Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016"

Transkripsi

1 Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016 C9 IMPLEMENTASI TEKNOLOGI KARTU CHIP PADA KARTU ATM DAN/ATAU KARTU DEBET MENGGUNAKAN STANDAR TEKNOLOGI NATIONAL SPECIFICATION FOR INDONESIA CHIP CARD STANDARD (NSICCS) YANG MENGACU PADA STANDAR EMV (EUROPAY MASTERCARD VISA) Ardiles Sinaga 1) 1) Teknik Informatika Universitas Widyatama Jl. Cikutra No. 204A, Bandung Indonesia ardiles.sinaga@widyatama.com ABSTRACT NSICCS adalah singkatan dari National Specification for Indonesia Chip Card Standard. Yaitu sebuah standar teknologi yang digunakan oleh Bank Indonesia sebagai standar teknologi untuk Alat Transaksi Menggunakan Kartu (ATMK). NSICCS merupakan sebah migrasi teknologi untuk kartu berbasis magnetik stripe ke kartu berteknologi chip. Penggunaan kartu yang dimaksud disini adalah untuk kartu ATM atau debit yang sudang menggunakan chip dan yang sudah melalui proses sertifikasi yang dilakukan melalui functional test dan security test. Standar yang diusulkan ini dipastikan akan menambah kenyamanan bagi para nasabah dalam bertransaksi khususnya dalam hal keamanannya. Standar teknonogi kartu chip yang digunakan dalam NSICCS menggunakan standar yang sama seperti yang digunakan oleh MasterCard dan Visa. NSICCS dibuat berdasarkan standar EMV (Europay Mastercard VISA). EMV merupakan tiga perusahaan kartu kredit yang melakukan kerjasama yang memiliki tujuan untuk mengembangkan ISO 7816 dengan melakukan penambahan fungsi yang saling berhubungan dengan bank lebih detail. ISO 7816 merupakan standart ISO yang mendefenisikan standar teknologi smart card yang berjenis contact card. Adapun standar EMV yang digunakan dalam NSICCS adalah standar EMV yang mengacu pada spesifikasi EMV 4.1. Selain menggunakan teknologi chip card pada kartu ATM atau debit. Selain itu, Bank Indonesia juga mewajibkan penggunaan Personal Identification Number (PIN) paling kurang 6 (enam) digit. Implementasi chip dan penggunaan PIN pada kartu ATM atau debet ini dapat mengurangi terjadinya fraud yaitu titik-titik kerawanan pada industri APMK. Key words NSICCS, chip card, EMV, APMK. Fraud 1. Pendahuluan Perkembangan industri perbankan sedang mengalami perkembangan yang semakin pesat. Perkembangan ini telah merambah hampir ke semua industri yang ada dalam perbankan. Proses pengolahan data transaksi yang besar dan banyak mengharuskan perbankan menggunakan teknologi untuk membantu mereka mengolah data transaksi tersebut, khususnya untuk industry Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK). Industri APMK yang saat ini berkembang di Indonesia adalah kartu ATM atau debit serta kartu kredit. Industry ini tumbuh dan berkembang pesat menjadi industri yang memiliki nilai ekonomi yang sangat besar sekali. Pada tahun 2009, total nilai transaksi yang berhasil dikumpulkan mencapau hampir triliun rupiah. Sedangkan pada pertengahan tahun 2010, total nilai transaksi APMK telah mencapai triliun rupiah. Berdasarkan jumlah dari total nilai transaksi itu, berkisar 85% berasal dari kontribusi Bank Nasional dan Bank Internasional, sedangkan sisanya yang 15% berasal dari bank-bank daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh dari Data Statistik Bank Indonesia pada November 2012, jumlah kartu ATM dan debit yang beredar mecapai angka 72,40 juta kartu. Hal ini mengalami pertumbuhan sekitar 24,52% dibandingkan dengan bulan November 2011 yang hanya sebesar 58,15 juta kartu saja [1]. Dari data yang dijabarkan diatas, nilai ekonomi yang dihasilkan dari industri APMK tergolong sangat besar. Hal ini menarik perhatian bagi para pelaku kriminal untuk memanfaatkannya dalam meraup keuntungan secara tidak legal. Mereka menggunakan titik-titik kerawanan yang terdapat pada industri APMK untuk melakukan tindakan penyimpangan (fraud). Kebanyakan 51

2 C9 Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016 fraud memanfaatkan kerawanan yang terdapat pada aspek teknologi. Salah satu contoh fraud yang banyak terjadi pada kartu ATM atau debit yang sekarang banyak beredar di Indonesia (Magnetic card) adalah proses skimming. Hal ini sangat mudah dilakukan pada terminal/mesin ATM yaitu dengan menggunakan alat tambahan yang ditempel di mulut tempat masuknya kartu. Kemudian disusul dengan kerawanan pada aspek proses, lingkungan, dan manusianya sendiri. Dalam industri APMK, fraud merupakan ancaman yang dapat memberi dampak kerugian kepada masyarakat dan juga pelaku industri. Selain itu fraud juga mampu meyebabkan pengikisan kepercayaan masyarakat dalam hal keamananan bertransaksi yang menggunakan instrumen ATMK. Untuk meningkatkan keamanan bertransaksi dalam industri APMK ini, Bank Indonesia (BI) selaku otoritas sistem pembayaran yang bertanggung jawab untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap instrumen APMK yang salah satunya adalah pembayaran non tunai telah berupaya untuk melakukan peningkatan keamanan dalam industri APMK untuk menekan terjadinya fraud. Upaya yan dilakukan oleh BI ini mencakup kegiatan perizinan, penerbitan ketentuan, sampai kepada pengawasan terhadap pelaku industri. Salah satu upaya yang dilakukan BI adalah mengimplementasikan sebuah sistem kartu berbasis teknologi chip. Dimana upaya ini mewajibkan semua penerbit kartu ATM atau Debit di Indonesia untuk mengimplementasikan teknologi chip pada kartu ATM/Debit dan penggunaan 6 (enam) digit Personal Identification Number (PIN) untuk semua kartu yang diterbitkan [2][3]. Standar spesifikasi kartu chip yang akan diimplementasikan di Indonesia ini disebut dengan nama NSICCS (National Standard for Indonesia Chip Card Specification). NSICCS adalah singkatan dari National Specification for Indonesia Chip Card Standard. Yaitu sebuah standar teknologi yang digunakan oleh Bank Indonesia sebagai standar teknologi untuk Alat Transaksi Menggunakan Kartu (ATMK). NSICCS merupakan sebah migrasi teknologi untuk kartu berbasis magnetik stripe ke kartu berteknologi chip. Penggunaan kartu yang dimaksud disini adalah untuk kartu ATM atau debit yang sudang menggunakan chip dan yang sudah melalui proses sertifikasi yang dilakukan melalui functional test dan security test. Standar yang diusulkan ini dipastikan akan menambah kenyamanan bagi para nasabah dalam bertransaksi khususnya dalam hal keamanannya. Standar teknonogi kartu chip yang digunakan dalam NSICCS menggunakan standar yang sama seperti yang digunakan oleh MasterCard dan Visa. NSICCS dibuat berdasarkan standar EMV (Europay Mastercard VISA). EMV merupakan 3 perusahaan yang bergerak di bidang kartu kredit dalam melakukan kerjasama yang memiliki tujuan dalam melakukan pengembangan ISO 7816 dengan melakukan penambahan fungsi yang memiliki hubungan saling keterkaitan dengan bank yang lebih detail. ISO 7816 merupakan standart ISO yang mendefenisikan standar teknologi smart card yang berjenis contact card. Adapun standar EMV yang digunakan dalam NSICCS adalah standar EMV yang mengacu pada spesifikasi EMV 4.1 Selain menggunakan teknologi chip card pada kartu ATM atau debit. Selain itu, Bank Indonesia juga mewajibkan penggunaan Personal Identification Number (PIN) paling kurang 6 (enam) digit. Implementasi chip dan penggunaan PIN pada kartu ATM atau debet ini dapat mengurangi terjadinya fraud yaitu titik-titik kerawanan pada industri APMK. 2. Landasan Teori Kartu pembayaran berbasis chip komputer mengganti kartu magnetik stripe di hampir semua negaranegara maju di dunia. Kartu baru ini sesuai dengan spesifikasi Europay, MasterCard, dan Visa (EMV), yang menentukan metode pengolahan dan fitur keamanan untuk kartu chip komputer yang dikeluarkan oleh MasterCard, Visa, JCB, dan American Express [4]. Kepatuhan terhadap spesifikasi memastikan interoperabilitas dimanapun emiten mengadopsi kartu berbasis EMV dan dimanapun pedagang menerimanya. Pada tahun 2011, 44,7 persen dari kartu pembayaran dan 76,7 persen dari terminal pembayaran di seluruh dunia memenuhi spesifikasi EMV (EMVCo) [5]. Semua kartu pembayaran EMV memiliki chip komputer dengan kapasitas untuk menggunakan protokol enkripsi. Kartu chip komputer yang jauh lebih sulit untuk dipalsukan, dapat melindungi informasi yang disimpan pada chip lebih efektif, dan dapat tahan terhadap gangguan dari yang tidak berwenang. Sebuah kartu chip komputer dapat menggunakan enkripsi untuk melindungi data sensitif, dapat mengotentikasi pesan yang diterima, dan dapat mengirim pesan ke emiten yang memungkinkan emiten untuk otentikasi transaksi lebih handal daripada apa yang dapat dilakukan oleh kartu magnetic stripe[6]. Kartu pembayaran chip komputer juga dapat memodifikasi data pembayaran untuk tujuan keamanan. Kapasitas chip komputer pada kartu pembayaran untuk mengenkripsi data memungkinkan proses "otentikasi data dinamis [7]." Tidak seperti kartu magnetik-strip, yang menanggung kode verifikasi statis yang tidak berubah dari satu transaksi ke yang lain, kartu pembayaran chip komputer dapat menyesuaikan kode verifikasi yang berbeda untuk setiap transaksi [8]. Salah satu jenis kartu yang mampu mengotentikasi data dinamis sudah digunakan di Amerika Serikat. Dikenal sebagai kartu contactless, kartu ini telah tertanam chip komputer yang dapat mentransfer data transaksi melalui sinyal radio jika pemegang kartu melewati kartu dekat dengan terminal pembayaran. Chip pada kartu ini menggunakan kunci enkripsi rahasia dan algoritma untuk 52

