JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M"

Transkripsi

1 PENGARUH NEGATIVE FRAMING DAN ADVERSE SELECTION TERHADAP ESKALASI KOMITMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI DENGAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Disusun Oleh : DIAN LESTARI NIM JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

2 PENGARUH NEGATIVE FRAMING DAN ADVERSE SELECTION TERHADAP ESKALASI KOMITMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI DENGAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 M i

3 LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ii

4 LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI iii

5 LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Dian Lestari No. Induk Mahasiswa : Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : Akuntansi Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya: 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan. 2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa ijin pemilik karya. 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data. 5. mengerjakan sendiri karya ini dan mampu mempertanggung jawab atas karya ini. Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah memalui pembukuan yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Jakarta, September 2015 ( Dian Lestari) iv

6 DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama : Dian Lestari 2. Jenis Kelamin : Perempuan 3. Tempat, Tanggal Lahir : Pekalongan, 16 April Agama : Islam 5. Alamat : Jalan Mampang Prapatan XIII Rt 003/03 Kel. Tegal Parang Jakarta Selatan. 6. HP : dianlestari0604@gmail.com II. PENDIDIKAN 1. MI. Sa adatuddarain Tahun Mts. Sa adatuddarain Tahun MA. Sa adatuddarain Tahun UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun v

7 III. PENGALAMAN ORGANISASI 1. OSIS Sebagai Anggota ( ) 2. Garda Sebagai Anggota ( ) 3. Bendahara di Manal Nafi ah Education Course (2012 Sekarang ) IV. IDENTITAS ORANG TUA 1. Nama Ayah : Warnoto Tempat, Tanggal Lahir : Pekalongan, 14 Mei 1969 Agama : Islam 2. Nama Ibu : Warkipah Tempat, Tanggal Lahir : Pekalongan, 14 April 1971 Agama : Islam vi

8 ABSTRACT Influence of Negative Framing and Adverse Selection to Manager s Decision for Continuing A Failing Project (Escalation of Commitment) with Locus of Control as Moderating Variabel This study is intended to examine the influence of negative framing and adverse selection to manager s decision for continuing a failing project (escalation of commitment) with locus of contol as moderating variabel.this experiment was using factorial design 2 x 2 with instrument like cases given for 80 respondents. Hypotheses in this study were analyzed by using two ways ANOVA to find out the main effect and joint effect between two variables. The results show that negative framing has significance influence to manager s decision for continuing a failing project. Interactive effect between negative framing and adverse selection to manager s decision for continuing a failing project has significance influence. This study also shows that negative framing and adverse selection which is moderated by locus of control also has significance influence. Key words: Negative Framing, Adverse Selection, Escalation of Commitment, Locus of Control, Decision Making. vii

9 ABSTRAK Pengaruh Negative Framing dan Adverse Selection terhadap Eskalasi Komitmen dalam Pengambilan Keputusan Investasi dengan Locus of Control Sebagai Variabel Pemoderasi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Negative Framing dan Adverse Selection terhadap eskalasi komitmen dalam pengambilan keputusan investasi dengan locus of control sebagai variabel pemoderasi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen dengan desain eksperimen factorial 2x2 beetwen subject dengan sampel sebanyak 80 responden. Uji analisis dalam penelitian ini menggunakan two ways annova. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa negative framing berpengaruh signifikan terhadap eskalasi komitmen. Begitu juga interaksi antara negative framing dan adverse selection menunjukkan hasil yang signifikan. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa negative framing dan adverse selection dimoderasi dengan locus of contol berpengaruh signifikan terhadap escalasi komitmen. Kata Kunci : Negative Framing, Adverse Selection, Eskalasi Komitmen, Locus Of Control, Pengambilan Keputusan viii

10 KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Segala Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-nya dengan segala pengetahuan dan kekuasan-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Negative Framing dan Adverse Selection Terhadap Eskalasi komitmen dalam Pengambilan Keputusan Investasi dengan Locus Of Control Sebagai Variabel Pemoderasi dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya. Skripsi ini disusun dalam rangka untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan kali ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terimakasih atas bantuan, bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini kepada: 1. Ayahanda dan Ibunda serta bapak angkatku tercinta yang selalu mengajarkan kebaikan dan tiada hentinya melantunkan doa, tiada letihnya memberi dukungan serta semangat sebagai motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Adik adikku tercinta Dewi, Diva dan Dita serta seluruh keluarga yang selalu memberikan keceriaan dan semangat yang terus menerus untuk penulis. 3. Bapak Prof. Abdul Hamid, MS selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Yessi Fitri, SE Msi., Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE,. MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. ix

11 6. Bapak Dr. Yahya Hamja,MM selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan dan bimbingan serta motivasi dalam penulisan skripsi ini. Terimakasih atas ilmu yang telah Bapak berikan selama ini. 7. Ibu Zuwesti Eka Putri, SE, M.Ak. selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah meluangkan waktu, yang telah memberikan pengarahan dan pengetahuan kepada penulis. Terimakasih atas ilmu yang Ibu berikan sampai terlaksananya sidang skripsi. 8. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan semasa penulis menuntut ilmu di Universitas ini. 9. Adik Adik muridku di Manal Nafi ah Education Course Rika, Della, Sena, Fia, Neneng, Rian, Rendi, Wawan, Salsa, Utami, Salma, dll, yang selalu memberikan keceriaan, terima kasih atas semuanya. 10. Sahabat-Sahabat terdekat penulis Ummu, Ipit, Ghina, Dina, Ihda, Nopita, Fia, Hani, Husni, Syaifa, Rika, Ulfa, Kaje, Mutia, Amanah yang selalu ada dalam tangis, dalam tawa, selalu menguatkan ketika sedang lemah-lemahnya, selalu menghibur ketika sedang sedih-sedihnya. Terimakasih banyak, kalian yang terbaik empat tahun ini. 11. Teman-Teman Akuntansi B 2011 yang membuat cerita pengalaman kuliah begitu berarti, menjadi tempat belajar, tempat bercanda berbagi tawa, berbagi ilmu. Maaf tidak bisa disebutkan semua, terimakasih banyak semoga semua kebaikan yang kalian berikan kepada penulis berbuah kebaikan yang berkali lipat. x

12 DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI... i LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF... ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI... iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH..... iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP... v ABSTRACT... vii ABSTRAK... viii KATA PENGANTAR... iix DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah.. 1 B. Perumusan Masalah. 8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 9 xi

13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Litraratur Pengambilan Keputusan Eskalasi Komitmen Negative Framing Adverse Selection Locus of Control Teori Prospek Teori Agensi Self Justification Theory B. Hasil Hasil Penelitian Terdahulu.. 30 C. Dasar Perumusan Hipotesis. 37 D. Kerangka Pemikiran 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 43 B. Metode Penentuan Sampel.. 45 C. Metode Pengumpulan Data. 46 D. Metode Analisis Data Statistik Deskriptif Uji Kualitas Data xii

14 3. Uji Asumsi Klasik Uji Hipotesis E. Operasionalisasi Variabel Penelitian. 53 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Karakteristik Profil Responden B. Hasil Uji Statistik Hasil Uji Statistik Deskriptif Hasil Uji Kualitas Data Hasil Uji Asumsi Klasik Hasil Uji Hipotesis BAB V PENUTUP A. Kesimpulan.. 79 B. Saran. 80 C. Keterbatasan Penelitian 81 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiii

15 DAFTAR TABEL Nomor Keterangan Hal. 2.1 Penelitian Terdahulu Desain Penelitian Eksperimen Tabel Anava Operasionalisasi Variabel Penelitian Data Sampel Penelitian Data Distribusi Sampel Penelitian 4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan jenis Kelamin Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Angkatan Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan IPK Hasil Uji Statistik Deskriptif Hasil Uji Validitas Hasil Uji Reliabilitas Hasil Uji Normalitas Hasil Uji Homogenitas Hasil Uji Hipotesis xiv

16 DAFTAR GAMBAR Nomor Keterangan Hal. 2.1 Skema Kerangka Pemikiran.. 41 xv

17 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Keterangan Hal. 1 Kuesioner Penelitian Data Jawaban Responden Output hasil Pengujian Data xvi

18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam manajemen, tanpa diragukan lagi pengambilan keputusan merupakan pekerjaan yang paling penting. Menurut Erlinda (2014: 53) pengambilan keputusan selalu menjadi hal yang rumit, kompleks, dan krusial pada setiap organisasi. Dalam organisasi, pengambilan keputusan biasanya didefinisikan sebagai proses memilih diantara berbagai alternatif tindakan yang berdampak pada masa depan. Oleh karena itu, fungsi manajer dalam hal pengambilan keputusan adalah fungsi paling mendasar yang harus dapat dikuasai oleh manajer, terutama pengambilan keputusan dalam berinvestasi (Arfan dan Muhammad, 2005: 203). Keputusan berinvestasi pada umumnya mendasarkan pada pertimbangan yang rasional. Namun banyak bukti empiris dalam serangkaian tindakan pengambilan keputusan investasi yang menunjukkan bahwa pembuat keputusan cenderung untuk melanjutkan proyek investasi walaupun terdapat bukti proyek investasi sebelumnya ternyata tidak menguntungkan (Ghosh, 1997 dalam Endah dkk, 2011 ). Fenomena perilaku demikian oleh berbagai peneliti, diungkapkan dalam berbagai istilah: escalation (Ross dan Staw, 1986), entrapment (Brockner et al. 1986), sunk cost (Staw dan Hoang, 1995), concord fallacy (Arkes dan Ayton, 1999); persistence (Shulz dan Chang, 2002); dan decision error (Bowen, 1987). 1

