KONDISI UMUM PENDIDIKAN DI PROVINSI PAPUA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI PAPUA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KONDISI UMUM PENDIDIKAN DI PROVINSI PAPUA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI PAPUA"

Transkripsi

1 KONDISI UMUM PENDIDIKAN DI PROVINSI PAPUA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI PAPUA Yogyakarta, 18 SEPTEMBER 2017

2

3 CAPAIAN TARGET RPJMD PROVINSI PAPUA BIDANG PENDIDIKAN Indikator Sasaran RPJMD Papua Capaian Kinerja Tahun 2014 Capaian Kinerja Tahun 2015 Capaian Kinerja Tahun 2016 Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH) 64,84 65,09 65,12 Harapan Lama sekolah (HLS) 9,94 9,95 10,23 Rata Rata Lama Sekolah (RLS) IPM 5,76 5,99 6,15 56,75 57,25 58,05

4 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI PAPUA Jl. Tanjung Ria, Base-G, Dok IX Kota Jayapura Tlp:

5 Mee Pago 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 Mimika Nabire Paniai Dogiyai Deiyai Intan Jaya IPM 70,40 66,25 53,93 52,25 48,12 43,51 AMH 100,00 99,22 72,92 91,76 80,47 52,99 RLS 9,30 9,45 3,74 4,87 2,95 2,32 IPM, AMH, IPM 3 kabupaten DOB di Kawasan Me-Pago sangat rendah. GERBANGMAS HASRAT PAPUA Kab. Dogiyai, Kab.Deiyai dan Kab.Paniai : 4 PAUD 4 SD 2 SMP Keterangan : Tutor PAUD GERBANGMAS magang di PAUD Sentani PAUD SD KECIL BERBASI BAHASA IBU Kab.Deiyai (Kurikulum bahasa Mei) KKN Prcepatan Tuntas Buta Aksara : Kab.Deiyai, Kab Dogiyai, Kab. Paniai,( KPG Nabire) SMA Unggulan Berpola Asrama Untuk Oap Di Kab.Nabire SMK UNGGULAN di Kab.Dogiyai,Kab.Nabire

6 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 La Pago IPM, AMH, IPM hampir seluruh kabupaten DOB di Kawasan La-Pago sangat rendah. 30,00 20,00 10,00 0,00 Jayawij Puncak Tolikara Yahuki Lanny Peg Puncak Mamten Yalimo Nduga aya Jaya mo Jaya Bintang g IPM 53,37 44,32 45,68 46,36 43,28 39,68 38,05 43,19 44,21 25,38 AMH 79,11 80,98 68,15 59,23 59,19 55,58 41,17 49,30 69,10 37,97 RLS 4,39 3,04 3,04 3,97 2,60 1,97 1,43 2,40 2,07 0,63 GERBANGMAS HASRAT PAPUA Kab. Lanny Jaya,Kab. Tolikara,Kab.P. Jaya,Kab.Yalimo, Kab.Peg Bintang Kab.Yahukimo : 4 PAUD 4 SD 2 SMP Keterangan : Tutor PAUD GERBANGMAS magang di PAUD YKW Wamena PAUD SD KECIL BERBASI BAHASA IBU Kab.Lanny Jaya kuyawage13 Paud (Kurikulum bahasa Lanny KKN Prcepatan Tuntas Buta Aksara : Kab.Lanny Jaya, Kab Tolikara, Kab.Yalimo, Kab.Yahukimo, Kab.Pegbintang ( STIKIP YKW,STT GKI, STT GIDI dan STT WALTER POST) SMA Unggulan Berpola Asrama Untuk Oap Di Wamena SMK UNGGULAN DI PUNCAK JAYA, TOLIKARA DAN Peg.Bintang

7 Saereri 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 Biak Kep Supiori Waropen Numfor Yapen IPM 70,32 64,89 59,70 61,97 AMH 100,00 98,65 100,00 100,00 RLS 9,61 8,68 8,11 8,53 Kab. Waropen memiliki performance terendah di Kawasan Saereri GERBANGMAS HASRAT PAPUA Kab. Supiori Kab.Waropen : 4 PAUD 4 SD 2 SMP Keterangan : Tutor PAUD GERBANGMAS magang di PAUD Kasih Mama Jayapura PAUD SD KECIL BERBASI BAHASA IBU Kab.Waropen (Kurikulum bahasa Waropen) SMA Unggulan Berpola Asrama Untuk Oap Di Kab.Biak Numfor SMK UNGGULAN DI Kab.Biak Numfor, Kab.Kep.Yapen

8 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 Kota Jayap ura Jayap ura Mamta Sarmi Keero m Mamb Raya IPM 77,86 69,55 60,48 62,73 47,88 AMH 100,00 100,00 97,98 97,85 86,53 RLS 11,09 9,41 7,89 6,57 4,44 Kab. Memberamo Raya memiliki RLS terendah di Kawasan Mamta GERBANGMAS HASRAT PAPUA Kab. Keerom Kab.Sarmi : 4 PAUD 4 SD 2 SMP Keterangan : Tutor PAUD GERBANGMAS magang di PAUD Kasih Mama Jayapura PAUD SD KECIL, Posyandu, Life Skill dan Taman Bacaan BERBASI BAHASA IBU Kerjasama PKK Kab. Jayapura (Kurikulum bahasa Sentani) SMA Unggulan Berpola Asrama Untuk Oap Di Kab.Jayapura SMK UNGGULAN DI Kab.Jayapura,Kota Jayapura, Kab.Keerom

9 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 Ha Anim 0,00 Merauk Asmat Mappi Boven e Digoel IPM 67,33 45,91 55,74 58,21 AMH 99,62 81,46 95,47 100,00 RLS 8,23 4,34 5,96 7,50 3 Kabupaten DOB memiliki kinerja terendah di Kawasan Haanim GERBANGMAS HASRAT PAPUA Kab. Boven Digoel, Kab.Mappi : 4 PAUD 4 SD 2 SMP Keterangan : Tutor PAUD GERBANGMAS magang di PAUD Sentani PAUD SD KECIL BERBASI BAHASA IBU Kab.Boven Digoel (Kurikulum bahasa Maren) KKN Prcepatan Tuntas Buta Aksara : Kab.Mappi, Kab Boven Digoel, Kab.Asmat,( KPG Merauke dan STIKIP Katolik Waena) SMA Unggulan Berpola Asrama Untuk Oap Di Kab.Merauke SMK UNGGULAN DI Kab.Merauke, Kab.Boven Digoel