3 Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016 C9 menghasilkan perubahan kode verifikasi untuk digunakan dalam otentikasi (Smart Card Alliance). pembayaran dengan protokol otentikasi yang relatif lemah. Adopsi di Prancis Gambar 1 Inisiasi kartu pembayaran berbasis chip komputer Gambar 1 mengilustrasikan tiga tahap pengolahan pembayaran kartu chip komputer dan mengalirkan informasi yang terkait. Chip komputer menghasilkan kode verifikasi yang dinamis dengan menambahkan nomor spesifik transaksi untuk data kartu lainnya, memastikan bahwa kode verifikasi perubahan dari transaksi ke transaksi. Mengubah kode verifikasi yang digunakan untuk otentikasi pembayaran memiliki manfaat yang sama dengan mengharuskan pengguna komputer untuk mengubah password mereka secara teratur. Jika seorang hacker mencuri password, namun pengguna mengubah password secara teratur, jendela di mana hacker dapat mengambil keuntungan dari password yang dicuri kecil. Jika seorang hacker mencuri data kartu pembayaran yang menghasilkan kode verifikasi yang dinamis, kemampuan hacker untuk menggunakan data kartu untuk penipuan yang sama terbatas [9]. Otentikasi dinamis membantu mencegah penipuan pada tingkat transaksi [10]. Itu menghentikan penipu dari membuat penipuan pembayaran hanya dengan memutar data dari kartu pembayaran yang menggunakan kode verifikasi yang sama untuk setiap transaksi. Di bawah protokol otentikasi data dinamis, pendekatan seperti itu tidak akan berhasil karena penipu tidak dapat menghasilkan kode verifikasi yang selalu berubah yang diperlukan untuk transaksi berturut-turut. Otentikasi data dinamis juga memiliki efek umum yang membantu mengurangi semua metode penipuan kartu pembayaran. Otentikasi lemah pada kartu pembayaran magnetik-stripe memberikan penjahat dengan insentif untuk memperoleh data kartu yang dapat digunakan dalam melakukan pembayaran penipuan. Proses otentikasi kuat dimungkinkan oleh kartu chip komputer, bagaimanapun, mengurangi insentif penjahat untuk memperoleh data kartu. Akibatnya, pelanggaran data, phishing, dan serangan rekayasa sosial semuanya cenderung menurun karena penggunaan kartu chip komputer yang semakin meluas. Pengalaman baru-baru yang dialami oleh Perancis, Belanda, dan Inggris karena mereka bergeser dari magnetic stripe ke kartu pembayaran chip komputer mengungkapkan manfaat yang dirasakan dari mengadopsi kartu pembayaran chip komputer dan tantangan yang ditimbulkan ketika penipuan bergeser ke Prancis mulai menggunakan kartu pembayaran chip komputer pada tahun 1992 dan upgrade ke spesifikasi EMV antara 2001 dan Awalnya, emiten Perancis menggunakan kartu dengan otentikasi data statis. Penipu belajar bagaimana untuk memprogram ulang kartu sehingga beberapa transaksi akan melewati proses persetujuan dengan PIN apapun. (Mengingat kapasitas seperti kartu-kartu memprogram ulang untuk mendapatkan persetujuan, yang dikenal sebagai kartu "Yes") [11]. Emiten Perancis merespon dengan beralih ke kartu otentikasi data dinamis dari tahun 2005 hingga Akibatnya, penipuan kartu palsu menurun secara substansial dalam Penipuan pada kartu yang hilang atau dicuri juga turun. Adopsi di Belanda Pada tahun 2006, bersama dengan semua anggota Single European Payments Area (SEPA), Belanda diberi mandat untuk bermigrasi ke kartu pembayaran EMV [12]. Belanda mulai beralih ke kartu dan terminal EMV pada tahun 2007 (Currence 2007). Meskipun switch ditargetkan selesai pada 2010 untuk transisi EMV, Belanda mempertahankan kartu magnetik stripe lebih lama daripada kebanyakan negara SEPA lainnya [13]. Belanda kini telah menyelesaikan migrasi ke kartu dan terminal EMV tetapi tetap terkena serangan skimming karena kartu pembayaran EMV sering juga memiliki garis-garis magnetik dan beberapa lokasi masih menerima kartu magnetik-stripe. Meskipun diskusi telah diselenggarakan di Eropa uktuk menghilangkan garisgaris magnetik dari kartu pembayaran, praktisi mengalami kesulitan berkaitan dengan kompatibilitas peralatan, kecepatan transaksi, dan kebutuhan untuk pilihan fallback ketika EMV tidak tersedia-telah menunda penghapusan mereka (Observatory for Payment Card Security 2010). Adopsi di Inggris Bertahap, peluncuran kartu pembayaran EMV secara nasional di Inggris dimulai bulan Oktober 2003, dengan tanggal penyelesaian yang ditargetkan Februari Kartu pembayaran EMV di Inggris disebut kartu "chip dan PIN" karena semua transaksi (pembelian dan penarikan) memerlukan PIN. Manfaat kartu pembayaran EMV jelas dapat dirasakan pada awal 2005 ketika kerugian penipuan karena kartu hilang atau dicuri mulai menurun. Kedua perlindungan penipuan ditambahkan pada chip komputer dan penggunaan yang memerlukan PIN untuk keberhasilan transaksi membatasi kemampuan orang yang memiliki kartu yang hilang atau dicuri untuk membuat pembayaran penipuan. 53

4 C9 Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016 Penipuan pembayaran segera bermigrasi ke saluran di Inggris dengan otentikasi lemah, seperti kartu masih menggunakan garis-garis magnetik dan pembelian IMOTO [14]. Untuk kompatibilitas, selama masa transisi, kartu pembayaran EMV baru biasanya memiliki kedua chip komputer dan garis-garis magnetik. Penipu kemudian bisa membuat kartu pembayaran palsu magnetik-stripe dan menggunakannya di mana pun merchan atau ATM masih menerima kartu, terutama di luar Inggris. Pengalaman dengan kartu pembayaran chip komputer di Perancis, Belanda, dan Inggris menunjukkan bahwa kemampuan untuk mencegah penipuan pembayaran kartu tidak hanya tergantung pada penggunaan chip komputer tetapi juga pada faktor-faktor penting lainnya. Chip komputer membuktikan nilai mereka untuk membatasi penipuan di kartu palsu. Namun, kartu chip komputer yang masih memungkinkan penggunaan otentikasi data statis masih rentan terhadap serangan. Penurunan yang signifikan lainnya dalam penipuan yang independen dari adopsi chip komputer, sehingga bukan dari penghapusan strip magnetik dan metode otentikasi ditingkatkan untuk transaksi IMOTO. 2.2 EMV (Europay, MasterCard, Visa) Spesifikasi EMV Integrated Circuit Card untuk sitem pembayaran adalah spesifikasi industri pembayaran global yang menjelaskan persyaratan untuk interoperabilitas antara aplikasi pembayaran konsumen berdasarkan Chip dan terminal penerimaan untuk mengaktifkan pembayaran. Spesifikasi ini dikelola oleh organisasi EMVCo [15]. Spesifikasi ini dinamakan demikian sesuai dengan nama aslinya yaitu Europay, MasterCard dan Visa, spesifikasi EMV pertama kali diterbitkan pada tahun Empat belas tahun kemudian, sekarang ada satu miliar kartu chip EMV aktif yang digunakan untuk pembayaran kredit dan debit, sudah 15,4 juta terminal EMV digunakan di seluruh dunia [15]. Teknologi ini bergerak dari kartu pembayaran berbasis strip magnetik ke kartu chip sekarang yang telah berlangsung selama lebih dari satu dekade. Ini pada awalnya diprakarsai oleh Europay (sekarang bagian dari MasterCard), MasterCard dan Visa, dan disingkat dengan EMV. Langkah ini sebagian besar telah didorong secara regional oleh keamanan karena penipuan, pergeseran kewajiban, dan teknologi - mis contactless, dan baru-baru ini teknologi mobile [16]. Selama dekade terakhir chip telah berevolusi berkaitan dengan kemampuan, sementara harganya telah turun, sehingga memperoleh kartu dengan co-prosesor yang terkriptografi dan interface ganda untuk kontak dan pembayaran contactless yang cukup murah. Kombinasi keamanan dan fungsi, khususnya melalui antarmuka contactless, telah membuka pintu ke ruang pasar mobile, yang sudah berada sampai disini. Tugas utama yang terkait dengan proses penerbitan kartu EMV adalah untuk mengekstrak informasi pelanggan dari database bank, feed ke sistem persiapan data (yang menambahkan data tambahan termasuk sertifikat digital dan kunci kriptografi) dan akhirnya menulis data ke chip. Langkah terakhir disebut personalisasi [16]. Mengapa EMV EMV dirancang secara signifikan untuk meningkatkan keamanan bagi kartu pembayaran konsumen dengan menyediakan fitur yang memungkinkan untuk mengurangi penipuan pada pembayaran yang dihasilkan dari kartu palsu dan hilang dan dicuri. Fitur yang didefinisikan oleh EMV adalah sebagai berikut [16]: 1. Otentikasi kartu chip untuk memverifikasi bahwa kartu tersebut asli sehingga untuk melindungi terhadap penipuan palsu untuk kedua transaksi online resmi dan transaksi offline. 2. Parameter manajemen risiko untuk menentukan kondisi di mana penerbit akan mengizinkan kartu chip yang akan digunakan dan memaksa transaksi online untuk melakukan otorisasi dalam kondisi tertentu seperti batas offline yang melebihi. 3. Tandatangan digital data pembayaran untuk integritas transaksi. 4. Verifikasi pemegang kartu yang lebih kuat untuk melindungi terhadap penipuan terhadap kartu yang hilang dan dicuri untuk transaksi EMV. 2.3 NSICCS (National Specification for Indonesia Chip Card Standard) NSICCS adalah sebuah standar teknologi yang digunakan oleh Bank Indonesia sebagai standar teknologi untuk Alat Transaksi Menggunakan Kartu (ATMK). NSICCS merupakan sebah migrasi teknologi untuk kartu berbasis magnetik stripe ke kartu berteknologi chip. Penggunaan kartu yang dimaksud disini adalah untuk kartu ATM atau debit yang sudang menggunakan chip dan yang sudah melalui proses sertifikasi yang dilakukan melalui functional test dan security test. Standar yang diusulkan ini dipastikan akan menambah kenyamanan bagi para nasabah dalam bertransaksi khususnya dalam hal keamanannya. Standar teknonogi kartu chip yang digunakan dalam NSICCS menggunakan standar yang sama seperti yang digunakan oleh MasterCard dan Visa. NSICCS dibuat berdasarkan standar EMV (Europay Mastercard VISA). EMV merupakan 3 perusahaan yang bergerak di bidang kartu kredit dalam melakukan kerjasama yang memiliki tujuan dalam melakukan pengembangan ISO 7816 dengan melakukan 54