19 Ruchala dalam Ratih (2010) menyebutkan fenomena eskalasi sebagai keputusan untuk tetap melanjutkan proyek meskipun prospek ekonominya mengindikasikan bahwa proyek tersebut harus dihentikan. Eskalasi komitmen terjadi ketika individu maupun organisasi memilih serangkaian tindakan untuk tetap bertahan meskipun tengah ada kerugian yang didapat, dimana kesempatan untuk tetap bertahan atau meninggalkan komitmen tersebut sama-sama memiliki ketidakpastian dalam konsekuensinya(staw,1997 dalam Febri, 2015). Eskalasi sering dikaitkan dengan perilaku pengabaian atas sinyal kegagalan. Ross dan Staw (1986, dalam Rizkianto,2012) menyebutkan bahwa penyebab timbulnya fenomena eskalasi diantaranya dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti psikologis, sosial, faktor organisasi dan proyek. Faktor psikologis dan sosial menunjukkan pada kehadiran ego dan keinginan untuk menjaga reputasi diri yang membuat seseorang enggan mengakui kesalahan dan kegagalan. Faktor organisasi menunjukkan adanya permainan politik yang membawa pada minat terselubung yang ditunjukkan oleh beberapa orang berpengaruh dalam organisasi. Sementara itu, faktor proyek lebih menunjukkan pada tingkat return kegiatan bisnis yang tidak segera dicapai. Hal ini mendorong manajer cenderung untuk terus melakukan tindakan tunggu dan lihat (wait and see) perkembangan dari tingkat return tersebut. Sany Dwita (2007: 2) menyebutkan bahwa eskalasi komitmen dapat menyebabkan kerugian yang lebih besar bagi perusahaan dibandingkan 2

20 dengan keputusan menghentikan proyek segera setelah menunjukkan prospek yang buruk. Eskalasi dapat menyebabkan kebangkrutan bagi organisasi atau perusahaan. Teori Keagenan menawarkan penjelasan mengenai fenomena eskalasi tersebut. Sandi dan Sukirno (2014 :3) menyebutkan bahwa dalam teori keagenan (agency theory) ketidakseimbangan informasi yang terjadi antara principal (pemilik) dengan agent (manager) akan mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh manager. Salah satu masalah yang dapat ditimbulkan dari suatu ketidakseimbangan informasi adalah adverse selection. Adverse selection dapat diartikan sebagai keadaan adanya ketidakseimbangan informasi antara pemilik dan manager dan manager tersebut memiliki kesempatan untuk melalaikan tugas (incentive to shirk), dan pada akhirnya keputusan yang dibuat manager tersebut akan menguntungkan dirinya saja dan tidak memaksimalkan keuntungan yang diharapkan perusahaan yakni dengan tetap melanjutkan pembiayaan proyek meskipun mengindikasikan kegagalan dalam prospek ekonominya( Harison dan Herrel dalam Endah, 2010). Scott (2000) dalam Endah, 2010 menyatakan bahwa pada kondisi adverse selection, manajer mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek perusahaan dibanding prinsipal. Fakta-fakta yang mungkin dapat mempengaruhi keputusan yang dapat diambil oleh prinsipal tersebut tidak disampaikan informasinya. Adanya kesempatan untuk memiliki informasi privat dan juga melalaikan tugas tersebut memberikan peluang bagi manajer 3

21 untuk mengambil keputusan tetap melanjutkan proyek meskipun mengindikasikan kegagalan (eskalasi). Kanodia dalam Effriyanti (2005) menyebutkan eskalasi sebagai keputusan manajer yang tidak rasional. Hal tersebut dikarenakan secara langsung maupun tak langsung manajer cenderung mengabaikan kepentingan perusahaan dan lebih mementingkan kepentingan ekonomi pribadinya. Pertimbangan lain seorang manajer dalam mengambil keputusan melanjutkan pembiayaan proyek adalah framing atau pembingkaian informasi. Framing berkaitan dengan bagaimana individu merasakan atau menstruktur suatu keputusan (Main dan Lambert dalam Sahmuddin, 2003). Gasiaswaty (2009) menyebutkan bahwa framing sangat erat kaitannya dengan titik referensi, yaitu sebuah titik yang dijadikan patokan dalam perbandingan. Dalam framing, titik referensi ini menjadi bingkai seseorang dalam mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan. Kemungkinankemungkinan yang telah terframing tersebutlah yang kemudian dievaluasi oleh pembuat keputusan. Pada konteks keputusan terhadap proyek yang mengindikasikan kegagalan, biaya yang telah dikeluarkan (sunk cost) bertindak sebagai titik referensi bagi manajer dalam membuat keputusan. Fakta bahwa proyek mulai menunjukkan prospek yang negatif membawa pada beberapa kemungkinan diantaranya yaitu kemungkinan kerugian/keuntungan yang pasti terjadi dan kemungkinan kerugian/keuntungan di masa mendatang yang 4

22 kurang pasti. Ketika kemungkinan-kemungkinan tersebut diframing secara positif, maka informasi mengenai keuntungan akan lebih ditonjolkan. Ketika kemungkinan-kemungkinan tersebut diframing secara negatif, maka informasi mengenai kerugian yang akan lebih ditonjolkan. Bateman dan Zeithaml dalam Koroy (2008) menyatakan bahwa ketika informasi disajikan dalam bingkai keputusan negatif, pengambil keputusan cenderung untuk mencari resiko dengan melanjutkan proyek. Sementara pada informasi yang disajikan dalam bingkai positif, pengambil keputusan akan cenderung menghindari resiko dengan tidak melanjutkan proyek. Berbeda dengan teori keagenan yang menjelaskan kondisi adverse selection, teori yang digunakan dalam menguji bias framing ini adalah teori prospek. Teori ini mengemukakan bahwa frame yang diadopsi seseorang dapat mempengaruhi keputusannya. Dalam hal ini ketika seorang pengambil keputusan diberikan alternatif keputusan yang dibingkai secara positif maka keputusan yang diambil akan cenderung menghindari risiko atau risk averse. Sedangkan ketika informasi disajikan secara negatif maka keputusan yang diambil cenderung mengambil risiko atau risk seeking (Yusnaini, 2005). Beberapa bukti empiris seperti yang ditunjukkan oleh Rudledge dan Harrel (1994) dan Rudledge (1995) juga mendukung penjelasan teori prospek tersebut. Mengenai kedua teori tersebut, telah banyak penelitian yang berusaha untuk membuktikan penjelasan kedua teori tersebut. Sharp dan Salter (1997) menemukan bahwa adverse selection dan negative 5

23 framing tidak berpengaruh terhadap kecenderungan eskalasi komitmen. Hasil serupa juga ditemukan oleh Dwita (2007) yang mendapati bahwa negative framing dan kondisi adverse selection ternyata tidak signifikan mengindikasikan pengaruhnya terhadap keputusan evaluasi proyek oleh manajer.namun demikian, Salter et al. (2004) menunjukkan hasil yang berbeda, yakni terdapat pengaruh antara framing dengan adverse selection terhadap kecenderungan eskalasi komitmen. Kontroversi temuan para peneliti tersebut memotivasi peneliti untuk menguji kembali pengaruh kedua variabel yakni framing dan adverse selection terhadap kecenderungan eskalasi komitmen. Dalam hal ini peneliti ingin menguji kembali apakah dengan menggunakan teori yang sama akan memberikan hasil yang sama dengan penelitian terdahulu. Mengingat bahwa diperlukannya sebuah proses akuntabilitas yang dapat dengan efektif mengendalikan kecenderungan eskalasi yang dilakukan oleh manajer yang memulai suatu proyek. Peneliti mencoba menambahkan satu variabel pemoderasi locus of cotrol yang bertujuan untuk mengetahui apakah locus of control memoderasi pengaruh negative framing, adverse selection, serta negative framing dan adverse selection secara bersama-sama terhadap eskalasi komitmen. Konsep locus of control pertama kali diperkenalkan oleh Julian B. Rotter (1996), seorang ahli teori pembelajaran sosial. Locus of control merupakan kendali individu atas pekerjaan mereka dan kepercayaan mereka terhadap keberhasilan diri. Ada 2 tipe locus of control, yaitu 6

24 internal locus of control dan eksternal locus of control. Internal locus of control adalah seseorang yang percaya bahwa keberhasilan bersumber dari kemampuan dalam dirinya, sedangkan eksternal locus of control adalah seseorang yang percaya bahwa keberhasilan ditentukan oleh orang lain, takdir, dan faktor lain diluar dirinya. Andi Irfan (2009) dalam penelitiannya mengatakan bahwa manager yang memiliki tipe eksternal locus of control cenderung memiliki tingkat sensitifitas tinggi, sedangkan manager yang memiliki memiliki tipe internal locus of control cenderung memiliki tingkat sensitifitas yang rendah. Jadi, apabila seorang manager bertipe eksternal locus of control yang memiliki tingkat sensnitifitas tinggi dihadapkan pada suatu kondisi negative framing dan adverse selection atas proyek investasinya, maka manager tersebut cenderung akan menurunkan eskalasi komitmen, sedangkan manager yang bertipe internal locus of control yang memiliki tingkat sensitifitas rendah diperlakukan dengan hal yang sama, maka manager tersebut cenderung meningkatkan eskalsasi komitmen. Dari penjelasan-penjelasan sebelumnya mengenai pengambilan keputusan, eskalasi komitmen, negative framing, adverse selection, dan locus of control, maka penelitian ini akan membahas tentang Pengaruh Negative Framming dan Adverse Selection terhadap Eskalasi Komitmen dalam Pengambilan Keputusan Investasi dengan Locus Of Control sebagai Variabel Pemoderasi. 7

25 B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut: 1. Apakah Negative Framing berpengaruh terhadap Eskalasi Komitmen? 2. Apakah Adverse Selection berpengaruh terhadap Eskalasi Komitmen? 3. Apakah Negative Framing dan Adverse Selection secara bersama- sama berpengaruh terhadap Eskalasi Komitmen? 4. Apakah Negative Framing dan Adverse Selection dimoderasi oleh Locus of Control berpengaruh terhadap Eskalasi Komitmen? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, penelitia tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui kecenderungan perilaku pembuat keputusan atas proyek investasinya bila dihadapkan pada informasi yang disajikan dengan Negative Framing. 2. Untuk mengetahui kecenderungan perilaku pembuat keputusan atas proyek investasinya bila dihadapkan pada informasi yang disajikan pada kondisi Adverse Selection. 3. Untuk mengetahui kecenderungan perilaku pembuat keputusan atas proyek investasinya bila dihadapkan pada informasi yang disajikan dengan negative frame pada kondisi adverse selection. 8

26 4. Untuk mengetahui pengaruh locus of control sebagai variabel yang memoderasi hubungan antara negative framing dan adverse selection terhadap eskalasi komitmen. 2. Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang dikemukakan, hasil dari penelitian yang dilakukan ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Dalam bidang akademis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan bukti empiris mengenai pengaruh negative framing, adverse selection dan locus of control terhadap bias keputusan manajerial 2. Bagi perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengurangi over komitmen manajer terhadap sumberdaya bagi proyek yang tidak lagi menguntungkan. 3. Bagi ilmu pengetahuan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang akuntansi keperilakuan. 9

