PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMINGTERHADAP ESKALASI KOMITMEN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMINGTERHADAP ESKALASI KOMITMEN"

Transkripsi

1 PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMINGTERHADAP ESKALASI KOMITMEN Maria Rio Rita 1dan Milka Puspita Sari2 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro Salatiga Abstract This study aimed to test the effect of adverse selection, negative framing and the interaction between adverse selection and negative framing toward the manager s decision to continue a failing project as called the escalation of commitment. Prospect and agency theory were used.the respondents were Economics and Business faculty of SWCU s students who had taken Financial Management subject. The binomialtest was used with two categories continue or stop the project. The results showed that adverse selectionhad a significant effectonthe escalationof commitment; there were no significant effect in the influence of negative framing toward escalation commitment; further the two variables gave significant result to the manager s decision in continuing the failing project. Key words: Adverse Selection, Negative framing, Escalation of Commitment Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh adverse selection, negative framing serta interaksi keduanya terhadap keputusan manager untuk tetap melanjutkan proyek yang dianggap kurang menguntungkan atau yang disebut dengan eskalasi komitmen. Teori yang digunakan untuk menjelaskan hal ini adalah teori prospek dan teori keagenan. Adanya informasi yang bersifat asimetri antara manajer dan pihak eksternal perusahaan dapat menyebabkan munculnya perilaku oportunistik yang berupa adverse selection dan moral hazard pihak manajer.responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW yang telah mengambil mata kuliah Manajemen Keuangan. Analisis yang digunakan adalah uji binomial dimana kategori jawaban responden dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu melanjutkan atau menghentikan proyek. Hasilnya menunjukkan bahwa adverse selection berpengaruh terhadap kecenderungan manajer melakukan eskalasi komitmen; sementara tidak dijumpai adanya pengaruh negative framing terhadap eskalasi komitmen; dan kedua variabel tersebut menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan manajer untuk tetap melanjutkan proyek yang mengindikasikan kegagalan. Kata Kunci : Adverse Selection, Negative Framing, Eskalasi Komitmen P a g e 215

2 1. Pendahuluan Individu seringkali dihadapkan dengan berbagai alternatif pilihan dalam hidupnya yang menuntutnya untuk mengambil suatu keputusan. Hal yang serupa juga dihadapi oleh manager dalam suatu perusahaan sebab pengambilan keputusan berada di tangannya. Hasil dari keputusan tersebut tidak hanya berdampak untuk jangka pendek, tetapi berdampak juga pada masa yang akan datang. Pengambilan keputusan berartimelakukan penilaian dan menetapkan pilihan atas berbagai alternatif yang dihadapi. Keputusan yang salah dapat mengakibatkan hal yang fatal atau kemungkinan terjadinya kebangkrutan perusahaan. Pengambilankeputusan menjadi bagian tak terpisahkan dari keberhasilan atau kegagalan seorangmanajer dalam mengelola suatu institusi (Buhler dalam Sahmuddin, 03). Membuat suatu keputusan berartimengidentifikasi dan memilih serangkaian tindakan untuk menghadapi masalahtertentu. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam perilaku pengambilankeputusan diantaranya jenis kelamin, peranan pengambil keputusan danketerbatasan kemampuan. Adanya faktor-faktor tersebut memungkinkan keragaman keputusan yangdibuat oleh individu dalam menghadapi suatu permasalahan yang sama Stoner (1995: 105). Masalah yang timbul dalam pengambilan keputusan dalam suatu institusi terjadi jika terdapat kesenjangan antara harapan manajer dengan keadaan yang sesungguhnya dihadapi manajer. Tanggung jawab seorang manajer adalah memaksimalkan keuntungan perusahaan atau organisasi, oleh sebab itu manajer sebaiknya mengalokasikan sumber daya pada proyek investasi yang memberikan keuntungan terbesar bagi perusahaan dan secara periodik mengevaluasi kinerja dari proyek tersebut. Namun keadaan ini menjadi sarana manajer untuk menerapkan kebijakan dengan menggunakan sebagian besar sumber daya perusahaan (Alchian dan Woodward, 1988). Menurut Nayyar (1990) adanya informasi yang asimetri antara prinsipal dan agen akan memicu munculnya perilaku oportunistik yaitu adverse selection (informasi yang tidak transparan)dan moral hazard (niatan untuk melalaikan tugas)dari agen. Menurut Horngren dan Foster (1991), manajer sebaiknya melanjutkan proyek investasi yang diprediksi menguntungkan dan mencegah kerugian dengan menghentikan proyek yang diprediksi tidak menguntungkan. Meskipun demikian Staw (1997)menunjukkan bahwa manajer mengambil keputusan tetap melanjutkan proyek meskipun mengindikasikan kegagalan (eskalasi komitmen). Eskalasi merupakan keputusan manajer yang tidak rasional, sebab secara langsung atau tidak langsung manajer dianggap lebih mementingkan kepentingan ekonominya sendiri ketimbang kepentingan perusahaan (Ruchala, 1999). Kecenderungan seseorang untuk melakukan eskalasi komitmen ini dapat dijelaskan melalui teori keagenan. Teori ini menegaskan bahwa manajer dalam pengambilan keputusantermotivasi oleh kepentingannya sendiri akibat adanya informasi yang asimetri antara manajer dengan pemilik. Manajer yang berada pada kondisi adverseselection (memiliki informasi privat) akan bertindak sesuai kepentingan dirisendiri dan tidak memaksimalkan keuntungan yang diharapkan pemilik perusahaan, yaknidengan tetap melanjutkan pembiayaan proyek meskipun mengindikasikan kegagalan/ kerugian dalam proyek tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa manajer merasa memilikiikatan emosional dan takut kredibilitasnya menurun jikaproyek tersebutdihentikan di tengah jalan (Harrison dan Harrell, 1993). Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan bahwa adverseselection adalah kondisiyang terjadi ketika terdapat ketidakseimbangan informasi yang disampaikan agen (manajer) kepada prinsipal (pemilik perusahaan). Manajer dianggap mengetahui informasi lebih lengkap mengenai kondisi internal perusahaan dibanding prinsipal, akibatnya prinsipal tidak mampu mengetahuiapakah suatu keputusanyang diambil oleh manajer benar-benar didasarkan atas informasi yangsesungguhnya atau telah terjadi kelalaian tugas. Teori kedua yang menjelaskan fenomena eskalasi komitmen adalah teori prospek (prospect theory). Pertimbangan lain seorang manajer dalam mengambil keputusan melanjutkan pembiayaan proyek adalah framing (pembingkaian informasi). Framing erat kaitannya dengan titik referensi, yaitu sebuah titik yang dijadikan patokan dalam melakukan perbandingan. Titik referensi inilah yang menjadi bingkai seseorang dalam mempertimbangkan berbagai kondisi (Gasiaswaty, 09). Seorang manajer saat memutuskan sesuatu hal cenderung didasari oleh bagaimana cara informasi tersebut disajikan. Pembingkaian informasi (baik secara positif atau negatif) ini dapat mempengaruhi manajer dalam mengambil keputusan. Ketika informasi disajikan dengan pembingkaian positif manajer akan bersifat risk averse (menghindari risiko), artinya manajer akancenderung menghindari resiko dengan tidak melanjutkan proyek. menyatakan bahwaketika informasidisajikan dalam bingkai keputusan negatif, pengambil keputusancenderung untuk mencaririsiko dengan tetap melanjutkan proyek Bateman dan Zeithaml dalam Koroy (08). Fai, et.al (06) dan Glaser,et,al(07) membuktikan bahwa kondisi adverse selection dan negative framing akan mempengaruhi pengambilan keputusan secara eskalasi komitmen. Sebaliknya Dwita (07) dan Dewanti (10) menyatakan bahwa kondisi adverse selectiondan negative framing tidak mempengaruhi keputusan eskalasi komitmen pada seseorang. Berdasarkan perbedaan temuan di atas mendorong peneliti untuk menguji kembali pengaruh kedua variabel tersebut (adverse selection dan framing) P a g e 216

