ANALISA GAMBARAN PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA RELAWAN DAN CALON RELAWAN PADA YAYASAN BUDDHA TZU CHI INDONESIA DI JAKARTA BARAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA GAMBARAN PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA RELAWAN DAN CALON RELAWAN PADA YAYASAN BUDDHA TZU CHI INDONESIA DI JAKARTA BARAT"

Transkripsi

1 ANALISA GAMBARAN PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA RELAWAN DAN CALON RELAWAN PADA YAYASAN BUDDHA TZU CHI INDONESIA DI JAKARTA BARAT SILVIA Jurusan Komunikasi Pemasaran, Fakultas Ekonomi dan Komunikasi, Universitas Bina Nusantara Jln. K.H. Syahdan Gang Haji Senin No.27, Kemanggisan, Jakarta Barat No. HP penulis : Via.arvie8@gmail.com Nama Mahasiswa : Silvia Nama Dosen Pembimbing : D3647 Handy Martinus, S.T.,M.M..

2 Abstract Research Problem in this thesis emphasizes on how the process of interpersonal communication between volunteers and prospective volunteers is within Tzu Chi Social Foundation which is observed from the aspect of openness, emphaty, supportive-behaviour, positive-behaviour, and similarity. Research Purpose is to describe the process of interpersonal communication between volunteers and prospective volunteers which is observed from the aspect of openness, emphaty, supportive-behaviour, positive-behaviour, and similarity. Research Method used is case studies where this method aims to analyse the process of interpersonal communication between volunteers and prospective volunteers which is obtained through semi-structured interview technique, participative observation, and documents in order to describe the process of communication more real and concrete in touch with the facts and characters of the research subjects. Research Result is that the communication process observed from similarity, emphaty and supportive-behaviour aspects is found to be effective, while semantic barriers can still be found in similarity aspect and humanity barriers can also be found in positive-behaviour aspect within the self of prospective volunteers. Conclusion obtained from effective process of interpersonal communication between volunteers and prospective volunteers affects on the increasing number of Tzu Chi s volunteers. Key Words: Process Interpersonal Communication, Volunteers and Prospective Volunteers, Tzu Chi Foundation Abstrak Masalah Pokok Penelitian ini yaitu bagaimana proses komunikasi interpersonal antara relawan dan calon relawan pada Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia di Jakarta Barat yang ditinjau dari aspek keterbukaan, empati, perilaku suportif, perilaku positif, dan kesamaan. Tujuan Penelitian menggambarkan proses komunikasi interpersonal antara relawan dan calon relawan pada Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia di Jakarta Barat yang ditinjau dari aspek keterbukaan, empati, perilaku suportif, perilaku positif, dan kesamaan. Metode Penelitian yang digunakan adalah studi kasus dimana metode ini bertujuan menganalisis proses komunikasi antara relawan dan calon relawan yang didapat melalui teknik wawancara semi-terstuktur, pengamatan berperanserta, dan dokumen sehingga dapat menggambarkan proses komunikasi secara faktual dan aktual tentang fakta dan sifat objek penelitian. Hasil Penelitian ini adalah proses komunikasi yang ditinjau dari aspek keterbukaan, empati, dan perilaku suportif berjalan secara efektif. Masih ditemukan hambatan semantik dalam aspek kesamaan dan juga ditemukan hambatan manusiawi dalam aspek perilaku positif yang ada di dalam diri calon relawan. Simpulan yang didapatkan proses komunikasi interpersonal yang berjalan efektif antara relawan dan calon relawan berpengaruh terhadap bertambahnya jumlah relawan. (H) Kata Kunci: Proses Komunikasi Interpersonal, Relawan dan Calon Relawan, Yayasan Tzu Chi

3 PENDAHULUAN Perkembangan Tzu Chi yang jika dilihat dari perkembangan jumlah relawannya tidak terlepas dari peran relawan itu sendiri untuk dapat menambah jumlah anggota mereka. Tujuannya agar apa yang menjadi tujuan yayasan Tzu Chi Indonesia semakin dapat direalisasikan dengan baik. Setiap relawan sangat dihimbau untuk mampu membagikan informasi dan pengalaman mereka (sharing) kepada orang di sekitar mereka terutama bagi orang-orang yang memiliki niat sama yaitu bersumbangsih terutama bagi yang membutuhkan. Agar pengalaman relawan serta hal-hal positif yang relawan dapatkan bisa juga dirasakan dan dialami orang di sekitar mereka maka perlu suatu cara yang tepat untuk menyampaikan hal tersebut. Seperti yang kita ketahui komunikasi merupakan langkah awal dalam interaksi manusia dan komunikasi interpersonal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang paling sering digunakan. Komunikasi interpersonal memiliki kegunaan sebagai transfer informasi serta mengubah sikap pelaku komunikasi. Hal ini dikarenakan pelaku komunikasi antara yang satu dengan lainnya terlibat komunikasi yang sangat tinggi. Sama dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Muharto Toha dan Adityo Sudwi Nugroho dalam penelitian mereka yang berjudul Komunikasi Antarpribadi sebagai Strategi Sosialisasi Pelestarian Alam di Kepulauan Seribu yang hasilnya menyatakan bahwa strategi komunikasi interpersonal pada karyawan Balai Taman Nasional menggunakan komunikasi antarpribadi yang intensif yaitu keterbukaan, saling jujur, mendukung, dan berkesinambungan sehingga tiap individu yang terkait dapat saling mengerti terhadap informasi yang disampaikan serta dapat saling mengerti masalah-masalah yang mereka hadapi. Toha & Nugroho (2011:166) Komunikasi interpersonal juga sering menjadi tonggak atau penentu bagi bentuk komunikasi lainnya. Hal ini dikarenakan komunikasi interpersonal sebagai gerbang awal membangun sebuah hubungan. Selain sebagai gerbang untuk membangun sebuah hubungan, komunikasi interpersonal yang dilakukan secara efektif juga dapat meningkatkan hubungan diantara pelaku komunikasi yang terlibat. Fungsi komunikasi interpersonal ini diperkuat dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Holy dalam penelitiannya yang berjudul Efektivitas Komunikasi Interpersonal Guru dan Murid yang menemukan komunikasi interpersonal yang ditinjau dari aspek keterbukaan, empati, dan perilaku suportif berjalan efektif sehingga dapat meningkatkan hubungan interpersonal guru dan murid serta keduanya merasa memiliki hubungan yang baik. Holy (2013: 197) Melihat dari banyaknya efek positif dari komunikasi interpersonal tentu bentuk komunikasi interpersonal ini yang juga terus dianjurkan dan juga sudah menjadi bagian dari bentuk komunikasi yang digunakan relawan untuk berkomunikasi dengan calon relawan. Relawan dalam proses komunikasi interpersonal dengan calon relawan juga mengharapkan sesuatu yang hendak dicapai dalam berkomunikasi yakni mengharapkan komunikasi interpersonal yang efektif sama dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan. Karena komunikasi yang tidak mengupayakan untuk efektif sama saja komunikasi tersebut dapat dikatakan tidak memiliki arah atau tujuan. Dengan adanya proses komunikasi yang efektif terutama dalam komunikasi interpersonal selain membangun relasi yang baik juga dapat mempererat hubungan relawan dengan calon relawan serta dapat menarik calon relawan agar dapat menjadi bagian anggota relawan. Sehingga tujuan dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dalam melayani masyarakat indonesia khususnya di Wilayah Jakarta Barat dapat berjalan dengan baik. Penambahan relawan dalam Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia khususnya di wilayah Jakarta Barat tidak terlepas dari proses komunikasi yang terjadi antara relawan dan calon relawan. Berkomunikasi dengan baik dan membangun relasi erat kaitannya dengan peminatan Public Relations. Penting bagi seorang Public Relations untuk dapat memahami serta menerapkan apa yang didapat selama mengenyam pendidikan untuk membangun