27 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Litraratur 1. Pengambilan Keputusan Menurut Rizkianto (2012: 23) Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan berbagai alternatif yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Sedangkan, menurut Arfan dan Muhammad (2005: 203) pengambilan keputusan didefinisikan sebagai proses memilih di antara berbagai alternatif tindakan yang berdampak pada masa depan. Pengambilan keputusan pada akhirnya akan menghasilkan suatu pilihan final berupa tindakan ataupun opini. Dalam mengambil keputusan seseorang seringkali dihadapkan pada berbagai kondisi antara lain unik, tidak pasti, jangka panjang dan kompleks ( Marimin, 2005 : 10). Yang dimaksud dalam kondisi unik adalah masalah tersebut tidak mempunyai preseden dan di masa depan mungkin tidak akan berulang kembali. Tidak Pasti maksudnya bahwa faktor faktor yang diharapkan mempengaruhi dan memiliki kadar informasi yag sangat rendah. Jangka panjang maksudnya bahwa implikasinya memiliki jangkauan yang cukup jauh ke depan. Adapun kompleks yaitu dalam pengertiannya preferensi pengambilan keputusan atas risiko dan waktu memiliki peranan yang besar.berdasarkan pada kondisi tersebut, maka diharapkan seorang pengambil keputusan dapat menentukan langkah langkah yang tepat 10

28 dalam membuat keputusan. Lubis (2010: 271) menyebutkan beberapa langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam membuat suatu keputusan, antara lain: (1) pengenalan dan pendefinisian atas suatu masalah atau suatu peluang, (2) pencarian atas tindakan alternatif dan kuantitatif atas konsekuensinya, (3) pemilihan alternatif yang optimal atau memuaskan, (4) yang terakhir adalah penerapan tindak lanjut. Ibnu Syamsi (2000: 16) berpendapat bahwa pengambilan keputusan tergantung dari permasalahan yang dihadapi dan juga dasar seorang manajer dalam mengambil suatu keputusan antara satu manajer dengan manajer lainnya tidaklah sama. Suatu keputusan dapat diambil berdasarkan perasaan semata-mata, dan dapat pula suatu keputusan itu diambil berdasarakan rasionalitas, serta keputusan dapat diambil berdasarkan wewenang atau jabatan yang dimilikinya. Ada beberapa teknik atau cara dalam mengambil sebuah keputusan, yaitu berdasarkan intuisi, rasionalitas, fakta, pengalaman dan wewenang (Ibnu Syamsi, 2000: 17-22). Sedangkan Lubis (2010: ) menyebutkan teknik atau cara dalam mengambil keputusan berdasarkan rasional terbatas, intuisi, indentifikasi masalah, membuat pilihan, perbedaan individua yang termasuk didalamnya adalah gaya pengambilan keputusan dan keterbatasan organisasi. Kreitner dan Kinicki (2005: 5-13) menyebutkan ada 3 model yang dapat digunakan manajer dalam membuat suatu keputusan. Model yang pertama adalah model rasional, model ini menggunakan empat pendekatan 11

29 logis untuk mengambil sebuah keputusan yaitu: (1) mengenali masalah, (2) menghasilkan solusi-solusi alternatif, (3) memilih sebuah solusi, dan (4) mengimplementasikan dan mengevaluasi solusi. Model yang kedua adalah model normatif Simon, model ini mengindentifikasi hambatan-hambatan yang mambatasi pengambilan keputusan. Model normatif Simon juga menganjurkan bahwa pengambilan keputusan ditandai dengan: (1) pengolahan informasi terbatas, (2) penggunaan penilaian hasil temuan sendiri, dan (3) temuan. Model yang ketiga adalah model keranjang sampah, yang berpendapat bahwa pengambilan keputusan bersifat tidak teliti dan acak. Model ini juga berpendapat, keputusan dihasilkan dari interaksi antara empat arus kejadian yang terpisah yaitu: masalah, solusi, partisipan, dan peluang pilihan. 2. Eskalasi Komitmen Definisi mengenai eskalasi komitmen menurut Suartana (2010:108) adalah komitmen seorang pengambil keputusan untuk tetap melanjutkan dan memperluas komitmen awalnya terhadap pelaksanaan suatu investasi proyek atau usaha-usaha tertentu yang sudah tidak menguntungkan atau memberikan umpan balik yang negatif. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997, h. 151) disebutkan bahwa eskalasi adalah pertambahan jumlah, pertambahan volume dan kenaikan. Sementara itu Oxford Learner s Pocket Dictionary (2008, h.145) eskalasi diterjemahkan sebagai become or make something 12

30 bigger or more serious. Dengan demikian eskalasi komitmen dapat dikatakan sebagai upaya meningkatkan keseriusan atau keloyalan terhadap komitmen yang telah dibuat. Eskalasi komitmen dapat terjadi ketika individu atau organisasi dihadapkan pada dua kesempatan atas serangkaian tindakan yang telah dilakukan (dalam hal ini serangkaian tindakan yang telah diambil ternyata tidak berjalan seperti yang diharapkan). Individu atau organisasi tersebut berkesempatan untuk memilih bertahan atau menarik kembali serangkaian tindakan yang telah dilakukan. Kedua kesempatan tersebut sama-sama memiliki ketidakpastian dalam konsekuensinya. Staw (1997) dalam Khanifan (2015: 21) mencontohkan, ketika organisasi mengetahui bahwa sebuah produk pengembangan yang baru memiliki kemungkinkan, yakni menguntungkan maupun tidak menguntungkan di masa yang akan datang, melanjutkan investasi pada produk tersebut adalah merupakan eskalasi komitmen. Menurut Maria dan Milka (2012:271) eskalasi komitmen merupakan perilaku untuk meningkatkan komitmen dengan tetapmenjalankan keputusan proyek walaupun proyek tersebut akan memberikan umpan balik negatif. Seorang manajer dapat mengalokasikan sumber daya tambahan pada proyek yang dianggap tidak menguntungkan ini. Menurut Kreitner dan Kinicki (2005: 23) Eskalasi Komitmen adalah kecenderungan tindakan untuk bertahan atau berada pada situasi yang tidak efektif untuk jangka waktu yang lama. Perilaku Eskalasi Komitmen dapat 13

31 terjadi ketika seorang manajer memilih untuk tetap melanjutkan proyek investasinya walaupun proyek investasi tersebut mengindikasikan kegagalan atau dengan kata lain proyek investasi tersebut tidak memberikan keuntungan yang maksimal bagi perusahaan. Kreitner dan Kinicki (2005: 23-26) menyebutkan empat faktor yang menyebabkan terjadinya perilaku Eskalasi Komitmen, yaitu: faktor penentu psikologis dan sosial, faktor penentu organisasional, karakteristik proyek, dan faktor penentu kontekstual. Faktor psikologis dan sosisal merupakan kontributor utama dari Eskalasi Komitmen yang termasuk didalamnya adalah pertahanan ego dan motivasi individu. Seseorang yang memiliki sifat pertahanan ego dan motivasi individu maka mereka cenderung membiaskan fakta-fakta yang diterimanya sehingga mereka akan cenderung mendukung keputusan yang dibuat sebelumnya. Seorang yang memiliki sifat pertahanan ego akan cenderung melibatkan egonya ke dalam suatu proyek yang ditanganinya, karena kegagalan akan mengancam nilai diri atau ego, maka cenderung mengabaikan tanda-tanda negatif dan cenderung mendorong keputusannya ke depan (Kreitner dan Kinicki, 2005: 23) Faktor selanjutnya yang mengakibatkan terjadinya situasi Eskalasi Komitmen menurut Kreitner dan Kinicki (2005: 23) adalah faktor penentu organisasional. Dalam faktor penentu organisasional adanya pemutusan komunikasi, politik di dalam organisasi, dan adanya kelembaman organisasional yang menyebabkan organisasi membiarkan terjadinya tindakan yang berdampak buruk bagi perusahaan, atau dengan kata lain 14

32 mendukung dan menjalankan adanya suatu keputusan yang bereskalasi komitmen. Faktor selanjutnya menurut Kreitner dan Kinicki (2005: 24-25) adalah karakteristik proyek. Karakteristik proyek memasukkan fitur-fitur objektif proyek, yang berdampak paling besar pada keputusan Eskalasi Komitmen. Faktor yang terakhir menurut Kreitner dan Kinicki (2005:25) yang mengakibatkan terjadinya situasi Eskalasi Komitmen adalah faktor penentu kontekstual. Faktor ini memberi penjelasan bahwa penyebab terjadinya Eskalasi Komitmen karena adanya kekuatan-kekuatan politik dari luar yang berada di luar kendali organisasi. 3. Negative Framing Faktor lain yang mempengaruhi pengambilan keputusan pada seseorang adalah Framing. (Liang dkk, 2013 : 3).Framing adalah sebuah fenomena yang mengindikasikan pengambil keputusan akan memberi respon dengan cara berbeda pada masalah yang sama jika disajikan dalam format berbeda. Framing atas informasi dapat mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan. Framing Efek mungkin berbeda pada situasi konteks yang berbeda. Penelitian terdahulu telah menemukan bahwa pembingkaian keputusan dibagi menjadi 3 tipe utama dengan pengaruh yang berbeda.(levin et al, 1998 dalam Liang dkk, 2013), salah satu diantaranya mengikuti teori prospek yaitu pembingkaian positif dan negative, dan dua diantaranya 15