5 Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016 C9 penambahan fungsi yang memiliki hubungan saling keterkaitan dengan bank yang lebih detail. ISO 7816 merupakan standart ISO yang mendefenisikan standar teknologi smart card yang berjenis contact card. Adapun standar EMV yang digunakan dalam NSICCS adalah standar EMV yang mengacu pada spesifikasi EMV 4.1. Selain menggunakan teknologi chip card pada kartu ATM atau debit. Selain itu, Bank Indonesia juga mewajibkan penggunaan Personal Identification Number (PIN) paling kurang 6 (enam) digit. Implementasi chip dan penggunaan PIN pada kartu ATM atau debet ini dapat mengurangi terjadinya fraud yaitu titik-titik kerawanan pada industri APMK. Fungsi PIN yang dimaksud disini adalah sebagai sarana yang dapat digunakan dalam melakukan autentikasi untuk menangani tanda tangan pemilik kartu yang akan segera digantikan. Autentikasi ke depannya hanya akan dilakukan menggunakan PIN saja, sehingga autentikasi yang menggunakan tanda tangan tidak akan diberlakukan lagi. Berdasarkan surat edaran yang diterbitkan Bank Indonesia, batas waktu untuk menginplementasikan standar teknologi berbasis chip ini dan PIN yang harus digunakan minimal 6 (enam) digit pada kartu ATM atau Debet adalah tanggal 31 Desember 2015, sehingga diprediksi mulai tanggal 1 Januari 2016 semua Kartu debet dan/atau Kartu ATM yang akan ataupun telah diterbitkan oleh Penerbit kartu di Indonesia dan kartu yang dipergunakan untuk melakukan transaksi di Indonesia harus melalui proses yang sudah mempergunakan standar teknologi berbasis chip dan PIN. Pemegang Kartu yang masih menggunakan kartu ATM atau Debet yang memiliki teknologi berbasis pita magnetik (magnetic stripe) atau kartu yang masih menggunakan teknologi chip lainnya, wajib mengembalikannya untuk digantikan dengan Kartu ATM dan/atau Kartu Debet yang sudah memiliki teknologi berbasis chip sesuai dengan standar yang telah melalui kesepakan dan persetujuan antara industri dan Bank Indonesia. Untuk mengganti Kartu ATM dan/atau Kartu Debet yang dimaksud dapat diganti di kantor Penerbit ataupun di lokasi lain yang sudah ditetapkan oleh Penerbit. Adapun standar teknologi berbasis chip dan PIN yang akan digunakan ini diharapkan dapat menambah tingkat rasa aman dan nyaman dalam menggunakan Kartu ATM dan/atau Kartu Debet saat melakukan transaksi di seluruh Indonesia [3][17]. 3. Analisis Pembahasan Pada bagian ini kita akan membahas tujuan dari penelitian ini, siapa saja yang terlibat dalam standarisasi NSICCS, apa saja yang akan kita persiapkan untuk mengimplentasikan standar NSICCS, dan pemrosesan transaksi chip card. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyampaikan informasi mengenai teknologi kartu chip untuk kartu pembayaran dan standar NSICCS yang menggunakan standar EMV untuk dimplementasikan pada industri alat pembayaran menggunakan kartu. Namun perlu juga diperhatikan, ini bukanlah rekomendasi yang digunakan dalam mengimplementasikan standar NSICCS. Tetapi, hanya sekedar informasi untuk digunakan untuk mempertimbangkan pilihan-pilihan yang dapat diambil untuk mempercepat implementasi standar ini. Dalam mengimplementasikan NSICCS melibatkan banyak stakeholder. Adapun stake holder yang terlibat dapat kita lihat pada gambar dibawah ini: Gambar 2 Stakeholder NSICCS Certification Authority (CA) Lembaga yang dipercaya menerbitkan digital certificate yang digunakan oleh pihak - pihak untuk menjamin pengamanan pertukaran informasi Fungsi : Menyediakan PKI (Public Key Infrastructure) untuk implementasi NSICCS Menjamin interoperability chip card dan terminal di Indonesia Lembaga Sertifikasi (Certification Body) Fungsi CB: Menjaga dan mengelola standard nasional spesifikasi chip card Indonesia (NSICCS) Memastikan kartu dan terminal yang dipasarkan sesuai dengan NSICCS Security Functional Menerbitkan certificate of compliance Fungsi Lab: Sebagai lembaga yang menjalankan fungsi pemeriksaan kesesuaian standard NSICCS Ditunjuk oleh CB untuk membantu fungsi CB Laboratorium tidak mengeluarkan certificate of compliance 55

6 C9 Seminar Nasional Teknologi Informasi Persiapan NSICCS Hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum mengimplementasikan NSICCS dapat dijabarkan sebagai berikut: Sebagai Acquirer (yang menerima transaksi): perangkat keras dan perangkat lunak terminal (EDC, ATM, dll) supaya mendukung penggunaan chip card. Namun perlu diingat bahwa saat implementasi NSICCS, bank harus tetap mendukung penggunaan magnetig strip, karena implementasi NSICCS ini tidak dilakukan secara bersamaan di tiap-tiap bank, tetapi dikerjakan melalui berberap tahap. Sebagai Issuer (yang menerbitkan kartu): proses cetak kartu chip dilakukan sendiri, dan juga untuk tiap-tiap transaksi yang diterima harus dilakukan validasi. Sebagai Switch (perantara transaksi): memetakan dan melakukan validasi terhadap transaksi yang nantinya issuer akan menerimanya. Selain hal diatas ada juga yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan NSICCS ini yaitu: 1. Kartu Kartu magnetic stripe yang sekarang beredar harus segera diganti oleh bank dengan kartu berteknologi chip, supaya NSICCS dapat dimplementasikan. Untuk pembuatan kartu chip ini dibutuhakan perso sistem yang terdiri dari 2 bagian, pertama untuk mengenerate script perso (script perso ini berisi datadata NSICCS), bagian kedua akan digunakan untuk menulis data ke chip card berdasarkan script perso yang digenerate sebelumnya. Jika bank hendak mencetak kartu untuk secara mandiri, maka bank akan membutuhkan biaya yang banyak untuk sistem perso yang akan dibeli sendiri. Sedangkan bagi bank yang mempunyai jumlah kurang dari maka dianjurkan untuk membuat kartunya diserahkan kepada pihak oursourching, sebab dengan demikian bank mampu menekan biaya yang mereka keluarkan. Tetapi, jika proses pengimplementasian NSICCS ingin segera dilakukan dengan cepat, maka dianjurkan kepada pihak bank untuk proses membuat kartu dapat dikerjakan lebih dulu oleh pihak outsource. Pihak bank juga harus memastikan bahwa perusahaan oursource yang mereka gunakan sudah memperoleh sertifikat dari CBI. 2. Terminal Adapun terminal yang dimaksud disini adalah mesin ATM, EDC, dan juga mesin lainnya yang menggunakan kartu debit bank untuk bertransaksi. Bank dapat memastikan dengan bertanya kepada vendor apakah sudah memperoleh sertifikat dari CBI. 3. Host Security Module (HSM) Pihak bank dianjurkan untuk memisahahkan HSM yang dipakai untuk membuat kartu HSM yang digunakan untuk memverifikasi transaksi. Periksa HSM sudah digunakan sekarang, apakah HSM tersebut sudah mendukung untuk melakukan verifikasi transaksi dan mengenerate cryptogram key yang dipakai dalam membuat chip card. 4. ISO8583 Spesifikasi message transaksi yang digunakan akan berubah, akan di tambahkan field-field untuk menampung data NSICCS. Biasanya field yang dipakai untuk menyimpan sementara data EMV yaitu field 55, tetapi itu bukanlah masalah besar. Sebab, hal tersebut didasarkan pada spesifikasi yang dimilkiki oleh tiap-tiap provider. 6. Card Management Sistem (CMS) Apabila bank memustuskan untuk memakai jasa outsource, maka pada ssstem CMS hanya akan mengalami sedikit perubahan. 3.2 Proses NSICCS Pada gambar dibawah ini digambarkan konfigurasi pada standar NSICCS. Gambar 3 Konfigurasi NSICCS Berikut pemrosesan transaksi chip card yang menggunakan standar NSICCS: 1. Pada proses transaksi yang terjadi di EMV diawali dengan melakukan pertukaran data yang terjadi antara kartu chip dengan terminal. Pada saat kartu chip digunakan oleh nasabah di terminal, terminal melakukan komunikasi dengan kartu untuk memperoleh semua informasi-informasi yang dapat digunakan dalam mengambil keputusan apakah transaksi akan diproses secara online ataupun offline. Sekarang ini, di Indonesia akan lebih baik mengimplementasikan pemrosesan kartu chip dilakukan dengan cara online, tetapi di masa yang akan datang diharapkan ada kemungkinan terminal yang digunakan dapat mendukung pemrosesan dengan cara offline juga. Pada saat terminal mengambil keputusan untuk melakukan proses transaksi dengan cara online, Read Record Command akan dikrimkan oleh terminal kepada kartu supaya memperoleh Card Data Object List (CDOL1). Dalam CDOL 56

