BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan go public merupakan istilah yang tidak asing lagi di
|
|
- Sudomo Hermawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan go public merupakan istilah yang tidak asing lagi di masyarakat. Perusahaan ini menggambarkan perusahaan yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat luas (public). Perusahaan terbuka atau go public wajib mempublikasikan laporan keuangannya kepada para pemangku kepentingan atau stakeholder yang mana dalam hal ini adalah para pemegang saham. Menurut Clarkson (1994), pemegang saham adalah individu atau kelompok yang memikul berbagai risiko. Risiko ini diakibatkan dari aktivitas investasi yang mereka lakukan di sebuah perusahaan atau risiko ini juga dapat timbul karena kegiatan perusahaan itu sendiri. Maka dari itu, para pemegang saham merupakan pihak yang mendapatkan pengaruh langsung dari adanya suatu pengambilan keputusan maupun strategi dari manajemen. Kenyataannya, pihak manajemen tidak selalu mengutamakan kepentingan para pemegang saham, mereka cenderung untuk mengambil berbagai keputusan yang mengarah pada pencapaian tujuan pribadinya. Fenomena tersebut diperkuat dengan sudut pandang teori agensi (agency theory) yang dipopulerkan oleh Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa, tujuan yang dimiliki oleh pemegang saham perusahaan (prinsipal) berbenturan dengan tujuan yang dimiliki oleh manajer (agen). Prinsipal dan agen diasumsikan sebagai orang yang memiliki rasional ekonomis (rational economic person) yang 1
2 dimotivasi oleh kepentingan pribadi, tetapi mereka mungkin berbeda rasa dalam preferences, beliefs dan informasi. Dalam peningkatan kesejahteraannya, pemegang saham bergantung oleh manajer perusahaan sebagai penggerak operasional perusahaan tersebut, sehingga manajer perusahaan memiliki tugas dengan tujuan dan kepentingan yang berbenturan. Manajer seringkali menjalankan perusahaan tanpa memperhatikan risiko yang nantinya akan ditanggung oleh pemegang saham. Pihak manajemen akan melakukan tindakan-tindakan yang memberikan keuntungan terhadap kepentingan pribadinya. Hal ini sering kali memberikan dampak yang kurang positif terhadap citra maupun nilai perusahaan yang sudah dipastikan akan merugikan dan menimbulkan risiko bagi pemegang saham atau pemilik. Oleh karena itu, tak jarang perusahaan menghadapi masalah yang disebut dengan konflik keagenan (Jensen, 1986). Konflik keagenan merupakan konflik yang timbul akibat perbedaan kepentingan antara prinsipal dan agen. Eisenhardt (1989) dikenal membangun asumsi perbedaan kepentingan antara prinsipal dan agen yang menyebabkan timbulnya masalah keagenan. Masalah akan terjadi jika prinsipal tidak dapat mengetahui apa yang telah dilakukan oleh agen. Masalah keagenan ini dapat dibagi menjadi dua kategori. Pertama, dikenal sebagai adverse selection (keputusan merugikan), terjadi jika seorang agen gagal memberikan kemampuannya. Kedua, dikenal sebagai moral hazard, yaitu kondisi lingkungan di mana agen melalaikan tanggung jawab, atau bertindak untuk kepentingannya sendiri sehingga bertentangan dengan kepentingan prinsipal. 2
3 Konflik ini tidak terlepas dari kecenderungan manajemen untuk mencari keuntungan sendiri dengan mengorbankan kepentingan pihak lain. Salah satu cara manajemen untuk memaksimalkan keuntungan adalah dengan melakukan rekayasa dalam pembuatan laporan keuangan. Aktivitas rekayasa membuat laporan keuangan tidak relevan lagi dengan kebutuhan pemilik perusahaan. Laporan keuangan tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai media pertanggungjawaban manajer kepada pemilik karena informasi yang terkandung disesuaikan dengan kepentingan manajer. Aktivitas ini tidak hanya memberikan dampak negatif kepada pemilik saja tetapi juga merugikan pihak lain yang menggunakan informasi keuangan tersebut. Pihak yang berkepentingan akan melakukan kesalahan dalam mengalokasikan sumber daya. Pemilik harus mengendalikan konflik keagenan untuk menghindari permasalahan yang mengganggu kemajuan perusahaan di masa mendatang. Permasalahan keagenan ditelusuri dari beberapa kondisi, seperti penggunaan arus kas bebas (free cash flow) pada aktifitas yang tidak menguntungkan, peningkatan kekuasaan manajer dalam melakukan over investment, dan consumption of excessive perquisites (Jensen, 1986), atau disebabkan oleh perbedaan keputusan investasi antara pemegang saham dengan manajer (Bathala, et al, 1994). Konflik keagenan dalam suatu perusahaan dapat memicu timbulnya biaya keagenan (agency cost). Biaya keagenan (agency cost) adalah biaya yang dikeluarkan oleh pemilik perusahaan untuk memonitor perilaku manajemen perusahaan agar tidak melakukan investasi yang tidak diperlukan atau menyimpang dari tujuan pemilik perusahaan. Biaya keagenan muncul ketika 3