33 menggunakan definisi operasional yang berbeda. Tiga tipe pembingkaian tersebut adalah sebagai berikut: a. Risky Choice Framing Risky choice framing berasal dari studi yang dilakukan oleh Tversky & Kahneman (1981). The risky choice framing melibatkan skenario keputusan hipotesis dengan dua pilihan. Pilihan pertama yaitu pilihan yang pasti atau tanpa risiko dan pilihan kedua adalah pilihan berisiko dimana probabilitas ditentukan secara numerik. Pada positive framing, pilihan yang pasti ataupun berisiko dideskripsikan dalam keadaan untung, dan pada negative framing keduanya dideskripsikan dalam keadaan rugi. Menurut teori prospek, positive framing akan menyebabkan perilaku menghindari riksiko, dan negative framing akan menyebabkan perilaku yang sebaliknya. b. Goal framing Goal framing tidak melibatkan risiko yang berbeda dalam bingkai yang berbeda tetapi memberikan hasil yang mungkin berbeda. Pesan positif dari Goal framing menekankan konsekuensi positif dari melakukan suatu tindakan, dan pesan negatif menekankan konsekuensi negatif dari tidak melakukan tindakan. Pertanyaan pada Goal Framing adalah yang mana framing positif atau negatif, yang akan memiliki dampak persuasif yang lebih besar pada pencapaian perilaku yang sama. Misalnya, Thaler (1980) menyelidiki efek dari pesan positif dan negatif pada pembelian kartu kredit. Frame positif menunjukkan pesan-pesan 16

34 seperti "jika Anda membayar tunai, Anda akan menerima harga diskon," sedangkan frame negatif menunjukkan pesan-pesan seperti "jika Anda tidak membayar tunai (yaitu, jika Anda menggunakan kartu kredit), Anda akan harus membayar sebuah biaya tambahan. "Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen lebih bersedia untuk menggunakan kartu kredit untuk susunan kata tidak membayar uang tambahan dari untuk susunan kata menerima tambahan diskon. c. Attribute framing Attribute framing memanipulasi nilai yang berbeda dari satu atau lebih atribut keputusan yang relevan dengan keputusan dalam konteks tertentu. Salah satu contoh adalah bahwa tingkat keberhasilan dari suatu peristiwa (misalnya, 0,6) dijelaskan dalam kerangka positif, tetapi tingkat kegagalan acara (misalnya, 0,4) digambarkan dalam bingkai negatif. Membandingkan dengan risk framing choice, atribute framing tidak terfokus pada risiko itu sendiri tetapi persepsi yang berbeda dari risiko yang sama. Secara umum, kerangka berpikir positif lebih perferable daripada yang negatif dalam kondisi ini. Selain itu, atribute framing berbeda dengan goal framing dalam dua kondisi, framing pada atribute framing tidak mempromosikan tindakan yang sama. Dalam studi tentang menyetujui operasi, misalnya, tingkat kelangsungan hidup (frame positif) dan tingkat kematian (frame negatif) yang digunakan untuk membuat framing atribut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika tingkat kelangsungan hidup ditekankan, 17

35 individu lebih mungkin untuk menyetujui operasi daripada ketika angka kematian ditekankan (Marteau 1989;. Wilson et al 1987). Kebanyakan temuan menunjukkan bahwa orang cenderung untuk mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk proyek-proyek yang tidak menguntungkan dalam bingkai negatif daripada dalam kerangka positif. Misalnya, Rutledge (1994) dalam Liang, dkk(2013)melaporkan bahwa framing informasi yang relevan-keputusan dipengaruhi keputusan kelompok '. Subyek cenderung melakukan investasi tambahan jika keputusan itu dibingkai negatif. 4. Adverse Selection Manajer memiliki informasi superior tentang informasi internal dan prospek perusahaan di masa depan dibanding pemilik. Kondisi ketidakseimbangan informasi ini dinamakan informasi asimetri (asymmetric information). Informasi asimetri dapat menimbulkan dua permasalahan yang disebabkan adanya kesulitan pemilik untuk memonitor dan melakukan control terhadap tindakan-tindakan manajer. Menurut Jensen dan Meckling dalam Ratih (2010 : 20) permasalahan tersebut adalah : a. Moral hazard, yakni permasalahan yang timbul jika manajer tidak melaksanakan hal-hal yang telah disepakati dalam kontrak kerja. Hal ini dikarenakan kegiatan yang dilakukan manajer tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun kreditur. 18

36 b. Adverse selection, yaitu suatu keadaan dimana pemilik tidak dapat mengetahui apakah suatu keputusan yang diambil oleh manajer benar-benar didasarkan atas informasi yang telah diperolehnya atau terjadi kelalaian tugas (incentive to shirk). Teori yang dapat menjelaskan tentang Adverse Selection adalah teori keagenan. Menurut teori tersebut individu dimotivasi untuk mengambil keputusan yang memaksimalkan kepentingan ekonomi pribadi mereka. Sany Dwita (2007:6) menjelaskan mengenai teori keagenan yang berhubungan dengan masalah Eskalasi Komitmen pada pilihan tindakan yang gagal. Manajer yang tidak berani mengambil risiko serta tindakannya tidak terawasi akan melaporkan berita bagus, dan manajer tersebut baru akan melaporkan berita buruk apabila berita tersebut diperlukan, karena berita buruk akan membuat karirnya terancam. Maka jika informasi lengkap, dalam kondisi incentive to shirk, manajer akan cenderung memilih untuk tidak melanjutkan proyek yang tidak menguntungkan atau merugikan karena hal ini akan segera diketahui oleh pemilik perusahaan. Sedangkan, jika manajer memiliki informasi privat, pemilik perusahaan tidak bisa mengawasi manajer secara keseluruhan, maka pada kondisi ini, manajer yang memiliki incentive to shirk akan cenderung untuk melanjutkan proyek yang tidak menguntungkan atau merugikan. 19

37 5. Locus of Control Salah seorang peneliti kepribadian, Julian Rotter, ia mengidentifikasi suatu demensi kepribadian yang diberi nama lokus pengendalian (Locus of Control), yang menjelaskan tentang perbedaan-perbedaan kepribadian seseorang. Julian Rotter berpendapat bahwa, seseorang cenderung menghubungkan penyebab dari perilaku dikarenakan faktor dalam dirinya atau juga dikarenakan faktor lingkungan, hal ini yang menghasilkan perbedaan perbedaan kepribadian setiap orang (Kreitner dan Kinicki, 2005:179). Menurut Tsui dan Gul (1996) Locus of Control didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang merasakan hubungan kontijensi antara tindakan dan hasil yang mereka peroleh. Locus of Control dibagi menjadi dua bagian yaitu internal Locus of Control dan eksternal Locus of Control, apabila seseorang percaya bahwa mereka memiliki kemampuan untuk mengendalikan takdir mereka disebut internal Locus of Control. Dalam hal ini, mereka mempercayai bahwa pengendalian itu terletak dalam diri mereka sendiri. Sedangkan eksternal Locus of Control adalah orang yang percaya bahwa hasil yang mereka dapatkan ditentukan oleh faktor kondisi ekstrinsik atau diluar diri mereka sendiri. Sebagai contoh, oleh takdir, keberuntungan, kekuatan lain atau sesuatu hal yang tidak dapat diprediksi. Kreitner dan Kinicki (2005:180) menyebutkan perbedaan antara internal Locus of Control dan eksternal Locus of Control dari hasil 20

38 penelitian para ahli tentang Locus of Control, perbedaan-perbedaan tersebut adalah: a. Kelompok internal menunjukkan motivasi yang lebih besar dalam bekerja. b. Kelompok internal memiliki pengharapan yang lebih kuat bahwa usaha akan mengarah pada persepsi. c. Kelompok internal menunjukkan prestasi yang lebih tinggi pada tugastugas yang melibatkan proses belajar atau pemecahan persoalan, di mana prestasi mengarah pada penghargaan yang berarti. d. Terdapat suatu hubungan yang lebih kuat antara kepuasan kerja dengan prestasi bagi kelompok internal daripada eksternal. e. Kelompok internal memperoleh gaji yang lebih tinggi dan peningkatan gaji yang lebih besar dari kelompok eksternal. f. Kelompok eksternal lebih cenderung lebih khawatir dari pada kelompok internal. Perbedaan dari Locus of Control sangat memberi implikasi yang berbeda bagi para manajer. Di mana dapat dilihat dalam perbedaan tersebut bahwa kelompok dengan internal Locus of Control memiliki kecenderungan untuk percaya bahwa mereka dapat mengendalikan perilaku mereka dalam lingkungan pekerjaan, dan mereka akan menunjukan kendali mereka terhadap pekerjaan itu sendiri. Hal ini dapat dilakukan dengan mencoba mempengaruhi prosedur kerja, kondisi kerja, penugasan pekerjaan, atau hubungan dengan rekan dan pengawasnya. 21

39 Dari beberapa kemungkinan yang ditunjukan, kelompok dengan internal Locus of Control memungkinkan untuk menolak usaha seorang manajer dalam mengawasi pekerjaan mereka secara dekat. Oleh sebab itu manajemen mungkin dapat menempatkan kelompok dengan internal locus of control dalam pekerjaan yang memerlukan inisiatif tinggi dan kepatuhan rendah. Sedangkan kelompok dengan eksternal Locus of Control mungkin lebih tepat ditempatkan dalam pekerjaan yang sangat terstruktur dan kerelaan yang lebih besar (Kreitner dan Kinicki, 2005: ). 6. Teori Prospek Kahneman dan Tversky memulai penelitian mereka untuk menyelidiki kejanggalan dan kontradiktif perilaku manusia. Ketika subjek ditawari satu pilihan yang diformulasikan/dibingkai tertentu mungkin bersikap/berperilaku menolak resiko (risk aversion), tetapi ketika subyek ditawari suatu hal yang mempunyai esensi yang sama dan diformulasikan/dibingkai berbeda mungkin menunjukkan perilaku/sikap berani mengambil risiko (risk seeking). Esensi hasil riset Kahneman dan Tversky yang sangat penting mengungkapkan bahwa perilaku orang dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan keuntungan sangat berbeda dengan perilaku orang dalam mengambil keputusan berkaitan dengan kerugian. Sebagai contoh, dalam kondisi ketidakpastian seseorang dihadapkan pada alternatif pilihan yang sama-sama menguntungkan, 22