7 Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016 C9 terdapat daftar tag EMV dan juga panjang data EMV. Informasi yang terdapat pada CDOL akan digunakan oleh terminal untuk memperoleh data EMV, yang nantinya AC Command akan digenerate ke kartu dengan menggunakan data yang ada pada CDOL untuk memperloleh ARQC. Prores validasi informasi dilakukan oleh kartu yang dikirimkan oleh terminal, jika data yang diterima itu benar, maka ARQC akan dikirimkan oleh, Application Transaction Counter dan Issuer Application Data 2. Informasi yang diperoleh dari kartu akan digunakan oleh terminal untuk melakukan pengiriman request kepada Acquirer. 3. Transaksi yang diperoleh dari terminal akan dimmaping oleh Acquirer ke dalam bentuk format yang telah ditentukan Issuer/Switch 4. Kemudian, transaksi itu harus diforward oleh Switch tanpa melakukan perubahan terhadap data-data yang ada di dalamnya ke Issuer. Jika pada saat pengiriman transaksi dilakukan ada terdapat data yang diubah, maka pada sisi issuer terdapat kegagalan validasi ARQC, dan akan berakibat kepada transaksi tidak dapat diteruskan lagi. 5. ARQC akan digenerate oleh Issuer dengan menggunakan data-data EMV yang diperoleh dari proses sebelumnya, lalu melakukan validasi ARQC dari kartu, jika proses validasi sukses maka ARPC akan digenerate oleh issuer, kemudian mengirimkan ARPC sebagai response. Disamping ARPC, issuer script command juga digenerate oleh issuer yang juga merupakan Application Protocol Data Unit (APDU) command. Untuk melakukan pengidentifikasian key file index mana yang akan dipakai dilakukan oleh Tag 9F10 yang dikirimkan melalui request transaksi dan juga memuat cryptogram version number (CVN). CVN digunakan oleh issuer untuk memutuskan penggunaan algoritma yang sesuai pada saat melakukan generate session key dan cryptogram s block of data 6. Berikutnya, melalui Switch dan Acquirer akan mengirimkan kembali informasi yang diperoleh dari issuer ke terminal dan kartu, tanpa melakukan perubahan terhadap data asli. Jika pada saat pengiriman response transaksi ada terdapat perubahan data, maka proses validasi ARPC akan mengalami kegagalan, dan transaksi akan ditolak. 7. Pada saat terminal memperoleh response, ARPC dan Issuer Script Command akan dikirimkan oleh terminal ke kartu melalui external Authentication Command. 8. Berdasarkan data-data yang diperoleh dari terminal, ARPC akan digenerate oleh kartu, dan kemudian melakukan validasi terhadap ARPC dari issuer. Dan juga melakukan validasi terhadap issuer Script Command. Jika proses validasi dinyatakan sukses maka transaksi juga akan dinyatakan sukses. Pada saat melakukan implemenntasi standar NSICCS dalam transaksi keuangan dengan menggunakan kartu pada ATM dan Debit terdapat kendala-kendala teknis yang mempengaruhi proses pengimplementasian standar ini. Dibawah ini ada beberapa permasalahanpermasalahan teknis yang sering dijumpai dalam mengimplementasikan NSICCS ini. Berikut permasalahan-permasalahan teknis tersebut: 1. Pada saat melakukan migrasi ke NSICCS, berbagai system di e-bangking yang terdapat bank secara teknis akan ikut terlibat dalam perubahan, secara khusus semua perangkat issuing, acquiring maupun switch yang memiliki keterkaitan dengan kartu. 2. Dengan mengimplementasikan NSICCS, sistemsistem yang ditunjukkan pada skema di atas akan mengalami perubahan. 3. Perubahan sistem yang begitu kompleks membuat bank seringkali memperoleh kesulitan dan hambatan untuk memulai dari titik mana migrasi NSICCS akan dilakukan. 4. Posisi sentral untuk melakukan proses migrasi ini ditempati oleh proses personalisasi terhadap key management dan kartu chip. Hal ini disebabkan oleh: Rumitnya sistem personalisasi pada kartu chip dibandingkan dengan proses produksi yang dilakukan terhadap kartu magnetic stripe. Proses pengujian pada seluruh perangkat acquiring hanya dapat dilakukan jikalau sudah tersedianya kartu yang sesuai dengan standar NSCCS. Kartu hanya dapat diuji di perangkat acquiring jikalau sudah tersedia perangkat key management yang menghubungkan key yang terdapat pada kartu dengan key yang sudah terpasang di terminal (ATM/EDC). Transaksi yang dilakukan di luar jaringan ATM/EDC yang dimiliki oleh bank (off-us) hanya mampu diuji jikalau sudah terdapat perangkat dari bank mitra atau sudah ada ketersediaan simulated acquiring environment yang dapat mendukung kartu chip. Hubungan ketergantungan antara berbagai migrasi. 4. Kesimpulan Menurut hasil yang diperoleh dari pembahasan diatas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa NSICSS adalah sebuah standar yang digunakan pada kartu ATM ataupun Debet yang menggunakan teknologi kartu berbasis chip yang menggantikan teknologi kartu 57