4 hubungan yang baik dengan orang sekitar guna menunjang dalam berkegiatan atau beraktivitas di kehidupan bermasyarakat. Dengan adanya semua penjelasan di atas, peneliti memberikan judul pada penelitian ini adalah Analisa Gambaran Proses Komunikasi Interpersonal Antara Relawan dan Calon Relawan pada Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia di Jakarta Barat. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah, peneliti merumuskan masalah dalam bentuk poin poin pertanyaan penelitian. Diantaranya: a. Bagaimana gambaran proses komunikasi interpersonal antara relawan Yayasan Buddha Tzu Chi dan calon relawan yang ditinjau dari aspek keterbukaan (openness)? b. Bagaimana gambaran proses komunikasi interpersonal antara relawan Yayasan Buddha Tzu Chi dan calon relawan yang ditinjau dari aspek perilaku positif (positiviness)? c. Bagaimana gambaran proses komunikasi interpersonal antara relawan Yayasan Buddha Tzu Chi dan calon relawan yang ditinjau dari aspek empati (empathy)? d. Bagaimana gambaran proses komunikasi interpersonal antara relawan Yayasan Buddha Tzu Chi dan calon relawan yang ditinjau dari aspek perilaku suportif (suportiveness)? e. Bagaimana gambaran proses komunikasi interpersonal antara relawan Yayasan Buddha Tzu Chi dan calon relawan yang ditinjau dari aspek kesamaan (equality)? f. Hambatan apa saja yang dijumpai oleh relawan dan calon relawan saat melakukan komunikasi interpersonal? Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini: a. Untuk menggambarkan proses komunikasi interpersonal antara relawan Yayasan Buddha Tzu Chi dan calon relawan yang ditinjau dari aspek keterbukaan (openness). b. Untuk menggambarkan proses komunikasi interpersonal antara relawan Yayasan Buddha Tzu Chi dan calon relawan yang ditinjau dari aspek perilaku positif (positiviness). c. Untuk menggambarkan proses komunikasi interpersonal antara relawan Yayasan Buddha Tzu Chi dan calon relawan yang ditinjau dari aspek empati (empathy). d. Untuk menggambarkan proses komunikasi interpersonal antara relawan Yayasan Buddha Tzu Chi dan calon relawan yang ditinjau dari aspek perilaku suportif (suportiveness). e. Untuk menggambarkan proses komunikasi interpersonal antara relawan Yayasan Buddha Tzu Chi dan calon relawan yang ditinjau dari aspek kesamaan (equality). f. Untuk mengetahui hambatan hambatan yang terjadi antara relawan Yayasan Buddha Tzu Chi dan calon relawan dalam berkomunikasi interpersonal. Landasan Konseptual Selain menggunakan beberapa penelitian sebelumnya sebagai tolak ukur dan masukan untuk membantu peneliti dalam penelitian ini, untuk mempermudah penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa landasan konseptual yang relevan dan mendukung penelitian, diantaranya: komunikasi, teori komunikasi, bentuk komunikasi, komunikasi interpersonal, komponen komunikasi interpersonal, ciri komunikasi interpersonal, efektivitas komunikasi interpersonal, hambatan komunikasi interpersonal, komunikasi interpersonal yang efektif, dan organisasi nonprofit.

5 METODE PENELITIAN Metode Penelitian Peneliti menggunakan metode penelitian studi kasus dalam penelitiannya ini. Studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau suatu situasi sosial. Peneliti studi kasus berupaya menelaah sebanyak mungkin data mengenai subjek yang diteliti. Dengan mempelajari semaksimal mungkin seorang individu, suatu kelompok, atau suatu kejadian, peneliti bertujuan memberikan pandangan yang lengkap dan mendalam mengenai subjek yang diteliti (Moleong, 2013: 201). Melalui metode penelitian yang akan diterapkan yakni metode studi kasus, peneliti dapat menguraikan dan menjelaskan secara komprehensif mengenai segala yang berhubungan dengan subjek penelitian yaitu relawan dan calon relawan berdasarkan data yang didapatkan di lapangan sehingga mampu menjawab sekaligus mendeskripsikan atas apa yang menjadi pertanyaan penelitian secara lengkap dan mendalam. Jenis/Tipe Penelitian Peneliti mengkategorikan penelitiannya termasuk ke dalam jenis deskriptif kualitatif karena ingin mendeskripsikan suatu peristiwa yang di amati dengan kata-kata untuk memperkuat hasil penelitiannya dari data yang diperoleh peneliti dan menelaah dan menguraikan setiap jawaban pertanyaan dan hasil yang didapat. Teknik Pengumpulan Data Menurut Denzin dan licoln dalam Moleong (2013:5), metode atau teknik pengumpulan data yang biasanya dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen. Oleh karena itu, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data, diantaranya: a. Wawancara Semi- terstruktur. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. (Moleong 2013: 186). Teknik wawancara yang digunakan yaitu Wawancara Semi-terstruktur karena tepat digunakan dalam penelitian kualitatif dibandingkan penelitian jenis lainnya. Ciri dari wawancara semi- terstruktur ini diantaranya: Suharsimi Arikunto (2010: 198). - Pertanyaan bersifat terbuka tetapi mempunyai batasan dan alur pembicaraan - Kecepatan/waktu wawancara dapat diprediksi - Fleksibel tetapi terkontrol - Memiliki pedoman wawancara yang dijadikan patokan dalam alur, urutan dan penggunaan kata - Tujuan wawancara adalah untuk memahami suatu fenomena. b. Pengamatan Berperanserta (observasi participant). Moleong (2013:176) mengemukakan pengamat berperan serta berarti melakukan dua peranan sekaligus, yaitu sebagai pengamat dan sekaligus menjadi anggota resmi dari kelompok yang diamati. Peranan peneliti yaitu berperan secara lengkap dimana peneliti menjadi anggota penuh dari kelompok yang diamati yang di kemukakan oleh Buford dalam metode penelitian kualitatif (Moleong 2013:176)

6 Peneliti berperan secara lengkap karena merupakan bagian dari anggota relawan yayasan Buddha Tzu Chi yang menjadi objek penelitian. Sehingga peneliti memungkinkan untuk dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan sebanyak mungkin dan sedalam mungkin. c. Dokumen. Moleong (2013:216) mengemukakan penggunaan dokumen terdapat empat pokok persoalan yaitu pengertian dan kegunaan, dokumen pribadi, udokumen resmi, dan kajian isi (content analisis). Dokumen yang akan digunakan oleh peneliti yaitu dokumen resmi yang berupa informasi-informasi mengenai objek penelitian yaitu seperti profil Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Selain itu juga dokumen dalam bentuk sekumpulan informasi seperti literatur-literatur yang memuat kajian atau teori yang digunakan sebagai acuan dan informasi pendukung dalam penyusunan penelitian. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dilakukan sepanjang proses penelitian dari memasuki lapangan untuk mengumpulkan data hingga sampai pada tahap akhir penelitian. Terkait dengan itu dalam Miles dan Huberman dalam Diah (2011: 29), bahwa teknik analisis data yang akan ditempuh melalui lima tahap yakni : a. Reduksi data. Mereduksi data, yaitu melakukan pengumpulan terhadap informasi penting yang terkait dengan masalah penelitian, selanjutnya data dikelompokan sesuai dengan topik masalah. b. Pengumpulan data. Data yang dikelompokan selanjutnya disusun dalam bentuk narasi sehingga berbentuk rangkaian informasi yang bermakna sesuai dengan masalah penelitian. c. Penyajian data. Melakukan interprestasi data yaitu menginterprestasikan apa yang telah diinterprestasikan oleh informan terhadap masalah yang diteliti. d. Penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan berdasarkan susunan narasi yang telah disusun sehingga dapat memberi jawaban atas penelitian. e. Evaluasi. Hasil analisis data dengan informan, yang didasarkan pada kesimpulan tahap keempat. Tahap ini dimaksud untuk menghindari kesalahan intepretasi dari hasil wawancara dengan sejumlah informan.

