BAB III FAKTOR FAKTOR YANG MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN PANDAI BESI TRADISIONAL. Peralatan produksi yang dimaksud di sini adalah alat-alat untuk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III FAKTOR FAKTOR YANG MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN PANDAI BESI TRADISIONAL. Peralatan produksi yang dimaksud di sini adalah alat-alat untuk"

Transkripsi

1 BAB III FAKTOR FAKTOR YANG MENDUKUNG KEBERLANGSUNGAN PANDAI BESI TRADISIONAL 3.1 Peralatan Produksi Peralatan produksi yang dimaksud di sini adalah alat-alat untuk melaksanakan suatu pekerjaan mulai dari alat sederhana seperti tanggam, paron, palu, kikir dan sebagainya hingga yang agak kompleks atau menggunakan tenaga listrik yaitu blower dan gerinda. Dipandang dari sudut alat-alat produksi dalam kebudayaan tradisional, dapat dibedakan antara pemakaian menurut fungsinya, dan pemakaian menurut lapangan pekerjaannya. Dari sudut fungsinya, alat-alat produksi itu dibagi ke dalam alat potong, alat tusuk dan pembuat lubang, alat pukul, alat penggiling, alat peraga, alat untuk membuat api, alat meniup api, tangga, dan sebaginya; sedangkan dari sudut lapangan pekerjaanya ada alat-alat rumah tangga, alat pengikal dan tenun, alat-alat pertanian, alat-alat penangkap ikan, jerat perangkap dan sebagainya. Peralatan produksi yang digunakan pandai besi merupakan peralatan yang dilihat dari fungsinya. Adapun peralatan pandai besi tersebut adalah: 1. Prapen/ tungku pembakaran Prapen adalah sebutan untuk tempat perapian dalam industri pande besi. Prapen ini berupa lubangan kecil dengan batu di bagian kiri dan kanannya. Prapen inilah yang menjadi wadah api untuk membakar besi-besi yang akan dibuat alat pertanian. Prapen ini terhubung dengan blower yang dihubungkan menggunakan 52

2 pipa pralon dari besi. Prapen ini harus dirawat kondisinya agar api yang dihasilkan nanti dapat maksimal. Karena hal ini sangat berpengaruh terhadap produktifitas industri sehingga setiap hari prapen ini harus di bersihkan untuk menghilangkan sisa-sisa pembakaran besi atau yang sering kita sebut dengan istilah tai besi. Dan paling tidak satu bulan sekali prapen ini dirombak dengan mengganti batu-batu disampingnya dan juga diatur sedemikian rupa lubang didalamnya. Karena batu-batu disamping kanan dan kiri ini semakin lama akan semakin terkikis. Jika tidak dilakukan perombakan maka api yang di hasilkan di prapen ini tidak akan maksimal.tungku pembakaran besi yang hanya berukuran 50 cm x 50 cm. 2. Blower Gambar 2. Prapen Blower adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan angin kencang untuk keperluan manusia. Alat ini berbentuk bulatan dengan terdapat kipas didalamnya dan ada lubang kecil untuk mengeluarkan angin yang dihasilkan. Walaupun alat ini merupakan alat yang modern, tapi kita tidak akan mudah menemuinya di sembarang tampat. Salah satu tempat dimana kita bisa menemui alat blower adalah dalam industri pande besi. Dalam industri pandai besi blower 53

3 ini berguna untuk meniup api yang ada dalam prapen. Sehingga akan menghasilkan api yang membara untuk proses pembakaran besi. Dulu sebelum adanya alat blower ini, pertukangan pande besi hanya menggunakan ubub untuk meniup api dalam prapen. Dengan adanya alat blower ini, pertukangan pandai besi bisa menghemat tenaga dan waktu untuk pembakaran besi. Namun alat ini juga memakan listrik yang lumayan besar. Sehingga industri juga harus menyisihkan beberapa pendapatan untuk listrik. Alat blower ini sekarang merupakan bagian penting dalam pertukangan pandai besi. 3. Palu (Martil) Gambar 3. Blower Palu (martil) terbuat dari besi baja, dengan tongkat pegangan dari kayu jati, alat ini memiliki berat 4 kg, 3 kg, 1 kg. Palu 4 kg berfungsi untuk menempa besi pertama kali dan palu yang digunakan untuk membelah batangan besi. Palu 3 kg berfungsi untuk menempa baja dan pamor setelah proses pembakaran. Palu 1 kg berfungsi untuk menempa nikel dan ganja setelah proses pembakaran. 54

4 Gambar 4. Palu 4. Paron (Landasan Tempa) Paron adalah alat yang biasa digunakan untuk tumpuan besi yang akan di tempa dalam industri pandai besi. Paron ini terbuat dari baja yang kemudian ditanam kedalam tanah dengan menggunakan kayu di setiap sisinya agar kuat untuk tumpuan. Paron ini di pilih dari besi baja yang mempunyai kualitas tinggi sehingga tidak akan patah atau penyok jika di pukul. Pada saat digunakan paron ini harus di siram air secara teratur agar tidak terlalu panas yang bisa menyebabkan paron patah. Bentuk dari paron ini seperti tumpuan-tumpuan pada umumnya yaitu dengan bentuk agak melebar pada bagian atas. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam industri pandai besi, besi-besi yang akan di jadikan alat-alat pertanian nantinya di taruh di atas paron lalu di pukul oleh para panjak. 55

5 5. Sapit/ Tang Gambar 5. Paron Sapit adalah sebuah catut besar terbuat dari besi baja, memiliki tungkai yang panjang tidak seperti catut pada umumnya. Fungsi alat ini untuk menjepit besi yang sedang dibakar. Gambar 6. Sapit/ Tang 6. Gunting Besi Gunting besi adalah alat untuk memotong besi. Terbuat dari besi baja dengan tongkat pegangan terbuat dari besi memiliki ukuran yang panjang. 56

6 Gambar 7. Gunting besi dengan penempa 7. Tanggam/ landasan kikiran Tanggam adalah alat untuk menjepit media kerja dalam proses pemotongan dan pengikiran agar mudah dikerjakan. 8. Kikir Gambar 8. Tanggam Berguna untuk membuat ricikan. Terbuat dari besi baja, bentuknya bermacammacam ada yang berukuran kecil, sedang dan besar. 57

7 9. Gerinda Gerinda digunakan untuk menghaluskan permukaan yang masih kasar. Gerinda digerakkan dengan mesin dan merupakan perlatan listrik. Ada 2 (dua) jenis gerinda yang digunakan yaitu gerinda duduk dan gerinda tangan. Gambar 9. Gerinda 10. Tatah/ pahat Tatah/ pahat adalah alat untuk menatah, membuat alur-alur. Terbuat dari besi baja yang memiliki ukuran bermacam-macam. 11. Gergaji Gergaji terbuat dari besi dan baja. Bentuknya tidak berbeda jauh dengan gergaji besi, alat ini banyak diju al di toko-toko besi. Fungsi dari alat ini untuk memotong bahan baku keris, sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan. 12. Wungkal (batu asah ) Berguna menajamkan bilah keris dan menghaluskan bilah keris. Terbuat dari batu alam atau buatan banyak dijual di toko besi. 58

8 13. Jembangan 14. Kuas 15. Tanduk kerbau, dll 3.2 Proses Penempaan Proses produksi pandai besi di Kelurahan Baja Dolok memiliki tahap yang hampir sama dari awal hingga akhir (finishing), hanya dalam proses pembentukan yang memiliki perbedaan baik dalam tekanan dan guntingan setiap sisinya. Gambar 10. Proses Penempaan 1. Adapun tahapan proses penempaan barang produksi tersebut adalah: Menyediakan per besi bekas mobil sesuai dengan kebutuhan, misalnya untuk membuat 20 sabit dibutuhkan ±5kg besi yang memiliki ukuran panjang 50 cm dan lebar 5cm serta ketebalan 0,5 cm. Setiap per yang akan dipergunakan diberikan ukuran pembagian berupa tanda menggunakan kapur papan setelahnya dipanaskan di tungku pembakaran hingga besi 59

9 berwarna kemerahan. Di samping proses pembakaran telah tersedia pahat pembelah yang digunakan untuk membelah besi sesuai ukuran yang diinginkan dan begitu selanjutnya hingga semua per besi selesai dibelah. 2. Setelahnya dilakukan proses pendinginan dengan cara menunggu hingga dingin besi agar sekat-sekat besi yang dibelah mudah untuk dipisahkan, setelah dingin sekat-sekatnya tersebut dipikul dengan martil yang berukuran 3kg hingga terpisah menjadi potongan-potongan besi yang diiinginkan. 3. Menyiapkan bara api, membakar potongan-potongan sampai merah membara sehingga mudah dibentuk. Dilakukan penempaan terhadap besi dengan cara ditempa dalam keadaan panas di atas landasan dengan menggunakan martil penempa. Menempa sesuai model yang diinginkan dapat dilakukan berulang ulang hingga menjadi bentuk yang diinginkan 4. Setelahnya dilakukan pembentukan dengan mengunting sisi-sisi agar menghasilkan bentuk sesuai dengan yang diinginkan menggunakan gunting besi. 5. Pemberian merek/cap menggunakan peralatan berupa bongkahan besi yang dipermukaannya telah dicetak tulisan merek pertukangan, setelahnya dilakukan perataan permukaan benda menggunkan batangan besi yang diletakkan diatasnya dengan cara dilandaskan dipermukaan benda. 6. Jika sudah menjadi bentuk yang diinginkan kemudian dilakukan penajaman dengan menggunakan gerinda yang merupakan peralatan listrik dan setelahnya di kikir supaya rapi permukaannya serta penjaman yang 60

10 dilakukan sebelumnya agar lebih tahan lama.untuk mendapatkan benda yang siap pakai dan tahan lama baik besi agar bebas dari korosit serta lebih tahan lama ketajamannya dilakukan penyepuhan. 7. Untuk membuat senjata tajam atau peralatan tajam lainnya diperlukan tahapan pengasahan. 8. Pengolahan kayu dan pemelituran. Kegiatan ini merupakan pembuatan kerangka dan pembuatan ukiran dari gagang pisau atau golok. Setelah itu kerangka tersebut dipelitur mengkilap sesuai dengan kebutuhan. Tetapi tidak selamanya gagang dari pisau ataupun golok dari kayu melainkan senyawa langsung dengan pisaunya, sehingga tidak dibutuhkan lagi pemelituran kayu untuk gagangnya. 3.3 Bahan Baku Jenis bahan baku yang digunakan dalam pembuatan produk pandai besi antara lain besi plat, per mobil baja, alumunium, arang, kuningan, kayu, pasir, tanduk kerbau, kulit, dan cat. Per mobil baja merupakan bahan utama yang dibutuhkan pandai besi untuk melakukan penempaan, per mobil memiliki jenis ketebalan. Ada yang memiliki ketebalan 3cm dan 1cm, per besi yang 3cm banyak digunakan oleh pandai besi yang sudah mempergunakan spring hummer sebagai penempa sedangkan jenis besi yang digunakan sebagian besar pertukangan yang berada di Baja Dolok menggunakan per besi yang berketebalan 1cm. Hal tersebut dikarenakan proses penempaan besi yang memiliki ketebalan 1cm lebih mudah dilakukan daripada yang 3cm dikarenakan pandai besi yang berada di Baja Dolok 61

11 masih menggunakan peralatan yang sederhana sehingga dibutuhkan tenaga lebih jika pengolahan per besi yang memiliki ketebalan yang 3cm. Arang merupakan bahan baku utama yang sangat diperlukan selama proses penempaan hingga proses penyepuhan. Arang adalah kayu yang dibakar setengah matang dengan cara di tobong dan nantinya juga dipakai lagi untuk pembakaran. Dalam industri pande besi, bahan untuk pembakaran besi ini menggunakan arang. Mengapa tidak menggunakan kayu saja atau menggunakan gas LPG yang lebih mudah dan praktis. Hal ini sangatlah berkaitan dengan bara api yang dihasilkan. Dengan menggunakan arang, bara api akan lebih cepat untuk membuat besi menjadi lunak. Selain itu dengan arang juga akan mempermudah empu untuk mengatur besar kecilnya bara api dan jangan sampai besi menjadi mijer. Berbeda seandainya menggunakan kayu, kayu tidak bisa menghasilkan bara api yang sempurna sehingga sulit untuk membuat besi menjadi lunak. Dengan kayu juga akan menghasilkan debu-debu yang banyak dan bisa mengganggu pekerjaan empu. Begitu pula dengan menggunakan gas LPG, selain harganya mahal, dengan menggunakan LPG juga akan mempersulit penempa serta anggota untuk mengatur besar kecilnya bara api yang dibutuhkan. Walaupun LPG bisa menghasilkan bara api yang sangat sempurna untuk pembakaran besi nantinya. 62