10

11 PERATURAN GUBERNUR PAPUA No 32/2014 TENTANG PENGGUNAAN DANA OTSUS BIDANG PENDIDIKAN Alokasi Dana untuk kabupaten dg orientasi pada akses/mutu Komponen Program Akses Mutu PAUD Non Formal dan Formal 5% 5% Wajar Dikdas 9 Tahun SD 35% 32% Wajar Dikdas 9 Tahun SMP 25% 25% Sekolah Menengah Atas 10% 15% Sekolah Menengah Kejuruan 5% 10% Pend. Non-Formal & Informal 10% 3% Pendidikan Tinggi dan Pendidikan lain bidang pendidikan yang sesuai 10% 10%

12

13 Penyediaan PAUD terintegrasi SD Kecil, Posyandu dan Life skill percontohan di Kabupaten GERBANGMAS HASRAT PAPUA Mengembangkan model PAUD terintegrasi SD- Kecil, Posyandu dan life skill di kabupatenkabupaten Gerbangmas Hasrat Papua, Kerjasama antara Tim Penggerak PKK Provinsi Papua dan Dinas Pendidikan Provinsi Papua.

14 ISU STRATEGIS-TK 1. Rata-rata setiap TK di Papua melayani 2 kampung. Meski demikian, pada kabupaten pemekaran di La-Pago, kondisi ketersediaan TK per kampung sangat rendah. 2. Pendidikan (kualifikasi) guru dan tutor jenjang PAUD di Papua 75% diantaranya masih pada jenjang SMA kebawah 3. Dukungan pendanaan untuk PAUD masih rendah dan belum dianggap prioritas oleh pemerintah kabupaten, sehingga sangat tergantung pada kinerja penyelenggaraan pendidikan oleh masyarakat

15 KEBIJAKAN - TK 1. Memberikan jaminan ketersediaan anggaran Otsus 5% dari 30% alokasi untuk bidang pendidikan dari 80% bagian kabupaten/kota 2. Peningkatan kompetensi pendidik TK melalui pelatihan dan magang 3. Penyediaan percontohan pengelolaa PAUD terstandar di 16 kabupaten Gerbangmas Hasrat Papua 4. Kerjasama dengan Kementrian Pendidikan, TP PKK Provinsi Papua dan TP PKK kabupaten dalam percepatan penyediaan layanan akses PAUD di tingkat kampung

16 STRATEGI PERCEPATAN 1. Penyediaan paket modul penyelenggaraan PAUD terintegrasi SD Kecil, Posyandu, life skill, dan taman bacaan masyarakat untuk wilayah pinggiran dan terpencil 2. Penyediaan percontohan layanan PAUD Terintegrasi - SD Kecil Posyandu life skill di kabupaten penerima program Gerbangmas Hasrat Papua 3. Pelatihan kopetensi guru TK dari masing-masing kawasan adat dan magang di beberapa TK yang telah memenuhi standar di Kota dan Kabupaten Jayapura

17

18 ISU STRATEGIS SD Rata-rata setiap SD di Papua melayani 2 kamung Kota Jayapura dan beberapa kabupaten induk teleh memeliki rasio yang tinggi, tetapi di kabupen pemekaran masih sangat rendah. Kondisi ini dihadapkan pada kondisi beberapa sekolah tidak berjalan baik atau bahkan telah tutup? 2. Pengawasan Pendidikan oleh pengawas sekolah masih sangat rendah kuantitas dan kualitasnya. Dampaknya tidak ada yang memastikan terselenggaranya pendidikan, pemantauan ketidak hadiran guru dan siswa serta konsistensi guru menyelenggarakan layanan per jenjang kelas. Pengawas tidak cukup percaya diri karena tidak melalui seleksi, tidak cukup dana operasional dan tidak ada tindaklanjut hasil pengawasan

19 ISU STRATEGIS SD Alasan Ketidakhadiran guru adalah rasa tidak aman di tempat tugas, tidak ada rumah dinas guru, konflik dengan orang tua siswa dan masyarakat setempat dan penolakan guru dari warga/keluarga dari luar, dan karena kepala sekolah tidak transparan dalam pengelolaan keuangan sekolah 4. Kemampuan membaca dan menulis siswa kelas 2 dan 3 masih sangat rendah, diakibatkan rendahnya kehadiran guru, kompetensi guru, kualitas dukungan orang tua dst 5. Masyarkat di pinggiran dan terpencil apatis dengan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah karena tingginya ketidak hadiran guru (karena mementingkan kepentingannya sendiri), tidak ada peningkatan mutu, dan tidak akuntabel (peserta ujian bukan hanya karena kelas 6 tapi umur yang sudah mencukupi). 6. Masih tingginya Lulusan SMP yang melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah

20 KEBIJAKAN PERCEPATAN -SD 1. Memberikan jaminan ketersediaan anggaran Otsus 32% dari 30% alokasi untuk bidang pendidikan dari 80% bagian kabupaten/kota 2. Mendorong penyediaan layanan pendidikan yang sesuai dengan kondisi wilayah; Penyediaan Guru Kontrak Kelas CALISTUNG terintegrasi KF untuk kawasan terpencil dan terisolasi SD Kecil terintegrasi KF untuk kawasan pinggiran SD-SMP satu atap plus life skill untuk kawasan pinggiran Fokus mutu pada kawasan perkotaan 3. Percontohan penyediaan layanan terstandar SD di kabupaten sasaran Gerbangmas Hasrat Papua 4. Melakukan Replikasi Semua Model Pembelajaran Kontekstual dari Mitra Pembangunan ke Pusat Layanan Pendidikan di Kampung dan Distrik

21 KEBIJAKAN PERCEPATAN -SD 4. Penyediaan guru kontrak untuk wilayah pinggiran dan terpencil sebagai pengganti atau mengisi kekosongan guru 5. Pelibatan aktif masyarakat dalam pemantauan ketidakhadiran guru dan kepala sekolah 6. Pelaksanaan kajian kemungkinan pengelolaan pengawasan pendidikan dasar oleh dinas pendidikan provinsi 7. Re-orientasi KPG untuk fokus pada penyediaan guru kelas awal di kawasan pinggiran dan terpencil