8 C9 Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016 ATM ataupun Debet sebelumnya yang menggunakan teknologi berbasis magnetic strip. Standar teknologi berbasis chip dan PIN yang digunakan pada standart NSICCS ini diharapkan dapat meningkatkan rasa aman dan nyaman dalam menggunakan Kartu ATM dan/atau Kartu Debet dalam melakukan proses transaksi menggunakan kartu sebab kartu yang berstandar NSICCS ini sudah melalui proses sertifikasi yang dilakukan melalui functional test dan security test. Untuk itulah Bank Indonesia selaku yang berwenang mengatur regulasi ini mewajibkan semua penerbit kartu di seluruh wilayah Indonesia segera mengimplementasikan standar NSICCS ini pada kartu ATM atau Debet yang mereka terbitkan. Pada pembahasan ini penulis menghimbau bahwa tulisan ini bukan merupakan sebuah rekomendasi untuk mengimplementasikan standar ini, namun hanya merupakan diskusi dan buah-buah pemikiran yang terdiri dari opsi-opsi yang mungkin saja dapat digunakan dalam mempercepat proses pengimplementasian untuk memenuhi kebijakan implementasi teknologi berbasis chip ini pada saat yang sudah ditentukan sebelumnya. Selain itu penulis juga menyampaikan kepada pihakpihak yang terlibat di dalamnya agar lebih waspada terhadap proses implementasi yang sudah berjalan pada sistem saat ini, baik itu merupakan pilihan yang telah dipilih sendiri secara sadar maupun pilihan yang sudah dipilih oleh pihak ketiga. REFERENSI [1] Data Statistik Bank Indonesia, November 2012, Jakarta. [2] Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/2/PBI/2012, 2012, "Perubahan Atas Peraturan bank Indonesia No,or 11/11/PBI/2009 Tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu", Jakarta. [3] Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/22/DASP, 2012, "Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/10/DASP perihal Implementasi Teknologi Chip dan Penggunaan Personal Identification Number pada Kartu ATM dan/atau Kartu Debet yang diterbitkan di Indonesia", Jakarta. [4] Federal Reserve Board., 2012, Average Debit Card Interchange Fee by Payment Card Network, available at: regiiaverage-interchange-fee.htm. [5] Federal Reserve System, 2011, The 2010 Federal Reserve Payments Study. April 5. [6] Goessl, Leigh, 2012, scam: Fake Verizon bills duping customers, Digital Journal, May 17, Available online at: [7] Heun, David, 2012, MC: Pick Any Chip-Card Security You Want, as Long as It s PIN. American Banker, February 2, Available online at: [8] King, Douglas A, 2012, PIN Authentication Versus Signature Authentication, Portals and Rails blog, Federal Reserve Bank of Atlanta (January 23), Available online at: portalsandrails.frbatlanta.org/2012/01/pin-authenticationvssignature-authentication.html [9] MasterCard, 2012, MasterCard Card Identification Features. Available online-at: yrules/card_id_sec_features.html [10] Moore, Tyler and Ross Anderson, 2012, Economics and Internet Security: A Survey of Recent Analytical, Empirical and Behavioral Research. Forthcoming in M. Peitz and J. Waldfogel, eds., The Oxford Handbook of the Digital Economy, Oxford University Press. [11] Murdoch, Steven J, 2007, Chip & PIN Relay Attacks. Light Blue Touchpaper website. February 6, Available online at: [12] Nilson Report, 2012a, Purchase Volume at Merchants in the U.S. Issue 988, February b, Purchase Volume at Merchants on U.S. General Purpose Cards. Issue 994, May. [13] Observatory for Payment Card Security, 2009, Appendix D: Statistics, Annual Report. Bank of France, pp , 2010, Security Issues Linked to Developments in French and European Card Payment Schemes. Annual Report, Bank of France, pp , 2011, Fraud Statistics for Annual Report, Bank of France, pp [14] Payments Source, 2010, Nearly 14,000 Cards Skimmed In Alleged Scheme. Available online at: May 2011, "A Guide to EMV Version 1.0", EMVCo LLC. [15] Cryptomathic, 2013, "EMV Key Management Explained", Jægergårdsgade 118, DK-8000 Aarhus C, Denmark. [16] Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/23/DASP tahun 2011, 2011, "Tentang Implementasi Teknologi Chip dan Penggunaan Personal Identification Number pada Kartu ATM dan/atau Kartu Debet yang diterbitkan di Indonesia", Jakarta. Ardiles Sinaga, memperoleh gelar S.T. dari STMIK LPKIA Bandung tahun 2008 dan M.T. dari Telkom University Bandung, Indonesia tahun Saat ini sebagai Staf Pengajar program studi Teknik Informatika Universitas Widyatama Bandung. 58

100% Kartu Debit Ber-Chip Pada 2021

100% Kartu Debit Ber-Chip Pada 2021 100% Kartu Debit Ber-Chip Pada 2021 01 Mar Bank Indonesia (BI) mewajibkan bank menerapkan teknologi chip pada kartu debit yang mereka terbitkan. Deadline adalah 1 Januari 2016. Namun, banyak bank belum

Lebih terperinci

No.17/52/DKSP Jakarta, 30 Desember 2015 S U R A T E D A R A N

No.17/52/DKSP Jakarta, 30 Desember 2015 S U R A T E D A R A N No.17/52/DKSP Jakarta, 30 Desember 2015 S U R A T E D A R A N Perihal : Implementasi Standar Nasional Teknologi Chip dan Penggunaan Personal Identification Number Online 6 (Enam) Digit untuk Kartu ATM

Lebih terperinci

III. CONTOH SURAT PERNYATAAN ANGGOTA DIREKSI DAN KOMISARIS SURAT PERNYATAAN

III. CONTOH SURAT PERNYATAAN ANGGOTA DIREKSI DAN KOMISARIS SURAT PERNYATAAN III. CONTOH SURAT PERNYATAAN ANGGOTA DIREKSI DAN KOMISARIS SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : NIK : Tempat/tanggal lahir : Alamat : dalam hal ini bertindak dalam jabatan saya

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N

S U R A T E D A R A N No. 13/ 22 /DASP Jakarta, 18 Oktober 2011 S U R A T E D A R A N Perihal : Implementasi Teknologi Chip dan Penggunaan Personal Identification Number pada Kartu ATM dan/atau Kartu Debet yang diterbitkan

Lebih terperinci

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS FREQUENTLY ASKED QUESTIONS SURAT EDARAN BANK INDONESIA PERIHAL IMPLEMENTASI STANDAR NASIONAL TEKNOLOGI CHIP DAN PENGGUNAAN PERSONAL IDENTIFICATION ION NUMBER ONLINE 6 (ENAM) DIGIT UNTUK KARTU K ATM DAN/ATAU

Lebih terperinci

STIE DEWANTARA Manajemen Kartu Plastik

STIE DEWANTARA Manajemen Kartu Plastik Manajemen Kartu Plastik Manajemen Lembaga Keuangan, Sesi 7 Pengertian Merupakan kartu yang dikeluarkan/diterbitkan oleh bank atau lembaga keuangan selain bank yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N

S U R A T E D A R A N No. 7/60/DASP Jakarta, 30 Desember 2005 S U R A T E D A R A N Perihal : Prinsip Perlindungan Nasabah dan Kehati-hatian, serta Peningkatan Keamanan Dalam Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan

Lebih terperinci

Pencegahan dan Penanganan Kejahatan. Pada Layanan Perbankan Elektronik. Ronald Waas 1

Pencegahan dan Penanganan Kejahatan. Pada Layanan Perbankan Elektronik. Ronald Waas 1 Pencegahan dan Penanganan Kejahatan Pada Layanan Perbankan Elektronik Ronald Waas 1 Yang saya banggakan, Ketua Umum dan Jajaran Pengurus Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia, Para Pembicara dari Bank Indonesia,

Lebih terperinci

Teknik-teknik Kriptografi untuk Menangkal Praktek Phishing

Teknik-teknik Kriptografi untuk Menangkal Praktek Phishing Teknik-teknik Kriptografi untuk Menangkal Praktek Phishing Imam Habibi, Keeghi Renandy, Yohanes Seandy Sunjoko Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10 Bandung 40132 E-mail

Lebih terperinci

No. 16/25/DKSP Jakarta, 31 Desember 2014 S U R A T E D A R A N

No. 16/25/DKSP Jakarta, 31 Desember 2014 S U R A T E D A R A N No. 16/25/DKSP Jakarta, 31 Desember 2014 S U R A T E D A R A N Perihal : Perubahan Kedua atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/10/DASP tanggal 13 April 2009 perihal Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran

Lebih terperinci

No. 11/10 /DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N

No. 11/10 /DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N No. 11/10 /DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N Perihal : Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu Sehubungan dengan diberlakukannya Peraturan Bank Indonesia Nomor

Lebih terperinci

Kriptografi dalam Kehidupan Sehari-hari (Bagian 1)

Kriptografi dalam Kehidupan Sehari-hari (Bagian 1) Bahan Kuliah ke-25 IF5054 Kriptografi Kriptografi dalam Kehidupan Sehari-hari (Bagian 1) Disusun oleh: Ir. Rinaldi Munir, M.T. Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung 2004 25. Kriptografi

Lebih terperinci

2017, No payment gateway) merupakan pemenuhan atas kebutuhan masyarakat dalam bertransaksi secara nontunai dengan menggunakan instrumen pembaya

2017, No payment gateway) merupakan pemenuhan atas kebutuhan masyarakat dalam bertransaksi secara nontunai dengan menggunakan instrumen pembaya LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.134, 2017 PERBANKAN. BI. Gerbang Pembayaran Nasional. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6081) PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/8/PBI/2017

Lebih terperinci

e-commerce e-payment Wisnu Hera

e-commerce e-payment Wisnu Hera e-commerce e-payment Wisnu Hera Pembayaran Elektronis Memfokuskan diri dimana pengembangan toko online selanjutnya diarahkan kepada upaya untuk mewujudkan dimungkinkannya pembayaran secara elektronik untuk

Lebih terperinci

Dwi Hartanto, S,.Kom 10/06/2012. E Commerce Pertemuan 10 1

Dwi Hartanto, S,.Kom 10/06/2012. E Commerce Pertemuan 10 1 E Payment suatu sistem menyediakan alat alat untuk pembayaran jasa atau barang barang yang dilakukan di Internet. Didalam membandingkan dengan sistem pembayaran konvensional, pelanggan mengirimkan semua

Lebih terperinci

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/10/PADG/2017 TENTANG GERBANG PEMBAYARAN NASIONAL (NATIONAL PAYMENT GATEWAY)

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/10/PADG/2017 TENTANG GERBANG PEMBAYARAN NASIONAL (NATIONAL PAYMENT GATEWAY) PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/10/PADG/2017 TENTANG GERBANG PEMBAYARAN NASIONAL (NATIONAL PAYMENT GATEWAY) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

Kript p ogr g a r f a i f d a d l a am a Keh e idu d pa p n a S eh e ari a -ha h ri a Yus Jayusman 1

Kript p ogr g a r f a i f d a d l a am a Keh e idu d pa p n a S eh e ari a -ha h ri a Yus Jayusman 1 Kriptografi dalam Kehidupan Sehari-hari Yus Jayusman 1 Kartu Cerdas (Smart Card) 2 Smart Card The smart card completely replaces keys for functions like door locking, ignition switch, immobilization and

Lebih terperinci

No.18/ 41 /DKSP Jakarta, 30 Desember 2016 S U R A T E D A R A N. Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran

No.18/ 41 /DKSP Jakarta, 30 Desember 2016 S U R A T E D A R A N. Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran No.18/ 41 /DKSP Jakarta, 30 Desember 2016 S U R A T E D A R A N Perihal : Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/40/PBI/2016 tentang

