yang akan menjadi subyek eksperimen, dimana mahasiswa seolah olah menjadi seorang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "yang akan menjadi subyek eksperimen, dimana mahasiswa seolah olah menjadi seorang"

Transkripsi

1 Metode Penelitian Sampel, Sumber Data, Metode Pengumpulan Data Penelitian ini dibuat dalam bentuk eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui kecenderungan perilaku pembuat keputusan dalam proyek investasi. Dalam hal ini mahasiswa yang akan menjadi subyek eksperimen, dimana mahasiswa seolah olah menjadi seorang manajer yang harus menggambil keputusan proyek investasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Program Studi Menajemen angkatan 2006,2007, 2008 dan 2009 yang teregristrasi sampai tahun ajaran dengan jumlah 307 mahasiswa. Pengumpulan data sampel dengan menggunakan teknik pusposive sampling. Dimana purposive sampling adalah pengambilan sampel diperoleh dengan ciri-ciri yang dianggap oleh peneliti penting dan dapat mewakili populasi (Singleton, 1988). Yang diteliti adalah mahasiswa yang sudah menggambil mata kuliah Manajemen Keuangan. Alasan menggunakan populasi tersebut adalah: 1) belum banyak dilakukan penelitian pada mahasiswa UKSW tentang eskalasi komitmen pada pengambilan keputusan proyek investasi, 2) populasi yang digunakan adalah mahasiswa yang sudah mengambil mata kuliah Manajemen Keuangan dengan asumsi mereka lebih mengerti tentang arti dari investasi dibanding mahasiswa yang belum mengambil mata kuliah tersebut. Tetapi tidak semua jumlah mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana angkatan 2006,2007,2008 dan 2009 menjadi responden, oleh karena itu pengumpulan data hanya akan menggunakan sampel saja. Dalam mengukur sampel, peneliti menggunakan formula yang dikemukakan oleh yamame (Supramono & Utami, 2004), yaitu: N n Nd

2 Keterangan: n = jumlah sampel N = ukuran populasi d = tingkat kesalahan dalam pengambilan sampel yang masih dapat ditoleransi (10%) 307 n = 75,43 80 orang 307 (0,1) 2 1 Pada penelitian ini, data yang digunakan adalah data primer. Data primer diperoleh dengan penyebaran kuisioner secara langsung pada responden. Di dalam kuisioner tersebut responden diberi pertanyaan pertanyaan yang dipandang relevan terhadap topik yang diteliti. Proses penyebaran kuisioner dilakukan kurang lebih selama satu bulan. Desain Penelitian Untuk menguji hipotesis penelitian ini menggunakan 4 kasus yang telah disiapkan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian 2x2 (lihat tabel 1). Faktor faktornya terdiri dari dua variabel independen, yaitu adverse selection dan negative framing. Serta variabel dependen yaitu eskalasi komitmen. Tabel 1 Desain penelitian 2x2 (Adverse Selection x Negative Framing) Adverse Selection Ada Tidak Ada Negative Framing Ada Kasus 1 Kasus 3 Sumber : Dwita (2007) Tidak Ada Kasus 2 Kasus 4 Responden pada kasus 1 diberikan informasi yang terframing negatif dan dalam kondisi adverse selection. Responden pada kasus 2 diberikan informasi yang terframing negatif tidak dalam kondisi adverse selection. Respoden pada kasus 3 akan diberikan informasi yang tidak 29

3 terframing negatif pada kondisi adverse selection. Dan responden dalam kasus 4 akan di berikan informasi tidak terframing negatif serta tidak dalam kondisi adverse selection. Pada penelitian ini responden diminta bertindak dan berpikir seolah olah ada dalam situasi yang tergambar dalam kuisioner. Variabel adverse selection dimanipulasi dengan adanya kepemilikan informasi privat bagi manajer yang tidak diketahui oleh pemilik perusahaan. Variabel negative framing dalam penelitian eksperimen ini dimanipulasi dengan penyajian informasi kemungkinan kerugian yang pasti terjadi dan kemungkinan kerugian di masa mendatang yang kurang pasti. Sedangkan variabel eskalasi komitmen dimanipulasi dengan pilihan alternatif keputusan untuk melanjutkan proyek. Teknik Analisis Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi-Square untuk menguji proporsi dua populasi. Pengujian hipotesis dilakukan pada batas signifikansi sebesar 5 %. Untuk mengetahui signifikansi hasil uji, peneliti cukup melihat p-value yang dihasilkan dari pengolahan data tersebut. Jika p-value < 0,05, maka hipotesis akan diterima. Sedangkan jika p-value >0,05, maka hipotesis yang ada akan ditolak. Hipotesis 1,2 dan 3 secara statistik adalah sebagai berikut: Hipotesis 1 H0 : P AS P TAS H1 : P AS > P TAS Hipotesis 2 H0 : P NF P TNF H2 : P NF > P TNF Hipotesis 3 H0 : P I P TI 30

4 H3 : P I > P TI 31

5 Telaah Teoritis dan Pengembangan Hipotesis Eskalasi Komitmen Pembuat keputusan sering mengalami dilema ketika harus membuat keputusan untuk menghentikan suatu proyek dan mengganti dengan proyek lain atau hanya menghentikan saja. Suatu jenis keputusan yang dihasilkan dari keadaan tersebut dalam perilaku organisasi, manajemen stratejik, dan psikologi dikenal dengan fenomena eskalasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997, h. 151) disebutkan bahwa eskalasi adalah pertambahan jumlah, pertambahan volume dan kenaikan. Sementara itu Oxford Learner s Pocket Dictionary (2003, h.145) eskalasi diterjemahkan sebagai become or make something bigger or more serious. Dengan demikian eskalasi komitmen dapat dikatakan sebagai upaya meningkatkan keseriusan atau keloyalan terhadap komitmen yang telah dibuat. Eskalasi komitmen dapat terjadi ketika individu atau organisasi dihadapkan pada dua kesempatan atas serangkaian tindakan yang telah dilakukan (dalam hal ini serangkaian tindakan yang telah diambil ternyata tidak berjalan seperti yang diharapkan). Individu atau organisasi tersebut berkesempatan untuk memilih bertahan atau menarik kembali serangkaian tindakan yang telah dilakukan. Kedua kesempatan tersebut sama-sama memiliki ketidakpastian dalam konsekuensinya. Staw (1997) mencontohkan, ketika organisasi mengetahui bahwa sebuah produk pengembangan yang baru memiliki kemungkinkan, yakni menguntungkan maupun tidak menguntungkan di masa yang akan datang, melanjutkan investasi pada produk tersebut adalah merupakan eskalasi komitmen. Eskalasi komitmen adalah perilaku untuk meningkatkan komitmen dalam menggambil keputusan proyek investasi, walaupun proyek tersebut akan memberikan umpan balik negatif. Eskalasi komitmen sering kali disebut sebagai mengalokasikan sumber daya tambahan pada 18

6 proyek yang gagal. Jika dipikir dengan akal sehat, eskalasi yang diambil oleh pembuat keputusan pada proyek investasi yang gagal adalah sebuah keputusan yang tidak rasional. Menurut Brockner (1992), eskalasi komitmen adalah melanjutkan komitmen walaupun terdapat informasi negatif yang berkaitan dengan ketidakpastian pencapaian tujuan. Kanodia et al (1989), menjabarkan eskalasi komitmen sebagai keputusan manajer yang tidak rasional karena meskipun sadar secara langsung maupun tidak langsung manajer cenderung mengabaikan kepentingan perusahaan dan lebih mengutamakan kepentingan ekonomi pribadinya. Maka manajer akan memutuskan untuk melanjutkan proyek investasi yang gagal. Karena manejer merasa takut kredibilitasnya menurun jika proyek tersebut dihentikan (Harrel dan Horrison, 1994). Eskalasi komitmen sering dikaitkan dengan pengabaian atas sinyal kegagalan. Pembuat keputusan diperbolehkan memilih keputusan untuk menerima proyek dengan menambah alokasi sumber daya untuk menutup biaya yang telah terjadi sebelumnya, atau memilih keputusan untuk menghentikan proyek. Staw (1997) menyatakan bahwa penyebab timbulnya fenomena eskalasi diantaranya dipengaruhi oleh faktor psikologis, sosial, faktor organisasi dan proyek. Faktor psikologi dan sosial menunjukan pada hadirnya ego dan keinginan untuk menjaga reputasi yang membuat seseorang enggan untuk mengakui kesalahan dan kegagalan. Manajer yang mengajukan sebuah proyek kepada perusahaan atau organisasi dan di kemudian hari mengetahui bahwa proyek yang diajukan mengalami kegagalan, maka akan cenderung melakukan eskalasi komitmen terhadap proyek yang gagal tersebut. Jika manajer meninggalkan proyek, maka akan merusak reputasi manajer di dalam perusahaan atau organisasi. Sehingga manajer berusaha melindunginya dengan cara melakukan eskalasi komitmen pada proyek yang gagal. 19