7 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Gambaran Proses Komunikasi Interpersonal Antara Relawan & Calon Relawan Analisis gambaran proses komunikasi interpersonal antara relawan dan calon relawan didapatkan berdasarkan wawancara dengan sejumlah informan dan catatan di lapangan selama peneliti sebagai pengamat berperaserta. Berikut hasil Analisis gambaran proses komunikasi interpersonal antara relawan dan calon relawan yang ditinjau dari lima aspek beserta hambatan komunikasi yang ditemukan: a. Keterbukaan Dalam hal yang dibicarakan dan sikap jujur antara relawan dan calon relawan dalam memberikan informasi maupun menanggapi informasi. Jika hubungan masih awal dan baru mengenal antara relawan dan calon relawan, mereka masih membicarakan yang bersifat umum dan tidak terlalu mendalam. Jika hubungan sudah dekat dan komunikasi terus berlanjut maka pembicaraan semakin mendalam baik mengenai sharing pribadi dan juga pengalaman di Tzu chi. Pada hasil wawancara ditemukan bahwa relawan yang lebih banyak membuka diri mereka terlebih dahulu dengan menceritakan tentang diri mereka dan inisiatif menanyakan kepada relawan. Hal ini mendukung apa yang menjadi hasil pengamatan berperanserta yaitu ditemukan relawan yang memberikan stimulus/dorongan kepada calon relawan untuk membuka diri. Berarti relawan berinisiatif menceritakan/memperkenalkan diri mereka dan bertanya kepada calon relawan terlebih dahulu sehingga calon relawan terdorong juga untuk membuka diri mereka. b. Empati Dalam hal memahami posisi ditemukan bahwa antara relawan dan calon relawan dapat saling memahami karena pada dasarnya tujuan mereka yang sama yaitu ingin bersumbangsih. Namun berdasarkan hasil pengamatan, ditemukan bahwa relawan yang lebih dapat memahami posisi calon relawan dibandingkan calon relawan memahami posisi relawan. Hal ini dikarenakan relawan yang lebih banyak mengikuti kegiatan, pengalaman, serta pembelajaran apalagi relawan pernah ditahap menjadi calon relawan. Karena mudahnya relawan memahami posisi maka peluang untuk ikut merasakan apa yang dirasakan calon relawan juga besar, berbeda dengan calon relawan dalam hal ikut merasakan apa yang dirasakan relawan belum bisa sepenuhnya. Antara calon relawan dan relawan dapat ikut merasakan dan memahami posisi dengan cara saling mendengarkan dari apa yang dibagikan (sharing). c. Perilaku Positif Ditemukan bahwa pandangan relawan terhadap calon relawan adalah positif. Pandangan positif tersebut yaitu calon relawan ikut berpartisipasi karena tujuannya amal sosial sekaligus untuk mengisi waktu luang dengan hal yang bermanfaat. Selain itu, pada hasil wawancara ditemukan bahwa terdapat juga pandangan relawan yang memandang bahwa calon relawan dapat ikut berpartisipasi karena dorongan dari keluarga dan teman. Sedangkan untuk pandangan calon relawan terhadap relawan ditemukan pandangan positif juga negatif. Pandangan positif didapatkan dari tayangan televisi DAAI TV yang menayangkan nilai positif dari kehidupan relawan dan Tzu Chi. Untuk pandangan negatif yang didapat berdasarkan dari hasil wawancara pandangan negatif terhadap relawannya yaitu relawan yang dijumpai masih belum kredibel dengan statusnya sebagai relawan. Sedangkan pada hasil pengamatan ditemukan pandangan calon relawan yang negatif pula terhadap yayasan Tzu Chi, yang dimana calon relawan menganggap bangunannya terlalu berlebihan untuk ukuran yayasan sosial. Dan untuk mengkomunikasikan pandangan relawan yang positif kepada calon relawan adalah dengan cara menyampaikan pujian, terima kasih, dan tindakan.

8 Demikian pula yang dilakukan calon relawan terhadap relawan jika pandangannya positif. Jika pandangan calon relawan masih kurang baik, calon relawan lebih menyampaikannya jika ada dorongan dari relawan untuk menyampaikannya, adanya kesempatan untuk menyampaikan, dan tentu disampaikan kepada relawan yang dianggap tepat/bijak. d. Perilaku Suportif Dalam hal meminta Informasi, ditemukan dari hasil pengamatan bahwa relawan yang lebih aktif untuk meminta informasi ataupun tanggapan kepada calon relawan selain itu juga karena relawan yang lebih menonjol dalam membagikan informasi dan pengalamannya selama di Tzu Chi. Isi dari informasi yang diminta kepada calon relawan sama dengan hasil wawancara. Dari informasi yang diminta selain mendapatkan tanggapan yang positif juga ditemukan tanggapan negatif calon relawan terhadap relawan. Menghadapi tanggapan yang negatif, relawan memilih untuk bersikap netral. Dari dorongan relawan dalam meminta dan membagikan informasi, calon relawan juga terdorong meminta informasi seperti deskripsi kegiatan dan jobdesk. Hasil pengamatan ditemukan calon relawan kurang aktif sehingga relawanlah yang memberikan perhatian dan menyampaikan informasi sesuai dengan hasil dari perhatiannya kepada calon relawan. Melalui sharing dan informasi yang disampaikan juga mengajak serta mendampingi sebagai salah satu bentuk dukungan relawan kepada calon relawan agar mereka dapat sampai ditahap relawan. Calon relawan dalam mendukung relawan dengan cara menunjukkan keseriusan dan antusiasnya dalam berkegiatan kepada relawan. Pada hasil wawancara, calon relawan yang sulit menyerap nilai/budaya Tzu Chi dan berhadapan dengan relawan yang dianggap kurang baik, wujud sikap suportif yang dilakukan calon relawan dengan cara mendengarkan dan mencoba memahami pengertian yang disampaikan oleh relawan. e. Kesamaan Dalam hal menyesuaikan diri bahwa keduanya melakukan upaya penyesuaian diri terutama upaya dari calon relawan. Relawan menyesuaikan diri dengan mencari kesamaan dan melihat karakteristik calon relawan yang dihadapi sedangkan calon relawan lebih berupaya menyesuaikan diri dengan budaya di lingkungan relawan dan Tzu Chi. Mulai dari memanggil sebutan khusus, berbicara, berpenampilan, bersikap, dan bertingkah laku. Dengan demikian, maka situasi komunikasi dapat berjalan lancar dan nyaman karena adanya upaya dari keduanya untuk dapat menyesuaikan diri. Walau mereka berkomunikasi dengan bahasa yang sopan sesuai dengan budaya Tzu Chi, bukan berarti situasi komunikasi menjadi kaku. Situasi komunikasi tetap berjalan akrab dan santai namun tetap pada batasannya. Hambatan Komunikasi Interpersonal Hambatan semantik ditemukan terdapat pada aspek kesamaan yang dimana calon relawan berupaya untuk menyesuaikan diri mereka karena didasarkan pada kebudayaan Tzu Chi yang mayoritas dalam berbahasa relawan menggunakan bahasa mandarin atau sebutan khusus dalam bahasa mandarin sehingga mengakibatkan calon relawan yang tidak bisa berbahasa mandarin tidak mengerti arti kata yang sering digunakan relawan selain itu, tentu juga berpengaruh pada salah pengucapan kata oleh calon relawan dalam menyampaikan umpan balik terutama untuk menyebutkan sebutan panggilan orang yang sudah menjadi budaya di Tzu Chi. Selain itu ditemukan pula hambatan masusia yaitu pandangan negatif di dalam aspek perilaku positif yaitu beberapa calon relawan memandang relawan masih kurang kredibel dengan status mereka dan calon relawan memandang bahwa bangunan Tzu Chi Centre berlebihan.

9 Pembahasan Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan, selanjutnya hasil dikaitkan dengan teoriteori yang berkaitan dan diuraikan sebagai berikut: Melihat bahwa relawan dalam melakukan komunikasi interpersonal dengan calon relawan lebih dahulu untuk terbuka dan mencoba untuk langsung ke tahap hubungan yang lebih intim dan menunjukkan sikap ramah-tamah yang bergerak menuju hubungan yang inti. Sehingga berarti di sini relawan langsung berada di tahap penetrasi sosial yang melewatkan tahap-tahapan sebelumnya dalam berkomunikasi interpersonal. Dengan adanya keterbukaan dari relawan dan calon relawan dalam berkomunikasi, tujuan komunikasi interpersonal telah dicapai yaitu relawan dan calon relawan dapat menemukan diri sendiri karena dengan adanya keterbukaan berarti memberikan kesempatan bagi relawan dan calon relawan untuk berbicara tentang apa yang mereka sukai juga mengenai diri mereka seperti yang dilakukan relawan dalam menceritakan diri mereka yaitu keseharian atau hobi mereka begitu juga sebaliknya hingga sampai pada sharing pengalaman. Terbuka dengan berbicara mengenai apa yang relawan ataupun calon relawan terutama mengenai diri mereka masing-masing berpengaruh kepada timbulnya empati dari keduanya. Karena dari apa yang dibagikan (sharing) relawan dan calon relawan dapat mencoba untuk ikut merasakan apa yang dirasakan lawan bicara mereka. Terutama dari sisi relawan yang lebih banyak pengalaman dan mendapatkan pembelajaran melalui kegiatan yang selama ini dilakukan, jika menemukan calon relawan yang sharing terutama mengenai kejadian di lapangan maka mudah bagi relawan untuk ikut merasakan serta memahami posisi calon relawan saat itu. Sama halnya dengan calon relawan yang juga dapat ikut merasakan dan memahami posisi relawann walau tidak sepenuh relawan. Dengan adanya empati melalui ikut merasakan dan memahami posisi antara keduanya maka mereka tidak akan menilai sikap salah satu diantaranya salah ataupun benar. Dengan adanya aspek empati tujuan yang dicapai yaitu membentuk dan menjaga hubungan yang lebih penuh arti karena melibatkan emosi atau perasaan diantara keduanya, selain itu dengan adanya aspek empati ini juga terutama dari sisi calon relawan, mereka merasa lebih diperhatikan, dihargai, dan dicintai. Dengan demikian komunikasi yang dirasakan terasa nyaman, akrab, dan hangat serta komunikasi interpersonal juga berjalan efektif. Pandangan dan perhatian yang positif yang ada pada diri relawan dan calon relawan akan terpelihara dengan baik jika hal tersebut dapat dikomunikasikan dengan baik dan dengan cara yang tepat. Sama halnya dengan yang dilakukan relawan, relawan lebih aktif untuk mengkomunikasikan pandangan positifnya terhadap calon relawan dengan menyampaikan pujian, mengucapkan terima kasih, dan dalam bentuk tindakan kepada calon relawan. Sehingga calon relawan juga terdorong untuk mengkomunikasikan pandangan mereka. Dengan mengkomunikasikan pandangan dan perhatian terutama yang positif tentu bermanfaat untuk membangun kerja sama yang efektif terutama jika berkaitan dengan kerjasama relawan dan calon relawan sebagai tim di lapangan. Selain kerjasama, perilaku positif juga dapat membantu calon relawan dalam interaksi dalam kesehariannya dengan relawan sebagai tempat berkonsultasi dan mendapatkan masukan-masukan yang mengarah kearah positif, begitu juga sebaliknya. Baik relawan dan calon relawan juga merasa dihargai keberadaanya melalui sikap yang menunjukkan perilaku suportif dengan cara meminta informasi. Kemudian dengan mengetahui informasi tersebutlah masing-masing dapat mengetahui apa yang perlu didukung, Oleh karena itu dalam aspek perilaku suportif ini juga adanya sikap keterbukaan

