPk1 NaPk2 NaPk3 Gambar 18 Penampilan kayu nangka dalam kondisi kering yang difinishing dengan cat Propan sebelum dan setelah pengujian dengan margarin

46 Margarin Susu Kental Manis Selai 28 Kelas Daya Tahan Lapisan Finishing SpPk1 SpPk2 SpPk3 SpTk1 SpTk2 SpTk3 NaPk1 NaPk2 NaPk3 NaPb1 NaPb2 NaPb3 NaTk1 NaTk2 NaTk3 NaTb1 NaTb2 NaTb3 JtPk1 JtPk2 JtPk3 JtPb1 JtPb2 JtPb3 JtTk1 JtTk2 JtTk3 JtTb1 JtTb2 JtTb3 MaPk1 MaPk2 MaPk3 MaPb1 MaPb2 MaPb3 MaTk1 MaTk2 MaTk3 MaTb1 MaTb2 MaTb3 TrPk1 TrPk2 TrPk3 TrPb1 TrPb2 TrPb3 TrTk1 TrTk2 TrTk3 TrTb1 TrTb2 TrTb3 Kombinasi Perlakuan Gambar 19 Kelas daya tahan lapisan finishing terhadap bahan kimia rumah tangga setelah dilakukan pengujian selama 1 jam

47 3 10 Margarin Susu Kental Manis Selai Kelas Daya Tahan Lapisan Finishing SpPk1 SpPk2 SpPk3 SpTk1 SpTk2 SpTk3 NaPk1 NaPk2 NaPk3 NaPb1 NaPb2 NaPb3 NaTk1 NaTk2 NaTk3 NaTb1 NaTb2 NaTb3 JtPk1 JtPk2 JtPk3 JtPb1 JtPb2 JtPb3 JtTk1 JtTk2 JtTk3 JtTb1 JtTb2 JtTb3 MaPk1 MaPk2 MaPk3 MaPb1 MaPb2 MaPb3 MaTk1 MaTk2 MaTk3 MaTb1 MaTb2 MaTb3 TrPk1 TrPk2 TrPk3 TrPb1 TrPb2 TrPb3 TrTk1 TrTk2 TrTk3 TrTb1 TrTb2 TrTb3 Kombinasi Perlakuan 29 Gambar 20 Kelas daya tahan lapisan finishing terhadap bahan kimia rumah tangga setelah dilakukan pengujian selama 24 jam

48 30 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan data hasil pengamatan dan pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa : 1. Finishing kayu dengan menggunakan waterbased lacquer Propan menghasilkan lapisan finishing yang memiliki daya lekat lebih kuat jika dibandingan dengan finishing menggunakan acrylic wood coating Treinoc. 2. Besarnya kadar air dan jenis kayu memiliki pengaruh terhadap daya lekat lapisan finishing. Untuk mendapatkan daya lekat yang baik, kadar air pada kayu tidak boleh melebihi 20%. 3. Permukaan kayu yang difinishing dengan waterbased lacquer dan acrylic wood coating menggunakan 3 variasi kombinasi penambahan air di tahap sealer dan top coat pada kedua cat tersebut tidak memiliki perbedaan penampilan pada permukaan lapisan finishing yang dibentuk. 4. Kayu Nangka yang difinishing dengan acrylic wood coating pada kondisi basah dan waterbased lacquer dalam kondisi basah maupun kering tidak tahan terhadap bahan kimia rumah tangga berupa margarin. 5. Waterbased lacquer dan acrylic wood coating tahan terhadap uji panas dan dingin yang dilakukan selama 2 jam. Saran 1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai permukaan lapisan finishing waterbased lacquer dan acrylic wood coating dengan melakukan gloss test untuk mengetahui kemampuan lapisan untuk memantulkan sinar yang mengenai permukaannya. 2. Perlu dilakukan blocking test pada permukaan finishing waterbased lacquer dan acrylic wood coating untuk mengetahui apakah lapisan cat atau bahan finishing tidak lengket sewaktu di atasnya diberi beban. 3. Perlu diadakan penelitian mengenai daya tahan lapisan finishing dengan menggunakan bahan finishing berpelarut air yang mengandung pigment yang sering digunakan pada finishing mainan kayu edukatif. DAFTAR PUSTAKA Allen M The Complete Guide to Wood Finishes 2nd ed. New York (USA): Quarto Publishing. Andang I Education Games (Menjadi Cerdas dan Ceria dengan Permainan Edukatif). Yogyakarta (ID): Pilar Media. [ASTM] American Society for Testing and Materials Standart Test Method for Evaluation of Painted or Coated Speciment Subject to Corrosive Environments. ASTM D [ASTM] American Society for Testing and Materials Standart Test Methods for

49 31 Measuring Adhesion by Tape Test. ASTM D Badan Standarisasi Nasional (BSN) % Produk Mainan Anak Memenuhi 3 SNI. [15 Juni 2012]. Bullian F, Graystone JA Industrial Wood Coating Theory and Practice 1st ed. Oxford (UK): Elsevier. Charron A Water-Based Finishes. Connecticut (USA): The Taunton Press, Inc. Darmawan W, Rahayu IS, Padlinurjaji IM, Pandit KN Pengerjaan kayu:ilmu-ilmu penunjang dan teknologi proses. Bogor (ID): IPB Press. De Meijer M Comparison between laboratory water permeability tests and wood moisture content of full-scale window frames, Surface Coatings International Part B: Coatings Transactions, Vol. 85 (2): Douglas Pierre Home Wood Finishing (Art of Woodworking). Canada: Time Life Books. Ersam T Senyawa Kimia Makromolekul Beberapa Tumbuhan Artocarpus Hutan Tropika Sumatera Barat [Disertasi]. Bandung (ID): Institut Teknologi Bandung. FP Innovations Sitka Spruce [Internet]. [diunduh 2013 Sep 02]. Tersedia pada: Hedegart T Breeding System, Variation and Genetic Improvement of Teak (Tectona grandis L.f). In J. Buerley and B.T. London: Styles, Tropical Trees: Variation, Breeding and Conservation. Heyne K Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid V. Badan Litbang Kehutanan. Jakarta. Jewitt SL The New Best of Fine Woodworking Series. Di dalam: Spray Finishing and Other Techniques. Newtown, Connecticut (USA): The Taunton Press, Inc. Joker D Informasi Singkat Benih No. 5 Maret 2001 Swietenia macrophylla King [Internet]. Bandung (ID): Indonesia Forest Seed Project [diunduh 2013 Agustus 05]. Tersedia pada: Karina Penjualan Mainan Edukatif Capai Rp 60Milliar. [terhubung berkala] katif-capai-rp60-miliar [15 Agustus 2013]. Martawijaya A, Kartasujana I, Kadir K, Prawira SA Atlas kayu Indonesia jilid I. Bogor (ID): Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Kehutanan. Meier E Monkeypod. [terhubung berkala] lumber-identification/hardwoods/monkeypod/ [3 Agustus 2013]. Prihatman K Nangka (Artocarpus Heterophyllus Lamk). Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS. Purnama S Teknik Finishing Mebel Kayu. Edisi Pertama. Cetakan Kesatu. Semarang (ID): Penerbit Prize Semarang. Seng OD Berat jenis dari Jenis-Jenis Kayu Indonesia dan Pengertian Beratnya Kayu untuk Keperluan Praktek. Bogor (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan. Sonmez A, Budakci M, Bayram M Effect of wood moisture content on adhesion of varnish coatings in 2009: Scientific Research and Essay [Internet]. [diunduh 2013 Sep 02]; Vol. 4 (12) pp Tersedia pada:

50 32 Sugati et al Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid I. Jakarta (ID): Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI. Sutianto F Bisnis Mainan Kayu Tradisional Ini Beromzet Puluhan Juta [terhubung berkala] nan-kayu-tradisional-ini-beromzet-puluhan-juta [9 Agustus 2013]. U.S. Forest Product Laboratory Wood Handbook : Wood As an Engeneering Material. USDA Agr. Hand. 72, rev. Chapter Wisconsin (USA): Department of Agriculture. Usman YV Analisis Kepuasan Pelanggan Dalam Meningkatkan Kinerja Mutu Atribut Produk Mainan Edukatif Studi Kasus Produk Shofia Toys [tesis]. Bogor (ID): Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Widyorini R, Prayitno AT Pengendalian Kualitas (Quality Control) disampaikan pada Acara Pelatihan Training Finishing ACIAR. Jepara. Wiemann MC Wood Handbook: Wood as an Engineering Material. Wisconsin (USA): Department of Agriculture, Forest Service, Forest Products Laboratory. Williams RS Wood Handbook: Wood as an Engineering Material. Wisconsin (USA): Department of Agriculture. Wisno Waterbased. [terhubung berkala] woodworking-knowledge/wood-finishing/49-waterbasedfinishing-material [1 Agustus 2013]. Yuswanto Finishing Kayu. Yogyakarta (ID): Kanisius.

51 LAMPIRAN 33

52 LAMPIRAN Lampiran 1 Berat labur filler dan wood stain contoh uji Kayu KA (%) P (cm) L (cm) Luas (cm 2 ) Bo Bf Blf B'f BWs BlWs SpPk1A 14,8 20,075 10, , ,59 242,18 0, ,06 242,51 0, SpPk1B 15 20,27 10,05 203, ,31 301,85 0, ,71 302,13 0,00336 SpPk1C 13, ,12 202,4 230,97 231,56 0, ,49 232,17 0,00255 Rata-rata 14, ,115 10, , , ,53 0, ,42 258,9367 0, SpPk2A 15, ,04 200,8 266,89 267,68 0, ,07 267,76 0, SpPk2B 13,7 20,245 10, , ,42 222,03 0, ,7 222,26 0, SpPk2C 13, ,08 201,6 235,44 235,97 0, ,82 236,1 0, Rata-rata 14, , , , ,25 241,8933 0, ,53 242,04 0, SpPk3A 15, ,06 201,2 259,2 259,98 0, ,56 260,06 0, SpPk3B 14,457 20,05 10,14 203, ,02 295,55 0, ,3 295,77 0, SpPk3C 15,033 20,25 10,12 204,93 244,67 244,98 0, ,42 245,2 0, Rata-Rata 14,941 20,1 10, , , ,8367 0, , ,01 0, SpTk1A 15,067 19,93 10,09 201, ,33 229,98 0, ,56 230,58 0, SpTk1B 16,633 19, ,4 230,44 230,67 0, ,49 231,03 0, SpTk1C 14,2 19,92 9,95 198, ,75 199,09 0, ,05 200,51 0, Rata-rata 15,3 19,93 10, , , ,9133 0, ,7 220,7067 0,00504 SpTk2A 13,6 19,95 9,91 197, ,67 210,05 0, ,71 210,39 0, SpTk2B 14,8 19, ,6 225,44 225,99 0, ,87 226,64 0, SpTk2C 15,133 19, ,4 228,8 229,35 0, ,19 229,8 0, Rata-rata 14,511 19,95 9,97 198, , ,7967 0, ,59 222,2767 0,

53 35 Lampiran 1 Berat labur filler dan wood stain contoh uji Kayu KA (%) P (cm) L (cm) Luas (cm 2 ) Bo Bf Blf B'f BWs BlWs SpTk3A 12,667 19,96 9,92 198, ,95 209,38 0, ,05 209,72 0, SpTk3B 12,667 19, ,8 203,08 203,55 0, ,15 203,92 0,0031 SpTk3C 13,933 19,96 10,02 199, ,9 221,47 0, ,46 222,08 0, Rata-rata 13,089 19, ,98 199, , ,4667 0, ,22 211,9067 0, NaPk1A 14,067 20,1 10,14 203, ,28 304,79 0, ,27 304,84 0, NaPk1B 13,7 20,07 10,1 202, ,32 278,7 0, ,49 279,26 0, NaPk1C 14,033 20,05 10,11 202, ,37 296,51 0, ,04 296,65 0, Rata-rata 13, , , , ,99 293,3333 0, , ,5833 0, NaPk2A 14,4 20,3 10,16 206, ,33 263,8 0, ,46 264,08 0, NaPk2B 13,7 20,06 10,1 202, ,89 281,3 0, ,27 281,69 0, NaPk2C 12,867 20,07 10,3 206, ,26 300,75 0, ,47 300,88 0, Rata-rata 13, , , , , ,95 0, , ,2167 0, NaPk3A 16,1 20, ,1 331,94 332,45 0, ,27 332,79 0, NaPk3B 12,4 20,23 10,02 202, ,43 353,86 0, ,44 353,98 0,002 NaPk3C 16,933 20, ,3 337,8 0, ,51 337,92 0, Rata-rata 15, , , , ,89 341,37 0, , ,5633 0, NaPb1A 54,033 20,13 10,06 202, ,09 409,66 0, ,08 409,91 0, NaPb1B 60,133 20,15 10,07 202, ,78 418,18 0, ,78 419,27 0, NaPb1C 57 20,09 10,02 201, ,34 414,06 0, ,81 414,36 0, Rata-rata 57, , ,05 202,24 413, ,9667 0, ,89 414,5133 0,