12 (a) Per Besi Bekas (b) Arang Gambar 11. Bahan Baku Kebutuhan bahan baku di dalam pembuatan produk pandai besi dibedakan menjadi internal dan eksternal. Bahan baku eksternal yang dimaksud adalah bahan baku yang berasal dari luar daerah Kecamatan Tanah Jawa baik dari Sumatera maupun luar Sumatera. Adapun bahan baku lainnya adalah bahan baku internal, yakni kebutuhan bahan baku besi yang dipasok oleh pedagang besi bekas yang berada di dalam daerah pusat perdagangan logam di khusunya di Kota Pematangsiantar sebagai pusat perdagangan logam. Beberapa pertukangan pandai besi di Kecamatan Tanah Jawa tidak sepenuhnya mengambil bahan baku dari satu tempat, namun ada 2 atau lebih jenis bahan baku yang berbeda yang di dapat dari berbeda tempat. Seperti yang terdapat dalam teori Weber (1909), bahwa industri yang lokasinya dekat dengan bahan baku akan mampu mengurangi biaya produksinya melalui biaya transportasi karena jarak yang dekat. Hal tersebut dapat terlihat 63

13 pada input produksi berupa bahan baku besi yang berada di sentra logam Tanah Jawa yang terpusat di Kota Pematangsiantar. Kebutuhan bahan baku besi yang berjarak dekat telah mengurangi biaya transportasi yang harus dibayar pemilik bengkel pandai besi untuk keperluan pasokan bahan baku. Bila hal tersebut telah terjadi maka dapat menunjukkkan bahwa asal lokasi bahan baku telah memberi dampak pada proses produksi yang nantinya mengarah pada produktivitas mereka. Asal bahan baku secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.4 Asal Bahan Baku Pandai Besi No. Pemilik Pertukangan Pandai Asal Bahan Baku Besi 1 Abdullah Rasit Pematangsiantar,Mandoge 2 Ali Pematangsiantar, Tebing Tinggi 3 TL Pematangsiantar 4 Josua Pematangsiantar 5 Rizal Pematangsiantar 6 Doly Pematangsiantar, Tebing Tinggi 7 SPS Pematangsiantar Sumber: Survey Lapangan, 2017 Dari tabel 3.4 diatas bahwa keseluruhan bahan baku berasal dari Kota Pematangsiantar yang merupakan pemasok serta pusat penyedia bahan baku keperluan proses produksi hanya beberapa berasal dari luar daerah Pematangsiantar. 64

14 3.4 Tenaga Kerja dan Upah Kerja Tenaga kerja adalah jumlah penduduk yang ikut serta dan yang dapat diikutsertakan dalam proses produksi baik dari keluarga maupun dari luar keluarga yang berusia 10 tahun ke atas, dalam hal ini yang bekerja pada pertukangan pandai besi (Sensus Penduduk, 1971 dan 1980). Tenaga kerja yang terlibat dalam usaha pandai besi di Kecamatan Tanah Jawa Pada umumnya berasal anggota keluarga pemilik bengkel pandai besi itu sendiri. Untuk menjadi tenaga kerja dalam bidang penempaan dan pembuatan produk-produk dari besi, dibutuhkan keahlian dan keterampilan khusus dalam melakukan proses penempaan mulai dari pembakaran, penyepuhan, sampai proses penyelesaian, tidak semua orang memiliki keterampilan untuk melakukan proses ini. Dari hasil wawancara salah seorang tenaga kerja pandai besi, ia mengakui bahwa kemampuan membuat produk-produk yang berasal dari besi didapat dengan belajar dari pemilik pertukangan pandai besi milik dari tulangnya sendiri dan terus meningkatkan kemampuan dari pengalaman kerja di dapur pertukangan pandai besi. Pemilik pertukangan pandai besi yang berada di Kecamatan Tanah Jawa pada awalnya merupakan tenaga kerja yang bekerja di pertukangan yang milik orangtua mereka, kemudian mereka meneruskan usaha yang diwariskan orangtuanya secara turun menurun ini. Pemilik pertukangan pandai besi yang berada di Nagori Baja Dolok Kecamatan Tanah Jawa pada awalnya menjadi tenaga kerja di bengkel pandai besi yang berada di luar daerah mereka masingmasing, setelah mereka pensiun mereka membuka usaha sendiri di daerah asalnya. 65

15 Tenaga kerja di pertukangan pandai besi di Kecamatan Tanah Jawa umumnya berjumlah 1-3 orang di setiap pertukangan, namun terdapat 1 (satu) pertukangan pandai besi yang memperkerjakan 4 orang tenaga kerja yaitu pertukangan pandai besi milik Abdullah Rasit (Benni). Jika dilihat dari jenis pekerjaannya, tenaga kerja di pertukangan pandai besi terdiri atas tukang tempa, tukang pembuat bentuk, tukang ukir, tukang poles, dan tukang finishing, pada bengkel pandai besi yang tenaga kerjanya hanya 1-2 orang, masing-masing bisa mengerjakan lebih dari satu jenis pekerjaan tersebut. Tukang tempa adalah pekerjaan yang paling membutuhkan kemampuan tinggi, dimana kemampuan menempa akan sangat mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan. Penempaan pada umumnya dilakukan oleh pemilik pertukangan pandai besi sendiri. Karena pemilik pertukangan pandai besi memiliki kemampuan menempa yang sangat baik. Tukang pembuat bentuk bekerja membuat bentuk-bentuk produk yang diiingikan pemesan. Bentuk-bentuk yang bermacam-macam ini dilihat pada produk belati, pisau Abri, pedang, dan samurai. Tukang poles mengerjakan penghalusan produk sebelum proses finishing dilakukan. Tukang ukir bekerja dengan membuat ukiran-ukiran pada produk seperti pedang, belati, dan pisau Abri sesuai dengan permintaan pemesan. Tukang finishing melakukan pekerjaan seperti memasang gagang pada pisau, pedang, golok, dan memberi sentuhan akhir pada produk sebelum siap dijual. Tenaga kerja pandai besi di Tanah Jawa biasanya bekerja antara 7-10 jam per hari. Pada saat permintaan pesanan meningkat pemilik bengkel pandai besi dapat menambah waktu kerja tenaga kerja yang mereka miliki. Sistem 66

16 No. pengupahan tenaga kerja dilakukan secara harian, apabila pemesan meningkat, mereka diberi tambahan upah sebesar 5-10% dari harga setiap produk yang mereka selesaikan. Tenaga Kerja Tabel 3.3 Jumlah Tenaga Kerja di Pertukangan Pandai Besi Pertukangan Pandai besi Upah/ hari 1 <3 orang 1 Rp orang 4 Rp Rp >2 orang 2 Rp Sumber: Pengolahan Data, 2017 Jenis permintaan barang yang diproduksi Pesanan tegkulak, per orangan, atahan, dan perkebunan (borongan) Pesanan tengkulak, per orangan serta di jual sendiri di luar Kec. Tanah Jawa Pesanan tengkulak dan per orangan Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa bengkel pandai besi yang memiliki tenaga kerja lebih dari 3 orang hanya 1 (satu) bengkel pandai besi, yaitu milik Abdullah Rasit, dimana ini merupakan pertukangan pandai besi yang paling besar yang terdapat di Kecamatan Tanah Jawa sedangkan pertukangan pandai besi yang memiliki tenaga kerja 2-3 orang mencapai 4 pertukangan pandai besi yaitu milik TL, Josua, Rizal, dan Doly. Selanjutnya pertukangan pandai besi yang hanya mempunyai 1 orang tenaga kerja berjumlah 2 (dua) yaitu pertukangan milik Ali dan SPS. Dari data-data tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata pertukangan pandai besi di Kecamatan Tanah Jawa hanya mempunyai tenaga kerja 1-3 orang. Masing-masing pertukangan memiliki tenaga kerja yang berbeda menjadikannya memiliki besar upahan tenaga kerja yang berbeda tiap masingmasing pertukangan. Contohnya, tenaga kerja yang berada di pertukangan milik Abdullah Rasit sebanyak 4 (empat) orang berbeda besar upahannya dengan tenaga kerja yang dimiliki pertukangan SPS yang hanya beranggotakan 1 (satu) orang 67

17 pekerja. Memiliki tenaga kerja baik dari keluarga kandung pemilik pertukangan maupun tenaga kerja yang merupakan kerabat atau tetangga memiliki besar upahan yang sama. Hanya saja jika si pemilik kekurangan uang untuk membayarkan keseluruhan upah dari pekerjanya, si saudara kandung dari pemilik pertukangan yang akan lebih mengalah mendapatkan hasil yang lebih sedikit dahulu selanjutnya akan dibayarkan sisa dari hasil upahannya yang belum terpenuhi ke minggu berikutnya. Upah di Baja Dolok lumayan tinggi sekitaran Rp hingga Rp per harinya, tergantung banyaknya tenaga kerja serta target yang akan dicapai. Target yang harus dicapai agar upah sebesar Rp agar terbayarkan harus menyelesaikan pesanan dari tengkulak sebanyak yang diinginkan, semisal tengkulak mengharapkan 100 biji sabit sehingga dalam satu hari harus terselesaikan 50 biji sabit, hari-hari selanjutnya dilakukan proses pemesanan jenis barang yang kedua. Upahan pada tenaga kerja yang sekitaran Rp per harinya banyak ditemui dalam upahan tenaga kerja yang sebagian tenaga kerjanya tidak kurang dari 1 (satu) orang saja. Sistemnya dikarenakan ada pesanan tengkulak yang harus dicapai dalam minggu itu. Tetapi jika pesanan tengkulak berkurang ataupun bertambah dilakukan pekerjaan tidak kurang hanya 3-4 hari kerja saja. Dikarenakan jika sudah tercapai pemesanan tengkulak tidak ada lagi yang mau diproduksi karena sistem barang yang dihasilkan hanya untuk pesanan tengkulak. Bukan seperti pertukangan yang memiliki tenaga kerja 3-4 orang selain pesanan tengkulak mereka juga menyediakan persediaan untuk minggu berikutnya serta 68

18 ada pesanan yang datang ke pertukangan sendiri serta menerima pembuatan barang atahan (setengah jadi). 3.5 Modal Usaha Modal adalah harta yang dimiliki oleh pengusaha yang digunakan dalam proses produksi sehingga suatu usaha ekonomi diharapakan bisa menghasilkan pendapatan (BPS.1998, XXXI). Modal usaha yang dibahas pada penelitian ini adalah biaya produksi pandai besi dalam satu hari. Berdasarkan pengumpulan data yang diambil dari seluruh pandai besi, maka didapat hasil bahwa dalam usaha pemenuhan mereka, berasal dari modal pribadi atau individu. Saat mendirikan usaha mereka, tidak adanya bantuan permodalan oleh pemerintah dan instansi terkait mereka berusaha untuk memenuhi modal usaha sendiri. Tabel 3.5 Modal Usaha Per Hari Pandai Besi No Pemilik Pandai Besi Modal Usaha Per Hari (Rupiah) 1 Abdullah Rasit Rp Ali Rp TL Rp Josua Rp Rizal Rp Doly Rp SPS Rp Sumber: Survey Lapang,

19 Dari tabel diatas dapat diketahui rata-rata pandai besi yang berada di Kecamatan Tanah Jawa, membutuhkan modal perharinya sekitar Rp sampai dengan Rp , tergantung pada produk yang dibuat, bahan baku yang digunakan, serta banyaknya jumlah pesanan. Jika pesanan yang dilakukan secara borongan oleh pembeli, biasanya pemilik pertukangan pandai besi menerima uang muka terlebih dahulu sesuai harga total dari pesanan yang digunakan sebagai modal untuk memenuhi biaya produksi per harinya. Tetapi jika barang yang dipesan merupakan pesanan tengkulak modal disediakan pihak pemilik pertukangan sendiri. 3.6 Komoditi Produk-produk yang dihasilkan pandai besi di Kecamatan Tanah Jawa beranekaragam, mulai dari alat-alat yang digunakan untuk pertanian dan rumah tangga yaitu golok, pisau, garpu tanah, dan sebagainya. Kemudian produk kerajinan seperti pedang, samurai, kujang, trisula, dan belati (pisau abri). Pandai besi yang terdapat di Kecamatan Tanah Jawa sebagian besar memproduksi alatalat pertanian setiap harinya, tetapi tidak jarang adanya pesanan untuk alat-alat diluar kebutuhan pertanian seperti pedang, samurai, dan kujang. Untuk produksi, pedang dan samurai rata-rata bengkel pandai besi di Kecamatan Tanah Jawa membuatnya setengah jadi atau yang disebut juga sebagai atahan. Atahan ini dijual kepada toko-toko alat pertanian dan logam yang terdapat di sentra industri yang terdapat di Kota Pematasiantar. Di toko-toko inilah alatalat tersebut yang baru setengah jadi tersebut akan dilakukan proses finishing 70