10 dan aspek empati yang ditunjukkan oleh relawan maupun calon relawan. Ditemukan bahwa calon relawan pasif dalam membagikan informasi ataupun meminta informasi sehingga relawan memberikan stimulus berupa pesan tentang dirinya terlebih dahulu, kemudian calon relawan menerima pesan sampai pada menginterpretasikan pesan yang disampaikan relawan seperti relawan yang menceritakan tentang pengalamannya selama di Tzu Chi dan pengalaman setelah mngikuti kegiatan. Maka calon relawan terdorong untuk menyampaikan kesan dan pengalamannya pula setelah mengikuti kegiatan. Atau seperti relawan yang menginfokan kegiatan, kemudian calon relawan terdorong untuk meminta informasi kepada relawan tentang deskripsi kegiatan dan jobdesk yang perlu dilakukan mereka saat di lapangan. Dari informasi yang didapat dan apabila respon tersebut positif maka relawan memberikan dukungan dengan cara terus menginformasikan pesan yang calon relawan butuhkan. Namun tidak semua respon dari calon relawan positif, masih terdapat respon negatif. Tetapi mereka terbuka dan berterus terang secara spontan dalam menyampaikan informasi tersebut. Mendapat tanggapan demikian, relawan juga menanggapi hal ini dengan cara mendengarkan dan menggunakan pemikiran yang terbuka serta memberikan jawaban netral sebagai bentuk dukungan dan perilaku suportif mereka misalnya memberikan jawaban kepada calon relawan bahwa di Tzu Chi terutama relawan masih pada tahap pembelajaran dan pelatihan diri agar menjadi pribadi yang lebih baik. Dari jawaban tersebut, relawan tidak memihak apa yang disampaikan calon relawan ataupun memihak posisinya sebagai relawan di Tzu Chi. Sebaliknya calon relawan memberikan bentuk dukungannya dalam perilaku suportif dengan cara mau mendengarkan dan mecoba memahami pengertian yang disampaikan oleh relawan. Selain itu juga dengan menunjukkan keseriusan dan antusias dalam mengikuti kegiatan untuk dapat bersumbangsih bagi mereka yang membutuhkan. Bersumbangsih bagi mereka yang membutuhkan menjadi suatu kesamaan niat dan tujuan bagi relawan dan juga calon relawan berpartisipasi di Tzu Chi yang merupakan organisisasi nonprofit bukan pemerintah yang kegiatannya bergantung pada pengumpulan dana guna menunjang operasional mereka. Dana yang didapatkanpun berasal dari relawan yang merupakan anggota yayasan dan juga sebagian besar calon relawan juga menjadi donatur tetap yayasan. Dari kesamaan nilai, tujuan, dan pengalaman relawan dan calon relawan menciptakan kesetaraan antara keduanya. Seperti kesamaan latar belakang antara relawan dan calon relawan juga berpengaruh pada keakraban diantara keduanya. Selain dari segi kesamaan pengalaman, tujuan, nilai, ataupun dalam hal latar belakang, kesamaan dalam hal mengirim dan menerima pesan juga terjadi dalam situasi komunikasi relawan dan calon relawan. Ini didukung karena budaya Tzu Chi yang membiasakan antar relawan juga calon relawan untuk memanggil sebutan/panggilan seperti Shi Xiong, Shi Jie yang artinya saudara satu perguruan/ajaran yang umurnya tidak terpaut terlalu jauh dan Shi Gu, Shi Bo yang digunakan untuk sebutan bagi orang yang lebih tua/seumuran orang tua yang artinya juga sama saudara/keluarga yang memiliki satu perguruan/ajaran sehingga semua orang adalah setara di Tzu Chi. Selain itu, kualitas dalam aspek kesamaan adanya pengakuan secara diam-diam oleh kedua pihak bahwa mereka sama-sama berarti dan dari perbedaan yang ada diupayakan untuk dipahami. Tentu situasi komunikasi dapat efektif lagi jika pemahaman tersebut dapat diwujudkan dengan tindakan langsung seperti upaya yang dilakukan dengan menyesuaikan diri antara relawan dan calon relawan. Relawan melakukan upaya penyesuaian diri yang dilihat dari karakter sedangkan calon relawan melakukan penyesuaian diri berdasarkan konteks komunikasi yakni konteks nilai dan konteks ruang. Nilai dan budaya Tzu Chi berpengaruh kepada hasil penelitian yang didapat bahwa calon relawan lebih banyak berupaya melakukan penyesuaian diri mereka terutama jika mereka masih berada dalam lingkungan Tzu Chi. Dari cara berpenampilan, berbicara, bersikap, dan bertingkah laku. Misalnya seperti upaya yang dilakukan calon relawan dalam hal kebiasaan makan, biasanya mengkonsumsi daging dan makanan kadangkala masih sisa saat bersama relawan, mereka

11 menyesuaikan diri dengan memakan makanan vegetarian dan menghabiskan makanan tersebut. Salah satu contoh tindakan calon relawan demikian dapat dikatakan pengakuan secara diam-diam terhadap relawan sebagai wujud rasa hormat. Dengan upaya dari keduanya terutama calon relawan melakukan penyesuaian diri, maka tentu berpengaruh kepada situasi komunikasi yang terjadi yaitu lancar, nyaman, dan akrab. Dalam berkomunikasi interpersonal antara relawan dan calon relawan, yang ditinjau dari kelima aspek hasil menunjukkan bahwa komunikasi yang berjalan termasuk efektif, namun masih ditemukan beberapa hambatan yaitu hambatan semantik dan hambatan manusiawi. Hambatan semantik yang terjadi dalam aspek kesamaan. Dalam berbahasa juga didasarkan pada kekhasan budaya dan nilai Tzu Chi, dibalik ini ternyata calon relawan menemukan hambatan dalam mengerti dan memahami bahasa yang digunakan oleh relawan. Sehingga calon relawan tidak mengerti bahasa yang digunakan. Ini berdampak kepada umpan balik yang disampaikan calon relawan kepada relawan yaitu salah pengucapan kata asing tersebut yang tentu berbeda bunyi dan makna kata yang dimaksud oleh calon relawan kepada relawan. Selanjutnya juga ditemukan hambatan manusiawi dalam aspek perilaku positif yang berasal dari dalam diri calon relawan. Ditemukan pandangan negatif yang terdapat dalam aspek perilaku positif yaitu beberapa calon relawan memandang relawan masih kurang kredibel dengan status mereka dan juga calon relawan memandang bahwa bangunan Tzu Chi Centre berlebihan untuk ukuran Yayasan Sosial. Namun dengan pernyataan atau pandangan demikian, relawan menyikapinya dengan menunjukkan perilaku suportifnya yaitu bersikap netral. Dan disini calon relawan juga menunjukkan perilaku suportifnya dengan mencoba untuk mendengarkan. Dalam komunikasi yang terjadi antara relawan dan calon relawan memiliki suatu tujuan yaitu untuk mencapai suatu komunikasi yang efektif. Melalui tercapainya komunikasi yang efektif, keduanya dapat membangun hubungan yang lebih dekat juga relawan dapat memberikan dorongan kepada calon relawan untuk dapat menjadi bagian dari relawan. Sehingga dengan komunikasi yang ada dapat menjadi proses bagi relawan khususnya untuk menyampaikan stimulusnya agar dapat mengubah ataupun membentuk perilaku dari calon relawan agar sesuai dengan apa yang diharapkan relawan. Untuk mengubah ataupun membentuk perilaku, komunikasi interpersonal sangat efektif dilakukan karena dengan komunikasi ini, baik relawan dan calon relawan dapat memberikan dan menerima pesan dengan efek umpan balik yang didapat secara langsung/tatap muka. Relawan dan calon relawan memiliki karakter yang berbeda-beda seperti sifat-sifat, pendapat, pandangan, nilai, pikiran, dan perilaku. Namun dengan adanya komunikasi interpersonal, diantara keduanya dapat bertoleransi dalam memberikan dan menerima perbedaan yang ada, yang dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan adanya upaya dari relawan maupun dari calon relawan yang tidak hanya dilakukan saat mereka berbicara tetapi juga dalam bersikap dan berperilaku. Dalam komunikasi interpersonal antara relawan dan calon relawan sering ditemukan bahwa mereka saling sharing atau berbagi informasi yang tentu bermanfaat bagi keduanya yaitu mendapatkan informasi yang dibutuhkan dan juga dapat memberikan stimulus bagi keduanya untuk dapat semakin terbuka hingga sampai pada tahap melibatkan emosi seperti perasaan dan juga dapat mempengaruhi serta mengubah sikap/perilaku. Hal ini berarti komunikasi interpersonal efektif yang terjadi berfungsi untuk meningkatkan hubungan insani diantara keduanya.