54 Lampiran 1 Berat labur filler dan wood stain contoh uji Kayu KA (%) P (cm) L (cm) Luas (cm 2 ) Bo Bf Blf B'f BWs BlWs NaPb2A 60,566 20,3 10,16 206, ,97 436,79 0, ,41 436,95 0, NaPb2B 57,8 20,04 10,16 203, ,59 440,1 0, ,82 440,21 0, NaPb2C 58,5 20,15 10,04 202, ,62 425,99 0, ,78 426,05 0,00196 Rata-rata 58, , ,12 204, , ,2933 0, , ,4033 0, NaPb3A 60,833 20,23 10,17 205, ,95 419,48 0, ,14 419,54 0, NaPb3B , ,02 415,5 0, ,03 415,69 0, NaPb3C 57 20, ,1 411,47 411,9 0, ,65 412,06 0, Rata-rata 58, ,08 10,09 202, , ,6267 0, , ,7633 0, NaTk1A 14,7 20,15 9,96 200, ,94 257,48 0, ,24 257,92 0, NaTk1B 15,367 20,12 10,01 201, ,43 228,02 0, ,69 228,36 0, NaTk1C 14,8 20,105 10,19 204,87 241,47 241,8 0, ,11 241,91 0, Rata-rata 14, ,125 10, , , ,4333 0, , ,73 0, NaTk2A 15 20,1 10,02 201, ,87 265,59 0, ,34 265,87 0, NaTk2B 13,8 20,2 10,07 203, ,1 258,7 0, ,16 258,84 0, NaTk2C 14,1 20,15 10,07 202, ,01 250,45 0, ,06 250,8 0, Rata-rata 14,3 20,15 10, , ,66 258,2467 0, , ,5033 0,0034 NaTk3A 14,4 20,1 10,05 202, ,45 267,71 0, ,4 267,84 0, NaTk3B 16,1 20,2 10,1 204,02 232,96 233,54 0, ,08 233,62 0, NaTk3C 13,167 20,13 10,04 202, ,2 263,89 0, ,3 263,97 0, Rata-rata 14, , , , , ,0467 0, , ,1433 0,

55 37 Lampiran 1 Berat labur filler dan wood stain contoh uji Kayu KA (%) P (cm) L (cm) Luas (cm 2 ) Bo Bf Blf B'f BWs BlWs NaTb1A 54,033 20,07 10,12 203, ,55 420,1 0, ,92 420,26 0, NaTb1B 60,133 20,2 10,15 205,03 382,96 383,68 0, ,09 383,75 0, NaTb1C 57,1 20, ,9 404,9 405,85 0, ,38 406,08 0, Rata-rata 57, ,12 10,09 203, ,47 403,21 0, , ,3633 0, NaTb2A 60,6 20,22 10,14 205, ,37 450,2 0, ,66 450,34 0, NaTb2B 50,933 20,3 10,22 207, ,89 431,3 0, ,08 431,46 0, NaTb2C 56 20,12 10,03 201, ,1 425,76 0, ,52 426,03 0, Rata-rata 55, , ,13 204, ,12 435,7533 0, ,42 435,9433 0, NaTb3A 54,4 20,01 10,2 204, ,9 377,65 0, ,05 377,77 0, NaTb3B 47,533 19,96 10,15 202, ,02 381,5 0, ,43 381,84 0, NaTb3C 50, , ,86 395,5 0, ,14 395,71 0, Rata-rata 50, ,99 10, , ,26 384,8833 0, ,54 385,1067 0,00254 JtPk1A 11, , ,54 379,35 0, ,09 379,53 0,00295 JtPk1B 10,033 19,96 10,02 199, ,11 379,03 0, ,43 379,02 0, JtPk1C 9,5 19, ,6 370,63 371,8 0, ,35 371,57 0, Rata-rata 10, , , , ,76 376,7267 0, ,29 376,7067 0, JtPk2A 10,267 19,94 9,97 198, ,81 369,76 0, ,22 369,63 0, JtPk2B 9,567 19, ,8 358,26 359,05 0, ,84 359,39 0, JtPk2C 9,167 19, ,5 382,56 383,54 0, ,69 384,05 0, Rata-rata 9,667 19, ,99 199, , ,7833 0, , ,0233 0,

56 Lampiran 1 Berat labur filler dan wood stain contoh uji Kayu KA (%) P (cm) L (cm) Luas (cm 2 ) Bo Bf Blf B'f BWs BlWs JtPk3A 9, ,01 200,2 388,17 389,25 0, ,14 389,64 0, JtPk3B 10,067 19,94 9,98 199, ,29 385,22 0, ,98 385,32 0, JtPk3C 10,133 19,96 9,98 199, ,47 351,21 0, ,03 351,38 0, Rata-rata 10, , ,99 199, ,31 375,2267 0, ,05 375,4467 0, JtPb1A 53,3 20,1 10,1 203,01 456,8 457,71 0, ,4 457,89 0,00179 JtPb1B 63,6 20,13 10,27 206, ,55 425,67 0, ,12 425,49 0, JtPb1C 49,7 20,1 10,1 203,01 450,13 450,75 0, ,32 450,8 0, Rata-rata 55, ,11 10, , , ,71 0, ,28 444,7267 0, JtPb2A 58,267 20,19 10,05 202, ,98 459,72 0, ,49 460,07 0, JtPb2B 55,033 20,1 10,05 202, ,22 445,05 0, ,97 445,54 0, JtPb2C 56,633 20,12 10,07 202, ,57 449,3 0, ,14 449,39 0, Rata-rata 56, , , , ,59 451,3567 0, ,2 451,6667 0,00212 JtPb3A 58,467 20,1 9,95 199, ,51 433,15 0, ,85 433,26 0, JtPb3B 51,667 20,27 10,25 207, , , ,96 435,19 0, JtPb3C 53,733 20,11 10,2 205, ,27 444,02 0, ,99 444,33 0, Rata-rata 54, ,16 10, , ,66 437,39 0, , ,5933 0, JtTk1A 9,467 20,12 10,06 202, ,14 365,1 0, ,97 365,39 0, JtTk1B 15,1 20,06 9,98 200, ,32 324,25 0, ,13 324,43 0, JtTk1C 10,066 19,98 10,03 200, ,16 368,96 0, ,63 369,15 0, Rata-rata 11, , , , , ,77 0, , ,99 0,

57 39 Lampiran 1 Berat labur filler dan wood stain contoh uji Kayu KA (%) P (cm) L (cm) Luas (cm 2 ) Bo Bf Blf B'f BWs BlWs JtTk2A 12,2 19, ,6 254,09 254,91 0, ,47 255,02 0, JtTk2B 9,6 19,96 9,96 198, ,03 235,8 0, ,45 235,85 0, JtTk2C 11,2 19, ,8 250,15 251,05 0, ,83 251,21 0, Rata-rata 11 19, , , , ,2533 0, , ,36 0, JtTk3A 11,83 19,98 10,03 200, ,1 251,86 0, ,44 251,94 0, JtTk3B 11,83 19,94 9,98 199, ,21 248,18 0, ,81 248,35 0,00241 JtTk3C 10,33 19,96 9,98 199, ,95 253,81 0, ,54 254,02 0, Rata-rata 11,33 19,96 9, , ,42 251,2833 0, ,93 251,4367 0, JtTb1A 56,3 20,12 9,73 195, ,13 412,74 0, ,59 412,88 0, JtTb1B 57,6 20,11 10, , ,9 488,7 0, ,28 488,85 0, JtTb1C 55,133 20,16 10,1 203, ,46 459,42 0, ,07 459,5 0, Rata-rata 56, ,13 9, , ,83 453,62 0, , ,7433 0, JtTb2A 58,766 19,955 10,34 206, ,97 284,79 0, ,11 284,49 0, JtTb2B 60,6 20,175 10,12 204, ,34 380,02 0, ,83 380,38 0, JtTb2C 50,967 20,14 9,75 196, ,94 460,88 0, ,68 461,32 0, Rata-rata 56, ,09 10,07 202, , ,23 0, , ,3967 0, JtTb3A 53,133 20,175 10,11 203, ,45 450,01 0, ,75 450,31 0,00261 JtTb3B 57,633 19,98 10, , ,38 288,15 0, ,8 288,34 0, JtTb3C 57,1 20,1 10,02 201, ,05 448,8 0, ,56 448,95 0, Rata-rata 55, ,085 10, , ,96 395,6533 0, ,37 395,8667 0,

58 Lampiran 1 Berat labur filler dan wood stain contoh uji Kayu KA (%) P (cm) L (cm) Luas (cm 2 ) Bo Bf Blf B'f BWs BlWs MaPk1A 12,967 20,06 10,16 203, ,08 240,92 0, ,56 241,2 0, MaPk1B 13,733 20,04 10,1 202, ,65 278,52 0, ,01 278,75 0, MaPk1C 13,133 20,05 10,13 203, ,1 242,98 0, ,79 243,25 0,00302 Rata-rata 13, ,05 10,13 203, , ,14 0, , ,4 0,00298 MaPk2A 14,6 20,06 10,07 202, ,2 268,91 0, ,48 269,12 0, MaPk2B 13,967 20,01 10,2 204, ,82 236,79 0, ,26 237,11 0, MaPk2C 13, ,11 202,2 241,87 242,69 0, ,01 242,84 0, Rata-rata 14, , , , ,63 249,4633 0, , ,69 0, MaPk3A 13,3 20,07 10,1 202, ,55 249,21 0, ,62 239,55 0, MaPk3B 14,567 20,14 10,13 204, ,25 248,85 0, ,92 248,21 0, MaPk3C 14 20,07 10, , ,43 243,39 0, ,02 243,79 0, Rata-rata 13, , , , ,41 247,15 0, , ,85 0, MaPb1A 25,7 20,2 10,51 212, ,67 277,5 0, ,21 277,92 0, MaPb1B 26,66 20,02 10,41 208, ,9 287,51 0, ,12 287,94 0, MaPb1C 23,93 20,24 10,4 210, ,41 308,93 0, ,75 309,36 0,00339 Rata-rata 25,43 20, ,44 210, ,66 291,3133 0, , ,74 0, MaPb2A 23,12 20,11 10,34 207, ,39 262,06 0, ,5 262,25 0, MaPb2B 24, ,61 192,2 246,6 247,1 0, ,88 247,54 0, MaPb2C 23,8 20,08 9,76 195, ,73 221,4 0, ,97 221,59 0, Rata-rata 23,75 20, , , , ,52 0, , ,7933 0,

59 41 Lampiran 1 Berat labur filler dan wood stain contoh uji Kayu KA (%) P (cm) L (cm) Luas (cm 2 ) Bo Bf Blf B'f BWs BlWs MaTk1A 14,8 20,06 10,03 201, ,45 267,1 0, ,89 267,43 0, MaTk1B 12,8 20,12 10,25 206,23 230,5 231,26 0, ,73 231,38 0, MaTk1C 13,33 20,19 10,22 206, ,41 260,86 0, ,52 261,19 0,00303 Rata-rata 13, , , , , ,0733 0, , ,3333 0, MaTk2A 13,33 20,02 10,22 204, ,39 274,89 0, ,44 274,96 0, MaTk2B 15,13 20,07 10,33 207, ,99 234,65 0, ,14 234,73 0, MaTk2C 13,1 20,25 10,22 206, ,32 262,77 0, ,8 262,82 0, Rata-rata 13, , , , ,9 257,4367 0, , ,5033 0, MaTk3A 11,1 20,03 10,22 204, ,84 235,64 0, ,27 235,94 0, MaTk3B 12,8 20,17 10,25 206, ,01 236,82 0, ,2 237,16 0, MaTk3C 15,033 20,05 10,1 202, ,87 239,42 0, ,16 239,59 0, Rata-rata 12, , ,19 204, , ,2933 0, , ,5633 0, MaTb1A 25,35 20,03 10, , ,95 266,29 0, ,91 266,74 0, MaTb1B 24,21 20,05 10,41 208, ,71 270,27 0, ,96 270,95 0, MaTb1C 22,26 20,17 10,38 209, ,7 280,35 0, ,13 281,06 0, Rata-rata 23,94 20, , , , ,3033 0, ,9167 0, MaTb2A 23,66 20,02 9,74 194, ,19 223,87 0, ,32 223,96 0, MaTb2B 23,66 19,95 9,84 196, ,8 268,34 0, ,65 268,72 0, MaTb2C 24,63 20,1 10,06 202, ,85 260,1 0, ,53 260,29 0, Rata-rata 23, , ,88 197, ,28 250,77 0, , ,99 0,