20 sampai alat-alat tersebut menjadi barang jadi dan siap untuk dipasarkan. Tidak semua bengkel pandai besi di Kecamatan Tanah Jawa memproduksi atahan, ada pula yang membuat alat-alat sampai jadi dan siap untuk dijual. Biasanya alat-alat yang sudah jadi sebagian besar juga akan dijual ke toko-toko sebagai konsumen pertama yang ada di sentra industri logam yang berada di Kota Pematangsiantar dan sebagian kecil dibeli oleh konsumen yang datang langsung ke bengkel pandai besi. Tabel 3.6 Komoditi Pandai Besi No. Komoditi Harga Toko Satuan Bahan Baku (Untuk 10 biji per jenis barang) 1 Sabit lipat Rp Rp kg besi 2 Sabit kolongan *Panjang *Pendek *Rp Rp *Rp Rp ,5 kg besi 1 kg besi 3 Garpu Tanah Rp Rp kg besi 4 Pisau Rp Rp kg besi 5 Agadi *Besar *Kecil *Rp Rp *Rp Rp ,5-2 kg besi 3 kg besi 6 Parang Rp Rp kg besi 7 Golok Rp Rp kg besi 8 Mata Kampak Rp Rp kg besi 9 Arit Kolongan: *Panjang *Pendek 10 Samurai: *Jadi *Atahan 11 Pisau Paragat: *Besar *Kecil 12 Egrek: *Rp Rp *Rp Rp *Rp Rp *Rp Rp *Rp *Rp kg besi 1 kg besi 2-3 kg besi 2-3 kg besi 71

21 *Atahan(Setengah Jadi) *Jadi *Rp Rp *Rp Rp kg besi 13 Belati Rp kg besi 14 Trisula Rp Rp ,2 kg besi 15 Tombak *Kolongan *Biasa *Rp Rp *Rp kg besi 2 kg besi 16 Kukuran Rp ,5 kg besi 17 Samurai: *Atahan *Jadi *Rp *Rp kg besi 18 Keris Rp Rp ,5 kg besi 19 Kujang Rp ,5 kg besi 20 Mata Tajak Rp ,5 kg besi 21 Cangkul *Kecil *Besar *Rp *Rp kg besi 3 kg besi Sumber : Survey Lapang, Jumlah Produksi Jumlah produksi yang dihasilkan oleh setiap pertukangan pandai besi di Kecamatan Tanah Jawa berbeda-beda meskipun produk yang dibuat ada yang sama. Hal ini disebabkan oleh jumlah tenaga kerja yang berbeda-beda di setiap pertukangan, kemudian perbedaan modal usaha juga mempengaruhi perbedaan jumlah produksi. Para pandai besi di Kecamatan Tanah Jawa menyatakan setiap harinya bisanya hanya membuat satu jenis barang. Jika pesanan yang datang misalkan golok dan samurai, mereka akan menyelesaikan semua jumlah pesanan salah satu produk terlebih dahulu baru 72

22 membuat jenis yang lainnya. Dala waktu satu hari, jumlah golok yang dihasilkan bisa lebih banyak dari jumlah samurai yang dihasilkan dalam satu hari. Untuk alat-alat kerajinan yang memiliki tingkat kesulitan tinggi, proses finishingnya akan memakan waktu lebih lama. Pada tabel 3.6 dibawah dapat dilihat perbedaan jumlah rata-rata produksi pandai besi di Kecamatan Tanah Jawa. Tabel 3.7 Jumlah Produksi Pandai Besi No. Produksi (per hari) Pertukangan Pandai Besi buah produk 3 2 < 40 buah produk 2 3 > 40 buah produk 2 Sumber : Pengolahan Data, 2017 Dari tabel diatas dapat diketahui ada 3 (tiga) pertukangan dapat memproduksi barang sebanyak buah yaitu pertukangan milik Abdullah, TL, Josua. Sedangkan yang hanya dapat memproduksi >40 (lebih dari 40) sebanyak 2 pertukangan yaitu milik Rizal dan Doly, serta pertukangan yang hanyadapat <40 (kurang dari 40) sebanyak 2 pertukangn yaitu milik Ali dan SPS. 3.8 Variasi Harga Produk Produk-produk pandai besi di Kecamatan Tanah Jawa memiliki rentang harga yang berbeda tergantung dari variasi dan juga bahan-bahan yang digunakan. Variasi produk seperti golok yang memiliki panjang 20 cm dengan golok yang panjang 30 cm akan menghasilkan perbedaan harga produk. Produk yang sama di dua bengkel pandai besi yang berbeda juga bisa menyebabkan adanya perbedaan harga. 73

23 Pada bengkel padai besi yang bermerek Benni, harga samurai (atahan) yang diproduksinya dijual dengan harga Rp per buah, sedangkan di bengkel pandai besi bermerek Rizal, harga samurai (atahan) yang dijualnya memilki rentang harga dari mulai Rp Rp Hal ini dapat dipengaruhi oleh kapasitas produksi yang berbeda dari kedua bengkel pandai besi tersebut, dimana bengkel pandai besi Benni dengan tenaga kerja berjumlah 4 orang mampu memprodukdi samurai (atahan) hingga jumlah 20 buah per harinya, sedangkan menurut pengakuan bengkel pandai besi Rizal yang hanya bekerja 2 orang di bengkelnya, hanya mampu memproduksi rata-rata 4 buah samurai (atahan) per harinya. Variasi harga jual disebabkan oleh kualitas dari produk-produk itu sendiri. Kualitas produk bisa menjadi berbeda karena kemampuan dari setiap penempa di bengkel besi berbeda-beda. Pengalaman bekerja sebagai pandai besi dapat membuat kemampuan menempa besi semakin tinggi dan produk yang dihasilkan akan memiliki kualitas yang semakin tinggi. 3.9 Penjualan Barang Alat-alat yang diproduksi oleh dapur-dapur pertukangan pandai besi di Kecamatan Tanah Jawa biasanya dijual kepada toko-toko alat pertanian yang terdapat di sentra pasar tradisional yang berada di Kota Pematangsiantar. Namun tidak semua produk pandai besi dijual ke toko, beberapa pertukangan pandai besi di Kecamatan Tanah Jawa ada yang menjual secara produk buatannya langsung kepada konsumen. Produk-produk yang dijual ke toko-toko alat pertanian adalah 74

24 sebagian produk sudah jadi dan ada juga yang masih setengah jadi atau yang disebut dengan atahan. Produk-produk atahan tersebut akan diselesaikan menjadi barang jadi di pertukangan pandai besi yang memiliki peralatan yang lengkap dan dijual kembali dengan harga toko. Produk pandai besi di Kecamatan Tanah Jawa tidak semua dijual ke tokotoko alat pertanian, ada yang dijual ke konsumen baik dalam Kecamatan Tanah Jawa, Kota Pematangsiantar dan diluar dari kedua daerah tersebut. Mengenai penjualan hingga ke luar dari Sumatera merupakan pihak toko-toko besi yang berurusan dalam penjualan barang ke luar daerah asal diperoleh produk pandai besi tersebut. Penjualan produk hingga di luar Indonesia merupakan penjualan yang diatur oleh pemilik toko-toko alat pertanian merupakan diluar dari pengetahuan dari para pandai besi dikarenakan susahnya dalam pembuatan hak paten sehingga pandai besi yang berada di Kecamatan Tanah Jawa hanya dapat menjual produknya di dalam provinsi saja Hubungan dalam Pandai Besi Tradisional Baja Dolok Hubungan antara pandai besi dengan komponen-komponen lainnya yang terjadi di Kecamatan Tanah Jawa seperti hubungan dengan bahan baku dan juga toko alat pertanian yang mempengaruhi kelangsungan usaha pandai besi. Hubungan juga terjadi dengan pertanian karena pandai besi yang salah satu komoditi utamanya adalah alat-alat pertanian dan peralatan rumah tangga. 75

25 Hubungan Antara Pandai Besi dengan Bahan Baku dan Pasar Menurut Weber (1929) lokasi industri akan berada di tempat-tempat yang biayanya paling minimal, dengan berorientasi kepada tenaga kerja, bahan baku dan pasar. Seluruh pandai besi di Kecamatan Tanah Jawa menyatakan memilki tenaga yang berasal dari keluarga sendiri dan dari dalam Kecamatan Tanah Jawa itu sendiri serta masih memiliki hubungan keluarga dengan pemilik usaha. Hal ini diperkuat dengan pemikiran dari para pengusaha pandai besi yang beranggapan bahwa kemampuan menempa merupakan bakat alami yang diwariskan secara turun temurun, dan menurut mereka orang-orang yang bukan berasal daru Kecamatan Tanah Jawa tidak memilki keterampilan yang sama dengan orangorang yang berasal dari Kecamatan Tanah Jawa dan dapat menghasilkan produk dengan kualitas yang sama seperti yang mereka buat. Usaha pandai besi merupakan usaha yang diwariskan secara turun temurun sehingga tenaga kerja yang dipakai masih berasal dari keluarga pemilik usaha itu sendiri yang biasanya adalah anaknya ataupun keponakan-keponakannya bahkan saudara iparnya. Salah satu usaha pandai besi memiliki tenaga kerja yang tidak berasal dari Kecamatan Tanah Jawa, tenaga kerja yang dipakai pun masih orang dekat yang berasal dari dalam Kecamatan Tanah Jawa. Tenaga kerja yang berasal dari dalam Kecamatan Tanah Jawa akan mengurangi biaya transportasi yang berpengaruh pada upah mereka. Menurut para pandai besi hal ini akan mengurangi biaya produksi untuk meningkatkan efisiensi produksi. Hubungan juga terbentuk dengan toko-toko penyedia bahan baku yang terdapat di Kota Pematangsiantar, hubungan itu terbentuk karena adanya 76

26 kebutuhan bahan baku dalam proses produksi mereka. Sebagian besar pandai besi yang terdapat di Kecamatan Tanah Jawa menyatakan bahwa mereka mengambil bahan baku utama untuk produksi dari toko-toko panglong besi yang terdapat di Kota Pematangsiantar. Namun ada beberapa yang juga mendatangkan bahan baku dari luar Kota Pematangsiantar untuk jenis-jenis tertentu. Dengan adanya bahan baku yang tersedia di dalam Kota Pematangsiantar yang memiliki jarak yang dapat ditempuh hanya dengan 30 menit dan merupakan pusat penjualan segala produk yang dibutuhkan untuk proses produksi, maka pengusaha pandai besi tidak perlu memrlukan biaya yang terlalu besar untuk memenuhi kebutuhannya dalam pengadaan bahan baku. Hubungan dengan pasar yaitu toko-toko yang menjual produk pandai besi juga terjadi dipusat Kota Pematangsiantar. Toko-toko ini berlokasi di sepanjang pasar tradisional yaitu masyarakat menyebutnya Pajak Horas dan Pajak Parluasaran. Hubungan dengan pasar terjadi karena sebagian pandai besi menyatakan menjual produknya dengan mudah dikarenakan produk-produknya sudah merupakan pesanan dari toko dan pelanggan toko. Hubungan yang berada di dalam pandai besi Kecamatan Tanah Jawa tersebut tidak dapat terlepaskan satu dengan lainnya. Adanya bahan baku dan pasar yang saling berhubungan membantu kelangsungan usaha pandai besisehingga menimbulkan ketergantungan antara satu sama lain Hubungan Pandai Besi dengan Pertanian dan Rumah Tangga Untuk keperluan pertanian digunakan alat-alat produk pandai besi tradisional Tanah Jawa seperti golok, garpu, sabit, dsbnya. Adanya pandai besi 77