7 Beberapa penjelasan dapat dikemukakan untuk perilaku eskalasi. Pertama, penerimaan umpan balik negatif atas keputusan yang telah dijalankan menyebabkan individu-individu yang bertanggungjawab pada keputusan tersebut mengeskalasi komitmen mereka dalam upaya mencoba membenarkan keputusan mereka semula (Bazerman dalam Kadous, 2002). Kedua, teori prospek menjelaskan bahwa seorang pembuat keputusan akan melihat umpan balik negative yang mungkin diterima pada keputusan berikutnya (Kahneman dan Tversky 1979). Oleh karena itu, perilaku risk seeking dalam bentuk eskalasi komitmen terhadap serangkaian tindakan yang gagal mungkin saja terjadi (Whyte dalam Kadous, 2002). Ketiga, teori keagenan menjelaskan bahwa antara kepentingan pemilik dan manajer seringkali bertentangan. Adverse Selection Adverse selection, yaitu suatu keadaan dimana pemilik tidak dapat mengetahui apakah suatu keputusan yang diambil oleh manajer benar - benar didasarkan atas informasi yang telah diperolehnya atau terjadi kelalaian tugas (incentive to shirk). Adverse selection adalah salah satu permasalahan yang disebabkan adanya kesulitan prisipal untuk memonitor dan melakukan kontrol terhadap tindakan agen. Adverse selection dapat terjadi pada kondisi asimetri informasi yang terjadi antara prinsipal dan agen. Salah satu teori yang dapat menjelakan tentang Adverse Selection adalah teori keagenan. Teori keagenan mendeskripsikan pemegang saham sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Manajer merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham. Untuk itu manajer diberikan sebagian kekuasaan untuk membuat keputusan bagi kepentingan terbaik pemegang saham. Oleh karena itu, manajemen wajib mempertanggungjawabkan semua upayanya kepada pemegang saham. Di dalam kontrak agen dan pinsipal memiliki informasi yang simetris artinya baik agen maupun majikan memiliki 20

8 kualitas dan jumlah informasi yang sama sehingga tidak terdapat informasi tersembunyi yang dapat digunakan untuk keuntungan dirinya sendiri. Tetapi pada kenyataan nya informasi simetris itu tidak pernah terjadi, karena manajer berada didalam perusahaan sehingga manajer mempunyai banyak informasi mengenai perusahaan,sedangkan prinsipal sangat jarang atau bahkan tidak pernah datang ke perusahaan sehingga informasi yang diperoleh sangat sedikit. Dengan demikian membuka peluang agen bertindak untuk kepentingan dirinya sendiri. Sharp dan Salter (1997) menyatakan bahwa manajer akan lebih mengutamakan kepentingannya daripada kepentingan pemilik perusahaan ketika berada dalam kondisi asimetris informasi dan motivasi melakukan kecurangan. Kondisi asimetris informasi terjadi ketika manajer (agen) memiliki informasi yang lebih banyak dari pada pemilik perusahaan (prinsipal), sehingga pemilik perusahaan tidak sepenuhnya mengetahui keadaan proyek. Motivasi melakukan kecurangan terjadi ketika kepentingan ekonomi manajer berbeda dengan kepentingan pemilik perusahaan, sehingga manajer terdorong untuk mengabaikan kepentingan pemilik perusahaan. Manajer akan mendapatkan penghargaan yang lebih besar apabila melakukan eskalasi komitmen pada proyek yang gagal daripada tidak melanjutkan proyek tersebut. Ketika berada dalam dua kondisi yaitu motivasi berbuat kecurangan dan asimetris informasi, agen mungkin melihat bahwa tindakan yang dilakukan adalah rasional, sedangkan dari pandangan prinsipal tidak rasional. Negative Framing Kahneman dan Tversky (1979) mengkritik teori utilitas yang diharapkan dapat sebagai model yang menggambarkan pengambilan keputusan dalam risiko, dan mereka mengembangkan alternatif model baru yang disebut sebagai teori prospek. Teori prospek menyediakan suatu rerangka dalam memahami bias kognitif yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam 21

9 kondisi ketidakpastian dan berisiko. Individu akan bersifat menghindari risiko atau menyukai risiko tergantung pada masalah yang dihadapi. Teori prospek berpendapat bahwa individu akan memberikan bobot yang berlebihan terhadap hasil yang pasti daripada yang belum pasti. Kecenderungan ini menimbulkan perilaku menghindari risiko dalam kondisi pasti untung (pembingkaian positif). Dalam pembingkaian positif, individu menunjukkan penurunan preferensi risiko. Individu lebih berhati hati dalam menggambil keputusan. Selain itu, juga terdapat individu yang menyukai resiko dalam kondisi pasti rugi (pembingkaian negatif). Individu akan memperlihatkan perilaku mencari risiko dalam memilih dua alternatif negatif, yaitu protek investasi yang tidak menguntungkan akan diberhentikan sekarang atau memilih untuk mempertahankan proyek tersebut agar mencapai titik impas di kesempatan kedepan. Teori prospek menjelaskan tentang pengaruh sunk cost dalam pengambilan keputusan. Pembuat keputusan akan lebih cenderung untuk throw good money after bad (membuang uang setelah terjadi keburukan). Sunk cost adalah biaya yang sudah terjadi di masa lalu dan tidak akan muncul lagi dari suatu proyek atau investasi baru (Rinella Putri, 2009). Menurut Eveline (2010), sunk cost adalah biaya yang telah terjadi, tidak dapat dikembalikan, dan tidak relevan untuk keputusan di masa yang akan datang. Sunk cost mempengaruhi pembuat keputusan dalam kondisi pembingkaian negatif, sehingga mendorong individu berperilaku menyukai risiko yang mengarah kepada eskalasi komitmen terhadap tindakan yang telah gagal (Whyte,1993; Keil et al., 2000). 22

10 Hipotesis Penelitian Pengaruh Adverse Selection Terhadap Eskalasi Komitmen Adverse selection adalah salah satu permasalahan yang disebabkan adanya kesulitan prisipal untuk memonitor dan melakukan kontrol terhadap tindakan - tindakan agen. adverse selection dapat terjadi pada kondisi asimetri informasi yang terjadi antara prinsipal dan agen. Kanodia, Bushman, dan Dickhaut (1989) menguji masalah adverse selection dalam konteks evaluasi proyek. Dalam modelnya, manajer memilih untuk melanjutkan dan tidak melanjutkan suatu proyek tergantung pada informasi pribadi yang diperolehnya. Mereka berpendapat bahwa ketika manajer tidak melanjutkan proyek yang gagal, maka akan merusak reputasi dan peluang karir agen di masa yang akan datang. Harrison dan Harrel (1993) melakukan eksperimen laboratorium dengan menggunakan mahasiswa MBA di Amerika sebagai subyeknya. Hasilnya menunjukkan bahwa subyek cenderung melanjutkan proyek yang gagal ketika subyek dimanipulasi untuk percaya bahwa subyek memiliki informasi pribadi dan keputusan untuk meninggalkan proyek akan mempengaruhi reputasi dan karirnya. Hasil yang sama juga ditemukan oleh Harrison dan Harrel (1994). Rutledge and Karim (1999) melakukan eksperimen, dengan hasil juga mendukung teori keagenan dan teori pengembangan moral dalam keputusan evaluasi proyek. Pada penelitian sebelumnya, Evelin (20100 menyatakan bahwa manajer yang mengalami adverse selection akan melakukan eskalasi komitmen Berdasarkan uraian tersebut peneliti menyusun hipotesis pertama, yaitu: H1 : Proporsi manajer yang melanjutkan proyek pada kondisi adverse selection lebih banyak dibandingkan pada kondisi tanpa adverse selection. 23

11 Pengaruh Negative Framing Terhadap Eskalasi Komitmen Apa yang dikemukakan teori prospek dapat menjelaskan bagaimana manajer dapat membuat keputusan eskalasi ketika menerima informasi yang diframing negatif. Ketika seorang manajer menerima pengembalian negatif atas proyek investasinya yang dalam hal ini berarti berada pada posisi rugi, maka kerugian lebih lanjut akan menghasilkan nilai subjektif yang lebih rendah. Dengan demikian, ketika manajer menerima informasi yang diframing secara negatif dalam bentuk pilihan antara kerugian pasti yang telah terjadi dengan kerugian dimasa mendatang yang kurang pasti, maka manajer cenderung memilih kerugian dimasa mendatang yang kurang pasti dengan harapan kelak mendapat pengembalian yang positif. Rutledge dan Harrel (1993) melakukan eksperimen dan menemukan hasil bahwa keputusan eskalasi komitmen dipengaruhi oleh pembingkaian negatif. Sharp dan Salter (2004) melakukan eksperimen dengan menggunakan manajer di Amerika Serikat dan Kanada dan menemukan hasil bahwa pembingkaian negatif meningkatkan kemungkinan eskalasi komitmen. Ketika outcome digambarkan sebagai suatu kerugian yang pasti (framing negatif), manajer cenderung mengambil risiko untuk menghindari kerugian yang pasti tersebut dibandingkan ketika outcome digambarkan sebagai keuntungan yang pasti (framing positif). Whyte dalam Dwita (2007) menyatakan bahwa meskipun dalam perspektif rasional ekonomi, sunk cost tidaklah relevan dengan pembuatan keputusan yang berorientasi masa depan, keberadaan sunk cost dalam konteks pembuatan keputusan dapat memancing manajer untuk mengambil risiko. Pada penelitian Dewanti (2010) menyatakan bahwa negative framing berpengaruh signifikan terhadap pada keputusan manajer untuk melanjutkan proyek yang mengindikasikan kegagalan. Sama dengan penelitian Dewanti (2010), penelitian Eveline (2010) menyatakan 24

12 bahwa manajer yang mengalami negative framing akan melakukan eskalasi komitmen. Berdasarkan uraian tersebut peneliti menyusun hipotesis kedua, yaitu : H2 : Proporsi manajer melanjutkan proyek pada kondisi negative framing lebih besar dibandingkan dengan kondisi tanpa negative framing Interaksi antara Adverse Selection dan Pembingkaian Negative Ketika manajer dihadapkan pada umpan balik negatif dari proyeknya, manajer akan melihat kemungkinan untuk menghentikan proyek atau tetap melanjutkan proyek tersebut. Saat manajer berada dalam kondisi adverse selection dan disajikan informasi yang dibingkai negatif akan melakukan eskalasi komitmen sebagai suatu kesempatan untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Ratih Dewantri (2010) melakukan eksperimen menggunakan mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro sebagai subyeknya. Hasilnya menyatakan bahwa ketika informasi disajikan dalam framing negatif dan dihadapkan pada kondisi adverse selection,pengambil keputusan cenderung akan melanjutkan proyek yang mengindikasikan kegagalan. Pada penelitian Eveline (2010) menyatakan bahwa interaksi antara adverse selection dan negative framing akan mempengaruhi eskalasi komitmen. Berdasarkan uraian diatas peneliti menyusun hipotesis ketiga, yaitu: H3 : Proporsi manajer yang melanjutkan proyek pada kondisi adverse selection dan negative framing lebih besar daripada proporsi manajer yang melanjutkan proyek pada kondisi tanpa interaksi. 25