60 Lampiran 1 Berat labur filler dan wood stain contoh uji Kayu KA (%) P (cm) L (cm) Luas (cm 2 ) Bo Bf Blf B'f BWs BlWs MaTb3A 25,45 20,14 10,12 203, ,19 265,97 0, ,62 266,04 0, MaTb3B 23,41 20,12 9,8 197, ,34 219,81 0, ,54 220,23 0, MaTb3C 24,33 20,1 10,3 207,03 261,7 261,93 0, ,37 262,33 0, Rata-rata 24, ,12 10, , , ,2367 0, , ,5333 0, TrPk1A 10,4 19, ,5 190,06 191,05 0, ,03 191,47 0, TrPk1B 10,53 19,94 9,98 199, ,82 197,9 0, ,79 197,95 0, TrPk1C 13,766 19,96 9,98 199, ,72 233,6 0, ,35 233,8 0, Rata-rata 11, ,95 9, , , ,5167 0, ,39 207,74 0, TrPk2A 10,966 19, ,8 192,99 193,76 0, ,55 193,99 0, TrPk2B 10, ,97 199,4 166,98 167,44 0, ,01 167,51 0, TrPk2C 13,66 19, ,6 216,95 217,89 0, ,16 218,51 0, Rata-rata 11,752 19,98 9,99 199,6 192, ,03 0, , ,3367 0, TrPk3A 12,33 19,94 10,02 199, ,47 237,48 0, ,11 237,43 0, TrPk3B 11,7 19,98 9,96 199, ,23 240,26 0, ,91 240,76 0, TrPk3C 11,933 19,96 9,97 199, ,08 232,81 0, ,2 233,12 0, Rata-rata 11, ,96 9, , , ,85 0, , ,1033 0,00413 TrPb1A 50,1 20,17 9,96 200, ,22 257,35 0, ,32 258,18 0, TrPb1B 51,56 20,1 10,09 202, ,29 274,16 0, ,91 274,53 0, TrPb1C 57,9 20,2 9,89 199, ,27 296,04 0, ,33 296,15 0, Rata-rata 53, , ,98 201, , ,85 0, ,52 276,2867 0,

61 43 Lampiran 1 Berat labur filler dan wood stain contoh uji Kayu KA (%) P (cm) L (cm) Luas (cm 2 ) Bo Bf Blf B'f BWs BlWs TrPb2A 48,4 20,26 9,9 200, ,27 232,02 0, ,98 232,11 0,00217 TrPb2B 50,633 20,12 10,08 202, ,25 288,17 0, ,99 288,43 0, TrPb2C ,98 199,6 286,25 286,77 0, ,07 287,33 0, Rata-rata 52, , , , , ,9867 0, ,68 269,29 0, TrPb3A 52,53 20,19 9,9 199, ,76 269,95 0, ,2 270,1 0, TrPb3B 54,8 20,16 9,85 198, ,94 277,61 0, ,04 277,7 0, TrPb3C 54,16 20,18 9,9 199, ,6 265,47 0, ,26 266,03 0, Rata-rata 53,83 20, , , ,1 271,01 0, ,5 271,2767 0, TrTk1A 12,733 19,92 10,01 199, ,08 208,26 0, ,12 208,59 0, TrTk1B 15 19, ,8 262,73 263,65 0, ,85 263,63 0, TrTk1C 10,2 19,98 10,04 200, ,84 182,02 0, ,74 182,16 0, Rata-rata 12, ,96 10, , , ,9767 0, ,57 218,1267 0, TrTk2A 10 19,95 10,02 199, ,82 167,71 0, ,02 167,48 0, TrTk2B 11,367 19, ,4 235,7 236,74 0, ,4 236,84 0, TrTk2C 15,3 19, ,8 241,08 242,03 0, ,85 242,27 0, Rata-rata 12, , , , , ,4933 0, ,09 215,53 0, TrTk3A 15,76 19, ,5 266,35 266,91 0, ,66 267,56 0, TrTk3B 15,2 19,93 10,02 199, ,42 208,83 0, ,7 209,05 0, TrTk3C 12,53 19,94 10,02 199, ,7 241,5 0, ,36 241,67 0, Rata-rata 14, ,94 10, , ,49 239,08 0, , ,4267 0,

62 Lampiran 1 Berat labur filler dan wood stain contoh uji Kayu KA (%) P (cm) L (cm) Luas (cm 2 ) Bo Bf Blf B'f BWs BlWs TrTb1A 52,03 20,12 10,09 203, ,2 279,08 0, ,41 279,19 0,00545 TrTb1B 48,6 20,1 9,95 199, ,91 245,73 0, ,07 246,16 0, TrTb1C ,87 197,4 199,95 200,54 0, ,9 200,99 0,00493 Rata-rata 49, , ,97 200, ,02 241,7833 0, , ,1133 0, TrTb2A 48,36 20,1 9,88 198, ,86 235,27 0, ,96 235,82 0, TrTb2B 56,733 20,11 9,95 200, ,95 278,66 0, ,21 278,87 0, TrTb2C 52,36 20,08 9,92 199, ,06 253,93 0, ,6 254,4 0,00388 Rata-rata 52, , , , ,29 255,9533 0, ,59 256,3633 0, TrTb3A 49,96 20,11 9,78 196, ,49 235,23 0, ,98 235,69 0, TrTb3B 62,2 20,13 9,94 200, ,64 298,27 0, ,75 298,18 0, TrTb3C 50,2 20 9, ,76 210,32 0, ,64 210,52 0, Rata-rata 54,12 20,08 9, , , ,94 0, , ,13 0, Keterangan: A,B,C : Ulangan Perlakuan ke-1(a), 2(B), 3(C) KA : Persentase Kadar Air Kayu (%) P : Panjang (cm) L : Lebar (cm) Luas : Luas Permukaan (cm 2 ) Bo : Berat awal (g) Bf : Berat awal + Filler (g) BlF : Berat Labur Filler (g/cm 2 ) B f : Bf setelah pengamplasan (g) Bws : B f + wood stain (g)

63 Blws : Berat labur wood stain (g/cm 2 ) Sp : Kayu Spruce Na : Kayu Nangka Jt : Kayu Jati Ma : Kayu Mahoni Tr : Kayu Trembesi T : Finishing dengan cat Treinoc P : Finishing dengan cat Propan b : Kondisi kayu basah k : Kondisi kayu kering udara 1 : Penambahan air sebesar 5% pada sanding sealer dan top coat Treinoc, dan 5% pada sanding sealer dan 25% pada top coat Propan. 2 : Penambahan air sebesar 10% pada sanding sealer dan 10% pada top coat Treinoc, dan 10% pada sanding sealer dan 30% pada top coat Propan. 3 : Penambahan air sebesar 5% pada sanding sealer dan top coat Treinoc, dan 15% pada sanding sealer dan 35% pada top coat Propan

64 46 Lampiran 2 Berat labur sanding sealer dan top coat contoh uji Kayu P (cm) L (cm) Luas (cm 2 ) Bss Blss B'ss Btc Bltc SpPk1A 20,075 10, , ,26 0, ,2 243,77 0, SpPk1B 20,27 10,05 203, ,85 0, ,82 303,71 0, SpPk1C 20 10,12 202,4 232,76 0, ,74 233,48 0,00362 Rata-rata 20,115 10, , ,6233 0, , ,32 0, SpPk2A 20 10,04 200,8 268,19 0, ,18 268,8 0, SpPk2B 20,245 10, , ,06 0, ,04 223,36 0,00248 SpPk2C 20 10,08 201,6 236,84 0, ,83 237,33 0, Rata-rata 20, , , ,6967 0, , ,1633 0, SpPk3A 20 10,06 201,2 260,82 0, ,81 261,45 0, SpPk3B 20,05 10,14 203, ,18 0, ,13 296,9 0, SpPk3C 20,25 10,12 204,93 245,92 0, ,9 246,43 0, Rata-Rata 20,1 10, , ,64 0, , ,26 0, SpTk1A 19,93 10,09 201, ,67 0, ,62 232,21 0, SpTk1B 19, ,4 233,01 0, ,76 0, SpTk1C 19,92 9,95 198, ,67 0, ,66 202,18 0, Rata-rata 19,93 10, , ,1167 0, , ,7167 0, SpTk2A 19,95 9,91 197, ,15 0, ,14 211,9 0, SpTk2B 19, ,6 227,82 0, ,8 228,37 0, SpTk2C 19, ,4 230,52 0, ,5 231,1 0, Rata-rata 19,95 9,97 198, ,1633 0, , ,79 0, SpTk3A 19,96 9,92 198, ,39 0, ,38 210,89 0, SpTk3B 19, ,8 204,37 0, ,35 204,91 0,0038 SpTk3C 19,96 10,02 199, ,62 0, ,61 223,37 0, Rata-rata 19, ,98 199, ,46 0, , ,0567 0, NaPk1A 20,1 10,14 203, ,57 0, ,56 306,77 0, NaPk1B 20,07 10,1 202, ,03 0, ,02 281,01 0, NaPk1C 20,05 10,11 202, ,59 0, ,58 298,44 0, Rata-rata 20, , , ,3967 0, , ,4067 0, NaPk2A 20,3 10,16 206, ,11 0, ,1 266,12 0, NaPk2B 20,06 10,1 202, ,31 0, ,3 283,02 0, NaPk2C 20,07 10,3 206, ,96 0, ,9 303,02 0, Rata-rata 20, , , ,1267 0, ,1 284,0533 0, NaPk3A 20, ,1 333,72 0, ,71 334,43 0, NaPk3B 20,23 10,02 202, ,62 0, ,61 355,17 0,00478 NaPk3C 20, ,13 0, ,1 340,08 0, Rata-rata 20, , , ,49 0, , ,2267 0,003754

65 47 Lampiran 2 Berat labur sanding sealer dan top coat contoh uji Kayu P (cm) L (cm) Luas (cm 2 ) Bss Blss B'ss Btc Bltc NaPb1A 20,13 10,06 202, ,67 0, ,53 411,12 0, NaPb1B 20,15 10,07 202, ,16 0, ,06 421,27 0, NaPb1C 20,09 10,02 201, ,97 0, ,98 415,65 0, Rata-rata 20, ,05 202,24 415,2667 0, ,19 416,0133 0, NaPb2A 20,3 10,16 206, ,77 0, ,64 438,66 0, NaPb2B 20,04 10,16 203, ,67 0, ,65 441,39 0, NaPb2C 20,15 10,04 202, ,96 0, ,93 427,35 0, Rata-rata 20, ,12 204, ,1333 0, , ,8 0, NaPb3A 20,23 10,17 205, ,22 0, ,16 421,12 0, NaPb3B 20 10, ,3 0, ,27 417,02 0, NaPb3C 20, ,1 412,9 0, ,89 413,67 0, Rata-rata 20,08 10,09 202, ,4733 0, ,44 417,27 0, NaTk1A 20,15 9,96 200, ,88 0, ,87 259,83 0, NaTk1B 20,12 10,01 201, ,12 0, ,11 230,06 0, NaTk1C 20,105 10,19 204,87 242,85 0, ,84 243,71 0,00458 Rata-rata 20,125 10, , ,6167 0, , ,5333 0, NaTk2A 20,1 10,02 201, ,8 0, ,78 267,66 0, NaTk2B 20,2 10,07 203, ,65 0, ,62 260,35 0, NaTk2C 20,15 10,07 202, ,72 0, ,7 253,02 0, Rata-rata 20,15 10, , ,39 0, , ,3433 0, NaTk3A 20,1 10,05 202, ,6 0, ,58 269,57 0, NaTk3B 20,2 10,1 204,02 234,28 0, ,26 235,02 0, NaTk3C 20,13 10,04 202, ,72 0, ,71 265,63 0, Rata-rata 20, , , ,8667 0, ,85 256,74 0, NaTb1A 20,07 10,12 203, ,95 0, ,91 421,71 0,00478 NaTb1B 20,2 10,15 205,03 384,32 0, ,29 385,27 0, NaTb1C 20, ,9 406,7 0, ,68 407,63 0, Rata-rata 20,12 10,09 203, ,99 0, ,96 404,87 0, NaTb2A 20,22 10,14 205, ,11 0, ,08 452,1 0, NaTb2B 20,3 10,22 207, ,42 0, ,39 433,22 0, NaTb2C 20,12 10,03 201, ,63 0, ,61 427,07 0,00376 Rata-rata 20, ,13 204, ,72 0, , ,4633 0, NaTb3A 20,01 10,2 204, ,42 0, ,4 379,55 0, NaTb3B 19,96 10,15 202, ,82 0, ,8 383,83 0, NaTb3C 20 10, ,33 0, ,32 396,75 0, Rata-rata 19,99 10, , ,8567 0, ,84 386,71 0,003828