Lebih terperinci

E-PAYMENT. Sistem pembayaran (E-Paymen System) memerlukan suatu persyaratan yang mencakup :

E-PAYMENT. Sistem pembayaran (E-Paymen System) memerlukan suatu persyaratan yang mencakup : E-PAYMENT Pembahasan 1. Pengertian E-Payment 2. Model E-Payment 3. Sistem Pembayaran 4. Keamanan Untuk E-Payment Pengertian E-Payment E-Payment suatu sistem menyediakan alat-alat untuk pembayaran jasa

Lebih terperinci

No.18/15/DKSP Jakarta, 20 Juni 2016 S U R A T E D A R A N. Pengelolaan Standar Nasional Teknologi Chip untuk Kartu ATM dan/atau Kartu Debet

No.18/15/DKSP Jakarta, 20 Juni 2016 S U R A T E D A R A N. Pengelolaan Standar Nasional Teknologi Chip untuk Kartu ATM dan/atau Kartu Debet No.18/15/DKSP Jakarta, 20 Juni 2016 S U R A T E D A R A N Perihal : Pengelolaan Standar Nasional Teknologi Chip untuk Kartu ATM dan/atau Kartu Debet Sehubungan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/11/PBI/2009

Lebih terperinci

Perkembangan Uang Elektronik di Indonesia Tahun : Kajian Regulasi, Pertumbuhan Volume dan Nilai Transaksi

Perkembangan Uang Elektronik di Indonesia Tahun : Kajian Regulasi, Pertumbuhan Volume dan Nilai Transaksi Perkembangan Uang Elektronik di Indonesia Tahun 2009-2011: Kajian Regulasi, Pertumbuhan Volume dan Nilai Transaksi Noversyah Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma nover@staff.gunadarma.ac.id Abstrak Uang

Lebih terperinci

Public Key Infrastructure (PKI)

Public Key Infrastructure (PKI) Sertifikat Digital Public Key Infrastructure (PKI) Muhammad Sholeh Teknik Informatika Institut Sains & Teknologi AKPRIND Serangan yang umum terjadi pada kunci publik tanpa identitas adalah penyamaran (impersonation

Lebih terperinci

BAB 3 RANCANGAN ARSITEKTUR

BAB 3 RANCANGAN ARSITEKTUR 24 BAB 3 RANCANGAN ARSITEKTUR E-payment merupakan salah satu metode pembayaran barang atau jasa yang dilakukan secara online. Dalam pengembagan suatu e-payment terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan

Lebih terperinci

Implementasi E-Bisnis e-security Concept And Aplication Part-11

Implementasi E-Bisnis e-security Concept And Aplication Part-11 Implementasi E-Bisnis e-security Concept And Aplication Part-11 Pendahuluan E-Business sistem alami memiliki risiko keamanan yang lebih besar daripada sistem bisnis tradisional, oleh karena itu penting

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N

S U R A T E D A R A N No. 7/59/DASP Jakarta, 30 Desember 2005 S U R A T E D A R A N Perihal : Tata Cara Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu -----------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB III TAGIHAN YANG SEBENARNYA. Electronic Bill Presentment And Payment adalah salah satu sarana yang

BAB III TAGIHAN YANG SEBENARNYA. Electronic Bill Presentment And Payment adalah salah satu sarana yang BAB III TAGIHAN ELECTRONIC BILL PRESENTMENT AND PAYMENT MELALUI INTERNET BANKING YANG TIDAK SESUAI DENGAN TAGIHAN YANG SEBENARNYA A. Pihak-Pihak Yang Terkait Dalam Electronic Bill Presentment And Payment

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH SISTEM APLIKASI PERBANKAN

DAFTAR ISTILAH SISTEM APLIKASI PERBANKAN HOME DAFTAR ISI DAFTAR ISTILAH SISTEM APLIKASI PERBANKAN Accuracy Audibilitas (audibility) Authorisation Availability Back Up data Check digit verification Completeness Control environment Control procedures

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya kebutuhan untuk melakukan transaksi online dalam dekade terakhir ini mendorong pertumbuhan aplikasi web yang mampu melayani transaksi yang cepat dan murah.

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.236, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Pembayaran. Transaksi. Pemrosesan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5945). PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

Nama : Ari Dwijayanti NIM : STI Keamanan Jaringan. HTTPS (Hyper Text Tranfer Protocol Secure) Sejarah dan Pengertian HTTPS

Nama : Ari Dwijayanti NIM : STI Keamanan Jaringan. HTTPS (Hyper Text Tranfer Protocol Secure) Sejarah dan Pengertian HTTPS Nama : Ari Dwijayanti NIM : STI20100036 Keamanan Jaringan HTTPS (Hyper Text Tranfer Protocol Secure) Sejarah dan Pengertian HTTPS Seperti diketahui HTTP (Hyper Text Transfer Protocol adalah sebuah protokol

Lebih terperinci

I. PENGAWASAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU (APMK)

I. PENGAWASAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU (APMK) No.7/61/DASP Jakarta, 30 Desember 2005 SURAT EDARAN Perihal : Pengawasan Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu Sehubungan dengan telah diberlakukannya Peraturan Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. sependapat dalam buku Bunga Rampai Hukum Ekonomi Dan Hukum

BAB I PENGANTAR. sependapat dalam buku Bunga Rampai Hukum Ekonomi Dan Hukum 1 BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Bank adalah salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peran sangat besar dalam perekonomian, dimana peranan Bank adalah sebagai penyimpan dana dan penyalur dana. Peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan para pelanggannya (customer) melakukan transaksi perbankan

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan para pelanggannya (customer) melakukan transaksi perbankan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman telah menuntut berbagai jenis bidang usaha untuk memudahkan para pelanggannya (customer) melakukan transaksi perbankan dalam rangka mendukung efisiensi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH

BAB III ANALISIS MASALAH BAB III ANALISIS MASALAH III.1 Analisis Umum Sistem SMS-Banking Secara umum, layanan SMS-Banking bertujuan untuk memberi kemudahan kepada nasabah dalam memperoleh informasi keuangan dan melakukan transaksi

Lebih terperinci

Manajemen Keamanan Informasi

Manajemen Keamanan Informasi RAPAT KERJA NASIONAL LPSE 2015 Manajemen Keamanan Informasi Dipaparkan oleh Lembaga Sandi Negara Jakarta, 11 November 2015 Definisi TIK Teknologi Informasi & Komunikasi Terdiri dari dua aspek yaitu Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi komputer terbukti telah membantu manusia dalam berbagai aspek kehidupan dari hal hal yang sederhana sampai kepada masalah masalah yang cukup rumit.

Lebih terperinci

E-COMMERCE PAYMENT GATEWAY

E-COMMERCE PAYMENT GATEWAY E-COMMERCE PAYMENT GATEWAY Oleh: I Wayan Aditya Setiawan 1208605057 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA 2014 PAYMENT

Lebih terperinci

Definisi. Pendaftaran, Kode Aktivasi, m-pin

Definisi. Pendaftaran, Kode Aktivasi, m-pin Definisi 1. Danamon USSD Banking adalah Jasa Layanan Informasi dan Transaksi Perbankan yang disediakan oleh Bank kepada Nasabah selama 24 (dua puluh empat) jam sehari dan 7 (tujuh) hari seminggu, serta

Lebih terperinci

Pada sistem terdistribusi, security berfungsi untuk: pengambilan informasi oleh penerima yang tidak berhak

Pada sistem terdistribusi, security berfungsi untuk: pengambilan informasi oleh penerima yang tidak berhak 11. SECURITY Definisi Keamanan Keamanan (Security) : Serangkaian langkah untuk menjamin privasi, integritas dan ketersediaan sumber daya seperti obyek, database, server, proses, saluran, dll yang melibatkan

Lebih terperinci

Apa Itu Payment Gateway? Apa Pentingnya Bagi Bisnis Online Anda?

Apa Itu Payment Gateway? Apa Pentingnya Bagi Bisnis Online Anda? Apa Itu Payment Gateway? Apa Pentingnya Bagi Bisnis Online Anda? Payment Gateway adalah sistem yang biasanya digunakan dalam dunia e- Commerce untuk mengotorisasi proses pembayaran dari pembeli ke penjual.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) di Dunia sangat dirasakan manfaatnya dalam berbagai sektor Industri, Perbankan maupun Usaha Kecil-Menengah

Lebih terperinci

Pengantar E-Business dan E-Commerce

Pengantar E-Business dan E-Commerce Pengantar E-Business dan E-Commerce Pertemuan Ke-5 (Keamanan Sistem E-Commerce) Noor Ifada noor.ifada@if.trunojoyo.ac.id S1 Teknik Informatika - Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Pendahuluan Pilar Keamanan Sistem

Lebih terperinci

No Bank Indonesia sebagai otoritas yang diberi mandat oleh Undang- Undang untuk mengatur, menyelenggarakan perizinan, dan melakukan pengawasan

No Bank Indonesia sebagai otoritas yang diberi mandat oleh Undang- Undang untuk mengatur, menyelenggarakan perizinan, dan melakukan pengawasan TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.6081 PERBANKAN. BI. Gerbang Pembayaran Nasional. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 134) PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

Kebutuhan ini muncul karena sumber tersebut digunakan secara bersama

Kebutuhan ini muncul karena sumber tersebut digunakan secara bersama Kebutuhan untuk melindungi kesatuan dan rahasia informasi dan sumber lain yang dimiliki oleh individu ataupun organisasi dapat meliputi kamanan fisik maupun data digital. Kebutuhan ini muncul karena sumber