3 terhadap fenomena eskalasi komitmen.peneliti ingin menguji kembali menggunakan teori yang sama namun dengan responden berbeda yaitu mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana apakah akan memberikan hasil sama dengan penelitian sebelumnya. Peneliti mencoba merumusakan merumuskan persoalan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah kondisi adverse selection berpengaruh terhadap eskalasi komitmen? 2. Apakah negative framingberpengaruh terhadap eskalasi komitmen? 3. Apakah kondisiadverse selection dan negative framingberpengaruh terhadap eskalasi komitmen? 2. Telaah Teoritis dan Pengembangan Hipotesis Eskalasi Komitmen Seorang manajer dalan suatu perusahaan kerap kali dituntut untuk mengambil keputusan penting, dan tidak jarang mengalami dilema ketika harus membuat keputusan untuk menghentikan suatu proyek yang dianggap tidak menguntungkan ataukah tetap melanjutkan proyek tersebut apapun konsekuensi yang akan dihadapi ke depan. Suatu jenis keputusan yang dihasilkan dari keadaan tersebut dalam perilaku organisasi, manajemen stratejikdan psikologi dikenal dengan fenomena eskalasi (Wong, et.al, 06). Tapifrios (09) menyebut eskalasi komitmen sebagai peningkatan terhadap keputusan sebelumnya walaupun ada bukti bahwa keputusan itu mungkin keliru. Dengan demikian eskalasi komitmen dapat dikatakan sebagai upayameningkatkan keseriusan atau keloyalan terhadap komitmen yang telah dibuat sebelumnya. Eskalasi komitmen dalam penelitian ini diproksikan dengan keputusan manajer untuk tetap melanjutkan proyek yang mengindkasikan kegagalan. Eskalasi komitmen dapat terjadi ketika individu atau organisasidihadapkan pada dua kesempatan atas serangkaian tindakan yang telah dilakukan(dalam hal ini serangkaian tindakan yang telah diambil ternyata tidak berjalanseperti yang diharapkan). Individu atau organisasi tersebut berkesempatan untukmemilih bertahan dengan terus menjalankan proyek tersebut atau menarik kembali serangkaian tindakan yang telahdilakukan sebelumnya. Konsekuensi dari kedua pilihan tersebut sama-sama mengandung ketidakpastian. Staw (1997) mencontohkan, organisasi mengetahui bahwa konsekuensi dari pengembangan produk baru bisa bermuara pada kondisimenguntungkan maupun tidak menguntungkan di masa yang akan datang. Eskalasi komitmen merupakan perilaku untuk meningkatkan komitmen dengan tetapmenjalankan keputusan proyek walaupun proyek tersebut akan memberikan umpan balik negatif. Seorang manajer dapat mengalokasikan sumber daya tambahan pada proyek yang dianggap tidak menguntungkan ini. Brockner (1992) menjelaskan bahwa eskalasi komitmen adalah melanjutkan komitmen walaupun terdapat informasi negatif yang berkaitan dengan ketidakpastian pencapaian tujuan. Eskalasi komitmen sering dikaitkan dengan pengabaian atas sinyal kegagalan. Kanodia, et.al (1989) menjabarkan eskalasi komitmen sebagai keputusan manajer yang tidak rasional karena meskipun sadar secara langsung maupun tidak langsung manajer cenderung mengabaikan kepentingan perusahaan dan lebih mengutamakan kepentingan ekonomi pribadinya. Maka manajer akan memutuskan untuk melanjutkan proyek investasi yang gagal. Karena manajer merasa takut kredibilitasnya menurun jika proyek tersebut dihentikan (Harrel dan Horrison, 1994). Pembuat keputusan diperbolehkan memilih keputusan untuk menerima proyek dengan menambah alokasi sumber daya untuk menutup biaya yang telah terjadi sebelumnya, atau memilih keputusan untuk menghentikan proyek. Koroy (08) dan Indriani (10) menyatakan bahwa penyebab timbulnya fenomena eskalasi diantaranya dipengaruhi oleh faktor psikologis, sosial, faktor organisasi dan proyek. Faktor psikologi dan sosial menunjukkan adanya ego dan keinginan untuk menjaga reputasi yang membuat seseorang enggan untuk mengakui kesalahan dan kegagalan. Jika manajer meninggalkan proyek, maka akan merusak reputasi manajer di dalam perusahaan atau organisasi. Sehingga manajer berusaha melindunginya dengan cara melakukan eskalasi komitmen pada proyek yang gagal. Beberapa penjelasan dapat dikemukakan untuk perilaku eskalasi ini, pertama,adanya umpanbalik negatif atas keputusan yang telah dijalankanmenyebabkan individu melanjutkan proyek tersebut dalam upaya pembenaran keputusanmereka sebelumnya (Bazerman dalam Kadous, 02). Kedua, preferensi risiko seseorang apakah risk taker atau risk averse dapat bergeser berdasarkan kondisi yang dihadapi seseorang (Kahneman dan Tversky1979). Pada saat menghadapi keuntungan, individu cenderung bersikap risk averse, namun saat menghadapi kerugian cenderung risk taker atau aversion to sure loss (Supramono dan Putlia, 07). Berdasarkan penjelasan tersebut kemungkinan manajer yang memandang dirinya sedang dalam posisi mengalami kerugian cenderung memilih untuk menerima keputusan yang berisiko tinggi. Ketiga, teori keagenan menjelaskan bahwa antara kepentinganpemilik dan manajer seringkali bertentangan Adverse Selection Teori yang dapat menjelakan tentang Adverse Selection adalah teori keagenan. Adverse selection adalah salah satu permasalahan yang disebabkan adanyakesulitan P a g e 217

4 prisipaluntuk memonitor dan melakukan kontrol terhadap tindakanagen, sehingga prinsipal tidak mengetahui dengan pasti apakah keputusan yang diambil agen didasarkan pada informasi yang sesungguhnya atau tidak. Kondisi ini terjadi karena asimetri informasiyang terjadi antara prinsipal dan agen sehingga informasi yang diperoleh principal kurang lengkap dan tidak dapat menjelaskan kinerja agen yang sesungguhnya dalam mengelola kekayaan principal yang dipercayakan kepada agen (Sharp dan Salter, 1997). Manajer adalah pihak yang dipekerjakan oleh pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham, sehingga manajemen diberi kekuasaan untuk membuat keputusan bagi kepentingan terbaik pemegang saham. Namun dalam kenyataannya terdapat informasi yang asimetris antara agen yang memiliki kualitas dan jumlah informasi yang lebih banyak dibanding pemilik perusahaan, sehingga hal ini dapat memicu kesempatan bagi agen untuk bertindak demi kepentingan diri sendiri. Motivasi melakukan kecurangan terjadi ketika kepentingan ekonomi manajer berbeda dengan kepentingan pemilik perusahaan, sehingga manajer terdorong untuk mengabaikan kepentingan pemilik perusahaan. Manajer akan mendapatkan penghargaan yang lebih besar saat melakukan eskalasi komitmen pada proyek yang gagal daripada tidak melanjutkan proyek tersebut, apalagi jika proyek tersebut di kemudian hari berhasil. Ketika berada dalam dua kondisi yaitu motivasi berbuat kecurangan dan asimetris informasi, agen mungkin melihat bahwa tindakan yang dilakukan adalah rasional, sedangkan dari pandangan prinsipal tidak rasional. Variabel adverse selection dimanipulasi dengan adanya kepemilikan informasi privat bagi manajer yang tidak diketahui oleh orang di luar perusahaan NegativeFraming Teori prospek (prospect theory) dari Kahneman dan Tversky (1979) menjelaskan terjadinya bias kognitif yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam kondisi ketidakpastian dan berisiko. Individu akan bersifat menghindari risiko atau menyukai risiko tergantung pada masalah yang dihadapi.teori ini berpendapat bahwa individu akan memberikan bobot yang berlebihan terhadap hasil yang pasti daripada yang belum pasti. Kecenderungan ini menimbulkan perilaku menghindari risiko dalam kondisi pasti untung (pembingkaian positif). Dalam pembingkaian positif, individu menunjukkan penurunan preferensi risiko, dimana individu lebih berhati hati dalam mengambil keputusan. Sebaliknya individu lebih menyukai risiko dalam kondisi pasti rugi (pembingkaian negatif).framing negative diproksikan dengan penyajian informasi mengenai kerugian yang pasti. Pengaruh sunk costternyata berperan cukup besar dalam proses pengambilan keputusan untuk tetap melanjutkan suatu investasi yang dianggap kurang menguntungkan. Sunk cost adalah biaya yang sudah terjadi di masa lalu dan tidak akan muncul lagi dari suatu proyek atau investasi baru (Putri, 09). Sunk cost mempengaruhi pembuat keputusan dalam kondisi pembingkaian negatif, sehingga mendorong individu berperilaku menyukai risiko yang mengarah kepada eskalasi komitmen terhadap tindakan yang telah gagal (Keil, et,al,00) Hipotesis Penelitian Pengaruh Adverse Selection Terhadap Eskalasi Komitmen Adverse selectionterjadi pada kondisi asimetri informasiyang terjadi antara prinsipal dan agen, sehingga menyulitkan prisipal untuk memonitor dan mengontrol tindakan agen. Kanodia, et.al. (1989) menguji adverse selection dalam konteks evaluasi proyek. Dalam studi tersebut manajer memilih untuk melanjutkan ataumenghentikan suatu proyek tergantung pada informasi pribadi yang diperolehnya. Mereka berpendapat bahwa ketika manajer tidak melanjutkan proyek yang dianggap gagal, justru akan merusak reputasi dan peluang karirnya di masa yang akan datang. Harrison dan Harrel (1993) melakukan eksperimen laboratorium dengan menggunakan mahasiswa MBA di AS sebagai proksi manajer perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa subyek cenderung melanjutkan proyek yang gagal ketika subyek dimanipulasi untuk percaya bahwa subyeklah yang memiliki informasi pribadi dan keputusan untuk meninggalkan proyek akan mempengaruhi reputasi dan karirnya. Hasil ini didukung juga oleh Rutledge and Karim (1999) menyatakan bahwa manajer yang mengalami adverse selection akan melakukan eskalasi komitmen. Berdasarkan uraian tersebut dirumuskanlah hipotesis pertama, yaitu: H1 : Manajer yang dihadapkanpada kondisi adverse selection akan cenderung melakukan eskalasi komitmen Pengaruh Negative FramingTerhadap Eskalasi Komitmen Apa yang dikemukakan teori prospek dapat menjelaskan bagaimanamanajer dapat membuat keputusan eskalasi ketika menerima informasi yangdisajkan dalam bingkai negatif. Ketika manajer menerima informasi yang diframing secara negatif dalambentuk pilihan antara kerugian pasti yang telah terjadi dengan kerugiandimasa mendatang yang kurang pasti, maka manajer cenderung memilih kerugiandimasa mendatang yang kurang pasti dengan harapan kelak mendapatpengembalian yang positif(rutledge dan Harrel, 1994). P a g e 218