13 Model Penelitian Adverse Selection H1 H3 Eskalasi Komitmen Negative Framing H2 Variabel Bebas Variabel Terikat Gambar 1. Model Adverse Selection dan Negative Framing dalam Eskalasi Komitmen Variabel Terikat Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang menjadi fokus utama bagi peneliti. Tujuan peneliti adalah untuk memahami dan mendeskripsikan variabel terikat, menjelaskan variabilitasnya, atau memprediksikannya. Dengan kata lain, variabel terikat adalah variabel utama yang menjadi faktor keberhasilan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini, variabel terikatnya adalah eskalasi komitmen. Dalam eskalasi komitmen, manajer seringkali menaruh komitmen yang terlalu besar pada keputusan yang telah dibuat. Eskalasi komitmen dalam penelitian ini diproksikan dengan keputusan manajer untuk tetap melanjutkan proyek yang mengidentifikasi kegagal. 26

14 Pengukuran variabel eskalasi komitmen dalam instrumen dilakukan dengan melihat pilihan jawaban responden dalam skala Likert 1 6. Dimana 1 adalah menghentikan proyek dengan 6 yaitu melanjutkan proyek. Variabel Bebas Variabel bebas (Independent Variable) adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Baik mempengaruhi secara positif maupuin mempengaruhi secara negatif. Variabel bebsa dalam penelitian ini adalah adverse selection dan negative framing. Adverse Selection Variabel bebas dalam penelitian ini, yang pertama adalah adverse selection. Variabel ini diproksikan dengan adanya informasi yang tidak sama antara pemilik perusahaan dan manajer. Manajer lebih banyak memiliki informasi perusahaan dari pada pemilik perusahaan. Sehingga akan menggambil keputusan sesuai dengan kepentingan manajer sendiri. Pengukuran variabel adverse selection dalam instrumen dilakukan dengan menggunakan skala Likert 1 6. Dimana 1 adalah menghentikan proyek sampai dengan 6 adalah melanjutkan proyek. Skala 1 mencerminkan jawaban responden yang memilih untuk menghentikan proyek yang mengindikasikan kegagalan. Skala 6 mencerminkan jawaban responden yang memilih tetap melanjutkan proyek yang mengindikasikan kegagalan. Negative Framing Variabel bebas yang kedua dalam penelitian ini adalah negative framing. Negative framing dalam penelitian ini diproksikan dengan penyajian informasi mengenai kerugian yang pasti. Pengukuran variabel negative framing dalam instrumen dilakukan dengan menggunakan 27

15 skala Likert 1 6. Dimana 1 adalah menghentikan proyek sampai dengan 6 adalah melanjutkan proyek. Skala 1 mencerminkan jawaban responden yang memilih untuk menghentikan proyek yang mengindikasikan kegagalan. Skala 6 mencerminkan jawaban responden yang memilih tetap melanjutkan proyek yang mengindikasikan kegagalan. 28

16 Latar belakang Setiap orang seringkali dihadapkan dengan pilihan dan dituntut untuk menggambil keputusan. Manager perusahaan merupakan orang yang akan selalu terlibat dalam pembuatan keputusan. Apakah keputusan besar atau kecil, sementara atau rutin, merupakan tanggung jawab manajer yang harus dibuat sebagai pilihan untuk menyelesaikan masalah. Pengambilan keputusan menjadi bagian integral dari keberhasilan atau kegagalan seorang manajer (Buhler dalam Sahmuddin, 2003). Pengambilan keputusan berarti melakukan penilaian dan menetapkan pilihan. Hasil dari keputusan tersebut tidak hanya berdampak untuk jangka pendek, tetapi berdampak juga pada masa yang akan datang. Bahkan keputusan yang salah dapat mengakibatkan kebangkrutan perusahaan. Oleh karena itu, sebelum mengambil keputusan, organisasi sebaiknya menganalisis setiap alternatif keputusan agar mendapatkan hasil yang optimal. Stoner, et al. (1995) menyatakan bahwa pembuatan keputusan berarti mengidentifikasi dan memilih serangkaian tindakan untuk menghadapi masalah tertentu. Menurut Soenhadji (2010) seorang pengambil keputusan haruslah memperhatikan hal-hal seperti logika, realita, rasional dan pragmatis. Dengan demikian, maka banyak hal yang dapat mempengaruhi perilaku pengambilan keputusan diantaranya seperti diungkapkan Miller dalam Soenhadji (2010) yang menyebutkan faktor-faktor yang berpengaruh dalam perilaku pengambilan keputusan diantaranya jenis kelamin, peranan pengambil keputusan dan keterbatasan kemampuan. Faktorfaktor berpengaruh terhadap perilaku pengambilan keputusan tersebut memungkinkan keragaman keputusan yang dibuat oleh individu dalam menghadapi suatu masalah yang sama. 15

17 Masalah timbul apabila terjadi kesenjangan antara keinginan yang diinginkan oleh manajer dengan keadaan sesungguhnya yang dihadapi manajer. Keinginan seorang manajer tentunya adalah memaksimalkan keuntungan perusahaan atau organisasi. Manajer sebaiknya mengalokasikan sumber daya pada proyek investasi yang memberikan keuntungan terbesar bagi perusahaan dan secara periodik mengevaluasi kinerja dari proyek tersebut. Sedangkan keadaan sesungguhnya menyatakan bahwa Proyek diprediksikan akan memberi umpan negatif untuk perusahaan. Menurut Horngren dan foster (1991), manajer sebaiknya melanjutkan proyek investasi yang diprediksi menguntungkan dan mencegah kerugian dengan menghentikan proyek yang diprediksi tidak menguntungkan. Meskipun demikian, berbagai bukti empiris yang telah didapatkan menunjukkan bahwa manajer yang memulai suatu proyek yang kemudian menjadi tidak menguntungkan justru lebih cenderung untuk meneruskan proyek itu daripada manajer yang tidak memulai proyek (Staw, 1976, 1981). Keputusan untuk tetap melanjutkan suatu proyek investasi, walaupun informasi menyatakan bahwa proyek tersebut akan gagal atau tidak menguntungkan disebut sebagai eskalasi komitmen. Teori keagenan dapat menjelaskan mengenai fenomena eskalasi komitmen. Penelitian Harrison dan Harrell (1993) mengembangkan pandangan lebih luas mengenai pengambilan keputusan berdasarkan kerangka teori keagenan. Pandangan ini menunjukkan bahwa manajer dalam pengambilan keputusan termotivasi oleh kepentingannya sendiri. Hasil penelitian Harrison dan Harrell (1993) memperlihatkan bahwa manajer yang berada pada kondisi adverse selection (memiliki informasi privat) akan bertindak sesuai kepentingan diri sendiri dan tidak memaksimalkan keuntungan yang diharapkan perusahaan yakni dengan tetap melanjutkan pembiayaan proyek meskipun mengindikasikan kegagalan dalam prospek ekonominya. Dalam 16

18 hal ini, manajer merasa memiliki ikatan emosional dan takut kredibilitasnya menurun apabila proyek tersebut dihentikan. Jensen dan Meckling dalam Junita (2009) menjelaskan bahwa adverse selection adalah kondisi yang terjadi ketika ada asimetri informasi antara prinsipal, dalam hal ini adalah pemilik perusahaan dengan agen, yang dalam hal ini adalah manajer. Prinsipal tidak mampu mengetahui apakah suatu keputusan yang diambil oleh manajer benar-benar didasarkan atas informasi yang telah diperolehnya atau telah terjadi kelalaian tugas (incentive to shirk). Berbeda dengan teori keagenan yang menjelaskan eskalasi komitmen dengan adanya asimetri informasi. Teori prospek menjelaskan eskalasi komitmen dengan cara membingkaikan informasi. Pembingkaian ini dapat mempengaruhi manajer dalam mengambil keputusan. Teori prospek adalah teori yang menjelaskan bagaimana seseorang menggambil keputusan dalam kondisi tidak pasti. Ketika informasi disajikan dengan pembingkaian positif manajer akan bersifat risk averse (menghindari risiko). Bateman dan Zeithaml dalam Koroy (2008) menyatakan bahwa ketika informasi disajikan dalam bingkai keputusan negatif, pengambil keputusan cenderung untuk mencari resiko dengan melanjutkan proyek. Sementara pada informasi yang disajikan dalam bingkai positif, pengambil keputusan akan cenderung menghindari resiko dengan tidak melanjutkan proyek. Pada penelitian sebelumnya Eveline (2010), Glaser, et.al(2007), dan Fai, Wong dan Yik (2006) memberikan hasil bahwa seseorang pada kondisi adverse selection, negative framing, maupun interaksi antara keduanya akan mempengaruhi pengambilan keputusan secara eskalasi komitmen. Sedangkan pada penelitian Dwita (2007) dan Dewanti (2010) menyatakan bahwa adverse selection, negative framing dan interaksi antar keduanya tidak dapat mempengaruhi eskalasi komitmen. Dalam penelitian tersebut terdapat hasil penelitian yang tidak konsisten. 17