66 48 Lampiran 2 Berat labur sanding sealer dan top coat contoh uji Kayu P (cm) L (cm) Luas (cm 2 ) Bss Blss B'ss Btc Bltc JtPk1A 20 10, ,62 0, ,51 381,63 0,00635 JtPk1B 19,96 10,02 199, ,86 0, ,82 381,09 0, JtPk1C 19, ,6 372,78 0, ,75 374,06 0, Rata-rata 19, , , ,7533 0, , ,9267 0, JtPk2A 19,94 9,97 198, ,59 0, ,67 371,91 0, JtPk2B 19, ,8 360,41 0, ,39 361,51 0, JtPk2C 19, ,5 385,17 0, ,15 386,44 0, Rata-rata 19, ,99 199, ,0567 0, ,07 373,2867 0, JtPk3A 20 10,01 200,2 390,79 0, ,78 392,06 0, JtPk3B 19,94 9,98 199, ,45 0, ,43 387,51 0, JtPk3C 19,96 9,98 199, ,43 0, ,3 353,56 0, Rata-rata 19, ,99 199, ,5567 0, , ,71 0, JtPb1A 20,1 10,1 203,01 459,45 0, ,41 460,84 0, JtPb1B 20,13 10,27 206, ,56 0, ,51 427,84 0, JtPb1C 20,1 10,1 203,01 452,01 0, ,94 453,26 0, Rata-rata 20,11 10, , ,0067 0, , ,3133 0, JtPb2A 20,19 10,05 202, ,91 0, ,86 463,06 0, JtPb2B 20,1 10,05 202, ,91 0, ,53 447,78 0, JtPb2C 20,12 10,07 202, ,62 0, ,59 451,74 0, Rata-rata 20, , , ,1467 0, , ,1933 0,00593 JtPb3A 20,1 9,95 199, ,43 0, ,4 435,9 0, JtPb3B 20,27 10,25 207, ,65 0, ,4 437,73 0, JtPb3C 20,11 10,2 205, ,74 0, ,72 446,96 0, Rata-rata 20,16 10, , ,94 0, ,84 440,1967 0, JtTk1A 20,12 10,06 202, ,86 0, ,82 368,73 0, JtTk1B 20,06 9,98 200, ,9 0, ,85 327,33 0, JtTk1C 19,98 10,03 200, ,38 0, ,32 371,58 0, Rata-rata 20, , , ,38 0, ,33 355,88 0,00713 JtTk2A 19, ,6 256,54 0, ,49 257,76 0,00493 JtTk2B 19,96 9,96 198, ,42 0, ,39 238,37 0, JtTk2C 19, ,8 252,8 0, ,78 254,34 0, Rata-rata 19, , , ,92 0, , ,1567 0, JtTk3A 19,98 10,03 200, ,32 0, ,09 254,34 0, JtTk3B 19,94 9,98 199, ,57 0, ,39 250,73 0, JtTk3C 19,96 9,98 199, ,12 0, ,86 256,39 0, Rata-rata 19,96 9, , ,67 0, , ,82 0,007099

67 49 Lampiran 2 Berat labur sanding sealer dan top coat contoh uji Kayu P (cm) L (cm) Luas (cm 2 ) Bss Blss B'ss Btc Bltc JtTb1A 20,12 9,73 195, ,17 0, ,13 415,64 0, JtTb1B 20,11 10, , ,91 0, ,75 490,83 0, JtTb1C 20,16 10,1 203, ,62 0, ,46 461,94 0, Rata-rata 20,13 9, , ,9 0, ,78 456,1367 0, JtTb2A 19,955 10,34 206, ,91 0, ,35 287,47 0, JtTb2B 20,175 10,12 204, ,73 0, ,56 383,91 0, JtTb2C 20,14 9,75 196, ,52 0, ,93 464,43 0, Rata-rata 20,09 10,07 202, ,72 0, ,28 378,6033 0, JtTb3A 20,175 10,11 203, ,67 0, ,6 452,98 0, JtTb3B 19,98 10, , ,53 0, ,53 290,66 0, JtTb3C 20,1 10,02 201, ,19 0, ,17 451,35 0, Rata-rata 20,085 10, , ,13 0, ,1 398,33 0, MaPk1A 20,06 10,16 203, ,24 0, ,23 243,18 0,00415 MaPk1B 20,04 10,1 202, ,67 0, ,66 280,5 0,00645 MaPk1C 20,05 10,13 203, ,36 0, ,35 245,66 0, Rata-rata 20,05 10,13 203, ,4233 0, , ,4467 0, MaPk2A 20,06 10,07 202, ,22 0, ,21 271,32 0, MaPk2B 20,01 10,2 204, ,46 0, ,45 239,38 0, MaPk2C 20 10,11 202,2 243,95 0, ,94 245,67 0, Rata-rata 20, , , ,8767 0, , ,1233 0, MaPk3A 20,07 10,1 202, ,48 0, ,47 241,46 0, MaPk3B 20,14 10,13 204, ,31 0, ,3 250,63 0, MaPk3C 20,07 10, , ,77 0, ,76 245,57 0, Rata-rata 20, , , ,8533 0, , ,8867 0, MaPb1A 20,2 10,51 212, ,6 0, ,55 279,79 0, MaPb1B 20,02 10,41 208, ,93 0, ,91 289,98 0, MaPb1C 20,24 10,4 210, ,32 0, ,27 311,31 0, Rata-rata 20, ,44 210, ,6167 0, , ,6933 0, MaPb2A 20,11 10,34 207, ,89 0, ,84 263,83 0, MaPb2B 20 9,61 192,2 248,39 0, ,35 249,12 0, MaPb2C 20,08 9,76 195, ,79 0, ,74 223,82 0, Rata-rata 20, , , ,69 0, , ,59 0,00476 MaPb3A 20,02 10,51 210, ,94 0, ,9 340,81 0, MaPb3B 20 9,64 192,8 229,86 0, ,83 230,97 0, MaPb3C 20,03 10,34 207, ,05 0, ,02 264,1 0, Rata-rata 20, , , ,6167 0, , ,6267 0,005419

68 50 Lampiran 2 Berat labur sanding sealer dan top coat contoh uji Kayu P (cm) L (cm) Luas (cm 2 ) Bss Blss B'ss Btc Bltc MaTk1A 20,06 10,03 201, ,38 0, ,37 269,35 0, MaTk1B 20,12 10,25 206,23 232,08 0, ,07 233,01 0, MaTk1C 20,19 10,22 206, ,33 0, ,31 263,75 0, Rata-rata 20, , , ,2633 0, ,25 255,37 0,00567 MaTk2A 20,02 10,22 204, ,97 0, ,95 276,82 0, MaTk2B 20,07 10,33 207, ,46 0, ,42 236,31 0, MaTk2C 20,25 10,22 206, ,67 0, ,66 265,05 0,00509 Rata-rata 20, , , ,3667 0, , ,3933 0, MaTk3A 20,03 10,22 204, ,95 0, ,92 237,59 0, MaTk3B 20,17 10,25 206, ,19 0, ,18 238,94 0, MaTk3C 20,05 10,1 202, ,92 0, ,91 241,83 0, Rata-rata 20, ,19 204, ,6867 0, ,67 239,4533 0, MaTb1A 20,03 10, , ,93 0, ,88 268,62 0, MaTb1B 20,05 10,41 208, ,77 0, ,68 272,55 0, MaTb1C 20,17 10,38 209, ,4 0, ,32 283,09 0, Rata-rata 20, , , ,0333 0, ,96 274,7533 0, MaTb2A 20,02 9,74 194, ,78 0, ,77 225,58 0, MaTb2B 19,95 9,84 196, ,79 0, ,76 270,43 0,0045 MaTb2C 20,1 10,06 202, ,45 0, ,39 262,3 0, Rata-rata 20, ,88 197, ,0067 0, , ,77 0,00398 MaTb3A 20,14 10,12 203, ,98 0, ,97 267,85 0, MaTb3B 20,12 9,8 197, ,3 0, ,24 222,04 0, MaTb3C 20,1 10,3 207,03 263,41 0, ,35 264,06 0, Rata-rata 20,12 10, , ,5633 0, ,52 251,3167 0, TrPk1A 19, ,5 193,01 0, ,99 194,47 0,00593 TrPk1B 19,94 9,98 199, ,43 0, ,41 200,59 0, TrPk1C 19,96 9,98 199, ,4 0, ,38 236,1 0, Rata-rata 19,95 9, , ,9467 0, , ,3867 0, TrPk2A 19, ,8 195,18 0, ,18 197,03 0, TrPk2B 20 9,97 199,4 168,57 0, ,56 170,6 0, TrPk2C 19, ,6 219,4 0, ,36 220,79 0, Rata-rata 19,98 9,99 199,6 194,3833 0, , ,14 0,00876 TrPk3A 19,94 10,02 199, ,48 0, ,44 240,04 0, TrPk3B 19,98 9,96 199, ,03 0, ,02 243,41 0, TrPk3C 19,96 9,97 199, ,09 0, ,08 236,02 0, Rata-rata 19,96 9, , ,2 0, ,18 239,8233 0,008327

69 51 Lampiran 2 Berat labur sanding sealer dan top coat contoh uji Kayu P (cm) L (cm) Luas (cm 2 ) Bss Blss B'ss Btc Bltc TrPb1A 20,17 9,96 200, ,3 0, ,26 260,19 0, TrPb1B 20,1 10,09 202, ,4 0, ,38 276,78 0, TrPb1C 20,2 9,89 199, ,68 0, ,66 298,68 0, Rata-rata 20, ,98 201, ,46 0, , ,55 0, TrPb2A 20,26 9,9 200, ,68 0, ,65 234,34 0, TrPb2B 20,12 10,08 202, ,3 0, ,26 290,57 0, TrPb2C 20 9,98 199,6 288,93 0, ,92 290,09 0, Rata-rata 20, , , ,3033 0, , ,6667 0, TrPb3A 20,19 9,9 199, ,28 0, ,25 272,25 0, TrPb3B 20,16 9,85 198, ,55 0, ,51 280,07 0, TrPb3C 20,18 9,9 199, ,72 0, ,7 267,78 0, Rata-rata 20, , , ,1833 0, , ,3667 0, TrTk1A 19,92 10,01 199, ,4 0, ,39 211,1 0, TrTk1B 19, ,8 265,2 0, ,15 266,34 0, TrTk1C 19,98 10,04 200, ,52 0, ,5 184,67 0, Rata-rata 19,96 10, , ,7067 0, ,68 220,7033 0, TrTk2A 19,95 10,02 199, ,78 0, ,76 169,91 0, TrTk2B 19, ,4 237,78 0, ,75 239,23 0, TrTk2C 19, ,8 243,97 0, ,96 245,02 0, Rata-rata 19, , , ,8433 0, , ,0533 0, TrTk3A 19, ,5 268,8 0, ,78 270,01 0, TrTk3B 19,93 10,02 199, ,99 0, ,95 211,04 0, TrTk3C 19,94 10,02 199, ,08 0, ,05 244,3 0,00596 Rata-rata 19,94 10, , ,6233 0, , ,7833 0, TrTb1A 20,12 10,09 203, ,63 0, ,61 281,5 0,0046 TrTb1B 20,1 9,95 199, ,99 0, ,98 247,9 0, TrTb1C 20 9,87 197,4 202,14 0, ,13 203,03 0, Rata-rata 20, ,97 200, ,2533 0, ,24 244,1433 0, TrTb2A 20,1 9,88 198, ,9 0, ,82 238,01 0, TrTb2B 20,11 9,95 200, ,1 0, ,04 281,35 0,00502 TrTb2C 20,08 9,92 199, ,84 0, ,81 256,81 0, Rata-rata 20, , , ,6133 0, , ,7233 0, TrTb3A 20,11 9,78 196, ,97 0, ,95 237,99 0, TrTb3B 20,13 9,94 200, ,27 0, ,25 300,18 0, TrTb3C 20 9, ,82 0, ,81 212,74 0, Rata-rata 20,08 9, , ,3533 0, , ,3033 0,00474