Lebih terperinci

SISTEM PEMBAYARAN DALAM TRANSAKSI ONLINE

SISTEM PEMBAYARAN DALAM TRANSAKSI ONLINE BAB SISTEM PEMBAYARAN DALAM TRANSAKSI ONLINE TUJUAN: 1. Praktikan mengetahui berbagai sistem pembayaran transaksi online. 2. Praktikan dapat memahami penggunakan website untuk melakukan transaksi secara

Lebih terperinci

Bab 1 KETERANGAN UMUM CARA PENGISIAN

Bab 1 KETERANGAN UMUM CARA PENGISIAN Lampiran 2 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/13 /DASP tanggal 12 April 2013 2.1 Bab 1 KETERANGAN UMUM CARA PENGISIAN Character dan Numeric KETERANGAN... 2.2 KETERANGAN UMUM CARA PENGISIAN Character

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.5945 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I PERBANKAN. BI. Pembayaran. Transaksi. Pemrosesan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 236). PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

Sistem Keamanan Transaksi e-commerce

Sistem Keamanan Transaksi e-commerce Sistem Keamanan Transaksi e-commerce Latar Belakang Isu privasi adalah salah satu permasalahan serius yang menarik untuk dikaji dalam dunia E-Commerce. Hasil polling yang dilakukan oleh majalah Business

Lebih terperinci

Jakarta, 29 Maret 2007

Jakarta, 29 Maret 2007 SAMBUTAN DEPUTI GUBERNUR BANK INDONESIA DALAM ACARA PENANDATANGANAN NOTA KESEPAHAMAN ANTAR PENYELENGGARA SWITCHING DALAM RANGKA PERUMUSAN STANDARD TEKNIS KARTU ATM DAN KARTU DEBIT RUANG SERBA GUNA, BANK

Lebih terperinci

Strategi perdagangan melalui jaringan elektronik

Strategi perdagangan melalui jaringan elektronik NAMA : Abidah Nur Aysha NIM : 120413423782 KELAS : OFF KK Strategi perdagangan melalui jaringan elektronik Sistem antar organisasi. Merupakan,Suatu kombinasi perusahaan-perusahaan yang terkait sehingga

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/8/PBI/2017 TENTANG GERBANG PEMBAYARAN NASIONAL (NATIONAL PAYMENT GATEWAY) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/8/PBI/2017 TENTANG GERBANG PEMBAYARAN NASIONAL (NATIONAL PAYMENT GATEWAY) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/8/PBI/2017 TENTANG GERBANG PEMBAYARAN NASIONAL (NATIONAL PAYMENT GATEWAY) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teknologi informasi pada saat ini telah menjadi bagian yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teknologi informasi pada saat ini telah menjadi bagian yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi pada saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari suatu perusahaan. Perkembangan teknologi informasi yang pesat ini, membuat banyak

Lebih terperinci

Penggunaan Teknologi Komputer di Bidang Perbankan. Disusun Oleh : : M. Agus Munandar : P

Penggunaan Teknologi Komputer di Bidang Perbankan. Disusun Oleh : : M. Agus Munandar : P Penggunaan Teknologi Komputer di Bidang Perbankan Disusun Oleh : Nama NPM : M. Agus Munandar : 2015110042P ATM (Automatic Teller Machine) ATM (Anjungan Tunai Mandiri / Automatic Teller Machine) merupakan

Lebih terperinci

No. 14/ 17 /DASP Jakarta, 7 Juni 2012 S U R A T E D A R A N

No. 14/ 17 /DASP Jakarta, 7 Juni 2012 S U R A T E D A R A N 1 No. 14/ 17 /DASP Jakarta, 7 Juni 2012 S U R A T E D A R A N Perihal : Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/10/DASP perihal Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi memberikan peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan atau

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi memberikan peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi saat ini banyak memberikan kemudahan pada berbagai aspek kegiatan bisnis (Mc.Leoad R.J., 1997, Indriantoro, 2000), Teknologi informasi

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN MEGA INTERNET

SYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN MEGA INTERNET SYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN MEGA INTERNET A. Definisi 1. Bank adalah PT Bank Mega, Tbk yang meliputi Kantor Pusat, Kantor Regional, Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu serta kantor lainnya yang merupakan

Lebih terperinci

No.18/27/DSta Jakarta, 22 November 2016 S U R A T E D A R A N

No.18/27/DSta Jakarta, 22 November 2016 S U R A T E D A R A N No.18/27/DSta Jakarta, 22 November 2016 S U R A T E D A R A N Kepada SELURUH BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN LEMBAGA SELAIN BANK PENYELENGGARA KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU DAN UANG ELEKTRONIK

Lebih terperinci

BAB III PENCURIAN DANA NASABAH BANK MELALUI MODUS PENGGANDAAN KARTU ATM (SKIMMER)

BAB III PENCURIAN DANA NASABAH BANK MELALUI MODUS PENGGANDAAN KARTU ATM (SKIMMER) 45 BAB III PENCURIAN DANA NASABAH BANK MELALUI MODUS PENGGANDAAN KARTU ATM (SKIMMER) A. Pihak-Pihak Yang Terkait Pencurian Dana Nasabah Bank Melalui Modus Skimmer Masyarakat kini telah semakin banyak memanfaatkan

Lebih terperinci

No. 11/11/DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N. Perihal : Uang Elektronik (Electronic Money)

No. 11/11/DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N. Perihal : Uang Elektronik (Electronic Money) No. 11/11/DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N Perihal : Uang Elektronik (Electronic Money) Sehubungan dengan diberlakukannya Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12./PBI/2009 tanggal 13 April

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.64, 2009 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Alat Pembayaran. Kartu. Penyelenggaraan. Perizinan. Pengawasan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5000) PERATURAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 14 / 2 /PBI/ 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/11/PBI/2009 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PENERAPAN DIGITAL SIGNATURE PADA DUNIA PERBANKAN Faisal Agus Nugraha, Arie Yanda Ibrahim. Pasca Sarjana Teknik Informatika Universitas Sumatera Utara

PENERAPAN DIGITAL SIGNATURE PADA DUNIA PERBANKAN Faisal Agus Nugraha, Arie Yanda Ibrahim. Pasca Sarjana Teknik Informatika Universitas Sumatera Utara PENERAPAN DIGITAL SIGNATURE PADA DUNIA PERBANKAN Faisal Agus Nugraha, Arie Yanda Ibrahim Pasca Sarjana Teknik Informatika Universitas Sumatera Utara Email: faisal.gowsal@gmail.com, ariegatox @yahoo.com

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 11/ 11 /PBI/2009 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 11/ 11 /PBI/2009 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 11/ 11 /PBI/2009 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Fasilitas Keamanan pada Software ATM

Fasilitas Keamanan pada Software ATM HOME DAFTAR ISI B2 Fasilitas Keamanan pada Software ATM Obyektif Mengetahui fasilitas-fasilitas keamanan yang disediakan oleh Software ATM Memahami penerapan keamanan dengan Software ATM 1.1. Fasilitas

Lebih terperinci

Commerce & Payment System

Commerce & Payment System Commerce & Payment System Aliran Data CUSTOMER SATISFACTION PRODUCT & SERVICE DELIVERY PAYMENT SYSTEM DECISION INFORMATION NPG to Drive Digital Economy Growth Konsep CUSTOMER SATISFACTION PRODUCT & SERVICE

Lebih terperinci

No. 10/7/DASP Jakarta, 21 Februari 2008 S U R A T E D A R A N

No. 10/7/DASP Jakarta, 21 Februari 2008 S U R A T E D A R A N No. 10/7/DASP Jakarta, 21 Februari 2008 S U R A T E D A R A N Perihal : Pengawasan Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu (APMK) Sehubungan dengan diberlakukannya Peraturan Bank

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/9/PBI/2016 TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/9/PBI/2016 TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/9/PBI/2016 TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis rantai..., Muhammad Alfan Ihsanuddin, FE UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Analisis rantai..., Muhammad Alfan Ihsanuddin, FE UI, Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar industri teknologi informasi di Indonesia dalam dekade terakhir tumbuh dengan pesat seiring dengan cepatnya perkembangan di bidang teknologi dan tingginya permintaan

Lebih terperinci

Metode Autentikasi melalui Saluran Komunikasi yang Tidak Aman

Metode Autentikasi melalui Saluran Komunikasi yang Tidak Aman Metode Autentikasi melalui Saluran Komunikasi yang Tidak Aman Arie Karhendana NIM 13503092 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10, Bandung arie@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 23 /PBI/2012 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 23 /PBI/2012 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 23 /PBI/2012 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk menjaga keamanan dan kelancaran sistem pembayaran

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 14 / 2 /PBI/ 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/11/PBI/2009 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SYARAT DAN KETENTUAN NOBUPAY

SYARAT DAN KETENTUAN NOBUPAY SYARAT DAN KETENTUAN NOBUPAY DEFINISI 1. Bank adalah PT Bank Nationalnobu Tbk. 2. Aplikasi NobuPay adalah aplikasi yang dapat diakses melalui smartphone atau sarana lainnya yang akan ditentukan Bank kemudian

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. Dalam Bab mengenai hasil penelitian dan analisis ini, Penulis akan

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. Dalam Bab mengenai hasil penelitian dan analisis ini, Penulis akan BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS Dalam Bab mengenai hasil penelitian dan analisis ini, Penulis akan mengemukakan gambaran yang diperoleh dari hasil studi terhadap UU ITE dan UU Telekomunikasi. Diskripsi