19 Sehingga peneliti berkeinginan untuk mencari tahu manakah jawaban yang tepat untuk penelitian eskalasi komitmen ini. Dengan menggunakan subyek penelitiannya adalah mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana. Penelitian ini mereplikasi dari penelitian sebelumnya Dwita (2007). Dalam penelitian eksperimen tersebut, Dwita menggunakan 106 mahasiswa MM dan Maksi UGM. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa adverse selection, negative framing serta interaksi antara keduanya tidak mempengaruhi sikap eskalasi. Penelitian ini akan mencoba untuk menggunakan subyek penelitian yang berbeda dari penelitian sebelumnya. Dengan menggunakan subyek mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana yang sudah mengambil mata kuliah Manajemen Keuangan. Dengan menggunakan dua variable yang sama dengan penelitian sebelumnya yakni negative framing dan adverse selection terhadap kecenderungan eskalasi komitmen. Dalam hal ini peneliti ingin menguji kembali apakah menggunakan teori yang sama dengan subyek yang berbeda akan memberikan hasil yang sama dengan penelitian sebelumnya. Sehingga peneliti merumuskan persoalan penilitian sebagai berikut, apakah adverse selection, negative framing dan interaksi keduanya berpengaruh terhadap eskalasi komitmen? 18

20 Hasil dan Analisis Berdasarkan data yang telah diperoleh melalui penelitian, maka tahap selanjutnya adalah mengolah data tersebut dan menganalisis hasil penelitian. Tahap ini dilakukan dengan tujuan untuk menjawab persoalan penelitian yang telah dirumuskan. Deskripsi Responden Penelitian ini dilakukan kepada mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana yang diproyeksikan sebagai seorang manajer. Dan tugas manajer adalah membuat keputusan untuk melanjutkan atau mengentikan proyek ketika proyek tersebut mengindikasikan proyek yang negatif. Dalam penelitian ini karakteristik responden dikategorikan berdasarkan umur, jenis kelamin, tahun angkatan, dan IPK. Sebanyak 80 responden yang telibat dalam penelitian ini. Responden dibagi dalam tiga kasus yakni kasus yang terframing negatif dalam kondisi adverse selection, kasus yang tidak terframing negatif tetapi dalam kondisi adverse selection, dan kasus yang terframing negatif tidak dalam kondisi adverse selection. Hasil pengolahan data mengenai karakteristik demografis responden setiap kasus dapat di lihat pada tabel 2,3,4 dan 5. 31

21 Tabel 2 Statistik Demografi Responden Kasus 1 ( Kondisi Negative Framing dan Adverse Selection ) Keterangan Frek Min max Mean Modus Umur Total Jenis Laki-laki 6 Kelamin Perempuan 14 Total Perempuan Angkatan Total IPK 2,0-2,4 2 2,5-2,9 12 3,0-3,4 4 3,5-3,9 2 Total Sumber : Data Primer, diolah (2011) Hasil pengolahan data pada tabel 2 yaitu statistik deskriptif demografi responden untuk responden yang mendapatkan kasus 1, dimana responden mendapatkan kasus dengan informasi yang terframing negatif dan dalam kondisi adverse selection. Dalam tabel tersebut menunjukkan bahwa reponden terbanyak berumur 21 tahun,dengan frekuensi 7 responden. Dan responden termuda berumur 19 tahun sedangkan responden tertua berumur 24 tahun. Umur rata-rata responden adalah 21,5 tahun. Sebagian besar responden adalah perempuan dengan frekuensi 14 responden. Responden dalam kasus 1 ini terbanyak adalah mahasiswa angkatan 2008 yaitu 9 responden. Indeks prestasi komulatif paling banyak berada diantara 2,5 sampai 2,9 sebanyak 12 responden. 32

22 Tabel 3 Statistik Demografi Responden Kasus 2 ( Kondisi Adverse selection tanpa Negative Framing ) Keterangan Frek Min max Mean Modus Umur total Jenis Laki-laki 7 Kelamin Perempuan 13 Total Perempuan Angkatan Total IPK 2,0-2,4 1 2,5-2,9 9 3,0-3,4 7 3,5-3,9 3 Total Sumber : Data Primer, diolah (2011) Hasil pengolahan data pada tabel 3 merupakan statistik karakteristik responden yang mendapatkan kasus ke 2 yaitu kasus yang tidak terframing negatif dalam kondisi adverse selection. Di dalam tabel menunjukkan bahwa responden terbanyak berumur 20,21 dan 23 tahun dengan frekuensi 5 responden. Sebagian besar responden yang mendapatkan kasus 2 adalah perempuan dengan jumlah 13 responden. Dalam kasus 2 ini, responden terbanyak adalah mahasiswa angkatan Dengan Indeks Prestasi Komulatif terbanyak terdapat pada 2,5 sampai 2,9 dengan jumlah responden 9 responden. 33

23 Tabel 4 Statistik Demografi Rresponden Kasus 3 ( Kondisi Negative Framing Tanpa Adverse Selection ) Keterangan Frek Min max Mean Modus Umur total Jenis Laki-laki 13 Kelamin Perempuan 7 Total Laki-laki Angkatan Total IPK 2,0-2,4 1 2,5-2,9 9 3,0-3,4 7 3,5-3,9 3 Total Sumber : Data Primer, diolah (2011) Tabel 4 ini menunjukkan data statistik deskriptif demografi responden kasus 3. Dalam kasus 3 ini respoden mendapatkan kasus dengan informasi yang terframing negatif tidak dalam kondisi advers selection. Dalam kasus 3 ini responden berumur 20 tahun sampai umur 25 tahun dan responden terbanyak adalah responden berumur 21 tahun dengan frekuensi 8 responden. Dari 20 reponden, 18 responden berjenis kelamin laki laki. Responden terbanyak adalah mahasiswa angkatan 2007 dengan frekuensi sebanyak 7 responden. Dan responden terbanyak berada dalam indeks prestasi komulatif antara 2.5 sampai 2.9 yaitu sebanyak 9 responden. 34

24 Tabel 5 Statistik Demografi Responden Kasus 4 ( Tanpa Negative Framing dan Tampa Kondisi Adverse Selection ) Keterangan Frek Min Max Mean Modus Umur total ,75 22 Jenis Laki-laki 11 Kelamin Perempuan 9 Total Lakilaki Angkatan Total IPK 2,0-2,4 2 2,5-2,9 12 3,0-3,4 5 3,5-3,9 0 Total 20 2,3 3,2 2, Sumber : Data Primer, diolah (2011) Dalam tabel 5 menggambarkan data responden yang mendapatkan kasus 4. Kasus 4 adalah kasus dengan informasi yang tidak terframing negatif dan tidak dalam kondisi adverse selection. Tabel ini menunjukkan umur responden yang mendapat kasus 4 antara 20 tahun sampai 23 tahun, dan yang terbanyak dengan jumlah 9 responden adalah responden berusia 22 tahun. Responden dalam kasus 4 ini terbanyak adalah reponden dengan jenis kelamin laki laki, dengan jumlah 11 responden. Dan sebesar 9 responden terbanyak adalah mahasiswa angkatan Indeks Prestasi Komulatif terbanyak di antara 2,5 sampai 2,9 dengan jumlah responden 12 responden. 35

25 Analisis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji Chi-Square untuk membandingkan proporsi 2 populasi atau lebih. Dalam penelitian ini,2 kategori populasi hipotesis 1 adalah proporsi manajer yang melanjutkan proyek pada kondisi adverse selection dan proporsi manajer yang melanjutkan proyek pada kondisi tanpa adverse selection. Tabel 6 Crosstabulation Hipotesis 1 Perlakuan/kondisi Adverse selection Tanpa adverse selection Total keputusan menghentikan melanjutkan Total Sumber : Data primer,diolah (2012) Untuk hipotesis pertama, proporsi manajer pada kondisi adverse selection menggunakan kasus 1 dan kasus 2. Dimana dalam kasus 1 dan 2 terdapat 29 responden yang melanjutkan proyek. Hipotesis satu ini proporsi manajer pada kondisi adverse selection dibandingkan dengan proporsi manajer tidak pada kondisi adverse selection. Proporsi manajer tidak pada kondisi adverse selection menggunakan kasus 3 dan 4. Dan 28 responden melanjutkan proyek pada kasus 3 dan 4. Tabel 7 Hipotesis 1 Chi-square test df Asymp. Sig. (2-sided) Person Chi-Square AD 0, ,805 Sumber : Data Primer, diolah (2012) Pada tabel 7 terlihat nilai signifikansi (2-sided) pada adverse selection(ad) adalah 0.805, maka nilai signifikansi pada 1 sisi adalah Nilai signifikansi tersebut lebih dari 0.05 (α), sehingga Ho diterima. Artinya proporsi manajer yang melanjutkan proyek pada kondisi adverse 36

26 selection lebih kecil atau sama dengan proporsi manajer yang melanjutkan proyek pada kondisi tanpa adverse selection. Keputusan manajer tidak terpengaruh dengan adanya kondisi adverse selection, seberapa banyak informasi yang diterima oleh manajer tidak mempengaruhi manajer untuk melakukan eskalasi komitmen. Tabel 8 Crosstabulation hipotesis 2 Perlakuan/kondisi Negative freming Tanpa negative framing Total Keputusan menghentikan melanjutkan Total Sumber : Data Primer, diolah (2012) Hipotesis kedua, membandingkan proporsi manajer yang melanjutkan proyek pada kondisi negative framing dengan proporsi manajer yang melanjutkan proyek pada kondisi tanpa negative framing. Dalam hipotesis ini juga menggunkan semua kasus. Kasus 1 dan 3 untuk proporsi manajer dalam kondisi negative framing, sedangkan kasus 2 dan 4 untuk proporsi tanpa negative framing. Dari 40 responden pada proporsi manajer terkondisi negative framing, 30 responden memilih melanjutkan proyek. Dan pada proporsi manajer tanpa kondisi negative framing terdapat 27 responden melanjutkan proyek (lihat tabel 8). 37