12 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Proses komunikasi interpersonal antara relawan dan calon relawan ditinjau dari aspek keterbukaan berjalan efektif. Dilihat dari kualitas pertama yang dibicarakan antara keduanya hal-hal yang bersifat umum dan tidak terlalu mendalam namun tetap menunjukan adanya kemauan untuk membuka diri. Selanjutnya untuk kualitas kedua yaitu kejujuran, antara relawan dan calon relawan jujur dalam menyampaikan dan menanggapi pesan. 2. Proses komunikasi interpersonal antara relawan dan calon relawan ditinjau dari aspek empati berjalan efektif. Melalui keterbukaan diantara keduanya, ditemukan keduanya dapat saling memahami posisi dan ikut merasakan terutama dari sisi relawan ke calon relawan. Calon relawanpun dapat memahami serta ikut merasakan yang dirasakan relawan walau tidak sepenuh relawan ke calon relawan. 3. Proses komunikasi interpersonal antara relawan dan calon relawan diltinjau dari aspek perilaku positif mendekati efektif. Yang pertama kualitas memiliki pandangan positif. Pandangan relawan terhadap calon relawan positif yaitu calon relawan berpartisipasi tujuannya baik yaitu sebagian besar ingin bersumbangsih. Namun dari sisi calon relawan masih terdapat beberapa pandangan negatif dari diri calon relawan kepada relawan dan juga Tzu Chi. Dan untuk kualitas kedua yaitu pandangan-pandangan yang terutama positif, dikomunikasikan oleh relawan dan calon relawan dalam bentuk ucapan maupun tindakan. Sedangkan pandangan yang negatif, dikomunikasikan calon relawan kepada relawan yang dianggap tepat dan bila diberikan dorongan. 4. Proses komunikasi interpersonal antara relawan dan calon relawan ditinjau dari aspek perilaku suportif berjalan efektif. Kualitas pertama yaitu keduanya meminta informasi terutama relawan yang lebih aktif dalam hal meminta informasi kepada calon relawan. Kemudian selanjutnya calon relawan juga terdorong meminta informasi kepada relawan. Informasi yang didapat ada yang positif dan negatif. Untuk informasi positif, relawan memberikan dukungan dalam bentuk informasi kegiatan serta ajakan untuk ikut serta sedangkan calon relawan menunjukkannya dengan cara serius dan antusias dalam berkegiatan. Untuk informasi negatif dari calon relawan, relawan mencoba untuk mendengarkan dan memberi jawaban yang tidak memihak sebagai wujud perilaku positif. Demikian pula yang dilakukan dari calon relawan terhadap tanggapannya mengenai nilai dan kebudayaan Tzu chi, calon relawan mencoba mendengarkan penjelasan dan mencoba untuk mengerti/memahami sebagai wujud perilaku supotif calon relawan ke relawan. 5. Proses komunikasi interpersonal antara relawan dan calon relawan ditinjau dari aspek kesamaan mendekati efektif. Situasi yang berjalan dalam komunikasi diantara keduanya berlangsung lancar, nyaman, dan akrab. Hal ini dikarenakan selain adanya kesamaan dalam hal latar belakang, nilai, dan tujuan, mereka juga dapat saling menyesuaikan diri satu sama lain. Relawan yang menyesuaikan diri sesuai dengan karakteristik calon relawan sedangkan calon relawan menyesuaikan diri dengan budaya dan kebiasaan relawan dan Tzu Chi namun masih menemukan hambatan dalam menyesuaikan diri. 6. Ditemukan hambatan semantik pada aspek kesamaan yaitu calon relawan tidak mengerti bahasa mandarin sehingga mereka tidak dapat melafalkan/mengucapkan kata dengan benar. Juga ditemukan hambatan manusiawi pada aspek perilaku positif yaitu beberapa calon relawan memandang relawan Tzu Chi kurang kredibel dengan statusnya sebagai relawan Tzu Chi dan pandangan mengenai Tzu Chi yang bangunannya terlalu mewah/berlebihan. Proses komunikasi interpersonal antara relawan dan calon relawan di Jakarta Barat yang ditinjau dari kelima aspek, tiga diantaranya sudah berjalan efektif yaitu aspek keterbukaan, empati, dan perilaku suportif. Untuk aspek perilaku positif hampir berjalan secara efektif karena masih terdapat hambatan manusiawi dari calon relawan ke relawan. Selanjutnya dari

13 aspek kesamaan hampir berjalan efektif juga karena situasi komunikasi berjalan baik yang juga didapat dari kualitas menyesuaikan diri, keduanya melakukan upaya untuk dapat menyesuaikan diri namun dalam upayanya yaitu calon relawan masih menemukan hambatan semantik. Jadi dapat disimpulkan gambaran proses komunikasi interpersonal yang terjadi antara relawan dan calon relawan pada Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia di Jakarta Barat dikatakan berjalan dengan efektif. Hasil/kesimpulan yang didapat sesuai serta didukung dengan data/dokumen yang didapatkan mengenai pertambahan jumlah relawan yang meningkat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses komunikasi interpersonal yang efektif antara relawan dan calon relawan berpengaruh terhadap peningkatan jumlah relawan pada Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia khususnya pada wilayah Jakarta Barat. Saran 1. Akademis Penelitian ini dapat digunakan untuk referensi /rujukan bagi peneliti selanjutnya terutama dalam bidang ilmu komunikasi secara umum, penelitian di bidang dan kajian yang sama. 2. Praktis Bagi Relawan a. Dalam mengatasi hambatan komunikasi interpersonal antara relawan dan calon relawan khususnya hambatan semantik, calon relawan yang mengalami kesulitan dalam mengerti arti kata yang sudah menjadi kebiasaan relawan dalam berkomunikasi, hendaknya relawan mensosialisasikan dulu kata-kata yang sering digunakan mereka. Yaitu dengan memberitahu makna, alasan penggunaan kata tersebut, dan cara pengucapan yang benar. Sehingga menghindari calon relawan yang hanya mengikuti tetapi tidak mengerti makna dari kata yang mereka ucapkan sendiri ataupun salah dalam pelafalan/pengucapan kata tersebut. b. Hendaknya relawan juga mensosialisasikan tentang kebudayaan dan memberikan penjelasan mengapa di Tzu Chi memiliki dan menerapkan budaya tersebut. c. Untuk menghindari pandangan calon relawan yang negatif terhadap relawan dan Tzu Chi, relawan juga sebaiknya dapat tetap bersikap baik/humanis tidak hanya saat berada di lingkungan Tzu Chi tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari Bagi Calon Relawan a. Hendaknya calon relawan lebih aktif dan memiliki inisiatif untuk lebih terbuka. Baik dalam hal menceritakan tentang diri sendiri ataupun meminta informasi terlebih dahulu khususnya jika informasi tersebut berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan seperti informasi mengenai kegiatan yang diminati. b. Jika mengalami kesulitan dalam mengerti dan mengucapkan bahasa mandarin, sebaiknya calon relawan menanyakan juga arti dari kata tersebut dan menanyakan untuk pelafalan dan pengucapan kata yang benar. 3. Masyarakat/Umum Masyarakat dapat memperoleh informasi mengenai Yayasan Tzu Chi terutama bagi masyarakat yang memiliki minat menjadi bagian relawan. Selain itu masyarakat juga dapat mengetahui proses berkomunikasi interpersonal yang efektif dan sekaligus penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