40 yang pertama adalah alternatif pilihan yang secara pasti menguntungkan tetapi keuntungannya lebih kecil dari pilihan kedua, sedangkan yang kedua adalah alternatif pilihan yang kemungkinan tidak memperoleh atau memperoleh keuntungan lebih besar dengan probabilitas 50%, maka seseorang cenderung akan memilih alternatif pertama yaitu yang menguntungkan secara pasti. Hal ini menggambarkan sikap penolakan risiko (risk aversion). Sebaliknya dalam kondisi ketidakpastian, seseorang dihadapkan pada alternatif pilihan yang sama-sama merugikan, yang pertama adalah alternatif pilihan yang secara pasti merugikan dan yang kedua adalah alternatif pilihan kemungkinan tidak rugi atau kemungkinan rugi tetapi lebih besar dengan probabilias 50%, maka seseorang cenderung akan memilih alternatif kedua yaitu kemungkinan tidak rugi atau kemungkinan rugi yang lebih besar dengan pribabilitas 50%. Hal ini menggambarkan sikap penerimaan risiko/risk seeking (Kahneman and Tversky, 1979). Oleh karena itu dengan pendekatan Prospect Theory, eskalasi komitmen terjadi karena individu yang bertanggung jawab atas keputusan awal dari serangkaian investasi, dengan adanya bukti bahwa kinerja investasinya merosot, maka individu cenderung lebih berani mengambil risiko yang dimanifestasikan dalam bentuk keputusan investasi tahap berikutnya dengan harapan agar kinerja investasi selanjutnya menguntungkan dan dapat menutup kemerosotan kinerja sebelumnya (Brockner, 1992). 23

41 Analisis pembuatan keputusan di bidang ekonomi sekarang ini didominasi oleh expected utility theory. Dominasi teori ini nampak jelas dalam pembahasan tentang pembuatan keputusan pada kondisi ketidakpastian yang terdapat dalam berbagai literatur akuntansi manajemen, manajemen keuangan, dan ekonomi manajerial (Gudono dan Hartadi,1998. Expected utility theory menganggap bahwa individu bisa membuat keputusan secara efisien dan memiliki informasi yang lengkap untuk mengoptimalkan utilitasnya. Dengan kata lain, individu akan bertindak rasional tanpa terpengaruh oleh urutan informasi yang diterimanya maupun framing situasi yang dihadapinya.namun demikian, dalam praktek seringkali ditemui penyimpangan dari asas rasionalitas. Sahmuddin (2003) menyebutkan bahwa prospect theory yang dikemukakan oleh Kahneman dan Tversky (1981,1979) merupakan teori yang diajukan untuk mengkritik expected utility theory yang dikemukakan oleh Friedman dan Savage (1948). Kahneman dan Tversky (1981,1979) menemukan bahwa banyak terjadi penyimpangan dari prinsip-prinsip pembuatan keputusan yang digunakan oleh expected utility theory. Mereka menyimpulkan bahwa expected utility theory tidak valid jika digunakan sebagai suatu model yang deskriptif. Selanjutnya mereka mengembangkan suatu model alternatif dari pembuatan keputusan berisiko secara individual yang disebut prospect theory. 24

42 Sahmuddin (2003) menyebutkan bahwa teori prospek sudah diterapkan di berbagai bidang penelitian. Misalnya, White et.al. (1993), menggunakan teori prospek untuk memprediksi ketaatan membayar pajak. Penelitian tersebut menemukan bahwa wajib pajak yang berada pada posisi tax due memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk tidak taat dalam membayar pajak dibandingkan mereka yang berada pada posisi tax refund. Teori prospek juga telah digunakan untuk menjelaskan perilaku dipasar uang (Harvey, 1996) dan auditing (Karim et al., 1995) Di Indonesia pengaplikasian teori ini telah diteliti oleh Gudono dan Hartadi (1998). Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa teori ini tidak sepenuhnya bisa diterapkan di Indonesia. Terdapat beberapa perbedaan hasil dengan teori prospek. Pengujian secara penelitian yang mereka lakukan mengindikasikan bahwa orang Indonesia lebih bersifat risk neutral daripada risk averse. Bukti juga menunjukkan orang Indonesia lebih konsisten dalam memandang nilai nominal uang, baik dalam bentuk uang atau bentuk lain (barang dan jasa). 7. Teori Agensi Pada kebanyakan organisasi, otoritas pengambilan keputusan didelegasikan dari level yang lebih tinggi dalam organisasi ke level yang lebih rendah. Kontrak seringkali dipakai untuk mengalokasikan sumber daya dan output ketika hubungan delegasi tersebut ada. Teori agensi didasarkan pada pandangan bahwa perusahaan sebagai sekumpulan kontrak diantara faktor-faktor produksi dan 25

43 hubungan diantara prinsipal dan agen. Dalam kerangka kerja teori agensi, baik prinsipal maupun agen membuat keputusan yang semata-mata dimotivasi oleh kepentingan pribadi. Kepentingan prinsipal diasumsikan sejalan dengan motif maksimalisasi laba perusahaan. Sementara itu kepentingan pribadi agen mungkin saja sejalan dengan kepentingan perusahaan atau malah bertentangan. Menurut Rudledge dan Karim (1998) ketika kepentingan agen bertentangan dengan kepentingan perusahaan, agen memiliki insentif untuk melalaikan tugas (incentive to shirk). Insentif tersebut mendorong agen membuat keputusan yang bertentangan dengan kepentingan perusahaan. Model agensi berasumsi bahwa untuk bertindak atas insentif mengabaikan kepentingan perusahaan, agen harus memiliki kesempatan. Ketersediaan informasi dapat menjadi sarana bagi kesempatan tersebut. Masalah adverse selection kemudian muncul ketika agen termotivasi untuk tidak menyajikan informasi privat agar dapat mengimplementasikan keputusan yang bertentangan dengan keseluruhan kepentingan perusahaan. Jika perusahaan dan agen memiliki ketersediaan informasi yang sama (simetri informasi), maka perusahaan dapat membuktikan apakah agen bertindak sejalan dengan seluruh kepentingan perusahaan. Agen tidak akan memiliki kesempatan untuk mengabaikan atau membuat keputusan yang bertentangan dengan seluruh kepentingan perusahaan. 26

44 Ketika agen memiliki informasi privat yang tidak tersedia bagi perusahaan (asimetri informasi), perusahaan tidak lagi dapat menguji apakah keputusan agen sejalan dengan kepentingan perusahaan. Hal ini memberikan kesempatan bagi agen untuk mengabaikan kepentingan perusahaan dengan membuat keputusan yang bertentangan dengan kepentingan perusahaan. Ketika agen berada pada kondisi incentive to shirk dan opportunity to shirk yang dalam hal ini adalah keberadaan informasi privat, maka adverse selection dapat terjadi. Harrell dan Harrison (1994) menemukan bahwa ketika agen (manajer proyek) memiliki insentif untuk melalaikan tugas maupun informasi privat, maka agen akan berperilaku yang mengarah pada kepentingan pribadi dan tidak memaksimalisasi keuntungan yang diharapkan perusahaan. Perilaku agen yang mendasarkan pada kepentingan pribadi menjelaskan mengapa beberapa manajer mengalokasikan penambahan sumber daya untuk proyek, meskipun prospek ekonomi mengindikasikan bahwa proyek tersebut seharusnya dihentikan. Menurut Gudono (2009: 176) Teori keagenan dibangun sebagai upaya untuk memahami dan memecahkan masalah yang muncul manakala ada ketidak lengkapan informasi pada saat melakukan kontrak. Gudono (2009: 178) menyebutkan jika manajer memiliki keunggulan informasi dibandingkan pemilik perusahaan sedangkan kepentingan manajer dan pemilik perusahaan berbeda maka akan terjadi masalah anatara pemilik 27

45 perusahaan dengan manajer dimana manajer akan melakukan tindakan yang menguntungkan dirinya sendiri namun merugikan pemilik perusahaan. 8. Self Justification Theory Self Justification Theory adalah satu teori yang digunakan untuk menjelaskan Eskalasi Komitmen. Meskipun banyak teori berbeda telah digunakan untuk menjelaskan Eskalasi Komitmen, self-justification theory dipilih sebagai penjelasan yang paling relevan untuk Eskalasi Komitmen pada level pengambilan keputusan individu (Brockner,1992). Teori ini menyatakan bahwa ketika manajer proyek dihadapkan dengan kemunduran selama proyek itu berlangsung, maka mereka akan menaikkan komitmen yang mereka miliki dalam upaya kembali ke proyek atau untuk mendemonstrasikan rasionalitas pokok dari sejumlah tindakan irasional. Self-justification theory menjelaskan bahwa manajer yang terlibat dari awal pada suatu proyek akan cenderung melanjutkan proyek tersebut walaupun keadaan ekonomi menunjukkan bahwa proyek tersebut mengalami kerugian dibandingkan dengan manajer yang tidak terlibat dari awal. Self Justification theory menyatakan bahwa manajer yang bertanggung jawab untuk investasi sebelumnya tidak akan mengakui pada diri mereka sendiri atau orang lain bahwa penggunaan sumber daya mereka sebelumnya adalah salah. Mereka akan cenderung untuk meningkatkan komitmen karena harus membenarkan diri mereka sendiri 28

46 terhadap keputusan sebelumnya yang mereka buat. (Chong dan suryawati, 2010). Staw (1976) menyebutkan bahwa self justification dapat dijelaskan dengan teori kognitif disonan. Teori tersebut menjelaskan bahwa ketika individu telah membuat keputusan awal mengenai suatu tindakan tertentu, umpan balik negatif merupakan disonan bagi keputusan awal tersebut. Sehingga meningkatkan komitmen terhadap keputusan awal tersebut merupakan salah satu cara untuk mengurang disonansi, dengan keyakinan bahwa keuntungan akan dapat diraih dengan tindakan/ keputusan yang saat ini diambil. Brockner (1992) berpendapat bahwa adanya umpan balik negatif dan kebutuhan untuk membenarkan keputusan awal mereka adalah dua kondisi yang menyebabkan orang melakukan eskalasi. Orang akan cenderung membenarkan keputusan awal mereka dan cenderung berkomitmen terhadap keputusan awal tersebut yang disebut Eskalasi Komitmen. Bazerman (1994) dalam Tri Koroy (2008) mengusulkan untuk mengurangi Eskalasi Komitmen yang disebabkan karena pembenaran diri perlu dilakukan sistem pemantauan yang membantu memeriksa persepsi pembuat keputusan sebelum keputusan atau pilihan berikutnya yang dibuat dapat terbukti bermanfaat. 29

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adanya kesulitan prinsipal untuk memonitor dan melakukan kontrol terhadap

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adanya kesulitan prinsipal untuk memonitor dan melakukan kontrol terhadap 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan adalah teori yang dapat menjelaskan tentang adverse selection. Adverse selection adalah salah satu permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bazerman (1994) mendefinisikan eskalasi adalah derajat dimana individu