27 Tabel 9 Hipotesis 2 Chi-square test df Asymp. Sig. (2-sided) Person Chi-Square 0, ,459 Sumber : Data Primer, diolah (2012) Didalam tabel 9 tersebut nilai signifikansi 2 sisi sebesar 0.459, sehingga signifikansi 1 sisi adalah Hal ini menyatakan bahwa H0 diterima, karena nilai signifikansi satu sisi lebih besar dari nilai α (0.05). Sehingga proporsi manajer yang melanjutkan proyek pada kondisi negative framing lebih kecil atau sama dengan proporsi manajer yang melanjutkan proyek pada kondisi tanpa negative framing. Hasil pengujian ini menyatakan bahwa negative framing tidak mempengaruhi manajer untuk melakukan eskalasi komitmen. Tabel 10 Crosstabulation Hipotesis 3 Perlakuan / kondisi interaksi Tanpa interaksi Total keputusan Menghentikan Melanjutkan Total Sumber : Data primer, diolah (2012) Tabel 10 menunjukkan jumlah responden pada setiap proporsi dalam hipotesis 3. Hipotesis 3 menggunakan proporsi dalam kondisi interaksi antara adverse selection dan negative framing dan proporsi manajer tidak dalam kondisi interaksi antara adverse selection dan negative framing. Proporsi yang dalam kondisi interaksi menggunakan responden yang melanjutkan proyek dalam kasus 1, yaitu berjumlah 15 responden. Sedangkan proporsi manajer yang tidak dalam kondisi interaksi menggunakan 13 responden yang melanjutkan proyek dalam kasus 4. 38

28 Tabel 11 Hipotesis 3 Chi-square test Df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square.476 a Sumber : Data Primer, diolah (2012) Sedangkan hasil uji Chi-Square interaksi antara negatif framing dan adverse selection dapat dilihat pada tabel 11. Tabel 11 memperlihatkan nilai signifikan 2 sisi dari interaksi Adeverse selection dan Negative framing adalah 0.490,nilai signifikan 1 sisi adalah Itu berarti nilai signifikansi lebih besar dari Dengan demikian hasil uji chi-square ini mendukung H0, bahwa proporsi manajer yang melanjutkan proyek pada kondisi adverse selection dan negative framing lebih kecil atau sama dengan proporsi manajer yang melanjutkan proyek pada kondisi tanpa interaksi. Pembahasan Sesuai dengan hasil pengolahan data di atas, adverse selection, negative framing serta interaksi keduanya tidak mempengaruhi eskalasi komitmen. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya,yaitu penelitian Dwita (2007) yang menyatakan bahwa adverse selection, negative framing dan interaksi keduanya tidak mempengaruhi sikap eskalasi. Hasil tersebut dapat dikatakan sebagai bentuk kegagalan dalam mencari pengaruh dari adverse selection, negative framing maupun interaksi keduanya terhadap eskalasi komitmen. Seperti yang diungkapkan oleh Staw (penyebab timbulnya fenomena eskalasi diantaranya dipengaruhi oleh faktor psikologis, sosial, faktor organisasi dan proyek), terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya eskalasi komitmen, diantaranya adalah faktor psikologi, sosial, organisasi dan proyek. Berdasarkan pendapat dari Staw tersebut, peneliti melihat bahwa faktor psikologi berperan dalam penelitian ini. Faktor psikologi dapat dilihat dari karakteristik demografis responden. Penelitian Graham dkk dalam Chricela (2011) menyatakan karakteristik demografi dirasa memiliki peran 39

29 terhadap perilaku individu ketika menghadapi suatu keputusan. Responden yang dipilih oleh peneliti berada pada rentang umur tahun, tergolong ke dalam kategori dewasa muda. Menurut Agoes Dariyo, dewasa muda itu sendiri memiliki karakteristik bersemangat untuk meraih tingkat ekonomi yang tinggi / mapan dan juga memiliki jiwa kompetisi yang tinggi (2008). Selain itu,jika dilihat dari sisi organisasi, responden yang merupakan mahasiswa ekonomi jurusan manajemen belum mendapatkan gambaran nyata dalam organisasi terkait dengan alur kerja perusahaan. Pemaparan faktor psikologis dan organisasi dari responden dalam penelitian ini memperlihatkan kecenderungan responden untuk bersikap lebih mudah dalam pengambilan keputusan walaupun memiliki tingkat resiko yang tinggi (risk taking). 40

30 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh adverse selection, negative framing, dan interaksi keduanya terhadap keputusan eskalasi komitmen. Dalam penelitian ini menggunakan tiga hipotesis, dan hipotesis tersebut diuji dengan menggunakan uji chi-square. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa adverse selection, negative framing dan interaksi antar keduanya tidak berpengaruh terhadap eskalasi komitmen. Karena dengan ada tidaknya pengaruh adverse selection dan negative framing, banyak responden yang tetap melanjutkan proyek investasi. Beberapa penelitian mengenai eskalasi komitmen yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan hasil yang bervariasi. Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menarik kesimpulan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan eskalasi komitmen (Staw) merupakan hal yang vital karena menentukan sebuah konsistensi dari hasil penelitian yang membahas mengenai pengaruh eskalasi komitmen. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pemilihan sampel sebagai responden yang mungkin tidak relevan dengan penelitian. Penelitian ini hanya menggunakan sample mahasiswa yang kurang memahami kasus dengan baik. 2. Penelitian ini menggunakan kasus yang disajikan dalam bentuk yang sulit untuk dimengerti oleh responden. Membutuhkan konsentrasi yang tinggi untuk memahami kasus. 40

31 Penelitian Mendatang Peneliti berharap masih ada peneliti peneliti lainnya yang meneliti tentang eskalasi komitmen. Untuk itu, peneliti memberikan hal hal yang dapat dikembangkan dan diperbaiki dari penelitian ini yaitu : 1. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan sampel manajer perusahaan sebagai responden yang telah melakukan pengambilan keputusan evaluasi proyek yang sebenarnya. Sehingga hasil dari penelitian akan lebih sesuai dengan kenyataan dan teori yang berlaku. 2. Penelitian sebaiknya menggunakan kasus yang baru dan lebih realitis sehingga responden lebih mudah untuk mendeskripsikan kasus. Dan memberikan skala keputusan yang lebih mudah untuk dimengerti oleh responden. 41

32 DAFTAR PUSTAKA Brockner, Joel, 1992, The Escalation of Commitment to a Failing Course of Aaction : Toward Theoretical Progress, The Academy of Management Review, Vol.17, No.1, January: Chricela, 2011, Illusion of Control dan Faktor Demografi dalam Pengambilan Keputusan Trading Valas (Studi pada PT. Millenium Cabang Jakarta). Thesis Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Salatiga. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda, 2008, PT Grasindo Anggota Ikapi, Jakarta. Dewanti, Ratih, 2010, Pengaruh Negative Framing dan Job Rotation Pada Kondisi Adverse Selection Terhadap Pengambilan Keputusan Eskalasi Komitmen. Skripsi Fakultas Ekonomi Undip, Semarang. Dwita, Sany, 2007, Influence of Adverse Selection and Negative Framing on Escalation of Commitment In Project Evaluation Decisions, Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar. Eveline, Farida, 2010, Pengaruh Adverse Selection, Pembingkaian Negative, dan Self Efficacy Terhadap Eskalasi Komitmen Proyek Investasi yang Tidak Menguntungkan. Jurnal Akuntansi dan Manajemen. Handoko, T. Hani Manajemen. BPFE-Yogyakarta. Harrison, Paul D. dan Adrian Harrel, 1993, Impact of Adverse selection on Project Evaluation Decision, Academy of Manajement Journal, Vol.36, No.3, p: Horngren,C. dan Foster, G., Cost Accounting:A Managerial Emphasis. Englewood Cliffs. New Jersey:Prentice Hall, Inc. Jensen, Michael C., dan William H. Meckling, 1976, Theory of The Firm, Managerial Behaviour, Agency Cost, and Ownership Structure, Journal of Financial Economics 3, p: Kadous, Kathryn, The Role Mental Representation in Organizational Eescalation of Commitment, Diunduh tanggal 2 Agustus 2011 Kahneman, D., dan Aa. Tversky, Prospect Theory Diunduh tanggal 29 Juli 2011 Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1997, Amanah, Surabaya. Kanodia, Chandra; Bushman, Robert; dan Dickhaut, John, Escalation Error and The Sunk Cost Effect: An Explanation Based on Reputation and Information Asymmetries, Journal of Accounting Research, Vol. 27, No.1 Spring: Keil, Mark; Mann, Joan; dan Rai, Arum, Why Software Projects Escalate: An Empirical Analysis and Test of Four Theoretical Models, MIS Quarterly, Vol.24, No.4, p: Koroy, Tri Ramayana, Pengujian Efek Pembingkaian Sebagai Determinan Eskalasi Komitmen Dalam Keputusan Investasi: Dampak Dari Pengalaman Kerja, Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak. Oxford Learner s Pocket Dictionary, 2004, 3 ed, Oxford University Press. Rudledge, Robert W. dan Adrian M. Harrell, The Impact of Responsibility and Framing of Budgetary Information on Group-Shifs, Behavioral Research in Accounting, Vol.6, p:

33 Rudledge, Robert W. dan K. E. Karim, The Influence of Self-Interest and Ethical Considerations on Manager s Evaluation Judgements, Accounting, Organisation and Society, Vol.24, p: Sahmuddin, Framing, Tanggung Jawab dan Pengalaman dalam Pembuatan Kkeputusan Pemberian Kredit, Tesis Magister Akuntansi, Universitas Diponegoro. Salter, Stephen B. dan Sharp, Davis J., The Ddeterminants of Eescalation Commitment: Nnational Culture and Experience Effects, University of Cincinnati. Sharp, D dan S. Salter, Project Escalation and Sunk Cost: A Test of International Generalizability of Agency and Prospect Theories. Journal of International Business Studies, 28 (1): Soenhadji, Imam Murtono, Teori pengambilan keputusan. Power Point Presentation, Universitas Gunadarma. Staw, B., The Escalation of Commitment: An update and Appraisal, Organizational Desicion Making, Ed. Z. Shapira, Cambridge,UK: Cambridge University press. Stoner, et al., Manajemen, 6 ed. Jakarta : prenhallindo. Wadu, Dolly Anggriany, Framing Eeffects dalam Preferensi Risiko Investor (Studi Pada Investor Di Outlet Sentra Investasi Danareksa Salatiga, Program Studi Megister Manajemen Univesitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Wijaya, Novikarisma, Hubungan Antara Keyakinan Diri Akademik dengan Penyesuaian Diri Siswa Tahun Pertama Sekolah Asrama SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan, Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Semarang Williams, Chuck, Manajemen (Terjemahan), Penerbit Selemba Empat, Jakarta. 42

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adanya kesulitan prinsipal untuk memonitor dan melakukan kontrol terhadap

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adanya kesulitan prinsipal untuk memonitor dan melakukan kontrol terhadap 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan adalah teori yang dapat menjelaskan tentang adverse selection. Adverse selection adalah salah satu permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bazerman (1994) mendefinisikan eskalasi adalah derajat dimana individu

BAB I PENDAHULUAN. Bazerman (1994) mendefinisikan eskalasi adalah derajat dimana individu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eskalasi komitmen adalah tendensi dari pengambil keputusan untuk tetap bertahan atau mengeskalasi komitmennya pada serangkaian tindakan yang gagal. Bazerman (1994)

Lebih terperinci

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN Sari dan Wirakusuma. Pengaruh Adverse... 1 PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN PENDAHULUAN Ni Kadek Ari Puspa Sari 1 Made Gede Wirakusuma 2 1,2 Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN. Ni Kadek Ari Puspa Sari 1 Made Gede Wirakusuma 2

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN. Ni Kadek Ari Puspa Sari 1 Made Gede Wirakusuma 2 ISSN : 2337-3067 E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 5.3 (2016) : 573-600 PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN Ni Kadek Ari Puspa Sari 1 Made

Lebih terperinci

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMINGTERHADAP ESKALASI KOMITMEN

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMINGTERHADAP ESKALASI KOMITMEN PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMINGTERHADAP ESKALASI KOMITMEN Maria Rio Rita 1dan Milka Puspita Sari2 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga

Lebih terperinci

PENGARUH NEGATIVE FRAMING DAN JOB ROTATION PADA KONDISI ADVERSE SELECTION TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN ESKALASI KOMITMEN

PENGARUH NEGATIVE FRAMING DAN JOB ROTATION PADA KONDISI ADVERSE SELECTION TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN ESKALASI KOMITMEN PENGARUH NEGATIVE FRAMING DAN JOB ROTATION PADA KONDISI ADVERSE SELECTION TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN ESKALASI KOMITMEN SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat memengaruhi kesuksesan

BAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat memengaruhi kesuksesan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teori ekonomi menjelaskan bahwa pengambilan keputusan rasional ditandai dengan upaya manajer untuk meningkatkan keuntungan maksimal perusahaan. Tindakan tersebut

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa individu yang memiliki karakter eksternal locus of control akan lebih dapat melakukan eskalasi komitmen dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa untung atau rugi. Mengurangi potensi kerugian atau resiko merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berupa untung atau rugi. Mengurangi potensi kerugian atau resiko merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam melakukan keputusan investasi, memilih merupakan pekerjaan yang tidak mudah bagi investor terutama dalam situasi ketidakpastian yang tinggi. Pilihan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi organisasi menyebabkan inefisiensi alokasi sumber daya dan merugikan bagi

BAB I PENDAHULUAN. bagi organisasi menyebabkan inefisiensi alokasi sumber daya dan merugikan bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eskalasi komitmen terbukti menjadi masalah yang serius bagi organisasi. Kecenderungan manajer melanjutkan proyek yang tidak memberikan keuntungan bagi organisasi menyebabkan

Lebih terperinci

PENGUJIAN EFEK PEMBINGKAIAN SEBAGAI DETERMINAN ESKALASI KOMITMEN DALAM KEPUTUSAN INVESTASI : DAMPAK DARI PENGALAMAN KERJA

PENGUJIAN EFEK PEMBINGKAIAN SEBAGAI DETERMINAN ESKALASI KOMITMEN DALAM KEPUTUSAN INVESTASI : DAMPAK DARI PENGALAMAN KERJA Bidang Kajian : Akuntansi Manajemen dan Keperilakuan Metode : Eksperimen PENGUJIAN EFEK PEMBINGKAIAN SEBAGAI DETERMINAN ESKALASI KOMITMEN DALAM KEPUTUSAN INVESTASI : DAMPAK DARI PENGALAMAN KERJA Oleh Tri

Lebih terperinci

PENGARUH TANGGUNG JAWAB DAN LOCUS OF CONTROL DALAM KEPUTUSAN INVESTASI POURING GOOD MONEY AFTER BAD

PENGARUH TANGGUNG JAWAB DAN LOCUS OF CONTROL DALAM KEPUTUSAN INVESTASI POURING GOOD MONEY AFTER BAD EKUITAS ISSN 1411-0393 Akreditasi No.55a/DIKTI/Kep/2006 PENGARUH TANGGUNG JAWAB DAN LOCUS OF CONTROL DALAM KEPUTUSAN INVESTASI POURING GOOD MONEY AFTER BAD Jesica Handoko, SE., M.Si., Ak. (Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Jumlah Partisipan Eksperimen

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Jumlah Partisipan Eksperimen BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Partisipan Tabel di bawah ini merupakan gambaran umum dari partisipan dalam eksperimen ini : Tabel 4.1 Jumlah Partisipan Eksperimen Keterangan Jumlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan sangatlah penting untuk memiliki seorang manajer. Dalam hal ini membantu untuk mengambil suatu keputusan dalam kegiatan perusahaan ketika membangun

Lebih terperinci

Pengaruh Adverse Selection, Kontrol Monitoring, Dan Penalaran Moral Individu Terhadap Perilaku Eskalasi Komitmen

Pengaruh Adverse Selection, Kontrol Monitoring, Dan Penalaran Moral Individu Terhadap Perilaku Eskalasi Komitmen 513 Nayang Helmayunita: Pengaruh Adverse Selection... Pengaruh Adverse Selection, Kontrol Monitoring, Dan Penalaran Moral Individu Terhadap Perilaku Eskalasi Komitmen Nayang Helmayunita (Program Studi

Lebih terperinci

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN TESIS PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN NI KADEK ARI PUSPA SARI NIM 1191662009 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 TESIS PENGARUH ADVERSE

Lebih terperinci

Pengaruh Framing Effect Sebagai Determinan Escalation of Commitment Dalam Keputusan Investasi: Dampak dari Working Experiences

Pengaruh Framing Effect Sebagai Determinan Escalation of Commitment Dalam Keputusan Investasi: Dampak dari Working Experiences Pengaruh Framing Effect Sebagai Determinan Escalation of Commitment Dalam Keputusan Investasi: Dampak dari Working Experiences Muhammad Nur Yahya Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala (Darussalam

Lebih terperinci

PENGARUH PRINSIP MORAL DALAM PENGUJIAN PERAN KEPENTINGAN SENDIRI ATAS KEPUTUSAN KELANGSUNGAN SUATU PROYEK

PENGARUH PRINSIP MORAL DALAM PENGUJIAN PERAN KEPENTINGAN SENDIRI ATAS KEPUTUSAN KELANGSUNGAN SUATU PROYEK PENGARUH PRINSIP MORAL DALAM PENGUJIAN PERAN KEPENTINGAN SENDIRI ATAS KEPUTUSAN KELANGSUNGAN SUATU PROYEK Baihaqi Fanani 1,, Zulkifli 2,,M. Fakhri Husein 3 e-mail: baihaqi.fanani 123 D3 Akuntansi Politeknik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui pengisian kuisioner oleh para trader valuta asing, anggota komunitas group Indonesian Forex trading

Lebih terperinci

1. Pengertian Agency Theory

1. Pengertian Agency Theory 1. Pengertian Agency Theory Agency theory (teori keagenan) merupakan mengasumsikan bahwa semua individu bertindak untuk kepentingannya sendiri. Pemegang saham sebagai diasumsikan hanya bertindak terhadap

Lebih terperinci

Yunia Amelia ABSTRAK. Kata kunci: Efek pembingkaian, eskalasi komitmen, rancangan eksperiment ABSTRACT

Yunia Amelia ABSTRAK. Kata kunci: Efek pembingkaian, eskalasi komitmen, rancangan eksperiment ABSTRACT JURNAL ILMIAH GEMA EKONOMI Vol. 4, No. 2 Agustus 2014 Hal. Yunia 467-480 Amelia 467 FRAMMING EFECT SEBAGAI DETERMINANT ESKALASI KOMITMEN MANAJER DALAM KEPUTUSAN INVESTASI: DAMPAK DARI LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING TERHADAP ESKALASI KOMITMEN SKRIPSI

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING TERHADAP ESKALASI KOMITMEN SKRIPSI PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING TERHADAP ESKALASI KOMITMEN Oleh: MILKA PUSPITA SARI NIM : 212006059 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan

Lebih terperinci

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M PENGARUH NEGATIVE FRAMING DAN ADVERSE SELECTION TERHADAP ESKALASI KOMITMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI DENGAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

Oleh: KHANIFAN SETYA PANCA NUGRAHA

Oleh: KHANIFAN SETYA PANCA NUGRAHA PENGARUH MONITORING CONTROL DAN KONDISI ADVERSE SELECTION TERHADAP ESKALASI KOMITMEN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI DENGAN GENDER DAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI ( Studi Kasus pada Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga memaksimalkan keuntungan pemegang sahamnya dan menjaga. kelangsungan hidup jangka panjang. Dalam upaya mencapai tujuannya,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga memaksimalkan keuntungan pemegang sahamnya dan menjaga. kelangsungan hidup jangka panjang. Dalam upaya mencapai tujuannya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan utama sebuah perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan sehingga memaksimalkan keuntungan pemegang sahamnya dan menjaga kelangsungan hidup jangka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan penelitian kembali serta menjadi rujukan dalam penelitian ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan penelitian kembali serta menjadi rujukan dalam penelitian ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berikut merupakan beberapa penelitian terdahulu yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian kembali serta menjadi rujukan dalam penelitian ini. 1.