27 ikut membantu kebutuhan peralatan yang diperlukan untuk pertanian. Pandai besi tidak hanya memproduksi produk-produk baru, tetapi juga dapat memperbaiki peralatan-peralatan yang terbuat dari besi. Para pengusaha pandai besi menyatakan bahwa tidak jarang para petani datang untuk memperbaiki alat-alat mereka seperti mengasah, menajamkan, mengganti gagang, dan sebagainya. Salah satu pemilik toko alat-alat pertanian yang berada di sentra pertokoan pusat Kota Pematangsiantar menyatakan bahwa di dalam tokonya sekitar 40 % alat-alat pertanian yang didagangkan berasal dari pandai besi Tanah Jawa dan sisanya dipasok dari pabrikan. Menurutnya para pembeli peralatan pertanian yang datang ke tokonya menyatakan lebih suka membeli produk dari pandai besi Tanah Jawa daripada produk-produk yang berasal dari pabrikan, hal ini dikarenakan oleh kualitas produk tempa lebih baik dan lebih kuat menurut para konsumen yang datang ke toko tersebut. Oleh karena itu pandai besi yang berada di Kecamatan Tanah Jawa berperan penting dalam kegiatan pertanian. Peralatan rumah tangga seperti pisau, kukuran, parang dan sebagainya banyak diproduksi pandai besi tradisional pesanan tengkulak atau pesanan per orangan yang membutuhkannya banyak diproduksi. Sebagian peralatan rumah tangga sudah bnayak yang mengalami persaingan dengan barang hasil pabrikan tetapi permintaan barang akan kukuran kelapa masih terbilang banyak karena barang tersebut belum banyak tergeser dengan peralatan modern sekarang ini. Peralatan rumah tangga seperti perlengkapan untuk berburu juga banyak diproduksi seperti mata kail untuk memencing ikan serta tmbak untuk berburu. Biasanya peralatan rumah tangga banyak dipesan oleh tengkulak untuk 78

28 didistribusikan di daerah-daerah yang masih dapat dikatakan pedesaan dikarenakan dimana masyarakat desa masih belum mengenal peralatan rumah tangga yang berasal dari steinles steell. Peralatan rumah tangga merupakan salah satu komoditi yang mengalami persaingan yang besar dengan hasil pabrikan, karena barang yang betupa peralatan ruamah tangga banyak mengalami pemodrenan sifatnya. Seperti sekarang ini pisau dapur memiliki banyak jenisnya serta memiliki ketebalan setiap jenisnya sehingga saat ini bnayak ditemukan pisau dapur yang sudah merupakan hasil pabrikan sehingga menggeser hasil dari produksi pandai besi tardisional. 79

29 BAB IV PANDAI BESI TRADISIONAL SEBAGAI MATA PENCAHARIAN PENDUDUK BAJA DOLOK 4.1 Pandai Besi Tradisional Baja Dolok Kelurahan Baja Dolok merupakan pusat pertukangan pandai besi di Kecamatan Tanah Jawa. Dalam perspektif sejarah masa lalu, kelurahan ini merupakan saksi pusat pemerintahan dan kejayaan Kerajaan Parpagaran, sehingga berbagai situs sejarah kerajaan masih tersisa dan mampu terbaca di masa sekarang ini. Masyarakat yang berprofesi sebagai pandai besi sebagian besar bersuku Batak Mandailing dan merupakan masyarakat rantauan yang membuka usaha di Kecamatan Tanah Jawa. Bahasa keseharian yang digunakan Bahasa Indonesia dikarenakan tingkat kefasihan dalam menggunakan Bahasa Mandailing sudah kurang dan dikarenakan generasi mudanya kurang dalam penggunaan Bahasa Mandailing. Pandai besi di Tanah Jawa disebut sebagai seorang panopa (ahli/ penempa) besi, adalah salah satu peninggalan masa-masa kerajaan yang masih aktif dan produktif hingga saat ini. Dimana, parang, badik, pisau, sabit dan perangkat alat rumah tangga lainnya menjadi buah karya produksi para pandai besi di wilayah ini dari dulu hingga sekarang. Jumlah pandai besi di Kelurahan Baja Dolok sebanyak 15 (lima belas) dapur pertukangan kerja, tetapi tidak keseluruhannya selalu melalakukan proses penempaan hanya ada 7 (tujuh) pertukangan yang memiliki proses penempaan 80

30 yang intens dalam seminggu yaitu pertukangan milik Abdullah Rasit, Ali, TL, Josua, Rizal, Doly dan SPS. Struktur dalam masing-masing kelompok kerja terdiri atas tokke yaitu penempa serta pemilik dari unit kerja dan anggota yaitu anak buah. Masing-masing kelompok kerja biasanya memiliki antara 2 sampai 3 orang anak buah. Sistem perekrutan anggota masing-masing kelompok kerja tidaklah rumit, biasanya dan sebagian besar diambil dari keluarga atau anak dari tokke (pemilik). Ada juga kelompok kerja yang merekrut anggota diluar dari keluarga sendiri, biasanya anggotabukan penduduk asli Kelurahan Baja Dolok tapi pendatang dari berbagai daerah, ada yang berasal dari kampung tetangga, ada pula pendatang dari daerah di luar Sumatera. Tidak banyak syarat yang dibutuhkan untuk menjadi anggota di salah satu kelompok kerja pandai besi, cukup memiliki semangat kerja yang tinggi dan mau belajar untuk menjadi pengrajin yang berpengalaman. Pada umumnya masing-masing kelompok kerja memiliki hampir kesamaan kemampuan memproduksi barang yag sama tetapi kualitas yang di dapat pasti berbeda dan memiliki satu jenis kerajinan yang menjadi spesifikasi hasil kerajinan kelompok kerja itu. Misalnya kelompok kerja yang dimiliki oleh Bapak Rizal 45 tahun, kerajinan yang menjadi spesifikasi dari kelompok kerja ini selain peralatan pertanian dan rumah tangga yang hampir sama jenis produksi barang yang diproduksi dari keseluruhan pandai besi, bahawa dapur pertukangan bapak tersebut spesialisasi pembuat kapak (wase). Dalam sehari kelompok kerja ini biasanya menghasilkan kurang lebih 10 buah kapak. 81

31 Berdasarkan penuturan informan Rizal sebagai berikut, pada pekerjaan yang saya geluti ini, meskipun barang yang kami buat hampir sama setiap jenisnya tetapi ada juga barang yang merupakan produk unggul dari hasil pertukangan masingmasing pertukangan kai sesuai dengan tingkat keahlian da kemampuan yang dimiliki. Misalnya di mana saya lebih mampu mengerjakan pembuatan kapak dibanding dengan pertukangan pandai besi lain, wawancara 3 Mei Lain lagi dengan kelompok kerja dibawah pengelolaan Bapak Dolly. Kelompok kerja yang sudah berjalan selama kurang lebih 5 tahun ini spesialisasi pembuat parut. Dalam sehari kelompok kerja ini menghasilkan kurang lebih 15 biji parut. Berdasarkan penuturan informan Dolly sebagai berikut, dalam sehari, saya menghasilkan parut sebanyak 15. Begitu juga kelompok kerja yang dikelolah Bapak Ali, kelompok kerja ini spesialisasi pembuat egrek atahan. Dalam sehari kelompok ini mampu menghasilkan sampai 10 egrek atahan. Selain menghasilkan barang-barang perangkat alat rumah tangga yang sengaja dijual kepasaran, ada pula kelompok kerja yang hanya khusus menerima barang-barang pesanan tertentu saja. Misalnya kelompok kerja yang dikelolah oleh Bapak Josua 39 tahun, kelompok kerja yang sudah berjalan lebih dari 10 tahun ini hanya membuat barang sesuai pesanan saja. Biasanya barang yang dipesan itu adalah barang-barang pusaka seperti kris, badik, parang panjang (samurai) dan lain-lain. Para pemesan barang-barang pusaka tersebut biasanya membawa sendiri bahan baku yang dibutuhkan untuk pembuatan senjata pusaka tersebut, hal ini dimaksudkan untuk menjamin kualitas dari barang yang dipesan. 82

32 Meskipun banyak kelompok kerja yang mempunyai spesifikasi dalam barang hasil kerajinan yang dihasilkan, tetapi ada pula kelompok kerja yang tidak mempunyai spesifikasi hasil kerajinan, dalam artian semua jenis kerajinan bisa dikerjakan, tergantung permintaan pasar. Misalnya kelompok kerja yang dikelolah oleh Bapak SPS. Kelompok kerja yang sudah berjalan selama 35 tahun ini mengerjakan barang kerajinan apa saja, tergantung permintaan pasar dan barang yang paling diminati oleh masyarakat Kehidupan Ekonomi Pandai Besi Baja Dolok Pandai besi merupakan mata pencaharian utama bagi beberapa penduduk Kelurahan Baja Dolok. Kegiatan pandai besi dilakoni dengan peralatan sederhana dan masih tradisional serta peralatan yang masih kredit kepemilikannya. Pekerjaan sebagai pandai besi hanya dilakukan kaum laki-laki, karena menurut para pandai besi pekerjaan tersebut membutuhkan tenaga serta menurut sejarah yang mereka miliki bahwa di dalam pengolahan bahan logam hanya dikerjakan oleh laki-laki dan bersifat turun menurun. Pandai besi sebagai mata pencaharian hidup dilakukan oleh laki-laki dan sebagian besar sudah berumah tangga dan pandai besi memiliki tanggungan yaitu dapat mencari nafkah bagi keluarganya. Dan hal ini mereka harus memutar otak untuk dapat terus berproduksi demi untuk kelangsungan hidup keluarga. Pandai besi yang berada di Baja Dolok tidak hanya dilakukan oleh kepala keluarga ataupun pria dewasa tetapi anak-anak mereka juga berperan dan membantu orangtuanya dalam melakukan proses finishing meskipun pengetahuan yang 83

33 mereka miliki masih sangat terbatas, melalui kebiasaan membantu tersebutlah rasa ingin tahu beberapa anak bertambah dalam mengeluti pekerjaan tersebut. Kebutuhan ekonomi rumah tangga bukan hanya merupakan tanggungan kepala keluarga saja tetapi tidak menuntup kemungkinan bahwa anggota keluarga lain juga turut terlibat. Istri yang bertugas sebagai ibu rumah tangga, mereka juga ikut membantu dalam memenuhi kebutuhan keluarga yaitu sebagian besar sebagai petani dan berjualan yang sudah lama mereka lakukan sejak lama. Seperti halnya isteri dari bapak Ali melakukan pekerjaan sebagai pedagang di pasar tradisional yang berada di pusat Tanah Jawa menjual barang-barang hasil pertukangan milik suaminya. Mata pencaharian sebagai pandai besi merupakan mata pencaharian yang sudah bertahun-tahun mereka sudah menggeluti keahlian tersebut. Biaya produksi yang dikeluarkan oleh pandai besi sebesar Rp hingga Rp per harinya. Modal tersebut digunakan untuk membeli bahan baku serta biaya-biaya operasional lainnya. Penghasilan yang diperoleh tidak seberapa besar yaitu rataratanya /bulan dan dari penghasilan tersebut digunakan untuk membiayai keluarga mereka seperti, biaya anak-anak sekolah dan keperluan rumah tangga lainnya. Selain bekerja sebagai pandai besi, mereka memiliki strategi sendiri dalam hal ini yaitu mencari penghasilan tambahan atau saat waktu belum berproduksi karena keterbatasan bahan baku maupun sepinya pesanan konsumen. Misalnya ada beberapa para pandai besi juga memiliki ladang, persawahan, bahkan menjadi 84

34 serabutan (buruh) di perkebunan kelapa sawit yang berada dekat dengan lokasi rumah. Hal diatas menggambarkan bahwa apa yang dilakukan oleh pandai besi maupun keluarganya merupakan tindakan kongkrit dalam mengatasi permasalahan ekonominya. Mencari jalan kehidupan dengan makna bahwa untuk bisa bertahan hidup atau mencari makan harus dengan jalan bekerja keras untuk melakukan apapun. Bukan melakukan hanya semata-mata untuk keperluan ekonomi, tetapi aspek kehidupan lainnya dengan daya pengetahuan atau ketrampilan yang dimiliki Pengrajin Pandai Besi Tradisional yang Bertahan Panda besi disebut juga sebagai pengrajin yang merupakan predikat awal yang dijuluki bagi masyarakat yang memiliki keahlian dan keterampilan dalam pengolahan benda yang berbahan baku logam. Kebutuhan akan peralatan yang berasal dari bahan baku logam sangat diperlukan keberadaannya sehingga kerajaan mengikut sertakan masyarakat yang memiliki bakat dan keahlian dalam bidang penempaan logam (Subroto dan Pinardi, 1993: 207). Jumlah pengrajin yang diwawancarai dalam penelitian ini sejumlah 7 (tujuh) orang pengrajin pandai besi. Karena proses pembuatannya dikategorikan sebagai pekerjaan berat, maka pekerjaan ini hanya dilakukan oleh kaum pria saja. Hal ini dikuatkan dengan fakta yang ditemukan di lapangan bahwa kerajinan pandai besi hanya dilakukan oleh penduduk yang berjenis kelamin pria saja. Dengan demikian, maka yang dijadikan informan pada penelitian ini hanyalah kaum pria saja. Identitas pengrajin yang dipilih berdasarkan atas beberapa identifikasi, 85