22 STRATEGI PERCEPATAN 1. Penyediaan guru kontrak sebagai pengganti atau mengisi kekosongan guru 2. Penyediaan paket modul peningkatan kompetensi guru kelas awal dan calon guru di KPG dan LPTK di Papua dalam penggunaan motodologi pengajaran membaca dan menulis kelas awal 3. Program percontohan di kabupaten penerima program Gerbangmas Hasrat Papua 4. KKN Tematik KPG untuk CALISTUNG dan KF di kawasan pinggiran dan terpencil Papua 5. Penyediaan beasiswa transisi untuk lulusan SD yang melanjutkan ke SMP dan beasiswa re-trival untuk memastikan anak-anak yang putus sekolah dapat kembali ke sekolah 6. Pengendalian pelaksanaan pembangunan pendidikan dari dana otsus 7. Penguatan peran serta masyarakat dalam ikut memastikan keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan di kampungnya dan keamanan guru

23

24 ISU STRATEGIS - SMP 1. Secara rata-rata, setiap kampung di Papua telah terlayani SMP, tetapi masih sangat rendah untuk pemerataan khususnya di kabupaten pemekaran baru 2. Keterediaan ruang kelas untuk kelas 7 masih tidak sebanding dengan lulusan SD sehingga menilkan kesenjangan antara angka partisipasi murni SD dg SMP 3. Ketidakadiran guru di jenjang SMP di kawasan pinggiran dan terpencil cukup tinggi 4. Masih tingginya Lulusan SMP yang melanjutkan ke Jenjang Pendidikan Menengah

25 KEBIJAKAN PERCEPATAN - SMP 1. Memberikan jaminan ketersediaan anggaran Otsus 25% dari 30% alokasi untuk bidang pendidikan dari 80% bagian kabupaten/kota 2. Mendorong penyediaan layanan pendidikan yang sesuai dengan kondisi wilayah; Sekolah Berpola Asrama SD-SMP satu atap plus life skill untuk kawasan pinggiran di Setiap Distrik Peningkatan mutu pendidikan jenjang SMP 3. Percontohan penyediaan layanan SMP ter-standar melalui Gerbangmas Hasrat Papua 4. Peningkatan Kompetensi Guru 5. Supervisi dan Monitoring

26 STARTEGI PERCEPATAN - SMP 1. Penyediaan dan replikasi penyelenggaraan layanan SMP percontohan di kabupaten penerima program Gerbangmas Hasrat Papua 2. Menyediakan rombel yang lebih menyebar dikawasan pinggiran dan terpencil untuk menampung lulusan SD kecil 3. Penyediaan Guru Bimbingan Konseling untuk membantu pemilihan lanjutan pendidikan secara tepat apakah akan ke SMA atau SMK? 4. Penyediaan beasiswa transisi untuk lulusan SMP yang melanjutkan ke SMA/K dan beasiswa re-trival untuk memastikan anak-anak yang putus sekolah dapat kembali ke sekolah 5. Penguatan peran serta masyarakat dalam ikut memastikan keberlangsungan (tidak memalang sekolah) penyelenggaraan pendidikan di kampungnya dan keamanan guru

27

28 ISU STRATEGIS - SMA 1. Paling lambat 2 Oktober 2016, SMA menjadi tanggungjawab pengelolaan Dinas Pendidikan Provinsi 2. Sebagian besar distrik di Papua belum terlayani SMA khususnya di kabupaten pemekaran 3. Angka Partisipasi masih rendah, dengan laki-laki lebih rendah dari perempuan 4. Daya saing lulusan SMA untuk bisa masuk di PT unggulan nasional masih harus ditingkatkan. Selama ini tergantung pada program afirmative.

29 KEBIJAKAN PERCEPATAN - SMA 1. Memberikan jaminan ketersediaan anggaran Otsus 10-15% dari 30% alokasi untuk bidang pendidikan dari 80% bagian kabupaten/kota 2. Penyediaan dukungan dalam peningkatan cakupan layanan SMA dan PMU (pendidikan menengah universal) di Papua 3. Peningkatan kompetensi guru mata pelajaran untuk meningkatkan kompetensi lulusan SMA 4. Supervisi dan Pendampingan bagi Guru/Kepala Sekolah 5. Peningkatan sarana dan prasarana pembelajaran untuk peningkatan mutu kompetensi lulusa 6. Pengembangan SMA Unggulan Berpola Asrama Untuk Anak Asli Papua di 5 (lima) Wilayah Adat 7. Fasilitasi Program Afermasi ADEM dan ADIK

30 STRATEGI PERCEPATAN - SMA 1. Pengalihan pengelolaan dari kabupaten ke provinsi paling lambat 2 Oktober Menyediakan layanan SMA yang lebih menyebar di distrik yang memastikan cakupan layanan yang lebih luas melalui SMA berasrama 3. Penyediaan Muatan Lokal life skill bernegosiasi menghindari resiko HIV dan AIDs 4. Penyediaan beasiswa re-trival untuk memastikan anak-anak yang putus sekolah dapat kembali ke sekolah 5. Penguatan peran serta masyarakat dalam ikut memastikan keberlangsungan (tidak memalang sekolah, menjamin keamanan Guru dn keluarga), Penguatan Kerjasama Lembaga Mitra dan Perguruan Tinggi dalam meningkatkan kualitas Tata Kelola Pendidikan termasuk Pola rekrutmen dan kompetensi Guru.

31

32 ISU STRATEGIS SMK 1. Paling lambat 2 Oktober 2016, SMA menjadi tanggungjawab pengelolaan Dinas Pendidikan Provinsi 2. Sebagian besar program keahlian di sediakan belum memperhatikan pasar kerja, menumpuk di satu jenis keahlian 3. SMK belum menjadi pilihan favorit orang tua dan siswa 4. Kerjasama dengan dunia usaha dan industri masih lemah sehingga kompetensi lulusan belum cukup meyakinkan 5. Rendahnya ketersediaan sarana pendukung kompetensi 6. Rendahnya kompetensi guru mata pelajaran produktif

33 KEBIJAKAN PENDIDIKAN SMK 1. Memberikan jaminan ketersediaan anggaran Otsus 5-10% dari 30% alokasi untuk bidang pendidikan dari 80% bagian kabupaten/kota 2. Penertiban program keahlian yang lebih berorientasi kebutuhan pasar kerja dengan memperhatikan Potensi Pengebangan Sumber daya di 5 Wilayah Adat. 3. Peningkatan kompetensi guru mata pelajaran produktif melalui pelatihan dan magang di Industri dalam dan luar Papua 4. Dukungan penyediaan sarana dan prasarana yang memadai untuk memastikan kompetensi lulusan 5. Kerjasama lebih erat dengan dunia usaha dan industri di lokal, nasional dan Global.