Lebih terperinci

KAPITA SELEKTA AKUNTANSI. zmmmm. Disusun oleh: IRMA YANDA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

KAPITA SELEKTA AKUNTANSI. zmmmm. Disusun oleh: IRMA YANDA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA KAPITA SELEKTA AKUNTANSI zmmmm Disusun oleh: IRMA YANDA 97 312 125 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2005 TEORI AGENSI Teori agensi memprediksi dan menjelaskan pihak-pihak yang terlibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teori pengambilan keputusan klasik atau rasional mengasumsikan bahwa manajer

BAB I PENDAHULUAN. Teori pengambilan keputusan klasik atau rasional mengasumsikan bahwa manajer BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Teori pengambilan keputusan klasik atau rasional mengasumsikan bahwa manajer berperilaku untuk memaksimalkan profitabilitas perusahaan (Horowitz 2005). Manajer melanjutkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian Data penelitian ini dikumpulkan melalui pengisian kuisioner oleh nasabah atau trader PT Fasting Futures Semarang. Pengumpulan data dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang manajer keuangan pasti sangat berhati-hati dalam setiap

BAB I PENDAHULUAN. Seorang manajer keuangan pasti sangat berhati-hati dalam setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang manajer keuangan pasti sangat berhati-hati dalam setiap penggunaan aset keuangannya, begitu pula dengan seorang investor ketika dia akan mengambil sebuah keputusan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Central Capital Futures merupakan perusahaan pialang berjangka, yang berkomitmen menempatkan kepercayaan yang diberikan investor sebagai

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1 Simpulan Hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa keterlibatan manajemen yang tinggi menghasilkan senjangan anggaran yang lebih rendah daripada manajer

Lebih terperinci

Nurlaila

Nurlaila PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN BIAYA KEAGENAN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) Nurlaila Email: nurlailae71@gmail.com Dwi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pihak atau lebih, dimana pihak tersebut disebut agent dan principal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pihak atau lebih, dimana pihak tersebut disebut agent dan principal. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan menjelaskan tentang adanya hubungan antara pemegang saham (shareholders) sebagai principal dan manajemen sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi merupakan data dasar dalam melakukan analisis saham serta untuk

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi merupakan data dasar dalam melakukan analisis saham serta untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal Indonesia, dewasa ini semakin pesat, maka peranan laporan keuangan menjadi semakin penting. Bagi investor, informasi akuntansi merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Analisis BAB IV ANALISIS DAN BAHASAN 4.1.1 Karakteristik Demografi Online Investor Analisis karakteristik responden digunakan untuk memperoleh gambaran sampel dalam penelitian ini. Data yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi tersebut tidak terlepas dari perkembangan pasar modal dalam

BAB I PENDAHULUAN. investasi tersebut tidak terlepas dari perkembangan pasar modal dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kegiatan investasi pada era globalisasi saat ini memiliki peran penting sebagai alternatif bagi para investor untuk pengalokasian dananya. Kegiatan investasi tersebut

Lebih terperinci

Keefektifan Monitoring Control dan Penalaran Moral Individu dalam De-eskalasi Komitmen

Keefektifan Monitoring Control dan Penalaran Moral Individu dalam De-eskalasi Komitmen Keefektifan Monitoring Control dan Penalaran Moral Individu dalam De-eskalasi Komitmen Herlina Rahmawati Dewi (Universitas Islam Indonesia) Supriyadi (Universitas Gadjah Mada) ABSTRACT The study aims to

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan secara ekonomi, namun perkembangan bisnis saat ini mulai

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan secara ekonomi, namun perkembangan bisnis saat ini mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Strategi perusahaan dalam memutuskan investasi proyek adalah berorientasi pada keuntungan kompetitif jangka panjang (Huang dan Chang, 2010) sehingga manajer dalam

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASILPENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASILPENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASILPENELITIAN Pengumpulan data penelitian ini di lakukan pada tanggal 18 Mei 2014 sampai tanggal 21 Mei 2014. Sampel yang digunakan adalah mahasiswa Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. aset pada perusahaan sektor perdagangan periode yang terdaftar dalam

BAB V PENUTUP. aset pada perusahaan sektor perdagangan periode yang terdaftar dalam BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah jumlah rapat dewan komisaris, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional terhadap biaya keagenan yang diproyeksikan

Lebih terperinci

Pengaruh Hurdle Rates dan Framing Terhadap Eskalasi Komitmen dalam Penganggaran Modal

Pengaruh Hurdle Rates dan Framing Terhadap Eskalasi Komitmen dalam Penganggaran Modal Pengaruh Hurdle Rates dan Framing Terhadap Eskalasi Komitmen dalam Penganggaran Modal TEODORA WINDA MULIA LODOVICUS LASDI THOMAS AQUINAS WIDJANARKO Unika Widya Mandala Surabaya Abstract: In making decisions,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Nilai Tujuan utama perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (value of the firm). Memaksimalkan

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUTUSAN KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

PENGARUH KEPUTUSAN KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE PENGARUH KEPUTUSAN KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008-2010 Semuel Edwin Allein Mandagi Business School UPH Surabaya Surabaya, Indonesia Sea_mandagi@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teori keagenan yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976) mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan kepentingan antara pemilik perusahaan (principal)

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa: 1. Intensitas Moral Akuntan Internal berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Kinerja keuangan diukur dengan profitabilitas, menurut Warsono (2003) Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Keuangan berbasis perilaku Sebelum pandangan mengenai keuangan berbasis perilaku muncul, keuangan konvesional berpandangan bahwa investor dalam membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dalam laporan tahunan harus disertai pengungkapan yang penuh

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dalam laporan tahunan harus disertai pengungkapan yang penuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Informasi dalam laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya dengan melakukan pendanaan terhadap proyek investasi (capital

BAB I PENDAHULUAN. satunya dengan melakukan pendanaan terhadap proyek investasi (capital BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan memiliki potensi untuk mengembangkan usahanya, salah satunya dengan melakukan pendanaan terhadap proyek investasi (capital budgeting) yang akan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan keagenan merupakan kontrak antara pemilik perusahaan (principal)

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan keagenan merupakan kontrak antara pemilik perusahaan (principal) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan keagenan merupakan kontrak antara pemilik perusahaan (principal) dengan manajemen (agent). Masalah keagenan terjadi ketika manajemen melakukan tindakan yang

Lebih terperinci

BAB IV Analisis Dan Pembahasan

BAB IV Analisis Dan Pembahasan BAB IV Analisis Dan Pembahasan 4.1 Karakteristik Responden Analisis karakteristik responden digunakan untuk memperoleh gambaran sampel dalam penelitian ini. Data yang menggambarkan karakteristik responden

Lebih terperinci

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, STRUKTUR KEPEMILIKAN, DAN KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DALAM PERSPEKTIF TEORI AGENSI DAN TEORI SIGNALING

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, STRUKTUR KEPEMILIKAN, DAN KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DALAM PERSPEKTIF TEORI AGENSI DAN TEORI SIGNALING PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, STRUKTUR KEPEMILIKAN, DAN KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DALAM PERSPEKTIF TEORI AGENSI DAN TEORI SIGNALING AMANDA WONGSO E-mail: amanda_wongso@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

TEORI PROSPEK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN: HUBUNGANNYA DENGAN SIFAT UNEUTRALITY DAN SIFAT UNFAITHFULNESS PADA PELAPORAN KEUANGAN

TEORI PROSPEK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN: HUBUNGANNYA DENGAN SIFAT UNEUTRALITY DAN SIFAT UNFAITHFULNESS PADA PELAPORAN KEUANGAN TEORI PROSPEK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN: HUBUNGANNYA DENGAN SIFAT UNEUTRALITY DAN SIFAT UNFAITHFULNESS PADA PELAPORAN KEUANGAN Budiman Prayudi 1 Sudjono 2 Abstract Nowadays, the research about

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan, salah satunya adalah mengoptimalkan nilai pemegang saham. Dengan memaksimalkan nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Tujuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Tujuan perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan dalam industri manufaktur membuat setiap perusahaan manufaktur semakin meningkatkan kinerja agar tujuannya dapat tercapai. Pendirian sebuah perusahaan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya konflik kepentingan antara shareholder dan manajer, karena

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya konflik kepentingan antara shareholder dan manajer, karena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah agensi telah menarik perhatian yang sangat besar dari para peneliti di bidang akuntansi keuangan (Fuad, 2005). Masalah agensi timbul karena adanya

Lebih terperinci

PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA

PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI periode 2012-2015) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2013 dan 2014 yang berjumlah 37 mahasiswa yang terdiri dari 16 perokok laki-laki dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen laba muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya-upaya manajer

BAB I PENDAHULUAN. manajemen laba muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya-upaya manajer 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan informasi atas laba bersih suatu perusahaan melalui berbagai cara akan memberikan dampak yang cukup berpengaruh terhadap tindak lanjut para pengguna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Informasi tersebut berisikan mengenai

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Informasi tersebut berisikan mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajer perusahaan merupakan pihak yang mengelola suatu perusahaan yang secara langsung banyak mengetahui informasi internal perusahaan di banding dengan pemegang saham.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (principal) meminta pihak lainnya (agent) untuk melaksanakan sejumlah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (principal) meminta pihak lainnya (agent) untuk melaksanakan sejumlah BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Hubungan keagenan adalah suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (principal) meminta pihak lainnya (agent)