5 Salter dan Sharp (04) melakukan eksperimen dengan menggunakan manajer di AS dan Kanada dan menemukan hasil bahwa pembingkaian negatif meningkatkan kemungkinan eskalasi komitmen. Ketika hasil proyek (outcome) digambarkan sebagai suatu kerugian yang pasti (framingnegative), manajer cenderung mengambil risiko untuk menghindari kerugian yangpasti tersebut dibandingkan ketika outcome digambarkan sebagai keuntunganyang pasti (framing positif). Whyte dalam Dwita (07) menyatakan bahwameskipun dalam perspektif rasional ekonomi, sunk cost tidaklah relevan denganpembuatan keputusan yang berorientasi masa depan, keberadaan sunk cost dalamkonteks pembuatan keputusan dapat memancing manajer untuk mengambil risiko. Dewanti (10) menyatakan bahwa negative framing berpengaruh signifikan terhadap pada keputusan manajer untuk melanjutkan proyek yang mengindikasikan kegagalan. Berdasarkan uraian tersebut peneliti menyusun hipotesis kedua, yaitu : H2 : Ketika informasi disajikan dalam framing negatif, manajer cenderung melakukan eskalasi komitmen Interaksi antara Adverse Selection dan Negative Framing Ketika manajer dihadapkan pada umpan balik negatif dari proyeknya,manajer akan melihat kemungkinan untuk menghentikan proyek atau tetapmelanjutkan proyek tersebut. Saat manajer berada dalam kondisi adverse selection dan disajikan informasi yang dibingkai negatif akan melakukan eskalasi komitmen sebagai suatu kesempatan untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Dewanti (10) menyatakan bahwaketika informasidisajikan dalam framing negatif dan dihadapkan pada kondisi adverseselectionakan mendorong pengambil keputusan cenderung melanjutkan proyek yang mengindikasikankegagalan. Berdasarkan uraian diatas dirumuskan hipotesis ketiga sebagai berikut: H3 : Ketika informasi disajikan dalam framing negatif dan dihadapkan pada kondisi adverse selection, manajer cenderung akan melakukan eskalasi komitmen. 3. Metode Penelitian Penelitian ini dibuat dalam bentuk eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui kecenderungan perilaku pembuat keputusan terhadap suatu proyek, dalam hal ini mahasiswa berperan sebagai seorang manajer yang harus mengambil keputusan untuk tetap melanjutkan atau menghentikan proyek yang dianggap gagal atau tidak menguntungkan. Sampel yang dipilih adalah mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Program Studi Manajemen yaitu berjumlah 307 mahasiswa. Mahasiswa yang diambil adalah yang sudah mengambil mata kuliah Manajemen Keuangan dengan asumsi mereka lebih pahammengenai konsep risiko dan return dari suatu investasi. Dalam mengukur sampel, peneliti menggunakan formula yang dikemukakan oleh Yamane (Supramono & Utami, 04), yaitu: n N (1) Nd 2 1 Keterangan: n = jumlah sampel N = ukuran populasi d = tingkat kesalahan dalam pengambilan sampel yang masih dapat ditoleransi Berdasarkan jumlah mahasiswa Prodi Manajemen yang melakukan registrasi pada semester sebanyak 307 mahasiswa maka diambillah sampel sebanyak: n (0,1) 2 1 = 75,43 80 orang Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan instrumen berupa 4 kasus pembuatan keputusan yang telah disiapkan. Penelitian ini menggunakan desain faktorial 2x2, yang terdiri dari dua (2) variabel independen yaitu adverse selection dan negative framing apakah mempengaruhi keputusan evaluasi proyek manajer. Tabel 1 Desain penelitian 2x2 (Adverse Selection x Negative Framing) Adverse Selection Ada Tidak Ada Negative Ada Kasus 1 Kasus 3 Framing Tidak Ada Kasus 2 Kasus 4 Pada kasus 1,responden diberikan informasi yang disajikan dalam kerangka negatif (adanya kerugian) dan dalam kondisi adverse selection(adanya asimetri informasi). Pada kasus 2 responden diberikan informasi yang dibingkai secara negatif namun tidak dalam kondisi adverse selection. Respoden pada kasus 3 akan dihadapkan pada informasi mengalami framing negatif dan tidak dalam kondisi adverse selection. Selanjutnya kasus 4 akan memaparkan informasi yang tidak dibingkai secara negatif serta tidak dalam kondisi adverse selection. Variabel eskalasi komitmen diukur menggunakan skala Likert 1-6, dimana skor 1 mencerminkan jawaban responden yang memilih untuk menghentikan proyek yang mengindikasikan kegagalan dan skor 6 mencerminkan jawaban responden yang memilih tetap melanjutkan proyek yang mengindikasikan kegagalan. P a g e 219

6 Responden dikelompokkan masing-masing ke dalam empat (4) kategori perlakuan penelitian yang terdiri dari dua (2) manipulasi kondisi, yaitu (a) dengan adverse selection yang ditunjukkan dalam kasus 1 dan kasus 2;serta (b) tanpa adverse selection yang ditunjukkan dalam kasus 3 dan kasus 4. Teknik Analisis Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik non parametik dengan uji binomial. Uji binomial ini digunakan dalam penilitian ini karena data dalam penilitian ini terdiri dari dua macam kategori saja, yaitu menghentikan proyek atau melanjutkan proyek. Tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5%. Jika nilai signifikansi < 0,05maka Ho akan ditolak, sedangkan jika nilai signifikansi >0,05maka Ho akan diterima. ( Kondisi Tanpa Adverse Selection ) Keterangan Umur Jenis Laki-laki 24 Kelamin Perempuan Hasil dan Pembahasan Hasil olah data mengenai karakteristik demografi responden secara menyeluruh dapat dilihat di tabel 2 dan tabel 3. Penelitian ini dilakukan kepada mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW yang diproyeksikan sebagai seorang manajer. Sebanyak 80 mahasiswa telibat dalam penelitian ini dan selanjutnya akan dibagi ke dalam empat kasus di atas. Tabel 2 menunjukkan bahwa rata-rata responden berumur 21tahun dan sebagian besar responden adalah mahasiswisebanyak27 orang. Tabel 2 Statistik Demografi Responden Kasus 1 dan Kasus 2 ( Kondisi Adverse Selection ) Keterangan Umur Frek Jenis Laki-laki 13 Kelamin Perempuan 27 Min 19 Max 21 Mean 21 Tabel 3 menunjukkan bahwa responden terbanyak berumur -23 tahun dan sebagian besar adalah mahasiswi. Tabel 3 Statistik Demografi Responden Kasus 3& Kasus 4 Frek Min Max Mean Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwamayoritas responden berumur 22 tahun dan berjenis kelamin lakilaki.selanjutnya peneliti akan menyajikan ringkasan jawaban responden berdasarkan masing-masing kasus yang dihadapi dalam tabel 4 berikut: Tabel 4 Kategori Jawaban Rresponden untuk Kondisi Adverse Selection Keputusan Kasus Mean Menghentikan Melanjutkan Kasus 1 5 (25%) 15 (75%) 4,4 Kasus 2 6 (30%) 14 (70%) 4,1 11 (27,5%) 29 (72,5%) Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa masingmasing responden kasus 1dan kasus 2 memiliki rata-rata skor 4,4 dan 4,1 yang menunjukkan kecenderungan melakukan eskalasi komitmen baik adanya negative framing ataupun tidak. Tabel 5 Kategori Jawaban Rresponden untuk Kondisi Tanpa Adverse Selection Keputusan Kasus Mean Menghentikan Melanjutkan Kasus 3 5 (25%) 15 (75%) 4,15 Kasus 4 7 (35%) 13 (65%) 3,95 12 (30%) 28 (70%) Berdasarkan tabel 5terlihat bahwa pada kasus 3 dan kasus 4 tanpa kondisi adverse selection, mayoritas responden memutuskan untuk tetap melanjutkan proyek P a g e 2