14 REFERENSI Arni, Muhammad. (2005). Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara. Cangara, Hafied. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Kencana Prenada. Media Group. Devito, J. A. (2009). Human Communication: The Basic Course, (11th ed.). Boston: Allyn and Bacon. Devito, J. A. (2011). Komunikasi Antarmanusia. Edisi kelima. Tangerang: Karisma Publishing Group. Hidayat, Dasrun. (2012). Komunikasi Antarpribadi dan Medianya. Yogyakarta: Graha Ilmu. Moleong, J. L. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Moleong, J. L. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Moleong, J.L. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Morissan, M.A. (2008). Manajemen Public Relations: Strategi Menjadi Humas Profesional. Jakarta: Kencana. Mulyana, D. (2005). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Riswandi. (2013). Psikologi Komunikasi. Jakarta: Graha Ilmu. Sarwono, W. S. (2009). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali Pers. Suharsimi, A. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Suranto, A W. (2011). Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu. Susanto, Eko H. (2010). Komunikasi Manusia Esensi dan Aplikasi dalam Dinamika Sosial Ekonomi Politik. Jakarta: Mitra Wacana Media. Turner, Richard W. (2009). Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika.

15 JURNAL Holy, Sumarina. (2013). Efektivitas Komunikasi Interpersonal Guru dan Murid (Studi Kasus Pada TK Al-Quran Al-Ittihad Samarinda).Jurnal Ilmu Komunikasi. Universitas Mulawarman. Koblowe, Obono. (2012). Patterns of Mother - Daughter Communication for Reproductive Health Knowledge Transfer in Southern Nigeria. Global Media Journal. Canadian Edition. Nazari, R., Mohammad Ehsani, Faredeh Ashraf Gango, & Hamid Ghasemi. (2011). The Effects of Communication Skills and Interpersonal Communication on Organizational Effectiveness of Iranian Sport Managers and Presenting a Model. Middle-East Journal of Scientific Research. IDOSI Publications. Toha, Muharto., Adity Sudwi Nugroho. (2011). Komunikasi Antarpribadi sebagai Strategi Sosialisasi Pelestarian Alam di Kepulauan Seribu. Jurnal Ilmu Komunikasi. Universitas Persada Indonesia. Widya, P. (2013). Peranan Komunikasi Interpersonal Guru Dalam Meningkatkan Pengetahuan Anak (Studi pada Guru-guru di TK Santa Lucia Tuminting). Jurnal Acta Diurna. Universitas Sam Ratulangi. SKRIPSI Diah, Oktaviani. (2011). Efektivitas Komunikasi Antarpribadi antara Orang Tua dan Anak dalam Mengembangkan Kepribadian Anak (Suatu Studi Deskriptif Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Antara Orang Tua Dengan Anak Dalam Mengembangkan Kepribadian Anak Sekolah Dasar Di Kecamatan Coblong Kota Bandung). Skripsi S1 Fakultas Sosial dan Politik. Universitas Komputer Indonesia. RIWAYAT PENULIS Silvia, lahir 30 Mei 1992, di kota Jambi, dan berpendidikan formal S-1 Fakultas Ekonomi dan Komunikasi Jurusan Marketing Communication pada Universitas Bina Nusantara.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Paradigma menurut Bogdan dan Biklen (Moleong 2013: 49) adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan yang sejahtera merupakan harapan terbesar bagi setiap negara beserta masyarakatnya. Sebagai upaya untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera,

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Pada bagian ini berisikan mengenai penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh peneliti lain. Tujuan disajikan beberapa penelitian sebelumnya adalah sebagai

Lebih terperinci

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT 100904069 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Konsep Diri dalam Komunikasi Antarpribadi,

Lebih terperinci

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki

Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT. Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta. Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki Struktur Pertukaran Sosial Antara Atasan dan Bawahan di PT Sirkulasi Kompas Gramedia Yogyakarta Edwin Djaja / Ninik Sri Rejeki PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini digolongkan sebagai penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk

Lebih terperinci

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan.

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan. Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan Yora Munirah ABSTRAK Penelitian ini berjudul Hubungan Komunikasi Antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang mendeskripsikan segala sesuatu yang berhubungan dengan proses

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI BAGI PENGEMBANGAN DIRI MAHASISWA

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI BAGI PENGEMBANGAN DIRI MAHASISWA EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI BAGI PENGEMBANGAN DIRI MAHASISWA Indah Wahyu Utami, S.T., M.Si. 1, Margaretha Evi Yuliana, S.S, M.Si Teknik Informatika 1, Sistem Informasi 2 STMIK Duta Bangsa Surakarta

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: stakeholder, pelanggan, proses komunikasi interpersonal, tahapan penetrasi sosial

ABSTRAK. Kata kunci: stakeholder, pelanggan, proses komunikasi interpersonal, tahapan penetrasi sosial ABSTRAK Pada dasarnya setiap perusahaan tidak akan pernah terlepas dari stakeholder. Salah satu stakeholder eksternal perusahaan yang berperan penting dalam keberhasilan suatu perusahaan adalah pelanggan,

Lebih terperinci

Iklim Komunikasi pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Bandung

Iklim Komunikasi pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Bandung Iklim Komunikasi pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Bandung Gandyar Afriandi Hidayat 1, Asep Suryana 2, Teddy Kurnia Wirakusumah 3 Jurusan Ilmu Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi

Lebih terperinci

SYAMSUDIN Dr. Hera Heru SS, S.Pd. M.Pd. Prodi BK FKIP UNISRI ABSTRAK

SYAMSUDIN Dr. Hera Heru SS, S.Pd. M.Pd. Prodi BK FKIP UNISRI ABSTRAK UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK MODELING PADA SISWA KELAS X RPL A SMK NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SYAMSUDIN 11500039

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DAN MURID (Studi Kasus Pada TK Al-Quran Al-Ittihad Samarinda)

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DAN MURID (Studi Kasus Pada TK Al-Quran Al-Ittihad Samarinda) EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU DAN MURID (Studi Kasus Pada TK Al-Quran Al-Ittihad Samarinda) Holy Sumarina, GP Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman Abstrak Tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN ilmiah. 1 Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan jenis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi kerja 1. Pengertian motivasi kerja Menurut Anoraga (2009) motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja

Lebih terperinci

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYELESAIAN KONFLIK ANTARPRIBADI PADA KARYAWAN PT. PERTAMINA HULU ENERGI-WEST MADURA OFFSHORE, JAKARTA

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYELESAIAN KONFLIK ANTARPRIBADI PADA KARYAWAN PT. PERTAMINA HULU ENERGI-WEST MADURA OFFSHORE, JAKARTA PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PENYELESAIAN KONFLIK ANTARPRIBADI PADA KARYAWAN PT. PERTAMINA HULU ENERGI-WEST MADURA OFFSHORE, JAKARTA Zeannette Georgia Zettiara Besare PT. Pertamina Hulu Energi-West

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan yang bersifat deskriptif. Dalam penelitian deskriptif data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan

Lebih terperinci

PENDEKATAN KOMUNIKASI ANTAR PERSONAL GURU PADA ANAK USIA DINI DALAM PEMAHAMAN BACA IQRO (STUDI PADA TK ISLAM KEMARAYA KENDARI) Oleh :

PENDEKATAN KOMUNIKASI ANTAR PERSONAL GURU PADA ANAK USIA DINI DALAM PEMAHAMAN BACA IQRO (STUDI PADA TK ISLAM KEMARAYA KENDARI) Oleh : PENDEKATAN KOMUNIKASI ANTAR PERSONAL GURU PADA ANAK USIA DINI DALAM PEMAHAMAN BACA IQRO (STUDI PADA TK ISLAM KEMARAYA KENDARI) Oleh : *Asri Wati **Masrul *** Harnina Ridwan Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang hendak dijawab, pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut David Wiliams yang terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini digolongkan sebagai penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. semakin puas klien terhadap komunikasi yang dilakukan psikolog. kualitas komunikasi (X) terhadap kepuasan komunikasi (Y).