4 kepentingan agen (manajer perusahaan) tidak sesuai dengan kepentingan prinsipal (pemilik perusahaan) dan mempengaruhi pilihan dalam tugas, kelalaian, serta keputusan manajer berdasarkan kepentingan sendiri maupun keputusan pembentengan (entrenchment), yang berarti mengurangi kesejahteraan prinsipal juga (Jensen dan Meckling, 1976; Watts dan Zimmerman, 1986). Jensen dan Meckling (1976) menyatakan terdapat tiga jenis biaya keagenan, (1) monitoring cost yaitu biaya untuk memonitor setiap tindakan manajemen, (2) bonding cost yaitu biaya yang timbul untuk menjamin keputusan yang diambil oleh manajemen sesuai dengan keinginan pemilik perusahaan, dan (3) residual loss yaitu biaya yang timbul akibat dari keputusan manajemen yang seharusnya dapat mengoptimalkan keuntungan pemegang saham. Biaya-biaya keagenan tersebutlah yang ingin diminimalkan oleh setiap perusahaan. Terdapat berbagai cara yang dapat dilakukan oleh pemegang saham untuk mengatasi konflik keagenan dan meminimalkan biaya keagenan tersebut. Salah satunya ialah melalui mekanisme tata kelola perusahaan atau yang biasa dikenal sebagai corporate governance (Fama dan Jensen, 1983). Menurut Linda (2012), mekanisme corporate governance diperlukan untuk mengurangi ketidakefisienan yang timbul dari bahaya moral dan pilihan yang buruk dari manajemen perusahaan. Hal ini ditunjang oleh penelitian yang dilakukan Chtourou, et al (2001) mengungkapkan prinsip corporate governance yang diaplikasikan secara konsisten dapat menjadi permasalahan dalam aktivitas rekayasa kinerja yang mengakibatkan laporan keuangan tidak menggambarkan nilai fundamental perusahaan. Mekanisme corporate governance dapat berupa mekanisme internal maupun mekanisme eksternal. Mekanisme internal merupakan mekanisme yang 4
5 digunakan perusahaan untuk menyelesaikan konflik agensi dengan memanfaatkan pengendalian yang berasal dari lingkungan dalam perusahaan itu sendiri (Destriana, 2011). Menurut Denis dan McConnell (2003), mekanisme internal termasuk di dalamnya struktur dewan dan struktur kepemilikan. Mekanisme eksternal governance, termasuk di dalamnya akuisisi pasar dan sistem perundangundangan legal. Konflik keagenan yang muncul antara prinsipal dan agen menjunjung penerapan corporate governance yang baik dalam suatu perusahaan yang diharapkan dapat menurunkan potensi tindakan oportunis dari manajemen (Ariwangsa, 2007). Core et al (1999) menyatakan bahwa perusahaan menghadapi konflik keagenan yang tinggi ketika corporate governance perusahaan tersebut lemah. Menurut Ariyoto (2000) dalam Sudarma dan Putra (2014), penerapan good corporate governance mampu memberikan mekanisme dan pengendalian agar dapat mendorong efisiensi perusahaan dan menciptakan keseimbangan pembagian keuntungan dan kekayaan bagi stakeholder. Perusahaan dengan penerapan corporate governance yang belum maksimal memiliki permasalahan keagenan yang besar (Linda, 2012). Jadi, penerapan good corporate governance sangatlah penting dalam suatu perusahaan yang dalam kasus ini dapat mengatasi konflik keagenan melalui pengendalian perusahaan sehingga akan dapat menekan biaya keagenan. Penelitian ini mengukur tingkat good corporate governance berdasarkan skor Corporate Governance Perception Index (CGPI) yang diterbitkan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG). CGPI merupakan skor 5
6 yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan di Indonesia atas penilaian terhadap good corporate governance yang dilakukan di perusahaannya. Hal ini bertujuan agar perusahaan tersebut memiliki kesadaran akan pentingnya penerapan good corporate governance yang dapat meningkatkan kualitas perusahaan melalui perbaikan secara berkelanjutan (continuous improvement). IICG menerbitkan CGPI ini sebagai bentuk apresiasi terhadap perusahaan yang berinisiatif untuk menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. Keikutsertaan CGPI bersifat sukarela serta ditunjang melalui kontribusi manajemen dan partisipasi aktif para stakeholders. Perusahaan publik, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), Perbankan merupakan perusahaan-perusahaan yang saat ini telah terdaftar sebagai peserta CGPI. Alasan digunakan Corporate Governance Perception Index (CGPI) sebagai alat pengukur corporate governance karena CGPI dipandang mampu mencerminkan keseluruhan mekanisme corporate governance dibandingkan dengan alat pengukur lainnya yang belum tentu dapat mencerminkan keseluruhan. Skor yang ada pada CGPI dapat mewakili keseluruhan penilaian terhadap tata kelola perusahaan. Alasan lainnya, The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) dipandang sebagai badan penilai yang komprehensif karena badan tersebut melakukan penilaian terhadap corporate governance secara independen tanpa membedakan jenis perusahaan tertentu. Cara lain yang dapat dilakukan oleh pemegang saham dalam mengatasi konflik keagenan ialah dengan meningkatkan proporsi utang (Jensen dan Meckling, 1976). Peningkatan rasio utang atau dengan kata lain terjadi 6