34 STRATEGI PRIORITAS-SMK 1. Pendataan asset untuk pengalihan pengelolaan dari kabupaten ke provinsi dan memastikan Penyerahan P3D dari kab/kota ke Provinsi 2. Pelibatan Dunia Usaha dan Industri dalam menyusun Kurikulum SMK berdasarkan standar dkebutuhan Dunia Usaha dan Industri 3. Pelatihan guru produktif untuk meningkatkan kompetensi guru dan lulusan 4. Magang (PRAKERIN) siswa untuk peningkatan kompetensi 5. Lomba kompetensi siswa SMK untuk teknologi tepat guna 6. Kerjasama lebih erat dengan dunia usaha dan industri untuk sertifikasi kompetensi siswa 7. Lomba kompetensi SMK, pameran kompetensi SMK dan bursa kerja SMK tingkat Papua 8. Penguatan peran serta masyarakat dalam ikut memastikan keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan.

35

36 ISU STRATEGIS PNFI 1. Penurunan angka melek huruf masih sangat lambat 2. Ketersediaan anggaran KF dan pelatihan ketrampilan yang sangat rendah 3. Terbatasnya tutor KF dan trainer terlatih 4. Belum adanya akreditasi PNFI 5. Pengelolaan PNFI dengan logika Pendidikan Formal

37 KEBIJAKAN PENDIDIKAN PNFI 1. Memberikan jaminan ketersediaan anggaran Otsus 3-10% dari 30% alokasi untuk bidang pendidikan dari 80% bagian kabupaten/kota 2. KKN Tematik Keaksaraan Fungsional kerjasama dengan KPG untk 17 kabupaten melek huruf terendah di Papua 3. Penertiban penyediaan program keahlian sesuai pasar kerja 4. Peningkatan kompetensi tutor untuk menjamin kompetensi lulusan

38 STRATEGI PERCEPATAN PNFI 1. Penyediaan tutor KF dan ketrampilan kerja untuk meningkatkan ketersediaan, kompetensi tutor dan lulusan 2. Kerjasama dalam pengembangan metode pembelajaran dengan kontekstualitas fungsionalisasi keaksaraan 3. Penyediaan Muatan Lokal life skill bernegosiasi menghindari resiko HIV dan AIDs 4. Kerjasama lebih erat dengan dunia usaha dan industri untuk sertifikasi kompetensi lulusan 5. Lomba kompetensi ketrampilan kerja dan bursa kerja tingkat regional 6. Uji coba penyediaan kursus ketrampilan kerja bagi lulusan SMP yang tidak melanjutkan 7. Pembangunan pusat pelatihan kerja (Vocasional Training Centre) untuk anak-anak putus sekolah usia 15 +

39 ISU STRATEGIS TATA KELOLA 1. Kualitas Layanan Pendidikan Masih Rendah 2. Kualitas Kebijakan Perencanaan dan Penganggaran Pendidikan Belum Sesuai Kebutuhan Pendidikan 3. Kualitas Sumber Daya Aparatur Bidang Pendidikan Masih Rendah

40 KEBIJAKAN TATA KELOLA PENDIDIKAN 1. Perbaikan Kualitas tata Kelola meliputi Perencanaan, Penganggaran, Keuangan, Kepegawaian dan Administrasi Umum melalui Pelatihan dan Pendampingan oleh Lembaga Mitra dan Perguruan Tinggi yang Relevan.

41

42 Keberhasilan pembangunan jangka panjang bidang pendidikan ditandai dengan kondisi sebagai berikut : 1 Semua anak Papua usia sekolah memperoleh layanan pendidikan pada semua jalur dan jenjang pendidikan yang bermutu dan terjangkau dan dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan lancar 2 Anak kelas 2 SD semester genap mampu dengan baik membaca, menulis dan berhitung dengan sangat baik 3 Semua lulusan SMK dan pendidikan pelatihan difasilitasi oleh pemerintah untuk dapat memperoleh pekerjaan dengan baik di dalam atau diluar papua dan atau berwirausaha dalam mengembangkan potensi daerahnya 4 Semua penduduk Papua dapat menjalankan pendidikan sepanjang hayat melalui pendidikan keaksaraan fungsional, pendidikan kesetaraan, dan pendidikan ketrampilan hidup serta kesejahteraan keluarga 5 Orang Papua bangga dan memiliki jati diri sebagai orang Papua yang kompetitif dan adaptis

43 FOKUS AREA METODE PELAKSANAAN Grand Design Pendidikan dilaksanakan dengan metode sebagai berikut: Akses Percepatan pemerataan ketersediaan layanan pendidikan sesuai kondisi sosial budaya, penyediaan guru, beasiswa transisi/personal (asrama/biaya hidup) Mutu Penguatan kompetensi guru, kehadiran guru, memastikan mutu kompetensi lulusan (literacy, keberkerjaan, lanjut ke PT terkemuka), pendidikan karakter positif Papua, afirmasi magang & penempatan kerja Tata Kelola Pendidikan Yang Baiik Perubahan Mindset dan Cultureset Birokrasi di Dinas Pendidikan, menagement guru yang lebih profesional Pendekatan asimetris, Pengendalian penyusunan dan pelaksanaan rencana pemb, kerjasama dg LPTK/KPG, Pendelegasian pada Yayasan pendidikan masyarakat. Pelatihan berbasis gugus, Pembiasaan perilaku positif di sekolah, keluarga dan masyarakat, ketrampilan hidup, Kerjasama dg DUDI untuk mutu lulusan, Kerjasa dg PT Pelibatan masyarkat lebih besar dalam penyelenggaraan pendidikan, Reformasi Birokrasi Pendidikan berkelanjutan, redistribusi guru, peran yayasan

44 Foto by Noor Fitriya

Sejak tahun 2009, tingkat kemiskinan terus menurun namun pada tahun 2013 terjadi peningkatan.