BAB IV PENUTUP. semakin puas klien terhadap komunikasi yang dilakukan psikolog. kualitas komunikasi (X) terhadap kepuasan komunikasi (Y). BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil empirik dan interpretasi data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh kualitas komunikasi interpersonal psikolog (X) terhadap kepuasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang sangat penting, karena salah satu upaya ilmiah yang menyangkut cara kerja untuk dapat memahami dan mengkritisi objek, sasaran suatu ilmiah untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu sesuai dengan judul skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu sesuai dengan judul skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian dan empiris dalam penelitian sangatlah diperlukan. Oleh karena itu sesuai dengan judul skripsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Pendekatan 58 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Ditinjau dari prosedur dan pola yang ditempuh oleh peneliti, penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Harmon dalam buku yang ditulis oleh Moleong 22, paradigma

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Harmon dalam buku yang ditulis oleh Moleong 22, paradigma BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Menurut Harmon dalam buku yang ditulis oleh Moleong 22, paradigma adalah cara mendasar untuk mempersepsi, berpikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis akan melakukan analisis daya tarik konsumen melalui sistem member produk Sophie Paris pada masyarakat desa Jurang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tipe ini hanya terbatas pada bahasan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

III. METODE PENELITIAN. yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat. Penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat. Penelitian ini 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam bentuk kualitatif deskriptif dengan pendekatan case study (studi kasus). Studi kasus adalah penelitian tentang status

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengajar muda dan peserta didik di desa tertinggal dalam meningkatkan motivasi

BAB III METODE PENELITIAN. pengajar muda dan peserta didik di desa tertinggal dalam meningkatkan motivasi 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian bersifat deskriptif, yaitu untuk memperoleh deskripsi mengenai Peranan komunikasi antar pribadi antara pengajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini difokuskan pada kegiatan untuk mengkaji, mendeskripsikan,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini difokuskan pada kegiatan untuk mengkaji, mendeskripsikan, 63 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini difokuskan pada kegiatan untuk mengkaji, mendeskripsikan, dan menganalisa pengembangan kurikulum muatan lokal BTQ pada MTs al- Junaidiyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dampak facebook terhadap perubahan pola komunikasi antar pribadi mahasiswa

BAB III METODE PENELITIAN. dampak facebook terhadap perubahan pola komunikasi antar pribadi mahasiswa BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan jenis penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan untuk mengetahui mengetahui studi dampak facebook terhadap perubahan pola komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, yaitu ingin mengetahui strategi humas Departemen Agama dalam mengkampanyekan penyelenggaraan ibadah haji untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pemerintahan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM)

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pemerintahan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga Pemerintahan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM) adalah suatu institusi dalam melindungi masyarakat dari produk obat dan makanan yang membahayakan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 3 PADANG ARTIKEL ILMIAH

KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 3 PADANG ARTIKEL ILMIAH KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 3 PADANG ARTIKEL ILMIAH Oleh FADHILA HAMIDATUS SHIFAH 53891/2010 JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling membantu dan mengadakan interaksi. berbagai sarana komunikasi salah satunya adalah Blackberry.

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling membantu dan mengadakan interaksi. berbagai sarana komunikasi salah satunya adalah Blackberry. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi memegang peranan penting bagi kehidupan suatu perusahaan, baik swasta maupun negeri. Komunikasi sangat penting untuk menjalin hubungan kerjasama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELTIAN. variabel (Kriyantono, 2006:69). Hal ini berarti bahwa peneliti terjun langsung

BAB III METODE PENELTIAN. variabel (Kriyantono, 2006:69). Hal ini berarti bahwa peneliti terjun langsung BAB III METODE PENELTIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian yang akan digunakan adalah tipe dekriptif kualitatif, yaitu tipe penelitian yang bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran globalisasi membawa pengaruh bagi kehidupan suatu bangsa, termasuk di Indonesia. Pengaruh globalisasi dirasakan diberbagai bidang kehidupan seperti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (Field Research). Field Research adalah penelitian yang dilakukan di lapangan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Untuk mencapai tujuan penelitian maka diperlukan suatu metode, sehingga dapat diperoleh gambaran yang jelas mengenai permasalahan yang akan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pola Komunikasi, Pola Bebas (All Channel), Komunikasi Interpersonal, Pembimbingan Skripsi

Kata Kunci: Pola Komunikasi, Pola Bebas (All Channel), Komunikasi Interpersonal, Pembimbingan Skripsi Pola Komunikasi Interpersonal Dalam Proses Pembimbingan Skripsi (Studi Kasus Pada Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta) Vera Amelya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 43 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan ini dipilih karena

Lebih terperinci

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU TERHADAP MINAT BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP PESANTREN IMMIM PUTRA MAKASSAR

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU TERHADAP MINAT BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP PESANTREN IMMIM PUTRA MAKASSAR PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU TERHADAP MINAT BELAJAR PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII DI SMP PESANTREN IMMIM PUTRA MAKASSAR EFFECT OF INTERPERSONAL COMMUNICATION TEACHER OF INTEREST

Lebih terperinci

GAMBARAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU MATA PELAJARAN DENGAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMPN 1 JAKARTA

GAMBARAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU MATA PELAJARAN DENGAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMPN 1 JAKARTA Gambaran Komunikasi Interpersonal Guru Mata Pelajaran Dengan Guru Bimbingan... Di SMPN 1 Jakarta GAMBARAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL GURU MATA PELAJARAN DENGAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMPN 1 JAKARTA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian komunikasi antar pribadi Komunikasi antar pribadi merupakan proses sosial dimana individu-individu yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication) Pengertian Komunikasi Antar Pribadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication) Pengertian Komunikasi Antar Pribadi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication) 2.1.1 Pengertian Komunikasi Antar Pribadi Menurut Joseph De Vito, dalam bukunya The Interpersonal Communication

Lebih terperinci

Ask.Fm dan Keterbukaan Diri (Studi Kasus Penggunaan Jejaring Sosial Ask.Fm dan Keterbukaan Diri di Kalangan Siswa SMA Negeri 3 Medan)

Ask.Fm dan Keterbukaan Diri (Studi Kasus Penggunaan Jejaring Sosial Ask.Fm dan Keterbukaan Diri di Kalangan Siswa SMA Negeri 3 Medan) Ask.Fm dan Keterbukaan Diri (Studi Kasus Penggunaan Jejaring Sosial Ask.Fm dan Keterbukaan Diri di Kalangan Siswa SMA Negeri 3 Medan) Nurul Rezekiah Putri 110904102 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Ask.Fm

Lebih terperinci

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR KARYAWAN DAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk KANTOR WILAYAH SEMARANG

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR KARYAWAN DAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk KANTOR WILAYAH SEMARANG KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR KARYAWAN DAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk KANTOR WILAYAH SEMARANG Selsia Kartika Sari, Prasetyo Budi Widodo Fakultas Psikologi, Universitas

Lebih terperinci

PERAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA KONFLIK ORGANISASI

PERAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA KONFLIK ORGANISASI Peran Komunikasi Antar Pribadi pada Konflik Organisasi Inge PERAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA KONFLIK ORGANISASI Inge Hutagalung 1 1) Magister Ilmu Komunikasi, Universitas Mercu Buana Jakarta Email:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata, gambar, bukan angka-angka. 1 Menurut Bogdan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 76 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitiaan Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penulis menggunakan pendekatan ini karena data yang dikaji adalah deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini adalah penelitian pendidikan, maka metode penelitian pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma adalah serangkaian keyakinan dasar yang membimbing tindakan. 1 Paradigma dalam penelitian ini adalah konstruktivisme. Menurut Guba dan Lincoln realitas

Lebih terperinci

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK Nelly Oktaviyani (nellyokta31@yahoo.com) 1 Yusmansyah 2 Ranni Rahmayanthi Z 3 ABSTRACT The purpose of this study

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN ORANGTUA DENGAN AKTIVITAS ANAK MENONTON TELEVISI

PENDAMPINGAN ORANGTUA DENGAN AKTIVITAS ANAK MENONTON TELEVISI PENDAMPINGAN ORANGTUA DENGAN AKTIVITAS ANAK MENONTON TELEVISI (Studi kasus pada keluarga di Perumahan Meranti Permai, Kecamatan Siantar utara, Kota Pematangsiantar) Julius Osvaldo Situmorang 100904041

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 TIPE PENELITIAN Penelitian merupakan suatu kegiatan (ilmiah) yang ditempuh melalui rangkaian proses yang panjang. Mengukitp dari Burhan Bungin, dalam konteks ilmu sosial,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Manifestasi Ideologi Visualisasi Opening Billboard Bumper (OBB) Program