70 52 Keterangan: P : Panjang (cm) L : Lebar (cm) Luas : Luas Permukaan (cm 2 ) Bss : Bws + Sanding sealer (g) Blss : Berat labur sanding sealer B'ss : Bss setelah Pengamplasan (g) Bltc : Berat labur top coat (g) Btc : B ss + Top coat (g) A,B,C : Ulangan Perlakuan ke-1(a), 2(B), 3(C) Tk1 : Perlakuan finishing dengan cat Treinoc dengan penambahan volume air sebanyak 5 % pada sanding sealer dan 5 % penambahan volume air pada Top coat dalam kondisi kadar air kering udara. Tk2 : Perlakuan finishing dengan cat Treinoc dengan penambahan volume air sebanyak 10 % pada sanding sealer dan 10 % penambahan volume air pada Top coat dalam kondisi kadar air kering udara. Tk3 : Perlakuan finishing dengan cat Treinoc dengan penambahan volume air sebanyak 15 % pada sanding sealer dan 15 % penambahan volume air pada Top coat dalam kondisi kadar air kering udara. Pk1 : Perlakuan finishing dengan cat Propan dengan penambahan volume air sebanyak 5 % pada sanding sealer dan 25 % penambahan volume air pada Top coat dalam kondisi kadar air kering udara. Pk2 : Perlakuan finishing dengan cat Propan dengan penambahan volume air sebanyak 10 % pada sanding sealer dan 30 % penambahan volume air pada Top coat dalam kondisi kadar air kering udara. Pk3 : Perlakuan finishing dengan cat Propan dengan penambahan volume air sebanyak 15 % pada sanding sealer dan 35 % penambahan volume air pada Top coat dalam kondisi kadar air kering udara. Tb1 : Perlakuan finishing dengan cat Treinoc dengan penambahan volume air sebanyak 5 % pada sanding sealer dan 5 % penambahan volume air pada Top coat dalam kondisi kadar air basah. Tb2 : Perlakuan finishing dengan cat Treinoc dengan penambahan volume air sebanyak 10 % pada sanding sealer dan 10 % penambahan volume air pada Top coat dalam kondisi kadar air basah. Tb3 : Perlakuan finishing dengan cat Treinoc dengan penambahan volume air sebanyak 15 % pada sanding sealer dan 15 % penambahan volume air pada Top coat dalam kondisi kadar air basah. Pb1 : Perlakuan finishing dengan cat Propan dengan penambahan volume air sebanyak 5 % pada sanding sealer dan 25 % penambahan volume air pada Top coat dalam kondisi kadar air basah. Pb2 : Perlakuan finishing dengan cat Propan dengan penambahan volume air sebanyak 10 % pada sanding sealer dan 30 % penambahan volume air pada Top coat dalam kondisi kadar air basah. Pb3 : Perlakuan finishing dengan cat Propan dengan penambahan volume air sebanyak 15 % pada sanding sealer dan 35 % penambahan volume air pada Top coat dalam kondisi kadar air basah.

71 53 Lampiran 3 Kelas Daya Tahan Finishing terhadap Bahan Kimia Rumah Tangga Kayu Margarin Susu Kental Manis Selai 1 Jam 24 Jam 1 Jam 24 Jam 1 Jam 24 Jam SpPk1A SpPk1B SpPk1C SpPk2A SpPk2B SpPk2C SpPk3A SpPk3B SpPk3C SpTk1A SpTk1B SpTk1C SpTk2A SpTk2B SpTk2C SpTk3A SpTk3B SpTk3C NaPk1A NaPk1B NaPk1C NaPk2A NaPk2B NaPk2C NaPk3A NaPk3B NaPk3C NaPb1A NaPb1B NaPb1C NaPb2A NaPb2B NaPb2C NaPb3A NaPb3B NaPb3C NaTk1A NaTk1B NaTk1C NaTk2A NaTk2B NaTk2C

72 54 Lampiran 3 Kelas Daya Tahan Finishing terhadap Bahan Kimia Rumah Tangga Kayu Margarin Susu Kental Manis Selai 1 Jam 24 Jam 1 Jam 24 Jam 1 Jam 24 Jam NaTk3A NaTk3B NaTk3C NaTb1A NaTb1B NaTb1C NaTb2A NaTb2B NaTb2C NaTb3A NaTb3B NaTb3C JtPk1A JtPk1B JtPk1C JtPk2A JtPk2B JtPk2C JtPk3A JtPk3B JtPk3C JtPb1A JtPb1B JtPb1C JtPb2A JtPb2B JtPb2C JtPb3A JtPb3B JtPb3C JtTk1A JtTk1B JtTk1C JtTk2A JtTk2B JtTk2C

73 55 Lampiran 3 Kelas Daya Tahan Finishing terhadap Bahan Kimia Rumah Tangga Kayu Margarin Susu Kental Manis Selai 1 Jam 24 Jam 1 Jam 24 Jam 1 Jam 24 Jam JtTk3A JtTk3B JtTk3C JtTb1A JtTb1B JtTb1C JtTb2A JtTb2B JtTb2C JtTb3A JtTb3B JtTb3C MaPk1A MaPk1B MaPk1C MaPk2A MaPk2B MaPk2C MaPk3A MaPk3B MaPk3C MaPb1A MaPb1B MaPb1C MaPb2A MaPb2B MaPb2C MaPb3A MaPb3B MaPb3C MaTk1A MaTk1B MaTk1C MaTk2A MaTk2B MaTk2C

74 56 Lampiran 3 Kelas Daya Tahan Finishing terhadap Bahan Kimia Rumah Tangga Kayu Margarin Susu Kental Manis Selai 1 Jam 24 Jam 1 Jam 24 Jam 1 Jam 24 Jam MaTk3A MaTk3B MaTk3C MaTb1A MaTb1B MaTb1C MaTb2A MaTb2B MaTb2C MaTb3A MaTb3B MaTb3C TrPk1A TrPk1B TrPk1C TrPk2A TrPk2B TrPk2C TrPk3A TrPk3B TrPk3C TrPb1A TrPb1B TrPb1C TrPb2A TrPb2B TrPb2C TrPb3A TrPb3B TrPb3C TrTk1A TrTk1B TrTk1C TrTk2A TrTk2B TrTk2C

75 57 Lampiran 3 Kelas Daya Tahan Finishing terhadap Bahan Kimia Rumah Tangga Kayu Margarin Susu Kental Manis Selai 1 Jam 24 Jam 1 Jam 24 Jam 1 Jam 24 Jam TrTk3A TrTk3B TrTk3C TrTb1A TrTb1B TrTb1C TrTb2A TrTb2B TrTb2C TrTb3A TrTb3B TrTb3C Keterangan: Sp : Kayu Spruce Na : Kayu Nangka Jt : Kayu Jati Ma : Kayu Mahoni Tr : Kayu Trembesi T : Finishing dengan cat Treinoc P : Finishing dengan cat Propan b : Kondisi kayu basah k : Kondisi kayu kering udara 1 : Penambahan air sebesar 5% pada sanding sealer dan top coat Treinoc, dan 5% pada sanding sealer dan 25% pada top coat Propan. 2 : Penambahan air sebesar 10% pada sanding sealer dan 10% pada top coat Treinoc, dan 10% pada sanding sealer dan 30% pada top coat Propan. 3 : Penambahan air sebesar 5% pada sanding sealer dan top coat Treinoc, dan 15% pada sanding sealer dan 35% pada top coat Propan. A,B,C : Ulangan Perlakuan ke-1(a), 2(B), 3(C)

76 58 Lampiran 4 Kelas daya tahan lapisan finishing terhadap hot and cold test Kayu Panas (Ulangan ke-i) Dingin (Ulangan ke-i) SpPk SpPk SpPk SpTk SpTk SpTk NaPk NaPk NaPk NaPb NaPb NaPb NaTk NaTk NaTk NaTb NaTb NaTb JtPk JtPk JtPk JtPb JtPb JtPb JtTk JtTk JtTk JtTb JtTb JtTb MaPk MaPk MaPk MaPb MaPb MaPb MaTk MaTk MaTk MaTb MaTb MaTb

77 59 Lampiran 4 Kelas daya tahan lapisan finishing terhadap hot and cold test Kayu Panas (Ulangan ke-i) Dingin (Ulangan ke-i) TrPk TrPk TrPk TrPb TrPb TrPb TrTk TrTk TrTk TrTb TrTb TrTb Keterangan: Sp : Kayu Spruce Na : Kayu Nangka Jt : Kayu Jati M : Kayu Mahoni Tr : Kayu Trembesi Sp : Kayu Spruce Na : Kayu Nangka Jt : Kayu Jati Ma : Kayu Mahoni Tr : Kayu Trembesi T : Finishing dengan cat Treinoc P : Finishing dengan cat Propan b : Kondisi kayu basah k : Kondisi kayu kering udara 1 : Penambahan air sebesar 5% pada sanding sealer dan top coat Treinoc, dan 5% pada sanding sealer dan 25% pada top coat Propan. 2 : Penambahan air sebesar 10% pada sanding sealer dan 10% pada top coat Treinoc, dan 10% pada sanding sealer dan 30% pada top coat Propan. 3 : Penambahan air sebesar 5% pada sanding sealer dan top coat Treinoc, dan 15% pada sanding sealer dan 35% pada top coat Propan.

78 60 Lampiran 5 Potongan bagian permukaan contoh uji yang mengalami perlakuan pada cross cut test Sebelum dilekatkan tape Sesudah dilekatkan tape JtTb1 Kelas 0B JtTb2 Kelas 0B JtTb3 Kelas 0B JtPb1 Kelas 2B JtPb2 Kelas 0B

79 61 Lampiran 5 Potongan bagian permukaan contoh uji yang mengalami perlakuan pada cross cut test Sebelum dilekatkan tape Sesudah dilekatkan tape JtPb3 Kelas 0B JtTk1 Kelas 0B JtTk2 Kelas 1B JtTk3 Kelas 2B JtPk1 Kelas 5B

80 62 Lampiran 5 Potongan bagian permukaan contoh uji yang mengalami perlakuan pada cross cut test Sebelum dilekatkan tape Sesudah dilekatkan tape JtPk2 Kelas 4B JtPk3 Kelas 3B SpTk1 Kelas 4B SpTk2 Kelas 4B SpTk3 Kelas 4B

81 63 Lampiran 5 Potongan bagian permukaan contoh uji yang mengalami perlakuan pada cross cut test Sebelum dilekatkan tape Sesudah dilekatkan tape SpPk1 Kelas 4B SpPk2 Kelas 5B SpPk3 Kelas 5B NaTb1 Kelas 0B NaTb2 Kelas 0B

82 64 Lampiran 5 Potongan bagian permukaan contoh uji yang mengalami perlakuan pada cross cut test Sebelum dilekatkan tape Sesudah dilekatkan tape NaTb3 Kelas 0B NaPb1 Kelas 0B NaPb2 Kelas 2B NaPb3 Kelas 0B NaTk1 Kelas 0B

83 65 Lampiran 5 Potongan bagian permukaan contoh uji yang mengalami perlakuan pada cross cut test Sebelum dilekatkan tape Sesudah dilekatkan tape NaTk2 Kelas 2B NaTk3 Kelas 0B NaPk1 Kelas 3B NaPk2 Kelas 4B NaPk3 Kelas 2B

84 66 Lampiran 5 Potongan bagian permukaan contoh uji yang mengalami perlakuan pada cross cut test Sebelum dilekatkan tape Sesudah dilekatkan tape MaTb1 Kelas 2B MaTb2 Kelas 4B MaTb3 Kelas 2B MaPb1 Kelas 2B MaPb2 Kelas 2B

85 67 Lampiran 5 Potongan bagian permukaan contoh uji yang mengalami perlakuan pada cross cut test Sebelum dilekatkan tape Sesudah dilekatkan tape MaPb3 Kelas 4B MaTk1 Kelas 4B MaTk2 Kelas 1B MaTk3 Kelas 5B MaPk1 Kelas 3B

86 68 Lampiran 5 Potongan bagian permukaan contoh uji yang mengalami perlakuan pada cross cut test Sebelum dilekatkan tape Sesudah dilekatkan tape MaPk2 Kelas 4B MaPk3 Kelas 4B TrTb1 Kelas 3B TrTb2 Kelas 4B TrTb3 Kelas 4B

87 69 Lampiran 5 Potongan bagian permukaan contoh uji yang mengalami perlakuan pada cross cut test Sebelum dilekatkan tape Sesudah dilekatkan tape TrPb1 Kelas 3B TrPb2 Kelas 4B TrPb3 Kelas 2B TrTk1 Kelas 3B TrTk2 Kelas 3B

88 70 Lampiran 5 Potongan bagian permukaan contoh uji yang mengalami perlakuan pada cross cut test Sebelum dilekatkan tape Sesudah dilekatkan tape TrTk3 Kelas 5B TrPk1 Kelas 4B TrPk2 Kelas 5B TrPk3 Kelas 4B Keterangan: 0B : Persentase kerusakan lapisan cat di atas 65% 1B : Persentase kerusakan lapisan cat 35-65% 2B : Persentase kerusakan lapisan cat 15-35% 3B : Persentase kerusakan lapisan cat 5-15% 4B : Persentase kerusakan lapisan cat kurang dari 5% 5B : Persentase kerusakan lapisan cat 0% (tidak ada kerusakan) Sp : Kayu Spruce

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Peningkatan Mutu Kayu Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 15 Tabel 3 Klasifikasi kondisi cacat permukaan berdasarkan ASTM D 1654-92 (2000) Presentase Permukaan Bercacat (%) Kelas Tidak bercacat 10 0-1 9 2-3 8 4-7 7 7-10 6 11-20 5 21-30 4 31-40 3 41-55 2 56-57

Lebih terperinci

Kayu jati (JA1) dan Mahoni (MaA1) yang difinishing dengan penambahan air 10% untuk sealer dan 30% air untuk top coat.