35 seperti umur, pendidikan terakhir, status perkawinan dan status dalam keluarga. Adapun identitas informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengrajin 1 Abdullah Rasit, umur 52 tahun, jenis kelamin laki-laki, status dalam keluarga adalah sebagai kepala keluarga, pendidikan terakhir tamatan SD. Abdullah sudah lebih dari 30 tahun berprofesi sebagai pengrajin pandai besi. Pandai besi bukanlah satu-satunya pekerjaan yang digeluti Abdullah, berkebun dan bertani adalah pekerjaan sampingan selama ini, tetapi beliau lebih fokus pada pekerjaan sebagai pandai besi daripada berkebun dan bertani karena pekerjaan ini dianggap lebih menjanjikan. Bahan baku untuk bekerja yakni besi bekas didatangkan dari Kota Pematangsiantar tapi terkadang bahan baku didatangkan dari Mandoge apabila pasokan bahan baku dianggap kurang mencukupi sementara pesanan barang-barang kerajinan pandai besi terus berdatangan. Setiap harinya barang yang dapat dihasilkan sebanyak 45 buah dalam satu jenis. Adapun barang-barang hasil karya kerajinan Abdullah selain sudah ada langganan tetap yang membeli, biasanya dipasarkan mulai dari daerah Kecamatan Tanah Jawa hingga ke luar daerah Kota Pematangsiantar. Peralatan yang digunakan oleh Abdullah Rasit dalam bekerja adalah milik pribadi. Cap merek dari hasil pertukangan bapak Abdullah di beri merek BENNI. Abdullah memiliki beberapa orang pekerja yang membantu pada usaha kerajinan miliknya, para pekerja tersebut adalah keluarga sendiri. Berdasarkan penuturan informan Abdullah sebagai berikut, 86

36 Semua pekerja adalah keluarga ku. Aku memiliki 3 anggota yang terdiri dari 2 orang merupakan anak kandung dan seorang lagi merupakan iparku Wawancara 27 April Pengrajin 2 Ali, umur 38 tahun, status dalam keluarga adalah kepala keluarga. Pendidikan terakhir Ali adalah tamat SMA. Ali adalah adik dari Abdullah Rasit. Ali sudah lebih dari 10 tahun berprofesi sebagai pengrajin pandai besi, tidak ada pekerjaan lain yang digeluti oleh Ali selain sebagai pengrajin pandai besi karena pekerjaan ini dianggap cukup untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Ali baru membuka dapur pertukangan pandai besi miliknya 1,5 tahun lalu sebelumnya dia merupakan anggota dari pertukangan Abdullah yang merupakan abang kandungnya. Barang kerajinan yang dihasilkan Ali adalah beraneka ragam, tergantung pesanan dan permintaan pasar. Bahan baku untuk bekerja yakni besi bekas didatangkan dari langganan tetap dari Kota Pematangsiantar tapi terkadang bahan baku didatangkan dari Tebing Tinggi apabila pasokan bahan baku dianggap kurang mencukupi untuk menyelesaikan pesanan barang-barang kerajinan pandai besi. Dalam satu hari pertukangannya memproduksi 35 barang dalam satu jenis. Adapun barang-barang hasil karya kerajinan Ali selain dijual pada pemesan, sama hal seperti barang produk Abdullah Rasit. Peralatan yang digunakan oleh Ali dalam bekerja adalah milik pribadi. Berbeda dengan pengrajin yang lain, Ali memiliki pekerja penduduk dari luar Kelurahan Baja Dolok yang sengaja direkrut olehnya yang membantu pada usaha kerajinan miliknya. Berdasarkan penuturan informan Ali sebagai berikut, 87

37 Iya pekerja yang aku pakai tidak semuanya dari keluarga saya, melainkan saya juga merekrut dari luar Baja Dolok. Bapak Bambang inilah merupakan pekerja saya yang berasal dari kelurga serta luar daerah sini. Wawancara 29 April Pengrajin 3 TL, umur 35 tahun. Status TL dalam keluarga adalah sebagai kepala keluarga. Pendidikan formal terakhir TL adalah tamat SMP. TL sudah lebih dari 10 tahun berprofesi sebagai pengrajin pandai besi, tidak ada pekerjaan lain yang digeluti oleh US selain sebagai pengrajin pandai besi karena pekerjaan ini dianggap cukup untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, selain itu tidak ada lahan yang bisa digunakan untuk berkebun maupun bertani. TL merupakan saudara ipar dari Abdullah Rasit serta Ali. Barang kerajinan yang dihasilkan TL selain peralatan pertanian ada juga barang produksi yang merupakan keahlian TL yaitu tombak, dalam sehari TL bisa menghasilkan 10 buah dan merupakan barang produk pesanan tertentu yang banyak diminati orang dari hasil dapur pertukangan milik TL. Dalam satu hari pertukannya mengproduksi 40 buah dalam satu jenis barang. Bahan baku yang dipergunakan TLyakni besi bekas didatangkan dari langganan tetap TL dari Kota Pematangsiantar. Berdasarkan penuturan informan TL sebagai berikut, bahan baku besi yang kami gunakan biasanya ku pesan dari langganan yang ada di Kota Pematangsiantar yang memiliki pasokan besi yang tiap minggunya pasti ada. Wawancara 1 Mei Adapun hasil kerajinan TL selain dijual pada langganan selama ini, biasanya dipasarkan mulai dari pasar-pasar tradisional di daerah Kota Pematangsiantar. 88

38 Peralatan yang digunakan oleh TL dalam bekerja adalah milik pribadi. TL memiliki beberapa orang pekerja yang membantu pada usaha kerajinan miliknya, para pekerja tersebut adalah penduduk dari Kelurahan Baja Dolok yang sengaja direkrut oleh TL dan para pekerja memiliki hubungan kekerabatan dengan TL yaitu sepupu dari istri TL sendiri. 4. Pengrajin 4 Josua, umur 59 tahun. Jenis kelamin laki-laki, status SP dalam keluarga adalah sebagai kepala keluarga. Pendidikan formal terakhir SP adalah tamat SMP. Josua sudah lebih dari 35 tahun berprofesi sebagai pengrajin pandai besi. Selain sebagai pengrajin pandai besi, Josua juga memasarkan barang-barang hasil kerajinan pandai besi yang dihasilkannya maupun yang dihasilkan beberapa rekan-rekan Josua. Barang kerajinan yang dihasilkan Josua adalah beraneka ragam, tergantung pesanan dan permintaan pasar. Biasanya dalam sehari Josua mampu menghasilkan barang-barang kerajinan hingga 45 buah dalam satu jenis barang. Bahan baku untuk bekerja yakni baja didatangkan dari luar daerah Tanah tergantung dimana bahan baku tersebut didapatkan. Adapun barang-barang hasil karya kerajinan Josua dikelolah sendiri pemasarannya, biasanya dipasarkan mulai dari pasar-pasar tradisional di daerah Tanah Jawa. Peralatan yang digunakan oleh SP dalam bekerja adalah milik pribadi. SP juga memiliki beberapa orang pekerja yang membantu pada usaha kerajinan miliknya, para pekerja tersebut adalah penduduk dari luar Kelurahan Baja Dolok. 89

39 5. Pengrajin 5 Rizal, umur 48 tahun. Jenis kelamin laki-laki, status Rizal dalam keluarga adalah sebagai kepala keluarga. Pendidikan formal terakhir adalah tamat SMA. Rizal sudah lebih dari 20 tahun berprofesi sebagai pengrajin pandai besi, tidak ada pekerjaan lain yang digeluti oleh Rizal selain sebagai pengrajin pandai besi karena pekerjaan ini dianggap cukup untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Barang kerajinan yang dihasilkan Rizal adalah parut. Berdasarkan penuturan informan Rizal sebagai berikut, pekerjaan yang ku kerjakan sekarang cukup untuk membiayai kebutuhan sehari-hari keluarga kami. Wawancara 4 Mei Adapun sistem pemasaran barang-barang hasil karya kerajinan Rizal dipasarkan kepasar-pasar tradisional. Peralatan yang digunakan oleh Rizal dalam bekerja adalah milik pribadi. Rizal memiliki beberapa orang pekerja yang membantu Rizal bekerja, para pekerja tersebut adalah anak dari Rizal sendiri. 6. Pengrajin 6 Dolly, umur 38 tahun. Jenis kelamin laki-laki, status Doly dalam keluarga adalah anggota keluarga. Merupakan saudara kembar dari Ali. Pendidikan formal terakhir Dollly adalah tamat SMA. Dolly menggeluti pekerjaan sebagai pengrajin pandai besi baru lebih dari 10 tahun., tidak ada pekerjaan lain yang digeluti oleh Dolly selain sebagai pengrajin pandai besi. Barang kerajinan yang mampu dibuat oleh Dolly adalah 45 buah dalam satu jenis. Adapun barang-barang hasil karya kerajinan Dolly selain dijual pada pemesan, biasanya dipasarkan mulai dari pasar-pasar tradisional, pemasarannya juga hingga ke luar daerah Simalungun.Peralatan yang digunakan oleh Dolly 90

40 dalam bekerja adalah milik pribadi. Beberapa orang pekerja, dimana semua pekerja adalah memiliki hubungan keluarga satu sama lain. Berdasarkan penuturan informan Dolly, semua pekerja yang saya pekerjakan direkrut dari keluarga saya sendiri. 7. Pengrajin 7 SPS, umur 59 tahun, jenis kelamin laki-laki, status SN dalam keluarga adalah sebagai kepala keluarga, tamatan terakhir SMP. SPS sudah lebih dari 40 tahun berprofesi sebagai pengrajin pandai besi. Selain bekerja sebagai pengrajin pandai besi, SPS juga bekerja sebagai petani di sawah milik keluarganya. Bahan baku yang digunakan SPS selain yang didapat sendiri dari Kota Pematangsiantar, ada juga yang untuk membuat dibawah sendiri oleh pemesannya, hal ini dimaksudkan untuk menjamin kualitas dari barang yang dibuat oleh SPS tersebut. Selain peralatan yang digunakan oleh SPS dalam bekerja adalah milik pribadi, selama ini SPS bekerja berdua bersama satu orang tenaga kerja yang merupakan saudara ipar sendiri karena barang yang dibuatpun tidak menentu jumlahnya dalam sehari. 4.2 Motivasi Bertahan Sebagai Pandai Besi Motivasi para pengrajin pandai besi mampu bertahan dengan peralatan produksi sederhana ditengah perkembangan teknologi sekarang ini tidak sematamata dikarenakan hanya karena desakan ekonomi semata, melainkan ada hubungan sosial serta faktor lain yang terdapat di dalamnya. Adanya hubungan antar pengrajin memotivasi satu sama lain dalam bertahan dan semakin 91

41 mengembangkan hasil produksinya. Selama penelitian, penulis menemukan beberapa macam hubungan/ jaringan yang dekat hubungannya dengan bentukbentuk hubungan sosial yang terjalin diantara para pengrajin pandai besi di Kelurahan Baja Dolok yang menjadikannnya sebagai motivasi bertahan sebagai pandai besi. Hubungan tersebut ada yang berbasis kekerabatan yang terdiri dari sejumlah kategori. Ada hubungan yang terbentuk oleh sistematika perekrutan dimana hubungan kekerabatan menjadi latar belakang perekrutan tenaga kerja. Berdasarkan penuturan informan SPS sebagai berikut, na hu rekrut pe akka kaluarga saddiri do dohot akka tetangga na olo karejo gabe parbosi Wawancara 9 Mei (yang saya rekrut jadi pekerja kebanyakan dari keluarga saya sendiri dan tetangga saya yang ingin bekerja sebagai pengrajin pandai besi) Selain itu juga ada hubungan kekerabatan dimana ada konsepsi power yang melatarbelakangi sebuah hubungan kelompok. Dalam hal ini terdapat unsur patron-klien. Unsur patron sebagai pemilik usaha berfungsi sebagai atasan yang mengatur klien, sedangkan unsur klien berfungsi sebagai bawahan yang diatur dan terdapat ketergantungan terhadap patron. Sistem seperti ini berlaku juga dalam kehidupan sosial di lingkungan pengrajin pandai besi, tokke (pemilik usaha) berperan sebagai patron dan anggota (yang dipekerjakan) berperan sebagai klien. Tokke sebagai pemilik usaha kerajinan pandai besi berfungsi mengatur dan mengarahkan anggota, sedangkan anggota berfungsi sebagai bawahan yang diatur dan ketergantungan terhadap tokke. Kemudian ditemukan pula hubungan yang berbasis etnis, dimana ini terjadi pada hubungan para pelaku sesama profesi. Para pelaku yang mempunyai latar 92