7 yang mengindikasikan kegagalan baik saat terdapat negative framing atau tidak. selection. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan keputusan eskalasi saat adanya negative framing ataupun tidak, yang ditunjukkan dengan nilai signifikan 0,115>0,05. Hasil pengujian tidak mendukung H2 yang menyatakan bahwa manajer yang berada dalam kondisi pembingkaian negatif (negative framing) cenderung melakukan eskalasi komitmen daripada yang tidak mengalami kondisi negative framing. Hal ini menunjukkan bahwa cara penyajian informasi secara positif dan negatif ternyata berdampak pada tindakan eskalasi. Ketika alternatif keputusan dibingkai secara positif maupun negatif maka keputusan yang diambil sama-sama cenderung risk seeking. Hasil uji kasus 1 untuk hipotesis ketiga (H3) ditampilkan pada tabel 8 berikut ini: 4.1. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan ujibinomialuntuk menguji jawaban responden yangdapat dikategorikanmenjadi dua kategori jawaban yaitu menghentikan proyek dan melanjutkan proyek. Tabel 6menyajikan hasil uji binomial untuk hipotesis 1 yang menyatakan bahwa manajer yang berada dalam kondisi adverse selection akan melakukan eskalasi komitmen (menggunakan kasus 2). Tabel 6 Hasil Uji Binomial untuk Hipotesis 1 Category N keputusan_k2 Group 1 Menghentikan Group 2 Melanjutkan % Tabel 8 Binomial Test Exact Sig. (2-tailed).012 Category keputusan_k1 Group Group 2 menghentikan melanjutkan N % Exact Sig. (2-tailed) Pada tabel 6 terlihat nilai signifikansi (2-tailed) adalah 0.012lebih kecil dari 0.05 maka disimpulkan bahwa H0 ditolak. Artinya manajer yang berada dalam kondisi adverse selection akan tetap berkomitmen untuk melanjutkan proyek yang dianggap tidak menguntungkan. Responden cenderung akan melanjutkan proyek investasi yang tidak menguntungkan ketika mereka dimanipulasi untuk percaya bahwa mereka memiliki informasi lebih banyak dan keputusan untuk melanjutkan proyek akan mempengaruhi reputasi dan karirnya. Sehingga jika mereka memutuskan untuk menghentikan proyek tersebut akan merusak reputasi dan peluang karir di masa depan. Hasil hipotesis ini sejalan dengan penelitian sebelumnya (Harrison dan Harrel, 1993: Rutledge and Karim, 1999). Tabel 7 Hasil Uji Binomial untuk Hipotesis 2 % Category N Keputusan_k3 Group 2 Melanjutkan Keputusan_k4 Group 2 Melanjutkan Exact Sig. (2-tailed) Tabel 7 adalah hasil uji binomial untuk kasus 3 dan kasus 4, dimana responden tersebut diberi kasus dengan ataupun tanpanegative framing pada kondisi tanpa adverse Tabel 8 memperlihatkan nilai signifikan sebesar 0.041< 0,05, artinya hasil pengujian ini mendukung H3 yaitu ketika manajer dihadapkan pada informasi yang disajikan secara negatif dan dalam kondisi adverse selection akan cenderung melakukan eskalasi komitmen. Manajer akan cenderung untuk mengambil risiko dan bertindak sesuai kepentingan diri sendiri serta mengabaikan memaksimalkan keuntungan yang diharapkan pemilik perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan Dwita (07) yang menyatakan interaksi adverse selection dan negative framing berpengaruh signifikan terhadap keputusan eskalasi komitmen investasi yang diprediksi tidak menguntungkan. Tindakan ini dilakukan untuk mendapatkan kesempatan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang sehingga dapat menutup kerugian investasi awal. 5. Kesimpulan Berdasarkan pengujian yang dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Adverse selection berpengaruh signifikan terhadap keputusan eskalasi komitmen oleh manajer. 2. Negative framing tidak berpengaruh terhadap keputusan manajer untuk melanjutkan proyek yang mengindikasikan kegagalan. 3. Interaksi antara adverse selection dan negative framing menunjukkan pengaruh yang signifikan P a g e 221

8 terhadap keputusan manajer untuk melakukan eskalasi komitmen. 6. Keterbatasan dan Saran Penelitian Mendatang Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Responden yang diambil bukanlah manajer yang sesungguhnya, oleh sebab itu dimungkinkan untuk agenda penelitian mendatang dapat menggunakan manajer sebagai obyek penelitiannya. 2. Instrumen yang digunakan adalah mengadopsi dari penelitian sebelumnya, sehingga untuk penelitian mendatang dapat dikembangkan instrumen penelitian yang berbeda. Daftar Pustaka Alchian, A.A & Woodward, S The Firm is Dead: Long Live the Firm: A review of Oliver Williamson s The Economic Institutions of Capitalism. Journal of Economic Literatur, Vol, 26, pp: Brockner, J The Escalation of Commitment to a Failing Course of Aaction : Toward Theoretical Progress.The Academy of Management Review, Vol.17, No.1, January, pp: Dewanti, R. 10. Pengaruh Negative Framing dan Job Rotation Pada Kondisi Adverse Selection Terhadap Pengambilan Keputusan Eskalasi Komitmen. Skripsi Fakultas Ekonomi Undip, Semarang. Dwita, S. 07. Influence of Adverse Selection and Negative Framing on Escalation of Commitment In Project Evaluation Decisions, Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar. Grasiaswaty. N. 09. Fenomena Framing di Balik Diskon Besar-Besaran. Diunduh tanggal 15 Agustus 11. Harrison, P.D. & Harrel, A Impact of Adverse selection on Project Evaluation Decision, Academy of Manajement Journal, Vol.36, No.3, pp: Horngren,C. & Foster, G Cost Accounting:A Managerial Emphasis. Englewood Cliffs. New Jersey:Prentice Hall, Inc. Indriani, L. 10. Tipe Kepribadian dan Risk Aversion dalam niat pengambilan keputusan investasi. Skripsi yang tidak dipublikasikan, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Jensen, M. C., & Meckling, W. H. 1976, Theory of The Firm, Managerial Behaviour, Agency Cost, and Ownership Structure.Journal of Financial Economics 3, pp: Kadous, K. 02. The Role Mental Representation in Organizational Eescalation of Commitment. Diunduh tanggal 2 Agustus 11 Kahneman, D., &Tversky, A Prospect Theory. Diunduh tanggal 29 Juli 11 Kanodia, C., Robert, B.; &John. D Escalation Error and The Sunk Cost Effect: An Explanation Based on Reputation and Information Asymmetries.Journal of Accounting Research, Vol. 27, No.1 Spring, pp: Keil, M., Joan, M., &Arum, R. 00. Why Software Projects Escalate: An Empirical Analysis and Test of Four Theoretical Models. MIS Quarterly, Vol.24, No.4, pp: Koroy, T. R. 08. Pengujian Efek Pembingkaian Sebagai Determinan Eskalasi Komitmen Dalam Keputusan Investasi: Dampak Dari Pengalaman Kerja.Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak. Nayyar, P. R Information Assymetries: A Source of Competitive Advantage for Diversified Service Firms. Strategic Management Journal. Vol. 11. No. 7, pp: Oxford Learner s Pocket Dictionary, 04, 3th ed, Oxford University Press. Putri, R Aspek Penting dalam Capital Budgeting (1). page=finance, Diunduh tanggal 28 Juli 11. Ruchala, L.V The Influence of Budget Goal Attainment on Risk Attitudes and Escalation. Behavioral Research in Accounting, Vol. 11, pp: Rudledge, R. W. & Harrell, A. M The Impact of Responsibility and Framing of Budgetary Information on Group-Shifts.Behavioral Research in Accounting, Vol.6, pp: Rudledge, R.W. &Karim, K. E The Influence of SelfInterest and Ethical Considerations on Manager s Evaluation Judgements. Accounting, Organisation and Society, Vol.24, pp: Sahmuddin. 03. Framing, Tanggung Jawab dan Pengalaman dalam Pembuatan Kkeputusan Pemberian Kredit. Tesis Magister Akuntansi, Universitas Diponegoro. Tidak Dipublikasikan Salter, S. B. & Sharp, D.J.04. The Determinants of Escalation Commitment: National Culture and Experience Effects. University of Cincinnati.( Diunduh tanggal 28 Juli 11. Sharp, D. &Salter, S Project Escalation and Sunk Cost: A Test of International Generalizability of P a g e 222