Lebih terperinci

Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan

Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan Tugas S2 matrikulasi: Ekonomi Bisnis & Financial Dosen: Dr. Prihantoro, SE., MM Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan go public merupakan istilah yang tidak asing lagi di

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan go public merupakan istilah yang tidak asing lagi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan go public merupakan istilah yang tidak asing lagi di masyarakat. Perusahaan ini menggambarkan perusahaan yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 1.1 SIMPULAN Simpulan yang dapat diambil pada penelitian ini adalah: 1. Nilai perusahaan yang tinggi menyebabkan penggunaan hutang yang semakin minimal untuk menghindari konflik

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMA Swasta se-kota Salatiga, dengan subyek

BAB IV PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMA Swasta se-kota Salatiga, dengan subyek BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian dilakukan di SMA Swasta se-kota Salatiga, dengan subyek penelitian adalah seluruh guru SMA swasta yang berjumlah 131 guru yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat memaksimalkan return. Investor yang bersikap rasional tentu akan

BAB I PENDAHULUAN. dapat memaksimalkan return. Investor yang bersikap rasional tentu akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang ingin memiliki kehidupan yang lebih baik dan layak. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan investasi. Pemilihan investasi

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang Bab 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajer dan pemegang saham merupakan dua partisipan terkait dalam sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang saham dapat dikatakan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel 3.1.1. Populasi Penelitian Populasi penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. 3.1.2. Sampel Penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori keagenan mengungkapkan hubungan antara pemilik (principal) dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori keagenan mengungkapkan hubungan antara pemilik (principal) dan 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Theory Agency) Teori keagenan mengungkapkan hubungan antara pemilik (principal) dan manajemen (agen). Menurut

Lebih terperinci

MAKALAH MANAJEMEN PENGANTAR MEMAHAMI KONTEKS MANAJEMEN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

MAKALAH MANAJEMEN PENGANTAR MEMAHAMI KONTEKS MANAJEMEN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MAKALAH MANAJEMEN PENGANTAR MEMAHAMI KONTEKS MANAJEMEN PENGAMBILAN KEPUTUSAN Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pengantar Dosen Pengampu : Dyna Herlina Suwanto, M.Sc Disusun Oleh : Muh.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP sampai tahun 2014 dengan jumlah sampel sebanyak 148 perusahaan.

BAB V PENUTUP sampai tahun 2014 dengan jumlah sampel sebanyak 148 perusahaan. BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Penelitian ini menguji (1) hubungan antara pengaruh sales growth dengan kebijakan hutang (DEBT) dan (2) hubungan antara ukuran perusahaan (SIZE) dengan kebijakan hutang (DEBT)

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan hipotesis yang dilakukan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan hipotesis yang dilakukan BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan hipotesis yang dilakukan dengan analisis regresi linier berganda, maka dapat ditarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bebas antar perusahaan-perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di. memiliki tujuan dalam mendirikan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. bebas antar perusahaan-perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di. memiliki tujuan dalam mendirikan perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian global di Indonesia saat ini menimbulkan persaingan bebas antar perusahaan-perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang jasa, manufaktur,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. akuntan publik, pengertian dari kinerja akuntan publik disini adalah yang

BAB V PENUTUP. akuntan publik, pengertian dari kinerja akuntan publik disini adalah yang BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini merupakan penelitian yang menguji tentang pengaruh independensi, profesionalisme, dan etika profesi terhadap kinerja akuntan publik di Surabaya. Variabel dependen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membuktikan apakah kandungan informasi akuntansi merupakan isu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membuktikan apakah kandungan informasi akuntansi merupakan isu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai pengaruh perilaku investor telah dilakukan oleh : 1. Zarah Puspitaningtyas (2012) telah melakukan penelitian yang berjudul Relevansi

Lebih terperinci

averse dalam pengambilan keputusan taking (Bowman, 1982; Fiegenbaum,

averse dalam pengambilan keputusan taking (Bowman, 1982; Fiegenbaum, PENERAPAN DISPOSITION EFFECT DAN PROSPECT THEORY: SUATU KONSEP YOHANES INDRAYONO A. Pendahuluan Disposition effect adalah perilaku investor yang: Risk averse pada saat menghadapi kondisi investasinya yang

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN HIPOTESIS DAN PEMBAHASAN. Untuk menjawab hipotesis yang dikembangkan dalam

BAB V PENGUJIAN HIPOTESIS DAN PEMBAHASAN. Untuk menjawab hipotesis yang dikembangkan dalam BAB V PENGUJIAN HIPOTESIS DAN PEMBAHASAN Untuk menjawab hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini, maka terlebih dahulu dilakukan pemberian skor terhadap setiap indikator yang dipakai pada setiap

Lebih terperinci

REGRET AVERSION BIAS DAN RISK TOLERANCE DALAM KEPUTUSAN INVESTASI

REGRET AVERSION BIAS DAN RISK TOLERANCE DALAM KEPUTUSAN INVESTASI REGRET AVERSION BIAS DAN RISK TOLERANCE DALAM KEPUTUSAN INVESTASI Oleh: Nafi Pujiyanto 1), Linda Ariany Mahastanti 1) E-mail: linda.ariany@staff.uksw.edu 1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Kristen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Masing-masing akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Masing-masing akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini merupakan tinjauan pustaka. Pada bab ini terdiri dari landasan teori yang menguraikan teori-teori yang relevan dengan penelitian, telaah penelitian terdahulu, kerangka pemikiran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rentangan usia remaja. Pada jenjang ini, remaja berada pada masa untuk

BAB I PENDAHULUAN. rentangan usia remaja. Pada jenjang ini, remaja berada pada masa untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siswa Sekolah Menengah Atas adalah siswa yang berada pada rentangan usia remaja. Pada jenjang ini, remaja berada pada masa untuk memasuki dunia pendidikan tinggi yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISISDAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISISDAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISISDAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan Program Studi Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah Good

BAB V PENUTUP. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah Good BAB V PENUTUP Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah Good corporate Governance, profitabilitas, dan leverage berpengaruh terhadap praktek manajemen laba di perusahaan BUMN. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa : 1. Peramalan manajemen tidak berpengaruh terhadap pemberian opini going concern karena perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mampu menghasilkan keuntungan untuk meningkatkan value of the. firm dan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mampu menghasilkan keuntungan untuk meningkatkan value of the. firm dan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi stratejik yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan. Pengelolaan ini ditujukan agar perusahaan mampu menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan yang berfungsi sebagai pendanaan perusahaan dalam

Lebih terperinci

PENGARUH POLITICAL CONNECTIONS TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

PENGARUH POLITICAL CONNECTIONS TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PENGARUH POLITICAL CONNECTIONS TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan-Perusahaan non Lembaga Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 2012) T e s i s Diajukan Kepada Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti: kreditur, pemerintah, pemasok, dan lain-lain. Informasi laba

BAB I PENDAHULUAN. seperti: kreditur, pemerintah, pemasok, dan lain-lain. Informasi laba BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajer suatu perusahaan menggunakan laporan keuangan untuk berkomunikasi dengan pemegang saham perusahaan. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi bagi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah semua investor di Danareksa Salatiga, PT Trimegah Asset Management Semarang dan investor individual dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa : 1. Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh nilai R- square sebesar 0,808 untuk konstruk Audit Judgement

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun Teknik penelitian yang

BAB V PENUTUP. terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun Teknik penelitian yang 120 BAB V PENUTUP Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data sekunder. Sampel penelitian yang digunakan adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah dan keterbatasan kemampuan rasional manusia. dengan pihak eksternal maupun pihak internal perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. masalah dan keterbatasan kemampuan rasional manusia. dengan pihak eksternal maupun pihak internal perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengambilan keputusan merupakan suatu proses mengkombinasikan pendekatan yang rasional dan judgmental, yang prosesnya tidak dapat diformulasikan secara lengkap. Dalam

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: mahasiswa akuntansi, mahasiswi akuntansi, profesi akuntan

ABSTRAK. Kata kunci: mahasiswa akuntansi, mahasiswi akuntansi, profesi akuntan PERBEDAAN PERSEPSI ANTARA MAHASISWA DENGAN MAHASISWI AKUNTANSI TERHADAP PROFESI AKUNTAN (Studi Kasus di Universitas Sebelas Maret (UNS) dengan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Bab ini mengkaji landasan teori, konsep-konsep yang digunakan, dan hasil

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Bab ini mengkaji landasan teori, konsep-konsep yang digunakan, dan hasil BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Bab ini mengkaji landasan teori, konsep-konsep yang digunakan, dan hasil penelitian sebelumnya yang diperlukan dalam menjawab masalah penelitian yang akah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem evaluasi kinerja masih menjadi topik yang mendominasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sistem evaluasi kinerja masih menjadi topik yang mendominasi dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem evaluasi kinerja masih menjadi topik yang mendominasi dalam penelitian akuntansi manajemen (Harris dan Durden, 2012). Lebih lanjut Harris dan Durden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja perusahaan adalah kemampuan dari

BAB I PENDAHULUAN. mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja perusahaan adalah kemampuan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang penelitian Kinerja perusahaan merupakan penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba (Sucipto, 2003).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Sebelum penelitian ini dilakukan, belum banyak peneliti yang meneliti tentang pengaruh kompetensi dan kepercayaan diri investor pada instrumen pasar uang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran politik atau para pemegang saham. Pemegang saham, kreditor dan manajer

Lebih terperinci

Shella Febri Priatama ABSTRAKSI

Shella Febri Priatama ABSTRAKSI ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN, PROFIBILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA Shella Febri Priatama

Lebih terperinci