BAB I PENDAHULUAN. Bazerman (1994) mendefinisikan eskalasi adalah derajat dimana individu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eskalasi komitmen adalah tendensi dari pengambil keputusan untuk tetap bertahan atau mengeskalasi komitmennya pada serangkaian tindakan yang gagal. Bazerman (1994)

Lebih terperinci

PENGARUH NEGATIVE FRAMING DAN JOB ROTATION PADA KONDISI ADVERSE SELECTION TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN ESKALASI KOMITMEN

PENGARUH NEGATIVE FRAMING DAN JOB ROTATION PADA KONDISI ADVERSE SELECTION TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN ESKALASI KOMITMEN PENGARUH NEGATIVE FRAMING DAN JOB ROTATION PADA KONDISI ADVERSE SELECTION TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN ESKALASI KOMITMEN SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat memengaruhi kesuksesan

BAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat memengaruhi kesuksesan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teori ekonomi menjelaskan bahwa pengambilan keputusan rasional ditandai dengan upaya manajer untuk meningkatkan keuntungan maksimal perusahaan. Tindakan tersebut

Lebih terperinci

Oleh: KHANIFAN SETYA PANCA NUGRAHA

Oleh: KHANIFAN SETYA PANCA NUGRAHA PENGARUH MONITORING CONTROL DAN KONDISI ADVERSE SELECTION TERHADAP ESKALASI KOMITMEN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI DENGAN GENDER DAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI ( Studi Kasus pada Mahasiswa

Lebih terperinci

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN TESIS PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN NI KADEK ARI PUSPA SARI NIM 1191662009 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 TESIS PENGARUH ADVERSE

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan sangatlah penting untuk memiliki seorang manajer. Dalam hal ini membantu untuk mengambil suatu keputusan dalam kegiatan perusahaan ketika membangun

Lebih terperinci

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN Sari dan Wirakusuma. Pengaruh Adverse... 1 PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN PENDAHULUAN Ni Kadek Ari Puspa Sari 1 Made Gede Wirakusuma 2 1,2 Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN. Ni Kadek Ari Puspa Sari 1 Made Gede Wirakusuma 2

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN. Ni Kadek Ari Puspa Sari 1 Made Gede Wirakusuma 2 ISSN : 2337-3067 E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 5.3 (2016) : 573-600 PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN Ni Kadek Ari Puspa Sari 1 Made

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi organisasi menyebabkan inefisiensi alokasi sumber daya dan merugikan bagi

BAB I PENDAHULUAN. bagi organisasi menyebabkan inefisiensi alokasi sumber daya dan merugikan bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eskalasi komitmen terbukti menjadi masalah yang serius bagi organisasi. Kecenderungan manajer melanjutkan proyek yang tidak memberikan keuntungan bagi organisasi menyebabkan

Lebih terperinci

1. Pengertian Agency Theory

1. Pengertian Agency Theory 1. Pengertian Agency Theory Agency theory (teori keagenan) merupakan mengasumsikan bahwa semua individu bertindak untuk kepentingannya sendiri. Pemegang saham sebagai diasumsikan hanya bertindak terhadap

Lebih terperinci

(STUDY EMPIRIS : WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA KUDUS)

(STUDY EMPIRIS : WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA KUDUS) PENGARUH PERSEPSI WAJIB PAJAK TENTANG KUALITAS PELAYANAN FISKUS, PELAKSANAAN SENSUS PAJAK NASIONAL (SPN), SOSIALISASI PERPAJAKAN, DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DENGAN KONDISI KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teori pengambilan keputusan klasik atau rasional mengasumsikan bahwa manajer

BAB I PENDAHULUAN. Teori pengambilan keputusan klasik atau rasional mengasumsikan bahwa manajer BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Teori pengambilan keputusan klasik atau rasional mengasumsikan bahwa manajer berperilaku untuk memaksimalkan profitabilitas perusahaan (Horowitz 2005). Manajer melanjutkan

Lebih terperinci

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat. Untuk menyelesaikan jenjang pendidikan. Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat. Untuk menyelesaikan jenjang pendidikan. Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi PENGARUH KINERJA APARATUR PEMERINTAH DAERAH, PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH, SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PEMERINTAH, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP PENERAPAN GOOD GOVERNANCE (STUDI PADA SATUAN KERJA PERANGKAT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap hari kegiatan yang ada di perusahaan tidak lepas darikegiatandengan fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pengarahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya dengan melakukan pendanaan terhadap proyek investasi (capital

BAB I PENDAHULUAN. satunya dengan melakukan pendanaan terhadap proyek investasi (capital BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan memiliki potensi untuk mengembangkan usahanya, salah satunya dengan melakukan pendanaan terhadap proyek investasi (capital budgeting) yang akan memiliki

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA

UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA PENGARUH PEMAHAMAN PERATURAN PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DENGAN PREFERENSI RISIKO SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA KPP PRATAMA BEKASI BARAT SKRIPSI NETI EVA

Lebih terperinci

Skripsi. Efek Interaksi Skema Reward dan Moral Judgment Terhadap. Budgetary Slack

Skripsi. Efek Interaksi Skema Reward dan Moral Judgment Terhadap. Budgetary Slack Skripsi Efek Interaksi Skema Reward dan Moral Judgment Terhadap Budgetary Slack Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Katolik Soegijapranata

Lebih terperinci

A. Proses Pengambilan Keputusan

A. Proses Pengambilan Keputusan A. Proses Pengambilan Keputusan a) Definisi Menurut James A.F. Stoner, keputusan adalah pemilihan di antara berbagai alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu: (1) ada pilihan atas dasar

Lebih terperinci

yang akan menjadi subyek eksperimen, dimana mahasiswa seolah olah menjadi seorang

yang akan menjadi subyek eksperimen, dimana mahasiswa seolah olah menjadi seorang Metode Penelitian Sampel, Sumber Data, Metode Pengumpulan Data Penelitian ini dibuat dalam bentuk eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui kecenderungan perilaku pembuat keputusan dalam proyek investasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah dan keterbatasan kemampuan rasional manusia. dengan pihak eksternal maupun pihak internal perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. masalah dan keterbatasan kemampuan rasional manusia. dengan pihak eksternal maupun pihak internal perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengambilan keputusan merupakan suatu proses mengkombinasikan pendekatan yang rasional dan judgmental, yang prosesnya tidak dapat diformulasikan secara lengkap. Dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori keagenan adalah teori yang timbul dari adanya suatu hubungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori keagenan adalah teori yang timbul dari adanya suatu hubungan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan adalah teori yang timbul dari adanya suatu hubungan kontrak dimana satu atau lebih

Lebih terperinci

PENGARUH OWNERSHIP RETENTION,

PENGARUH OWNERSHIP RETENTION, PENGARUH OWNERSHIP RETENTION, INVESTASI DARI PROCEEDS, TINGKAT UNDERPRICING DAN REPUTASI AUDITOR TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

Lebih terperinci

TESIS. Oleh. Henry Haris NIM P

TESIS. Oleh. Henry Haris NIM P PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP KUALITAS LAYANAN DI PT. ASURANSI JASINDO (PERSERO) KANTOR CABANG KORPORASI DAN RITEL BANDUNG TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar. Sarjana Ekonomi Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar. Sarjana Ekonomi Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi PENGARUH PENERAPAN E-FAKTUR DAN SANKSI ADMINISTRASI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN (Studi Pada Pengusaha Kena Pajak Terdaftar di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar Wilayah

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: DWI SUSANTI NIM

Diajukan Oleh: DWI SUSANTI NIM PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KOMITMEN ORGANISASI, MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP HUBUNGAN PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DENGAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH : Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang berhubungan dengan kondisi dan kinerja suatu perusahaan bagi pihak eksternal. Informasi tersebut berkaitan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori keagenan (agency theory) Teori keagenan menjelaskan hubungan antara atasan (prinsipal) dan bawahan (agen). Hubungan

Lebih terperinci

KAPITA SELEKTA AKUNTANSI. zmmmm. Disusun oleh: IRMA YANDA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

KAPITA SELEKTA AKUNTANSI. zmmmm. Disusun oleh: IRMA YANDA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA KAPITA SELEKTA AKUNTANSI zmmmm Disusun oleh: IRMA YANDA 97 312 125 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2005 TEORI AGENSI Teori agensi memprediksi dan menjelaskan pihak-pihak yang terlibat

Lebih terperinci

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF PADA BUDGETARY SLACK

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF PADA BUDGETARY SLACK PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF PADA BUDGETARY SLACK DENGAN ASIMETRI INFORMASI, KOMITMEN ORGANISASI DAN KAPASITAS INDIVIDU SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Kasus Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pihak atau lebih, dimana pihak tersebut disebut agent dan principal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pihak atau lebih, dimana pihak tersebut disebut agent dan principal. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan menjelaskan tentang adanya hubungan antara pemegang saham (shareholders) sebagai principal dan manajemen sebagai

Lebih terperinci

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus PERSEPSI AUDITOR TENTANG PENGARUH LOCUS OF CONTROL SEBAGAI ANTESEDEN DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUALITAS HASIL AUDIT (Studi Empiris pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Tengah)

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN TINGKAT DESENTRALISASI SEBAGAI VARIABEL MODERASI

PENGARUH KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN TINGKAT DESENTRALISASI SEBAGAI VARIABEL MODERASI PENGARUH KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI AKUNTANSI MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN TINGKAT DESENTRALISASI SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Empiris Pada PT. Bank Central Asia, Tbk Kanwil II)

Lebih terperinci

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, LOCUS OF CONTROL

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, LOCUS OF CONTROL PENGARUH ASIMETRI INFORMASI, LOCUS OF CONTROL DAN KOMITMEN ORGANISASI PADA HUBUNGAN ANTARA PENGANGGARAN PARTISIPATIF DENGAN SENJANGAN ANGGARAN (Survei Pada Hotel Berbintang di Jawa Tengah) Diajukan Oleh:

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA, KOMITMEN ORGANISASI, DAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA KINERJA AUDITOR

PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA, KOMITMEN ORGANISASI, DAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA KINERJA AUDITOR PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA, KOMITMEN ORGANISASI, DAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA KINERJA AUDITOR (Studi pada Inspektorat Kota Surabaya) Oleh: RENDI ARDIANSYAH