9 Agency and Prospect Theories.Journal of International Business Studies, 28 (1): Staw, B., The Escalation of Commitment: An update and Appraisal.Organizational Desicion Making, pp: Stoner Manajemen. 6 ed. Jakarta : Prenhallindo. Supramono dan Putlia, N. 07. Persepsi dan Faktor psikologis dalam Pengambilan Keputusan Hutang. Jurnal Keuangan dan Perbankan. Vol. 14. No. 1, Januari 10: Supramono dan Utami, I. 04. Desain Proposal Penelitian Akuntansi dan Keuangan. Salemba Empat. Jakarta. Wong, K.F.E., Yik, M., & Kwong, J. Y.Y. 06. Understanding The Emotional Aspects of Escalation of Commitment: The Role of Negative Affect. Journal of Applied of Psychology. Vol. 91. No. 2, pp: BIOGRAFI PENULIS Penulis Pertama adalah dosen tetap di Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Beliau mendapatkan gelar Magister Sains ilmumanajemen, dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia, pada tahun 07. Fokus pengajaran dan penelitiannya adalah pada ManajemenKeuangan khususnya Keuangan Berbasis Perilaku (Behavioral Finance). Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi via di: maria.riorita@staff.uksw.edu Penulis kedua adalah mahasiswi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Jurusan Manajemen dengan konsentrasi Manajemen Keuangan. Untuk kereprluan korespondensi dapat menghubungi via di: mie_cuby@yahoo.co.id P a g e 223

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adanya kesulitan prinsipal untuk memonitor dan melakukan kontrol terhadap

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adanya kesulitan prinsipal untuk memonitor dan melakukan kontrol terhadap 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan adalah teori yang dapat menjelaskan tentang adverse selection. Adverse selection adalah salah satu permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bazerman (1994) mendefinisikan eskalasi adalah derajat dimana individu

BAB I PENDAHULUAN. Bazerman (1994) mendefinisikan eskalasi adalah derajat dimana individu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eskalasi komitmen adalah tendensi dari pengambil keputusan untuk tetap bertahan atau mengeskalasi komitmennya pada serangkaian tindakan yang gagal. Bazerman (1994)

Lebih terperinci

yang akan menjadi subyek eksperimen, dimana mahasiswa seolah olah menjadi seorang

yang akan menjadi subyek eksperimen, dimana mahasiswa seolah olah menjadi seorang Metode Penelitian Sampel, Sumber Data, Metode Pengumpulan Data Penelitian ini dibuat dalam bentuk eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui kecenderungan perilaku pembuat keputusan dalam proyek investasi.

Lebih terperinci

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN Sari dan Wirakusuma. Pengaruh Adverse... 1 PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN PENDAHULUAN Ni Kadek Ari Puspa Sari 1 Made Gede Wirakusuma 2 1,2 Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN. Ni Kadek Ari Puspa Sari 1 Made Gede Wirakusuma 2

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN. Ni Kadek Ari Puspa Sari 1 Made Gede Wirakusuma 2 ISSN : 2337-3067 E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 5.3 (2016) : 573-600 PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN Ni Kadek Ari Puspa Sari 1 Made

Lebih terperinci

PENGARUH NEGATIVE FRAMING DAN JOB ROTATION PADA KONDISI ADVERSE SELECTION TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN ESKALASI KOMITMEN

PENGARUH NEGATIVE FRAMING DAN JOB ROTATION PADA KONDISI ADVERSE SELECTION TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN ESKALASI KOMITMEN PENGARUH NEGATIVE FRAMING DAN JOB ROTATION PADA KONDISI ADVERSE SELECTION TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN ESKALASI KOMITMEN SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa individu yang memiliki karakter eksternal locus of control akan lebih dapat melakukan eskalasi komitmen dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat memengaruhi kesuksesan

BAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat memengaruhi kesuksesan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teori ekonomi menjelaskan bahwa pengambilan keputusan rasional ditandai dengan upaya manajer untuk meningkatkan keuntungan maksimal perusahaan. Tindakan tersebut

Lebih terperinci

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING TERHADAP ESKALASI KOMITMEN SKRIPSI

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING TERHADAP ESKALASI KOMITMEN SKRIPSI PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING TERHADAP ESKALASI KOMITMEN Oleh: MILKA PUSPITA SARI NIM : 212006059 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan

Lebih terperinci

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN

PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN TESIS PENGARUH ADVERSE SELECTION DAN NEGATIVE FRAMING PADA KECENDERUNGAN ESKALASI KOMITMEN NI KADEK ARI PUSPA SARI NIM 1191662009 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 TESIS PENGARUH ADVERSE

Lebih terperinci

PENGUJIAN EFEK PEMBINGKAIAN SEBAGAI DETERMINAN ESKALASI KOMITMEN DALAM KEPUTUSAN INVESTASI : DAMPAK DARI PENGALAMAN KERJA

PENGUJIAN EFEK PEMBINGKAIAN SEBAGAI DETERMINAN ESKALASI KOMITMEN DALAM KEPUTUSAN INVESTASI : DAMPAK DARI PENGALAMAN KERJA Bidang Kajian : Akuntansi Manajemen dan Keperilakuan Metode : Eksperimen PENGUJIAN EFEK PEMBINGKAIAN SEBAGAI DETERMINAN ESKALASI KOMITMEN DALAM KEPUTUSAN INVESTASI : DAMPAK DARI PENGALAMAN KERJA Oleh Tri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan sangatlah penting untuk memiliki seorang manajer. Dalam hal ini membantu untuk mengambil suatu keputusan dalam kegiatan perusahaan ketika membangun

Lebih terperinci

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M PENGARUH NEGATIVE FRAMING DAN ADVERSE SELECTION TERHADAP ESKALASI KOMITMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI DENGAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan hipotesis yang dilakukan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan hipotesis yang dilakukan BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan hipotesis yang dilakukan dengan analisis regresi linier berganda, maka dapat ditarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi organisasi menyebabkan inefisiensi alokasi sumber daya dan merugikan bagi

BAB I PENDAHULUAN. bagi organisasi menyebabkan inefisiensi alokasi sumber daya dan merugikan bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eskalasi komitmen terbukti menjadi masalah yang serius bagi organisasi. Kecenderungan manajer melanjutkan proyek yang tidak memberikan keuntungan bagi organisasi menyebabkan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1 Simpulan Hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa keterlibatan manajemen yang tinggi menghasilkan senjangan anggaran yang lebih rendah daripada manajer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa untung atau rugi. Mengurangi potensi kerugian atau resiko merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berupa untung atau rugi. Mengurangi potensi kerugian atau resiko merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam melakukan keputusan investasi, memilih merupakan pekerjaan yang tidak mudah bagi investor terutama dalam situasi ketidakpastian yang tinggi. Pilihan terhadap

Lebih terperinci

Yunia Amelia ABSTRAK. Kata kunci: Efek pembingkaian, eskalasi komitmen, rancangan eksperiment ABSTRACT

Yunia Amelia ABSTRAK. Kata kunci: Efek pembingkaian, eskalasi komitmen, rancangan eksperiment ABSTRACT JURNAL ILMIAH GEMA EKONOMI Vol. 4, No. 2 Agustus 2014 Hal. Yunia 467-480 Amelia 467 FRAMMING EFECT SEBAGAI DETERMINANT ESKALASI KOMITMEN MANAJER DALAM KEPUTUSAN INVESTASI: DAMPAK DARI LATAR BELAKANG PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Pengaruh Framing Effect Sebagai Determinan Escalation of Commitment Dalam Keputusan Investasi: Dampak dari Working Experiences