Sejak tahun 2009, tingkat kemiskinan terus menurun namun pada tahun 2013 terjadi peningkatan. Jiwa (Ribu) Persentase (%) 40 37.08 37.53 36.8 35 30 31.98 30.66 31.53 27.8 25 20 15 10 5 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Tingkat Kemiskinan Sejak tahun 2009, tingkat kemiskinan terus menurun namun

Lebih terperinci

TEMA PEMBANGUNAN TPH DAN KOMODITAS UNGGULAN DI 5 WILAYAH PENGEMBANGAN

TEMA PEMBANGUNAN TPH DAN KOMODITAS UNGGULAN DI 5 WILAYAH PENGEMBANGAN DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA PROVINSI PAPUA, TAHUN 2016 TEMA PEMBANGUNAN TPH DAN KOMODITAS UNGGULAN DI 5 WILAYAH PENGEMBANGAN This image cannot currently be displayed. Wilayah Pembangunan Mamta

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PAPUA TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PAPUA TAHUN 2016 No. 25/05/94/ Th. II, 2 Mei 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PAPUA TAHUN 2016 Pada tahun 2016, IPM Papua mencapai 58,05. Angka ini meningkat sebesar 0,80 poin dibandingkan IPM Papua tahun 2015 yang sebesar

Lebih terperinci

Provinsi Kabupaten/kota Laki-laki Perempuan Total

Provinsi Kabupaten/kota Laki-laki Perempuan Total Tabel 1. Perkiraan Jumlah Responden yang Mewakili Rumah Tangga menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin Provinsi Laki-laki Perempuan Total (1) (2) (3) (4) (5) 01. Fakfak 10,747 6,081 16,828 02. Kaimana

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG PENGALOKASIAN DANA OTONOMI KHUSUS KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI PAPUA TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun. Perwakilan BKKBN Provinsi Papua 2014

KATA PENGANTAR. Tim Penyusun. Perwakilan BKKBN Provinsi Papua 2014 i KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas izin dan ridhonya sehingga penyusunan Pengembangan Model Solusi Strategik Penanganan Dampak Ancaman Disaster

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT PENGETAHUAN PAPUA PADA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KAMPUNG DAN KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Jayapura, Desember 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Papua. Ir. Didik Koesbianto, M.Si

Seuntai Kata. Jayapura, Desember 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Papua. Ir. Didik Koesbianto, M.Si Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

VISI PAPUA TAHUN

VISI PAPUA TAHUN ISU-ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA TAHUN 2013-2018 ototus Oleh : DR.Drs. MUHAMMAD MUSAAD, M.Si KEPALA BAPPEDA PROVINSI PAPUA Jayapura, 11 Maret 2014 VISI PAPUA TAHUN 2013-2018 PAPUA BANGKIT PRINSIP

Lebih terperinci

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2015 di Kabupaten Asmat

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2015 di Kabupaten Asmat Nomor : BRS-02/BPS-9415/Th. I, 28 Juni 2016 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2015 di Kabupaten Asmat 1. IPM pertama kali diperkenalkan oleh United Nation Development Programme (UNDP) pada tahun 1990

Lebih terperinci

Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Papua. UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2015 BADAN PUSAT STATISTIK

Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Papua.  UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Papua 2010-2020 BADAN PUSAT STATISTIK UNITED NATIONS POPULATION FUND JAKARTA 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Papua ht t p:

Lebih terperinci

Paparan Progres Implementasi 5 Sasaran Kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup) Minerba di Provinsi Papua PEMERINTAH PROVINSI PAPUA 2015

Paparan Progres Implementasi 5 Sasaran Kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup) Minerba di Provinsi Papua PEMERINTAH PROVINSI PAPUA 2015 Paparan Progres Implementasi 5 Sasaran Kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup) Minerba di Provinsi Papua PEMERINTAH PROVINSI PAPUA 2015 5 Sasaran Kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup) Minerba 1.

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI PAPUA 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI PAPUA 2015 No. 32/06/94/Th. I, 15 Juni 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI PAPUA 2015 IPM Provinsi Papua Tahun 2015 Hingga saat ini, pembangunan manusia di Provinsi Papua masih berstatus rendah yang ditunjukkan

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PENGGUNAAN DANA OTONOMI KHUSUS BIDANG PENDIDIKAN BAGI KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Drg. Josef Rinta R, M.Kes.MH Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua

Drg. Josef Rinta R, M.Kes.MH Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Drg. Josef Rinta R, M.Kes.MH Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Terbatasnya sistem transportasi terpadu yang menghubungkan antar pusat pelayanan Ada beberapa kabupaten pemekaran yang wilayahnya sebagian

Lebih terperinci

DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KHUSUS DAN LAYANAN KHUSUS

DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KHUSUS DAN LAYANAN KHUSUS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KHUSUS DAN LAYANAN KHUSUS Jln. RS Fatmawati, Cipete, Jakarta Selatan12410 Telepon

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 57, 2008 OTONOMI KHUSUS. PEMERINTAHAN. PEMERINTAH DAERAH. Papua. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4842) PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT PROVINSI PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa dengan telah

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM KHUSUS GERAKAN BANGKIT, MANDIRI DAN SEJAHTERA HARAPAN SELURUH RAKYAT PAPUA PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Dapat undangan tetapi musyawarah dilakukan pada waktu yang salah. Dapat undangan terlambat N % N % N % N % N % N %

Dapat undangan tetapi musyawarah dilakukan pada waktu yang salah. Dapat undangan terlambat N % N % N % N % N % N % Tabel 26. Perkiraan Jumlah dan Persentase Rumah Tangga menurut Kabupaten/Kota dan Alasan Utama Menghadiri Pertemuan Umum/Musyawarah yang Dilakukan pada Pertemuan Terakhir selama Setahun Terakhir Alasan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTAR DAERAH

PERBANDINGAN ANTAR DAERAH Perbandingan Antar Daerah/ Inter Regency Comparison 349 BAB 13 PERBANDINGAN ANTAR DAERAH Inter Regency Comparison Secara Regional, daerah di Provinsi Papua yang memiliki jumlah penduduk terbesar pada tahun