Lebih terperinci

Nama : Zahratul Mawadah Arlianti NIM : Program Studi : Akuntansi

Nama : Zahratul Mawadah Arlianti NIM : Program Studi : Akuntansi PENGARUH PENGENDALIAN INTERN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP AKUNTABILITAS PUBLIK PENGELOLA AMIL ZAKAT (BADAN DAN LEMBAGA AMIL ZAKAT KABUPATEN MADIUN DAN PONOROGO) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah sebuah entitas yang dibentuk berdasarkan peraturan hukum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah sebuah entitas yang dibentuk berdasarkan peraturan hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah sebuah entitas yang dibentuk berdasarkan peraturan hukum yang berlaku dan terpisah dari pemilik atau manajer perusahaan. Dengan adanya pemisahan tersebut,

Lebih terperinci

Pengaruh Karakteristik Personal Auditor, Reputasi Auditor, dan Pengalaman Auditor terhadap Tingkat Penyimpangan Perilaku dalam Audit

Pengaruh Karakteristik Personal Auditor, Reputasi Auditor, dan Pengalaman Auditor terhadap Tingkat Penyimpangan Perilaku dalam Audit Pengaruh Karakteristik Personal Auditor, Reputasi Auditor, dan Pengalaman Auditor terhadap Tingkat Penyimpangan Perilaku dalam Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta Pusat dan Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan menjadi perhatian utama bagi penggunanya sebagai informasi akuntansi kepada pihak internal maupun pihak eksternal untuk pengambilan keputusan dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Bab ini mengkaji landasan teori, konsep-konsep yang digunakan, dan hasil

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Bab ini mengkaji landasan teori, konsep-konsep yang digunakan, dan hasil BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Bab ini mengkaji landasan teori, konsep-konsep yang digunakan, dan hasil penelitian sebelumnya yang diperlukan dalam menjawab masalah penelitian yang akah

Lebih terperinci

PENGARUH SANKSI PERPAJAKAN, KOMITMEN, ETIKA, SIKAP DAN MORAL WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

PENGARUH SANKSI PERPAJAKAN, KOMITMEN, ETIKA, SIKAP DAN MORAL WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGARUH SANKSI PERPAJAKAN, KOMITMEN, ETIKA, SIKAP DAN MORAL WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Survey Pada KPP Pratama Jakarta Kembangan) SKRIPSI Program Studi Akuntansi Strata

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa individu yang memiliki karakter eksternal locus of control akan lebih dapat melakukan eskalasi komitmen dengan adanya

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI KORUPSI PAJAK DAN KEPERCAYAAN PADA PETUGAS PAJAK TERHADAP KEPUASAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

PENGARUH PERSEPSI KORUPSI PAJAK DAN KEPERCAYAAN PADA PETUGAS PAJAK TERHADAP KEPUASAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGARUH PERSEPSI KORUPSI PAJAK DAN KEPERCAYAAN PADA PETUGAS PAJAK TERHADAP KEPUASAN DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi Kasus Pada PT Garuda Indonesia Persero Tbk) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (decision maker). Dalam pengambilan keputusan, manajer harus

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (decision maker). Dalam pengambilan keputusan, manajer harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seorang manajer memegang fungsi dan peran sebagai pengambil keputusan (decision maker). Dalam pengambilan keputusan, manajer harus mempertimbangkan berbagai

Lebih terperinci

TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE

TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang Bab 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajer dan pemegang saham merupakan dua partisipan terkait dalam sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang saham dapat dikatakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau kinerja manager. Informasi tentang laba dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau kinerja manager. Informasi tentang laba dapat digunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laba merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan atau kinerja manager. Informasi tentang laba dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan

Lebih terperinci

PENGARUH REMUNERASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BIRO KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PENGARUH REMUNERASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BIRO KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PENGARUH REMUNERASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BIRO KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR ORGANISASIONAL, FAKTOR INDIVIDUAL, DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP INTENSI WHISTLEBLOWING SKRIPSI

PENGARUH FAKTOR ORGANISASIONAL, FAKTOR INDIVIDUAL, DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP INTENSI WHISTLEBLOWING SKRIPSI PENGARUH FAKTOR ORGANISASIONAL, FAKTOR INDIVIDUAL, DAN FAKTOR DEMOGRAFI TERHADAP INTENSI WHISTLEBLOWING SKRIPSI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA AKUNTANSI DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PENGARUH PENGALAMAN KERJA,INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN DENGAN KEPATUHAN ETIKA AUDITOR SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

PENGARUH PENGALAMAN KERJA,INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN DENGAN KEPATUHAN ETIKA AUDITOR SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI SKRIPSI PENGARUH PENGALAMAN KERJA,INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN DENGAN KEPATUHAN ETIKA AUDITOR SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI OLEH HANNA G.M.L.TORUAN 120503237 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Diajukan Oleh : FITRIA KOBAKTIAN NIM

Diajukan Oleh : FITRIA KOBAKTIAN NIM PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS, DAN DANA BAGI HASIL TERHADAP BELANJA MODAL PADA PEMERINTAH DAERAH SE-JAWA TENGAH Diajukan Oleh : FITRIA KOBAKTIAN NIM. 2009-12-105

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KONFLIK PERAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk DI GRESIK

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KONFLIK PERAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk DI GRESIK PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KONFLIK PERAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk DI GRESIK SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEINGINAN BERPINDAH

DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEINGINAN BERPINDAH PENGARUH BURNOUT DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEINGINAN BERPINDAH (Survei terhadap auditor di Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) SKRIPSI Disusun

Lebih terperinci

Pengaruh Persepsi Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Notebook Acer

Pengaruh Persepsi Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Notebook Acer Pengaruh Persepsi Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Notebook Acer (Studi Kasus Mahasiswa Program Studi Sistem Informasi Universitas Bina Dharma Palembang) Laporan Akhir ini disusun sebagai salah satu

Lebih terperinci

PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH, AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH, PENGENDALIAN INTERNAL DAN VALUE FOR MONEY

PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH, AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH, PENGENDALIAN INTERNAL DAN VALUE FOR MONEY PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH, AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH, PENGENDALIAN INTERNAL DAN VALUE FOR MONEY TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Studi Empiris Pada Satuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Agensi (Agency Theory) Menurut Anthony dan Vijay (2005) teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham (shareholders) sebagai principal

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN MANAJER DAN KEEFEKTIFAN MONITORING CONTROL TERHADAP ESKALASI KOMITMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN MANAJER DAN KEEFEKTIFAN MONITORING CONTROL TERHADAP ESKALASI KOMITMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN MANAJER DAN KEEFEKTIFAN MONITORING CONTROL TERHADAP ESKALASI KOMITMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Penelitian xii

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Penelitian xii DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PRASAYARAT GELAR... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS... iv PERNYATAAN ORISINALITAS TESIS... v UCAPAN TERIMAKASIH... vi ABSTRAK... ix ABSTRACT...

Lebih terperinci

PENGARUH INDEPENDENSI DAN INTEGRITAS EKSTERNAL AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT

PENGARUH INDEPENDENSI DAN INTEGRITAS EKSTERNAL AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT PENGARUH INDEPENDENSI DAN INTEGRITAS EKSTERNAL AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi empiris pada KAP di Jakarta Selatan) SKRIPSI Program Studi Akuntansi Strata 1 Nama : Mustika Rahayu NIM : 43209010181

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Harga transfer (transfer pricing) merupakan harga produk atau jasa yang ditransfer secara

BAB I PENDAHULUAN. Harga transfer (transfer pricing) merupakan harga produk atau jasa yang ditransfer secara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Harga transfer (transfer pricing) merupakan harga produk atau jasa yang ditransfer secara internal oleh pusat-pusat pertanggungjawaban (divisi) dalam sebuah perusahaan

Lebih terperinci

Diajukan Oleh : RIRIN FITRIANA SARI NIM

Diajukan Oleh : RIRIN FITRIANA SARI NIM PENGARUH PARTISIPASI PENGANGGARAN, INFORMASI ASIMETRI, PENEKANAN ANGGARAN, KOMITMEN ORGANISASI, DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN TERHADAP SENJANGAN ANGGARAN (STUDI EMPIRIS PADA HOTEL BERBINTANG SE-KARESIDENAN

Lebih terperinci

Diajukan oleh : SYAIFUL ROKHMAN NIM

Diajukan oleh : SYAIFUL ROKHMAN NIM PENGARUH KECANGGIHAN TEKNOLOGI INFORMASI, PARTISIPASI MANAJEMEN, PENGETAHUAN MANAJER AKUNTANSI, DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL PADA EFEKTIFITAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (Studi Empiris pada Hotel Berbintang

Lebih terperinci

KAJIAN EMPIRIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA AUDITOR. (Studi Empiris BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa. Tengah)

KAJIAN EMPIRIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA AUDITOR. (Studi Empiris BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa. Tengah) KAJIAN EMPIRIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA AUDITOR (Studi Empiris BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Tengah) Diajukan Oleh : SARFIATUN NIM. 2009-12-047 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Bab ini akan memaparkan teori-teori yang digunakan dalam penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Bab ini akan memaparkan teori-teori yang digunakan dalam penelitian. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Bab ini akan memaparkan teori-teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini tentunya telah didasarkan pada informasi faktual sehingga dapat diyakini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan profitabilitas perusahaan. Manajer seharusnya menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan profitabilitas perusahaan. Manajer seharusnya menginvestasikan BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Pendekatan tradisional terhadap pengambilan keputusan berasal dari teori ekonomi yang mengasumsikan bahwa manajer akan mengambil keputusan yang memaksimalkan profitabilitas

Lebih terperinci

PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, KESADARAN WAJIB PAJAK, SOSIALISASI, DAN PELAYANAN FISKUS TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, KESADARAN WAJIB PAJAK, SOSIALISASI, DAN PELAYANAN FISKUS TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, KESADARAN WAJIB PAJAK, SOSIALISASI, DAN PELAYANAN FISKUS TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi Kasus Pada KPP Pratama Kebayoran Baru Tiga Jakarta