Pengaruh Framing Effect Sebagai Determinan Escalation of Commitment Dalam Keputusan Investasi: Dampak dari Working Experiences Pengaruh Framing Effect Sebagai Determinan Escalation of Commitment Dalam Keputusan Investasi: Dampak dari Working Experiences Muhammad Nur Yahya Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala (Darussalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya dengan melakukan pendanaan terhadap proyek investasi (capital

BAB I PENDAHULUAN. satunya dengan melakukan pendanaan terhadap proyek investasi (capital BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan memiliki potensi untuk mengembangkan usahanya, salah satunya dengan melakukan pendanaan terhadap proyek investasi (capital budgeting) yang akan memiliki

Lebih terperinci

PENGARUH TANGGUNG JAWAB DAN LOCUS OF CONTROL DALAM KEPUTUSAN INVESTASI POURING GOOD MONEY AFTER BAD

PENGARUH TANGGUNG JAWAB DAN LOCUS OF CONTROL DALAM KEPUTUSAN INVESTASI POURING GOOD MONEY AFTER BAD EKUITAS ISSN 1411-0393 Akreditasi No.55a/DIKTI/Kep/2006 PENGARUH TANGGUNG JAWAB DAN LOCUS OF CONTROL DALAM KEPUTUSAN INVESTASI POURING GOOD MONEY AFTER BAD Jesica Handoko, SE., M.Si., Ak. (Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Jumlah Partisipan Eksperimen

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Jumlah Partisipan Eksperimen BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Partisipan Tabel di bawah ini merupakan gambaran umum dari partisipan dalam eksperimen ini : Tabel 4.1 Jumlah Partisipan Eksperimen Keterangan Jumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pihak atau lebih, dimana pihak tersebut disebut agent dan principal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pihak atau lebih, dimana pihak tersebut disebut agent dan principal. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan menjelaskan tentang adanya hubungan antara pemegang saham (shareholders) sebagai principal dan manajemen sebagai

Lebih terperinci

PENGARUH PRINSIP MORAL DALAM PENGUJIAN PERAN KEPENTINGAN SENDIRI ATAS KEPUTUSAN KELANGSUNGAN SUATU PROYEK

PENGARUH PRINSIP MORAL DALAM PENGUJIAN PERAN KEPENTINGAN SENDIRI ATAS KEPUTUSAN KELANGSUNGAN SUATU PROYEK PENGARUH PRINSIP MORAL DALAM PENGUJIAN PERAN KEPENTINGAN SENDIRI ATAS KEPUTUSAN KELANGSUNGAN SUATU PROYEK Baihaqi Fanani 1,, Zulkifli 2,,M. Fakhri Husein 3 e-mail: baihaqi.fanani 123 D3 Akuntansi Politeknik

Lebih terperinci

Pengaruh Adverse Selection, Kontrol Monitoring, Dan Penalaran Moral Individu Terhadap Perilaku Eskalasi Komitmen

Pengaruh Adverse Selection, Kontrol Monitoring, Dan Penalaran Moral Individu Terhadap Perilaku Eskalasi Komitmen 513 Nayang Helmayunita: Pengaruh Adverse Selection... Pengaruh Adverse Selection, Kontrol Monitoring, Dan Penalaran Moral Individu Terhadap Perilaku Eskalasi Komitmen Nayang Helmayunita (Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teori keagenan yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976) mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan kepentingan antara pemilik perusahaan (principal)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Informasi tersebut berisikan mengenai

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Informasi tersebut berisikan mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajer perusahaan merupakan pihak yang mengelola suatu perusahaan yang secara langsung banyak mengetahui informasi internal perusahaan di banding dengan pemegang saham.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Namun pada kenyataannya seorang investor tidak

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Namun pada kenyataannya seorang investor tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Tujuan investor dalam melakukan investasi adalah untuk mendapatkan keuntungan di masa datang. Namun pada kenyataannya seorang investor tidak hanya bisa

Lebih terperinci

1. Pengertian Agency Theory

1. Pengertian Agency Theory 1. Pengertian Agency Theory Agency theory (teori keagenan) merupakan mengasumsikan bahwa semua individu bertindak untuk kepentingannya sendiri. Pemegang saham sebagai diasumsikan hanya bertindak terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga memaksimalkan keuntungan pemegang sahamnya dan menjaga. kelangsungan hidup jangka panjang. Dalam upaya mencapai tujuannya,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga memaksimalkan keuntungan pemegang sahamnya dan menjaga. kelangsungan hidup jangka panjang. Dalam upaya mencapai tujuannya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan utama sebuah perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan sehingga memaksimalkan keuntungan pemegang sahamnya dan menjaga kelangsungan hidup jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan secara ekonomi, namun perkembangan bisnis saat ini mulai

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan secara ekonomi, namun perkembangan bisnis saat ini mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Strategi perusahaan dalam memutuskan investasi proyek adalah berorientasi pada keuntungan kompetitif jangka panjang (Huang dan Chang, 2010) sehingga manajer dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang manajer keuangan pasti sangat berhati-hati dalam setiap

BAB I PENDAHULUAN. Seorang manajer keuangan pasti sangat berhati-hati dalam setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang manajer keuangan pasti sangat berhati-hati dalam setiap penggunaan aset keuangannya, begitu pula dengan seorang investor ketika dia akan mengambil sebuah keputusan

Lebih terperinci

Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan

Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan Tugas S2 matrikulasi: Ekonomi Bisnis & Financial Dosen: Dr. Prihantoro, SE., MM Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 1.1 SIMPULAN Simpulan yang dapat diambil pada penelitian ini adalah: 1. Nilai perusahaan yang tinggi menyebabkan penggunaan hutang yang semakin minimal untuk menghindari konflik

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas pengungkapan segmen tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa : 1. Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh nilai R- square sebesar 0,808 untuk konstruk Audit Judgement

Lebih terperinci

Oleh : ASTRI KARTIKA DEWI NIM : KERTAS KERJA

Oleh : ASTRI KARTIKA DEWI NIM : KERTAS KERJA PENGARUH DEMOGRAFI TERHADAP TOLERANSI RISIKO DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI (STUDI PADA PEGAWAI AKADEMIK FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UKSW SALATIGA) Oleh : ASTRI KARTIKA DEWI NIM : 212006064 KERTAS

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Hasil pengujian data empiris membuktikan bahwa dari sembilan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, enam hipotesis dapat diterima atau terpenuhi. Beberapa simpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen laba muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya-upaya manajer

BAB I PENDAHULUAN. manajemen laba muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya-upaya manajer 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan informasi atas laba bersih suatu perusahaan melalui berbagai cara akan memberikan dampak yang cukup berpengaruh terhadap tindak lanjut para pengguna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah dan keterbatasan kemampuan rasional manusia. dengan pihak eksternal maupun pihak internal perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. masalah dan keterbatasan kemampuan rasional manusia. dengan pihak eksternal maupun pihak internal perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengambilan keputusan merupakan suatu proses mengkombinasikan pendekatan yang rasional dan judgmental, yang prosesnya tidak dapat diformulasikan secara lengkap. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kepentingan antara pemilik (principal) dan manajemen (agent) tersebut akan. menimbulkan permasalahan keagenan (agency problem).