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KESEHATAN RI Jalan H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9 Jakarta Telepon : (021) (Hunting)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI Jalan H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9 Jakarta Telepon : (021) (Hunting) P E N G U M U M A N 02NoNOMOR: TU.02.06/IV/1344/2016/II/584/2014 HASIL SELEKSI ADMINISTRASI DAN PELAKSANAAN UJIAN TES KOMPETENSI DASAR PENERIMAAN APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 23 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

Hasil Pembahasan Pra-Musrenbangnas dalam Penyusunan RKP 2014

Hasil Pembahasan Pra-Musrenbangnas dalam Penyusunan RKP 2014 Hasil Pembahasan Pra-Musrenbangnas dalam Penyusunan RKP 2014 Deputi Menteri Bidang SDM dan Kebudayaan Disampaikan dalam Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013 SISTEMATIKA 1. Arah Kebijakan

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 17.A TAHUN 2014 TENTANG PENGALOKASIAN DANA TAMBAHAN INFRASTRUKTUR KEPADA KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI PAPUA TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KHUSUS PROVINSI PAPUA

PERATURAN DAERAH KHUSUS PROVINSI PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH KHUSUS PROVINSI PAPUA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN PENDIDIKAN BAGI KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

A. CABAI BESAR C. BAWANG MERAH

A. CABAI BESAR C. BAWANG MERAH No. 44/08/94/ Th. III, 3 Agustus 2015 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 Produksi Cabai Besar Sebesar 3.089 Ton, Cabai Rawit Sebesar 3.649 Ton, Dan Bawang Merah Sebesar 718

Lebih terperinci

CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia DI PROVINSI PAPUA

CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia DI PROVINSI PAPUA CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia DI PROVINSI PAPUA disampaikan oleh : GUBERNUR PAPUA Disampaikan pada Acara Monitoring dan Evaluasi

Lebih terperinci

EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI PROVINSI PAPUA : SUATU PENERAPAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS DI SEKTOR PENDIDIKAN

EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI PROVINSI PAPUA : SUATU PENERAPAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS DI SEKTOR PENDIDIKAN EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI PROVINSI PAPUA : SUATU PENERAPAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS DI SEKTOR PENDIDIKAN Yundy Hafizrianda 3 Hariman.andalan@gmail.com Abstract In general,

Lebih terperinci

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127/PMK.07/2017 TENTANG PELAKSANAAN DANA ALOKASI UMUM DAN TAMBAHAN DANA ALOKASI KHUSUS FISH( PADA ANGGARAN

Lebih terperinci

: 1.01 URUSAN WAJIB Pendidikan : Dinas Pendidikan. Urusan Pemerintahan Organisasi. JUMLAH (Rp) DASAR HUKUM KODE REKENING U R A I A N

: 1.01 URUSAN WAJIB Pendidikan : Dinas Pendidikan. Urusan Pemerintahan Organisasi. JUMLAH (Rp) DASAR HUKUM KODE REKENING U R A I A N Urusan Pemerintahan Organisasi : 1.01 URUSAN WAJIB Pendidikan : 1.01.01 Dinas Pendidikan LAMPIRAN III : PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 10 TAHUN 2015 TANGGAL : 31 DESEMBER 2015 TENTANG : ANGGARAN

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BOJONEGORO. Jl. Pattimura No. 09 Bojonegoro

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BOJONEGORO. Jl. Pattimura No. 09 Bojonegoro DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BOJONEGORO Jl. Pattimura No. 09 Bojonegoro VISI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BOJONEGORO TERWUJUDNYA INSAN CERDAS, KOMPERHENSIP DAN BERBUDAYA BERLANDASKAN IMAN DAN TAQWA UNTUK MENOPANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Papua merupakan provinsi paling timur di Indonesia, memiliki luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Papua merupakan provinsi paling timur di Indonesia, memiliki luas wilayah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Papua merupakan provinsi paling timur di Indonesia, memiliki luas wilayah terbesar dengan jumlah penduduk yang masih sedikit. Pemberlakuan Undang- Undang Desentralisasi

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BOVEN DIGOEL PROVINSI PAPUA

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BOVEN DIGOEL PROVINSI PAPUA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BOVEN DIGOEL PROVINSI PAPUA Alamat : Jalan Trans Papua KM. 4 Tanah Merah Mindiptana Kota Tanah Merah Distrik Mandobo Kabupaten Boven Digoel Kode Pos : 99663 Email : disdik_boven@yahoo.com

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO SINKRONISASI PRIORITAS NASIONAL DENGAN BELANJA DAERAH DALAM APBD TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO SINKRONISASI PRIORITAS NASIONAL DENGAN BELANJA DAERAH DALAM APBD TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO SINKRONISASI DENGAN BELANJA DAERAH DALAM APBD TAHUN ANGGARAN 2013 NO. 1 Prioritas 1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Pemantapan Tata Kelola Pemerintahan yang Lebih baik

Lebih terperinci

Waktu Check In Waktu Pembukaan PLPG Tahap Agustus 2015 LPMP Provinsi

Waktu Check In Waktu Pembukaan PLPG Tahap Agustus 2015 LPMP Provinsi Nomor KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI PANITIA SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN RAYON 131 UNIVERSITAS CENDERAWASIH JAYAPURA Alamat: Kampus UNCEN Abepura Jalan Sentani-Abepura Tlp. (0967)

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI PAPUA Lampiran : 1 (satu). DENGAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN Untuk mengukur kinerja Kabupaten Barru, disusun indikator kinerja sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, yang meliputi: (1)

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF PENDIDIKANJAWA TIMUR

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF PENDIDIKANJAWA TIMUR BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF PENDIDIKANJAWA TIMUR 5.1. Matriks Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, dan Pendanaan Indikatif Berdasarkan

Lebih terperinci

DAFTAR PENERIMA SURAT KELOMPOK V

DAFTAR PENERIMA SURAT KELOMPOK V DAFTAR PENERIMA SURAT KELOMPOK V Lampiran I Surat No. B.41/S.KT.03/2018 Tanggal: 19 Februari 2018 Kementerian/Lembaga 1. Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; 2. Sekretaris Jenderal

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009 PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG DUKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI TERHADAP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS DAN RINTISAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN KEPADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DENGAN

Lebih terperinci

PROGRAM KEAKSARAAN DAN BUDAYA BACA 2016

PROGRAM KEAKSARAAN DAN BUDAYA BACA 2016 PROGRAM KEAKSARAAN DAN BUDAYA BACA 2016 1 ANALISIS SITUASI DAN ARAH KEBIJAKAN Menurut kelompok Umur dan Tempat tinggal 3 Proporsi Penduduk Melek Huruf Data Melek Aksara 2014 90,05 45+ 86,06 94,26 95,88