Kayu jati (JA1) dan Mahoni (MaA1) yang difinishing dengan penambahan air 10% untuk sealer dan 30% air untuk top coat. 18 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kayu Jati dan Mahoni difinishing menggunakan bahan finishing pelarut air (water based lacquer) dan pelarut minyak (polyurethane). Kayu yang difinishing menggunakan bahan pelarut

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 10 tergantung dari adanya air dan tanah sebagai kebutuhan penting untuk kehidupannya. Rayap kayu kering sendiri memiliki cara penyerangan yang berbeda dengan rayap tanah. Di Indonesia hanya ditemukan sedikit

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Efektifitas Fumigasi Amonia Fumigasi amonia bertujuan mereaksikan amonia dengan tanin dalam kayu agar terjadi perubahan warna secara permanen. Fumigasi amonia akan menhasilkan perubahan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Finishing Kayu

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Finishing Kayu 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Finishing Kayu Kayu merupakan bahan baku yang sering digunakan dalam industri furniture dan memerlukan proses finishing dalam rangka peningkatan nilai jualnya. Setiap jenis kayu

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Pembentukan Lapisan Film dengan Teknik Batik

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Pembentukan Lapisan Film dengan Teknik Batik BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Pembentukan Lapisan Film dengan Teknik Batik Penelitian mengenai finishing dengan menggunakan teknik batik ini menerapkan kombinasi beberapa urutan proses pengerjaan. Pada kombinasi

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan, mulai dari bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2009. Penelitian bertempat di Pusat Batik Desa Jarum Kecamatan Bayat

Lebih terperinci

Perlindungan kayu. perabotan. Produk Wood Care Putramataram

Perlindungan kayu. perabotan. Produk Wood Care Putramataram Volume 4 April 2011 Putramataram Coating International Wood Care Perlindungan kayu Seperti telah dibahas pada buletin Volume 2 3 dimana selain berfungsi untuk keindahan, fungsi lain proses finishing kayu

Lebih terperinci

PUMA. Buletin SISTEM FINISHING TAHAPAN APLIKASI WOOD FINISHES I PRODUK. PERSIAPAN PERMUKAAN dan PEWARNAAN WOOD FINISHES PUTRAMATARAM *022011*

PUMA. Buletin SISTEM FINISHING TAHAPAN APLIKASI WOOD FINISHES I PRODUK. PERSIAPAN PERMUKAAN dan PEWARNAAN WOOD FINISHES PUTRAMATARAM *022011* PUMA Buletin WOOD FINISHES I TAHAPAN APLIKASI WOOD FINISHES SISTEM FINISHING PERSIAPAN PERMUKAAN PEWARNAAN PRODUK WOOD FINISHES PUTRAMATARAM Edisi II Februari 2011 *022011* design by IT Volume 2 Page 1

Lebih terperinci

PELATIHAN TEKNIK FINISHING MEBEL BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN

PELATIHAN TEKNIK FINISHING MEBEL BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN PELATIHAN TEKNIK FINISHING MEBEL BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN Oleh: Darmono, Martono, dan Sutiman Analisis Situasi Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, reka oles atau finishing

Lebih terperinci

III. DATA PERANCANGAN. Kesiapan Data Rincian Data. Pedoman Membuat Dining chair. Sumber Inspirasi Refrensi Model. Dalam Menciptakan Dining Chair

III. DATA PERANCANGAN. Kesiapan Data Rincian Data. Pedoman Membuat Dining chair. Sumber Inspirasi Refrensi Model. Dalam Menciptakan Dining Chair III. DATA PERANCANGAN A. TABEL DATA PERANCANGAN Sifat Data Manfaat Data Kesiapan Data Rincian Data Dalam Perancangan Sudah Belum Utama Penunjang Data Objek Dan Teknik Perancangan Spesifikasi Pedoman Membuat

Lebih terperinci

DAYA TAHAN LAPISAN FINISHING INTERIOR PELARUT AIR PADA KAYU JATI, KAMPER, DAN PINUS ACHMAD ZAKKY

DAYA TAHAN LAPISAN FINISHING INTERIOR PELARUT AIR PADA KAYU JATI, KAMPER, DAN PINUS ACHMAD ZAKKY DAYA TAHAN LAPISAN FINISHING INTERIOR PELARUT AIR PADA KAYU JATI, KAMPER, DAN PINUS ACHMAD ZAKKY DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

Lebih terperinci

TEKNIK FINISHING PERABOT DENGAN BAHAN MELAMINE

TEKNIK FINISHING PERABOT DENGAN BAHAN MELAMINE TEKNIK FINISHING PERABOT DENGAN BAHAN MELAMINE Oleh: Darmono Dosen JPTSP FT UNY Disampaikan dalam Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Jurusan Bangunan Rayon 11 Angkatan XIV DIY dan Jawa Tengah Pada Tanggal

Lebih terperinci

3 SKS (2 P, 1 T) Dosen Pengampu : Tim

3 SKS (2 P, 1 T) Dosen Pengampu : Tim 3 SKS (2 P, 1 T) Dosen Pengampu : Tim Cat adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi permukaan bahan dengan tujuan untuk memperindah (decoratif), memperkuat (reinforcing), dan melindungi (protective)

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK LAPISAN FINISHING PELARUT MINYAK (POLYURETHANE) DAN PELARUT AIR (WATERBASED LACQUER) PADA KAYU JATI DAN MAHONI ALISA MAULINA JAUHARI

KARAKTERISTIK LAPISAN FINISHING PELARUT MINYAK (POLYURETHANE) DAN PELARUT AIR (WATERBASED LACQUER) PADA KAYU JATI DAN MAHONI ALISA MAULINA JAUHARI KARAKTERISTIK LAPISAN FINISHING PELARUT MINYAK (POLYURETHANE) DAN PELARUT AIR (WATERBASED LACQUER) PADA KAYU JATI DAN MAHONI ALISA MAULINA JAUHARI DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Produk permainan sekoci handcar anak ini termasuk permainan tradisional, yang awalnya terinspirasi dari sebuah kendaraan tradisonal Handcar. Digunakan sekitar

Lebih terperinci

Lignalac - Polyurethane

Lignalac - Polyurethane PT PUTRAMATARAM COATING INTERNATIONAL Lignalac - Polyurethane Daftar Isi : Oktober 2011 Volume 10 Pendahuluan 1 Cat PU (Polyurethane) 1 Pendahuluan Produk PU PT Putramataram CI 2 Kayu masih merupakan bahan

Lebih terperinci

FINISHING KAYU KELAPA (Cocos nucifera, L) UNTUK BAHAN INTERIOR RUANGAN

FINISHING KAYU KELAPA (Cocos nucifera, L) UNTUK BAHAN INTERIOR RUANGAN Finishing Kayu Kelapa (Cocos nucifera, L) untuk Bahan Interior Ruangan...Djoko Purwanto. FINISHING KAYU KELAPA (Cocos nucifera, L) UNTUK BAHAN INTERIOR RUANGAN FINISHING OF COCONUT WOOD (Cocos Nucifera,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Fungsi dan Bentuk Fungsi dan bentuk furnitur yang dibuat adalah membuat setiap pengunjung yang datang ke restoran ini menjadi nyaman dan dapat menikmati waktunya.konsep dasar

Lebih terperinci

PENINGKATAN KENAMPAKAN SERAT DAN WARNA BEBERAPA JENIS KAYU KURANG DIKENAL UNTUK BAHAN MEBEL

PENINGKATAN KENAMPAKAN SERAT DAN WARNA BEBERAPA JENIS KAYU KURANG DIKENAL UNTUK BAHAN MEBEL Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol.2, No., Juni 200 : 8 PENINGKATAN KENAMPAKAN SERAT DAN WARNA BEBERAPA JENIS KAYU KURANG DIKENAL UNTUK BAHAN MEBEL IMPROVEMENT OF PERFORMANCE OF FIBER AND COLOR FOR

Lebih terperinci

Tujuan. Manfaat Penelitian

Tujuan. Manfaat Penelitian 2 bahan tersebut menimbulkan emisi bahan kimia yang bersifat racun sehingga tidak baik bagi kesehatan. Oleh karena itu pada penelitian ini digunakan bahan pelapis dengan pelarut air (waterbased), dimana

Lebih terperinci

Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung

Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung Standar Nasional Indonesia Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung ICS 87.020; 91.180 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1

Lebih terperinci

PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI

PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAKARTA 1997 / 1998 KATA PENGANTAR Upaya para nelayan dalam mempertahankan

Lebih terperinci

SIFAT FISIS, MEKANIS DAN PEMESINAN KAYU RARU (Cotylelobium melanoxylon) SKRIPSI

SIFAT FISIS, MEKANIS DAN PEMESINAN KAYU RARU (Cotylelobium melanoxylon) SKRIPSI ii SIFAT FISIS, MEKANIS DAN PEMESINAN KAYU RARU (Cotylelobium melanoxylon) SKRIPSI Oleh: Agnesia Claudia Agita Putri Siregar 071203012 PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

BAB XIII PENGECATAN A.

BAB XIII PENGECATAN A. BAB XIII PENGECATAN A. Pekerjaan Pengecatan Pada saat melakukan pengecatan baik itu tembok lama maupun baru, hal pertama yang harus dilakukan adalah memilih warna yang sesuai dengan fungsi dinding yang

Lebih terperinci

Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung

Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung Standar Nasional Indonesia Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung ICS 27.180 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan TINJAUAN PUSTAKA Papan Partikel Menurut Badan Standardisasi Nasional (2010) papan partikel merupakan papan yang terbuat dari bahan berlignoselulosa yang dibuat dalam bentuk partikel dengan menggunakan

Lebih terperinci

Wood Finishes 2. Sistem Wood Finishes. Jenis Wood Finishes

Wood Finishes 2. Sistem Wood Finishes. Jenis Wood Finishes Volume 3 Mare 2011 Page 1 Wood Finishes 2 Sistem Wood Finishes Topik : Sistem Wood Finishes Jenis Wood Finishes Karakter Cat Wood Finishes Kualitas Wood Finishes Produk wood finishes Putramataram Forum

Lebih terperinci

Cat adalah istilah umum yang digunakan untuk keluarga produk yang digunakan untuk melindungi dan memberikanwarna pada suatu objek atau permukaan

Cat adalah istilah umum yang digunakan untuk keluarga produk yang digunakan untuk melindungi dan memberikanwarna pada suatu objek atau permukaan PAINT / CAT Cat adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi permukaan suatu bahan dengan tujuan memperindah (decorative), memperkuat (reinforcing) atau melindungi (protective) bahan tersebut. Setelah

Lebih terperinci

OXYFLOOR Epoxy Floor Coating

OXYFLOOR Epoxy Floor Coating PT. PUTRAMATARAM COATING INTERNATIONAL OXYFLOOR Epoxy Floor Coating AGUSTUS 2011 VOLUME 8 Pendahuluan Epoxy merupakan cat dua komponen yang terbuat dari kombinasi epoxy dan amine. Epoxy mempunyai keunggulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. yang diharapkan. Tahap terakhir ini termasuk dalam tahap pengetesan stand

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. yang diharapkan. Tahap terakhir ini termasuk dalam tahap pengetesan stand BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND 4.1. Hasil Rancang Bangun Stand Engine Cutting Hasil dari stand engine sendiri adalah dimana semua akhir proses perancangan telah selesai dan penempatan komponennya

Lebih terperinci

A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN

A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN FUNGSI PRODUK RANCANGAN Analisis desain yang pertama dilakukan adalah untuk mendapatkan data atau informasi yang diperlukan berkaitan dengan