BAB I PENDAHULUAN. dan kepentingan antara pemilik (principal) dan manajemen (agent) tersebut akan. menimbulkan permasalahan keagenan (agency problem). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelimpahan kewenangan pengelolaan perusahaan di Indonesia termasuk juga pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari pemilik (shareholders)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori keagenan mengungkapkan hubungan antara pemilik (principal) dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori keagenan mengungkapkan hubungan antara pemilik (principal) dan 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Theory Agency) Teori keagenan mengungkapkan hubungan antara pemilik (principal) dan manajemen (agen). Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan go public merupakan istilah yang tidak asing lagi di

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan go public merupakan istilah yang tidak asing lagi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan go public merupakan istilah yang tidak asing lagi di masyarakat. Perusahaan ini menggambarkan perusahaan yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat

Lebih terperinci

averse dalam pengambilan keputusan taking (Bowman, 1982; Fiegenbaum,

averse dalam pengambilan keputusan taking (Bowman, 1982; Fiegenbaum, PENERAPAN DISPOSITION EFFECT DAN PROSPECT THEORY: SUATU KONSEP YOHANES INDRAYONO A. Pendahuluan Disposition effect adalah perilaku investor yang: Risk averse pada saat menghadapi kondisi investasinya yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DAN INFORMASI FUTURE BENEFIT TERHADAP ESKALASI KOMITMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DAN INFORMASI FUTURE BENEFIT TERHADAP ESKALASI KOMITMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI Hubungan Gaya Kepemimpinan... (Muhammad Cholid Wildan) 1 HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DAN INFORMASI FUTURE BENEFIT TERHADAP ESKALASI KOMITMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI THE RELATION OF LEADERSHIP

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Keuangan berbasis perilaku Sebelum pandangan mengenai keuangan berbasis perilaku muncul, keuangan konvesional berpandangan bahwa investor dalam membuat

Lebih terperinci

Oleh: KHANIFAN SETYA PANCA NUGRAHA

Oleh: KHANIFAN SETYA PANCA NUGRAHA PENGARUH MONITORING CONTROL DAN KONDISI ADVERSE SELECTION TERHADAP ESKALASI KOMITMEN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI DENGAN GENDER DAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI ( Studi Kasus pada Mahasiswa

Lebih terperinci

KAPITA SELEKTA AKUNTANSI. zmmmm. Disusun oleh: IRMA YANDA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

KAPITA SELEKTA AKUNTANSI. zmmmm. Disusun oleh: IRMA YANDA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA KAPITA SELEKTA AKUNTANSI zmmmm Disusun oleh: IRMA YANDA 97 312 125 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2005 TEORI AGENSI Teori agensi memprediksi dan menjelaskan pihak-pihak yang terlibat

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Agensi (Agency Theory) Teori agensi berasumsi bahwa semua individu akan bertindak untuk memenuhi kepentingannya sendiri. Agen diasumsikan akan menerima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Tujuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Tujuan perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan dalam industri manufaktur membuat setiap perusahaan manufaktur semakin meningkatkan kinerja agar tujuannya dapat tercapai. Pendirian sebuah perusahaan memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Agensi (Agency Theory) Menurut Anthony dan Vijay (2005) teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham (shareholders) sebagai principal

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa : 1. Peramalan manajemen tidak berpengaruh terhadap pemberian opini going concern karena perusahaan yang

Lebih terperinci

Shella Febri Priatama ABSTRAKSI

Shella Febri Priatama ABSTRAKSI ANALISIS PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN HUTANG, UKURAN PERUSAHAAN, PROFIBILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA Shella Febri Priatama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membuktikan apakah kandungan informasi akuntansi merupakan isu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membuktikan apakah kandungan informasi akuntansi merupakan isu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai pengaruh perilaku investor telah dilakukan oleh : 1. Zarah Puspitaningtyas (2012) telah melakukan penelitian yang berjudul Relevansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan penelitian kembali serta menjadi rujukan dalam penelitian ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan penelitian kembali serta menjadi rujukan dalam penelitian ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berikut merupakan beberapa penelitian terdahulu yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian kembali serta menjadi rujukan dalam penelitian ini. 1.

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 42 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1. Hipotesis 1 yang menyatakan kebijakan dividen berpengaruh negatif

Lebih terperinci

REGRET AVERSION BIAS DAN RISK TOLERANCE DALAM KEPUTUSAN INVESTASI

REGRET AVERSION BIAS DAN RISK TOLERANCE DALAM KEPUTUSAN INVESTASI REGRET AVERSION BIAS DAN RISK TOLERANCE DALAM KEPUTUSAN INVESTASI Oleh: Nafi Pujiyanto 1), Linda Ariany Mahastanti 1) E-mail: linda.ariany@staff.uksw.edu 1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Kristen

Lebih terperinci

yang diangkat oleh pemegang saham bertindak atas kepentingan pemegang saham.

yang diangkat oleh pemegang saham bertindak atas kepentingan pemegang saham. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama perusahaan adalah untuk menaikkan nilai perusahaan dengan cara memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Karena itu diharapkan manajer yang diangkat oleh

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1. Arus kas operasional tidak berpengaruh terhadap leverage artinya arus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. (pemilik modal) dan agen (pihak yang mengelola perusahaan) dalam bentuk

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. (pemilik modal) dan agen (pihak yang mengelola perusahaan) dalam bentuk 9 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Teori Keagenan Teori keagenan merupakan dasar teori yang mendasari praktik bisnis perusahaan. Teori ini memberikan penjelasan hubungan kontrak antara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pemberian wewenang oleh pemegang saham kepada manajer untuk bekerja demi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pemberian wewenang oleh pemegang saham kepada manajer untuk bekerja demi BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (agency theory) dipopulerkan oleh Jensen dan Meckling pada tahun 1976. Teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang diharapkan dapat memberikan dan meningkatkan nilai perusahaan kepada

Lebih terperinci

PENGARUH MODERASI INFORMASI ASIMETRI DAN GROUP COHESIVENESS TERHADAP HUBUNGAN PARTISIPASI PENGANGGARAN DENGAN BUDGETARY SLACK

PENGARUH MODERASI INFORMASI ASIMETRI DAN GROUP COHESIVENESS TERHADAP HUBUNGAN PARTISIPASI PENGANGGARAN DENGAN BUDGETARY SLACK Jurnal Economia, Volume 8, Nomor 2, Oktober 2012 PENGARUH MODERASI INFORMASI ASIMETRI DAN GROUP COHESIVENESS TERHADAP HUBUNGAN PARTISIPASI PENGANGGARAN DENGAN BUDGETARY SLACK Yohanes Andri Putranto Sekolah

Lebih terperinci

TEORI PROSPEK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN: HUBUNGANNYA DENGAN SIFAT UNEUTRALITY DAN SIFAT UNFAITHFULNESS PADA PELAPORAN KEUANGAN

TEORI PROSPEK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN: HUBUNGANNYA DENGAN SIFAT UNEUTRALITY DAN SIFAT UNFAITHFULNESS PADA PELAPORAN KEUANGAN TEORI PROSPEK DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN: HUBUNGANNYA DENGAN SIFAT UNEUTRALITY DAN SIFAT UNFAITHFULNESS PADA PELAPORAN KEUANGAN Budiman Prayudi 1 Sudjono 2 Abstract Nowadays, the research about

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seorang manajer yang diberikan kepercayaan oleh para pemegang saham untuk mengelola dan menjalankan perusahaan merupakan inti dari keberhasilan suatu perusahaan. Manajer

Lebih terperinci

PENGANTAR MANAJEMEN KEUANGAN

PENGANTAR MANAJEMEN KEUANGAN PENGANTAR MANAJEMEN KEUANGAN 1. Pengertian manajemen keuangan 2. Tujuan manajemen keuangan 3. Fungsi manajemen keuangan 4. Teori keagenan 5. Teori asimetri informasi Muniya Alteza Pengertian Manajemen

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. perception dan risk propensity serta menguji hubungan antara risk perception dan

BAB V PENUTUP. perception dan risk propensity serta menguji hubungan antara risk perception dan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hipotesis pada penelitian ini yang menguji perbedaan risk perception dan risk propensity serta menguji hubungan antara risk perception dan risk propensity maka

Lebih terperinci

Nurlaila

Nurlaila PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN BIAYA KEAGENAN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) Nurlaila Email: nurlailae71@gmail.com Dwi

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan penelitian ini sebagai berikut: 1. Komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap daya informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Yohnson (2008) : Regret Aversion Bias dan Risk Tolerance Investor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Yohnson (2008) : Regret Aversion Bias dan Risk Tolerance Investor BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan, antara lain sebagai berikut : 1. Yohnson (2008) : Regret Aversion Bias dan Risk Tolerance Investor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi berpengaruh terhadap perkembangan pasar modal di dunia. Secara lebih luas, teknologi mendukung aktifitas bisnis menjadi lebih efisien dan efektif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era bisnis yang berkembang seperti sekarang ini, harga saham suatu

BAB I PENDAHULUAN. Di era bisnis yang berkembang seperti sekarang ini, harga saham suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era bisnis yang berkembang seperti sekarang ini, harga saham suatu perusahaan menjadi sangat penting, karena saham bisa dikatakan menjadi salah satu income bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konflik organisasi dapat muncul ketika suatu inisiatif baru mulai diperkenalkan