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Pendidikan Kota Probolinggo Tahun 2016 ini disusun untuk mengukur tingkat keberhasilan atau kegagalan dalam

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENSTRA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOTA TANGERANG PERIODE TAHUN 2014-2018 Penyusunan Rencana Strategis Dinas Pendidikan dan Kebudayaan periode 2014-2019 merupakan amanat perundang-undangan

Lebih terperinci

Pemutahiran Basis Data Terpadu (PBDT) Tahun 2015 di Kabupaten Asmat

Pemutahiran Basis Data Terpadu (PBDT) Tahun 2015 di Kabupaten Asmat Nomor : BRS-01/BPS-9415/Th. I, 26 April 2016 Pemutahiran Basis Data Terpadu (PBDT) Tahun 2015 di Kabupaten Asmat 1. Jumlah rumah tangga hasil Pemutahiran Basis Data Terpadu (PBDT) tahun 2015 di Kabupaten

Lebih terperinci

PROFIL PROVINSI JAWA BARAT

PROFIL PROVINSI JAWA BARAT IV. PROFIL PROVINSI JAWA BARAT Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

jayapurakota.bps.go.id

jayapurakota.bps.go.id INDEKS PEMBANGUNGAN MANUSIA DAN ANALISIS SITUASI PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA JAYAPURA TAHUN 2015/2016 ISSN: Nomor Katalog : 2303003.9471 Nomor Publikasi : 9471.1616 Ukuran Buku Jumlah Halaman Naskah : : 16,5

Lebih terperinci

PROFIL PEMBANGUNAN PAPUA

PROFIL PEMBANGUNAN PAPUA 1 PROFIL PEMBANGUNAN PAPUA A. GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI WILAYAH Provinsi Papua terletak pada posisi2 o 25' LU - 9o LS dan 3 o 48' Lintang Selatan, serta 119 o 22' dan 124 o 22' Gambar 1. bujur Timur.

Lebih terperinci

DAFTAR DAERAH AFIRMASI LPDP TAHUN 2018

DAFTAR DAERAH AFIRMASI LPDP TAHUN 2018 DAFTAR DAERAH AFIRMASI LPDP TAHUN 2018 No. Kabupaten / Kota Provinsi 1 Aceh Singkil Aceh 2 Nias Sumatera Utara 3 Nias Selatan Sumatera Utara 4 Nias Utara Sumatera Utara 5 Nias Barat Sumatera Utara 6 Kepulauan

Lebih terperinci

C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA Analisis capaian kinerja dilaksanakan pada setiap sasaran yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan setiap urusan pemerintahan daerah baik urusan wajib maupun urusan pilihan.

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara No.107, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PENDIDIKAN. Guru. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6058) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR KOORDINASI STRATEGIS ASISTENSI PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PAPUA BARAT

LAPORAN AKHIR KOORDINASI STRATEGIS ASISTENSI PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PAPUA BARAT 2015 LAPORAN AKHIR KOORDINASI STRATEGIS ASISTENSI PERCEPATAN PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA DAN PAPUA BARAT Direktorat Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/BAPPENAS

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 129a/U/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 129a/U/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 129a/U/2004 TENTANG BIDANG PENDIDIKAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Berdirinya Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara

BAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Berdirinya Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Berdirinya Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara Dinas Pendidikan telah menjadi sejarah yang tak terlupakan bagi Indonesia. Keberadaan Dinas Pendidikan sudah ada sejak

Lebih terperinci

Refleksi Kritis Kondisi Pendidikan di Papua 1

Refleksi Kritis Kondisi Pendidikan di Papua 1 Refleksi Kritis Kondisi Pendidikan di Papua Disampaikan pada Forum Kebijakan Strategis untuk Pembangunan Papua: Melacak Akar Ketertinggalan Pendidikan di Provinsi Papua dan Papua Barat, Gugus Tugas Papua

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PINGGIRAAN MELALUI SAGU

PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PINGGIRAAN MELALUI SAGU REPUBLIK INDONESIA PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PINGGIRAAN MELALUI SAGU Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi 9 November 2016 1 1. MENGHADIRKAN KEMBALI NEGARA UNTUK MELINDUNGI

Lebih terperinci

Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan)

Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan) Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan) Grafik 3.2 memperlihatkan angka transisi atau angka melanjutkan ke SMP/sederajat dan ke SMA/sederajat dalam kurun waktu 7 tahun terakhir. Sebagaimana angka

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) & INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) & INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI) INDIKATOR (IKU) & INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI) PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI DINAS PENDIDIKAN Jalan Ahmad Yani No. 05 Ngawi Kode Pos : 63202, Tromol Pos 09 Tlp. (0351) 79198 Fax. (0351) 79078 Email :

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH KHUSUS PROVINSI PAPUA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN ANGGOTA MAJELIS RAKYAT PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH KHUSUS PROVINSI PAPUA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN ANGGOTA MAJELIS RAKYAT PAPUA OK GUBERNUR PAPUA PERATURAN DAERAH KHUSUS PROVINSI PAPUA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN ANGGOTA MAJELIS RAKYAT PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI SUMATERA UTARA. Renova Marpaung. Abstrak. Kata Kunci : Manajemen Mutu, Pembangunan, Pendidikan

IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI SUMATERA UTARA. Renova Marpaung. Abstrak. Kata Kunci : Manajemen Mutu, Pembangunan, Pendidikan IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI SUMATERA UTARA Renova Marpaung Abstrak Implementasi manajemen mutu dalam pembangunan pendidikan di Provinsi Sumatera Utara menyangkut perencanaan,

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang:

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2010 NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2010 NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2010 NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI KUTAI TIMUR,

Lebih terperinci

Lampiran 1 Nomor : 6517 /D.3.2/06/2017 Tanggal : 22 Juni Daftar Undangan

Lampiran 1 Nomor : 6517 /D.3.2/06/2017 Tanggal : 22 Juni Daftar Undangan Lampiran 1 Nomor : 6517 /D.3.2/06/2017 Tanggal : 22 Juni 2017 Daftar Undangan 1. Kepala Badan Pengembangan SDM Kabupaten Boalemo 2. Kepala Badan Pengembangan SDM Kabupaten Bone Bolango 3. Kepala Badan

Lebih terperinci

Bagian Kedua Kepala Dinas

Bagian Kedua Kepala Dinas BAB X DINAS PENDIDIKAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 180 Susunan Organisasi Dinas Pendidikan, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2.