7 peningkatan leverage menyebabkan jumlah porsi saham yang akan dijual oleh perusahaan berkurang. Meningkatnya leverage juga dapat mengendalikan penggunaan aliran kas bebas (free cash flow) yang berlebihan oleh manajemen perusahaan. Di samping itu, peningkatan leverage juga akan memotivasi manajemen untuk memiliki tanggung jawab lebih besar terhadap pemegang saham dan terlebih terhadap pihak ketiga yang meminjamkan dananya. Hal tersebut dikarenakan manajemen harus menyediakan kas yang cukup untuk membayar utang dan bunganya serta manajemen mendapat pengawasan lebih oleh pemilik dana agar pemilik dana dapat mengetahui apakah penggunaan dananya telah dilakukan dengan tepat. Penggunaan variabel leverage ini dikarenakan masih adanya perbedaan hasil di antara penelitian-penelitian sebelumnya sehingga peneliti tertarik untuk mengkaji kembali hubungan leverage pada biaya keagenan (agency cost). Nantinya, hasil penelitian ini akan menjadi referensi baru bagi penelitian yang akan datang. Beberapa studi empiris telah dilakukan berkaitan dengan biaya keagenan (agency cost) yang ditimbulkan oleh konflik keagenan. Penelitian mengenai biaya keagenan (agency cost) memiliki hasil yang tidak konsisten. Schooley et al (1994) menggunakan kepemilikan saham sebagai salah satu mekanisme corporate governance dengan hasil berpengaruh negatif terhadap biaya keagenan (agency cost). Purnami (2011) juga melakukan penelitian yang sama namun dengan menggunakan variabel mekanisme yang berbeda, yaitu kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional, serta leverage terhadap biaya keagenan. Hasil yang didapat ialah kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap biaya 7
8 keagenan (agency cost), sedangkan kepemilikan institusional, dan leverage tidak berpengaruh terhadap biaya keagenan (agency cost). Penelitian Purnami (2011) mendukung penelitian yang dilakukan oleh Widanaputra dan Ratnadi (2008) yang menemukan hasil empiris mengenai kepemilikan manajerial yang berpengaruh negatif terhadap biaya keagenan (agency cost). Krisnauli (2014) meneliti biaya keagenan dengan variabel mekanisme tata kelola perusahaan dan struktur kepemilikan. Hasil yang didapat ialah ukuran dewan direksi, ukuran komite audit, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap biaya keagenan, namun ukuran dewan komisaris dan ukuran dewan komisaris independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap biaya keagenan. Sanjaya dan Christianti (2012) melakukan penelitian berkaitan dengan corporate governance dan agency cost. Hasil penelitiannya ialah penerapan mekanisme corporate governance dapat menurunkan biaya keagenan. Penelitian tersebut didukung oleh Sudarma dan Putra (2014). Sudarma dan Putra (2014) menggunakan ukuran corporate governance yang berbeda dalam penelitiannya mengenai biaya keagenan, yaitu dengan skor index Corporate Governance Perception Index (CGPI). Hasil penelitiannya ialah penerapan good corporate governance dapat menurunkan biaya keagenan. Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, penelitian ini bermaksud untuk mengkaji kembali pengaruh corporate governance dan leverage pada biaya keagenan (agency cost). Penelitian dilakukan terhadap perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 8
9 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan, maka pokok permasalahan dirumuskan sebagai berikut: 1) Apakah corporate governance berpengaruh pada biaya keagenan (agency cost)? 2) Apakah leverage berpengaruh pada biaya keagenan (agency cost)? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui pengaruh corporate governance pada biaya keagenan (agency cost). 2) Untuk mengetahui pengaruh leverage pada biaya keagenan (agency cost). 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat mempunyai kegunaan bagi yang berkepentingan. Adapun kegunaan dari penelitian ini ialah: 1) Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mahasiswa akuntansi khususnya dalam topik biaya keagenan (agency cost). Penelitian ini juga dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya. 9
10 2) Kegunaan Praktis Penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan berpikir pelaku bisnis mengenai pengevaluasian biaya keagenan dalam perusahaannya. Penelitian ini juga bermanfaat sebagai pertimbangan investor sebelum menanamkan investasinya berkaitan dengan tingkat efisiensi biaya keagenan dalam suatu perusahaan. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika dalam penelitian ini terdiri dari lima bab yang akan diuraikan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan bagian awal skripsi yang membahas tentang latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan kegunaan penelitian. Latar belakang permasalahan bercerita mengenai permasalahan atau fenomena dan diakhiri dengan alasan peneliti mengangkat topik tersebut. Peneliti juga menyisipkan alasan penggunaan variabel yang mempengaruhi topik. Kemudian, peneliti merangkum permasalahan dalam rumusan masalah yang dilanjutkan dengan tujuan penelitian dan kegunaan penelitian tersebut. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Pada bab ini, peneliti menulis bagian teori yang dapat menjelaskan dan memecahkan permasalahan. Kajian pustaka diulas dari dasar 10