Lebih terperinci

TUJUAN DAN METODE PERSIAPAN PERMUKAAN

TUJUAN DAN METODE PERSIAPAN PERMUKAAN PERSIAPAN PERMUKAAN TUJUAN DAN METODE PERSIAPAN PERMUKAAN Tujuan persiapan permukaan adalah persyaratan umum yang digunakan untuk menjelaskan semua pekerjaan yang meliputi pemulihan suatu kerusakan atau

Lebih terperinci

TEKNIK PEMBUATAN BAMBU LAMINA

TEKNIK PEMBUATAN BAMBU LAMINA TEKNIK PEMBUATAN BAMBU LAMINA Oleh I.M. Sulastiningsih Peneliti pada Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan Email : tsulastiningsih@yahoo.co.id I. PENDAHULUAN Indonesia sebagai salah

Lebih terperinci

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan

Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Jenis-jenis kayu untuk konstruksi di proyek- Pada kesempatan ini saya akan berbagi informasi tentang Jenis-jenis kayu untuk konstruksi Bangunan Kayu adalah material

Lebih terperinci

PROSES PENGECATAN (PAINTING) Dosen : Agus Solehudin, Ir., MT

PROSES PENGECATAN (PAINTING) Dosen : Agus Solehudin, Ir., MT PROSES PENGECATAN (PAINTING) Dosen : Agus Solehudin, Ir., MT JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FPTK - UPI 2 June 2010 asolehudin@upi.edu 1 PENGENALAN CAT Salah satu metoda yang paling banyak dipergunakan

Lebih terperinci

RSU KASIH IBU - EXTENSION ARSITEKTUR - BAB - 12 DAFTAR ISI PEKERJAAN PENGECATAN

RSU KASIH IBU - EXTENSION ARSITEKTUR - BAB - 12 DAFTAR ISI PEKERJAAN PENGECATAN DAFTAR ISI 01. PENGECATAN SECARA UMUM 77 02. PENGECATAN LANGIT-LANGIT GYPSUM. 80 03. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT DAN DINDING BETON EXPOSE. 81 04. PENGECATAN DINDING.. 82 05. PENGECATAN BESI. 84 06. PEKERJAAN

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK HASIL FUMIGASI AMONIA DAN DAYA TAHAN LAPISAN FINISHING BERPELARUT AIR PADA BEBERAPA JENIS KAYU DARI HUTAN RAKYAT ELA MARLIANA E

KARAKTERISTIK HASIL FUMIGASI AMONIA DAN DAYA TAHAN LAPISAN FINISHING BERPELARUT AIR PADA BEBERAPA JENIS KAYU DARI HUTAN RAKYAT ELA MARLIANA E KARAKTERISTIK HASIL FUMIGASI AMONIA DAN DAYA TAHAN LAPISAN FINISHING BERPELARUT AIR PADA BEBERAPA JENIS KAYU DARI HUTAN RAKYAT ELA MARLIANA E24080039 DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT

Lebih terperinci

DECORATIVE PAINT PT. MEKAR PERDANA

DECORATIVE PAINT PT. MEKAR PERDANA Technical Data Sheet DECORATIVE PAINT SKEMA FUNGSI CAT DECORATIVE NO ELBRUSPAINTS BRANDS STANDAR PENERAPAN BAHAN RESIN APLIKASI STANDARD FINISHING JENIS ROLL FUNGSI 1 Dantech Interior Vinyl Acrylic ElbrusAlkali

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. 2. Tataran System a. Bagian Bagian Casing PC.

BAB IV KONSEP. 2. Tataran System a. Bagian Bagian Casing PC. BAB IV KONSEP 1. Tataran Lingkungan / Komunitas Keterhubungan hasil rancangan ini pada komunitas pengguna komputer desktop untuk memberikan kualitas dan ragam produk kerajinan kriya yang dimasukan ke dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. perabot rumah tangga, rak, lemari, penyekat dinding, laci, lantai dasar, plafon, dan

TINJAUAN PUSTAKA. perabot rumah tangga, rak, lemari, penyekat dinding, laci, lantai dasar, plafon, dan TINJAUAN PUSTAKA A. Papan Partikel A.1. Definisi papan partikel Kayu komposit merupakan kayu yang biasa digunakan dalam penggunaan perabot rumah tangga, rak, lemari, penyekat dinding, laci, lantai dasar,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan diameternya mencapai 1 m. Bunga dan buahnya berupa tandan,

TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan diameternya mencapai 1 m. Bunga dan buahnya berupa tandan, [ TINJAUAN PUSTAKA Batang Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan tumbuhan tropis yang berasal dari Nigeria (Afrika Barat). Tinggi kelapa sawit dapat mencapai 24 m sedangkan diameternya

Lebih terperinci

MACAM MACAM EPOXY DAN POLYURETHANE BASED FLOORING SYSTEM BESERTA KINERJANYA

MACAM MACAM EPOXY DAN POLYURETHANE BASED FLOORING SYSTEM BESERTA KINERJANYA MACAM MACAM EPOXY DAN POLYURETHANE BASED FLOORING SYSTEM BESERTA KINERJANYA Brian Christopher Sutandyo 1, Evan Sutantu Putra 2, Sudjarwo 3, Januar 4 ABSTRAK : Cat lantai Epoxy dan Polyurethane merupakan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGERINGAN ALAMI DAN BUATAN TERHADAP KUALITAS KAYU GALAM UNTUK BAHAN MEBEL

PENGARUH PENGERINGAN ALAMI DAN BUATAN TERHADAP KUALITAS KAYU GALAM UNTUK BAHAN MEBEL Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol., No., Juni 009 : 7 PENGARUH PENGERINGAN ALAMI DAN BUATAN TERHADAP KUALITAS KAYU GALAM UNTUK BAHAN MEBEL THE INFLUENCE OF NATURAL AND ARTIFICIAL DRYING FOWORD THE

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Produksi Kayu Gergajian dan Perkiraan Jumlah Limbah. Produksi Limbah, 50 %

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Produksi Kayu Gergajian dan Perkiraan Jumlah Limbah. Produksi Limbah, 50 % TINJAUAN PUSTAKA Limbah Penggergajian Eko (2007) menyatakan bahwa limbah utama dari industri kayu adalah potongan - potongan kecil dan serpihan kayu dari hasil penggergajian serta debu dan serbuk gergaji.

Lebih terperinci

KAJIAN BEBERAPA SIFAT DASAR BATANG PINANG (Areca catechu L.)

KAJIAN BEBERAPA SIFAT DASAR BATANG PINANG (Areca catechu L.) KAJIAN BEBERAPA SIFAT DASAR BATANG PINANG (Areca catechu L.) HASIL PENELITIAN Oleh : TRISNAWATI 051203021 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

FINISHING. Fungsi dari bahan finishing: A. Melindungi material B. Memberikan nilai estetika

FINISHING. Fungsi dari bahan finishing: A. Melindungi material B. Memberikan nilai estetika FINISHING Merupakan suatu cara / teknik yang digunakan untuk memberikan suatu sentuhan akhir/finishing dalam suatu bangunan yang di aplikasikan untuk semua elemen bangunan supaya tampilan fisik suatu bangunan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 PENGUJIAN KOMPOSISI Dari pengujian dengan alat spectrometer yang telah dilakukan pada sampel uji, komposisi yang terdapat di dalam sampel uji dapat dilihat pada Lampiran 1,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini, baik proses fumigasi maupun pengolahan data penelitian dilakukan di Bagian Teknologi Peningkatan Mutu Kayu, Departemen Hasil

Lebih terperinci

Papan partikel SNI Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI

Papan partikel SNI Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI Standar Nasional Indonesia Papan partikel ICS 79.060.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Klasifikasi...

Lebih terperinci

Kayu lapis untuk kapal dan perahu

Kayu lapis untuk kapal dan perahu Standar Nasional Indonesia Kayu lapis untuk kapal dan perahu ICS 79.060.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah, definisi,

Lebih terperinci

PERBAIKAN SIFAT KAYU KELAS KUAT RENDAH DENGAN TEKNIK PENGEMPAAN

PERBAIKAN SIFAT KAYU KELAS KUAT RENDAH DENGAN TEKNIK PENGEMPAAN Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol.1, No.2, Desember 2009 : 19 24 PERBAIKAN SIFAT KAYU KELAS KUAT RENDAH DENGAN TEKNIK PENGEMPAAN THE CHARACTERISTIC IMPROVEMENT OF LOW STRENGTH CLASS WOOD BY PRESSING

Lebih terperinci

PENGECATAN. Oleh: Riswan Dwi Djatmiko

PENGECATAN. Oleh: Riswan Dwi Djatmiko 1 PENGECATAN Oleh: Riswan Dwi Djatmiko Salah satu proses finishing yang terpopuler di kalangan masyarakat adalah proses pengecatan (painting). Proses ini mudah dilakukan dan tidak memerlukan beaya yang

Lebih terperinci

PROSES FINISHING WHITE WASH PADA MEBELAIR KAYU Oleh : Sri Karyono ABSTRAK

PROSES FINISHING WHITE WASH PADA MEBELAIR KAYU Oleh : Sri Karyono ABSTRAK PROSES FINISHING WHITE WASH PADA MEBELAIR KAYU Oleh : Sri Karyono ABSTRAK Makalah ini berjudul Finishing whitewash pada furniture, Tujuan penulisan ini untuk memberikan pengetahuan pada siapa saja yang

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DASAR KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN

PENGETAHUAN DASAR KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN PENGETAHUAN DASAR KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN Pilihan suatu bahan bangunan tergantung dari sifat-sifat teknis, ekonomis, dan dari keindahan. Perlu suatu bahan diketahui sifat-sifat sepenuhnya. Sifat Utama

Lebih terperinci

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di III.METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di lakukan di Laboratium Material Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Venir Bambu Lamina Venir lamina (Laminated Veneer Lumber atau LVL) adalah suatu produk yang diperoleh dengan cara menyusun sejajar serat lembaran venir yang diikat dengan perekat.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Agar pelaksanaan penelitian lebih mudah dan sistematis, maka dibuat diagram alir penelitian serta prosedur penelitian. Dengan begitu, percobaan akan lebih terarah. 3.1. DIAGRAM

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cross Laminated Timber (CLT) 1) Definisi 2) Manfaat dan Keunggulan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cross Laminated Timber (CLT) 1) Definisi 2) Manfaat dan Keunggulan 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cross Laminated Timber (CLT) 1) Definisi Cross laminated timber (CLT) merupakan salah satu produk kayu rekayasa yang dibentuk dengan cara menyusun sejumlah lapisan kayu yang

Lebih terperinci

EKSPLORASI TEKNIK PRODUKSI PAPAN PARTIKEL SEKAM PADI EXPLORATION OF TECHNIQUES PRODUCTION OF RICE HUSKS PARTICLE BOARD

EKSPLORASI TEKNIK PRODUKSI PAPAN PARTIKEL SEKAM PADI EXPLORATION OF TECHNIQUES PRODUCTION OF RICE HUSKS PARTICLE BOARD EKSPLORASI TEKNIK PRODUKSI PAPAN PARTIKEL SEKAM PADI EXPLORATION OF TECHNIQUES PRODUCTION OF RICE HUSKS PARTICLE BOARD Abstrak Ayu Setya Nurmalita Prodi S1 Desain Produk, Fakultas Industri Kreatif, Universitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PAPAN KOMPOSIT RAMAH LINGKUNGAN DARI BAMBU, FINIR DAN LOG CORE KAYU KARET (Hevea brasiliensis (Willd.Ex A.Juss.) Mull. Arg.

PENGEMBANGAN PAPAN KOMPOSIT RAMAH LINGKUNGAN DARI BAMBU, FINIR DAN LOG CORE KAYU KARET (Hevea brasiliensis (Willd.Ex A.Juss.) Mull. Arg. PENGEMBANGAN PAPAN KOMPOSIT RAMAH LINGKUNGAN DARI BAMBU, FINIR DAN LOG CORE KAYU KARET (Hevea brasiliensis (Willd.Ex A.Juss.) Mull. Arg.) SUKMA SURYA KUSUMAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jati Tectona grandis Linn. f. atau jati merupakan salah satu tumbuhan yang masuk dalam anggota famili Verbenaceae. Di Indonesia dikenal juga dengan nama deleg, dodolan, jate,

Lebih terperinci

Kayu lapis Istilah dan definisi

Kayu lapis Istilah dan definisi Standar Nasional Indonesia Kayu lapis Istilah dan definisi (ISO 2074:2007, IDT) ICS 79.060.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Jenis kayu lapis...