42 belakang etnis yang sama membentuk kekuatan akan keberlangsungan profesi mereka masing-masing. Dalam kehidupan sosial ekonomi para pengrajin pandai besi, kebanyakan yang memiliki hubungan seperti ini, salah satu alasan yang membuat usaha kerajinan ini bertahan hinggga saat ini adalah adanya persamaan etnis dan profesi. Selain hubungan sosial yang berbasis hubungan kekerabatan dan hubungan etnis, peneliti juga menemukan bahwa hubungan sosial juga dikembangkan dan dipelihara oleh sesama pelaku sektor ekonomi yang memiliki hubungan-hubungan pertemanan. Dalam hal ini umumnya mereka adalah para pelaku yang mempunyai latar belakang yang sama, dan mempunyai minat dan profesi yang sama pula. Hubungan berbasis pertemanan juga terbentuk oleh adanya hubungan pertemanan yang saling berusaha melindungi pekerjaan atau kegiatan ekonomi yang telah dilakukan selama ini di lingkungan pengrajin pandai besi. Bisa dipahami tentang pentingnya peranan kerabat, teman dan tetangga dalam mengembangkan dan memelihara hubungan sosial yang dilakukan para pelaku sektor ekonomi, sebab dengan mereka itulah umumnya para pelaku mengadakan hubungan. Sebagaimana yang dikemukakan bahwa keberadaan para pengrajin pandai besi di Kelurahan Baja Dolok hingga memulai kegiatan ekonomi tidak lepas dari ajakan atau bantuan para pengrajin terdahulu. Peneliti menemukan contoh-contoh kasus seperti yang dikemukakan dibagian terdahulu yang memperlihatkan bahwa umumnya pengrajin terdahulu cenderung mengajak kerabat, teman atau orang lain untuk bersama-sama melakukan kegiatan-kegiatan diwilayah tersebut guna kepentingan pengrajin 93

43 terdahulu maupun kepentingan para pengrajin baru yang pada dasarnya didasarkan oleh motif ekonomi. Prioritas mereka lakukan terhadap orang-orang yang masih memiliki hubungan kerabat, setelah itu mengajak teman-teman dan tetanggga. Prinsip hidup saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya inilah yang membuat hubungan sosial ini tetap bertahan hingga saat ini. Berdasarkan penuturan informan Abdullah Rasit sebagai berikut, iya na hurekrut kaluarga dohot akka paraman do Wawancara 27 April (yang saya rekrut jadi pekerja saya yakni dari keluarga saya sendiri dan juga keponakan (laki-laki) saya). Hubungan sosial para pengrajin pandai besi di Kelurahan Baja Dolok tidak hanya berputar-putar pada hubungan sosial yang berbasis kekerabatan dan etnis yang ada di wilayah tersebut. Hubungan sosial yang berbasis pertemanan pun tidak henti-hentinya dijaga dan dikembangkan. Selain mengembangkan jaringan sosial yang berbasis kekerabatan dan etnis serta pertemanan yang ada di wilayah tersebut, para pengrajin pun tetap mengembangkan hubungan pertemanan keluar wilayah setempat, seperti penjualan hasil produksi dan pengambilan bahan baku yang diambil dari luar Tanah Jawa yaitu dari Kota Pematangsiantar, Mandoge, serta Tebing Tinggi. Daerah yang dijadikan sasaran ekspansi wilayah bagi para pengrajin pandai besi ini selain daerah-daerah di luar Kelurahan Baja Dolok yang masih dalam wilayah adminstratif Kabupaten Simalungun, jaringan juga sudah berkembang hingga ke Jambi dan Bengkulu. Para pengrajin pandai besi sengaja memilih daerah-daerah tersebut untuk dijelajah melalui hubungan sosial karena selain 94

44 digunakan sebagai tempat pemasaran barang-barang hasil kerajinan mereka, daerah tersebut menjadi sumber bahan baku yang susah didapatkan di daerah mereka. Rata-rata para pengrajin pandai besi memperoleh bahan baku dari Mandoge dan Tebing Tinggi, karena pasokan bahan baku dari Kota Pematangsiantar sudah semakin sulit untuk mencukupi kebutuhan mereka. Bahan baku yang dibutuhkan untuk pembuatan barang-barang kerajinan pandai besi tergantung dari barang kerajinan yang dihasilkan, misalnya untuk membuat parang, sabit dan kapak adalah besi atau baja bekas. Lain lagi untuk membuat parut, bahan baku yang dibutuhkan adalah drum bekas. Sebagian besar besi atau baja bekas yang dibutuhkan, dikarenakan sebagian besar pandai besi di Kelurahan Baja Dolok memproduksi peralatan pertanian. Hasil wawancara penulis dengan para informan di lapangan, alasan mereka bertahan dengan profesi jenis ini karena pekerjaan ini cukup menjanjikan selain pekerjaan lain seperti tukang bangunan, bertani dan berkebun. Mereka sudah sangat terbiasa dengan pekerjaan ini, apalagi para pengrajin yang tidak memiliki profesi lain selain sebagai pengrajin pandai besi dan sudah lama berprofesi sebagai pengrajin mengaku memiliki kebahagian sendiri dalam melakukan pekerjaan ini dikarenakan ada nilai estetika/ seni yang terkandung selama proses produksi hingga finishing dalalm pembuatan suatu barang. Menurut beberapa pengrajin bahwa dalam pembuatan benda pusaka atau harus dibubuhi ukiran terhadap barang tersebut mereka merasa senang dalam pengukirannya dan karena adanya penambahan ukiran tersebutlah harganya juga bertambah. Misalnya seperti 95

45 pembuatan sebuah keris dibutuhkan ketelitian serta kesabaran dalam prosesnya dan harus diperhatikan nilai estetika yang terkandung didalamya dengan cara memperhatikan bentuk visual, pamor, ujung keris, hiasan, serta ganja dan pesi. Begitu juga pisau abri serta pisau pusaka suku Toba. Ada kesenangan tersendiri ketika melakukan pengerjaan proses produksi baik peralatan pertanian, rumah tangga, serta benda pustaka karena selain ada nilai ekonomi dan nilai seni yang merupakan keindahan benda yang diproduksi. Gambar 12. Benda pusaka yang dalam pengerjaannya dibutuhkan nilai seni Berdasarkan penuturan informan Ali sebagai berikut, aku sudah hampir 10 tahun sebagai parbosi, sebelumnya tukang bangunannya aku. Tapi gak betah aku jadi tukang bangunan karena tidak tetap kerjanya trus gajinya juga gak menentu. Lagian memang bekerja sebagi parbosilah jadi kemampuan ku dek Wawancara 29 April Semakin lama permintaan akan barang-barang kerajinan yang mereka hasilkan sebenarnya semakin meningkat, tetapi dikarenakan peralatan yang digunakan masih sangat sederhana menjadikannya penghambat dalam peningkatan hasil produksi. Peralatan sederhana menjadi penghambat besar dalam 96

KAJIAN ESTETIKA DAN PROSES PEMBUATAN KERIS KARYA SUTIKNO KANTHI PRASOJO KELURAHAN KLEDUNG KRADENAN KECAMATAN BANYUURIP KABUPATEN PURWOREJO JAWA TENGAH

KAJIAN ESTETIKA DAN PROSES PEMBUATAN KERIS KARYA SUTIKNO KANTHI PRASOJO KELURAHAN KLEDUNG KRADENAN KECAMATAN BANYUURIP KABUPATEN PURWOREJO JAWA TENGAH KAJIAN ESTETIKA DAN PROSES PEMBUATAN KERIS KARYA SUTIKNO KANTHI PRASOJO KELURAHAN KLEDUNG KRADENAN KECAMATAN BANYUURIP KABUPATEN PURWOREJO JAWA TENGAH Oleh : Bustomi Ferdian program studi pendidikan bahasa

Lebih terperinci

PERUBAHAN ORIENTASI MATA PENCAHARIAN PENGRAJIN LOGAM DESA CIBATU KECAMATAN CISAAT KABUPATEN SUKABUMI

PERUBAHAN ORIENTASI MATA PENCAHARIAN PENGRAJIN LOGAM DESA CIBATU KECAMATAN CISAAT KABUPATEN SUKABUMI PERUBAHAN ORIENTASI MATA PENCAHARIAN PENGRAJIN LOGAM DESA CIBATU KECAMATAN CISAAT KABUPATEN SUKABUMI Farhan Firdaus 1, Gurniwan Kamil Pasya 2, Syaifullah Syam 3 1 SMA Negeri 1 Cibadak 2 Dosen Program Studi

Lebih terperinci

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong Pengertian bengkel Ialah tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan / pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alt dan mesin, tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. Pentingnya bengkel pada suatu

Lebih terperinci

Pembuatan, Pemasangan dan Pengoperasian Tungku Perlakuan Panas untuk Pande Besi. Laporan Teknis Pemasyarakatan Teknologi

Pembuatan, Pemasangan dan Pengoperasian Tungku Perlakuan Panas untuk Pande Besi. Laporan Teknis Pemasyarakatan Teknologi Pembuatan, Pemasangan dan Pengoperasian Tungku Perlakuan Panas untuk Pande Besi Laporan Teknis Pemasyarakatan Teknologi Ir. Agus Sugiyono, M.Eng. NIP. 680002567 Maret 2000 Direktorat Teknologi Konversi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah...

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 50 BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Faktor Internal Faktor internal dalam penelitian ini merupakan karakteristik individu yang dimiliki responden yang berbeda satu sama lain. Responden dalam penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR HASIL WAWANCARA. Informan yang dipakai dalam penelitian ini adalah informan kunci dan

DAFTAR HASIL WAWANCARA. Informan yang dipakai dalam penelitian ini adalah informan kunci dan DAFTAR HASIL WAWANCARA Informan yang dipakai dalam penelitian ini adalah informan kunci dan informan utama. Informan kunci merupakan orang yang menjadi narasumber yang mengetahui seluruhnya mengenai objek

Lebih terperinci

V. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. pemilik usaha industri tahu yang ada di Desa Karanganyar Kecamatan Weru

V. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. pemilik usaha industri tahu yang ada di Desa Karanganyar Kecamatan Weru V. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU A. Identitas Pengrajin Identitas pengrajin merupakan gambaran umum tentang keadaan dan latar belakang pengrajin yang berkaitan dan berpengaruh terhadap kegiatan dalam

Lebih terperinci

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU 1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU A. Tujuan 1. Menyebutkan macam-macam jenis alat tangan dan fungsinya. 2. Menyebutkan bagian-bagian dari alat-alat tangan pada kerja bangku. 3. Mengetahui bagaimana cara

Lebih terperinci

IV. KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN 1. Lingkungan Hidup a. Limbah Limbah merupakan buangan atau sisa yang dihasilkan dari suatu proses atau kegiatan dari industry maupun domestik ( rumah tangga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Corak masyarakat Kabupaten khususnya Desa Cibatu Kecamatan Cisaat bermata pencaharian sebagai pengrajin logam. Daerah dan sekitarnya memiliki tanah yang subur

Lebih terperinci

MODUL 11 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (ALAT BANTU KERJA LI STRI K) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH :

MODUL 11 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (ALAT BANTU KERJA LI STRI K) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : MODUL 11 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (ALAT BANTU KERJA LI STRI K) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 1 1 Martil (Palu) Martil

Lebih terperinci

DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM

DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM 3 DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM 1. PENGANTAR Pelat-pelat hasil produksi pabrik umumnya masih dalam bentuk lembaran yang ukuran dan bentuknya bervariasi. Pelat-pelat dalam bentuk lembaran ini tidak dapat

Lebih terperinci

MODUL 7 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGGERGAJI ) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

MODUL 7 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGGERGAJI ) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. MODUL 7 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N ( ) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 7 Bagian-bagian gergaji Gergaji terdiri dari

Lebih terperinci

...Masyarakat adalah sistem dari kebiasaan dan tata cara dari wewenang dan

...Masyarakat adalah sistem dari kebiasaan dan tata cara dari wewenang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...Masyarakat adalah sistem dari kebiasaan dan tata cara dari wewenang dan kerja sama antara berbagai kelompok, berbagai golongan dan pengawasan tingkah laku

Lebih terperinci

Foto 19. Peleburan tahap (ke-2)

Foto 19. Peleburan tahap (ke-2) Proses Pembuatan Bilah Kiriman I Putu Arya Sumarsika, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar. Dalam pembuatan seprangkat gamelan adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan keahlian dan ketrampilan yang

Lebih terperinci

Tahap Pembentukan dan Pembersihan Bilah Kiriman I Putu Arya Sumarsika, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar. Gambar 5.