11 teori kemudian didukung dengan penelitian selanjutnya. Kemudian dilanjutkan dengan perumusan hipotesis penelitian. Hipotesis merupakan dugaan sementara yang disusun oleh peneliti dan didukung penelitian lain sehingga peneliti dapat menentukan arah hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang digunakan. Metode penelitian yang dijelaskan berupa desain penelitian, ruang lingkup atau wilayah penelitian, obyek penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data. Peneliti menentukan populasi yang akan diteliti dan menjelaskan teknik pengambilan sampel yang akan digunakan. Pada bagian ini, peneliti juga menjelaskan variabel yang digunakan dan alat ukur untuk variabel tersebut. BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pada bab ini, seluruh hasil pengolahan data dipaparkan beserta interpretasinya. Pengolahan data dapat menggunakan aplikasi statistik berupa SPSS. Pembahasan ini hanya menggunakan angka yang dibutuhkan dalam pengolahan alat statistik tersebut. Pembahasan didukung dengan tabel yang didukung dengan hasil pengolahan statistik yang terlampir. Bab ini juga menjelaskan justifikasi atau penyesuaian apabila hasil tidak sesuai hipotesis. 11
12 Interpretasi dan justifikasi tersebut ditulis berdasarkan teori atau penelitian yang dapat mendukung. BAB V PENUTUP Pada bab ini, ditulis kesimpulan dari hasil penelitian. Kesimpulan merupakan ikhtisar dari seluruh pemikiran dalam analisis permasalahan suatu penelitian. Bab ini juga memaparkan keterbatasan serta saran. Keterbatasan yang ada dalam penelitian ini akan digunakan sebagai saran untuk penelitian selanjutnya. Saran tersebut berfungsi sebagai pertimbangan bagi peneliti selanjutnya agar mendapat hasil yang lebih baik. 12
BAB I PENDAHULUAN. sahamnya yang di-publish dalam situs resmi baik itu laporan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan perusahaan go public yang menjual sahamnya kepada masyarakat luas. Perusahaan ini wajib melaporkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori keagenan adalah teori yang timbul dari adanya suatu hubungan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan adalah teori yang timbul dari adanya suatu hubungan kontrak dimana satu atau lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penunjukan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penunjukan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan dalam kenyataannya seringkali menghadapi masalah dikarenakan tujuan perusahaan berbenturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemegang saham. Manajer mempunyai kewajiban untuk memaksimumkan. kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraan mereka.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perusahaan go public sering terjadi masalah keagenan yang ditunjukkan dari adanya perbedaan kepentingan antara manajemen (agen) dan pemegang saham. Manajer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memahami corporate governance. Jensen dan Meckling (1976) dalam Muh.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen perusahaan pada dasarnya memiliki kepentingan ganda yaitu untuk memaksimalkan kepentingan pemegang saham dan kepentingan perusahaan itu sendiri. Untuk itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajer (agen). Manajemen ditunjuk sebagai pengelola perusahaan oleh pihak
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penelitiaan. Bagian 1.1 menjelaskan mengenai latar
Lebih terperinciPENGARUH PRAKTEK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP AGENCY COST PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA
PENGARUH PRAKTEK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP AGENCY COST PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat serta teknologi yang semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan informasi mengenai kondisi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diterapkannya good corporate governance di Indonesia merupakan salah satu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak adanya gerakan reformasi tahun 1998, muncul banyak tekanan dari publik yang menghendaki agar Pemerintah maupun swasta dapat menghapuskan praktek-praktek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk meningkatkan nilai
1 BAB I PENDAHULUAN.1 Latar Belakang Masalah Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang sahamnya. Untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan pribadi manajer. Dengan wewenang yang dimiliki, manajer dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penunjukkan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan kenyataannya seringkali menghadapi masalah karena tujuan perusahaan berbenturan dengan tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan kesejahteraan mereka. Dengan wewenang yang dimiliki, manajer