Lebih terperinci

JENIS KAYU DARI HUTAN RAKYAT UNTUK MEBEL DAN KERAJINAN

JENIS KAYU DARI HUTAN RAKYAT UNTUK MEBEL DAN KERAJINAN JENIS KAYU DARI HUTAN RAKYAT UNTUK MEBEL DAN KERAJINAN Oleh: Kasmudjo* Abstrak Jenis kayu dari hutan rakyat jumlahnya cukup banyak. Terdiri dari jenis kayu yang sudah dikenal maupun belum dengan potensi

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Sambungan Satu Ruas dan Dua Ruas Bambu Terhadap Kekuatan Balok Laminasi Bambu Tali MUJAHID

Pengaruh Variasi Sambungan Satu Ruas dan Dua Ruas Bambu Terhadap Kekuatan Balok Laminasi Bambu Tali MUJAHID Pengaruh Variasi Sambungan Satu Ruas dan Dua Ruas Bambu Terhadap Kekuatan Balok Laminasi Bambu Tali MUJAHID DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 Pengaruh Variasi Penyusunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memenuhi kebutuhan industri perkayuan yang sekarang ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memenuhi kebutuhan industri perkayuan yang sekarang ini semakin BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Untuk memenuhi kebutuhan industri perkayuan yang sekarang ini semakin berkurang pasokan kayunya dari hutan alam, Kementerian Kehutanan Republik Indonesia melaksanakan

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif NBID42 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan benar.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan 47 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat penelitian Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut : a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

MODEL PENDUGA VOLUME POHON MAHONI DAUN BESAR (Swietenia macrophylla, King) DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT WAHYU NAZRI YANDI

MODEL PENDUGA VOLUME POHON MAHONI DAUN BESAR (Swietenia macrophylla, King) DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT WAHYU NAZRI YANDI MODEL PENDUGA VOLUME POHON MAHONI DAUN BESAR (Swietenia macrophylla, King) DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, JAWA BARAT WAHYU NAZRI YANDI DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA WAKTU PENUMPUKAN KAYU KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) TERHADAP SIFAT - SIFAT PAPAN PARTIKEL TRIDASA A SAFRIKA

PENGARUH LAMA WAKTU PENUMPUKAN KAYU KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) TERHADAP SIFAT - SIFAT PAPAN PARTIKEL TRIDASA A SAFRIKA PENGARUH LAMA WAKTU PENUMPUKAN KAYU KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) TERHADAP SIFAT - SIFAT PAPAN PARTIKEL TRIDASA A SAFRIKA DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL Syahrizal & Johny Custer Teknik Perkapalan Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei-Alam, Bengkalis-Riau djalls@polbeng.ac.id

Lebih terperinci

BAB III PROSES PEMBENTUKAN

BAB III PROSES PEMBENTUKAN BAB III PROSES PEMBENTUKAN Lahirnya karya seni rupa melalui proses penciptaan selalu terkait dengan masalah teknis, bahan, dan alat yang digunakan serta tahapan pembentukannya. Selain kemampuan dan pengalaman,

Lebih terperinci

Epoxy Floor Coating :

Epoxy Floor Coating : PT PUTRA MATARAM COATING INTERNATONAL Epoxy Floor Coating : Aplikasi dan masalahnya Volume 2 Desember 2015 Pendahuluan Epoxy merupakan cat dua komponen yang terbuat dari kombinasi polimer epoksi sebagai

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Perlakuan Terhadap Sifat Fisik Buah Pala Di Indonesia buah pala pada umumnya diolah menjadi manisan dan minyak pala. Dalam perkembangannya, penanganan pascapanen diarahkan

Lebih terperinci

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di III.METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di lakukan di Laboratium Material Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Kulit masohi SNI 7941:2013

Kulit masohi SNI 7941:2013 Standar Nasional Indonesia ICS 65.020.99 Kulit masohi Badan Standardisasi Nasional BSN 2013 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini

Lebih terperinci

Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular

Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular Pemanfaatan Limbah Kayu Kelapa dari CV. UNIQUE Furniture Cibarusah Kab. Bekasi Sebagai Wadah Alat Tulis Modular Iyus Susila 1,*, Fakhri Huseini 1 1 Institut Teknologi dan Sains Bandung, Deltamas, Bekasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide Berkarya Kuda adalah hewan yang sangat berguna dalam keseharian sebagian besar manusia, baik itu tenaga, daging bahkan susunya, sejak dahulu memang kuda sudah diandalkan

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN 1. Orisinalitas Casing kayu gaya klasik BAB II METODE PERANCANGAN Gambar 2. Five Wood Computer Case (Sumber : Google) Casing PC material kayu dengan model ini lebih mengutamakan sisi bentuk elegan namun

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PERANCANGAN. ruangan yang bersifat modern simple untuk menghemat suatu ruangan.

BAB II METODOLOGI PERANCANGAN. ruangan yang bersifat modern simple untuk menghemat suatu ruangan. BAB II METODOLOGI PERANCANGAN A. ORISINALITAS Metode perancangan ini mengacu kepada beberapa desain yang dikembangkan menjadi sebuah furniture yang berbeda dari sebuah desain dan material meja ruang tamu

Lebih terperinci

KAJIAN BEBERAPA SIFAT DASAR KAYU EKALIPTUS (Eucalyptus grandis) UMUR 5 TAHUN

KAJIAN BEBERAPA SIFAT DASAR KAYU EKALIPTUS (Eucalyptus grandis) UMUR 5 TAHUN KAJIAN BEBERAPA SIFAT DASAR KAYU EKALIPTUS (Eucalyptus grandis) UMUR 5 TAHUN SKRIPSI FRANS JANUARI HUTAGALUNG 051203045 DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVESITAS SUMATERA UTARA 2010 LEMBAR PENGESAHAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 7 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biokomposit dan pengujian sifat fisis dan mekanis dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa dan Desain

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Fungsi dan Bentuk Bentuk sebuah furnitur adalah pertimbangan penting dalam lingkungan internal.bentuk furnitur dirancang berdasarkan tiga prinsip, yakni keadaan stabil, seimbang

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Sepanjang Januari 2015, tercatat 32 kasus pohon tumbang dan 14 pohon sempal di wilayah Jakarta. Beberapa jenis pohon yang tumbang adalah angsana,

Lebih terperinci

HERBARIUM. Purwanti widhy H 2012

HERBARIUM. Purwanti widhy H 2012 HERBARIUM Purwanti widhy H 2012 Agar suatu tumbuhan dapat terus dilihat keberadaannya, maka pengawetan tumbuhan menjadi alternative cara untuk melindungi keberadaan tumbuhan Salah satu pengawetan tumbuhan

Lebih terperinci

SIFAT FISIS MEKANIS PANEL SANDWICH DARI TIGA JENIS BAMBU FEBRIYANI

SIFAT FISIS MEKANIS PANEL SANDWICH DARI TIGA JENIS BAMBU FEBRIYANI SIFAT FISIS MEKANIS PANEL SANDWICH DARI TIGA JENIS BAMBU FEBRIYANI DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN Febriyani. E24104030. Sifat Fisis Mekanis Panel Sandwich

Lebih terperinci

Indah, Awet, dan Anti Rayap

Indah, Awet, dan Anti Rayap P E T U N J U K P E M A S A N G A N Indah, Awet, dan Anti Rayap KARAKTERISTIK Indah, bertekstur kayu. Awet, tidak lapuk, dan tahan terhadap cuaca. Anti rayap. Tidak mudah terbakar. Finishing dengan cat

Lebih terperinci

International Quality Waterproofing

International Quality Waterproofing International Quality Waterproofing Hidup di negara tropis, kita dihadapkan pada cuaca yang cukup ekstrim yang datang silih berganti, yaitu panas matahari yang terik dan curah hujan yang tinggi. Menghadapi

Lebih terperinci

Tentang BBI. Informasi Produk. Aplikasi Produk. Keunggulan. 5 Plint. 1 Siding 3 Sunshade. 2 Lisplank 4 Lambrisering TIDAK TERBAKAR MUDAH DIPASANG

Tentang BBI. Informasi Produk. Aplikasi Produk. Keunggulan. 5 Plint. 1 Siding 3 Sunshade. 2 Lisplank 4 Lambrisering TIDAK TERBAKAR MUDAH DIPASANG www.bbi.co.id Tentang BBI PT Bakrie Building Industries (BBI) adalah pionir produsen bahan bangunan di Indonesia yang telah menjadi market leader selama lebih dari 40 tahun dan meraih berbagai sertifikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Volume Pohon Secara alami, volume kayu dapat dibedakan menurut berbagai macam klasifikasi sortimen. Beberapa jenis volume kayu yang paling lazim dipakai sebagai dasar penaksiran,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. 4.1 Analisa Kecukupan Data

BAB IV ANALISA. 4.1 Analisa Kecukupan Data BAB IV ANALISA 4.1 Analisa Kecukupan Data Data yang telah didapat, baik itu berupa data primer maupun data sekunder yang digunakan sebagai referensi dan literatur dari perancangan multimedia interaktif

Lebih terperinci

SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Mata Pelajaran : Prakarya dan KWU Kompetensi Keahlian : AP/TB/MM/KK/UPW

SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Mata Pelajaran : Prakarya dan KWU Kompetensi Keahlian : AP/TB/MM/KK/UPW PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 TAMPAKSIRING Jl. DR. Ir. Soekarno, Desa Sanding, Kecamatan Tampaksiring Telp. (0361) 981 681 SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN B. Tahapan Proses Pembuatan Papan Serat 1. Pembuatan Matras a. Pemotongan serat Serat kenaf memiliki ukuran panjang rata-rata 40-60 cm (Gambar 18), untuk mempermudah proses pembuatan

Lebih terperinci

FAQ. Pengisi Nat (Tile Grout):

FAQ. Pengisi Nat (Tile Grout): FAQ Pengisi Nat (Tile Grout): Q: Apa kelebihan pengisi nat AM dengan pengisi nat semen konvensional? A: Kelebihan pengisi nat AM dibandingkan dengan pengisi nat semen konvensional adalah mengandung bahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Pengujian Tarik Pengujian tarik bertujuan untuk mengetahui tegangan, regangan, modulus elastisitas bahan dengan cara memberikan beban tarik secara berlahan sampai

Lebih terperinci

ALAT PENGERING BERKABUT UNTUK MENGHASILKAN ZAT WARNA ALAMI DARI KULIT KAYU MAHONI, JAMBAL, DAN TINGI GUNA MENGGANTIKAN SEBAGIAN WARNA SINTETIK BATIK

ALAT PENGERING BERKABUT UNTUK MENGHASILKAN ZAT WARNA ALAMI DARI KULIT KAYU MAHONI, JAMBAL, DAN TINGI GUNA MENGGANTIKAN SEBAGIAN WARNA SINTETIK BATIK SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN PROSES PENGECATAN MOBIL & PROBLEM SOLVING

BUKU PANDUAN PROSES PENGECATAN MOBIL & PROBLEM SOLVING PRAKATA BUKU PANDUAN PROSES PENGECATAN MOBIL & PROBLEM SOLVING Mengingat pentingnya proses pengecatan ulang banyak dilakukan di bengkel-bengkel dan untuk mengenal lebih dekat masalah-masalah yang terjadi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR METALURGI PENGUJIAN KETAHANAN PROTEKSI KOROSI CAT ANTI KARAT JENIS RUST CONVERTER, WATER DISPLACING, DAN RUBBER PAINT

TUGAS AKHIR METALURGI PENGUJIAN KETAHANAN PROTEKSI KOROSI CAT ANTI KARAT JENIS RUST CONVERTER, WATER DISPLACING, DAN RUBBER PAINT TUGAS AKHIR METALURGI PENGUJIAN KETAHANAN PROTEKSI KOROSI CAT ANTI KARAT JENIS RUST CONVERTER, WATER DISPLACING, DAN RUBBER PAINT Oleh Baskoro Adisatryanto NRP. 2102 100 047 Dosen Pembimbing Dr. Ir. H.C.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun taksonomi tanaman kelapa sawit menurut Syakir et al. (2010) Nama Elaeis guineensis diberikan oleh Jacquin pada tahun 1763

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun taksonomi tanaman kelapa sawit menurut Syakir et al. (2010) Nama Elaeis guineensis diberikan oleh Jacquin pada tahun 1763 16 TINJAUAN PUSTAKA A. Kelapa sawit Adapun taksonomi tanaman kelapa sawit menurut Syakir et al. (2010) adalah sebagai berikut: Kingdom Divisi Subdivisi Kelas Ordo Famili Sub famili Genus Spesies : Plantae

Lebih terperinci