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembukaan UUD 45 mengamanatkan Pemerintah Negara Republik Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum,

Lebih terperinci

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI GURU DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BANYUWANGI

- 1 - BUPATI BANYUWANGI - 1 - BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 6 TAHUN : 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR, Menimbang :

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN KOORDINASI KEGIATAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TAHUN 2015

KEBIJAKAN DAN KOORDINASI KEGIATAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TAHUN 2015 KEBIJAKAN DAN KOORDINASI KEGIATAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TAHUN 2015 Disampaikan pada Temu Koordinasi Penyelenggara Program Pendidikan Masyarakat Bandung, 30 April 2015 oleh: Dr. Ir.

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER, Menimbang : a. Bahwa dengan ditetapkan

Lebih terperinci

Strategi Kebijakan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Tahun 2016

Strategi Kebijakan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Tahun 2016 Strategi Kebijakan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan Tahun 2016 Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Promotion of Lifelong learning

Lebih terperinci

KEBIJAKAN OTONOMI KHUSUS PAPUA

KEBIJAKAN OTONOMI KHUSUS PAPUA Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia KEBIJAKAN OTONOMI KHUSUS PAPUA Forum Kebijakan Strategis untuk Pembangunan Papua DR. SUMARSONO, MDM Direktur Jenderal Otonomi Daerah Yogyakarta, 18 September

Lebih terperinci

SASARAN Uraian Sasaran Indikator Satuan 1 2. Formulasi perhitungan: (Jumlah siswa usia tahun dijenjang SD/MI/Paket A,

SASARAN Uraian Sasaran Indikator Satuan 1 2. Formulasi perhitungan: (Jumlah siswa usia tahun dijenjang SD/MI/Paket A, Lampiran Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banjar Nomor : 420/Kpts.203-Disdikbud Tanggal : 27 Oktober 2014 Tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Dilingkungan Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG

Lebih terperinci

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL

DAFTAR DAERAH TERTINGGAL DAFTAR DAERAH TERTINGGAL DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN DAN TERLUAR (PERBATASAN) TAHUN 0 Dalam rangka pelaksanaan Beasiswa Afirmasi, Khususnya pemilihan Daerah yang termasuk dalam katagori Daerah

Lebih terperinci

Daftar Daerah Tertinggal

Daftar Daerah Tertinggal DAFTAR DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN DAN TERLUAR (PERBATASAN) TAHUN 2015 Dalam rangka pelaksanaan Beasiswa Afirmasi, Khususnya pemilihan Daerah yang termasuk dalam katagori Daerah Tertinggal, Terdepan dan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BAHAN SOSIALISASI PERMEN ESDM NOMOR 38 TAHUN 206 TENTANG PERCEPATAN ELEKTRIFIKASI DI PERDESAAN BELUM BERKEMBANG, TERPENCIL, PERBATASAN DAN

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN Prioritas dan sasaran merupakan penetapan target atau hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan yang direncanakan, terintegrasi, dan konsisten terhadap pencapaian

Lebih terperinci

TAMAN KANAK-KANAK Tabel 5 : Jumlah TK, siswa, lulusan, Kelas (rombongan belajar),ruang kelas, Guru dan Fasilitas 6

TAMAN KANAK-KANAK Tabel 5 : Jumlah TK, siswa, lulusan, Kelas (rombongan belajar),ruang kelas, Guru dan Fasilitas 6 DAFTAR TABEL DATA NONPENDIDIKAN Tabel 1 : Keadaan Umum Nonpendidikan 1 Tabel 2 : Luas wilayah, penduduk seluruhnya, dan penduduk usia sekolah 2 Tabel 3 : Jumlah desa, desa terpencil, tingkat kesulitan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : a. bahwa agar dalam penyelenggaraan pendidikan di

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 81 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 81 TAHUN 2008 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 81 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR MENIMBANG :

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAMBERAMO RAYA DI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAMBERAMO RAYA DI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAMBERAMO RAYA DI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat :

Lebih terperinci

B. PRIORITAS URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN

B. PRIORITAS URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN B. PRIORITAS URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN Pembagian urusan pemerintahan sesuai asas desentralisasi dalam sistem pemerintahan yang mensyaratkan adanya pembagian urusan yang jelas antara Pemerintah dengan

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KAB.CIANJUR

DINAS PENDIDIKAN KAB.CIANJUR Sasaran RKPD yang akan dicapai dalam Renja OPD: Meningkatnya akses masyarakat terhadap layanan pendidikan, Meningkatnya angka kelulusan siswa untuk seluruh jenjang pendidikan Tabel 1 Formulir Evaluasi

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF 5.1 Rencana Program dan Kegiatan Rencana program dan kegiatan yang akan dilaksanakan selama lima tahun yang

Lebih terperinci

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1 1 indikator kesejahteraan DAERAH provinsi papua sekretariat Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia Jl. Kebon Sirih No. 14 Jakarta Pusat 111 Telp

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN I. UMUM Pembangunan Kabupaten Majene merupakan bagian tak terpisahkan dari pembangunan

Lebih terperinci

Jayapura, November 2016 KEPALA BAPPEDA PROVINSI PAPUA. DR. Drs. MUHAMMAD MUSAAD, M.Si

Jayapura, November 2016 KEPALA BAPPEDA PROVINSI PAPUA. DR. Drs. MUHAMMAD MUSAAD, M.Si Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmat-nya sehingga publikasi Analisa Pembangunan Manusia Provinsi Papua Tahun 2015 dapat diterbitkan. Publikasi ini disusun oleh

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Indikator Kinerja Dinas Pendidikan Kota Pontianak yang mendukung visi, misi, tujuan dan sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumberdaya Lokal Menuju Masyarakat Papua Sejahtera

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumberdaya Lokal Menuju Masyarakat Papua Sejahtera BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Strategi pengelolaan sumberdaya alam secara lestari dalam mendukung peningkatan perekonomian masyarakat sebagaimana penjabaran Visi dan Misi Kepala Daerah terpilih periode

Lebih terperinci