Tahap Pembentukan dan Pembersihan Bilah Kiriman I Putu Arya Sumarsika, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar. Gambar 5. Tahap Pembentukan dan Pembersihan Bilah Kiriman I Putu Arya Sumarsika, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar. Dalam membangun atau membentuk bilah untuk mengubah dari bentuk asalnya menjadi bentuk

Lebih terperinci

BAB 2 PROSES-PROSES DASAR PEMBENTUKAN LOGAM

BAB 2 PROSES-PROSES DASAR PEMBENTUKAN LOGAM BAB 2 PROSES-PROSES DASAR PEMBENTUKAN LOGAM pengecoran masih membutuhkan pekerjaan pekerjaan lanjutan. Benda benda dari logam yang sering kita lihat tidaklah ditemukan dalam bentuknya seperti itu, akan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan wanita untuk bekerja adalah

Lebih terperinci

PERKAKAS TANGAN YUSRON SUGIARTO

PERKAKAS TANGAN YUSRON SUGIARTO PERKAKAS TANGAN YUSRON SUGIARTO RAGUM berfungsi untuk menjepit benda kerja secara kuat dan benar, artinya penjepitan oleh ragum tidak boleh merusak benda kerja Untuk menghasilkan penjepitan yang kuat maka

Lebih terperinci

DAFTAR INFORMAN. : Petani sekaligus pembuat gagang dan sarung golok. : Dusun Gaman, Desa Sihastoruan

DAFTAR INFORMAN. : Petani sekaligus pembuat gagang dan sarung golok. : Dusun Gaman, Desa Sihastoruan DAFTAR INFORMAN 1. Nama : Harpan Nahampun : 30 Tahun : Petani sekaligus pembuat gagang dan sarung golok : Dusun Gaman, Desa Sihastoruan. 2. Nama : Alek Limbong : 28 Tahun : Pandai besi : Dusun Gaman, Desa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Punduh Sari merupakan bagian dari wilayah administratif di Kecamatan Manyaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) (Tambusai,

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) (Tambusai, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja baik sekarang maupun masa yang akan datang merupakan sarana menciptakan situasi kerja yang aman, nyaman dan sehat, ramah lingkungan,

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM

BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM BAB III PROSES PENGECORAN LOGAM 3.1.Peralatan dan Perlengkapan dalam Pengecoran Tahap yang paling utama dalam pengecoran logam kita harus mengetahui dan memahami peralatan dan perlengkapannya. Dalam Sand

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan kesehatan kerja baik sekarang maupun masa yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan kesehatan kerja baik sekarang maupun masa yang akan datang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja baik sekarang maupun masa yang akan datang merupakan sarana menciptakan situasi kerja yang aman, nyaman dan sehat, ramah lingkungan,

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Kelurahan Semanan Kelurahan Semanan yang berada pada wilayah Kecamatan Kalideres, berbatasan langsung dengan Sungai Cisadane di sebelah utara, Kelurahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara geografis berada di pesisir

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium.

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium. BAB III METODOLOGI 3.1. Diagram Alir Tugas Akhir Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium Skala Laboratorium. Gambar 3.1. Diagram Alir Tugas Akhir 3.2. Alat dan Dalam rancang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.. Sejarah Perusahaan PT. Sarana Panen Perkasa merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang produksi alat-alat pertanian terkhususnya perkebunan kelapa sawit.

Lebih terperinci

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden Usaha Pengolahan Ikan Asin

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden Usaha Pengolahan Ikan Asin V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Usaha Pengolahan Ikan Asin Karakteristik responden usaha pengolahan ikan asin memberikan gambaran mengenai responden atau pemilih usaha ikan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI 6.1. Proses Budidaya Ganyong Ganyong ini merupakan tanaman berimpang yang biasa ditanam oleh petani dalam skala terbatas. Umbinya merupakan

Lebih terperinci

POMPA TALI 1. PENDAHULUAN 2. URAIAN SINGKAT 3. BAHAN 4. PERALATAN

POMPA TALI 1. PENDAHULUAN 2. URAIAN SINGKAT 3. BAHAN 4. PERALATAN POMPA TALI 1. PENDAHULUAN Di daerah pedesaan sebagian besar cara pengambilan air terdiri dari sumur masih menggunakan timba. Hal ini kurang menguntungkan bila dihitung dari segi waktu dan tenaga yang dipakai

Lebih terperinci

MODUL 8 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MEMAHAT) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

MODUL 8 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MEMAHAT) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. MODUL 8 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N () TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 8 Bentuk-bentuk pahat Dibuat dari baja karbon

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. a. Letak, Luas, dan Batas Daerah Penelitian. geografis berada di koordinat 07 o LS-7 o LS dan

BAB IV PEMBAHASAN. a. Letak, Luas, dan Batas Daerah Penelitian. geografis berada di koordinat 07 o LS-7 o LS dan BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Luas, dan Batas Daerah Penelitian Desa Banjarharjo adalah salah satu desa di Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo, Daerah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA. A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA. A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita 1. Keadaan geografis Pasar Pelita merupakan salah satu pasar yang ada di kecamatan Kubu Babussalam tepatnya di desa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Peranan bagi wanita secara keseluruhan dapat dikatakan sebagai sesuatu yang mulia dan dijunjung

Lebih terperinci

MODUL 6 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGI KI R) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

MODUL 6 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGI KI R) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. MODUL 6 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGI KI R) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 6 Macam macam kikir Dibuat dari baja

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan CV. Cendana Baru merupakan usaha yang bergerak dibidang perancangan alat yang didirikan oleh Bapak Tut Wuri Handayani, S.T sejak tahun 1990. CV.

Lebih terperinci

Lampiran 1 INSTRUMEN PENELITIAN

Lampiran 1 INSTRUMEN PENELITIAN Lampiran 1 INSTRUMEN PENELITIAN PEDOMAN WAWANCARA PROFIL SENTRA INDUSTRI TAHU GUNUNG SAREN KIDUL KELURAHAN I. Pertanyaan Profil Industri Tahu 1. Sumber Daya Manusia A. Pengusaha 1). Identitas a. Nama :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatan

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS MEMBUAT PARUTAN KELAPA DENGAN POHON MLINJO Disusun oleh : Nama : Agung Muhammad Sholih NIM : 11.01.2939 Program Studi Jurusan : Lingkungan Bisnis : D-3 Tehnik Informatika

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum Wilayah Kota Bogor Kota Bogor terletak diantara 16 48 BT dan 6 26 LS serta mempunyai ketinggian minimal rata-rata 19 meter, maksimal 35 meter dengan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Purworejo yang terdiri dari 49 desa.luas wilayah Kecamatan Pituruh yaitu 7681

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Purworejo yang terdiri dari 49 desa.luas wilayah Kecamatan Pituruh yaitu 7681 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kecamatan Pituruh merupakan salah satu dari 16 Kecamatan di Kabupaten Purworejo yang terdiri dari 49 desa.luas wilayah Kecamatan Pituruh yaitu 7681.

Lebih terperinci

LAMPIRAN GAMBARAN PERUSAHAAN

LAMPIRAN GAMBARAN PERUSAHAAN LAMPIRA GAMBARA PERUSAHAA A. Sejarah Perusahaan Perusahaan Genteng ATI yang beralamatkan di Tegal Mulyo, Karanggeneng, Boyolali ini didirikan oleh Bapak Suratin Hadi Mulyono pada tahun 1987 yang mana pada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. waktu pada bulan September 2015 hingga bulan November Adapun material yang digunakan pada penelitian ini adalah:

III. METODE PENELITIAN. waktu pada bulan September 2015 hingga bulan November Adapun material yang digunakan pada penelitian ini adalah: III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Produksi Teknik Mesin Universitas Lampung. Sedangkan waktu penelitian akan dilaksanakan pada rentang waktu pada bulan September

Lebih terperinci

STRATEGI PEMBERDAYAAN USAHA RUMAHAN BERBASIS POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KELUARGA

STRATEGI PEMBERDAYAAN USAHA RUMAHAN BERBASIS POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KELUARGA STRATEGI PEMBERDAYAAN USAHA RUMAHAN BERBASIS POTENSI LOKAL UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KELUARGA Dyah Hapsari ENH, E.S. Halimi, Rudy Kurniawan, Yusnaini, dan Rogaiyah Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan

Lebih terperinci

Pertanyaan Wawancara. 1. Sejak kapan anda memulai berjualan buku di Lapangan Merdeka? 3. Dari manakah anda mendapatkan pasokan buku untuk dijual?

Pertanyaan Wawancara. 1. Sejak kapan anda memulai berjualan buku di Lapangan Merdeka? 3. Dari manakah anda mendapatkan pasokan buku untuk dijual? Pertanyaan Wawancara 1. Sejak kapan anda memulai berjualan buku di Lapangan Merdeka? 2. Mengapa anda memilih berjualan buku? 3. Dari manakah anda mendapatkan pasokan buku untuk dijual? 4. Bagaimana caranya

Lebih terperinci

PRAKARYA. by F. Denie Wahana

PRAKARYA. by F. Denie Wahana PRAKARYA by F. Denie Wahana (Produk Sederhana dengan Teknologi) Kompetensi Inti (KI) 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. Keselamatan dan kesehatan kerja tidak

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP RANCANGAN

BAB IV. KONSEP RANCANGAN BAB IV. KONSEP RANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN / KOMUNITAS Dalam tataran lingkungan, produk rancangan yang dibuat dengan memanfaatkan limbah kayu palet secara maksimal. Palet kayu biasa digunakan sebagai

Lebih terperinci

pelaku yang terlibat dalam suatu peristiwa.

pelaku yang terlibat dalam suatu peristiwa. Krawang Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Trompong Kiriman I Putu Juliartha, Mahasiswa PS Seni Karawitan ISI Denpasar Dalam membuat trompong, pande bersama dengan pemesan atau pembeli gamelan tentu terlebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk memberikan kepuasan yang terbaik bagi para konsumennya, dengan

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk memberikan kepuasan yang terbaik bagi para konsumennya, dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada era globalisasi seperti sekarang, alat transportasi kendaraan bermotor semakin dibutuhkan baik untuk kendaraan operasional perusahaan maupun kendaraan pribadi.

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH Proses pembuatan rangka pada mesin pemipih dan pemotong adonan mie harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut meliputi gambar kerja, bahan,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kanayatn yaitu pada zaman Kayo (memotong kepala lawan) sekitar ratusan tahun yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kanayatn yaitu pada zaman Kayo (memotong kepala lawan) sekitar ratusan tahun yang 122 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Tangkitn merupakan senjata yang berkembang di dalam masyarakat Suku Dayak Kanayatn yaitu pada zaman Kayo (memotong kepala lawan) sekitar ratusan tahun

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. perkebunan, khususnya pada sektor tanaman karet. Penduduk di Desa Negeri

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. perkebunan, khususnya pada sektor tanaman karet. Penduduk di Desa Negeri IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Negeri Baru yang merupakan salah satu desa berpotensial dalam bidang perkebunan, khususnya pada sektor tanaman karet. Penduduk di Desa Negeri

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( )

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( ) BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR (1998-2005) 2.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam Kecamatan Ajibata merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Toba Samosir dengan luas wilayah

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai

BAB III METODE PERANCANGAN. Mulai. Merancang Desain dan Study Literatur. Quality Control. Hasil Analisis. Kesimpulan. Selesai BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Mulai Merancang Desain dan Study Literatur Proses Pembuatan Rangka -Pemotongan pipa -Proses pengelasan -Proses penggerindaan Proses Finishing -Proses

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani Petani Padi Organik Mitra Usaha Tani Identitas petani merupakan suatu tanda pengenal yang dimiliki petani untuk dapat diketahui latar belakangnya. Identitas

Lebih terperinci

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2 c = b - 2x = 13 2. 2,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = mm mm = 82 mm 2 = 0,000082 m 2 g) Massa sabuk per meter. Massa belt per meter dihitung dengan rumus. M = area panjang density = 0,000082

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebiasaan lain, perubahan-perubahan pada umumnya menimbulkan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebiasaan lain, perubahan-perubahan pada umumnya menimbulkan beberapa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan dan Keselamatan Kerja merupakan suatu masalah penting dalam setiap proses operasional baik di sektor tradisional maupun modern, khususnya pada masyarakat yang

Lebih terperinci

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu :

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu : POROS BERTINGKAT A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu : Mampu mengoprasikan mesin bubut secara benar. Mampu mebubut luar sampai halus dan rata. Mampu membubut lurus dan bertingkat.