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Manifestasi Ideologi Visualisasi Opening Billboard Bumper (OBB) Program 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian yang berjudul Manifestasi Ideologi Visualisasi Opening Billboard Bumper (OBB) Program Televisi di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pada poin ini akan membahas mengenai jenis penelitian serta tempat dan waktu penelitian, berikut adalah penjelasannya: 1. Jenis Penelitian Penulisan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian adalah suatu proses penyelidikankan yang ilmiah melalui pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyimpulan data berdasarkan pendekatan,

Lebih terperinci

Salsabila Khairani 1 ABSTRAK

Salsabila Khairani 1 ABSTRAK KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI ORANG TUA ANAK PENDERITA AUTIS DENGAN TERAPIS DALAM MASA TERAPI SERTA EFEKNYA TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK (Studi Pada Orang Tua Dan Terapis Siswa Autis Di SLB Dharma Bhakti Dharma

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara atau proses yang digunakan di

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara atau proses yang digunakan di 51 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara atau proses yang digunakan di dalam melakukan penelitian. Sebagaimana metode penelitian dibutuhkan oleh peneliti untuk tahapan di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan individu yang lain merupakan usaha manusia dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa manusia lain dan senantiasa berusaha untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Hubungan antara individu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Dalam penelitian ini peneliti berusaha mendeskripsikan kompetensi sosial remaja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau

BAB III METODE PENELITIAN. lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang peneliti lakukan yaitu jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang lengkap dan mendalam mengenai subjek yang diteliti. 1 Oleh karena itu,

BAB III METODE PENELITIAN. yang lengkap dan mendalam mengenai subjek yang diteliti. 1 Oleh karena itu, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus, sehingga peneliti berupaya memberikan pandangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam fungsinya sebagai individu maupun makhluk sosial. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam fungsinya sebagai individu maupun makhluk sosial. Komunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan sarana paling utama dalam kehidupan manusia, yang berarti tak ada seorangpun yang dapat menarik diri dari proses ini baik dalam fungsinya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Pertama yaitu, Communication Privacy Management Gay dalam Menjaga Hubungan Antarpribadi dengan teman.

BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Pertama yaitu, Communication Privacy Management Gay dalam Menjaga Hubungan Antarpribadi dengan teman. 122 BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Untuk memanajemen privasi komunikasinya, kaum gay memiliki cara yang berbeda-beda dalam mengungkapkan mana wilayah privat dan mana wilayah publik dengan teman, pasangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. 1 Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. 1 Menurut 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. 1 Menurut Lexy J. Moleong metode kualitatif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk memahami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar,

BAB III METODE PENELITIAN. yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode adalah suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Sedangkan penelitian adalah upaya dalam bidang ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Ekonomi Syariah (LP2ES) Learning Center Bandung, yang berlokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan ini berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan ini berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dimana dengan pendekatan ini berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Kegiatan penelitian mengenai pola asuh Asrama Aster dalam mengembangkan kemandirian belajar disabilitas PSBN Wyata Guna Bandung dilaksanakan secara sistematis

Lebih terperinci

KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 KEMAHIRAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOERNAL Oleh KAMMILAH NIM 090388201167 JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu enam bulan ini diharapkan dapat dimaksimalkan peneliti dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu enam bulan ini diharapkan dapat dimaksimalkan peneliti dalam 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini yaitu selama enam bulan, dimulai dari 20 juli 2015 sampai 20 Januari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 65 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu akan mendeskripsikan permasalahan dan fokus penelitian. Metode kualitatif adalah langkah-langkah

Lebih terperinci

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE Komunikasi menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia, setiap hari manusia menghabiskan sebagian besar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian yang di lakukan di SMP Pondok Modern Selamat Kendal ini tergolong dalam penelitian kualitatif, yakni penelitian yang bermaksud untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desa Mungseng sebagai tempat penelitian karena desa Mungseng merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. desa Mungseng sebagai tempat penelitian karena desa Mungseng merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di desa Mungseng yang berada di wilayah Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung Jawa Tengah.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dan contoh seperti apa seharusnya teknik riset yang baik. 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dan contoh seperti apa seharusnya teknik riset yang baik. 1 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma adalah kerangka konsep dasar yang menjadi acuan proses penelitian. Pada umumnya, suatu paradigma keilmuan merupakan sistem keseluruhan

Lebih terperinci

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU. Nur Oktapianti NIM :

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU. Nur Oktapianti NIM : PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTAR PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU Nur Oktapianti NIM : 090563201042 ABSTRACT This research aims to determine the process of interpersonal communication

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 METODE PENELITIAN KUALITATIF Metode pengumpulan data atau penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang berkualitas dan valid dengan tujuan agar data tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, digunakan jenis penelitian lapangan (field research). Field research adalah jenis penelitian dengan melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode studi kasus (case study), yaitu sebuah pencarian fakta dengan

BAB III METODE PENELITIAN. metode studi kasus (case study), yaitu sebuah pencarian fakta dengan 53 BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Penelitian pada skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus (case study), yaitu sebuah pencarian fakta dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas dan semangat rasa ingin tahu seseorang. Sang penguasa alam

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas dan semangat rasa ingin tahu seseorang. Sang penguasa alam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membaca merupakan suatu kegiatan yang dapat menambah wawasan dan mengasah otak untuk semua orang. Kegiatan membaca (teks, literatur) yang dibiasakan sejak dini (baca:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam proposal ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam proposal ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam proposal ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu suatu prosedur penelitian yang

Lebih terperinci

PERAN SIGNIFICANT OTHERS

PERAN SIGNIFICANT OTHERS PERAN SIGNIFICANT OTHERS DALAM PEMBENTUKAN KONSEP DIRI (Studi Kasus tentang Peran Romo dalam Pembentukan Konsep Diri Kaum Muda melalui Komunikasi Interpersonal di Gereja Paroki Santa Maria Assumpta Babarsari)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. asing lagi. Terbukti beberapa hotel berbintang tidak melewatkan sosok Public

BAB 1 PENDAHULUAN. asing lagi. Terbukti beberapa hotel berbintang tidak melewatkan sosok Public BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Public Relations dalam dunia perhotelan telah menjadi hal yang tidak asing lagi. Terbukti beberapa hotel berbintang tidak melewatkan sosok Public Relations sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. komunikasi dalam organisasi yaitu proses menciptakan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. komunikasi dalam organisasi yaitu proses menciptakan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang komunikasi dalam organisasi yaitu proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam hubungan jaringan yang saling bergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan

Lebih terperinci

KETERBUKAAN KOMUNIKASI PIMPINAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN PADA BRI CABANG KENDARI. *Annisa Agustina ** Sitti Harmin *** Saidin

KETERBUKAAN KOMUNIKASI PIMPINAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN PADA BRI CABANG KENDARI. *Annisa Agustina ** Sitti Harmin *** Saidin KETERBUKAAN KOMUNIKASI PIMPINAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN PADA BRI CABANG KENDARI *Annisa Agustina ** Sitti Harmin *** Saidin Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Matematika Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari masalah belajar. Pada dasarnya, prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : akomodasi, jawa, batak, interaksi

ABSTRAK. Kata kunci : akomodasi, jawa, batak, interaksi ABSTRAK Judul Skripsi : Pengalaman Akomodasi Komunikasi (Kasus: Interaksi Etnis Jawa dengan Etnis Batak) Nama : Osa Patra Rikastana NIM : 14030111140104 Jurusan : Ilmu Komunikasi Geografis Indonesia yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Menurut Moleong, penelitian kualitatif bermaksud untuk memahami fenomena

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang diperlukan bagi penggunanya, sehingga dapat memahami objek sasaran yang dikehendaki dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis penelitian 1. Pendekatan Penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yakni memahami tentang apa yang dialami

Lebih terperinci

GAMBARAN KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 48 Jakarta) Dwiny Yusnita Sari 1 Wirda Hanim 2 Dharma Setiawaty R.

GAMBARAN KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 48 Jakarta) Dwiny Yusnita Sari 1 Wirda Hanim 2 Dharma Setiawaty R. 51 GAMBARAN KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 48 Jakarta) Dwiny Yusnita Sari 1 Wirda Hanim 2 Dharma Setiawaty R. 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab IV, maka penulis menarik kesimpulan komunikasi antarpribadi orang tua dan anak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab IV, maka penulis menarik kesimpulan komunikasi antarpribadi orang tua dan anak BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan di analisa pada bab IV, maka penulis menarik kesimpulan komunikasi antarpribadi orang tua dan anak dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Kuhn dalam The Structure Of Scientific Revolutions mendefinisikan paradigma ilmah sebagai contoh yang diterima tentang praktek ilmiah sebenarnya. 1 Dari definisi

Lebih terperinci