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajer mempunyai kewajiban untuk memaksimumkan kesejahteraan para pemegang saham, namun disisi lain manajer mempunyai kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. Dalam mengelola suatu perusahaan telah lama dikenal suatu istilah yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mengelola suatu perusahaan telah lama dikenal suatu istilah yang disebut agency theory. Agency theory (teori keagenan) seperti yang dikemukakan oleh Jensen dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep corporate governance diajukan demi tercapainya pengelolaan perusahaan yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan keuangan. Bila konsep ini diterapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No.1 (2012) laporan keuangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi setiap entitas, karena melalui laporan keuangan investor dan kreditur serta pemilik perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi, perusahaan dapat memperoleh dana untuk memperluas usahanya, salah satunya dengan mendaftarkan perusahaan pada pasar modal. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus terus meningkatkan eksistensinya agar dapat bertahan. Perusahaan dituntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kompetisi persaingan global yang kian meningkat membuat perusahaan harus terus meningkatkan eksistensinya agar dapat bertahan. Perusahaan dituntut untuk dapat
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang
Bab 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajer dan pemegang saham merupakan dua partisipan terkait dalam sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang saham dapat dikatakan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate governance terhadap manajemen laba di industri perbankan Indonesia. Konsep good corporate
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. itulah, pemerintah maupun investor memberikan perhatian yang lebih dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di negara Indonesia, isu mengenai tata kelola perusahaan mengemuka setelah Indonesia mengalami krisis yang berkepanjangan sejak tahun 1998. Sejak itulah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kondisi dan kinerja suatu perusahaan bagi investor. Informasi keuangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sumber informasi keuangan mengenai kondisi dan kinerja suatu perusahaan bagi investor. Informasi keuangan tersebut sangat bermanfaat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, tuntutan untuk mengelola suatu entitas adalah dengan akuntabilitas dan transparansi sangat diperlukan. Akuntabilitas dan transparansi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Agensi (Agency Theory) Teori agensi merupakan teori yang mendefinisikan adanya hubungan antara prinsipal dan agen. Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan utama sebagian besar perusahaan, terutama perusahaan yang berorientasi bisnis, adalah mengoptimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Dalam suatu organisasi, pemilik perusahaan (principal) memberikan kepercayaan kepada manajer (agen) untuk mengambil keputusan-keputusan finansial dan keputusan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. tinggi kepemilikan saham manajerial maka financial distress semakin rendah. Jensen
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa: Pertama, kepemilikan saham manajerial berpengaruh negatif terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teori keagenan yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976) mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan kepentingan antara pemilik perusahaan (principal)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Corporate governance sampai saat ini memiliki peranan yang sangat penting di dalam menyelaraskan kepentingan prinsipal dan agen. Menurut Forum for Corporate
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan data atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate governance merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntanbilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jangka panjang hal ini akan berdampak buruk bagi perusahaan. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen laba bisa diartikan sebagai metode yang dipilih oleh pihak manajemen dalam menyusun laporan keuangannya dimana usaha manajer untuk meningkatkan atau menurunkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan mekanisme yang di dalamnya terdiri dari berbagai partisipan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan merupakan mekanisme yang di dalamnya terdiri dari berbagai partisipan yaitu pihak pemilik dan pengelola, yang berkontribusi dalam modal, keahlian, serta tenaga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan selalu memiliki nilai jual yang berbeda, yang biasa disebut dengan nilai perusahaan. Nilai perusahaan akan tercermin dalam harga pasar saham
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebut agency conflict disebabkan pihak-pihak yang terkait yaitu prinsipal
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut agency theory, adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik. Terjadinya konflik yang disebut agency conflict