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flow Chart Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Mulai Studi Literatur Perencanaan dan Desain Perhitungan Penentuan dan Pembelian Komponen Proses Pengerjaan Proses Perakitan

Lebih terperinci

METODE PERBAIKAN BODI KENDARAAN

METODE PERBAIKAN BODI KENDARAAN METODE PERBAIKAN BODI KENDARAAN sifat-sifat mekanis dari bahan Sifat mekanis dari suatu bahan adalah kemampuannya dalam menahan suatu beban, baik beban statis atau beban dinamis, pada keadaan suhu rendah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Kabupaten Batubara yang terletak pada kawasan hasil pemekaran

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Kabupaten Batubara yang terletak pada kawasan hasil pemekaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Daerah Kabupaten Batubara yang terletak pada kawasan hasil pemekaran dari Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara adalah salah satu daerah yang didiami masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian rangka, pengaduk adonan bakso dan pengunci pengaduk adonan bakso adalah : 4.1.1 Alat Alat yang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI DALAM PROSES PENCIPTAAN SENI KRIYA KAYU I WAYAN JAGRI DI DESA SINGAPADU

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI DALAM PROSES PENCIPTAAN SENI KRIYA KAYU I WAYAN JAGRI DI DESA SINGAPADU IMPLEMENTASI TEKNOLOGI DALAM PROSES PENCIPTAAN SENI KRIYA KAYU I WAYAN JAGRI DI DESA SINGAPADU 1. Pendahuluan Oleh Nama: I Wayan Arissusila Nim : 201 121 001 Minat: Penciptaan Seni Seni kriya merupakan

Lebih terperinci

Makalah Mata Kuliah Perlakuan permukaan

Makalah Mata Kuliah Perlakuan permukaan Makalah Mata Kuliah Perlakuan permukaan Sub Materi Pemijaran Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Perlakuan permukaan Dosen : Drs. Yusep, Mpd Disusun Oleh: Indra Sumarna 021898 Ade Mardana JURUSAN

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Profil Industri Rumah Tangga olahan Salak Pondoh. Kegiatan pengolahan Salak Pondoh sudah dilakukan oleh warga masyarakat

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Profil Industri Rumah Tangga olahan Salak Pondoh. Kegiatan pengolahan Salak Pondoh sudah dilakukan oleh warga masyarakat V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Industri Rumah Tangga olahan Salak Pondoh Kegiatan pengolahan Salak Pondoh sudah dilakukan oleh warga masyarakat Desa Donokerto selama 10 tahun terakhir. Pengolahan Salak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wujud hasil kebudayaan seperti nilai - nilai, norma-norma, tindakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. wujud hasil kebudayaan seperti nilai - nilai, norma-norma, tindakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan keanekaragaman hasil kebudayaan. Keanekaragaman hasil kebudayaan itu bisa dilihat dari wujud hasil kebudayaan

Lebih terperinci

REKONSTRUKSI KUJANG PAMOR: Upaya Mengangkat Citra dan Entitas Sunda Makalah pada pameran SawaRGI_Itenas

REKONSTRUKSI KUJANG PAMOR: Upaya Mengangkat Citra dan Entitas Sunda Makalah pada pameran SawaRGI_Itenas REKONSTRUKSI KUJANG PAMOR: Upaya Mengangkat Citra dan Entitas Sunda Makalah pada pameran SawaRGI_Itenas Oleh: Tedi Permadi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

Peta Materi IV. Produk Sederhana dengan Teknologi Mekanik. Teknik Pembuatan. Mainan. dengan Teknologi. Mekanik. Teknologi Mekanik

Peta Materi IV. Produk Sederhana dengan Teknologi Mekanik. Teknik Pembuatan. Mainan. dengan Teknologi. Mekanik. Teknologi Mekanik BAB Peta Materi IV Produk Sederhana dengan Teknologi Merakit Produk Sederhana Menggunakan Teknologi Membuat Mainan dengan Teknologi Jenis-Jenis Produk Sederhana Menggunakan Peralatan Bahan dan Peralatan

Lebih terperinci

TEKNIK PENEBANGAN KAYU

TEKNIK PENEBANGAN KAYU TEKNIK PENEBANGAN KAYU Penebangan merupakan langkah awal dari kegiatan pemanenan kayu, meliputi tindakan yang diperlukan untuk memotong kayu dari tunggaknya secara aman dan efisien (Suparto, 1979). Tujuan

Lebih terperinci

DINDING DINDING BATU BUATAN

DINDING DINDING BATU BUATAN DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan

Lebih terperinci

Kerajinan Logam di Kabupaten Klungkung Oleh: I Made Berata (dosen PS Kriya Seni)

Kerajinan Logam di Kabupaten Klungkung Oleh: I Made Berata (dosen PS Kriya Seni) Kerajinan Logam di Kabupaten Klungkung Oleh: I Made Berata (dosen PS Kriya Seni) Seni kerajinan logam merupakan salah satu ekspresi budaya masyarakat Bali yang telah ditekuni sejak zaman Bali kuna. Aktivitas

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Bogor memiliki kuas wilayah 299.428,15 hektar yang terbagi dari 40 kecamatan. 40 kecamatan dibagi menjadi tiga wilayah yaitu wilayah

Lebih terperinci

2015 PENGARUH DIVERSIFIKASI PRODUK DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA BATIK DI CIREBON

2015 PENGARUH DIVERSIFIKASI PRODUK DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA BATIK DI CIREBON BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyak kota di Indonesia yang memproduksi batik dan tiap kota memiliki ciri tersendiri akan batik yang diproduksinya, seperti di Solo, Yogyakarta, Cirebon

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN PEGAS

BAB IV PROSES PEMBUATAN PEGAS BAB IV PROSES PEMBUATAN PEGAS 4.1. Bahan Pegas Bahan baja pegas yang digunakan diimpor dari jepang, yaitu dari Aichi steel work, ltd. Baja pegas yang digunakan adalah memakai standard JIS (Japanise Industrial

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian rangka, pengaduk adonan bakso dan pengunci pengaduk adonan bakso adalah : 4.1.1 Alat Alat yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. termasuk kegiatan rancang bangun industri dan perekayasaan industri. Industri dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. termasuk kegiatan rancang bangun industri dan perekayasaan industri. Industri dapat II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Rumah Tangga Menurut Kartasapoetra (2000), pengertian industri adalah kegiatan ekonomiyang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan atau barang jadi

Lebih terperinci

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A TEKNIK PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A Jl. Rajawali No. 32, Telp./Faks. : (0351) 746081 Ngawi. Homepage: 1. www.smkpgri1ngawi.sch.id 2. www.grisamesin.wordpress.com Facebook: A. Kecepatan potong

Lebih terperinci

Arang Tempurung Kelapa

Arang Tempurung Kelapa Arang Tempurung Kelapa Mengapa harus arang tempurung? Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), terutama minyak tanah, membuat masyarakat mencari alternatif lain untuk keperluan memasak. Salah satu yang

Lebih terperinci

Sebuah benda yang diberi gaya sebesar 6 N selama 5 menit mengalami perpindahan sejauh 15 m, tentukanlah: a. usaha yang dilakukan benda b.

Sebuah benda yang diberi gaya sebesar 6 N selama 5 menit mengalami perpindahan sejauh 15 m, tentukanlah: a. usaha yang dilakukan benda b. Jawab: P = Fv = (5 N) (2 m/s) = 10 N m/s = 10 watt. Jadi, daya benda tersebut adalah 10 watt. Menguji Diri Sebuah benda yang diberi gaya sebesar 6 N selama 5 menit mengalami perpindahan sejauh 15 m, tentukanlah:

Lebih terperinci

III RANCANGAN DAN PROFIL GIG! GERGAJI A. Tipe Gigi

III RANCANGAN DAN PROFIL GIG! GERGAJI A. Tipe Gigi III RANCANGAN DAN PROFIL GIG! GERGAJI A. Tipe Gigi Meskipun mungkin banyak terdapat bentuk-bentuk gigi gergaji, padaa dasarnya hanya terdapat tiga atau empat bentuk pokok. Empat bentuk atau tipe gigi gergaji

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin. dan kecepatannya sayatnya setinggi-tingginya.

BAB II LANDASAN TEORI Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin. dan kecepatannya sayatnya setinggi-tingginya. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin 2.1.1. Bubut Senter Untuk meningkatkan produksi, pada tahap pertama kita akan berusaha memperpendek waktu utama. Hal

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di 22 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan 20 22 Maret 2013 di Laboratorium dan Perbengkelan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI

BAB IV PROSES PRODUKSI BAB IV PROSES PRODUKSI 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pemotong kerupuk rambak kulit. Pengerjaan paling dominan dalam pembuatan komponen

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Produk permainan sekoci handcar anak ini termasuk permainan tradisional, yang awalnya terinspirasi dari sebuah kendaraan tradisonal Handcar. Digunakan sekitar

Lebih terperinci

BAB III MEKANISME PEMBAYARAN UPAH KARYAWAN MINGGUAN DI BENGKEL LAS SUMBER JAYA DESA RANDEGANSARI KECAMATAN DRIYOREJO KABUPATEN GRESIK

BAB III MEKANISME PEMBAYARAN UPAH KARYAWAN MINGGUAN DI BENGKEL LAS SUMBER JAYA DESA RANDEGANSARI KECAMATAN DRIYOREJO KABUPATEN GRESIK BAB III MEKANISME PEMBAYARAN UPAH KARYAWAN MINGGUAN DI BENGKEL LAS SUMBER JAYA DESA RANDEGANSARI KECAMATAN DRIYOREJO KABUPATEN GRESIK A. Gambaran Umum Bengkel Las Sumber Jaya 1. Sejarah Berdirinya Bengkel

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 21 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kapal Kayu 5.1.1 Gambaran Umum Kapal perikanan merupakan unit penangkapan ikan yang sangat penting dalam mendukung kegiatan operasi penangkapan ikan yang terdapat di perairan

Lebih terperinci

BERKURANGNYA PERAJIN PRETIMA DI BANJAR ANGGABAYA PENATIH, DENPASAR TIMUR, BALI. I Wayan Dirana

BERKURANGNYA PERAJIN PRETIMA DI BANJAR ANGGABAYA PENATIH, DENPASAR TIMUR, BALI. I Wayan Dirana BERKURANGNYA PERAJIN PRETIMA DI BANJAR ANGGABAYA PENATIH, DENPASAR TIMUR, BALI I Wayan Dirana Program Studi Kriya, Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar diranawayan@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK INFORMAN KUNCI

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK INFORMAN KUNCI PEDOMAN WAWANCARA UNTUK INFORMAN KUNCI Pemilik Rumah Makan A. Biodata Informan 1. Nama : Marnita 2. Umur : 36 tahun 3. Jenis Kelamin : Perempuan 4. Status : Sudah Menikah 5. Daerah Asal : Pariaman 6. Alamat

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Cisaat berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4.

V. GAMBARAN UMUM. Cisaat berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4. V. GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Desa Cisaat terletak di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi dengan luas wilayah 125.625 Ha. Desa Cisaat berbatasan dengan Jalan Raya Cisaat di sebelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sektor industri tetapi banyak berkembangnya sektor industri kecil

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sektor industri tetapi banyak berkembangnya sektor industri kecil BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Sektor industri merupakan sektor yang banyak dikembangkan oleh pemerintah karena sektor industri banyak membantu pertumbuhan ekonomi negara. Pada saat ini, bukan hanya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Dalam proses pembuatan mesin pengupas kulit kentang perlu memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Adapun maksud

Lebih terperinci

STUDI PENYIMPANGAN UKURAN BATU BATA MERAH

STUDI PENYIMPANGAN UKURAN BATU BATA MERAH STUDI PENYIMPANGAN UKURAN BATU BATA MERAH Burhanuddin Dosen Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar Email: amin.burhanuddin@gmail.com Abstract. Studi ini tentang, berapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan.

BAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar dan berkelanjutan mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat. Salah satu bentuk pembangunan

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI MEKANIK JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI MEKANIK JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI MEKANIK JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN MARINE ENGINEERING DAFTAR ISI TUGAS I MEMBUBUT POROS LURUS ( 2 JAM KEGIATAN )... 2 TUGAS II MEMBUBUT BERTINGKAT ( 4 JAM KEGIATAN )...

Lebih terperinci