BAB I PENDAHULUAN. konflik organisasi dapat muncul ketika suatu inisiatif baru mulai diperkenalkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan lingkungan yang dinamis menuntut organisasi untuk dapat melakukan penyesuaian dengan cepat. Salah satu penyesuaian yang dapat dilakukan adalah dengan memperkenalkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan Hubungan keagenan yakni dimana agent dan principal atau manajer dengan pemilik memiliki sebuah kontrak kerja sama atau sebagainya (Jensen dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS 14 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS A. Landasan Teori 1. Relevansi Nilai Setiap perusahaan sudah pasti memiliki laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut sebagai tanggung jawab dan keterbukaan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan hipotesis yang dilakukan dengan analisis regresi linier berganda, maka dapat ditarik kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha pada mulanya merupakan perusahaan perseorangan atau

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha pada mulanya merupakan perusahaan perseorangan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Dunia usaha pada mulanya merupakan perusahaan perseorangan atau persekutuan. Seiring dengan perkembangan bisnis tersebut maka akan tiba saatnya untuk mengubah

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 92 BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap senjangan anggaran dengan faktor kontijensi sebagai

Lebih terperinci

ENYKA CUMALLA SARI B100

ENYKA CUMALLA SARI B100 PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

ANALISIS PENGALAMAN KERJA TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK

ANALISIS PENGALAMAN KERJA TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK ANALISIS PENGALAMAN KERJA TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK Vitrianingsih 1, Sitti Khadijah 2 Program Studi D-IV Bidan Pendidik, Universitas Respati

Lebih terperinci

PENGARUH CONSCIENTIOUSNESS, GENDER DAN SUKU TERHADAP RISK TOLERANCE. Oleh: Yessi Ani Setyaningrum NIM : SKRIPSI

PENGARUH CONSCIENTIOUSNESS, GENDER DAN SUKU TERHADAP RISK TOLERANCE. Oleh: Yessi Ani Setyaningrum NIM : SKRIPSI PENGARUH CONSCIENTIOUSNESS, GENDER DAN SUKU TERHADAP RISK TOLERANCE Oleh: Yessi Ani Setyaningrum NIM : 212010056 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan yang berfungsi sebagai pendanaan perusahaan dalam

Lebih terperinci

TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat Memperoleh derajat S-2 Magister Sains Akuntansi

TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat Memperoleh derajat S-2 Magister Sains Akuntansi HUBUNGAN ANTARA KEADILAN PROSEDURAL DAN KINERJA MANAJERIAL DENGAN PARTISIPASI ANGGARAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Penelitian terhadap Manajer Perusahaan Manufaktur di Jawa Tengah) TESIS Diajukan sebagai

Lebih terperinci

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, STRUKTUR KEPEMILIKAN, DAN KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DALAM PERSPEKTIF TEORI AGENSI DAN TEORI SIGNALING

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, STRUKTUR KEPEMILIKAN, DAN KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DALAM PERSPEKTIF TEORI AGENSI DAN TEORI SIGNALING PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, STRUKTUR KEPEMILIKAN, DAN KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DALAM PERSPEKTIF TEORI AGENSI DAN TEORI SIGNALING AMANDA WONGSO E-mail: amanda_wongso@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori keagenan adalah teori yang timbul dari adanya suatu hubungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori keagenan adalah teori yang timbul dari adanya suatu hubungan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan adalah teori yang timbul dari adanya suatu hubungan kontrak dimana satu atau lebih

Lebih terperinci

LEVEL PERKEMBANGAN MORAL KOGNITIF AKUNTAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS PADA SAAT MENGHADAPI DILEMA ETIS

LEVEL PERKEMBANGAN MORAL KOGNITIF AKUNTAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS PADA SAAT MENGHADAPI DILEMA ETIS LEVEL PERKEMBANGAN MORAL KOGNITIF AKUNTAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS PADA SAAT MENGHADAPI DILEMA ETIS T e s i s Diajukan Kepada Program Studi Magister Akuntansi Untuk Memperoleh Gelar Master of Accounting

Lebih terperinci

PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA

PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI periode 2012-2015) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. principal (pemilik usaha). Di dalam hubungan keagenan terdapat suatu kontrak

BAB II LANDASAN TEORI. principal (pemilik usaha). Di dalam hubungan keagenan terdapat suatu kontrak BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan pustaka A.1 Agency Theory Teori keagenan adalah hubungan antara agen (manajemen suatu usaha) dan principal (pemilik usaha). Di dalam hubungan keagenan terdapat suatu kontrak

Lebih terperinci

KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Nafi Inayati Zahro Fakultas Ekonomi, Universitas Muria Kudus E-mail: nafi_umk@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini mengambil tema

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. perusahaan Indonesia mulai menunjukkan perbaikan dilihat dari nilai indek

BAB I. Pendahuluan. perusahaan Indonesia mulai menunjukkan perbaikan dilihat dari nilai indek BAB I Pendahuluan 1.1. Latar belakang masalah Krisis yang terjadi di Indonesia tahun 1999 dan 2008 memberikan dampak langsung terhadap kinerja perusahaan. Perusahaan Indonesia mengalami kerugian dan kekurangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. (principal) yaitu investor dengan manajer (agent). Investor memberikan

BAB II LANDASAN TEORI. (principal) yaitu investor dengan manajer (agent). Investor memberikan 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Agency Theory Teori Agensi merupakan teori yang menjelaskan hubungan antara pemilik modal (principal) yaitu investor dengan manajer (agent). Investor memberikan wewenang pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sahamnya yang di-publish dalam situs resmi baik itu laporan

BAB I PENDAHULUAN. sahamnya yang di-publish dalam situs resmi  baik itu laporan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan perusahaan go public yang menjual sahamnya kepada masyarakat luas. Perusahaan ini wajib melaporkan

Lebih terperinci

ANALISIS GENDER MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP PEMAHAMAN MATA KULIAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI

ANALISIS GENDER MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP PEMAHAMAN MATA KULIAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI ANALISIS GENDER MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP PEMAHAMAN MATA KULIAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI Ika Hari Mardiyani 1) Rispantyo 2) Djoko Kristianto 3) 1, 2, 3) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan data primer dengan

BAB V PENUTUP. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan data primer dengan BAB V PENUTUP Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan data primer dengan menggunakan kuesioner dalam pengumpulan datanya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi merupakan data dasar dalam melakukan analisis saham serta untuk

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi merupakan data dasar dalam melakukan analisis saham serta untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal Indonesia, dewasa ini semakin pesat, maka peranan laporan keuangan menjadi semakin penting. Bagi investor, informasi akuntansi merupakan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Bursa Efek Indonesia. 18 Oktober 2016 (15.56).

DAFTAR PUSTAKA. Bursa Efek Indonesia.  18 Oktober 2016 (15.56). 67 DAFTAR PUSTAKA Agustina, L. 2016. Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan, dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen. Skripsi. Program Studi S1 Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. (principal) yang mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. (principal) yang mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Agensi Hubungan keagenan merupakan sebuah kontrak antara satu orang atau lebih (principal) yang mempekerjakan orang lain

Lebih terperinci

FINANCIAL ATTITUDES DAN SPENDING HABITS DI KALANGAN MAHASISWA DITINJAU DARI PERBEDAAN JENIS KELAMIN KERTAS KERJA

FINANCIAL ATTITUDES DAN SPENDING HABITS DI KALANGAN MAHASISWA DITINJAU DARI PERBEDAAN JENIS KELAMIN KERTAS KERJA FINANCIAL ATTITUDES DAN SPENDING HABITS DI KALANGAN MAHASISWA DITINJAU DARI PERBEDAAN JENIS KELAMIN Oleh: Yohanes Sutrisno NIM: 212008062 KERTAS KERJA Diajukan Kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna

Lebih terperinci

Pengaruh Hurdle Rates dan Framing Terhadap Eskalasi Komitmen dalam Penganggaran Modal

Pengaruh Hurdle Rates dan Framing Terhadap Eskalasi Komitmen dalam Penganggaran Modal Pengaruh Hurdle Rates dan Framing Terhadap Eskalasi Komitmen dalam Penganggaran Modal TEODORA WINDA MULIA LODOVICUS LASDI THOMAS AQUINAS WIDJANARKO Unika Widya Mandala Surabaya Abstract: In making decisions,

Lebih terperinci

REGRET AVERSION BIAS DAN RISK TOLERANCE DALAM KEPUTUSAN INVESTASI KERTAS KERJA : EKONOMIKA DAN BISNIS

REGRET AVERSION BIAS DAN RISK TOLERANCE DALAM KEPUTUSAN INVESTASI KERTAS KERJA : EKONOMIKA DAN BISNIS REGRET AVERSION BIAS DAN RISK TOLERANCE DALAM KEPUTUSAN INVESTASI Oleh: NAFI PUJIYANTO NIM : 212009110 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan

Lebih terperinci