Lebih terperinci1. Pengertian Agency Theory
1. Pengertian Agency Theory Agency theory (teori keagenan) merupakan mengasumsikan bahwa semua individu bertindak untuk kepentingannya sendiri. Pemegang saham sebagai diasumsikan hanya bertindak terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Corporate Governance di perusahaan publik, bank maupun BUMN. Penerapan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aktivitas bisnis merupakan masalah kompleks yang sedang hangat dibicarakan di tengah-tengah usaha pemerintah untuk mengembalikan kestabilan dunia perekonomian Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Corporate governance menjadi isu yang sangat menarik dari waktu ke waktu, khususnya mulai mengemuka pada tahun 1998 ketika Indonesia mengalami krisis yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi laporan keuangan yang tidak mencerminkan keadaan atau kondisi laporan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manajemen laba sering kali dianggap negatif atau buruk oleh banyak pihak terutama investor, karena pada umumnya manajemen laba menyebabkan tampilan informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan setiap perusahaan. Dengan tata kelola yang baik perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia di era sekarang ini, keadaan ekonomi selalu mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia di era sekarang ini, keadaan ekonomi selalu mengalami perubahan menciptakan arus persaingan yang semakin ketat dan kondisi keuangan yang tidak menentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jensen dan Meckling (1976) Jensen dan Meckling (1976) Weston dan Brigham (2001:21) Jensen dan Meckling (1976)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penunjukan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan dalam kenyataannya seringkali menghadapi masalah dikarenakan tujuan perusahaan berbenturan dengan
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan sarana untuk mempertanggungjawabkan. apa yang dilakukan oleh manajemen atas sumber daya yang dipercayakan
BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan sarana untuk mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan oleh manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepada manajer tersebut. Dari laporan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan yang disajikan oleh pihak manajemen perusahaan menggambarkan informasi mengenai kinerja dan posisi keuangan perusahaan. Laporan keuangan juga berguna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hubungan keagenan merupakan kontrak antara pemilik perusahaan (principal)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan keagenan merupakan kontrak antara pemilik perusahaan (principal) dengan manajemen (agent). Masalah keagenan terjadi ketika manajemen melakukan tindakan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai sumber penyalahgunaan informasi yang merugikan pihak-pihak yang berkepentingan. Belum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan menyusun dan menerbitkan laporan keuangan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan menyusun dan menerbitkan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan stakeholder. Laporan keuangan tersebut menyediakan informasi sebagai dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu cara perusahaan untuk mengembangkan usahanya dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu cara perusahaan untuk mengembangkan usahanya dapat dilakukan dengan menambah modal, baik dengan cara utang menerbitkan saham dipasar modal. Pemilik modal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja operasional perusahaan. Informasi tentang laba mengukur keberhasilan atau kegagalan bisnis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pengkomunikasian informasi ekonomi yang bisa dipakai untuk penilaian (judgement) dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk mendapatkan laba yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk mendapatkan laba yang sebesar-besarnya dan meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang saham. Suatu perusahaan dikatakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan yang begitu pesat antar perusahaan telah mewarnai era globalisasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan yang begitu pesat antar perusahaan telah mewarnai era globalisasi saat ini, setiap perusahaan akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen keuangan dalam sebuah perusahaan bertujuan untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya perlu mengetahui perkembangan sejauh mana perusahaan itu mencapai tujuan perusahaannya. Setiap perusahaan mempunyai sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. corporate governance semakin meningkat karena banyak terjadi pelanggaran tata