Lebih terperinci

IRMA ALFIAH NIM

IRMA ALFIAH NIM KESADARAN WAJIB PAJAK, SANKSI PAJAK, SIKAP FISKUS, LINGKUNGAN PAJAK, PENGETAHUAN AKAN PERATURAN PERPAJAKAN, PERSEPSI ATAS EFEKTIFITAS SISTEM PERPAJAKAN, KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan Hubungan keagenan yakni dimana agent dan principal atau manajer dengan pemilik memiliki sebuah kontrak kerja sama atau sebagainya (Jensen dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang

Lebih terperinci

OLEH: BIRGITA NINDYA PRAMESTHI

OLEH: BIRGITA NINDYA PRAMESTHI PEMANFAATAN INFORMASI AKUNTANSI UNTUK MENGHINDARI ESKALASI KOMITMEN PADA LEVEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI OLEH: BIRGITA NINDYA PRAMESTHI 3203010244 JURUSAN

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN LOKASI TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN SKRIPSI

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN LOKASI TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN SKRIPSI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN LOKASI TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN (Studi Kasus pada Richeese Factory Cabang Daan Mogot Jakarta Barat) SKRIPSI Nama : Afif Kurniawan NIM : 43112010190 Program Studi Manajemen

Lebih terperinci

PENGARUH PAJAK, KEPEMILIKAN ASING DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP KEPUTUSAN PERUSAHAAN UNTUK MELAKUKAN TRANSFER PRICING

PENGARUH PAJAK, KEPEMILIKAN ASING DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP KEPUTUSAN PERUSAHAAN UNTUK MELAKUKAN TRANSFER PRICING PENGARUH PAJAK, KEPEMILIKAN ASING DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP KEPUTUSAN PERUSAHAAN UNTUK MELAKUKAN TRANSFER PRICING (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

PENGARUH INDEPENDENSI, KECAKAPAN PROFESIONAL, OBYEKTIVITAS, KOMPETENSI, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KUALITAS HASIL AUDIT

PENGARUH INDEPENDENSI, KECAKAPAN PROFESIONAL, OBYEKTIVITAS, KOMPETENSI, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KUALITAS HASIL AUDIT PENGARUH INDEPENDENSI, KECAKAPAN PROFESIONAL, OBYEKTIVITAS, KOMPETENSI, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP KUALITAS HASIL AUDIT (Studi Empiris di Pemerintah Kota Surakarta dan Pemerintah Kabupaten Wonogiri

Lebih terperinci

PENGARUH KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT MARGA MANDALASAKTI

PENGARUH KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT MARGA MANDALASAKTI PENGARUH KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT MARGA MANDALASAKTI SKRIPSI Nama : Hesti Aprilia Nim : 43111010002 Program Studi Manajemen FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh: PUTRI ARMALA ULFAH NPM: 13.1.01.08417 Program Studi: Akuntansi SEKOLAH

Lebih terperinci

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP BELANJA MODAL DENGAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) SEBAGAI VARIABEL MODERATING

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP BELANJA MODAL DENGAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) SEBAGAI VARIABEL MODERATING PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP BELANJA MODAL DENGAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi pada Kabupaten dan Kota di Pulau Jawa Tahun 2013-2015) SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan secara ekonomi, namun perkembangan bisnis saat ini mulai

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan secara ekonomi, namun perkembangan bisnis saat ini mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Strategi perusahaan dalam memutuskan investasi proyek adalah berorientasi pada keuntungan kompetitif jangka panjang (Huang dan Chang, 2010) sehingga manajer dalam

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI HARGA, KUALITAS PELAYANAN, DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) DI SPBU SHELL KEDOYA SKRIPSI

PENGARUH PERSEPSI HARGA, KUALITAS PELAYANAN, DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) DI SPBU SHELL KEDOYA SKRIPSI PENGARUH PERSEPSI HARGA, KUALITAS PELAYANAN, DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) DI SPBU SHELL KEDOYA SKRIPSI Disusun Oleh : Sahidin Wijaya 43110010171 PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Jumlah Partisipan Eksperimen

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Jumlah Partisipan Eksperimen BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Partisipan Tabel di bawah ini merupakan gambaran umum dari partisipan dalam eksperimen ini : Tabel 4.1 Jumlah Partisipan Eksperimen Keterangan Jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi tersebut tidak terlepas dari perkembangan pasar modal dalam

BAB I PENDAHULUAN. investasi tersebut tidak terlepas dari perkembangan pasar modal dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kegiatan investasi pada era globalisasi saat ini memiliki peran penting sebagai alternatif bagi para investor untuk pengalokasian dananya. Kegiatan investasi tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibedakan menjadi dua yaitu pihak eksternal dan pihak internal.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibedakan menjadi dua yaitu pihak eksternal dan pihak internal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang secara formal wajib dipublikasikan sebagai sarana pertanggungjawaban pihak manajemen terhadap pengelolaan

Lebih terperinci

( Studi Pada PT. Nojorono Kudus )

( Studi Pada PT. Nojorono Kudus ) PENGARUH TOTAL QUALITY MANAGEMENT TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA, SISTEM REWARD, PROFIT CENTER, KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN, KOMITMEN ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN SEBAGAI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan timbul permasalahan agensi, karena masing-masing dari kedua pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan timbul permasalahan agensi, karena masing-masing dari kedua pihak 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Agensi Teori agensi menyatakan bahwa apabila terdapat pemisahan antara prinsipal dan agen dimana keduanya menjalankan sebuah perusahaan yang akan timbul

Lebih terperinci

PENGARUH SELF ESTEEM DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA INDIVIDUAL PADA KARYAWAN PT. RAJA BESI

PENGARUH SELF ESTEEM DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA INDIVIDUAL PADA KARYAWAN PT. RAJA BESI PENGARUH SELF ESTEEM DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA INDIVIDUAL PADA KARYAWAN PT. RAJA BESI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Pada Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate governance terhadap manajemen laba di industri perbankan Indonesia. Konsep good corporate

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontrak yaitu pihak (principal) mengikat pihak lain (agent) untuk melalukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontrak yaitu pihak (principal) mengikat pihak lain (agent) untuk melalukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan merupakan teori yang menjelaskan mengenai hubungan antara dua pihak yaitu manajer dengan pemilik modal dalam suatu

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN KARYAWAN ATAS ORGANISASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA J-CO DONUTS SKRIPSI

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN KARYAWAN ATAS ORGANISASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA J-CO DONUTS SKRIPSI PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN KARYAWAN ATAS ORGANISASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA J-CO DONUTS SKRIPSI Oleh : YONATHAN 0800774842 Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Jurusan Manajemen Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH EFEKTIVITAS STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KINERJA PERKREDITAN PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DI PURWODADI

PENGARUH EFEKTIVITAS STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KINERJA PERKREDITAN PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DI PURWODADI FAKULTAS EKONOMI PENGARUH EFEKTIVITAS STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KINERJA PERKREDITAN PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) DI PURWODADI Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teori keagenan yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976) mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan kepentingan antara pemilik perusahaan (principal)

Lebih terperinci

PENGARUH HARGA DAN KUALITAS JASA TERHADAP PEMILIHAN KURSUS. (Studi Kasus Pada Kursus Baca Tulis Cihuuy di Bintaro Jaya) SKRIPSI

PENGARUH HARGA DAN KUALITAS JASA TERHADAP PEMILIHAN KURSUS. (Studi Kasus Pada Kursus Baca Tulis Cihuuy di Bintaro Jaya) SKRIPSI PENGARUH HARGA DAN KUALITAS JASA TERHADAP PEMILIHAN KURSUS (Studi Kasus Pada Kursus Baca Tulis Cihuuy di Bintaro Jaya) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

Skripsi diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas MuriaKudus

Skripsi diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas MuriaKudus PENGARUH MODERASI INFORMASI ASIMETRI, GROUP COHESIVENESS DAN MOTIVASI TERHADAP HUBUNGAN PARTISIPASI PENGANGGARAN DENGAN BUDGETARY SLACK (Survei Pada Hotel Berbintang Se- Jawa Tengah) Skripsi diajukan sebagai

Lebih terperinci

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Satu (S1) Pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Satu (S1) Pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus ANALISIS PENGARUH MORALITAS INDIVIDU, ASIMETRI INFORMASI, KEEFEKTIFANSISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN KESESUAIAN KOMPENSASI TERHADAP KECURANGAN AKUNTANSI DI PDAM KABUPATEN KUDUS - JEPARA Skripsi ini diajukan

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH DAN PENGAWASAN FUNGSIONAL TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH DAN PENGAWASAN FUNGSIONAL TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH DAN PENGAWASAN FUNGSIONAL TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris Pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan pengolahan atau manufaktur adalah perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan pengolahan atau manufaktur adalah perusahaan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan pengolahan atau manufaktur adalah perusahaan yang mengolah bahan mentah (bahan baku) menjadi barang jadi. Operasi perusahaan manufaktur tidak sesederhana

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. dan karunia-nya. Solawat beserta salam senantiasa tercurah limpahkan pada

KATA PENGANTAR. dan karunia-nya. Solawat beserta salam senantiasa tercurah limpahkan pada KATA PENGANTAR Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatu Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat, ridho dan karunia-nya. Solawat beserta salam senantiasa tercurah limpahkan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU ETIS MAHASISWA AKUNTANSI UNIVERSITAS MURIA KUDUS

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU ETIS MAHASISWA AKUNTANSI UNIVERSITAS MURIA KUDUS ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU ETIS MAHASISWA AKUNTANSI UNIVERSITAS MURIA KUDUS Diajukan Oleh : EVA CHRISTANTI NIM. 2011-12-077 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MURIA

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH POROGO

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH POROGO PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA, PENERAPAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAERAH (SIMDA) KEUANGAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (STUDI PADA SATUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarahkan organisasi ke arah tujuan strategis dan keunggulan kompetitif

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarahkan organisasi ke arah tujuan strategis dan keunggulan kompetitif BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem pengendalian manajemen (SPM) merupakan alat bantu manajemen yang mengarahkan organisasi ke arah tujuan strategis dan keunggulan kompetitif (Anthony dan Govindarajan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan kecil di Indonesia yang dimiliki dan dikelolah oleh keluarga, pada umumnya belum go public. Dengan berkembangnya perusahaan maka diperlukan bantuan tenaga

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH LOCUS OF CONTROL

ANALISIS PENGARUH LOCUS OF CONTROL ANALISIS PENGARUH LOCUS OF CONTROL, GOAL ORIENTATION DAN KOMPLEKSITAS TUGAS TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta)

Lebih terperinci