Lebih terperinci

Peningkatan Keamanan Kunci Enkripsi Menggunakan Perubahan Kunci Berkala dan Akses Ganda

Peningkatan Keamanan Kunci Enkripsi Menggunakan Perubahan Kunci Berkala dan Akses Ganda Peningkatan Keamanan Kunci Enkripsi Menggunakan Perubahan Kunci Berkala dan Akses Ganda Christian (13207033) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

Penerapan Digital Signature pada Dunia Internet

Penerapan Digital Signature pada Dunia Internet Penerapan Digital Signature pada Dunia Internet Nur Cahya Pribadi NIM : 13505062 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail : if15062@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

commerce di Indonesia sebesar US$ 230 juta, dan diperkirakan akan meningkat

commerce di Indonesia sebesar US$ 230 juta, dan diperkirakan akan meningkat Position Paper Kajian Perlindungan Konsumen E-Commerce Di Indonesia A. Latar Belakang. Kegaitan transaksi melalui media internet atau e-commerce, semakin hari semakin pesat. Wartaekonomi.com memberitakan

Lebih terperinci

INSTRUMEN PEMBAYARAN. Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran Biro Pengembangan Sistem Pembayaran Nasional

INSTRUMEN PEMBAYARAN. Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran Biro Pengembangan Sistem Pembayaran Nasional INSTRUMEN PEMBAYARAN Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran Biro Pengembangan Sistem Pembayaran Nasional 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...1 INSTRUMEN PEMBAYARAN...2 I. TUNAI/CASH...2 II. NON-TUNAI/CASHLESS...2

Lebih terperinci

No.16/11/DKSP Jakarta, 22 Juli 2014 S U R A T E D A R A N. Perihal : Penyelenggaraan Uang Elektronik (Electronic Money)

No.16/11/DKSP Jakarta, 22 Juli 2014 S U R A T E D A R A N. Perihal : Penyelenggaraan Uang Elektronik (Electronic Money) No.16/11/DKSP Jakarta, 22 Juli 2014 S U R A T E D A R A N Perihal : Penyelenggaraan Uang Elektronik (Electronic Money) Sehubungan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik

Lebih terperinci

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu 2 Penyelenggara Statistik Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran : Bank Indonesia 3 Alamat : Gedung D, Lantai 5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penggunaan perangkat mobile diseluruh dunia meningkat secara

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penggunaan perangkat mobile diseluruh dunia meningkat secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan penggunaan perangkat mobile diseluruh dunia meningkat secara pesat seiring dengan semakin canggihnya teknologi pada perangkat yang ada. Seperti contoh dahulu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang dituangkan dalam Undang Undang Bank Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang dituangkan dalam Undang Undang Bank Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pembayaran merupakan sistem yang berkaitan dengan pemindahan sejumlah nilai uang dari satu pihak ke pihak lain. Media yang digunakan untuk pemindahan nilai uang

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROTOKOL SMS BANKING

PERANCANGAN PROTOKOL SMS BANKING PERANCANGAN PROTOKOL SMS BANKING Herdyanto Soeryowardhana NIM : 13505095 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail : if15095@students.if.itb.ac.id Abstrak

Lebih terperinci

Sistem Pembayaran Non Tunai

Sistem Pembayaran Non Tunai Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Sistem Pembayaran Non Tunai Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Sistem Pembayaran Non Tunai Tim Penyusun Ramlan Ginting Chandra Murniadi Dudy Iskandar Gantiah Wuryandani

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/40/PBI/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMROSESAN TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/40/PBI/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMROSESAN TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/40/PBI/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMROSESAN TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa perkembangan teknologi

Lebih terperinci

DBS IDEAL 3.0 FAQ. July 2013 Page 1

DBS IDEAL 3.0 FAQ. July 2013 Page 1 DBS IDEAL 3.0 FAQ MENGELOLA REKENING ANDA Apakah saldo rekening saya tersedia secara real time? Ya, informasi rekening terkini Anda tersedia secara real time melalui DBS IDEAL, di mana Anda juga dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mandiri e-cash merupakan salah satu alternatif alat pembayaran secara

BAB I PENDAHULUAN. Mandiri e-cash merupakan salah satu alternatif alat pembayaran secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mandiri e-cash merupakan salah satu alternatif alat pembayaran secara online yang dapat digunakan oleh masyarakat Indonesia. Uang elektronik ini, adalah produk yang

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I PERBANKAN. BI. Uang Rupiah. Pembayaran dan Pengelolaan. Sistem (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 106). PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keamanan Data Keamanan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dari sebuah sistem informasi. Masalah keamanan sering kurang mendapat perhatian dari para perancang dan

Lebih terperinci

Making Provisions for Applications and Services

Making Provisions for Applications and Services Making Provisions for Applications and Services Ketika seseorang mengakses informasi pada suatu perangkat (device), baik itu PC, laptop, PDA, ponsel, atau device lain yang terhubung ke jaringan, data tidak

Lebih terperinci

Waspadai Penipuan Bermodus Phishing

Waspadai Penipuan Bermodus Phishing Waspadai Penipuan Bermodus Phishing Apa itu phishing? Phishing adalah tindakan memperoleh informasi pribadi seperti User ID, PIN, nomor rekening bank, nomor kartu kredit Anda secara tidak sah dengan tujuan

Lebih terperinci

INDONESIA SECURITY INCIDENT RESPONSE TEAM ON INTERNET INFRASTRUCTURE. Iwan Sumantri. Wakil Ketua ID-SIRTII/CC Founder JABAR-CSIRT.

INDONESIA SECURITY INCIDENT RESPONSE TEAM ON INTERNET INFRASTRUCTURE. Iwan Sumantri. Wakil Ketua ID-SIRTII/CC Founder JABAR-CSIRT. INDONESIA SECURITY INCIDENT RESPONSE TEAM ON INTERNET INFRASTRUCTURE Iwan Sumantri Wakil Ketua ID-SIRTII/CC Founder JABAR-CSIRT The Brief Profile of the National CSIRT of Indonesia The Coordination Center

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi seluler atau komunikasi bergerak (mobile communication) juga

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi seluler atau komunikasi bergerak (mobile communication) juga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan kemajuan zaman yang sangat pesat, teknologi telekomunikasi seluler atau komunikasi bergerak (mobile communication) juga mengalami banyak

Lebih terperinci

PETUNJUK SINGKAT PENDAFTARAN, MEGA TOKEN, DAN TRANSAKSI MEGA INTERNET. ELBK_Ver4.0

PETUNJUK SINGKAT PENDAFTARAN, MEGA TOKEN, DAN TRANSAKSI MEGA INTERNET. ELBK_Ver4.0 PETUNJUK SINGKAT PENDAFTARAN, MEGA TOKEN, DAN TRANSAKSI MEGA INTERNET ELBK_Ver4.0 DAFTAR ISI : Registrasi dan Aktivasi... 1 1. Registrasi Mega Internet di Mega ATM... 1 2. Aktivasi Internet (Online Registration)...

Lebih terperinci

(Disampaikan oleh Direktorat Hukum Bank Indonesia)

(Disampaikan oleh Direktorat Hukum Bank Indonesia) (Disampaikan oleh Direktorat Hukum Bank Indonesia) A. Pendahuluan Saat ini pemanfaatan teknologi informasi merupakan bagian penting dari hampir seluruh aktivitas masyarakat. Bahkan di dunia perbankan dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga perputaran uang dalam pembayarannya diperlukan keamanan dan

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga perputaran uang dalam pembayarannya diperlukan keamanan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seperti yang kita ketahui, di jaman sekarang ini kegiatan perdagangan ataupun bisnis semakin ramai dan beragam dalam skala besar, menengah ataupun kecil. Sehingga

Lebih terperinci

Digital Cash. Septia Sukariningrum, Ira Puspitasari, Tita Mandasari

Digital Cash. Septia Sukariningrum, Ira Puspitasari, Tita Mandasari Digital Cash Septia Sukariningrum, Ira Puspitasari, Tita Mandasari Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10 Bandung 40132 E-mail : if12015@students.if.itb.ac.id, if12059@students.if.itb.ac.id,

Lebih terperinci

BAB III TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB ADMIN SERVER

BAB III TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB ADMIN SERVER BAB III TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB ADMIN SERVER Kompetensi Dasar 3.2. Memahami tugas dan tanggungjawab Admin Server 4.2. Menalar tugas dan tanggungjawab Admin Server Materi Pokok Tugas dan Tanggung Jawab

Lebih terperinci

KEAMANAN DALAM E-COMMERCE

KEAMANAN DALAM E-COMMERCE KEAMANAN DALAM E-COMMERCE Pendahuluan Faktor keamanan: pengelolaan dan penjagaan keamanan secara fisik penambahan perangkatperangkat elektronik (perangkat lunak dan perangkat keras) untuk melindungi data,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. barang yang berharga di dalam masyarakat. Oleh karena itu maka dibutuhkan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. barang yang berharga di dalam masyarakat. Oleh karena itu maka dibutuhkan suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan berkembangnya teknologi informasi, maka informasi menjadi suatu barang yang berharga di dalam masyarakat. Oleh karena itu maka dibutuhkan suatu sistem yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I akan dijelaskan mengenai beberapa hal, yaitu latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan, pembatasan masalah, metodologi penelitian, spesifikasi alat

Lebih terperinci