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu pentingnya penerapan tata kelola perusahaan yang disebut dengan corporate governance semakin meningkat karena banyak terjadi pelanggaran tata kelola pada perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah laba, karena laba mengandung informasi potensial yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan perusahaan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna, seperti informasi mengenai likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Manajer diharapkan menggunakan resources yang ada sematamata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada perusahaan korporasi yang relatif besar umumnya terdapat pemisahan fungsi pemilikan dan pengelolaan perusahaan. Pemegang saham mengalami kesulitan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan alat komunikasi. tersebut diharapkan dapat memberikan informasi kepada pemegang saham
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan alat komunikasi yang memberikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan tersebut diharapkan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah menjadi salah satu wadah berinvestasi bagi para investor. Investor yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal dewasa ini sudah semakin pesat, pasar modal telah menjadi salah satu wadah berinvestasi bagi para investor. Investor yang melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kasus laporan keuangan yang tidak disajikan secara wajar. Salah satunya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban perusahaan kepada pihak- pihak yang berkepentingan yaitu kepada para stakeholder, sehingga laporan keuangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teori keagenan (agency theory) telah menjadi basis penelitian yang kuat dalam disiplin keuangan dan akuntansi (Abdullah, 2001). Teori keagenan menjelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menganalisis informasi yang terbatas, maka tujuan pelaporan akuntansi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pengkomunikasian informasi ekonomi yang bisa dipakai untuk penilaian (judgement) dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negatif. Oleh karena kondisi itulah, perusahaan dituntut untuk semakin peduli
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri yang semakin maju menimbulkan berbagai dampak bagi lingkungan dan masyarakat, termasuk di dalamnya adalah efek negatif. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen. Hasil keputusan individual yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan yang pada awalnya dikelola langsung oleh pemiliknya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada dunia bisnis, perusahaan dituntut untuk selalu berkembang dan menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi di lingkungan eksternal perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kinerja yang telah dilakukan. Dalam PSAK No 1 (Revisi 2012) menyebutkan bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari pencatatan atas transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun berjalan. Laporan keuangan juga merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena laporan keuangan memperlihatkan kondisi perusahaan pada tahun bersangkutan. Laporan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan suatu hal yang tidak terpisahkan dari suatu perusahaan karena laporan keuangan memperlihatkan kondisi perusahaan pada tahun bersangkutan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu pencatatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun. Laporan keuangan menjadi media bagi perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini meneliti pengaruh ukuran dewan direksi, yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ini meneliti pengaruh ukuran dewan direksi, yang merupakan pengukur Corporate Governance (CG), terhadap kinerja keuangan perusahaan property and real estate
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Corporate governance telah menjadi topik bahasan utama dalam. bisnis global seiring dengan meningkatnya kompleksitas dan tekanan
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Corporate governance telah menjadi topik bahasan utama dalam bisnis global seiring dengan meningkatnya kompleksitas dan tekanan persaingan bisnis yang di hadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan globalisasi memicu munculnya perusahaan dengan jenis dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian yang semakin berkembang dewasa ini seiring dengan globalisasi memicu munculnya perusahaan dengan jenis dan bentuk yang berbeda. Hal ini tentunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sistem teknologi informasi dan bertambah luasnya ilmu pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era globalisasi seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan tempat perdagangan saham dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan tempat perdagangan saham dari perusahaan Tbk. yang terdapat di Indonesia. Perusahaan Tbk. yang terdaftar di BEI dibagi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan-perusahaan di Indonesia.
BAB 1 PENDAHULUAN 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate Governance Perception Index (CGPI) adalah program riset dan pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan-perusahaan di Indonesia. CGPI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaaan juga harus dimaksimalkan, nilai peusahaan yang telah go public
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya perusahaan mencari profit atau laba, akan tetapi tidak hanya mendapatkan profit tetapi untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Dengan demikian apabila
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Good Corporate Governance 2.1.1.1 Pengertian Good Corporate Governance Istilah corporate governance pertama sekali diperkenalkan oleh Cadbury Comitee
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Selain itu, bank juga dikenal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Selain itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder. Kartika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan perusahaan dari sudut pandang manajemen keuangan adalah untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder. Kartika Nuringsih (2005) menyatakan manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kondisi yang semakin berubah. Perusahaan menyampaikan informasi melalui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi banyak berpengaruh pada dunia usaha. Untuk dapat bersaing, perusahaan dihadapkan pada kondisi untuk dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Penelitian ini menggunakan teori keagenan, dimana teori ini sering kali digunakan sebagai landasan dalam penelitian mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari kinerja suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan keuangan ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan suatu alat yang dapat mencerminkan hasil dari kinerja suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan keuangan ini digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilihat dari banyak bermunculan pesaing-pesaing baru didalam dunia usaha. Oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia usaha sudah mulai berkembang semakin pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyak bermunculan pesaing-pesaing baru didalam dunia usaha. Oleh karena itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan, karena Corporate Governance merupakan tata kelola. Minow, 2001). Isu mengenai CG ini mulai mengemuka, khususnya di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Corporate Governance (CG) banyak menjadi bahasan utama berbagai perusahaan, karena Corporate Governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan bisnis dalam industri manufaktur semakin ketat seiring dengan perkembangan perekonomian yang mengakibatkan adanya tuntutan bagi perusahaan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajer perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari keputusan investasi, keputusan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk menyampaikan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pada era persaingan yang semakin ketat serta kondisi ekonomi yang tidak menentu, suatu perusahaan dihadapkan pada kondisi yang mendorong mereka untuk lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan pemegang saham. Dengan prinsip ini beberapa perusahaan mengabaikan pihak-pihak lain yang berkepentingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Peranan bank yang utama yaitu memobilisasi dana dari masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Bank mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara. Peranan bank yang utama yaitu memobilisasi dana dari masyarakat yang digunakan untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. melalui kebijakan dividen tunai yang matang (Ronosulistyo, 2008).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu dari kebijakan keuangan perusahaan adalah pembayaran dividen kepada investor yang telah menginvestasikan dana mereka pada perusahaan berupa saham.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang melakukan penawaran melalui publik ( go public) di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan yang melakukan penawaran melalui publik ( go public) di Indonesia, wajib menyampaikan laporan perusahaannya kepada Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi yang memadai diberikan oleh perusahaan karena mempunyai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan jasa, perusahaan manufaktur maupun perusahaan perbankan yang telah go public memanfaatkan pasar modal sebagai sarana untuk mendapatkan sumber dana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendanaan. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan di Indonesia dewasa ini mulai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap pelaku usaha atas usaha yang dijalankannya atau perusahaan yang telah didirikannya pasti memiliki harapan agar perusahaan tersebut dapat mempertahankan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Laba merupakan indikator yangdigunakan untuk menilai prestasi perusahaan melalui kinerja operasional perusahaan. Laba pada laporan keuangan memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan dalam laporan tahunan harus disertai pengungkapan yang penuh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Informasi dalam laporan keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan tersebut secara maksimal. Nilai perusahaan dicerminkan dari harga saham
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara terbesar yang digunakan untuk membiayai semua pengeluaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan negara
Lebih terperinciBAB I PANDAHULUAN. dan digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi, maka sangat penting
BAB I PANDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan catatan informasi yang disajikan oleh perusahaan yang berisi data-data keuangan perusahaan. Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan
Lebih terperinciPENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP AGENCY COST PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI
PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP AGENCY COST PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dalam perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Jensen dan Meckling menyatakan bahwa perusahaan yang memisahkan fungsi kepemilikan dan fungsi pengelolaan akan rentan terhadap konflik. Konflik ini merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Effective tax rate dapat diartikan sebagai besarnya beban pajak yang harus dibayarkan oleh subyek pajak dalam jumlah yang wajar sehingga tidak menghambat pencapaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk memperoleh laba semaksimal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan didirikannya perusahaan adalah untuk memperoleh laba semaksimal mungkin disamping untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mengurangi risiko
Lebih terperinci